bab iii metode penelitian -...

21
23 BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini menjelaskan tentang setting dan karakteristik subjek penelitian, prosedur penelitian yang terdiri dari rencana siklus I dan siklus II. Dalam bab ini juga menjelaskan teknik dan instrumen pengumpulan data, indikator kinerja, teknik analisis data, rentang tingkat kesukaran soal masing- masing akan dikemukkan sebagai berikut. 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Setting Setting atau tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan penelitian untuk memperoleh data yang digunakan. Penelitian ini bertempat di SDN Kutowinangun 11 Salatiga Kecamatan Tingkir tahun pelajaran 2015-2016. 3.1.2 Karakteristik Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah pada siswa-siswi kelas 1 SDN Kutowinangun 11 Salatiga Kecamatan Tingkir tahun pelajaran 2015-2016 yang berjumlah 19 siswa yang terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 5 siswi perempuan. Siswa yang berjumlah 19 siswa tersebut mempunyai karakter yang berbeda-beda khususnya dalam kemampuan memahami penjelasan guru dalam proses pembelajaran. Siswa yang mempunyai kemampuaan tinggi atau tergolong pandai ada 5 siswa, yang mempunyai kemampuan sedang ada 10 siswa, dan yang mempunyai kamampuan rendah ada 4 siswa. 3.1.3 Jenis penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas atau Classroom Action Research. Menurut Suharsimi Arikunto (2008: 3) penelitian tindakan kelas merupakan pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan sebagai strategi pemecahan masalah dengan memanfaatkan tindakan nyata kemudian merelefseksi terhadap hasil tindakan. Penelitian tindakan cocok untuk meningkatkan kualitas subyek

Upload: dinhkhanh

Post on 06-May-2019

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

23

BAB III

METODE PENELITIAN

Dalam bab ini menjelaskan tentang setting dan karakteristik subjek

penelitian, prosedur penelitian yang terdiri dari rencana siklus I dan siklus II.

Dalam bab ini juga menjelaskan teknik dan instrumen pengumpulan data,

indikator kinerja, teknik analisis data, rentang tingkat kesukaran soal masing-

masing akan dikemukkan sebagai berikut.

3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian

3.1.1 Setting

Setting atau tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam

melakukan penelitian untuk memperoleh data yang digunakan. Penelitian ini

bertempat di SDN Kutowinangun 11 Salatiga Kecamatan Tingkir tahun pelajaran

2015-2016.

3.1.2 Karakteristik Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah pada siswa-siswi kelas 1 SDN Kutowinangun

11 Salatiga Kecamatan Tingkir tahun pelajaran 2015-2016 yang berjumlah 19

siswa yang terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 5 siswi perempuan. Siswa yang

berjumlah 19 siswa tersebut mempunyai karakter yang berbeda-beda khususnya

dalam kemampuan memahami penjelasan guru dalam proses pembelajaran. Siswa

yang mempunyai kemampuaan tinggi atau tergolong pandai ada 5 siswa, yang

mempunyai kemampuan sedang ada 10 siswa, dan yang mempunyai kamampuan

rendah ada 4 siswa.

3.1.3 Jenis penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas atau Classroom Action

Research. Menurut Suharsimi Arikunto (2008: 3) penelitian tindakan kelas

merupakan pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa tindakan yang sengaja

dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan sebagai strategi pemecahan

masalah dengan memanfaatkan tindakan nyata kemudian merelefseksi terhadap

hasil tindakan. Penelitian tindakan cocok untuk meningkatkan kualitas subyek

24

yang akan diteliti. Penelitian ini akan dilakasanakan untuk meningkatkan hasil

belajar siswa dalam pembelajaran Pkn dengan penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) Pada pelaksanaanya,

penelitian ini dilaksanakan secara kolaborasi antar peneliti dengan guru. Peneliti

bertindak sebagai observer dan guru bertindak sebagai pengajar. Dalam hal ini

peneliti berkolaborasi dengan guru dengan tujuan agar lebih mudah dan teliti

dalam kegiatan observasi.

3.1.4 Desain penelitian

Kemis dan Mc Taggart (1999: 21) mengemukakan bahwa penelitian

tindakan kelas merupakan model penelitian yang pada hakekatnya berupa

perangkat-perangkat atau untaian-untaian dengan satu perangkat terdiri dari empat

komponen, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refeleksi. Keempat

komponen tersebut dipandang sebagai satu siklus. Mengacu pada langkah-langkah

yang dikembangkan Hopikns(1993: 49), penelitian tindakan kelas ini diawali

dengan perumusan gagasan atau ide awal (intinial idea) yang dikembangkan

dalam identifikasi dan analisis masalah, sehingga hasilnya merupakan suatu

bentuk perencanaan yang dituangkan dalam tujuan penelitian, kemudian

dilaksanakan melalui kegiatan bersiklus. Siklus-siklus tersebut dikembangkan

melalui tahapan-tahapan berupa rancangan, pengamatan dan refeleksi. Setelah

dilaksanakan tindakan, kemudian dilakukan evaluasi keseluruhan,

pengolahan/analisis, penarikan kesimpulan dan laporan penelitian. penelitian ini

merupakan bentuk penelitaian tindakan kelas (classroom action research) yang

dilaksanakan sebagai strategi pemecahan masalah. penelitian tindakan kelas ini

dibagi menjadi tiga tahapan yaitu perencanaan (planning), tindakan (action) dan

observer (observe), serta refleksi (reflect).

Langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas menurut Kemmis dan Mc Taggart

(1992: 11) adalah sebagai berikut :

1. Perencanaan (planning)

Perencanaan yaitu persiapan yang dilakukan peneliti untuk pelaksanaan

PTK, seperti penyusunan skenario pembelajaran, pembuatan media, dan

pembuatan perangkat pembelajaran lainya. Seperti halnya rencana pelaksanaan

25

pembelajaran, lembar observasi, LKS, dan soal tes. Langkah-langkah yang

dilakukan pada tahap ini antara lain:

a. Peneliti bersama dengan guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP) terkait pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

kooperaitif tipe Student Teams Achivement Division (STAD)

b. Menyiapkan instrumen penelitian yang terdiri dari:

1.) Lembar observasi aktivitas belajar siswa.

2.) Lembar observasi kegiatan guru.

3.) Lembar kerja kelompok.

4.) Soal tes

5.) Catatan lapangan.

c. Melakukan koordinasi dengan guru sebagi kolabolator dan teman sejawat yaitu

mahasiswa.

d. Memberikan pengarahan kepada teman sejawat yang bertindak sebagai

observer.

2. Tindakan ( Acting)

Tindakan dalam PTK yaitu pelaksanaan tindakan atau pembelajaran yang

berpedoman pada rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun dengan

menerapkan model pembelajaran STAD. Pelaksanaan pembelajaran dilakukan

oleh peneliti, dengan melakukan kolaborasi dengan guru. Tahap-tahap yang

dilakukan dalam implementasi tindakan adalah sebagai berikut:

a. Pendahuluan

1.Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, di lanjutkan dengan

memimpin doa dan melakukan presensi siswa dan menanyakan kabar siswa

2. Guru menyampaikan apersepsi

3. Guru memotivasi siswa dalam kegiatan pembelajaran

4. Guru menyampaiikan tujuan pembelajaran

b. Kegiatan inti

1. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok. Masing-masing kelompok

terdiri dari 5-6 siswa yang hestrogen.

2. Guru menyampaikan inti materi sebagai pengantar dan siswa menyimak

penjelasan dari guru. Siswa menyimak penjelasan guru kemudian untuk

26

lebih mendalami materi, siswa mengerjakan lembr kerja kelompok pada

kegiatan diskusi kelompok. Agar siswa dapat aktif dalam belajar guru

memberikan motivasi.

3. Setelah memberikan pengantar materi guru memberikan lembar kerja

kelompok yang harus didiskusikan pada masing-masing kelompok 2

kelompok memperoleh tipe soal yang sama

4. Masing-masing kelompok yang di wakili oleh satu atau dua siswa

menyampaikan hasil diskusinya di depan kelas

5. Guru mengklarifikasi hasil diskusi siswa

6. Guru mengevaluasi dengan memberikan tes yang sama harus dikerjakan

secara individu dan melakukan penilaian

7. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang memperoleh nilai

tinggi.

c. Penutup

1. Guru bersama-sama dengan siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari.

2. Siswa mengambil makna dari pembelajaran yang berlansung

3. Guru memberikan tugas membaca materi untuk pertemuan selanjutnya.

4. Guru mengakihirii pembelajaran dengan berdoa dan mengucapkan salam.

3. Observasi (Observing)

Observasi yaitu kegiatan yang dilakukan oleh peneliti untuk mengamati

dampak atas tindakan yang dilakukan. Kegiatan ini dilakukan dengan cara

mengamati aktivitas siswa maupun guru bersamaan dengan pelaksanaan tindakan

dalam proses pembelajaran STAD.

4. Refleksi (Reflecting)

Refeleksi merupakan kegiatan evaluasi tentang perubahan yang terjadi

atau hasil yang di peroleh atas data yang terhimpun sebagai bentuk dampak

tindakan yang telah dirancang. Refeleksi dilakukan untuk mengetahui adanya

kelebihan dan kekurangan yang terjadi pada saat pembelajaran berlansung. Hasil

pemikiran refeleksi kemudian digunakan sebagai dasar untuk menentukan siklus

berikutnya apakah tindakan perlu dilakukan modifikasi. Defenisi Oprasional

variabel Pada penelitian, menentukan variabel penelitian merupakan hal yang

27

sangat penting. Variabel penelitian merupakan obyek dalam penelitian sehingga

menjadi titik perhatian dalam penelitian. Adapun variabel yang digunakan dalam

penelitian ini antara lain:

1. Aktivitas belajar

Aktivitas belajar merupakan kegiatan atau tindakan baik fisik maupun

mental yang dilakukan oleh individu untuk membangun pengetahuan dan

ketrampilan dalam diri dalam kegiatan pembelajaran. Aktivitas belajar akan

menjadi pembelajaran yang efektif. Aktivitas belajar meliputi kegiatan atau

tindakan siswa yang mendukung dalam proses pembelajaran. Di dalam

pembelajaran PKN, aktivitas siswa merupakan hal penting. Siswa Siswa bukan

hanya sebagai pendengar, tetapi siswa diharapkan mampu memperkaya

pengalaman belajarnya dan juga membangun pengetahuannya terhadap mata

pelajaran PKN.

Aktivitas tersebut diantaranya bertanya, diskusi kelompok, menjawab

pertanyaan, berpendapat, mengamati gambar, mendengarkan dan berbagai

aktivitas lainnya.

Adapun variabel dan indikator aktivitas belajar siswa untuk mempermudah

dalam pembahasan hasil belajar siswa sebagai berikut:

a. Siswa membaca materi yang akan dipelajari.

b. Siswa berdiskusi dengan teman.

c. Siswa bertanya pada guru atau teman.

d. Siswa menyimak penjelasan dari guru.

e. Siswa membuat catatan tentang materi pelajaran.

f. Siswa menanggapi pendapat teman atau guru.

g. Siswa mengerjakan tes dengan kemampuan sendiri.

h. Siswa bersemangat dalam mengikuti pelajaran.

2. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division

(STAD) STAD merupakan salah satu bentuk model pembelajaran kooperatif

dimana terdapat pembagian kelompok dan siswa saling membantu dalam kegiatan

belajar untuk mencapai keberhasilan dalam belajar. Pembelajaran dengan model

STAD mendorong rasa tanggung jawab baik individu maupun kelompok untuk

memberikan sumbangan poin terbaik untuk kelompoknya. Pembelajaran

28

kooperatif merupakan bentuk kegiatan pembelajaran yang menekankan pada

pembelajaran kelompokkelompok kecil. Pembelajaran dalam kelompok akan

memacu siswa untuk lebih aktif dalam belajar. Seperti aktivitas dalam diskusi

kelompok, memecahkan masalah, bertanya, berpendapat dan aktivitas belajar

lainnya. Tujuan dari pembelajaran kooperatif tipe STAD yaitu untuk memotivasi

siswa dalam belajar dan saling mendukung atau saling membantu satu sama lain.

Pembelajaran Pkn memerlukan model pembelajaran yang efektif bagi

perkembangan siswa. Siswa mampu melakukan tindakan untuk mengaplikasikan

ilmu pengetahuan yang diperolehnya dalam pembelajaran Pkn. Oleh karena itu,

melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD siswa mampu

mengembangkan pengetahuannya dengan sikap aktif dalam belajar. Langkah-

langkah dalam pemebelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD

dalam pembelajaran PKN sebagai berikut:

a. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memberikan motivasi kepada

siswa.

b. Siswa dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil. Setiap kelompok terdiri dari

5-6 siswa yang hetrogen.

c. Guru menyampaikan inti materi sebagai pengantar dan siswa menyimak

penjelasan dari guru.

d. Siswa menyimak penjelasan dari guru, kemudian lebih mendalami materi.

e. Siswa mengerjakan lembar kerja kelompok pada kegiatan diskusi kelompok,

agar siswa dapat aktif dalam belajar guru memberikan motivasi.

3 Subyek Penelitian

Menurut Sugiyono (2008:115), “Populasi adalah wilayah generalisasi

terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu.

subyek penelitian ini adalah pada siswa kelas I SDN Kutowinangun 11 Salatiga

tahun ajaran 2015/2016. Jumlah siswa dalam kelas ini 19 siswa. Tempat dan

Waktu Penelitian SDN Kutowinangun 11 Salatiga Kecamatan Tingkir yang

beralamatkan jalan butuh , Salatiga. Pelaksanaan penelitian pada bulan

september-november 2015 .

29

3.1.5 Jenis data, teknik Pengumpulan Data dan instrumen penelitian

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Observasi

Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 199) “Di dalam pengertian psikologis

observasi atau yang disebut pula dengan pengamatan meliputi kegiatan

pemuatan terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat

indera”. Observasi dilakukan dengan melakukan pengamatan dan

pencatatan mengenai guru dan aktivitas belajar siswa selama pembelajaran

Pkn berlangsung dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif

tipe STAD.

2. Wawancara

Wawancara merupakan teknik mengumpulkan data dengan menggunakan

bahasa lisan baik secara tatap muka ataupun melalui saluran media tertentu

Wina Sanjaya (2011: 96). Dengan wawancara peneliti dapat mengecek

kebenaran data atau informasi yang diperoleh dengan cara lain, dalam

penelitian ini wawancara dilakukan dengan guru mengenai pelaksanaan

pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan

wawancara dengan siswa mengenai aktivitas siswa terhadap penerapan

model pembelajaran STAD.

3. Tes

Tes merupakan salah satu alat ukur untuk menentukan keberhasilan dalam

proses pembelajaran. Suharsimi Arikunto (2010: 193) mengatakan bahwa

tes merupakan serentenan pertanyaan yang digunakan untuk mengukur

ketrampilan, pengetahuan maupun kemampuan yang dimiliki oleh

individu maupun kelompok. Tes yang diberikan pada siswa dalam

penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana siswa

menguasai materi pelajaran setelah diterapkan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD.

4. Dokumentasi

30

Dokumentasi merupakan barang-barang yang tertulis (Suharsimi

Arikunto, 2010: 201). Dalam penelitian ini menggunakan checklist

dokumentasi sebagai alat dalam mengkaji dokumen yang digunakan

untuk mendukung data penelitian.

3.2 Prosedur Penelitian

Prosedur yang digunakan dalam penelitian ini antara lain sabagai berikut :

1. Catatan Lapangan (Field Note)

Catatan lapangan digunakan untuk mencatat segala peristiwa selama

proses penelitian berlangsung sehubungan dengan tindakan yang

dilakukan oleh guru maupun siswa. Hal ini dikarenakan berbagai aspek

pembelajaran di kelas, suasana kelas, pengelolaan kelas, hubungan

interaksi guru dengan siswa, suasana sekolah, dan kegiatan lain yang dapat

diketahui dari catatan lapangan.

2. Lembar observasi

Lembar observasi merupakan catatan yang menggambarkan tingkat

aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Observasi dilakukan dengan

48 melakukan pengamatan dan pencatatan mengenai kegiatan guru dan

siswa selama pembelajaran PKN berlangsung dengan menggunakan model

pembelajaran tipe STAD.

Kriteria Keberhasilan Suatu program atau tindakan dikatakan

berhasil apa bila mampu mencapai kriteria yang telah ditentukan. Kriteria

keberhasilan tindakan pada penelitian ini mengacu pada pendapat Zainal

Aqib (2011: 41) dan diterapkan pada hasil observasi aktivitas belajar siswa

dan hasil belajar siswa. Kriteria keberhasilan tindakan tersebut yaitu: 1.

Penelitian ini dikatakan berhasil apabila rata-rata persentase tiap indikator

aktivitas siswa mencapai 75%. Penelitian ini dikatakan berhasil apabila

peningkatan hasil belajar siswa hingga 75% siswa dikelas memenuhi

ketuntasan minimal yakni 75.

31

3.2.1 Indikator Kinerja

Indikator kinerja adalah harapan terjadinya peningkatan hasil belajar yang

ditunjukan dengan adanya peningkatan nilai rata-rata kelas. Sesuai kriteria

ketuntasan minimal (KKM) yang ada di SDN Kutowinangun 11 Salataiga

Kecamatan Tingkir dalam pembelajaran PKN pada pokok bahasan Kalimat

Pernyataan, yaitu 70 dan batas keberhasilan guru adalah 70%. Maka dengan

penerapan model Kooperatif Tipe STAD ini peneliti memberi target 80% dari

jumlah peserta didik yang memperoleh nilai diatas kriteria ketuntasan minimal

(KKM).

Desain Penelitian Tindakan Kelas

Menurut Arikunto (2006:19) Pelaksanaan penelitian didesain dalam 2 siklus

dan masing-masing siklus pelaksanaan melalui 4 tahap, yakni perencanaan,

pelaksanaan, tindakan, observasi, dan refelksi.

1. Perencanaan

Pada tahap ini peneliti membuat RPP dengan identitas mata pelajaran,

kelas, semester, dan alokasi waktu. Komponen RPP terdiri dari aspek, standart

kompetensi, kompetensi dasr, indicator, tujuan pembelajaran, materi

pembelajaran, skenario pembelajaran, metode, pendekatan, sumber belajar, jenis

penilaian, dan dilengkapi dengan lampiran RPP berupa uraian materi

pembelajaran dan instrument penilaian.

2. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi

Pelaksanaan ini merupakan penelitian tindakan kelas dimana peneliti

berkolaborasi dengan Guru kelas 1 SDN Kutowinangun 11 Salatiga Kecamatan

Tingkir. Ada dua siklus pada penelitian ini siklus I dilakukan dua kali pertemuan

dan siklus II akan di laksanakan dua kali pertemuan. Setiap pertemuan satu selesai

peneliti harus merencanakan kembali tindakan-tindakan yang dilakukan guna

untuk mencapai tujuan penelitian yang diharapkan. Sedangkan peneliti berlaku

sebagai observer partipasif saat proses pembelajaran dengan model pembelajaran

kooperatif ( siswa menemukan sendiri) peneliti mengamati aktivitas yang sedang

berlangsung dan membantu terlaksanakannya pembelajaran.

32

Kegiatan observasi ini dilakukan pada saat tindakan diterapkan dalam

kelas, sehingga antara pelaksanaan tindakan dan pengamatan berlangsung dalam

waktu yang sama. Peneliti tindakan ini dilakukan dalam bentuk kolaborasi, jika

peneliti telah berperan sebagai pelaksana tindakan maka yang melakukan

pengamatan adalah guru kelas. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan cara

pengamatan terhadap apa yang terjadi ketika tindakan berlangsung wawancara,

kuesioner atau cara lain yang sesuai dengan data yang dibutuhkan.

Kegiatan pembelajaran siklus I

Siklus I

1. pengamatan (onservasi)

Pengamatan dilakukan oleh observer (guru kelas I) dengan mengamati

kegiatan pembelajaran.

2. Perencanaan

Peneliti mengidentifikasikan data baik dari kelompok maupun dari

observasi serta wawancara dengan guru kelas I maupun kepala sekolah.

Menyususn rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata pelajaran PKN dengan

kompetensi “Mengenal contoh Kalimat Pernyataan”. Diantaranya adalah pada

kegiatan awal guru memberikan motivasi. Pada kegiatan ini siswa diperjelas lagi

tentang problem yang ada kemudian guru menyiapkan kondisi yang mengandung

masalah untuk dipecahkan, siswa akan menemukan sendiri “kalimat pernyataan”

dengan cara menganalisis sendiri dan interaksi antar siswa, sementara guru

membantu merumuskan prinsip-prinsip generalisasi atas penemuan siswa pada

kegiatan akhir guru dan siswa akan menyimpulakan hasil analisis siswa kemudian

dikonsolidasikan dengan pengetahuan yang ada.

3. Tindakan/Pelaksanaan

Pelaksanaan merupakan tindakan implementasi kegiatan pembelajaran

sesuai dengan perencanaan tindakan. Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran

adalah sebagai berikut:

Diantaranya adalah pada kegiatan awal guru memberiikan motivasi,

mengidentifikasikan, merumuskan masalah dari seleksi masalah yang ada dengan

menyusun opini siswa, pada kegiatan inti siswa diperjelas lagi tentang problem

33

yang ada kemudian guru menyiapakan kondisi yang mengandung masalah untuk

dipecahkan, siswa akan menemukan sendiri, mengenal contoh kalimat pernyataan

dalam pembelajaran PKN dengan cara menganalisis sendiri dan interaksi antar

siswa, sementara guru membantu merumuskan priinsip-prinsip generalisasi atas

penemuan siswa. Pada kegiatan akhir guru dan siswa akan menyimpulkan hasil

analisis siswa kemudian dikonsolidasikan dengan pengetahuan yang ada.

4. Refleksi

Tahapan ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan

yang telah dilakukan. Data yang diperoleh pada tahap observasi dianalisis,

kemudian dilakukan refleksi untuk melakukan penilaian proses yang terjadi,

masalah yang muncul, dan segala hal yang berkaitan dengan tindakan yang

dilakukan. Berdasarkan data yang telah terkumpul, kemudian dilakukan evaluasi

guna menyempurnakan tindakan berikutnya. Refeleksi bertujuan untuk

mengetahui tingkat keberhasilan baik secara proses maupun hasil. Analisis dari

proses dan hasil ini kemudian didiskusikan dengan guru sehingga menghasilkan

masukan-masukan yang digunakan untuk perbaikan pembelajaran pada siklus

berikutnya.

Siklus II

Langkah-langkah pembelajaran pada siklus II relative sama dengan

langkah yang dilakukan pada siklus I, hanya dilengkapi dengan memperhatikan

kenyataan yang ditemukan di lapangan pada siklus I. Adapun langkah-langkah

pada siklus II sebagai berikut:

1. Perencanaan Tindakan

Peneliti membuat rencana pembelajaran berdasarkan rencana pembelajaran

hasil refleksi pada siklus peretama.

2. Pelaksanaan Tindakan

Guru dan peneliti melaksanakan pembelajaran berdasarkan rencana

pembelajaran hasil refleksi pada siklus pertama.

3. Observasi

Tim peneliti (guru dan kolaborator) pengamatan terhadap aktivitas

pembelajaran.

4. Refleksi

34

Tim peneliti melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus kedua dan

menganalisis serta membuat kesimpulan atas pelaksanaan pembelajaran

berdasarkan tindakan dalam peningkatan hasil belajar dalam pembelajaran

Pkn SDN Kutowinangun 11 Salatiga Kecamatan Tingkir.

3.2.2 Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan teknik tes dan non tes. Tes adalah suatu cara

yang dilakukan untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan pembelajaran Pkn

dengan mengenal contoh “Kalimat Pernyataan” sedangkan teknik non tes berupa

lembar observasi, yang digunakan dengan tujuan untuk mengetahui tindakan guru

dan respon siswa dengan menggunakan pembelajaran kooperatif lerning. Selain

observasi, teknik yang digunakan adalah angket yang di isi oleh siswa, satu angket

dalam satu siklus. Angket digunakan dengan tujuan untuk mengetahui motivasi

belajar siswa dan berfungsi untuk memvalidasi data tindakan guru dan respon

siswa dengan menggunakan pembelajaran kooperatif. Jenis data yang penulis

peroleh dari penelitian tindakan kelas ini adalah kuantitatif yang berupa skor hasil

belajar siswa dari kegiatan pembelajaran siklus I dan siklus II. Data tersebut

diolah dengan menggunakan teknik analisis diskriptif, selain teknik tersebut akan

dilakukan uji beda pretes dan postes untuk memperoleh signifikansi tindakan yang

dilakukan terhadap hasil belajar dengan bantuan program SPSS For Windows

versi 20

35

Kisi-kisi instrumen pengukuran hasil belajar PKN siklus I dan siklus II disajikan

melalui tabel 3.1 dan 3.2

Tabel 3.1

Kisi-kisi Instrumen Pengukuran

Hasil Belajar PKN Siklus I

Sekolah : SDN Kutowinangun 11 Salatiga

Mata pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan (PKN)

Materi : Tata Tertib Sekolah

Kelas/semester : 1/ II

Standart Kompetensi : 4. Menerapkan kewajiban di rumah dan sekolah

Kompete

nsi Dasar

Materi

Pembe

lajaran

Indikator yang

dinilai

Aspek Teknik

No.

Item

Afektif Kognitif Psikomotor Tes Non-tes

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 Obye

ktif

Afek

tif

Psik

omot

or

4.1

Mengiku

ti tata

tertib di

rumah

dan

sekolah

Tata

tertib

Sekola

h

Menunjukan sikap

saling menghargai

8

Menunjukan sikap

tertib di lingkungan

sekolah dan di

rumah

1,2,3,4

,5,6,7,

9

Menunjukan sikap

tidak membeda-

bedakan perlakuan

di rumah dan di

sekolah

14,20,

19

Menceritakan

manfaat hidup

tertib di sekolah

11,12,

13,14,

15,16,

17,18

Menjelaskan akibat

tidak menjaga

ketertiban

10

Terampil

merefleksi

Rubrik

unjuk

kerja

36

Tabel 3.2

Kisi-kisi Instrumen Pengukuran

Hasil Belajar PKN Siklus II

Sekolah : SDN Kutowinangun 11 Salatiga

Mata pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan (PKN)

Materi : Tata Tertib Rumah

Kelas/semester : 1/ II

Standart Kompetensi : 4. Menerapkan kewajiban di rumah dan sekolah

Kompete

nsi Dasar

Materi

Pembe

lajaran

Indikator yang

dinilai

Aspek Teknik

No.

Item

Afektif Kognitif Psikomotor Tes Non-tes

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 Obye

ktif

Afek

tif

Psik

omot

or

4.1

Mengiku

ti tata

tertib di

rumah

dan

sekolah

Tata

tertib

Rumah

Menunjukan sikap

saling menghargai

tata tertib di rumah

1,2,3,4

,5

Menunjukan sikap

tertib di lingkungan

rumah

6,7,8,9

,10

Menunjukan sikap

tidak membeda-

bedakan perlakuan

di rumah

11

Menceritakan

manfaat hidup

tertib di rumah

12,13,

14,15,

16

Membandingkan

antara hidup tertib

dan tidak tertib di

rumah

17,18,

19,20

Terampil

merefleksi

Rubrik

unjuk

kerja

37

Uji Validitas dan Reliabilitas

3.3. Uji Validitas

Validitas yaitu ketepatan mengukur yang dimiliki oleh sebutir item

untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Menurit Sudijono, A. 2001., (dalam

Wardani, Nanik Sulistya Wardani dan Slameto 2012:87), Sebutir item dapat

dikatakan telah memiliki validitas yang tinggi atau valid, jika skor pada butir item

yang bersangkutan memiliki kesesuaian atau kesejajaran arah dengan

skortotalnya, atau dengan bahasa statistik, ada korelasi positif yang signifikan

antara skor iten dengan skor totalnya. Skor total disini berkedudukan sebagai

valiabel terikat (dependent variabel), sedangkan skor item berkedudukan sebagai

variabel bebasnya (independent variabel).

Tabel 3.3

Rentang Indeks Validitas

No Indeks Interpretasi

1 0,81-1,00 Sangat tinggi

2 0,61-0,80 Tinggi

3 0,41-0,60 Cukup

4 0,21-0,40 Rendah

5 0,00-0,20 Sangat rendah

Sumber: Wardani Naniek Sulistya dan Slameto (2012:89)

38

3.3.1 Uji Tingkat validitas Soal

Uji instrumen butir soal untuk siklus I dan siklus II dilakaukan pada 19 siswa

di SDN Kutowinangun 11 di kelas I. butir soal terdiri dari 25 butir dan berbentuk

pilihan ganda. Distribusi uji validitas siklus I dengan SPSS 20,0 disajikan melalui

tabel (Lampiran 14). Berdasrkan tabel (Lampiran ) Nampak bahwa butir soal no 5

dan 11 Correected item total correlation di bawah 0,20. Berdasarkan klasifikasi

validitas Correected item total correlation ≤ 0,20, artinya butir soal tidak valid,

maka butir soal no 5 dan 11 dibuang dan tidak digunakan dalam penelitian oleh

karena itu peneliti membutuhkan 20 butir, maka butir soal no 5,7, 11,9 dan 22

tidak dipergunakan dalam penelitian, maka butir soal tersebut ada yang valid,

karena validitasnya rendah di bawah 0,41 terkecuali soal nomor 13 dengan

Correected item total correlation 0,463 memang dihilangkan untuk

menggenapkan butir saol yang diambil untuk penelitian, untuk klasifikasi soal

cukup, dengan korelsi 0,41-0,60 terdapat pada butir soal nomor

1,3,4,6,10,12,14,17,18,19,21, dan 24. Untuk klasifikasi soal tinggi, dengan

korelasi 0,61-0,80, terdapat pada butir soal nomor 8,15,16,23, dan 25. Sedangkan

untuk klasifikasi butir soal sangat tinggi, dengan korelasi 0,81-1,00, terdapat pada

butir soal nomor 2 dan 20. Adapun distribusi butir soal yang valid dan tidak valid

serta butir soal yang layak digunakan atau tidak dalam siklus 1 disajikan dalam

tabel 3.4 berikut.

Tabel 3.4

Distribusi butir soal yang valid dan tidak valid siklus I

No butir soal Korelasi r Digunakan

1,2,3,4,6,8,10,12,13,14,15,17,18,19,21,24,

16,23,25,20

0,-463-0,905 Valid digunakan

5,7,9,11,22 0,109-0,321 Tidak valid tidak

digunakan

39

Berdasrakan tabel 3.4 di atas nomor butir soal

1,2,3,4,6,8,10,12,13,14,15,17,18,19,21,24, 16,23,25,20 dengan r 0,-463-0,905

dinyatakan valid dan dapat digunakan dalam penelitian. Adapun nomor butir soal

5,7,9,11,22, dengan r 0,109-0,321 dinyatakan tidak valid dan tidak dapat

digunakan dalam penelitian sehingga ada 5 nomor butir soal yang dibuang, dan

sisanya 20 butir soal akan digunakan. Distribusi uji validitas soal siklus II secara

rinci dapat disajikan melalui tabel (lampiran 8 hal 129). Berdasarka tabel

(lampiran) nampa bahwa tidak terdapat butir soal Corrected Item-Total

Correlation di bawah 0,20 semua soal dikatakan valid karena ≥0,20 hanya

berbeda rentang indeksnya yaitu rendah, cukup, tinggi, sangat tinggi. Adapun soal

dengan klasifikasi butir soal rendah, dengan korelasi 0,2-0,40 terdapat pada butir

soal nomor 3,7,14, dan 22. Untuk klasifikasi soal cukup dengan korelasi 0,41-

0,60, terdapat, pada butir soal nomor 1,4,5,9,11,12,16,17,19,23, 24 dan 25. Untuk

klasifikasi soal tinggi dengan korelasi 0,61-0,80, terdapat pada butir soal nomor

6,8,10,15,18, dan 21. Untuk klasifikasi soal sangat tinggi dengan korelasi 0,81-

0,1,00, terdapat pada butir soal 2, dan 20. Oleh karena itu peneliti membutuhkan

20 butir soal, maka butir soal nomor 3,7,14, dan 22 tidak digunakan dalam

penelitian karena termasuk klasifikasi butir soal rendah terkecuali butir soal

nomor 24 dengan klasifikasi butir soal cukup adapun distribusi butir soal yang

valid dan tidak valid serta butir soal yang layak digunakan atau tidak dalam siklus

II disajikan dalam tabel 3.5 berikut.

Tabel 3.5

Distribusi Butir soal yang valid dan tidak valid siklus II

Nomor butir soal Valid Digunakan

1,2,4,5,6,8,9,10,11,12,15,16,17,18,19,20,21,23,

24,25

0,439-0,849 Valid, digunakan

3,7,14,22 0,136-0,409 Valid, tidak

digunakan

40

3.3.2 Uji Reliabitas

Reliabilitas (ajeg) tes adalah kemampuan alat ukur untuk memberikan

hasil pengukuran yang konstan atau ajeg. Tujuan utama menghitung reliabilitas

skor tes adalah untuk mengetahui tingkat ketepatan (precicion) dan keajegan

(consistency) skor tes. Pengertian yang paling sederhana dari reliabilitas adalah

kemantapan alat ukur, dalam pengertian bahwa alat ukur tersebut dapat

diandalkan atau memiliki keajegan hasil.

Kerlinger (1986) mengemukan bahwa reliabilitas dapat diukur dari tiga

kriteria yaitu: (1) Stability, adalah kriteria yang menunjuk pada keajegan

(konsistensi) hasil yang ditunjukan alat ukur dalam mengukur gejala yang sama,

pada waktu yang berbeda; (2) Defendability, yaitu kriteria yang mendasarkan diri

pada kemantapan alat ukur atau seberapa jauh alat ukur dapat diandalkan; (3)

predictability, karena perilaku merupakan proses yang saling berkait dan

berkesinambungan, maka kriteria ini mengidealkan alat ukur yang dapat

diramalkan hasilnya dan meramalkan hasil pada pengukuran gejala selanjutnya.

Batas reliabilitas atau keajegan dapat diartikan sebagai konsistensi skor yang

diperoleh dari orang yang sama, pada gejala yang sama. Untuk itu ada

kemungkinan skor pembanding, mungkin berupa skor yang diperoleh dari alat

ukur yang sama pada kesempatan yang berbeda, atau skor yang diperolah dari alat

ukur lain yang seimbang. Kerliger menyatakan bahawa reliabilitas instrumen

dikatakan baik, bila alat tersebut dikenakan pada obyek yang sama, akan

mendapatkan hasil yang sama pada beberapa kesempatan yang berbeda. Kofesien

reliabilitas selalu berbeda dalam rentang 0 sampai dengan 1 yang menunjuk pada

persentase varian error dengan sumber variasi yang berbeda. Misalnya kofesien

reliabilitas menunjukkan 0,74 berarti 74% varian skor yang bersumber pada

keadaan yang diukur, sedang 26% adalah kesalah atau varien error yang

bersumber dari keadaan di luar variabel yang diukur.

41

Semakin tinggi kofesien reliabilitas suatu tes (mendekati1), makin tinggi pula

keajegan/ketepatannya. Tes yang memiliki konsistensi reliabilitas tinggi adalah

akaurat terhadap kesempatan testing dan instrumen tes lainnya. Sebagai ancar-

ancar kofesien reliabilitas berdasarkan nilai alfa dapat diinterprestasikan seperti

dalam tabel pada halaman berikutnya.

Tabel 3.6

Rentang Indeks Reliabilitas

No Indeks Interpretasi

1 0,80-1,00 Sangat reliable

2 <0,80-0,60 Reliabel

3 <0,60-0,40 Cukup reliabel

4 <0,40-0,20 Agak reliabel

5 <0,20 Kurang reliabel

Sumber: Wardani Naniek Sulistya dan Slameto (2012:89)

Hasil uji reliabelitas butir soal berbentuk pilihan ganda terdiri dari 25

butir soal dilakukan pada siswa kelas II SDN Kutowinangun 11 berjumlah 21

siswa. Adapun hasil yang diperoleh pada siklus I adalah Cronbach's Alpha

sebesar 0,918, artinya reliabilitas soal sangat tinggi sehingga instrumen butir soal

siklus I digunakan dalam penelitian. Sedangkan hasil uji reliabilitas instrumen

butir soal siklus II diperoleh sebesar Cronbach's Alpha 0,925, artinya reliabilitas

butir soal siklus II sangat tinggi, sehingga butir saol dapat digunakan dalam

penelitain. Untuk lebih rinci akan disajikan distribusi reliabilitas instrumen butir

soal siklus I dan siklus II melalui tabel 3.6 berikut.

42

Tabel 3.7

Distribusi Uji Reliabilitas Instrumen Butir Soal Siklus I Dan Siklus II

Nomor

urut

Siklus Jumlah butir

soal

Cronbach's

Alpha

Kriteria

1 I 25 0,918 Sangat

reliabel

2 II 25 0,925 Sangat

reliabel

Sumber: olahan SPSS

Teknik Analisis Data

Data kuantitatif

Data kuantitatif diperoleh dari hasil tes evaluasi dihitung dengan

menggunakan rumus sebagai berikut :

Nilai akhir

100

Kriteria ketuntasan minimal (KKM) dikonfirmasikan dalam tablel kriteria

ketuntasan sebagai berikut :

Tabel 3.8

Kriteria Ketuntasan Hasil Belajar PKN

KKM Kualifikasi

≥70 Tuntas

≤70 Tidak tuntas

KKM Mata Pelajarn Pkn Kelas I SDN Kutowinangun 11 Salatiga/ 2015-2016

43

Rata-rata kelas dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai

berikut:

n

Xx

Keterangan:

X : mean (rata-rata)

∑X : jumlah semua nilai siswa

∑n : jumlah siswa

Data kualitatif.

Data kualitatif diperoleh dari lembar observasi aktivitas siswa selama

proses pembelajaran. Kriteria penilaian dalam lembar observasi aktivitas siswa

dan keterampilan guru. Hasil perolehan skor dianalisis dengan menggunakan

analisis presentase.

Untuk menghitung analisis presentase menggunakan rumus :

P=

Menurut (Arikunto, 2002)

Keterangan :

P : Presentase keaktifan siawa

F : Jumlah skor aspek yang diperoleh

N : Jumlah skor aspek maksimal.