bab iii metode penelitian a. -...
TRANSCRIPT
Angga Mulyana, 2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PEER TEACHING DANMODEL INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SENAM PADA SISWI DI SMP NEGERI 5 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian pada dasarnya merupakan sebagai cara ilmiah, mendapatkan
data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode penelitian sangat penting
dalam sebuah penelitian, tanpa metode penelitian sebuah penelitian akan
berantakan. Metode penelitian mencakup lokasi, sampel dan populasi, desain
penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, dll. Metode penelitian
menjelaskan metode apa yang akan dipakai untuk sebuah penelitian, bagaimana
teknik pengambilan populasi dan sampel, bagaimana desain penelitian yang
dipakai, instrumen penelitiannya menggunakan apa, bagaimana teknik
pengumpulan datanya, dan sebagainya. Pemilihan metode penelitian yang tepat
akan mempengaruhi hasil penelitian yang sesuai dengan tujuan. Sesuai dengan
tujuan penelitian ini, yaitu menguji pengaruh model pembelajaran peerteaching
dan model inkuiri terhadap pembelajaran senam siswi di SMP 5 Bandung. maka
metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen. Sugiyono (2012,
hlm. 106) menyatakan bahwa, “Metode penelitian eksperimen dapat diartikan
sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan
tertentu terhadap hal yang lain dalam kondisi yang terkendali. Sesuai dengan
masalah yang dikaji oleh peneliti maka dari itu peneliti menggunakan metode
penelitian eksperimen sebagai metodenya.”
B. Lokasi dan SubjekPenelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 5 Bandung yang berada di Jalan
Sumatera No 40 Kota Bandung Telepon (022)-4207121. Alasan utama pemilihan
lokasi penelitian di SMP 5 Bandung didasarkan atas penemuan masalah pada saat
penulis melakukan PPL, yang dilakukan pada saat PPL kurangnya hasil belajar
siswi pada saat pembelajaran senam.
48
Angga Mulyana, 2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PEER TEACHING DANMODEL INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SENAM PADA SISWI DI SMP NEGERI 5 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian dimaksudkan untuk memperkuat serta memberikan informasi
yang sesuai dengan tujuan penelitian. Adapun subjek yang digunakan dalam
penelitian ini adalah siswi kelas VII A Sekolah Menengah Pertama Negeri 5
Bandung Tahun Ajaran 2014/2015.
C. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Populasi adalah seluruh objek atau subjek yang akan diteliti, sebagaimana
dijelaskan oleh Sugiyono (2012, hlm. 119) bahwa “populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik suatu kesimpulan”
Sesuai dengan pendapat tersebut peneliti menyimpulkan bahwa populasi bukan
hanya manusia sebagai makhluk hidup melainkan dapat juga berupa benda-benda
mati yang ada di alam dunia ini, dan populasi bukan hanya sekedar objek atau
subjek saja, tetapi meliputi seluruh karakteristik sifat, perilaku, keadaan dan lain-
lain yang dimiliki oleh objek atau subjek tersebut. Dalam penelitian ini populasi
yang diteliti adalah siswi kelas VII A SMP 5 Bandung.
b. Sampel
Mengenai Sampel Sugiyono (2012, hlm. 117) menjelaskan bahwa “sampel
adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.
Bila sebuah populasi tergolong kedalam kategori besar maka seorang peneliti
secara kasar tidak akan memaksakan mempelajari seluruh populasi yang ada,
karena dibenturkan oleh beberapa keterbatasan, misalnya keterbatasan dari materi,
waktu serta sumber daya manusia. Maka peneliti dapat menggunakan sampel
yang diambil dari populasi itu dengan catatan sampel tersebut harus bersifat
benar-benar mewakili dari populasi tersebut.
49
Angga Mulyana, 2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PEER TEACHING DANMODEL INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SENAM PADA SISWI DI SMP NEGERI 5 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tekhnik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive
sampling, menurut Sugiyono (2012, hlm. 124) purposive sampling yaitu “ tekhnik
penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu”
Alasan mengapa peneliti menggunakan teknik purposive sampling dalam
penelitian ini, karena siswa yang akan menjadi sampel harus memiliki kriteria-
kriteria sebagai berikut :
1. Siswa yang menjadi sampel adalah siswi kelas VII A yang mempelajari senam.
2. Siswi yang berjenis kelamin perempuan
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sesuai dengan kriteria diatas
berjumlah 20 orang, selanjutnya siswa dibagi menjadi 2 kelompok sama banyak
dengan cara diundi yaitu 10 orang untuk kelompok roll belakang dan 10 orang
melakukan roll depan dengan menggunakan model peerteaching dan model
inkuiri dengan melihat hasil belajar siswi.
D. Desain Penelitian
Dalam suatu penelitian dibutuhkan desain penelitian untuk dijadikan acuan
dalam langkah-langkah penelitian. Mengenai desain penelitian Nasution
mengatakan (2004, hlm. 40) bahwa, ”Desain penelitian merupakan suatu rencana
tentang cara mengumpulkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan
penelitian”. Penggunaan desain penelitian ini disesuaikan dengan aspek penelitian
serta pokok masalah yang ingin diungkapkan. Penggunaan desain dalam
penelitian ini adalah One-Group Pretest-Posttest Design, yakni pada desain ini
terdapat pretest sebelum diberi perlakuan.
Gambar 3.1
Desain Penelitian
O1 X O2
50
Angga Mulyana, 2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PEER TEACHING DANMODEL INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SENAM PADA SISWI DI SMP NEGERI 5 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
One-Group Pretest-Posttest Design
Keterangan:
O1 = Tes awal kelompok eksperimen dengan pretest untuk mengetahui data
awal sebelum di berikan perlakuan
O2 = Tes akhir kelompok eksperimen sesudah di berikan perlakuan
X = Treatment
Desain tersebut disesuaikan dengan aspek penelitian serta pokok masalah yang
ingin diungkapkan Sugiyono (2009, hlm. 110) menjelaskan dalam pola sebagai
berikut
Tabel. 3.2
Desain Penelitian
Sampel Variabel bebas Variabel terikat
A Model Pembelajaran
Peerteaching (A1)
Hasil Belajar (Y1)
B Model Pembelajaran Inkuiri
(B1) Hasil Belajar (Y1)
51
Angga Mulyana, 2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PEER TEACHING DANMODEL INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SENAM PADA SISWI DI SMP NEGERI 5 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Adapun langkah-langkah penelitiannya penulis deskripsikan dalam bentuk
gambar 3.2 berikut :
Gambar. 3.2 Langkah-langkah Penelitian
Treatment/
Perlakukan
Treatment/
Perlakukan
Pengolahan dan Analisis Data
Kesimpulan
Model Pembelajaran
Peertaching
Model Pembelajaran
Inkuiri
Siswi SMP N 5 Bandung
Siswi Kelompok A Siswi Kelompok B
B
Hasil Belajar Hasil Belajar Tes Akhir
52
Angga Mulyana, 2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PEER TEACHING DANMODEL INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SENAM PADA SISWI DI SMP NEGERI 5 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
E. Instrumen Penelitian
Dalam Penelitian biasanya dibutuhkan suatu alat ukur yang dapat melihat atau
menggambarkan perubahan atau kemajuan yang telah dicapai dari suatu
penelitian. Instrumen penelitian adalah alat untuk memperoleh data atau alat ukur
untuk mengukur variabel penelitian. Menurut Sugiyono (2012, hlm. 147)
mengemukakan bahwa “Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran,
maka harus ada alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian biasanya
dinamakan instrumen penelitian.” Guna tercapainya keberhasilan penelitian, maka
diperlukan suatu teknik dan alat pengumpulan data yang tepat atau sesuai dengan
masalah yang akan diteliti. Sedangkan menurut Arikunto (2007, hlm. 121)
“Instrumen adalah alat pada waktu peneliti menggunakan sesuatu metode.”
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, penulis bisa menyimpulkan bahwa
instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk megukur fenomena
alam maupun sosial yang diamati ataupun merupakan suatu alat ukur yang
digunakan untuk mengukur suatu tes dan bertujuan untuk mengumpulkan data
yang diperlukan dalam proses penelitian. Instrumen yang akan digunakan dalam
mengukur hasil belajar senam, adapun instrumen yang digunakan penulis untuk
memperoleh data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Pelaksanaan Pembelajaran
Eksperimen atau pelaksanaan pembelajaran dilakukan sebanyak 16 kali
pertemuan dengan intensitas pertemuan tiga kali seminggu. Mengenai jangka
waktu lamanya latihan menurut Juliantine, dkk. (2007, hlm. 265) menyatakan
bahwa: “latihan sebaiknya dilakukan 3 kali dalam seminggu.” Adapun latihan
yang diperlukan adalah selama 16 minggu.
53
Angga Mulyana, 2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PEER TEACHING DANMODEL INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SENAM PADA SISWI DI SMP NEGERI 5 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1) Instrumen Penelitian Hasil Belajar
Dalam penelitian untuk mengumpulkan data dari sampel penelitian diperlukan
alat yang disebut instrumen. Menurut Arikunto (2002, hlm. 126) menjelaskan,
bahwa “Instrumen adalah alat pada waktu peneliti menggunakan metode.” Dalam
pengumpulan data ini penulis menggunakan tes, sebagaimana yang dijelaskan
olah Nurhasan (2007, hlm. 3) bahwa Tes adalah “Suatu alat ukur yang dapat
digunakan untuk memperoleh data yang objektif tentang hasil belajar siswa.”
Data tersebut diperoleh pada awal eksperimen sebagai data awal dan pada
akhir eksperimen sebagai data akhir. Tujuannya agar dapat mengetahui pengaruh
hasil perlakuan dan perbedaannya yang merupakan tujuan akhir dari eksperimen.
Tes yang dilakukan pertama adalah tes kemampuan roll depan dan roll belakang
yang akan diberikan peneliti pada testeer. Adapun langkah-langkah yang di
gunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut:
1. Menetukan sampel yang di teliti
2. Melakukan tes awal (pretest) terhadap sampel penelitian yaitu tes
keterampilan guling depan dan guling belakang
3. Memberikan perlakuan (treatment) yaitu penerapan model pembelajaran
peerteaching dan model inkuiri dalam kegiatan pembelajaran
4. Melakukan tes akhir (posttest) terhadap sampel setelah di berikan
perlakuan.
A. instrument tes keterampilan roll depan.
Tujuan : mengukur keterampilan dan gerak sikap tubuh
dalam menggulingkan tubuh ke depan.
Alat yang di gunakan : matras
Kapur
Karpet
Petunjuk pelaksaan : siswa bersiap-siap untuk melakukan guling depan di
atas matras secara individu.Siswi mulai melakukan
54
Angga Mulyana, 2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PEER TEACHING DANMODEL INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SENAM PADA SISWI DI SMP NEGERI 5 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
gerakan guling setelah aba_aba suara peluit dari
taster.
B. kriteria penilaian.
Keriteria penilaian berpedoman pada Australia gymnastic federatioan
INC dalam judul buku yang berjudul “Gym skills” Schemri G (1989, hlm 16)
menjelaskan karateristik dalam penilaian, yaitu sebagai berikut ;
Table 3.3
Skala penilaian
Ranting Scale
Score Characteristics
5 Performance with complete assurase and control. Excellent
technique and form. Foil movement
4 Very good. Minor errors of form positif. No diviation from text.
Good control
3 Good. Essential features demonstrated. Performance looked save,
even though minor errors of from were present
2 Uncontrolled. Poor from and technique. Deviation from the
requirement of the written text
1 Not recognizable due to poor execution omissions. Unsafe
Keterangan:
Skor Penjelasannya
5 Pelaksanaan sempurna dan terkontrol. Teknik dan bentuk
sempurna. Gerakan guling belakang sistematis
4 Sangat baik. Kesalahan bentuk dan posisi kecil. Tidak ada
pelanggaran dari ketentuan
55
Angga Mulyana, 2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PEER TEACHING DANMODEL INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SENAM PADA SISWI DI SMP NEGERI 5 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3 Baik. Hal-hal pokok tertampilkan. Peragaan terlihat aman.
Sekalipun terlihat kesalahan-kesalahan dalam bentuk yang kecil.
2 Tidak terkontrol. Bentuk dan jenis jelek. Banyak kesalahan dari
ketentuanm yang tertulis
1 Tidak dapat di kendalikan karena alasan pelaksanaan salah satu
atau hilang. Tidak aman
Keterangan :
5.Roll depan dengan gerakan yang halus tanpa ada terlihat kesalahan sedikitpun
4. Gerakan roll depan sangat baik, tetapi sedikit terlihat kesalahannya
3. baik dalam gerakan, saat melakukan juga aman walau pada saat roll belakang
2. gerakan kurang terkontrol pada saat melakukan roll depan, dan banyak
kesalahan-kesalahan yang tidak sengaja
1. lepas dari ketentuan yang di berikan pada saat roll depan, dan kesalahan yang di
sengaja membuat gerakannya menjadi tidak aman.
C. Format Penilaian.
Lembar Penilaian Tes Roll Depan
No Nama Skor
1
2
-
20
Keterangan cara pengisian format penilaian adalah sebagai berikut:
1. Tulis nomor dan nama siswi
2. Setelah siswi melakukan tes, kemudian tester memberikan penilaian yang di
tulis pada kolom yang disediakan
56
Angga Mulyana, 2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PEER TEACHING DANMODEL INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SENAM PADA SISWI DI SMP NEGERI 5 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
B. instrument tes keterampilan roll belakang.
Tujuan : Mengukur keterampilan dan gerak sikap tubuh
dalam menggulingkan tubuh ke belakang.
Alat yang di gunakan : Matras
Kapur
Karpet
Petunjuk pelaksaan : Siswi bersiap-siap untuk melakukan guling
belakang di atas matras secara individu.Siswi mulai
melakukan gerakan guling setelah aba_aba suara
peluit dari taster.
B. kriteria penilaian.
Keriteria penilaian berpedoman pada Australia gymnastic federatioan
INC dalam judul buku yang berjudul “Gym skills” Schemri G (1989, hlm 16)
menjelaskan karateristik dalam penilaian, yaitu sebagai berikut:
Table 3.4
Skala penilaian
Ranting Scale
Score Characteristics
5 Performance with complete assurase and control. Excellent
technique and form. Foil movement
4 Very good. Minor errors of form positif. No diviation from text.
Good control
3 Good. Essential features demonstrated. Performance looked save,
even though minor errors of from were present
2 Uncontrolled. Poor from and technique. Deviation from the
requirement of the written text
1 Not recognizable due to poor execution omissions. Unsafe
57
Angga Mulyana, 2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PEER TEACHING DANMODEL INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SENAM PADA SISWI DI SMP NEGERI 5 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Keterangan:
Skor Penjelasannya
5 Pelaksanaan sempurna dan terkontrol. Teknik dan bentuk
sempurna. Gerakan guling belakang sistematis
4 Sangat baik. Kesalahan bentuk dan posisi kecil. Tidak ada
pelanggaran dari ketentuan
3 Baik. Hal-hal pokok tertampilkan. Peragaan terlihat aman.
Sekalipun terlihat kesalahan-kesalahan dalam bentuk yang kecil.
2 Tidak terkontrol. Bentuk dan jenis jelek. Banyak kesalahan dari
ketentuanm yang tertulis
1 Tidak dapat di kendalikan karena alasan pelaksanaan salah satu
atau hilang. Tidak aman
Keterangan :
5.roll belakang dengan gerakan yang halus tanpa ada terlihat kesalahan sedikitpun
4. gerakan roll belakang sangat baik, tetapi sedikit terlihat kesalahannya
3. baik dalam gerakan, saat melakukan juga aman walau pada saat roll belakang
2. gerakan kurang terkontrol pada saat melakukan roll belakang, dan banyak
kesalahan-kesalahan yang tidak sengaja
1. lepas dari ketentuan yang di berikan pada saat roll belakang, dan kesalahan
yang di sengaja membuat gerakannya menjadi tidak aman.
C. Format Penilaian.
Lembar penilaian tes roll belakang
No Nama Skor
1
2
-
58
Angga Mulyana, 2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PEER TEACHING DANMODEL INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SENAM PADA SISWI DI SMP NEGERI 5 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
20
Keterangan cara pengisian format penilaian adalah sebagai berikut:
1. Tulis nomor dan nama siswa
2. setelah siswa melakukan tes, kemudian tester memberikan penilaian yang di
tulis pada kolom yang di sediakan
F. Teknik pengumpulan data
Penulis menggunakan rumus statistik untuk menghitung atau mengolah
hasil tes. Langkah pengolahan data tersebut, ditempuh dengan prosedur sebagai
berikut :
1. Menghitung skor rata-rata kedua kelompok sampel dengan menggunakan
rumus dari Nurhasan (2007, hlm.400) sebagai berikut:
∑
Arti dari tanda-tanda dalam rumus tersebut adalah:
X = Nilai rata-rata yang dicari
∑ xi = Jumlah skor yang di dapat
n = Banyak sampel
2. Menghitung simpangan baku dengan rumus dari Nurhasan (2007, hlm.401)
sebagai berikut :
√∑ ( )
Arti dari tanda-tanda dalam rumus tersebut adalah:
S = Simpangan baku yang dicari
59
Angga Mulyana, 2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PEER TEACHING DANMODEL INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SENAM PADA SISWI DI SMP NEGERI 5 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
n = Banyaknya sampel
∑ (x - x)2
= Jumlah kuadrat nilai data dikurangi rata-rata
Mencari T-skor tujuannya untuk menyeratakan dari beberapa jenis skor yang
berbeda satuanya, rumus yang digunakan menurut Suharsimi (2012, hlm.306)
adalah :
T-skor = 50 + 10 [( )
] untuk satuan frekuensi, atau
T-skor = 50 + 10 [( )
] untuk satuan waktu
3. Menguji normalitas data menggunakan uji kenormalan Liliefors. Prosedur yang
digunakan menurut Nurhasan (2008:118) adalah sebagai berikut:
a. Pengamatan X1, X2, ... Xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2, ... , Zn
dengan menggunakan rumus:
b. Untuk bilangan baku ini digunakan daftar distribusi normal baku,
kemudian dihitung peluang.
F(Z1) = P (Z Z1).
c. Selanjutnya dihitung proporsi Z1, Z2, ... Zn ∑Zi. Jika proporsi ini
dinyatakan S(Zi), maka:
S (Zi) = ∑
d. Menghitung selisih F (Zi) – S (Zi) kemudian tentukan harga
mutlaknya.
e. Ambil harga yang yang paling besar diantara harga-harga mutlak
selisih tersebut. Untuk menolak atau menerima hipotesis, kita
bandingkan L0 dengan nilai kritis L yang diambil dari daftar untuk
60
Angga Mulyana, 2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PEER TEACHING DANMODEL INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SENAM PADA SISWI DI SMP NEGERI 5 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
taraf nyata α yang dipilih. Kriterianya adalah: tolak hipotesis nol jika
L0 yang diperoleh dari data pengalaman melebihi L dari daftar tabel.
Dalam hal ini lainnya hipotesis nol diterima.
4. Untuk menerima atau menolak hipotesis nol, maka kita bandingkan L0 ini
dengan nilai kritis L0 yang diambil dari daftar nilai kritis untuk Uji Leliefors,
dengan tarap nyata α = 0,05.
1. Hipotesis diterima apabila L0 L = Normal
2. Hipotesis ditolak apabila L0 L = Tidak Normal
G. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan untuk menganalisis data penelitian yang
sudah terkumpul adalah teknik analisis uji perbedaan dua rata-rata. Teknik
analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran langsung
dan model pembelajaran inkuiri terhadap motivasi dan hasil belajar permainan
sepakbola.
Proses analisis dilakukan dengan program SPSS versi 17. Langkah-langkah
yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Deskriptif statistik dengan menggunakan penghitungan mean dan standar
deviasi atau simpangan baku.
2. Uji asumsi atau uji prasarat yaitu uji normalitas dan homogenitas.
3. Uji dua pihak.