bab iii metode penelitian a. lokasi dan subjek...
TRANSCRIPT
37
Wina Dwi Puspitasari, 2015 Pengaruh Penerapan Strategi Quantum Learning Terhadap Motivasi Belajar Dan Pemahaman Konsep Siswa Pada Materi Kemerdekaan (Eksperimen Kuasi Di Sdn Majalengka Kulon V Dan Sdn Tarikolot I Kabupaten Majalengka) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Subjek Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SDN Majalengka Kulon V dan SDN
Tarikolot I yang beralamat di Kecamatan Majalengka Kabupaten Majalengka.
Yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SDN
Majalengka Kulon V dan SDN Tarikolot I, dimana kelas V SDN Majalengka
Kulon V sebagai kelas eksperimen dan kelas V SDN Tarikolot I sebagai kelas
kontrolnya, setiap masing-masing kelas memiliki jumlah siswa yang sama
sebagai sampel, yaitu sebanyak 31 siswa.
Penentuan kelas kontrol dan kelas eksperimen didasarkan pada
kemampuan sekolah dalam menerapkan strategi quantum learning. SDN
Majalengka Kulon V dianggap lebih mampu dalam menerapkan strategi
quantum learning dibanding SDN Tarikolot I. hal ini didasarkan pada
ketersediaan fasilitas yang dimiliki kedua sekolah tersebut.
Populasi penelitian menurut Furqon (2009: 146) adalah sekumpulan
objek, orang, dan keadaan yang paling tidak memiliki satu karakteristik umum
yang sama. Populasi penelitian ini adalah seluruh anak kelas V yang
berjumlah 62 siswa di kelas eksperimen dan kelas kontrol, baik laki-laki
maupun perempuan dengan rata-rata berusia 10-11 tahun. Sebelum dilakukan
penelitian maka tahap pertama yang harus dilakukan adalah uji coba
instrumen.
B. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan metode eksperimen kuasi. Metode ini digunakan untuk
mengetahui pengaruh motivasi belajar dan pemahaman konsep siswa sekolah
dasar antara yang mendapat pembelajaran dengan strategi pembelajaran
quantum learning dengan siswa yang mendapat pembelajaran dengan strategi
38
Wina Dwi Puspitasari, 2015 Pengaruh Penerapan Strategi Quantum Learning Terhadap Motivasi Belajar Dan Pemahaman Konsep Siswa Pada Materi Kemerdekaan (Eksperimen Kuasi Di Sdn Majalengka Kulon V Dan Sdn Tarikolot I Kabupaten Majalengka) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pembelajaran yang biasa dipakai oleh guru kelas di sekolah tersebut. Guru
kelas tersebut biasa memakai strategi pembelajaran direct instruction.
Penelitian eksperimen kuasi yang akan dilaksanakan yaitu dengan
bentuk nonequivalent (pretest and posttest) control group design yang
mengacu pendapat Fraenkel dan Wallen (2007: 278). Dimana dilakukan tes
awal (pretest) terhadap kedua kelompok tersebut berupa soal tes. Pada kelas
eksperimen diberi perlakuan dengan penggunaan strategi quantum learning
dan pada kelas kontrol dengan pembelajaran non quantum learning yaitu
direct intruction. Setelah kedua kelompok mendapat perlakuan dalam
pembelajaran, maka diakhiri dengan pemberian tes akhir (post test) terhadap
kedua kelompok siswa itu berupa angket dan soal tes. Perangkat soal tes awal
dan tes akhir menggunakan perangkat tes yang sama. Adapun bagan desain
untuk penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1
Desain Penelitian
Kelompok Observasi Awal Perlakuan Observasi Akhir
Eksperimen O1 X1 O2
Kontrol O1 - O2
Keterangan:
O1 = Pretest
O2 = Posttest
X1= pembelajaran menggunakan strategi pembelajaran quantum learning.
C. Prosedur Pelaksanaan Penelitian
Prosedur dalam penelitian ini yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan,
dan tahap pengolahan dan analisis data. Untuk lebih jelasnya sebagai berikut:
1. Tahap persiapan
a. Identifikasi masalah mengenai pendekatan, strategi, model pembelajaran,
metode, dan media pembelajaran yang sedang dilaksanakan pada mata
pelajaran IPS Sekolah Dasar.
39
Wina Dwi Puspitasari, 2015 Pengaruh Penerapan Strategi Quantum Learning Terhadap Motivasi Belajar Dan Pemahaman Konsep Siswa Pada Materi Kemerdekaan (Eksperimen Kuasi Di Sdn Majalengka Kulon V Dan Sdn Tarikolot I Kabupaten Majalengka) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Menentukan permasalahan yang akan diteliti yaitu berupa pengaruh kelas
yang didesain dengan menggunakan strategi pembelajaran quantum
learning dengan kelas yang didesain dengan menggunakan strategi
pembelajaran non quantum learning (direct instruction).
c. Hasil dari identifikasi masalah dilanjutkan dengan studi kepustakaan atau
sumber rujukan berupa buku atau sumber lain yang membahas tentang
strategi pembelajaran quantum learning. Kemudian studi lapangan untuk
mengetahui proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru pada mata
pelajaran IPS di Sekolah Dasar.
1) Menentukan subjek penelitian, penelitian ini akan dilaksanakan di
kelas V, yaitu di SDN Majalengka Kulon V sebagai kelas
eksperimen dan SDN Tarikolot I sebagai kelas kontrol. Kelompok
kelas eksperimen yang menggunakan strategi pembelajaran quantum
learning, dan kelompok kelas kontrol yang menggunakan
pembelajaran direct instruction.
2) Peneliti memberikan arahan kepada guru kelas V di kelas
eksperimen tentang pengelolaan pembelajaran dengan menggunakan
strategi pembelajaran quantum learning.
3) Peneliti bersama guru menyusun RPP yang didesain dengan
menggunakan strategi pembelajaran quantum learning dan instrumen
tes (tes tulis).
4) Pengujian instrumen dengan tujuan agar valid dan dapat
dipertanggung jawabkan.
5) Analisis hasil uji validitas dan reliabilitas instrumen.
6) Hasil uji coba instrumen setelah perbaikan kemudian disahkan untuk
digunakan dalam proses penelitian.
a. Tahap pelaksanaan
1) Pelaksanaan pretest untuk mengetahui kemampuan awal siswa
sebelum ada perlakuan.
40
Wina Dwi Puspitasari, 2015 Pengaruh Penerapan Strategi Quantum Learning Terhadap Motivasi Belajar Dan Pemahaman Konsep Siswa Pada Materi Kemerdekaan (Eksperimen Kuasi Di Sdn Majalengka Kulon V Dan Sdn Tarikolot I Kabupaten Majalengka) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2) Pelaksanaan perlakuan oleh guru dengan penggunaan strategi
quantum learning dan pembelajaran tanpa penggunaan strategi
pembelajaran quantum learning.
3) Observasi kelas tentang pelaksanaan pembelajaran pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol.
4) Postest untuk mengetahui tingkat motivasi belajar dan pemahaman
konsep siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
b. Tahap pengolahan dan analisis data
1) Pengolahan data motivasi belajar dan pemahaman konsep siswa.
2) Analisis data kuantitatif dengan uji-t terhadap rerata skor pretest dan
postest.
3) Analisis observasi dan tes tulis.
Adapun rancangan jadwal penelitiannya adalah sebagai berikut:
Tabel 3.2
Kegiatan Pelaksanaan Penelitian
No Jenis kegiatan Waktu
Pelaksanaan
1 Perencanaan
Menentukan subjek penelitian Desember 2014
Pengarahan kepada guru model Februari 2015
Uji coba soal Februari 2015
Analisis hasil uji coba Maret 2015
2 Pelaksanaan
Pretest April 2015
Perlakuan (treatment), observasi, wawancara April 2015
3 Pengolahan dan analisis data
Analisis data motivasi belajar Mei 2015
Analisis data pemahaman konsep Mei 2015
D. Uji Validitas dan Reliabilitas Data
Validitas adalah tingkat keandalan dan kesahihan alat ukur yang
digunakan. Instrumen dikatakan valid berarti menunjukkan alat ukur yang
dipergunakan untuk mendapatkan data itu valid atau dapat digunakan untuk
mengukur apa yang seharusnya di ukur (Sugiyono, 2004: 137). Dengan
demikian, instrumen yang valid merupakan instrumen yang benar-benar tepat
41
Wina Dwi Puspitasari, 2015 Pengaruh Penerapan Strategi Quantum Learning Terhadap Motivasi Belajar Dan Pemahaman Konsep Siswa Pada Materi Kemerdekaan (Eksperimen Kuasi Di Sdn Majalengka Kulon V Dan Sdn Tarikolot I Kabupaten Majalengka) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
untuk mengukur apa yang hendak di ukur. Uji reliabilitas berguna untuk
menetapkan apakah instrumen dapat digunakan lebih dari satu kali, paling
tidak oleh responden yang sama akan menghasilkan data yang konsisten.
Dengan kata lain, reliabilitas instrumen mencirikan tingkat konsistensi. Tiga
jenis reliabilitas yaitu stability reliability, representative reliability,
equivalence reliability. Banyak rumus yang dapat digunakan untuk mengukur
reliabilitas diantaranya adalah rumus Spearman Brown:
r11 = adalah nilai reliabilitas
rb = adalah nilai koefisien korelasi
Nilai koefisien reliabilitas yang baik adalah diatas 0,7 (cukup baik), di
atas 0,8 (baik). Instrumen yang diuji yaitu berupa tes pilihan ganda sebanyak 30 soal
dan angket sebanyak 25 soal. Dari ke-30 soal tersebut terdapat 20 soal yang
dinyatakan valid, dan sebanyak 25 soal kuesioner yang valid dari 25 soal.
Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini yaitu teknik statistik
inferensial parameter, dimana teknik ini dapat dilaksanakan dengan langkah-
langkah sebagai berikut:
a. Menghitung rata-rata hasil tes pada kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol
b. Uji Normalitas Data
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data berdistribusi
normal atau tidak. Hipotesis yang digunakan untuk mengetahui
normalitas data adalah sebagai berikut:
H0 : Data berditribusi normal
H1 : Data tidak berdistribusi normal
2.rb
1 + rb
r11
42
Wina Dwi Puspitasari, 2015 Pengaruh Penerapan Strategi Quantum Learning Terhadap Motivasi Belajar Dan Pemahaman Konsep Siswa Pada Materi Kemerdekaan (Eksperimen Kuasi Di Sdn Majalengka Kulon V Dan Sdn Tarikolot I Kabupaten Majalengka) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Untuk menghitung normalitas suatu data akan dilakukan dengan uji
shapiro-wilk, karena data yang diteliti dalam penelitian ini berjumlah
lebih dari 30 siswa. Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut:
Jika dengan , maka H0 ditolak
Jika dengan , maka H0 diterima
Dengan P-value adalah nilai signifikansi hasil perhitungan
(Trihendradi, 2012: 94).
c. Mengetahui homogenitas populasi yang berdistribusi normal dilakukan
uji F dengan taraf signifikansi = 0,05 dan nilai Fhitung dicari dengan
rumus, (Sugiyono, 2010: 140) yaitu:
Dengan kriteria pengujian:
Jika harga Fhitung ≤ Ftabel, maka H0 diterima.
Jika harga Fhitung > Ftabel, maka H0 ditolak.
d. Uji perbedaan dua rata-rata (uji-t)
Untuk menentukan adanya perbedaan rata-rata nilai pretest dan rata-
rata nilai postest digunakan uji t, dengan rumus:
dengan
Keterangan :
dsg adalah deviasi standar gabungan
adalah rata-rata kelas eksperimen
adalah rata-rata kelas kontrol
n1 adalah jumlah siswa kelas eksperimen
n2 adalah jumlah siswa kelas kontrol
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang dimaksud adalah alat pengumpulan data.
Intsrumen yang dipakai adalah lembar angket (kuesioner), tes pemahaman
konsep, lembar observasi dan lembar wawancara. Instrumen penelitian ini
43
Wina Dwi Puspitasari, 2015 Pengaruh Penerapan Strategi Quantum Learning Terhadap Motivasi Belajar Dan Pemahaman Konsep Siswa Pada Materi Kemerdekaan (Eksperimen Kuasi Di Sdn Majalengka Kulon V Dan Sdn Tarikolot I Kabupaten Majalengka) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
untuk mengetahui kemampuan motivasi belajar dan pemahaman konsep siswa
dengan menggunakan strategi pembelajaran quantum learning di kelas V
SDN Majalengka Kulon V dalam materi pokok mempertahankan
kemerdekaan
1. Lembar angket (kuesioner)
Angket merupakan salah satu alat pengumpul data berupa daftar
pertanyaan secara tertulis dengan kemungkinan jawaban yang diberikan
kepada responden (Arikunto, 2006: 28). Lembar angket yang digunakan
dalam penelitian ini untuk mengukur motivasi belajar siswa sebelum dan
setelah diberikan perlakuan dengan strategi quantum learning. Angket yang
diberikan berupa pertanyaan dengan alternatif jawaban selalu, sering, jarang,
dan tidak pernah. Angket ini dibuat dari variabel-variabel penelitian yang
ditetapkan untuk diteliti. Dari variabel-variabel tersebut diberikan definisi
operasional dan selanjutnya ditentukan indikator-indikator yang akan diukur.
Dari indikator ini kemudian dijabarkan menjadi butir-butir pertanyaan atau
pernyataan, maka disusun butir pertanyaan atau pernyataan yang
dikembangkan dari indikator yang disusun dalam kisi-kisi instrumen. Berikut
adalah tabel distribusi pernyataan dari tiap-tiap indikator.
Tabel 3.3
Kisi-Kisi Instrumen Motivasi Belajar Siswa
Variabel Sub
Variabel Indikator
Nomor Pertanyaan
Positif Negatif
Motivasi
Belajar
Siswa
(Sardiman,
2009: 83).
Ketekunan Mengikuti PBM di kelas
Mempersiapkan fasilitas
Mengerjakan tugas-tugas
12
5
23
Keuletan Sikap terhadap kesulitan
Usaha mengatasi kesulitan
4, 10
1, 14
Minat dan
Ketajaman
Kebiasaan dalam mengikuti
pelajaran
Semangat dalam mengikuti
PBM
9
8, 17, 18,
19, 20
21
Prestasi
Belajar
Keinginan untuk berprestasi
Kualifikasi hasil
Memahami materi
3, 7
13
22
11, 24
25
44
Wina Dwi Puspitasari, 2015 Pengaruh Penerapan Strategi Quantum Learning Terhadap Motivasi Belajar Dan Pemahaman Konsep Siswa Pada Materi Kemerdekaan (Eksperimen Kuasi Di Sdn Majalengka Kulon V Dan Sdn Tarikolot I Kabupaten Majalengka) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kemandirian Penyelesaian tugas/PR
Menggunakan kesempatan
di luar jam pelajaran
2, 16
6, 15
Rekap skor yang diberikan siswa terhadap pernyataan-pernyataan
dalam angket motivasi siswa dibuat dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Untuk pernyataan dengan kriteria positif: 4=Selalu; 3=Sering; 2=Jarang;
1=Tidak pernah.
b. Untuk pernyataan dengan kriteria negatif: 1=Selalu; 2=Sering; 3=Jarang;
4=Tidak pernah.
Analisis data kuantitatif dilakukan dengan mendistribusikan skor dan
menghitung rentang penilaian pada skala motivasi belajar dalam penelitian ini
menggunakan rentang skor 1 sampai 4 dengan banyak butir 20 pernyataan,
Perhitungan skala likert (dalam sudirman, 2012) ditentukan secara rinci di
bawah ini:
- Skor maksimal: Jumlah pernyataan x skor tertinggi (25 x 4 = 100)
- Skor minimal: Jumlah pernyataan x skor terendah (25 x 1 = 25)
- Rentang kelas interval: skor tertinggi – skor terendah (100 – 25 = 75)
- Panjang interval: rentang skor interval : kategori (75 : 3 = 25)
- Banyak kriteria kategori: tinggi, sedang dan rendah
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, maka kategori tingkatan
motivasi belajar siswa ditunjukkan pada tabel di bawah ini:
Tabel 3.4
Kategori Tingkat Motivasi Belajar Siswa
Interval skor Kategori Kualifikasi
75 – 100 Tinggi
Siswa pada level ini memiliki motivasi yang tinggi
dimana semua apek dalam indikator dapat tercapai
seluruhnya, dimana siswa sangat memahami apa yang
dapat dilakukan, apa yang diinginkan, apa yang
diperlukan, apa yang diterima dan apa yang coba
dipersepsi.
50 – 74 Sedang
Siswa pada level ini tergolong cukup mampu
memotivasi diri untuk lebih semangat belajar, dimana
siswa cukup memahami apa yang dapat dilakukan, apa
yang diinginkan, apa yang diperlukan, apa yang
45
Wina Dwi Puspitasari, 2015 Pengaruh Penerapan Strategi Quantum Learning Terhadap Motivasi Belajar Dan Pemahaman Konsep Siswa Pada Materi Kemerdekaan (Eksperimen Kuasi Di Sdn Majalengka Kulon V Dan Sdn Tarikolot I Kabupaten Majalengka) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Interval skor Kategori Kualifikasi
diterima dan apa yang coba dipersepsi.
25 – 49 Rendah
Siswa pada level ini memiliki motivasi belajar rendah
artinya siswa belum mampu menimbulkan motivasi
belajar dalam diri mereka sehingga motivasi belajar
dominan berasal dari luar diri (faktor eksternal),
dimana siswa kurang memahami apa yang dapat
dilakukan, apa yang diinginkan, apa yang diperlukan,
apa yang diterima dan apa yang coba dipersepsi.
Tabel 3.4 di atas menjelaskan tentang tingkat motivasi belajar siswa
menjadi tiga kategori yaitu: tinggi, sedang dan rendah. Dengan adanya interval
skor maka akan lebih mudah bagi peneliti untuk mengklasifikasikan data
berdasarkan hasil skala likert tentang motivasi belajar siswa.
2. Tes pemahaman konsep
Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis berupa soal pilihan
ganda. Tes ini bertujuan untuk mengukur pemahaman konsep siswa pada
materi pokok kemerdekaan Indonesia yang dilakukan sebelum dan sesudah
pembelajaran dengan menggunakan strategi quantum learning. Tes yang
digunakan dibuat berdasarkan taksonomi Bloom revisi pada jenjang
pemahaman (C2). Setiap soal dibuat berdasarkan pada indikator dan sub
variabel pada variabel pemahaman konsep. Sub variabel yang dipakai diadopsi
dari Bloom yang meliputi translasi, interpretasi dan ekstrapolasi. Berikut
adalah distribusi pertanyaanya.
Tabel 3.5
Kisi-Kisi Instrumen Pemahaman Konsep Siswa
Variabel Sub Variabel Indikator Nomor
Pertanyaan
Pemahaman
Konsep
Translasi Pengertian
kemerdekaan
Menjelaskan makna
kemerdekaan
Menjelaskan makna peristiwa
pertempuran
1, 2, 3, 4, 6,
15
Interpretasi Karakteristik
kemerdekaan
Diakui oleh bangsa lain
Bebas menentukan arah
Memiliki harga diri yang tinggi
5, 8, 9, 18,
19
46
Wina Dwi Puspitasari, 2015 Pengaruh Penerapan Strategi Quantum Learning Terhadap Motivasi Belajar Dan Pemahaman Konsep Siswa Pada Materi Kemerdekaan (Eksperimen Kuasi Di Sdn Majalengka Kulon V Dan Sdn Tarikolot I Kabupaten Majalengka) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Elemen-
elemen
kemerdekaan
Memiliki wilayah
Memiliki pemerintah
Mempunyai rakyat
Mempunyai ideologi
Mempunyai SDA
10, 12, 14,
16, 17, 20
Ekstrapolasi Manfaat
kemerdekaan
Terbebas dari penindasan dan
penjajahan
Bebas mengembangkan diri
7, 11, 13
3. Lembar observasi
Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang mempunyai ciri
spesifik. Observasi digunakan karena memiliki manfaat-manfaat sebagai berikut:
a. Peneliti akan lebih mampu untuk memahami konteks data.
b. Peneliti akan memeroleh pengalaman langsung.
c. Peneliti dapat melihat hal-hal yang kurang atau tidak diamati oleh orang
lain.
d. Peneliti dapat menemukan hal-hal yang tidak terungkap oleh responden
dalam wawancara karena bersifat sensitive.
e. Peneliti dapat menemukan hal-hal yang diluar persepsi responden, sehingga
peneliti memeroleh gambaran yang lebih komprehensif.
f. Peneliti tidak hanya mengumpulkan data untuk memeroleh kesan pribadi
dan merasakan suasana situasi yang diteliti (Sugiono, 2008:86)
Pada penelitian ini observasi bertujuan untuk melihat kesesuaian antara
aktifitas guru dengan langkah-langkah strategi quantum learning. Berikut adalah
lembar observasinya.
Tabel 3.6
Instrumen Observasi Guru dalam Penerapan Strategi Quantum Learning
No Aspek Penilaian Hasil Pengamatan
Ya Tidak
1 Guru melakukan pengkondisian agar siswa siap
melaksanakan proses pembelajaran (tumbuhkan)
2 Guru mensugesti positif peserta didik supaya mereka
bersemangat (tumbuhkan)
3 Guru menstimulasi peserta didik ke arah pembelajaran
4 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
(tumbuhkan)
5 Guru mengajak siswa untuk terlibat langsung dalam
pembelajaran (alami)
6 Peserta didik diarahkan untuk mengidentifikasi materi
dan merumuskan jawaban sementara (alami)
7 Guru mengklarifikasi hasil pekerjaan siswa (namai)
47
Wina Dwi Puspitasari, 2015 Pengaruh Penerapan Strategi Quantum Learning Terhadap Motivasi Belajar Dan Pemahaman Konsep Siswa Pada Materi Kemerdekaan (Eksperimen Kuasi Di Sdn Majalengka Kulon V Dan Sdn Tarikolot I Kabupaten Majalengka) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No Aspek Penilaian Hasil Pengamatan
Ya Tidak
8 Guru memberikan tugas kepada peserta didik (namai)
9 Guru mengarahkan peserta didik untuk
mendemonstrasikan hasil pekerjaannya (demonstrasi)
10 Guru memberikan tugas kembali
11 Guru mengarahkan peserta didik untuk menyimpulkan
materi yang telah disampaikan (ulangi)
12 Guru bersama peserta didik merefleksi kegiatan
pembelajaran
13 Guru memberikan penguatan (reinforcement)
14 Peserta didik merayakan hasil yang mereka peroleh
F. Definisi Operasional Variabel
Dalam penelitian eksperimen kuasi ini menggunakan variabel x
(bebas) dan variabel y (terikat) yang memiliki keterkaitan satu sama lain.
Variabel menurut Sugiyono (2009: 60), variabel penelitian pada dasarnya
adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian
ditarik kesimpulannya.
Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi variabel
terikat, maka variabel bebas dalam penelitian ini adalah quantum learning.
Penjelasan lebih lanjut tentang variabel bebas seperti di bawah ini:
1. Pembelajaran kuantum merupakan terjemahan dari bahasa asing yaitu
quantum learning adalah kiat, petunjuk, strategi dan seluruh proses belajar
yang dapat mempertajam pemahaman dan daya ingat, serta membuat
belajar sebagai suatu proses yang menyenangkan dan bermanfaat (Bobbi
DePorter & Mike Hernacki, 2010: 16). Adapun sintaks atau langkah
penerapan strategi pembelajaran kuantum (quantum learning) yang
dikenal dengan sebutan TANDUR DePorter (2005: 10) adalah sebagai
berikut:
a. Tumbuhkan, tumbuhkan minat dengan memuaskan “Apakah
Manfaatnya BagiKu” (AMBAK), dan manfaatkan kehidupan belajar.
b. Alami, ciptakan atau datangkan pengalaman umum yang dapat
dimengerti semua pelajar.
48
Wina Dwi Puspitasari, 2015 Pengaruh Penerapan Strategi Quantum Learning Terhadap Motivasi Belajar Dan Pemahaman Konsep Siswa Pada Materi Kemerdekaan (Eksperimen Kuasi Di Sdn Majalengka Kulon V Dan Sdn Tarikolot I Kabupaten Majalengka) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
c. Namai, sediakan kata kunci, konsep, model, rumus, strategi, dan
sebuah masukan.
d. Demonstrasikan, sediakan kesempatan bagi pelajar untuk
menunjukkan bahwa mereka tahu.
e. Ulangi, tunjukkan pelajar cara-cara mengulang materi dan
menegaskan, “Aku tahu bahwa aku memang tahu ini”.
f. Rayakan, Pengakuan untuk penyelesaian, partisipasi, dan pemerolehan
keterampilan dan ilmu pengetahuan. Quantum Learning didasarkan pada bagaimana otak memproses informasi.
Menurut DePorter quantum learning didasarkan pada tiga indikator
berdasarkan modalitas yang digunakan peserta didik dalam memproses
informasi, yaitu: (1) visual (belajar dengan cara melihat); (2) auditorial
(belajar dengan cara mendengar); (3) kinestetik (belajar dengan cara
bergerak, bekerja dan menyentuh). Kaitannya dengan hal di atas bahwa
strategi quantum learning berangkat dari ide dasar tentang penemuan otak
dan potensi manusia, yang diaplikasikan dalam pembelajaran sesuai
dengan gaya belajar pesera didik. Disinilah teori-teori tentang otak
manusia memiliki relevansi yang signifikan sehingga belajar menjadi lebih
bermakna (Ratnawati, 2005).
Selanjutnya adalah variabel terikat merupakan variabel yang
dipengaruhi oleh variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini yaitu
motivasi belajar dan pemahaman konsep siswa. Penjelasan lebih lanjut
dijabarkan di bawah ini:
2. Motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai
dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap
adanya tujuan (Mc. Donald dalam Sardiman, 2009: 73). Kemudian
motivasi menurut Purwanto (1990: 71) adalah pendorongan, yaitu suatu
usaha yang disadari untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang agar
tergerak hatinya untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai
hasil atau tujuan tertentu.
Lebih lanjut Sardiman (2009: 83) mengemukakan bahwa motivasi
belajar siswa meliputi indikator:
49
Wina Dwi Puspitasari, 2015 Pengaruh Penerapan Strategi Quantum Learning Terhadap Motivasi Belajar Dan Pemahaman Konsep Siswa Pada Materi Kemerdekaan (Eksperimen Kuasi Di Sdn Majalengka Kulon V Dan Sdn Tarikolot I Kabupaten Majalengka) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a. Ketekunan dalam belajar, maksudnya peserta didik selalu hadir di
sekolah, mengikuti kegiatan pembelajaran di kelas dan mempersiapkan
diri dalam menghadapi pembelajaran di sekolah.
b. Ulet dalam menghadapi kesulitan, keuletan peserta didik dapat
diidentifikasi melalui sikap peserta didik dalam menghadapi kesulitan
dan usaha yang dilakukan pada saat mengalami kesulitan dalam
pembelajaran.
c. Minat dan ketajaman perhatian dalam belajar, dapat diidentifikasi
melalui kebiasaan peserta didik dan semangat peserta didik dalam
mengikuti pembelajaran.
d. Berprestasi dalam belajar, peserta didik dikatakan memiliki motivasi
tinggi manakala mereka memiliki keinginan untuk berprestasi dan
mereka mampu mencapai kualifikasi hasil yang diharapkan.
e. Mandiri dalam belajar, peserta didik dikatakan memiliki motivasi jika
memiliki kemandirian dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan
misalnya, mengerjakan tugas/PR dan belajar mandiri di luar jam
pelajaran. Jadi motivasi belajar adalah kondisi psikologis yang mendorong siswa
untuk belajar secara sungguh-sungguh, yang pada gilirannya akan
terbentuk cara belajar siswa yang sistematis, penuh konsentrasi dan dapat
menyeleksi kegiatan-kegiatannya.
3. Pemahaman Konsep
Pemahaman konsep berasal dari dua kata, pemahaman dan konsep.
Pengertian pemahaman dikemukakan oleh Winkel dan Mukhtar (dalam
Sudaryono, 2012: 44) mengemukakan bahwa “Pemahaman yaitu
kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah
sesuatu itu diketahui atau diingat, mencakup kemampuan untuk
menangkap makna dari arti bahan yang dipelajari, yang dinyatakan dengan
menguraikan isi pokok dari suatu bacaan, atau mengubah data yang
disajikan dalam bentuk tertentu ke bentuk yang lain”.
Menurut Bloom (dalam Subiyanto, 1988: 49) membagi pemahaman
menjadi tiga indikator yang langsung disesuaikan oleh peneliti dengan
konsep materi kemerdekaan, yaitu sebagai berikut:
a. Mengurutkan peristiwa kemerdekaan, dan menjelaskan makna
peristiwa pertempuran. (translasi).
50
Wina Dwi Puspitasari, 2015 Pengaruh Penerapan Strategi Quantum Learning Terhadap Motivasi Belajar Dan Pemahaman Konsep Siswa Pada Materi Kemerdekaan (Eksperimen Kuasi Di Sdn Majalengka Kulon V Dan Sdn Tarikolot I Kabupaten Majalengka) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Menjelaskan kembali peristiwa pertempuran setelah kemerdekaan, dan
menghubungkan konsep kemerdekaan dengan kehidupan sehari-hari.
(interpretasi).
c. Kemampuan memprediksi akibat dari pertempuran setelah
kemerdekaan, dan memiliki semangat juang kepahlawanan.
(ekstrapolasi).
Dengan demikian pemahaman konsep dapat diartikan sebagai
kemampuan seseorang dalam menangkap, menginterpretasi dan
mengaplikasikan materi yang diperolehnya. Pemahaman konsep juga
dapat ditujukan melaui kemampuan seseorang dalam memprediksi
kecenderungan, kemampuan meramalkan akibat-akibat dari berbagai
penyebab suatu gejala.
G. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik
tes, observasi, wawancara dan angket atau kuesioner. Tes yang dilakukan
terdiri dari pretest dan posttest. Pretest dilakukan untuk mengetahui
pemahaman konsep peserta didik sebelum diberikan perlakuan. Sedangkan
posttest dilakukan untuk mengetahui perubahan kemampuan memahami
konsep setelah diberikan perlakuan. Penyusunan tes diawali dengan
penyusunan kisi-kisi yang mencakup kompetensi dasar, indikator, aspek yang
diukur beserta skor penilaiannya dan nomor butir soal beserta kunci
jawabannya dan aturan pemberian skor untuk masing-masing butir soal.
Selanjutnya observasi dilakukan untuk mengumpulkan data mengenai
kesesuaian aktivitas guru dengan langkah-langkah dalam strategi quantum
learning. Wawancara dilakukan untuk mengetahui kendala yang ditemukan
ketika proses pembelajaran dengan menggunakan quantum learning. Sumber
data, jenis data, teknik pengumpulan data, dan instrumen yang digunakan
dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 3.7
Teknik pengumpul data, instrumen pengumpul data dan tujuan
51
Wina Dwi Puspitasari, 2015 Pengaruh Penerapan Strategi Quantum Learning Terhadap Motivasi Belajar Dan Pemahaman Konsep Siswa Pada Materi Kemerdekaan (Eksperimen Kuasi Di Sdn Majalengka Kulon V Dan Sdn Tarikolot I Kabupaten Majalengka) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No
Teknik
Pengumpulan
data
Intrumen pengumpul
data Tujuan
1 Tes Lembar tes tulis
pilihan ganda
(pretest dan posttest)
Mengukur kemampuan
pemahaman konsep siswa
2 Angket
(kuesioner)
Lembar angket
(kuesioner)
Mengukur motivasi belajar siswa
3 Observasi Lembar observasi Melihat kesesuaian aktivitas guru
dengan langkah-langkah dalam
strategi quantum learning
H. Analisis Data
Analisis data dilakukan untuk menjawab rumusan masalah dan
pengujian hipotesis. Data yang diperoleh berupa nilai hasil pretes dan postest
pada kelas eksperimen dan kelas kontrol akan dianalisis dengan menggunakan
perhitungan uji statistik. Data kuantitatif diperoleh dari hasil pretest dan
postest yang memuat indikator motivasi belajar dan pemahaman konsep siswa.
1. Uji Normalitas Data
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data
berdistribusi normal atau tidak. Hipotesis yang digunakan untuk
mengetahui normalitas data adalah sebagai berikut:
H0 : Data berditribusi normal
H1 : Data tidak berdistribusi normal
Untuk menghitung normalitas suatu data akan dilakukan dengan uji
shapiro-wilk, karena data yang diteliti dalam penelitian ini berjumlah 31
siswa. Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut:
Jika dengan , maka H0 ditolak.
Jika dengan , maka H0 diterima.
Dengan P-value adalah nilai signifikansi hasil perhitungan
(Trihendradi, 2012: 94).
52
Wina Dwi Puspitasari, 2015 Pengaruh Penerapan Strategi Quantum Learning Terhadap Motivasi Belajar Dan Pemahaman Konsep Siswa Pada Materi Kemerdekaan (Eksperimen Kuasi Di Sdn Majalengka Kulon V Dan Sdn Tarikolot I Kabupaten Majalengka) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Uji Homogenitas
Pengujian homogenitas varians dialkukan antara kelompok
eksperimen (SDN Majalengka Kulon V) dan kontrol (SDN Tarikolot I),
dan antara kelompok pretest dan posttest dalam satu kelompok eksperimen
atau kontrol. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah
varians kedua kelompok sama atau berbeda. Hipotesis yang digunakan
untuk menghitung homogenitas suatu data adalah sebagai berikut:
H0 : Varians kedua kelompok sampel homogen.
H1 : Varians kedua kelompok sampel tidak homogen.
Untuk menghitung homogenitas suatu data akan dilakukan dengan
uji Lavene. Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut:
Jika dengan , maka H0 ditolak.
Jika dengan , maka H0 diterima.
Dengan P-value adalah nilai signifikansi hasil perhitungan
(Trihendradi, 2012: 136).
3. Uji Perbedaan Dua Rata-rata
Apabila sebaran data berdistribusi normal dan varians kedua
kelompok sampel homogen, maka uji perbedaan rata-rata menggunakan
uji t dengan rumus:
s
nn
XXt
21
21
11
Apabila sebaran data berdistribusi tidak normal, maka uji perbedaan
rata-rata menggunakan statistik nonparametrik dengan uji Mann-Whitney.
Hipotesis yang digunakan untuk mengetahui perbedaan rata-rata suatu
kelompok data adalah sebagai berikut:
53
Wina Dwi Puspitasari, 2015 Pengaruh Penerapan Strategi Quantum Learning Terhadap Motivasi Belajar Dan Pemahaman Konsep Siswa Pada Materi Kemerdekaan (Eksperimen Kuasi Di Sdn Majalengka Kulon V Dan Sdn Tarikolot I Kabupaten Majalengka) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
H0 : Tidak terdapat perbedaan rata-rata antara kelas eksperimen dan
kelas kontrol.
H1 : Kelas eksperimen lebih baik dari kelas kontrol.
Untuk menghitung perbedaan rata-rata data akan dilakukan dengan
menggunakan uji t atau Man-Whitney tergantung distribusi data dan
varians kedua kelompok sampel. Pengujiannya adalah sebagai berikut:
Jika dengan , maka H0 ditolak.
Jika dengan , maka H0 diterima.
Dengan P-value adalah nilai signifikansi hasil perhitungan
(Trihendradi, 2012: 125).