bab iii metode penelitian a. jenis penelitian...penelitian dilaksanakan, hasil penelitian yang...
TRANSCRIPT
28
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Peter Mahmud Marzuki merumuskan penelitian hukum sebagai suatu proses
untuk menemukan aturan hukum, prinsip-prinsip hukum, maupun doktrin-
doktrin hukum guna menjawab isu hukum yang dihadapi.34
Penelitian ini dilakukan guna memperoleh data – data yang diperlukan dari
objek yang akan diteliti. Agar penelitian tersebut memenuhi syarat keilmuan,
maka diperlukan pedoman yang disebut metode penelitian atau metode riset,
yaitu suatu tata urutan pelaksanaan penelitian dalam pencarian data sebagai
bahan bahasan untuk memahami objek yang diteliti, dan hasil penelitian tersebut
akan dituangkan dalam penulisan laporan penelitian.
Berdasarkan masalah yang akan diteliti, metode pendekatan yang dipakai
dalam penelitian ini adalah yuridis normatif, yaitupenelitian hukum yang
dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka atau data sekunder sebagai bahan
dasar untuk diteliti dengan mengadakan penelusuran terhadap peraturan-
peraturan yang terkait permasalahan yang dibahas.35
Pokok kajiannya adalah
hukum yang dikonsepkan sebagai norma atau kaidah yang berlaku dalam
masyarakat dan menjadi acuan perilaku setiap orang, sehingga penelitian hukum
normatif berfokus pada inventarisasi hukum positif, asas-asas dan doktrin
34
Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, Cet 2, (Jakarta: Kencana, 2008). hlm. 29. 35
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Nornatif Suatu Tinjauan Singkat,
(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006) hlm. 13-14.
29
hukum, penemuan hukum dalam perkara in concreto, sistematika hukum, taraf
sinkronisasi hukum, perbandingan hukum dan sejarah hukum.36
Penelitian ini
juga memanfaatkan kepustakaan atau studi dokumen, karena penelitian ini
banyak menganalisis melalui studi kepustakaan atau lebih dikenal dengan studi
pada data sekunder.37
Dalam Penelitian hukum normatif menggunakan juga prosedur penelitian
ilmiah untuk menemukan kebenaran berdasarkan logika keilmuan hukum dari
sisi normatifnya. Logika keilmuan yang dalam penelitian hukum normatif
dibangun berdasarkan displin ilmiah dan cara-cara kerja ilmu hukum normatif,
yaitu ilmu hukum yang objeknya hukum itu sendiri.38
Dalam penelitian ini pendekatan yang digunakan adalah pendekatan
perundang-undangan (statute approach) dan pendekatan analitis (analitycal
approach). Menurut Syamsudin,39
pendekatan undang-undang dilakukan dengan
menelaah semua undang-undang dan regulasi yang bersangkut-paut dengan
masalah hukum yang sedang ditangani. Menurut Peter Mahmud Marzuki,40
pendekatan undang-undang dilakukan dengan menelaah semua undang-undang
dan regulasi yang bersangkut paut dengan isu hukum yang sedang ditangani.
Bagi penelitian untuk kegiatan praktis, pendekatan undang-undang ini akan
36
Abdulkadir Muhammad, Hukum dan Penelitian Hukum. Cet. 1 (Bandung : PT. Citra Aditya
Bakti, 2004), hlm. 52.
38
Johnny Ibrahim, Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif, (Malang :Bayumedia,
2001), hlm. 57. 39
M.Syamsudin, Operasionalisasi Penelitian Hukum, (Jakarta:Rajawali Pers, 2007).hlm.58 40
Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, cetakan ke-11 (Jakarta:Kencana,2011).hlm. 93.
30
membuka kesempatan bagi peneliti untuk mempelajari adakah konsistensi dan
kesesuaian antara suatu undang-undang dengan undang-undang lainnya atau
antara undang-undang dengan Undang-Undang Dasar atau regulasi dan undang-
undang. Hasil dari telaah tersebut merupakan suatu argumen untuk memecahkan
isu yang dihadapi.41
Selanjutnya maksud utama analisis terhadap bahan hukum
adalah mengetahui makna yang dikandung oleh istilah-istilah yang digunakan
dalam aturan perundang-undangan secara konsepsional, sekaligus mengetahui
penerapan dalam praktik dan putusan-putusan hukum. Hal ini dilakukan melalui
dua pemeriksaan. Pertama, sang peneliti berusaha memperoleh makna baru yang
terkandung dalam aturan hukum yang bersangkutan. Kedua, mengkaji istilah-
istilah hukum tersebut dalam praktek melalui analisis terhadap putusan-
putusanhukum.42
Pengertian hukum (rechtsbegrip) menduduki tempat penting,
baik yang tersimbolkan dalam kata yang digunakan maupun yang tersusun
dalam sebuah aturan hukum, tidak jarang sebuah kata atau definisi yang terdapat
dalam sebuah rumusan aturan hukum tidak jelas maknanya. Kemungkinan,
makna yang pernah diberikan kepada suatu kata atau definisi tersebut sudah
tidak memadai, baik oleh perkembangan zaman atau untuk memenuhi
kepentingan sifat sebuah sistem yang all-inclusive sehingga diperlukan
pemberian makna yang baru pada kata atau definisi yang ada, karena ketepatan
makna diperlukan demi kepastian hukum sementara itu menemukan makna
41
Ibid., hlm. 93-94 42
Johnny Ibrahim, Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif, cetakan ke-6, (Malang :
Bayumedia Publishing, 2012).hlm.310.
31
(begrip) pada kata atau definisi hukum merupakan kegiatan keilmuan hukum
aspek normatif.43
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pada dasarnya tugas
analisis hukum adalah menganalisis pengertian hukum, asas hukum, kaidah
hukum, sistem hukum, dan berbagai konsep yuridis. Misalnya konsep yuridis
tentang subyek hukum, obyek hukum, hak milik, perkawinan, perjanjian,
perikatan, hubungan kerja, jual beli, wanprestasi, perbuatan melanggar hukum,
delik, dan sebagainya.44
Sehingga melalui serangkaian kegiatan dengan
permasalahan yang dibahas dalam "Implikasi Pemberian E-KTP Bagi WNA
Dalam Administrasi Kependudukan Dan Pemilu" dapat memberikan
pengetahuan bagi peneliti dan peneliti lainnya yang ingin mengkaji kasus yang
sama.
B. Spesifikasi Penelitian
Jenis metode penelitian yang dipilih adalah deskriptif analisis, adapun
pengertian dari metode deskriptif analisis adalah suatu metode yang berfungsi
untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti
melalui data atau sampel yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa
melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.
Dengan kata lain penelitian deskriptif analisis mengambil masalah atau
memusatkan perhatian kepada masalah-masalah sebagaimana adanya saat
penelitian dilaksanakan, hasil penelitian yang kemudian diolah dan dianalisis
43
Ibid., hlm. 310-311 44
Ibid., hlm. 311
32
untuk diambil kesimpulannya.45
Penulis mencoba menggambarkan secara tepat
perihal ketentuan, khususnya yang berkaitan dengan ketentuan yang berlaku di
masyarakat.
C. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi
kepustakaan (library research). Studi pustaka ini dilakukan dalam rangka
mengumpulkan data sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh
seorang peneliti secara tidak langsung dari sumbernya (objek penelitian), tetapi
melalui sumber lain. Peneliti mendapatkan data yang sudah jadi yang
dikumpulkan oleh pihak lain dengan berbagai cara atau metode baik secara
komersial maupun non komersial. Misal: buku-buku teks, jurnal, majalah, koran,
dokumen, peraturan, perundangan, dan sebagainya.46
Data sekunder di bidang
hukum (dipandang dari sudut kekuatan mengikatnya) dapat dibedakan menjadi
:47
1) Bahan-bahan hukum primer, yaitu bahan hukum primer terdiri dari norma
dasar yakni Peraturan Perundang-undangan lainnya yang ada kaitannya
dengan objek penelitian, seperti:
a) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
45
Sugiyono, Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung
:Alfabeta, 2009). hlm. 29. 46
Suteki dan Galang Taufani , Metodologi Penelitian Hukum: Filsafat, Teori dan Praktik,
(Depok: Rajawali Pers, 2018), hlm.215. 47
Ibid. hlm. 216
33
b) Undang-Undang Republik Indonesia No. 24 Tahun 2013 tentang
Perubahan Atas Undang-Undang No. 23 Tahun 2006 tentang
Administrasi Kependudukan.
c) Peraturan Menteri Hukum dan HAM RI No 43 Tahun 2015 tentang
Prosedur Teknis Alih Status Izin Tinggal Kunjungan Menjadi Izin
Tinggal Terbatas dan Alih Status Izin Tinggal Terbatas Menjadi Izin
Tinggal Tetap.
d) Peraturan Pemerintah RI No 31 Tahun 2013 tentang Peraturan
Pelaksanaan UU No 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian.
e) Undang-Undang Republik Indonesia No. 7 Tahun 2017 tentang
Pemilihan Umum.
2) Bahan-bahan hukum sekunder, yaitu bahan-bahan yang erat hubungannya
dengan bahan hukum primer dan dapat membantu menganalisis dan
memahami bahan hukum primer, dapat berupa: Jurnal.
3) Bahan-bahan hukum tersier, yaitu bahan-bahan yang memberikan
informasi tentang bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder. Bahan
hukum tersier yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kamus,
ensiklopedia, majalah, surat kabar yang menunjang dalam penelitian ini.
D. Metode Analisis Data
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, data diartikan sebagai kenyataan
yang ada yang berfungsi sebagai bahan sumber untuk menyusun suatu pendapat,
keterangan yang benar dan keterangan atau bahan yang dipakai untuk penalaran
34
dan penyelidikan.48
Suharsimi menyatakan data diartikan sebagai hasil
pencatatan peneliti, baik itu berupa fakta maupun angka.49
Data merupakan
suatu bahan yang masih mentah yang membutuhkan pengolahan lebih lanjut
sehingga menghasilkan informasi atau keterangan, baik kuantitatif maupun
kualitatif yang menunjukkan suatu fakta.50
Analisis data dalam penelitian ini
menggunakan analisis kualitatif, yaitu data yang tidak berbentuk angka yang
dapat diperoleh dari rekaman, pengamatan, wawancara, atau bahan tertulis (UU,
dokumen, buku-buku, dan sebagainya) yang berupa ungkapan-ungkapan
verbal.51
48
Pengertian Data dan Fakta, (Online),
(https://www.referensimakalah.com/2012/08/pengertian-data-dan-fakta-dalam.html, diakses 10
Februari 2020), 2020. 49
Arikunto Suharsimi, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta:Rineka Cipta,
2006), hlm. 118 50
Riduwan, Dasar-dasar Statistika (Bandung: Alfabeta 2009), hlm. 5. 51
Suteki dan Galang Taufani , Metodologi Penelitian Hukum: Filsafat, Teori dan Praktik,
(Depok: Rajawali Pers, 2018), hlm.213.