311 12 006 - rahmat tirta (k3)

27
Tugas Perorangan Tugas Ke – 1 K3 PADA LABORATORIUM DAN BENGKEL MK : KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) KELAS : 1A KONSTRUKSI GEDUNG Disusun Oleh : NAMA / NIM : RAHMAT TIRTA / 311 12 006 PRODI KONSTRUSKI GEDUNG

Upload: rahmat-tirta

Post on 02-Aug-2015

25 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: 311 12 006 - RAHMAT TIRTA (K3)

Tugas Perorangan

Tugas Ke – 1

K3 PADA LABORATORIUM DAN BENGKEL

MK : KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3)

KELAS : 1A KONSTRUKSI GEDUNG

Disusun Oleh :

NAMA / NIM : RAHMAT TIRTA / 311 12 006

PRODI KONSTRUSKI GEDUNG

JURUSAN TEKNIK SIPIL

POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

2012

Page 2: 311 12 006 - RAHMAT TIRTA (K3)

BAB I

Pendahuluan

Negara-negara pengimpor suatu produk strategis terutama negara maju baik

belahan dunia barat maupun timur telah mensyaratkan penerapan sistem Manajemen

Mutu, Sistem Manajemen Lingkungan, Social Accountabillity ( Social Clause ),

Sertifikasi Produk, dan Sitem menajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

Persyaratan tersebut dimaksudkan untuk memenuhi standar baik internasional,

regional maupun badan sertifikasi.

Untuk membuktikan bahwa persyaratan tersebut telah dipenuhi oleh suatu

perusahaan, maka harus dibuktikan dengan cara pengukuran kinerja keselamatan dan

kesehatan kerja yang merupakan bagian dari proses akrediritas maupun sertifikasi.

pengukuran kinerja tersebut merupakan salah satu aspek penting dalam sistem

manjemen keselamatan dan kesehatan kerja. Sejalan dengan konsep menajemen

modem, maka aspek pengukuran kinerja tersebut dilaksanakan dalam berbagai

kegiatan perusahaan yang dimulai sejak tahap perencanaan, konstruksi sampai tahap

operasi.

Berdasarkan data-data yang diperoleh dari hasil pengukuran kinerja penerapan

keselamatan dan kesehatan kerja tersebut maka dapat digunakan sebagai dasar untuk

melaksanakan upaya perbaikan atau penyempurnaan secara terus menerus.

Page 3: 311 12 006 - RAHMAT TIRTA (K3)

BAB II

ISI

Setiap kegiatan selalu diikuti dengan resiko bahaya yang dapat berakibat

terjadinya kecelakaan, kecelakaan yang terjadi pada suatu kegiatan industri

merupakan hasil akhir dari suatu aturan yang ada dan kondisi kerja yang tidak

nyaman. Walaupan demikian terjadinya kecelakaan seharusnya dapat di cegah dan

diminimalisasikan, karena kecelakaan tidak dapat terjadi dengan sendirinya.

Terjadinya kecelakaan pada umumnyaditimbulkan oleh beberapa faktor penyebab,

oleh karena itu terjadinya kecelakaan harus diteliti faktor-faktor penyebabnya denga

tujuan untuk menentukan usaha-usaha pembinaan dan pengawasan keselamatan kerja

yang tepat secara efektif dan efisian sehingga terjadinya kecelakaan dapat dicegah.

Sebagai faktor penyebab terjadinya

kecelakaan pada umumnya bersumber pada

faktor lingkungan kerja dan faktor manusia,

berdasarkan statistik kecelakaan, kejadian

kecelakaan kerja lebih dari 85% disebabkan

oleh faktor manusia sehingga perhatian

ditekankan kepada aspek manusia.

Perilaku pekerja yang tidak aman yang

dapat membahayakan, kondisi yang berbahaya,

kondisi hampir celaka dan penyakit akibat kerja

adalah gejala dari kurang berfungsinya

manjemen. Permasalahan keselamayan dan

kesehatan kerja harus dicari penyebab dasar

masalah hingga ditemukan tugas dan fungsi

yang tidak dilaksanakan denganbaik yang berkaitan dengan masalah yang dihadapi.

Page 4: 311 12 006 - RAHMAT TIRTA (K3)

Bahaya – bahaya yang ada di tempat kerja pada dasarnya berpotensi dapat

menimbulakn terjadinya kecelakaan, maka harus diidentifikasi dan dikelola dengan

baik sejak mulai dari perencanaan, konstruksi, operasi sampai dengan pasca operasi.

Secara umum resiko bahaya kebakaran dan kecelkaan sudah disadari oleh

perusahaan-perusahaan dilingkungan kegiatan usaha apapun, oleh karena itu setiap

perusahaan yang bergerak melakukan kegiatan usaha pada umumnya telah melakukan

upaya-upaya pencegahan dan penanggulangannya antara lain telah menyediakan

fasilitas keselamatan kerja perorangan (Personal Protection Equipment) dan sarana

pencegahan dan penanggulangan kebakaran baik secara permanen maupun yang

portable.

Dalam melakukan kegiatan didalam laboratorium, kita harus menyadari

bahwa dalam setiap kegiatan tersebut berpotensi menimbulkan dampak lingkungan

Page 5: 311 12 006 - RAHMAT TIRTA (K3)

dan kebakaran sehingga penting sekali aspek keselamatan dan kesehatan kerja disini.

Merupakan kebijakan manajemen untuk mencegah terjadinya kecelakaan pada

laboratorium, melindungi harta milik perusahaan dari kerusakan dan memberikan

keamanan kepada karyawan sehubungan dengan pengoperasian dan penggunaan

fasilitas laboratorium di

perusahaan.

Setiap pengguna

laboratorium harus

mempunyai rasa tanggung

jawab yang penuh akan

keselamatan dan kesehatan

kerja didalam laboratorium.

Untuk itu perlu di buat

peraturan-peraturan dan prosedur-prosedur yang di tetapkan dan harus ditaati selalu

pada setiap kegiatan yang dilakukan didalam laboratorium. Penyelenggra terhadap

peraturan-peraturan dan prosedur kerja dapat dikenakan sanksi

Manajemen tidak menginginkan program keselamatan dan kesehatan kerja

dalam laboratorium hanya merupakan fungsi pelengkap, tetapi harus dilaksanakan .

setiap orang yang akan melakukan pekerjaan di dalam laboratorium harus membaca

peraturan yang ada serta memahami buku petunjuk di dalam laboratorium.

Dalam laboratorium diperlukan suatu panduan untuk keselamatan kerja dan

keselamatan laboratorium harus ditempatkan di tingkatan prioritas yang paling tinggi

dan ANDA adalah bertanggung jawab untuk suatu laboratorium yang aman.

Dalam laboratorium pada tahap awal kita harus mengetahui :

1. Kegiatan yang akan dilakukan

2. Bahan-bahan kimia yang tersedia

3. Fasilitas peralatan proses yang tersedian

4. Peralatan K3 yang tersedia

Page 6: 311 12 006 - RAHMAT TIRTA (K3)

Untuk melakukan kegiatan di dalam

laboratorium diperluakan aturan tersendiri dalam

melakukan K3 Peraturan dalam Laboratorium :

1. Melaksanakan pekerjaan laboratorium hanya

ketika ada guru atau pengawas dan tidak

diijinkan mengadakan percobaan laboratorium

yang tidak diijinkan

2. Perhatian untuk keselamatan perlu dimulai

bahakan sebeleum melakukan aktivitas yang

pertama. Selalu membaca dan memikirkan

masing-masing tugas laboratorium sebelum

dimulai

3. Mengetahui letak penempatan dan penggunaan dari semua peralatan keselamatan

di dalam laboratorium ini meliputi keselamatan shower, pencuci mata, kotam

PPPK, pemadam api dan selimut (blanket) dan lihat suatu tata ruang yang

menyangkut dan mempertunjukkan penempatan dari peralatan keselamatan.

4. Pakailah celemek atau mantel laboratorium dan kacamata pelindung atau

kacamata bersifat melindungi untuk semua pekerjaan laboratorium memakai

sepatu lebih baik dibandingkan dengan sandal dan gunakan pengikat rambut.

5. Bersihkanlah bangku dari semua material tak perlu seperti pakaian dan buku

sebelum pekerjaan di mulai

6. Periksalah label bahan kimia dua kali untuk meyakinkan mempunyai unsur yang

benar. Beberapa bahan kimia rumusan dan nama berbeda dengan hanya suatu

nama dan nomor. Memperhatikan dan menghiraukan penggolongan resiko yang

ada label dan lihatlah suatu diagram resiko dan maksud angka-angka yang

digunakan pada tabek diagram resiko.

Page 7: 311 12 006 - RAHMAT TIRTA (K3)

7. Jika mungkin diminta untuk

memindahakan beberapa bahan kimia

laboratorium dari suatu botol umum ke

botol piala besar atau tabung test milik

mu. JANGAN KEMBALIKAN

kelebihan materiall apapun kedalam

kemasan yang aslinya kecuali jika diberi

ijin oleh guru/pengawas.

8. Hindarilah pergerakan dan pembicaraan

yang tak perlu di dalam laboratorium

9. Jangan pernah mencicipi material. Tidak boleh mmbawa makanan atau minuman

ke dalam laboratorium. Jika di perintahkan untuk membaui sesuatu, lakukan

dengan penghembusan sebagian dari uap air ke arah hidung. Tidak menempatkan

hidung dekat pembukaan kontainer/kemasan.

10. Jangan pernah melihat secara langsung ke dalam suatu tabung test, pandang dari

sisi samping. Jangan pernah menunjuk suatu test yang terbuka dari kearah diri

anda atau tetangga

11. Apapun kecelakaan dalam lboratorium, bagaimanapun kecilnya, harus dilaporkan

dengan seketika kepada pengawas.

12. Jika membuang bahan kimia setelah digunakan harus mengikuti perintah dan

harus secara hati-hati

13. Kembalikan peralatan kimia, bahan k imia, celemek dan kacamata pelindung

kepada penempatan awal.

14. Sebelum minggalkan laboratorium, pastikan bahwa kran air dan gas sudah tutup.

15. Jika ragu-ragu silahkan bertanya.

Page 8: 311 12 006 - RAHMAT TIRTA (K3)

Manajemen resiko laboratorium

Menurut G. Terry pelaksanaan manajemen

dikelompokkan menjadi :

Perencanaan (Planning )

Organisasi ( Organizing )

Pelaksaan ( Actuating )

Pengawasan ( Controlling )

A.Perencanaan (Planning)

Fungsi perencanaan adalah suatu usaha menentukan kegiatan yang akan

dilakukan di masa mendatang guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam hal

ini adalah keselamatan dan kesehatan kerja di laboratorium. Dalam perencanaan,

kegiatan yang ditentukan meliputi :

apa yang dikerjakan?

bagaimana mengerjakannya?

mengapa mengerjakan?

siapa yang mengerjakan?

kapan harus dikerjakan?

di mana kegiatan itu harus dikerjakan?

Kegiatan laboratorium sekarang tidak lagi hanya di bidang pelayanan, tetapi

sudah mencakup kegiatan-kegiatan di bidang pendidikan dan penelitian, juga metoda-

metoda yang dipakai makin banyak ragamnya; semuanya menyebabkan resiko

bahaya yang dapat terjadi dalam laboratorium makin besar. Oleh karena itu usaha-

usaha pengamanan kerja di laboratorium harus ditangani secara serius oleh organisasi

keselamatan kerja laboratorium

B.Organisasi (Organizing )

Page 9: 311 12 006 - RAHMAT TIRTA (K3)

Organisasi keselamatan dan kesehatan kerja laboratorium dapat dibentuk

dalam beberapa jenjang, mulai dari tingkat laboratorium daerah (wilayah) sampai ke

tingkat pusat atau nasional. Keterlibatan pemerintah dalam organisasi ini baik secara

langsung atau tidak langsung sangat diperlukan. Pemerintah dapat menempatkan

pejabat yang terkait dalam organisasi ini di tingkat pusat (nasional) dan tingkat

daerah (wilayah), disamping memberlakukan Undang- Undang Keselamatan Kerja.

C.Pelaksanaan (Actuating)

Fungsi pelaksanaan atau penggerakan

adalah kegiatan mendorong semangat

kerja bawahan, mengerahkan aktivitas

bawahan, mengkoordinasikan berbagai

aktivitas bawahan menjadi aktivitas yang

kompak (sinkron), sehingga semua aktivitas

bawahan sesuai dengan rencana yang telah

ditetapkan sebelumnya.

Pelaksanaan program kesehatan dan keselamatan kerja laboratorium

sasarannya ialah tempat kerja yang aman dan sehat. Untuk itu setiap individu yang

bekerja dalam laboratorium wajib mengetahui dan memahami semua hal yang

diperkirakan akan dapat menjadi sumber kecelakaan kerja dalam laboratorium, serta

memiliki kemampuan dan pengetahuan yang cukup untuk melaksanakan pencegahan

dan penanggulangan kecelakaan kerja tersebut. Kemudian mematuhi berbagai

peraturan atau ketentuan dalam menangani berbagai spesimen reagensia dan alat-alat.

Jika dalam pelaksanaan fungsi penggerakan ini timbul permasalahan, keragu-raguan

atau pertentangan, maka menjadi tugas manajer untuk mengambil keputusan

penyelesaiannya.

Page 10: 311 12 006 - RAHMAT TIRTA (K3)

D.Pengawasan (Controlling)

Fungsi pengawasan adalah aktivitas yang mengusahakan agar pekerjaan-

pekerjaan terlaksana sesuai dengan rencana yang ditetapkan atau hasil yang

dikehendaki. Untuk dapat menjalankan pengawasan, perlu diperhatikan 2 prinsip

pokok, yaitu :

a. adanya rencana

b. adanya instruksi-instruksi dan pemberian wewenang kepada bawahan.

Dalam fungsi pengawasan

tidak kalah pentingnya adalah

sosialisasi tentang

perlunya disiplin, mematuhi

segala peraturan demi

keselamatan kerja bersama

dilaboratorium. Sosialisasi perlu

dilakukan terus menerus, karena

usaha pencegahan bahaya yang

bagaimanapun baiknya akan sia-sia bila peraturan diabaikan. Dalam laboratorium

perlu dibentuk pengawasan laboratorium yang tugasnya antara lain :

memantau dan mengarahkan secara berkala praktek-praktek laboratorium

yang baik, benar dan aman.

memastikan semua petugas laboratorium memahami cara-cara menghindari

risiko bahaya dalam laboratorium.

melakukan penyelidikan / pengusutan segala peristiwa berbahaya atau

kecelakaan.

mengembangkan sistem pencatatan dan pelaporan tentang keamanan kerja

laboratorium.

Page 11: 311 12 006 - RAHMAT TIRTA (K3)

Dalam mengelola laboratorium yang baik,

harus dikenal perangkat-perangkat yang harus

dikelola yaitu :

1. Tata ruang

Untuk tata ruang, dapat dilakukan sedemikian

sehingga dapat berfungsi dengan baik. Tata ruang

yang baik harus mempunyai antara lain :

a. Pintu masuk

b. Pintu keluar

c. Pintu darurat

d. Ruang persiapan

e. Ruang peralatan

f. Ruang penyimpanan

g. Ruang staf/dosen

h. Ruang teknisi/laboran/tenaga administrasi

i. Ruang seminar/diskusi

j. Ruang bekerja (praktikum dan penelitian)

k. Ruang istirahat/ibadah

l. Ruang prasarana alat laboratorium

m. Ruang prasarana kebersihan

n. Ruang keselamatan kerja

o. Lemari praktikan

p. Lemari gelas

q. Lemari alat optik

r. Pintu dan jendela diberi kawat kassa untuk menjaga tidak masuknya hewan

s. Fan ( Kipas angin )

t. Ruang AC untuk alat tertentu yang memerlukan persyaratan tertentu.

Page 12: 311 12 006 - RAHMAT TIRTA (K3)

2. Alat yang baik dan terkalibrasi

Petugas laboratorium wajib mengenal dan mampu mengoprasikan peralatan

laboratorium. Alat-alat yang dioperasikan harus benar-benar dalam kondisi :

a. Siap untuk pakai

b. Bersih

c. Terkalibrasi

d. Beroperasi dengan baik

Peralatan yang ada

mestinya disertai dengan

buku petunjuk pengoprasian.

Hal ini mengantisipasi agar

tidak terjadi kerusakan dan

petunjuk tersebut dapat

digunakan oleh teknisi dalam

memperbaiki alat yang

mengalami kerusakan kecil.

Teknisi laboratorium sangat

diharapkan selalu berada aditempat, ketika berlangsung praktikum/penelitian, yang

jika sewaktu-waktu alat mengalami kerusakan maka dengan cepat dapat diperbaiki.

Peralatan laboratorium sebaiknya disusun secara teratur pada tempat tertentu

berupa rak atau meja menurut kelompok pengguna dan jika alat selesai dipakai segera

dibersihkan dan kembali disususn seperti semula. Pemeliharaaan alat dan bahan yang

perlu mendapat perhatian seperti :

a. Alat gelas

Alat ini harus selalu bersih dan ditempatkan pada tempat yang khusus jika gelas

tersebut harus steril.

b. Bahan ± bahan kimia

Page 13: 311 12 006 - RAHMAT TIRTA (K3)

Untuk bahan kimia yang bersifat asam dan alkalis ditempatkan pada ruang yang

dapat mengeluarkan gas, demikian juga bahan kimia yang mudah menguap dan

terbakar ditempatkan ditempat penyimpanan khusus. Penyimpanan bahan kimia

sebaiknya ditempatkan pada tempat tersendiri.

c. Alat ± alat optik

Alat-alat optik sebaiknya disimpan pada tempat yang kering dan tidak lembab.

Kelembapan yang tinggi akan menyebabkan lensa ± lensa berjamur dan

mengakibatkan kerusakan. Alat optik seperti mikroskop, lensa, kamera

ditempatkan dalam lemari khusus yang kelembabannya dapat dikendalikan dan

biasanya dilakukan dengan menggunakan lampu pijar 15 ± 20 watt.

3. Infra Struktur Laboratorium

Infra struktur laboratorium terdiri dari :

a. Laboratory assessment

Hal ini mencakup tentang lokasi, konstruksi laboratorium dan fasilitas lain

termasuk pintu utama, pintu darurat, jenis meja, jenis atap, jenis dinding, jenis

lantai, jenis pintu, jenis lampu yang dipakai, jenis ventilasi, jenis AC, jenis

tempat penyimpanan, jenis lemari bahan kimia, optic, timbangan, instrument

lain, kondisi laboratorium, pembuangan limbah dan sebagainya

b. Fasilitas Umum

Fasilitas ini mencakup bahasan tentang kebutuhan listrik, sumber listrik,

stabilitas tegangan, distribusi arus, jenis panel listrik, jenis soket, sumber air,

jenis keran yang dipakai, jenis pembuangan air, instalasi air, instalasi listrik,

keadaan toilet, jenis rung persiapan, ruang perbaikan/workshop, penyediaan

teknisi, penyediaan dana dan sebagainya.

4. Administrasi Laboratorium

Page 14: 311 12 006 - RAHMAT TIRTA (K3)

Tujuan administrasi laboratorium adalah untuk memperoleh informasi tentang

keadaan laboratorium denga cepat dan mudah. Administrasi laboratorium meliputi

segala kegiatan administrasi yang ada dilaboratorium antara lain:

a. Inventarisasi peralatan laboratorium yang ada

b. Daftar kebutuhan alat baru, alat tambahan, alat – alat yang rusak , alat-alat yang

dipinjam dan alat ± alat yang dikembalikan.

c. Keluar masuk surat menyurat

d. Daftar pemakaian laboratorium, sesuai jadwal kegiatan praktikum dan

penelitian

e. Daftar inventaris bahan ± bahan kimia dan non kimia, bahan ± bahan gelas

f. Daftar inventaris alat ± alat mebel lain

g. Sistem evaluasi dan pelaporan Kegiatan administrasi ini adalah kegiatan rutin

dan kesinambungan karena itu perlu dipersiapkan dan dilaksanakan secara

teratur dan baik.

5. Inventarisasi dan Keamanan Laboratorium

Kegiatan inventarisasi dan keamanan laboratorium meliputi :

a. Semua kegiatan inventarisasi

b. Keamanan yang dimaksud disini adalah apakah peralatan laboratorium

tersebut tetap ada di laboratorium atau ada yang meminjamnya, apakah ada

yang hilang, pindah tempat namun tidak dilaporkan keadaan sebenarnya.

Tujuan yang ingin dicapai dalam inventarisasi dan keamanan adalah:

1. Mencegah kehilangan dan penyalah gunaan

2. Mengurangi biaya operasiona

3. Meningkatkan proses pekerjaan dan hasilnya

4. Meningkatkan kualitas kerja

5. Mengurangi resiko kehilangan

6. Mencegah pemakaian yang berlebih

Page 15: 311 12 006 - RAHMAT TIRTA (K3)

7. Meningkatkan kerja sama

6. Pengamanan Laboratorium

Pengamanan laboratorium meliputi antara lain :

a. Tanggung Jawab

Kepala laboratorium bertanggung jawab penuh terhadap segala kecelakaan

yang mungkin timbul di laboratorium.

b. Kerapian

Letak alat pemadam harus diletakkan sedemikian sehingga bebas dari

hambatan, demikian juga lantai harus bersih dan bebas minyak, air dan

material lain yang mungkin menyebabkan lantai licin.

c. Pertolongan Pertama

Semua kecelakaan bagaimanapun ringannnya

harus ditangani ditempat pertolongan pertama.

Sehingga setiap laboratorium harus memiliki

kotak P3K yang isinya selalu dikontrol.

d. Pakaian

Setiap bekerja di laboratorium harus

memperhatikan pakain, misalnya jangan

memakai baju ketat, berlengan panjang dan

kancing terbuka ketika bekerja dengan

mesin ± mesin yang bergerak.

e. Pintu ± pintu laboratorium

Pintu ± pintu laboratorium sebaiknya

dilengkapi dengan jendela pengintip untuk

mencegah terjadinya kecelakaan.

Page 16: 311 12 006 - RAHMAT TIRTA (K3)

f. Alat ± alat

Alat ± alat disimpan sesuai dengan kelompok atau jenis, misalnya peralatan

yang menggunakan listrik seharusnya diletakkan dekat dengan sumber listrik.

Alat yang terbuat dari kaca perlu mendapat perhatian khusus.

g. Pemadam kebakaran (Fire Extinguiser )

Dalam laboratorium harus tersedia alat

pemadam kebakaran yang berguna untuk

mencegah kebakaran yang mungkin

terjadi. Secara umum bahan yang mudah

terbakar dapat diklasifikasikan sebagai

berikut :

Bahan ± bahan yang lain, jika terbakar

sulit untuk diklasifikasikan, karena

berubah dari padat menjadi cair atau cair menjadi gas pada temperature yang

tinggi. Peralatan pemadam kebakaran yang sesuai dengan tipe atau kelas

kebakaran harus tersedia di laboratorium, seperti yang disebut berikut ini :

yang panas. Kran gas harus selalu tertutup jika tidak dipakai demikian juga

dengan kran pengaturan. Alat ± alat yang berhubungan dengan tabung gas

harus memakai pengaman terhadap tekanan.

7. Organisasi Laboratorium

Organisasi laboratorium meliputi struktur organisasi, deskripsi pekerjaan, serta

susunan personalia yang mengelola laboratorium tersebut. Penanggung jawab

tertinggi organisasi di laboratorium adalah Kepala Laboratorium. Anggota

Laboratorium yang berada di bawah Kepala Laboratorium harus sepenuhnya

bertanggung jawab terhadap semua pekerjaan yang dibebankan kepadanya.

Setiap kegiatan kerja selalu diikuti dengan resiko bahaya yang dapat berakibat

terjadinya kecelakaan. Kecelakaan yang terjadi pada suatu kegiatan industri

merupakan hasil akhir dari suatu aturan yang ada kondisi kerja yang tidak aman.

Page 17: 311 12 006 - RAHMAT TIRTA (K3)

Walaupun demikian terjadinya kecelakaan seharusnya dapat dicegah dan

diminimalisasikan, karena kecelakaan tidak dapt terjadi dengan sendirinya.

Terjadinya kecelakaan pada umumnya ditimbulkan oleh beberapa faktor penyebab,

oleh karena itu terjadinya kecelakaan harus diteliti faktor-faktor penyebabnya

denggan tujuan untuk menetukan usaha-usaha pembinaan dan pengawasan keselatan

kerja yang tepat secara efektif dan efisien sehingga terjadinya kecelakaan dapat di

cegah.

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Page 18: 311 12 006 - RAHMAT TIRTA (K3)

Dari uraian di atas dapat kita tarik kesimpulan bahwa tujuan utama dari

program keselamatan dan kesehatan kerja adalah memberikan perlindungan kepada

pekerja dari bahaya kesehatan dan keselamatan yang berhubungan dengan lingkungan

kerja.. Upaya tersebut bisa dilakukan dengan mengelola risiko yang teridentifikasi di

lingkungan kerja.

B. SARAN

Adapun saran-saran yang akan kami sampaikan selaku penulis antara lain :

a. Dalam pembuatan sebuah makalah, sebaiknya dipersentasekan agar kami

selaku mahasiswa sekaligus penulis makalah mampu memahami lebih dalam

tentang isi dari makalah tersebut dan dibimbing langsung oleh dosen yang

bersangkutan.

b. Dalam membuat makalah, dosen yang bersangkutan juga harus meneliti lebih

lanjut apakah isi makalah yang dibuat oleh mahasiswa itu benar mengambil

referensi dari buku yang sesuai dengan isi makalah tersebut atau tidak.

DAFTAR PUSTAKA

Chapman, Christy. Bringing ERM into Focus. Internal Auditor, June 2003

Page 19: 311 12 006 - RAHMAT TIRTA (K3)

Committee of Sponsoring Organization (COSO) of the Treadway Commission. What

is COSO: Background and Events Leading to Internal Control-Integrated Framework.

1992

Darmawi, Herman. Manajemen Risiko. Bumi Aksara, 2005.

Simmons, Mark. COSO Based Auditing. The Internal Auditor, December 1997

The Institute of Internal Auditors. Internal C Vaughan, Emmet. Fundamentals of Risk

and Insurance. 2nd, John Willey, 1978

http://ariagusti.wordpress.com/2011/01/22/manajemen-risiko-k3-di-laboratorium/

http://rizal066.files.wordpress.com/2012/03/identifikasi-k3-pada-bengkel-dan-lab-

sipil-dan-perencanaan.pdf