bab iii metode penelitian a. desain...

23
Lulu yuliani, 2016 IMPLEMENTASI HASIL DIKLAT BERJENJANG TINGKAT DASAR BERBASIS KOMPETENSI OLEH TUTOR PAUD DALAM PROSES PEMBELAJARAN PADA ANAK USIA DINI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode merupakan hal yang sangat penting diperlukan dalam suatu penelitian dengan tujuan untuk memandu seseorang peneliti. Suatu penelitian akan digunakan, seperti yang dikemukakan oleh Nazir (1993, hlm. 31) bahwa metode penelitian akan memandu seorang peneliti mengenai urutan-urutan bagaimana penelitian dilakukan. Kemudian Surachmad (1998, hlm. 131) mengemukakan bahwa metode merupakan cara utama yang dipergunakan untuk mencapai tujuan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode grounded theory. Jadi desain penelitian mualai dari perumusan masalah, pengumpulan data, pengolahan data sampai membuat hasil penelitian tidak menggunakan uapaya kuantifikasi atau perhitungan statistik seperti penelitian dengan pendekatan kuantitatif. Sedangkan metode grounded theory adalah teori yang diperoleh secara induktif dari penelitian dan fenomena yang dijelaskannya. Metode ini digunakan karena bukan untuk menguji teori atau memulai penyelidikan dengan pegangan pada suatu teori tertentu lalu membuktikannya, melainkan dengan berpegangan pada suatu bidang kajian proses Diklat, implementasi hasil Diklat dan proses pembelajaran pada anak usia dini. Jadi teori dasar yang dilandaskan pada data secara terus menerus sebagai layaknya grounded theory yang memberikan peluang bagi ditemukannya pola, konstruk atau teori baru berdasarkan data-data dan teori yang saling terkait dalam hubungan timbal balik (Straus dan Corbin, Lincoln dalam Moleong 2011). Komponen dalam metode penelitian kualitatif meliputi antara lain; alasan menggunakan metode kualitatif, tempat atau lokasi penelitian, instrumen penelitian, informan dan sumber data penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data rencana pengujian keabsahan data (Sugiyono, 2010, hlm. 145). Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif untuk mendapatkan data yang mendalam, suatu data yang mengandung makna. Peneliti mengadakan 88

Upload: others

Post on 29-Oct-2020

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitianrepository.upi.edu/26320/6/T_PLS_1402119_Chapter3.pdf · jamak interaktif dan suatu pertukaran pengalaman sosial (a shared social experience)

88

Lulu yuliani, 2016 IMPLEMENTASI HASIL DIKLAT BERJENJANG TINGKAT DASAR BERBASIS KOMPETENSI OLEH TUTOR PAUD DALAM PROSES PEMBELAJARAN PADA ANAK USIA DINI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Metode merupakan hal yang sangat penting diperlukan dalam suatu

penelitian dengan tujuan untuk memandu seseorang peneliti. Suatu penelitian

akan digunakan, seperti yang dikemukakan oleh Nazir (1993, hlm. 31) bahwa

metode penelitian akan memandu seorang peneliti mengenai urutan-urutan

bagaimana penelitian dilakukan. Kemudian Surachmad (1998, hlm. 131)

mengemukakan bahwa metode merupakan cara utama yang dipergunakan untuk

mencapai tujuan.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode grounded

theory. Jadi desain penelitian mualai dari perumusan masalah, pengumpulan data,

pengolahan data sampai membuat hasil penelitian tidak menggunakan uapaya

kuantifikasi atau perhitungan statistik seperti penelitian dengan pendekatan

kuantitatif. Sedangkan metode grounded theory adalah teori yang diperoleh secara

induktif dari penelitian dan fenomena yang dijelaskannya. Metode ini digunakan

karena bukan untuk menguji teori atau memulai penyelidikan dengan pegangan

pada suatu teori tertentu lalu membuktikannya, melainkan dengan berpegangan

pada suatu bidang kajian proses Diklat, implementasi hasil Diklat dan proses

pembelajaran pada anak usia dini. Jadi teori dasar yang dilandaskan pada data

secara terus menerus sebagai layaknya grounded theory yang memberikan

peluang bagi ditemukannya pola, konstruk atau teori baru berdasarkan data-data

dan teori yang saling terkait dalam hubungan timbal balik (Straus dan Corbin,

Lincoln dalam Moleong 2011).

Komponen dalam metode penelitian kualitatif meliputi antara lain; alasan

menggunakan metode kualitatif, tempat atau lokasi penelitian, instrumen

penelitian, informan dan sumber data penelitian, teknik pengumpulan data, teknik

analisis data rencana pengujian keabsahan data (Sugiyono, 2010, hlm. 145).

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif untuk mendapatkan data

yang mendalam, suatu data yang mengandung makna. Peneliti mengadakan

88

Page 2: BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitianrepository.upi.edu/26320/6/T_PLS_1402119_Chapter3.pdf · jamak interaktif dan suatu pertukaran pengalaman sosial (a shared social experience)

89

Lulu yuliani, 2016 IMPLEMENTASI HASIL DIKLAT BERJENJANG TINGKAT DASAR BERBASIS KOMPETENSI OLEH TUTOR PAUD DALAM PROSES PEMBELAJARAN PADA ANAK USIA DINI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pengamatan dan mencari data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari

responden yang diamati. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

studi kasus. Fokus penyajiannya adalah data berbentuk narasi dan tidak akan di

temukan analisis statistik. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan implementasi

hasil diklat berjenjang tingkat dasar yang berbasis kompetensi oleh tutor PAUD

dalam proses pembelajaran pada anak usia dini dan analisis secara deskriptif

dengan menggunakan metode kualitatif. Peneliti langsung terjun kelapangan

selama 1 bulan dimulai pada tanggal 18 juni 2016 di PAUD Ihya As Sunnah

selanjutnya pada Tanggal 19 mei 2016 di PAUD Ghifari, Peneliti secara terus

menerus melaksanakan wawancara dengan informan secara mendalam untuk

mengumpulkan data. Dengan kata lain, peneliti model grounded bergerak dari

data menuju konsep. Data yang telah diperoleh dianalisis menjadi fakta, dan dari

fakta diinterpretasi (penafsiran) menjadi konsep. Jadi prosesnya adalah data

menjadi fakta, fakta menjadi konsep.

Menurut sugiyono (2010, hlm.1) metode kualitatif adalah metode penelitian

yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyektif alamiah, sebagai

lawannya adalah eksperimen, dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci,

teknik pengumpulan data dilakukan triangulasi (gabungan) analisis data

bersifat induktif dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan pada makna

dari pada generalisasi.

Obyek dalam penelitian kualitatif adalah obyek yang ilmiah, atau natural

setting, sehingga metode penelitian ini disebut sebagai metode naturalistik. Obyek

yang alamiah adalah obyek apa adanya, tidak dimanipulasi oleh peneliti sehingga

kondisi peneliti saat memasuki obyek, setelah berada di obyek dan setelah keluar

dari obyek relatif tidak berubah. Dalam penelitian kualitatif, peneliti menjadi

instrumen kunci. Obyek dalam penelitian ini adalah proses pembelajaran pada

anak usia dini.

Sejalan dengan pendapat Sugyono, Nana Syaodih (2007, hlm. 94)

mengemukakan bahwa “Penelitian Kualitatif (qualitative Research) bertolak

dari filsafat kontruktivisme yang berasumsi bahwa kenyataan itu berasumsi

jamak interaktif dan suatu pertukaran pengalaman sosial (a shared social

experience) yang di interpretasikan oleh individu-individu. Penelitian

kualitatif ditujukan untuk fenomena-fenomena sosial dari sudut partisipatif,

partisipan adalah orang-orang yang diajak berwawancara, diobservasi,

diminta data memberikan data, pendapat, pemikiran, dan persepsinya.

Page 3: BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitianrepository.upi.edu/26320/6/T_PLS_1402119_Chapter3.pdf · jamak interaktif dan suatu pertukaran pengalaman sosial (a shared social experience)

90

Lulu yuliani, 2016 IMPLEMENTASI HASIL DIKLAT BERJENJANG TINGKAT DASAR BERBASIS KOMPETENSI OLEH TUTOR PAUD DALAM PROSES PEMBELAJARAN PADA ANAK USIA DINI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kriteria data dalam penelitian kualitatif adalah data yang pasti. Data yang

pasti adalah data-data yang terjadi sebagaimana adanya, buka data yang sekedar

terlihat, terucap, tetapi data yang mengandung makna dibalik yang terlihat dan

terucap. Penelitian kualitatif memiliki karakteristik yang berbeda dengan

penelitian kuantitatif Nana Syaodih (2007, hlm. 95) mengemukkan karakteristik

penelitian kualitatif sebagai berikut: (1) kajian naturalistik, melihat situasi nyata

yang berubah secara, alamiah, terbuka, tidak ada rekayasa pengontrolan variabel,

(2) analisis induktif, mengungkap data kasus, detil untuk menemui kategori,

dimensi, hubungan penting dan asli dengan pertanyaan yang terbuka, (3) holistik.

totalitas fenomena dipahami sebagai sistem yang kompleks, keterkaitan

menyeluruh tidak dipotong padahal terpisah, sebab akibat, (4) data kualitatif,

persepsi pengalaman orang, (5) hubungan persepsi dan pribadi, hubungan akrab

peneliti dengan informan pengalaman pribadi peneliti penting untuk pemahaman

fenomena-fenomena, (6) dinamis, perubahan terjadi terus lihat proses desain

fleksibel, (7) orientasi keunikan, tiap situasi khas, pahami sifat khusus dan dalam

konteks sosial historis, analisis silang kasus (8) empati netral, subyektif murni,

tidak dibuat-buat.

Karakteristik diatas menjadi acuan bagi penulis dalam melaksanakan

penelitian sehingga terhindar dari penggunaaan metode yang tidak sejalan yang

dapat mempengaruhi kelancaran pelaksanaan penelitian.

Dengan demikian, pada proses penelitian ini digunakan pendekatan kualitatif

yang prosesnya berlangsung secara alamiah dimana peneliti sebagai instrumen

utamanya. Penggunaan metode dalam pendekatan ini berpijak pada tujuan pokok

penelitian, yaitu mendeskripsikan dan menganalisis data dan informasi lapangan

sesuai dengan kondisi yang sebenarnya terhadap implementasi hasil diklat tingkat

berjenjang dasar berbasis kompetensi oleh tutor PAUD dalam proses

pembelajaran anak usia dini yang diselenggarakan oleh HIMPAUDI Kota

Tasikmalaya di ponpes Nurul Iman Kecamatan Indihiang.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus.

Ciri-ciri penelitian studi kasus adalah peneliti menggambarkan partisipan

penelitian didalam keseluruhan tingkah laku dengan riwayat timbulnya tingkah

laku, dan hal-hal lain yang berhubungan dengan tingkah laku.

Page 4: BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitianrepository.upi.edu/26320/6/T_PLS_1402119_Chapter3.pdf · jamak interaktif dan suatu pertukaran pengalaman sosial (a shared social experience)

91

Lulu yuliani, 2016 IMPLEMENTASI HASIL DIKLAT BERJENJANG TINGKAT DASAR BERBASIS KOMPETENSI OLEH TUTOR PAUD DALAM PROSES PEMBELAJARAN PADA ANAK USIA DINI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Di dalam studi kasus peneliti mencoba untuk mencermati individu atau

sebuah unit secara mendalam. Peneliti mencoba menemukan sebuah variabel

penting yang melatar belakangi timbulnya perkembagan variabel tersebut.

Tekanan penelitiannya adalah (a) mengapa individu tersebut bertindak demikian,

(b) apa wujud tindakan itu dan (c) bagaimana ia bertindak bereaksi terhadap

lingkungannya konsekwensi dari studi kasus yang dilakukan dengan baik adalah

bahwa studi tersebut harus dilakukan dalam jangka waktu relatif lama.

B. Partisipan dan Tempat Penelitian

1. Partisipan Penelitian

Pengambilan sumber data di dalam penelitian ini menggunakan teknik

purposive sampling. Menurut Sugiyono (2010, hlm 300) mengemukakan bahwa

teknik purposive sampling adalah teknik pengambilan sumber data atau responden

dengan pertimbangan tertentu. Sumber data atau responden penelitian dapat

memberikan data sesuai dengan kebutuhan penelitian yaitu partisipan penelitian

yang mampu mengemukakan, menjelaskan, menyatakan, serta mengaplikasikan

kemampuannya dalam berkenaan dengan aspek-aspek yang ingin diungkapkan

dalam penelitian ini.

Partisipan merupakan sumber utama yang memiliki kedudukan penting dalam

suatu penelitian, karena didalam subyek penelitian inilah terdapat variabel-

variabel yang menjadi kajian untuk diteliti. Dalam penelitian ini partisipan yang

akan diteliti terdiri dari tiga bagian, pertama, sebagai “sumber informasi “ yaitu

responden tutor PAUD yang dapat memberikan data tentang dirinya serta

bagaimana pengalamannya yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan dan

evaluasi pembelajaran. Kedua,”Sumber Informan”, sumber data lain yang dapat

memberikan informasi pelengkap tentang hal-hal yang tidak terungkap dari

subyek penelitian, dan sekaligus sebagai triangulasi untuk menjamin akurasi data.

Partisipan adalah tutor PAUD yang telah mengikuti diklat berjenjang tingkat

dasar, pengelola PAUD Ihya Assunnah dan PAUD Ghifari kota Tasikmalaya,

pantia Diklat Himpaudi. Dengan demikian penelitian ini mendeskripsikan

implementasi hasil diklat berjenjang tingkat dasar oleh tutor PAUD dalam proses

pembelajaran pada anak usia dini.

Page 5: BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitianrepository.upi.edu/26320/6/T_PLS_1402119_Chapter3.pdf · jamak interaktif dan suatu pertukaran pengalaman sosial (a shared social experience)

92

Lulu yuliani, 2016 IMPLEMENTASI HASIL DIKLAT BERJENJANG TINGKAT DASAR BERBASIS KOMPETENSI OLEH TUTOR PAUD DALAM PROSES PEMBELAJARAN PADA ANAK USIA DINI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Spadley (1961) dalam Sugiyono (2010, hlm.61) mengemukakan bahwa

pemilihan sumber data atau informan sebaiknya memenuhi kriteria-kriteria

sebagai berikut:

(1) Cukup lama dan intensif dengan informasi yang akan mereka

berikan; (2) Masih terlibat penuh dengan kegiatan yang diinformasikan;

(3) mempunyai cukup banyak waktu untuk memberikan informasi; (4)

mereka tidak direkayasa dalam pemberian infromasinya; (5) mereka siap

memberi informasi dengan ragam pengalamannya.

Partisipan dalam penelitian ini dipilih untuk mendapatkan kemudahan

peneliti dalam melakukan analisis dan mendapatkan hasil penelitian yang

memungkinkan untuk membandingkan dan mengkonstraskan. Penambahan

sumber data atau informan akan dihentikan apabila data yang ada sudah jenuh.

Data yang sudah jenuh di sini maksudnya adalah apabila dari berbagai informan,

baik yang lama maupun yang baru tidak memberikan data yang baru atau berbeda

dengan yang lain.

Tabel 3.1 Informan Penelitian

No Nama Status Kode

1. Rahma Mardia, M.Pd Panitia hinpaudi Kota

Tasikmalaya dan

Pengelola PAUD Ghifari

RM

2. Yulyawati, S.Pd Pengelola PAUD Ihya As

Sunnah

Y

3. Yani Nuryani, S.Pd Panitia Diklat Himpaudi YN

4. Hj. Santi Kusuma Dewi, S.Pd Penitia Diklat Himpaudi

SK

5. Nenden Nurjanah Tutor PAUD Ihya As

Sunnah

NN

6. Nita Mulyani Tutor PAUD Ghifari NM

7. Desi Maria Lestari Tutor PAUD Ghifari DM

Sumber : Arsip Peneliti Hasil Wawaancara, 2016

Page 6: BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitianrepository.upi.edu/26320/6/T_PLS_1402119_Chapter3.pdf · jamak interaktif dan suatu pertukaran pengalaman sosial (a shared social experience)

93

Lulu yuliani, 2016 IMPLEMENTASI HASIL DIKLAT BERJENJANG TINGKAT DASAR BERBASIS KOMPETENSI OLEH TUTOR PAUD DALAM PROSES PEMBELAJARAN PADA ANAK USIA DINI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada PAUD Ihya Assunnah dan PAUD Ghifari di

kota Tasikmalaya. Pemilihan kedua PAUD ini karena kedua lembaga ini

merupakan lembaga yang sudah terakreditasi dikota Tasikmalaya. Ketertarikan

peneliti untuk mengkaji secara mendalam mengenai Implementasi Hasil Diklat

Berjenjang Tingkat Dasar Oleh Tutor PAUD dalam proses pembelajaran pada

anak usia dini yang diselenggarakan oleh Himpaudi kota Tasikmalaya.

Pemilihan lokasi ini didasarkan pada ketertarikan peneliti untuk mengkaji

secara mendalam mengenai Tutor PAUD yang mengikuti Diklat Berjenjang

Tingkat dasar dalam mendesain perencanaan pembelajaran, penerapan strategi

pelaksanaan pembelajaran, penilaian evaluasi pembelajaran terhadap anak usia

dini. implementasinya seperti apa? Ada perubahan atau sama sekali tidak ada

peningkatan.

C. Pengumpulan Data

Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini menggunakan teknik

pengumpulan yang disesuaikan dengan kebutuhan, adapun teknik yang digunakan

dalam penelitian ini yaitu; pengamatan/observasi, wawancara, dan studi

dokumentasi. Berikut uraian dari ketiga teknik tersebut:

1. Pengamatan/Observasi

Observasi yaitu memperlihatkan sesuatu dengan mempergunakan mata.

Sedangkan Arikunto (1996, hlm. 146) memaparkan konsep observasi sebagai

berikut:

Observasi atau yang disebut juga dengan pengamatan, meliputi kegiatan

pemusatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh

alat indera. Jadi pengobservasian dapat dilakukan melalui pengamatan,

pendengaran, pencium, peraba, dan pengecap.

Pengamatan/observasi dalah upaya aktif peneliti mengumpulkan data

dengan berbuat sesuatu, memilih apa yang diamati dan terlibat secara aktif di

dalamnya. Menurut Guba dan Lincoln (1981, hlm. 191-193) dalam Moleong

(2011, hlm. 174-175) menyatakan bahwa terdapat enam alasan mengapa pada

penelitian kualitatif menggunakan teknik pengamatan untuk mengumpulkan data,

yaitu: (1) Teknik pengamatan ini didasarkan pada pengalaman secara langsung,

Page 7: BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitianrepository.upi.edu/26320/6/T_PLS_1402119_Chapter3.pdf · jamak interaktif dan suatu pertukaran pengalaman sosial (a shared social experience)

94

Lulu yuliani, 2016 IMPLEMENTASI HASIL DIKLAT BERJENJANG TINGKAT DASAR BERBASIS KOMPETENSI OLEH TUTOR PAUD DALAM PROSES PEMBELAJARAN PADA ANAK USIA DINI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(2) Teknik pengamatan juga memungkinkan melihat dan mengamati fenomena-

fenomena yang terjadi kemudian mencatatnya; (3) Pengamatan memungkinkan

peneliti mencatat peristiwa atau fenomena yang terjadi yang berkaitan dengan

pengetahuan yang proposisional maupun pengetahuan yang langsung diperoleh

dari data; (4) Sering terjadi ada keraguan pada peneliti, kemungkinan pada data

yang sudah didapat ada yang keliru atau bias; (5) Teknik pengamatan

memungkinkan peneliti mampu memahami situasi yang rumit; (6) Dalam kasus-

kasus tertentu di mana teknik komunikasi lainnya tidak memungkinkan,

pengamatan dapat menjadi alat yang sangat bermanfaat.

Peneliti langsung melakukan observasi kelapangan selama 3 minggu, minggu

pertama di PAUD Ihya As Sunnah, minggu ke 2 di PAUD Ghifari dan terakhir

dikantor Himpaudi Kota Tasikmalaya. Pada tanggal 18 mei 2016 pada pukul

07.30 peneliti melakukan observasi kelapangan yaitu ke PAUD Ihya As Sunnah

dengan memperhatikan dan mengamati anak-anak akan melaksanakan aktivitas

pembelajaran. Setelah selesai keesokan harinya pada tanggal 19 mei 2016 pada

pukul 08.00 peneliti sama melakukan observasi kelapangan yaitu ke PAUD

Ghifari memperhatikan situasi proses pembelajaran anak.

Teknik Observasi di lakukan pada saat awal kegiatan penelitian di lapangan

dengan pengamatan (1) bagaimana implementasi dalam penyusunan perencanaan

pembelajaran pada anak usia dini? (2) bagaimana implementasi dalam penerapan

strategi pelaksanaan pembelajaran pada anak usia dini? (3) bagaimana

implementasi dalam evaluasi pembelajran pada anak usia dini?

2. Wawancara

Wawancara merupakan salah satu cara yang penting untuk memeriksa

keakuratan data hasil observasi. Wawancara juga dapat digunakan untuk

mengumpulkan sebuah informasi yang tidak mungkin diperoleh lewat observasi.

Menurut Estenberg (2002) dalam Sugiyono (2010, hlm. 317) mendefinisikan

wawancara (interview) sebagai berikut “a meeting of two persons to exchange

information and idea through question and responses, resulting in communication

and joint construction of meaning about a particular topic”. Wawancara

merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya

jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.

Page 8: BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitianrepository.upi.edu/26320/6/T_PLS_1402119_Chapter3.pdf · jamak interaktif dan suatu pertukaran pengalaman sosial (a shared social experience)

95

Lulu yuliani, 2016 IMPLEMENTASI HASIL DIKLAT BERJENJANG TINGKAT DASAR BERBASIS KOMPETENSI OLEH TUTOR PAUD DALAM PROSES PEMBELAJARAN PADA ANAK USIA DINI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Peneliti langsung melakukan observasi kelapangan selama 3 minggu, minggu

pertama di PAUD Ihya As Sunnah, minggu ke 2 di PAUD Ghifari dan terakhir

dikantor Himpaudi Kota Tasikmalaya. Pada tanggal 18 mei 2016 peneliti

melaksanakan wawancara di PAUD Ihya As Sunnah dengan Tutor PAUD yang

mengikuti Diklat Berjenjang Tingkat Dasar yaitu saudara NN. Pada tanggal 27

mei 2016 peneliti melaksanakan wawancara di PAUD Ghifari dengan 2 orang

Tutor yaitu NM dan DM. Pada tanggal 3 juni 2016 peneliti melaksanakan

wawancara dengan panitia Diklat yang bertempat di kantor Himpaudi, peneliti

mewawancarai ketua Himpaudi tentang bagaiamana penyelenggaraan Diklat

Berjenjang Tingkat dasar.

Yang menjadi informan adalah (1) Tutor PAUD Ihya Assunnah dan PAUD

Ghifari (2) pengelola PAUD Ihya Assunnah dan PAUD Ghifari (3) penyelenggara

Diklat Berjenjang Tingkat Dasar (Himpaudi). Pedoman tersebut sifatnya fleksibel,

sehingga dapat dikembangkan dan diubah sesuai dengan kebutuhan penelitian

dalam studi ini digunakan wawancara langsung. Data yang diperoleh dari Tutor

PAUD dan pengelola PAUD adalah (a) perencanaan dan tujuan pembelajaran (b)

materi pembelajaran (c) penetapan dan jadwal pelaksanaan pembelajaran (d)

penyajian materi pembelajaran (e) metode Pembelajaran (f) evaluasi (g) sikap dan

strategi mengajar pendidik, (h) pengaturan ruang/motorik, (i) sarana

Pembelajaran.

3. Studi Dokumentasi

Dokumentasi merupakan benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah,

dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian dan sebagainya. Studi

dokumentasi ini untuk melacak berbagai hal yang berkaitan dengan fokus

penelitian meliputi a) materi Tutor PAUD di peroleh melalui sertifikat b)

fotopolio perkembangan anak usia dini, c) jadwal kegiatan harian dan mingguan,

d) hasil pengamatan terhadap perkembangan anak usia dini.

Studi dokumentasi sangat penting sebagai gambaran lebih jelas tentang

implementasi hasil diklat Tutor PAUD, yang berfungsi sebagai triangulasi

terhadap keterangan dari informan. Teknik pengumpulan data yang lain

Page 9: BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitianrepository.upi.edu/26320/6/T_PLS_1402119_Chapter3.pdf · jamak interaktif dan suatu pertukaran pengalaman sosial (a shared social experience)

96

Lulu yuliani, 2016 IMPLEMENTASI HASIL DIKLAT BERJENJANG TINGKAT DASAR BERBASIS KOMPETENSI OLEH TUTOR PAUD DALAM PROSES PEMBELAJARAN PADA ANAK USIA DINI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

digunakan untuk melengkapi teknik observasi dan wawancara yaitu berupa studi

dokumentasi.

Sebagaimana dikemukakan oleh Nasution (2003, hlm.85) bahwa data

penelitian kualitatif diperoleh dari sumber manusia atau “Human

Resources”melalui observasi dan wawancara. Akan tetapi terdapat sumber data

yang merupakan “non Human Resources “berupa dokumnetasi yang mana

bahannya telah ada, telah tersedia, dan siap pakai serta tidak memerlukan biaya.

Studi dokumentasi berguna karena dapat memberikan gambaran yang lebih

jelas mengenai pokok penelitian berupa proses pembelajaran, data yang ingin

didapati melalui studi dokumentasi adalah informasi mengenai (a) perencanaan

pembelajaran, (b) tujuan pembelajaran, (c) pelaksanaan pembelajaran, (d)

dokumen hasil evaluasi, (e) catatan perkembangan anak, dan (f) kurikulum

pembelajaran.

Peneliti mengumpulkan data penelitian, melakukan pengamatan (observasi)

dan wawancara kepada responden lapangan. Dalam mengumpulkan data tersebut

peneliti perlu menghimpun informasi yang akurat dan mencatat data selama

penelitian berlangsung dari awal memasuki lapangan sampai penelitian berakhir.

Catatan-catatan itu disebut catatan lapangan. Menurut Bogdan dan Biklen

Moleong ( 2011, hlm. 209), catatan lapangan adalah catatan tertulis tentang apa

yang didengar, dilihat, dialami, dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data

dan refleksi terhadap data dalam penelitian kualitatif.

Penelitian ini menggunakan studi dokumentasi yang dapat berupa bahan

tertulis maupun film yang dapat dijadikan sumber data karena dalam banyak hal

dokumen digunakan sebagai sumber data yang dimanfaatkan untuk mrnguji,

menafsirkan, bahkan untuk meramalkan. Data didapat melalui studi dokumentasi

ini adalah: perencanaan pembelajaran, proses pembelajaran, evaluasi

pembelajaran dan pengembangannya. Peneliti dalam melakukan penelitian

mengandalkan pengamatan, wawancara dan catatan lapangan. Catatan lapangan

adalah catatan tertulis tentang apa yang dilihat, dialami dan dipikirkan dalam

rangka pengumpulan data dan refleksi dalam penelitian kualitatif.

Catatan terdiri atas dua bagian, yakni (1) deskripsi yaitu tentang apa yang

sesungguhnya diamati, yang benar-benar terjadi menurut apa yang peneliti lihat,

Page 10: BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitianrepository.upi.edu/26320/6/T_PLS_1402119_Chapter3.pdf · jamak interaktif dan suatu pertukaran pengalaman sosial (a shared social experience)

97

Lulu yuliani, 2016 IMPLEMENTASI HASIL DIKLAT BERJENJANG TINGKAT DASAR BERBASIS KOMPETENSI OLEH TUTOR PAUD DALAM PROSES PEMBELAJARAN PADA ANAK USIA DINI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dengar atau amati dengan alat, tanpa diwarnai oleh pandangan atau tafsiran

peneliti, dan (2) komentar, tafsiran, refleksi, pemikiran atau pandangan peneliti

tentang apa yang diamatinya.

Menurut Sugiyono (2010, hlm. 61) menjelaskan bahwa dalam penelitian

kualitatif instrumen utamanya adalah peneliti sendiri, namun selanjutnya setelah

terfokus penelitian menjadi jelas, maka kemungkinan akan dikembangkan

instrumen penelitian sederhana, yang diharapkan dapat melengkapi data dan

membandingkan dengan data yang telah ditemukan melalui observasi dan

wawancara.

4. Langkah-langkah Pengumpulan Data

Penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahapan kegiatan, yaitu tahap

persiapan, tahap pelaksanaan, tahap memperoleh kredibilitas penelitia dan tahap

pelaporan, keempat tahap tersebut akan diuraikan sebagai berikut:

a) Tahapan Persiapan

Tahapan persiapan ini bertujuan untuk memperoleh gambaran yang jelas,

nyata dan lengkap mengenai masalah yang akan diteliti. Tahapan persiapan ini

diawali dengan penjajakan lapangan untuk menentukan permasalahan atau fokus

penelitian. Tahapan persiapan ini secara rinci meliputi: pemilihan topik penelitian,

mengkaji leteratur yang relevan, observasi lapangan sekaitan dengan topik

tersebut, penyusunan serta perizinan untuk melakukan penelitian.

b) Tahapan Pelaksanaan

Pada tahapan pelaksanaan ini, peneliti mengumpulkan data sesuai dengan

fokus masalah dan tujuan penelitian. Pengumpulan data dilakukan melalui

observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Terkait dengan pengumpulan data

ini, peneliti menyiapkan hal-hal yang diperlukan yaitu angket, lembar wawancara,

kamera foto, dan alat perekam suara.

Peneliti secara langsung mengamati dan mengikuti secara aktif proses

Pembelajaran yang dilaksanakan di PAUD Ihya As Sunnah dan selanjutnya di

PAUD Ghifari. Kegiatan ini dilakukan dari baris masuk kelas sampai

memperhatikan pembelajaran yang dilaksanakan di kelas.

Page 11: BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitianrepository.upi.edu/26320/6/T_PLS_1402119_Chapter3.pdf · jamak interaktif dan suatu pertukaran pengalaman sosial (a shared social experience)

98

Lulu yuliani, 2016 IMPLEMENTASI HASIL DIKLAT BERJENJANG TINGKAT DASAR BERBASIS KOMPETENSI OLEH TUTOR PAUD DALAM PROSES PEMBELAJARAN PADA ANAK USIA DINI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Peneliti melakukan wawancara langsung kepada informan dalam penelitian

ini, yaitu Tutor PAUD, Pengelola PAUD, peneliti melakukan wawancara setelah

anak-anak bubar sekolah, sesudah selesai wawancara dengan Tutor PAUD,

peneliti bergegas menuju kantor Himpaudi guna melakukan wawancara dengan

panitia Diklat Himpaudi.

Studi dokumentasi yang dilakukan oleh peneliti melalui dokumen yang

dimiliki meliputi; profil PAUD Ihya As Sunnah, PAUD Ghifari, dan Profil

Himpaudi , skema kepengurusan, foto-foto kegiatan belajar dan foto-foto kegiatan

Diklat Berjenjang Tingkat Dasar.

Setelah data-data yang dibutuhkan telah peneliti kumpulkan, maka

selanjutnya adalah kegiatan pengolahan data hasil penelitian, seperti yang kita

ketahui bahwa analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan selama dan

setelah dari lapangan. Kegiatan yang dilakukan adalah menyusun data-data serta

informasi yang terkumpul lalu disesuaikan dengan kajian penelitian ini yaitu

mendeskripsikan proses kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan di PAUD Ihya

As Sunnah dan PAUD Ghifari. Selanjutnya data-data yang sudah terkumpul dari

lapangan selanjutnya dikaji secara mendalam menggunakan teori-teori dan

konsep-konsep dari beberapa ahli pendidikan yang dikemukakan pada kajian teori

untuk kemudia disimpulkan dan diberikan rekomendasi pada pihak-pihak yang

terkait agar bisa dipakai sebagai bahan masukan dalam melaksanakan kegiatan

organisasi mereka untuk lebih produktif, efektif, dan efisien.

c) Tahapan Memperoleh Kredibilitas Penelitan

Semua data-data yang telah diperoleh dari lapangan dan dikumpulkan

selama penelitian berlangsung, sebelum melakukan analisis peneliti akan menguji

kredibilitas datanya terlebih dahulu, adapun kegiatan-kegiatan yang dilakukan

oleh peneliti untuk menguji kredibilitas data tersebut meliputi:

1) Member Check

Kegiatan ini merupakan tahap seleksi dan penafsiran sebuah data. Setiap

data yang diperoleh selalu dilakukan cek ulang dan diteliti kembali kepada

sumber aslinya, yaitu informan penelitian. Selanjutnya data yang sudah dicek,

akan diolah dan ditafsirkan. Kegiatan ini dilakukan selama penelitian berlangsung

Page 12: BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitianrepository.upi.edu/26320/6/T_PLS_1402119_Chapter3.pdf · jamak interaktif dan suatu pertukaran pengalaman sosial (a shared social experience)

99

Lulu yuliani, 2016 IMPLEMENTASI HASIL DIKLAT BERJENJANG TINGKAT DASAR BERBASIS KOMPETENSI OLEH TUTOR PAUD DALAM PROSES PEMBELAJARAN PADA ANAK USIA DINI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sampai penelitian ini dianggap selesai. Peneliti melaksanakan wawancara dengan

Informan yaitu Tutor PAUD, panitia Diklat, dan Pengelola PAUD Ihya As

Sunnah dan PAUD Ghifari, peneliti kembali melakukan cek ulang kepada

Informan untuk diolah dan ditafsirkan selama penelitian dilakukan. Langkah –

langkah Member Check yaitu peneliti membaca hasil observasi dari PAUD Ihya

As Sunnah dan PAUD Ghifari, peneliti mendengarkan deskripsi verbal partisipan,

peneliti melakukan kajian literatur dengan memberikan tinjauan mengenai apa

yang telah dibahas atau dibicarakan di PAUD Ihya As Sunnah dan PAUD Ghifari

tentang permasalahan penelitian yang diajukan atau yang ditanyakan, peneliti

melakukan Pengumpulan Data artinya proses pemilahan pernyataan dan data-data

yang signifikan, selanjutnya peneliti melakukan analisi data, pembentukan konsep

(pengkodean, kategorisasi, pembentukan tema) dan pengembangkan konsep

(menyeleksi data-data yang telah ada) yang ada di PAUD Ihya As Sunnah dan

PAUD Ghifari.

2) Triangulasi Data

Triangulasi dapat diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat

menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang

telah ada. Triangulasi digunakan untuk menguji kredibilitas data, yaitu mengecek

kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai sumber

data Sugiyono ( 2010, hlm. 330).

Sugiyono (2010, hlm 330) menambahkan bahwa triangulasi data berarti

peneliti menggunakan banyak sumber data yang berbeda-beda. Peneliti

menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi untuk sumber data

yang berbeda. Peneliti menggunakan berbagai sumber data seperti dokumen,

arsip, hasil wawancara, hasil observasi atau juga dengan wawancara lebih dari

satu subjek yang dianggap memiliki sudut pandang yang berbada.

3) Kerahasiaan

Kegiatan ini dilakukan untuk menjamin kerahasiaan semua informasi yang

diberikan oleh informan penelitian, diupayakan hanya diketahui oleh peneliti.

Data atau informasi yang diberikan oleh seorang informan tidak diperlihatkan

kepada responden lainnya. Kerahasiaan yang dimaksud dalam penelitian ini lebih

bersifat pribadi, artinya hal-hal yang menyangkut masalah-masalah pribadi

Page 13: BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitianrepository.upi.edu/26320/6/T_PLS_1402119_Chapter3.pdf · jamak interaktif dan suatu pertukaran pengalaman sosial (a shared social experience)

100

Lulu yuliani, 2016 IMPLEMENTASI HASIL DIKLAT BERJENJANG TINGKAT DASAR BERBASIS KOMPETENSI OLEH TUTOR PAUD DALAM PROSES PEMBELAJARAN PADA ANAK USIA DINI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

responden yang terungkap dalam penelitian ini hanya akan diketahui oleh peneliti

saja.

4) Tahapan Pelaporan

Tahapan ini merupakan tahapan terakhir dalam penulisan tesis ini, sebelum

tesis ini dapat dijadikan rujukan bagi penelitian berikutnya, maka terlebih dahulu

draft tesis ini dikonsultasikan kepada dosen pembimbing. Masukan-masukan dan

saran perbaikan dari dosen pembimbing sangat bermanfaat untuk

menyempurnakan draft tesis ini. Setelah draft tesis ini dirasakan oleh dosen

pembimbing layak untuk mengikuti sidang, maka peneliti diperbolehkan untuk

mengikuti sidang tahap satu dan sidang tahap dua, setelah dinyatakan lulus maka

tesis ini pun akan dipublikasikan dalam jurnal dan dijadikan acuan bagi penelitian

selanjutnya yang memiliki topik yang sama.

d) Triangulasi Data

Selain menggunakan reduksi data peneliti juga menggunakan teknik

Triangulasi sebagai teknik untuk mengecek keabsahan data. Dimana dalam

pengertiannya triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain dalam membandingkan hasil wawancara

terhadap objek penelitian (Moleong, 2011, hlm. 330).

Triangulasi dapat dilakukan dengan menggunakan teknik yang berbeda

(Nasution, 2003, hlm. 115) yaitu wawancara, observasi dan dokumen. Triangulasi

ini selain digunakan untuk mengecek kebenaran data juga dilakukan untuk

memperkaya data. Menurut Nasution, selain itu triangulasi juga dapat berguna

untuk menyelidiki validitas tafsiran peneliti terhadap data, karena itu triangulasi

bersifat reflektif. Denzin (dalam Moloeng, 2011), membedakan empat macam

triangulasi diantaranya dengan memanfaatkan penggunaan sumber, metode,

penyidik dan teori. Menurutnya, triangulasi meliputi empat hal, yaitu:

1) Triangulasi metode, dilakukan dengan cara membandingkan informasi atau

data dengan cara yang berdeda. Sebagaimana dikenal, dalam penelitian

kualitatif peneliti menggunakan metode wawancara, obervasi, dan survei.

Untuk memperoleh kebenaran informasi yang handal dan gambaran yang utuh

mengenai informasi tertentu, peneliti bisa menggunakan metode wawancara

Page 14: BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitianrepository.upi.edu/26320/6/T_PLS_1402119_Chapter3.pdf · jamak interaktif dan suatu pertukaran pengalaman sosial (a shared social experience)

101

Lulu yuliani, 2016 IMPLEMENTASI HASIL DIKLAT BERJENJANG TINGKAT DASAR BERBASIS KOMPETENSI OLEH TUTOR PAUD DALAM PROSES PEMBELAJARAN PADA ANAK USIA DINI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bebas dan wawancara terstruktur atau peneliti menggunakan wawancara dan

obervasi atau pengamatan untuk mengecek kebenarannya. Selain itu, peneliti

juga bisa menggunakan informan yang berbeda untuk mengecek kebenaran

informasi tersebut. Melalui berbagai perspektif atau pandangan diharapkan

diperoleh hasil yang mendekati kebenaran. Karena itu, triangulasi tahap ini

dilakukan jika data atau informasi yang diperoleh dari subjek atau informan

penelitian diragukan kebenarannya. Dengan demikian, jika data itu sudah

jelas, misalnya berupa teks atau naskah/transkrip film, novel dan sejenisnya,

triangulasi tidak perlu dilakukan. Namun demikian, triangulasi aspek lainnya

tetap dilakukan.

2) Triangulasi antar-peneliti, dilakukan dengan cara menggunakan lebih dari

satu orang dalam pengumpulan dan analisis data. Teknik ini diakui

memperkaya khasanah pengetahuan mengenai informasi yang digali dari

subjek penelitian. Tetapi perlu diperhatikan bahwa orang yang diajak

menggali data itu harus yang telah memiliki pengalaman penelitian

dan bebas dari konflik kepentingan agar tidak justru merugikan peneliti dan

melahirkan bias baru dari triangulasi.

3) Triangulasi sumber data, adalah menggali kebenaran informai tertentu

melalui berbagai metode dan sumber perolehan data. Misalnya, selain melalui

wawancara dan observasi, peneliti bisa menggunakan observasi terlibat

(participant obervation), dokumen tertulis, arsif, dokumen sejarah, catatan

resmi, catatan atau tulisan pribadi dan gambar atau foto. Tentu masing-

masing cara itu akan menghasilkan bukti atau data yang berbeda, yang

selanjutnya akan memberikan pandangan (insights) yang berbeda pula

mengenai fenomena yang diteliti. Berbagai pandangan itu akan melahirkan

keluasan pengetahuan untuk memperoleh kebenaran handal. Penelitian ini

menggunakan Triangulasi sumber data yang ada di PAUD Ihya As Sunnah

dan PAUD Ghifari, selain melalui wawancara, observasi dan dokumentasi

peneliti menggunakan obsevasi terlibat, dokumen tertulis, arsif, dokumen

sejarah, catatan resmi, catatan atau tulisan pribadi dan gambar atau foto yang

ada di PAUD Ihya As Sunnah dan PAUD Ghifari. Sehingga memperkuat data

yang telah ada.

Page 15: BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitianrepository.upi.edu/26320/6/T_PLS_1402119_Chapter3.pdf · jamak interaktif dan suatu pertukaran pengalaman sosial (a shared social experience)

102

Lulu yuliani, 2016 IMPLEMENTASI HASIL DIKLAT BERJENJANG TINGKAT DASAR BERBASIS KOMPETENSI OLEH TUTOR PAUD DALAM PROSES PEMBELAJARAN PADA ANAK USIA DINI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4) Terakhir adalah triangulasi teori. Hasil akhir penelitian kualitatif berupa

sebuah rumusan informasi atau thesis statement. Informasi tersebut

selanjutnya dibandingkan dengan perspektif teori yang relevan untuk

menghindari bias individual peneliti atas temuan atau kesimpulan yang

dihasilkan. Selain itu, triangulasi teori dapat meningkatkan kedalaman

pemahaman asalkan peneliti mampu menggali pengetahuan teoretik secara

mendalam atas hasil analisis data yang telah diperoleh. Diakui tahap ini

paling sulit sebab peneliti dituntut memiliki expert judgement ketika

membandingkan temuannya dengan perspektif tertentu, lebih-lebih

jika perbandingannya menunjukkan hasil yang jauh berbeda.

Triangulasi dengan sumber data artinya membandingkan dan mengecek

balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat

yang berbeda dalam penelitian kualitatif. Patton dalam Moleong (2011, hlm. 331).

Adapun untuk mencapai kepercayaan itu, maka ditempuh langkah sebagai berikut:

1) Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara.

2) Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang

dikatakan secara pribadi.

3) Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian

dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu.

4) Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat

dan pandangan masyarakat dari berbagai kelas.

5) Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.

D. Analisis Data

Analisis data menurut (Creswell, 2014, hlm. 274) merupakan proses

berkelanjutan yang membutuhkan refleksi terus-menerus terhadap data,

mengajukan pertanyaan-pertanyaan analitis, dan menulis catatan singkat

sepanjang penelitian. Maksudnya, analisis data kualitatif bisa saja melibatkan

proses pengumpulan data, interpretasi, dan pelaporan hasil secara serentak dan

bersama-sama.

Penelitian kualitatif lebih bersifat konstruksionistik, yang beranggapan

bahwa realistis itu tidak tunggal, tetapi majemuk, ada hubungan yang dinamik dan

Page 16: BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitianrepository.upi.edu/26320/6/T_PLS_1402119_Chapter3.pdf · jamak interaktif dan suatu pertukaran pengalaman sosial (a shared social experience)

103

Lulu yuliani, 2016 IMPLEMENTASI HASIL DIKLAT BERJENJANG TINGKAT DASAR BERBASIS KOMPETENSI OLEH TUTOR PAUD DALAM PROSES PEMBELAJARAN PADA ANAK USIA DINI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

interaktif di antara individu-individu pelaku. Menurut Trisnamansyah dalam

Sugiyono (2010, hlm. 48) data dalam penelitian kualitatif umumnya berupa narasi

deskriptif. Tidak ada analisis data secara statistik dalam penelitian kualitatif.

Analisisnya bersifat naratif kualitatif, mencari kesamaan dan perbedaan informasi.

Analis data dalam penelitian kualitatif tidak dinantikan sampai semua data

terkumpul, tetapi dilakukan secara berangsur setelah selesai mendapatkan

sekumpulan data dari hasil wawancara, observasi dan dokumen. Penafsiran

diarahkan pada menemukan esensi atau hal-hal mendasar dari kenyataan.

Menurut Bogdan dalam Sugyono (2010, hlm.88) menyatakan bahwa analis

data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang

diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan lain, sehingga

dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang

lain. Analis data dilakukan dengan mengorganisasikan data, menjabarkan ke

unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang

penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan yang dapat

diceritakan kepada orang lain.

Analisi data kualitatif bersifat induktif, yaitu suatu analisis berdasarkan data

yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan menjadi hipotesis. Berdasarkan

hipotesis yang dirumuskan berdasarkan data tersebut, selanjutnya dicarikan data

lagi secara berulang-ulang sehingga selanjutnya dapat disimpulkan apakah

hipotesis tersebut diterima atau ditolak berdasarkan data yang terkumpul. Bila

berdasarkan data yang dikumpulkan secara berulang-ulang dengan teknik

triangulasi, ternyata hipotesis diterima, maka hipotesis tersebut berkembang

menjadi teori

Analisis data melibatkan pengumpulan data yang terbuka, yang didasarkan

pada pertanyaan-pertanyaan umum, analisis informasi dari partisipan. Model

analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan model Miles

Huberman (1984, hlm. 21-23) dalam Emzir (2012, hlm. 131), yang digambarkan

sebagai berikut:

Page 17: BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitianrepository.upi.edu/26320/6/T_PLS_1402119_Chapter3.pdf · jamak interaktif dan suatu pertukaran pengalaman sosial (a shared social experience)

104

Lulu yuliani, 2016 IMPLEMENTASI HASIL DIKLAT BERJENJANG TINGKAT DASAR BERBASIS KOMPETENSI OLEH TUTOR PAUD DALAM PROSES PEMBELAJARAN PADA ANAK USIA DINI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Masa Pengumpulan Data

REDUKSI DATA

Antisipasi Selama Pasca

PENYAJIAN DATA

Selama Pasca = Analisis

Penarikan Kesimpulan/Verifikasi

Selama Pasca

Gambar 3.1 Komponen dan Analisis Data (Flow Model)

menurut Miles (1992)

Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada

pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data “kasar” yang muncul

dari càtatan-catatan tertulis di lapangan. Sebagaimana kita ketahui, reduksi data,

berlangsung terus-menerus selama proyek yang berorientasi kualitatif

berlangsung. Sebenarnya bahkan sebelum data benar-benar terkimpul, antisipasi

ákan adanya reduksi data sudah tampak waktu penelitinya memutuskan (acapkali

tanpa disadari sepenuhnya) kerangka konseptual wilayah penelitian, permasalahan

penelitian, dan pendekátan pengumpulan data yang mana yang dipilihnya. Selama

pengumpulan data berlangsung, terjadilah tahapan reduksi selanjutnya (membuat

ringkasan, mengkode, menelusur tema, rnembuat gugus-gugus, membuat partisi,

menulis memo). Reduksi data/proses-transformasi ini berlanjut terus sesudah

penelitian lapangan, sampai laporan akhir lengkap tersusun.

Penyajian data, Alur penting yang kedua dan kegiatan analisis adalah

penyajian data. Miles dan Huberman membatasi suatu “penyajian” sebagai

sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan

kesimpulan dan pengambilan tindakan. Béraneka penyajian yang dapat ditemukan

dalam kehidupan sehari-hari mulai dari alat pengukur bensin, surat kabar, sampai

layar komputer. Dengan melihat penyajian-penyajian kita akan dapat memahami

apa yang sedang terjadi dan apa yang harus dilakukan lebih jauh mengailalisis

ataukah mengambil tindakan berdasarkan atas pemahaman yang didapat dan

penyajian-penyajian tersebut.

Page 18: BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitianrepository.upi.edu/26320/6/T_PLS_1402119_Chapter3.pdf · jamak interaktif dan suatu pertukaran pengalaman sosial (a shared social experience)

105

Lulu yuliani, 2016 IMPLEMENTASI HASIL DIKLAT BERJENJANG TINGKAT DASAR BERBASIS KOMPETENSI OLEH TUTOR PAUD DALAM PROSES PEMBELAJARAN PADA ANAK USIA DINI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam pelaksanaan penelitian Miles dan Huberman (1984) dalam Sugiyono

(2010,hlm. 341) yakin bahwa penyajian-penyajian yang lebih balk merupakan

suatu cara yang utama bagi analisis kualitatif yang valid. Penyajian-penyajian

yang dimaksud meliputi berbagai jenis matriks, grafik, jaringan, dan bagan.

Semuanya dirancang guna menggabungkan informasi yang tersusun dalam suatu

bentuk yang padu dan mudah diraih, dengan demikian seorang penganalisis dapat

melihat apa yang sedang terjadi, dan menentukan apakah menarik kesimpulan

yang benar ataukah terus melangkah melakukan analisis yang menurut saran yang

dikiaskan oleh penyajian sebagai sesuatu yang mungkin berguna.

Menarik Kesimpulan/Verifikasi, Kegiatan analisis ketiga yang penting adalah

menarik kesimpulan dan verifikasi. Dari permulaan pengumpulan data, seorang

penganalisis kualitatif mulai mencari arti benda-benda, mencatat keteraturan.

penjelasan, konfigurasi-koritigurasi yang mungkin, alur sebab- akibat, dan

proposisi. Peneliti yang berkompeten akan menangani kesimpulan-kesimpulan itu

dengan longgar, tetap terbuka dan skeptis, tetapi kesimpulan sudah disediakan,

mula-mula belum jelas, namun dengan meminjam istilah kiasik dan Glaser dan

Strauss (1967) kemudian meningkat menjadi lebih rinci dan mengakar dengan

kokoh. Kesimpulan-kesimpulan “final” mungkin tidak muncul sampai

pengumpulan data berakhir, tergantung pada besarnya kumpulan -kumpulan

catatan lapangan, pengkodeannya, penyimpanan, dan metode pencarian ulang

yang digunakan, kecakapan peneliti, dan tuntutan-tuntutan pemberi dana, tetapi

seringkali kesimpulan itu telah dirumuskan sebelumnya sejak awal, sekalipun

seorang peneliti menyatakan telah melanjutkannya “secara induktif”.

Penarikan kesimpulan, dalam pandangan Miles dan Huberman (1984) dalam

Sugiyono (2010,hlm. 341), hanyalah sebagian dan satu kegiatan dan konfigurasi

yang utuh. Kesimpulan-kesimpulan juga diverifikasi selama penelitian

berlangsung. Verifikasi itu mungkin sesingkat pemikiran kembali yang melintas

dalam pikiran penganalisis selama ia menulis, suatu tinjauan ulang pada catatan-

catatan lapangan, atau mungkin menjadi begitu seksama dan memakan tenaga

dengan peninjauan kembali serta tukar pikiran di antara teman sejawat untuk

mengembangkan “kesepakatan intersubjektif,” atau juga upaya-upaya yang luas

untuk menempatkan salinan suatu temuan dalam seperangkat data yang lain.

Page 19: BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitianrepository.upi.edu/26320/6/T_PLS_1402119_Chapter3.pdf · jamak interaktif dan suatu pertukaran pengalaman sosial (a shared social experience)

106

Lulu yuliani, 2016 IMPLEMENTASI HASIL DIKLAT BERJENJANG TINGKAT DASAR BERBASIS KOMPETENSI OLEH TUTOR PAUD DALAM PROSES PEMBELAJARAN PADA ANAK USIA DINI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Singkatnya, makna-makna yang muncul dan data harus diuji kebenarannya,

kekokohannya, dan kecocokannya, yakni yang merupakañ validitasnya. Jika tidak

demikian, yang dimiliki adalah cita-citá yang menarik mengenai sesuatu yang

terjadi dan yang tidak jelas kebenaran dan kegunaannya.

Gambar 3.2

Komponen-komponen Analisis Data (Interactive Model) menurut Miles

(1992).

Menurut Diagram hubungan antar komponen model interaktif, analisis data

kualitatif merupakan upaya yang berlanjut, berulang dan terus-menerus. Masalah

reduksi data penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi menjadi

gambaran keberhasilan secara berurutan sebagai rangkaian kegiatan analisis yang

saling susul menyusul.

Proses seperti tersebut sesungguhnya tidak lebih rumit, berbicara secara

konseptual, daripada jenis-jenis analisis yang digunakan oleh para peneliti

kuantitatif. Peneliti kualitatif pun harus terpaku perhatiannya pada reduksi data

(menghitung mean, standar deviasi, indeks), penyajian data (tabel korelasi,

cetakan angka-angka regresi), dan penarikan kesimpulan/verifikasi (derajat

signifikansi, perbedaan eksperimental/ kontrot). Soalnya ialah bahwa kegiatan itu

dilakukan melalui batasan-batasan yang jelas, metode yang sudah dikenal,

patokan-patokan yang memberi pedoman, dan kegiatannya lebih berupa peristiwa

berturutan jika dibandingkan dengan kegiatan yang berulang atau siklus. Di sisi

lain, para peneliti kualitatif nenempati posisi yang lebih bersifat longgar, dan juga

lebih bersifat perintis.

Page 20: BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitianrepository.upi.edu/26320/6/T_PLS_1402119_Chapter3.pdf · jamak interaktif dan suatu pertukaran pengalaman sosial (a shared social experience)

107

Lulu yuliani, 2016 IMPLEMENTASI HASIL DIKLAT BERJENJANG TINGKAT DASAR BERBASIS KOMPETENSI OLEH TUTOR PAUD DALAM PROSES PEMBELAJARAN PADA ANAK USIA DINI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Keabsahan Data

Menurut Moeleong (2011, hlm 175), untuk mendapatkan keabsahan data maka

peneliti menggunakan beberapa teknik pemeriksaan keabsahan data yaitu:

a) Derajat kepercayaan (credibility)

Teknik ini dapat dilakukan dengan jalan: Keikutsertaan peneliti sebagai

instrumant (alat) tidak hanya dilakukan dalam waktu yang singkat, tetapi

memerlukan perpanjangan keikutsertaan peneliti, sehingga memungkinkan

peningkatan derajat kepercayaan data yang dikumpulkan. Peneliti

menggunakan teknik credibility ikut serta membantu Tutor ke kelas untuk

melaksanakan pembelajaran di PAUD Ihya As Sunnah dan PAUD Ghifari

sehingga peneliti benar-bena mempercayai dan memahami pembelajaran yang

dilaksanakan Tutor terhadap anak usia dini.

b) Keteralihan (transferability) dengan cara uraian rinci. Teknik ini meneliti agar

laporan hasil fokus penelitian dilakukan seteliti dan secermat mungkin yang

menggambarkan kontek tempat penelitian diadakan. Uraiannya harus

mengungkapkan secara khusus segala sesuatu yang dibutuhkan oleh pembaca

agar mereka dapat memahami penemuan-penemuan yang diperoleh. Peneliti

melakukan penelitian secermat mungkin dengan mewawancarai Tutor PAUD

Ihya As Sunnah dan membuat catatan sehingga hasil penelitian mendapatkan

penemuan-penemuan yang diperoleh secara akurat.

c) Kebergantungan (dependabiliy) dengan cara auditing ketergantungan.Teknik

tidak dapat dilaksanakan bila tidak dilengkapi dengan catatan pelaksanaan

keseluruhan proses dan hasil penelitian. Pencatatan itu diklasifikasikan dari

data mentah sehingga formasi tentang pengembangan instrument sebelum

auditing dilakukan agar dapat mendapatkan persetujuan antara auditor dan

auditi terlebih dahulu. Setelah peneliti melaksanakan keseluruhan proses dan

hasil penelitian di PAUD Ihya As Sunnah, PAUD Ghifari, serta Kantor

Himpaudi, karena datanya masih mentah maka peneliti melakukan auditing

sehingga hasil datanya menjadi tersusun baik.

d) Kepastian (confirmability)

Pada penelitian kualitatif kriteria kepastian atau objektivitas hendaknya harus

menekankan pada datanya bukan pada orang atau banyak orang. Peneliti

Page 21: BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitianrepository.upi.edu/26320/6/T_PLS_1402119_Chapter3.pdf · jamak interaktif dan suatu pertukaran pengalaman sosial (a shared social experience)

108

Lulu yuliani, 2016 IMPLEMENTASI HASIL DIKLAT BERJENJANG TINGKAT DASAR BERBASIS KOMPETENSI OLEH TUTOR PAUD DALAM PROSES PEMBELAJARAN PADA ANAK USIA DINI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menekankan pada hasil penelitian secara objektif bukan pada Tutor,

Pengelola maupun Panitia Diklat, tetapi hasil dari penelitian seadanya tanpa

dibuat-buat artinya pasti tidak ditambah-tambah ataupun dikurangi.

E. Definisi Operasional

Untuk memperoleh pemahaman yang jelas dan tepat serta untuk menghindari

kesalahpahaman dalam menafsirkan istilah yang digunakan dalam penelitian ini,

diperlukan definisi operasional dari beberapa istilah yang berkenaan dengan judul

dan fokus permasalahan dalam penelitian ini, sebagai berikut:

1. Implementasi adalah suatu tindakan atau pelaksanaan dari sebuah rencana

yang sudah disusun secara matang dan terperinci. Implementasi biasanya

dilakukan setelah perencanaaan sudah dianggap fix.

Pengertian yang sangat sederhana tentang implementasi adalah sebagaimana

yang diungkapkan oleh Jones (1991, hlm.120), dimana implementasi diartikan

sebagai "getting thejob done" dan "doing it". Tetapi di balik kesederhanaan

rumusan yang demikian berarti bahwa implementasi kebijakan merupakan

suatu proses kebijakan yang dapat dilakukan dengan mudah. Namun

pelaksanaannya, menurut Jones menuntut adanya syarat yang antara lain:

adanya orang atau pelaksana, uang dan kemampuan organisasi atau

yangsering disebut dengan resources, Lebih lanjut Jones merumuskan batasan

implementasi sebagai proses penerimaan sumber daya tambahan, sehingga

dapat mempertimbangkan apa yang harus dilakukan. Implementasi menurut

Van Meter dan Vanhorn dalam buku The Policy Implementation Process: A

Conceptual Framework, menjelaskan bahwa:“Implementasi adalah tindakan-

tindakan yang dilakukan baik oleh individu-individu/pejabat-pejabat atau

kelompok-kelompok pemerintah atau swasta yang diarahkan pada tercapainya

tujuan-tujuan yang telah digariskan dalam keputusan kebijakan” (Meter dan

Vanhorn, 1975, hlm. 447). Pengertian implementasi hasil diklat dalam

penelitian ini adalah penerapan hasil diklat bagi tutor paud berbasis

kompetensi dalam meningkatkan proses pembelajaran anak usia dini.

Page 22: BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitianrepository.upi.edu/26320/6/T_PLS_1402119_Chapter3.pdf · jamak interaktif dan suatu pertukaran pengalaman sosial (a shared social experience)

109

Lulu yuliani, 2016 IMPLEMENTASI HASIL DIKLAT BERJENJANG TINGKAT DASAR BERBASIS KOMPETENSI OLEH TUTOR PAUD DALAM PROSES PEMBELAJARAN PADA ANAK USIA DINI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Hasil Diklat

Adalah keluaran (output) yaitu kuantitas lulusan yang disertai kualitas

perubahan tingkah laku Tutor PAUD yang didapat melalui kegiatan belajar

membelajarkan. Pengertian hasil dari diklat dalam penelitian ini adanya

kualitas Tutor PAUD dalam proses pembelajaran terhadap anak usia dini.

Perubahan Tutor PAUD berupa tingkah laku yang mencakup ranah kognitif,

afektif dan psikomotor yang sesuai dengan kebutuhan belajar yang mereka

perlukan. Pemahaman atau pengetahuan yang dimiliki oleh Tutor PAUD yang

siap untuk diimplementasikan

3. Diklat adalah upaya untuk meningkatkan, mengembangkan, dan membentuk

pegawai melalui upaya pendidikan dan pelatihan baik berupa diklat

berjenjang, diklat kursus, diklat fungsional, dan diklat operasional yang

banyak diterapkan oleh suatu organisasi dalam rangka meningkatkan

kemampuan kerja karyawan dalam menghadapi aktivitasnya, yang diupayakan

dapat meningkatkan pelayanan masyarakatnya. Diklat dasar adalah salah satu

tahap dari tiga tahap diklat berjenjang. Diklat berjenjang adalah proses

pendidikan dan pelatihan yang dirancang untuk memenuhi tuntutan

kompetensi bagi pendidik dan tenaga kependidikan PAUD yang terdiri dari

guru, guru pendamping, dan pengasuh yang dilaksanakan secara

berkesinambungan dan berjenjang (Dasar, Lanjutan, dan Mahir).

4. Kompetensi Tutor PAUD adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh

seorang Tutor yang meliputi kompetensi pedagogi, kompetensi kepribadian,

kompetensi profesional dan kompetensi sosial. Kompetensi Tutor PAUD yang

mempunyai kedudukan dan posisi yang sangat penting untuk meningkatkan

kinerja Tutor dalam pengembangan aspek kemampuan yang dimiliki oleh

anak. Tutor PAUD Adalah seseorang yang memiliki kemampuan,

keterampilan, dan wewenang untuk memberikan bimbingan kepada anak Usia

Dini, dan telah memiliki kualifikasi akademik.

5. Pendidikan Anak Usia Dini

Adalah upaya pembinaan yang ditujukan pada anak sejak lahir sampai usia

enam tahun atau sebelum masuk sekolah dasar yang dilakukan melalui

pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan

Page 23: BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitianrepository.upi.edu/26320/6/T_PLS_1402119_Chapter3.pdf · jamak interaktif dan suatu pertukaran pengalaman sosial (a shared social experience)

110

Lulu yuliani, 2016 IMPLEMENTASI HASIL DIKLAT BERJENJANG TINGKAT DASAR BERBASIS KOMPETENSI OLEH TUTOR PAUD DALAM PROSES PEMBELAJARAN PADA ANAK USIA DINI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

perkembangan jasmani dan rohani agar memiliki kesiapan dalam memasuki

jenjang pendidikan lebih lanjut. Anak usia dini adalah kelompok anak yang

berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan yang bersifat unik.

Mereka memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan yang khusus sesuai

dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangannya. Pada masa ini merupakan

masa emas atau golden age, karena anak mengalami pertumbuhan dan

perkembangan yang sangat pesat dan tidak tergantikan pada masa mendatang.

6. Proses Pembelajaran pada anak usia dini.

Pembelajaran untuk anak usia dini memegang peranan yang sangat penting

bagi pembentukan kemampuan dan sikap belajar pada tahap yang lebih lanjut.

Dalam suatu pembelajaran peran guru bukan semata-mata memberikan

informasi, melainkan juga mengarahkan dan memberi fasilitas belajar

(directing and facilitating the learning) agar proses belajar lebih memadai.

Adalah proses interaksi yang terjadi antara Tutor dengan anak usia dini yang

berkaitan dengan pengembangan aspek kemampuan yang dimiliki anak yaitu,

aspek kognitif, aspek psikomotor, aspek afektip, aspek moral, aspek bahasa,

aspek seni, dan aspek sosial. Aspek tersebut dikembangkan oleh Tutor PAUD

melalui proses pembelajaran dengan cara melalui bermain belajar.