kecerdasan jamak

35
Kecerdasan Jamak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dulu keberhasilan seseorang untuk masa depan diukur dari tingkat kecerdasan. Padahal dulu kecerdasan hanya ditinjau dari aspek intelektual. Padahal di otak kita terdapat beberapa kecerdasan yaitu kecerdasan intelektual (IQ), kecerdasan emosional (EQ), dan kecerdasan spiritual (SQ). Di Indonesia pengembangan kecerdasan anak untuk menuju tingkat keberhasilan atau kesuksesan dalam berhasil itu ditinjau dari intelektual. Contohnya dalam sistem pendidikan Indonesia menekankan tingkat kecerdasan dinilai dari segi matematika (logika) dan bahasa. Dalam praktek anak akan mengalami kenaikan kelas dinilai dari aspek tersebut. Padahal ini adalah satu pemikirin kecerdasan yang masih tradisional. Hal ini juga diungkapkan oleh pakar perkembangan dan pemerhati anak, Seto Mulyadi. Setelah adanya kekeliruan di pendidikan Indonesia dalam peningkatan kecerdasan anak. Padahal sekolah - sekolah swasta telah menjamur dimulai dari sekolah kanak-kanak atau Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Kelompok 11 1

Upload: nispi-hariyani

Post on 10-Aug-2015

477 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kecerdasan Jamak

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dulu keberhasilan seseorang untuk masa depan diukur dari tingkat

kecerdasan. Padahal dulu kecerdasan hanya ditinjau dari aspek intelektual.

Padahal di otak kita terdapat beberapa kecerdasan yaitu kecerdasan intelektual

(IQ), kecerdasan emosional (EQ), dan kecerdasan spiritual (SQ).

Di Indonesia pengembangan kecerdasan anak untuk menuju tingkat

keberhasilan atau kesuksesan dalam berhasil itu ditinjau dari intelektual.

Contohnya dalam sistem pendidikan Indonesia menekankan tingkat kecerdasan

dinilai dari segi matematika (logika) dan bahasa. Dalam praktek anak akan

mengalami kenaikan kelas dinilai dari aspek tersebut. Padahal ini adalah satu

pemikirin kecerdasan yang masih tradisional. Hal ini juga diungkapkan oleh pakar

perkembangan dan pemerhati anak, Seto Mulyadi.

Setelah adanya kekeliruan di pendidikan Indonesia dalam peningkatan

kecerdasan anak. Padahal sekolah - sekolah swasta telah menjamur dimulai dari

sekolah kanak-kanak atau Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sampai tingkat

yang tertinggi perguruan tinggi. Dengan semakin menjamurnya sekolah-sekolah

seharusnya tingkat pendidikan Indonesia semakin professional, tapi kenyataannya

masih tetap dalam pendidikan pengembangan yang tradisional.

Dengan adanya kekeliruan tentang kecerdasan yang hanya mencakup dua

aspek yaitu matematika (logika) dan bahasa. Sebaiknya selain dari aspek tersebut

harus juga meliputi beberapa aspek yang lain yaitu kinetis, musical, visual-spatial,

interpersonal, dan naturalis. Jenis-jenis kecerdasan tersebut disebut dengan

kecerdasan jamak (multiple intelligences) yang diperkanalkan oleh Howard

Gardner tahun 1983. Menurut Gardner sebaiknya harus memperhatikan orang-

Kelompok 11 1

Page 2: Kecerdasan Jamak

orang yang memiliki talenta (gift) di dalam kecerdasan seseorang. Misalnya

arsitek, musikus, ahli alam, designer, penari, terapis, dan lain-lain.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang dapat dirumuskan beberpa permasalahan sebagai berikut :

1. Apa pengertian kecerdasan ?

2. Apa saja klasifikasi kecerdasan ?

3. Bagaimana strategi pembelajaran untuk meningkatkan kecerdasan anak

didik?

C. Tujuan Penulisan

Sesuai dengan permasalahan yang dikemukakan, maka tujuan penulisan

makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui pengertian kecerdasan berdasarkan pendapat para ahli

2. Mengetahui klasifikasi kecerdasan

3. Mengetahui bagaimana strategi pembelajaran untuk meningkatkan

kecerdasan anak didik

D. Metode Penulisan

Metode yang kami gunakan dalam penulisan makalah ini adalah metode

keperpustakaan dan browsing internet. Kami menggunakan kedua metode tersebut

agar isi makalah ini bisa lebih lengkap dan berbobot.

Kelompok 11 2

Page 3: Kecerdasan Jamak

BAB II

PEMBAHASAN

KECERDASAN JAMAK

A. Pengertian Kecerdasan Jamak

Pembahasan tentang kecerdasan telah banyak dikemukakan oleh pakar.

Diantaranya menurut Gunawan adalah Charles Spearman dengan teori General

Intelligence, Raymond Cattel dan John Horn dengan teori Fluid and Crystalized

Intelligence, dan Stenberg dengan teori Triarchic Intelligence. Sedang Armstrong

menambahkan satu teori lagi yang banyak dikaji, yaitu dari Guillford dengan teori

Structure Intelligence. Pada perkembangan selanjutnya muncul pakar kecerdasan,

antara lain Goleman dengan teori Emotional Intelligence dan berikutnya Gardner

dengan teori Multiple Intelligence. Masing-masing pakar mengemukakan defenisi

kecerdasan. Dari defenisi yang dikemukakan para pakar tersebut diketahui bahwa

kecerdasan dinyatakan sebagai potensi yang perlu dikembangkan.

Seiring dengan perkembangan teori kecerdasaan, perhatian orang terhadap

pengertian kecerdasan telah bergeser dari kecerdasan sebagai kemampuan umum

beralih kepada kecerdasan memiliki beberapa faktor dan bahkan banyak domain.

Peralihan perhatian tersebut juga menurut Semiawan kelihatan dalam

pengembangan individu yang mengacu kepada pendapat yang menunjukkan

bahwa perkembangan manusia diwujudkan melalui ragam aspek yang berbeda.

Hal tersebut merupakan pertanda bahwa teori kecerdasan jamak (multiple

intelligence) mulai mendapat perhatian untuk digunakan sebagai acuan dalam

berbagai aktivitas untuk memacu perkembangan manusia termasuk aktivitas

pembelajaran di sekolah-sekolah.

Teori kecerdasan jamak pertama kali dikemukakan oleh Howard Gardner

dalam bukunya Frames of Mind pada tahun 1983. Gardner mengembangkan teori

kecerdasan jamak berdasarkan kriteria yang terdiri dari delapan faktor, yaitu 1)

adanya pembagian wilayah kecerdasan pada struktur otak, seperti central core,

sistem limbik dan hemisfer serebral, 2) terdapat kecerdasan yang menonjol pada

Kelompok 11 3

Page 4: Kecerdasan Jamak

orang tertentu (savant dan genius), 3) kecerdasan berkaitan dengan kebudayaan

dan berkembang mengikuti pola perkembangan tertentu, 4) memiliki konteks

historis, 5) memiliki hubungan dengan temuan psikometrik, 6) memiliki

hubungan dengan hasil penelitian psikologi eksperimental, 7) cara kerja atau

rangkaian cara kerja dasar dapat diidentifikasi, dan 8) memiliki sistem penandaan

atau symbol 4 Conny, R. Semiawan, “Perkembangan Anak Usia Dini”, makalah

disampaikan pada Seminar dan Lokakarya Nasional Pendidikan Anak Usia Dini,

Kerjasama Dirjen PLSP Depdiknas dengan UNJ, Jakarta, 9 – 11 Oktober 2004.

Kriteria yang dikemukakan Gardner tersebut sebagai bukti bahwa teori kecerdasan

jamak tidak hanya dikembangkan berdasarkan hasil kajiannya sendiri, tetapi juga

menggunakan dasar dan hasil kerja para pakar teori perkembangan dan

kecerdasan yang muncul lebih dahulu.

Gardner mengemukakan bahwa kecerdasan adalah kemampuan yang

berkaitan dengan tiga hal, yaitu kemampuan untuk 1) memecahkan masalah yang

terjadi dalam kehidupan sehari-hari, 2) menghasilkan persoalan-persoalan baru

untuk diselesaikan, dan 3) menciptakan sesuatu atau menawarkan jasa yang akan

memberikan penghargaan dalam budaya setempat. Dalam bukunya yang lain

Gardner mendefenisikan kecerdasan sebagai potensi biopsikologi yang digunakan

sebagai pengolah informasi yang dapat dikembangkan sesuai dengan lingkungan

budaya untuk memecahkan permasalahan atau menciptakan sesuatu (karya) yang

bermanfaat bagi lingkungannya. Selanjutnya Gardner menjelaskan, sebagai

potensi biologis kecerdasan akan meningkat sesuai dengan pertambahan usia dan

mencapai puncaknya pada saat dewasa dan menurun pada saat tua, sedang

kecerdasan sebagai potensi psikologis kecerdasan akan berkembang akibat

terjadinya proses belajar dan terbentuknya pengalaman hidup pada diri individu.

Berdasarkan penjelasan yang dikemukakan Gardner tersebut dapat dinyatakan

bahwa kecerdasan sebagai suatu kemampuan yang dimiliki individu yang dapat

berkembang secara alami dan dapat pula dikembangkan melalui pembelajaran dan

pengalaman. Ini berarti lingkungan dapat berperan dalam membantu individu

untuk mengembangkan kemampuannya. Samples mengemukakan bahwa

kecerdasan merupakan kemampuan melakukan sesuatu yang bermanfaat dalam

Kelompok 11 4

Page 5: Kecerdasan Jamak

masyarakat di lingkungan sekitar. Sedang Gottfredson yang dikutip Elliott, dkk

mengemukakan bahwa kecerdasan merupakan kemampuan mental yang bersifat

umum, yang diantaranya sebagai kemampuan untuk menelaah (to reason),

merencanakan, memecahkan masalah, berpikir abstrak, mengemukakan ide-ide,

belajar cepat dan belajar dari pengalaman. Dua pendapat tersebut menegaskan

bahwa kecerdasan sebagai suatu kemampuan. Kemampuan tersebut berfungsi

untuk menelaah, merencanakan, memecahkan masalah, berpikir abstrak,

mengemukakan ide-ide serta yang terpenting adalah kemampuan tersebut

berkaitan dengan belajar.

Pendapat lain tentang kecerdasan dikemukakan oleh Lazear yang

menyatakan bahwa seseorang yang cerdas adalah 1) mereka yang dapat

memecahkan permasalahan yang mereka hadapi dalam hidupnya, 2) mereka yang

dapat menghadapi berbagai tantangan hidup dengan kreatif, dan 3) mereka yang

dapat menghasilkan berbagai hal bermanfaat bagi dirinya dan orang lain. Pendapat

ini menunjukkan bahwa kecerdasan berkaitan dengan kemampuan untuk

mengupayakan sesuatu, yaitu memecahkan masalah, menghadapi tantangan, dan

menghasilkan sesuatu. Selanjutnya Lazear menambahkan dari definisi awal

Gardner, bahwa kecerdasan itu adalah jalan/cara yang dapat digunakan untuk

mengetahui apa-apa yang kita ketahui, pahami, pelajari, bagaimana memproses

informasi, dan memperoleh knowlodge. Pendapat ini lebih memperinci bahwa

kecerdasan berkaitan dengan kemampuan untuk mengetahui apa-apa yang sudah

dimiliki individu sebagai suatu bentuk kemampuan. Berkaitan dengan

kemampuan, Gagne, Leslie dan Wager menyatakan bahwa kemampuan

merupakan suatu daya atau kekuatan sebagai hasil belajar yang dapat diketahui.

Berarti kemampuan dapat diperoleh setelah seseorang menyelesaikan kegiatan

belajar. Kemampuan tersebut sebagai bentuk hasil belajar yang dapat ditingkatkan

dan diketahui. Ini berarti, ada proses yang dapat dilakukan untuk meningkatkan

dan menentukan kemampuan yang dimiliki seseorang.

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka dapat

dinyatakan bahwa pengertian kecerdasan jamak dalam penelitian ini dibatasi pada

kemampuan yang dikembangkan melalui kegiatan pembelajaran. Pembatasan ini

Kelompok 11 5

Page 6: Kecerdasan Jamak

dilakukan dengan mengacu kepada Armstrong yang mengemukakan bahwa

berbagai kegiatan dapat membantu anak untuk mengembangkan kecerdasan

jamak dan Gardner menegaskan bahwa kecerdasan jamak dapat digunakan

sebagai pendekatan dan tujuan (goal) dalam pembelajaran. Selanjutnya Sonawat

dan Gogri mengemukakan bahwa kecerdasan jamak dapat digunakan untuk

membantu anak belajar dengan lebih baik. Dengan demikian, rancangan kegiatan

belajar di Taman Kanak-kanak yang memperhatikan indikator setiap aspek

kecerdasan jamak dapat mengembangkan kemampuan anak sesuai dengan

indikator pada setiap aspek kecerdasan jamak. Gardner berkeyakinan bahwa

semua manusia memiliki bukan hanya satu kecerdasan (inteligensi) melainkan

group abilities. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa kecerdasan jamak

adalah semua daya atau kemampuan yang dapat berkembang melalui

pembelajaran yang terdiri dari delapan aspek kecerdasan, yaitu kecerdasan

linguistik, kecerdasan logika matematis, kecerdasan spasial, kecerdasan kinestetis

jasmani, kecerdasan musikal, kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersonal,

dan kecerdasan naturalis.

B. Aspek Kecerdasan JamakDelapan aspek kecerdasan jamak yang dikemukakan Gardner dijelaskan

berikut ini.

1. Kecerdasan Linguistik (Linguistic Intelligence)

Gardner mengemukakan bahwa kecerdasan linguistik adalah kemampuan

menggunakan bahasa untuk menyatakan gagasan tentang dirinya dan memahami

orang lain serta untuk mempelajari kata-kata baru atau bahasa lain. Selanjutnya

Gardner menjelaskan bahwa ada empat aspek penting dalam bahasa, yaitu a)

aspek retoris bahasa atau kemampuan untuk meyakinkan orang lain dari suatu

tindakan, b) potensi untuk mengingat informasi dalam bentuk bahasa atau

kemampuan untuk menggunakan bahasa dalam mengingat daftar atau suatu

proses, c) kapasitas bahasa untuk memberi penjelasan suatu konsep dan makna

metapora, dan d) penggunaan bahasa untuk menjelaskan dan merefleksi bahasa

atau menggunakannya dalam analisis ”metalinguistik”, yaitu analisis

Kelompok 11 6

Page 7: Kecerdasan Jamak

menggunakan kemampuan memilih dan menghubung-hubungkan kata atau bahasa

dalam berbagai konteks sehingga membentuk pemahaman bahasa yang baru.

Sedang Armstrong memerinci lebih lanjut bahwa kecerdasan linguistik meliputi

kemampuan menggunakan kata-kata secara efektif, baik secara lisan (misalnya

pendongeng, orator atau politisi) maupun secara tertulis (misalnya sastrawan,

editor atau wartawan). Pendapat lain dari Lazear yang mengemukakan bahwa

kecerdasan linguistik berkaitan dengan puisi, cerita (dongeng) dan pembuatannya,

humor dan bermain kata, termasuk juga metapora, peribahasa dan analogi

termasuk juga belajar tata bahasa dan sintak secara lisan maupun tulisan. Dari

ketiga pendapat tersebut dapat dinyatakan bahwa kemampuan linguistik tersebut

diperlihatkan dalam bentuk kegiatan atau perilaku menggunakan bahasa dengan

lancar, mampu mengekspresikan serta mengapresiasikan dan mengapersepsi kata-

kata yang bermakna kompleks. Anak yang memiliki kecerdasan linguistik

menunjukkan keterampilan mendengarkan yang sangat baik dan menikmati

permainan dengan bunyi dan bahasa. Mereka paling cepat belajar dengan

menggunakan kata-kata atau dengan mendengar dan melihatnya. Campbel,

Campbel dan Dickinson mengemukakan beberapa ciri orang-orang yang memiliki

kecerdasan verbal-linguistik yang baik, yaitu a) mendengar dan merespon setiap

suara, ritme, warna dan berbagai ungkapan kata; b) menirukan suara, bahasa,

membaca, dan menulis dari orang lain; c) belajar melalui menyimak, membaca,

menulis dan diskusi; d) menyimak secara efektif, memahami, menguraikan,

menafsirkan dan mengingat apa yang diucapkan; e) membaca secara efektif,

memahami, meringkas, menafsirkan atau menerangkan, dan mengingat apa yang

telah dibaca; f) berbicara secara efektif kepada berbagai pendengar, berbagai

tujuan, dan mengetahui cara berbicara secara sederhana, fasih, persuasif, atau

bergairah pada waktuwaktu yang tepat; g) menulis secara efektif, memahami dan

menerapkan aturan-aturan tata bahasa, ejaan, tanda baca, dan menggunakan kosa

kata yang efektif; h) memperlihatkan kemampuan untuk mempelajari bahasa

lainnya; i) menggunakan keterampilan menyimak, berbicara, menulis dan

membaca untuk mengingat, berkomunikasi, berdiskusi, menjelaskan,

mempengaruhi, menciptakan pengetahuan, menyusun makna, dan

Kelompok 11 7

Page 8: Kecerdasan Jamak

menggambarkan bahasa itu sendiri; j) berusaha untuk mengingatkan pemakaian

bahasanya sendiri; k) menunjukkan minat jusnalisme, puisi, bercerita, debat,

berbicara, menulis atau menyunting; l) menciptakan bentukbentuk bahasa baru

atau karya tulis orisinil atau komunikasi oral. Pendapat tersebut menggambarkan

ciri-ciri aspek kecerdasan linguistik seseorang. Berdasarkan ciri tersebut dapat

diperkirakan tingkat perkembangan kecerdasan jamak pada aspek verbal linguistik

yang dimiliki seseorang.

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, dapat dinyatakan

bahwa kecerdasan linguistik adalah kemampuan yang tergambar melalui ciri-ciri,

yaitu mudah a) mendengar dan merespon setiap suara dan ungkapan kata; b)

menirukan suara, bahasa, membaca, dan menulis; c) belajar melalui menyimak,

membaca, menulis dan diskusi; d) menyimak, memahami, menguraikan,

menafsirkan dan mengingat apa yang diucapkan; e) memahami, meringkas,

menafsirkan atau menerangkan, dan mengingat apa yang telah dibaca; f) berbicara

kepada berbagai pendengar, berbagai tujuan, dan mengetahui cara berbicara

secara sederhana, fasih, persuasif, atau bergairah pada waktu-waktu yang tepat; g)

menulis, memahami dan menerapkan aturan-aturan tata bahasa, ejaan, tanda baca,

dan menggunakan kosakata; h) mempelajari bahasa lainnya; i) membuat tulisan,

puisi, bercerita, debat, berbicara, menulis atau menyunting; j) menciptakan

bentuk-bentuk bahasa baru atau karya tulis orisinil atau komunikasi oral.

2. Kecerdasan Logika Matematis (logical mathematical intelligence).

Gardner mengemukakan bahwa kecerdasan logika matematis adalah

kemampuan untuk memahami dasar-dasar operasional yang berhubungan dengan

angka dan prinsip-prinsip serta kepekaan melihat pola dan hubungan sebab akibat

serta pengaruh. Sedangkan Armstrong mengemukakan kecerdasan logika

matematis berkenaan dengan kemampuan menggunakan angka dengan baik dan

melakukan penalaran yang benar. Selanjutnya Lazear mengemukakan kecerdasan

logika matematis diperlihatkan sebagai pola berpikir yang bervariasi yang

digunakan dalam kehidupan sehari-hari seperti pembuatan daftar, prioritas untuk

menghasilkan sesuatu dan suatu perencanaan untuk masa depan. Kemampuan

Kelompok 11 8

Page 9: Kecerdasan Jamak

tersebut ditunjukkan melalui aktivitas membuat perhitungan, mengukur,

mempertimbangkan perbandingan ukuran dan hipotesis serta kemampuan

memecahkan masalah matematis yang kompleks. Anak-anak yang memiliki

kecerdasan ini biasanya berpikir secara numerik atau dalam konteks pola serta

dalam urutan yang logis.

Anak-anak tersebut biasanya terus-menerus bertanya, dan ingin tahu

tentang peristiwa alam. Kemudian Armstrong mengemukakan orang yang cerdas

secara logika matematis memiliki ciri sebagai berikut, yaitu a) mampu dalam

penalaran, b) mengurutkan, c) berpikir dalam pola sebab akibat, d) merumuskan

hipotesis, e) merumuskan keteraturan konseptual atau pola numerik dan f)

memiliki pandangan hidup yang umumnya rasional. Ciri-ciri tesebut dapat

digunakan untuk mengenali perkembangan kecerdasan logika matematis

seseorang.

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas dapat dinyatakan

bahwa kecerdasan logika matematis adalah kemampuan yang memiliki ciriciri,

seperti mudah a) melakukan operasional angka seperti menghitung, b) membuat

ulasan berdasarkan penalaran, c) mengurutkan, d) berpikir sebab akibat, e)

merumuskan hipotesis, f) merumuskan keteraturan konseptual atau pola numerik

dan g) merumuskan pandangan hidup yang rasional.

3. Kecerdasan Spasial (Spatial Intelligence)

Gardner menyatakan bahwa kecerdasan spasial adalah kemampuan untuk

membentuk suatu gambaran mental tentang tata ruang atau menghadirkan dunia

mengenai ruang secara internal di dalam pikirannya (mind). Selanjutnya Gardner

menjelaskan bahwa kecerdasan spasial berkenaan dengan kemampuan untuk

menikmati apa yang dilihat di sekitar, melakukan transformasi dan modifikasi

berdasarkan persepsi terhadap sesuatu, dan merancang atau menghasilkan sesuatu

berdasarkan pengalaman yang diperoleh melalui penglihatan walau tanpa melihat

objek yang nyata. Sedang Lazear mengemukakan bahwa kecerdasan spasial

berkenaan dengan daya imajinasi yang ditunjukkan dalam bentuk lamunan

Kelompok 11 9

Page 10: Kecerdasan Jamak

(khayalan) misalnya menyatakan diri tidak dapat dilihat atau melakukan

perjalanan ke suatu tempat yang sangat jauh dan besar secara mental.

Selanjutnya Amstrong mengemukakan bahwa kemampuan spasial

berkenaan dengan kemampuan mempersepsi dunia spasial secara akurat dan

mentransformasikan persepsi dunia spasial-visual. Tiga pendapat tersebut

menunjukkan bahwa kecerdasan spasial sebagai kemampuan yang berkaitan

dengan indera penglihatan secara aktif, yaitu melihat objek secara langsung

ataupun tidak melihat objek. Selain itu, kecerdasan ini juga tergambar dari

kemampuan membayangkan objek yang dilihat sebelumnya atau belum pernah

dilihat sama sekali dan dapat memvisualisasikan suatu objek, termasuk

kemampuan untuk menciptakan imajinasi mental dan gambar-gambar.

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas dapat dinyatakan

bahwa kecerdasan spasial adalah kemampuan yang dapat digambarkan melalui

ciri-ciri, seperti mudah a) menata ruang dan menciptakan suatu tata ruang, b)

membayangkan sesuatu, seperti benda, tempat, perjalanan, c) membentuk sesuatu

seperti membuat pahatan, dan menciptakan karya seni, seperti menggambar,

melukis, merancang tata ruang dari sesuatu yang ada di sekitarnya, d)

menghasilkan pengetahuan berdasarkan suatu ilmu seperti topologi dan anatomi.

4. Kecerdasan Kinestetis Jasmani (Bodily Kinesthetic Intelligence)

Gardner mengemukakan bahwa kecerdasan kinestetis jasmani adalah

kemampuan menggunakan seluruh tubuh dan komponennya untuk memecahkan

permasalahan, membuat sesuatu atau menggunakan beberapa macam produksi,

dan kordinasi anggota tubuh dan pikiran untuk menyempurnakan penampilan

fisik31. Sedang Lazear menjelaskan bahwa kecerdasan kinestetis jasmani

berkaitan dengan aktivitas fisik dan dapat dilihat seperti dalam kegiatan

mengenderai sepeda, memarkir mobil, menangkap sesuatu benda yang

dilemparkan, dan mengatur keseimbangan tubuh saat bergerak atau berjalan. Dua

pendapat tersebut menunjukkan bahwa kecerdasan kinestetik jasmani terdiri dari

beberapa kemampuan yang berkaitan dengan jasmani dan gerak. Penjelasan lain

tentang kecerdasan kinestetik jasmani dikemukakan oleh Armstrong yang

Kelompok 11 10

Page 11: Kecerdasan Jamak

menyatakan bahwa kecerdasan kinestetis jasmani berkaitan dengan keahlian

menggunakan seluruh tubuh untuk mengekspresikan ide dan perasaan serta

keterampilan menggunakan tangan untuk menciptakan atau mengubah sesuatu.

Pendapat tersebut menekankan bahwa kecerdasan kinestetis jasmani meliputi

kemampuan yang berkaitan dengan gerakan-gerakan tubuh yang spesifik,

kesanggupan memanipulasi objek dan memiliki keterampilan fisik seperti

koordinasi, keseimbangan, kekuatan, kelenturan dan keterampilan. Anak-anak

yang memiliki kecerdasan ini sering tidak mau diam saat sedang duduk, belajar

atau sedang bermain atau sedang makan, dan biasanya merekalah yang nomor

satu minta izin ke luar untuk bermain. Mereka memproses pengetahuan melalui

sensasi tubuh. Mereka butuh kesempatan untuk belajar dengan bergerak atau

memperagakan sesuatu.

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas dapat dinyatakan

bahwa kecerdasan kinestetis jasmani adalah kemampuan yang berkaitan dengan

fisik dan gerak yang dapat digambarkan melalui ciri-ciri, seperti mudah a)

bergerak dengan daya kontrol tubuh yang baik, seperti berjalan, lari, lompat,

loncat, menangkap, melempar, b) menyentuh objek disekitarnya, c) memanipulasi

benda, seperti kursi digunakan sebagai mobil, d) responsif terhadap lingkungan,

misalnya menggerakkan tubuh atau tangan saat merasakan angin bertiup, e)

berpikir mekanis, f) mengingat apa yang dilakukan, g) membuat kerajinan tangan,

dan h) berolah raga.

5. Kecerdasan Musikal (Musical Intelligence)

Gardner mengemukakan bahwa kecerdasan musikal merupakan

kemampuan untuk mendengar dan mengenali pola, mengingat dan bereaksi sesuai

dengan musik yang didengar, serta menghasilkan musik dengan intonasi suara,

irama, dan warna nada. Sedang Lazear berpendapat bahwa kecerdasan musikal

berkaitan dengan aktivitas mendengar bunyi seperti suara di radio yang

memunculkan senandung. Pendapat lain dari Amstrong yang menyatakan bahwa

kecerdasan musikal merupakan kemampuan menangani bentuk-bentuk musikal

dengan cara mempersepsi, membedakan, menggubah dan mengekspresikan.

Kelompok 11 11

Page 12: Kecerdasan Jamak

Ketiga pendapat tersebut menunjukkan bahwa kecerdasan musikal meliputi

kepekaan terhadap pola-pola bunyi, irama, warna nada dan warna suara. Anak-

anak yang memiliki kecerdasan ini sering bernyanyi, bersenandung, atau bersiul

soorang diri. Mereka juga peka terhadap suara-suara non-verbal di lingkungan

mereka, atau di sekolah, seperti misalnya kerik jangkerik, dan dering bel di

kejauhan. Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas dapat dinyatakan

bahwa kecerdasan musikal adalah kemampuan yang memiliki ciri-ciri, seperti

mudah a) memahami dan menangkap nada, irama, dan warna nada, serta

memainkan alat musik di rumah atau di sekolah, b) bereaksi terhadap alunan

musik bahkan yang rumit sekalipun dan memunculkan emosi sesuai dengan musik

yang didengar, c) mengingat melodi lagu, dan suka belajar apabila ada iringan

musik, d) bernyanyi untuk diri sendiri atau untuk orang lain dengan mengikuti

irama musik.

6. Kecerdasan Intrapersonal (Intrapersonal Intelligence)

Gardner membahas kecerdasan intrapersonal bersamaan dengan

kecerdasan interpersonal. Keduanya dikenalkan sebagai kecerdasan diri (the

personal intelligences). Dalam uraiannya, Gardner memisahkan antara kecerdasan

intrapersonal dan kecerdasan interpersonal. Kecerdasan intrapersonal menurut

Gardner merupakan kemampuan memahami hal-hal yang berkaitan dengan

perasaan-perasaan yang ada pada diri sendiri, seperti perasaan senang ataupun

sedih, apa yang dapat ia lakukan, apa yang ingin ia lakukan, bagaimana ia

bereaksi terhadap hal-hal tertentu, hal-hal yang mana yang perlu dihindari, dan

hal-hal yang mana yang didekati. Sedang Lazear menyatakan bahwa kecerdasan

intrapersonal merupakan kemampuan introspeksi diri yang membuka peluang

untuk merefleksi diri sehingga menyadari semua aspek dalam diri, seperti

pengetahuan tentang perasaan sendiri, proses berpikir, refleksi diri dan rasa

tentang hasrat yang dimiliki yang bertumpu pada dua hal, yaitu identitas diri dan

kemampuan (ability) untuk mengenal kekuatan dan kelemahan diri sendiri38.

Kemudian Armstrong mengemukakan bahwa kecerdasan intrapersonal merupakan

kemampuan memahami diri sendiri dan bertindak berdasarkan pemahaman

Kelompok 11 12

Page 13: Kecerdasan Jamak

tersebut. Ketiga pendapat tersebut menunjukkan bahwa kecerdasan intrapersonal

berkaitan dengan pemahaman dan penyesuaian terhadap diri sendiri. Dengan kata

lain, kecerdasan intrapersonal meliputi kemampuan yang berkaitan dengan

keadaan manusia secara internal, seperti refleksi diri, berpikir meta-kognisi, yaitu

mengkait-kaitkan informasi yang sudah ada dan yang baru diterima dalam pikiran

(mind), serta menyadari adanya kenyataan-kenyataan spiritual.

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas dapat dinyatakan

bahwa kecerdasan intrapersonal adalah kemampuan mengekspresikan diri yang

dapat digambarkan melalui ciri-ciri, seperti mudah a) mengetahui siapa diri

mereka dan apa yang dapat mereka capai di dunia ini, b) merenung dengan cara

menyendiri untuk mengetahui kebutuhannya dan mengakses sisi batiniah diri, c)

sensitif terhadap nilai diri, dan menyadari perasaan diri, d) sensitif terhadap tujuan

hidup, e) menyadari kekuatan dan kelemahan diri.

7. Kecerdasan Interpersonal (Interpersonal Intelligence)

Gardner mengemukakan bahwa kecerdasan interpersonal merupakan

kemampuan melihat dan memahami perbedaan mood, temperamen, motivasi dan

hasrat orang lain dan bekerja sama dengan mereka. Sedang Lazear menjelaskan

bahwa kecerdasan interpersonal merupakan kemampuan (ability) yang digunakan

untuk berkomunikasi secara verbal dan non verbal serta kemampuan yang

digunakan untuk melihat perbedaan mood, temperamen, motivasi dan hasrat orang

lain dengan diri sendiri. Pendapat lain dikemukakan oleh Armstrong yang

menyatakan bahwa kecerdasan interpersonal merupakan kemampuan

mempersepsi dan membedakan suasana hati, maksud, motivasi serta perasaan

orang lain. Dari tiga pendapat tersebut dapat dinyatakan bahwa kecerdasan

interpersonal sebagai kemampuan melihat orang lain yang meliputi kepekaan pada

ekspresi wajah, suara, gerak-isyarat orang lain dan dapat berinteraksi dengan

orang lain.

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas dapat dinyatakan

bahwa kecerdasan interpersonal adalah kemampuan berhubungan dengan orang

lain yang dapat digambarkan melalui ciri-ciri, seperti mudah a) berhubungan

Kelompok 11 13

Page 14: Kecerdasan Jamak

dengan orang lain, b) berteman dan memiliki banyak teman, c) menikmati suasana

ketika berada di tengah-tengah orang banyak d) membaca maksud hati orang lain,

e) berkomunikasi, f) menengahi pertengkaran, g) menjadi pemimpin di sekolah

ataupun di rumah.

8. Kecerdasan Naturalis (Naturalis Intelligence)

Gardner mengemukakan bahwa kecerdasan naturalis merupakan

kemampuan memahami alam sekitar, mengenali binatang dan tumbuhan di

lingkungan, sensitif terhadap corak yang berkaitan dengan dunia alami seperti

awan, formasi batu untuk mengenali dan mengklasifikasi sejumlah spesies flora

dan fauna serta lingkungan. Sedang Lazear menyatakan bahwa kecerdasan

naturalis merupakan kemampuan untuk memahami dan berinteraksi dengan

kondisi-kondisi alam seperti tanaman, hewan, cuaca dan aspek-aspek alam di

sekitar. Pendapat lain dikemukakan Armstrong yang menyatakan bahwa

kecerdasan naturalis merupakan kemampuan mengenali dan mengkategorisasikan

spesies flora dan fauna serta kondisi dan benda-benda alam lainnya di lingkungan

sekitar. Selanjutnya, Stefanakis mengidentifikasi kecerdasan naturalis dengan ciri-

ciri sebagai berikut, yaitu 1) memahami alam, 2) membedakan, mengklasifikasi,

menggunakan keistimewaan (features) yang ada di lingkungan, dan 3) saling

berinteraksi dengan pohon dan makhluk hidup lainnya46. Berdasarkan pendapat

tersebut dapat dinyatakan bahwa kecerdasan naturalis berkaitan dengan kepekaan

terhadap fenomena alam dan lingkungan sekitar. Fenomena alam tersebut

berkaitan dengan binatang, tumbuhan, cuaca, seperti panas, dingin, hujan dan

benda lainnya, seperti batuan dan tanah.

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas dapat dinyatakan

bahwa kecerdasan naturalis adalah kemampuan memahami dan berinteraksi

dengan alam yang dapat digambarkan melalui ciri-ciri, seperti a) mudah

berinteraksi dengan binatang, seperti suka merawat hewan peliharaan atau berada

didekat akuarium, terarium b) mudah berinteraksi dengan tumbuhan, seperti suka

berkebun atau berada dekat kebun, c) mudah beradaptasi dengan kondisi alam.

Kelompok 11 14

Page 15: Kecerdasan Jamak

C. Strategi Pembelajaran untuk Meningkatkan Kecerdasan Anak

Didik

Gambaran kelas pada umumnya sering kita lihat bahwa ada anak yang

senang belajar bila guru menjelaskan sampai sejelas-jelasnya, ada juga anak yang

senang belajar jika guru menjelaskan dengan menggunakan gambar, ada juga

yang senang belajar jika diberi kesempatan untuk bertanya jawab, tetapi ada juga

anak yang suka belajar jika ia diberi kesempatan untuk melakukan sesuatu dan

seterusnya. Menurut Thomson Amstrong, kita tidak dapat member abel mereka

sebagai “bebelajar verbal” atau “pebelajar visual”, atau “pembelajar kinetis”,

karena tujuan dari suatu kegiatan pembelajaran adalah untuk memperluas dan

mengembangkan intelegensi/kecerdasam anak didik. Tugas kita sebagai pendidik

adalah bagaiman menciptakan suasana belajar yang dapat mengembangkan semua

kecerdasan yang ada pada setiap individu. Adapun beberapa cara yang dapat

dilakukan untuk menciptakan suasana belajar yang mengembangkan semua

kecerdasan, diantaranya :

1. Mengaktifkan seluruh indera anak didik;

2. Melatih intelegensi/kecerdasanyang berimbang;

3. Melatih silang intelegensi/kecerdasan yang berbeda.

1. Bagaiman Mengaktifkan Seluruh Indera Anak Didik Anda?

Ada tiga cara yang dapat dilakukan untuk mengaktifkan seluruh indera

anak didik, yaitu sebagai berikut.

a. Melatih cara mendengar yang efektif.

Telinga merupakan instrument yang luar biasa bagi manusia. Melalui

telinga otak menerima bunyi. Selain itu, pendengaran merupakan salah

satu unsure pokok dalam pembentukan imajinasi dan kreatifitas.

b. Melatih mata untuk membaca cepat dan efektif.

Mata merupakan bukti keajaiban mekanisme biologis. Melalui mata otak

dapat menerima fakta-fakta yang menakjubkan sehingga dapat melihat

dengan jeli, analitis dan akurat. Mata sangat erat dengan kemampuan

Kelompok 11 15

Page 16: Kecerdasan Jamak

membaca. Kemampuan membaca rata-rata 300 kata per menit dengan

kemampuan mengingat 40-70% dari selruh isi bacaan. Bagi yang terampil

bisa membaca 600 kata per menit dengan kemampuan mengingat utuh.

c. Melatih keterampilan menulis atau membuat catatan yang cepat dan tepat.

Mengenai keterampilan ini , penelitian menunjukkan hasil sebagai berikut.

i. Ada siswa yang tidak mencatat sama sekali.

ii. Ada siswa yang diberikan catatan lengkap oleh guru.

iii. Ada siswa yang membuat catatan lengkap sendiri.

iv. Ada siswa yang diberikan catatan berupa rangkuman oleh guru.

v. Ada siswa yang membuat catatan berupa rangkuman sendiri.

vi. Ada siswa yang diberikan catatan berupa kata-kata kunci dari guru.

vii. Ada siswa yang membuat catatan berupa kata-kata kunci sendiri.

Siswa yang terakhir inilah yang paling bagus bagus hasil belajarnya. Hal

ini karena pikiran hanya dapat mengingat kata-kata bukan kalimat. Kata-

kata kunci merupakan kata-kata inti yang menghubungkan satu pengertian

dengan pengertian berikutnya dalam suatu bacaan.

2. Bagaimana Melatih Kecerdasan yang Berimbang?

Kata “berimbang” yang dimaksud bukanlah melatih semua kecerdasan

secara bersamaan karena hal ini akan menbuat pekerjaan kita sia-sia. Kini

sudahlah saatnya kita menerapkan teknik-teknik pembelajaran yang dapat

menciptakan suasana belajar secara praktis. Dengan cara ini anak didik akan dapat

mengalami dan menghayati apa yang dipelajari secara utuh.

Langkah-langkah yang harus dilakukan adalah sebagai berikut.

a. Mengidentisifikasi intelegensi anak didik.

Caranya adalah sebelum memulai pelajaran guru dapat memberikan tes

atau angket kepada siswanya untuk menjajaki intelegensi mereka.

Dibawah ini disampaikan salah satu contoh pertanyaan yang dapat

digunakan untuk memjajaki intelegensi siswa.

Petunjuk : Isilah dengan tanda cek (√) di muka setiap pertanyaan !

Kelompok 11 16

Page 17: Kecerdasan Jamak

Intelejensi linguistic

o Menulis lebih baik dari rata-rata kelas

o Mudah bercerita dan membuat lelucon

o Mempunyai ingatan yang baik akan nama, tampat, dan hari

o Menyukai membaca buku

o Menulis dengan ejaan yang baik dan teliti

o Menyukai mendengarkan kata-katayang diucapkan

o Mempunyai kemampuan vocabulary yang baik

o Berkomunikasi dengan yang lain dalam kata-kata yang teratur.

Intelegensi matematis logis

o Suka menanyakan bagaimana sesuatu itu bekerja

o Menghitung secara cepat

o Menyukai matematika

o Menyukai permainan matematika dalam computer

o Suka menata macam-macam hal secara teratur, kategorisasi, dan

hierarkis

o Berpikir lebih abstrak dan konseptual dari rata-rata kelas

o Mempunyai kepekaan dengan sebab-akibat dalam suatu persoalan

Intelegensi ruang/visual

o Melaporkan secara jelas dengan gambar visual

o Membaca denah, peta, dan diagram lebih mudah dari membaca teks

o Menyukai kegiatan-kegiatan seni

o Menggambar lebih baik dari rata-rata kelas

o Suka melihat film, slide, dan presentasi visual yang lain

o Bila membaca, lebih menyukai gambar dari pada teks

Kelompok 11 17

Page 18: Kecerdasan Jamak

Intelegensi kinestetik tubuh

o Menonjol dalam salah satu bidang olah raga

o Selalu ingin bergerak bila duduk terlalu lama di suatu tempat

o Mudah menirukan gerak dan gaya seseorang

o Mempunyai cara mengekspresikan diri secara dramatic

o Menyukai bekerja dengan lumpur untuk membuat bangunan

Intelegensi musical

o Mengingat melodi musik dengan baik

o Mempunyai suara yang bagus

o Memainkan alat musik dan bernyanyi dengan baik

o Mempunyai cara ritmik dalam bicara dan bergerak

o Peka terhadap suara sekitar

Integensi interpersonal (social)

o Menyukai sosialisasi dengan teman

o Kelihatan dapat menjadi pemimpin yang natural

o Suka memberikan nasihat pada teman yang sedang kesulitan

o Termasuk dalam kelompok, komite, atau organisasi

o Menyukai mengajar orang lain secara informal

o Mempunyai dua atau tiga teman dekat

o Mudah empati pada orang lain

Intelegensi intrapersonal

o Mempunyai kemampuan yang kuat dan percaya diri

o Mempunyai pandangan yang relistik tentang kemampuan dan

kelemahannya

o Selalu melakukan pelajaran dengan baik meskipun terlambat

o Dapat belajar dari kesuksesan dan kegagalan

Kelompok 11 18

Page 19: Kecerdasan Jamak

o Mempunyai self sistem yang tinggi

Selain dengan tes, mengidentifikasi intelegensi juga dapat dilakukan

dengan observasi. Observasi dapat dilakukan terhadap apa yang dilakukan

anak didik dikelas dan kegiatan diluar kelas. Observasi di dalam kelas

yaitu dengan mengamati apa yang dilakukan anak didik selama pelajaran

dan diluar kelas dapat dilakukan dengan mengamati mereka di sela waktu

istirahat.

b. Menyusun rencana pelajaran yang dapat mengembangkan beberapa

keerdasan, seperti :

i. Mengorganisasikan isi atau materi pelajaran sedemikian rupa sehingga

menjadi menarik;

ii. Memilih strategi pembelajaran yang dapat mengembangkan seluruh

intelegensi/kecerdasan;

iii. Merancang dan membuat tugas atau penilaian yang dapat menggali

seluruh kecerdasan.

c. Melaksanakan pembelajaran yang dapat mengembangkan seluruh

kecerdasan/intelegensi anak didik. Adapun langkah yang dapat dilakukan,

yaitu :

i. Menerapkan rencana pelajaran yang telah di rancang untuk

mengembangkan beberapa kecerdasan, atau

ii. Menerapkan keterampilan dasar mengajar yang dapat mengembangkan

intelegensi/kecerdasan anak didik.

Setiap individu memiliki tingkat kecerdasan yang bervariasi. Tugas guru

adalah mengkombinasikan dan memadulan intelegensi-intelegensi tersebut

sehingga membuat mereka senang belajar.

3. Bagaiman Melatih silang Kecerdasan yang Berbeda?

Maksud “silang” disini adalah setiap intelegensi anak didik tidak

dikembangkan secara bersamaan, tetapi dikembangkan satu persatu secara

terpisah. Tujuannya adalah agar anak didik dapat mengasah setiap bagian

kecerdasannya selama waktu tertentu. Melatih silang kecerdasan dapat dilakukan

Kelompok 11 19

Page 20: Kecerdasan Jamak

dengan membangun stasiun-stasiun kecerdasan untuk setiap jenis kecerdasan yang

berbeda. Yang dimaksud stasiun disini adalah semacam display dengan

memanfaatkan sudut-sudut/ruang-ruang yang mudah terlihat oleh anak didik ke

segala arah.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam membangun stasiun kecerdasan

adalah sebagai berikut :

a. Pilih materi pelajaran yang khusus berdasarkan tingkat kecerdasannya.

b. Identifikasi semua kemampuan yang ada dalam setiap jenis kecerdasan.

c. Klasifikasikan isi pelajaran sesuai dengan kemampuan yang ada.

d. Tempatkanlah setiap stasiun kecerdasan ini di tempat-tempat yang sering

dikunjungi atau yang mudah terlihat dari berbagai arah.

Dengan melatih silang kecerdasan anak yang berbeda ini berarti guru

memberi kesempatan kepada anak didik untuk melatih setiap bagian

kecerdasannya sesuai dengan kebutuhannya.

Kelompok 11 20

Page 21: Kecerdasan Jamak

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Teori kecerdasan majemuk (Multiple Intelligence atau MI) merupakan

istilah yang relatif baru yang dikenalkan oleh Howard Gardner. menjelaskan

bahwa “Teori tentang Kecerdasan Majemuk (KM) adalah salah satu

perkembangan paling penting dan paling menjanjikan dalam pendidikan dewasa

ini”. Selain itu juga menjelaskan ada delapan macam [sekarang sembilan]

kecerdasan manusia yang meliputi bahasa (linguistic), musik (musical), logika-

matematika (logical-mathematical), spasial (spatial), kinestetis-tubuh (bodily-

kinesthetic), intrapersonal (intrapersonal), interpersonal (interpersonal), dan

naturalis (naturalits). Setiap siswa memiliki keunikan masing-masing. Mereka

memiliki kecerdasan yang berbeda-beda antara satu dengan yang lainya.

Jika sekolah ingin menerapkan Multiple Intelegences di dalam sistem

pendidikannya, maka dibutuhkan inisiatif dari setiap guru untuk mencoba

memulai dan bersedia untuk keluar dari `zona nyaman`nya masing-masing. Guru

dan orang tua harus bersinergi agar memiliki pandangan yang sama di dalam

memberikan pendidikan bagi anak sesuai dengan kebutuhan dan keunikannya

masing-masing. Kesamaan pandangan dapat diciptakan melalui pertemuan

berkala antara Wali kelas, Guru, Guru Bimbingan Konseling, dan juga Orangtua

siswa

Kelompok 11 21

Page 22: Kecerdasan Jamak

DAFTAR PUSTAKA

Al-Adawiyah, Robiah, dkk. 2008. Agar Ngampus Tak Sekedar Status. Solo:

Indiva Media Kreasi.

Budiningsih, C. Asri. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Penerbit Rineka

Cipta.

Irmayanti, dkk. 2010. La Tahzan for Teachers. Jakarta: Lingkar Pena Kreativa.

Suciati, dkk. 2007. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Penerbit Universitas

Terbuka.

http://karakteristik-kecerdasan-jamak-dalam-perspektif _ hazar31.wordpress.com

(diakses pada tanggal 22 September 2011)

http://Konsep Kecerdasan Majemuk Menurut Gardner _ Asahan News (diakses

pada 19 September 2011)

http://023 Potret Kecerdasan Majemuk dalam Pembelajaran _ infodiknas.com

(diakses pada 19 September 2011)

www.damandiri.or.id/file/tesis/05%20anita%20yus%20-%20bab%202.pdf (diakses pada tanggal 22 September 2011)

Kelompok 11 22