sholat jamak,qashar dan jenazah

29
BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Islam juga dibangun dengan lima pilar. Salah satu pilarnya adalah shalat. Karenanya shalat merupakan tiang agama. Ketika seorang meninggalkan shalat ia disebut penghancur agama tetapi sebalikya ketika ia melaksanakan shalat dengan sebaik-baiknya maka ia disebut sebagai penegak agama. Islam adalah agama yang sesuai dengan fitrah manusia. Maksudnya, Islam adalah agama yang sesuai dengan kondisi dan keterbatasan yang dimiliki oleh manusia. Pada keadaan normal, berlaku hukum ‘azimah (ketat). Dan pada keadaan tidak normal, maka Islam mengakomodirnya dengan rukhsah (keringanan/ kemudahan) sehingga syariat tetap dapat ditunaikan. Menjama’ dan mengqasar shalat adalah rukhshah atau keringanan yang diberikan Allah kepada hambanya karena adanya kondisi yang menyulitkan sebagaimana firma Allah SWT yang artinya Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu” (QS. al- Baqarah:185) Rukhshah ini merupakan shodakoh dari Allah SWT yang dianjurkan untuk diterima dengan penuh ketawadlu’an. 1

Upload: salahuddinnggilu

Post on 11-Apr-2016

115 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Makalah Fiqh

TRANSCRIPT

Page 1: Sholat jamak,Qashar dan jenazah

BAB I

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang

Islam juga dibangun dengan lima pilar. Salah satu pilarnya adalah shalat.

Karenanya shalat merupakan tiang agama. Ketika seorang meninggalkan shalat ia

disebut penghancur agama tetapi sebalikya ketika ia melaksanakan shalat dengan

sebaik-baiknya maka ia disebut sebagai penegak agama.

Islam adalah agama yang sesuai dengan fitrah manusia. Maksudnya, Islam

adalah agama yang sesuai dengan kondisi dan keterbatasan yang dimiliki oleh

manusia. Pada keadaan normal, berlaku hukum ‘azimah (ketat). Dan pada keadaan

tidak normal, maka Islam mengakomodirnya dengan rukhsah (keringanan/

kemudahan) sehingga syariat tetap dapat ditunaikan.

Menjama’ dan mengqasar shalat adalah rukhshah atau keringanan yang

diberikan Allah kepada hambanya karena adanya kondisi yang menyulitkan

sebagaimana firma Allah SWT yang artinya

Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran

bagimu”  (QS. al-Baqarah:185)

Rukhshah ini merupakan shodakoh dari Allah SWT yang dianjurkan untuk

diterima dengan penuh ketawadlu’an. Melalui makalah ini penulis mencoba untuk

menguraikan tentang sholat jama’ dan qashar. Sekaligus mengulas tentang sholat

jenazah dimana sholat jenazah merupakan sholat yang di wajibkan kepada setiap

muslim ketika ada seorang muslim yang meninggal dunia, apabila tidak seorang

pun mensholatinya maka seluruh ummat muslim akan berdosa. Dan apabila

melaksanakan atau mensholatinya maka akan diganjar dengan pahala yang besar,

hal ini sesuai dengan sabda Nabi Muhammad SAW yang artinya :

“Barangsiapa yang menghadiri jenazah hingga ikut menshalatkannya, maka

dia mendapatkan satu qirath, dan barangsiapa yang menyaksikannya hingga

ikut mengantar ke kubur, maka mendapatkan dua qirath”. Ditanyakan,

“Apakah yang dimaksudkan dengan dua qirath itu? ” Beliau menjawab,

“Seperti dua gunung yang besar.” (HR. Muttafaq ‘alaih)

1

Page 2: Sholat jamak,Qashar dan jenazah

II. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dan tata cara sholat Jamak dan Qasar

2. Bagaimana tata cara pelaksanaan sholat jamak dan Qasar

3. Apakah pengertian sholat Jenazah

4. Bagaimana tata cara pelaksanaan sholat jenazah

III. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian dari sholat jamak dan qasar

2. Untuk mengetahui tata cara pelaksanaan sholat jamak dan qasar

3. Untuk mengetahui pengertian sholat jenazah

4. Untuk mengetahui tata cara pelaksanaan sholat jenazah

2

Page 3: Sholat jamak,Qashar dan jenazah

BAB II

PEMBAHASAN

I. Salat Jamak

a. Pengertian

Pengertian Salat Jamak. Salat jamak adalah salat yang digabungkan,

maksudnya menggabungkan dua salat fardu yang dilaksanakan pada satu waktu.

Misalnya menggabungkan salat Duhur dan Asar dikerjakan pada waktu Duhur

atau pada waktu Asar. Atau menggabungkan salat magrib dan ‘Isya dikerjakan

pada waktu magrib atau pada waktu ‘Isya. Sedangkan salat Subuh tetap pada

waktunya tidak boleh digabungkan dengan salat lain. Hukum mengerjakan salat

Jamak adalah mubah (boleh) bagi orang-orang yang memenuhi persyaratan.

Rasulullah saw bersabda :

وسلم عليه الله ى صل الله رسول كان قال عنه الله رضي انس عن

نزل ثم العصر وقت الى الظهر اخر الشمس تزيغ ان قبل رحل اذاثم الظهر صلى يرتحل ان قبل الشمس زاغت فان بينهما يجمع

ومسلم( البخارى رواه ركبArtinya: dari Anas, ia berkata: Rasulullah apabila ia bepergian sebelum

matahari tergelincir, maka ia mengakhirkan salat duhur sampai waktu asar,

kemudian ia berhenti lalu menjamak antara dua salat tersebut, tetapi apabila

matahari telah tergelincir (sudah masuk waktu duhur) sebelum ia pergi, maka ia

melakukan salat duhur (dahulu) kemudian beliau naik kendaraan (berangkat).

(H.R. Bukhari dan Muslim)

Dari hadis di atas dapat disimpulkan bahwa Rasulullah pernah menjamak

salat karena ada suatu sebab yaitu bepergian. Hal menunjukkan bahwa

menggabungkan dua salat diperbolehkan dalam Islam namun harus ada sebab

tertentu. Salat jamak boleh dilaksanakan karna beberapa alasan (halangan)

berikut:

1. Dalam perjalanan jauh minimal 81 km (menurut kesepakatan sebagian

besar imam madhab)

2. Perjalanan itu tidak bertujuan untuk maksiat.

3

Page 4: Sholat jamak,Qashar dan jenazah

3. Dalam keadaan sangat ketakukan atau khawatir misalnya perang, sakit,

hujan lebat, angin topan dan bencana alam.

Salat fardu dalam sehari semalam yang boleh dijamak adalah pasangan salat

dzuhur dengan asar dan salat magrib dengan ‘isya. Sedangkan salat subuh tidak

boleh dijamak. Demikian pula orang tidak boleh menjamak salat asar dengan

magrib. Salat jamak dapat dilaksanakan dengan dua cara:

1. Jamak Takdim (jamak yang didahulukan),

yakni menjamak dua salat yang dilaksanakan pada waktu yang pertama.

Misalnya menjamak salat duhur dengan asar, dikerjakan pada waktu duhur ( 4

rakaat salat duhur dan 4 rakaat salat asar) atau menjamak salat magrib dengan

‘isya dilaksanakan pada waktu magrib (3 rakaat salat magrib dan 4 rakaat salat

‘isya).

2. Jamak Ta’khir (jamak yang diakhirkan),

yakni menjamak dua salat yang dilaksanakan pada waktu yang kedua.

Misalnya menjamak salat duhur dengan asar, dikerjakan pada waktu asar atau

menjamak salat magrib dengan ‘isya dilaksanakan pada waktu ‘isya. Dalam

melaksanakan salat jamak takdim maka harus berniat menjamak salat kedua pada

waktu yang pertama, mendahulukan salat pertama dan dilaksanakan berurutan,

tidak diselingi perbuatan atau perkataan lain. Adapun saat melaksanakan jamak

ta’khir maka harus berniat menjamak dan berurutan. Tidak disyaratkan harus

mendahulukan salat pertama. Boleh mendahulukan salat pertama baru melakukan

salat kedua atau sebaliknya. 1

b. Tata cara dan praktik Salat Jamak

1. Cara Melaksanakan Salat Jamak Takdim

Misalnya salat duhur dengan asar: salat duhur dahulu empat rakaat

kemudian salat asar empat rakaat, dilaksanakan pada waktu duhur. Tata

caranya sebagai berikut:

1) Berniat salat duhur dengan jamak takdim. Bila dilafalkan yaitu:

العصر مع تقديما جمعا ركعات اربع الظهر فرض اصلىتعالى لله فرضا1 Rahman Ritonga, Fiqh Ibadah,(Gaya Media Pratama, Jakarta, 2002), hlm 115

4

Page 5: Sholat jamak,Qashar dan jenazah

” Saya niat salat salat duhur empat rakaat digabungkan dengan salat

asar dengan jamak takdim karena Allah Ta’ala”

2) Takbiratul ihram

3) Salat duhur empat rakaat seperti biasa.

4) Salam.

5) Berdiri lagi dan berniat salat yang kedua (asar), jika dilafalkan sebagai

berikut;

الظهر مع تقديما جمعا ركعات اربع العصر فرض اصلىتعالى لله فرضا

“ Saya niat salat asar empat rakaat digabungkan dengan salat duhur

dengan jamak takdim karena Allah ta’ala.

6) Takbiratul Ihram

7) Salat asar empat rakaat seperti biasa.

8) Salam.

Catatan: Setelah salam pada salat yang pertama harus langsung berdiri,tidak

boleh diselingi perbuatan atau perkataan misalnya zikir, berdo’a, bercakap-cakap

dan lain-lain).

2. Cara Melaksanakan Salat Jamak Ta’khir.

Misalnya salat magrib dengan ‘isya: boleh salat magrib dulu tiga rakaat

kemudian salat ‘isya empat rakaat, dilaksanakan pada waktu ‘isya. Tata caranya

sebagai berikut:

1) Berniat menjamak salat magrib dengan jamak ta’khir. Bila

dilafalkanyaitu:

فرضا العشاء مع تأخيرا جمعا ركعات ثالث المغرب فرض اصلىتعالى لله

“ Saya niat salat salat magrib tiga rakaat digabungkan dengan salat

‘isya dengan jamak ta’khir karena Allah Ta’ala”

2) Takbiratul ihram

3) Salat magrib tiga rakaat seperti biasa.

4) Salam.

5

Page 6: Sholat jamak,Qashar dan jenazah

5) Berdiri lagi dan berniat salat yang kedua (‘isya), jika dilafalkan sebagai

berikut;

فرضا المغرب مع تأخيرا جمعا ركعات اربع العساء فرض اصلى

تعال لله

“ Saya berniat salat ‘isya empat rakaat digabungkan dengan salat

magrib dengan jamak ta’khir karena Allah Ta’ala.”

6) Takbiratul Ihram

7) Salat ‘isya empat rakaat seperti biasa.

8) Salam.

Catatan: Ketentuan setelah salam pada salat yang pertama sama seperti salat

jamak takdim. Untuk menghormati datangnya waktu salat, hendaknya ketika

waktu salat pertama sudah tiba, maka orang yang akan menjamak ta’khir, sudah

berniat untuk menjamak ta’khir salatnya, walaupun salatnya dilaksanakan pada

waktu yang kedua.2

II. Sholat Qasar

a. Pengertian

Salat qasar adalah salat yang dipendekkan (diringkas), yaitu melakukan

salat fardu dengan cara meringkas dari empat rakaat menjadi dua rakaat. Salat

fardu yang boleh diringkas adalah salat yang jumlah rakaatnya ada empat yaitu

duhur , asar dan ‘isya. Hukum melaksanakan salat qasar adalah mubah

(diperbolehkan) jika syaratnya terpenuhi. Allah berfirman dalam al Qur’an surat

An Nisa ayat 101 yang artinya: “ Dan apabila kamu beprgian di muka bumi, maka

tidak mengapa kamu menqasar salatmu, jika kamu takut diserang orang-orang

kafir, sesungguhnya orang-orang kafir itu musuh yang nyata bagimu.” Q.S.(An

Nisa[4]: 101)

Syarat Sah Salat Qasar Syarat-syarat salat qasar sama dengan syarat salat

jamak hanya ditambah persyaratan bahwa salat yang dapat diqasar adalah salat

yang jumlah rakaatnya empat, tidak makmum pada orang yang salat sempurna

(biasa, tidak qasar) 2 Labib,MZ, Rangkuman Sholat Lengkap,(

6

Page 7: Sholat jamak,Qashar dan jenazah

b. Tata cara Sholat Qasar Ambil contoh salat qasar duhur.

Tata caranya sebagai berikut:

1) Berniat salat dengan cara qasar. Jika dilafalkan sebagai berikut:

لله قصرا ركعتين الظهر فرض اصلىتعالى

Artinya: “ saya berniat salat duhur dua rakaat diqasar karena Alla

Ta’ala”

2) Takbiratul ihrom.

3) Salat dua rakaat

4) Salam.

III. Sholat Jamak Qasar

a. Pengertian Salat Jamak Qasar.

Salat jamak qasar adalah menggabungkan dua salat fardu dalam satu waktu

sekaligus meringkas (qasar). Hukum dan syaratnya sama dengan salat jamak dan

salat qasar. Salat jamak qasar dapat dilaksanakan secara takdim maupun ta’khir.

Umat Islam dapat melakukan salat fardu secara jamak, qasar maupun jamak qasar

asalkan memenuhi syarat sahnya. Hal ini merupakan rukhsah (keringanan )yang

diberikan Allah agar manusia tidak meninggalkan salat fardu walau dalam

keadaan apapun. Allah tidak menghendaki kesukaran pada hambaNya.

b. Praktik Salat Jamak Qasar Salat Jamak Qasar menggunakan Jamak Takdim

misalnya salat duhur dengan asar. Tata caranya sebagai berikut:

1) Berniat menjamak qasar salat duhur dengan jamak takdim. Jika

dilafalkan sebagai berikut:

جمع العصر اليه مجموعا قصرا ركعتين الظهر فرض اصلىتعالى لله تقديما

“ Saya berniat salat duhur dua rakaat digabungkan dengan salat asar

dengan jamak takdim, diqasar karena Allah Ta’ala”

2) Takbiratul ihram.

7

Page 8: Sholat jamak,Qashar dan jenazah

3) Salat duhur dua rakaat (diringkas)

4) Salam.

5) Berdiri dan niat salat asar, jika dilafalkan sebagai berikut:

جمع الظهر الى مجموعا قصرا ركعتين العصر فرض اصلىتعالى لله تقديما

“ Saya berniat salat asar dua rakaat digabungkan dengan salat duhur

dengan jamak takdim, diqasar karena Allah Ta’ala”

6) Takbiratul ihram.

7) Salat asar dua rakaat (diringkas)

8) Salam

c. Salat Jamak Qasar menggunakan Jamak Ta’khir:

misalnya salat magrib dengan ‘isya. Tata caranya sebagai berikut:

1) Berniat menjamak qasar salat magrib denganjamak ta’khir. Jika

dilafalkan sebagai berikut:

جمع العشاء الى مجموعا ركعات ثالث المغرب فرض اصلىتعالى لله تاخيرا

“ Saya berniat salat magrib tiga rakaat digabungkan dengan salat isya’

dengan jamak ta’khir karena Allah Ta’ala.”

2) Takbiratul ihram.

3) Salat magrib tiga rakaat seperti biasa.

4) Salam.

5) Berdiri dan niat salat isya’. Jika dilafalkan sebagai berikut :

جمع المغرب اليه مجموعا قصرا ركعتين العشاء فرض اصلىتعالى لله تاخيرا

“ Saya berniat salat isya’ dua rakaat digabungkan dengan salat magrib

dengan jamak ta’khir, diqasar karena Allah Ta’ala.”

6) Takbiratul Ihram.

7) Salat isya’ dua rakaat (diringkas)

8) Salam3 3 Labib,MZ, Rangkuman Sholat Lengkap,(

8

Page 9: Sholat jamak,Qashar dan jenazah

IV. Sholat Jenazah

a. Pengertian Sholat Jenazah

Shalat Jenazah adalah merupakan shalat yang tidak perlu ruku’ dan sujud.

Yang kita lakukan hanyalah berdiri, takbir sebanyak empat kali dengan diselingi

bacaan dan doa tertentu lalu salam. Hukum Sholat Jenazah adalah Fardhu

Kifayah” artinya jika tidak ada yang men’shalati, semua akan berdosa.

Nabi Muhamad shallallahu’alaihi wasallam pernah bersabda,

“Barangsiapa yang menghadiri jenazah hingga ikut menshalatkannya, maka dia

mendapatkan satu qirath, dan barangsiapa yang menyaksikannya hingga ikut

mengantar ke kubur, maka mendapatkan dua qirath”. Ditanyakan, “Apakah yang

dimaksudkan dengan dua qirath itu? ” Beliau menjawab, “Seperti dua gunung

yang besar.” (HR. Muttafaq ‘alaih)

b. Tata cara pelaksanaan sholat Jenazah

1. Syarat penyelenggaraan sholat Jenazah

Yang melakukan salat harus memenuhi syarat sah salat secara umum

(menutup aurat, suci dari hadas, menghadap kiblat dst)

Jenazah/Mayit harus sudah dimandikan dan dikafani.

Jenazah diletakkan disebelah mereka yang menyalati, kecuali

dilakukan di atas kubur atau salat ghaib

Imam berdiri tepat di bagian kepala mayit, jika jenazah adalah

seorang laki-laki atau di bagian tengah badan (perut) jika jenazah

seorang wanita. Kemudian makmum berdiri di belakangnya,

sebagaimana dalam shalat yang lain, kemudian bertakbir sebanyak

empat (rukun sholat jenazah)

2. Rukun Sholat Jenazah

Salat jenazah tidak dilakukan dengan ruku’, sujud maupun iqamah,

melainkan dalam posisi berdiri sejak takbiratul ihram hingga salam.

Berikut adalah urutannya:

9

Page 10: Sholat jamak,Qashar dan jenazah

a) Berniat, niat salat ini, sebagaimana juga salat-salat yang lain cukup

diucapkan di dalam hati dan tidak perlu dilafalkan, tidak terdapat

riwayat yang menyatakan keharusan untuk melafalkan niat. Niat

salat jenazah

o Untuk jenazah laki-laki :

o ” Ushalli ‘alaa haadzal mayyiti arba ‘a takbiiraatin fardhu kifaayati

ma’muumam/imaaman lillahi ta’aalaa, Allahu akbar “

o Untuk jenazah perempuan : ” Ushalli ‘alaa haadzihil mayyiti arba

‘a takbiiraatiin fardhu kifaayati ma’muuman/imaaman lillahi ta

‘aalaa, Allaahu akbar “

b) Takbiratul Ihram (takbir yang pertama) kemudian membaca

surat Al Fatihah

c) Takbir kedua kemudian membaca shalawat atas Rasulullah SAW

minimal :

“Allahumma Shalli ‘alaa Muhammadin” artinya : “Yaa Allah berilah

salawat atas nabi Muhammad”

d) Takbir ketiga kemudian membaca do’a untuk jenazah minimal:

10

Page 11: Sholat jamak,Qashar dan jenazah

“Allahhummaghfir lahu warhamhu wa’aafihi wa’fu anhu” yang

artinya : “Yaa Allah ampunilah dia, berilah rahmat, kesejahteraan

dan ma’afkanlah dia”.Apabila jenazah yang disalati itu perempuan,

maka bacaan Lahuu diganti dengan Lahaa. Jadi untuk jenazah wanita

bacaannya menjadi: “Allahhummaghfir laha warhamha wa’aafiha

wa’fu anha”. Jika mayatnya banyak maka bacaan Lahuu diganti

dengan Lahum. Jadi untuk jenazah banyak bacaannya

menjadi: “Allahhummaghfir lahum warhamhum wa’aafihim wa’fu

anhum”

e) Takbir keempat kemudian membaca do’a minimal:

“Allahumma laa tahrimnaa ajrahu walaa taftinna ba’dahu

waghfirlanaa walahu.”yang artinya : “Yaa Allah, janganlah kiranya

pahalanya tidak sampai kepadanya atau janganlah Engkau

meluputkan kami akan pahalanya, dan janganlah Engkau memberi

11

Page 12: Sholat jamak,Qashar dan jenazah

kami fitnah sepeninggalnya, serta ampunilah kami dan dia.” Jika

jenazahnya adalah wanita, bacaannya menjadi: “Allahumma laa

tahrimnaa ajraha walaa taftinna ba’daha waghfirlanaa walaha.” 4

f) Mengucapkan salam.5

3. Doa Sholat Jenazah

أ�كرم و� ع�نه، اعف و� و�ع�افه مه ارح� و� ل�ه اغفر �للهم اد، الب�ر� و� الثلج و� اء بالم� اغسله و� ل�ه، دخ� م� ع و�و�س نزل�ه،

من� �بي�ض� األ الثوب� يت� ن�ق ا ك�م� ط�اي�ا الخ� من� ه ن�ق و�

من يرا خ� أ�هال و� د�اره، من يرا خ� د�ارا �بدله أ و� الدن�س،�عذه أ و� نة�، الج� أ�دخله و� وجه، ز� من يرا خ� وجا ز� و� �هله، أ

] [ النار و�ع�ذ�اب بر الق� ع�ذ�اب من[Alloohummaghfir lahu Warhamhu Wa ‘Aafihi Wa’fu ‘ahu, Wa Akrim

Nuzulahu, Wa Wassi’ Madkholahu, Waghsilhu Bil Maa’i WatsTsalji Wal

Barodi, Wa Naqqihi Minal Khothooyaa Kamaa Naqqaitats Tsaubal Abyadho

Minad Danasi, Wa Abdilhu Daaron Khoiron Min Daarihi, Wa Ahlan Khoiron

Min Ahlihi, Wa Zaujan Khoiron Min Zaijihi, Wa Adkhilhul Jannata, Wa

A’idhu Min ‘Adzaabil Qabri

Artinya :

“Ya Allah, Ampunilah dia (dari beberapa hal yang tidak disukai), maafkanlah

dia dan tempat-kanlah di tempat yang mulia (Surga), luaskan kuburannya,

mandikan dia dengan air salju dan air es. Bersihkan dia dari segala kesalahan,

sebagaimana Engkau membersihkan baju yang putih dari kotoran, berilah

rumah yang lebih baik dari rumahnya (di dunia), berilah keluarga (atau istri di

Surga) yang lebih baik daripada keluarganya (di dunia), istri (atau suami)

yang lebih baik daripada istrinya (atau suaminya), dan masukkan dia ke

Surga, jagalah dia dari siksa kubur dan Neraka.” (HR. Muslim 2/663)

4 https://www.academia.edu/9266391/Niat Bacaan dan Tata Cara Shalat Jenazah Lengkap5 Rahman Ritonga, Fiqh Ibadah, (Gaya Media Pratama, Jakarta, 2002), hlm133-137

12

Page 13: Sholat jamak,Qashar dan jenazah

و�غ�ائبن�ا اهدن�ا و�ش� يتن�ا و�م� ين�ا لح� اغفر ا�للهم . ن م� �للهم ا أنث�ان�ا و� ذ�ك�رن�ا و� ك�بيرن�ا و� غيرن�ا و�ص�

يت�ه ت�و�ف ن و�م� اإلسال�م، ع�ل�ى أ�حيه ف� منا �حي�يت�ه أه أ�جر� ت�حرمن�ا ال� ا�للهم ان، اإليم� ع�ل�ى ه ت�و�ف ف� منا

ب�عد�ه تضلن�ا .و�ال�[Alloohumaghfir Lihayyinaa Wa Mayyitinaa Wa Syaahidinaa Wa

Ghoo’ibinaa Wa Shoghiirinaa Wa Kabiirinaa Wa Dzakarinaa Wa Untsaanaa.

Alloohumma Man Ahyaitahu Minnaa Fa Ahyihi ‘Alal Islaam, Wa Man

Tawaffaitahu Minnaa Fatawaffahu ‘Alal Iimaan. Alloohumma Laa Tahrimna

Ajrahu Wa Laa Tudhillanaa Ba’dahu]

Artinya :

“Ya Allah! Ampunilah kepada orang yang hidup di antara kami dan yang

mati, orang yang hadir di antara kami dan yang tidak hadir ,laki-laki maupun

perempuan. Ya Allah! Orang yang Engkau hidupkan di antara kami,

hidupkan dengan memegang ajaran Islam, dan orang yang Engkau matikan di

antara kami, maka matikan dengan memegang keimanan. Ya Allah! Jangan

menghalangi kami untuk tidak memper-oleh pahalanya dan jangan sesatkan

kami sepeninggalnya.” ( HR. Ibnu Majah 1/480, Ahmad 2/368, dan lihat

Shahih Ibnu Majah 1/251)

، ارك� جو� بل و�ح� ، تك� ذم في فال�ن بن� فال�ن� إن �للهم ااء الو�ف� �هل أ �نت� أ و� النار، و�ع�ذ�اب بر الق� فتن�ة من قه ف�

حيم. الر الغ�فور �نت� أ إنك� مه ارح� و� ل�ه اغفر ف� ق الح� .و�[Alloohumma Inna Fulaanabna Fulaanin Fii Dzimmatika, Wa Habli

Jiwaarika, Fa Qihi Min Fitnatil Qobri Wa ‘Adzaabin Naari, Wa Anta Ahlal

Wafaa’i Wal Haqqi. Faghfirlahu Warhamhu, Innaka Antal Ghofuurur

Rohiim]

Artinya :

13

Page 14: Sholat jamak,Qashar dan jenazah

“Ya, Allah! Sesungguhnya Fulan bin Fulan dalam tanggunganMu dan tali

perlindunganMu. Peliharalah dia dari fitnah kubur dan siksa Neraka. Engkau

adalah Maha Setia dan Maha Benar. Ampunilah dan belas kasihanilah dia.

Sesungguhnya Engkau, Tuhan Yang Maha Pengampun lagi Penyayang.”

(HR. Ibnu Majah. Lihat Shahih Ibnu Majah 1/251 dan Abu Dawud 3/21)

�نت� أ و� ، تك� حم� ر� إل�ى احت�اج� �متك� أ ابن و� ع�بدك� �للهم ان�اته، س� ح� في زد ف� محسنا ك�ان� إن ع�ذ�ابه، ع�ن غ�ني

ع�نه ز او� ت�ج� ف� مسيئا ك�ان� إن .و�[Alloohumma ‘Abduka Wabnu Amatikahtaaja Ilaa Rohmatika, Wa Anta

Ghoniyyun ‘An ‘Adzaabihi, In Kaana Muhsinan, Fa Zid Fii Hasanaatihi, Wa

In Kaana Musii’an Fa Tajaawaz ‘Anhu]

Artinya :

Ya, Allah, ini hambaMu, anak ham-baMu perempuan (Hawa), membutuh-kan

rahmatMu, sedang Engkau tidak membutuhkan untuk menyiksanya, jika ia

berbuat baik tambahkanlah dalam amalan baiknya, dan jika dia orang yang

salah, lewatkanlah dari kesalahan-nya. (HR. Al-Hakim. Menurut

pendapatnya: Hadits ter-sebut adalah shahih. Adz-Dzahabi menyetujuinya

1/359, dan lihat Ahkamul Jana’iz oleh Al-Albani, halaman 125)

BAB III

PENUTUP

I. Kesimpulan

Sholat jamak adalah sholat yang dilakukan dengan menggabungkan dua

waktu sholat di kerjakan pada satu waktu. Adapun sholat jamak di bagi menjadi

dua yaitu jamak takdim dan jamak takhir. Jamak takdim adalah menggabungkan

dua waktu sholat dan dilakukan pada sholat yang pertama contohnya sholat

dzuhur dan ashar di laksanakan pada waktu dzuhur dengan masing-masing 4

rakaat. Jamak takhir adalah menggabungkan dua waktu sholat dan dilakukan pada

sholat yang kedua contohnya sholat dzuhur dan ashar dilakukan pada waktu ashar

tampa mengurangi jumlah rakaatnya.

14

Page 15: Sholat jamak,Qashar dan jenazah

Sholat Qasar adalah sholat yang dilakukan dengan meringkas jumlah rakaat,

contohnya sholat dzuhur 4 rakaat diringkas menjadi dua rakaat saja, tetapi yang

boleh diqasar hanya sholat yang jumlah rakaatnya 4. Jadi sholat magrib tidak bisa

di qasar hanya bisa di jamak.

Sholat jamak dan qasar adalah rukhshah atau keringanan yang diberikan

Allah kepada hambanya karena adanya kondisi yang menyulitkan, dan hanya bisa

di kerjakan apabila adanya kondisi yang membuat seseorang tersebut harus

menjama dan mengqasar yaitu diantaranya dalam kondisi berpergian atau musafir.

Shalat Jenazah adalah merupakan shalat yang tidak perlu ruku’ dan sujud.

Yang kita lakukan hanyalah berdiri, takbir sebanyak empat kali dengan diselingi

bacaan dan doa tertentu lalu salam. Hukum Sholat Jenazah adalah Fardhu

Kifayah” artinya jika tidak ada yang men’shalati, semua akan berdosa.

II. Saran

Sholat jamak dan qasar hanya bisa dilakukan apabila ada kondisi

menyulitkan, sehingga terpaksa seseorang harus melakukan sholat tersebut.

Dizaman sekarang sholat jamak dan qasar hanya banyak dilakukan apabila

seseorang tersebut melakukan pejalanan yang jauh seperti naik haji, karena

perjalanan yang dilakukan cukup jauh dan menemukan dua waktu sholat maka

disunahkan untuk menjamak dan mengqasar, tetapi hal ini tidak menutup

kemungkinan kepada seseorang apabila tidak berpergian atau musafir menjamak

dan menqasar sholat yang penting ada alasan yang mendesak sehingga hal

tersebut harus dilakukan.

Sebagai seorang muslim sudah tentu memiliki kewajiban kepada muslim

lain ketika meninggal dunia diantaranya mensholatkannya dan hukumnya adalah

fardhu kifayah.

15

Page 16: Sholat jamak,Qashar dan jenazah

DAFTAR PUSTAKA

Ritonga Rahman, Fiqh Ibadah, (Gaya Media Pratama, Jakarta, 2002)

MZ.Labib, Rangkuman Sholat Lengkap,(

https://www.academia.edu/9266391/Niat Bacaan dan Tata Cara Shalat

Jenazah Lengkap

Pertama: Dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

16

Page 17: Sholat jamak,Qashar dan jenazah

فله عليها ى يصل ى حت الجنازة شهد منله كان تدفن ى حت شهد ومن ، قيراط

قال .  قيراطان القيراطان وما مثل  قيل العظيمين الجبلين

“Barangsiapa yang menyaksikan jenazah sampai ia menyolatkannya, maka baginya satu qiroth. Lalu barangsiapa yang menyaksikan jenazah hingga dimakamkan, maka baginya dua qiroth.” Ada yang bertanya, “Apa yang dimaksud dua qiroth?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas menjawab, “Dua qiroth itu semisal dua gunung yang besar.” (HR. Bukhari no. 1325 dan Muslim no. 945)Dalam riwayat Muslim disebutkan,

قيراط » فله يتبعها ولم جنازة على صلى منالقيراطان «. وما قيل قيراطان فله تبعها فإن

أحد » مثل أصغرهما .« قال“Barangsiapa shalat jenazah dan tidak ikut mengiringi jenazahnya, maka baginya (pahala) satu qiroth. Jika ia sampai mengikuti jenazahnya, maka baginya (pahala) dua qiroth.” Ada yang bertanya, “Apa yang dimaksud dua qiroth?” “Ukuran paling kecil dari dua qiroth adalah semisal gunung Uhud”, jawab beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam. (HR. Muslim no. 945)

29. Dan Jadikanlah untukku seorang pembantu dari keluargaku,30. (yaitu) Harun, saudaraku,31. Teguhkanlah dengan Dia kekuatanku,32. Dan jadikankanlah Dia sekutu dalam urusanku,Karena luasnya tugas dan kewajiban seorang khalifah atau imam sebagai kepala negara sekaligus pimpinan eksekutif, yaitu menegakkan syari’at agama dan mengatur siyasah dunia, maka dalam pelaksanaan atau secara operasional adalah mustahil. Jika seorang khalifah atau imam dapat menjalankan tugas seorang diri, sehingga dia memerlukan para pembantu dan pegawai yang ditunjuk untuk melaksanakan berbagai tugas, seperti yang disebut dalam firman

17

Page 18: Sholat jamak,Qashar dan jenazah

Allah:واجع������ل لي وزي������را من أهلي. ه������ارون أخي. اش������دد ب������ه أزري. وأش������ركه في أم������ري

Artinya:“Dan jadikanlah untukku seorang pembantu dari keluargaku, (yaitu) Harun, saudaraku, teguhkanlah dengan dia kekuatanku, dan jadikanlah dia sekutu dalam urusanku.” (QS. Thaha: 29-32)

Pada masalah kenabian, hal tersebut dibolehkan, apalagi dalam masalah khilafah. Karena itu, memilih menteri sebagai pembantu khalifah merupakan kewajaran yang dibolehkan. Oleh karena itu, mengangkat menteri menjadi pembantu dalam mengatur urusan negara lebih tepat dan efektif daripada menjalankannya sendirian. Dengan mengangkat menteri dan pejabat yang membantunya itu, ia dapat meminta laporan dan meneliti hasil kerja sang menteri dan para pejabat secara teliti dan dengan tindakan itu dapat dihindari kekeliruan dan kesalahan dalam menjalankan tugas kenegaraan.Dalam masalah pembantuan tugas seorang kepala negara oleh para pembantunya atau yang dikenal dengan istilah menteri di dalam ketatanegaraan Islam disebut wazir. Para ulama fiqih mengatakan bahwa kementerian terbagi menjadi dua bagian, seperti yang dikemukakan oleh Al-Mawardi, kementerian ada dua macam : kementerian tafwidz atau perdana menteri adalah menteri yang diangkat oleh kepala negara untuk kemudian kepadanya diserahkan suatu bidang jabatan yang dapat ia atur menurut kebijakannya sendiri dan dia dapat membuat keputusan-keputusan menurut ijtihadnya sendiri. Atau dengan kata lain, menteri macam ini menguasai bidang perundang-undangan dan hukum serta mempunyai hak untuk mengurusi pelaksanaan tugas maupun penanganan keuangan, syarat-syaratnya cukup banyak diantaranya: adapun menteri tanfidz adalah berstatus hukum lemah dan syarat-syaratnya lebih sedikit karena wewenang jabatan itu terbatas pada menjalankan perintah dan kebijakan kepala negara, menteri itu berperan sebagai medium antara kepala negara, rakyat dan gubernur. Berdasarkan pengertian-pengertian dan macam-macam kementerian seperti di atas, maka dapatlah diketahui perbedaan antara menteri mandataris dan menteri eksekutif, baik dari segi persyaratan maupun dari segi hak berpendapat. Perbedaan dari segi persyaratan adalah sebagai berikut:1. Kebebasan cukup dimiliki oleh menteri mandataris dan tidak dimiliki oleh menteri eksekutif.2. Beragama Islam syarat utama menteri mandataris dan tidak disyaratkan penting untuk menteri eksekutif.3. Mempunyai ilmu tentang hukum disyaratkan dalam menteri mandataris sedangkan menteri eksekutif tidak.

18

Page 19: Sholat jamak,Qashar dan jenazah

Adapun perbedaan dari segi hak-hak adalah sebagai berikut:1. Menteri mandataris diperbolehkan mengambil hukum dan pandangan dalam mengambil keputusan dan tidak diperbolehkan bagi menteri eksekutif.2. Menteri mandataris mempunyai hak prerogatif dalam mengangkat pemimpin di bawahnya, tidak demikian dengan menteri eksekutif.3. Menteri mandataris diperbolehkan menggerakkan militer dan memimpin perang, tidak begitu halnya dengan menteri eksekutif.4. Menteri mandataris diperbolehkan menggunakan keuangan negara sesuai dengan kebutuhan, tetapi menteri eksekutif tidak diperbolehkan.Demikianlah hukum wizarah yang bermacam-macam yang merupakan pembantuan terhadap tugas kepala negara dalam Islam, sebagaimana yang telah ditetapkan oleh ulama-ulama fiqih dan jikalau kita ingin membandingkan dengan sistem ketatanegaraan modern, maka wazir tafwidz hampir sama dengan perdana menteri, serta cakupan tugasnya lebih luas dari wazir tanfidz. Perdana menteri ini tidak boleh dua orang, karena dia merupakan wakil kepala negara.Jadi, khalifah sebagai kepala negara sekaligus pimpinan eksekutif dalam memilih para menteri sebagai pembantunya dalam menjalankan tugas negara wajib memperhatikan kriteria-kriteria yang diatur oleh syariat Islam agar terhindar dari kesalahan yang dapat menimbulkan malapetaka di dalam kehidupan bernegara.2. Anggota Legislatif dan yang Berhak Memilih PemimpinLembaga legislatif atau lembaga perwakilan dikatakan juga al-shulthah al-tasyri’iyyah. Secara etimologis berarti س��لطة kekuasaan dan berarti التش��ريعية pembuatan atau penetapan hukum atau syari’at Islam. Tegasnya, kekuasaan atau kewenangan pemerintahan Islam untuk menetapkan hukum yang akan diberlakukan dan dilaksanakan dalam masyarakat berdasarkan ketentuan yang telah diturunkan Allah SWT dalam syari’at Islam. Maka kekuasaan dalam membuat hukum (legislasi) das sein tidak boleh menyimpang dari ketentuan Allah Swt.Dalam pembuatan dan penetapan hukum oleh negara, yang dilakukan oleh wulat al-‘amr, senantiasa bermuara pada prinsip musyawarah. Dimana musyawarah, secara syar’i diatur dalam al-Qur’an, sebagaimana firman Allah SWT."... )38وأم��������������������رهم ش��������������������ورى بينهم ..." ( الش��������������������ورى : “… sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah di antara mereka …” (QS. 42:38)"... )159وش��������������������اورهم في األم�������������������ر ... " ( العم��������������������ران : “… dan bermusyawarah dengan mereka dalam urusan itu (negara) …” (QS. 3:159)

Musyawarah merupakan tolok ukur utama dalam menegakkan persoalan

19

Page 20: Sholat jamak,Qashar dan jenazah

kemasyarakatan, pemerintahan dan kenegaraan. Dalam hal itu, Zainal Abidin mengatakan, “… untuk menunjukkan dasar pendirian pemerintahan yang dicita-citakan, maka dapat dibagi kepada: (1) adanya suatu pemerintahan rakyat yang berdasarkan permusyawaratan, (2) memiliki sumber-sumber pembentukan undang-undang, dan (3) menetapkan pembagian kekuasaan dalam pemerintahan negara.”Maka dengan itu dapat dipahami bahwa, pada hakikatnya pemegang kekuasaan tertinggi (kedaulatan) negara adalah di tangan rakyat. Dimana rakyat mendelegasikan kekuasaannya kepada orang-orang yang ditunjuk menjadi wakil-wakil untuk membuat undang-undang.

20