bab iii metode penelitian 3.1. metode...
TRANSCRIPT
26
Rudianto, 2015 PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING DENGAN TEKNIK CRITICAL INCIDENT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA PEMBELAJARAN RENCANA ANGGARAN BIAYA DI SMKN 1 SUMEDANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Metode Penelitian
Dalam setiap kegiatan pelaksanaan penelitian metode penelitian yang
digunakan sesuai dengan permasalahan, tujuan penelitian, dan kerangka
pemikiran yang telah dirancang. Adapun metode penelitian yang dimaksud
adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan
data (Arikunto, 2010:100).
Metode yang digunakan pada penelitian adalah eksperimen semu
(quasy experimental design). Metode ini memiliki kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen yang diambil secara tidak random (Sugiyono,
2006:14). Kedua kelas dalam penelitian ini diberikan perlakuan yang setara
yaitu keduanya melakukan pembelajaran konvensional (peranan guru lebih
dominan dalam menjelaskan dan menyampaikan materi
3.2. Desain penelitian
Pada penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas dan
variabel terikat. Pembuatan quasi ekperimen sebagai variabel bebas dan
ketercapaian KKM siswa merupakan variabel terikat.
Penelitian ini menggunakan desain penelitian Non-equivalent Control
Group Design (Sugiyono, 2006:16), dimana subjek penelitian ada yang
diberi perlakuan (kelas eksperimen) dan ada yang tidak diberikan perlakuan
(kelas kontrol). Pada penelitian ini akan diberikan pretest dan posttest.
Pretest diberikan untuk mengetahui kemampuan awal siswa terhadap materi
yang akan digunakan dalam penelitian dan untuk mengetahui kemampuan
awal siswa terhadap materi yang akan digunakan dalam penelitian dan
untuk mengetahui kemampuan siswa pada dua kelompok (kelompok
27
Rudianto, 2015 PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING DENGAN TEKNIK CRITICAL INCIDENT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA PEMBELAJARAN RENCANA ANGGARAN BIAYA DI SMKN 1 SUMEDANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
eksperimen dan kelompok kontrol). Posttest diberikan untuk mengetahui
peningkatan hasil belajar siswa pada kedua kelompok (kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol). Secara umum desain penelitian yang
akan digunakan dapat digambarkan sebagai berikut:
Tabel 3.1 Desain Penelitian Nonequivalent Control Group Design
Kelompok Pretest Perlakuan Posttest
Eksperimen O1 X1 O2
Kontrol O1 X2 O2
Keterangan :
X1 = Perlakuan pada kelompok eksperimen dengan diberlakukan penerapan
Problem Solvingdengan Teknik Critical Incident..
X2= Perlakuan pada kelompok kontrol dengan diberlakukan penerapan
pembelajaran konvensional (model yang sudah diterapkan oleh guru).
O1= pretest
O2= posttest
volume pekerjaan dinding dan volume pondasi
(Sugiyono, 2006 : 116)
Pretest dan posttest pada kelas eksperimen dilaksanakan bertujuan untuk
melihat Motivasi, Konsep dasar perhitungan RAB dan Perhatian siswa di dalam
kelas sewaktu pembelajaran RAB.
3.3. Populasi dan Sampel Penelitian
3.3.1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X di SMKN 1 Sumedang.
3.3.2. Sampel
28
Rudianto, 2015 PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING DENGAN TEKNIK CRITICAL INCIDENT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA PEMBELAJARAN RENCANA ANGGARAN BIAYA DI SMKN 1 SUMEDANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sampel penelitian ini dilakukan dengan teknik purposive sampling, teknik
ini digunakan peneliti jika peneliti mempunyai pertimbangan-pertimbangan
tertentu dalam pengambilan sampelnya atau pengambilan sampel untuk tujuan
tertentu. Berdasarkan pertimbangan tersebut peneliti memilih kelas X-B1 untuk
dijadikan kelas kontrol dan X-B2 sebagai kelas eksperimen.
3.4. Lokasi dan waktu penelitian
Kelas Tanggal Kegiatan Penelitian
Eksperimen
Pretest
Treatment
Treatment
5 Juni Treatment
Treatment
posttest
Kontrol
Pretest
Model Konvensional
Model Konvensional
6 Juni Model Konvensional
Model Konvensional
Posttest
Tabel 3.2. Waktu pelaksanaan Penilitian
Lokasi Penelitian dilakukan di SMKN 1 Sumedang pada tanggal 5 Juni
sampai 6 Juni , dengan dua kali pertemuan dalam pembelajaran RAB.
3.5. Instrumen penelitian
Pada penelitian ini menggunakan instrumen penelitian sebagai alat
pengumpulan data, yaitu bentuk tes. Tes digunakan untuk mengetahui
peningkatan hasil belajar siswa yang terdiri dari jenjang C1, C2, dan C3.
Menurut Rustaman, et al. (2005), aspek kognitif ini dapat diukur dengan
menggunakan taksonomi tujuan pembelajaran bloom yang telah direvisi. Tes
yang digunakan berupa tes essai sebanyak 5 soal. Nilai dari tes ini didapat
dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
29
Rudianto, 2015 PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING DENGAN TEKNIK CRITICAL INCIDENT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA PEMBELAJARAN RENCANA ANGGARAN BIAYA DI SMKN 1 SUMEDANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Nilai = x 100
Sedangkan nilai maksimal dari tes ini adalah 100. Tes ini dilakukan
sebanyak dua kali, yaitu pretest dan postest. Pretest diberikan kepada siswa
sebelum siswa mendapatkan perlakuan, tes ini bertujuan untuk melihat
pengetahuan awal siswa tentang materi sebelum adanya pembelajaran metode
Problem Solving dengan Teknik Critical Incident. Sedangkan posttest berfungsi
untuk melihat peningkatan ketercapaian KKM setelah diberi perlakuan. Tes
dilakukan terhadap dua kelas yang berbeda yaitu kelas kontrol dan kelas
eksperimen. Instrument penelitian yang digunakan pada penelitian ini dapat
dilihat pada (Lampiran 1 dan 2).
3.6. Prosedur penelitian
3.6.1. Tahap persiapan
a. Pembuatan proposal.
b. Pelaksanaan seminar proposal.
c. Perbaikan proposal sesuai dengan saran dosen pembimbing.
d. Mengurus surat perizinan ke Fakultas Pendidikan Teknologi dan
Kejuruan.
e. Perizinan ke SMKN 1 Sumedang.
f. Penyusunan instrumen dan persiapan pembelajaran yaitu membuat
silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) untuk kelas
kontrol (Lampiran 8 dan 9) dan eksperimen (Lampiran 10 dan 11)
g. Uji instrumen di SMKN 1 Sumedang (Lampiran 12)
h. Analisis butir soal (instrumen),
3.6.2. Tahap pelaksanaan Penelitian
Langkah –langkah dalam penggunaan metode Problem Solving dengan
Teknik Critical Incident diurutkan menjadi :
a. Pengkondisian Awal
30
Rudianto, 2015 PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING DENGAN TEKNIK CRITICAL INCIDENT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA PEMBELAJARAN RENCANA ANGGARAN BIAYA DI SMKN 1 SUMEDANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tahap pengkondisian awal dimaksudkan untuk mengkondisikan siswa
diawal pembelajaran dan menyiapkan mental siswa untuk mengikuti
pembelajaran.
b. Penyusunan Rancangan Pembelajaran
Tahap ini digunakan untuk menyiapkan alat dan pengdukung
pembelajaran, penentuan kegiatan selama proses pembelajaran dan
penyusunan evaluasi.
c. Pelaksanaan pembelajaran dengan Metode Problem Solving dengan
Teknik Critical Incident
a) Kelas Eksperimen
Pertemuan ke 1
1) Pengkondisian kelas dengan mengabsen kehadiran siswa terlebih
dahulu.
2) Melakukan pretest.
3) Menjelaskan materi tentang perhitungan volume pekerjaan dinding
dengan menggunakan media powerpoint.
4) Memberikan kesempatan kepada siswa jika ada yang ditanyakan.
5) Guru memberikan tugas siswa membaca kembali materi yang sudah
disampaikan tentang perhitungan volume pekerjaan dinding.
Pertemuan ke 2
1) Pengkondisian kelas dengan mengabsen kehadiran siswa terlebih
dahulu.
2) Guru sedikit mengulang kembali materi yang sudah disampaikan pada
minggu sebelumnya.
3) Mempersiapkan siswa untuk melaksanakan pembuatan quasi
ekperimen.
4) Siswa melaksanakan kegiatan pembuatan quasi ekperimen, dengan
langkah-langkah sebagai berikut. :
31
Rudianto, 2015 PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING DENGAN TEKNIK CRITICAL INCIDENT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA PEMBELAJARAN RENCANA ANGGARAN BIAYA DI SMKN 1 SUMEDANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(a) Guru menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS).
(b) Guru menyiapkan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian
memberikan kesempatan kepada murid untuk membaca dan
mempelajari materi.
(c) Setelah selesai membaca materi pelajaran, murid diperintahkan untuk
menutup buku.
(d) Pemberian Lembar Kerja Siswa (LKS) untuk mengetahui hasil quasi
ekperimen yang dibuat oleh siswa.
(e) Guru memberikan kesimpulan.
(f) Melakukan evaluasi.
(g) Menutup pelajaran.
(h) Melakukan posttest.
b) Kelas Kontrol
1) Pengkondisian kelas dengan mengabsen kehadiran siswa terlebih
dahulu.
2) Melakukan pretest.
3) Menjelaskan materi vertebrata dengan menggunakan media powerpoint.
4) Menunjukan gambar hewan beserta nama ilmiah hewan tersebut dari
contoh spesies hewan vertebrata pada kelas amphibia.
5) Memberikan kesempatan kepada siswa jika ada yang ditanyakan.
6) Menyimpulkan materi pelajaran.
7) Melakukan posttest.
8) Evaluasi
3.6.3. Tahapan Akhir Penelitian
a. Menganalisis data
b. Menarik kesimpulan penelitian
c. Menyusun laporan
32
Rudianto, 2015 PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING DENGAN TEKNIK CRITICAL INCIDENT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA PEMBELAJARAN RENCANA ANGGARAN BIAYA DI SMKN 1 SUMEDANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.7. UJi Coba Instrumen Penelitian
Tes yang akan digunakan pada suatu penelitian perlu dilakukan uji
coba terlebih dahulu, karena tes yang baik harus memenuhi dua
persyaratan yaitu valid dan reliabel.
1) Uji Validitas Tes
Soal dikatakan valid jika mempunyai dukungan yang besar terhadap skor
total, karena akan menyebabkan skor total menjadi tinggi atau rendah.
Pengukuran butir soal penelitian ini menggunakan rumus korelasi sebagai
berikut :
rxy = ( )( )
√* ( )+* ( )+
(Arikunto, 2005: 72)
Keterangan :
rxy =Validitas butir soal
N = Jumlah peserta tes
X = Nilai suatu butir soal
Y = Nilai total Soal
∑X2 = Jumlah kuadrat skor tiap butir soal
∑Y2 = Jumlah kuadrat skor total
(∑X)2
= Kuadrat jumlah skor semua butir soal
(∑Y)2 = Kuadrat jumlah skor total
33
Rudianto, 2015 PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING DENGAN TEKNIK CRITICAL INCIDENT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA PEMBELAJARAN RENCANA ANGGARAN BIAYA DI SMKN 1 SUMEDANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Hasil perhitungan dikonsultasikan dengan harga product moment
pada tabel dengan taraf signifikan 5%. Jika rxy> maka item soal
tersebut dikatakan valid (Arikunto, 2009: 72)
Kriteria sebagai acuan untuk validitas suatu soal adalah sebagai
berikut :
Tabel 3.2 : KRITERIA VALIDITAS
ANGKA KORELASI KETERANGAN
0,8-1,00 Sangat tinggi
0,6-0,80 Tinggi
0,4-0,60 Cukup
0,2-0,40 Rendah
0,0-0,20 Sangat rendah
(Arikunto, 2009:75)
Judgement experts dalam penelitian yang berjudul “ Penerapan Metode
Problem Solving Dengan Teknik Critical Incident Untuk Meningkatkan
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Dalam Pembelajaran RAB di SMKN 1
Sumedang”, setelah melakukan pengajuan terhadap tiga orang validator yang ahli
dalam bidang RAB dengan menyerahkan soal esai yang berjumlah 15 soal dan
yang valid 10 soal sudah cocok untuk melakukan penelitian. Untuk tabel dan
langkah-langkah perhitungan uji validitas pada penelitian ini selengkapnya dapat
dilihat pada (Lampiran 3).
2) Uji Reliabilitas Tes
34
Rudianto, 2015 PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING DENGAN TEKNIK CRITICAL INCIDENT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA PEMBELAJARAN RENCANA ANGGARAN BIAYA DI SMKN 1 SUMEDANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Realiabilitas soal adalah taraf kepercayaan suatu soal, sebuah soal
dikatakan reliabel apabila hasil-hasil tes tersebut menunjukkan
ketetapan atau tidak berubah-ubah (Arikunto, 2010: 60). Untuk
menghitung reliabilitas ini digunakan rumus:
r11 = [
][
] (Arikunto, 2010 : 100)
Keterangan:
r11 = Reliabilitas tes secara keseluruhan
p = Proporsisi subjek yang menjawab item dengan benar
q = Proporsisi subjek yang menjawab dengan salah ( q= 1-1)
∑pq = Jumlah hasil perkalian p dan q
N = Banyaknya item
S = Standar kesukaran soal
Adapun nilai koefisien reabilitas dapat dilihat pada tabel 3.3
Tabel 3.3 : KLASIFIKASI NILAI REABILITAS BUTIR SOAL
Rentang Keterangan
0,8- 1,00 Sangat tinggi
0,6-0,79 Tinggi
0,4-0,59 Cukup
0,2-0,39 Rendah
0,0-0,19 Sangat rendah
35
Rudianto, 2015 PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING DENGAN TEKNIK CRITICAL INCIDENT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA PEMBELAJARAN RENCANA ANGGARAN BIAYA DI SMKN 1 SUMEDANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Reliabilitas yang dihasilkan sangat tinggi yaitu 0,88. Untuk tabel dan
langkah-langkah perhitungan uji reliabilitas pada penelitian ini
selengkapnya dapat dilihat pada (Lampiran 4).
3) Uji Homogenitas
Arikunto (2010, hlm. 364) mengungkapkan bahwa “pengujian
homogenitas sangat penting apabila peneliti bermaksud melakukan generalisasi
untuk hasil penelitiannya”. Uji homogenitas pada penelitian ini peneliti
menggunakan metode Barlet.
Tahap-tahap yang dilakukan pengolahan data uji homogenitas yaitu
sebagai berikut:
a. Membuat tabel skor dari dua kelompok data
b. Menghitung varians tiap sampel (Si2)
c. Menghitung nilai F
(Sugiyono, 2011, hlm. 197)
d. Bandingkan Fhitung dengan nilai Ftabeluntuk kesalahan 5% dengan derajat
kebebasan pembilang (dkpembilang) = nvarians terbesar – 1 dan derajat kebebasan
penyebut (dkpenyebut) = nvarians terkecil – 1, dengan kriteria pengujian sebagai
berikut:
Jika Fhitung ≥ Ftabel, berarti tidak homogen
Jika Fhitung<Ftabel, berarti homogen
Untuk tabel dan langkah-langkah perhitungan uji homogenitas pada
penelitian ini selengkapnya dapat dilihat pada (Lampiran 7)
A. Hasil Uji Homogenitas Data Gain
Uji homogenitas data dilakukan untuk mengetahui apakah data yang
diperoleh homogen atau tidak. Data dikatakan homogen apabila Fhitung ≤ Ftabel. Uji
homogenitas data dilakukan pada derajat kebebasan pembilang (dkpembilang) = n-1
36
Rudianto, 2015 PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING DENGAN TEKNIK CRITICAL INCIDENT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA PEMBELAJARAN RENCANA ANGGARAN BIAYA DI SMKN 1 SUMEDANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
= 50-1 = 49 dan derajat kebebasan penyebut (dkpenyebut) = n-1 = 49-1 = 48 dengan
taraf signifikan 5% sehingga diperoleh Ftabel sebesar 1,61. Hasil pengujian
homogenitas data dapat dilihat pada Tabel 4.9.
Tabel 3.4 Hasil Uji Homogenitas Data Gain
Homogenitas Data Gain
Varian terbesar 25,38
Varian terkecil 9,22
Fhitung 2,75
Ftabel 1,61
Hasil uji homogenitas data gain menunjukkan bahwa data gain pada kelas
kontrol dan kelas eksperimen bersifat homogen atau berasal dari populasi dengan
varians yang sama karena Fhitung (8,41) ≤ Ftabel (1,61) hasil tersebut menunjukan
bahwa data telah homogen, sehingga hasil penelitian dapat digeneralisasi.
4) Uji Daya Pembeda
Daya pembeda disini yaitu dimana kemampuan soal tersebut untuk
membedakan antara siswa yang pintar dengan siswa yang kurang pintar.
.(Cartono, 2010:47). Pada daya pembeda menggunakan rumus sebagai
berikut:
Keterangan :
DP = daya pembeda
SA = jumlah skor kelompok atas pada butir soal yang diolah
37
Rudianto, 2015 PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING DENGAN TEKNIK CRITICAL INCIDENT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA PEMBELAJARAN RENCANA ANGGARAN BIAYA DI SMKN 1 SUMEDANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
SB = jumlah skor kelompok bawah pada butir soal yang diolah
IA = jumlah skor ideal salah satu kelompok (Atas/Bawah)
pada butir soal yang sedang diolah
Adapun kriteria acuan daya pembeda dapat dilihat pada Tabel dibawah ini:
Tabel 3.5. Klasifikasi Daya Pembeda
Koefesien Korelasi Kriteria
DP < 0.00 Sangat jelek
0.00 – 0.19 Jelek
0.20 – 0.39 Cukup
0.40 – 0.69 Baik
0.70 – 1.00 Sangat baik
(Arikunto, 2010)
Berdasarkan perolehan data hasil penelitian dan perhitungan uji daya
pembeda diperoleh hasil yang dapat dapat dilihat pada tabel 3.5 berikut
Tabel 3.6 Hasil Uji Daya Pembeda
Interpretasi Nomor Item Soal Jumlah
Item Soal
Baik sekali - -
Baik 3, 4, 5, 6, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15 12
Cukup 1, 2, 7 3
Jumlah 15
38
Rudianto, 2015 PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING DENGAN TEKNIK CRITICAL INCIDENT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA PEMBELAJARAN RENCANA ANGGARAN BIAYA DI SMKN 1 SUMEDANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.1Diagram Klasifikasi Uji Daya Pembeda
Berdasarkan tabel dan diagram di atas, dapat disimpulkan secara
keseluruhan bahwa 12 soal termasuk dalam kriteria baik sedangkan 3 soal
termasuk dalam kriteria cukup. Untuk tabel hasil pengumpulan data serta
langkah-langkah perhitungannya dapat dilihat pada (Lampiran 5).
5) Tingkat kesukaran
Perhitungan tingkat kesukaran ini dimaksudkan untuk mengetahui sukar
atau mudahnya soal yang digunakan. Soal yang baik adalah soal yang
tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Untuk mengetahui tingkat
kesukaran soal digunakan rumus:
Keterangan :
P = indeks kesukaran
B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar
JS = jumlah seluruh siswa peserta tes
(Arikunto, 2010)
Klasifikasi tingkat kesukaran yang digunakan dapat dilihat seperti
pada Tabel dibawah ini.
Tabel 3.7. Klasifikasi Tingkat Kesukaran
0,00%
80,00%
20,00%
0,00%
100,00%
Baik Sekali (0,71 - 1,00) Baik (0,41 - 0,70) Cukup (0,21 - 0,40)
Klasifikasi Uji Daya Pembeda
Klasifikasi Uji Daya Pembeda
39
Rudianto, 2015 PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING DENGAN TEKNIK CRITICAL INCIDENT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA PEMBELAJARAN RENCANA ANGGARAN BIAYA DI SMKN 1 SUMEDANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Koefesien Korelasi Kriteria
0.00 – 0.29 Sukar
0.30 – 0.69 Sedang
0.70 – 1.00 Mudah
(Arikunto, 2010)
Uji tingkat kesukaran dan daya pembeda pada 10 butir soal
instrumen yang telah valid tes model pembelajaran Critical Incident dapat
dilihat pada Tabel 3.7. berikut.
Tabel 3.8 Hasil Uji Tingkat Kesukaran
Gambar 3.2Diagram Klasifikasi Tingkat Kesukaran
Untuk tabel hasil pengumpulan data serta langkah-langkah perhitungannya
dapat dilihat pada (Lampiran 6)
0,00%
[VALUE]
13,33%
0,00%
20,00%
40,00%
60,00%
80,00%
100,00%
Sukar (0,71 - 1,00) Sedang (0,31 - 0,70) Mudah (0,00 - 0,30)
Klasifikasi Tingkat Kesukaran
Interpretasi Nomor Item Soal
Jumlah
Item
Soal
Sukar - -
Sedang 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15 13
Mudah 1, 2, 2
Jumlah 15
40
Rudianto, 2015 PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING DENGAN TEKNIK CRITICAL INCIDENT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA PEMBELAJARAN RENCANA ANGGARAN BIAYA DI SMKN 1 SUMEDANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.8. Teknik pengolahan data
3.8.1. Perhitungan N-Gain
Data yang diperoleh dalam penelitian ini terdiri dari hasil data berupa
pretest dan posttest, dan Lembar Kerja Siswa. Pengolahan data dilakukan
dengan membandingkan hasil analisis penguasaan tiap kategori konsep
pada pretest dengan hasil analisis pada posttest.
Selain itu, setelah data diperoleh dari hasil penelitian, maka data
tersebut diolah secara statistik. Tahap pengolahan data dilakukan dengan
cara mengumpulkan data menggunakan pretest dan posttest. Setelah data
pretest dan posttest terkumpul, maka dilakukan pengolahan data dengan
langkah-langkah sebagai berikut :
1) Menghitung Nilai N-Gain yang Dinormalisasi
Mencari indeks gain nilai siswa menggunakan rumus sebagai
berikut :
(Sumber: Melzer dalam Syahfitri, 2008:33)
Keterangan :
Spost = skor tes akhir
Spre = skor tes awal
Smak = skor maksimal
Kriteria tingkat N-gain ditunjukkan pada Tabel 3.10
Tabel 3.9 KLASIFIKASI NILAI N-GAIN
Nilai Kriteria
G ≥ 0,7 Tinggi
0,3 ≤ G < 0,7 Sedang
41
Rudianto, 2015 PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING DENGAN TEKNIK CRITICAL INCIDENT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA PEMBELAJARAN RENCANA ANGGARAN BIAYA DI SMKN 1 SUMEDANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2) Pengolahan data Lembar kerja Siswa (LKS)
Pengolahan data Lembar Kerja Siswa (LKS) dengan cara
membuat quasi ekperimen dinilai dengan bantuan teknik
critical incident.
3.8.2 Uji Hipotesis Menggunakan Uji-t
Hipotesis dapat diartikan asusmsi atau dugaan sementara yang harus diuji
kebenarannya. Sugiyono (2011, hlm. 64) menyatakan bahwa, “hipotesis
merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian.”
Uji hipotesis penelitian didasarkan pada data peningkatan hasil belajar
siswa yaitu data gain ternomalisasi. Sudjana (2005, hlm. 238) menyatakan “untuk
sampel independen (tidak berkorelasi) dengan jenis data interval menggunakan
uji-t tes atau uji persamaan dua rata-rata.
Pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan uji t yaitu untuk
mengetahui hubungan perbedaan rata-rata antara kelas kontrol dan kelas
eksperimen. Pengujian ini dilakukan terhadap nilai rata-rata tes awal, tes akhir,
dan gain dari kelas kontrol dan kelas eksperimen.
Pengujian akan diperoleh thitung. Kemudian dibandingkan dengan ttabel, jika
thitung terletak antara (-ttabel& ttabel) atau thitung < ttabel maka tidak berbeda secara
signifikan, jika thitung terletak diluar interval (-ttabel + ttabel) atau thitung > ttabel maka
terdapat perbedaan yang sangat signifikan (Suhaerah,2009:38)
Adapun langkah-langkah pengujian uji-t (Sugiyono, 2011, hlm. 196)
adalah sebagai berikut:
Langkah 1 :Mencari nilai t
G< 0,3 Rendah
42
Rudianto, 2015 PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING DENGAN TEKNIK CRITICAL INCIDENT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA PEMBELAJARAN RENCANA ANGGARAN BIAYA DI SMKN 1 SUMEDANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2
2
2
1
2
1
21
n
S
n
S
xxt
Keterangan:
1X
= nilai rata – rata kelompok eksperimen
2X
= nilai rata – rata kelompok kontrol
S1 = simpangan baku (standard deviasi) kelompok eksperimen
S2 = simpangan baku (standard deviasi) kelompok kontrol
n1 = jumlah responden kelompok eksperimen
n2 = jumlah responden kelompok kontrol
Langkah 2 : Menentukanderajat kebebasan
dk = n1 + n2 – 2
Langkah 3 : Menentukan nilai distribusi t menggunakan tabel (ttabel)
Untuk menentukan ttabel menggunakan taraf signifikansi 0,05
atau berarti taraf kepercayaan sebesar 95%. Setelah didapat
nilai thitung dan ttabel maka ditarik kesimpulan dengan kriteria
sebagai berikut:
Jika thitung> ttabel maka Ho ditolak dan H1 diterima
Jika thitung ≤ ttabel maka Ho diterima dan H1 ditolak
Ho :
Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara metode konvensial dengan
metode problem solving dengan menggunakan teknik critical incident
berdasarkan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran RAB di SMKN 1
Sumedang.
43
Rudianto, 2015 PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING DENGAN TEKNIK CRITICAL INCIDENT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA PEMBELAJARAN RENCANA ANGGARAN BIAYA DI SMKN 1 SUMEDANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Ha :
Terdapat perbedaan yang signifikan antara metode konvensial dengan
metode problem solving dengan menggunakan teknik critical incident
berdasarkan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran RAB di SMKN 1
Sumedang.