bab iii metode penelitian 3.1. jenis dan setting...
TRANSCRIPT
25
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis dan Setting Penelitian
3.1.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian
eksperimen. Menurut Arikunto (2006: 3) “eksperimen adalah suatu cara untuk
mencari hubungan sebab akibat (hubungan kausal) antara dua faktor yang sengaja
ditimbulkan oleh peneliti dengan mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor lain
yang mengganggu”. Jenis penelitian eksperimen yang digunakan adalah
eksperimen semu (Quasy-Experiment). Quasy-Experiment mempunyai kelompok
kontrol, tetapi tidak dapt berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-
variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen (Sugiyono, 2010: 114).
Dengan membandingkan antara kelas eksperimen, yaitu kelas yang
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan kelas kontrol
yang menggunakan pembelajaran konvensional. Selanjutnya kedua kelas
dievaluasi untuk melihat perubahan atau peningkatan yang terjadi terhadap hasil
belajar IPA pada kelas setelah mendapat perlakuan dengan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD dengan yang tidak mendapatkan perlakuan.
Model eksperimen ini melalui tiga langkah yaitu:
1) Memberikan pre-test untuk mengukur variabel terikat sebelum treatment
atau perlakuan dilakukan.
2) Memberikan perlakuan eksperimen kepada para subyek yaitu berupa
model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada mata pelajaran IPA kelas
IV A Sekolah Dasar N Sidorejo Lor 01 Salatiga.
3) Memberikan post-test untuk mengukur variabel terikat setelah perlakuan.
3.1.2. Setting dan Waktu Penelitian
1) Setting Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Sidorejo Lor 01 Salatiga pada kelas
IV A dan kelas IV B semester II tahun pelajaran 2011/2012. SD Negeri Sidorejo
Lor 01 terletak di Jalan Diponegoro No. 134 Salatiga. Jumlah siswa di kelas IVA
sebanyak 28 siswa dan jumlah siswa di kelas IVB sebanyak 28 siswa.
26
2) Waktu Penelitian
Kegiatan atau penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari-April 2012
dan dilakukan secara bertahap. Adapun tahapan-tahapannya meliputi:
a. Tahap persiapan
Pada tahap persiapan ini meliputi pembuatan judul, pembuatan proposal
skripsi, pembuatan instrumen penelitian, permohonan ijin kepada pihak
sekolah untuk melaksanakan penelitian.
b. Tahap pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan ini mencakup kegiatan-kegiatan yang dilakukan
ketika melakukan penelitian di sekolah, yang meliputi uji coba instrumen,
implementasi pembelajaran,dan pengambilan data-data hasil penelitian.
c. Tahap penyusunan
Pada tahap penyusunan ini meliputi pengelolaan dan pengolahan data dari
hasil penelitian, konsultasi kepada dosen pembimbing yang diikuti dengan
penyusunan laporan serta persiapan untuk mengikuti ujian.
3.2. Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono (2010: 60) variabel penelitian adalah segala sesuatu yang
berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini ada dua jenis yaitu:
a. Variabel bebas menurut Sugiyono (2010: 61) adalah variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi penyebab dari perubahan atau timbulnya
variabel dependen atau terikat. Dalam penelitian ini yang merupakan variabel
bebas adalah model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team
Achievement Division). Dalam pembelajaran, model pembelajaran kooperatif tipe
STAD akan mempengaruhi hasil belajar siswa.
Kriteria yang ditetapkan untuk mengukur efektivitas penggunaan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Division) apabila
dalam kegiatan belajar mengajar model pembelajaran STAD dapat meningkatkan
hasil belajar siswa.
27
b. Variabel terikat menurut Sugiyono (2010: 61) adalah variabel yang
dipengaruhi oleh variabel bebas. Dalam Penelitian ini yang merupakan variabel
terikat adalah hasil belajar IPA kelas IV SD Negeri Sidorejo Lor 01 Salatiga.
Kriteria yang ditetapkan untuk mengukur efektivitas hasil belajar IPA kelas
IV pada pokok bahasan energi panas dan energi bunyi adalah sebagai berikut:
1) Apabila rata-rata hasil belajar IPA kelompok eksperimen lebih tinggi
daripada rata-rata hasil belajar IPA kelompok kontrol.
2) Apabila selisih rata-rata hasil belajar IPA kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol memiliki selisih di atas 4. Nilai 4 diperoleh dari
perhitungan [nilai tertinggi – nilai terendah] : 6. (Anastasi dan Urbina,
2007)
3.3. Desain Penelitian
Desain eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Nonequivalent Control Group Design. Desain ini hampir sama dengan pretest-
postest control group design, hanya pada desain ini kelompok eskperimen
maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random. (Sugiyono, 2011: 116)
Berdasarkan desain eksperimen di atas dapat dijelaskan bahwa, dalam
penelitian ini: O1 dan O3 merupakan kelompok kontrol dan kelompok eksperimen,
dimana kedua kelompok tersebut diberi pre-test untuk mengetahui keadaan awal
apakah ada perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. O2
merupakan hasil belajar dari tes kelompok eksperimen setelah pembelajaran
dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. O4 merupakan hasil belajar
dari tes kelompok kontrol yang menggunakan pembelajaran dengan metode
konvensional. X merupakan pemberian perlakuan kepaada kelompok atas sebagai
kelas eksperimen diberi perlakuan dengan pembelajaran yang menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe STAD, sedangkan kelompok bawah
O1 X O2
............................................
O3 O4
28
merupakan kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran secara
konvensional. Dalam hal ini peneliti mempunyai 2 desain tahap-tahap perlakuan
pembelajaran antara kelas kontrol dan kelas eksperimen. Desain perlakuan yang
akan diterapkan pada kelompok eksperimen adalah sebagai berikut:
Gambar 3.1
Tahap-Tahap Perlakuan Pembelajaran Kelompok Eksperimen
Menjelaskan langkah-langkah pembelajaran
Menyampaikan tujuan pembelajaran
Guru menyampaikan materi secara singkat
Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok yang terdiri dari 4-5
orang
Guru memberi tugas kelompok yang akan dikerjakan bersama dalam
kelompok dengan menggunakan keterampilan kooperatif
Kelompok 1
Kelompok 2
Kelompok 4
Kelompok 3
Guru mengumpulkan lembar tugas kelompok
Guru memberikan soal tes individu
Guru bersama siswa mengoreksi pekerjaan
siswa
Guru melakukan evaluasi
Penghitungan skor individu
Penghitungan skor kelompok
Penghargaan bagi kelompok terbaik
29
Desain perlakuan pembelajaran yang akan diterapkan pada kelompok
kontrol adalah sebagai berikut:
Gambar 3.2
Tahap-Tahap Perlakuan Pembelajaran Kelompok Kontrol
3.4. Populasi dan Sampel Penelitian
3.4.1. Populasi
Populasi penelitian menurut Sugiyono (2010: 117) adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan
karekteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya. Sedangkan Duwi Priyatno (2010: 2) menyatakan bahwa
populasi merupakan sekelompok subjek ataupun objek yang memiliki
karakteristik tertentu yang kemudian diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
diambil kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas
IV SD Negeri Sidorejo Lor 01 Salatiga semester II tahun pelajaran 2011/2012.
Tabel 3.1
Data Siswa
Nama Sekolah Jumlah Siswa Kelas IV Keterangan
SD Negeri Sidorejo Lor 01
Kelas IVA: 28 siswa Putra: 19 siswa
Putri: 9 siswa
Kelas IVB: 28 siswa Putra: 16 siswa
Putri: 12 siswa
Guru membuat kondisi belajar yang baik sebelum pembelajaran dimulai
dan mempersiapkan materi yang diajarkan
Guru menjelaskan materi pembelajaran kepada siswa
Guru memberikan soal belajar
Guru mengumpulkan hasil pekerjaan siswa
Guru membahas hasil pekerjaan siswa
Penghitungan skor hasil belajar
30
3.4.2. Sampel Penelitian
Sampel menurut Sugiyono (2010: 118) adalah bagian jumlah dan
karakteritik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Dalam penelitian ini, besaran
sampel yang diteliti ditetapkan dengan menggunakan teknik sampling jenuh.
Sampling jenuh menurut Sugiyono (2010:124) adalah teknik penentuan sampel
bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Sampel dalam penelitian
ini adalah seluruh siswa kelas IVA SD Negeri Sidorejo Lor 01 Salatiga sebagai
kelas kontrol dan siswa kelas IVB SD Negeri Sidorejo Lor 01 Salatiga sebagai
kelas eksperimen.
3.5. Instrumen Penelitian
Menurut Sugiyono (2010: 148) instrumen penelitian adalah suatu alat yang
digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Dalam
penelitian ini, instrumen yang digunakan adalah lembar observasi/pengamatan
yang akan diisi pada saat pembelajaran dilaksanakan. Observasi dilakukan untuk
mengontrol proses pembelajaran agar sesuai dengan kondisi yang diinginkan. Tes
digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah menjalani sebuah
pembelajaran. Dalam hal ini peneliti perlu menyusun kisi-kisi instrumen
penelitian.
Langkah-langkah peneliti dalam pembuatan instrumen yang digunakan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Menyusun kisi-kisi lembar observasi
Sebelum instrument observasi dibuat, peneliti terlebih dahulu membuat kisi-
kisinya. Konsep dasar penyusunan instrumen observasi dalam hal ini adalah
teori dan prosedur pelaksanaan pembelajaran yang digunakan dalam penelitian
ini yaitu pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.
2. Menyusun kisi-kisi tes
Sebelum membuat soal tes, terlebih dahulu membuat kisi-kisi soal tes tersebut.
Tes ini digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa. Sebelum pembuatan
instrumen tes maka dibuat kisi-kisi sebagai berikut:
31
Tabel 3.2
Kisi – Kisi Instrument Tes
Standar
Kompetensi
(SK)
Kompetensi
Dasar (KD)
Indikator Bentuk soal Nomor soal
Memahami
berbagai
bentuk
energi dan
cara
penggunaan
nya dalam
kehidupan
sehari-hari.
Mendeskripsik
a energi panas
dan bunyi yang
terdapat di
l i n g k u n g a
n sekitar serta
sifat-sifatnya.
•Menyebutkan
contoh sumber
energi panas
dan
kegunaannya.
•Menjelaskan
adanya
perpindahan
panas.
•Menyebutkan
sumber-
sumber bunyi
yang ada di
sekitar.
• Menjelaskan
perambatan
bunyi pada
benda padat,
cair, dan gas.
Mengetahui
perubahan
energi bunyi
pada alat
musik.
Pilihan ganda
Pilihan ganda
Pilihan ganda
Pilihan ganda
Pilihan ganda
1, 2, 3, 4, 5,
7, 8, 18, 20.
6, 9, 10, 11,
12, 13, 14,
15, 16, 17,
19
21, 22, 31,
33, 34, 39,
40.
24, 25, 26,
27, 30, 32,
35, 38.
23, 28, 29,
36, 37.
32
Dalam penelitian, instrumen penelitian yang akan digunakan harus memenuhi
beberapa persyaratan agar instrumen dapat menjadi alat ukur yang baik,
persyaratan tersebut dalam hal ini meliputi:
a. Uji Validitas Instrumen
Menurut Arikunto (2006: 168) sebuah instrumen dikatakan valid apabila
mampu mengukur apa yang diinginkan dan juga dapat mengungkap data dari
variabel yang diteliti secara tepat. Dalam penilitian ini, uji validitas instrumen
dilakukan di SD Negeri Sidorejo Lor 05 Salatiga, dengan responden kelas IV
dengan jumlah siswa sebanyak 35 siswa. Apabila dilihat di nilai table r maka
batas koefisiennya sebesar 0,344. Validitas tes dalam penelitian ini menggunakan
bantuan SPSS for Windows Version 16.0 dengan cara Analyze – Scale – Reliability
Analysis. Apabila nilai koefisien kurang dari 0,344 maka item soal tersebut
dinyatakan tidak valid.
b. Uji Reliabilitas Instrumen
Menurut Sugiyono (2010: 173) instrumen yang reliabel adalah instrumen
yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan
menghasilkan data yang sama. Uji reliabilitas instrumen dalam penelitian ini
digunakan menguji instrumen item soal yang nantinya akan digunakan untuk soal
pretest dan posttest yang akan diberikan kepada siswa baik pada kelas kontrol
maupun kelas eksperimen. Terdapat berbagai macam cara pengukuran tingkat
reliabilitas suatu instrumen, salah satunya dengan menggunakan Cronbach’s
Alpha. Besarnya koefisien Alpha merupakan tolok ukur dari tingkat
reliabilitasnya. Dalam penelitian ini, menggunakan metode pengambilan
keputusan uji reliabilitas menurut Sekaran dalam Duwi Priyatno (2010: 32)
bahwa:
α < 0,6 : kurang baik,
0,7 : dapat diterima
α > 0,8 : baik.
Instrumen yang dapat dikatakan reliabel apabila alpha > 0,6. Pengujian reliabilitas
dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan program SPSS for Windows
Version 16.0 yaitu dengan cara Analyze – Scale – Reliability Analyze.
33
c. Uji Tingkat Kesukaran Soal
Suatu tes hasil belajar yang baik memiliki proporsi butir soal yang tingkat
kesukarannya seimbang, artinya berdistribusi secara normal. Dalam hal ini dapat
dikatakan bahwa salah satu ciri butir soal yang baik adalah bahwa soal tidak
terlalu sukar dan tidak terlalu mudah untuk kelompok tertentu yang akan
mengerjakan tes. Tingkat kesukaran suatu butir soal ditandai oleh banyaknya
presentase siswa yang dapat menjawab dengan benar butir soal yang
bersangkutan, jika presentase siswa banyak yang dapat menjawab soal dengan
benar berarti soal dikatakan mudah, sedangkan jika presentase siswa banyak yang
tidak dapat menjawab soal dengan benar maka soal dikatakan sukar.
Dalam penelitian ini, cara melakukan analisis untuk menentukan tingkat
kesukaran soal adalah dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Nana
Sudjana, 2011: 137) :
𝐼 =𝐵
𝑁
Keterangan rumus:
I = Indeks Kesulitan untuk setiap butir soal
B = banyaknya siswa yang menjawab benar setiap butir soal
N = banyaknya siswa yang memberikan jawaban pada soal yang dimaksudkan
Kriteria taraf kesukaran yang digunakan adalah makin kecil indeks yang
diperoleh, maka makin sulit soal tersebut. Kriteria indeks kesulitan soal itu adalah
sebagai berikut:
Tabel 3.3
Kriteria Indeks Kesukaran Soal
Rentang Nilai Tingkat Kesukaran Soal
0 – 0,30 Soal kategori sukar
0,31 – 0,70 Soal kategori sedang
0,71 – 1,00 Soal kategori mudah
34
3.6. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data dan keterangan – keterangan yang dibutuhkan
dalam penelitian ini, maka penulis menentukan teknik dan alat pengumpulan data
yang sesuai dengan permasalahan yang diteliti. Pada penelitian ini untuk
pengumpulan data penulis menggunakan dokumentasi, observasi dan tes.
a. Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah metode pengumpulan data yang bersumber
pada barang-barang tertulis (Arikunto, 2006: 158). Metode dokumentasi
digunakan untuk mendapatkan data tentang populasi penelitian. Dalam hal ini
data yang diperoleh adalah daftar nama siswa kelas IV, dan daftar nilai raport
mata pelajaran IPA pada semester I.
b. Observasi
Observasi digunakan untuk mengamati dan mencatat semua objek yang
diteliti/diamati. Dalam hal ini, observasi dalam penelitian ini dilakukan oleh guru
kelas IV yang secara langsung mengamati jalannya proses pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team
Achievement Divison) pada kelas eksperimen dan pembelajaran konvensional
pada kelas kontrol, serta observasi yang dilakukan oleh peneliti sendiri untuk
mengamati sikap siswa ketika mengikuti kegiatan pembelajaran.
c. Metode test
Tes pada umumnya digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar
siswa, terutama hasil belajar kognitif yang berkenaan dengan penguasaan bahan
pengajaran sesuai dengan tujuan pendidikan dan pengajaran. (Nana Sudjana,
2011: 35). Dalam penelitian ini, metode test digunakan untuk mendapatkan data
besarnya hasil belajar IPA pada sub bahasan energi kelas IV semester II SD
Negeri Sidorejo Lor 01 Salatiga antara siswa kelas IVB yang mendapatkan
pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team
Achievement Division) dan siswa kelas IVA yang mendapatkan pembelajaran
dengan pembelajaran konvensional.
35
3.7. Teknik Analisis Data
3.7.1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data hasil belajar yang
berasal dari kedua kelas sampel berdistribusi normal atau tidak. (Duwi Priyatno,
2010: 36). Analisis data ini menggunakan program SPSS for Windows version
16.0 dengan menggunakan teknik One Sample Kolmogorov-smirnov. Syarat suatu
data dikatakan berdistribusi normal jika signifikansi atau nilai ρ > 0,05. Jika data
berdistribusi normal dan berskala data interval atau rasio maka dapat digunakan
teknik analisis data Parametrik, jika data berdistribusi tidak normal maka dapat
digunakan teknik analisis data Non Parametrik.
Langkah-langkah uji normalitas dalam penelitian ini adalah Analyze–
Nonparametric tests– One Sampel KS – masukkan variabel pada Test variabel
list– klik normal pada test distribution- Ok. Metode pengambilan keputusan pada
uji normalitas menurut Duwi Priyatno (2010: 40) yaitu jika signifikansi
(Asymp.sig) > 0,05 maka data yang diuji adalah berdistribusi nomal. Jika
signifikansi (Asymp.sig) < 0,05 maka data yang di uji tidak beristribusi normal.
3.7.2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas ini digunakan untuk mengetahui apakah kedua kelompok
memiliki tingkat varians data yang sama atau tidak. Uji homogenitas dalam
penelitian ini menggunakan program SPSS for Windows version 16.0 One Way
Anova. Langkah-langkah analisis pengujiannya adalah sebagai berikut : Analyze–
Compare Means– One Way Anova. Metode pengambilan keputusan pada uji
homogenitas menurut Duwi Priyatno (2010: 99) yaitu jika signifikansi > 0,05
maka data yang diuji adalah homogen. Jika signifikansi < 0,05 maka data yang di
uji adalah tidak homogen.
3.7.3. Uji Hipotesis
Uji perbedaan dua rata-rata nilai tes hasil belajar antara kelas eksperimen
dan kelas kontrol. Uji hipotesis dilakukan setelah data nilai tes hasil belajar dari
masing-masing kelas terkumpul.Analisis data ini menggunakan program SPSS for
Windows version 16.0. Jika data yang diperoleh terdistribusi normal dan
homogen, maka pengujian menggunakan uji statistik parametik, yaitu
36
menggunakan uji-t atau T test independent. Langkah-langkah uji hipotesis dalam
penelitian ini adalah Analyze- Compare Means- Independent Sampel T test-
masukan variabel pada test variable dan grouping variable- Define Groups- Use
specified values- Continue- Ok.
Cara menganalisa hasil output pada Independent Samples Test adalah
sebagai berikut (Duwi Priyatno, 2010: 99):
1) Pengujian dilakukan sebelum analisis Independent Samples Test yaitu uji
asumsi varian (uji Levene’s) yaitu untuk mengetahui apakah varian sama atau
berbeda, jika varian sama maka uji t menggunakan Equal Variance Assumed
(diasumsikan varian sama) dan jika varian berbeda menggunakan Equal
Variance Not Assumed (diasumsikan varian berbeda). Jika signifikansi 0,05,
maka memiliki varian yang sama. Jika signifikansi _ 0,05 maka memiliki
varians yang berbeda.
2) Melihat tabel Independent Samples Test pada t-test for Equality of Means pada
sig (2-tailed), jika signifikansi 0,05, maka tidak ada perbedaan. Jika
signifikansi 0,05 maka terdapat perbedaan.