bab iii metode perancanganeprints.umm.ac.id/41532/4/bab iii.pdf · 2018. 12. 6. · serta...
TRANSCRIPT
27
BAB III
METODE PERANCANGAN
3.1 Metode Perancangan
Langkah awal dalam merealisasikan suatu produk adalah tahap
perancangan. Setelah tahap perancangan selesai, maka tahap selanjutnya adalah
tahap pembuatan atau produksi produk. Dua tahap ini dilakukan oleh dua kelompok
atau dua orang yang berbeda, dimana masing-masing memiliki keahlian di bidang
tersebut yaitu perancangan dilakukan oleh kelompok perancang dan pembuatan
produk oleh kelompok pembuat produk.
Metode perancangan yang diusulkan oleh Pahl dan Beitz sebagaimana yang
dijelaskan dalam buku Engineering Design: A Systematic Approach. Cara
merancang tersebut terdiri dari 4 fase, diamana masing-masing fase terdiri dari
beberapa langkah. Keempat fase tersebut adalah:
1. Perencanaan dan penjelasan tugas
2. Perancangan konsep produk
3. Perancangan bentuk produk (embodiment design)
4. Perancangan detail
Metode perancangan Pahl dan Beitz sering digunakan di bidang industri
utamanya ketika membuat suatu produk. Secara umum metode perancangan yang
akan digunakan adalah metode perancangan yang disarankan oleh Pahl dan Beitz
yang ditunjukkan oleh Gambar (3.1) dibawah ini.
28
(Sumber: Riadi, 2009)
Gambar 3.1 Diagram Alir Keseluruhan Metode Perancangan Menurut Pahl dan
Beitz
Tugas Pasar,Perusahaan,Ekonomi
- Perencanaan dan Penjelasan Tugas - Analisis pasar dan keadaan perusahaan - Memformulasi usulan produk - Penjelasan tugas - Mengembangkan daftar persyaratan
Daftar persyaratan
(Spesifikasi Produk)
Konsep produk
(Solusi)
Layout awal
Dokumen produk
Layout akhir
Mengembangkan Solusi Utama
- Mengidentifikasi masalah-masalah penting - Menentukan struktur fungsi produk - Mencari prinsip-prinsip kerja produk - Membentuk beberapa alternatif produk - Evaluasi terhadap kriteria teknis & ekonomis
Mengembangkan Struktur Produk
- Menentukan bentuk awal, memilih material dan perhitungan-perhitungan - Memilih layout awal yang terbaik - Memperbaiki layout - Evaluasi terhadap criteria teknis & ekonomis
- Menetukan struktur produk - Menghilangkan kelemahan dan kekurangan - Cek kalau-kalau ada kesalahan - Persiapan daftar komponen awal dan dokumen - Pembuatan dan susunan produk
- Menyiapkan dokumen pembuatan - Mengembangkan gambar atau daftar detail - Menyelesaikan instruksi-instruksi pembuatan susunan danpengiriman
produk - Periksa semua dokumen
Solusi
Tin
gkat
kan
dan
per
bai
kan
Info
rmas
i per
bai
ki d
afta
r p
ersy
arat
an h
asil
um
pan
bal
ik
Per
enca
naa
n d
an
Pen
jela
san
Pro
du
k
Per
anca
nga
n K
on
sep
Pro
du
k P
eran
can
gan
Ben
tuk
Per
anca
nga
n D
etai
l
29
Pada tahap ini dibutuhkan kreatifitas dikarenakan beberapa spesifikasi
komponen seperti komponen motor dan batang tumpuan sudah ditentukan,
mengikuti spesifikasi faktual yang ada di pasaran. Dalam perancangan Alat
percobaan getaran paksa ini, metode perancangan yang akan dibahas hanya pada
bagian Daftar persyaratan hingga Konsep produk seperti yang ditunjukkan oleh
Gambar (3.2) berikut.
(Sumber: Riadi, 2009)
Gambar 3.2 Diagram Alir Perancangan bagian Daftar Persyaratan hingga Konsep
Produk
3.2 Perancangan Desain
Dalam menentukan desain Alat percobaan getaran paksa terdapat beberapa
tahapan-tahapan yang bertujuan untuk mendapkan desain terbaik. Adapun beberapa
tahapan tersebut diantaranya:
1. Daftar Persyaratan
2. Identifikasi Masalah
3. Struktur Fungsi
4. Prinsip Kerja
Daftar persyaratan
(Spesifikasi Produk)
Konsep produk
(Solusi)
Mengembangkan Solusi Utama
- Mengidentifikasi masalah-masalah penting - Menentukan struktur fungsi produk - Mencari prinsip-prinsip kerja produk - Membentuk beberapa alternatif produk - Evaluasi terhadap kriteria teknis & ekonomis
30
5. Alternatif Produk
6. Evaluasi Terhadap Kriteria Teknik
3.3 Daftar Persyaratan (Spesifikasi Produk)
Daftar persyaratan dibuat untuk menjelaskan spesifikasi Alat percobaan
getaran paksa dan persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi sebelum produk
dikembangkan lebih lanjut. Adapun daftar persyaratan ditunjukkan oleh Tabel (3.1)
sebagai berikut:
Tabel 3.1 Tabel persyaratan spesifikasi desain
Sifat Daftar Persyaratan Alat Percobaan Getaran Paksa
Material
S Batang Tumpuan dari logam kuningan
S Kerangka struktur dari Mild steel
W Spesifikasi komponen motor dan batang tumpuan mengikuti data yang
ada di pasaran.
S Komponen mudah di dapat di pasaran
W Konstruksi alat mampu menahan gaya unbalance
Geometri
S Bentuk Sederhana
W Dimensi batang tumpuan (beam) tertentu, mengikuti data yang ada di
pasaran.
Panjang Beam = 455 mm = 0,455 m
Lebar Beam = 25 mm = 0,025 m
Tinggi Beam = 3 mm = 0,003 m
31
Tumpuan : Roll – Engsel
Eksentrisitas = 60 mm = 0,06 m
Massa
W Motor dan pirinan = 1,277 Kg
Pangkon Motor = 0,764 Kg
Unbalance = 0,006 Kg
Kinematik
W
Spesifikasi Motor adalah :
Motor DC
Kecepatan maksimal 1800 RPM
Tegangan 12 V
W Nilai frekuensi natural sistem berada di dalam jangkauan frekuensi
kecepatan motor
W Gaya unbalance tidak melebihi batas tegangan ijin batang tumpuan
Energi
W Sumber energi menggunakan energi listrik
S Menggunakan saklar sebagai pemutus arus listrik
S Hemat energi
Keamanan
W Aman dari konsleting listrik
W Aman dari benturan akibat komponen yang terlepas
Ergonomi
S Kemudahan dan kenyamanan dalam pengoperasian.
32
S Menggunakan lampu sebagai indikator pada saat terjadinya lendutan
maksimal
S Mudah dalam pemasangan dan pelepasan (portable)
S Suara alat tidak bising
Produksi
W Dapat dibuat/diproduksi oleh bengkel lokal
S Alat sederhana dan tidak terlalu rumit dalam proses produksi
Perawatan
S Perawatan sederhana, tidak memerlukan perawatan khusus
Pengoperasian
W Alat dapat dioperasikan di atas meja
S Pengoperasian alat dilakukan oleh dua orang dengan posisi duduk
S Dapat dioperasikan di dalam maupun di luar ruangan
Transportasi
W Alat mudah untuk dipindahkan
S Muat diletakkan pada bagasi mobil
Biaya
S Biaya produksi terjangkau
Berdasarkan kebutukan Customer Persyaratan disimbolkan dengan dua
indikator, yakni persyaratan bersifat wajib dipenuhi (W) atau disarankan dipenuhi
(S). Dari keterangan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa persyaratan yang
dibuat merupakan panduan dalam merancang alat (Riadi, 2009).
33
3.4 Identifikasi Masalah
Tahap identifikasi masalah bertujuan untuk membahas secara detail
permasalahan yang ada pada daftar persyaratan di atas. Adapun tahapan identifikasi
masalah sebagai berikut:
1. Data kuantitatif, dengan menghilangkan kesenangan pribadi dan
menghilangkan persyaratan yang tidak berkaitan langsung dengan fungsi
serta batasan-batasan penting dalam perancangan alat percobaan getaran
paksa. Dari kriteria tersebut didapatkan hasil sebagai berikut:
a. Dapat mengetahui nilai frekuensi natural sistem
b. Menggunakan lampu LED sebagai sensor saat mencapai amplitudo
c. Menggunakan bahan plat kuningan sebagai batang tumpuan
d. Alat menggunakan sumber energi tenaga listrik
e. Dioperasikan dengan posisi duduk
f. Alat dapat dioperasikan di atas meja
g. Mudah dioperasikan
h. Biaya produksi yang terjangkau
i. Peredam getaran menggunakan oli
j. dapat diletakkan di atas meja
k. Bobot alat yang ringan
2. Dengan mengubah data kuantitatif menjadi data kualitatif kemudian
menyatakannya dalam kalimat yang sederhana yang mewakili. Dari kriteria
tersebut didapatkan hasil sebagai berikut:
a. Mengukur nilai frekuensi natural sistem
34
b. Sensor amplitudo dengan menggunakan Lampu LED
c. Batang tumpuan dari logam kuningan
d. Sumber energi tenaga listrik
e. Mudah dioperasikan di atas meja dengan posisi duduk
f. Biaya produksi yang terjangkau
g. Bobot alat yang ringan
3. Kemudian menggeneralisir data kuantitatif. Dari kriteria tersebut didapatkan
hasil sebagai berikut:
a. Mengukur nilai frekuensi natural sistem
b. Dimensi alat sederhana dan kuat
c. Sumber energi tenaga listrik
d. Mudah dioperasikan di atas meja dengan posisi duduk
4. Kemudian memformulasikan masalah. Didapatkan hasil sebagai berikut.
Perancangan Alat percobaan getaran paksa untuk mengukur frekuensi
natural sistem yang dapat diletakkan dan dioperasikan di atas meja oleh dua
orang dengan posisi duduk dengan dimensi alat yang sederhana, struktur
yang kuat dan menggunakan sumber energi tenaga listrik.
3.5 Struktur Fungsi
Dari penggalian formulasi masalah serta konsep desain, maka dapat
dinyatakan atau digambarkan suatu struktur fungsi berupa fungsi keseluruhan
(overall function) dan sub fungsi / fungsi utama (sub function / main function) yang
didasarkan oleh aliran energi, material atau signal dengan menggunakan diagram
blok agar mudah dipahami. Gambar (3.3) menunjukkan diagram blok untuk fungsi
keseluruhan.
35
Energi Listrik Getaran
Gambar 3.3 Diagram blok fungsi keseluruhan desain
Gambar diatas menjelaskan aliran fungsi energi pada Alat percobaan
getaran paksa, dimana inputan dari energi listrik diubah menjadi energi gerak. Pada
sistem Alat percobaan getaran paksa terdapat beberapa sub-fungsi aliran energi
yang kemudian akan menghasilkan prinsip kerja getaran paksa seperti yang
ditunjukkan oleh Gambar (3.4) dibawah ini.
.
Alat percobaan
getaran paksa
36
`
Energi Listrik
Spesimen
Gambar 3.4 Aliran energi pada diagram Blok sub fungsi
3.6 Prinsip Kerja
Prinsip kerja yang diperlukan dapat ditelusuri dari sub-fungsi yang ada pada
diagram Blok fungsi keseluruhan terlihat ada 6 sub-fungsi, diantaranya adalah:
1. Mengubah energi listrik menjadi energi gerak (putaran).
Mengubah Energi
Listrik menjadi
Energi Gerak
(Putaran) (1)
Piringan
Unbalance (2)
Batang Tumpuan
(beam) bergetar
(3)
Getaran pada
Spesimen
Alat Ukur
(Mikrometer) (5)
Batang tumpuan
(beam) menyentuh
Alat Ukur (6)
Mengubah
Energi Listrik
menjadi Energi
Cahaya
(Lampu) (4)
Lampu
Menyala
37
2. Sebagai massa yang membuat putaran motor menjadi tak seimbang
(unbalance).
3. Sebagai tumpuan atau bersandarnya motor unbalance.
4. Mengubah energi listrik menjadi energi cahaya.
5. Sebagai alat ukur serta penerus dan pemutus arus listrik.
6. Tempat terjadinya reaksi dan lendutan maksimum.
Listrik sebagai sumber energi menggerakkan motor listrik, pada bagian
depan motor listrik diletakkan sebuah piringan yang diberi Massa Unbalance.
Motor listrik yang memiliki Massa Unbalance kemudian diletakkan pada batang
tumpuan sehingga batang tumpuan tersebut akan bergetar secara unbalance.
Pada bagian alat ukur dan platina ditambahkan sebuah kabel lampu dengan
arus positif (+), bila platina ditempelkan pada Beam yang bergetar secara unbalance
tadi terjadi kontak (bersentuhan) dengan mikrometer yang dipasang pada bagian
struktur kerangka dan posisinya di bawah Beam. Ketika posisi alat ukur diatur
mendekat Beam, maka Lampu akan menyala dan sekaligus menunjukkan nilai
amplitudo atau lendutan pada Beam akibat Gaya Unbalance.
3.7 Alternatif Produk
Jika dibuat sebuah tabel sub-fungsi maka akan seperti yang ditunjukkan
oleh Tabel (3.2) sebagai berikut:
38
Tabel 3.2 Kombinasi sub-fungsi yang didasarkan pada diagram Blok sub fungsi
Solusi
Sub
Fungsi
1 2 3
Mengubah
Energi Listrik
menjadi energi
Gerak (motor)
Motor arus
bolak-balik
(AC)
Motor arus searah
(DC)
A
Motor (AC)
berdasarkan
putaran dan
frekuensi:
1. Motor Singkron
2. Motor Induksi
Motor (DC)
berdasarkan
sumber daya:
1. Motor Sumber
Daya Terpisah
2. Motor Sumber
Daya Sendiri
Motor induksi
berdasarkan jumlah
fasa tegangan yang
digunakan:
1. Motor satu fasa
2. Motor tiga fasa
Motor (DC)
sumber daya
sendiri:
1. Motor shunt
2. Motor Seri
3. Motor
Campuran
39
Massa
Unbalance
Mur – Baut
ditambahkan pada
piringan
Piringan di bor B
Batang
Tumpuan
Perunggu Kuningan Mild Steel C
Jenis Tumpuan
Batang Uji
(kanan dan kiri)
Tumpuan
Engsel/sendi
Tumpuan Jepit Tumpuan Rol
D
Tumpuan
Engsel/Sendi
Tumpuan Jepit Tumpuan Rol
E
40
Mengubah
Energi Listrik
menjadi energi
Cahaya (Lampu)
Lampu Strobo DC Lampu AC F
Alat Pengukur
Amplitudo
Mikrometer Sekrup Penggaris G
Dari Tabel (3.2) hasil identifikasi masalah akan terlihat berbagai varian
kemungkinan kombinasi sub-fungsi yang mungkin untuk digunakan. Pada
perancangan ini susunan konsep yang dipilih adalah: A2-B1-C1-D1-E3-F1-G2.
Dan bila susunan konsep di buat sebuah gambar desain, maka desain alat akan
seperti yang ditunjukkan oleh Gambar (3.5) berikut.
Gambar 3.5 Desain alat menurut susunan konsep yang dipilih
41
Pemilihan konsep tersebut didasarkan pada evaluasi teknik. Evaluasi teknik
adalah tahap penilaian masing-masing komponen terhadap daftar persyaratan
desain, bila suatu komponen semakin memenuhi daftar persyaratan desain, maka
peluang terpilih komponen tersebut akan semakin besar.
3.8 Evaluasi Terhadap Kriteria Teknik
3.8.1 Pemilihan Motor Listrik
Motor listrik mengubah energi listrik menjadi energi mekanik untuk
melayani beban tertentu. Motor listrik secara garis besar diklasifikasikan menjadi
dua, yakni motor listrik AC dan DC, dan secara lengkap ditampilkan oleh gambar
(3.6) dibawah ini.
(Sumber: Elektronika Dasar, 2012)
Gambar 3.6 Klasifikasi Jenis Utama Motor Listrik
A. Motor Arus Searah (DC Motor)
Motor arus searah, menggunakan arah langsung yang tidak langsung/direct-
undirectional. Motor DC digunakan pada penggunaan khusus dimana
diperlukan penyalaan torsi yang tinggi atau percepatan yang tetap untuk kisaran
kecepatan yang luas. Motor DC dirancang untuk menghasilkan tenaga listrik
DC.
42
1. Motor DC sumber daya sendiri/ Self Excited : motor shunt
Pada motor shunt, gulungan medan (medan shunt) disambungkan
secara paralel dengan gulungan dinamo (A), oleh karenanya total arus
dalam jalur merupakan penjumlahan arus medan dan arus dinamo
seperti yang ditunjukkan oleh Gambar (3.7) di bawah ini.
(sumber: https://dedyalfilianto.wordpress.com/author/dedyalfilianto/)
Gambar 3.7 Karakteristik Motor DC Shunt
Berikut adalah hal-hal yang berhubungan dengan motor shunt
sebagai berikut:
o Kecepatan pada prakteknya konstan tidak tergantung pada beban
(hingga torsi tertentu setelah kecepatanya berkurang) penggunaan
motor shunt idealnya untuk kebutuhan komersil dengan beban awal
yang rendah, seperti peralatan mesin.
o Kecepatannya bisa diatur. Dengan memasang tahanan dalam
susunan seri dengan dinamo maka akan mengurangi kecepatan
43
ataupun bisa dengan memasang tahanan pada arus medan untuk
menambah kecepatan.
2. Motor DC sumber daya sendiri/ Self Excited: motor seri
Rangkaian pada motor seri, gulungan medan (medan shunt)
dihubungkan secara seri dengan gulungan dinamo (A) seperti
diperlihatkan oleh Gambar (3.8) sehingga arus medan sama dengan arus
dinamo.
(Sumber: https://dedyalfilianto.wordpress.com/author/dedyalfilianto/)
Gambar 3.8 Karakteristik Motor Seri DC
Berikut adalah hal-hal yang berhubungan dengan motor shunt sebagai
berikut :
o Kecepatan dibatasi pada 5000 RPM
o Harus dihindarkan menjalankan motor seri tanpa adanya beban,
sebab akan mempercepat kecepatannya tanpa terkendali.
o Motor-motor jenis seri dalam penggunaanya memerlukan torque
penyelaan awal yang tinggi, seperti derek dan alat pengangkat hoist.
44
3. Motor DC sumber daya sendiri/ Self Excited: Kompon/Gabungan
Motor jenis ini adalah gabungan dari motor seri dan shunt. Pada motor
kompon, gulungan medan (medan shunt) disusun secara seri dan paralel
dengan gulungan dinamo (A) yang membuat motor kompon memiliki
torque penyalaan awal yang bagus serta kecepatannya yang stabil. Semakin
tinggi presentase penggabungan (gulungan medan yang dihubungkan secara
seri), semakin tinggi juga torque penyalaan awal yang dapat ditangani oleh
motor tersebut. Dibawah ini adalah contoh hasil penggabungan 40-50%
yang membuat motor jenis ini tepat sebagai alat pengangkat hoist dan derek,
sedangkan motor kompon yang standar (12%) tidak cocok.
4. Motor DC sumber daya terpisah/ Separately Excited
Jika arus medan dipasok dari sumber terpisah maka disebut motor DC
sumber daya terpisah/ Separately Excited.
B. Motor Arus Bolak-balik (AC)
Penggunaan motor AC banyak ditemukan disekitar kita, seperti di industri,
kawasan perdagangan, pemukiman dan masih banyak lainnya. Motor AC
mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Motor listrik yang bekerja
menggunakan tegangan AC (Alternating Current) disebut Motor AC. Motor
AC memiliki dua buah bagian utama yaitu “stator” dan “rotor”. Stator
merupakan komponen motor AC yang statis. Rotor merupakan komponen
motor AC yang berputar. Motor AC dapat dilengkapi dengan penggerak
frekuensi variabel untuk mengendalikan kecepatan sekaligus menurunkan
konsumsi dayanya.
45
Jenis-Jenis Motor AC
1. Motor Sinkron: Motor sinkron adalah motor AC, bekerja pada
kecepatan tetap pada sistim frekuensi tertentu. Motor ini memerlukan
penggerak permulaan untuk pembangkitan daya dan memiliki Torque
awal yang rendah, dan oleh karena itu motor sinkron cocok untuk
penggunaan awal dengan beban rendah, seperti kompresor udara,
perubahan frekuensi dan generator motor, contoh motor singkron
diperlihatkan oleh Gambar (3.9) berikut.
(Sumber: Dani, 2013)
Gambar 3.9 Motor Sinkron AC
2. Motor Induksi: Motor induksi merupakan motor yang paling umum
digunakan pada berbagai peralatan industri. Popularitasnya karena
rancangannya yang sederhana, murah dan mudah didapat, dan dapat
langsung disambungkan ke sumber daya AC, susunan motor induksi
ditunjukkan oleh Gambar (3.10) berikut.
46
(Sumber: http://elektronika-dasar.web.id/definisi-dan-karakteristik-motor-listrik-
induksi/)
Gambar 3.10 Susunan Motor Induksi AC
a. Motor induksi satu fasa: Motor ini hanya memiliki satu gulungan stator,
beroperasi dengan pasokan daya satu fasa, memiliki sebuah rotor kandang
tupai, dan memerlukan sebuah alat untuk menghidupkan motornya.
b. Motor induksi tiga fasa: Medan magnet yang berputar dihasilkan oleh
pasokan tiga fasa yang seimbang. Motor tersebut memiliki kemampuan
daya yang tinggi, dapat memiliki kandang tupai atau gulungan rotor
(walaupun 90% memiliki rotor kandang tupai); dan penyalaan sendiri.
Karena berdasarkan bentuknya yang kecil dan kecepatan pada prakteknya
yang konstan serta tidak bergantung pada beban, maka dipilih jenis motor DC.
3.8.2 Pemilihan Massa Unbalance
A. Massa
Dalam fisika, berat dari suatu benda adalah Gaya yang disebabkan oleh
gravitasi yang berkaitan dengan benda tersebut. Massa benda nilainya tetap
dimana-mana, namun berat sebuah benda akan berubah menyesuaikan dengan
besarnya percepatan gravitasi di tempat tersebut.
47
B. Tak Seimbang
Unbalance disebut juga sebagai ketidak-seimbangan yang berputar.
Unbalance pada putaran mesin adalah salah satu sebab terjadinya getaran pada
mesin. Disini terlihat jelas ketika sebuah motor diberi piringan tak seimbang,
dimana Massa tak seimbang itu diletakkan pada salah satu piringan tersebut.
Ketika motor terssebut diputar maka akan menghasilkan sebuah gaya radial
tunggal.
Dalam perancangan ini Massa unbalance yang dipasangkan pada
piringan adalah mur dan baut, pemilihan tersebut dikarenakan baut relatif
mudah dalam proses pemasangannya.
C. Baut
Baut, pasak, pin dan paku merupakan pengikat yand dapat dilepas
(removable fastener). Baut adalah sebuah silinder yang dilengkapi dengan
ulir berbentuk helicoids pada permukaannya, yang mana memiliki pasangan
yakni sebuah lubang dengan bentuk dan ukuran yang sama apabila
dimasukkan.
3.8.3 Pemilihan Batang Tumpuan
Batang tumpuan yang digunakan adalah kuningan berbentuk persegi
panjang. Kuningan terbuat dari paduan tembaga (Cu) dan seng (Zn). Kuningan
memiliki nilai Modulus Elastisitas sebesar 102-125 GPa.
3.8.4 Pemilihan Jenis Tumpuan
Tumpuan adalah tempat bersandarnya konstruksi dan tempat terjadinya
reaksi. Jenis tumpuan berpengaruh terhadap jenis konstruksi, sebab setiap jenis
48
tumpuan mempunyai karakteristik masing-masing. Tumpuan memiliki beberapa
jenis diantaranya adalah:
a. Tumpuan sendi/engsel
b. Tumpuan jepit
c. Tumpuan rol
d. Tumpuan bidang
e. Pendel
f. Tumpuan gesek
g. Tumpuan titik
Dari jenis-jenis tumpuan yang disebutkan diatas, jenis tumpuan yang sering
dijumpai adalah tumpual sendi, jepit dan rol. Oleh karenanya pada pemilihan
tumpuan ini yang akan diuraikan hanya jenis tumpuan sendi, jepit dan rol.
A. Tumpuan Sendi
Tumpuan sendi dapat menerima Gaya dari segala arah, namun tidak mampu
menahan momen, jadi tumpuan sendi memiliki dua reaksi seperti yang terlihat
pada Gambar (3.11) dibawah ini.
49
(Sumber: http://rahasiadonk-huda.blogspot.com/2015/10/pengenalan-struktur-
bangunan.html)
Gambar 3.11 Tumpuan engsel
B. Tumpuan jepit
Tumpuan jepit menahan Gaya dalam segala arah dan dapat menahan
momen. Dengan demikian tumpuan jepit mempunyai tiga Gaya reaksi reaksi
seperti yang ditunjukkan oleh Gambar (3.12) di bawah ini.
(Sumber: http://belajarilmubangunan.blogspot.com/2013/12/pengertian-dan-
macam-tumpuan.html)
Gambar 3.12 Tumpuan Jepit
50
C. Tumpuan rol
Tumpuan rol hanya dapat menerima Gaya dalam arah tegak lurus rol dan
tidak mampu menahan momen. Jadi tumpuan rol hanya memiliki satu Gaya
reaksi seperti yang ditunjukkan oleh Gambar (3.13) berikut.
(Sumber: http://bilqisgbangunan.blogspot.com/2016/03/mekanika-teknik-1.html)
Gambar 3.13 Tumpuan Rol
3.8.5 Pemilihan Lampu
A. Lampu strobo DC
Lampu strobo DC sering digunakan pada kendaraan khusus seperti
ambulan, mobil patroli dan truk pemadam kebakaran dengan menempatkan
sumber energi dari aki kendaraan.
Pada dasarnya penggunaan lampu strobo dipilih karena cahayanya yang
tetap terang baik malam maupun siang hari, bentuk lampu strobo seperti yang
ditunjukkan oleh Gambar (3.14).
51
Gambar 3.14 Lampu Strobo DC
B. Lampu AC
Lampu AC sering kita jumpai di dalam rumah, karena listrik di rumah
menggunakan listrik AC. Kendala yang sering terjadi pada listrik AC adalah
ketika terjadi beda tegangan, lampu akan meledak akibat konsleting listrik.
Lampu AC bentuknya seperti yang ditunjukkan oleh Gambar (3.15)
(Sumber: http://kokohrumahku.blogspot.com/2016/11/jenis-bohlam-lampu-
pijar-cfl-led.html)
Gambar 3.15 Lampu Strobo DC
3.8.6 Pemilihan Pengukur Amplitudo
Alat pengukur amplitudo harus memiliki ketelitian yang bagus, karena
getaran pada alat yang dirancang tidak begitu besar. Dari permasalahan yang
52
terjadi, dapat di tentukan beberapa jenis alat ukur dengan nilai ketelitian yang bagus
diantaranya:
A. Penggaris
Penggaris merupakan alat ukur dan sebagai alat bantu gambar untuk
menggambar garis lurus. Penggaris atau mistar memiliki beberapa bentuk mulai
dari yang lurus sampai yang berbentuk segitiga (biasanya segitiga siku-siku
sama kaki dan segitiga siku-siku 30°–60°). Penggaris dapat terbuat dari plastik,
logam, berbentuk pita dan sebagainya. Juga terdapat penggaris yang dapat
dilipat.(Wikipedia, 2018) Bentuk Penggaris terlihat seperti yang ditunjukkan
oleh Gambar (3.16)
(Sumber: http://www.snowy-stationery.com/detail/penggaris-besi-100-cm-
639.html)
Gambar 3.16 Mikrometer Sekrup
B. Mikrometer Sekrup
Mikrometer sekrup merupakan alat pengukur kepresisian yang
komponennya terdiri dari sekrup terkalibrasi dan memiki tingkat kepresisian
0,01 mm (10−5m). Bentuk mikrometer sekrup terlihat seperti yang ditunjukkan
oleh Gambar (3.17).
53
(Sumber: https://bagiinfo.com/cara-membaca-mikrometer-sekrup/)
Gambar 3.17 Mikrometer Sekrup