rehabilitasi mental remaja korban penyalahgunaan narkoba...

84
Rehabilitasi Mental Remaja Korban Penyalahgunaan Narkoba Di Yayasan Madani Mental Health Care Cipinang Besar Selatan - Jakarta Timur Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.i) Oleh Jovendra Aliansyah NIM: 1050521751 JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2013

Upload: truongminh

Post on 26-Mar-2019

253 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Rehabilitasi Mental Remaja Korban Penyalahgunaan Narkoba ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41532/2/JOVENDRA... · pembinaan dan konsultasi mengenai bahaya yang

Rehabilitasi Mental Remaja Korban Penyalahgunaan Narkoba

Di Yayasan Madani Mental Health Care Cipinang Besar Selatan -

Jakarta Timur

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi

Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.i)

Oleh

Jovendra Aliansyah

NIM: 1050521751

JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2013

Page 2: Rehabilitasi Mental Remaja Korban Penyalahgunaan Narkoba ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41532/2/JOVENDRA... · pembinaan dan konsultasi mengenai bahaya yang

rE RHADA* *"*"llf$31k[1i'KlTffi"A *ADA RE MArA(Studi Kasus Di Yayasan Madani Mental Health Care

Cipinang Besar Selatan - Jakarta Timur)

SkripsiDiajukan Kepada Fakultas Ilmu Dalcwah dan Ilmu Komunikasi

Untuk Memenuhi Persyaratan MemperolehGelar Sarjana Sosial fslarn (S.Sos.i)

Oleh

Jovenra AliansvahNIM:105052001751

NIP:1

JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAI{ ISLAMFAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAHJAKARTA

2012

Page 3: Rehabilitasi Mental Remaja Korban Penyalahgunaan Narkoba ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41532/2/JOVENDRA... · pembinaan dan konsultasi mengenai bahaya yang

ll .ss',isffi&s* :'

ims&ffi1iWffiffi&i

-....,.,..,...i

I(UIVII,N'I'ERIAN AGAMAUNIVERSITAS ISLAM NEGBRI (UIN)SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

Jln. Ir. H. Juanda No. 95 CiputatWebsite: www.fdkuini akarta ac.id

Telepon/F ax:(021) 7 4327 2817 47 03580E-mail : dakwah@,fdk.uiniakarta.ac.id

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi berjudul "Rehabilitasi Mental Remaja Korban Peyalahgunaan Narkoba Di YayasanMadani Mental Heulth Care Cipinang Besar Selatan-Jakarta Timur" telah diujikan dalam sidangmunaqasyah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada hariRabu, 16 Januari 2013. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar SarjanaKomunikasi Islam(S.Sos.I) pada Program Studi Bimbingan danPenyuluhan Islam.

Ciputat, 16 Januari 2013

Sidang Munaqasyah

Ketua rangkap Anggota S ekretaris Merangkap Anggota

Drs. Stufi/Rizal Lk, MANIP. 19540428 199303 1002 I 001

Anggota

Penguji I Penguji II

Pembimbing

NIP. 19730822199803 2 00t

1001

Page 4: Rehabilitasi Mental Remaja Korban Penyalahgunaan Narkoba ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41532/2/JOVENDRA... · pembinaan dan konsultasi mengenai bahaya yang

-lr

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

Skripsi ini merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaraatan memperoleh gelar Strata Satu (S1) di Universitas

Islam Negeri rufN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di di Universitas Islam Negeri

(UIN) S yarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa ka.ya ini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan hasil plagiat dari hasil karya orang lain, maka saya

bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UfN)

Syarif Hidayatull ah Jakarta.

Ciputat,l6 J

1.

Page 5: Rehabilitasi Mental Remaja Korban Penyalahgunaan Narkoba ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41532/2/JOVENDRA... · pembinaan dan konsultasi mengenai bahaya yang

i

ABSTRAK

Jovendra Aliansyah

Rehabilitasi Mental Remaja Korban Penyalahgunaan Narkoba Di Yayasan

Madani Mental Health Care Cipinang Besar Selatan, Jakarta Timur

Narkoba adalah singkatan dari narkotika, psikotropika, dan bahan

berbahaya. Narkotika merupakan zat atau bahan adiktif yang bekerja pada sistem

sarap, dapat menyebabkan hilangnya kesadaran dan rasa sakit, dan dapat

menyebabkan ketergantungan. Psikotropika yaitu zat atau bahan aktif yang

bekerja pada sistem sarap pusat, dapat menyebabkan perubahan pada aktivitas

mental dan perilaku, dan dapat menyebabkan ketergantungan. Banyak lembaga

yang membicarakan penanggulangan dan pencegahan penyalahgunaan narkoba

khususnya pada remaja. Salah satu lembaga yang khusus menangani

permasalahan ini yaitu Panti Rehabilitasi Mental dan pengobatan Yayasan Madani

Mental Health Care Cipinang Besar Selatan, Jakarta Timur. Lembaga ini bergerak

dalam pelaksanakan usaha pencegahan melalui penyuluhan, bimbingan,

pembinaan dan konsultasi mengenai bahaya yang ditimbulkan dari

penyalahgunaan NAZA maupun mengobati serta meningkatkan kualitas hidup

korban NAZA dan Penderita SKIZOFRENIA sehingga dapat kembali ke

masyarakat dan lingkungannya secara baik dan benar.

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai proses

rehabilitasi yang dilakukan dalam penyembuhan korban penyalagunaan narkoba

di Yayasan Madani Mental Health Care Cipinang Besar Selatan, Jakarta Timur.

Penelitian ini mengunakan pendekatan kualitatif., dengan teknik pengumpulan

data melalui observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Informan dalam

penelitian ini berjumlah tiga orang yaitu satu orang instruktur terapi rehababilitasi,

satu orang bidang sumber daya manusia dan satu orang bagian konselor

pendamping.

Hasil penelitian ditemukan bahwa; Pertama, faktor yang mempengaruhi

penggunaan narkoba adalah berawal dari rasa ingin tahu dan coba-coba.

Kedua,materi rehabilitasi yang dilakukan meliputi (1) Terapi Medik &

Komplikasi Medik (Bio), (2) Terapi Religius (Spiritual), (3) Terapi Psikososial,

dan (4) Pengetahuan Umum. Ketiga, hambatan yayasan dalam mengatasi

masalah narkoba terlihat dari kurangnya fasilitas yang memadai dan pelaku terapi

cenderung kurang memahami proses/metode rehabilitasi, kemudian keberhasilan

yang ditemukan adalah bahwa tercatat ada 162 pasien yang telah ditangani dan

pasien tidak hanya sebatas sembuh dari ketergantungan narkoba tetapi dapat

dinyatakan pulih secara mental dengan kemandirian hidup 75 – 80 persen.

Page 6: Rehabilitasi Mental Remaja Korban Penyalahgunaan Narkoba ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41532/2/JOVENDRA... · pembinaan dan konsultasi mengenai bahaya yang

ii

ii

KATA PENGANTAR

Assalamu‟alaikum Wb.Wr.

Sedalam puji dan setinggi syukur kepada Allah SWT, yang telah

memberikan nikmat sehat dan hidayah serta Inayah, sehingga penulis dapat

menyelesaikan penyusunan dan penulisan skripsi. Shalawat serta salam semoga

selalu dilimpahkan Allah SWT kepada Rasul-Nya, yakni Nabi Muhammad SAW

serta seluruh keluarga, sahabat dan pengikutnya sampai akhir zaman.

Dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini, penulis sadar bahwa sebagai

manusia yang selalu memiliki kesalahan dan kekurangan yang tidak akan sukses

menyelesaikan skripsi ini dengan baik tanpa adanya dorongan dari berbagai pihak.

Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya atas

keterlibaan semua pihak yang telah membantu dalam mensukseskan penyusunan

skripsi ini dengan baik. Penulis sepatutnya mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. H. Arief Subhan, MA sebagai Dekan Fakultas Dakwah dan

Komunikasi.

2. Ibu Dra. Rini Laili Prihatini, M. Si. dan Bapak Drs. Sugiharto MA. sebagai

Ketua dan Sekretaris Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam.

3. Bapak Drs. Sugiharto, MA selaku pembimbing materi yang selalu

membimbing penulis dalam hal penelitian dan penulisan skripsi.

Page 7: Rehabilitasi Mental Remaja Korban Penyalahgunaan Narkoba ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41532/2/JOVENDRA... · pembinaan dan konsultasi mengenai bahaya yang

iii

iii

4. Seluruh dosen dan staf akademik, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi serta dosen penguji yang selalu mendukung dan menyediakan

waktunya untuk penulis.

5. Segenap pimpinan dan karyawan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan

Ilmu Komunikasi dan Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

6. Terima kasih kepada pihak Yayasan Madani Mental Health Care “Cipinang

Besar Selatan, Jakarta Timur” yang telah menerima penulis dengan baik

dalam penelitian skripsi.

7. Ayahanda Bahrun dan Ibunda Dalva Arini yang telah memberikan

dorongan, baik moril maupun materil serta telah sabar menanti penyelesian

skripsi ini. Tidak lupa Kakak Novi Heriawan, adik Mareta Aprilia, Zaiva

Anugra, yang telah memberikan semangat dan do‟anya kepada penulis

hingga berhasil menyusun skripsi ini.

8. Rekan-rekan mahasiswa Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam, serta

kawan-kawan seperjuangan yang telah banyak membantu, memberi

motivasi yang luar biasa pada penulis semoga kita tetap dekat dan terjaga

dalam persaudaran.

Atas segala bimbingan dan bantuan mereka penulis mendo‟akan semoga

Allah SWT membalas dengan pahala yang berlipat ganda.

Semoga skripsi ini bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi

semua pihak. Segala kekeliruan dan kesalahan dalam penulisan skripsi ini

Page 8: Rehabilitasi Mental Remaja Korban Penyalahgunaan Narkoba ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41532/2/JOVENDRA... · pembinaan dan konsultasi mengenai bahaya yang

iv

iv

merupakan keterbatasan penulis. Mudah-mudahan Allah SWT senantiasa

memberikan maghfirah dan keridhoannya.

Wassalamu „alaikum Wb.Wr.

Ciputat, 16 Januari 2013

Jovendra Aliansyah

Page 9: Rehabilitasi Mental Remaja Korban Penyalahgunaan Narkoba ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41532/2/JOVENDRA... · pembinaan dan konsultasi mengenai bahaya yang

v

v

DAFTAR ISI ABSTRAK ......................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii

DAFTAR ISI ..................................................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ......................................... 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................... 6

D. Tinjauan Pustaka ........................................................................ 7

E. Metodologi Penelitian ................................................................ 8

F. Sistematika Penulisan ............................................................... 12

BAB II LANDASAN TEORI ................................................................... 15

A. Rehabilitasi Mental ....................................................................... 15

1. Pengertian Rehabilitasi .............................................................. 15

2. Pengertian Mental ...................................................................... 19

3. Gangguan-Gangguan Mental .................................................... 21

B. Penyalahgunaan Narkoba ............................................................... 22

1. Pengertian Penyalahgunaan ...................................................... 22

2. Pengertian Narkoba .................................................................. 25

C. Remaja ........................................................................................... 28

1. Pengertian Remaja .................................................................... 28

BAB III GAMBARAN UMUM

MADANI MENTAL HEALTH CARE ..................................... 34

A. Sejarah Singkat Madani Mental Health Care ............................ 34

B. Visi dan Misi Madani Mental Health Care ............................... 37

1. Visi ....................................................................................... 37

2. Misi ........................................................................................ 37

C. Struktur Organisasi Madani Health Care ................................. 37

D. Program Pembinaan Madani Health Care ................................ 38

BAB IV TEMUAN LAPANGAN DAN ANALISIS ............................... 40

A. Faktor Penyebab Penyalahgunaan Narkoba Pada Remaja ........ 40

B. Proses Rehabilitasi di Madani Health Care................................42

1. Terapi Medik dan Komplikasi Medik (Bio) ......................... 44

2. Terapi Religius (Spritual) ..................................................... 45

3. Terapi Psikososial ................................................................ 45

4. Pengetahuan Umum .............................................................. 46

C. Keberhasilan dan Hambatan Madani Health Care ................... 54

1. Keberhasilan ........................................................................ 54

2. Hambatan ............................................................................. 58

Page 10: Rehabilitasi Mental Remaja Korban Penyalahgunaan Narkoba ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41532/2/JOVENDRA... · pembinaan dan konsultasi mengenai bahaya yang

vi

vi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................... 64

A. Kesimpulan ............................................................................... 64

B. Saran ......................................................................................... 67

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 69

LAMPIRAN

Page 11: Rehabilitasi Mental Remaja Korban Penyalahgunaan Narkoba ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41532/2/JOVENDRA... · pembinaan dan konsultasi mengenai bahaya yang

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada zaman sekarang, bangsa-bangsa di dunia sedang berada dalam

alam moderenisasi yang merupakan proses yang tidak dapat dielakkan. Tentu

saja hal tersebut membawa dampak yang sangat besar bagi perjalanan

kehidupan hampir seluruh negara-negara berkembang termasuk negara

Indonesia. Sebagaimana dampaknya dapat di lihat dari pola kehidupan

masyarakat sehari-hari.

Masalah utama dalam suatu masyarakat modern adalah timbulnya

pergeseran budaya dara masyarakat tradisional menjadi masyarakat modern

karna unsur-unsurnya (kebiasaan, pola pikir, dan sikap) mengalami

perubahan-perubahan. Sudah dapat kita banyangkan tentunya yang menjadi

sasaran empuk dari dampak negatif perkembangan zaman adalah remaja,

dimana remaja memiliki kondisi jiwa dan mental yang labil masa transisi atau

peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa, dengan semakin

meningkat pula kebutuhan-kebutuhan hidupnya, maka persaingan dalam

memenuhi kehidupan pun tidak dapat dihindari lagi. Remaja menurut

Thornburg terbagi tiga tahapan yaitu; remaja awal berusia 13-14 tahun,

remaja tengah berusia 15-17 tahun, dan remaja akhir yang berusia 18-21

tahun.1 Sebagaimana kemampuan psikologi manusia itu dapat terlihat dalam

perkembangan melalui berbagai aspek antara lain : pembawaan, pendidikan

keluarga, pengalaman dan pergaulan dengan masyarakat sekitar, dan

1 Agoes Dariyo, Psikologi Perkembangan Remaja, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2004), Cet-

1, h. 14.

Page 12: Rehabilitasi Mental Remaja Korban Penyalahgunaan Narkoba ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41532/2/JOVENDRA... · pembinaan dan konsultasi mengenai bahaya yang

2

perpaduan antara pembawaan dan pengalaman yang diperoleh.2 Hingga

sering kali remaja salah dalam menentukan jalan hidupnya, dengan

melakukan tindakan-tindakan yang salah seperti melakukan tindakan

kejahatan kriminalitas (penganiayaan, pencurian, pemerkosaan).

Pesatnya perkembangan pemikiran manusia, yang diiringi dengan

kemajuan teknologi dan komunikasi, sejatinya si satu sisi membawa dampak

dan sisi lain juga menyisihkan masalah sosial dalam artian negatif, yaitu

penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja. Dalam catatan BNN, data kasus

narkoba secara nasional semakin meningkat, yaitu dari tahun 2004 ke 2008

naik sekitar 20 persen atau sebanyak 2,80 juta orang menjadi sekitar 3,3 juta

orang. Tidak sampai di situ, BNN juga memprediksi jumlah pengguna

narkoba akan meningkat sekitar 4,58 juta orang di tahun 2013, apabila tidak

ada langkah yang nyata untuk pencegahan dan pemberantasan.3

Sekarang ini tidak dapat kita pungkiri lagi maraknya kenakalan remaja

dalam penyalahgunaan narkoba. Sering sekali kita membaca, mendengar, dan

bahkan melihat berita, tentang penyalahgunaaan narkoba sebagian besar

korban pelakunya adalah anak remaja, seperti SMP, SMA , dan Mahasiswa.

Pada umumnya mereka terlibat pada penyalahgunaan narkoba selain dari

pergaulan. Mereka melalaikan seruan betapa narkoba merusak kesehatan

terutama pada susunan saraf pusat, yang mengakibatkan ganguan pada

mental dan perilaku. Pada gilirannya, akan mengganggu proses berpikir,

sehingga sering menimbulkan kebingungan dan keraguan pada diri remaja.

2 Arifin, PSIKOLOGI DAKWAH “Suatu Pengantar Studi”, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000),

Cet Ke-5, h. 105. 3 Mangku, dkk, Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Bagi Remaja, (Jakarta: Badan Narkotika

Nasional (BNN), 2011)

Page 13: Rehabilitasi Mental Remaja Korban Penyalahgunaan Narkoba ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41532/2/JOVENDRA... · pembinaan dan konsultasi mengenai bahaya yang

3

Kemudian, berdampak hilangnya citra diri yang sering menjadi akar

permasalahan dari segala bentuk kenakalan remaja.

Bagi mereka yang terkena penyalahgunaan narkoba tentu masih ada

upaya penyembuhan yang dilakukan guna menjalani hidup yang normal. Di

mana pada saat ini banyak tempat-tempat menawarkan pengobatan atau

pemulihan, korban penyalahgunaan narkoba seperti diadakanya panti-panti

rehabilitasi dalam proses penyembuhan. Proses penyembuhan memang

banyak variasi ada yang dilakukan berdasarkan agama, pemberian makna, arti,

tujuan dan peranan hidup dengan kehidupan orang lain, namun ini bukanlah

masalah yang terpenting adalah klien penyalahgunaan NAZA itu sendiri.

Dengan keyakinan dan keinginan akan terjadinya sebuah perubahan yang

lebih baik pada aspek jasmani dan rohaniah sehingga pada gilirannya

menimbulkan perubahan yang drastis pula pada tingkah laku klien (Remaja)

dalam menghadapi semua tantangan dan penyelesaian masalah yang mereka

hadapi.

Negara kita memang sedang menghadapi arus manusia hitam, banyak

masyarakat kita lupa segala-galanya, tutup mata dan telinga terhadap

pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan narkoba. Penyembuhan dan

penanganan korban penyalahgunaan narkoba bukanlah hal yang muda dalam

rangka rehabilitas, perlu campur tangan secara menyeluruh dan harus adanya

kerjasama. Dalam menyelenggarakan rehabilitasi diikut sertakan sebanyak

mungkin lembaga-lembaga sebagaimana dalam undang-undang tentang

narkotika (UU No. 9/1976) pada pasal 32 sampai dengan pasal 35 telah

Page 14: Rehabilitasi Mental Remaja Korban Penyalahgunaan Narkoba ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41532/2/JOVENDRA... · pembinaan dan konsultasi mengenai bahaya yang

4

memuat ketentuan-ketentuan mengenai pengobatan dan rehabilitas korban

penyalahgunaan narkotika.4

Oleh karena itu, maka banyak masyarakat mendirikan panti-panti

rehabilitas, seperti Yayasan Madani Mental Health Care, disamping dapat

mendatangkan pendapatan dan disisi lain juga merupakan upaya pencegahan

terhadap pemakai narkoba. Sebagaimana langkah-langkah para ahli Psikologi,

Khususnya Prof. Dr. dr. H. Dadang Hawari, Psikiater berawal dari rasa

tanggung jawab dan kepedulian terhadap korban NAZA. Mencoba mencari

solusi dalam penanggulangan korban penyalahgunaan narkoba yang akhirnya

menelurkan suatu pemikiran dalam menetapkan upaya-upaya mengatasi

berbagai permasalahan remaja korban penyalahgunaan narkoba.

Dengan mendirikan Panti Rehabilitasi Yayasan Madani Mental Health

Care yang merupakan pelaksanaan usaha pencegahan dan penanggulangan

melalui penyuluhan, bimbingan, pembinaan dan konsultasi mengenai bahaya

yang ditimbulkan dari penyalahgunaan NAZA, maupun mengobati serta

meningkatkan kualitas hidup korban NAZA dan penderita skizofrenia

sehingga dapat kembali ke masyarakat dan lingkungannya secara baik dan

benar.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti

mengenai “Rehabilitasi Mental Remaja Korban Penyalahgunaan

Narkoba Di Yayasan Madani Mental Health Care Cipinang Besar Selatan,

Jakarta Timur” sebagai judul dalam skripsi ini.

4 Sudarsono, Kenakalan Remaja Prevensi Rehabilitasi dan Resosialisasi, (Jakarta: PT

Rineka Cipta, 2004), Cet Ke-4, h. 80.

Page 15: Rehabilitasi Mental Remaja Korban Penyalahgunaan Narkoba ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41532/2/JOVENDRA... · pembinaan dan konsultasi mengenai bahaya yang

5

B. Pembatasan Dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini penulis membatasi ruang

lingkup penelitin pada rehabilitasi mental dan remaja di Yayasan Madani

Mental Health Care “Cipinang Besar Selatan, Jakarta Timur” agar tidak

melebar jauh dan penelitian ini dapat difokuskan untuk memperoleh data-

data yang valid dan dapat dipertanggungjawabkan.

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar Belakang ini sebagaimana yang diuraikan di atas,

dalam pembahasan selanjutnya agar lebih mengarah dan mencapai hasil

yang maksimal, maka penulis mengambil alternative dari rumusan masalah

sebagai berikut:

a. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan munculnya

penyalahgunaan narkoba pada remaja di Yayasan Madani Mental

Health Care “Cipinang Besar Selatan, Jakarta Timur”?

b. Bagaimana proses rehabilitiasi yang dilakukan dalam upaya

penyembuhan korban penyalahgunaan Narkoba di Yayasan Madani

Mental Health Care “Cipinang Besar Selatan, Jakarta Timur”?

c. Keberhasilan apa yang telah dicapai oleh Yayasan Madani Mental

Health Care dan hambatan apa saja yang dialami oleh Yayasan

Madani Mental Health Care “Cipinang Besar Selatan, Jakarta

Timur” dalam pembinaan korban penyalahgunaan narkoba?

Page 16: Rehabilitasi Mental Remaja Korban Penyalahgunaan Narkoba ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41532/2/JOVENDRA... · pembinaan dan konsultasi mengenai bahaya yang

6

C. Tujuan dan Mamfaat Penelitian.

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui dan mengamati proses pembinaan atau bimbingan

yang dilakukan dalam upaya penyembuhan korban penyalahgunaan

narkoba di Yayasan Madani Mental Health Care “Cipinang Besar

Selatan, Jakarta Timur”.

b. Untuk mengetahui penyebab munculnya faktor-faktor penyalahgunaan

Narkoba pada remaja di Yayasan Madani Mental Health Care “Cipinang

Besar Selatan, Jakarta Timur”.

c. Untuk mengetahui keberhasilan dan hambatan-hambatan yang dialami

Yayasan Madani Mental Health Care “Cipinang Besar Selatan, Jakarta

Timur” dalam membina atau membimbing korban penyalahgunaan

narkoba.

2. Manfaat Penelitian adalah:

a. Manfaat Secara praktis

sebagai tambahan pengetahuan proses penanganan mental remaja

korban penyalahgunaan narkoba.

b. Manfaat Secara Akademik

secara akademik diharapkan memberikan sumbangsi ilmu

pengetahuan kepada jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam dalam

menangani remaja korban penyalahgunaan narkoba.

Page 17: Rehabilitasi Mental Remaja Korban Penyalahgunaan Narkoba ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41532/2/JOVENDRA... · pembinaan dan konsultasi mengenai bahaya yang

7

c. Manfaat Secara Sosial

Hasil penelitian ini secara social diharapkan dapat menjadi bahan

masukkan dan informasi bagi masyarakat pada umumnya, dan

Sebagai pedoman bagi orang tua untuk memberikan pembinaan dan

pengasuhan kepada anak khususnya.

D. Tinjauan Pustaka.

Dalam penelitian ini penulisi melakukan tinjauan pustaka terhadap

beberapa skripsi terdahulu yang berkaitan dengan permasalahan penelitian

antara lain:

1. Pengaruh Pelaksanaan Dzikir Syifa’ Terhadap Kesehatan Mental Korban

Pencandu Narkotika, Psikotrapika dan Zat Adektif (NAPZA) di Yayasan

Nurul Syifa’ “Kelapa Dua Jakarta Barat” oleh Tini Aulawiyah Komba

skripsi S1 Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2008.

2. Pelanyanan Konseling Pada Rehabilitas Pasien Napza di Rumah Sakit

Ketergantungan Obat (RSKO) “Cibubur Jakarta Timur” oleh Amelia

skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2009.

3. Upaya Panti Sosial Pamardi Putra “Khusnul Khotimah” Dalam

Pemberdayaan Remaja Korban Narkotika Melalalui Program

Keterampilan Otomotif Motor diserpong Tangerang Oleh Yani Maharani

Page 18: Rehabilitasi Mental Remaja Korban Penyalahgunaan Narkoba ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41532/2/JOVENDRA... · pembinaan dan konsultasi mengenai bahaya yang

8

skripsi S1 Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2007.

E. Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian merupakan suatu proses yang harus dilalui dalam

suatu penelitian agar hasil yang diinginkan dapat tercapai. Metode penelitian

ini kemudian dibagi menjadi:

1. Objek dan Subjek Penelitian

Objek penelitian adalah remaja korban penyalahgunaan narkoba:

Andre, Nico, Dedi. Kemudian, subjek penelitian adalah Yayasan Madani

Mental Health Care. Informan kunci adalah Pimpinan yayasan sebagai

orang yang memiliki otoritas. Setelah informan kunci diperoleh,

selanjutnya dilakukan pencarian informan lain yang terlibat dalam

hubungan kerja..

2. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan

kualitatif adalah pendekatan yang mengacu prosedur penelitian yang

menghasilakan penelitian deskriptif, seperti perkataan orang, dan perilaku

yang diamati.5

Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dalam melakukan

penelitian karena berharap dengan menggunakan pendekatan kualitatif,

5 Leky J Moleong, Metodelogi Penelitian Kualiatatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2003). h. 12.

Page 19: Rehabilitasi Mental Remaja Korban Penyalahgunaan Narkoba ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41532/2/JOVENDRA... · pembinaan dan konsultasi mengenai bahaya yang

9

didapatkan hasil penelitian yang menyajikan data yang akurat, dan

digambarkan secara jelas dari kondisi sebenarnya mengenai pembinaan

yang dilakukan dalam upaya penyembuhan korban penyalahgunaan

narkoba di Yayasan Madani Mental Health Care “Cipinang Besar

Selatan, Jakarta Timur”.

3. Teknik Pengumpulan Data.

Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang peneliti pakai

adalah teknik pengumpulan data kualitatif berupa pengumpulan data

dalam bentuk kalimat, pernyataan, kata dan gambar.

a. Observasi

Observasi adalah metode yang menganalisis dan mengadakan

pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat

atau mengamati individu atau kelompok secara langsung.6

Metode observasi merupakan metode pengumpulan data primer

yang menggunakan pertanyaan lisan dan tulisan.7 Observasi ini

diarahkan pada kegiatan memperhatikan secara akurat, mencatat

fenomena yang muncul, dan mempertimbangkan hubungan antara

aspek dalam fenomena tersebut.

6 http://riskofdawn.blogspot.com/2011/12/pengertian-obsevasi-dan-tujuan.html. di unduh

tgl 16/01/13 jm 23.20. 7 Bambang Supomo, Metodelogi Penelitian Bisnis Untuk Akutansi Dan Manajemen,

(Yogyakarta: BPFE, 2002), Cet Ke-2, h. 152.

Page 20: Rehabilitasi Mental Remaja Korban Penyalahgunaan Narkoba ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41532/2/JOVENDRA... · pembinaan dan konsultasi mengenai bahaya yang

10

b. Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dalam metode

survey yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek

penelitian. Teknik wawancara dilakukan jika peneliti memerlukan

komunikasi atau hubungan dengan responden.8 Wawancara proses

memperoleh keterangan untuk tujuan peneliti dan salah satu metode

yang sangat penting dalam study kasus dengan cara tanggung jawab.

Dalam memperoleh keterangan dengan cara tanya jawab (Wawancara)

sambil tatap muka, yang dijadikan sebagai kunci yaitu: Andre, Nico,

Dedi.

c. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi merupakan salah satu dari metode

pengumpulan data dalam penelitian sosial. Dalam metode ini sebagian

besar data-data yang diperoleh untuk mendukung penelitian dalam

bentuk profil yayasan, laporan, kliping dan dokumen-dokumen lainya,

baik bersifat dokumenter dan literatur.

Teknik dokumentasi adalah cara mengumpulkan data melalui

peninggalan tertulis, terutama berupa arsip-arsip dan termasuk juga

buku-buku yang berkaitan dengan pendapat, teori, maupun hukum dan

lain-lain yang berhubungan dengan masalah penyelidikan atau

penelitian.

8 Ibid. h. 152.

Page 21: Rehabilitasi Mental Remaja Korban Penyalahgunaan Narkoba ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41532/2/JOVENDRA... · pembinaan dan konsultasi mengenai bahaya yang

11

4. Jenis Data

Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data

primer (primary data) dan data skunder (secondary data).

a. Data Primer (Primary Data) yaitu data dari penelitian yang sumbernya

langsung dari sumber asli (tidak melalui perantara). Data primer yang

dimaksud adalah data yang dikumpulkan melalui metode wawancara

dan pengamatan langsung (observasi) dengan pengurus yayasan Pusat

Rehabilitasi Mental Madani Health Care “Cipinang Besar Selatan,

Jakarta Timur”.

b. Data sekunder (secondary data) merupakan data penelitian yang

diperoleh secara tidak langsung, tapi melalui perantara pihak lain, data

sekunder dalam penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (library

research) yaitu penelitian yang diperoleh dari buku-buku, laporan-

laporan yang dikeluarkan oleh pemerintah, lembaga swasta maupun

yang ada dalam masyarakat.

5. Analisis data

Analisis data diartikan sebagai upaya mengelola data menjadi

informasi sehingga karakteristik atau sifat-sifat data tersebut dapat dengan

mudah dipahami dan bermanfaat untuk menjawab masalah-maslah yang

berkaitan dengan kegiatan penelitian.

Dalam penelitian ini, data mengenai Rehabilitasi mental terhadap

penyalahgunaan narkoba pada remaja, dan bahasan yang berkaitan

dengannya ditelusuri dengan menggunakan metode deskriptif dan analisis.

Page 22: Rehabilitasi Mental Remaja Korban Penyalahgunaan Narkoba ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41532/2/JOVENDRA... · pembinaan dan konsultasi mengenai bahaya yang

12

Penelitian deskriptif dimaksudkan untuk mengukur secara cermat apa yang

menjadi bahasan dalam skripsi ini, dalam arti peneliti berupaya menelusuri

dan menemukan seobjektif mungkin tentang Rehabilitasi Mental Terhadap

Penyalahgunaan Narkoba Pada Remaja.

Dari berbagai data yang telah dikumpulkan selanjutnya akan

dianalisis dan dibahas, dan pada akhirnya diambil suatu kesimpulan yang

merupakan titik akhir dari skripsi ini.

6. Waktu Penelitian

Penyusuan skripsi ini dari awal (proposal) sampai dengan

terselesaikannya dalam bentuk laporan penelitian skripsi membutuhkan

waktu dari Maret 2012 sampai dengan Juni 2012. Waktu ini dapat

dirinci sebagai berikut: Tahap pertama, yaitu proposal selama satu

yaitu bulan Maret. Tahap kedua, penyusunan kerangka teori pada April

2012. Tahap ketiga adalah penelitian lapangan April sampai dengan Mei

2012. Terakhir, tahap penyusunan laporan laporan penelitian Mei

sampai dengan Juni 2012.

F. Sistematika Penulisan

Penelitian ini akan disajikan dalam lima bab, di mana masing-masing

bab akan memaparkan hal-hal sebagai berikut: Bab Pertama, pada bab pertama

ini akan memuat tentang hal yang melatarbelakangi penulisan skripsi ini serta

beberapa teknis penulisannya seperti: Latar Belakang Masalah, Rumusan dan

Batasan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Alasan Memilih Judul,

Tinjauan Pustaka, Metodologi Penelitian serta Sistematika Penulisan.

Page 23: Rehabilitasi Mental Remaja Korban Penyalahgunaan Narkoba ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41532/2/JOVENDRA... · pembinaan dan konsultasi mengenai bahaya yang

13

Kemudian dilanjutkan Bab Kedua, pada bab ini akan membicarakan

mengenai beberapa landasan teori yang berkaitan dengan rehabilitasi, teori

tersebut adalah teori yang telah di ungkapkan oleh beberapa tokoh yang telah

meneliti dan mengeluarkan teorinya. Hal ini dilakukan untuk menambah

wawasan serta sebagai pisau analisa dalam penelitian ini yang meliputi:

Pengertian, Rehabilitasi, Mental, Penyalahgunaan, Narkoba, dan Remaja.

Bab ketiga, bab ini mencoba mengambarkan secara umum tempat

penelitian yang meliputi Sejarah Singkat, Visi Misi, Struktur Organisasi,

Susunan Pengurus, Sarana Prasarana dan Program Yayasan Madani Mental

Health Care “Cipinang Besar Selatan, Jakarta Timur”.

Kemudian akan di lanjutkan Bab Keempat, bab ini mencoba untuk

mencari jawaban atas tiga pertanyaan diatas. Dalam mencari jawaban

pertanyaan tersebut tentunya berdasarkan temuan lapangan yang dianalisa

berdasarkan teori yang telah dicantumkan di atas. Pembahasan pada bab ini

meliputi: Upaya Pembinaan atau Bimbingan Yayasan Madani Mental Health

Care “Cipinang Besar Selatan, Jakarta Timur” yang dilakukan dalam

manangani korban penyalahgunaan pada Remaja, Faktor-faktor yang

menyebabkan munculnya penyalahgunaan Narkoba pada Remaja Yayasan

Madani Mental Health Care “Cipinang Besar Selatan, Jakarta Timur”, dan

Hambatan-hambatan yang dialami dalam Pembinaan atau Bimbingan pada

Remaja Penyalahgunaan Narkoba di Yayasan Madani Mental Health Care

“Cipinang Besar Selatan, Jakarta Timur”.

Page 24: Rehabilitasi Mental Remaja Korban Penyalahgunaan Narkoba ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41532/2/JOVENDRA... · pembinaan dan konsultasi mengenai bahaya yang

14

Bab Kelima, bab ini merupakan bab terakhir dan merupakan bab penutup

tulisan ini, yang berisikan tentang kesimpulan hasil penelitian ini serta saran-

saran terhadap Yayasan Madani Mental Health Care “Cipinang Besar Selatan,

Jakarta Timur”.

Page 25: Rehabilitasi Mental Remaja Korban Penyalahgunaan Narkoba ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41532/2/JOVENDRA... · pembinaan dan konsultasi mengenai bahaya yang

15

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Rehabilitasi Mental

1. Pengertian Rehabilitasi

Rehabilitasi adalah program untuk membantu memulihkan orang

yang memiliki penyakit kronis baik dari fisik maupun psikologinya.1

Pemondokan yang dilakukan agar pengguna obat terlarang dapat kembali

sehat meliputi sehat jasmani atau fisik (biologis), jiwa (psikologi), dan

rohani atau keimanan (spiritual).2 Menurut PP No. 2 Tahun 1988 tentang

usaha kesejahteraan sosial bagi anak yang bermasalah, Rehabilitasi suatu

proses refungsionalisasi dan pengembangan agar anak dapat tumbuh dan

berkembang dengan wajar baik secara jasmani, rohani, maupun sosial.

Adapun rehabilitasi sebagai lembaga pemasyarakatan pelaku kejahatan

dapat dikatakan segala bentuk tindakan sebagai usaha penyesuaian diri

secara fisik, mental, sosial, dan agama.3 Suatu wujud untuk meningkatkan

kemampuan hidup yang optimis dengan kelebihan dan kekurangan yang

dimiliki dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Proses pembinaan

kembali terhadap korban penyalahgunaan narkoba yang di tangani oleh

suatu lembaga atau organisasi agar klien terbebas dari ketergantungan

obat-obatan terlarang (NAPZA). Dimana penanganan mereka dilakukan

1 http://www.anneahira.com/narkoba-rehabilitasi.htm/di unduh tgl 18/01/13 jm 22.43

2 http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2009/10/rehabilitasi-untuk-pengguna-narkoba/.di

unduh tgl 12/4/12 jm 00.35. 3 Chairil A Adjis, Dudi Askasyah, Kriminologi Syariah Kritik Terhadap Sistem

Rehabilitasi, (Jakarta: PT. Wahana Semesta Intermedia 2007), Cet-1 h.227.

Page 26: Rehabilitasi Mental Remaja Korban Penyalahgunaan Narkoba ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41532/2/JOVENDRA... · pembinaan dan konsultasi mengenai bahaya yang

16

secara multidisiplin dan profesional baik penanganan dari dokter,

psikolog, ulama. Program-program rehabilitasi ini, bertujuan

memperdayakan eks-pecandu untuk memiliki modal pengertian dan

pemahaman diri, sehingga dapat merasa siap mental rohaniah guna

menyesuaikan diri di lingkungan sosial.4 Dengan serangakaian kegiatan

dalam upaya mengembalikan kondisi kehidupan korban penyalahgunaan

narkoba salah satunya pelayan dan bimbingan seoptimal mungkin yang

mencakup kegiatan di kemudian hari.

a. Bagian Rehabilitasi

Secara global upaya penanggulangan narkotika di kalangan

remaja dapat dilakukan secara moralistik dan abolisionalistik.5

Penanggulangan secara moralistik dapat diartikan menitikberatkan

pada pembinaan moral dan kekukuhan mental pada remaja. Adapun

cara abolisionistik dalam usaha menanggulangi penyalahgunaan

narkotika pada kaum remaja adalah mengurangi, dan menghilangkan

sebab-sebab yang mendorong para pengedar narkotika di wilayah

Indonesia dengan motivasi apapun, memelihara kewaspadaan

masyarakat terhadap penyalahgunaan narkotika. Hal ini dimaksudkan

agar pelanyanan penggulangan korban penyalahgunaan narkoba

mendapatkan perlindungan dalam memperoleh hak asasi untuk

menemukan jati dirinya kembali.

4 Agoes Dariyo, Psikologi Perkembangan Remaja, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2004), Cet

Ke-1, h.38. 5 Sudarsono, Kenakalan Remaja “Prevensi, Rehabilitasi, dan Resosialisasi” , (Jakarta:

PT Rineka Cipta, 2004), Cet Ke-4, h. 81.

Page 27: Rehabilitasi Mental Remaja Korban Penyalahgunaan Narkoba ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41532/2/JOVENDRA... · pembinaan dan konsultasi mengenai bahaya yang

17

b. Jenis-Jenis Rehabilitasi

Kegiatan dalam upaya mengembalikan kondisi kehidupan

korban penyalahgunaan narkoba dengan pelayanan dan bimbingan

semaksimal mungkin, adapun jenis rehabilitas terbagi menjadi

rehabilitas medis dan rehabilias sosial.

Rehabilitas Medis adalah suatu proses kegiatan pemulihan

secara terpadu untuk membebaskan pecandu dari ketergantungan

narkotika. Sedangkan, rehabilitas sosial adalah suatu proses kegiatan

pemulihan secara terpadu baik fisik, mental, maupun social agar

bekas pecandu dapat kembali melaksanakan fungsi sosial dalam

kehidupan masyarakat. 6

c. Tahapan Rehabilitasi

Ada beberapa tahapan dalam kegiatan rehabilitasi7

1. Terapi dan Rehabilitasi Sosial

Proses terapi dan rehabilitas sosial memiliki beberapa kegiatan

antara lain:

a. Penerimaan adalah serangkaian kegiatan administrasi dan teknis

yang meliputi registrasi dan penempatan klien dalam program

rehabilitasi sosial.

6H. Hadiman, Pengawasan Serta Peran Aktif Orang Tua dan Aparat Dalam

Penanggulangan dan Penyalahgunaan Narkoba, (Jakarta: Badan Kerjasama Sosial Usaha

Pembinaan Warga Tama (BERSAMA), 2005), h. 71. 7Makmur Sanusi Ph. D, Pedoman Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Bagi Perempuan

Korban Trafiking, (Jakarta: Direktorat Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial, Departemen

Sosial RI, 2009) , h. 21.

Page 28: Rehabilitasi Mental Remaja Korban Penyalahgunaan Narkoba ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41532/2/JOVENDRA... · pembinaan dan konsultasi mengenai bahaya yang

18

b. Assesmen adalah upaya untuk menelusuri dan menggali data

klien termasuk dalam faktor-faktor penyebab masalah dan

akibat yang ditimbulkannya, persepsi dan tanggapan atas

permasalahan yang dialami serta kekuatan-kekuatan yang

dimiliki dalam membantu dirinya sendiri. Selanjutnya data

tersebut dikaji, dianalisis dan diolah untuk menetapkan akar

permasalahan dan pelayanan yang diperlukan.

c. Pemulihan kondisi fisik adalah serangkaian kegiatan bimbingan

atau tuntunan untuk mengenal praktek hidup sehat secara

teratur dan disiplin agar kondisi badan atau fisik selalu dalam

keadaan sehat. Bentuk kegiatan yang dapat dilakukan antara

lain: olah raga, senam kesegaran jasmani, tidur dan bangun

secara teratur mandi secara teratur, berpakaian bersih sesuai

dengan peruntukannya, makan dan minum yang sehat dan

teratur tidak merokok dan tidak minum-minuman keras serta

pemeriksaan kesehatan secara teratur.

d. Bimbingan Psikososial adalah klien dibantu untuk mengenal

dan memahami diri serta masalahnya secara jelas serta dibantu

mengembangkan kemampuan berinteraksi, berkomunikasi dan

berelasi dengan orang lain. Dengan tujuannya untuk

memulihkan rasa percaya diri dan harga diri klien, sehingga

mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan.

Page 29: Rehabilitasi Mental Remaja Korban Penyalahgunaan Narkoba ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41532/2/JOVENDRA... · pembinaan dan konsultasi mengenai bahaya yang

19

e. Bimbingan Agama bertujuan untuk membina keimanan dan

ketakwaan klien, atas penguatan kepercayaan akan agama.

f. Bimbingan pelatihan kerja adalah suatu cara untuk

meningkatkan pengetahuan, kecakapan dan keterampilan kerja

klien, agar lebih mudah memperoleh pekerjaan dan berinteraksi

dengan lingkungan kerja.

g. Sidang kasus ini dilakukan apabila korban mempunyai kasus

yang sangat kompleks sehingga diperlukan pembahasan secara

khusus oleh tim rehabilitasi dalam penanganannya.

2. Pengertian Mental

Istilah mental “bersangkutan dengan batin dan watak manusia,

yang bukan bersifat badan atau tenaga”.8 Dapat kita simpulkan bahwa

mental adalah perilaku, sikap emosi seseorang dalam menjalani

kehidupan. Para ahli psikologi memberikan defenisi Sikap antara lain: 9

a. Charlis Brid mengertikan sikap sebagai suatu yang berhubungan

dengan penyesuaian diri seseorang kepada aspek-aspek lingkungan

sekitar yang dipilih atau kepada tindakanya sendiri.

b. F.H. Allport berpendapat bahwa sikap adalah suatu persiapan

bertindak atau berbuat dalam suatu arah tertentu.

8 Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2007), h. 733.

9 Arifin, PSIKOLOGI DAKWAH “Suatu Pengantar Studi”, (Jakarta: Bumi Aksara,

2000), Cet Ke-5, h. 104.

Page 30: Rehabilitasi Mental Remaja Korban Penyalahgunaan Narkoba ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41532/2/JOVENDRA... · pembinaan dan konsultasi mengenai bahaya yang

20

Dengan segala keterbatasan pemikiran, ketingkat peradapan yang

berbeda-beda, mulai dari tingkah laku dan pola hidup sampai pada

pemikiran yang terus bergerak maju, yang memuat aspek positif dan

negatif senantiasa menghiasi setiap era perkembangan itu sendiri.

Manusia menurut al-Qur’an terdiri dari dua dimensi, terkandang berjiwa

besar, sportif, siap memberi dan pemberani dalam merespon suatu

masalah yang terjadi dikehidupannya, sementara dilain sisi berjiwa kecil,

penakut, curang, putus asa bahkan lari dari tanggung jawab atas masalah

yang sedang dihadapi. 10

Memang manusia dapat dikatakan unik, dimana

ia memiliki kecenderungan-kecenderungan tertentu, baik yang bersifat

positif maupun yang bersifat negatif, dan kecendrungan itulah merupakan

kemanusiaan manusia.

Jika manusia memfungsikan akal, pikiran dan

hatinya, maka ia adalah mahluk yang istimewa namun jika sebaliknya

maka yang tinggal hanya sifat kehewanannya.11

Sebagaimana Allah berfirman dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah 30

Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat:

"Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka

10

Achmad Mubarok, Psikologi Dakwah, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2002), Cet Ke-3, h.

63. 11

Ibid, h. 75.

Page 31: Rehabilitasi Mental Remaja Korban Penyalahgunaan Narkoba ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41532/2/JOVENDRA... · pembinaan dan konsultasi mengenai bahaya yang

21

bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan

(khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya

dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan

memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman:

"Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."

3. Gangguan-Gangguan Mental

Bersosialisasi dengan lingkungan merupakan suatu hal yang sangat

penting setidaknya kita harus menghindarkan diri dari adanya perbuatan-

perbuatan tidak baik yang bisa merusak perilaku dikemudian hari. Seperti

adanya berbagai gangguan pola kepribadian diantaranya;12

Pertama,

ganggauan kepribadian paranoid yaitu curiga dan tidak percaya kepada

orang lain. Kedua, gangguan kepribadian schizoid yaitu tidak tertarik

kepada orang lain atau hubungan-hubungan sosial. Ketiga, gangguan

kepribadian skizotipal yaitu memiliki kepercayan-kepercayaan yang aneh

dan mengalami ilusi. Terahir, ganguan kepribadian perbatasaan yaitu

ketidakstabilan tingkah laku. Kemudian pada giliranya terjadi

ketimpangan antara keinginan dengan tindakan yang berlawanan dalam

penyesuaian diri terhadap lingkungan. Banyak bentuk tingkah laku yang

ditunjukkan kepada manusia dengan berbagai alasan kenapa itu semua

terjadi, terkadang tanpa memperdulikan baik buruknya bagi orang lain,

yang timbul bagi mereka hanyalah kebenaran dan keberanian semata.

Maka dari itu perlunya akan kesehatan mental yang diartikan sebagai

12

Yustinus Semium, Kesehatan Mental 2, (Yogyakarta: Kanisius Anggota IKAPI, 2010),

Cet Ke-5, h. 19.

Page 32: Rehabilitasi Mental Remaja Korban Penyalahgunaan Narkoba ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41532/2/JOVENDRA... · pembinaan dan konsultasi mengenai bahaya yang

22

kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan diri sendiri, dengan orang

lain dan masyarakat serta lingkungan dimana ia hidup.13

Agar perubahan-

perubahan perilaku yang kita lewati menjadi selaras dapat diterima oleh

masyarakat dan lingkungan dimana kita tinggal.

Pengertian Rehabilitasi mental adalah suatu proses kegiatan yang

ditujukan untuk memperkuat ketahanan mental seseorang dalam

menghadapi masalah yang dimiliki, agar dapat bertahan, tidak putus asa,

dan memiliki harapan untuk mengatasi masalahnya.14

B. Penyalahgunaan Narkoba

1. Pengertian Penyalahgunaan

Penyalahgunaan adalah orang yang mengunakan narkotika tanpa

sepengetahuan dan pengawasan dokter.15

Adapun Penyalahgunaan obat-

obatan ialah mereka yang dalam hidupnya, memang memiliki masalah atau

bermasalah dengan obat-obatan dan alkohol, baik secara fisik, mental,

emosional, maupun spiritual.16

Hal ini bisa dikatagorikan orang-orang yang

menggunakan obat-obatan (NAPZA) dengan tujuan untuk memperoleh

kesenangan, relaksasi, melepaskan kepenatan setelah bekerja, atau

mengatasi rasa stres dan kecemasan dalam kehidupan. Sehingga berakibat

pada kehidupan sehari-hari mereka telah terkondisikan secara sedemekian

13

Zakiah Daradjat, Kesehatan Menta, (Jakarta: PT Gunung Agung, 1985), Cet Ke-12, h.

11. 14

Drs. Tunggul Sianipar, Pedoman Penanganan Korban Traffiking, (Jakarta: Kementrian

Sosial RI, Direktorat Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial, 2010), h. 16. 15

H. Hadiman, Pengawasan Serta Peran Aktif Orang Tua dan Aparat Dalam

Penanggulangan dan Penyalahgunaan Narkoba, (Jakarta: Badan Kerjasama Sosial Usaha

Pembinaan Warga Tama (BERSAMA) 2005), h. 70. 16

Agoes Dariyo, Psikologi Perkembangan Remaja, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2004), Cet

Ke-1, h. 32.

Page 33: Rehabilitasi Mental Remaja Korban Penyalahgunaan Narkoba ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41532/2/JOVENDRA... · pembinaan dan konsultasi mengenai bahaya yang

23

rupa, selalu menggunakan atau mengkonsumsi obat-obatan (NAPZA)

secara terus-menerus pada saat mereka membutuhkan sehingga tidak

mampu mengontrol diri untuk tidak menggunakannya (kecanduan).

Ketergantungan obat atau kecanduan bisa diartikan seseorang yang

tidak dapat hidup tanpa menggunakan narkoba. Secara sederhana,

ketergantungan obat dapat diartikan: Saya tidak bisa berhenti (I can’t

stop).17

Hal ini dikarenakan adanya ketergantungan fisik hingga

menyebabkan timbulnya rasa sakit bagi dirinya bila ia berusaha untuk

mengurangi pemakaian narkoba atau pemakaiannya dihentikan.

Ketergantungan secara psikologis menimbulkan tingkah laku yang

kompulsip untuk memperoleh obat-obatan tersebut, keadaan ini semakin

memburuk manakala tubuh sang pemakai menjadi kebal terhadap narkoba,

sehingga kebutuhan tubuh akan narkoba menjadi meningkat sampai pada

efek yang sama dengan tingginya.18

Sebagaimana yang telah kita ketahui

bahwa narkotika, alkohol dan zat adiktif tersebut menurunkan ambang

untuk mengendalikan dorongan-dorongan agresifitas baik fisik maupun

seksual.19

17

Ibid, h. 33. 18

H. Hadiman, Pengawasan Serta Peran Aktif Orang Tua dan Aparat Dalam

Penanggulangan dan Penyalahgunaan Narkoba, (Jakarta: Badan Kerjasama Sosial Usaha

Pembinaan Warga Tama (BERSAMA), 2005), h. 5. 19

Prof. Dr. dr. H. Dadang Hawari, Al-Qur’an, Ilmu Kedokteran Jiwa dan kesehatan Jiwa,

(Jakarta: PT Dana Bhakti Primayasa, 1997), Cet Ke-3, h. 206.

Page 34: Rehabilitasi Mental Remaja Korban Penyalahgunaan Narkoba ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41532/2/JOVENDRA... · pembinaan dan konsultasi mengenai bahaya yang

24

Dalam sebuah penelitian ilmiah, seorang psikiater Dr. Graham Blain

antara lain mengemukakan bahwa biasanya seorang remaja

mempergunakan narkotika dengan beberapa sebab yaitu:20

a. Untuk membuktikan keberanian dalam melakukan tindakan-tindakan

yang berbahaya seperti ngebut-ngebutkan, berkelahi, bergaul dengan

wanita dan lain-lain.

b. Untuk menunjukkan tindakan menentang otoritas terhadap orang tua

atau guru atau norma-norma sosial.

c. Untuk mempermudah penyaluran dan perbuatan seks.

d. Untuk melepaskan diri dari kesepian dan memperoleh pengalaman-

pengalaman emosional.

e. Untuk mencari dan menemukan arti dari hidup.

f. Untuk mengisi kekosongan dan kesepian/kebosanan.

g. Untuk menghilangkan kegelisahan, frustasi dan kepepatan hidup.

h. Untuk mengikuti kemauan kawan-kawan dalam rangka pembinaan

solidaritas.

i. Hanya iseng-iseng atau didorongan rasa ingin tahu.

20

Sudarsono, Kenakalan Remaja “Prevensi, Rehabilitasi dan Resosialisasi”, (Jakarta:

PT Rineka Cipta, 2004), Cet Ke-4, h. 67.

Page 35: Rehabilitasi Mental Remaja Korban Penyalahgunaan Narkoba ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41532/2/JOVENDRA... · pembinaan dan konsultasi mengenai bahaya yang

25

2. Pengertian Narkoba

Narkoba adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan

tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan

penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai

menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungaan yang

dibedakan kedalam golongan-golongan sebagaimana terlampir dalam

undang-undang atau yang kemudian ditetapkan sebagaimana keputusan

menteri kesehatan.21

Narkoba lazim disebut dengan narkotika dan zat adektif lainya

(Naza atau Napza) yang mempunyai manfaat sangat besar sekali bila

digunakan sebagai bahan pengobatan maupun sebagai bahan penelitian

guna meningkatkan ilmu pengetahauan. Akan tetapi jika sebaliknya apa

bila disalah gunakan khususnya oleh kaum remaja atau generasi muda

semua ini akan sangat berbahaya sekali bagi umat manusia, bangsa dan

negara. Karena para pecandu narkoba sering kali menimbulkan masalah,

baik bagi dirinya sendiri maupun bagi masyarakat lingkungannya. Bagi

dirinya sendiri pada umunya mereka tidak berkeinginan untuk meraih masa

depan, tidak mengenal jati diri sendiri, hidupnya malas, dan tidak mampu

mengontrol emosi diri. Sedangkan bagi masyarakat para pecandu narkoba

akan berpengaruh secara luas sehingga menimbulkan keresahan

masyarakat sebab akan mengakibatkan kerusakan mental dan daya pikir,

pada diri mereka seperti halnya ketidak mampuan membedakan mana yang

21

Prof. Dr. dr. H. Dadang Hawari, Al-Qur’an, Ilmu Kedokteran Jiwa dan kesehatan

Jiwa, (Jakarta: PT Dana Bhakti Primayasa, 1997), Cet Ke-3, h. 69.

Page 36: Rehabilitasi Mental Remaja Korban Penyalahgunaan Narkoba ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41532/2/JOVENDRA... · pembinaan dan konsultasi mengenai bahaya yang

26

baik dan buruk, perubahan perilaku yang menjadi anti sosial, dan tingginya

tingkat tindak kekerasan dan kriminalitas yang sering kali mereka lakukan.

Jadi narkoba dapat kita simpulkan adalah obat, bahan atau zat yang

berbahaya, yang dapat mengubah pikiran, kesadaran, perasaan, bahkan

fungsi mental dan perilaku seseorang.

Secara umum, seorang ahli psikologi Kartono (1992)

mengungkapkan karakteristik orang yang mengalami ketergantungan obat-

obatan atau narkoba antara lain:22

Pertama, Mempunyai keinginan yang

sangat tinggi sehingga tidak tertahankan untuk tidak menggunakan

narkoba, pada akhirnya berupaya memperoleh narkoba dengan cara halal

atau tidak halal. Kedua, Cenderung selalu menambah pemakaian dosis

sesuai dengan toleransi tubuh. Ketiga, pada giliranya menjadi

ketergantungan secara psikis dan fisik, akibatnya induvidu merasa

kesulitan untuk lepas dari kebiasan tersebut (kecanduan).

Adapun Jenis-jenis dan efek dari Narkoba: 23

a. Heroin.

Heroin adalah narkotika yang sangat keras

dengan zat adektif yang tinggi dan berbentuk butiran tepung.

(Putaw, putih, bedak, PT, white, etep)

22

Agoes Dariyo, Psikologi Perkembangan Remaja, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2004), Cet

Ke-1, h.33. 23

H. Hadiman, Pengawasan Serta Peran Aktif Orang Tua dan Aparat Dalam

Penanggulangan dan Penyalahgunaan Narkoba, (Jakarta: Badan Kerjasama Sosial Usaha

Pembinaan Warga Tama (BERSAMA), 2005), h. 6.

Page 37: Rehabilitasi Mental Remaja Korban Penyalahgunaan Narkoba ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41532/2/JOVENDRA... · pembinaan dan konsultasi mengenai bahaya yang

27

Efek yang ditimbulkan oleh pengguna heroin adalah rasa sakit

disertai kejang-kejang, kram diperut disertai sawan (rasa mau

pingsan), menggigil disertai muntah-muntah, keluar ingus,

mata berair, hilang nafsu makan dan hilang cairan tubuh.

b. Ectasy

Ectasy adalah zat psikotrapika dan biasa

diproduksi secara legal di dalam laboraturim dan dibuat dalam

table dan kapsul (Ianex, Kanding).

Efek yang ditimbulkan oleh pengguna Ectasy adalah diare, rasa

haus yang berlebihan, hiperaktif, sakit kepala dan pusing,

menggigil yang tidak terkontrol, detak jantung yang cepat dan

sering mual disertai munta-munta atau hilangnya nafsu makan.

c. Ice atau Shabu-shabu

Ice (shabu-shabu) adalah berwujud krietal dan

tidak berbau serta tidak berwarna, karna itu diberi nama Ice

(ectas, speed, whizz, bliwhizz, pep pills).

Efek yang ditimbulkan oleh pengguna Ice/Shabu-shabu adalah:

penurunan berat badan, gelisah, penampilan seperti kurang tidur,

tekanan darah tinggi, denyut jantung tidak beraturan, paranoid

Page 38: Rehabilitasi Mental Remaja Korban Penyalahgunaan Narkoba ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41532/2/JOVENDRA... · pembinaan dan konsultasi mengenai bahaya yang

28

yang mendalam, pecahnya pembuluh darah otak, pingsan akibat

kelelahan.

d. Cannabis atau Ganja.

Cannabis atau Ganja adalah mengandung zat

kimia (delta-9-tetrahydrocannabino) yang mempengaruhi

perusahaan dan penglihatan serta pendengaran (cimeng).

Efek yang ditimbulkan oleh pengguna Cannabis atau Ganja

adalah: hilangnya konsentrasi, peningkatan denyut jantung,

kehilangan keseimbangan dan koordinasi tubuh, rasa gelisah dan

panic, depresi, kebingungan atau halusinasi.

Pengertian Penyalahgunaan narkoba adalah pemakaian narkoba

diluar indikasi medik, tanpa petujuk atau resep dokter yang secara teratur

atau secara berkala sekurang-kurangnya selama satu bulan.24

B. Remaja

1. Pengertian Remaja

Menurut Prof. DR. Zkiah Daradjat, remaja adalah masa dari umur

manusia yang paling banyak mengalami perubahan, sehingga

membawahnya pindah dari masa anak-anak menuju kepada masa dewasa.25

24

Mangku, Made Pastika, Mudji Waluyo, dkk, Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba

Bagi Remaja, (Jakarta: Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia, 2011), h. 13. 25

Zakiah Daradjat, Problema Remaja di Indonesia, (Jakarta: Bulan Bintang, 1978), Cet

Ke-3, h. 35.

Page 39: Rehabilitasi Mental Remaja Korban Penyalahgunaan Narkoba ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41532/2/JOVENDRA... · pembinaan dan konsultasi mengenai bahaya yang

29

Remaja suatu tingkat umur, dimana anak-anak tidak lagi anak, akan tetapi

belum bisa dapat dipandang/dikatakan dewasa. Jadi remaja adalah umur

yang menjembatani antar umur anak-anak dan umur dewasa.26

Dalam

beberapa buku-buku psikologi perkembangan usia 15-18 tahun yang

dikatagorikan sebagi “usia remaja” dimana masa ini merupakan masa

teransisi dari masa anak-anak menuju dewasa. Pada kehidupan remaja

mempunyai urgensi yang sangat penting dan vital dalam pengembangannya.

Terlihat banyak orang-orang berpendapat bahwa persoalan yang dihadapi

remaja, merupakan beban berat pada umur kecil yang ditandai oleh

kegoncangan, ketegangan, dan kesukaran.27

Ini merupakan hal yang akan

menjadikan pertentangan di antara keyakinan dan pengetahuan dengan

praktek masyarakat yang terjadi dilingkungannya, sebagaimana telah

dikatakan bahwa masa remaja merupakan fase perkembangan yang sangat

mencolok baik secara fisik, psikologis, social, dan moralitas.

Istilah asing yang sering digunakan untuk menunjukkan masa

remaja, menurut Yulia S.D. Gunarsa dan Singgih D. Gunarsa (1991): (a)

puberteit, puberty dan (b) adolescentia. Istilah puberty (bahasa inggris)

berasal dari istilah latin, pubertas yang berarti kelaki-lakian, kedewasaan

yang dilandasi oleh sifat tandah-tandah kelaki-lakian. Santrock (1998, 1999)

mendefinisikan puberitas sebagai masa pertumbuhan tulang-tulang dan

kematangan seksual yang terjadi pada masa awal remaja. Adolescentia

berasal dari istilah latin adolescentia, yang berarti masa muda yang terjadi

26

Zakiah Daradjat, Pembinaan Remaja, (Jakarta: Bulan Bintang, 1976), Cet Ke-2, h. 28. 27

Musthafa Fahmy, Penyesuaian Diri Lapangan Implementasi Dari Penyesuaian Diri,

(Jakarta: N.V. Bulan Bintang, 1983), Cet Ke-1, h. 82.

Page 40: Rehabilitasi Mental Remaja Korban Penyalahgunaan Narkoba ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41532/2/JOVENDRA... · pembinaan dan konsultasi mengenai bahaya yang

30

antara 17 – 30 tahun. Yulia dan Singgih D. Gunarsa, ahirnya menyimpulkan

bahwa proses perkembangan psikis remaja dimulai antara 12 – 22 tahun.28

Perkembangan pada masa remaja tersebut berkaitan erat dengan dua

hal asasi bagi setiap manusia sebagai berikut: 29

a. Pertama adalah hal-hal yang bersifat jasmani atau fisik sebagai kebutuhan

primer seperti makan, minum, seks dan lain sebagainya.

b. Sedangkan yang kedua adalah kebutuhan yang bersifat rohani, yakni

psikhis dan sosial.

Kebutuhan pokok tersebut sedini mungkin sebagai modal utama

bagi perkembangan remaja. Dengan demikian remaja akan merasa

kebingungan bagaimana dengan setatus apa dia menempatkannya

dilingkungan. Sehingga tidak terkendali dan memiliki emosi yang labil hal ini

yang banyak menyebabakan problematika di masa-masa remaja. Karena masa

remaja adalah masa bermasalah. Adapun yang dimaksud dengan problem

remaja adalah bermacam-macam problem yang dihadapi oleh remaja akibat

perubahan-perubahan yang terjadi pada dirinya itu. Disamping kesukaran yang

terjadi akibat perlakuan masyarakat terhadap remaja yang sedang mengalami

perubahan. Disisi lain setiap segi perubahan itu, mempunyai problemanya

sendiri dengan kesukaran tertentu. Maka perubahan jasmani cepat

menyebabkan terjadinya berbagai perubahan yang menimbulkan bermaca-

macam pengalaman yang belum pernah dilalui oleh individu sebelum itu.

28

Agoes Dariyo, Psikologi Perkembangan Remaja, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2004), Cet

Ke-1, h. 13. 29

Sudarsono, Kenakalan Remaja “Prevensi, Rehabilitasi, dan Resosialisasi” , (Jakarta:

PT Rineka Cipta, 2004), Cet Ke-4, h. 155.

Page 41: Rehabilitasi Mental Remaja Korban Penyalahgunaan Narkoba ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41532/2/JOVENDRA... · pembinaan dan konsultasi mengenai bahaya yang

31

Menurut pandangan Gunarsa (1991) bahwa secara umum ada dua

faktor yang mempengaruhi perkembangan individu (bersifat dichotomy),

yakni (1) Endogen (2) Exogen. 30

Factor Endogen (nature), dalam pandanagan

ini dinyatakan bahwa perubahan-perubahan fisik maupun psikis dipengaruhi

oleh faktor internal yang bersifat herediter yaitu yang diturunkan oleh orang

tuanya, misalnya: postur tubuh (tinggi badan), bakat-minat, kecerdasan,

keperibadian, dan sebagainya. Sedangkan Factor Exsogen (Nurture),

menyatakan bahwa perubahan dan perkembangan individu sangat dipengaruhi

oleh faktor-faktor yang berasal dari luar diri individu itu sendiri. Faktor ini

diantaranya berupa lingkungan fisik maupun lingkungan sosial. Lingkungan

fisik berupa tersedianya sarana dan fasilitas, letak giografis, cuaca, iklim, dan

sebagainya. Sedangkan lingkungan social dimana seorang mengadakan relasi

atau interaksi dengan individu atau sekelompok individu di dalamnya.

Adapun Interaksi antara endogen dan exogen, dalam

kenyataannya, masing-masing faktor tersebut tidak dapat dipisahkan. Kedua

itu saling berpengaruh, sehingga terjadi interaksi antara faktor internal

maupun eksternal, yang kemudian membentuk dan mempengaruhi

perkembangan individu. Dengan demikian, sebenarnya faktor yang ketiga

ialah kombinasi dari dua faktor itu. Para ahli perkembangan sekarang (Berk,

1993; Gunarsa, 1991; Papalia, Olds dan Faldman, 2001, dan santrock, 1999)

menyakinkan bahwa kedua faktor internal (endogen) maupun eksternal

(exsogen) tersebut mempunyai peran yang sama besarnya, bagi perkembangan

dan pertumbuhan individu.

30

Agoes Dariyo, Psikologi Perkembangan Remaja, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2004), Cet

Ke-1, h. 14-15.

Page 42: Rehabilitasi Mental Remaja Korban Penyalahgunaan Narkoba ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41532/2/JOVENDRA... · pembinaan dan konsultasi mengenai bahaya yang

32

Apabila seorang remaja hidup dalam masyarakat yang mengerti

persoalan yang dilaluinya, lalu memperlakukannya berdasarkan pengertian

dan penghargaan, serta memberikan kesempatan yang cukup untuk

menyatakan diri, maka akan berkuranglah problema kejiwaan yang

dialaminya. 31

Akan tetapi jika sebaliknya remaja hidup dalam masyarakat

dimana lingkungannya tidak mengerti akan perubahan cepat yang dilaluinya

itu, dan disertai tidak memberikan kesempatan baginya untuk

mengembangkan, pribadinya, atau malahan menghadapinya dengan tekanan-

tekanan. Maka yang akan terjadi adalah berkembang dan bertumpuk-

tumpuknya problema remaja antara satu dengan yang lainnya, dimana setiap

problema yang tidak dapat terpecahkan hingga menyebabkan bertambahnya

problema pada priode berikutnya.

Menurut Havighurst (dalam Helms dan Turner, 1995; Saurdiman,

1987; Thornburg; 1982), ada berapa tugas-tugas perkembangan remaja, yaitu

sebagai berikut: 32

a. Menyesuaikan diri dengan perubahan fisiologis dan psikologis.

b. Belajar bersosialisasi sebagai seorang laki-laki maupun wanita.

c. Memperoleh kebebasan secara emosional dari orang tua dan orang dewasa

lain.

d. Remaja bertugas untuk menjadi warga Negara yang bertanggung jawab.

31

Zakiah Daradjat, Problema Remaja di Indonisia, (Jakarta: Bulan Bintang, 1978), Cet

Ke-3, h. 36. 32

Agoes Dariyo, Psikologi Perkembangan Remaja, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2004), Cet

Ke-1, h. 78.

Page 43: Rehabilitasi Mental Remaja Korban Penyalahgunaan Narkoba ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41532/2/JOVENDRA... · pembinaan dan konsultasi mengenai bahaya yang

33

e. Memperoleh kemandirian dan kepastian secara ekonomi.

Dikarnakan tugas-tugas ini, merupakan salah satu proses yang

dapat membantu remaja untuk mencapai keberhasilan, dan kebahagian dalam

hidup, untuk mereka sadari dan pahami betapa pentingnya. Terlepas disadari

atau tidaknya tugas-tugas perkembangan tersebut pastinya akan mereka

hadapi. Dengan demikian orang tua, guru, ulama (kiyai) maupun lembaga

sosial lainnya, untuk dapat mengambil peran dalam menciptakan generasi

muda yang berkualitas, memiliki ilmu pengetahuan, keterampilan, keahlian,

menjunjung tinggi nilai-nilai agama, moral, etika, serta dapat manjunjung

tinggi nama bangsa dan negara.

Page 44: Rehabilitasi Mental Remaja Korban Penyalahgunaan Narkoba ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41532/2/JOVENDRA... · pembinaan dan konsultasi mengenai bahaya yang

34

BAB III

GAMBARAN UMUM YAYASAN MADANI MENTAL HEALTH CARE

Yayasan Madani Mental Health Care adalah sarana rehabilitasi yang

menggunakan pembinaan berbasis masyarakat (cominity) dengan pendekatan

Biologi Psikologi Sosial Spiritual (BPSS).

A. Sejarah Singkat Yayasan Madani Mental Health Care

Yayasan Madani Mental Health Care merupakan salah satu lembaga

masyarakat yang menangani korban penyalahgunaan narkoba (NAZA) atas

dasar kesadaran dan rasa tanggungjawab dengan kepedulian terhadap

lingkungan. Berawal dititipkan dua orang anak (Kakak Beradik) korban

NAZA tepatnya pada 28 Nopember 1999, dikarenakan kedua orang tuanya

bingung dan tidak ada tempat lain yang dianggap layak. Di mana kedua anak

tersebut sudah sering relapse (kekambuhan) dan keluar masuk panti

rehabilitas tapi belum juga dapat disembuhkan dari ketergantungan NAZA.

Dengan tekat dan keberanian menampung, membina kedua santri yang

dibantu oleh keluarga dan teman-teman, alhamdulillah dengan keuletan

(kesungguhan) dan kesabaran kedua anak (santri) berhasil dibina.1

Sehingga seiring berjalannya waktu dan informasi dari kedua santri

dan orang tuanya dari mulut ke mulut tentang adanya rumah ustadz yang ada

kost korban NAZA, banyak orang tua lain yang menitipkan anak-anaknya

untuk dapat dibina sampai berhasil. Sebagaiman hal ini menjadikan tantangan

1 Wawancara dengan bapak Taufik Permadi (sekretaris) pada tanggal 27 april 2012 di

yayasan.

Page 45: Rehabilitasi Mental Remaja Korban Penyalahgunaan Narkoba ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41532/2/JOVENDRA... · pembinaan dan konsultasi mengenai bahaya yang

35

untuk membantu santri terlepas dari NAZA dan memberikan motivasi-

motivasi dengan didasari landasan agama agar mereka dapat kembali di

kehidupan yang normal dalam arti kehidupan sebenarnya. Hingga pembinaan

pun dikaji ulang dan terus berupaya untuk menjadi lebih baik. Adapun

pembinaan para santri yang dibantu oleh SDM (Insruktur Religi) direkruk

dari beberapa panti rehab diantaranya dari pesantren Darul Ihsan, Wisma

Ibrahim, Wisma Ismail dan Rumah Sakinah dan semua adalah lulusan dari

berbagai perguruan tinggi.

Dengan tenaga yang telah memiliki pengalaman dalam pembinaan

santri, memadukan dan menyempurnakan kekurangan-kekurangan yang ada

baik pembinaan, kekuatan visi dan misi untuk pembinaan para santri.

Sehingga dicetuskan Yayasan Madani Mental Health Care Metode Prof. Dr.

dr. H. Dadang Hawari, Psikiater, “Bio-Psiko-Sosio-Spiritual (BPSS)”. Kira-

kira pada akhir bulan Agustus 2003 bertempat di Jl. Pancawarga III/no. 34

Cipinang Besar Selatan, Jakarta Timur dengan berkumpulah para aktivis

muda.

Dengan dorongan berbagai pihak mereka memberanikan diri untuk

mendirikan Madani Mental Helath Care (pembinaan berbasis masyarakat

atau community basis), sebagai wujud sikap untuk berperan aktif dalam

menyelamatkan anak bangsa dari bahaya penyalahgunaan NAZA dan

mengarahkan kualitas hidup yang lebih baik bagi para penderita skizofrenia.

Adapun latar belakang pemikiran dan tekad mendirikan lembaga ini

antara lain; Pertama, MHC sebagai alat dakwah bil hal maupun bil lisan,

Page 46: Rehabilitasi Mental Remaja Korban Penyalahgunaan Narkoba ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41532/2/JOVENDRA... · pembinaan dan konsultasi mengenai bahaya yang

36

tanpa menafikan juga sebagai alat untuk mendapatkan rezeki yang halal lagi

baik. Kedua, Tempat mengorbankan waktu, tenaga, fikiran, uang bahkan

nyawa sekalipun untuk kebaikan MHC (dipandang untuk menegakkan

dakwah atau syariat Islam). Ketiga, Berusaha konsisten terhadap nilai-nilai

perjuangan juga berani menerima resiko yang terjadi. Mengedepankan pikiran

rasional berdasarkan Al-Quran Sunnah dan Hujjah yang kuat daripada

persetujuan mayoritas emosional. Keempat, Berjamaah dalam perjuangan,

tidak membedakan orang (SDM) baik karena perkenalan, kedekatan,

persaudaraan tetapi lebih mengedepankan siapa yang mau teguh, sabar, dan

semangat dalam membangun dan mengedepankan MHC.

Akan tetapi keputusan ini sebenarnya belumlah 100% dikarenakan

menunggu Prof. Dr. dr. H. Dadang Hawari, Psikiater memberikan restu dan

menerima dengan baik keputusan tersebut. Selanjutnya saudara Darmawan

S.Ag yang sebagai penghubung untuk menyampaikan berita dan tawaran

mereka terhadap beliau bahwa ingin bersilaturahmi dan mempresentasikan

ide tersebut kepadanya. Alhamdulillah, gayung pun bersambut akhirnya

beliau menyediakan waktu 1 September 2003 di R.S Thamrin jam 13.00.

pada pertemuan tersebut Prof. Dr. dr. H. Dadang Hawari menyetujui. Maka

memproklamirkan: Madani Home Health Care Metode Prof. Dr. dr. H.

Dadang Hawari, Psikiater metode Bio-Psiko-Sosio-Spiritual (BPSS).

Setelah beberapa Tahun berlangsung, akhirnya MHC diajukan ke

notaris agar lembaga ini berbadan hukum. Dengan berbagai perjuangan yang

cukup berat akhirnya MHC berhasil memperoleh kelegalan dalam

Page 47: Rehabilitasi Mental Remaja Korban Penyalahgunaan Narkoba ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41532/2/JOVENDRA... · pembinaan dan konsultasi mengenai bahaya yang

37

menjalankan lembaga ini dengan mengusung nama baru pada tanggal 11

November 2007 yayasan Madani diresmikan dan disahkan oleh Negara.

B. Visi dan Misi Madani Mental Health Care

1. Visi

Menyelamatkan dan mengembalikan masa depan dan citra

keluarga, masyarakat, dan bangsa, serta meningkatkan kualitas hidup

menjadi lebih baik.2

2. Misi

Melaksanakan usaha pencegahan melalui penyuluhan, bimbingan,

pembinaan dan konsultasi mengenai bahaya yang ditimbulkan dari

penyalahgunaan NAZA, maupun mengobati serta serta meningkatkan

kualitas hidup korban NAZA dan penderita SKIZOFRENIA sehingga

dapat kembali ke masyarakat dan lingkungannya secara baik dan benar.

C. Struktur Organisasi Madani Mental Health Care

2 Brosur Yayasan Madani Mental Health Care.

ketua yayasan

Sekertaris yayasan Bendahara yayasan

Waka. Bidang dakwah yayasan

Kepala

rumah transit

Kepala rumah

stabilisasi

Rehabilitasi madani mental helath

care

Perlengkapan

Bidang SDM

MMHC

Humas

After care

Page 48: Rehabilitasi Mental Remaja Korban Penyalahgunaan Narkoba ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41532/2/JOVENDRA... · pembinaan dan konsultasi mengenai bahaya yang

38

D. Program Pembinaan Madani Mental Health Care

Sejauh ini program pembinaan yang di laksanakan Yayasan Madani

Mental health Care, secara terpadu dan berkesinambungan oleh tenaga-

tenaga yang berpengalaman pada bidangnya. Disini program pembinaan

dijalankan dalam jangka waktu tiga bulan namun dapat diperpanjang sesuai

dengan kemampuan, dengan mengikuti program lanjutan selama tiga bulan

serta masuk fasa kemandirian enam bulan. Transit House, Day Care, dan

Home Care yang merupakan jenis tahapan dari program pembinaan.

Dengan disertai beberapa program terapi dalam pembinaan yang

berbasis masyarakat (communit base) korban penyalahguna narkoba yakni:

khusus Program Pembinaan Rehabilitasi korban NAZA dan Skizofrenia

(mental disorder), Yayasan Madani Mental Health Care memakai Sistem

Terpadu Bio-Psiko-Sosial-Spiritual (BPSS); Metode: Prof. Dr. dr. H. Dadang

Hawari, Psikiater.

Tujuan program pembinaan adalah, apabila santri (client) mengikuti

dan menjalankan program pembinaan dengan baik maka diharapkan dapat

sehat jasmani, rohani (jiwa), bertambahnya pemahaman agama dan

meningkatnya perilaku sosial yang baik. Dimana bimbingan yang selanjutnya

dijadikan bahan dasar pengertian dalam melaksanakan tugas sesuai kehendak,

dengan disertai penghayatan terhadap nilai-nilai spiritual agama dalam

kegiatan hidupnya dikemudian hari.3

3 Wawancara Dengan Pak Samsuludin (Ketua Bidang Internal) pada tanggal 17 mei 2012

di yayasan.

Page 49: Rehabilitasi Mental Remaja Korban Penyalahgunaan Narkoba ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41532/2/JOVENDRA... · pembinaan dan konsultasi mengenai bahaya yang

39

Program pembinaan dilaksanakan secara terpadu dan

berkesinambungan oleh tenaga-tenaga yang berpengalaman dibidangnya.

Program pembinaan dijalankan dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan dan dapat

diperpanjang sesuai kemampuan, dengan mengikuti program lanjutan selama

3 (tiga) bulan serta masuk fase kemandirian 6 (enam) bulan. (Transit House,

Day Care, dan Home Care merupakan jenis tahapan dari program

pembinaan).

Page 50: Rehabilitasi Mental Remaja Korban Penyalahgunaan Narkoba ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41532/2/JOVENDRA... · pembinaan dan konsultasi mengenai bahaya yang

40

BAB IV

TEMUAN LAPANGAN DAN ANALISIS

A. Faktor Penyebab Penyalahgunaan Narkoba Pada Remaja

Pembahasan ini merupakan hasil penelitian, untuk melihat faktor-faktor

apa saja penyebab remaja mengkonsumsi narkoba hingga pada ahirnya menjadi

ketergantungan. Sejauh ini dari pengamatan dan wawancara yang penulis

lakukan dapat diketahui remaja korban penyalahgunaan narkoba, sepanjang

pengalaman yang ditemukan pengurus Yayasan Madani Mental Health Care

berawal dari coba-coba, dan kesenangan semata. Sebagaimana masa-masa

remaja seorang yang pastinya mempunyai sifat selalu ingin tahu segalah sesuatu,

dan ingin mencoba sesuatu yang belem mereka tahu, tanpa memperdulikan

dampak negatifnya. Seperti pemakaian Narkoba Shabu-shabu sebagai doving

(penguat daya tahan tubuh), Putauw Ngeplay (releksasi atau kesenangan

semata).1 Selain itu muncul keinginan dan keberanian untuk meniru dan mencoba

hal-hal yang baru merupakan sesuatu yang sangat mempermudah terlaksananya

kedua hal tersebut, apalagi jika dimotivasi oleh faktor-faktor lainnya.

Penelitian Hawari (1990) mekanisme terjadinya penyalahgunaan NAZA,

dikemukakan terjadi oleh interaksi antara faktor-faktor predisposisi;

keperibadian, kecemasan, depresi, faktor Kontribusi; kondisi keluarga, dan faktor

1 Wawancara dengan bapak Taufik Permadi (sekretaris) pada tanggal 27 april 2012 di

yayasan.

Page 51: Rehabilitasi Mental Remaja Korban Penyalahgunaan Narkoba ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41532/2/JOVENDRA... · pembinaan dan konsultasi mengenai bahaya yang

41

Pencetus; pengaruh teman kelompok sebaya dan zat itu sendiri.2 Secara umum

banyak faktor yang mempengaruhi remaja menyalahgunakan Narkoba rasa ingin

tahu, coba-coba, untuk kesenangan, kondisi keluarga, dan pengaruh teman atau

lingkungan.

Remeja yang tergolong pada penyalahgunaan narkoba adalah remaja

memakai narkoba tanpa mengikuti petunjuk medis (resep doter), sehingga

mengakibatkan ngangguan kesehatan mental dengan berbagai alasan mengapa

mereka sampai kecanduan narkoba. Adapun salah satu alasan meningkatnya

penyalahgunaan narkoba pada remaja adalah kurangnya pendidikan dan

pengetahuan tentang betapa bahayanya pengaruh narkoba. Sudah menjadi

kenyataan hari ini bahwa cara pendidikan pada anak tahun-tahun pertama dari

kehidupan seseorang mempengaruhi hari depannya, bahkan ia merupakan factor

terpenting yang membentuk prilakuannya di kemudian hari.

Maka dari itu perlunya bimbingan atau pembinaan pada remaja

bagaimana cara menyesuaikan diri dengan lingkungan dan pergaulan mereka

agar tidak terjerumus kepada penyalahgunaan narkoba (NAZA). Karna

bimbingan mempunyai peranan penting dalam mengatasi persoalan-persoalan

remaja, terutama mengenai pendidikan, dan pemahaman terhadap

penyalahgunaan narkoba itu sendiri.

2 Prof. Dr. dr. H. Dadang Hawari, Terapi Detiksifikasi dan Rehabilitasi Pesantren Mutakhir

Sistem terpadu Pasien NAZA,(Jakarta: Universitas Indonesia (UI-Press), 1999), h.100.

Page 52: Rehabilitasi Mental Remaja Korban Penyalahgunaan Narkoba ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41532/2/JOVENDRA... · pembinaan dan konsultasi mengenai bahaya yang

42

B. Proses Rehabilitiasi di Yayasan Madani Mental Health Care

Pembahasan ini merupakan hasil penelitian, untuk melihat proses

rehabilitasi dan tahapannya yang dilakukan oleh Yayasan Madani Mental Health

Care Cipinang Besar Selatan Jakarta Timur selaku yayasan yang melakukan

pembinaan terhadap penyalahgunaan narkoba. Rehabilitasi Yayasan Madani

Mental Health Care, merupakan suatu proses pengembalian kesehatan baik

secara biologis, psikologi maupun sosial dan agama terhadap NAZA atau

narkoba. Penanganan Korban penyalahgunaan narkoba ini harus menggunakan

beberapa metode secara multi-disiplin karena adanya hubungan antara kesehatan

secara fisik dengan kejiwaan seseorang (mental), oleh karena itu pelaksanaan

rehabilitasinya harus melibatkan dokter dan psikiater. Penangganan yang

dilakukan oleh dokter atau medis berkaitan dengan kesehatan fisik, sedangkan

peranan psikiater adalah mengembalikan mental dan membentuk kepribadian

seseorang akan tetapi dengan pelayan dan bimbingan seoptimal mungkin secara

psikis dan mental.3

Dari hasil penelitian baik dari jenis sumber wawancara maupun

dokumen-dokumen yang diperoleh selama penelitian, Yayasan Madani Medical

Health Care mempunyai proses dan metode tersendiri yaitu prosesnya melalui

beberapa tahapan dan metodenya adalah dengan pengabungan antara terapi

medis dan terapi psikologi religius. Proses pembinaan korban penyalahgunaan

3 Prof. Dr. dr. H. Dadang Hawari, Terapi Detiksifikasi dan Rehabilitasi Pesantren Mutakhir

Sistem terpadu Pasien NAZA,(Jakarta: Universitas Indonesia (UI-Press), 1999), h. 20.

Page 53: Rehabilitasi Mental Remaja Korban Penyalahgunaan Narkoba ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41532/2/JOVENDRA... · pembinaan dan konsultasi mengenai bahaya yang

43

narkoba melalui beberapa tahapan, tahapan tersebut untuk memudahkan

pembinaan dengan cara perlahan-lahan atau setahap demi setahap dan

membutuhkan waktu sembilan bulan yang kemudian dibagi menjadi tiga fase.4

Prof. Dr. dr. H. Dadang Hawari, Psikiater sebagai pembina yayasan ini

menggunakan metode penggabungan antara ilmu kesehatan dan ilmu spiritual.

“Komitmen agama dapat mencegah dan melindungi seseorang dari penyakit,

meingkatkan kemampuan mengatasi penyakit dan mempercepat penyembuhan

dengan catatan terapi medik diberikan sebagaimana mestinya”.5 Korban NAZA

selain mengalami gangguan fisik juga mengalami ganguan mental.

Penanggulangannya maka harus melakukan beberapa hal yang berkaitan dengan

upaya pemulihan fisik dan saraf (mental). Metode yang dilakukan oleh yayasan

ini berdasarkan penelitian sebelumnya dilakukan oleh para pakar yang

disimpulkan bahwa komitmen agama dapat mencegah dan melindungi dari

penyakit, meningkatkan kemampuan mengatasi penyakit dan mempercepat

penyembuhan dengan cacatan terapi medik diberikan sebagaimana mestinya.

Agama lebih bersifat protektif dan pencegahan sebagaiman agama juga

mempunyai hubungan yang signifikan dan positif dengan keuntungan klinis.

Medik dengan agama merupakan satu kesatuan yang berkaitan dalam

upaya penyembuhan penyakit kejiwaan, khusus program pembinaan rehabilitasi

korban NAZA dan Skizofrenia (mental disorder), Madani Mental Health Care

4 Dokumen Yayasan Madani Mental Health Care.

5 Dadang Hawari, Integrasi Agama Dalam Pelayanan Medik. Doa dan Zikir Sebagai

Pelengkap Terapi Medik. (Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia2009), h.2.

Page 54: Rehabilitasi Mental Remaja Korban Penyalahgunaan Narkoba ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41532/2/JOVENDRA... · pembinaan dan konsultasi mengenai bahaya yang

44

Memakai Sistem Terpadu Bio-Psiko-Sosial-Spiritual (BPSS). Tujuan program

pembinaan adalah, apabila santri (client) mengikuti dan menjalankan program

pembinaan dengan baik maka diharapkan dapat sehat jasmani, rohani (jiwa),

bertambahnya pemahaman agama dan meningkatnya perilaku sosial yang baik,

oleh sebab itu perlu dilakukan terapi-terapi tersebut meliputi:

1. Terapi Medik & Komplikasi Medik (Bio)

Tahap rehabilitasi medis (detoksifikasi), tahap ini pecandu diperiksa

seluruh kesehatannya baik fisik dan mental oleh dokter terlatih. Dokterlah

yang memutuskan apakah pecandu perlu diberikan obat tertentu untuk

mengurangi gejala putus zat (sakau) yang ia derita. Pemberian obat tergantung

dari jenis narkoba dan berat ringanya gejala putus zat. Dalam hal ini dokter

butuh kepekaan, pengalaman, dan keahlian guna memdeteksi gejala

kecanduan narkoba tersebut.

Terapi medik yang di lakukan di Yayasan Madani Mental Health Care

meliputi: Stabilisasi (pencucian racun tanpa anestesi dan substitusi) dan

penyembuhan penyakit komplikasi akibat dari NAZA rujukan ke Prof. Dr. dr.

H. Dadang Hawari, Psikiater (RS. Internasional MH Thamrin Salemba Jakarta

Pusat). Stabilisasi dapat juga dilakukan dirumah dengan mengikuti petunjuk

dan saran dokter.

Page 55: Rehabilitasi Mental Remaja Korban Penyalahgunaan Narkoba ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41532/2/JOVENDRA... · pembinaan dan konsultasi mengenai bahaya yang

45

2. Terapi Religius (Spiritual)

Terapi spiritual lebih cenderung untuk menyentuh satu sisi spiritualitas

manusia, mengaktifkan titik ketuhanan dan mengembalikan klien ke sebuah

kesadaran darimana dia berasal. Alasan mengapa manusia diciptakan, karena

manusia diberikan tugas yang pantas dilakukan didunia dan hal-hal yang tak

pantas dilakukan didunia untuk mengembalikan manusia ke dalam kesucian,

Seperti mengembalikan sebuah kertas yang berisikan tulisan tinta kembali

menjadi selembar kertas putih.

Terapi spiritual yang di lakukan di Yayasan Madani Mental Health

Care Meliputi: Ibadah dan praktek ibadah, Mengaji dan Mengkaji Al-Qur’an

dan Hadist, Berzikir dan Berfikir, Syirah Nabawi, Ahlaqul karimah serta

syukur nikmat.

3. Terapi Psikososial

Dalam penggunaan awalnya terapi psikososial ini merupakan istilah

umum untuk menggantiakn pekerjaan sosial dan penanganan pekerjaan sosial.

Buku teks terbaru tentang terapi psikososial ialah Katya Mary Wood tahun

1999 yang berjudul Casework : A Psycosocial Therapy.6 Terapi psikososial

yang di lakukan di Yayasan Madani Mental Health Care Meliputi: Penguatan

6http://books.google.co.id/books?id=spl72C4roBQC&pg=PA168&lpg=PA168&dq=pengertia

n+terapi+psikososial&source=bl&ots=txOyTFQpjD&sig=jsYTghumFKWO55XW8c9n0M7dzo4&hl=

en&sa=X&ei=9SX5UMnKO4aPrgfHqoDYDw&redir_esc=y#v=onepage&q=pengertian%20terapi%2

0psikososial&f=false/ di unduh tgl 18/01/13

Page 56: Rehabilitasi Mental Remaja Korban Penyalahgunaan Narkoba ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41532/2/JOVENDRA... · pembinaan dan konsultasi mengenai bahaya yang

46

tekad atau cita-cita, sosialisasi keluarga dan masyarakat, pengetahuan tentang

diri dan shering person.

4. Pengetahuan umum

Pengetahuan umum bisa di jadikan suatu terapi karena sesuai dengan

minat dan bakat korban penyalahgunaan narkoba. Ketika mereka melakukan

kegiatan yang sesuai dengan minat dan bakat mereka sendiri maka pikiran

mereka akan teralihkan oleh pekerjaan yang mereka minati tersebut.

Pengetahuan umum yang di tawarkan di Yayasan Madani Mental

Health Care Meliputi: Bahasa Inggris atau Bahasa Arab, Komputer, Seni

Lukis, Desain dan Teknik Cetak Sablon, Tata Boga, Handycraft, Service

Handphone dan lain-lain (sesuai minat dan bakat).

Program Medik (Biologis) Program Religi (Spiritual)

Konsultasi dokter

Minum obat teratur

Komplikasi medik dapat

Rawat Jalan-rujuk ke Rumah

Sakit.

Praktek ibadah, sholat, puasa

Do’a dan zikir

Akhlak & tasawuf

Fiqh dan muammalat pengetahuan

wawasan Islam.

Page 57: Rehabilitasi Mental Remaja Korban Penyalahgunaan Narkoba ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41532/2/JOVENDRA... · pembinaan dan konsultasi mengenai bahaya yang

47

Program Sosial (Psikososil) Program Pilihan/Keahlian

Penguatan tekad, niat dan

kehendak yang baik

Pengetahuan tentang diri,

keluarga, masyarakat

Komunikasi (berkomunikasi

yang baik dengan teman,

keluarga dan masyarakat)

Sharing person (dari santri

(NAZA-Skizofrenia yang

sudah mandiri)

Keterampilan (Memasak,

Handycraft, Kaligrafi)

Hobby (olah raga )

Keahlian (komputer)

Seni ( lukis, design grafis, musik)

Bahasa (inggris, arab)

Service Handphone

Adapun secara umum jadwal kegiatan harian para santri di Yayasan

Madani Mental Health Care Cipinang Besar Selatan, Jakarta Timur.

Waktu/Jam Program/Jadwal harian

Jam 04.00

Jam 04.30-06.00

Jam 06.00-07.00

Jam 08.30-11.00

Jam 12.00-12.30

Jam 12.30-13.30

Jam 13.30-15.30

Bangun pagi.

Sholat shubuh berjama’ah,

Do’a, Dzikir (hapalan do’a

harian dan Juz amma), dan

Kultum topik pilihan.

Sarapan pagi, cek kesehatan,

olaraga.

Pengajian pagi didahului

dengan sholat dhuha

berjama’ah, do’a dan dzikir,

kajian Al-Quran dan Al-

Hadits, dan buku karya Prof.

Dr. dr. H. Dadang Hawari atau;

kegiatan keterampilan,

pendidikan jasmani, rekreasi.

Sholat dzukur berjama’ah, do’a

dan dzikir serta Cek Feeling

atau Tes Psikologi.

Page 58: Rehabilitasi Mental Remaja Korban Penyalahgunaan Narkoba ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41532/2/JOVENDRA... · pembinaan dan konsultasi mengenai bahaya yang

48

Jam 16.00-17.00

Jam 17.00-18.00

Jam 18.00-19.30

Jam 19.30-20.30

Jam 20.30-21.30

Jam 21.30-04.00

Jam 03.00-04.00

Makan siang dan Istirahata.

Teori, Praktek Ibadah, dan

Trapi-Trapi (Ekspresi, Agama)

sholat ashar berjama’ah.

Kegiatan keterampilan (bahasa

ingris, komputer, hendycraft

dan kaligrafi).

MKC ( ).

IMTAQ topik pilihan

(Muhasabah, Qiro’ah dan

Tajuwid, Shirah nabawiah,

Yasinan, Asmaulhusna,

Kultum muhadoroh).

Makan malam.

Cinema Indoor.

Istirahat (tidur).

Sholat tahajud dua kali

seminggu.

Pada hari-hari yang telah ditentukan, terdapat pengecualian dari

kegiatan harian. Kegiatan tersebut adalah sebagai berikut;

Kunjungan Keluarga.

Menyadari peran penting keluarga, para pendamping di Yayasan

Madani Mental Health Care melakukan kontak yang cukup dengan

keluarga korban penyalahgunaan narkoba. Hal ini dilaksanakan dalam

berbagai bentuk seperti wawacara dengan keluarga sebelum masuk,

bertemu saat mengantar rehabilitan, juga dari waktu ke waktu

berkomunikasi via email dan telepon untuk membicarakan perkembangan

proses rehabilitasi. Dalam bentuk lain, keluarga dari rehabilitan diundang

Page 59: Rehabilitasi Mental Remaja Korban Penyalahgunaan Narkoba ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41532/2/JOVENDRA... · pembinaan dan konsultasi mengenai bahaya yang

49

datang ke Yayasan Madani Mental Health Care untuk menjelaskan

program, perkembangan, dan pembekalan bila nantinya rehabilitan

kembali ke rumah. Hal ini juga sebagai bentuk kegiatan silaturahmi.

Psikoterapi kelompok dan individu.

Korchin (1976) menyatakan bahwa psikoterapi individual

merupakan bentuk psikoterapi yang paling mendasar, tetapi dapat pula di

dalamnya terdapat lebih dari satu klien. Bentuk individual ini

menghubungkan proses psikoterapi dengan partisipan orang lain selain

partisipan yang dibawa dalam sesi trerapi ketika hal ini diperlukan. Inilah

yang disebut “conjoint family therapy”.

Psikoterapi kelompok menurut Korchin (1976) dalam berbagai

bentuknya umumnya melibatkan anggota antara 6-12 orang yang biasanya

belum saling mengenal. Kegiatan olahraga dan rekreasi.7

Pendidikan umum; bimbingan belajar dan bimbingan tes.

Hal ini dilakukan dengan tujuan agar menimbulkan kembali minat

si korban atau si klien, menambah wawasan mereka serta dapat melatih

daya tangkap dan daya ingat mereka dalam hal mempelajari suatu ilmu.

7 http://abimami.blogspot.com/2012/03/psikoterapi.html/ di unduh tgl 29/01/13 jm 11.40

Page 60: Rehabilitasi Mental Remaja Korban Penyalahgunaan Narkoba ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41532/2/JOVENDRA... · pembinaan dan konsultasi mengenai bahaya yang

50

Dan kegiatan lainnya yang sifatnya insidentil.

Yang dimaksud dengan kegiatan lainnya yang bersifat insidentil

disini ialah bukan kegiatan utama atau sesuai dengan kebutuhan, situasi,

dan kondisi pada waktu itu.

Metode pembinan dan pengajarannya lebih mengedepankan

pendekatan individual dari pada klasikal (general) karena didasarkan kepada

kompetensi santri, latar belakang, masalah yang dihadapi dan harapan serta

cita-citanya. Metode dan tehnik yang digunakan dalam melaksanakan

program pembinaan dan pengajaranya:

Metode Pembinaan Teknik Pengajaran

1. Keteladanan

2. Nasehat

3. Cerita atau Kisah-kisah

4. Hadiah

5. Hukuman

1. Ceramah

2. Zikir Dan Renungan

3. Diskusi atau Debat

4. Seni dan Olahraga

5.Simulasi dan Sosiodrama

6. Perawisata

Peserta rehabilitasi (para santri) akan diasuh oleh kyai (rohaniawan)

yang telah mendapat pendidikan atau orentasi kedokteran, kesehatan jiwa,

khususnya penanganan NAZA. Psikoterapi individu maupun psikoterapi

kelompok oleh psikiater. Selain itu, tenaga dokter umum (asisten klinik)

bersama dengan psikolog akan memberikan pemeriksaan dan terapi medik

dan tes psikologik yang terkait. Tenaga ahli pekerja sosial (social worker)

akan membantu program rehabilitasi ini sesuai dengan fungsinya antara lain

Page 61: Rehabilitasi Mental Remaja Korban Penyalahgunaan Narkoba ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41532/2/JOVENDRA... · pembinaan dan konsultasi mengenai bahaya yang

51

evaluasi sosial santri. Juga tenaga ahli lainnya (instruktur) akan membimbing

para santri dibidang pendidikan, jasmani, dan keterampilan. Para ustadz yang

diterima di lingkungan pembinaan, harus mempunyai latarbelakang

pengetahuan agama dan dalam menjalankan tugasnya para ustadz terikat

dengan Kode Etik Counselor Naza Counselor Skizofrenia, Metode : Prof, Dr.

dr. H. Dadang Hawari, Psikiater. Keunggulan program pembinaan Yayasan

Madani Mental Health Care memakai Sistem Terpadu adalah Pembinaan

yang berbasis komunitas atau masyarakat (community base, not intitution

base), diuraikan antara lain:

a. Memakai sistem terpadu

b. Menyediakan tenaga konselor pendamping untuk santri

c. Mengedepankan nilai-nilai agama

d. Menerapkan program pembinaan berdasarkan kompetensi santri

e. Membudayakan kehidupan keseharian, layaknya kehidupan normal di

masyarakat

f. Berkesinambungan yakni setelah santri berada di rumah (dari Transit

House) tetap menyediakan program pembinaan berkelanjutan

g. Lingkungan yang fleksibel dan nyaman “tidak terpenjara” dengan tetap

melakukan pengawasan pembinaan

h. Suasana kekeluargaan.

i. Selama dalam program pembinaan santri dapat melanjutkan pendidikan

atau bekerja dengan system pendampingan.

Page 62: Rehabilitasi Mental Remaja Korban Penyalahgunaan Narkoba ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41532/2/JOVENDRA... · pembinaan dan konsultasi mengenai bahaya yang

52

Program pembinaan dilaksanakan secara terpadu dan

berkesinambungan oleh tenaga-tenaga yang berpengalaman dibidangnya.

Program pembinaan dijalankan dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan dan dapat

diperpanjang sesuai kemampuan, dengan mengikuti program lanjutan selama

3 (tiga) bulan serta masuk fase kemandirian 6 (enam) bulan. (Transit House,

Day Care, dan Home Care merupakan jenis etape atau tahapan dari program

pembinaan).8 Bentuknya adalah berkaitan dengan (BPSS) kemudian

dilanjutkan dengan terapi stabilisasi yang tujuannya untuk menghilangkan

racun yang mengendap didalam tubuh akibat dari penggunaan serta

menstabilkan kondisi kejiwaan yang tidak stabil akibat dampak NAZA atau

Narkoba sehingga kerusakan sistem saraf pusat di dalam otak menjadi stabil

kembali. Dijelaskan oleh bapak Syamsul bahwa.

Proses penyembuhan Detoksifikasi tersebut saling berkaitan

antara (BPSS) yang memakan waktiu 7-10 hari, pekerjaan ini

dilandasi oleh ideologi yaitu mengembalikan manusia kepada

fitrahnya. Ada tiga proses dengan tahapan 9 bulan, tahapan itu

program rehabilitasi; Day care. Home care, dan Transit care.9

8 Dokumen Yayasan Madani Mental Health Care. Terapi dan Rehabilitasi Pasien NAZA.

Prof.Dr. dr. H. Dadang Hawari, Psikiater 9 Wawancara dengan Bapak Samsuludin (Ketua Bidang Internal) pada tanggal 17 mei 2012 di

yayasan.

Page 63: Rehabilitasi Mental Remaja Korban Penyalahgunaan Narkoba ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41532/2/JOVENDRA... · pembinaan dan konsultasi mengenai bahaya yang

53

Pasien Korban NAZA

Penderita Skizofrenia

Klinik

Prof. Dr.dr.H.Dadang

Hawari, Psikiater

Rumah Stabilisasi

Transit House

MADANI Mental

Health Care

-Konsultasi

-Saran atau rekomendasi

-Stabilisasi – 5 s/d 7 hari

-Pengobatan komplikasi Medik

-Saran dan Rekomendasi

-Lama 3 bulan terapi Medik, Psikososial, Psikiatri

dan Relegius, Kunsultasi Keluarga.

-Tempat pembinaan 24 jam – terpadu dengan

pendampingan

-Melaksanakan juga pelayanan DAY Care (1/2

hari)

-Keluhan pemakai NAZA dan penderita

Skizofrenia

-Perlunya tindakan Penyembuhan yang terbaik

-Perlunya lingkungan tempat rehabilitasi

Home Care

Di Rumah Santri

-Santri yang Mandiri , sesudah dari Transit

House dan masa Day Care

-Santri bekerja dan melanjutkan pendidikan

-Konsellor melakukan kunjungan ke Rumah

Santri dan Progran dilakukan di rumah Santri

tersebut

Day Care

Madani

-Setelah melakukan program transit santri dapat

memilih

-Program Day Care dimana santri datang ke

Madani secara

-Harian untuk mengikuti program

Page 64: Rehabilitasi Mental Remaja Korban Penyalahgunaan Narkoba ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41532/2/JOVENDRA... · pembinaan dan konsultasi mengenai bahaya yang

54

C. Keberhasilan dan Hambatan Yayasan Madani Mental Health Care

1. Keberhasilan

Keberhasilan yang dicapai Yayasan Madani Mental Health Care ialah

dalam bentuk pembinaan terhadap penyalahgunaan narkoba. Saat ini Yayasan

Madani Mental Health Care telah menjalankan pembinaan terhadap

penyalahgunaan narkoba sebanyak 16 orang dengan berbagai macam naza

yang dikonsumsinya.

Kasus Yang Ditangani

Nama : Andre (nama samaran)

Alamat : RT.03/05 Kecamatan Kapuk Kamal Jakarta Barat

a. Kronologis Kasus

Ada sebuah keluarga sebut saja keluarga Andre (Nama samaran)

yang sedang melaksanakan tugasnya yang berada di negeri India, Andre

tinggal di Dubai selama 18 tahun, dikarenakan ada urusan keluarga

bapak Andre, maka seluruh anggota keluarganya pulang kekampung

halamannya yakni di Indonesia tepatnya di ibukota Jakarta.

Andre pun ikut ke Indonesia, Setahun sudah keluarga Andre

tinggal di Jakarta, ia di sekolahkan oleh orang tuanya di salah satu

sekolah didaerah Jakarta Selatan. Tidak lama kemudian Andre bertemu

dengan seorang gadis yang lumayan cantik, gadis tersebut membuat

Andre jatuh cinta kepadanya, lalu mereka pun berkenalan. Setelah 2

Page 65: Rehabilitasi Mental Remaja Korban Penyalahgunaan Narkoba ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41532/2/JOVENDRA... · pembinaan dan konsultasi mengenai bahaya yang

55

bulan sudah Andre mengenal gadis tersebut lalu ia menyatakan cintanya

kepada gadis tersebut, sayangnya gadis tersebut menganggap Andre

hanya sebagai sahabat dan teman curhatnya saja tidak lebih. Dengan

kondisi yang dialami oleh andre, andre merasa prustasi dan mencoba

menenangkan dengan menggunakan narkoba jenis Ice (shabu-shabu).

Ice (shabu-shabu) adalah berwujud kristal dan tidak berbau serta

tidak berwarna, karna itu diberi nama Icu (ectas, speed, whizz, bliwhizz,

pep pills). Efek yang ditimbulkan oleh pengguna Ice atau Shabu-shabu

adalah: pupil mata melebar, penurunan berat badan, gelisah, penampilan

seperti kurang tidur, tekanan darah tinggi, denyut jantung tidak

beraturan, paranoid yang mendalam, pecahnya pembuluh darah otak,

pingsan akibat kelelahan.

Andre pada ahirnya jadi prustasi, depresi sehingga perilakunya

berubah drastis menjadi sensitif dan paranoid terhadap wanita. Ia

membenci setiap wanita, sampai-sampai ibunya pun dipukul oleh

Andre. Sehingga Andre dibawa oleh orangtuanya ke Yayasan Madani

Mental Health Care dengan tujuan untuk menyembuhkan sikap dan

perilakunya.

Page 66: Rehabilitasi Mental Remaja Korban Penyalahgunaan Narkoba ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41532/2/JOVENDRA... · pembinaan dan konsultasi mengenai bahaya yang

56

b. Diagnosis Masalah

Andre adalah seorang anak berumur 18 tahun, ia terkena depresi

dan prustasi terhadap teman wanitanya dan membenci setiap wanita

yang ditemuinya. Bemulah dari gangguan atau akibat penyalahgunaan

narkoba Ice atau Shabu-shabu. Orang-orang yang menggunakan obat-

obatan (NAPZA) dengan tujuan untuk memperoleh kesenangan,

relaksasi. Dalam hal ini Andre menggunakan narkoba untuk

memperoleh relaksasi dampak dari kekecewaannya terhadap wanita.

POSITIF NEGATIF

Peduli

Rajin mengikuti program bakat

minat (komputer, bahasa ingris,

melukis dll)

Sholat dan nagaji perlu

diperbaiki

Keras pendirian

Pata semangat

Merasa sepertssi paling

smepurna (emosi yang tidak

setabil)

Keimanan lemah

Tidak bisa mengendalikan

emosi dalam menghadapi

masalah (patah hati)

Page 67: Rehabilitasi Mental Remaja Korban Penyalahgunaan Narkoba ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41532/2/JOVENDRA... · pembinaan dan konsultasi mengenai bahaya yang

57

c. Solusi

Solusi diambil oleh Yayasan Madani Mental Health Care harus

dilakukan terapi, terapi tersebut seperti:

1. Terapi Biologi dimaksudkan untuk pemulihan fisiknya yang telah

rusak misalnya saraf yang terdapat di otaknya, dan sarafnya menjadi

tegang.

2. Terapi Psikologi ini dimaksudkan untuk pemulihan kejiwaannya yang

telah terganggu oleh masalah-masalah yang diterimanya.

3. Terapi Sosial ini bermaksud untuk pemulihan sosialnya, baik di dalam

keluarganya maupun lingkungan tempat tinggalnya.

4. Terapi Spiritual atau Religi ini dimaksudkan untuk mendekatkan

dirinya kepada Sang Pencipta yaitu Tuhan Yang Maha Esa. Dan

memberikan nilai-nilai pesan agama.

Santri yang dikatakan pulih secara mental setelah mengalami

perubahan secara mental dengan kemandirian hidup 75-80%, selanjutnya

menjalankan program silaturahmi yang berkesinambungan selama dua

tahun. Tujuan yang hendak dicapai dalam program ini untuk

memantapkan terwujudnya rumah tangga atau keluarga sakinah yaitu

keluarga yang religius dan harmonis, sehingga dapat memperkecil

kemungkinan kekambuhan NAZA. Dalam jangka waktu dua tahun

Page 68: Rehabilitasi Mental Remaja Korban Penyalahgunaan Narkoba ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41532/2/JOVENDRA... · pembinaan dan konsultasi mengenai bahaya yang

58

dengan pemantauan dan berdasarkan hasil pengamatan yang menujukan

bahwa bila santri selama dua tahun itu tidak kambuh atau kembali

menggunakan NAZA baru dinyatakan santri yang bersangkutan sembuh.

2. Hambatan

Ada dua jenis hambatan yang ditemui oleh madani mental health care

dalam menjalankan visi dan misinya

1. Hambatan Internal:

Belum adanya modal yang baku dalam proses pembinaan (SOP) SDM.

Sinergi antar SDM yang dirasakan masih belum maksimal.

Pengetahuan tentang dunia pembinaan korban narkoba masih harus

terus ditingkatkan.

Tumpang tindihnya job deskription/pembagian kerja dikarenakan makin

berkembangnya ruang lingkup/cakupan usaha Sarana dan prasarana

khususnya sarana yg menunjang pembinaan.

2. Hambatan Eksternal:

Orangtua yang terkadang tidak mau mendengar arahan pihak madani

(punya rencana pembinaan sendiri).

Tunggakan-tunggakan/piutang dari klien (keterlambatan dalam

pembayaran biaya program).

Page 69: Rehabilitasi Mental Remaja Korban Penyalahgunaan Narkoba ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41532/2/JOVENDRA... · pembinaan dan konsultasi mengenai bahaya yang

59

Bantuan dari pihak pemerintah terkait dirasakan masih minim.

Selain kedua hambatan yang telah tertulis di atas ada hambatan yang

membuat Yayasan Madani Mental Health Care menjadi sulit menangani para

kliennya, itu disebabkan oleh sarana dan prasarana yang kurang memadai.

Ada pun sarana dan prasarana yang terdapat di Yayasan Madani Mental

Health care adalah sebagai berikut.

Setiap tahunnya rata-rata Yayasan Madani Mental Health Care

menerima santri atau klien sebanyak 50 - 80 orang. Ini dikarenakan memang

kapasitas Rumah Transit di Madani Mental Health Care hanya maksimal 16

orang. Dari tahun 2008 sampai saat ini tercatat telah ada 162 orang santri, klien

No Fasilitas Jml Keterangan

1 Kantors

1 ruang konsultasi

2 Kamar tidur 6 ber AC Kapasitas 20 tempat tidur

(16 untuk transit dan 4 untuk

Stabilisasi)

3 Ruang belajar/Lab

Skill

1 4 unit komputer, Alat Service HP,

Alat2 cetak sablon

4 Ruang santai 1 TV, Tape, DVD, PlayStation

5 Pendopo 2 Terbuka, tempat olah raga, TPA ,

Taman Bacaan Masy.

6 Perpustakaan 3 Ruang Atas,

Mushollah, Kantor

Page 70: Rehabilitasi Mental Remaja Korban Penyalahgunaan Narkoba ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41532/2/JOVENDRA... · pembinaan dan konsultasi mengenai bahaya yang

60

atau pasien baik yang merupakan korban penyalahgunaan narkoba, maupun

Paien Skizofrenia akibat dari pemakaian narkoba.

No Type Santri Jumlah

1 Korban NAZA 100

2 Skizofrenia 62

3 Laki-laki 97 %

4 Perempuan 3 %

5 Agama Islam 99 %

6 Agama lainnya (Non muslim) 1 %

Hingga saat ini kendala Yayasan Madani Mental Health Care Cipinang

Besar Selatan, Jakarta Timur yang sering terjadi dalam proses penanganan, salah

satunya adalah pemahaman terkait tentang narkoba itu sendiri. Sebagaimana

asumsi ada tiga teori dampak orang yang terkena narkoba itu; pertama mereka

yang mengkonsumsi narkoba dapat dikatakan sakit secara moralnya maka dari

pada itu dikembangkanlah metode menyatakan ini harus ditangani secara agama,

adapun yang kedua perilakukanya yang salah, maka dibentuklah program

psikososial, dan yang ke tiga bahwa orang yang salah secara emosi ditangani

secara pendekata psikologis. Menurut Prof. Dr. dr. H. Dadang Hawari; Integrasi

agama dalam psikologi adalah satu langkah yang diambil oleh medis dan ahli

jiwa untuk menanggulangi korban penyalahgunaan narkoba, peran medis adalah

mengembalikan kesehatan fisik sedangkan agama meningkatkan kesehatan

Page 71: Rehabilitasi Mental Remaja Korban Penyalahgunaan Narkoba ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41532/2/JOVENDRA... · pembinaan dan konsultasi mengenai bahaya yang

61

mental dan kualitas keberagamaan, kesehatan mental merupakan tujuan utama

psikologi.10

Dengan pemahaman ini tidak semua orang paham dengan metode ini

hingga banyak dalam penanganan penyalahgunaan orang yang terkena narkoba

dalam penanganannya dengan dirantai, diceburin kesumur dan sebagainya yang

tidak manusiawi berakibat buruk menambah kekalutan mental korban. Dalam hal

Rehabilitasi narkoba ada juga orang dalam penanggulangan atau

menghilangkanya dari penggunaan narkoba dengan mengunakan narkoba juga,

dengan menggunakan mengkonsumsi metadon, subutek yang itu semua

merupakan turunan narkoba, sehingga hal tersebut hanya menghilangkan simpel

ataupun perilaku-perilakunya saja. Semua itu dapat dikatakan paling tidak hanya

sebatas pengalihan sebagaimana pada giliran kalau sudah sakaw atau gejala putus

zat (tubuh menggigil) yang berakibat untuk menghilangkan rasa sakaw tersebut

dengan mengkonsumsi metadon dan subutek sehingga kembali menjadi

ketergantungan obat-obatan tersebut. Disatu sisi juga terkait dengan tataran

hukum yang masih banyak penanganan penyalahgunaan narkoba secara tidak

tuntas. Ada juga kebijakan NPUA sistem wajib lapor, yang terkadang kebijakan

yang merupakan lembaga rehabilitas seperti mengurangi tahanan yang perlu

dijalankan secara utuh.

10

Prof. Dr. dr. H. Dadang Hawari, Integrasi Agama Dalam Pelayanan Medik. Doa dan Zikir

Sebagai Pelengkap Terapi Medik. (Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia2009), h. 11.

Page 72: Rehabilitasi Mental Remaja Korban Penyalahgunaan Narkoba ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41532/2/JOVENDRA... · pembinaan dan konsultasi mengenai bahaya yang

62

Di Indonesia yang sebagian besar para anggota legislatif dan eksutifnya

beragama Islam, hingga sekarang belum adanya peraturan maupun undang-

undang secara akurat dalam pemberantasan Narkoba, pemerintahan yang

terkesan lamban menangani masalah ini. Beberapa kendalah dimasa lalu untuk

masa datang yang semestinya sudah harus dapat diatasi adalah antara lain: 11

1. Masih rendahnya pendayagunaan hasil analisis, kajian, dan penelitian bagi

perumusan kebijakan maupun pelaksaan program pembangunan kesehatan,

khususnya dibidang penyalahgunaan NAZA.

2. Masih belum memadainya anggaran pemerintah yang disediakan untuk

pembangunan sektor kesehatan, yang khususnya di bidang penyalahgunaan

NAZA.

3. Penyalahgunaan NAZA bukan semata-mata merupakan masalah di bidang

kedokteran kuratif (medik-psikiater), tetapi juga dibidang kesehatan (jiwa)

masyarakat. Oleh karna itu perlu pemahaman wawasan kesehatan jiwa

masyarakat kepada para pengambil keputusan, perumusan kebijaksanaan dan

pengelolaan program di bidanag ini.

11

Prof. Dr. dr. H. Dadang Hawari, Al-Qur’an, Ilmu Kedokteran Jiwa Dan kesehatan Jiwa,

(Jakarta: PT Dana Bhakti Primayasa, 1997), Cet Ke-3, h. 128.

Page 73: Rehabilitasi Mental Remaja Korban Penyalahgunaan Narkoba ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41532/2/JOVENDRA... · pembinaan dan konsultasi mengenai bahaya yang

64

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kondisi remaja adalah kondisi yang masih labil karena remaja

mengalami masa transisi dari masa kanak-kanak menuju dewasa. Fase ini

dimana pencarian jati diri seseorang remaja akan dimulai, untuk itu perlu

adanya bekal yang positif seperti pendidikan (keagamaan dan umum),

perhatian dari keluarga sebagai pengontrol dan memastikan anak tetap

berada pada jalur yang semestinya agar pencarian jati diri tersebut

seseorang tidak terjerumus kedalam jurang yang suram menjadi salah satu

faktor penting.

Kebaradaan Yayasan Madani Mental Health Care yang merupakan

salah satu lembaga masyarakat menangani korban penyalahgunaan

narkoba (NAZA) dengan merehabilitasi korban, sarana rehabilitasi yang

menggunakan pembinaan berbasis masyarakat (cominity) dengan

pendekatan Biologi Psikologi Sosial Spiritual (BPSS) sangatlah membantu

dalam mengembalian mental dan psikologi remaja. Dengan

mengedepankan pikiran rasional berdasarkan Al Quran Sunnah dan

Hujjah. Berjamaah dalam perjuangan, tidak membedakan orang (SDM)

baik karena perkenalan, kedekatan, persaudaraan tetapi lebih

mengedepankan siapa yang ingin teguh, sabar, dan semangat dalam

membangun dan mengedepankan MHC.

Page 74: Rehabilitasi Mental Remaja Korban Penyalahgunaan Narkoba ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41532/2/JOVENDRA... · pembinaan dan konsultasi mengenai bahaya yang

65

Berdasarkan temuan lapangan dan kajian teoritis dapat disimpulkan

bahwa:

1. Proses rehabilitas di Yayasan Madani Mental Health Care adalah

sebagai berikut; Pertama terapi medik yaitu stabilisasi pencucian

racun tanpa anestesi dan subsitusi. Artinya Yayasan Madani Mental

Health Care mencuci racun NAZA tanpa menggunakan bahan-bahan

kimia atau zat adiptif. Kedua, dengan menggunakan terapi religius

yang meliputi berzikir, mengaji, shalat, mengkaji Al-Qur’an dan

Hadist, serta mengjarkan kepada klien tentang sukur dan nikmat dari

Allah SWT. Ketiga, terapi psikososial ini ditujukan untuk

mengembalikan klien untuk menguatkan cita-cita dan tekat yang kuat,

mengajarkan interaksi dan sosialisasi kepada masyarakat dan

keluarga, disampingitu juga diajarkan pengetahuan tentang kesadaran

diri dan mengadakan latihan-latihan sharing parson atau pendekatan

secara emosional terhadap orang lain. Keempat, melatih

keterampilan klien sesuai dengan kemampuan yang dimilki klien.

Keterampilan ini memadukan pengetahuan secara umum yang dapat

berbenuk latihan bahasa Inggris dan Arab, Komputer, Seni lukis,

Desain, Teknik Cetak Sablon, Tata Boga, Handicam, Service

Hanphone, dan lain-lain, sesuai dengan kemampuan masing-masing.

2. Faktor-faktor penyebab penyalahgunaan narkoba pada remaja adalah

umumnya dilakukan dengan lahirnya rasa ingin tahu, sehingga

tergerak untuk mencoba-coba. Kemudian, dari sikap ini menimbulkan

rasa kesenangan untuk mengkonsumsi NAZA, sehingga lahir rasa

Page 75: Rehabilitasi Mental Remaja Korban Penyalahgunaan Narkoba ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41532/2/JOVENDRA... · pembinaan dan konsultasi mengenai bahaya yang

66

kecanduan. Setelah kecanduan mengakibatkkan mereka

ketergantungan terhadap NAZA dan apabila kecanduan ini tidak dapat

dilampiaskan maka secara biologis dan psikologis mereka seperti

terlihat betindak seperti orang yang tidak normal (sakau). Hal inilah

senada yang dikatakan oleh Dadang Hawari bahwa faktor-faktor

remaja mengkonsumsi narkoba karena faktor predisposisi yang

meliputi kepribadian, kecemasan, dan depresi. Faktor prediposisi ini

juga merupakan faktor intenal bagi si pemakai NAZA, kerena hal ini

terkait keinginan dan ketahanan tubuh sepemakain secara biologis.

Selanjutnya, Faktor kontribusi terkait dengan kondisi keluarga,

pendidikan, lingkungan. Faktor ini juga lazim disebut sebagai faktor

eksternal. Ha ini dikarenakan pengaruh dari luar diri si pemakai.

3. Gambaran tentang keberhasilan dan habatan yang dialami Yayasan

Madani Mental Health Care. Pertama, keberhasilan yang diraih oleh

yayasana adalah masyarakat menuruh kepercayaan untuk menangai

korban NAZA tercatat 162 santri yang ditangani oleh yayasan ini dari

tahun 2008 samapi saat ini. Kemudia, konspep hasil pengobatan tidak

hanya sebatas sembuh tetapi pulih. Artinya, yayasan ini memiliki

kontrol penyembuhan yang intensif, hal ini terliahat dari bagaimana

upaya yayasan mengontrol pasien yang sudah sembuh. Seperti,

Transit House (proses nyantri/tinggal di rumah rehabilitas), Day Care

(pengobatan diluar rumah tetapi mereka datang pada hari-hari tertentu

ke tempat rehabilitas tersebut), terakhir Home Care (pihak madani

yang mengadakan kunjungan/kontrol kerumah klien). Kedua,

Page 76: Rehabilitasi Mental Remaja Korban Penyalahgunaan Narkoba ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41532/2/JOVENDRA... · pembinaan dan konsultasi mengenai bahaya yang

67

Hambatan yang dialami Yayasan Madani Mental Health Care adalah

terkait keterbatasan fasilitas, seperti kurang memadahinya daya

tampung Transit House (tempat rehabilitas berlangsung). Kemudian,

sulitnya memberikan pemahaman kepada klien tentang proses-proses

pengobatan, karena banyak masyarakat mempersepsikan pengobatan

korban NAZA ini, klien harus dirantai, dimasukin ke sumur, sehingga

berdampak buruk terhadap mental si klien. Kemudian yang menjai

hambatan juga adalah mengenai belum adanya satu regulasi (hukum)

atau Undang-Undang secara akut untuk memberantas Narkoba.

B. Saran

Lembaga rehabilitasi merupakan tempat yang sangat strategis

dalam mengembalikan mental dan perilaku remaja menyimpang dengan

menyalahgunakan narkoba untuk dikonsumsinya sebagai jalan keluar atas

kekacauan pikiran dan permasalahan remaja. Metode yang digunakan

Yayasan Madani Mental Health Care melaui pendekatan perpaduan antara

ilmu kesehatan dan keagamaan sudah sanagatlah tepat.

Dari beberapa hambatan yang dialami oleh yayasan ini yang harus

diselesaikan atau dicari solusi salah satunya yaitu sarana yang masih

minim seperti daya tampung Rumah Transit di Madani Mental Health

Care hanya maksimal 16 orang, sedangkan Setiap tahunnya rata-rata

Yayasan Madani Mental Health Care menerima santri atau klien sebanyak

50 – 80. Seandainya daya tampung tersebut ditambah lagi tentunya daya

tampungnya akan bertambah. Dengan bertambahnya pasien yang mampu

Page 77: Rehabilitasi Mental Remaja Korban Penyalahgunaan Narkoba ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41532/2/JOVENDRA... · pembinaan dan konsultasi mengenai bahaya yang

68

ditampung dan metode yang digunakan oleh yayasan ini sudah sangatlah

tepat maka akan semakin cepat dan dapat meminimalisir remaja yang

mengalami gangguan jiwa dan kejahatan lainnnya.

Pada penulisan skripsi ini penulis sadar bahwa, penulisan ini

merupakn proses pembelajaran awal dalam membuat karya ilmiah.

Tentunya banyak sekali kekurangan baik dari segi teknis penulisan,

kerangka konseptual maupun metode pendekatannya. Bagi para pembaca

asupan dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan

pembuatan skripsi kedepannya sangatlah diharapkan.

Page 78: Rehabilitasi Mental Remaja Korban Penyalahgunaan Narkoba ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41532/2/JOVENDRA... · pembinaan dan konsultasi mengenai bahaya yang

69

DAFTAR PUSTAKA

Adjis, Chairil A. Dudi Askasyah. 2007. Kriminologi Syariah Kritik Terhadap

Sistem Rehabilitasi. Jakarta: PT. Wahana Semesta Intermedia.

Arifin. 2000. Psikologi Dakwah “Suatu Pengantar Studi”. Jakarta: Bumi Aksara.

Daradjat, Zakiah. 1985. Kesehatan Mental. Jakarta: PT Gunung Agung.

-------------------. 1976. Pembinaan Remaja. Jakarta: Bulan Bintang.

-------------------. 1978. Problema Remaja di Indonisia. Jakarta: Bulan Bintang.

Dariyo, Agoes. 2004. Psikologi Perkembangan Remaja. Bogor: Ghalia Indonesia.

Fachruddin. 1992. Pembinaan Mental Bimbingan Al-Qur’an. Jakarta: PT Renika

Cipta.

Fahmy, Musthafa. 1983. Penyesuaian Diri Lapangan Implementasi Dari

Penyesuaian Diri. Jakarta: N.V. Bulan Bintang.

Hadiman. 2005. Pengawasan Serta Peran Aktif Orang Tua dan Aparat Dalam

Penanggulangan dan Penyalahgunaan Narkoba. Jakarta: Badan Kerjasama

Sosial Usaha Pembinaan Warga Tama (BERSAMA).

Hawari, Dadang. 1997. Al-Qur’an, Ilmu Kedokteran Jiwa dan kesehatan Jiwa.

Jakarta: PT Dana Bhakti Primayasa.

------------------. 1999. Terapi Detiksifikasi dan Rehabilitasi Pesantren Mutakhir

Sistem terpadu Pasien NAZA. Jakarta: Universitas Indonesia (UI-Press).

Page 79: Rehabilitasi Mental Remaja Korban Penyalahgunaan Narkoba ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41532/2/JOVENDRA... · pembinaan dan konsultasi mengenai bahaya yang

70

------------------. 2009. Integrasi Agama Dalam Pelayanan Medik. Doa dan Zikir

Sebagai Pelengkap Terapi Medik. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia.

Mangku, Made Pastika, Mudji Waluyo, dkk. 2011. Pencegahan Penyalahgunaan

Narkoba Bagi Remaja. Jakarta: Badan Narkotika Nasional Republik

Indonesia.

Moleong, Leky J. 2003. Metodelogi Penelitian Kualiatatif. Bandung: PT

Reamaja Rosdakarya.

Mubarok, Achmad. 2002 Psikologi Dakwah Jakarta: Pustaka Firdaus.

Sanusi, Makmur. 2009. Pedoman Pelayanan dan Rehabilitasi Bagi Perempuan

Korban Trafikking. Jakarta: Direktorat Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial

Tuna Sosial.

Sianipar, Tunggul. 2010. Pedoman Penanganan Korban Traffiking. Jakarta:

Kementrian Sosial RI (Direktorat Jendral Pelanyanan Dan Rehabilitasi

Sosial, Direktorat Pelayanan Dan Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial) .

Sudarsono. 2004. Kenakalan Remaja Prevensi Rehabilitasi dan Resosialisasi

Jakarta: PT Rineka Cipta.

Supomo, Bambang. 2002. Metodelogi Penelitian Bisnis Untuk Akutansi Dan

Manajemen. Yogyakarta: BPFE

Page 80: Rehabilitasi Mental Remaja Korban Penyalahgunaan Narkoba ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41532/2/JOVENDRA... · pembinaan dan konsultasi mengenai bahaya yang

71

Tim Penyusun. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Yustinus, Semium. 2010. Kesehatan Mental 2. Yogyakarta: Kanisius Anggota

IKAPI.

Webset

http://riskofdawn.blogspot.com/2011/12/pengertian-obsevasi-dan-tujuan.html. di

unduh tgl 16/01/13 jm 23.20.

http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2009/10/rehabilitasi-untuk-pengguna-

narkoba/.di unduh tgl 12/4/12 jam 00.35.

http://www.anneahira.com/narkoba-rehabilitasi.htm/di unduh tgl 18/01/13 jm 22.43

Page 81: Rehabilitasi Mental Remaja Korban Penyalahgunaan Narkoba ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41532/2/JOVENDRA... · pembinaan dan konsultasi mengenai bahaya yang

Format Questioner

A. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan penyalahgunaan narkoba pada

remaja?

Pertanyaan

1. Apa faktor yang melandasi remaja menyalahgunakan narkoba

2. Apa motif mereka menyalahgunakan narkoba?

3. Apa dampak secara psikologis (mental) remaja setelah memakai

narkoba?

4. Apakah ada pihak yang mempermudah untuk mendapatkan barang-

barang tersebut?

5. Jenis narkoba apa saja yang dipakai oleh remaja yang ditangani oleh

yayasan ini?

6. Contohnya (siapa inisial pemakai dan jenis apa yang dipakainya)?

B. Bagaimana proses Pembinaan atau rehabilitiasi yang dilakuakan dalam upaya

penyembuhan korban penyalahgunaan Narkoba di Yayasan Madani Mental

Health Care “Cipinang Besar Selatan, Jakarta Timur”?

Pertanyaan

7. Seperti apa bentuk pelaksanaan program yang sudah di bentuk oleh

yayasan?

- Sebutkan salah satu bentuk programnya?

- Berapa jumlah peserta yang mengikutinya?

8. Bagaimana proses bimbingan rehabilitasi di yayasan ini?

9. Berapa lama waktu yang dibutuhkan dalam upaya penyembuhan

penyalahgunaan narkoba?

10. Contoh proses rehabilitasi

11. Bentuk rehabilitasi

C. Keberhasilan apa yang telah dicapai oleh Yayasan Madani Mental Health

Care dan apa saja hambatan yang dialami oleh Yayasan Madani Mental

Health Care “Cipinang Besar Selatan, Jakarta Timur” dalam pembinan atau

bimbingan korban penyalahgunaan narkoba?

Pertanyaan

12. Berapa jumlah remaja yang sudah dan sedang mendapatkan

pembinaan?

13. Berapa jumlah remaja yang sudah dinyatakan sembuh secara mental

dari pengaruh narkoba?

14. Berapa jumlah remaja yang belum sembuh secara mental dari

pengaruh narkoba?

15. Apa kendala kendala dalam melakukan pembinaan ini?

16. Kronologi peserta rehabilitasi yang dinilai sembuh (Nama, masa

rehabilitasi, Bagaimana perkembangannya)

17. Kronologis peserta rehabilitasi yang dinilai belum sembuh (Nama,

masa rehabilitasi, Bagaimana perkembangannya)

Page 82: Rehabilitasi Mental Remaja Korban Penyalahgunaan Narkoba ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41532/2/JOVENDRA... · pembinaan dan konsultasi mengenai bahaya yang

Susunan Pengurus Yayasan Pusat Rehabilitas Madani

Pembina/Penasehat : Prof. Dr. dr. H. Dadang Hawari, Psikiater

Prof. Dr. Suharyadi Sumhudi, SE. MA

Ketua Yayasan : Darmawan, S.Ag

Ka. Bidang Dakwa : A. Fuad Salim, LC

Ka. Bidang Lit Bang : Ginanjar Maulana, SSI

Ka. Bidang Ekonomi : Ahmad Jami Hw, S.Sos.I

Sekretaris : Taufik Permadi

Bendahara : Santi Rachmawati, SPd

Ka. Bidang SDM : Surinto, S.Psi

Ketua Biadang Internal : Samsuludin, S. Sos.I

Bidang Humas : Heria Widia Hermono, S.E

Bidang Keperawatan : Imam Hariadi, AMK

Bidang Perlengkapan : Yanto Abdulatif, S.Th.I

Bidang Pengembangan : Ade C. Hidayat, S.Pd.I

Konselor Pendamping : Ahmad Jami Hw, S.Sos.I, Ginanjar Maulana, S.S.I,

Samsuludin, S.Sos.I, Ade C. Hidayat, S.Pd.I, Harid

Isnaeni, S.Soso.I, Surinto, S.Psi, Heria Widya, S.E

Instruktur Terapi Lukis : Faisal, S.Pd

Page 83: Rehabilitasi Mental Remaja Korban Penyalahgunaan Narkoba ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41532/2/JOVENDRA... · pembinaan dan konsultasi mengenai bahaya yang

Instruktur Terapi Agama : Fuad salim, LC

Instruktur Olahraga : Sabam Dindin

Instruktur Bhs. Inggris : Hendro, MM & Mr Ado

Staff Pemeliharaan : Casudin

Bagian Dapur : Sarojah, Dimroh, Damirah, Wesiah

Foto-Foto Kegiatan Madani Mental Health Care

I. Foto-Foto Kegiatan Pembinaan

1. Terapi Psiko Religius/Agama

2. Terapi Psiko Sosial/Terapi Mental

Page 84: Rehabilitasi Mental Remaja Korban Penyalahgunaan Narkoba ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41532/2/JOVENDRA... · pembinaan dan konsultasi mengenai bahaya yang

3. Terapi Lukis / Pengembangan Keterampilan

4. Ruang Stabilisasi Madani Mental Health Care