bab iii laporan prakerin
DESCRIPTION
laporan prakerinTRANSCRIPT
BAB III
HUKUMAN DISIPLIN
Bagian Pertama
Pelanggaran Disiplin
Pasal 4
Setiap ucapan, tulisan atau perbuatan Pegawai Negeri Sipil yang melanggar
ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dan Pasal 3, adalah pelanggaran
disiplin.
Pasal 5
Dengan tidak mengurangi ketentuan dalam peraturan perundang-undanganpidana,
Pegawai Negeri Sipil yng melakukan pelanggaran displin, dijatuhi hukuman
disiplin oleh pejabat yang berwenang menghukum.
Bagian Kedua
Tingkat dan Jenis Hukuman Disiplin
1. Tingkat hukuman disiplin terdiri dari:
a. Hukuman disiplin ringan,
b. Hukuman disiplin sedang,
c. Hukuman disiplin berat.
2. Jenis hukuman disiplin ringan terdiri dari:
a. Teguran lisan,
b. Teguran tertulis,
c. Pernyataan tidak puas secara tertulis.
3. Jenis hukuman sedang terdiri dari:
a. Penundaaan kenaikan gaji berkala untuk paling lama 1(satu) tahun,
b. Penurunan gaji sebesar satu kali kenaikan gaji berkala untukpaling lama 1
(satu) tahun,
c. Penundaan kenaikan pangkat untuk paling lama 1 (satu) tahun.
4. Jenis hukuman berat terdiri dari:
12
a. Penurunan pangkat pada pangkat yang setingkat lebih rendah untuk paling
lama 1 (satu) tahun,
b. Pembebasan dari jabatan
c. Pemberhentiaan dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai
Pegawai Negeri Sipil,
d. Pemberhentian tidak dengan hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil
Bagian Ketiga
Pejabat yang Berwenang Menghukum
Pasal 7
1. Pejabat yang berwenang menghukum adalah:
a. Presiden bagi Pegawai Negeri Sipil yang:
1) berpangkat Pembina Tingkat I golongan ruang IV/b keatas, Sepanjang
mengenai jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam pasal
6 ayat (4) huruf c dan huruf d,
2) memangku jabatan struktural eselon I atau jabatan lain yang
wewenang pengangkatan dan pemberhentiannya berada di tangan
Presiden, sepanjang mengenai jenis hukuman disiplin ebagaimana
dimaksud dalam pasal 6 (4) huruf b,
b. Menteri dan Jaksa Agung bagi pegawai Negeri sipil dalam lingkunganya
masing-masing, kecuali jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud
dalam :
1) Pasal 6 ayat (4) huruf c dan d bagi pegawai Negeri Sipil yang
berpangkat Pembina Tingkat I golongan ruang IV/b keatas;
2) Pasal 6 ayat (4) huruf b bagi Pegawai Negeri Sipil yang memangku
jabatan structural eselon I atau jabatan lain yang wewenang
pengangkatan dan pemberhentianya berada ditangan Presiden.
c. Pimpinan Kesekretariatan Lembaga Tertinggi/Tinggi Negara dan
Pimpinan Lembaga Pemerintah Nondepartemen bagi pegawai Negeri Sipil
dalam lingkunganya masing-masing, kecuali jenis hukuman disiplin
sebagai mana dimaksud :
1) Pasal 6 ayat (4) huruf d;
13
2) Pasal 6 ayat (4) huruf c bagi Peagawai Negeri Sipil yang berpangkat
Pembina Tingkat I golongan ruang IV/b keatas;
3) Pasal 6 ayat (4) huruf b bagi pegawai Negeri Sipil yang memangku
jabatan structural eselon I atau jabatan lain yang wewenang
pengangkatan dan pemberhentianya berada ditangan Presiden.
d. Gubernur Kepala Daerah Tingkat I bagi Pegawai Negeri Sipil Pusat yang
di perbantukan pada Daerah Otonom dan bagi Pegawai Negeri Sipil
Daerah dalam lingkunganya masing-masing kecuali jenis hukuman
disiplin sebagaimana dimaksud dalam :
1) Pasal 6 ayat (4) huruf c dan huruf d bagi Pegawai Negeri Sipil Pusat
yang diperbantukan pada Daerah Otonom;
2) Pasal 6 ayat (4) huruf d bagi pegawai Negeri Sipil Daerah;
3) Pasal 6 ayat (4) huruf c bagi Pegawai Negeri Sipil Daerah yang
berpangkat Pembina Tingkat I golongan ruang IV/b keatas
e. Kepala perwakilan Republik Indonesia di luar negeri bagi Pegawai Negeri
Sipil yang dipekerjakan pada perwakilan Republik Indonesia di luar
negeri, dipekerjakan/diperbantukan pada Negara sahabat atau sedang
menjalankan tugas belajar di luar negeri, sepanjang mengenai jenis
hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 ayat (2) dan ayat
(4) huruf b.
2. Jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 ayat (4) huruf d
bagi Pegawai Negeri Sipil Daerah yang berpangkat Pembina golongan ruang
IV/a ke bawah dalam lingkungan keekretariatan Lembaga Tertinggi/Tinggi
Negara dan lembaga Pemerintah nondepartemen hanya dapat dijatuhkan oleh
Menteri/Sekretaris Negara.
3. Jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 ayat (4) huruf d
bagi pegawai Negeri Sipil yang berpangkat Pembina golongan ruang IV/a ke
bawah dalam linkungan Daerah Otonom, hanya dapat dijatuhkan oleh
menteri Dalam Negeri atau usul Gubernur Kepala Daerah yang bersangkutan.
14
Pasal 8
Pejabat yang berwenang menghukum sebagaimana dimaksud dalam pasal 7 ayat
(1) huruf ab,c,dan huruf d dapat mendelegasikan sebagian wewenangnya kepada
pejabat lain dalam lingkungan kekuasaannya untuk menjatuhkan hukuman
disiplin dalam lingkungannya masing-masing, kecuali jenis hukuman disipli
sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 ayat (4) huruf c dan huruf d, dengan
ketentuan sebagai berikut:
a. Untuk menjatuhkan jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam
pasal 6 ayat (2) huruf a dapat didelegasikan kepada pejabat yang memangku
jabatan structural serendah-rendahny eselon V atau jabatan lain yang setingkat
dengan itu,
b. Untuk menjatuhkan jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam
pasal 6 ayat(2), dapat didelegasikan kepada pejabat yang memangku jabatan
structural serendah-rendahnya eselon IV atau pejabat lain yang setingkat
dengan it,
c. Untuk menjatuhkan jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam
pasal 6 ayat (2) dan ayat (3) huruf a dapat didelegasikan kepada pejabat yang
memangku jabatan struktural serendah-rendahnya eselon III atau jabatan lain
yang setingkat dengan itu,
d. Untuk menjatuhka jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam pasal
6 ayat (2) dan ayat (3) dapat didelegasikan kepada pejabat yang memangku
jabatan structural serendah-rendahnya eselon II atau jabatan lain yang
setingkat dengan itu,
e. Untuk menjatuhkan jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam
pasal 6 ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) huruf a dan huruf b dapat didelegasikan
kepada pejabat yang memangku jabatan struktural eselon I atau jabatan
lain yang setingkat dengan itu.
Bagian Keempat
Tata Cara Pemeriksaan, Penjatuhan, dan Penyampaian
Keputusan Hukuman Disiplin
15
Pasal 9
1. Sebelum menjatuhkan hukuman disiplin, pejabat yang berwenang
menghukum wajib memeriksa lebih dahulu Pegawai Negeri Sipil yang
disangka melakukan pelanggaran disiplin itu.
2. Pemeriksaan sebgaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan:
a. secara lisan, apabila atas pertimbangan pejabat yang berwenang
menghukum, pelanggaran disiplin yang dilakukan oleh Pegawai Negeri
Sipil yang bersangkutan akan dapat mengakibatkan ia dijatuhi salah satu
jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2),
b. secara tertulis, apabila atas pertimbangan pejabat yang berwenang
menghukum, pelanggaran disiplin yang dilakukan oleh Pegawai Negeri
Sipil yang bersangkutan akan dapat mengakibatkan ia dijatuhi salah satu
jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (3) dan
ayat (4).
3. Pemeriksaan Pegawai Negeri Sipil yang disangka melakukan pelanggaran
disiplin, dilakukan secara tertutup.
Pasal 10
Dalam melakukan pemeriksaan, pejabat yang berwenang menghukum dapat
mendengaratau meminta keterangan dari orang lain apabila dipandangnya perlu.
Pasal 11
Pejabat yang berwenang menghukum sebagaimana dimaksud dlam pasal 7 ayat
(1) huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, dapat memerintahkan pejabat
bawahannya untuk memeriksa Pegawai Negeri Sipil yang disangka melakukan
pelanggaran disiplin.
Pasal 12
1. Berdasarkan hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9, pejabat
yang berwenang menghukum memutuskan jenis hukuman disiplin yang
dijatuhkan dengan mempertimbangkan secara seksama pelanggaran disiplin
yang dilakukan oleh Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan.
16
2. Dalam keputusan hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam ayat (1),
antara lain harus disebutkan pelanggaran disiplin yang dilakukan oleh
Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan.
Pasal 13
1. Kepada Pegawai Negeri Sipil yang berdasarkan hasil pemeriksaan ternyata
melakukan beberapa pelanggaran disiplin, terhadapny hanya dapat dijatuhi
satu jenis hukuman disiplin.
2. Kepada Pegawai Negeri Sipil yang pernah dijatuhi hukuman disiplin yang
kemudian melakukan pelanggaran disiplin yang sifatnya sama, terhadapnya
dijatuhi hukuman disiplin yang lebih berat dari hukuman disiplin terakhir yang
pernah dijatuhkan kepadanya.
Pasal 14
1. Jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 ayat (2) huruf a,
dinyatakan dan disampaikan secara lisan oleh pejabat yang berwenang
menghukum kepada Pegawai Negeri Sipil yang besangkutan.
2. Jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 ayat (2) huruf b
dan huruf c dinyatakan secara tertulis dan disampaikan oleh pejabat yang
berwenang menghukum kepada Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan.
3. Semua jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 ayat (3)
dan ayat (4), ditetapkan denagn surat keputusan dan disampaikan oleh pejabat
yang berwenang menghukum kepada Pegawai Negeri Sipil yang
bersangkutan.
4. Penyampaian hukuman disiplin dilakukan secara tertutup.
Bagian Kelima
Keberatan Atas Hukuman Disiplin
Pasal 15
1. Pegawai Negeri Sipil yang dijatuhi salah satu jenis hukuman disiplin
sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 ayat (2) tidak dapat mengajukan
keberatan.
17
2. Pegawai Negeri Sipil yang dijatuhi salah satu jenis hukuman disiplin
sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 ayat (3) dan ayat (4) dapat mengajukan
keberatan kepada atasan pejabat yang berwenang menghukum dalam jangka
waktu 14 (empat belas) hari terhitung mulai tanggal ia menerima Keputusan
hkuman disiplin tersebut.
Pasal 16
1. Keberatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 15 ayat (2), diajukan secara
tertulis melalui saluran hierarki.
2. Dalam surat keberatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), harus dimuat
alas an-alasan dari keberatan itu.
Pasal 17
1. Terhadap hukuman disiplin yang dijatuhkan oleh Presiden tidak dapat
diajukan keberatan.
2. Terhadap hukuman disiplin yang dijatuhkan oleh pejabat yang berwenang
menghukum sebagaimana dimaksud dalam pasal 7 ayat (1) huruf b, huruf c,
huruf d, dan huruf e, tidak dapat diajukan keberatan , kecuali jenis hukuman
disiplin sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 ayat (4) huuf c dan huruf d.
Pasal 18
Setiap pejabat yang menerima surat keberatan atas penjatuhan hukuman disiplin
wajib menyampaikannya kepada atasan pejabat yang berwenang menghukum
melalui surat hierarki dalam jangka waktu 3 (tiga) hari kerja terhitung mulai
tanggal ia menerima surat keberatan itu.
Pasal 19
1. Apabila ada keberatan dari Pegawai Negeri Sipil yang dijatuhi hukuman
disiplin, maka pejabat yang berwenang menghukum yang bersangkutan wajib
memberikan tanggapan atas keberatan yang diajukan oleh Pegawai Negeri
Sipil yang bersangkutan.
18
2. Tanggapan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), diberikan secara tertulis
dan disampaikan kepada atasan pejabat yang berwenang menghukum yang
bersangkutan dalam jangka waktu 3 (tiga) hari kerja terhitung mulai tanggal ia
menerima surat keberatan itu.
Pasal 20
1. Atasan pejabat yang berwenang menghukum yang menerima surat keberatan
tentang penjatuhan hukuman disiplin, wajib mengambil keputusan atas
keberatan yang diajukan oleh Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan dalam
jangka waktu 1 (satu) bulan terhitung mulai tanggal ia menerima surat
keberatan itu.
2. Apabila dipandang perlu, maka atasan pejabat yang berwenang menghukum
dapat memanggil dan mendengar keterangan pejabat yang bewenang
menghukum yang bersangkutan, Pegawi Negeri Sipil yang dijatuhi hukuman
disiplin, dan atau orang lain yang dianggap perlu.
Pasal 21
1. Atasan pejabat yang berwenang menghukum dapat memperkuat atau
mengubah hukuman disiplin yang dijatuhkan oleh pejabat yang berwenanag
menghukum.
2. Penguatan atas perubahan hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1), ditetapkan dengan surat keputusan atasan pejabat yang berwenang
menghukum.
3. Terhadap keputusan atasan pejabat yang berwenang menghukum sebagaimana
dimaksud dalam ayat (2), tidak dapat diajukan keberatan.
Bagian Keenam
Berlakunya Keputusan Hukuman Disiplin
Pasal 22
1. Hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam pasal6 ayat (2) yang
dijatuhkan kepada seorang Pegawai Negeri Sipil berlaku sejak tanggal
19
disampaikan oleh pejabat yang berwenang menghukum kepada yang
bersangkutan.
2. Hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 ayat (3) dan ayat (4):
a. Apabila tidak ada keberatan, mulai berlaku pada hari kelima belas
terhitung mulai tanggal Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan
menerima keputusan hukuman disiplin itu, kecuali jenis hukuman disiplin
sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 ayat (4) huruf b,
b. Apabila ada keberatan, mulai berlaku sejak tanggal keputusan atas
kebertan itu, kecuali jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam
pasal 6 ayat (4) huruf b,
c. Jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 ayat (4)
huruf b, mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan oleh pejabat yang
berwenang menghukum.
3. Apabila Pegawai Negeri yang dijatuhi hukuman disiplin tidak hadir pada
waktu penyampaian keputusan hukuman disiplin, maka hukuman disiplin itu
berlaku pada hari ke 30 (tiga puluh) terhitung mulai tanggal yang
ditentukanuntukpenyampaian keputusan hukuman disiplin tersebut.
20
BAB IV
BADAN PERTIMBANGAN KEPEGAWAIAN
Pasal 23
1. Pegawai Negeri Sipil yang berpangkat Pembina golongan ruan IV/a ke bawah
yang dijatuhi salah satu jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam
pasal 6 ayat (4) huruf c dan huruf d dapat mengajukan keberatan kepada
Badan Pertimbanagn Kepegawaian.
2. Badan Pertimbanan Kepegawaian sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), di
bentuk dengan Keputusan Presiden.
Pasal 24
1. Badan Pertimbanagn Kepegawaian wajib mengambil keputusan mengenai
keberatan yang diajukan oleh Pegawai Negeri Sipil kepadanya.
2. Keputusan yang diambil Badan Pertimbangan Kepegawaian adalah mengikat
dan wajib dilaksanakan oleh semua pihak yang bersangkutan.
Pasal 25
Apabila ada alasan-alasan yang kuat, pejabat sebagaimana dimaksud dalam pasal
7 ayat (1) huruf b, huruf c, dan huruf d, dapat meninjau kembali hukuman disiplin
yang telah dijatuhkan oleh pejabat bawahannya yang berwewnang menghukum
dalam lingkungannya masing-masing.
Pasal 26
Pegawai Negeri Sipil yang meninggal dunia atau mencapai batas usia pension
pada waktu sedang menjalani hukuman disiplin sebagaimana di maksud dalam
pasal 6 ayat (3) huruf a dan b, dan ayat (4) huruf a, dianggap telah selesai
menjalani hukuman disiplin.
Pasal 27
1. Ketentuan-ketentuan peraturan pemerintah ini berlaku juga bagi :
21
a. Calon pegawai negeri sipil
b. Pegawai bulanan disamping pension
2. Calon pegawai negeri sipil yang dijatuhi hukuman disiplin sedang atau berat,
dinyatakan tidak memenuhi syarat untuk diangkat menjadi pegawai negeri
sipil
3. Hukuman disiplin yang dapat dijatuhkan kepada pegawai bulanan disamping
pension, hanyalah jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam pasal
6 ayat (2) dan ayat (4) huruf b.
Pasal 28
Hal-hal yang belum cukup diatur dalam peraturan pemerintah ini diatur lebih
lanjut dengan keputusan presiden
Pasal 29
Ketentuan-ketentuan teknis tenteang pelaksanaan peraturan pemerintah ini
ditetapkan oleh kepala badan administrasi kepegawaian Negara.
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 30
Hukuman jabatan yang telah dijatuhkan sebelum berlakunya peraturan pemerintah
ini dan sedang di jalani oleh pegawai negeri sipil yang bersangkutan tetap berlaku.
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 31
Dengan berlakunya peraturan pemerintah ini, maka peraturan pemerintah nomor
11 tahun 1952 tentang hukuman jabatan (lembaran Negara tahun 1952 nomor 16,
lembaran Negara Nomor 202) dan segala peraturan perundang-undangan lainya
yang bertentangan dengan peraturan pemerintah ini dinyatakan tida berlaku lagi.
22
Pasal 34
Peraturan pemerintah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan agar supaya
setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan peraturan pemerintah
ini dengan penempatannya dalam lembaran Negara Replublik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 30 agustus 1980
ttd.
SOEHARTO
Diundangkan di Jakarta
Pada tanggal 30 agustus 1980
MENTERI/SEKRETARIS NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
ttd
SUDHARMONO, S.H
LEMBARA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1980 NOMOR 50
Penjelasan Atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 30 Tahuh
1980 Tentang Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil
Penjelasan Umum
Dalam rangka usaha untuk mencapai tujuan nasional,diperlukan adanya
Pegawai negeri sipil sebagai unsur aparatur Negara, abdi Negara, dan abdi
masyarakat yang penuh kesetiaan dan ketaatan kepada pancasila, undang-undang
dasar 1945, Negara, dan pemerintah serta yang bersatu padu, bermental baik,
berwibawa, berdaya guna, berhasil guna, bersih, bermutu tinggi, dan sadar akan
tanggung jawabnya untuk menyelenggarakan tugas pemerintah dan pembangunan.
23
Untuk membina pegawai negeri sipil demikian itu, antara lain diperlukan
adanya peraturan disiplin yang memuat pokok-pokok kewajiban, larangan, dan
sanksi apabila kewqajiban tidak ditaati, atau larangan dilanggar.
Dalam peraturan pemerintah ini diatur dengan jelas kewajian yang harus
ditaati dan larangan yang tidak bolehdilanggar oleh setiap pegawai negeri sipil
yang melakukan pelanggaran disiplin.
Selaindari pada itu dalam peraturan pemerintah ini diatur pula
tentangtatacara pemeriksaan, tatacara penjatuhan dan penyampaian hukuman
disiplin, serta tatacara pengajuan keberatan apabila pegawai negeri sipil yang
dijatuhi hukuman disiplin itu merasa keberatan atas hukuman disiplin yang
dijatuhkan kepadanya.
Tujuan hukuman disiplin adalah untuk memperbaiki dan mendidik
pegawai negeri sipil yang melakukan pelanggaran disiplin.
Oleh seba itu setiap pejabat yang berwenang menghukum wajib
memeriksa lebih dahulu dengan seksama pegawai negeri sipil yang melakukan
pelanggaran disiplin itu.
Hukuman disiplin yang dijatuhkan haruslah setimpal dengan pelanggaran
disiplin yang dilakukan, sehingga hukuman disiplin itu dapat diteima oleh rasa
keadilan.
24
BAB V
PELAYANAN DINDUK CAPIL
A. Pembagian Akta Kelahiran
Dinas kependudukan dan catatan sipil memberi pelayanan kepada masyarakat
untuk mengeluarkan akta kelahiran yang dibagi menjadi 3 golongan yaitu:
1. Pembuatan akta kelahiran rutin
Yaitu menerbitkan akta kelahiran bagi kelahiran baru dan pelapornya tidak
melebihi 60 (enam puluh) hari kerja dan hari kelahiranya bayi WNI.
Dominisi orangtua tidak harus di wilayah kabupaten banyumas.
2. Pembuatan akta kelahiran Examinasi
Yaitu menerbitkan akta kelahiran bagi kelahiran baru dan pelapornya
melebihi 60 (enam puluh) hari kerja dari kelahirannya sejak 1 januari
1986. Untuk WNI asli disampaikan tanpa proses siding pengadilan negeri.
Dominisi orangtua harus di wilayah kabupaten banyumas.
3. Pembuatan akta kelahiran dispensasi
Yaitu penerbitan akta kelahiran yang dibuat untuk WNI asli/disamakan
yang lahir sebelum 1 januari 1986 berdomisili wilayah kabupaten
Banyumas tanpa siding pengadilan negeri.
Kegunaan/manfaat akta kelahiran
1. Sebagai data otentik menentukan status hukum seseorang.
2. Untuk persyaratan sekolah, melamar pekerjaan, menikah,
mengurus/membuat passport, mengurus pensiunan dan mendapat
tunjangan anak
3. Suatu akta yang di akui secara internasional.
B. Syarat-Syarat Membuat Akta Kelahiran
1. Persyaratan membuat akta kelahiran rutin
25
a. Struk/surat kelahiran asli dari desa
b. Fotocopy surat nikah/akta perkawinan orangtua yang di legalisir.
c. Surat keterangan kelahiran asli dari duku bayi/bidan/rumah bersalin.
Khusus surat keterangan kelahiran bayi dari dukun bayi harus di
ketahui desa/kelurahan.
d. Fotocopy KTP orang tua yang masih berlaku dan kartu keluarga yang
telah di legalisir desa/kelurahan dan kecamatan.
e. Surat kematian orang tua asli dari desa/kelurahan bagi yang
orangtuanya telah meninggal dunia.
f. Membawa 2 (dua) orang saksi masing-masing berusia minimal 21
(duapuluhsatu) tahun, dilengkapi dengan fotocopy KTP yang masih
berlakudan berdomisili di satu kecamatan dengan pemohon.
g. Bagi WNI keturunan menampilkan surat ganti nama.
h. Surat kuasa bermaterai Rp. 6000,- bagi yang menguasakan kepada
orang lain.
2. Persyaratan membuat akta kelahiran ekaminasi
a. Struk/surat kelahiran asli dari desa
b. Surat pengantar dari desa diketahui kecamatan.
c. Fotocopy surat nikah/akta perkawinan orangtua yang di legalisir.
d. Surat keterangan kelahiran asli dari duku bayi/bidan/rumah bersalin.
Khusus surat keterangan kelahiran bayi dari dukun bayi harus di
ketahui desa/kelurahan.
e. Fotocopy KTP orang tua yang masih berlaku dan kartu keluarga yang
telah di legalisir desa/kelurahan dan kecamatan.
f. Surat kematian orang tua asli dari desa/kelurahan bagi yang
orangtuanya telah meninggal dunia.
g. Membawa 2 (dua) orang saksi masing-masing berusia minimal 21
(duapuluhsatu) tahun, bagi kelahiran kurang dari 11 tahun pada saat
didaftarkan dan atau 1 tahun lebih tua bagi kelahiran yang
pendapatanya telah mencapai 11 tahun.
h. Fotocopy ijazah/STTB terakhir (SD/SLTP/SLTP)
26
i. Surat kuasa bermaterai Rp. 6000,- bagi yang menguasakan kepada
orang lain.
3. Persyaratan membuat akta kelahiran dispensasi
a. Struk/surat kelahiran asli dari desa
b. Fotocopy surat nikah/akta perkawinan orangtua yang di legalisir.
c. Fotocopy KTP orang tua yang masih berlaku dan kartu keluarga yang
telah di legalisir desa/kelurahan dan kecamatan.
d. Surat kematian orang tua asli dari desa/kelurahan bagi yang
orangtuanya telah meninggal dunia.
e. Membawa 2 (dua) orang saksi masing-masing berusia minimal 21
(duapuluhsatu) tahun, dilengkapi dengan fotocopy KTP yang masih
berlakudan berdomisili di satu kecamatan dengan pemohon.
f. Fotocopy
g. Surat kuasa bermaterai Rp. 6000,- bagi yang menguasakan kepada
orang lain.
C. Pelayanan Surat Kenal Lahir
Disamping akta-akta catatan sipil yang dikeluarkan oleh dinas kependudukan
dan catatan sipil, ada juga yang berupa surat kenal lahir. Surat kenal lahir ini
berlaku untuk semua penduduk baik warga Negara Indonesia (WNI) maupun
warga Negara Asing (WNA). Masa berlaku surat kelahiran selama 6 bulan dan
di gunakan satu keperluan.
Dengan persyaratan-persyaratan sebagai berikut :
1. Tidak/belum memiliki kutipan kata kelahiran.
2. Mengisi formulir yang telah di sediakan oleh petugas dan harus diketahui
oleh ketua Rt,Rw, kepala desa/lurah dan camat.
3. Melampirkan surat kelahiran dari desa/kelurahan yang di ketahui oleh
camat.
4. Membawa dua orang saksi dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Saksi tak diperbolehkan saudara kandung, orang tua sendiri, suami/istri
dari pemohon.
27
b. Umur saksi sedikitnya sepuluh tahun lebih tua dari pemohon.
5. Fotocopy KTP (Kartu Tanda Penduduk)
6. Fotocopy ijazah terakhir
7. Pass photo ukuran 3x4 sebnyak 2 lembar.
Pelayanan penerbitan turunan akta kelahiran
Akta kelahiran dan kutipan akta kelahiran yang pernah diterbitkan oleh dinas
kependudukan dan catatan sipil bila diperlukan dapat meminta turunan
kutipanya yang di sebut sebagai akta kutipan ke 2.
Untuk memperoleh turunan tersebut harus melampirkan :
1. Fotocopy kutipan-kutipan akta kelahiran yang dimiliki apabila ada.
2. Surat keterangan dari kepolisian setempat. Jika kutipan tersebut hilang.
3. Fotocopy kartu tanda penduduk (KTP) pemohon.
D. Tariff Retribusi Akta Kelahiran
Dasar hukum :
Perda kabupaten Banyumas No.5 tahun 2005
Perda Kabupaten Banyumas No.6 tahun 2006
Perbup Banyumas No. 17 tahun 2005
1. Akta kelahiran rutin
Akta kelahiran hukum untuk anak yang baru lahir dan belum terlambat
sampai dengan 60 hari kerja.
Biaya : Gratis
2. Akta kelahiran eksaminasi
Akta kelahiran yang sudah terlambat lebih dari 60 hari kerja pelapornya
sampai dengan waktu 1 januari 1986.
Biaya : Rp. 20.000,- (dua puluh ribu Rupiah)
(untuk anak yang dilahirkan diluar kabupaten banyumas di tambah
retribusi sebesar Rp. 10.000,-)
3. Akta kelahiran dispensasi
Akta kelahiran untuk anak yang lahirnya sebelum tahun 1986.
Biaya : Rp. 30.000,- (tiga puluh ribu Rupiah)
28
(untuk anak yang dilahirkan diluar kabupaten banyumas di tambah
retribusi sebesar Rp. 10.000,-)
E. Persyaratan Surat Pindah Antar Kabupaten/Propinsi.
1. Surat pengantar dari Rt diketahui Rw.
2. Pengantar dari desa dll, blanko F.1.08 (pindah datang) yang telah di
ketahui desa/kelurahan sampai kecamatan dengan diberi no dan tanggal
dari kecamatan.
3. Blanko F.1.08 (pindah datang) yang telah di ketahui desa/kelurahan
sampai kecamatan dengan diberi no dan tanggal dari kecamatan.
4. KTP asli yang mau pindah (dilampirkan/dicabut dari DINDUK CAPIL)
Untuk KK apabila yang pindah sebagai anggota keluarga melampirkan
fotocopy KK lama yang ada nama orang yang mau pindah.
KK terbaru yang tak ada nama orang yang mau pindah/yang pindah
sudah tak ada di KK
5. Biodata yang mau pindah surat keterangan pindah WNI yang di buat di
aplikasi computer.
6. Pass photo ukuran 3x4 sebanyak 6 lembar.
7. Perubahan status dilampirkan fotocopy surat nikah, akta cerai, surat
kematian apabila cerai/mati.
8. Surat kuasa bermaterai Rp. 6000,- bagi yang menguasakan kepada orang
lain.
F. Program Pelayanan Pembuatan KTP Dan KK
1. KTP (Kartu Tanda Penduduk)
KTP (Kartu Tanda Penduduk) diterbitkan oleh pemerintah
kabupaten/kota dan ditandatangani oleh pejabat yang ditunjuk/diberi
kewenangan oleh bupati/walikota
KTP wajib dimiliki oleh setiap WNI dan orang asing yang tinggal tetap
yang berusia 17 tahun/sudah menikah. Masa berlaku KTP adalah 5 Tahun.
Sedangkan untuk KTP orang asing tidak tetap di sesuaikan dengan masa
berlakunya dengan izin tinggal tetap.
29
Bagi WNI yang telah berusia 60 tahun keatas diberi KTO yang masa
berlakunya seumur hidup.
KTP wajib diganti/dicabut/diperbaharui apabila :
a. Telah berakhirnya masa berlaku
b. Rusak
c. Terjadi perubahan data/identitas/alamat pemilik.
d. Hilang, dengan melampirkan surat kehilangan dari kepolisian.
e. Pendaftaran kepindahan.
Syarat permohonan KTP baru
a. Surat pengantar dari Rt, Rw, Desa/Kelurahandan diakui camat.
b. Fotokopy KK
c. Fotocopy buku nikah bagi penduduk yang belum berusia 17 tahun
tetapi sudah menikah.
d. Fotocopy akta kelahiran
e. Fotocopy surat bukti/keterangan peristiwa penting kependudukan
yang pernah di alami bagi pendudukyang menggunakan perubahan
data termasuk KTP.
f. Formulir FI.07
g. Pass photo ukuran 2x3 cm sebanyak 2 lembar dengan ketentuan
foto menggunakan background merah untuk penduduk yang lahir
pada tahun ganjil sedangkan background biru untuk penduduk
yang lahir pada tahun genap.
h. Bagi orang yang tinggal tetap selain persyaratan tersebut diatas,
juga melampirkan dokumen imigrasi (passport dan ijin tinggal
tetap) dan fotocopy STLD
Syarat perpanjangan KTP
a. Surat pengantar dari Rt/Rw Desa/Kecamatan diketahui oleh camat.
b. KTP yang lama
c. KK yang di miliki penduduk
30
Syarat perpanjangan KTP pengganti
a. Melampirkan KTP yang rusak, bagi pemohon KTP yang rusak
b. Surat keterangan kehilangan dari kepolisian bagi penduduk yang
KTPnya hilang.
2. KK (Kartu Keluarga)
KK (Kartu Keluarga) harus dimiliki oleh setiap kepala keluarga untuk
memudahkan dalam pendataan penduduk dan untuk mengetahui status
penduduk dalam keluarga.
Syarat membuat KK
a. Surat pengantar dari Rt/Rw Desa/Kecamatan diketahui oleh camat.
b. Formulir F1-01
c. Formulir F1-06
d. Fotocopy buku nikah
e. Fotocopy akta kelahiran
f. Fotocopy ijazah terakhir
3. Biaya pendaftaran KTP dan KK
Biaya pendaftaran KTP dan KK
a. Biaya pembuatan KTP
1) KTP WNI sebesar Rp. 5.000,-
2) KTP WNA sebesar Rp. 25.000,-
3) KTP WNI program siak sebesar Rp. 7.500,-
4) KTP WNA program siak sebesar Rp. 25.000,-
b. Biaya pembuatan KK
1. KK WNI sebesar Rp. 3.000,-
2. KK WNA sebesar Rp. 25.000,-
3. KK WNI program siak sebesar Rp. 5.000,-
4. KK WNA program siak sebesar Rp. 25.000,-
31
4. Cara pengambilan KTP dan KK
1) Pemohon yang bersangkutan membawa kuitansi ke loket pengambilan
KTP dan KK dengan membawa Kuitansi pembayaran dan
menyerahkan kepada petugas loket.
2) Pemohon yang bersangkutan mengisi daftar pengambilan.
3) Pemohon diharapkan mengecek kembali KTP dan KK yang baru di
ambil sebelm meninggalkan loket pengambilan. Sehingga bila terjadi
kesalahan pada KTP dan KK dapat langsung di perbaiki selama berada
di loket pengambilan.
G. Persyaratan Pencatatan Perkawinan
1. Fotocopy surat pemberkatan dari pemuka Agama/gereja
2. Fotocopy akta kelahiran/surat kenal lahir yang masih berlaku dan
dilegalisir.
3. Surat model N1 sampai model N4 dari desa/kelurahan dilegalisir
kecamatan setempat
4. Fotocopy KTP dan KK
5. Fotocopy surat bakti kewarganegaraan Indonesia dari yang bersangkutan.
6. Fotocopy surat ganti nama dari yang bersangkutan dan kedua orangtua
(bagi WNI keturunan)
7. Fotocopy akta perkawinan orang tua yang telah dilegalisir.
8. Fotokopy akta kematian orang tua (bagi WNI keturunan)
9. Surat keterangan dokter dari RSUD/DKK/Puskesmas.
10. Surat keterangan imunisasi dari dokter RSU/DKK/Puskesmas.
11. Surat pernyataan belum/sudah pernah kawin bermaterai Rp. 6000,- yang di
ketahui desa/kelurahan dan kecamatan.
12. Surat ijin orang tua yang diketahui desa/kelurahan bila calon mempelai
belum mencapai 21 tahun.
13. Surat pernyataan pindah Agama apabila mempelai berbeda agama
diketahui oleh pemuka agama yang memberkati.
32
14. Surat ijin pengadilan negeri bagi calon mempelai yang masih dalam ikatan
perkawinan bila hukum agamanya mengijinkan.
15. Akta perceraian bagi calon mempelai yang berstatus duda/janda.
16. Pass photo ukuran 4x6 sebanyak 5 (lima)helai, dengan posisi istri di
sebelah suami.
17. Surat ijin atasan bagi anggota TNI/Polri.
H. Akta Kematian
1. Akta Kematian Umum
a. WNI pribumi dan keturunan
Pendaftaran/pelaporanya tidak melebihi 60 hari kerja sejak
kematianya.
b. WNA
Pendaftaran/pelaporanya tidak melebihi 3 hari sejak kematianya.
Syarat-syarat yang harus dipenuhi
1. Surat kematian asli dari desa/kelurahan
2. Fotocopy akta/surat nikah dan yang aslinya bagi yang telah/pernah
menikah.
3. Fotocopy akta kelahiran dan yang aslinya
4. Asli dan fotocopy SBKRI pengganti nama bagi WNI keturunan.
5. Fotocopy POA, STMD, Pasport bagi WNA.
6. Membawa saksi 1 orang berusia 21 tahun dengan melampirkan
fotokopy KTP saksi.
2. Akta kematian terlambat istimewa
a. WNI pribumi dan keturunan
Pendaftaran/pelaporanya telah melewati batas waktu yang telah
ditentukan (60 hari) sejak kematianya.
b. WNA
33
Pendaftaran/pelaporanya telah melewati batas waktu yang di tentukan
(setelah 30 hari) sejak kematianya.
Syarat-syarat yang harus dipenuhi
1. Sama dengan syarat kematian umum.
2. Di tambah dengan putusan pengadilan negeri.
3. Surat kenal mati
Persyaratan yang harus di penuhi
a. Surat kematian asli dari desa/kelurahan.
b. Fotocopy KTP pemohon dan saksi
c. Fotocopy surat nikah yang bersangkutan (bagi yang telah menikah)
d. Fotokopy SBKRI ganti nama dan akta kelahiran
Keterangan :
Saksi tidak boleh saudara kandung, orangtua sendiri,
suami/istri dari pemohon.
Umur saksi sedikitnya 21 tahun.
4. Biaya retribusi Akta kematian
Biaya retribusi akta kematian adalah sebesar Rp. 20.000,- (duapuluh Ribu
rupiah).
34
BAB V
PENUTUP
1. KESIMPULAN
a. Kantor dinduk capil Kab. Banyumas merupakan suatu fasilitas yang
diberikan pemerintah untuk masyarakat dalam rangka mewujudkan
tatatertib administrasi kependudukan dan pencatatan sipil.
b. Dinduk Capil telah melaksanakan kewajiban dan kuasanya dengan baik
sesuai dengan wewenang yang telah diberikan oleh pemerintah.
c. Pelayanan yang di berikan oleh karyawan dan karyawati di kantor Dinduk
Capil semaksimal mungkin memberikan kepuasan bagi masyarakat.
d. Pelayanan yang di berika Dinduk capil antara lain :
1) Pembuatan akta kelahiran
2) Pembuatan KTP
3) Pembuatan surat pindah
4) Pembuatan kartu keluarga
5) Legalisir akte dan surat pindah
6) Dsb.
2. KESAN
Adapun kesan selama kami PKL di Dinduk Capil adalah :
a. Kami merasa senang karena banyak pengalaman berharga yang kami dapat
selama kami melaksanakan PKL di Dinduk Capil.
b. Selain ilmu yang di dapat di Dinduk Capil juga kami mendapatkan teman
dan sebuah keluarga besar yang saling menjunjung tinggi rasa hormat
antar anggotanya
c. Hal-hal yang kami pelajari selama kami melaksanakan PKL di Dinduk
Capil memberikan kepada kami sebuah pembelajaranakan arti pentingnya
berkomunikasi, bekerja sama dan bertanggung jawab terhadap pekerjaan
yang telah di berikan serta melatih kedisiplinan.
3. SARAN
35
a. Kerja sama dan kedisiplinan pegawai perlu ditingkatkan karena masih
banyak pegawai yang datang terlambat dan tidak hadri tanpa keterangan.
b. Pembagian tugas antar pegawai lebih di tinjau, karena banyak pegawai
yang begitu sibuk dengan pekerjaan menumpuk akan tetapi banyak
pegawai lain yang berpangku tangan.
c. Ruang pendaftaran lebih ditertibkan agar terlihat lebih rapid an tidak
terkesan berantakan.
Sekian yang dapat kami sarankan, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca dan
Dinduk Capil. Apabila ada kalimat yang kurang berkenan kami mohon maaf
yang sebesar-besarnya.
36