bab iii laporan prakerin

37
BAB III HUKUMAN DISIPLIN Bagian Pertama Pelanggaran Disiplin Pasal 4 Setiap ucapan, tulisan atau perbuatan Pegawai Negeri Sipil yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dan Pasal 3, adalah pelanggaran disiplin. Pasal 5 Dengan tidak mengurangi ketentuan dalam peraturan perundang-undanganpidana, Pegawai Negeri Sipil yng melakukan pelanggaran displin, dijatuhi hukuman disiplin oleh pejabat yang berwenang menghukum. Bagian Kedua Tingkat dan Jenis Hukuman Disiplin 1. Tingkat hukuman disiplin terdiri dari: a. Hukuman disiplin ringan, b. Hukuman disiplin sedang, c. Hukuman disiplin berat. 2. Jenis hukuman disiplin ringan terdiri dari: a. Teguran lisan, b. Teguran tertulis, c. Pernyataan tidak puas secara tertulis. 3. Jenis hukuman sedang terdiri dari: 12

Upload: fachroel-anam

Post on 11-Dec-2015

234 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

laporan prakerin

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III laporan prakerin

BAB III

HUKUMAN DISIPLIN

Bagian Pertama

Pelanggaran Disiplin

Pasal 4

Setiap ucapan, tulisan atau perbuatan Pegawai Negeri Sipil yang melanggar

ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dan Pasal 3, adalah pelanggaran

disiplin.

Pasal 5

Dengan tidak mengurangi ketentuan dalam peraturan perundang-undanganpidana,

Pegawai Negeri Sipil yng melakukan pelanggaran displin, dijatuhi hukuman

disiplin oleh pejabat yang berwenang menghukum.

Bagian Kedua

Tingkat dan Jenis Hukuman Disiplin

1. Tingkat hukuman disiplin terdiri dari:

a. Hukuman disiplin ringan,

b. Hukuman disiplin sedang,

c. Hukuman disiplin berat.

2. Jenis hukuman disiplin ringan terdiri dari:

a. Teguran lisan,

b. Teguran tertulis,

c. Pernyataan tidak puas secara tertulis.

3. Jenis hukuman sedang terdiri dari:

a. Penundaaan kenaikan gaji berkala untuk paling lama 1(satu) tahun,

b. Penurunan gaji sebesar satu kali kenaikan gaji berkala untukpaling lama 1

(satu) tahun,

c. Penundaan kenaikan pangkat untuk paling lama 1 (satu) tahun.

4. Jenis hukuman berat terdiri dari:

12

Page 2: BAB III laporan prakerin

a. Penurunan pangkat pada pangkat yang setingkat lebih rendah untuk paling

lama 1 (satu) tahun,

b. Pembebasan dari jabatan

c. Pemberhentiaan dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai

Pegawai Negeri Sipil,

d. Pemberhentian tidak dengan hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil

Bagian Ketiga

Pejabat yang Berwenang Menghukum

Pasal 7

1. Pejabat yang berwenang menghukum adalah:

a. Presiden bagi Pegawai Negeri Sipil yang:

1) berpangkat Pembina Tingkat I golongan ruang IV/b keatas, Sepanjang

mengenai jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam pasal

6 ayat (4) huruf c dan huruf d,

2) memangku jabatan struktural eselon I atau jabatan lain yang

wewenang pengangkatan dan pemberhentiannya berada di tangan

Presiden, sepanjang mengenai jenis hukuman disiplin ebagaimana

dimaksud dalam pasal 6 (4) huruf b,

b. Menteri dan Jaksa Agung bagi pegawai Negeri sipil dalam lingkunganya

masing-masing, kecuali jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud

dalam :

1) Pasal 6 ayat (4) huruf c dan d bagi pegawai Negeri Sipil yang

berpangkat Pembina Tingkat I golongan ruang IV/b keatas;

2) Pasal 6 ayat (4) huruf b bagi Pegawai Negeri Sipil yang memangku

jabatan structural eselon I atau jabatan lain yang wewenang

pengangkatan dan pemberhentianya berada ditangan Presiden.

c. Pimpinan Kesekretariatan Lembaga Tertinggi/Tinggi Negara dan

Pimpinan Lembaga Pemerintah Nondepartemen bagi pegawai Negeri Sipil

dalam lingkunganya masing-masing, kecuali jenis hukuman disiplin

sebagai mana dimaksud :

1) Pasal 6 ayat (4) huruf d;

13

Page 3: BAB III laporan prakerin

2) Pasal 6 ayat (4) huruf c bagi Peagawai Negeri Sipil yang berpangkat

Pembina Tingkat I golongan ruang IV/b keatas;

3) Pasal 6 ayat (4) huruf b bagi pegawai Negeri Sipil yang memangku

jabatan structural eselon I atau jabatan lain yang wewenang

pengangkatan dan pemberhentianya berada ditangan Presiden.

d. Gubernur Kepala Daerah Tingkat I bagi Pegawai Negeri Sipil Pusat yang

di perbantukan pada Daerah Otonom dan bagi Pegawai Negeri Sipil

Daerah dalam lingkunganya masing-masing kecuali jenis hukuman

disiplin sebagaimana dimaksud dalam :

1) Pasal 6 ayat (4) huruf c dan huruf d bagi Pegawai Negeri Sipil Pusat

yang diperbantukan pada Daerah Otonom;

2) Pasal 6 ayat (4) huruf d bagi pegawai Negeri Sipil Daerah;

3) Pasal 6 ayat (4) huruf c bagi Pegawai Negeri Sipil Daerah yang

berpangkat Pembina Tingkat I golongan ruang IV/b keatas

e. Kepala perwakilan Republik Indonesia di luar negeri bagi Pegawai Negeri

Sipil yang dipekerjakan pada perwakilan Republik Indonesia di luar

negeri, dipekerjakan/diperbantukan pada Negara sahabat atau sedang

menjalankan tugas belajar di luar negeri, sepanjang mengenai jenis

hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 ayat (2) dan ayat

(4) huruf b.

2. Jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 ayat (4) huruf d

bagi Pegawai Negeri Sipil Daerah yang berpangkat Pembina golongan ruang

IV/a ke bawah dalam lingkungan keekretariatan Lembaga Tertinggi/Tinggi

Negara dan lembaga Pemerintah nondepartemen hanya dapat dijatuhkan oleh

Menteri/Sekretaris Negara.

3. Jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 ayat (4) huruf d

bagi pegawai Negeri Sipil yang berpangkat Pembina golongan ruang IV/a ke

bawah dalam linkungan Daerah Otonom, hanya dapat dijatuhkan oleh

menteri Dalam Negeri atau usul Gubernur Kepala Daerah yang bersangkutan.

14

Page 4: BAB III laporan prakerin

Pasal 8

Pejabat yang berwenang menghukum sebagaimana dimaksud dalam pasal 7 ayat

(1) huruf ab,c,dan huruf d dapat mendelegasikan sebagian wewenangnya kepada

pejabat lain dalam lingkungan kekuasaannya untuk menjatuhkan hukuman

disiplin dalam lingkungannya masing-masing, kecuali jenis hukuman disipli

sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 ayat (4) huruf c dan huruf d, dengan

ketentuan sebagai berikut:

a. Untuk menjatuhkan jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam

pasal 6 ayat (2) huruf a dapat didelegasikan kepada pejabat yang memangku

jabatan structural serendah-rendahny eselon V atau jabatan lain yang setingkat

dengan itu,

b. Untuk menjatuhkan jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam

pasal 6 ayat(2), dapat didelegasikan kepada pejabat yang memangku jabatan

structural serendah-rendahnya eselon IV atau pejabat lain yang setingkat

dengan it,

c. Untuk menjatuhkan jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam

pasal 6 ayat (2) dan ayat (3) huruf a dapat didelegasikan kepada pejabat yang

memangku jabatan struktural serendah-rendahnya eselon III atau jabatan lain

yang setingkat dengan itu,

d. Untuk menjatuhka jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam pasal

6 ayat (2) dan ayat (3) dapat didelegasikan kepada pejabat yang memangku

jabatan structural serendah-rendahnya eselon II atau jabatan lain yang

setingkat dengan itu,

e. Untuk menjatuhkan jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam

pasal 6 ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) huruf a dan huruf b dapat didelegasikan

kepada pejabat yang memangku jabatan struktural eselon I atau jabatan

lain yang setingkat dengan itu.

Bagian Keempat

Tata Cara Pemeriksaan, Penjatuhan, dan Penyampaian

Keputusan Hukuman Disiplin

15

Page 5: BAB III laporan prakerin

Pasal 9

1. Sebelum menjatuhkan hukuman disiplin, pejabat yang berwenang

menghukum wajib memeriksa lebih dahulu Pegawai Negeri Sipil yang

disangka melakukan pelanggaran disiplin itu.

2. Pemeriksaan sebgaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan:

a. secara lisan, apabila atas pertimbangan pejabat yang berwenang

menghukum, pelanggaran disiplin yang dilakukan oleh Pegawai Negeri

Sipil yang bersangkutan akan dapat mengakibatkan ia dijatuhi salah satu

jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2),

b. secara tertulis, apabila atas pertimbangan pejabat yang berwenang

menghukum, pelanggaran disiplin yang dilakukan oleh Pegawai Negeri

Sipil yang bersangkutan akan dapat mengakibatkan ia dijatuhi salah satu

jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (3) dan

ayat (4).

3. Pemeriksaan Pegawai Negeri Sipil yang disangka melakukan pelanggaran

disiplin, dilakukan secara tertutup.

Pasal 10

Dalam melakukan pemeriksaan, pejabat yang berwenang menghukum dapat

mendengaratau meminta keterangan dari orang lain apabila dipandangnya perlu.

Pasal 11

Pejabat yang berwenang menghukum sebagaimana dimaksud dlam pasal 7 ayat

(1) huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, dapat memerintahkan pejabat

bawahannya untuk memeriksa Pegawai Negeri Sipil yang disangka melakukan

pelanggaran disiplin.

Pasal 12

1. Berdasarkan hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9, pejabat

yang berwenang menghukum memutuskan jenis hukuman disiplin yang

dijatuhkan dengan mempertimbangkan secara seksama pelanggaran disiplin

yang dilakukan oleh Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan.

16

Page 6: BAB III laporan prakerin

2. Dalam keputusan hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam ayat (1),

antara lain harus disebutkan pelanggaran disiplin yang dilakukan oleh

Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan.

Pasal 13

1. Kepada Pegawai Negeri Sipil yang berdasarkan hasil pemeriksaan ternyata

melakukan beberapa pelanggaran disiplin, terhadapny hanya dapat dijatuhi

satu jenis hukuman disiplin.

2. Kepada Pegawai Negeri Sipil yang pernah dijatuhi hukuman disiplin yang

kemudian melakukan pelanggaran disiplin yang sifatnya sama, terhadapnya

dijatuhi hukuman disiplin yang lebih berat dari hukuman disiplin terakhir yang

pernah dijatuhkan kepadanya.

Pasal 14

1. Jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 ayat (2) huruf a,

dinyatakan dan disampaikan secara lisan oleh pejabat yang berwenang

menghukum kepada Pegawai Negeri Sipil yang besangkutan.

2. Jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 ayat (2) huruf b

dan huruf c dinyatakan secara tertulis dan disampaikan oleh pejabat yang

berwenang menghukum kepada Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan.

3. Semua jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 ayat (3)

dan ayat (4), ditetapkan denagn surat keputusan dan disampaikan oleh pejabat

yang berwenang menghukum kepada Pegawai Negeri Sipil yang

bersangkutan.

4. Penyampaian hukuman disiplin dilakukan secara tertutup.

Bagian Kelima

Keberatan Atas Hukuman Disiplin

Pasal 15

1. Pegawai Negeri Sipil yang dijatuhi salah satu jenis hukuman disiplin

sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 ayat (2) tidak dapat mengajukan

keberatan.

17

Page 7: BAB III laporan prakerin

2. Pegawai Negeri Sipil yang dijatuhi salah satu jenis hukuman disiplin

sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 ayat (3) dan ayat (4) dapat mengajukan

keberatan kepada atasan pejabat yang berwenang menghukum dalam jangka

waktu 14 (empat belas) hari terhitung mulai tanggal ia menerima Keputusan

hkuman disiplin tersebut.

Pasal 16

1. Keberatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 15 ayat (2), diajukan secara

tertulis melalui saluran hierarki.

2. Dalam surat keberatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), harus dimuat

alas an-alasan dari keberatan itu.

Pasal 17

1. Terhadap hukuman disiplin yang dijatuhkan oleh Presiden tidak dapat

diajukan keberatan.

2. Terhadap hukuman disiplin yang dijatuhkan oleh pejabat yang berwenang

menghukum sebagaimana dimaksud dalam pasal 7 ayat (1) huruf b, huruf c,

huruf d, dan huruf e, tidak dapat diajukan keberatan , kecuali jenis hukuman

disiplin sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 ayat (4) huuf c dan huruf d.

Pasal 18

Setiap pejabat yang menerima surat keberatan atas penjatuhan hukuman disiplin

wajib menyampaikannya kepada atasan pejabat yang berwenang menghukum

melalui surat hierarki dalam jangka waktu 3 (tiga) hari kerja terhitung mulai

tanggal ia menerima surat keberatan itu.

Pasal 19

1. Apabila ada keberatan dari Pegawai Negeri Sipil yang dijatuhi hukuman

disiplin, maka pejabat yang berwenang menghukum yang bersangkutan wajib

memberikan tanggapan atas keberatan yang diajukan oleh Pegawai Negeri

Sipil yang bersangkutan.

18

Page 8: BAB III laporan prakerin

2. Tanggapan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), diberikan secara tertulis

dan disampaikan kepada atasan pejabat yang berwenang menghukum yang

bersangkutan dalam jangka waktu 3 (tiga) hari kerja terhitung mulai tanggal ia

menerima surat keberatan itu.

Pasal 20

1. Atasan pejabat yang berwenang menghukum yang menerima surat keberatan

tentang penjatuhan hukuman disiplin, wajib mengambil keputusan atas

keberatan yang diajukan oleh Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan dalam

jangka waktu 1 (satu) bulan terhitung mulai tanggal ia menerima surat

keberatan itu.

2. Apabila dipandang perlu, maka atasan pejabat yang berwenang menghukum

dapat memanggil dan mendengar keterangan pejabat yang bewenang

menghukum yang bersangkutan, Pegawi Negeri Sipil yang dijatuhi hukuman

disiplin, dan atau orang lain yang dianggap perlu.

Pasal 21

1. Atasan pejabat yang berwenang menghukum dapat memperkuat atau

mengubah hukuman disiplin yang dijatuhkan oleh pejabat yang berwenanag

menghukum.

2. Penguatan atas perubahan hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam

ayat (1), ditetapkan dengan surat keputusan atasan pejabat yang berwenang

menghukum.

3. Terhadap keputusan atasan pejabat yang berwenang menghukum sebagaimana

dimaksud dalam ayat (2), tidak dapat diajukan keberatan.

Bagian Keenam

Berlakunya Keputusan Hukuman Disiplin

Pasal 22

1. Hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam pasal6 ayat (2) yang

dijatuhkan kepada seorang Pegawai Negeri Sipil berlaku sejak tanggal

19

Page 9: BAB III laporan prakerin

disampaikan oleh pejabat yang berwenang menghukum kepada yang

bersangkutan.

2. Hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 ayat (3) dan ayat (4):

a. Apabila tidak ada keberatan, mulai berlaku pada hari kelima belas

terhitung mulai tanggal Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan

menerima keputusan hukuman disiplin itu, kecuali jenis hukuman disiplin

sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 ayat (4) huruf b,

b. Apabila ada keberatan, mulai berlaku sejak tanggal keputusan atas

kebertan itu, kecuali jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam

pasal 6 ayat (4) huruf b,

c. Jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 ayat (4)

huruf b, mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan oleh pejabat yang

berwenang menghukum.

3. Apabila Pegawai Negeri yang dijatuhi hukuman disiplin tidak hadir pada

waktu penyampaian keputusan hukuman disiplin, maka hukuman disiplin itu

berlaku pada hari ke 30 (tiga puluh) terhitung mulai tanggal yang

ditentukanuntukpenyampaian keputusan hukuman disiplin tersebut.

20

Page 10: BAB III laporan prakerin

BAB IV

BADAN PERTIMBANGAN KEPEGAWAIAN

Pasal 23

1. Pegawai Negeri Sipil yang berpangkat Pembina golongan ruan IV/a ke bawah

yang dijatuhi salah satu jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam

pasal 6 ayat (4) huruf c dan huruf d dapat mengajukan keberatan kepada

Badan Pertimbanagn Kepegawaian.

2. Badan Pertimbanan Kepegawaian sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), di

bentuk dengan Keputusan Presiden.

Pasal 24

1. Badan Pertimbanagn Kepegawaian wajib mengambil keputusan mengenai

keberatan yang diajukan oleh Pegawai Negeri Sipil kepadanya.

2. Keputusan yang diambil Badan Pertimbangan Kepegawaian adalah mengikat

dan wajib dilaksanakan oleh semua pihak yang bersangkutan.

Pasal 25

Apabila ada alasan-alasan yang kuat, pejabat sebagaimana dimaksud dalam pasal

7 ayat (1) huruf b, huruf c, dan huruf d, dapat meninjau kembali hukuman disiplin

yang telah dijatuhkan oleh pejabat bawahannya yang berwewnang menghukum

dalam lingkungannya masing-masing.

Pasal 26

Pegawai Negeri Sipil yang meninggal dunia atau mencapai batas usia pension

pada waktu sedang menjalani hukuman disiplin sebagaimana di maksud dalam

pasal 6 ayat (3) huruf a dan b, dan ayat (4) huruf a, dianggap telah selesai

menjalani hukuman disiplin.

Pasal 27

1. Ketentuan-ketentuan peraturan pemerintah ini berlaku juga bagi :

21

Page 11: BAB III laporan prakerin

a. Calon pegawai negeri sipil

b. Pegawai bulanan disamping pension

2. Calon pegawai negeri sipil yang dijatuhi hukuman disiplin sedang atau berat,

dinyatakan tidak memenuhi syarat untuk diangkat menjadi pegawai negeri

sipil

3. Hukuman disiplin yang dapat dijatuhkan kepada pegawai bulanan disamping

pension, hanyalah jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam pasal

6 ayat (2) dan ayat (4) huruf b.

Pasal 28

Hal-hal yang belum cukup diatur dalam peraturan pemerintah ini diatur lebih

lanjut dengan keputusan presiden

Pasal 29

Ketentuan-ketentuan teknis tenteang pelaksanaan peraturan pemerintah ini

ditetapkan oleh kepala badan administrasi kepegawaian Negara.

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 30

Hukuman jabatan yang telah dijatuhkan sebelum berlakunya peraturan pemerintah

ini dan sedang di jalani oleh pegawai negeri sipil yang bersangkutan tetap berlaku.

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 31

Dengan berlakunya peraturan pemerintah ini, maka peraturan pemerintah nomor

11 tahun 1952 tentang hukuman jabatan (lembaran Negara tahun 1952 nomor 16,

lembaran Negara Nomor 202) dan segala peraturan perundang-undangan lainya

yang bertentangan dengan peraturan pemerintah ini dinyatakan tida berlaku lagi.

22

Page 12: BAB III laporan prakerin

Pasal 34

Peraturan pemerintah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan agar supaya

setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan peraturan pemerintah

ini dengan penempatannya dalam lembaran Negara Replublik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta

Pada tanggal 30 agustus 1980

ttd.

SOEHARTO

Diundangkan di Jakarta

Pada tanggal 30 agustus 1980

MENTERI/SEKRETARIS NEGARA

REPUBLIK INDONESIA

ttd

SUDHARMONO, S.H

LEMBARA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1980 NOMOR 50

Penjelasan Atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 30 Tahuh

1980 Tentang Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil

Penjelasan Umum

Dalam rangka usaha untuk mencapai tujuan nasional,diperlukan adanya

Pegawai negeri sipil sebagai unsur aparatur Negara, abdi Negara, dan abdi

masyarakat yang penuh kesetiaan dan ketaatan kepada pancasila, undang-undang

dasar 1945, Negara, dan pemerintah serta yang bersatu padu, bermental baik,

berwibawa, berdaya guna, berhasil guna, bersih, bermutu tinggi, dan sadar akan

tanggung jawabnya untuk menyelenggarakan tugas pemerintah dan pembangunan.

23

Page 13: BAB III laporan prakerin

Untuk membina pegawai negeri sipil demikian itu, antara lain diperlukan

adanya peraturan disiplin yang memuat pokok-pokok kewajiban, larangan, dan

sanksi apabila kewqajiban tidak ditaati, atau larangan dilanggar.

Dalam peraturan pemerintah ini diatur dengan jelas kewajian yang harus

ditaati dan larangan yang tidak bolehdilanggar oleh setiap pegawai negeri sipil

yang melakukan pelanggaran disiplin.

Selaindari pada itu dalam peraturan pemerintah ini diatur pula

tentangtatacara pemeriksaan, tatacara penjatuhan dan penyampaian hukuman

disiplin, serta tatacara pengajuan keberatan apabila pegawai negeri sipil yang

dijatuhi hukuman disiplin itu merasa keberatan atas hukuman disiplin yang

dijatuhkan kepadanya.

Tujuan hukuman disiplin adalah untuk memperbaiki dan mendidik

pegawai negeri sipil yang melakukan pelanggaran disiplin.

Oleh seba itu setiap pejabat yang berwenang menghukum wajib

memeriksa lebih dahulu dengan seksama pegawai negeri sipil yang melakukan

pelanggaran disiplin itu.

Hukuman disiplin yang dijatuhkan haruslah setimpal dengan pelanggaran

disiplin yang dilakukan, sehingga hukuman disiplin itu dapat diteima oleh rasa

keadilan.

24

Page 14: BAB III laporan prakerin

BAB V

PELAYANAN DINDUK CAPIL

A. Pembagian Akta Kelahiran

Dinas kependudukan dan catatan sipil memberi pelayanan kepada masyarakat

untuk mengeluarkan akta kelahiran yang dibagi menjadi 3 golongan yaitu:

1. Pembuatan akta kelahiran rutin

Yaitu menerbitkan akta kelahiran bagi kelahiran baru dan pelapornya tidak

melebihi 60 (enam puluh) hari kerja dan hari kelahiranya bayi WNI.

Dominisi orangtua tidak harus di wilayah kabupaten banyumas.

2. Pembuatan akta kelahiran Examinasi

Yaitu menerbitkan akta kelahiran bagi kelahiran baru dan pelapornya

melebihi 60 (enam puluh) hari kerja dari kelahirannya sejak 1 januari

1986. Untuk WNI asli disampaikan tanpa proses siding pengadilan negeri.

Dominisi orangtua harus di wilayah kabupaten banyumas.

3. Pembuatan akta kelahiran dispensasi

Yaitu penerbitan akta kelahiran yang dibuat untuk WNI asli/disamakan

yang lahir sebelum 1 januari 1986 berdomisili wilayah kabupaten

Banyumas tanpa siding pengadilan negeri.

Kegunaan/manfaat akta kelahiran

1. Sebagai data otentik menentukan status hukum seseorang.

2. Untuk persyaratan sekolah, melamar pekerjaan, menikah,

mengurus/membuat passport, mengurus pensiunan dan mendapat

tunjangan anak

3. Suatu akta yang di akui secara internasional.

B. Syarat-Syarat Membuat Akta Kelahiran

1. Persyaratan membuat akta kelahiran rutin

25

Page 15: BAB III laporan prakerin

a. Struk/surat kelahiran asli dari desa

b. Fotocopy surat nikah/akta perkawinan orangtua yang di legalisir.

c. Surat keterangan kelahiran asli dari duku bayi/bidan/rumah bersalin.

Khusus surat keterangan kelahiran bayi dari dukun bayi harus di

ketahui desa/kelurahan.

d. Fotocopy KTP orang tua yang masih berlaku dan kartu keluarga yang

telah di legalisir desa/kelurahan dan kecamatan.

e. Surat kematian orang tua asli dari desa/kelurahan bagi yang

orangtuanya telah meninggal dunia.

f. Membawa 2 (dua) orang saksi masing-masing berusia minimal 21

(duapuluhsatu) tahun, dilengkapi dengan fotocopy KTP yang masih

berlakudan berdomisili di satu kecamatan dengan pemohon.

g. Bagi WNI keturunan menampilkan surat ganti nama.

h. Surat kuasa bermaterai Rp. 6000,- bagi yang menguasakan kepada

orang lain.

2. Persyaratan membuat akta kelahiran ekaminasi

a. Struk/surat kelahiran asli dari desa

b. Surat pengantar dari desa diketahui kecamatan.

c. Fotocopy surat nikah/akta perkawinan orangtua yang di legalisir.

d. Surat keterangan kelahiran asli dari duku bayi/bidan/rumah bersalin.

Khusus surat keterangan kelahiran bayi dari dukun bayi harus di

ketahui desa/kelurahan.

e. Fotocopy KTP orang tua yang masih berlaku dan kartu keluarga yang

telah di legalisir desa/kelurahan dan kecamatan.

f. Surat kematian orang tua asli dari desa/kelurahan bagi yang

orangtuanya telah meninggal dunia.

g. Membawa 2 (dua) orang saksi masing-masing berusia minimal 21

(duapuluhsatu) tahun, bagi kelahiran kurang dari 11 tahun pada saat

didaftarkan dan atau 1 tahun lebih tua bagi kelahiran yang

pendapatanya telah mencapai 11 tahun.

h. Fotocopy ijazah/STTB terakhir (SD/SLTP/SLTP)

26

Page 16: BAB III laporan prakerin

i. Surat kuasa bermaterai Rp. 6000,- bagi yang menguasakan kepada

orang lain.

3. Persyaratan membuat akta kelahiran dispensasi

a. Struk/surat kelahiran asli dari desa

b. Fotocopy surat nikah/akta perkawinan orangtua yang di legalisir.

c. Fotocopy KTP orang tua yang masih berlaku dan kartu keluarga yang

telah di legalisir desa/kelurahan dan kecamatan.

d. Surat kematian orang tua asli dari desa/kelurahan bagi yang

orangtuanya telah meninggal dunia.

e. Membawa 2 (dua) orang saksi masing-masing berusia minimal 21

(duapuluhsatu) tahun, dilengkapi dengan fotocopy KTP yang masih

berlakudan berdomisili di satu kecamatan dengan pemohon.

f. Fotocopy

g. Surat kuasa bermaterai Rp. 6000,- bagi yang menguasakan kepada

orang lain.

C. Pelayanan Surat Kenal Lahir

Disamping akta-akta catatan sipil yang dikeluarkan oleh dinas kependudukan

dan catatan sipil, ada juga yang berupa surat kenal lahir. Surat kenal lahir ini

berlaku untuk semua penduduk baik warga Negara Indonesia (WNI) maupun

warga Negara Asing (WNA). Masa berlaku surat kelahiran selama 6 bulan dan

di gunakan satu keperluan.

Dengan persyaratan-persyaratan sebagai berikut :

1. Tidak/belum memiliki kutipan kata kelahiran.

2. Mengisi formulir yang telah di sediakan oleh petugas dan harus diketahui

oleh ketua Rt,Rw, kepala desa/lurah dan camat.

3. Melampirkan surat kelahiran dari desa/kelurahan yang di ketahui oleh

camat.

4. Membawa dua orang saksi dengan ketentuan sebagai berikut :

a. Saksi tak diperbolehkan saudara kandung, orang tua sendiri, suami/istri

dari pemohon.

27

Page 17: BAB III laporan prakerin

b. Umur saksi sedikitnya sepuluh tahun lebih tua dari pemohon.

5. Fotocopy KTP (Kartu Tanda Penduduk)

6. Fotocopy ijazah terakhir

7. Pass photo ukuran 3x4 sebnyak 2 lembar.

Pelayanan penerbitan turunan akta kelahiran

Akta kelahiran dan kutipan akta kelahiran yang pernah diterbitkan oleh dinas

kependudukan dan catatan sipil bila diperlukan dapat meminta turunan

kutipanya yang di sebut sebagai akta kutipan ke 2.

Untuk memperoleh turunan tersebut harus melampirkan :

1. Fotocopy kutipan-kutipan akta kelahiran yang dimiliki apabila ada.

2. Surat keterangan dari kepolisian setempat. Jika kutipan tersebut hilang.

3. Fotocopy kartu tanda penduduk (KTP) pemohon.

D. Tariff Retribusi Akta Kelahiran

Dasar hukum :

Perda kabupaten Banyumas No.5 tahun 2005

Perda Kabupaten Banyumas No.6 tahun 2006

Perbup Banyumas No. 17 tahun 2005

1. Akta kelahiran rutin

Akta kelahiran hukum untuk anak yang baru lahir dan belum terlambat

sampai dengan 60 hari kerja.

Biaya : Gratis

2. Akta kelahiran eksaminasi

Akta kelahiran yang sudah terlambat lebih dari 60 hari kerja pelapornya

sampai dengan waktu 1 januari 1986.

Biaya : Rp. 20.000,- (dua puluh ribu Rupiah)

(untuk anak yang dilahirkan diluar kabupaten banyumas di tambah

retribusi sebesar Rp. 10.000,-)

3. Akta kelahiran dispensasi

Akta kelahiran untuk anak yang lahirnya sebelum tahun 1986.

Biaya : Rp. 30.000,- (tiga puluh ribu Rupiah)

28

Page 18: BAB III laporan prakerin

(untuk anak yang dilahirkan diluar kabupaten banyumas di tambah

retribusi sebesar Rp. 10.000,-)

E. Persyaratan Surat Pindah Antar Kabupaten/Propinsi.

1. Surat pengantar dari Rt diketahui Rw.

2. Pengantar dari desa dll, blanko F.1.08 (pindah datang) yang telah di

ketahui desa/kelurahan sampai kecamatan dengan diberi no dan tanggal

dari kecamatan.

3. Blanko F.1.08 (pindah datang) yang telah di ketahui desa/kelurahan

sampai kecamatan dengan diberi no dan tanggal dari kecamatan.

4. KTP asli yang mau pindah (dilampirkan/dicabut dari DINDUK CAPIL)

Untuk KK apabila yang pindah sebagai anggota keluarga melampirkan

fotocopy KK lama yang ada nama orang yang mau pindah.

KK terbaru yang tak ada nama orang yang mau pindah/yang pindah

sudah tak ada di KK

5. Biodata yang mau pindah surat keterangan pindah WNI yang di buat di

aplikasi computer.

6. Pass photo ukuran 3x4 sebanyak 6 lembar.

7. Perubahan status dilampirkan fotocopy surat nikah, akta cerai, surat

kematian apabila cerai/mati.

8. Surat kuasa bermaterai Rp. 6000,- bagi yang menguasakan kepada orang

lain.

F. Program Pelayanan Pembuatan KTP Dan KK

1. KTP (Kartu Tanda Penduduk)

KTP (Kartu Tanda Penduduk) diterbitkan oleh pemerintah

kabupaten/kota dan ditandatangani oleh pejabat yang ditunjuk/diberi

kewenangan oleh bupati/walikota

KTP wajib dimiliki oleh setiap WNI dan orang asing yang tinggal tetap

yang berusia 17 tahun/sudah menikah. Masa berlaku KTP adalah 5 Tahun.

Sedangkan untuk KTP orang asing tidak tetap di sesuaikan dengan masa

berlakunya dengan izin tinggal tetap.

29

Page 19: BAB III laporan prakerin

Bagi WNI yang telah berusia 60 tahun keatas diberi KTO yang masa

berlakunya seumur hidup.

KTP wajib diganti/dicabut/diperbaharui apabila :

a. Telah berakhirnya masa berlaku

b. Rusak

c. Terjadi perubahan data/identitas/alamat pemilik.

d. Hilang, dengan melampirkan surat kehilangan dari kepolisian.

e. Pendaftaran kepindahan.

Syarat permohonan KTP baru

a. Surat pengantar dari Rt, Rw, Desa/Kelurahandan diakui camat.

b. Fotokopy KK

c. Fotocopy buku nikah bagi penduduk yang belum berusia 17 tahun

tetapi sudah menikah.

d. Fotocopy akta kelahiran

e. Fotocopy surat bukti/keterangan peristiwa penting kependudukan

yang pernah di alami bagi pendudukyang menggunakan perubahan

data termasuk KTP.

f. Formulir FI.07

g. Pass photo ukuran 2x3 cm sebanyak 2 lembar dengan ketentuan

foto menggunakan background merah untuk penduduk yang lahir

pada tahun ganjil sedangkan background biru untuk penduduk

yang lahir pada tahun genap.

h. Bagi orang yang tinggal tetap selain persyaratan tersebut diatas,

juga melampirkan dokumen imigrasi (passport dan ijin tinggal

tetap) dan fotocopy STLD

Syarat perpanjangan KTP

a. Surat pengantar dari Rt/Rw Desa/Kecamatan diketahui oleh camat.

b. KTP yang lama

c. KK yang di miliki penduduk

30

Page 20: BAB III laporan prakerin

Syarat perpanjangan KTP pengganti

a. Melampirkan KTP yang rusak, bagi pemohon KTP yang rusak

b. Surat keterangan kehilangan dari kepolisian bagi penduduk yang

KTPnya hilang.

2. KK (Kartu Keluarga)

KK (Kartu Keluarga) harus dimiliki oleh setiap kepala keluarga untuk

memudahkan dalam pendataan penduduk dan untuk mengetahui status

penduduk dalam keluarga.

Syarat membuat KK

a. Surat pengantar dari Rt/Rw Desa/Kecamatan diketahui oleh camat.

b. Formulir F1-01

c. Formulir F1-06

d. Fotocopy buku nikah

e. Fotocopy akta kelahiran

f. Fotocopy ijazah terakhir

3. Biaya pendaftaran KTP dan KK

Biaya pendaftaran KTP dan KK

a. Biaya pembuatan KTP

1) KTP WNI sebesar Rp. 5.000,-

2) KTP WNA sebesar Rp. 25.000,-

3) KTP WNI program siak sebesar Rp. 7.500,-

4) KTP WNA program siak sebesar Rp. 25.000,-

b. Biaya pembuatan KK

1. KK WNI sebesar Rp. 3.000,-

2. KK WNA sebesar Rp. 25.000,-

3. KK WNI program siak sebesar Rp. 5.000,-

4. KK WNA program siak sebesar Rp. 25.000,-

31

Page 21: BAB III laporan prakerin

4. Cara pengambilan KTP dan KK

1) Pemohon yang bersangkutan membawa kuitansi ke loket pengambilan

KTP dan KK dengan membawa Kuitansi pembayaran dan

menyerahkan kepada petugas loket.

2) Pemohon yang bersangkutan mengisi daftar pengambilan.

3) Pemohon diharapkan mengecek kembali KTP dan KK yang baru di

ambil sebelm meninggalkan loket pengambilan. Sehingga bila terjadi

kesalahan pada KTP dan KK dapat langsung di perbaiki selama berada

di loket pengambilan.

G. Persyaratan Pencatatan Perkawinan

1. Fotocopy surat pemberkatan dari pemuka Agama/gereja

2. Fotocopy akta kelahiran/surat kenal lahir yang masih berlaku dan

dilegalisir.

3. Surat model N1 sampai model N4 dari desa/kelurahan dilegalisir

kecamatan setempat

4. Fotocopy KTP dan KK

5. Fotocopy surat bakti kewarganegaraan Indonesia dari yang bersangkutan.

6. Fotocopy surat ganti nama dari yang bersangkutan dan kedua orangtua

(bagi WNI keturunan)

7. Fotocopy akta perkawinan orang tua yang telah dilegalisir.

8. Fotokopy akta kematian orang tua (bagi WNI keturunan)

9. Surat keterangan dokter dari RSUD/DKK/Puskesmas.

10. Surat keterangan imunisasi dari dokter RSU/DKK/Puskesmas.

11. Surat pernyataan belum/sudah pernah kawin bermaterai Rp. 6000,- yang di

ketahui desa/kelurahan dan kecamatan.

12. Surat ijin orang tua yang diketahui desa/kelurahan bila calon mempelai

belum mencapai 21 tahun.

13. Surat pernyataan pindah Agama apabila mempelai berbeda agama

diketahui oleh pemuka agama yang memberkati.

32

Page 22: BAB III laporan prakerin

14. Surat ijin pengadilan negeri bagi calon mempelai yang masih dalam ikatan

perkawinan bila hukum agamanya mengijinkan.

15. Akta perceraian bagi calon mempelai yang berstatus duda/janda.

16. Pass photo ukuran 4x6 sebanyak 5 (lima)helai, dengan posisi istri di

sebelah suami.

17. Surat ijin atasan bagi anggota TNI/Polri.

H. Akta Kematian

1. Akta Kematian Umum

a. WNI pribumi dan keturunan

Pendaftaran/pelaporanya tidak melebihi 60 hari kerja sejak

kematianya.

b. WNA

Pendaftaran/pelaporanya tidak melebihi 3 hari sejak kematianya.

Syarat-syarat yang harus dipenuhi

1. Surat kematian asli dari desa/kelurahan

2. Fotocopy akta/surat nikah dan yang aslinya bagi yang telah/pernah

menikah.

3. Fotocopy akta kelahiran dan yang aslinya

4. Asli dan fotocopy SBKRI pengganti nama bagi WNI keturunan.

5. Fotocopy POA, STMD, Pasport bagi WNA.

6. Membawa saksi 1 orang berusia 21 tahun dengan melampirkan

fotokopy KTP saksi.

2. Akta kematian terlambat istimewa

a. WNI pribumi dan keturunan

Pendaftaran/pelaporanya telah melewati batas waktu yang telah

ditentukan (60 hari) sejak kematianya.

b. WNA

33

Page 23: BAB III laporan prakerin

Pendaftaran/pelaporanya telah melewati batas waktu yang di tentukan

(setelah 30 hari) sejak kematianya.

Syarat-syarat yang harus dipenuhi

1. Sama dengan syarat kematian umum.

2. Di tambah dengan putusan pengadilan negeri.

3. Surat kenal mati

Persyaratan yang harus di penuhi

a. Surat kematian asli dari desa/kelurahan.

b. Fotocopy KTP pemohon dan saksi

c. Fotocopy surat nikah yang bersangkutan (bagi yang telah menikah)

d. Fotokopy SBKRI ganti nama dan akta kelahiran

Keterangan :

Saksi tidak boleh saudara kandung, orangtua sendiri,

suami/istri dari pemohon.

Umur saksi sedikitnya 21 tahun.

4. Biaya retribusi Akta kematian

Biaya retribusi akta kematian adalah sebesar Rp. 20.000,- (duapuluh Ribu

rupiah).

34

Page 24: BAB III laporan prakerin

BAB V

PENUTUP

1. KESIMPULAN

a. Kantor dinduk capil Kab. Banyumas merupakan suatu fasilitas yang

diberikan pemerintah untuk masyarakat dalam rangka mewujudkan

tatatertib administrasi kependudukan dan pencatatan sipil.

b. Dinduk Capil telah melaksanakan kewajiban dan kuasanya dengan baik

sesuai dengan wewenang yang telah diberikan oleh pemerintah.

c. Pelayanan yang di berikan oleh karyawan dan karyawati di kantor Dinduk

Capil semaksimal mungkin memberikan kepuasan bagi masyarakat.

d. Pelayanan yang di berika Dinduk capil antara lain :

1) Pembuatan akta kelahiran

2) Pembuatan KTP

3) Pembuatan surat pindah

4) Pembuatan kartu keluarga

5) Legalisir akte dan surat pindah

6) Dsb.

2. KESAN

Adapun kesan selama kami PKL di Dinduk Capil adalah :

a. Kami merasa senang karena banyak pengalaman berharga yang kami dapat

selama kami melaksanakan PKL di Dinduk Capil.

b. Selain ilmu yang di dapat di Dinduk Capil juga kami mendapatkan teman

dan sebuah keluarga besar yang saling menjunjung tinggi rasa hormat

antar anggotanya

c. Hal-hal yang kami pelajari selama kami melaksanakan PKL di Dinduk

Capil memberikan kepada kami sebuah pembelajaranakan arti pentingnya

berkomunikasi, bekerja sama dan bertanggung jawab terhadap pekerjaan

yang telah di berikan serta melatih kedisiplinan.

3. SARAN

35

Page 25: BAB III laporan prakerin

a. Kerja sama dan kedisiplinan pegawai perlu ditingkatkan karena masih

banyak pegawai yang datang terlambat dan tidak hadri tanpa keterangan.

b. Pembagian tugas antar pegawai lebih di tinjau, karena banyak pegawai

yang begitu sibuk dengan pekerjaan menumpuk akan tetapi banyak

pegawai lain yang berpangku tangan.

c. Ruang pendaftaran lebih ditertibkan agar terlihat lebih rapid an tidak

terkesan berantakan.

Sekian yang dapat kami sarankan, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca dan

Dinduk Capil. Apabila ada kalimat yang kurang berkenan kami mohon maaf

yang sebesar-besarnya.

36