bab iii hasil penelitian dan pembahasan a. gambaran...
TRANSCRIPT
-
36
BAB III
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Pada bagian ini Penulis akan melakukan pembahasan/pemaparan
mengenai permasalahan yang Penulis angkat sebagai judul skripsi berdasarkan
penelitian yang telah Penulis lakukan. Penulis telah melakukan penelitian
dengan cara mewawancarai 10 (sepuluh) Notaris di wilayah hukum Kota
Malang yang secara langsung memberikan penjabaran terhadap implementasi
pemberian jasa hukum di bidang kenotariatan secara cuma-cuma kepada
masayarakat tidak mampu oleh Notaris ditinjau dari Undang-Undang No 2
Tahun 2014 Tentang Jabatan Notaris. Adapun lokasi penelitian antara lain:
1. Notaris A.A Gde Wahyu S.H.,M.Kn
Kantor Notaris A.A Gde Wahyu S.H.,M.Kn yang beralamat kantor di
Jalan Raden Tumenggung Suryo No. 28 Kota Malang, yang secara
rinci memiliki profil institusi sebagai berikut:
Nama : A.A Gde Wahyu S.H.,M.Kn
Jabatan : Notaris di Kota Malang, SK KEMENKUHAM RI
No. AHU-00123.AH.02.01.TAHUN 2016 tanggal
29 Januari 2016.
Wilayah kerja : Kota Malang
Alamat Kantor : Jalan Raden Tumenggung Suryo No. 28 Malang
Telepon/Fax : (0341) 476137, 082230003099, 085730303099
-
37
Email : [email protected]
2. Notaris Dra Tuminem, SH
Kantor Notaris-PPAT Dra. Tuminem, S.H yang beralamat kantor di
jalan Bromo Nomor 41 Malang, yang secara rinci memiliki profil
institusi sebagai berikut:
Nama : Dra. Tuminem S.H
Jabatan :Notaris di Kota Malang, SK No. C-
517ht.03.02/2001 tanggal 20 Nopember 2001.
Untuk ijin praktek Pegawai Pencatat Akta Tanah
(PPAT) didasarkan pada SK No. 4-2002 tertanggal
25 April 2002
Wilayah Kerja : Kota dan Kabupaten Malang
Alamat Kantor : Jalan Bromo No. 41 C, Kelurahan Oro-oro Dowo,
Kecamatan Klojen Kota Malang
Telepon : 081615712345
Email : [email protected]
3. Notaris & PPAT Arlina, SH.M.Kn
Beralamat kantor di jalan Brigjen Slamet Riadi 39A Oro-oro Dowo,
yang secara rinci memiliki profil institusi sebagai berikut:
Nama : Arlina, SH.M.Kn
Jabatan :Notaris di Kota Malang, SK MENTERI HUKUM
DAN HAK ASASI MANUSIA RI NO.
AHU.0316.AH.02.01 tahun 2010. Untuk ijin
mailto:[email protected]
-
38
praktek Pegawai Pencatat Akta Tanah (PPAT)
didasarkan pada SK No. 109/KEP-17.3/111/2011
Wilayah Kerja : Kota Malang
Alamat Kantor : Jalan Brigjen Slamet Riadi 39A Oro-oro Dowo,
Kecamatan Klojen Kota Malang
Telepon : (0341) 329957
4. Notaris Atik Rusmiati Nurcholizin SH., M.Kn
Kantor Notaris-PPAT Atik Rusmiati Nurcholizin SH., M.Kn yang
beralamat kantor di Jalan Simpang Wilis Indah Ruko Retawu No. B-5
Malang, yang secara rinci memiliki profil institusi sebagai berikut:
Nama : Atik Rusmiati Nurcholizin SH., M.Kn
Jabatan :Notaris di Kota Malang, SK MENTERI HUKUM
DAN HAK ASASI MANUSIA RI NO.AHU-
1199.AH.02.01.Thn.2010 TGL.02-12-2010. Untuk
ijin praktek Pegawai Pencatat Akta Tanah (PPAT)
didasarkan pada SK KEPALA BADAN
PERTANAHAN NASIONAL RI NOMOR:
802/KEP-17.3/X/2013 tanggal 21-10-2013
Wilayah Kerja : Kota Malang
Alamat Kantor : Jalan Simpang Wilis Indah Ruko Retawu No. B-5
Malang
Telepon : (0341)583838
Fax : (0341) 583839
-
39
5. Notaris dan PPAT Benediktus Bosu, SH
Beralamat kantor di Jalan Soekarno Hatta No. 21 Malang, yang secara
rinci memiliki profil institusi sebagai berikut:
Nama : Benediktus Bosu, SH
Jabatan :Notaris di Kota Malang, SK Kemenkuham RI NO.
C-70.HT.03.01 tahun 1998 Tanggal 4 Mei 1998.
Untuk ijin praktek Pegawai Pencatat Akta Tanah
(PPAT) didasarkan pada SK Menteri Negara
Agraria KBPN NO. 12-X-1999 tanggal 6 April
1999.
Wilayah Kerja : Kota Malang
Alamat Kantor : Jalan Soekarno Hatta No. 21 Malang
Telepon : (0341) 495648
Fax : (0341) 414859
6. Notaris dan PPAT Yudo Sigit Riswanto, S.H
Beralamat kantor di Jalan Brigjend Slamet Riadi No. 159 Kota
Malang, yang secara rinci memiliki profil institusi sebagai berikut:
Nama : Yudo Sigit Riswanto, S.H
Jabatan :Notaris di Kota Malang, SK MENKEH & HAM RI
NO. C-66.HT.03.01 tahun 2002 Tanggal 25 Maret
2002. Untuk ijin praktek Pegawai Pencatat Akta
Tanah (PPAT) didasarkan pada SK Kepala Badan
-
40
Pertanahan Nasional NO. 14-X-A-2003 tanggal 04
Desember 2003.
Wilayah Kerja : Kota Malang
Alamat Kantor : Jalan Brigjend Slamet Riadi No. 159 Kota Malang
Telepon/ Fax : (0341) 352352
HP : 08123305675
7. Notaris dan PPAT Yungyun Esti Rahayu, S.H., M.Kn
Beralamat kantor di Jalan Tumenggung Suryo No. 8 Kota Malang, yang
secara rinci memiliki profil institusi sebagai berikut:
Nama : Yungyun Esti Rahayu, S.H., M.Kn
Jabatan :Notaris di Kota Malang, SK Menteri Hukum dan
Hak Aasasi Manusia RI NO. AHU-704.AH.02.01.
tahun 2013 Tanggal 25 Oktober 2013.
Wilayah Kerja : Kota Malang
Alamat Kantor :Jalan Tumenggung Suryo No. 8 Kota Malang
Telepon : (0341) 493056
8. Notaris dan PPAT Bambang Irawan, S.H
Beralamat kantor di Jalan Brigjend Slamet Riadi No. 144-A Kota Malang,
yang secara rinci memiliki profil institusi sebagai berikut:
Nama : Bambang Irawan, S.H
Jabatan :Notaris di Kota Malang, SK KEHAKIMAN RI
NO. C-611.HT.03.01 tahun 1999 Tanggal 01 Maret
1999. Untuk ijin praktek Pegawai Pencatat Akta
-
41
Tanah (PPAT) didasarkan pada SK MENTERI
AGRARIA/KEPALA BADAN PERTANAHAN
NASIONAL NO.10710-XI-1996 tanggal 25
September 1996.
Wilayah Kerja : Kota Malang
Alamat Kantor :Jalan Brigjend Slamet Riadi No.144-A Kota
Malang
9. Notaris dan PPAT Nanang Dwi Winarko, S.H., M.Kn
Beralamat kantor di Jalan Pacar Air No. 09 Kota Malang, yang secara
rinci memiliki profil institusi sebagai berikut:
Nama : Nanang Dwi Winarko, S.H., M.Kn
Jabatan :Notaris di Kota Malang, SK MENKEH & HAM RI
NO.C-32.HT.03.01 tahun 2007 Tanggal 22 Februari
2007. Untuk ijin praktek Pegawai Pencatat Akta
Tanah (PPAT) didasarkan pada SK Kepala Badan
Pertanahan Nasional NO. 9-XVII-PPAT-2008
tanggal 01 September 2008.
Wilayah Kerja : Kota Malang
Alamat Kantor :Jalan Jalan Pacar Air No. 09 Kota Malang
Telepon/ Fax : (0341) 406948- 8696284
10. Notaris Siti Noer Endah, S.H
Beralamat kantor di Jalan Jalan Arjuna No.12 Kota Malang, yang secara
rinci memiliki profil institusi sebagai berikut:
-
42
Nama : Siti Noer Endah, S.H
Jabatan : Notaris dengan wilayah kerja Kota Malang, Surat
Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia
Republik Indonesia Nomor:C-1123.HT.03.01-
Th.1999 Untuk ijin praktek Pegawai Pencatat Akta
Tanah (PPAT) didasarkan pada PPAT SK.NO. 4-
XI-2002 TANGGAL. 10 Februari 2000.
Wilayah Kerja : Kota Malang
Alamat kantor : Jalan Hamid Rusdi No.6 Malang
B. Implementasi pemberian jasa hukum di bidang kenotariatan secara
cuma-cuma bagi masyarakat tidak mampu oleh Notaris ditinjau dari
undang-undang nomor 2 tahun 2014 tentang jabatan Notaris di wilayah
hukum Kota Malang.
Kebutuhan jasa hukum di bidang kenotariatan dapat diberikan kepada
masyarakat dan tidak mengenal status sosial, baik dari golongan masyarakat
mampu ataupun masyarakat yang kurang mampu dalam membutuhkan jasa
hukum tersebut harus mendapatkan pelayanan yang sama dari seorang
Notaris.
Notaris sebagai pejabat umum mempunyai kewenangan dalam
melakukan tugas, fungsi dan kewajibannya diberikan negara melalui Undang-
Undang No. 2 tahun 2014 tentang Jabatan Notaris. Kewajiban negara yang
diamanatkan Pancasila
-
36
26 dan UUD 1945 untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan
memajukan kesejateraan umum, dalam rangka mewujudkan keadilan sosial
bagi seluruh masyarakat Indonesia sebagain didelegasikan kepada Notaris,
karena itulah, sebelum menjalankan jabatannya Notaris wajib mengucapkan
sumpah/janji menurut agamanya akan menjalankan pancasila, UUD 1945,
UUJN, peraturan perundang-undangan lainnya termasuk Undang-Undang
HAM dan Undang-Undang Peradilan HAM.
Berdasarkan pengertian tentang HAM yang diformulasikan dalam
pasal 1 Undang-Undang HAM dan pasal 1 Undang-undang Pengadilan HAM,
maka hak untuk mendapatkan keadilan dalam perlakuan hukum (Equality
Before the Law) dan hak untuk mendapatkan rasa aman dalam melakukan
perbuatan hukum sebagai subyek hukum di dalam masyarakat merupakan hak
asasi manusia yang wajib ditegakkan, dilindungi dan dipenuhi serta dijunjung
tinggi oleh setiap orang, terutama Notaris yang relevan dengan tugas dan
fungsinya di dalam masyarakat. Sebagaimana diatur dalam pasal 1
UUJN:”Notaris adalah pejabat umum yang berwenang untuk membuat akta
otentik dan kewenangan lainnya sebagaimana dimaksud dalam undang-
undang ini”. Pendelegasian27 kewenangan membuat akta otentik oleh negara
ini sesuai dengan prinsip negara hukum yang menjamin kepastian, ketertiban
dan perlindungan hukum yang berintikan kebenaran dan keadilan untuk
mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan, sejalan dengan lalu lintas hukum
26 Suparman Usman. Etika dan Tanggung Jawab Profesi Hukum Di Indonesia. hal. 129-143.
27 Habib Adjie. Hukum Notaris Indonesia. PT. Rafika Aditama. Bandung. 2008. Opcit hal. 78.
-
37
yang dibutuhkan dalam kehidupan bermasyarakat. Akta Otentik produk
Notaris ini, selain berfungsi untuk mencegah sengketa karena telah
menentukan dengan jelas hak dan kewajiban subyek hukum dalam lalu lintas
hukum di masyarakat, juga mempunyai peranan yang sangat penting sebagai
alat bukti yang terkuat dan terpenuh dalam hubungan hukum dalam kehidupan
bermasyarakat jika sengketa tidak dapat dihindarkan.28
Payung hukum yang utama bagi profesi Notaris dalam menjalankan
profesi jabatannya adalah UUJN dan Kode Etik Notaris. Pasal 37 UUJN
memerintahkan: “Notaris wajib memberikan jasa hukum di bidang
kenotariatan secara cuma-cuma kepada orang yang tidak mampu”. Hal serupa
ditegaskan kembali dalam pasal 3 angka 7 Kode Etik Notaris yang
menyebutkan notary berkewajiban: “Memberikan jasa pembuatan akta dan
jasa keNotarisan lainnya untuk masyarakat yang tidak mampu tanpa
memungut honorarium”. Disamping itu Notaris juga berkewajiban untuk
“mengutamakan pengabdian kepada kepentingan masyarakat dan Negara”.
Sebagaimana diamanatkan dalam pasal 3 angka 6 Kode Etik Notaris.
Pencantuman pasal 37 UUJN dan pasal 3 angka 7 pada Kode Etik
Notaris di atas oleh penggagasnya diharapkan menjadi salah satu bentuk
kepedulian (rasa sosial) Notaris terhadap lingkungannya dan merupakan
wujud pengabdian profesi Notaris terhadap masyarakat, bangsa dan Negara.
Namun sangat disayangkan, implementasi terhadap ketentuan di atas masih
28 Penjelasan Umum Undang-Undang No. 2 Tahun 2014 Tentang Jabatan
Notaris.
-
38
berada ditataran formal, dalam artian penegakan hak asasi manusia oleh
Notaris masih sebatas pembuatan peraturannya, belum sampai pada
implemtasi terhadap nilai-nilai yang terkandung di dalam ketentuan tersebut.
Hal ini sangat memprihatinkan dunia penegakan hukum, (penegakan hukum
yang penulis maksud disini bukan penegakan hukum HAM dalam perspektif
normatif, melainkan penegakan hukum HAM dalam perspektif Sosiologis).29
Sudah seyogianya profesi Notaris mempunyai peran aktif dalam penegakan
hak asasi manusia, memberikan pelayanan kepada masyakat secara cuma-
cuma guna perlindungan sebagai subyek hukum dan pemenuhan hak rasa
aman dalam melakukan perbuatan hukum dalam mobilitas kehidupan
bermasyarakat, dengan demikian rasa keadilan dan rasa aman bagi masyarakat
akan terjamin.
Kebutuhan jasa hukum di bidang kenotariatan dapat diberikan kepada
masyarakat dan tidak mengenal status sosial, baik dari golongan masyarakat
mampu atau masyarakat yang kurang mampu yang membutuhkan jasa hukum
tersebut harus mendapatkan pelayanan yang sama dari seorang Notaris.
Seorang Notaris dalam memberikan jasa kepada masyaraka kurang mampu
sesuai dengan kewenangan yang diatur dalam UUJN tidak diwajibkan
menerima sesuai dengan kewenangan yang diatur dalam UUJN tidak
diwajibkan menerima honorarium atau upah, tetapi dalam praktek Notaris di
Kota Malang khususnya klien datang untuk meminta jasa hukum dibidang
29Franz Magnis Suseno, Etika Sosial, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama,
1989), hlm. 69.
-
39
kenotariatan secara cuma-cuma hanya ditemukan beberapa saja dan tidak
semua Notaris melayani pemberian jasa secara cuma-cuma.
Berkaitan dengan pasal 37 Undang-undang Jabatan Notaris yang
mengatakan bahwa Notaris wajib memberikan jasa di bidang kenotariatan
secara cuma-cuma bagi masyarakat tidak mampu, jawaban Notaris yang
dijadikan sebagai responden ternyata cukup bervariasi, antara lain:
1. Notaris A.A Gde Wahyu Anggara, SH.,M.Kn
Menurut narasumber yang pertama yaitu Notaris A.A Gde Wahyu
Anggara, SH.,M.Kn30 selama berpraktek belum pernah menjumpai klien
yang datang ke kantor Notarisnya untuk meminta pemberian jasa hukum
di bidang kenotariatan secara cuma-cuma, hal ini disebabkan karena pada
umumnya klien yang datang tersebut bermaksud untuk membuat notaril
akta mengenai pemindahan hak dan kewajiban antara para pihak mengenai
suatu transaksi yang mempunyai nilai ekonomis. Selain itu klien ada juga
yang datang ke kantor pada umumnya bermaksud untuk membuatkan
suatu akta untuk pendirian Organisasi Masyarakat (ORMAS), Pendirian
yayasan, Firma, atau bentuk mascap lainnya, maka dengan demikian klien
yang datang tersebut tidak bisa dikatakan orang tidak mampu karena klien
tersebut mempunyai harta kekayaan.
Menurut pengalaman narasumber pertama pemberian jasa cuma-
cuma hanya pernah dilakukan terhadap klien yang meminta konsultasi atas
permasalahn hukum kenotariatan yang sedang dihadapinya. Narasumber
30 Wawancara dengan Notaris A.A Gde Wahyu Anggara, SH.,M.Kn pada
tanggal 2 Juni 2017
-
40
menjelaskan bahwa melalui konsultasi tersebut selain membantu
permasalahan klien, narasumber juga dapat menambah ilmu pengetahuan
baru yang dapat menambah pengalaman narasumber dalam menjalan tugas
sebgai Notaris. Oleh sebab itu narasumber tidak pernah membatasi
klien/masyarakat yang datang untuk berkonsultasi kepadanya, narasumber
akan dengan senang hati melayani masyarakat tanpa membatasi waktu
tertentu selama masih dalam jam kerja kantor Notarisnya.
Selain itu juga narasumber berpendapat bahwa jenis jasa hukum
yang dapat di berikan secara cuma-cuma hanya dapat diberikan terhadap
akta-akta yang tidak memelukan PNBP (Penerimaan Negara Bukan Pajak)
2. Notaris Atik Rusmiati Nurcholizin SH., M.Kn
Selaras dengan dengan pernyataaan Notaris A.A Gde Wahyu
Anggara, SH.,M.Kn responden Notaris Atik Rusmiati Nurcholizin SH.,
M.Kn31 juga selama berpraktek sebagai Notaris di kota malang belum
pernah melayani pemberian jasa hukum di bidang kenotariatan secara
cuma-cuma. Hal ini dikarenakan memang belum pernah ada klien yang
meminta jasa secara cuma-cuma. Narasumber juga memaparkan bahwa
rata-rata orang yang bertransaksi dikantor Notaris adalah orang yang
berada. Karena rata-rata kegiatan yang dilakukan berkaitan dengan harta
kekayaan. Akan tetapi narasumber juga memaparkan bahwa jika ada klien
yang tidak mampu yang datang ke kantor dan meminta bantuan secara
31 Wawancara dengan Notaris Atik Rusmiati Nurcholizin SH., M.Kn pada
tanggal 15 Juni 2017
-
41
cuma-cuma maka narasumber akan memberikannya secara gratis karena
hal tersebut adalah kewajiban dari Notaris sendiri.
3. Notaris Dra Tuminem, SH
Berdasarkan atas wawancara32 yang penuliskan lakukan notraris
memeberikan jasa secara cuma-cuma kepada klien yang tergolong kurang
mampu berdasarkan atas keterusterangan dari klien itu sendiri bahwa dia
tidak mampu untuk membayar biaya jasa hukum dari Notaris, sehingga
Notaris dapat memberikan jasa hukum dibidang kenotariaataan secara
cuma-cuma. Karena apabila klien tidak berterang kepada notaris, notaris
tidak akan mengetahui dan tidak akan serta merta menawarkan untuk
memberikan jasa secara cuma-cuma. Setelah itu Notaris berdasarkan atas
keyakinaannya dapat menilai klien patut diberikan jasa cuma-cuma atau
tidak dilihat dari penampilan dan jasa yang akan diberikannya. Notaris
tidak akan meminta surat keterangan miskin atau tidak mampu kepada
klien yang tidak mampu untuk mendapatkan pelayaanan jasa hukum
dibidang kenotariatan karena dengan meminta syarat seperti itu menurut
Notaris akan memberatkan klien tersebut. Selama berprofesi sebagai
Notaris narasumber memberikan jasa cuma-cuma dibidang kenotariatan
berupa pendirian yayasan yatim piatu,pendirian TPQ ataupun pendirian
masjid, walaupun tidak seluruhnya secara cuma-cuma akan tetapi untuk
pembuatan aktanya narasumber memberikannya secara cuma-cuma atau
32 Wawancara dengan Notaris Dra Tuminem, SH pada tanggal 14 Juli 2017
-
42
memperkecil seminimal mungkin biaya agar dapat mempermudah
pendirian yayasan yatim piatu tersebut.
4. Notaris Arlina, SH.M.Kn
Berdasarkan hasil wawancara dengan responden Notaris Arlina,
SH.M.Kn33 mengatakan bahwa selama ini dalam berpraktek narasumber
pernah memberikan jasa cuma-cuma kepada masyarakat tidak mampu
berupa pemberian penyuluhan hukum atau ada yang datang berkonsultai
tidak dipungut biaya (konsultasi gratis) karena niatan dari Notaris untuk
membantu sesama. Setiap melakukan kewenangan dan kewajiban untuk
memberikan jasa hukum kepada klien, seorang Notaris harus melakukan
dengan profesional dalam arti bahwa jika jasa hukum terebut dapat
diberikan kepada klien secara cuma-cuma maka Notaris tersebut wajib
untuk melakukannya tetapi kalau memang jasa hukum tersebut tidak bisa
diberikan secara cuma-cuma, maka Notaris wajib menjelaskan alasan
kepada klien sehingga klien dapat mengerti karena menurut beliau tidak
semua jasa hukum dibidang kenotariatan dapat diberikan secara cuma-
cuma secara keseluruhan. Selama berprofesi sebagai Notaris narasumber
seringkali memeberikan jasa konsultasi gratis kepada masyarakat tidak
mampu. Tidak hanya dalam hal kenotariatan saja bahkan seringkali ada
masyarakat yang datang berkonsultasi diluar ranah kenotariatan karena
kekurangtahuan tentang hukum dari masyarakat kurang mampu tersebut,
akan tetapi meskipun demikian narasumber akan membantu semampu
33 Wawancara dengan Notaris Arlina, SH.M.Kn pada tanggal 20 Juli 2017
-
43
narasumber untuk memberikan layanan konsultassi kepada klien tersebut
agar memahami kasus yang ssedang dihadaapinya.
5. Notaris Bambang Irawan, S.H
Menurut narasumber34 pelaksanaan pasal 37 UUJN ini belum
berjalan dengan maksmimal. Jika dihubungkan dengan sebuah jasa
hukum, contohnya saja jual beli maka orang tersebut tidak dapat dikatakan
tidak mampu karena memilika harta kekayaan untuk dijual maupun dibeli,
jadi jenis jasa tersebut tidak bisa diberikan secara cuma-cuma akan tetapi
lain halnya dengan jasa hukum untuk membuat wasiat atau perjanjian. Jasa
hukum yang bersifat sosial bisa diberikan secara cuma-cuma seperti
halnya mendirikan yayasan atau pondok pesanteren. Selama berpraktek
sebagai Notaris narasumber belum pernah memberikan jasa hukum
dibidang kenotariatan secara cuma-cuma dan belum pernah ada yang
mengajukan untuk meminta jasa cuma-cuma kepada narasumber, menurut
narasumber jikalau ada yang meminta maka akan diberikan dengan syarat
pemohon harus memberikan surat keterangan tidak mampu dari kelurahan.
Menurut narasumber jenis jasa yang bisa diberikan secara cuma-
cuma adalah jasa yang berkaitan dengan sosial. Walaupun didalam
undang-undang jabataan Notaris tidak menyebutkan tentang klasifikasi
jasa apa saja yang bisa diberikan secara cuma-cuma akan tetapi secara
logika Notaris berhak menilai jenis jasa tertentu yang bisa diberikan secara
cuma-cuma seperti halnya jenis perbuatan yang berkaitan dengan harta
34 Wawancara dengan Notaris Bambang Irawan, SH pada tanggal 31 Juli 2017
-
44
kekayaan maka Notaris tidak bisa memberikan jasa cuam-cuma karena
klien tersebut dianggap mampu dan memiliki harta kekayaan untuk
membayar jasa yang telah diberikan oleh Notaris.
6. Notaris Yudo Sigit Riswanto, S.H
Selama berprofesi sebagai Notaris,35 narasumber belum pernah
memberikan jasa kenotariatan secara cuma-cuma kepada klien. Hal ini
dikarenakan memang tidak ada yang meminta untuk diberikan jasa cuma-
cuma dikantor narasumber. Mengenai pasal 37 UUJN sendiri narasumber
baru mengetahui bahwa ada ketentuan tentang pemberian jasa secara
cuma-cuma oleh Notaris kepada masyarakata tidak mampu sehingga
Notaris belum pernah mengimplementasikan pasal tersebut.
7. Notaris Yungyun Esti Rahayu, S.H., M.Kn
Selama berpraktek sebagai Notaris, narasumber hanya sekali
menjumpai klien yang meminta keringanan untuk mengurus akta di kantor
Notaris beliau. Jasa cuma-cuma yang pernah narasumber berikan adalah
akta balik nama APHB (akta pembagian hak bersama) yang sifatnya jatuh
waris. Beliau tidak memungut biaya akta yang telah beliau buat akan tetapi
untuk pengurusan masuk ke BPN (Badan Pertanahan Nasional) wajib
untuk membayar karena itu merupakan pajak wajib yang harus di bayar
oleh klien meskipun klien merupakan masyarakat tidak mampu, akan
tetapi beliau sebisa mungkin membantu untuk memperkecil pajak dari
klien yang tidak mampu tersebut, seperti halnya minta SKB PPh (surat
35 Wawancara dengan Notaris Yudo Sigit Riswanto, SH pada tanggal 01 Agustus
2017
-
45
keterangan bebas pajak penghasilan) supaya pajak menjadi kecil agar tidak
terlalu membebankan klien yang tidak mampu tersebut.36
Walaupun tidak semua jenis jasa kenotariatan bisa diberikan secara
cuma-cuma akan tetapi bantuan yang diberikan oleh Notaris bisa berupa
meringankan seminimal mungkin biaya atas jasa yang telah diberikan
sesuai dengan honorarium standart Notaris sendiri. Menurut beliau
pemberian jasa cuma-cuma yang diberikan berdasarkan atas hati nurani
dari Notaris sendiri dan juga berdasarkan atas penilaian Notaris terhadap
klien yang tidak mampu.
8. Notaris Benediktus Bosu, SH
Selama berptaktek sebagai notaris narasumber belum pernah
memeberikan jasa cuma-cuma kepada masyrakat tidak mampu, hal ini
dikarenakan memang tidak ada yang meminta jasa cuma-cuma tersebut.
Akan tetapi menurut narasumber jasa cuma-cuma tersebut dapat berarti
lebih luas tak hanya bisa diberikan kepada masyarakat tidak mampu saja
akan tetapi juga bisa diberikan kepada teman sejawat atau klient
narasumber yang sering menggunakan jasa kenotariatan narasumber. Jenis
jasa tersebut juga tidak bisa diberikan kepada semua jasa kenotariatan
akan tetapi beberapa jenis jasa saja, seperti warmaking atau legalisasi yang
tidak membutuhkan banyak biaya dalam pembutan akatanya. Jika ada
masyarakat tidak mampu yang memerlukan jasa cuma-cuma dikantornya
maka responden akan memberikan jasa tersebut berdasarkan atas penilaian
36 Wawncara dengan Notaris yungyun Esti Rahayu, SH., M.Kn pada tanggal 26
Juli 2016
-
46
dari narasumber sendiri apakah orang tersebut berhak menerima jasa
cuma-cuma tersebut atau tidak, akan tetapi tidak semua jenis jasa bisa
diberukan secara cuma-cuma.37
9. Notaris Nanang Dwi Winarko, S.H., M.Kn
Menurut narasumber pemberian jasa cuma-cuma sebagaimana
diatur dalam UUJN dalaam pelakssanaannya sudah dijalankan semaksimal
mungkin sebagaimana kemampuan dari Notaris. Jasa cuma-cuma yang
pernah diberikan Notaris berupa pemberikan konsultasi gratis kepada
klien. Menurut narasumber jasa cuma-cuma dapat diberikan Notaris secara
cuma-cuma adalah berupa jenis jasa yang tidak membutuhkan atau
berhubungan dengan pihak ketiga seperti instansi perpajakan atau
pertanahan. Narasumber juga menambahkan bahwa tidak ada prosedur
khusus dalam pemberian jasa cuma-cuma melainkan hanya berdasarkan
inisiatif pribadi dari Notaris berdasarkan pengamatan kepada klien atau
permintaan dari klien itu sendiri.38
10. Notaris Siti Noer Endah, S.H
Selama berpraktek belum pernah memberikan jasa cuma-cuma
kepada orang tidak mampu. Jiakalau ada klien yang meminta jasa hukum
secara cuma-cuma maka ketidakmampuan klien tersebut harus dibuktikan
dengan cara membawa surat keterangan tidak mampu dari lurah atau
camat. Akan tetapi selama ini tidak pernah ada klien yang meminta
37 Wawancara dengan Notaris Benediktus Bosu, SH pada tanggal 20 Juli 2017 38 Wawancara dengan Notaris nanang Dwi Winarko, SH., M.Kn pada tanggal 04
Agustus 2017
-
47
diberikan jasa ssecara cuma-cuma karena kebanyakan orang yang datang
melakukan perbuatan yang berkaitan dengan harta kekayaan seperti halnya
jual beli tanah, orang tidak dapat dikategorikan tidak mampu jika dia
melakukan kegiatan tersebut. Akan tetapi jika ada orang yang bertanya
prosedur hukum dikantor Narasumber tidak dikenakan biaya
konsultasi/cuma-cuma. Menurut narasumber walaupun pasal ini tidak
efektif akan tetapi keberaadnnya juga diperlukan karena suatu saat jika ada
orang-orang yang benar-benar membutuhkan jasa cuma-cuma tersebut,
akan tapi ketidakmampuan juga harus dibuktikan dan juga tetap harus
membayar pajak.39
Variasi jawaban tersebut lebih dipertegas dengan sejumlah alasan
setuju, kurang setuju dan tidak setuju. Alasan setuju karena berorientasi pada
fungsi sosial terhadap masyarakat tidak mampu. Sebagian Notaris pada
dasarnya ikhlas memberikan pelayanan terhadap masyarakat tidak mampu
termasuk semua biaya yang timbul dari perikatan yang dibuat dihadapan
Notaris. Notaris lain yang kurang setuju berpendapat bahwa pada umumnya
klien yang datang tersebut bermaksud untuk membuat notaril akta mengenai
pemindahan hak dan kewajiban antara para pihak mengenai suatu transaksi
yang mempunyai nilai ekonomis maka klien tersebut tidak bisa dikategorikan
sebagai orang tidak mampu.
39 Wawancara dengan Notaris Siti Noer Endah, SH pada tanggal 09 Agustus 2017
-
48
Selain iu juga Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat memberikan
pemahaman bahwa ada beberapa faktor yang melatarbelakangi seorang
Notaris memberikan jasa cuma-cuma kepada masyarakat kurang mampu,
antara lain:
1. Faktor kemanusiaan
Pemberian jasa hukum dibidang kenotariatan secara cuma-cuma yang
diberikan Notaris didasarkan pada faktor kemanusiaan karena adanya
dorongan moralitas dari diri Notaris untuk membantu sesama manusia,
dalam hal ini klien adalah masayarakat kurang mampu.
2. Faktor keterusterangan klien
Pemberian jasa hukum dibidang kenotariaatan secara cuma-cuma
dapat diberikan Notaris kepada klien jika klien tersebut berterusterang
bahwa dirinya memiliki ketidakmampuan untuk membayar
honorarium atas jasa hukum yang dibutuhkannya.
3. Faktor keyakinan Notaris
Pemberian jasa hukum dibidang kenotariatan dapaat diberikan secara
cuma-cuma jika notaris yakin bahwa klien tersebut memang pantas
untuk mendapatkannya, hal ini didasarkan pada penilaian Notaris
terhadap penampilan klien dan jenis jasa hukum apa yang dibutuhkan
klien tersebut, jika memungkinkan Notaris meminta surat keterangan
tidak mampu dari kelurahan untuk menyakinkan bahwa klien tersebut
benar-benar orang kurang mampu.
-
49
Pasal 37 UUJN hanya menjelaskan bahwa Notaris wajib memberikan
jasa hukum dibidang kenotariatan secara cuma-cuma pada orang tidak mampu
akan tetapi tidak mengatur secara rinci mengenai persyaratan untuk
mendapatkan pelayanan tersebut sehingga penerapan pasal tersebut dalam
menjalankan profesinya tergantung Notaris yang bersangkutan yang
dipengaruhi oleh faktor kemanusiaan, keterusterangan klien dan keyakinan
dari Notaris sendiri.
Tabel 1.1 Narasumber Notaris yang pernah memberikan jasa kenotarian secara
cuma-cuma
NO Nama Notaris
Jenis Jasa Peneriama Alasan
1 Dra Tuminem, SH
Akta Pendirian Yayasan
Yayasan Putra Harapan Asrori (Jalan Mulyorejo No. 15 Kelurahan Mulyorejo Kecamatan Sukun)
Memberikan bantuan kepada yaayasan tersebut karena hati nurani Notaris yang tersentuh. Pendiri merukan pasangan suami istri yang tidak memiliki anak lalu mendirikan yayasan panti asuhan tersebut. Notaris ikut serta dalam memberuakan bantuan cuma-cuma dalam pembuatan akta karena faktor sosial dan keagamaan.
2 Yungyun Esti Rahayu, S.H., M.Kn
APHB (Akta Pembagian Hak Bersama)
Bagong Trianto (Jalan Mayjen Sungkono RT.04/RW 02 kelurahan Buring Kecamatan Kedung Kandang Kota Malang)
Karena belas kasian dari Notaris melihat usaha dan kegigihan Bapak Trianto untuk mengurus APHB tersebut.
Sumber: Data diperoleh dari hasil wawancara tahun 2017
-
50
Tabel diatas merukan daftar responden yang memberikan jasa cuma-
cuma kepada klien yang kurang mampu Sedangkan 8 (delapan) responden
yang lain hanya memberikan jasa cuma-cuma berupa konsultasi gratis kepada
klien.
Tabel 1.2
Jenis Jasa Notaris yang Dapat Diberikan Secara Cuma-Cuma Secara Keseluruhan dan Sebagian
NO Jenis Jasa Notaris Pajak Blanko/Biaya
Online Biaya Notaris
1 Akta pendirian Perseroan Terbatas (PT), perubahan juga risalah rapat umum pemegang saham.
-
2 Akta pendirian yayasan dan perubahannya berikut pengesahan dan persetujuan pada instansi berwenang
3 Akta pendirian CV dan perubahannya
berikut pendaftaran pada instansi berwenang
4 Akta pendirian UD (usaha dagang) dan
sejenisnya beserta perubahannya
5 Akta-akta/perjanjian-perjanjian sebagai berikut
• Perjanjian perkawinan • Sewa-menyewa • Hutang piutang/pengakuan hutang • Kerjasama • Keterangan hak waris • Dan lainnya
- - -
6 Akta yang berkaitan dengan pertanahan • Surat kuasa membebankan hak
tanggungan (SKMHT) • Perjanjian pengikatan jual beli
(PPJB) • Pelepasan/pengoperan hak • Jual beli rumah dengan
pengoperan hak
- -
-
51
7 Akta wasiat - - - 8 Akta fidusia - 9 Akta keterangan hak waris - - - 10 Legalisasi - - - 11 Warmerking - - - 12 Legalisir - - - 13 Membuat kopi dari asli surat-surat tangan
berupa salinan yang memuat uraian sebagaimana ditulis dan digambarkan dalam surat yang bersangkutan (coppy collatione)
- - -
14 Perjanjian kredit: perjanjian utang-piutang perorangan, kredit bank konvensional, kredit bank sindikasi, kredit bank syariah, kredit perusahaan
- -
15 Pembiayaan/multi finance dan lainnya - - - 16 Pembuatan akta kuasa: akta kuasa dibuat
oleh yang berhak menguasakan kepada orang lain yang dipercaya dan dan bisa dibuat dengan hak substitusi, antara lain akta kuasa perusahaan, akta kuasa perusahaan terbuka, akta kuasa perusahaan dalam rangka PMA(penanaman modal asing)/PMDN (penanaman modal dalam negeri), akta kuasa koperasi/badan usaha/instansi tertentu, akta kuasa perorangan dan lainnya
- - -
17 Perjanjian akta perikatan: pembuat akta-akta perjanjian perikatan - - -
18 Perjanjian kerja sama antar perusahaan - - - 19 Akta koperasi
-
52
20 Akta perkumpulan: akta pendirian dan perubahan partai politik, lembaga sosial, paguyuban, ikatan profesi, ikatan keagamaan, ikatan hobi, dan lainnya
-
Keterangan: = wajib dibayar
- = dapat digratiskan Sumber: Data diperoleh dari hasil wawancara tahun 2017
Dari paparan tabel diatas dapat kita lihat bahwa tidak semua akta notaris
dapat diberikan secara cuma-cuma secara keseluruhan. Hal ini dikarenakan ada
beberapa jenis jasa yang memerlukan biaya yang cukup banyak untuk membayar
pajak maupun pendaftaran onlinenya yang tidak mungkin dibayar oleh notaris
tersebut.
C. Faktor yang menjadi penyebab pemberian jasa hukum di bidang
kenotariatan secara cuma-cuma bagi masyarakat tidak mampu oleh
Notaris di wilayah hukum Kota Malang tidak optimal.
Pelaksanaan pelayanan jasa notaris terhadap orang tidak mampu tidak
sesuai dengan harapan seperti yang tercantum dalam Undang-Undang Jabatan
Notaris Nomor 2 tahun 2014 pasal 37 dan pasal 3 Kode Etik Notaris yang
mengatur tentang kewajiban notaris dalam menyebutkan bahwa notaris wajib
memberikan jasa cuma-cuma kepada masyarakat tidak mampu. Hal ini
disebabkan karena ada sebagian notaris yang tidak memberikan pelayanan jasa
kepada orang tidak mampu dikarenakan adanya PNBP. Notaris kota malang
sebagai narasumber dalam penelitian ini sepakat memberikan jawaban bahwa
-
53
perlu adanya pembebasan biaya secara total terhadap kewajiban pembayaran
atas layanan akta terhadap notaris. Sebagai alternatif, beaya yang seharusnya
ditanggung oleh masyarakat pengguna jasa layanan dikompensasi oleh
pemerintah secara tunai.
Peraturan terkait dengan PNBP diatur dalam PP No. 38 Tahun 2009
Tentang Jenis Dan Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang
berlaku pada Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia tidak harmonis
dengan UUJN dan Kode Etik Notaris yang mengatur kewajiban notaris dalam
memberikan jasa secara cuma-cuma kepada orang tidak mampu, didalam PP
No. 38 Tahun 2009 tersebut tidak dibedakan antara orang tidak mampu dan
orang yang mampu. Hal ini merupan dilema bagi Notaris karena antara
peraturan peraturan dan fakta sosialnya berbeda. Dimana disatu sisi harus
memberikan pelayanan kepada orang tidak mampu secara cuma-cuma namun
disisi lain notaris terhalang dengan adanya PNBP yang harus tetap dibayarkan
kepada negara. Jika notaris harus menanggung segala biaya yang timbul maka
akan membebani secara ekonomi dan tidak adil bagi notaris, disisi lain terkait
dengan adanya UUJN dan Kode Etik Notaris maka Notaris diharuskan untuk
dapat memberikan pelayanan yang baik bagi orang yang mampu maupun
orang yang tidak mampu tanpa membedakan kondisi sosial ekonominya. Bila
dikaitkan dengan bekerjanya hukum dalam masyarakat maka perlu adanya
harmonisasi antara Undang-Undang Jabatan Notaris Nomor 2 Tahun 2014
pasal 37 dengan PP No. 38 Tahun 2009 agar dapat dibedakan antara orang
mampu dan orang yang tidak mampu agar pasal tentang pemberian jasa
-
54
hukum dibidang kenotariatan secara cuma-cuma bagi masyarakat tidak
mampu dapat berjalan secara optimal.
Selain itu juga masyarakat tidak mampu adalah sebuah fenomena
yang tidak dapat dipungkiri lagi keberadaannya bagi kalangan Notaris.
Perbedaan pendapat mengenai kewajiban Notaris melaksanakan layanan
secara cuma-cuma bagi masyarakat tidak mampu yang telah ditetapkan oleh
Undang-Undang Jabatan Notaris tampaknya perlu pengaturan yang lebih
komperhensif dan tegas. Berdasarkan hasil wawancara, jawaban responden
menyatakan bahwa sumber utama tidak optimalnya pasal 37 UUJN
disebabkan karena ketidakjelasan konsep undang-undang mengenai
masyarakat tidak mampu itu sendiri. Tolok ukurnya kabur, tidak ada
penjelasan lebih lanjut dalam UUJN, termasuk hingga kini belum adanya
aturan pelaksanaaan dari undang-undang ini. Sedangkan alsan lainnya adalah
perlunya pengaturan mengenai pertimbangan hukum dan jasa-jasa apa saja
yang perlu dibebaskan dari biaya pelayanan Notaris.
Hal tersebut juga juga dikemukanan oleh beberapa Narasumber
Notaris, antara lain:
1. Notaris Bambang Irawan, S.H. menyatakan bahwa faktor yang
menyebabkan tidak optimalnya pasal ini adalah karena ketidak tahuan
masayarakat akan adanya jasa cuma-cuma ini sedangkan yang kedua tidak
semua perbuatan hukum di bidang kenotariatan dapat diberikan secara
cuma-cuma.
-
55
2. Notaris Arlina SH., M.Kn menyatakan bahwa kurang optimalnya pasal ini
karena kurangnya penyuluhan hukum tentang bidang kenotariatan kepada
masyarakat tidak mampu, sehingga masayarakat tidak tahu dan cenderung
takut untuk pergi ke kantor Notaris.
3. Notaris Atik SH., M.Kn menyatakan bahwa masyarakat indonesia
cenderung memiliki budaya malu untuk meminta jasa secara cuma-cuma
kepada Notaris. Selain itu juga tidak ada penyuluhan kepada masyarakat
tidak mampu tentang adanya pasal tersebut.
4. Notaris Yungyun Esti Rahayu, S.H., M.Kn, menyatakan bahwa ketidak
optimalan pasal tersebut dikarenakan ketidaktahuan masyarakat tentang
adanya pemberian jasa cuma-cuma kepada masyarakat tidak mampu.
5. Notaris A.A Gde Wahyu Anggara, SH.,M.Kn, narasumber memaparkan
bahwa ketidakoptimalan pasal tersebut karena selama ini tidak ada klien
yang meminta diberikan jasa cuma-cuma sehingga notaris tidak bisa
megoptimalkan pasal tersebut.
Dari pemaparan hasil wawancara dengan narasumber notaris diatas
dapat disimpulkan bahwa kurang optimalnya pasal 37 UUJN ini juga
dikarenakan kurangnya penyuluhan tentang adanya pemberian jasa hukum
dibidang kenotariatan secara cuma-cuma kepada masyarakat, sehingga
masyarakat tidak mengerti tentang adanya pemberian jasa kenotariatan secara
cuma-cuma tersebut. Jika masyarakat tidak mengetahui adanya kewajiban
notaris tersebut bagaimana masyarakat akan meminta jasa cuma-cuma jika
mereka tidak mengetahui tentang pasal tersebut, sedangkan setiap orang
-
56
memiliki hak diperlakukan sama di hadapan hukum (equality before the law).
Persamaan di hadapan hukum tersebut dapat terwujud di dalam suatu
perbuatan hukum, baik orang mampu maupun fakir miskin memiliki hak
konstitusional untuk di perlakukan sama di hadapan hukum. Pasal 34 ayat (1)
Undang-undang Dasar 1945 menegaskan “Fakir miskin dan anak-anak yang
terlantar dipelihara oleh negara” Hal ini secara ekstensif dapat ditafsirkan
bahwa negara bertanggung jawab memberikan perlindungan dan pengakuan
terhadap hak-hak fakir miskin. Oleh sebab itu peran dari pemerintah maupun
instansi terkait sangat diperlukan untuk memberikan sosialisasi terhadap pasal
tersebut agar masyarakat memahami dan menikamati tentang pemberian jasa
hukum kenotariatan tersebut.
Notaris wajib memberikan pelayanan hukum kepada masyarakat yang
membutuhkan jasanya, dalam hal ini pelayanan jangan diartikan sempit seperti
hanya membuat akta, melakukan legalisasi terhadap akta dibawah tangan,
memberikan konsultasi/penyuluhan hukum yang menyangkut bidang
kenotariatan melainkan juga menyangkut beberapa aspek mulai dari
kemudahan masyarakat mendapatkan informasi tentang persyaratan untuk
pembuatan akta otentik dan keramahan notaris beserta karyawan dalam
melayani klien yang semua itu merupakan sebagian dari aktivitas dalam
menjalankan profesi notaris.
Pelayanan hukum dalam dunia kenotariatan harus tetap mengacu dan
patuh pada UUJN serta kode etik notaris dengan tujuan agar dalam
-
57
melaksanakan profesi notaris dilingkungan masyarakat tidak menurunkan
harkat dan martabat serta keluhan profesi notaris.
Menurut Franz Magnis Suseno ada 5 (lima) parameter yang bisa
dijadikan alat ukur kualitas pelayanan bila dikaitkan dengan profesi notaris
yaitu:40
1. Keandalan (reliability) adalah kemampuan yang dimiliki notaris
dalam menciptakan segala sesuau sesuai janji.
2. Kepastian (assorance) adalah kemampuan yang dimiliki notaris
dalam menciptakan keyakinan kepada klien.
3. Penampilan (tangible) adalah tampilan diri, kantor, peralatan dan
segala ssesuatu yang bersifat kebendaan yang dapat meningkatkan
kepercayaan klien.
4. Empati (emphaty) adalah kemampuan notaris dalam memahami
dan merasakan masalah yang dihadapi klien.
5. Daya tanggap (responsineness) adalah kemampuan notaris dalam
memberikan solusi secepat mungkin padaa klien.
Berdasarkan uraian diatas tentunya dapat memberikan pemahaman
tentang apa yang disebut dengan pelayanan dan bagaimana proses pelayanan
dalam menunjang kesuksesan kerja seorang notaris. Kedudukan profesi
notaris sebagai pejabat umum dalam memberikan pelayanan hukum dibidang
kenotariatan dapat juga diberikan secara cuma-cuma khususnya kepada klien
yang tergolong masyarakat kurang mampu. Adapun penjelasan mengenai
40 Franz Magnis Suseno. Etika Sosial. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
1989. hal. 69.
-
58
persyaratan untuk mendapatkan pelayanan secara cuma-cuma dari seorang
notaris tidak diatur secara rinci dalam UUJN.
Pasal 37 UUJN yang isinya menjelaskan bahwa notaris wajib
meberikan jasa hukum dibidang kenotariatan secara cuma-cuma kepada
masyarakat tidak mampu, sehingga penerapan pasal tersebut dalam
menjalankan profesinya tergantung notaris yang bersangkutan yang
dipengaruhi oleh faktor kemanusiaan, keterusterangan klien dan keyakinan
notaris itu sendiri.
D. Upaya meningkatkan efektivitas pemberian jasa secara cuma-cuma bagi
masyarakat tidak mampu oleh Notaris ditinjau dari Undang-Undang
Nomor 2 Tahun 2014 tentang jabatan Notaris di wilayah hukum Kota
Malang.
Undang-Undang Jabatan Notaris dan Kode Etik Notaris telah
menerapkan sanksi bagi notaris yang menolak untuk memberikan pelayanan
secara cuma-cuma bagi masyarakat tidak mampu diantaranya:
Berdasarkan pasal 37 UU No 2 Tahun 2014 Tentang Jabatan Notaris, menjelaskan bahwa: (1) Notaris wajib memberikan jasa hukum di bidang kenotariatan secara
cuma-cuma kepada orang yang tidak mampu. (2) Notaris yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dapat dikenai sanksi berupa: peringatan lisan, peringatan tertulis, pemberhentian sementara, pemberhentian dengan hormat dan pemberhentian dengan tidak hormat. Sedangkan sanksi dalam kode etik tercantum dalam pasal 6, sanksi
yang dikenakan terhadap anggota yang melakukan pelanggaran kode etik
dapat berupa: terguran, peringatan, schorsing (pemecatan sementara) dari
-
59
keanggotaan perkumpulan, onzetfing (pemecatan) dari keanggotaan
perkumpulan, pemberhentian dengan tidak hormat dari keanggotaan
perkumpulan. 41
Penjatuhan sanksi-sanksi sebagaimana terurai di atas terhadap anggota
yang melanggar kode etik disesuaikan dengan kualitas pelanggaran yang
dilakukan anggota. Yang dimaksud sebagaimana sanksi adalah suatu hukuman
yang dimaksud sebagai sarana, upaya dan alat pemaksa ketaatan dan disiplin
anggota perkumpulan maupun orang lain yang memangku dan menjalankan
jabatan Notaris. Dalam menegakkan Kode Etik dan disiplin organisasi.
Penjatuhan sanksi terhadap Kode Etik Notaris dilakukan oleh Dewan
Kehormatan yang merupakan yang berwenang melakukan pemeriksaan atas
pemeriksaan atas pelanggaran kode etik termasuk didalamnya juga
menjatuhkan sanksi kepada pelanggarannya sesuai dengan kewenangan
masing-masing. 42
Sanksi-sanksi diatas belum cukum untuk mengefektifkan pemberian
jasa cuma-cuma bagi masyarakat tidak mampu oleh karenanya guna
meningkatkan keefektifan pasal ini perlu adanya kerjasama antara berbagai
pihak secara komprehensif baik dari Pemerintah sebagai pembuat undang-
undang, Notaris sebagai pelaksana undang-undang serta masyarakat sebagai
sasaran undang-undang. Dengan terlaksananya kerjasama yang baik maka
41 Penjelasan Undang-Undang Kode Etik Notaris Pasal 6 tentang sanksi yang
dikenakan kepada Notaris 42 Liliana Tedjosaputro. Penjatuhan sanksi dan profesi Hukum. Aneka Ilmu.
Semarang. 2003. Hlm 80
-
60
diharapkan terjadi regulasi peraturan perundang-undangan yang baik sehingga
das sollen dan das sein berjalan secara seimbang.
Di dalam melaksanakan pengawassan terhadap notaris, baik Majelis
Pengawas Notaris maupun Dewan Kehormatan Notaris di harapkan dapat
menjalankan tugasnya secara profesional karena melakukan pengawasan
terhadap rekan seprofesi serta diharapkan lebih bertindak aktif dalam
pengawasan, tidak hanya menunggu laporan dari masyarakat saja. Selain itu
perlu juga adanya pembinaan rutin dari pengurus Ikatan Notaris Indonesia
kepada anggota organisasinya agar anggotanya tidak melakukan perbuatan
yang melanggar kode etik notaris indonesia.
Selain itu juga perlu adanya pembuatan pedoman mengenai kriteria
jasa dan kriteria sanksi terhadap pelanggaran pasal 37 ayat (1) undang-undang
jabatan notaris mengenai pemberian jasa hukum dibidang kenotariatan secara
cuma-cuma bagi masyarakat tidak mampu. Pedoman tersebut bisa berupa
peraturan perundang-undangan atau dalam bentuk buku. Perlunya pengaturan
tersebut agar dapat dihindarkan munculnya persepsi yang bertentangan
mengenai pertimbangan hukum dan jasa-jasa apa saja yang berkaitan dengan
pelayanan jasa kenotariatan yang perlu untuk dibebaskan dari biaya pelayanan
ini, batasan waktu dan peristiwa hukumnya, dll. Adapun bentuk peraturan
hukum yang harus disusun, serendah-rendahnya adalah peraturan hukum yang
mempunyai kekuatan mengikat setara dengan peraturan organik sejenis
peraturan pemerintah, sehingga bersifat tetap. Kalaupun akan ditinjau besaran
maupun karateristik lainnya, hanya dapat dilakukan melalui persetujuan
-
61
lembaga legistlative yaitu membutuhkan persetujuan DPR. Pengaturan
tersebut lalu direkomendasikan mengenai kejelasan jenis-jenis perlindungan
hukum yang dapat dibebaskan atas pembayaran jasa kenotariatan ditetapkan
secara transparan, bagaimana kontribusi timbal balik yang diberikan
pemerintah terhadap profesi notaris apabila masyarakat tidak mampu harus
dibebaskan dari biaya pelayanan profesi kenotariatan, serta bagaimana
mekanisme pemantauannya sehingga benar-benar tepat sasaran. Oleh
karenanya organisassi profesi notaris perlu melakukan pengawasan terhadap
notaris. Pengawaasan merupakan kegiatan yang bersifat preventif dan kuratif
termasuk kegiatan pembinaan yang dilakukan oleh Majelis Pengawas terhadap
Notaris agar dalam menjalankan jabataannyaa sesuai dengan UUJN dan Kode
Etik Notaris.
Tak kalah penting lagi untuk mengoptimalkan pasal 37 ayat (1) UUJN
ini pemerintah perlu mengambil alih biaya yang harus ditanggung oleh
masyarakat tidak mampu dengan memberikan kontribusi riil dalam bentuk
keringanan pajak penghasilan yang harus disetorkan oleh notaris atau dengan
cara memberikan dana subsidi kepada notaris yang memberikan bantuan
cuma-cuma kepada masyarakat tidak mampu seperti hal nya dana yang
diberikan oleh Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia kepada advokad
yang memberikan bantuan hukum cuma-cuma (prodeo) kepada masyarakat
tidak mampu.