bab iii deskripsi wilayah penelitian a. gambaran umum kota ... · pemerintahan mengarah pada motto...
TRANSCRIPT
42
BAB III
DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN
A. Gambaran Umum Kota Malang
1. Kondisi Geografis
Kota Malang terletak di Provinsi Jawa Timur, Kota ini terletak 90 km
sebelah selatan Kota Surabaya, dan wilayahnya dikelilingi oleh Kabupaten
Malang merupakan kota terbesar kedua di Jawa Timur. Kekayaan etnis dan
budaya yang dimiliki Kota Malang berpengaruh terhadap kesenian tradisonal yang
ada. Salah satunya yang terkenal adalah Wayang Topeng Malangan (Topeng
Malang), namun kini semakin terkikis oleh kesenian modern.Gaya kesenian ini
adalah wujud pertemuan tiga budaya (Jawa Tengahan, Madura, dan Tengger).
Kota ini berada di dataran tinggi yang cukup sejuk, terletak 90 km sebelah
selatan Kota Surabaya. Malang merupakan kota terbesar kedua di Jawa Timur,
dan salah satu kota tujuan wisata di Jawa Timur karena potensi alam dan iklim
yang dimiliki. Letaknya yang berada ditengah-tengah wilayah Kabupaten Malang
secara astronomis terletak 112,06° -- 112,07°kBujur Timur dan 7,06° -
8,02°kLintang Selatan, dengan batas wilayah sebagai berikut :
a. Sebelah Utara : KecamatandSingosari dan Kec.kKarangploso Kabupaten Malang
b. Sebelah Timur : Kecamatan Pakiskdan Kecamatan Tumpang Kabupaten
Malanghhh
c. Sebelah Selatan : Kecamatan Tajinan dan Kecamatan Pakisaji Kabupaten Malang
d. Sebelah Barat : Kecamatan Wagir dan Kecamatan Dau Kabupaten Malang
43
Gambar 3.1 Peta Wilayah Administratif Kota Malang
Sumber: http://malangkota.go.id
Kota Malang sebagai Kota terbesar kedua di Jawa Timur setelah Surabaya
mempunyai fungsi dan peran yang regional. Fungsi dan peran Kota Malang
berdasarkan potensi wilayah dan fungsi perannya dengan wilayah sekitarnya
terdiri atas : pusat pemerintahan, pusat perdagangan, pusat pelayanan umum,
pusat pendidikan, pusat pengelolaan bahan baku dan kegiatan industri, pusat
pertumbuhan bagi wilayah sekitarnya, pusat pelayanan kesehatan, pusat
transportasi, dan pusat pelayanan sarana wisata. Selanjutnya ditetapkan rencana
fungsional kegiatan primer Kota Malang adalah industri, perdagangan,
pergudangan dan transportasi. Selanjutnya Kota Malang dalam menjalankan
pemerintahan mengarah pada motto Kota Malang sebagai Kota Pendidikan, Kota
44
Industri, dan Kota Pariwisata, yang kemudian dikenal dengan istilah “Tri Bina
Cita”.
Sejalan perkembangan tersebut urbanisasi terus berlangsung dan kebutuhan
masyarakat akan perumahan meningkat di luar kemampuan pemerintah,
sementara tingkat ekonomi urbanis sangat terbatas, yang selanjutnya akan
berakibat timbulnya perumahan-perumahan liar yang pada umumnya berkembang
di sekitar daerah perdagangan, di sepanjang jalur hijau, sekitar sungai, rel kereta
api dan lahan-lahan yang dianggap tidak bertuan. Selang beberapa lama kemudian
daerah itu menjadi perkampungan, dan degradasi kualitas lingkungan hidup mulai
terjadi dengan segala dampak bawaannya. Gejala-gejala itu cenderung terus
meningkat, dan sulit dibayangkan apa yang terjadi seandainya masalah itu
diabaikan.
Gambar 3.2 Grafik Luas Wilayah per Kecamatan di Kota Malang
Sumber: RPJMD kota Malang 2014-2018
36%
16% 19%
8%
21%
Grafik Luas Wilayah per Kecamatan di Kota Malang (km2)
Kedungkandang (36%)
Blimbing (16%)
Sukun (19%)
Klojen (8%)
Lowokwaru (21%)
45
2. Aspek Demografi
Tabel 3.1 Data Jumlah Penduduk Kota Malang Tahun 2009-2013
Data Jumlah Penduduk Kota Malang Tahun 2009 – 2013
2009 820.857 Jiwa
2010 820.243 Jiwa
2011 827.297 Jiwa
2012 845.252 Jiwa
2013 845.683 Jiwa
Sumber : Dispenduk Capil Kota Malang
Berdasarkan Tabel diatas jumlah penduduk Kota Malang terus meningkat
setiap tahunnya. Ditinjau dari sebaran jumlah penduduk pada 5 Kecamatan,
Kecamatan Lowokwaru memiliki jumlah penduduk terbanyak. Kemudian diikuti
dengan Kecamatan Sukun, Kedungkandang, Blimbing, dan Klojen. Dilihat dari
data yang ada Kecamatan Lowokwaru jumlah penduduknya paling tinggi,
sehingga interaksi penduduk di Kecamatan Lowokwaru sangat tinggi. Hal ini di
manfaatkan pengedar narkoba untuk memperluas jaringannya di wilayah
Kecamatan Lowokwaru. Hal didukung oleh data penelitian yang dimana
peredaran narkoba tertinggi terdapat di wilayah Kecamatan Lowokwaru.
46
Tabel 3.2 Jumlah Pengangguran di Kota Malang
Pengangguran Laki - Laki Perempuan
19.443 Jiwa 10,162 Jiwa
Jumlah 29.606 Jiwa
Sumber : Badan Statistilk Kota Malang
Hal tersebut juga dipengaruhi oleh tingkat pengangguran di Kota
Pendidikan ini yang masih sangat tinggi. Angka pengangguran di Kota Malang
mencapai 29.606 jiwa pada tahun 2015.1Pengangguran ini didominasi oleh laki
laki sebanyak 19.443 jiwa. Sedangkan perempuan sebanyak 10.162 jiwa.
Pengangguran di Kota Malang dipengaruhi oleh mobilitas penduduk yang tidak
bisa mengembangkan potensi sumber daya masyarakat (SDM) serta potensi
wilayah Kota Malang yang sangat menarik dari sektor ekonomi dari sisi wisata.
Dari data pengangguran tersebut bisa disimpulkan bahwa angka
pengangguran yang tinggi dapat mempengaruhi pula tingkat kriminalitas yang
terjadi. Hal tersebut dikaitkan dengan penggunaan narkoba pada kalangan
pengangguran. Narkoba juga menyebar luas dikalangan mahasiswa yang
merupakan pendatang di Kota Malang, seperti halnya di Kecamatan Lowokwaru
yang menurut letak geografisnya dikelilingi oleh banyak kampus seperti;
Universitas Brawijata, Universitas Negeri Malang, Universitas Islam Negeri,
Universitas Muhammadiyah Malang, Universitas islam Malang.
1 Data Badan Pusat Statistik Kota Malang
47
Sesuai dengan data setiap tahunya mahasiswa mengalami jumlah yang
meningkat pada tahun 2016 peningkatan mahasiswa dari keseluruhan universitas
sebesar 35.944 mahasiswa seperti data tabel dibawah ini.
Tabel 3.3 Jumlah Mahasiswa di Kecamatan Lowokwaru
NO UNIVERSITAS JUMLAH MAHASISWA
1 Universitas Brawijaya 12.050 Mahasiswa
2 UMM 6.900 Mahasiswa
3 Universitas Negeri Malang 11.194 Mahasiswa
4 Universitas Islam Malang 2.500 Mahasiswa
5 UIN Malang 3.300 Mahasiswa
Sumber: Data diolah oleh penulis
Banyaknya kampus di Kecamatan Lowokwaru berarti banyaknya pula
mahasiswa pendatang dari luar kota yang berada di Kota Malang, hal ini
dimanfaatkan oleh pengedar narkoba untuk mengedarkan narkoba pada kalangan
mahasiswa. Oleh sebab itu banyak dari pihak kampus yang melakukan kerjasama
dengan BNN Kota Malang utnuk melakukan penyuluhan tentang bahaya narkoba
kepada mahasiswanya. BNN Kota Malang menyadari bahwa upaya P4GN akan
lebih cepat terlaksana dengan adanya peran serta dari seluruh masyarakat.
48
Grafik 3.1 Jumlah Penduduk Tahun 2009-2013
Sumber: RPJMD Kota Malang Tahun 2014-2018
3. Visi Misi Kota Malang
a. Visi
Pemerintah Kota Malang mempunyai visi sebagai berikut : Terwujudnya
Kota Malang Sebagai Kota Pendidikan Yang Berkualitas, Kota Sehat dan Ramah
Lingkungan, Kota Pariwisata Yang Berbudaya, Menuju Masyarakat Yang Maju
dan Mandiri
Visi tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut: a) Kota Pendidikan Yang
Berkualitas, artinya bahwa pembangunan Kota Malang diarahkan untuk
meningkatkan kualitas pendidikan dalam arti yang luas. b) Kota Sehat dan Ramah
Lingkungan, artinya bahwa pembangunan di Kota Malang diarahkan untuk
mewujudkan Kota yang sehat dan berwawasan lingkungan. c) Kota Pariwisata
Yang Berbudaya, artinya bahwa pembangunan di Kota Malang diarahkan untuk
800000
805000
810000
815000
820000
825000
830000
835000
840000
845000
850000
2009 2010 2011 2012 2013
Jumlah Penduduk Tahun 2009-2013
2009 2010 2011 2012 2013
49
mewujudkan Kota Malang sebagai kota tujuan wisata dengan tetap melestarikan
budaya khas Malangan. d) Menuju Masyarakat Yang Maju dan Mandiri, artinya
bahwa tujuan pembangunan yang akan dilakukan adalah untuk mewujudkan
masyarakat Kota Malang yang maju dan mandiri.
b. Misi
Untuk mewujudkan visi diatas, penjabaran misi Kota Malang, adalah : a)
Mewujudkan dan mengembangkan pendidikan yang berkualitas. b) Mewujudkan
peningkatan kesehatan masyarakat. c) Mewujudkan penyelenggaraan
pembangunan yang ramah lingkungan. d) Mewujudkan pemerataan perekonomian
dan pusat pertumbuhan wilayah sekitarnya. e) Mewujudkan dan mengembangkan
pariwisata yang berbudaya. f) Mewujudkan pelayanan publik yang prima.
4. Pembagian Administratif
Secara administratif, Kota Malang terbagi menjadi 5 wilayah Kecamatan
yaitu : Kecamatan Blimbing, Kecamatan Klojen, Kecamatan Lowokwaru,
Kecamatan Sukun, dan Kecamatan Kedungkandang dengan wilayah 57
Kelurahan, dengan perincian sebagai berikut :
Tabel 3.4 Pembagian Administratif Kota Malang
a. Kecamatan Kedungkandang, terdiri dari 12 Kelurahan yaitu:
1. Kelurahan Wonokoyo 7. Kelurahan Kotalama
2. Kelurahan Kedungkandang 8. Kelurahan Lesanpuro
3. Kelurahan Madyopuro 9. Kelurahan Sawojajar
4. Kelurahan Tlogowaru 10. Kelurahan Bumiayu
5. Kelurahan Buring 11.Kelurahan Cemorokandang
6. Kelurahan Mergosono
b. Kecamatan Sukun, terdiri dari 11 Kelurahan yaitu :
1. Kelurahan Ciptomulyo 7.Kelurahan Pisangcandi
2. Kelurahan Gadang 8.Kelurahan Karangbesuki
3. Kelurahan Kebonsari 9. Kelurahan Bandulan
4. Kelurahan Bandungrejosari 10. Kelurahan Mulyorejo
5. Kelurahan Sukun 11.Kelurahan Bakalan Krajan
50
6. Kelurahan Tanjungrejo
c. Kecamatan Blimbing, terdiri dari 11 kelurahan yaitu :
1. Kelurahan Balearjosari 7. Kelurahan Purwantoro
2. Kelurahan Arjosari 8. Kelurahan Bunulrejo
3. Kelurahan Polowijen 9. Kelurahan Kesatrian
4. Kelurahan Purwodadi 10. Kelurahan Polehan
5. Kelurahan Blimbing 11. Kelurahan Jodipan
6.Kelurahan Pandanwangi
d. Kecamatan Klojen, terdiri dari 11 Kelurahan yaitu :
1. Kelurahan Klojen 7. Kelurahan Oro-oro Dowo
2. Kelurahan Rampal Claket 8. Kelurahan Bareng
3. Kelurahan Samaan 9. Kelurahan Gading Kasri
4. Kelurahan Kidul Dalam 10.Kelurahan Penanggungan
5. Kelurahan Sukoharjo 11. Kelurahan Kauman
6. Kelurahan Kasin
e. Kecamatan Lowokwaru, terdiri dari 12 Kelurahan yaitu :
1. Kelurahan Tasik Madu 7. Kelurahan Ketawanggede
2. Kelurahan Tunggul Wulung 8. Kelurahan Jatimulyo
3. Kelurahan Tlogomas 9. Kelurahan Tunjungsekar
4. Kelurahan Merjosari 10. Kelurahan Mojolangu
5. Kelurahan Dinoyo 11. Kelurahan Tulusrejo
6. Kelurahan Sumbersari 12. Kelurahan Lowokwaru
B. Perkembangan Narkoba di Kota Malang
1. Sejarah BNN Kota Malang
Badan Narkotika Nasional Kota Malang adalah lembaga Pemerintah
vertikal yang berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada Badan
Narkotika Nasional Provinsi. Badan Narkotika Nasional Kota Malang merupakan
lembaga yang bertujuan untuk melakukan Program Pencegahan dan
Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) dengan
kegiatan melalui Bidang Pencegahan, Bidang Pemberdayaan Masyarakat, dan
Bidang Pemberantasan. Sebelum vertikalisasi, Badan Narkotika Nasional Kota
Malang merupakan sebuah badan atau SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah)
51
yang berada dibawah pemerintah Kota Malang dikepalai oleh Kepala Badan
Narkotika Kota Malang yang dijabat oleh Hennry Budiman, S.Sos., MM.
Pembaharuan surat keputusan tersebut antara lain adalah adanya jabatan
Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) yang dijabat oleh Komisaris Polisi Drs.
Bambang Andjar Soepeno, S.H., M.Si. adapun tugas sehari-hari adalah
melaksanakan fungsi pelaksana harian Ketua Harian Badan Narkotika Nasional
Kota Malang. Sedangkan anggota dari BNN Kota Malang adalah dari berbagai
unsur Pemerintahan, Kepolisian, Kejaksaan, Pengadilan Negeri, Lapas, dan
Militer yang terkait dengan pencegahan dan pemberantasan Narkoba. BNN Kota
Malang mengemban tugas sebagai Badan Koordinasi antar Lembaga dalam
melaksanakan Pencegahan dan Pemberantasan Narkoba di Kota Malang, selain itu
BNN Kota Malang sebagai ujung tombak pelaksanaan upaya Pencegahan agar
masyarakat mempunyai daya cegah tangkal dan imun terhadap penyalahgunaan
narkoba, tugas tersebut meliputi upaya promotif dan sosialisasi tentang
Pencegahan, Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika
(P4GN).2
Kegiatan-kegiatan yang menonjol BNN Kota Malang adalah :
a. Melaksanakan Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba di Kota Malang melalui
sosialisasi dikalangan Pelajar, Mahasiswa, Pekerja (baik PNS maupun
Swasta, PKK, dan segala golongan masyarakat) di Kota Malang
b. Kaderisasi penyuluh anti Narkoba
c. Demonstrasi yang dilakukan oleh seluruh elemen masyarakat dimana
pelaksanaannya dipimpin oleh Walikota Malang untuk menolak
2 BNN-kotamalang.blogspot.com. diakses tanggal 28 desember 2014 jam 21:24 WIB
52
Penyalahgunaan Narkoba yang melibatkan sebanyak 7000 orang didepan
Balai Kota Malang
d. Sarana promotif lainnya melalui talkshow di radio dan media televisi lokal
e. Menciptakan gerakan masyarakat yang peduli terhadap penyalahgunaan dan
peredaran gelap Narkoba dengan mengakomodir aspirasi masyarakat dalam
pendirian POSKO GESANK (Pos Komunitas Gerakan Sadar Anti Narkoba)
sebagai program andalan BNN Kota Malang yang pernah mendapatkan
penghargaan dari BNN Pusat.
f. Kegitan-kegiatan lain yang memfokuskan kepada Pencegahan dan
Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN)
Pada tahun 2009 Pemerintah Republik Indonesia mengesahkan Undang-
undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, dimana
dalam UU tersebut mengamanatkan pembentukan Institusi Badan Narkotika
Nasional yang vertical dan bertanggungjawab langsung kepada Presiden Republik
Indonesia. Peraturan Presiden Nomor 23 Tahun 2010 juga mengamanatkan
pembentukan Badan Narkotika Nasional di Daerah tingkat II dan Daerah tingkat
III secara Vertikalisasi, operasional BNN ditunjang dengan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara (APBN) yang masing-masing dikepalai oleh seorang kepala.
Badan Narkotika Nasional di daerah pada pembentukan awal yang diresmikan
pada bulan april 2011 oleh Kepala Badan Narkotika Nasional Bapak Gories Mere
adalah sebagai berikut:
a. Badan Narkotika Nasional Provinsi yang disingkat BNNP sebanyak 33
Provinsi termasuk BNN Provinsi Jawa Timur
53
b. Badan Narkotika Nasional Kabupaten/Kota sebanyak 25 Kab/Kota
termasuk BNN Kota Malang
Menyusul kemudian pada bulan oktober 2011 menyusul pembentukan
BNN Kota/Kabupaten diresmikan oleh Kepala BNN Bapak Gories Mere sebanyak
50 Kota/Kabupaten sehingga saat ini sudah 75 Kota/Kabupaten yang sudah
terbentuk Badan Narkotika Nasional. Badan Narkotika Nasional Kota Malang
sudah melaksanakan Anggaran APBN sejak dikeluarkannya DIPA (Daftar Isian
Pelaksanaan Anggaran) tahun 2011. Pada tahun 2012 dibangunlah gedung kantor
BNN Kota Malang yang dipinjam pakaikan yang berlokasi di Jalan Mayjend
Sungkono No. 55 Kelurahan Buring, Kecamatan Kedung Kandang, Kota Malang.
Gedung kantor BNN Kota Malang dengan ukuran luas 242 m2, memiliki 2 lantai
yang dibangun untuk menunjang operasional BNN Kota Malang.
Badan Narkotika Nasional Kota Malang merupakan kepanjangan tangan
dari Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia yang melaksanakan program
Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika
(P4GN) di daerah sesuai dengan amanat Undang-undang Nomor 35 Tahun 2009
tentang Narkotika dan Instruksi Presiden Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Kebijakan Strategi Nasional tentang P4GN.
Sejarah penanggulangan bahaya narkotika dan kelembagaannya di
Indonesia dimulai tahun 1971 pada saat dikeluarkanna Instruksi Presiden
Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 1971. Menghadapi permasalahan narkoba
yang berkecenderungan terus meningkat. Pemerintah DPR-RI mengesahkan
Undang-undang nomor 5 tahun 1997 tentang Psikotropia dan Undang-undang
nomor 22 Tahun 1997 tentang narkotika. Presiden Abdurrahman Wahid
54
membentuk Badan Koordinasi Narkotika Nasional (BKNN), dengan keputusan
Presiden nomor 116 tahun 1999.
Berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 17 Tahun 2002 tentang Badan
Narkotika Nasional, BKNN diganti namanya menjadi Badan Narkotika Nasional
(BNN) yang mempunyai tugas dan fungsi:
a. Mengkoordinasikan instansi pemerintah terkait perumusan dan pelaksanaan
kebijakan nasional penanggulangan narkoba
b. Mengkoordinasikan pelaksanaan kebijakan nasional penanggulangan
narkoba.
BNN adalah Lembaga Pemerintah Non Kementerian yang berkedudukan
di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden Republik Indonesia melalui
kordinasi Kepala Kepolisian Republik Indonesia. BNN memiliki tujuan utama
yaitu menjadikan Negara Indonesia pada umunya, dan Kota Malang pada
khususnya bebas NARKOBA pada tahun 2015. Untuk mencapai tujuannya
tersebut, BNN tentu memiliki tugas-tugas ataupun langkah- langkah strategis yang
tercantum dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor : 23 Tahun 2010
Badan Narkotika Nasional Kota Malang adalah Lembaga Pemerintah Vertikal
yang berkedudukan di bawah dan di bawah dan bertanggung jawab kepada Badan
Narkotika Nasional Provinsi dan Badan Narkotika Nasional.
Sebelum vertikalisasi Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Malang
merupakan sebuah Badan atau SKPD yang berada dibawah Pemerintahan Kota
Malang. Kemudian pada bulan April 2011 dibentuk BNN Kota/Kabupaten yang
diresmikan oleh Kepala Badan Narkotika Nasional Bapak Gories Mere sebanyak
50 Kota/Kabupaten, hingga saat ini sudah 75 Kota/Kabupaten se Indonesia yang
55
sudah membentuk BNN. BNN Kota Malang merupakan kepanjangan tangan dari
Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia yang melaksanakan program
Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Narkoba (PG4N)
di daerah sesuai dengan amanat Undang-undang No. 35 tahun 2009 tentang
Narkotika dan Instruksi Presiden nomor 12 tahun 2011 tentang Kebijakan Strategi
Nasional tentang PG4N.
2. Visi Misi BNN Kota Malang
a. Visi
Menjadi perwakilan BNN di kota Malang yang profesional dan mampu
menyatukan dan menggerakkan seluruh komponen masyarakat kota
Malang dalam melaksanakan pencegahan dan pemberantasan
penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba.
b. Misi
Bersama instansi pemerintah, swasta dan komponen masyarakat dikota
Malang dalam melaksanakan pencegahan, pemberdayaan masyarakat,
penjangkauan dan pendampingan serta pemberantasan dalam rangka
P4GN.
3. Struktur Organisasi BNN Kota Malang
Dalam pelaksanaan P4GN, BNN Kota Malang memiliki struktur organisasi
yang melaksanakan tugas di bidang Pencegahan, Pemberdayaan Masyarakat,
Rehabilitasi dan Pemberantasan, struktur organisasi BNN Kota Malang adalah
sebagai berikut:
56
Kepala BNNP
Kepala BNN Kota
Kepala BNN
Struktur Organisasi BNN Kota Malang
Gamb
Gambar 3.3. Struktur Organisasi BNN Kota Malang
Sumber: Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Malang, 2016
Program kerja BNN Kota Malang meliputi :
1. Membuat masyarakat tahu, paham dan mengerti serta memiliki daya
tangkal terhadap Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika
2. Program advokasi terhadap pelaksanaan Inpres No. 12 tahun 2011
tentang Kebijakan Strategi Nasional tentang P4GN
KASUBBAG TATA
- Perencana Program dan Anggaran
- Penata Usaha Barang Milik /
Kekayaan Negara
- Pengolah Data
- Pengadministrasi Umum
- Bendahara Pengeluaran
- Penata Usaha Barang
- Penyuluh
- Pengolah Data
- Pengadministrasi
Umum
- Analisis Intelejen Taktis
- Analisis Intelejen Produk
- Petugas Pemetaan Jaringan
- Penyuluh
- Pengolah Data
- Pengadministrasi
Umum
Kepala Seksi
Pemberantasan
Kepala Seksi
Pencegahan
Kepala Seksi
Pemberdayaan Masyarakat
57
3. Program pembentukan lingkungan bebas narkoba yang berbasis pada
lingkungan pendidikan, kampus, dan pekerja
4. Program wajib lapor
5. Program pendampingan dan pengantaran para pecandu yang telah
wajib lapor untuk mendapatkan rehabilitasi gratis
6. Program pemetaan dan pemberantasan jaringan Narkoba di Kota
Malang
7. Program ketata usahaan dan administrasi umum sebagai penunjang
program P4GN
BNN Kota Malang memiliki fungsi yaitu sebagai berikut.
a. Pengkoordinasian instansi pemerintah terkait di Kota Malang dalam
penyiapan dan penyusunan kebijakan di bidang ketersediaan pencegahan
dan pemberantasan penyalahgunaan narkotika, psikotropika, prekursor
narkotika dan zat adiktif lainnya.
b. Pengkoordinasian instansi pemerintah terkait di Kota Malang dalam
pelaksanaan kebijakan dibidang ketersediaan pencegahan dan
pemberantasan penyalahgunaan narkotika, psikotropika, prekursor dan zat
adiktif lainnya serta pencegahan permasalahan dalam pelaksanaan tugas.
c. Pengkoordinasian instansi pemerintah terkait di Kota Malang dalam
kegiatan pengadaan, pengendalian dan pengawasan di bidang narkotika,
psikotropika, prekursor dan zat adiktif lainnya.
d. Pemutusan jaringan gelap narkotika, psikotropika, prekursor dan zat
adiktif lainnya.
58
e. Pelaksanaan kerjasama nasional antar daerah dan wilayah Kota Malang
dalam rangka penanggulangan masalah narkotika, psikotropika, prekursor
dan zat adiktif lainnya.
f. Pembangunan dan pengembangan sistem informasi narkotika,
psikotropika, prekursor, dan zat adiktif lainnya bekerja sama dengan
Badan Narkotika Nasional.