bab iii analisis site dan psu

33
Penyusunan DED PSU Kawasan (DED PSU-K4) Laporan Akhir Di Kabupaten Ngada dan Flores Timur BAB II I ANALISIS LOKASI (SITE PLAN) DAN KOMPONEN PSU KAWASAN PERUMAHAN 3.1 DASAR ANALISIS TAPAK KAWASAN PERUMAHAN Masalah permukiman selalu muncul, bahkan semakin kompleks (Eko Budiharjo,1984). Masalah-masalah tersebut sampai saat ini masih menjadi problema seiring dengan laju pertumbuhan penduduk dari tahun ke tahun. Pemilihan lokasi yang tepat untuk permukiman mempunyai arti penting dalam aspek keruangan. Karena menentukan keawetan pembangunan, nilai ekonomi bangunan dan dampak permukiman tersebut terhadap lingkungan di sekitarnya (Sutikno, 1982). Penentuan lokasi permukiman tersebut khususnya yang berkenaan dengan pendekatan geomorfologi. Informasi geomorfologi keteknikan dapat dihasilkan dengan III - 1

Upload: agus-taruna

Post on 25-Oct-2015

108 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Penyusunan DED PSU Kawasan (DED PSU-K4) Laporan AkhirDi Kabupaten Ngada dan Flores Timur

BAB

IIIANALISIS LOKASI (SITE PLAN) DAN KOMPONEN PSU KAWASAN PERUMAHAN

3.1 DASAR ANALISIS TAPAK KAWASAN PERUMAHAN

Masalah permukiman selalu muncul, bahkan semakin kompleks (Eko Budiharjo,1984). Masalah-masalah tersebut sampai saat ini masih menjadi problema seiring dengan laju pertumbuhan penduduk dari tahun ke tahun. Pemilihan lokasi yang tepat untuk permukiman mempunyai arti penting dalam aspek keruangan. Karena menentukan keawetan pembangunan, nilai ekonomi bangunan dan dampak permukiman tersebut terhadap lingkungan di sekitarnya (Sutikno, 1982).

Penentuan lokasi permukiman tersebut khususnya yang berkenaan dengan pendekatan geomorfologi. Informasi geomorfologi keteknikan dapat dihasilkan dengan mempertemukan syarat-syarat lokasi permukiman dengan kondisi geomorfologi daerah. Informasi ini akan dapat membantu para perencana pembangunan dan menentukan tindakan dan perlakuan yang diperlukan, sehingga dapat menekan biaya pembangunan dan pemeliharaan bangunan permukiman.

Adapun kriteria penentuan lokasi perumahan dan permukiman adalah sebagai berikut:

III - 1

Penyusunan DED PSU Kawasan (DED PSU-K4) Laporan AkhirDi Kabupaten Ngada dan Flores Timur

1. Kriteria keamanan, dicapai dengan mempertimbangkan bahwa lokasi tersebut bukan merupakan kawasan lindung (catchment area), olahan pertanian, hutan produksi, daerah buangan limbah pabrik, daerah bebas bangunan pada area Bandara, daerah dibawah jaringan listrik tegangan tinggi;

2. Kriteria kesehatan, dicapai dengan mempertimbangkan bahwa lokasi tersebut bukan daerah yang mempunyai pencemaran udara di atas ambang batas, pencemaran air permukaan dan air tanah dalam;

3. Kriteria kenyamanan, dicapai dengan kemudahan pencapaian (aksesibilitas), kemudahan berkomunikasi (internal/eksternal, langsung atau tidak langsung), kemudahan berkegiatan (prasarana dan sarana lingkungan tersedia);

4. Kriteria keindahan/keserasian/keteraturan (kompatibilitas), dicapai dengan penghijauan, mempertahankan karakteristik topografi dan lingkungan yang ada, misalnya tidak meratakan bukit, mengurug seluruh rawa atau danau/setu/ sungai/kali dan sebagainya;

5. Kriteria fleksibilitas, dicapai dengan mempertimbangkan kemungkinan pertumbuhan fisik/pemekaran lingkungan perumahan dikaitkan dengan kondisi fisik lingkungan dan keterpaduan prasarana;

6. Kriteria keterjangkauan jarak, dicapai dengan mempertimbangkan jarak pencapaian ideal kemampuan orang berjalan kaki sebagai pengguna lingkungan terhadap penempatan sarana dan prasarana-utilitas lingkungan; dan

7. Kriteria lingkungan berjati diri, dicapai dengan mempertimbangkan keterkaitan dengan karakter sosial budaya masyarakat setempat, terutama aspek kontekstual terhadap lingkungan tradisional/ lokal setempat.

3.2 KONSEP TAPAK KAWASAN PERUMAHAN

Dari kriteria diatas maka dapat ditentukan konsep rencana tapak (site plan) masing-masing kawasan perumahan untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) di Kawasan Studi adalah sebagai berikut sebagai berikut:

3.2.1 Kawasan Perumahan Were-3 dan Sobo-1

a. Letak Administratif dan Geografis Kawasan

Secara Administratif Kawasan Perumahan Were-3 dan Sobo-1 ini termasuk kedalam wilayah Kecamatan Gelowa, Kabupaten Ngada. Kabupaten Ngada secara

III - 2

Penyusunan DED PSU Kawasan (DED PSU-K4) Laporan AkhirDi Kabupaten Ngada dan Flores Timur

geografis terletak diantara 80 20' 24.28” – 80 57' 28.39” Lintang Selatan dan 1200 48’ 29.26”–1210 11’ 8.57” Bujur Timur. Bagian utara berbatasan dengan laut Flores, bagian selatan berbatasan dengan laut Sawu, bagian timur berbatasan dengan Kabupaten Nagekeo dan bagian barat berbatasan dengan Kabupaten Manggarai Timur.

III - 3

Gambar 3.1Letak Administratif dan Geografis

Penyusunan DED PSU Kawasan (DED PSU-K4) Laporan AkhirDi Kabupaten Ngada dan Flores Timur

Kabupaten Ngada tergolong daerah yang beriklim tropis dan terbentang hampir sebagian besar padang rumput, juga ditumbuhi pepohonan seperti kemiri, asam, kayu manis, lontar dan sebagainya serta kaya dengan fauna, antara lain hewan-hewan besar, hewan-hewan kecil, unggas, binatang menjalar, binatang liar dan binatang purba seperti Varanus Riungensis (Mbou) di Kecamatan Riung. Disamping itu daerah ini kaya dengan obyek wisata seperti Taman Laut 17 Pulau (Riung). Panorama alam seperti air terjun, gua, sumber air panas (Mengeruda) dan wisata budaya seperti peninggalan batu megalith, rumah adat tradisional, kesenian dan kerajinan tangan (Bena).

Kabupaten Ngada terdiri dari 9 kecamatan, 87 desa dan 16 kelurahan. Dengan luas wilayah 1.620,92 Km2 dan dihuni oleh 142.393 jiwa pada tahun 2010. Pada Tahun 2010 ini Kecamatan yang paling luas adalah Kecamatan Riung.

b. Peruntukan Tata Ruang Kawasan

Lokasi Perumahan Were-3 dan Sobo-1 ini secara administratif berada di wilayah Kelurahan Were, Kecamatan Gelowa, Kabupaten Ngada. Di sekitar tapak saat ini umumnya merupakan lahan dengan ketinggian 133,30 meter Area lahan dengan kemiringan lahan < 25 %; Ketinggian <1.000 m.

Kedalaman efektif lapisan tanah diatas >30 cm di atas permukaan laut dengan peruntukan lahan sebagai pertanian lahan kering peruntukan tegalan, kebun campuran dan lahan pertanian yang tidak mendapat layanan irigasi atau sawah tadah hujan.

Berdasarkan struktur ruangnya Kawasan Were dan Sobo ini termasuk kedalam PPK (Pusat Pelayanan Kawasan) Golewa dengan kawasan pendukung Kecamatan Golewa Selatan, Kecamatan Golewa Barat dan Kota Bajawa yang berfungsi sebagai kegiatan utama yakni agropolitan, transportasi laut dengan fungsi pendukung industri, perdagangan dan jasa, agrowisata, wisata budaya, agrondustri, perikanan dan pendidikan

Guna mendukung Kawasan Agropolitan dimaksud maka pengembangan permukiman perdesaan sudah sangat tepat untuk bermukimnya MBR yang nantinya dapat mendorong dan mendekatkan pada kawasan pengembangan agropolitan dan tempat bermatapencaharian sektor pertanian lahan kering.

III - 4

Penyusunan DED PSU Kawasan (DED PSU-K4) Laporan AkhirDi Kabupaten Ngada dan Flores Timur

III - 5

WERE-3

SOBO 1

Gambar 3.2 Lokasi Perumahan dilihat dari Pola Ruang Kabupaten Ngada

Penyusunan DED PSU Kawasan (DED PSU-K4) Laporan AkhirDi Kabupaten Ngada dan Flores Timur

Program penanganan perumahan bagi warga baru dan lokal di Kabupaten Ngada ini ditetapkan di Kelurahan Were 3 dan Sobo 1 untuk pengembangan kawasan pemukiman Program Direktif Presiden Tahun 2012, yaitu :

Lokasi I berada di Kelurahan Were 3, Kecamatan Golewa, Kabupaten Ngada, seluas ±6,05 Ha

Lokasi II berada di Kelurahan Sobo 1, Kec. Golewa, Kabupaten Ngada seluas ±12,8 Ha (terbagi kedalam dua blok kawasan 3,958 Ha dan 8,83 Ha).

Di Kelurahan Sobo 1, ini direncanakan dibangu 150 unit MBR sedangkan Kelurahan Were terdiri dari 50 unit. Sehingga total rencana pembangunan rumah MBR di Kabupaten Ngada adalah 200 unit rumah MBR.

c. Dukungan PSU Perumahan Were-3 Eksisting

Kawasan Were-3 ini secara geografis letaknya diatas perbukitan tidak jauh dari Laut Sawu dengan jarak 2,6 Km Kantor Desa Were 3.

III - 6

Gambar 3.3 Letak Kawasan Perumahan Were 3

Penyusunan DED PSU Kawasan (DED PSU-K4) Laporan AkhirDi Kabupaten Ngada dan Flores Timur

Kondisi Kawasan Perumahan Were-3 saat ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini dengan panorama pedesaan dan view menghadap ke laut lepas.

d. Site Plan Kawasan Perumahan Were-3

Faktor-faktor karakterstik dan kondisi fisik lingkungan, rencana tata ruang dan kebutuhan ruang untuk alokasi rumah MBR serta dukungan PSU Kawasan maka konsep tata letak kawasan Perumahan Were-3 adalah sebagai berikut: Ruang utama pada kawasan adalah ruang untuk hunian atau rumah; Ruang untuk prasarana, dan utilitas dengan tujuan untuk mendukung

perkembangan kawasan, diantaranya, drainase, pengelolaan sampah, dan limbah domestik;

Ruang untuk fasilitas sosial dan fasilitas umum, yang diantaranya sarana peribadatan, sarana pendidikan, kesehatan dan sarana usaha berupa pasar, yang bertujuan untuk ruang interaksi dan meningkatkan kesejahteraan warga di kawasan;

III - 7

Gambar 3.4 Kondisi Exsisting di Sekitar Tapak Were -3

Penyusunan DED PSU Kawasan (DED PSU-K4) Laporan AkhirDi Kabupaten Ngada dan Flores Timur

Ruang terbuka akan dikembangkan sebagai areal resapan (RTH), serta sebagai areal pertanian (kebun/ladang).

Dari konsep tersebut maka Site Plan Kawasan Perumahan Were-3 dapat dilihat pada gambar 3.5.

e. Dukungan PSU Perumahan Sobo-1 Eksisting

Sedangkan Kelurahan Sobo-1 lokasi perumahan sudah sangat relevan dan relatif dekat dengan pusat kegiatan Kecamatan Golewa dan berbatasan langsung dengan Kecamatan Bajawa.

III - 8

Gambar 3.6Lokasi Desa Sobo 1

Jarak 1,3 Km dari Kantor Desa Sobo 1

Penyusunan DED PSU Kawasan (DED PSU-K4) Laporan AkhirDi Kabupaten Ngada dan Flores Timur

III - 9

Penyusunan DED PSU Kawasan (DED PSU-K4) Laporan AkhirDi Kabupaten Ngada dan Flores Timur

Dari hasil pengamatan di lapangan, permasalahan yang terdapat di sekitar tapak adalah:

Akses pencapaian ke jalan utama sudah ada dan tidak jauh dari Kantor Desa Sobo berjarak 1,3 Km.

Sudah tersedianya jaringan listrik karena dekat dengan kawasan permukiman Potensi air bersih untuk ke lokasi permukiman sudah tersedia.

f. Rencana Tata Letak (Site Plan) Kawasan Perumahan Sobo-1

Dari seluruh faktor karakterstik dan kondisi fisik lingkungan, rencana tata ruang dan kebutuhan ruang untuk alokasi rumah MBR serta dukungan PSU Kawasan maka konsep tata letak kawasan Perumahan Sobo-1 adalah sebagai berikut: Ruang utama pada kawasan adalah ruang untuk hunian atau rumah;

III - 10

Gambar 3.7 Kondisi Exsisting di Sekitar Tapak Sobo-1

Penyusunan DED PSU Kawasan (DED PSU-K4) Laporan AkhirDi Kabupaten Ngada dan Flores Timur

Ruang untuk prasarana, dan utilitas dengan tujuan untuk mendukung perkembangan kawasan, diantaranya, drainase, pengelolaan sampah, dan limbah domestik;

Ruang untuk fasilitas sosial dan fasilitas umum, yang diantaranya sarana peribadatan, sarana pendidikan, kesehatan dan sarana usaha berupa pasar, yang bertujuan untuk ruang interaksi dan meningkatkan kesejahteraan warga di kawasan;

Ruang terbuka akan dikembangkan sebagai areal resapan (taman), serta sebagai areal pertanian (kebun/ladang), dan sebagai wujud kawasan agropolitan.

Dari konsep tersebut maka Site Plan Kawasan Perumahan Sobo-1 dapat dilihat

pada gambar 3.8.

3.2.2 Kawasan Perumahan Sarotari

a. Letak Administratif dan Geografis Kawasan Sarotari

Kawasan Perumahan Sarotari secara administratif terletak di Kelurahan Sarotari, Kecamatan Larantuka, Kabupaten Flores Timur. Dilihat dari terletak geografisnya berada diantara 08004’ - 08040’ LS dan 122038’-123057’ BT. Kabupaten Flores Timur secara total Luas keseluruhan wilayah daratan 1 812,85 Km2 tersebar di 17 pulau (3 pulau yang dihuni dan 14 pulau yang tidak dihuni). Flores Timur dikelilingi 4 gunung berapi, yaitu Gunung Lewotobi Laki-laki, Gunung Lewotobi Perempuan, Gunung Leraboleng serta Gunung Boleng.

Dilihat dari letak administratifnya pada tingkat Kecamatan Larantuka, Kelurahan Sarotari berada diantara sebelah Utara Kecamatan Ile Mandiri, sebelah Selatan Selat Solor, sebelah Timur Kecamatan Adonara, dan sebelah Barat Kecamatan Demon Pagong.

Untuk lebih jelasnya secara administratif Kawasan Perumahan berdasarkan letak Kabupaten Flores Timur dapat dilihat pada gambar 3.9.

III - 11

Penyusunan DED PSU Kawasan (DED PSU-K4) Laporan AkhirDi Kabupaten Ngada dan Flores Timur

III - 12

Penyusunan DED PSU Kawasan (DED PSU-K4) Laporan AntaraDi Kabupaten Ngada dan Flores Timur

III - 13

Gambar 3.9 Peta Administratif Kabupaten Flores Timur

Penyusunan DED PSU Kawasan (DED PSU-K4) Laporan AkhirDi Kabupaten Ngada dan Flores Timur

b. Peruntukan Tata Ruang Kawasan Sarotari

Kawasan Perumahan Sarotari adalah rencana alokasi perumahan MBR yang diusulkan Kabupaten Flores Timur secara administratif terletak di Kelurahan Sarotari Kecamatan Larantuka, Kabupaten Flores Timur. Dilihat dari peruntukan lahannya kawasan ini sudah sesuai dengan pengembangan kawasan permukiman di Kabupaten Flores Timur dimana secara hirarki ruang termasuk kedalam Bagian Wilayah Kota (BWK II).

Secara fungsional BWK ini memiliki kecenderungan aktivitas pemerintahan/ perkantoran (terutama dengan adanya kantor bupati Flores Timur serta beberapa kantor pemerintahan yang terdapat di Kelurahan Puken Tobi Wangi Bao), aktivitas kesehatan dengan keberadaan RSU Sarotari, aktivitas pendidikan dengan keberadaan TK, SD,SLTP, SLTA yang relatif merata tersebar di beberapa kelurahan dan desa yang terdapat pada BWK II, aktivitas transportasi terutama dengan keberadaan Terminal Weri, aktivitas Peribadatan dengan keberadaan beberapa gereja dan Biara yang tersebar pada Kelurahan Pukentobi Wangibao Kelurahan Sarotari serta Kelurahan Weri, serta tentunya adalah permukiman.

III - 14

KAWASAN SAROTARI

Gambar 3.10Rencana Tata Ruang Kawasan Sarotari

Penyusunan DED PSU Kawasan (DED PSU-K4) Laporan AkhirDi Kabupaten Ngada dan Flores Timur

c. Dukungan PSU Perumahan Sorotari

Di sekitar tapak Kawasan Perumahan Sorotari dilihat dari kondisi kemiringan lahan umumnya memiliki kondisi topografi yang relatif bergelombang/berkontur dengan kemiringan diatas 15 %, sedangkan pada bagian tengah Kota Larantuka kondisi topografinya relatif agak datar dengan kemiringan berkisar 5%-15% dan semakin berkurang karena berada di tepi pantai dengan ketinggian dari atas permukaan laut 80-110 mdpl.

Dalam perencanaan kawasan perumahan Sarotari ini dialokasikan sebesar 200 unit dan menempati areal 6,99 Ha.

Dari hasil pengamatan di lapangan, permasalahan yang terdapat di sekitar tapak adalah:

Secara umum terkait dengan dukungan jaringan jalan, di Kota Larantuka ini dilintasi tiga ruas jalan yang hampir paralel yaitu jalan bawah, jalan tengah dan jalan atas. Jalan atas, tengah dan bawah dihubungkan dengan ruas jalan secara melintang. Secara umum kepadatan arus lalu lintas pada setiap harinya yang melintas jalan-jalan tersebut tidak begitu tinggi, ini dikarenakan penggunaan jalan utama tersebut lebih banyak digunakan untuk kegiatan lokal saja. Jaringan jalan poros menuju Lokasi Perumahan Sarotari dihubungkan dari lintas jalan bawah yang melintasi sepanjang jalur pantai Selat Larantuka.

Pengembangan permukiman di wilayah ini umumnya menggunakan lahan yang belum terbangun, baik berupa sawah, tegalan, ataupun lahan kering

III - 15

Gambar 3.11 Kondis Tapak Kawasan Sarotari

Penyusunan DED PSU Kawasan (DED PSU-K4) Laporan AkhirDi Kabupaten Ngada dan Flores Timur

lainnya. Pada kawasan yang lain, yakni pada kawasan terbangun justru tampak gejala perkembangan yang berbeda, yakni pada sekitar lokasi yang strategis terjadi perubahan guna lahan dari kegiatan yang kurang produktif menjadi kegiatan yang lebih produktif, misalnya dari perumahan menjadi pertokoan. Mana lokasi khususnya perumahan Sarotari ini dibangun pada lokasi yang tidak jauh bahkan jalan utamanya kiri-kanan melewati permukiman penduduk.

Permasalahan yang berkaitan dengan sistem drainase adalah terkait dengan sistem drainase kota yang masih memanfaatkan keadaan alam sehingga pembuatan saluran drainase utama sudah tidak menjadi masalah lagi. Sedangkan keperluan saat ini lebih difokuskan kepada perbaikkan pada beberapa saluran sekunder dan tersier. Penyediaan saluran drainase kota dan kawasan perumahan merupakan kebutuhan yang cukup mendesak karena untuk saat ini di beberapa tempat terlihat apabila terjadi hujan lebat maka tepi-tepi jalan tersebutlah yang menjadi saluran air hujan. Kondisi ini akan mempercepat umur aspal/hotmix jalan yang ada.

Kondisi jaringan air minum di Kelurahan Sorotari telah dilayani oleh PDAM setempat dengan total pelanggan 628 kk dengan total aliran 89.870 M3,

III - 16

Gambar 3.12 Lokasi Perumahan Sarotari

Penyusunan DED PSU Kawasan (DED PSU-K4) Laporan AkhirDi Kabupaten Ngada dan Flores Timur

sehingga masih memungkinkan kebutuhan air bersih di lokasi tapak bisa dipenuhi oleh PDAM.

Kebutuhan jaringan listrik sampai saat ini di beberapa kawasan telah mengalami perkembangan, walaupun di sekitar perbatasan kota sebagian belum memiliki prasarana kelistrikan yang memadai, padahal tingkat pertumbuhan ekonomi dan fisiknya cukup baik. Sehingga pemerataan sistem jaringan kelistrikkan masih perlu mendapatkan prioritas untuk di programkan, agar pelayanan terhadap masyarakat dapat terpenuhi dengan baik.

d. Rencana Tata Letak (Site Plan) Kawasan Perumahan Sarotari

Dengan mengacu kepada pengembangan Kawasan Permukiman di Kecamatan Larantuka dan beberapa karakterstik fisik lingkungan, dan kebutuhan ruang untuk alokasi rumah MBR serta dukungan PSU Kawasan maka konsep tata letak kawasan Perumahan Sorotari adalah berdasarkan pertimbangan sebagai berikut: Ruang pada kawasan utama dibutuhkan untuk hunian atau rumah; Ruang untuk prasarana, dan utilitas dengan tujuan untuk mendukung

perkembangan kawasan, diantaranya, drainase, dan limbah domestik; Ruang untuk fasilitas sosial dan fasilitas umum, yang diantaranya sarana

peribadatan, sarana pendidikan, kesehatan dan sarana usaha berupa pasar, yang bertujuan untuk ruang interaksi dan meningkatkan kesejahteraan warga di kawasan;

Ruang terbuka akan dikembangkan sebagai areal resapan (taman).

III - 17

Gambar 3.13Kondisi Jaringan Air Minum

dan Jaringan Listrik

Penyusunan DED PSU Kawasan (DED PSU-K4) Laporan AkhirDi Kabupaten Ngada dan Flores Timur

Dari konsep tersebut maka Site Plan Kawasan Perumahan Sarotari dapat dilihat pada gambar 3.14.

III - 18

Penyusunan DED PSU Kawasan (DED PSU-K4) Laporan AkhirDi Kabupaten Ngada dan Flores Timur

III - 19

Penyusunan DED PSU Kawasan (DED PSU-K4) Laporan AkhirDi Kabupaten Ngada dan Flores Timur

3.2.4 Kawasan Perumahan Fatukoa

a. Letak Orientasi Kawasan Perumahan Fatukoa

Letak geografis : Kota Kupang terletak di antara 10˚ 36΄ 14” - 10˚ 39΄ 58” Lintang Selatan dan 123˚ 32΄ 23” - 123˚ 37΄ 01” Bujur Timur. Adapun batas administrasi Kota Kupang adalah sebagai berikut :• Sebelah Timur : Kecamatan Kupang Tengah dan Kupang Barat Kab. Kupang• Sebelah Barat : Kecamatan Kupang Barat Kabupaten Kupang dan Selat Semau.• Sebelah Utara : Teluk Kupang• Sebelah Selatan : Kecamatan Kupang Barat Kabupaten Kupang .Seperti terlihat pada gambar 3.15.

III - 20

Penyusunan DED PSU Kawasan (DED PSU-K4) Laporan AkhirDi Kabupaten Ngada dan Flores Timur

Secara administrasi Kota Kupang terdiri dari 6 kecamatan dan 51 kelurahan, dengan luas wilayah mencapai 165,3 Km2.

Program pengembangan perumahan dalam penanganan perumahan bagi warga baru dan lokal di kota kupang ini berdasarkan Penetapan Kawasan Perumahan MBR di Fatukoa ini didasarkan atas surat No. 102/KEP/HK/2012, yang pada awalnya terdapat 2 (dua) lokasi (seperti terlihat pada gambar 3.16) untuk pengembangan kawasan pemukiman Program Direktif Presiden Tahun 2012, yaitu :

Lokasi I berada di Kelurahan Fatukoa, Kec. Maulafa, Kota Kupang, seluas ±9,7 Ha

Lokasi II berada di Kelurahan Kholhua, Kec. Maulafa, Kota Kupang seluas ±2,5 Ha

Di Kelurahan Fatukoa, Kecamatan Mualafa, pada lokasi ini telah terbangun sebanyak 130 unit rumah. Sedangkan di Kelurahan Kolhua, Kecamatan Mualafa, pada lokasi ini telah terbangun sebanyak 105 unit rumah dan untuk lokasi terakhir adalah dibangun diberberpa lokasi sebagai lokasi sisipan (tersebar) dengan unit pembangunan sebanyak 20 unit.

Pada perkembangannya terkait kegiatan penyusunan DED PSU Kawasan khususnya di Kota Kupang ditetapkan penambahannya dialokasikan hanya di Kelurahan Fatukoa seluas ±16,16 Ha. Total rencana unit rumah yang terbangun adalah 500 unit rumah MBR.

III - 21

Lok

Loka

Penyusunan DED PSU Kawasan (DED PSU-K4) Laporan AkhirDi Kabupaten Ngada dan Flores Timur

b. Peruntukan Tata Ruang Kawasan Perumahan di Fatukoa

Berdasarkan Rencana penggunaan lahan Kota Kupang Tahun 2030, Kota Kupang terbagi atas 2 (dua) jenis kawasan yaitu Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya. Luas rencana kawasan lindung 3,744.88 Ha, dimana proporsi paling bersar dalam kawasan ini adalah untuk kawasan resapan air Naooni yaitu 9.62%.

Khususnya dalam rangka pengembangan kawasan budidaya Kota Kupang salah satunya adalah memiliki rencana pengembangan perumahan melalui strategi sebagai berikut: Mengembangkan kawasan perumahan baru pada lokasi yang lebih baik; Mencegah perkembangan perumahan di dalam kawasan perdagangan untuk

mencegah gejala penggunaan lahan tercampur; Meningkatkan mutu lingkungan perumahan lama; Dalam pengembangan kawasan perumahan baru, harus dapat dilakukan

pemanfaatan semaksimal mungkin sumberdaya lokal; Menciptakan system pemilikan rumah yang mudah, murah dan terjangkau

oleh seluruh lapisan penduduk.

Namun demikian masih terkendala oleh beberapa hal diantaranya adalah terbatasnya kemampuan penyediaan prasarana dan sarana perumahan, masih terdapatnya kawasan kumuh dan menurunnya kualitas lingkungan perumahan, keterbatasan kemampuan masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan rumah serta rendahnya kualitas penataan ruang dan utilitas perkotaan.

Mengacu kepada Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), Kota Kupang ditetapkan menjadi 7 Bagian Wilayah Kota (BWK)

BWK I sebagai kawasan perdagangan, kawasan pemerintahan provinsi, kawasan pelayanan kesehatan dan kawasan permukiman, dengan intensitas kegiatan tertinggi;

BWK II adalah sebagai kawasan pelayanan pemerintahan kota BWK III adalah sebagai kawasan pelayanan pendidikan, pusat pelayanan

transportasi udara dan darat, pariwisata dan permukiman BWK IV adalah sebagai kawasan pengembangan industri, pergudangan,

pelabuhan umum dan perikanan, pariwisata dan permukiman serta TPA. BWK V sebagai kawasan permukiman dengan kepadatan sedang BWK VI sebagai kawasan pengembangan permukiman terbatas dan kawasan

konservasi.

III - 22

Penyusunan DED PSU Kawasan (DED PSU-K4) Laporan AkhirDi Kabupaten Ngada dan Flores Timur

Berdasarkan ketetapan dalam RDTR Kota Kupang Lokasi Kawasan Perumahan Fatukoa berada di BWK VI dimana pada kawasan ini direncanakan peruntukan lahannya untuk Perumahan Kepadatan Sedang.

Kawasan inti di Fatukoa dilihat dari karateristiknya tergolong kedalam pengembangan perumahan sedang yang mengikuti koridor pada area sepanjang jalan Jalur 40. Pada jalur ini telah dilengkapi dengan PSU seperti jalan lingkar dan jalan akses ke PDAM. Kawasan perencanaan berada di blok Fatukoa dengan karakter dominan adalah permukiman dan perumahan. Sedangkan lahan asal dari kawasan tersebut berupa lahan kering dengan kondisi topografi yang cukup beragam dan terjal.

III - 23

FATUKOA

Gambar 3.17Peruntukan Fatukoa dilihat dari RDTR Kota Kupang

Penyusunan DED PSU Kawasan (DED PSU-K4) Laporan AkhirDi Kabupaten Ngada dan Flores Timur

Bila dilihat dari karakteristik tersebut maka Kawasan Fatukoa secara rinci memiliki karakter kawasan sebagai berikut:

Tapak kawasan merupakan dataran tinggi dan berkontur Terdapatnya akses utama yaitu Jalur 40 yang merupakan jalan lingkar di Kota

Kupang; Terdapatnya saluran utama PDAM pada Jalur 40 tersebut; Tapak kawasan berbatasan dengan tapak kawasan perumahan dari program

sebelumnya;

Dalam RDTR merupakan kawasan yang diperuntukan sebagai kawasan perumahan kepadatan sedang.

III - 24

KAWASAN FATUKOA

Gambar 3.18Lokasi Site Berdasar Hasil Pengukuran

Penyusunan DED PSU Kawasan (DED PSU-K4) Laporan AkhirDi Kabupaten Ngada dan Flores Timur

c. Rencana Tata Letak (Site Plan) Kawasan Perumahan Fatukoa

Faktor-faktor karakterstik dan kondisi fisik lingkungan, rencana tata ruang dan kebutuhan ruang untuk alokasi rumah MBR serta dukungan PSU Kawasan maka konsep tata letak kawasan Perumahan Fatukoa adalah sebagai berikut: Ruang utama pada kawasan adalah ruang untuk hunian atau rumah; Ruang untuk prasarana, dan utilitas dengan tujuan untuk mendukung

perkembangan kawasan, diantaranya, drainase, pengelolaan sampah, dan limbah domestik;

Ruang untuk fasilitas sosial dan fasilitas umum, yang diantaranya sarana peribadatan, sarana pendidikan, kesehatan dan sarana usaha berupa pasar, yang bertujuan untuk ruang interaksi dan meningkatkan kesejahteraan warga di kawasan;

Ruang terbuka akan dikembangkan sebagai areal resapan (taman), serta sebagai areal pertanian (kebun/ladang), dan sebagai wujud kawasan agropolitan.

III - 25

Gambar 3.19Kondisi Topografi Kawasan Fatukoa

Penyusunan DED PSU Kawasan (DED PSU-K4) Laporan AkhirDi Kabupaten Ngada dan Flores Timur

Dari konsep tersebut maka Site Plan Kawasan Perumahan Fatukoa dapat dilihat

pada gambar 3.20.

III - 26

Penyusunan DED PSU Kawasan (DED PSU-K4) Laporan AkhirDi Kabupaten Ngada dan Flores Timur

III - 27