bab iii analisis kasus

3
BAB III ANALISA KASUS Penderita bernama yulianto, jenis kelamin laki- laki, usia 41 tahun, tinggal di lahat, masuk RS tanggal 24 desember 2014 ke IGD RSMH Palembang dengan keluhan sesak nafas. Dari autoanamnesis Sejak lebih kurang 1 minggu SMRS, penderita mengeluh sesak nafas, demam (+) hilang timbul, batuk (+), berdahak (+) sejak 1 bulan yang lalu. Lebih kurang 4 hari SMRS pasien mengeluh sesak nafas semakin hebat. Penderita berobat ke RS lahat. Kemudian dilakukan rontgen thorak dan didapatkan gambaran tension pneumothorak. Setelah itu dilakukan chest tube dan didapatkan cairan berwarna seperti susu. 1 hari setelah pemasangan chest tube didapatkan bengkak diwajah dan dilakukan tindakan mediastinotomi.kemudian dirujuk ke RSMH. Pada pasien ini kemungkian ganguan ventilasi berupa tension pnumothoraks, efusi pleura atau keganasan pada paru. Pada penderita dengan trauma thoraks, dilakukan survey primer terlebih dahulu dengan melihat airway, breathing, dan circulation. Dari pemeriksaan fisik, diketahui tidak ada sumbatan pada jalan nafas (airway baik), respiratory rate (breathing) meningkat diatas normal (32 x/menit), circulation dalam batas normal

Upload: juliansyah-efriko

Post on 24-Dec-2015

213 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

education

TRANSCRIPT

Page 1: Bab III Analisis Kasus

BAB III

ANALISA KASUS

Penderita bernama yulianto, jenis kelamin laki-laki, usia 41 tahun,

tinggal di lahat, masuk RS tanggal 24 desember 2014 ke IGD RSMH Palembang

dengan keluhan sesak nafas. Dari autoanamnesis Sejak lebih kurang 1 minggu

SMRS, penderita mengeluh sesak nafas, demam (+) hilang timbul, batuk (+),

berdahak (+) sejak 1 bulan yang lalu. Lebih kurang 4 hari SMRS pasien mengeluh

sesak nafas semakin hebat. Penderita berobat ke RS lahat. Kemudian dilakukan

rontgen thorak dan didapatkan gambaran tension pneumothorak. Setelah itu

dilakukan chest tube dan didapatkan cairan berwarna seperti susu. 1 hari setelah

pemasangan chest tube didapatkan bengkak diwajah dan dilakukan tindakan

mediastinotomi.kemudian dirujuk ke RSMH. Pada pasien ini kemungkian

ganguan ventilasi berupa tension pnumothoraks, efusi pleura atau keganasan pada

paru.

Pada penderita dengan trauma thoraks, dilakukan survey primer terlebih

dahulu dengan melihat airway, breathing, dan circulation. Dari pemeriksaan fisik,

diketahui tidak ada sumbatan pada jalan nafas (airway baik), respiratory rate

(breathing) meningkat diatas normal (32 x/menit), circulation dalam batas normal

dengan tekanan darah 140/80 mmHg dan denyut nadi 98 x/menit .

Dari survey sekunder, pada inspeksi didapatkan dada asimetris, jejas (-),

terpasang chest tube dengan undulasi (+), expiration bubble (+), air bubble (-).

Pada palpasi didapatkan empisema subkutis, pada perkusi didapatkan hipersonor

hemithorak sinistra dan pada auskultasi pulmo sinistra vesikuler yang menurun..

Berdasarkan survey primer dan survey sekunder, diagnosis tension

pneumothoraks dapat disingkirkan karena tidak adanya penurunan tekanan darah,

tidak ada peningkatan JVP, suara nafas normal, dan tidak ditemukan deviasi

trakea yang terlihat di pemeriksaan penunjang. Penderita dengan seperti ini juga

perlu dicurigai terjadi efusi pleura et causa pyothorak atau hemothorak. Apalagi

pada pasien ini ada riwayat batuk lama. Jadi kita bisa mengarahkan ke arah efusi

Page 2: Bab III Analisis Kasus

pleura yang diakibatkan kuman TB. Apalagi dari pemeriksaan fisik dan

pemeriksaan penunjang mengarah ke adanyanya cairan di efusi pleura

Dari hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang kasus

ini dapat didiagnosis dengan Efusi pleura et causa pyothorax sinistra + TB paru +

post chest tube sinistra + post mediastinitomi + empisema subkutis

Penatalaksanaan yang dilakukan pada pasien ini adalah dengan

memberikan O2 sungkup untuk memenuhi kebutuhan oksigen. Pemberian IVFD

Ringer Laktat yang ditujukan untuk membuka jalur intravena, sehingga dapat

dengan mudah memasukkan obat melalui parenteral. Analgetika ketorolac 3 x 30

mg IV diberikan untuk mengurangi nyeri yang timbul.Pemberian antibiotik

ceftriakson 2 x 1 gr IV. Dan diberikan Obat OAT sesuai instruksi dari PDL.

Pemasangan chest tube ditujukan untuk mengeluarkan cairan dari rongga pleura.

Dengan melihat kondisi pasien dan tindakan yang telah dilakukan,

prognosis pasien ini dubia