bab iii akuntabilitas kinerja -...

54
27 Bab 3 Akuntabilitas Kinerja Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung Tahun 2014 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 3.1. Capaian Kinerja Organisasi Pada sub bab ini disajikan capaian kinerja organisasi untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis organisasi sesuai dengan hasil pengukuran kinerja organisasi. Untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis tersebut dilakukan analisis capaian kinerja. Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung selaku pengemban amanah masyarakat melaporkan Akuntabilitas kinerja melalui penyajian Laporan Kinerja Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung yang dibuat sesuai ketentuan yang diamanatkan dalam Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan ini memberikan gambaran penilaian tingkat pencapaian target masing-masing indikator sasaran srategis yang ditetapkan dalam dokumen Renstra Tahun 2013-2018 maupun Renja Tahun 2014. 3.1.1. Kerangka Pengukuran Kinerja Pengukuran kinerja digunakan untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program, sasaran yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan Misi dan Visi Instansi Pemerintah. Pengukuran kinerja dilaksanakan sesuai dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan KInerja dan Tata Cara Reviu Atas laporan Kinerja Instansi Pemerintah Capaian indikator kinerja utama (IKU) dan capaian indikator kinerja strategis diperoleh berdasarkan pengukuran atas indikator kinerjanya masing- masing, sedangkan capaian kinerja sasaran diperoleh berdasarkan pengukuran atas indikator kinerja sasaran strategis, cara penyimpulan hasil pengukuran kinerja pencapaian sasaran strategis dilakukan dengan membuat capaian rata-rata atas capaian indikator kinerja sasaran.

Upload: dohanh

Post on 24-Jun-2018

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

27 Bab 3 Akuntabilitas Kinerja

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung Tahun 2014

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

3.1. Capaian Kinerja Organisasi

Pada sub bab ini disajikan capaian kinerja organisasi untuk setiap pernyataan kinerja

sasaran strategis organisasi sesuai dengan hasil pengukuran kinerja organisasi. Untuk

setiap pernyataan kinerja sasaran strategis tersebut dilakukan analisis capaian

kinerja.

Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung selaku pengemban amanah masyarakat melaporkan

Akuntabilitas kinerja melalui penyajian Laporan Kinerja Dinas Tenaga Kerja Kota

Bandung yang dibuat sesuai ketentuan yang diamanatkan dalam Peraturan Presiden

Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dan

Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja,

Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

Laporan ini memberikan gambaran penilaian tingkat pencapaian target masing-masing

indikator sasaran srategis yang ditetapkan dalam dokumen Renstra Tahun 2013-2018

maupun Renja Tahun 2014.

3.1.1. Kerangka Pengukuran Kinerja

Pengukuran kinerja digunakan untuk menilai keberhasilan dan kegagalan

pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program, sasaran yang telah ditetapkan dalam

rangka mewujudkan Misi dan Visi Instansi Pemerintah. Pengukuran kinerja

dilaksanakan sesuai dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk

Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan KInerja dan Tata Cara Reviu Atas laporan Kinerja

Instansi Pemerintah Capaian indikator kinerja utama (IKU) dan capaian indikator

kinerja strategis diperoleh berdasarkan pengukuran atas indikator kinerjanya masing-

masing, sedangkan capaian kinerja sasaran diperoleh berdasarkan pengukuran atas

indikator kinerja sasaran strategis, cara penyimpulan hasil pengukuran kinerja

pencapaian sasaran strategis dilakukan dengan membuat capaian rata-rata atas

capaian indikator kinerja sasaran.

28 Bab 3 Akuntabilitas Kinerja

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung Tahun 2014

Penilaian capaian kinerja didasarkan pada Peraturan Menteri Pendayagunaan

Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2013

tentang Perubahan Lampiran Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2012 tentang Petunjuk

Pelaksanaan Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Predikat nilai capaian

kinerjanya sesuai dengan Silakip Online Kota Bandung, sebagai berikut :

No. Prosentase Interpretasi

1.

2.

3.

4.

n/a

< 100 %

= 100 %

> 100 %

Tidak Ada Target

Tidak Tercapai

Tercapai

Melebihi Target

Penetapan angka capaian kinerja terhadap hasil prosentase capaian indikator kinerja

sasaran ditentukan oleh Silakip Kota Bandung yang dibangun oleh Bagian Organisasi

Penertiban Aparatur Daerah dan Reformasi Birokrasi Sekretariat Kota Bandung,

dengan kriteria n/a jika tidak ada target, dibawah 100% diinterpretasikan tidak

tercapai, sama dengan 100 % interpretasi tercapai, dan di atas 100 % interpretasi

melebihi target.

Dalam laporan ini, Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung dapat memberikan gambaran

penilaian tingkat pencapaian target kegiatan dari masing-masing kelompok indikator

kinerja kegiatan, dan penilaian tingkat pencapaian target sasaran dari masing-masing

indikator kinerja sasaran yang ditetapkan dalam dokumen Reviu Rencana Strategis

Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung Tahun 2013-2018, dan Indikator Kinerja Utama

Kota Bandung telah ditetapkan sesuai sasaran RPJMD 2013-2018 dengan 2 (dua)

indikator kinerja (outcomes) yang menjadi Indikator Kinerja Utama (IKU) Kota Bandung

Urusan Ketenagakerjaan Tahun 2014 terdapat dalam Sasaran Misi 4 RPJMD 2013-

2018, yaitu Tingkat Pengangguran Terbuka; dan Lapangan Pekerjaan Baru yang

didasarkan pada Tujuan: “Membangun Perekonomian Kota Yang Berkeadilan”

Sasaran: “Meningkatkan Kesempatan Kerja”.

Hasil Pra Evaluasi yang dilaksanakan Tim Kemmenpan & RB pada tanggal 24 Juni

2015 disarankan adanya indikator kinerja tujuan yang merupakan sari atau resume

dari indikator sasaran, dapat juga diambil dari indikator sasaran yang paling pokok,

sebagai berikut :

29 Bab 3 Akuntabilitas Kinerja

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung Tahun 2014

Tabel 3.1.

Tujuan, Indikator Tujuan Jangka Menengah Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung

Tahun 2013-2018

(SETELAH REVIU TAHUN 2015)

Untuk menunjang realisasi pencapaian target tersebut di atas, Renstra sebelum Reviu

yang dituangkan pada Bab 2, Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung mempunyai 6 sasaran

dan 11 indikator kinerja, setelah dilakukan reviu maka tersusun 7 sasaran dengan 13

indikator kinerja Rencana Strategis (RENSTRA) dengan rincian sebagai berikut :

- Sasaran 1 terdiri dari 1 indikator

- Sasaran 2 terdiri dari 2 indikator

- Sasaran 3 terdiri dari 2 indikator

- Sasaran 4 terdiri dari 4 indikator

- Sasaran 5 terdiri dari 1 indikator

- Sasaran 6 terdiri dari 2 indikator

- Sasaran 7 terdiri dari 1 indikator

NO.

TUJUAN

INDIKATOR

TUJUAN

SATUAN

KONDISI

AWAL

RENSTRA

TARGET KINERJA PADA TAHUN KONDISI

AKHIR

RENSTRA 2014 2015 2016 2017 2018

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

1. Menyiapkan tenaga kerja yang kompeten, produktif sesuai dengan perkembangan pasar kerja dalam Upaya

Peningkatan

penempatan tenaga kerja, dan perluasan

kesempatan kerja

Tingkat Pengangguran Terbuka

% 10,98 10,78 10,55 10,36 10,17 10,00 10,00

2. Meningkatkan Perlindungan Ketenagakerjaan

Perusahaan Zero Acident (Nol Kecelakaan Kerja)

Perusahaan

13 15 16 17 18 19 20

3. Meningkatkan

Minat Masyarakat Untuk Bertransmigrasi

Calon

Transmigran Siap diberangkatkan

KK 3 0 5 7 8 10 30

4. Meningkatkan Kualitas Kinerja dengan Prinsip Good Governance di Lingkungan Dinas Tenaga Kerja

Nilai Evaluasi AKIP

Nilai 64,16 64,29 65,00 67,00 68,00 69,00 69,00

30 Bab 3 Akuntabilitas Kinerja

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung Tahun 2014

Sasaran dan indikator kinerja Renstra Dinas Tenaga Kerja setelah di-reviu oleh Tim

Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, sebagaimana

di bawah ini :

Tabel 3.2. Sasaran dan Indikator Kinerja RENSTRA Setelah Reviu

Tahun 2014

SASARAN INDIKATOR KINERJA

(1) (2)

1. Menurunnya Tingkat Pengangguran Terbuka

1. Tingkat Pengangguran Terbuka

2. Meningkatnya Kompetensi Tenaga

Kerja

2. Prosentase Tenaga Kerja Yang Kompeten

3. Jumlah Calon Wirausaha Baru

3. Meningkatnya Penempatan Tenaga

Kerja

4. Jumlah Lowongan Pekerjaan Baru

5. Prosentase Pencari Kerja terdaftar yang ditempatkan

4. Meningkatnya Perlindungan Ketenagakerjaan

6. Prosentase Perusahaan yang berkasus tentang ketenagakerjaan

7. Prosentase Kasus yang diselesaikan melalui Perjanjian Bersama (PB)

8. Prosentase pekerja/buruh yang menjadi peserta program Jamsostek

9. Jumlah Perusahaan Yang Melaksanakan Wajib Lapor

Ketenagakerjaan

5. Meningkatnya Minat Bertransmigrasi

10. Jumlah Calon Transmigran Terseleksi

6. Meningkatnya Kapasitas dan Akuntabilitas Kinerja Birokrasi

11. Nilai Evaluasi AKIP 12. Prosentase Temuan BPK/Inspektorat Yang Ditindaklanjuti

7. Terwujudan Peningkatan Kualitas

Pelayanan Publik

13. IKM

dalam sasaran dan indikator RENSTRA tersebut ditentukan 5 Sasaran dan 10

Indikator yang menjadi Indikator Kinerja Utama (IKU), yaitu sasaran 1 sampai dengan

sasaran 5.

3.1.2. Capaian Indikator Kinerja

a. Capaian Indikator Kinerja Tujuan

Tabel 3.3.

Capaian Indikator Kinerja Tujuan RENSTRA Setelah Pra Evaluasi

Tahun 2014

NO

TUJUAN

INDIKATOR TUJUAN

SATUAN

KONDISI TAHUN 2013

TARGET REALISASI CAPAIAN

(1) (2) (3) (5) (6) (7) (8) (9)

1. Menyiapkan tenaga kerja yang kompeten, produktif

sesuai dengan perkembangan

Tingkat Pengangguran Terbuka

% 10,98 10,78% 8,05% 2,73%

Melebihi target

31 Bab 3 Akuntabilitas Kinerja

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung Tahun 2014

Tiga target kinerja tujuan tercapai dengan baik, hanya satu indikator Jumlah Calon

Transmigran Siap diberangkatkan belum mempunyai target, seperti yang disarankan

Tim Evaluator Kemmenpan untuk indikator tujuan “Meningkatkan Perlindungan

Ketenagakerjaan” harus indikator outcome bukan indikator proses, oleh karena itu

tidak mengambil dari indikator sasaran, dan direalisasikan dengan indikator

Perusahaan Nol Kecelakaan Kerja (Zero Acident), capaian 15 perusahaan adalah

capaian yang sangat valid dan teruji karena banyak kriteria yang harus dipenuhi oleh

perusahaan yang bersangkutan. Penghargaan Zero Acident setelah dilakukan verifikasi

awal oleh Pemerintah Kota Bandung melalui Dinas Tenaga Kerja kemudian diusulkan

ke Pemerintah Pusat melalui Kemmennakertrans, hasilnya dari yang diusulkan 15

perusahaan semuanya mendapat penghargaan Zero Acident Skala Nasional, Nol atau

nihil Kecelakaan Kerja berarti perusahaan tersebut sudah mampu memberikan

perlindungan keselamatan kerja terhadap Tenaga Kerja nya.

b. Capaian Indikator Kinerja Utama Pemerintah Daerah Kota Bandung

Setiap instansi pemerintah perlu menetapkan Indikator Kinerja Utama (IKU). Kinerja

utama terkandung dalam tujuan dan sasaran strategis instansi pemerintah. Dengan

kata lain IKU digunakan sebagai ukuran keberhasilan dari instansi pemerintah.

Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kota Bandung yang berkaitan dengan urusan

ketenagakerjaan capaiannya sebagaimana tabel di bawah ini :

pasar kerja dalam Upaya Peningkatan penempatan tenaga

kerja, dan perluasan

kesempatan kerja;

2. Meningkatkan

Perlindungan

Ketenagakerjaan;

Perusahaan

Zero Acident (Nol Kecelakaan Kerja)

Perusaha

an

13 15 15 100%

Tercapai

3. Meningkatkan Minat Masyarakat Untuk Bertransmigrasi;

Jumlah Calon Transmigran Siap Diberangkatkan

KK 3 -- -- n/a

4. Meningkatkan Kualitas Kinerja dengan Prinsip Good Governance di

Lingkungan Dinas Tenaga Kerja.

Nilai Evaluasi AKIP

Nilai 64,16 64,29 64,29 100% Tercapai

32 Bab 3 Akuntabilitas Kinerja

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung Tahun 2014

Tabel 3.4.

Capaian Indikator Kinerja Utama Kota Bandung Urusan Ketenagakerjaan

Berdasarkan RPJMD 2013-2018

Tahun 2014

No. Indikator Kinerja Utama Satuan Target Realisasi Capaian

1. Tingkat Pengangguran Terbuka

Persen 10,78% 8,05% 2,73%

Melebihi target

2. Lapangan Pekerjaan Baru Jumlah Loker

3.000 9.695 223,17% Melebihi target

3. Wira Usaha Baru Calon WUB

1.120 1.160 103,57%

Melebihi target

Dalam RPJMD Kota Bandung Tahun 2013-2018 Indikator Tingkat Pengangguran

Terbuka dan Lapangan Pekerjaan Baru masuk di Misi Keempat Membangun

perekonomian yang kokoh, maju, dan berkeadilan, sasaran : Meningkatkan

kesempatan kerja. Capaian kinerja(1) Tingkat Pengangguran Terbuka menurun

sebesar 2,73%, yaitu perhitungan dari target 10,78% realisasi nyata 8,05%, artinya

bahwa semakin menurun prosentase tingkat pengangguran terbuka, kinerja

Pemerintah Kota Bandung semakin baik; Kemudian indikator (2) Lapangan Pekerjaan

Baru, didukung oleh target kinerja Dinas Tenaga Kerja dengan indikator “Jumlah

Lowongan Pekerjaan Baru” tercapai 223,17% yaitu membandingkan target 3.000

Lowongan Kerja Baru, realisasi 9.695 Lowongan Kerja Baru. Pencapaian Indikator

Kinerja Utama (IKU) sebagaimana tabel di atas melampaui target yang ditetapkan.

Prosentase pencapaian indikator lowongan kerja baru sangat tinggi. Hal ini adalah

merupakan peningkatan upaya yang dilakukan Dinas Tenaga Kerja untuk mencari

Lowongan Kerja Baru selain melalui Pameran Bursa Kerja, Bursa Kerja On-Line

(BKOL), Bursa Kerja Khusus, juga diupayakan melalui Website BNP2TKI (Badan

Nasional Pembinaan dan Penempatan Tenaga Kerja Indonesia), media sosial/koran,

juga secara efektif menurunkan para Pejabat Pengantar Kerja langsung ke

perusahaan-perusahaan di Kota Bandung untuk mencari informasi lowongan

pekerjaan yang tersedia di perusahaan yang bersangkutan.

Peningkatan penempatan tenaga kerja akan terjadi apabila kompetensi tenaga kerja

meningkat. Kebijakan Pemerintah Kabupaten/Kota, Pemerintah Provinsi dan

Pemerintah Pusat harus menjadi satu kesatuan yang terintegrasi dalam upaya

perluasan kesempatan kerja atau penciptaan lapangan pekerjaan baru. Pemerintah

Daerah mempunyai target penciptaan wira usaha baru melalui program pelatihan-

pelatihan orientasi penempatan tenaga kerja atau penciptaan wira usaha baru

mandiri. Semua unsur dan potensi diberdayakan dalam membangun kepekaan dan

33 Bab 3 Akuntabilitas Kinerja

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung Tahun 2014

kepedulian aparatur daerah dan masyarakat untuk mengatasi masalah pengangguran.

Penyusunan kebijakan dan strategi program kegiatan harus terarah. Salah satu tolok

ukur keberhasilan kebijakan nasional dan regional adalah mampu meningkatkan

perluasan kesempatan kerja dalam upaya menurunkan tingkat pengangguran.

(penjelasan selanjutnya dibahas di analisa capaian kinerja Sasaran 1 RENSTRA

Disnaker pada Indikator yang sama).

b. Capaian Indikator Kinerja Utama RENSTRA Dinas Tenaga Kerja

Indikator Kinerja Utama Rencana Strategis Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung setelah

dilakukan reviu oleh Tim Asistensi Menpan yang difasilitasi Bagian ORPAD&RB

Sekretariat Kota Bandung. tetap mengacu pada Dokumen RPJMD 2013-2018 Kota

Bandung, permasalahan dan isu-isu strategis yang sangat mempengaruhi menjadi

perhatian pula dalam penyusunan reviu target kinerja.

IKU adalah target utama yang merupakan indikator kelompok program Urusan

Pemerintahan yaitu indikator inti atau core bussinesnya tugas pokok dan fungsi

pemerintah di bidang Ketenagakerjaan, dan Keputusan Kepala Dinas Tenaga Kerja

nomor 800/2147-DISNAKER tentang Penetapan IKU Perubahan Dinas Tenaga Kerja

Kota Bandung Tahun 2014. Realisasi pencapaian target sebagaimana di bawah ini :

Tabel 3.5

Capaian Indikator Kinerja Utama Sasaran Strategis

Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung Tahun 2014 dibanding Tahun sebelumnya, dan Tahun 2018

No. Indikator Kinerja Sasaran

Renstra Satuan

Kondisi

Tahun

2013

Tahun 2014 Capaian Kinerja

Target

Akhir

2018 Target Realisasi

1. Tingkat Pengangguran Terbuka

Persen 10,98 10,78 8,05 Menurun 2,73% = (125%)

Melebihi target

10,00

2. Prosentase Tenaga Kerja Yang Kompeten

Persen -- 81,23 81,23 100% Tercapai

68,10

3. Jumlah Calon Wira Usaha

Baru

Orang 780 1.120 1.160 103,57

Melebihi target

7.500

4. Jumlah Lowongan Pekerjaan Baru

Jumlah Loker

2.452 3.000 9.695 323,17 Melebihi target

50.000

5. Prosentase Pencari Kerja Terdaftar Yang Ditempatkan

Orang 14,05 14,22

(2.532/ 17.800)

41,92

(3.849/ 9.181)

294,80 Melebihi target

44,88

6. Prosentase Perusahaan yang berkasus tentang ketenagakerjaan

Persen -- 5,51 5,51 100% Tercapai

4,09

34 Bab 3 Akuntabilitas Kinerja

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung Tahun 2014

7. Prosentase Kasus Yang Diselesaikan Melalui Perjanjian Bersama (PB)

Persen 61,32 55

(55/ 100)

55

(60/109)

100% Tercapai

58,00

8. Prosentase Pekerja/Buruh

Yang Menjadi Peserta Program JAMSOSTEK

Persen 27,67 72,33 72,33 100%

Tercapai

82,97

9. Jumlah Perusahaan Yang Melaksanakan Wajib lapor Ketenagakerjaan

Perusahaan -- 1977 1977 100% Tercapai

2.300

10. Jumlah Calon Transmigrasi Yang Terseleksi

Jiwa -- 60 60 100% Tercapai

568

c. Capaian Indikator Kinerja RENSTRA Dinas Tenaga Kerja

Target Kinerja pokok dalam RENSTRA menjadi Indikator Kinerja Utama yaitu nomor 1

sampai nomor 10 seperti tersebut di atas dituangkan dalam Perjanjian Kinerja (PK)

yang ditandatangani Kepala Dinas Tenaga Kerja dengan Walikota Bandung, kemudian

target kinerja nomor 11 sampai 13 adalah target kinerja RENSTRA yang mendukung

atas ketercapaian 10 target IKU. Realisasi 3 target pendukung sebagaimana di bawah

ini :

Tabel 3.6

Capaian Indikator Kinerja Sasaran Strategis Dinas Tenaga Kerja Tahun 2014

dibanding Tahun sebelumnya, dan Tahun 2018

No. Indikator Kinerja Sasaran

Renstra Satuan

Kondisi Tahun 2013

Target Realisasi Capaian Kinerja

Target Akhir Tahun 2018

11. Nilai Evaluasi AKIP Kategori 64,16 64,29 64,29 100% Tercapai

69,00

12. Persentase Temuan BPK/Inspektorat yang

ditindaklanjuti

Persen 100 100 100 100% Tercapai

100

13. Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)

Kategori 70,05 62,00 78,85 127,18 Melebihi

Target

70,00

Pengukuran Kinerja 7 (tujuh) Sasaran RENSTRA dengan 13 (tiga belas) indikator

kinerja dikelompokkan berdasarkan kategori dengan interpretasi, sebagai berikut :

Tabel 3.7

Pencapaian Kinerja Sasaran RENSTRA Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung

Tahun 2014

NO. SASARAN STRATEGIS CAPAIAN

1 Tidak Ada Target 0

2 Tidak Tercapai 0

3 Tercapai 8

4 Melebihi Target 5

Jumlah 13

35 Bab 3 Akuntabilitas Kinerja

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung Tahun 2014

Adapun pencapaian kinerja sasaran dirinci sesuai Misi dan Sasaran, rata-rata capaian

dari pengukuran kinerja dapat dilihat dalam tabel, sebagai berikut:

Tabel 3.8 Capaian Kinerja sasaran Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung Tahun 2014

No. Sasaran Jumlah

Indikator

Rata-rata

capaian

Sasaran

n/a < 100% = 100% >100%

I Misi 1: Meningkatkan kompetensi dan produktifitas tenaga kerja dalam upaya peningkatan kesempatan

kerja

1. Menurunnya Tingkat Pengangguran Terbuka

Tingkat Pengangguran Terbuka

125 % - - - Menurun 2,73% = 125%

2. Meningkatnya Kompetensi

Tenaga Kerja

Prosentase Tenaga Kerja Yang Kompeten

101,79% - - 100% -

Jumlah Calon Wirausaha Baru

- - - 103,57

3. Meningkatnya Penempatan

Tenaga Kerja

Jumlah Lowongan Pekerjaan Baru

308,99% - - - 323,17

Prosentase Pencari Kerja terdaftar yang ditempatkan

- - - 294,80

II Misi 2 : Meningkatkan Perlindungan Ketenagakerjaan

4. Meningkatnya

Perlindungan Ketenagakerjaan

Prosentase Perusahaan

yang berkasus tentang ketenagakerjaan

100% - - 100% -

Prosentase Kasus yang diselesaikan melalui Perjanjian Bersama (PB)

- - 100% -

Prosentase pekerja/buruh yang menjadi peserta program Jamsostek

- - 100% -

Jumlah Perusahaan

Yang Melaksanakan Wajib Lapor Ketenagakerjaan

- - 100% -

III Misi 3: Meningkatkan Minat Masyarakat Untuk Bertransmigrasi;

5. Meningkatnya

Minat Bertransmigrasi

Jumlah Calon

Transmigran Terseleksi

100% - - 100% -

IV Misi 4 : Meningkatkan Kualitas Kinerja dengan Prinsip Tata Kelola Kepemerintahan

yang Baik (good governance)

6. Meningkatnya Kapasitas Akuntabilitas Kinerja Birokrasi.

Nilai Evaluasi AKIP 100% - - 100% -

Prosentase Temuan BPK/Inspektorat yang ditindaklanjuti

- - 100% -

7. Terwujudnya Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik

Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)

127,18

- - - 127,18

Jumlah 13 - - 8 5

36 Bab 3 Akuntabilitas Kinerja

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung Tahun 2014

Pencapaian realisasi indikator kinerja sasaran Misi terhadap target yang sudah

ditetapkan dilihat dari tingkat pencapaian target, sebagai berikut:

Tabel 3.9

Pencapaian target Misi RENSTRA Setelah Reviu Tahun 2014

Misi

Jumlah

Indikator Sasaran

Rata-rata capaian Misi

(%)

Tingkat Pencapaian Target

Melebihi

(>100%)

Tercapai

(=100%)

Tidak

Tercapai (<100%)

Tidak

Ada

Misi 1 5 189,31 4 1 - -

Misi 2 4 100 - 4 - -

Misi 3 1 100 - 1 - -

Misi 4 3 109,06 1 2 - -

Jumlah 13 136,44 5 8 - -

Kemudian selanjutnya kinerja pencapaian dirinci menurut kategori pencapaian

indikator sasaran sebagai berikut:

Tabel 3.10 Kategori Pencapaian Indikator Sasaran RENSTRA

Dinas Tenaga Kerja Tahun 2014

Sasaran Jumlah

Indikator Sasaran

Rata-rata capaian Sasaran

(%)

Tingkat Pencapaian Target

Melebihi

(>100%)

Tercapai

(=100%)

Tidak Tercapai

(<100%)

Tidak Ada

Sasaran 1 1 125 1 - - -

Sasaran 2 2 101,79 1 1 - -

Sasaran 3 2 308,99 2 - - -

Sasaran 4 4 100 - 4 - -

Sasaran 5 1 100 - 1 -

Sasaran 6 2 100 - 2 -

Sasaran 7 1 127,18 1 - -

Jumlah 13 136,44 5 8 - -

Untuk mengukur keseluruhan kinerja Dinas Tenaga Kerja baik terhadap kinerja

teknis, pelayanan publik dan pengukuran kinerja internal tercermin atau sudah

terwakili dalam empat misi, tujuh sasaran dan tigabelas indicator sebagaimana

dijelaskan di atas. Misi yang disusun dalam RENSTRA Dinas Tenaga Kerja merupakan

jawaban “Mengapa Dinas Tenaga Kerja menjadi salah satu Organisasi Perangkat

37 Bab 3 Akuntabilitas Kinerja

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung Tahun 2014

Daerah di Kota Bandung”. Disnaker menangani permasalahan ketenagakerjaan dari

awal (pre employment), yaitu penganggur dan pencari kerja, kemudian setelah tidak

mendapatkan pekerjaan (post employment) yaitu pekerja yang terkena Pemutusan

Hubungan Kerja (PHK) dan tenaga kerja kurang produktif, penanganannya diakomodir

dalam Misi I “Meningkatkan kompetensi dan produktifitas tenaga kerja dalam upaya

peningkatan kesempatan kerja”. Kemudian penanganan ketika sedang bekerja atau

disebut during employment yaitu melindungi perusahaan dan pekerja ketika sedang

bekerja, dicerminkan dalam Misi 2 (dua) Meningkatkan Perlindungan Ketenagakerjaan.

Misi kedua ini pun targetnya semua dapat direalisasikan dengan kategori memuaskan.

Misi 3 (tiga) Meningkatkan Minat Masyarakat Untuk Bertransmigrasi dengan satu

sasaran Meningkatnya Minat Bertransmigrasi, indikator Jumlah Calon Transmigran

Terseleksi. Misi ini merupakan salah satu upaya penyelesaian permasalahan

ketenagakerjaan ketika tenaga kerja yang hidup di Kota Bandung sudah tidak

mempunyai kompetensi kerja/kalah bersaing dengan Pencari Kerja di Kota Bandung,

maka masyarakat tersebut diberikan penyuluhan, diseleksi termasuk keluarganya

untuk disiapkan menjadi calon transmigrasi, sehingga apabila mendapat kuota

pemberangkatan dari Pusat para calon tersebut sudah siap untuk diberangkatkan.

Untuk target ini direalisasikan seratus persen dengan kategori memuaskan.

Misi 4 (empat) Meningkatkan Kualitas Kinerja dengan Prinsip Tata Kelola

Kepemerintahan yang Baik (good governance), dua sasaran yaitu Meningkatnya

Kapasitas Akuntabilitas Kinerja Birokrasi dengan dua indikator yaitu Nilai Evaluasi

AKIP, Prosentase Temuan BPK/Inspektorat yang ditindaklanjuti, dan sasaran kedua

Terwujudnya Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik indikatornya Indeks Kepuasan

Masyarakat. Misi ini sebagai misi pendukung yang tetap penting untuk menilai dan

mengukur kinerja pengelolaan keuangan dan pengelolaan barang serta untuk

mengukur kepuasan dan harapan masyarakat terhadap kinerja Dinas Tenaga Kerja.

Keempat indikator target direalisasikan dengan kategori memuaskan.

3.2. Analisis Pencapaian Kinerja

Evaluasi kinerja melalui analisa pencapaian indikator kinerja bertujuan mengetahui

perbandingan antara target dan realisasi, serta kemajuan dan kendala yang dijumpai

dalam pencapaian misi; dinilai dan dipelajari untuk perbaikan atau penyempurnaan

pelaksanaan program/kegiatan di masa yang akan datang. Selain itu, dalam evaluasi

kinerja dilakukan pula analisis efisiensi dengan cara membandingkan antara output

38 Bab 3 Akuntabilitas Kinerja

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung Tahun 2014

dengan input baik untuk rencana maupun realisasi. Analisis ini menggambarkan

tingkat efisiensi yang dilakukan oleh instansi dengan memberikan data nilai output per

unit yang dihasilkan oleh suatu input tertentu.

Selanjutnya dilakukan pula pengukuran/penentuan tingkat efektivitas yang

menggambarkan tingkat kesesuaian antara tujuan dengan hasil, manfaat atau

dampak. Selain itu, evaluasi juga dilakukan terhadap setiap perbedaan kinerja

(performance gap) yang terjadi, baik terhadap penyebab terjadinya gap maupun

strategi pemecahan masalah yang telah dan akan dilaksanakan.

Dalam melakukan evaluasi kinerja, perlu juga digunakan pembandingan-

pembandingan antara :

- kinerja nyata dengan kinerja yang direncanakan.

- kinerja nyata dengan kinerja tahun-tahun sebelumnya.

- kinerja nyata dengan kinerja Propinsi, jika terdapat target kinerja yang sama.

Analisis Sasaran Renstra Dinas Tenaga Kerja dengan indikator yang telah di-Reviu

menjelaskan faktor pendukung keberhasilan pencapaian target dan faktor

penghambatan atau permasalahan target yang tidak tercapai. 13 target kinerja di atas,

3 (tiga) target kinerja adalah merupakan turunan target kinerja Misi 4 (empat)

Pemerintah Kota Bandung yaitu Tingkat Pengangguran Terbuka; Penciptaan Lapangan

Pekerjaan Baru; dan Penciptaan Wira Usaha Baru. Selain target tersebut

pencapaiannya dikontribusi oleh SKPD terkait. Seluruh program kegiatan Dinas

Tenaga Kerja, yaitu 2 (dua) target program pelatihan keterampilan dan produktivitas

yang juga mendapat dukungan data program penempatan tenaga kerja, 2 (dua) target

program penempatan tenaga kerja dan perluasan kerja (pre & post employment), dan 4

(empat) target program perlindungan tenaga kerja (during employment), serta 1 (satu)

target urusan pilihan ketransmigrasian. Kesepuluh target pokok yang menjadi

Indikator Kinerja Utama, ditambah 3 (tiga) target indikator penunjang, pada dasarnya

semuanya merupakan indikator pendukung untuk mencapai target Misi 4 RPJMD Kota

Bandung 2013-2018.

Pengukuran kinerja yang telah di-Reviu, analisis pencapaian kinerja dalam

pelaksanaan program dan kegiatan adalah sebagai berikut :

39 Bab 3 Akuntabilitas Kinerja

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung Tahun 2014

3.2.1. Analisis Capaian Kinerja Sasaran 1

a. Realisasi Kinerja Tahun 2014

Pengangguran terjadi bila pekerja berkeinginan bekerja pada upah yang berlaku tetapi

tidak mendapatkan lowongan pekerjaan. Oleh karena itu yang paling pokok adalah

perlu meningkatkan pertumbuhan ekonomi, dengan adanya pertumbuhan ekonomi

akan memberikan peluang kesempatan kerja baru atau dengan kata lain memberikan

kesempatan industri untuk meningkatkan output, peningkatan output tentunya akan

meningkatkan penggunaan faktor produksi. Dan Tenaga Kerja adalah salah satu faktor

produksi, peningkatan kebutuhan faktor produksi tenaga kerja berdampak pada

berkurangnya jumlah pengangguran.

Tabel 3.11

Analisis Pencapaian Sasaran 1

Antara Target dan Realisasi Menurunnya Tingkat Pengangguran Terbuka Tahun 2014

No Indikator Kinerja Existing Tahun

2013

Tahun 2014 Persentase

Capaian Kinerja

Target Akhir RENSTRA

2018 Target Realisasi

1. Tingkat Pengangguran Terbuka

10,98%

10,78%

8,05% Menurun 2,73%

10,00

Indikator menurunnya Tingkat Pengangguran Terbuka, menetapkan target 10,78

persen pada tahun 2014, target ini didasarkan pada hasil evaluasi Tahun 2013 Tingkat

Pengangguran Terbuka sebesar 10,98 persen, namun diluar dugaan realisasi tahun

2014 mencapai 8,05 persen, berarti terjadi penurunan sebesar 2,73 persen,

keberhasilan pencapaian target ini sangat signifikan.

Jika dilihat dari data di atas maka target kinerja 10 persen pada akhir RENSTRA

yaitu Tahun 2018 di Tahun 2014 sudah terlampaui namun naik turunnya Tingkat

Pengangguran Terbuka tidak bisa diprediksi secara dini karena sangat tinggi

ketergantungannya pada aspek-aspek lainnya, seperti fluktuasi perkembangan

perekonomian, politik, dan keamanan.

1. Menurunnya Tingkat Pengangguran Terbuka

40 Bab 3 Akuntabilitas Kinerja

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung Tahun 2014

b. Realisasi dan Pencapaian Indikator Kinerja Tahun 2010 – 2014

Pengukuran kinerja organisasi perlu dibandingkan dengan pencapaian kinerja tahun-

tahun sebelumnya sebagai progess report kinerja organisasi yang bersangkutan,

sebagai perbandingan disajikan capaian kinerja Tahun 2009-2014, target Tingkat

Pengangguran Terbuka adalah target prioritas yang ditetapkan RPJMD Kota Bandung

Tahun 2008-2013 dan juga RPJMD Kota Bandung Tahun 2013-2018. Realisasi 2010-

2014 sebagai berikut :

Tabel 3.12 Realisasi Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Kota Bandung

Tahun 2009 – 2014

Uraian TPT (%/Tahun)

2009 2010 2011 2012 2013 2014

Realisasi 13,83 13,75 10,34 9,17 10,98 8,05

Meningkat - - - - 1,81 -

Menurun - 0,08 3,41 1,17 - 2,93

Setiap tahun Tingkat Pengangguran Terbuka Kota

Bandung terus mengalami penurunan berarti

Pemerintah Kota Bandung sedikitnya telah berhasil

memberikan peluang kesempatan kerja pada

masyarakat Kota Bandung, hanya pada Tahun 2012 ke

Tahun 2013 terjadi peningkatan Pengangguran

Terbuka (Jawa Barat 0,16 persen, Kota Bandung 1,81

persen) berdasarkan sumber data (BPS) hal ini terjadi

sehubungan pada saat dilakukan Sakernas bulan Agustus bertepatan dengan

selesainya bulan puasa, dimana yang biasanya bekerja, pada saat dilakukan sensus

sedang berhenti/tidak sedang bekerja karena sedang libur Hari Raya Iedul Fitri,

sehingga menambah data jumlah penganggur, maka ketika sensus dilakukan Agustus

2014. Untuk lebih jelas dapat dilihat grafik di bawah ini :

41 Bab 3 Akuntabilitas Kinerja

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung Tahun 2014

Grafik 3.1.Perbandingan Tingkat Pengangguran Terbuka di Kota Bandung

Tahun 2009-2014

Sebagai bahan dapat dilihat tren jumlah penganggur, jumlah bekerja, dan jumlah

angkatan kerja dari Tahun 2009 ke Tahun 2014 sebagaimana tabel di bawah ini :

Tabel 3.13 Data Jumlah Penganggur dan Angkatan Kerja Kota Bandung

Tahun 2011 – 2014

No. Uraian Tahun

2009 2010 2011 2012 2013 2014

1. Jumlah Penganggur 152.953 131.353 116.798 107.384 129.142 95.971

2. Jumlah Bekerja

998,227 1,000,140 1,012,946 1,064,167 1,047,235 1,096,799

3. Jumlah Angkatan Kerja

1.069.077 1.079.477 1.129.744 1.171.551 1.176.377 1.192.770

Sumber data : BPS Kota Bandung

Lebih jelas dapat ditampilkan grafik perbandingan di bawah ini :

Grafik 3.2. Perbandingan Jumlah Penganggur, Bekerja, dan Angkatan Kerja

di Kota Bandung Tahun 2009-2014

0

5

10

15

2009 2010 2011 2012 2013 2014

Perbandingan Tingkat Pengangguran Terbuka di Kota Bandung Tahun 2009-2014

TPT

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

2009 2010 2011 2012 2013 2014

Angkatan Kerja

Bekerja

Penganggur

42 Bab 3 Akuntabilitas Kinerja

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung Tahun 2014

Jumlah penganggur dari Tahun 2009 sampai Tahun 2014 terus mengalami

penurunan, sebaliknya jumlah bekerja makin meningkat, walaupun jumlah Angkatan

Kerja setiap Tahun meningkat pula.

c. Perbandingan Pencapaian Indikator Kinerja Kota Bandung dengan

Kabupaten/Kota se - Jawa Barat Tahun 2014

Kota Bandung dengan Propinsi Jawa Barat Tahun 2011 – 2014

Bandung sebagai ibukota Propinsi Jawa Barat memiliki peranan yang sangat penting

dalam perkembangan pembangunan di Propinsi Jawa Barat. Tahun 2012 PDRB Kota

Bandung menyumbang sebesar 12,75 persen terhadap perekonomian Propinsi Jawa

Barat, dan Tahun 2013 kontribusi meningkat menjadi 13,16 persen. Meningkatnya

pertumbuhan ekonomi walaupun hanya didukung oleh beberapa faktor, pada akhirnya

akan berbanding lurus dengan penurunan tingkat pengangguran terbuka.

Tabel 3.14

Perbandingan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Propinsi Jawa Barat dan Kota Bandung Tahun 2011 – 2014

No. Uraian Tingkat Pengangguran Terbuka (Tahun/%)

2011 2012 N/T 2013 N/T 2014 N/T

1. Propinsi Jawa

Barat

9,81 9,00 T 0,81 9,16 N 0,16 8,45 T 0,71

2. Kota Bandung 10,34 9,17 T 1,17 10,98 N 1,81 8,05 T 2,93

Sumber Data : Sakernas 2011 s.d. 2014 BPS Jabar.

Jika membandingkan Propinsi Jawa Barat dengan Kota Bandung dari Tahun 2012 ke

Tahun 2014. Tingkat Pengangguran Terbuka Jawa Barat dari Tahun 2011 sebesar

9,81 menjadi 9,00 persen Tahun 2012 menurun 0,81 persen, dan menurun pula

sebesar 0.16 persen menjadi 9,16 persen di Tahun 2013, kemudian menurun 0,71

persen dari Tahun 2013 menjadi 8,45 persen pada Tahun 2014. Sedangkan Tingkat

Pengangguran Terbuka Kota Bandung dari Tahun 2011 sebesar 10,34 persen menurun

1,17 persen Tahun 2012 menjadi 9,17 persen, dan pada Tahun 2013 meningkat 1,81

persen menjadi sebesar 10,98 persen, pada Tahun 2014 secara signifikan turun

sebesar 2,93 persen dari Tahun 2013 sebesar 10,98 persen menjadi sebesar 8,05

persen.

43 Bab 3 Akuntabilitas Kinerja

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung Tahun 2014

Kota Bandung pada Tahun 2012 ke Tahun 2013 terjadi peningkatan Pengangguran

Terbuka sama dengan Propinsi Jawa Barat (Jawa Barat 0,16 persen, Kota Bandung

1,81 persen) berdasarkan sumber data (BPS) hal ini terjadi sebagaimana telah

dijelaskan di atas dalam Realisasi dan Pencapaian Indikator Kinerja Tahun 2010 –

2014. Untuk lebih jelasnya dilihat dalam grafik di bawah ini :

Grafik 3.3. Perbandingan TPT Propinsi Jawa Barat dan Kota Bandung Tahun 2011 -2014

Menurut Kepala Dinas Tenaga Kerja Propinsi Jawa Barat pada ekspos pencapaian

target penyerapan dua juta kesempatan kerja di Propinsi Jawa Barat jumlah

Pengangguran di Jawa Barat menurun dari 1.888.667 menjadi 1.775.196, artinya

orang yang menganggur di Jawa Barat turun sekitar 113.000 orang. Salah satu

serapan tenaga kerjanya adalah semakin banyak masyarakat Jawa Barat yang mampu

berwirausaha. Sektor paling banyak menyerap tenaga kerja adalah jasa, perdagangan,

hotel, restoran, dan industri keuangan. Propinsi Jawa Barat terus berusaha

mendorong pertumbuhan penyerapan tenaga kerja pada sektor non formal, dengan

tren investasi di Jabar terus naik, kendati serapan tenaga kerja lebih didominasi sektor

jasa, harapan Jawa Barat adalah industri manufaktur dapat berorientasi pada industri

padat karya.

Peningkatan kesejahteraan masyarakat salah satunya dapat diciptakan dengan adanya

lapangan kerja yang memadai. Peningkatan pertumbuhan ekonomi korelasinya adalah

meningkatnya penyerapan tenaga kerja, aktivitas ekonomi meningkat maka kebutuhan

faktor produksi terutama pekerja juga akan mengalami kenaikan, secara simultan

akan mengurangi tingkat pengangguran.

0

2

4

6

8

10

12

2011 2012 2013 2014

Prop. Jabar

Kota Bandung

44 Bab 3 Akuntabilitas Kinerja

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung Tahun 2014

Tahun 2010 jumlah Penganggur di Kota Bandung mencapai 131.353 orang, terjadi

penurunan sebanyak 35.382 orang adalah pengurangan dari data Tahun 2014 (data

sementara publish BPS Kota Bandung) berjumlah 95.971 orang, diprosentasekan

penurunannya 4,12 persen dari Tahun 2010 Tingkat Pengangguran Terbuka 12,17

persen, pada Tahun 2014 menjadi 8,05 persen. Indikasi ini sangat baik walaupun

jumlah Angkatan Kerja terus meningkat Tahun 2010 sebanyak 1.079.477 orang, dan

pada Tahun 2014 bertambah menjadi 1.192.770 orang, tetapi jumlah orang yang

bekerja terus meningkat pula dari Tahun 2010 sebanyak 1.000.140 orang, dan Tahun

2014 mencapai di angka 1.096.799 orang.

Perbandingan Kota Bandung dengan Kabupaten/Kota Se – bandung Raya Tahun

2011 - 2014

Keberhasilan kinerja suatu organisasi belum dikatakan berhasil apabila tidak melihat

atau membandingkan dengan kinerja daerah lainnya. Oleh karena itu Disnaker

mencoba membandingkan realisasi capaian target “Menurunnya Tingkat Pengangguran

Terbuka dengan Kabupaten/Kota se-Bandung Raya dapat dilihat dari tabel di bawah

ini :

Tabel 3.15

Data Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Se- Bandung Raya

Tahun 2011 – 2014

No. Kabupaten/Kota Tingkat Pengangguran Terbuka (Tahun)

2011 2012 % (N/T) 2013 % (N/T) 2014 % (N/T)

1. Kota Bandung 10,34 9,17 T 1,17 10,98 N 1,81 8,05 T 2,93

2. Kota Cimahi 10,32 8,57 T 1,75 11,43 N 2,86 9,62 T 1,81

3. Kabupaten

Bandung 10,69 10,38 T 0,31 10,15 T 0,23 8,48 T 1,67

4. Kabupaten

Bandung Barat 13,01 12,37 T 0,64 9,61 T 2,76 8,15 T 1,46

Sumber Data : Pusat Data dan Analisa Pembangunan Jabar (N : Naik - T : Turun)

Perbandingan tingkat pengangguran terbuka dari Tahun 2011 ke Tahun 2014 : Kota

Bandung tingkat pengangguran terbuka menurun 2,29 persen dari Tahun 2011

sebesar 10,34 persen menjadi 8,05 persen Tahun 2014; Kota Cimahi Tahun 2011

sebesar 10,32 persen menjadi 11,43 persen pada Tahun 2014 berarti di Kota Cimahi

ada peningkatan jumlah penganggur sebesar 1,11 persen; Kabupaten Bandung dari

Tahun 2011 sebesar 10,69 persen turun 2,21 persen ke Tahun 2014 sebesar 8,48

persen; dan Kabupaten Bandung Barat Tahun 2011 sebesar 13,01 persen menjadi

9,61 persen Tahun 2013, penurunannya adalah sebesar 3,4 persen.

Apabila di ranking maka penyerapan tenaga kerja tertinggi di Bandung Raya pertama

adalah Kabupaten Bandung Barat penurunan dari Tahun 2011 ke Tahun 2014 sebesar

45 Bab 3 Akuntabilitas Kinerja

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung Tahun 2014

3,4 persen, Kota Bandung peringkat kedua penurunan sebesar 2,29 persen,

kemudian Kabupaten Bandung penurunan sebesar 2,21 persen, sedangkan di Kota

Cimahi terjadi peningkatan jumlah penganggur sebesar 1,11 persen kemungkinan

banyak migrasi ke Kota tersebut karena selalu mendapatkan beberapa predikat terbaik

se – Jawa Barat maupun tingkat Nasional, sehingga peluang kerja meningkat.

Kota Bandung dengan Kabupaten/Kota se – Jawa Barat Tahun 2014

Selanjutnya kita bandingkan Tingkat Pengangguran Terbuka Tahun 2014 se-Jawa

Barat, posisi Kota Bandung ada di ranking ke-14, Kabupaten Majalengka menduduki

posisi tertinggi dengan TPT 4,47 persen, dan terendah adalah Kabupaten Cianjur 14,87

persen. Hal ini untuk membuktikan bahwa menurut Kementerian Pendayagunaan

Aparatur Negara, dan Reformasi Birokrasi (Kemmenpan, RB) keberhasilan kinerja

suatu organisasi belum dikatakan berhasil apabila tidak melihat atau membandingkan

dengan kinerja daerah lainnya. Oleh karena itu Disnaker mencoba membandingkan

realisasi capaian target “Menurunnya Tingkat Pengangguran Terbuka” dengan

Kabupaten/Kota se-Jawa Barat dapat dilihat dari tabel di bawah ini :

Tabel 3.16 Jumlah Pengangguran, Angkatan Kerja, dan TPT se-Jawa Barat Tahun 2014

No.

Kabupaten/Kota Jumlah

Pengangguran

Jumlah Angkatan

Kerja

TPT

1. 2.

3.

4.

5.

6.

7. 8.

9.

10.

11.

12. 13.

14.

15.

16.

17.

18. 19.

20.

21.

22.

23.

24. 25.

26.

Kabupaten Bogor Kabupaten Sukabumi

Kabupaten Cianjur

Kabupaten Bandung

Kabupaten Garut

Kabupaten Tasikmalaya

Kabupaten Ciamis Kabupaten Kuningan

Kabupaten Cirebon

Kabupaten Majalengka

Kabupaten Sumedang

Kabupaten Indramayu Kabupaten Subang

Kabupaten Purwakarta

Kabupaten Karawang

Kabupaten Bekasi

KabupatenBandung Barat

Kota Bogor Kota Sukabumi

Kota Bandung

Kota Cirebon

Kota Bekasi

Kota Depok

Kota Cimahi Kota Tasikmalaya

Kota Banjar

177.222 88.421

153.407

138.045

78.818

58.588

37.755 32.118

121.695

28.116

41.883

61.403 49.193

31.905

114.004

94.436

51.971

43.503 16.083

95.971

16.221

115.643

80.903

26.006 15.571

6.315

2.315.176 1.093.219

1.031.622

1.628.076

1.022.545

845.869

767.041 467.066

913.940

628.959

557.618

766.583 729.932

407.360

1.026.868

1.389.958

637.436

458.665 138.129

1.192.770

147.148

1.236.114

958.587

270.284 289.572

85.602

7,65 8,09

14,87

8,48

7,71

6,93

4,92 6,88

13,32

4,47

7,51

8,01 6,74

7,83

11,10

6,79

8,15

9,48 11,64

8,05

11,02

9,36

8,44

9,62 5,38

7,38

Propinsi Jawa Barat 1.775.196 21.006.139 8,45

46 Bab 3 Akuntabilitas Kinerja

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung Tahun 2014

Berdasarkan data di atas, posisi Kota Bandung berada di peringkat ke-14, jumlah

Angkatan Kerja Tahun 2014 di Kota Bandung mencapai 1.192.770, hampir sama

dengan jumlah Angkatan Kerja di Kabupaten Cianjur yang menduduki posisi terakhir,

yaitu 1.031.622 orang (86,49 persen dibanding Kota Bandung) dengan Tingkat

Pengangguran Terbuka tertinggi di Jawa Barat di angka 14,87 persen, sedangkan

Kabupaten Majalengka menduduki posisi pertama, hanya jumlah Angkatan Kerjanya

52,73 persen lebih sedikit dari Kota Bandung, yaitu hanya 628.959 orang. Kota

Bandung adalah merupakan Ibukota Propinsi Jawa Barat, daya tarik migrasinya

sangat tinggi, dan juga merupakan Kota Pendidikan dimana berdasarkan survey BPS

kebanyakan yang telah mengikuti pendidikan di Kota Bandung mencari kerjanya

tetap di Kota Bandung, enggan meninggalkan Kota Bandung, dengan kata lain

berkehendak menjadi penduduk tetap Kota Bandung. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat grafik di bawah ini :

47 Bab 3 Akuntabilitas Kinerja

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung Tahun 2014

Grafik 3.4. Perbandingan TPT se- Propinsi Jawa Barat Tahun 2014

7,65 8,09

14,87

8,48 7,71

6,93

4,92

6,88

13,32

4,47

7,51 8,01 6,74

7,83

11,1

6,79 8,15

9,48

11,64

8,05

11,02

9,36 8,44

9,62

5,38

7,38

Tingkat Pengangguran Terbuka Se - Propinsi Jawa Barat

Tingkat Pengangguran Terbuka

Tingkat Pengangguran Terbuka tertinggi se-Jawa Barat adalah di Kab. Cianjur dengan angka TPT sebesar 14,87%, dan TPT terendah Kab. Majalengka dengan angka TPT Sebesar 4,47%. sementara TPT Kota Bandung berada pada posisi ke 14 sebesar 8,05%.

48 Bab 3 Akuntabilitas Kinerja

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung Tahun 2014

Analisis Peningkatan/Penurunan Pencapaian Kinerja serta solusi yang

dilakukan

Keberhasilan ini tidak terlepas dari upaya-

upaya yang dilakukan Pemerintah Kota

Bandung, terutama adanya kebijakan dan

tingginya perhatian Walikota Bandung

terhadap perkembangan ekonomi kreatif

berupa konsep penataan pembangunan

kampung juara dengan pola kolaborasi antara

pihak swasta/masyarakat dengan Pemerintah

Daerah. Kebijakan lainnya adalah dengan memperluas dan meningkatkan informasi

kebijakan pemerintah melalui Informasi Teknologi, sehingga dengan pengetahuan

meningkatkan minat masyarakat untuk menjadi pelaku usaha ekonomi kreatif, dan

indikasi lainnya adalah meningkatnya pelaku usaha bisnis online, dalam hal ini berarti

penyerapan tenaga kerja di sector informal meningkat, atau meningkatnya wira usaha

baru secara alami sebagai dampak dari adanya inovasi-inovasi kebijakan ekonomi dan

teknologi.

Kebijakan di atas menjadikan sektor ekonomi di Kota Bandung pemberi kontribusi

tertinggi terhadap pengurangan tingkat pengangguran terbuka di Kota Bandung

terutama sektor ekonomi kreatif, dan penciptaan wira usaha baru di sektor jasa,

(menurut Buku Indikator Makro – Bappeda Kota Bandung Tahun 2014) : “pada tahun

2013 sektor industri pengolahan dan sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan

mampu tumbuh menopang pertumbuhan ekonomi Kota Bandung”. Di sektor inilah

pelaku ekonomi kreatif dan pelaku wira usaha bergerak tumbuh mendongkrak

perekonomian Kota Bandung.

Solusi yang dilakukan untuk pengentasan pengangguran adalah dengan melaksanakan

Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja, Program Peningkatan

Kesempatan Kerja, Program Perlindungan dan Pengembangan Lembaga

Ketenagakerjaan, Program pengembangan wilayah Transmigrasi, dan Program

Transmigrasi Regional secara maksimal serta melakukan kolaborasi antara Pemerintah

Daerah melalui Dinas Tenaga Kerja dengan masyarakat, juga melakukan pengendalian

dan pemantauan kinerja aparat secara terus menerus.

49 Bab 3 Akuntabilitas Kinerja

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung Tahun 2014

3.2.2. Analisis Capaian Kinerja Sasaran 2

Meningkatkan Kompetensi dan Produktivitas Tenaga Kerja dalam upaya Peningkatan

Kesempatan Kerja mempunyai 2 (dua) indikator kinerja sebagaimana tabel di bawah ini :

Tabel 3.17

Analisis Pencapaian Sasaran 2

Meningkatkan Kompetensi dan Produktivitas Tenaga Kerja dalam upaya Peningkatan Kesempatan Kerja

No. Indikator Kinerja

Satuan

Existing Tahun 2013

Tahun 2014

Prosentase

Capaian

Kinerja

Target

Akhir Renstra (Tahun 2018) Target Realisasi

1. Prosentase Tenaga Kerja yang Kompeten

%

--

81,23

(7655/9424)

81,23

(7655/9424) 100 68,10

2. Jumlah Calon

Wirausaha Baru Orang 860 1.120 1.160 103,57 7.500

1. Indikator Prosentase Tenaga Kerja yang Kompeten

Indikator Prosentase Tenaga Kerja yang Kompeten

adalah cerminan kinerja bidang Pelatihan

Keterampilan dan Produktivitas Kerja, dan bidang

Penempatan Tenaga Kerja, rumusan yang terkandung

dalam target tersebut adalah Jumlah Pencari Kerja

Terdaftar lulusan SMK sampai dengan Sarjana

(produk kinerja bidang Penempatan Tenaga Kerja),

ditambah dengan hasil pelaksanaan Uji Kompetensi Tenaga Kerja yang lulus dan

mendapatkan sertifikat (produk kinerja bidang Pelatihan dan Produktivitas).

Rumusan ini didapat dari pengertian Kompetensi Kerja adalah kemampuan kerja setiap

individu yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan/keahlian dan sikap kerja

yang sesuai dengan standar kompetensi yang ditetapkan. Tingkat capaian kinerja

100,00% realisasi sesuai target yang ditetapkan. Capaian indikator ini seratus persen

tercapai merupakan data real capaian pada tahun 2014 untuk mengukur seberapa

persen pencari kerja yang terdaftar, dan peserta pelatihan yang mempunyai kompetensi

kerja; target ini adalah target kinerja baru hasil Reviu Tim Menpan, merevisi target Rasio

Tenaga Kerja Terampil dan Produktif, alasan revisi adalah target Rasio tersebut hanya

Meningkatkan Kompetensi dan Produktivitas Tenaga Kerja dalam upaya Peningkatan

Kesempatan Kerja

50 Bab 3 Akuntabilitas Kinerja

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung Tahun 2014

mengukur seberapa banyak/persen usulan musrenbang yang diakomodir untuk dilatih

oleh Disnaker, target ini tidak mencerminkan outcome, hanya mengukur output saja.

Pencari Kerja terdaftar lulusan SMK keatas

dianggap sudah mempunyai kompetensi

dibidangnya, tidak perlu sentuhan Disnaker untuk

dilakukan pelatihan atau di Uji Kompetensi,

permasalahannya yang mereka butuhkan adalah

peluang kerja sesuai dengan kompetensi kerja yang

dimilkinya. Dari capaian target 81,23 persen,

sisanya adalah Pencari Kerja lulusan SMA kebawah sebesar 18,77 persen Pencari Kerja

yang dianggap belum kompeten adalah menjadi pekerjaan Bidang Pelatihan dan

Produktivitas Kerja untuk dipanggil dan ditawarkan diberi pelatihan pada tahun

selanjutnya sesuai bakat dan minat Pencari Kerja tersebut.

Menggunakan kata dianggap, maksudnya adalah bahwa tidak semua lulusan SMA ke

bawah tidak kompeten, namun karena Disnaker tidak mempunyai data pencari kerja

terdaftar dari SMA ke bawah yang kompeten, karena mungkin saja pencari kerja lulusan

SMA yang mendaftar sudah/sedang mempunyai pekerjaan, tentunya yang

sudah/sedang mempunyai pekerjaan sudah kompeten dibidangnya.

Analisa Prosentase Tenaga Kerja yang Kompeten, hanya membandingkan kinerja nyata

dengan kinerja yang direncanakan, karena indikator ini baru ditetapkan setelah Reviu-

Renstra. Untuk membandingkan kinerja nyata dengan kinerja tahun-tahun sebelumnya

dan dengan kinerja instansi Kabupaten/Kota sekitar data tidak tersedia. Sebagai upaya

menyajikan laporan kinerja yang lebih berkualitas sudah dilakukan koordinasi dengan

Disnakertrans Propinsi Jawa Barat, mencari data pembanding untuk indicator ini juga

tidak tersedia, bahwa Propinsi Jawa Barat pun baru akan memunculkan target kinerja

Tingkat Kompetensi Tenaga Kerja pada tahun 2016 sehubungan dengan ditetapkannya

Masyarakat Ekonomi ASEAN tahun 2016, Tenaga Kerja bebas boleh bekerja se-ASEAN

sesuai peluang kerja yang ada di Negara yang bersangkutan.

Upaya selanjutnya yang telah dilakukan dalam

meningkatkan kompetensi tenaga kerja agar Pencari

Kerja diterima Dunia Kerja, adalah :

1. Meningkatkan kualitas dan kuantitas Lembaga

Pelatihan Kerja melalui pembinaan sertifikasi

LPK

51 Bab 3 Akuntabilitas Kinerja

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung Tahun 2014

2. Mendorong majunya pendidikan formal, karena merupakan salah satu persyaratan

untuk bekerja dalam suatu perusahaan, serta melalui pendidikan non formal,

berupa keterampilan khusus, kemampuan berkomunikasi serta diarahkan untuk

menjadi lulusan sekolah yang mampu menciptakan suatu lapangan pekerjaan.

3. Meningkatkan kegiatan pelatihan kerja

Pengangguran kebanyakan disebabkan oleh masalah tenaga kerja yang tidak

terampil dan ahli. Perusahaan lebih menyukai calon pegawai yang sudah memiliki

keterampilan atau keahlian tertentu. Relevansinya adalah kenyataannya sejumlah

besar penganggur adalah orang yang belum memiliki keterampilan atau keahlian

tertentu.

2. Indikator Jumlah Calon Wirausaha Baru

Selanjutnya indikator kedua adalah turunan dari

target RPJMD Kota Bandung Tahun 2013-2018 :

Penciptaan 100.000 Wira Usaha Baru yang terdapat di

Misi 4 Membangun perekonomian yang kokoh, maju,

dan berkeadilan; sasaran 13 meningkatkan

Kesempatan Kerja; Strategi 2 Menciptakan 100.000

Wira Usaha Baru, SKPD leading sektornya adalah

Dinas KUKM, Perindustrian dan Perdagangan. Sebagai gambaran target SKPD terkait

sebagai berikut :

Tabel 3.18

Target Penciptaan Wira Usaha Baru

sesuai RPJMD Kota Bandung Tahun 2013-2018

No SKPD Target

Akhir Renstra (Tahun 2018)

1.

Dinas KUKM, Perindustrian dan Perdagangan 35.000

2. Dinas Pendidikan 40.000

3. Dinas Tenaga Kerja 7.500

4. Dinas Pemuda dan Olahraga 7.500

5. Dinas Pertanian 1.000

Tenaga Kerja hasil pelatihan yang sudah mengikuti Uji Kompetensi untuk mendapatkan

sertifikasi dibidangnya agar diterima di dunia kerja (dapat bekerja di sektor formal), jika

tidak berhasil diarahkan untuk menjadi Calon Wira Usaha Baru. Target Dinas Tenaga

Kerja di Kota Bandung pada akhir Tahun 2018 dapat melatih sebanyak 7.500 orang

Calon Wira Usaha Baru.

52 Bab 3 Akuntabilitas Kinerja

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung Tahun 2014

Untuk mencapai target tersebut pada umumnya

yang dilakukan SKPD adalah melakukan

pelatihan sesuai tupoksi bidangnya. Realisasi

dari indikator untuk sasaran tersebut di atas,

target 1.120 orang tercapai sebanyak 1.160

orang. Pencapaian target tersebut di Dinas

Tenaga Kerja dilakukan oleh 3 (tiga) unit kerja,

yaitu oleh Bidang Lattas, Bidang Penta dan Transmigrasi, dan UPT BLK. Realisasinya

melebihi target karena di kegiatan bidang penempatan tenaga kerja Pemberian fasilitasi

dan mendorong sistem pendanaan pelatihan berbasis masyarakat dari target bidang 120

orang realisasi 160 orang.

Bahwa masalah pengangguran menjadi

sedikit terpecahkan apabila muncul keinginan

untuk menciptakan lapangan usaha sendiri

atau berwirausaha. Cara ini berpeluang besar

dalam mengurangi pengangguran dalam

masyarakat. Menjadi wira usaha tidak

menuntut pendidikan yang tinggi, yang

dibutuhkan sedikit modal dan keuletan dalam

menjalankan usahanya.

Bertambahnya volume program kegiatan pelatihan kerja yang dilaksanakan oleh Dinas

Tenaga Kerja bertujuan untuk memenuhi target di atas, tahap ini merupakan tahap

awal dari penciptaan wira usaha baru, karena pengangguran kebanyakan disebabkan

oleh masalah tenaga kerja yang tidak terampil dan ahli. Selain berpendidikan,

perusahaan lebih menyukai calon pegawai yang sudah memiliki keterampilan atau

keahlian tertentu.

Dinas Tenaga Kerja melalui Bidang Pelatihan dan Produktivitas melaksanakan

pemagangan di perusahaan bagi Calon Wira Usaha Baru yang sudah dilatih harapannya

tenaga kerja siap pakai dan diterima di dunia kerja atau menjadi wira usaha baru,

sedangkan yang dilaksanakan oleh Bidang Penempatan dan Transmigrasi melakukan

pelatihan teknis bagi penciptaan Wira Usaha Baru arahnya murni menyiapkan tenaga

kerja calon wira usaha baru, karena materi 100% semua praktek mengolah suatu

produksi/industri sejenis, pelatihan dilaksanakan ditempat Wirausahawan yang sudah

berhasil.

53 Bab 3 Akuntabilitas Kinerja

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung Tahun 2014

Kemudian tahap ketiga melakukan intermediasi Perbankan yaitu mempertemukan para

calon wira usaha baru yang sudah dilatih dengan perbankan/lembaga keuangan

lainnya, materi yang diberikan berupa bimbingan teknis manajerial, pengelolaan

administrasi kelembagaan/ keuangan, serta akses permodalan. namun dengan cara

demikian tetap kurang berhasil, permasalahannya adalah untuk akses ke

perbankan/lembaga permodalan tetap harus memenuhi persyaratan

keperbankanan/bankable.

Terkendala tupoksi, Disnaker tidak melaksanakannya beberapa tahapan penciptaan

WUB, yaitu tahap pendampingan untuk proses perijinan, peningkatan kualitas produk,

pemasaran, dan pemberian dana segar/permodalan, tujuannya adalah agar Calon WUB

ini mendapatkan kemudahan proses perijinan serta kemudahan fasilitasi pemasaran

produk melalui pameran-pameran baik skala lokal, regional, nasional, maupun

intenasional, serta memperoleh modal awal untuk melakukan kegiatan usaha;

Permasalahan selanjutnya jika Calon WUB hanya diberikan pelatihan kewirausahaan,

pemagangan serta fasilitasi akses permodalan melalui intermediasi, dikhawatirkan akan

mengakibatkan kekurang berhasilan dalam menciptakan WUB, karena untuk

menciptakan satu orang Wira Usaha Baru berdasarkan hasil penelitian Chevron yang

disampaikan Kepala BAPPEDA Propinsi (Profesor Denny) pada saat Rapat Koordinasi

penyusunan RKPD Urusan Ketenagakerjaan Tahun 2014 di Hotel Khatulistiwa

menyatakan, bahwa untuk menciptakan Wira Usaha Baru dari 100 orang yang dilatih

hasil seleksi rekruitment Calon WUB paling yang berhasil menjadi WUB sukses hanya 2

orang saja. Sudah tentu untuk penciptaan WUB perlu penanganan yang sinergi antara

para pihak. Penyelesaian permasalahan Penciptaan WUB pelaksanaannya harus

terkoordinasikan dengan baik dengan SKPD dan Instansi serta Lembaga terkait lain

sesuai tupoksinya, seperti Perguruan Tinggi, Perbankan, KADIN, dan instansi/lembaga

yang berkaitan dengan pengembangan kewirausahaan, sehingga harapan akhir Tahun

2018 dapat menciptakan 100.000 Wira Usaha Baru akan berhasil, karena program ini

merupakan program unggulan Bapak Walikota dan Wakil Walikota Bandung terpilih

periode 2013-2018 harapan terjadi multiplayer effect satu orang wira usaha baru

berhasil akan mampu menciptakan lapangan kerja yang baru.

Upaya selanjutnya yang telah dilakukan dalam meningkatkan penciptaan wira usaha

baru yaitu mendorong sikap kewirausahaan para pencari kerja. Masalah pengangguran

menjadi sedikit terpecahkan apabila muncul keinginan untuk menciptakan lapangan

usaha sendiri dan menjadi wira usaha yang berhasil. Cara ini sebenarnya berpeluang

54 Bab 3 Akuntabilitas Kinerja

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung Tahun 2014

besar dalam mengurangi pengangguran dalam masyarakat, karena dalam berwirausaha

tidak menuntut pendidikan yang tinggi, yang dibutuhkan hanya sedikit modal dan

keuletan dalam menjalankan usahanya. Oleh karena itu hal ini dijadikan target prioritas

RPJMD Kota Bandung Tahun 2013-2018 sesuai janji politik Walikota Tahun 2018 harus

tercipta 100.000 Wira Usaha Baru, karena diindikasikan sektor informal di perkotaan

diduga mampu menyerap angkatan kerja yang mendapat tekanan dari rasionalisasi

pekerja akibat kontraksi perekonomian.

Jika dilihat dari target RPJMD 2013-2018 terciptanya 100.000 WUB, sedangkan

berdasarkan LPPD yang sudah dipublish melalui Koran Tribun Tanggal 17 Juni 2015

halaman 5, pada Tahun 2014 dari 5 SKPD yang sudah merealisasikan pelatihan WUB

baru Disnaker sebanyak 1.160 melebihi target yang ditentukan yaitu 1.120, berarti dari

target 7.500 Calon WUB terlatih di akhir Tahun 2018, tanggungjawab Disnaker akhir

Tahun 2018 sisa sebanyak 6.340 Calon WUB, kemudian Tahun 2015 rencana 1.340

Calon WUB, maka di Tahun 2016 sisa 5.000 Calon WUB lagi yang harus disentuh

melalui pelatihan ketenagakerjaan.

3.2.3. Analisis Capaian Kinerja Sasaran 3

Pada dasarnya untuk mengatasi pengangguran musiman, perlu adanya pemberian

informasi yang cepat. Salah satu penyebab munculnya masalah pengangguran karena

pencari kerja tidak tahu perusahaan apa saja yang membuka lowongan kerja, atau

perusahaan seperti apa yang cocok dengan keterampilan yang dimiliki. Berkat kinerja

Bidang Penempatan Tenaga Kerja yang didukung para Pejabat fungsional Pengantar

Kerja, target kinerja terlampaui. Proses Penyediaan Informasi Lowongan Pekerjaan

yang dilakukan adalah melalui Job Fair/Pameran Kerja yang dilaksanakan 3 kali

Pameran/Bursa Kerja, melalui Bursa Kerja On-line. (BKOL) memberi kemudahan

kepada Pengusaha melakukan entry secara on-line lowongan yang tersedia di

perusahaan.

Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1981 tentang Wajib Lapor

Ketenagakerjaan, perusahaan mempunyai kewajiban melaporkan perkembangan

perusahaannya kepada Pemerintah melalui SKPD yang membidangi ketenagakerjaan.

Tahun 2014 Disnaker termasuk sebagai Smart SKPD, inovasi yang dilakukan dalam

upaya meningkatkan pelayanan publik adalah menyusun aplikasi Sistem Informasi

Ketenagakerjaan yang diberi nama BIMMA’S (Bandung Integrated Manpower

Meningkatnya Penempatan Tenaga Kerja

55 Bab 3 Akuntabilitas Kinerja

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung Tahun 2014

Management Aplications System), sub sistem yang sudah berjalan di bidang Pengawasan

yaitu Wajib Lapor On-line. dengan sistem ini, memberi kemudahan terhadap

perusahaan untuk menyampaikan laporan perusahaannya melalui website Wajib Lapor

On-line (paperless), diantara contentnya perusahaan wajib mengisi format lowongan

kerja yang tersedia di perusahaannya, harapan kedepan adalah jumlah lowongan kerja

yang tersedia di Kota Bandung meningkat dengan diketahuinya dan dilaksanakannya

Wajib Lapor Ketenagakerjaan oleh Perusahaan melalui Website tersebut. Jika dibanding

dengan target 50.000 Lowongan Kerja di akhir RENSTA, direalisasikan Tahun 2014

sebanyak 9.695 loker, melebihi target yang ditentukan, tanggungjawab sebanyak 40.305

loker lagi harus didapat sampai akhir Tahun 2018, agar para pencari kerja dengan

mudah mencari loker sesuai bakat dan minat yang bersangkutan, seperti tabel berikut:

Tabel 3.19

Analisis Pencapaian Sasaran 3 Meningkatnya Penempatan Tenaga Kerja

No Indikator

Kinerja Satuan

Existing Tahun

2013

Tahun 2014 Prosentase Capaian

Kinerja

Target

Akhir Renstra

(Tahun 2018) Target Realisasi

1.

Jumlah

Lowongan Pekerjaan Baru

Loker 6.989 3.000 9.695 323,17%

50.000

2.

Prosentase

Pencari Kerja terdaftar yang

ditempatkan

% 14,05

14,22

41,92 294,80% 44,88

1. Indikator Jumlah Lowongan Pekerjaan Baru

Indikator Menciptakan 250.000 Lapangan Pekerjaan Baru adalah janji politik

Walikota dan Wakil Walikota Bandung Terpilih yang dituangkan dalam Dokumen

RPJMD Kota Bandung Tahun 2013-2018, untuk mencapai target tersebut Dinas Tenaga

Kerja menetapkan target pada akhir Tahun 2018 Lowongan Pekerjaan Baru sebanyak

50.000 lowongan kerja, dan Tahun 2014 dari target 3.000 Lowongan Kerja Baru,

terealisasi 9.695 Lowongan Kerja Baru; Dipersentase mencapai 323,17%, kategori

memuaskan. Pencapaian melebihi target sangat signifikan bukan berarti adanya

kesalahan dalam menetapkan target ataupun pencapaian kinerja Dinas sangat

maksimal. Penentuan target biasanya diambil dari rata-rata lowongan kerja yang

tersedia setiap tahun, lima tahun ke belakang rata-rata antara 3.000 - 6.000 lowongan

kerja. Oleh karena pencapaian target Tahun 2014 sangat signifikan serta diperkirakan

perkembangan perekonomian tahun selanjutnya lebih meningkat, maka Tahun 2015

ditetapkan target sebanyak 10.000 lowongan pekerjaan baru, harapan akhirnya adalah

56 Bab 3 Akuntabilitas Kinerja

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung Tahun 2014

makin meningkat pula penempatan tenaga kerja untuk mengurangi jumlah

pengangguran di Kota Bandung.

2. Indikator Prosentase Pencari Kerja terdaftar yang ditempatkan

Target Kedua Prosentase Pencari Kerja terdaftar yang ditempatkan akhir Tahun 2018

ditentukan target sebesar 44,88 persen, Tahun 2014 telah ditetapkan target sebesar

14,22 persen (2.532 penempatan/17.800 pendaftaran pencari kerja), dan direalisasikan

sebesar 41,92 persen (penempatan 3.849/pendaftaran pencari kerja 9.181). Jika dilihat

dalam tabel di atas realisasi sangat tinggi, padahal penempatan tenaga kerja seperti

pada tahun tahun sebelumnya peningkatannya tidak terlalu signifikan mencapai 3.849,

hal ini disebabkan dengan data pembanding di bawahnya yaitu jumlah pendaftar

pencari kerja terdaftar menurun drastis jauh dari perkiraan hanya berjumlah 9.181.

Penurunan pendaftar pencari kerja karena pendaftaran CPNS tahun 2014 tidak

mensyaratkan lagi melampirkan Kartu AK.I (Kartu Pencari Kerja), persyaratan tersebut

berlaku ketika pencari kerja diterima menjadi Calon PNS. Capaian kinerjanya sebesar

294,80 persen melebihi target yang ditetapkan mencerminkan keberhasilan Dinas

Tenaga Kerja melalui Bidang Penempatan Tenaga Kerja baik penempatan di sektor

pekerja formal ataupun yang menjadi wira usaha baru.

Berdasarkan tabel di atas bahwa realisasi Tahun 2014 kedua indikator sasaran 3

menunjukkan capaian kinerja lebih dari 100 persen yang berarti capaian kinerja

Renstra Tahun 2014 melampaui target yang ditetapkan. Realisasi data pendukung

pencapaian sasaran 3 apabila dibuat tabel Tahun 2009 - 2014 adalah sebagai berikut :

Tabel 3.20

Pencapaian Indikator Sasaran 3 Tahun 2009 – 2014

No.

Indikator

Kinerja

Utama

Satuan

Tahun

2009 2010 2011 2012 2013 2014

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1. Lowongan Kerja Baru

Loker 1.840 4.779 10.313 11.882 6.989 9.695

2. Pendaftaran

Pencari Kerja Orang 33.476

24.159 7.757 8.815 17.455 9.181

3. Penempatan

Tenaga Kerja Orang 2.894

2.281 3.044 4.035 2.452 3.849

57 Bab 3 Akuntabilitas Kinerja

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung Tahun 2014

Apabila tabel tersebut di atas dibuat grafik, maka hasilnya seperti di bawah ini:

Grafik 3.5 Perkembangan Lowongan Kerja, Penempatan Kerja dan Pendaftar Pencari Kerja

Tahun 2010-2014

Prosentase Pencari Kerja terdaftar yang ditempatkan adalah indikator Standar

Pelayanan Minimal ketiga dari tujuh indikator yang ditetapkan oleh Peraturan

Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor 2 Tahun 2014. Oleh karena itu

target ini dapat diperbandingkan dengan Propinsi Jawa Barat. Diperoleh data capaian

SPM Propinsi Jawa Barat melalui e-mail Kepala Sub Bagian Keuangan Disnakertrans

Propinsi Jawa Barat sebagai berikut :

Tabel 3.21

Prosentase Penempatan Tenaga Kerja Propinsi Jawa Barat – Kota Bandung Berdasarkan Realisasi SPM Tahun 2014

Uraian Penempatan Kerja Pencari Kerja

Terdaftar

Persentase

Propinsi Jawa Barat 477.046

1.775.196 26,87

Kota Bandung 3.849 9.181 41,92

Sumber Data : Disnakertrans Prop.Jabar Tahun 2014

Penempatan atau penyerapan Tenaga Kerja Kota Bandung prosentasenya melebihi

Jawa Barat, yaitu 41,92 persen dan Jawa Barat 26,87 persen. Kondisi ini dapat

didefinisikan Kota Bandung tingkat penyerapan tenaga kerja lebih tinggi dari rata-rata

20092010

20112012

20132014

1840 4779

10313 11882

6989 9695

33476

24159

7757 8815

17455

9181 2894 2281 3044 4035

2452 3849

Perkembangan Lowongan Kerja, Penempatan Kerja dan Pendaftar Pencari Kerja Tahun 2010-2014

Lowongan Kerja Pendaftaran Pencari Kerja Penempatan Tenaga Kerja

58 Bab 3 Akuntabilitas Kinerja

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung Tahun 2014

penempatan Propinsi Jawa Barat yaitu 3.849 orang penempatan dibanding dengan

jumlah 477.046 penempatan se-Jawa Barat hanya 0,81 persen, pencari kerja terdaftar

9.181 di Kota Bandung hanya 0,052 dari 1.775.196 orang pencari kerja di Jawa Barat

yang merupakan penjumlahan dari 26 Kabupaten/Kota se-Jawa Barat. Hal ini sangat

menggembirakan, sedikitnya memberi kontribusi terhadap penurunan Tingkat

Pengangguran Terbuka dari Tahun 2013 sebesar 10,98 persen ke Tahun 2014 menjadi

8,05 persen, walaupun Kota Bandung ibukota Propinsi Jawa Barat, dimana migrasinya

cukup tinggi.

Namun jika diperbandingkan dengan jumlah lowongan kerja yang tersedia pada

Tahun 2014 sebagaimana tabel/grafik di atas terjadi kesenjangan antara

penempatan tenaga kerja 3.849 orang, sedangkan lowongan kerja tersedia 9.695

formasi, berarti hanya 39,70 persen terjadi penyerapan tenaga kerja. Permasalahannya

adalah Pencari Kerja yang ingin memperoleh pekerjaan dari pemberi kerja untuk

pengisian lowongan kerja yang tersedia tidak sesuai dengan bakat, minat dan

kemampuannya, serta tidak sesuai dengan kualifikasi pekerjaan yang tersedia atau

dalam istilah ketenagakerjaan disebut antara Lowongan Kerja Tersedia dengan Pencari

Kerja tidak Link and Match.

Penyelesaian masalah di atas adalah dengan pelatihan kerja untuk memberi,

memperoleh, meningkatkan, serta mengembangkan kompetensi kerja, produktivitas,

disiplin, sikap, dan etos kerja pada tingkat keterampilan dan keahlian tertentu sesuai

dengan jenjang dan kualifikasi jabatan atau pekerjaan, kemudian dilakukan uji

kompetensi kerja adalah pengukuran kemampuan kerja setiap individu yang mencakup

aspek pengetahuan, keterampilan/keahlian dan sikap kerja yang sesuai dengan standar

kompetensi yang ditetapkan. Selain itu beberapa upaya lain yang bisa dilakukan adalah

melalui :

1. Penyediaan Informasi tentang Kebutuhan Tenaga Kerja/Lowongan kerja melalui Job

Fair/Pameran Kerja dan Bursa Kerja On-line.

Untuk mengatasi pengangguran musiman, perlu adanya pemberian informasi yang

cepat mengenai tempat-tempat mana yang sedang memerlukan tenaga kerja.

Masalah pengangguran dapat muncul karena orang tidak tahu perusahaan apa saja

yang membuka lowongan kerja, atau perusahaan seperti apa yang cocok dengan

keterampilan yang dimiliki. Masalah tersebut adalah persoalan informasi.

2. Adanya dorongan-dorongan (penyuluhan) untuk giat bekerja melalui bimbingan

teknis memperbaiki kejiwaan, mental dan moralitas para pengangguran untuk

melakukan hal yang berguna dan berdampak positif.Seperti; pembinaan mental,

59 Bab 3 Akuntabilitas Kinerja

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung Tahun 2014

taat beragama, memperbaiki karakter, memiliki kepribadian yang baik,

memperbaiki kapasitas dan kualitas yang menjadikan diri diterima di lapangan

pekerjaan, karena diindikasikan penduduk Kota Bandung bila upah kerja rendah

maka orang lebih suka menganggur

3. Bisnis online apabila dijalankan dengan serius, sebenarnya cara ini cukup berhasil

dalam mengurangi pengangguran bahkan mengatasi kemiskinan di suatu negara.

Dalam menjalankan bisnis online sangatlah mudah dapat dijalankan semua orang,

karena tidak diperlukan modal yang besar

Jika penyelesaian permasalahan berhasil, dan jika kondisi perekonomian dan keamanan

Kota Bandung kondusif dipastikan target 44,88 persen penempatan tenaga kerja

dibanding dengan pencari kerja terdaftar pada akhir RENSTRA Tahun 2018 akan

berhasil atau mungkin bisa melebihi target yang ditetapkan.

3.2.4. Analisis Capaian Kinerja Sasaran 4

Pencapaian sasaran 4 Misi disusun 4 indikator yaitu:

Prosentase Perusahaan yang berkasus tentang

ketenagakerjaan, Prosentase Kasus yang

diselesaikan melalui Perjanjian Bersama (PB),

Prosentase pekerja/buruh yang menjadi peserta

program Jamsostek, Jumlah Perusahaan Yang

Melaksanakan Peraturan Ketenagakerjaan dan

Jumlah Perusahaan Yang Melaksanakan Wajib Lapor Ketenagakerjaan. Misi ini menjadi

target kinerja Bidang Perselisihan Hubungan Industrial dan Jamsostek, dan Bidang

Pengawasan Ketenagakerjaan. Realisasinya sebagaimana tabel di bawah ini :

Tabel 3.22

Analisis Pencapaian Sasaran 4

Meningkatnya Perlindungan Ketenagakerjaan

No Indikator Kinerja Utama Satuan

Existing

Tahun 2013

Tahun 2014 Target

Akhir 2018 Target Realisasi

1. Prosentase Perusahaan yang berkasus tentang

ketenagakerjaan

Persen

--

5,51 5,51 4,09

Meningkatnya Perlindungan Ketenagakerjaan

60 Bab 3 Akuntabilitas Kinerja

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung Tahun 2014

2. Prosentase Kasus yang

diselesaikan melalui

Perjanjian Bersama (PB) Persen 61,32

55,00

55,00 58,00

3. Prosentase pekerja/buruh

yang menjadi peserta

program Jamsostek

Persen 27,68 72,33 72,33 82,97

4. Jumlah Perusahaan Yang

Melaksanakan Wajib Lapor

Ketenagakerjaan

Perusah

aan

6.258

1.977 1.977 2.300

1. Indikator Prosentase Perusahaan yang berkasus tentang ketenagakerjaan

Indikator kinerja pertama direalisasikan 100 persen

sesuai target yang direncanakan, rumusannya adalah

realisasi 109 kasus yang masuk dibanding dengan

1.977 perusahaan yang melaksanakan wajib lapor

ketenagakerjaan pada Tahun 2014, target ini adalah

indikator kinerja baru hasil Reviu Tim Menpan&RB.

Meningkat dan menurunnya kasus yang masuk

tergantung pada pembinaan dan pengawasan yang

dilakukan oleh kedua bidang yang menangani perlindungan ketenagakerjaan, selain

faktor internal juga faktor eksternal sangat mempengaruhi tingginya kasus yang

masuk, diantaranya faktor ekonomi dan politik, seperti adanya peningkatan harga BBM

dan tarif Listrik akan berpengaruh pada pelaku ekonomi, yaitu menurunkan

kemampuan perusahaan untuk memenuhi biaya produksi, dan Tenaga Kerja adalah

salah satu faktor produksi yang ikut terpengaruh akibat kebijakan Pemerintah tersebut.

Target akhir RENSTRA menurunnya prosentase kasus yang masuk dari Tahun 2014

sebesar 5,51 persen menjadi 4,09 persen dari jumlah Perusahaan Wajib Lapor

Ketenagakerjaan pada Tahun 2018 dapat direalisasikan dengan mengoptimalkan

kinerja kedua Bidang yang menangani Perlindungan Ketenagakerjaan, melalui

pembinaan SP/SB/SBSI, sosialisasi peraturan ketenagakerjaan&jamsostek,

pemeriksaan dan pengawasan perusahaan karena walaupun prosentase kecil tetapi

yang namanya penyelesaian perselisihan hubungan industrial bobotnya sangat berat

dan memerlukan waktu untuk penyelesaiannya.

2. Indikator Prosentase Kasus yang diselesaikan melalui Perjanjian Bersama (PB)

Target kedua yang didasarkan pada indikator kinerja SPM Permennakertrans Nomor 2

Tahun 2014, adalah tindak lanjut penanganan target pertama yaitu 109 kasus yang

masuk, realisasi 100 persen yaitu perbandingan 60 kasus yang diselesaikan melalui

Perjanjian Bersama. Relisasi Tahun 2013 sebesar 61,32 persen adalah perhitungan 65

61 Bab 3 Akuntabilitas Kinerja

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung Tahun 2014

kasus selesai melalui Perjanjian Bersama dari 106 kasus yang masuk. Target Tahun

2014 diperkirakan 55 kasus selesai melalui Perjanjian Bersama dari perkiraan 100

kasus yang masuk/terdaftar. Realisasi dari 109 kasus yang masuk kasus selesai melalui

PB 60 kasus, 40 kasus selesai dengan Anjuran, 9 kasus karena bobotnya berat

penyelesaian masih harus dilanjutkan pada tahun berikutnya. Target kinerja ini sama

dengan target kinerja Standar Pelayanan Minimal (SPM). Perlu diketahui bahwa

permohonan penyelesaian perselisihan hubungan industrial sebanyak 109 kasus

didominasi kasus perselisihan PHK sebanyak 81 kasus, selesai melalui Perjanjian

Bersama (PB) 51 kasus; perselisihan Hak 11 kasus, selesai melalui PB 5 kasus, dan

ketiga Perselisihan Kepentingan 17 kasus selesai melalui PB dari 4 kasus yang masuk,

sedangkan perselisihan Antar SP/SB Nihil. Kasus yang masuk dengan kasus yang dapat

diselesaikan melalui Perjanjian Bersama, dalam bentuk grafik sebagai berikut :

Grafik 3.6 Perbandingan Kasus Masuk dengan Kasus Selesai Melalui Perjanjian Bersama

Tahun 2010-2014

Hubungan Industrial adalah suatu sistem hubungan yang terbentuk antara para pelaku

dalam proses produksi barang dan/atau jasa yang terdiri dari unsur pengusaha,

pekerja/buruh dan pemerintah yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila dan UUD

1945. Perselisihan Hubungan Industrial merupakan perbedaan pendapat yang

mengakibatkan pertentangan antara pengusaha atau gabungan pengusaha dengan

pekerja/buruh atau serikat pekerja/buruh karena adanya perselisihan mengenai hak,

kepentingan, PHK atau perselisihan antar serikat pekerja/buruh dalam satu

46

74

90 106

109

42

46

61

65 60

0

20

40

60

80

100

120

140

160

180

2010 2011 2012 2013 2014

Perbandingan Kasus Yang Masuk dengan Kasus Selesai Melalui Perjanjian Bersama Tahun 2010-2014

Kasus Selesai

Kasus masuk

62 Bab 3 Akuntabilitas Kinerja

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung Tahun 2014

perusahaan. Suatu hal yang sangat mendukung pada kondusifitas tripartit yaitu adanya

aksi Walikota Bandung yang proaktif menanggapi usulan para pengusaha dan Serikat

Pekerja pada tahun 2014 Walikota Bandung langsung menghadap Kementerian Tenaga

Kerja Dan Transmgirasi RI pada saat diminta Serikat Pekerja menyampaikan usulan

peningkatan jumlah item yang dijadikan alat survey dalam penentuan Kebutuhan Hidup

Layak/KHL, maka hubungan industrial di Kota Bandung cukup kondusif sehingga

target kinerja dapat direalisasikan dengan baik.

Sebagai perbandingan Persentase Kasus Selesai Melalui Perjanjian Bersama

berdasarkan data capaian SPM Kota Bandung dan Propinsi Jawa Barat sebagai berikut :

Tabel 3.23 Persentase Kasus Selesai Melalui Perjanjian Bersama

Propinsi Jawa Barat – Kota Bandung

Berdasarkan Realisasi SPM Tahun 2014

Uraian Kasus Selesai Melalui PB Kasus Masuk Persentase

Propinsi Jawa Barat 300 400 75

Kota Bandung 60 109 55

Sumber Data : Disnakertrans Prop.Jabar Tahun 2014

Persentase kasus PHI selesai melalui Perjanjian

Bersama di Kota Bandung 55 persen berada

dibawah Propinsi Jawa Barat yaitu 75 persen.

Walaupun dibawah Propinsi, namun kondisi ini

tetap merupakan permasalahan, bahwa di Kota

Bandung kasus yang masuk bobotnya cukup

berat, terutama terjadinya perselisihan

kepentingan yang lebih sulit untuk diselesaikan.

Dari 400 kasus Jawa Barat 27,25 persen adalah kasus yang terjadi di Kota Bandung,

mengandung arti kasus Perselisihan Hubungan Industrial di Jawa Barat hampir

didominasi oleh Kota Bandung, dan kemudian yang diselesaikan melalui Perjanjian

Bersama dibandingkan dengan Jawa Barat, 20 persennya adalah penyelesaian kasus

PHI yang dilakukan Kota Bandung. Oleh karena itu perlu ada penyelesaian masalah

yaitu pada tahun berikutnya fungsi pembinaan dan pengawasan terhadap perusahaan

dan serikat pekerja harus lebih ditingkatkan, jika para pihak memahami peraturan

ketenagakerjaan yang berlaku, dimungkinkan akan menurunkan terjadinya perselisihan

hubungan industrial.

Target akhir RENSTRA di Tahun 2018, kasus yang dapat diselesaikan melalui Perjanjian

Bersama meningkat menjadi 58 persen, karena trend yang terjadi berdasarkan

63 Bab 3 Akuntabilitas Kinerja

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung Tahun 2014

pengalaman setiap akhir masa jabatan seorang Kepala Daerah, suhu politik

meningkatkan, berkaitan dengan kondisi politik diluar kewenangan Disnaker biasanya

paling mudah mempropokasi para pekerja untuk dijadikan alat politik, sehingga sering

terjadi demo, akibatnya kegiatan perekonomian terganggu, bisa berdampak pada

terjadinya PHK. Maka untuk target ini tidak dapat diperjanjikan pada akhir RENSTRA

yang otomatis berakhirnya masa Jabatan Walikota Bandung untuk menetapkan target

dibawah Tahun sebelumnya.

3. Indikator Prosentase pekerja/buruh yang menjadi peserta program Jamsostek

Indikator ketiga dari target sasaran 4 Perlindungan Ketenagakerjaan yaitu Prosentase

pekerja/buruh yang menjadi peserta program Jamsostek adalah, sama seperti indikator

kedua adalah target kinerja SPM urusan ketenagakerjaan. Tahun 2014 persentase 72,33

adalah 105.867 jumlah pekerja/buruh yang masuk program Jamsostek dari 146.374

pekerja/buruh berdasarkan Wajib Lapor Ketenagakerjaan. Tahun 2013 realisasi

prosentase hanya 27,68 persen, dari 283,173 pekerja/buruh yang masuk program

Jamsostek, pembandingnya adalah jumlah Bekerja 1,047,235 orang berdasarkan data

BPS sehingga prosentase yang didapat lebih kecil.

Perbandingan Kota Bandung dengan Propinsi Jawa Barat sesuai Standar Pelayanan

Minimal yang ditetapkan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Perbandingannya

seperti tabel di bawah ini :

Tabel 3.24

Prosentase pekerja/buruh yang menjadi peserta program Jamsostek Propinsi Jawa Barat – Kota Bandung

Berdasarkan Realisasi SPM Tahun 2014

Uraian

pekerja/buruh yang

menjadi peserta

program Jamsostek

Jumlah pekerja/buruh

berdasarkan W.L. Persentase

Propinsi Jawa Barat 8.921.180 19.443.783 45,88

Kota Bandung 283.173 391.501 72,33

Sumber Data : Disnakertrans Prop.Jabar Tahun 2014

Jaminan Sosial Tenaga Kerja yang selanjutnya disingkat JAMSOSTEK adalah suatu

perlindungan bagi tenaga kerja dalam bentuk santuan berupa uang penggganti sebagian

dari penghasilan yang hilang atau berkurang dan pelayanan sebagai akibat peristiwa

atau keadaan yang dialami oleh tenaga kerja berupa kecelakaan kerja, sakit, hamil,

bersalin, hari tua, dan meninggal dunia. Penjaminan ini sangat penting bagi para

64 Bab 3 Akuntabilitas Kinerja

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung Tahun 2014

pekerja/buruh sebagai upaya preventif bagi perlindungan diri sendiri maupun

keluarganya. Dari data di atas, Kota Bandung tingkat kesadaran perusahaan dan

pekerjanya sangat tinggi dalam hal keikutsertaan dalam penjaminan sosial

ketenagakerjaan, realisasi kepesertaan dari data pekerja/buruh yang menjadi peserta

program Jamsostek berdasarkan Wajib Lapor Ketenagakerjaan sebesar 72,33 persen

sedangkan untuk Jawa Barat tingkat kepesertaannya masih dibawah 50 persen, yaitu

45,88 persen.

Jumlah pekerja 283.173 orang yang masuk menjadi peserta program Jamsostek di Kota

Bandung adalah 3,17 persen dari jumlah 8.921.180 peserta program Jamsostek

Propinsi Jawa Barat. Serta 19.443.783 orang pekerja/buruh di Jawa Barat,

pekerja/buruh terdaftar di Wajib Lapor hanya 2,01 persen di Kota Bandung yaitu

391.501.

Kekurang sadaran pengusaha akan tanggungjawabnya dimana Undang-Undang tentang

Jaminan Kesejahteraan Nasional (JKN) menyatakan semua masyarakat Indonesia wajib

mengikuti program penjaminan sosial, maka target Tahun 2014 kepesertaan Program

Jamsostek sebesar 72,33 persen sulit dilakukan, harapan jika para pejabat fungsional

mediator, dan fungsional pengawas ketenagakerjaan meningkatkan kinerjanya,

yaitu melakukan pembinaan, sosialisasi, dan pemeriksaan dan pengawasan

terhadap perusahaan yang melanggar peraturan ketenagakerjaan, khususnya untuk

indikator ini maka pada akhir Tahun 2018 target 82,97 persen akan terealisasikan.

4. Indikator Jumlah Perusahaan Yang Melaksanakan Wajib Lapor Ketenagakerjaan

Indikator kelima adalah realisasi sebanyak 1.977

Jumlah Perusahaan Yang Melaksanakan Wajib Lapor

Ketenagakerjaan, sama dengan indikator nomor 1

adalah target baru hasil Reviu Tim Menpan,

sebetulnya indikator ini kurang tepat karena yang

diharapkan adalah ukuran seberapa banyak

perusahaan yang melaksanakan Wajib Lapor

Ketenagakerjaan yang mentaati peraturan norma

ketenagakerjaan, hanya pada Tahun 2014 Dinas Tenaga Kerja belum siap data, maka

khusus untuk Tahun 2014 indikator ini yang digunakan, Tahun 2015 diharapkan dapat

menyusun data sesuai dengan yang disarankan, yaitu dari rencana 2.101 perusahaan

yang melaksanakan Wajib Lapor Ketenagakerjaan, dapat dipilah berapa perusahaan

yang melaksanakan ketentuan norma ketenagakerjaan (dari 33 norma, minimal 5 atau

65 Bab 3 Akuntabilitas Kinerja

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung Tahun 2014

10 norma dilaksanakan) karena makin meningkatnya jumlah perusahaan yang

melaksanakan norma ketenagakerjaan adalah bukti keberhasilan kinerja Dinas Tenaga

Kerja melalui Bidang Pengawasan dengan dibantu 14 orang fungsional Pengawas

Ketenagakerjaan (Umum dan spesialis) dalam melaksanakan pengawasan

ketenagakerjaan terhadap perusahaan.

Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan perlindungan ketenagakerjaan di atas,

diantaranya adalah :

1. Meningkatkan kerjasama dan harmonisasi LKS Tripartit melalui peningkatan

volume rapat-rapat koordinasi dengan semua anggota Tim berdasarkan Surat

Keputusan Walikota Bandung.

2. Semakin bertambahnya kasus perselisihan kepentingan yang sulit diselesaikan

secara damai (PB), sudah menjadi keharusan adanya penambahan tenaga

fungsional mediator PHI secara proporsional membandingkan dengan jumlah

7.124 perusahaan pada tahun 2014, sehingga mediator PHI dapat melaksanakan

fungsinya yang utama yaitu melakukan pembinaan hubungan industrial terhadap

perusahaan untuk pencegahan terjadinya perselisihan hubungan industrial secara

prefentif. Sehubungan tenaga fungsional mediator hanya tinggal 2 (dua) orang lagi,

maka selama ini hanya fungsi penyelesaian kasus yang masuk saja yang dapat

dilaksanakan. Yang terjadi seorang pejabat fungsional mediator tersita waktunya

hanya untuk menyelesaikan kasus saja.

3. Fungsi pemeriksaan perusahaan yang dilaksanakan oleh fungsional Pengawas

Ketenagakerjaan perlu dimaksimalkan, misalkan menyelesaikan kasus

pelanggaran norma ketenagakerjaan secara tuntas, sehingga pada tahun

berikutnya kasus yang sama di perusahaan yang sama tidak muncul kembali.

3.2.5. Analisis Capaian Kinerja Sasaran 5

Pengangguran terutama di Pulau Jawa dapat sedikit teratasi melalui upaya mendorong

minat masyarakat untuk bertransmgirasi dengan penyuluhan dan pemberian stimulan

bagi yang siap diberangkatkan dengan motivasi dan penyampaian informasi positif.

Masih luasnya lahan di luar Pulau Jawa lebih banyak menyediakan lapangan pekerjaan.

Baik peluang berwirausaha maupun pekerjaan di perusahaan lebih terbuka lebar.

Meningkatnya Minat Bertransmigrasi

66 Bab 3 Akuntabilitas Kinerja

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung Tahun 2014

Tabel 3.25

Analisis Pencapaian Sasaran 5 : Meningkatnya Minat Bertransmigrasi

No. Indikator Sasaran Satuan

Kondisi Tahun2013 Realisasi

Tahun 2014

Target

Tahun 2014

Target

Akhir (2018)

1 2 3 4 5 6 7

1.

Jumlah Calon Transmigran Terseleksi

Jiwa

-- 60 60 568

Target 60 Jiwa Jumlah Calon Transmigran Terseleksi

dan berhasil dilaksanakan 100 persen adalah target

hasil Reviu Tim Menpan sesuai tupoksi dan

kewenangan Pemerintah Daerah sebagai pengganti

target penempatan transmigrasi yang tidak dapat

direalisasikan sehubungan adanya surat dari

Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor

B.684/P2KTRANS/VI/2014 perihal pemenuhan

pembangunan kawasan transmigrasi tahun 2014, pagu APBN Perubahan

Kemmenakertrans ada Pengurangan Belanja pembangunan pemukiman transmigrasi

yang lokasinya adalah rencana lokasi penempatan transmigran Kota Bandung yaitu di

Kabupaten Muna Propinsi Sulawesi Tenggara. Padahal Memory of Understanding sudah

ditandatangani Walikota Bandung dan Bupati Muna, karena penetapan quota

penempatan transmigrasi ditentukan oleh Pemerintah Pusat, maka pemerintah daerah

tidak dapat melakukan upaya apapun untuk merealisasikan rencana yang sudah

ditetapkan dalam RENSTRA, realisasi penempatan transmigasi tahun 2014 sama seperti

tahun 2013 adalah Nol Persen berarti target tidak tercapai, maka setelah dilakukan

Reviu penentuan target kinerja menurut Tim Menpan disesuaikan dengan kewenangan

yang dimiliki atau diberikan kepada Pemerintah Daerah. Target 568 Calon Transmigran

terseleksi sudah direalisasikan di Tahun 2014 sebanyak 60 orang, 508 lagi sisa target di

akhir Tahun 2018 dalam kurun waktu empat tahun lagi diupayakan dilaksanakan

melalui sosialisasi program dan penyuluhan yang dilakukan di kewilayahan. Harapan

jika tidak ada permasalahan ketransmigasian di Pemerintah Pusat yang menjadi

Indikator Tujuan Renstra sesuai saran Tim Pra Evaluasi SAKIP dari Menpan dan RB

yaitu 10 Kepala Keluarga (KK) Calon Transmigran Siap Diberangkatkan di Tahun

2015 akan terealisasi.

67 Bab 3 Akuntabilitas Kinerja

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung Tahun 2014

3.2.6. Analisis Capaian Kinerja Sasaran 6

Selanjutnya pencapaian sasaran 6 Meningkatnya Kapasitas Akuntabilitas Kinerja

Birokrasi, sebagaimana tabel di bawah ini :

Tabel 3.26

Analisis Pencapaian Sasaran 6 Meningkatnya Kapasitas Akuntabilitas Kinerja Birokrasi

No. Indikator Sasaran Satuan

Kondisi

Tahun 2013

Realisasi

Tahun 2014

Target

Renstra Tahun 2014

Target Akhir

Renstra

1 2 3 4 5 6

1. Nilai Evaluasi AKIP Kategori 64,16 64,29 64,29 69

2. Prosentase Temuan BPK/Inspektorat yang ditindaklanjuti

Persen

100

100 100 100

1. Indikator Nilai Evaluasi AKIP

Hasil evaluasi AKIP yang disajikan adalah hasil evaluasi tahun 2013 karena untuk

evaluasi pelaksanaan program kegiatan tahun 2014 biasanya Dinas Tenaga Kerja

mendapatkan hasil penilaian dari Inspektorat pada Triwulan 3 Tahun 2015. Indikator

kinerja Nilai Evaluasi AKIP Tahun 2013 sesuai dengan yang diharapkan, walaupun

belum mencapai kategori Baik, tahun 2013 baru termasuk dalam kategori Cukup Baik

meningkat 0,13 dari Tahun 2012 sebesar 64,16, dan Tahun 2013 menjadi 64,29 yang

diperoleh dari 4 komponen besar manajemen kinerja meliputi Perencanaan Kinerja nilai

24,41; Pengukuran Kinerja nilai 16,37; Pelaporan Kinerja nilai 13,82; dan 9,69 untuk

nilai Pencapaian Sasaran/Kinerja Organisasi.

Komponen Perencanaan Kinerja AKIP skor tertinggi 35%. Hasil evaluasi Tim Penilaian

AKIP Inspektorat Dinas Tenaga Kerja mendapat nilai 24,41 menurut Tim Penilai AKIP

ada beberapa indikator yang dianggap belum memenuhi ketentuan, diantaranya adalah

penyajian target tahunan dalam RENSTRA Revisi belum memuat keseluruhan substansi

komponen target tahunan secara lengkap.

Komponen Pengukuran Kinerja nilai yang diperoleh sebesar 16,37 nilai yang paling ideal

22,5%. Permasalahannya adalah indikator kinerja dan target kinerja jangka pendek,

serta Perjanjian Kinerja belum menyajikan Indikator Kinerja Utama (IKU), padahal IKU

Disnaker sudah dibuat dan ditandangani Walikota Bandung, hanya karena tidak

Meningkatnya Kapasitas dan Akuntabilitas Kinerja Birokrasi

68 Bab 3 Akuntabilitas Kinerja

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung Tahun 2014

dilampirkan dalam Buku LAKIP Tahun 2013 dianggap belum menyusunnya. Mekanisme

penyusunan pengumpulan data kinerja harus dibuat SOP nya, dan reviu IKU belum

pernah dilakukan, serta dilakukan pemantauan secara berkala.

Komponen Pelaporan Kinerja nilainya sebesar 13,82; jika ingin mendapatkan nilai yang

tinggi maka indikator ini harus berada di posisi 20%. Nilai tahun 2014 sebesar 9,69.

Temuan Tim Penilai AKIP permasalahannya adalah bahwa LAKIP Tahun 2013

Disnaker, antara target capaian kinerja dengan Sasaran/Kinerja Organisasi belum

sesuai/ada beberapa sasaran/kinerja organisasi yang tidak mempunyai target

kinerja. Solusinya di Tahun 2015 penyusunan LAKIP yang diganti menjadi L.KIP

dibimbing secara konsisten oleh Bagian Orpad&RB Sekretariat Pemkot Bandung dengan

menghadirkan Tim Reviu dan Tim Pra Evaluasi SAKIP sampai dengan Juni 2015,

sehingga harapan Tahun 2018 mendapatkan Nilai 69 dapat direalisasikan.

2. Indikator Sasaran Prosentase Temuan Pengelolaan Anggaran BPK/Inspektorat

yang ditindaklanjuti

Target 100%, realisasi sesuai Renstra yaitu semua temuan yang berkaitan dengan tugas

pokok dan fungsi Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung sudah ditindaklanjuti 100%.

Tabel 3.27

Potret Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung dalam Ruang Lingkup Pengawasan Tahun

2013 - 2014

No. Unsur Kebijakan Tahun 2013 Tahun 2014 BPK RI

Temuan Tindaklanjut Temuan Tindaklanjut

1. Kebijakan Daerah 1 Selesai 0 0

2. Kelembagaan 0 0 0 0

3. Pegawai Daerah 0 0 0 0

4. Keuangan Daerah 2 Selesai 1 Selesai

5. Barang Daerah 0 0 1 Selesai

Jumlah 3 Selesai 2 Selesai

Untuk hasil temuan BPK RI Tahun 2013-2014 masih ada 1 (satu) Rekomendasi yang

belum ditindaklanjut oleh Walikota Bandung, yaitu sehubungan dengan terjadinya

kelebihan pembayaran atas perjalanan dinas luar daerah pada Dinas Tenaga Kerja yang

mengakibatkan kerugian Daerah sebesar Rp.15.360.000,00 pada Tahun 2010 dan Dinas

Tenaga Kerja Kota Bandung pada tahun yang bersangkutan sudah mengembalikan

kelebihan pembayaran tersebut, hanya yang menjadi Temuan Hasil Pemeriksaan BPK

RI sampai dengan 30 Juni 2013, disampaikan pada Tahun 2014 Walikota Bandung

belum Memberikan sanksi sesuai ketentuan kepada Kepala Dinas Tenaga Kerja

terkait yang lemah dalam melaksanakan pengawasan dan pengendalian, tentunya

69 Bab 3 Akuntabilitas Kinerja

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung Tahun 2014

hal ini bukan merupakan tugas dan tanggungjawab Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung,

maka untuk indikator ini kami nyatakan selesai 100%, serta untuk status BT

(rekomendasi b) nomor 2 sudah ditindaklanjuti.

Kemudian hasil temuan pemeriksaan Berkala (reguler) oleh Inspektorat Kota Bandung

Nomor 700/009/I-Inspektorat tanggal 28 Pebruari 2014, sebagaimana tabel di bawah

ini:

Tabel 3.28 Tindaklanjut Hasil Temuan Pemeriksaan Berkala (Reguler oleh Inspektorat) Tahun 2014

No. Unsur Kebijakan Temuan Tindaklanjut

1. Kebijakan Daerah Nihil -

2. Kebijakan

Kelembagaan

Nihil -

3. Pengelolaan Pegawai

Daerah

- Kelebihan pembayaran

tunjangan anak Rp.1.422.442

- Kekurangan kelengkapan

dokumen pendukung SKUM

PTK

Sudah ditindaklanjuti

dengan menyetorkan

kembali ke Kas Daerah,

dan dokumen sudah

dilengkapi

4. Pengelolaan Keuangan

Daerah

Kelebihan Uang Harian

Perjalanan Dinas Luar Daerah

Dalam Propinsi Rp.1.710.000,00

Sudah ditindaklanjuti

dengan menyetorkan

kembali ke Kas Daerah

Atas permasalahan nomor 3 (tiga) di atas Kepala Dinas Tenaga Kerja telah menegur

secara tertulis kepada Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian serta pegawai yang

bersangkutan mengembalikan dan memenuhi dokumen sesuai ketentuan yang berlaku.

Kemudian untuk permasalahan nomor 4 Kepala Dinas telah menegur Bendahara

Pengeluaran secara tertulis atas kelalaiannya karena melakukan pembayaran uang

tidak memperhatikan Peraturan Wailkota Bandung tentang Standar Harga Satuan

Tetinggi Tahun 2013, dan pegawai yang bersangkutan mengembalikan kelebihan sesuai

ketentuan yang berlaku.

Pada Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung tidak ditemukan adanya permasalahan mengani

pengelolaan administrasi barang/aset daerah.

Perlu diketahui bersama bahwa hasil pemeriksaan reguler BPK-RI atas Laporan

Keuangan Dinas Tenaga Kerja Tahun 2014 Nol Temuan, juga Indikator Kinerja

Tujuan dan Indikator Kinerja Sasaran direalisasikan seratus persen/lebih. Ini

merupakan prestasi bagi seluruh aparat Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung yang perlu

mendapat apresiasi.

70 Bab 3 Akuntabilitas Kinerja

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung Tahun 2014

3.2.7. Analisis Capaian Kinerja Sasaran 7

Selanjutnya pencapaian sasaran 7 Terwujudnya Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik

satu indikator, dapat dilihat dalam tabel dibawah ini:

Tabel 3.29

Analisis Pencapaian Sasaran 7

Terwujudnya Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik

Perbandingan Tahun 2013 dan 2014

No. Indikator Sasaran

Satuan Realisasi Tahun

2013

Target

Renstra Tahun

2014

Realisasi Tahun 2014

Prosentase Capaian Kinerja

(perbandingan

realisasi 2013 dengan 2014)

Target Akhir

Renstra

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) Setelah Dikonversi

Nilai 70,5 62,00

78,85

8,35 70

Nilai Indeks Kepuasan

Masyarakat (IKM) Nilai 2,82 - 3,15 0,33 -

1. Prosedur Pelayanan

Nilai 2,91 - 3,22 0,31 -

2. Persyaratan Pelayanan

Nilai 2,92 - 3,18 0,26 -

3. Kejelasan Petugas Pelayanan

Nilai 2,88 - 3,22 0,34 -

4. Kedisiplinan Petugas Pelayanan

Nilai 2,83 - 3,22 0,39 -

5. Tanggungjawab

Petugas

Pelayanan

Nilai 2,85 - 3,01 0,16 -

6. Kemampuan Petugas Pelayanan

Nilai 2,87 - 3,17 0,30 -

7. Kecepatan

Pelayanan Nilai 2,65 - 3,19 0,54 -

8. Keadilan Mendapatkan

Pelayanan

Nilai 2,89 - 3,16 0,27 -

9. Kesopanan dan

Keramahan Petugas

Nilai 2,79 - 2,99 0,20 -

10. Kewajaran Biaya Pelayanan

Nilai 2,91 - 3,37 0,46 -

11. Kepastian Biaya Pelayanan

Nilai 2,79 - 3,31 0,52 -

12. Kepastian Jadwal Pelayanan

Nilai 2,67 - 3,22 0,55 -

13. Kenyamanan Lingkungan

Nilai 2,84 - 3,03 0,19 -

14. Keamanan Pelayanan

Nilai 2,96 - 3,13 0,17 -

Sumber : Subbag Keu&Program Disnaker, diolah Tahun 2015

Terwujudnya Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik

71 Bab 3 Akuntabilitas Kinerja

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung Tahun 2014

Nilai Interval Konversi IKM dari 25 ke 43,75 mutu pelayanan D; dari 43,76 ke 62,50

mutu pelayanan C; interval 62,51 ke 81,25 mutu pelayanan B; kemudian interval 81,20

ke 100 mutu pelayanan A. Berdasarkan tabel di atas target penilaian IKM yang

direncanakan dengan skor 62, dari 150 responden yang disebar dengan 14 (empat belas)

variabel unsur pelayanan sesuai dengan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur

Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor KEP/25/M.PAN.2.2004, yaitu Unsur :

1).prosedur pelayanan; 2).persyaratan pelayanan; 3).kejelasan petugas pelayanan;

4).kedisiplinan petugas pelayanan; 5) tanggungjawab petugas pelayanan; 6).kemampuan

petugas pelayanan; 7).kecepatan pelayanan; 8).keadilan mendapatkan pelayanan;

9).kesopanan dan keramahan petugas; 10).kewajaran biaya pelayanan; 11).kepastian

biaya pelayanan; 12).kepastian jadwal pelayanan; 13).kenyamanan lingkungan; 14).dan

keamanan pelayanan. Sasaran survey adalah 27 Standar Operasional Pelayanan urusan

ketenagakerjaan (terlampir) hasilnya mendapatkan skor IKM Tahun 2014 nilai indeks

unit pelayanan setelah dikonversi = nilai indeks x nilai dasar (3,15 x 25) sama dengan

78,85 dan dikategorikan “Baik”, meningkat 8,35 persen dari Tahun 2013 sebesar

70,50, secara menyeluruh mutu kinerja pelayanan Dinas Tenaga Kerja mendapatkan

kategori BAIK, capaian kinerja melebihi yang ditargetkan menunjukkan 111,84 persen

berarti tercapai melebihi rencana yang ditetapkan. Kalau dilihat dari data di atas,

terdapat beberapa point/unsur yang progres peningkatannya lebih tinggi yaitu

Kepastian Jadwal Pelayanan meningkat 0,55%, Kecepatan Pelayanan meningkat

0,54%, dan Kepastian Biaya Pelayanan meningkat 0,52%. Selain itu ada juga progres

peningkatannya yang kurang yaitu Tanggungjawab Petugas Pelayanan hanya 0,16%,

Keamanan Pelayanan sebesar 0,17%, Kenyamanan Lingkungan pun hanya meningkat

0,19%. Jika dibandingkan dengan hasil survey IKM Kota Bandung dengan nilai 75,23,

kepuasan pelanggan terhadap layanan aparat Dinas Tenaga Kerja lebih tinggi. Berikut

tanggapan responden terhadap pelayanan Bidang-Bidang, adalah sebagai berikut :

Tabel 3.30

Tanggapan responden terhadap pelayanan Bidang-Bidang Tahun 2014

No. Bidang Jumlah SOP Nilai Nilai Tertinggi/Terendah

1. Pelatihan dan Produktivitas Tenaga

Kerja

7 80,50/B Tertinggi U6 (3,14)

Terendah U9 (2,57)

2. Penempatan Tenaga Kerja 9 78,22/B

Tertinggi U10 (3,33)

Terendah U9 (3,04)

3. Pembinaan Hubungan Industrial dan Jamsostek

4 72,78/B Tertinggi U6 (3,14)

Terendah U9 (2,57)

4. Pengawasan Ketenagakerjaan 7 81,79/A Tertinggi U10 (3,49)

Terendah U13 (3,00)

72 Bab 3 Akuntabilitas Kinerja

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung Tahun 2014

Bidang Pembinaan Hubungan Industrial dan Jamsostek di posisi terendah dengan nilai

72,78 karena bidang ini tugas pokok dan fungsinya adalah memediasi perselisihan antar

pekerja/buruh dan perusahaan di Kota Bandung. Survey dilakukan terhadap

perusahaan/pekerja yang sedang berselisih, dan atau yang sudah selesai dimediasi,

tentunya kepuasan pekerja dan pengusaha bisa sama atau bisa berbeda, ketika

kepentingan yang berselisih tidak terpenuhi maka hasilnya tentu akan menyatakan

tidak puas walaupun benar/sesuai secara norma/aturan hukum ketenagakerjaan.

Kemudian di bidang yang bersangkutan sangat kekurangan SDM fungsional mediator

(hanya 3 orang), sedangkan kasus perselisihan hubungan industrial yang terdaftar

setiap tahun lebih dari 100 kasus, dan memerlukan waktu yang lama untuk

penyelesaiannya.

Bidang Pengawasan mendapatkan nilai tertinggi 81,79 kategori A, hal ini selain SDM

fungsional pengawas ketenagakerjaannya terlatih dari 13 orang fungsional 5 orang

fungsional pengawasan spesialis. Pekerjaan (SOP) yang di survey adalah penerbitan

perijinan dan rekomendasi, pada umumnya perusahaan yang membutuhkannya karena

berkaitan dengan kesehatan dan keselamatan lingkungan kerja.

3.3. Akuntabilitas Keuangan

Selama Tahun 2014 pelaksanaan program dan kegiatan dalam rangka menjalankan

tugas pokok dan fungsi untuk mewujudkan pencapaian target kinerja Dinas Tenaga

Kerja Kota Bandung Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Bandung

DPA Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung total nilai sebesar Rp.23.863.632.100,00

realisasi anggaran mencapai Rp.20.594.333.203,00 atau serapan dana APBD mencapai

86,30%, dengan demikian SiLPA (Sisa Lebih Pendapatan dan Anggaran) Dinas Tenaga

Kerja Tahun 2014 sebesar Rp. 3.269.298.897,00. Hal ini merupakan upaya

penghematan penggunaan anggaran, karena ada beberapa kegiatan penunjang yang

tidak dilaksanakan, tetapi realisasi capaian fisik tetap tercapai.

Adapun rincian pagu dan realisasi anggaran yang terkait dengan pencapaian target

kinerja tujuan dan sasaran pada setiap Misi Renstra Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung

Setelah Reviu pada tahun 2014 dapat dilihat pada tabel berikut:

73 Bab 3 Akuntabilitas Kinerja

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung Tahun 2014

Tabel 3.31

Pagu dan Realisasi Anggaran Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung

Berdasarkan Misi RENSTRA

Tahun 2014

No. Misi Pagu Anggaran (Rp.) Realisasi Anggaran

(Rp.) Persen

1 Meningkatkan kompetensi dan produktifitas tenaga

kerja dalam upaya

Meningkatkan kesempatan

kerja

7.618,977.830,00

6.423.449.700,00

84,31%

2 Meningkatkan

Perlindungan

Ketenagakerjaan 3.937.796.000,00

3.381.442.664,00

85,87%

3 Meningkatkan Minat

Bertransmigrasi

610.050.000,00

480.480.699,00

78,76%

4. Meningkatkan kualitas

kinerja dengan prinsip tata

kelola kepemerintahan

yang baik (good governance)

3.833.176.170,00 3.241.512.848,00 84,56%

Jumlah

16.000.000.000,00

13.526.885.911,00

84,54

Dari tabel di atas diketahui realisasi anggaran Tahun 2014 sebesar 84,54 persen, sisa

anggaran sebesar 15,46 persen, pemanfaatan anggaran sangat efisien karena

pencapaian kinerja Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung dengan 14 target kinerja tercapai

melebihi 100 persen yaitu mencapai 137.61 persen, jika dibanding dengan persentase

realisasi anggaran (137.61 dikurangi 84,54) selisih efisiensinya sebesar 53,07 persen.

Selanjutnya untuk mengetahui efektifitas anggaran terhadap capaian Sasaran Dinas

Tenaga Kerja Kota Bandung, dilihat dari capaian kinerja Sasaran RENSTRA setelah reviu

dan anggaran yang digunakan sebagaimana tabel dibawah ini :

Tabel 3.32

Efektifitas Anggaran terhadap Capaian Sasaran RENSTRA Dinas Tenaga Kerja

Kota Bandung Tahun 2014

No Sasaran Indikator Kinerja Capaian Kinerja (≥100%)

Penyerapan Anggaran

Tingkat Efisiensi

1 Menurunnya Tingkat Pengangguran Terbuka

Tingkat Pengangguran Terbuka

125,32 84,54 40,75

2 Meningkatnya Kompetensi Tenaga Kerja

1. Prosentase Tenaga Kerja Yang Kompeten

2. Jumlah Calon Wirausaha

Baru

101,79 82,36 19,43

74 Bab 3 Akuntabilitas Kinerja

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung Tahun 2014

3 Meningkatnya Penempatan Tenaga Kerja

1. Jumlah Lowongan Pekerjaan Baru

2. Prosentase Pencari Kerja Terdaftar yang

Ditempatkan

308,99

89,49 219.5

4 Meningkatnya

Perlindungan

Ketenagakerjaan

1. Prosentase Perusahaan

Yang Berkasus Tentang

Ketenagakerjaan 2. Prosentase Kasus Yang

Diselesaikan Melalui Perjanjian Bersama (PB)

3. Prosentase Pekerja/Buruh

Yang Menjadi Peserta Program Jamsostek

100 85,87 14,13

5 Meningkatnya Minat Bertransmigrasi

Jumlah Calon Transmigran Terseleksi

100 78,76 21,24

6 Meningkatnya Kapasitas Dan

Akuntabilitas KInerja Birokrasi

1.Nilai AKIP

2.Prosentase Temuan BPK/Inspektorat Yang

Ditindaklanjuti

100

84,98 15,02

7 Terwujudnya Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik

Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)

127,18 78,85 48.33

Pagu dan realisasi Anggaran berdasarkan sasaran dan tabel analisis efisiensi dan

efektifitas kinerja kegiatan menjadi lampiran LKIP Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung

Tahun 2014.

3.3.1. Program Kegiatan Penunjang Pencapaian Pernyataan Kinerja

Keberhasilan pencapaian Pernyataan Kinerja Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung Tahun

2014 didukung dengan program/kegiatan sebagai berikut :

Tabel 3.33 Program Kegiatan Penunjang Pencapaian Pernyataan Kinerja

Tahun 2014 Sasaran Indikator Sasaran Target Program/Kegiatan

1. Menurunnya Tingkat Pengangguran

Terbuka

1. Tingkat Pengangguran Terbuka

10,78 % Seluruh Program/Kegiatan Disnaker

2. Meningkatnya

Kompetensi Tenaga Kerja

2. Prosentase Tenaga

Kerja Yang Kompeten

81,23 % 1. Program Peningkatan Kualitas dan

Produktivitas Tenaga Kerja

a. Kegiatan Peningkatan Kompetensi

dan Produktivitas Tenaga Kerja

serta Kompetensi Lembaga

Latihan Kerja

b. Kegiatan Pemagangan Dalam

Negeri

2. Program Peningkatan Kesempatan

Tenaga Kerja

a. Kegiatan Penyusunan Informasi

Bursa Tenaga Kerja

75 Bab 3 Akuntabilitas Kinerja

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung Tahun 2014

3. Jumlah Calon Wirausaha Baru

1.120 ang 1. Program Peningkatan Kualitas dan

Produktivitas Tenaga Kerja

a. Kegiatan Pendidikan dan

pelatihan keterampilan bagi

pencari kerja

b. Kegiatan Penyusunan Data Base

Tenaga Kerja Daerah

2. Program Peningkatan Kesempatan

Tenaga Kerja

a. Kegiatan Pengembangan

kelembagaan produktivitas dan

pelatihan kewirausahaan

b. Kegiatan Pemberian fasilitasi dan

mendorong sistem pendanaan

pelatihan berbasis masyarakat

3. Meningkatnya Penempatan Tenaga

Kerja

4. Jumlah Lowongan Pekerjaan Baru

3.000 Loker Program Peningkatan Kesempatan Kerja Kegiatan : Penyusunan Informasi Bursa

Tenaga Kerja

5. Prosentase Pencari Kerja terdaftar yang

ditempatkan

14,22 % Program Peningkatan Kesempatan Kerja a. Kegiatan: Penyebarluasan Informasi

Bursa Tenaga Kerja

b. Kegiatan Perluasan Kesempatan Kerja

4. Meningkatnya Perlindungan Ketenagakerjaan

6. Prosentase

Perusahaan yang

berkasus tentang

ketenagakerjaan

5,51 % Program Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan a. Kegiatan Fasilitasi penyelesaian

prosedur, penyelesaian perselisihan

hubungan industrial

b. Kegiatan Penyusunan dan perumusan

UMK Kota Bandung

6. Prosentase Kasus yangdiselesaikan melalui Perjanjian Bersama (PB)

55,00 % Program Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan a. Kegiatan Fasilitasi penyelesaian

prosedur, penyelesaian perselisihan hubungan industrial

b. Kegiatan Penyusunan dan perumusan UMK Kota Bandung

7. Prosentase pekerja/buruh yang menjadi peserta

program Jamsostek

72,33 % Program Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan Kegiatan : Sosialisasi berbagai peraturan

pelaksanaan tentang ketenagakerjaan

8. Jumlah Perusahaan Yang Melaksanakan Wajib Lapor

Ketenagakerjaan

1.977 Perusahaan

Program Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan a. Kegiatan : Kegiatan Sosialisasi

berbagai peraturan pelaksanaan

tentang ketenagakerjaan

b. Kegiatan Peningkatan pengawasan

perlindungan dan penegakan hukum

terhadap keselamatan dan kesehatan

kerja

c. Kegiatan Peningkatan higiene dan

kesehatan lingkungan kerja

7. Meningkatnya Minat Bertransmigrasi

9. Jumlah Calon Transmigran Terseleksi

60 Jiwa 1. Program Pengembangan Wilayah

Transmigrasi

a. Kegiatan Peningkatan

kerjasama Antar Wilayah, Antar

Pelaku dan Antar Sektor dalam

rangka pengembangan kawasan

76 Bab 3 Akuntabilitas Kinerja

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung Tahun 2014

transmigrasi

b. Kegiatan Pengerahan dan

fasilitas perpindahan serta

penempatan transmigrasi untuk

memenuhi kebutuhan SDM

2. Program Transmigrasi Regional

a. Kegiatan Penyuluhan

Transmigrasi Regional

8. Meningkatnya Kapasitas dan Akuntabilitas Kinerja Birokrasi

10. Nilai Evaluasi AKIP 64,29 Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan Kegiatan : Penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja SKPD

11. Prosentase Temuan BPK/Inspektorat yang ditindaklanjuti

100 % 1. Program Peningkatan Pengembangan

Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan

Keuangan

Kegiatan : Penyusunan Pelaporan

prognosis realisasi anggaran

2. Program Pelayanan Administrasi

Perkantoran

3. Program Peningaktan Sarana dan

Prasaran Aparatur

4. Program Peningkatan Kapasitas

Sumber Daya Aparatur

9. Terwujudnya

Peningkatan Kualitas

Pelayanan Publik

12. IKM 62,00 Seluruh Program / Kegiatan Pelayanan Publik Disnaker

3.3.2. Realisasi Anggaran sesuai dengan Dokumen Perjanjian Kinerja

Pencapaian Sasaran RENSTRA Dinas Tenaga Kerja Tahun 2014 yang dituangkan dalam

Dokumen Perjanjian Kinerja merupakan pencapaian kinerja tahun pertama dari periode

2013-2018, uraian capaian sasaran berdasarkan realisasi anggaran dalam kurun waktu

1 (satu) tahun sebagai berikut :

77 Bab 3 Akuntabilitas Kinerja

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung Tahun 2014

Tabel 3.34 Penyerapan Anggaran pada setiap Sasaran RENSTRA Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung

sesuai dengan Dokumen Perjanjian Kinerja Tahun 2014

No Sasaran Indikator Sasaran

Indikator Kinerja Anggaran (Rp.)

Target Realisasi % Pagu Indikatif

Renstra Realisasi tahun

ke-1 (2014) %

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1. Menurunnya Tingkat Pengangguran Terbuka

1. Tingkat Pengangguran Terbuka 10,78 % 8,05%

Turun

2,73%

16.000.000.000

13.526.885.911

84,54

2. Meningkatnya Kompetensi Tenaga Kerja

2. Prosentase Tenaga Kerja Yang Kompeten

81,23 %

81,23 %

100 %

5.564.227.830

4.584.694.750

82,36

3. Jumlah Calon Wirausaha Baru

1.120 Orang 1.160 Orang 103,57%

3. Penempatan Tenaga

Kerja

4. Jumlah Lowongan Pekerjaan

Baru 3.000 Loker 9.695 Loker 323,17%

2.054.750.000

1.838.754.950

89,49

5. Prosentase Pencari Ke\rja

terdaftar yang ditempatkan 14,22 % 41,92 % 294,80%

4. Meningkatnya Perlindungan

Ketenagakerjaan

6. Prosentase Perusahaan yang

berkasus tentang

ketenagakerjaan

5,51 % 5,51 % 100% 3.937.796.000 3.381.442.664

85,87

7. Prosentase Kasus yang diselesaikan melalui Perjanjian Bersama (PB)

55,00 % 55,00% 100%

8. Prosentase pekerja/buruh yang menjadi peserta

program Jamsostek

72,33 % 72,33% 100%

9. Jumlah Perusahaan Yang Melaksanakan Wajib Lapor Ketenagakerjaan

1.977

Perusahaan 1.977

Perusahaan 100%

78 Bab 3 Akuntabilitas Kinerja

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung Tahun 2014

5. 10. Meningkatnya Minat Bertransmigrasi

11. Jumlah Calon Transmigran Terseleksi 60 Jiwa 60 Jiwa 100%

610.050.000

480.480.699

78,76

6. 12. Meningkatnya Kapasitas dan Akuntabilitas Kinerja Birokrasi

13. Nilai Evaluasi AKIP Nilai 64,29 64,29 100%

334.808.000

284.513.804

84,98

14. Prosentase Temuan BPK/Inspektorat yang ditindaklanjuti

100 % 100 % 100%

7.

13. Terwujudnya

Peningkatan

Kualitas Pelayanan

Publik

14. IKM

Nilai 62,00 79,73 128,60% 3.498.368.170 2.956.999.044 84,53

16.000.000.000

13.526.885.911

84,54%

79 Bab 3 Akuntabilitas Kinerja

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung Tahun 2014

Secara umum efektifitas anggaran terhadap capaian Misi dan Sasaran Dinas Tenaga

Kerja Kota Bandung, dapat disimpulkan bahwa anggaran yang digunakan efektif

terhadap capaian kinerja misi organisasi.

3.4. Prestasi dan Penghargaan

Dalam melaksanakan Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Tenaga KerjaKota Bandung

dilakukan secara optimal dengan mengerahkan sumber daya dan potensi yang dimiliki,

sehingga Dinas Tenaga KerjaKota Bandung telah memperoleh penghargaan yang

diberikan oleh pimpinan maupun stakeholder atas prestasi yang dicapai, prestasi dan

penghargaan selama kurun waktu 5 (lima) tahun, sebagai berikut :

1. Prestasi Tingkat Internasional

No. Prestasi Penerima Tahun

- --- --- --

2. Prestasi Tingkat Nasional

No. Prestasi Penerima Tahun

1. Tingkat kecelakaan

nihil (Zero Accident) Awards dari

Menakertrans RI

1. PT. Bio Farma (Persero)

2. PT. Kimia Farma (Persero) 3. PT. Masterindo Jaya Abadi

4. PT. Pikiran Rakyat

5. PT. GE Nusantara Turbine Services

6. RS. Immanuel Bandung

2011

2. Penghargaan SMK3

Terbaik (bendera emas)

dari Menakertrans RI

1. PT. LEN Indonesia

2. PT. Tanabe Abadi Indonesia

2011

3. Tingkat kecelakaan

nihil (Zero Accident) Awards dari

Menakertrans RI

1. PT. Pikiran Rakyat

2. RS. Immanuel Bandung 3. PT. GE Nusantara Turbin

4. PT. Meprofarm

5. RS. Al Islam

6. PT. Tanabe Indonesia

7. PT. Masterindo Jaya Abadi

2012

4. Tingkat Kecelakaan

Nihil (Zero Acident)

Awards dari Menakertrans RI

Untuk 13 Perusahaan di Kota Bandung 2013

5. Penghargaan SMK3

Terbaik (Bendera

Emas) dari

Mennakertrans RI

1. PT LEN;

2. PT Arkindo Bandung;

3. PT Gunakrya Nusantara

2014

6. Tingkat Kecelakaan

Nihil (Zero Acident)

Awards dari

Menakertrans RI

1. PT Bio Farma;

2. PT Kimia Farma;

3. PT INTI;

2014

80 Bab 3 Akuntabilitas Kinerja

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung Tahun 2014

4. GE Nusantara;

5. PT PINDAD

6. PT TELKOM Japati;

7. PT TELKOM Supratman;

8. PT TELKOM Lembang;

9. PT Tanabe Abadi;

10. PT Masturindo;

11. RS Al Islam;

12. Bank Permata Astana Anyar;

13. PT Harian PR;

14. PT Daya Adira;

15. RS Immanuel.

3. Prestasi Tingkat Provinsi Jawa Barat

No. Prestasi Penerima Tahun

1. Lembaga Kerjasama

Tripartit Award

Pemerintah Kota Bandung

2011

2. Jamsostek Award

1. Walikota Bandung (Pembina

Koordinasi Fungsional dengan

Jamsostek Terbaik)

2. PT. LEN (Peserta Terbaik

perusahaan < 500 TK)

2012

3. Penghargaan BPJS

Award Tk. Propinsi Juara I

PT PINDAD 2014

4. Prestasi lainnya (Tingkat KotaBandung)

No. Prestasi Penerima Tahun

1. Pekerja Teladan

1. PT. LEN (Persero) (Dra. Almi

Simbolon)

2. PT. Nobel Industries (Asep

Sukmana. R, Mari)

3. PT. Famatex (Dede Nasripin) 4. Savoy Homann Bidakarta Hotel

(Gagan Andaria)

5. PT. Dirgantara Indonesia (Sidik

Asianto)

2011

2. Pekerja Teladan

1. Prestu Hartini (Sheraton

Bandung Hotel & Towers)

2. Heni Wijaya (RS. Muhammadiyah

Bandung) 3. Aneka Ningsih (Grand Hotel

Preanger)

4. Wagiyanto (PT. Multi Garmen

Jaya)

5. Iwa Kartiwa (Grand Hotel

Preanger) 6. Wahyu Purnama (RS.

Muhammadiyah Bandung

2012