bab iii akuntabilitas kinerja -...

57
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016 Page 92 PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Kewajiban suatu instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan/kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan secara periodik dalam periode tertentu diwujudkan dalam Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP). Penyusunan LAKIP ini didasarkan pada pengukuran hasil pelaksanaan perencanaan stategis dan Rencana Kinerja Tahunan yang telah ditetapkan sebelumnya. A. CAPAIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA TAHUN 2016 Berbagai upaya dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Lombok utara untuk berikhtiar guna mewujudkan pemerintahan yang akuntabel dengan terus berbenah pada Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) salah satunya sudah ditempuh melalui penyelenggaraan asistensi dan konsultasi dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi sebagai wujud komitmen pemerintah daerah dalam membenahi kinerja ini sedianya tetap berjalan secara berkelanjutan, yang pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan kapasitas dan wawasan aparatur guna melakukan perbaikan pada Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP). Pelaksanaan tugas oleh Pemerintah Kabupaten Lombok utara dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lombok Utara tahun 2016-2021 secara umum sudah dapat dikatakan baik, hal ini dapat dilihat pada tercapainya sebagian besar sasaran pada tahun 2016 sebagai tahun pertama pelaksanaan RPJMD.

Upload: vucong

Post on 03-Mar-2019

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016 Page 92

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

Kewajiban suatu instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan

keberhasilan/kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai

tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan secara periodik dalam periode

tertentu diwujudkan dalam Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP).

Penyusunan LAKIP ini didasarkan pada pengukuran hasil pelaksanaan

perencanaan stategis dan Rencana Kinerja Tahunan yang telah ditetapkan

sebelumnya.

A. CAPAIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA

TAHUN 2016

Berbagai upaya dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Lombok utara

untuk berikhtiar guna mewujudkan pemerintahan yang akuntabel dengan

terus berbenah pada Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

(SAKIP) salah satunya sudah ditempuh melalui penyelenggaraan asistensi dan

konsultasi dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

Birokrasi sebagai wujud komitmen pemerintah daerah dalam membenahi

kinerja ini sedianya tetap berjalan secara berkelanjutan, yang pada akhirnya

diharapkan dapat meningkatkan kapasitas dan wawasan aparatur guna

melakukan perbaikan pada Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

(SAKIP).

Pelaksanaan tugas oleh Pemerintah Kabupaten Lombok utara dalam

rangka mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lombok Utara

tahun 2016-2021 secara umum sudah dapat dikatakan baik, hal ini dapat

dilihat pada tercapainya sebagian besar sasaran pada tahun 2016 sebagai

tahun pertama pelaksanaan RPJMD.

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016 Page 93

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA

Dalam RPJMD terdapat 5 misi, 7 tujuan, 18 sasaran, 109 indikator

sasaran terdiri dari :

Misi 1 terdapat 1 tujuan, 3 sasaran strategis dan 13 indikator.

Misi 2 terdapat 2 tujuan, 4 sasaran strategis dan 71 indikator.

Misi 3 terdapat 1 tujuan, 3 sasaran strategis dan 8 indikator.

Misi 4 terdapat 1 tujuan, 6 sasaran strategis dan 8 indikator.

Misi 5 terdapat 1 tujuan, 2 sasaran strategis dan 9 indikator.

Adapun analisa capaian kinerja Pemerintah Kabupaten Lombok Utara

tahun 2016 diuraikan sebagai berikut :

1. Sasaran Masyarakat Aktif dalam Mengkaji dan Mengamalkan Ajaran

Agama

Masyarakat yang aktif dalam mengkaji dan mengamalkan ajaran agama

diindikasikan dengan indikator kinerja utama yakni persentase tempat

ibadah aktif digunakan untuk ibadah/aktivitas keagamaan, persentase

tempat ibadah dengan majelas taklim (nama lain sesuai agama) yang aktif,

Persentase PAUD teritegrasi Taman Pendidikan Alquran/nama lain sesuai

agama, Persentase sekolah dengan gerakan kembali ke khittah pendidikan

yang terintegrasi ke dalam kurikulum, Persentase PNS berzakat dan

Persentase Muzakki berzakat.

Sesuai dengan target RPJMD di Tahun 2016, persentase tempat ibadah

aktif digunakan untuk ibadah/aktivitas keagamaan ditargetkan mencapai 80

%, persentase tempat ibadah dengan majelas taklim (nama lain sesuai

agama) yang aktif mencapai 20 %, Persentase PAUD teritegrasi Taman

Pendidikan Alquran/nama lain sesuai agama mencapai 20 %, Persentase

sekolah dengan gerakan kembali ke khittah pendidikan yang terintegrasi ke

dalam kurikulum mencapai 20 %, Persentase PNS berzakat mencapai 50 %

dan Persentase Muzakki berzakat mencapai 25 %.

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016 Page 94

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA

80

20

20

20

50

25

100

60

48.94

10.64

90

0

Persentase tempat ibadah aktif digunakan untukibadah/aktivitas keagamaan

Persentase Tempat ibadah dengan MajelisTaklim/(nama lain sesuai agama) yang aktif

Persentase PAUD terintegrasi Taman PendidikanAlquran / Nama Lain Sesuai Agama

Persentase Sekolah dg gerakan kembali khittahpendidikan yang terintegrasi ke kurikulum

Persentase PNS berzakat

Persentase masyarakat muzakki berzakat

Capaian

Target

Tabel III.1 Capaian Kinerja Sasaran Masyarakat Aktif dalam Mengkaji dan Mengamalkan

Ajaran Agama Tahun 2016

Gambar III.1

Grafik Capaian Kinerja Sasaran Masyarakat Aktif dalam Mengkaji dan Mengamalkan Ajaran Agama Tahun 2016

Sasaran Strategis

Indikator Kinerja Satua

n Kondisi

Tahun 2015 Target

Th 2016 Capaian Th 2016

Ket

Masyarakat aktif dalam mengkaji dan mengamalkan ajaran agama

Persentase tempat ibadah aktif digunakan untuk ibadah/aktivitas keagamaan

% NA 80 100 Tercapai

Persentase Tempat ibadah dengan Majelis Taklim/(nama lain sesuai agama) yang aktif

% NA 20 60 Tercapai

Persentase PAUD terintegrasi Taman Pendidikan Alquran / Nama Lain Sesuai Agama

% 0 20 48,94 Tercapai

Persentase Sekolah dg gerakan kembali khittah pendidikan yang terintegrasi ke kurikulum

% 0 20 10,64 Belum Tercapai

Persentase PNS berzakat % NA 50 90 Tercapai

Persentase masyarakat muzakki berzakat

% NA 25 NA Belum Tercapai

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016 Page 95

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA

Dari hasil pengukuran berdasarkan table dan grafik di atas, indikator

persentase tempat ibadah aktif digunakan untuk ibadah/aktivitas keagamaan

(diantaranya tempat ibadah agama islam/masjid digunakan dan

dimanfaatkan masyarakat minimal untuk sholat 5 (lima) waktu dan sholat

jum’at secara aktif) demikian pula tempat ibadah Vihara untuk agama Budha

dan Pura untuk agama Hindu yang ditargetkan mencapai 80 %, dapat

melampaui target dengan capaian sebesar 100 %, artinya keseluruhan tempat

ibadah yang ada di Kabupaten Lombok Utara digunakan secara aktif oleh

masyarakat untuk aktivitas keagamaan sesuai agama masing-masing.

Berdasarkan data Lombok Utara Dalam Angka, pada tahun 2015 terdapat 197

ribu lebih penduduk memeluk agama Islam, 17 ribu lebih memeluk agama

Hindu dan 11 ribu lebih memeluk agama Budha.

Sementara itu indikator tempat ibadah dengan majelas taklim (nama lain

sesuai agama) yang aktif yang ditargetkan mencapai 20 % juga dapat

melampaui target dengan capaian 60 %, artinya 60 % tempat ibadah juga

telah memiliki majelis taklim (ataua nama lain sesuai agama) yang

merupakan aktifitas pengajaran/pengkajian ajaran-ajaran agama untuk

meningkatkan pengetahuan dan pemahaman terhadap ajaran agamayang

bertujuan meningkatkan keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang

Maha Esa yang pada implikasinya tercermin pada akhlak dan perilaku yang

baik. Sementara itu Persentase PAUD teritegrasi Taman Pendidikan

Alquran/nama lain sesuai agama yang ditargetkan mencapai 20 %, dapat

melampaui target dengan capaian 48,94 %. Sesuai dengan kebijakan Kepala

Daerah bahwa pendidikan agama harus dimulai sejak usia dini, diantaranya

pada agama Islam, bahwa mengenal dan belajar tentang Agama Islam dan

membaca Al-Quran harus dimulai sejak usia dini. Pentingnya integrasi

pendikan agama dan kitab suci baik Alquran (islam), Wedha (hindu), Tri

Pitaka (Budha) sejak usia dini sangat penting sejalan dengan hasil penelitian

bahwa pendidikan anak usia dini sangat penting dalam kontribusinya

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016 Page 96

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA

terhadap pembentukan karakter dan akhlak anak, serta pembentukan 50 %

kecerdasaran telah terjadi pada usia 4 tahun.

Selanjutnya upaya penguatan pendidikan untuk membentuk manusia

seutuhnya yang memiliki kecerdasan baik intelektual maupun spritual serta

dapat berkembang secara optimal sesuai dengan potensi, minat dan

bakatnya dilakukan melalaui Gerakan Kembali ke Khittah Pendidikan.

Gerakan kembali ke khittah pendidikan diharapkan mampu

menyeimbangkan pembelajaran IMTAQ dan IPTEK, Artinya transformasi nilai

iman dan taqwa selaras dengan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan

mengkedepankan pendidikan akhlak, mental dan spiritual melalui

penanaman nilai-nilai agama dan praktek dalam perilaku sehari-hari siswa-

siswi baik di sekolah maupun di luar sekolah.

Sampai dengan akhir tahun 2016, indikator persentase sekolah dengan

Gerakan Kembali Ke Khittah Pendidikan yang terintegrasi ke dalam

kurikulum baru mencapai 10,64 % dari target RPJMD sebesar 20 %. Belum

tercapainya target diantaranya disebabkan oleh penyusunan regulasi (Perda

dan Petunjuk Pelaksanaan) yang masih berlangsung di tahun 2016.

Diharapkan dengan telah ditetapkan regulasi, capaian indikator persentase

sekolah dengan gerakan kembali ke khittah pendidikan yang tertintegrasi ke

dalam kurikulum dapat ditingkatkan secara progresif di tahun 2017 dan di

tahun-tahun seterusnya.

Selanjutnya sasaran masyarakat aktif dalam mengkaji dan mengamalkan

ajaran agama diukur dengan indikator Persentase PNS berzakat. Persentase

PNS berzakat dtargetkan mencapai 50 %, setelah dilakukan pengukuran

capaian indikator ini dapat melampaui target dengan capaian 90 %.

Sementara itu indikator lainnya yakni Persentase Muzakki berzakat yang

ditargetkan mencapai 25 % pada tahun 2016, sayangnya belum dapat diukur

karena belum tersedianya data. Oleh karena itu, diperlukan pembangunan

sistem data terintegrasi yang dimulai dari Desa.

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016 Page 97

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA

2. Sasaran Daerah Yang Aman dan Tertib

Daerah yang aman dan tertib diindikasikan dengan indikator kinerja

utama yakni persentase penegakan peraturan daerah, persentase

penanganan konflik terkait SARA, dan persentase kepatuhan pengguna jalan

dalam berlalu lintas. Target kinerja sasaran ini di tahun 2016 meliputi

persentase penegakan peraturan daerah yang direncanakan mencapai 80 %,

persentase penanganan konflik terkait SARA mencapai 100 %, dan persentase

kepatuhan pengguna jalan dalam berlalu lintas mencapai 60 %.

Tabel III.2 Capaian Kinerja Sasaran Daerah Yang Aman dan Tertib Tahun 2016

Sasaran Strategis

Indikator Kinerja

Satuan Kondisi

Tahun 2015

Target Th Capaian Th 2016 Ket

2016

Daerah yang aman dan tertib

Persentase penegakan peraturan daerah

% 74 80 37 Belum Tercapai

Persentase penanganan konflik terkait SARA

% 100 100 100 Tercapai

Persentase kepatuhan pengguna jalan dalam berlalu lintas

% NA 60 60 Tercapai

Dari hasil pengukuran di atas untuk pencapaian sasaran daerah yang

aman dan tertib, indikator yang dapat mencapai target yakni persentase

penanganan konflik terkait SARA, dimana pada tahun 2016 tidak terdapat

kejadian konflik terkait SARA sehingga capaian kinerja ialah 100 %.

Sementara itu persentase penegakan peraturan daerah baru mencapai 37 %

atau belum mencapai target yang direncanakan sebesar 80 %. Rendahnya

capaian penegakan Perda terutama terjadi karena :

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016 Page 98

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA

Pelanggaran terhadap Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2011 tentang

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lombok Utara Tahun 2011-2031

dan Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2010 tentang Retribusi Golongan

Perijinan yang paling banyak terjadi di Kecamatan Pemenang tepatnya di

lokasi destinasi wisata dunia Gili Trawangan.

Dari 453 kasus pelangaran yang terjadi, baru dapat ditertibkan sebanyak

145 kasus. Pelanggaran terhadap RTRW di Gili Trawangan adalah

pelanggaran terhadap batas/roi pantai dimana bangunan hotel/restoran

yang didirikan melanggar batas roi pantai.

Kondisi ini cukup sulit ditertibkan karena telah berlangsung bahkan

sebelum berdirinya Kabupaten Lombok Utara.

Namun demikian upaya yang dilakukan :

Penertiban harus dilakukan untuk menjamin keberlangsungan Gili

Trawangan sebagai destinasi wisata. Untuk itu penertiban secara besar-

besaran telah dilakukan pada bulan Februari Tahun 2017 dengan

melibatkan Tim Gabungan termasuk Kepolisian. Dengan pendekatan

persuasif yang telah dibangun sebelumnya, 100 lebih bangunan dari 143

bangunan yang melanggar roi pantai telah dibongkar sendiri oleh

pengusaha/pemilik bangunan, sisanya ditertibkan oleh Tim Gabungan.

Secara keseluruhan, penertiban berlangsung sukses dan lancar dalam

suasana yang kondusif. Keberhasilan penertiban di Gili Trawangan dan

destinasi wisata lainnya ke depan termasuk Gili Meno dan Gili Air,

diharapkan meningkatkan capaian kinerja sasaran daerah yang aman dan

tertib dengan indikator persentase penegakan peraturan daerah di Tahun

2017, meskipun capaian kinerja untuk indikator ini di Tahun 2016 baru

mencapai 37 %.

Sebagai upaya berkelanjutan akan dilakukan MoU dengan aparat

keamanan dalam hal ini Kepolisian kaitannya dengan penanganan

pelanggaran Perda.

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016 Page 99

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA

Gambar III.2 Suasana Penertiban Gili Trawangan

Gambar III.3 Menteri Pariwisata Mengapresiasi Penertiban Bangunan Gili Trawangan

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016 Page 100

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA

Selanjutnya untuk capaian indikator persentase kepatuhan pengguna jalan

dalam berlalu lintas sebesar 60% telah mencapai target yang telah ditetapkan

dalam RPJMD (2016-2021) Kabupaten Lombok Utara tahun 2016 sebesar 60%,

dengan upaya yang dilakukan :

Melakukan sosialisasi pada masyarakat terutama di sekolah maupun

melalui surat himbauan pada SKPD, kantor pemerintahan, maupun swasta

dan sekolah agar tertib serta memperhatikan kelengkapan dalam

berkendara

Menjalin kerjasama dengan Polres KLU untuk melakukan operasi/razia.

Memilih pelajar pelopor yang bisa menyebarkan informasi di sekolah

dengan melakukan aksi nyata memberikan contoh yang baik dalam

berkendara.

3. Sasaran Terintegrasinya Nilai Luhur Budaya dalam Kehidupan Masyarakat

Dalam mengukur pencapaian sasaran terintegrasinya nilai luhur buadaya

dalam kehidupan masyarakat, indikator kinerja utama yang digunakan

adalah persentase Majelis Krama Desa terbentuk dan berfungsi,

terfasilitasinya pelestarian nilai luhur dan kekayaan budaya, Persentase

partisipasi masyarakat dalam forum dialog dengan bingkai budaya dan

Persentase ketersediaan Bale Budaya. Target kinerja di tahun 2016 untuk

persentase Majelis Krama Desa terbentuk dan berfungsi mencapai 30 %,

terfasilitasinya pelestarian nilai luhur dan kekayaan budaya 30 %, Persentase

partisipasi masyarakat dalam forum dialog dengan bingkai budaya 70 % dan

Persentase ketersediaan Bale Budaya 0 %.

Berdasarkan hasil pengukuran, target kinerja pada indikator persentase

Majelis Krama Desa terbentuk dan berfungsi yang ditargetkan mencapai 30 %

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016 Page 101

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA

di tahun 2016, belum dapat tercapai (capaian tahun 2016 3 % atau baru 1

desa yang membentuk Majelis Krama Desa), disebabkan oleh :

Belum tercapainya kinerja pada indikator ini karena regulasi

pembentukan Majelis Krama Desa ini masih dalam proses di Tahun

2016.

Kendala mekanisme penganggaran dengan terbentuknya organisasi

perangkat daerah yang baru dimana sebelumnya bidang kebudayaan

berada di Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda Olah Raga menjadi

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata.

Upaya yang dilakukan :

Mempercepat pembentukan regulasi terkait Majelis Krama Desa.

Memprioritaskan penganggaran pada rencana kerja tahun

berikutnya.

Tabel III.3 Capaian Kinerja Sasaran Terintegrasinya Nilai Luhur Budaya dalam

Kehidupan Masyarakat Tahun 2016

Sasaran Strategis

Indikator Kinerja Satuan Kondisi Th 2015

Target Th 2016

Capaian Th 2016

Ket

Terintagrasinya nilai luhur budaya dalam kehidupan masyarakat

Persentase Majelis Krama Desa terbentuk dan berfungsi

% 0 30 3 Belum Tercapai

Terfasilitasinya pelestarian nilai luhur dan kekayaan budaya

% NA 30 68 Tercapai

Persentase partisipasi masyarakat dalam forum dialog dengan bingkai budaya

% NA 70 100 Tercapai

Persentase ketersediaan bale budaya

% 0 0 0 Tercapai

Sementara itu kenerja pada indikator terfasilitasinya pelestarian nilai

luhur dan kekayaan budaya, yang ditargetkan mencapai 30 % dapat

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016 Page 102

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA

melampaui target dengan capaian 68 %. Persentase partisipasi masyarakat

dalam forum dialog dengan bingkai budaya juga dapat melampaui target

degan capaian 100 % (dari target 70 %). Sementara itu kinerja Persentase

ketersediaan Bale Budaya masih dalam tahap persiapan di tahun 2016

sehingga target kinerja yang direncanakan memang masih 0.

Gambar III.4 Grafik Capaian Kinerja Sasaran Terintegrasinya Nilai Luhur Budaya dalam

Kehidupan Masyarakat Tahun 2016

4. Sasaran Masyarakat dengan Kualitas Kesehatan Lebih Baik

Dalam mencapai sasaran Masyarakat dengan Kualitas Kesehatan Lebih

Baik, indikator kinerja utama yang digunakan adalah Jumlah kasus kematian

Ibu, Jumlah kasus kematian bayi (neonatal dan usia sampai dengan 1 tahun),

persentase balita gizi kurang, persentase ibu hamil KEK, persentase ibu hamil

anemia, cakupan peserta KB aktif, Angka kesakitan malaria, Angka kesakitan

DBD, Angka kesakitan TB, Angka kesakitan Hipertensi, Angka Kesakitan

Diabetes, Persentase Rumah Tangga dengan PHBS, Cakupan lingkungan sehat

dan aman dengan di dukung PSU, Persentase Desa dengan Dokter Bina

Persentase MajelisKrama Desa

terbentuk danberfungsi

Terfasilitasinyapelestarian nilai

luhur dan kekayaanbudaya

Persentasepartisipasi

masyarakat dalamforum dialog

dengan bingkaibudaya

Persentaseketersediaan bale

budaya

30 30

70

0 3

68

100

0

Target

Capaian

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016 Page 103

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA

Wilayah. Pada tahun 2016, ditargetkan Jumlah kasus kematian Ibu dapat

ditiadakan atau 0 kasus, Jumlah kasus kematian bayi (neonatal dan usia

sampai dengan 1 tahun) dapat diturunkan menjadi 70 kasus, persentase

balita gizi kurang diturunkan menjadi 1 %, persentase ibu hamil KEK dapat

diturunkan menjadi 17,5 %, persentase ibu hamil anemia dapat diturunkan

mencapai 14 %, cakupan peserta KB aktif dapat mencapai 65 %, Angka

kesakitan malaria 0,3 per 1.000 penduduk, Angka kesakitan DBD 0,4 per

1.000 penduduk, Angka kesakitan TB 0,7 per 1.000 penduduk, Angka

kesakitan Hipertensi 22 per 1.000 penduduk, Angka Kesakitan Diabetes 7 per

1.000 penduduk, Persentase Rumah Tangga dengan PHBS mencapai 40 %,

Cakupan lingkungan sehat dan aman dengan di dukung PSU mencapai 65 %,

Persentase Desa dengan Dokter Bina Wilayah mencapai 12 %.

Berdasarkan hasil pengukuran, beberapa target kinerja sasaran

masyarakat dengan kualitas kesehatan yang lebih baik dapat mencapai target

yang direncanakan namun beberapa indikator belum mencapai target yang

ditetapkan. Beberapa indikator yang dapat mencapai target yakni jumlah

kasus kematian bayi (neonatal dan sampai usia 1 tahun) yang dapat

diturunkan dari 88 kasus di tahun 2015 menjadi 59 kasus di tahun 2016

(melampaui target RPJMD yang ditargetkan mencapai 70 kasus), indikator

berikutnya yang dapat mencapai target cakupan peserta KB aktif yang

mencapai 65 % (melampaui target yang besarnya 65 %), demikian pula angka

kesakitan malaria yang dapat diturunkan dari 0,48 per 1.000 penduduk

tahun 2015 menjadi 0,25 pe 1.000 penduduk di tahun 2016 (target RPJMD

0,3 per 1.000 penduduk). Selanjuntnya indikator angka kesakitan TB dapat

diturunkan dari 0,47 per 1.000 penduduk dari 0,93 per 1.000 penduduk di

tahun 2015 (target RPJMD taun 2016 0,7 per 1.000 penduduk). Indikator

lainnya yang dapat mencapai atau melampaui target RPJMD adalah

persentase rumah tangga yang dengan PHBS (perilaku hidup bersih dan

sehat) yang dapat ditingkatkan dari 30 % di tahun 2015 menjadi 44,35 % di

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016 Page 104

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA

tahun 2016 (target RPJMD tahun 2016 sebesar 40 %), indikator lainnnya yang

dapat mencapai target adala cakupan lingkungan sehat dan aman yang di

dukung dengan PSU yang mencapai 76,51 % serta persentase Desa dengan

Dokter Bina Wilayah (Satu Desa Satu Dokter) yang dapatmencapai target

RPJMD sebesar 12 %.

Jumlah kasus kematian Ibu dapat ditiadakan atau 0 kasus, Jumlah kasus

kematian bayi (neonatal dan usia sampai dengan 1 tahun) dapat diturunkan

menjadi 70 kasus, persentase balita gizi kurang diturunkan menjadi 1 %,

persentase ibu hamil KEK dapat diturunkan menjadi 17,5 %, persentase ibu

hamil anemia dapat diturunkan mencapai 14 %, cakupan peserta KB aktif

dapat mencapai 65 %, Angka kesakitan malaria 0,3 per 1.000 penduduk,

Angka kesakitan DBD 0,4 per 1.000 penduduk, Angka kesakitan TB 0,7 per

1.000 penduduk, Angka kesakitan Hipertensi 22 per 1.000 penduduk, Angka

Kesakitan Diabetes 7 per 1.000 penduduk, Persentase Rumah Tangga dengan

PHBS mencapai 40 %, Cakupan lingkungan sehat dan aman dengan di dukung

PSU mencapai 65 %, Persentase Desa dengan Dokter Bina Wilayah mencapai

12 %.

Sementara itu beberapa kinerja yang belum mencapai target yang

ditentukan yakni jumlah kasus kematian ibu yang terjadi sebanyak 2 kasus

(dari target 0 kasus), persentase balita gizi kurang (capaian 1,57 % dari target

dapat diturunkan pada level 1 %), persentase ibu hamil Kurang Energi Kronis

(KEK) yang belum dapat diturunkan dari 20,58 % di tahun 2015 menjadi 22,1

% di tahun 2016, demikian pula dengan Persentase Ibu Hamil Anemia yang

justru meningkat dari 16,79 % di tahun 2015 menjadi 17,1 % di tahun 2016

(target RPJMD 14 %). Indikator selanjutnya yang belum dapat mencapai

target adalah Angka Kesakitan DBD yang meningkat dari 0,5 per 1.000

penduduk tahun 2015 menjadi 1,08 per 1.000 penduduk di tahun 2016,

angka kesakitan hipertensi yang meningkat dari 26,93 per 1.000 penduduk di

tahun 2015 menjadi 32 kasus per 1.000 penduduk di tahun 2016, angka

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016 Page 105

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA

kesakitan diabetes yang meningkat dari 7,58 per 1.000 di tahun 2015

menjadi 10 per 1.000 penduduk di tahun 2016.

Tabel III.4 Capaian Kinerja Sasaran Masyarakat dengan Kualitas Kesehatan Lebih Baik

Tahun 2016

Sasaran Strategis

Indikator Kinerja Satuan Kondisi Th 2015

Target Th 2016

Capaian Th 2016

Ket

Masyarakat dengan kualitas kesehatan lebih baik

Jumlah kasus kematian ibu

orang 2 0 2 Belum Tercapai

Jumlah kasus kematian bayi (neonatal s/d 1 th)

orang 88 70 59 Tercapai

Prosentase Balita Gizi Kurang

% 1,26 1 1,57 Belum Tercapai

Prosentase Ibu Hamil KEK

% 20,58 17,5 22,1 Belum Tercapai

Persentase Ibu Hamil Anemia

% 16,79 14 17,1 Belum Tercapai

Cakupan peserta KB aktif

% 63 65 67 Tercapai

Angka Kesakitan Malaria (per 1.000 penduduk)

per 1.000

0,48 0,3 0,25 Tercapai

Angka Kesakitan DBD (per 1.000 penduduk)

per 1.000

0,51 0,4 1,08 Belum Tercapai

Angka Kesakitan TB (per 1.000 penduduk)

per 1.000

0,93 0,7 0,47 Tercapai

Angka Kesakitan Hipertensi (per 1.000 penduduk)

per 1.000

26,93 22 32 Belum Tercapai

Angka Kesakitan Diabetes (per 1.000 penduduk)

per 1.000

7,58 7 10 Belum Tercapai

Jumlah Rumah Tangga dengan PHBS

% 30 40 44,35 Tercapai

Cakupan lingkungan sehat dan aman yang didukung dengan

% 60 65 76,51 Tercapai

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016 Page 106

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA

Sasaran Strategis

Indikator Kinerja Satuan Kondisi Th 2015

Target Th 2016

Capaian Th 2016

Ket

PSU

Persentase Desa dengan Dokter Bina Wilayah

% 0 12 12 Tercapai

Masih tingginya jumlah ibu hamil KEK diakibatkan karena asupan gizi di

saat hamil kurang mengkonsumsi sayur dan buah-buahan serta protein yang

bersumber dari hewan, adapun faktor penyebab anemia disamping karena

faktor-faktor tersebut di atas juga karena ibu hamil tidak mengkonsumsi

tablet tambah darah secara rutin karena alasan mual serta akibat dari

terjadinya anemia yang terjadi pada wanita usia remaja.

Tabel III.5 Data Ibu Hamil Kurang Energi Kronis (KEK)

Berdasarkan Wilayah Puskesmas Tahun 2016

NO PUSKESMAS SASARAN IBU HAMIL

IBU HAMIL KEK

ABS %

1 2 3 4 5

1 Senaru 596 170 28,52

2 Bayan 682 158 23,17

3 Santong 444 107 24,10

4 Kayangan 618 155 25,08

5 Gangga 1,148 254 22,13

6 Tanjung 1,273 273 21,45

7 Pemenang 575 83 14,43

8 Nipah 364 62 17,03

Kabupaten 5,700 1.262 22,14 Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Lombok Utara tahun 2016

Gambar III.5

Grafik Ibu Hamil Anemia Berdasarkan Wilayah PuskesmasTahun 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016 Page 107

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA

Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Lombok Utara tahun 2016

Kondisi Ibu ketika hamil yang mengalami kurang energi kronis maupun

anemia menimbulkan resiko tinggi yang dihadapi ibu pada saat proses

persalinan, demikian pula resiko terjadinya berat badan lahir rendah pada

bayi yang dilahirkan dan berujung pada kematian bayi maupun resiko balita

yang mengalami gizi kurang dan tinggi badan yang tidak sesuai umur

(stunting). Kondisi ini tentunya memerlukan penanganan komphrehensif dari

berbagai pihak, tidak cukup hanya dengan sosialisasi dan penyuluhan namun

permasalahan kurangnya asupan gizi pada ibu hamil dan balita dapat

diperbaiki dengan menyediakan sumber pangan dan gizi di lingkungan ibu

dan balita melalui pemanfataan pekarangan (kawasan rumah panga lestari)

atau kebun gizi.

Kasus Kematian Ibu

a. Kendala yang dihadapi :

Usia ibu hamil yang rentan resiko;

Jarak kehamilan yang terlalu dekat;

Frekuensi kehamilan yang terlalu sering;

Keterlambatan dalam merujuk (terlambat pengambilan keputusan untuk

dirujuk, terlambat sampai tujuan, terlambat ditangani);

Kurangnya kompetensi bidan dalam penanganan kasus gawat darurat.

b. Upaya yg akan dilaksanakan :

0

1000

2000

Sasaran Ibu

Hamil

Ibu Hamil

KEK

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016 Page 108

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA

P4K (Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi);

ANC Terpadu;

Deteksi dini faktor resiko tinggi kehamilan;

Peningkatan kapasitas petugas melalui pelatihan PPGDON;

Bimtek dr.Sp.OG dan SPA di Puskesmas PONED;

Audit Maternal Perinatal (AMP);

Rumah Tunggu Kelahiran (RTK) di masing-masing kecamatan;

Screening kesehatan pra kehamilan untuk CATIN dan PUS;

Perdes replikasi Perda ttg Pendewasaan usia pernikahan;

Optimalisasi penggunaan ambulan desa dan puskesmas keliling.

Persentase Balita Gizi Kurang

a. Kendala yang dihadapi :

Asupan (konsumsi) makanan yang kurang baik dari sisi kuantitas dan

kualitas;

Kondisi perekonomian keluarga yang lemah;

Pengetahuan ibu balita yang kurang;

Lingkungan;

Pola asuh (Ibu TKW).

b. Upaya yg akan dilaksanakan :

SABER GEBUK (Sapu Bersih dan Gerakan Entaskan Gizi Buruk dan

Kurang);

Pos Gizi Plus;

Perbup larangan ibu yang memiliki balita ke luar negeri sebagai TKW.

Prosentase Bumil KEK dan Anemia

a. Kendala yang dihadapi :

Asupan gizi di saat hamil kurang mengkonsumsi sayur dan buah-buahan

serta protein yang bersumber dari hewan;

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016 Page 109

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA

Ibu hamil tidak mengkonsumsi tablet tambah darah secara rutin karena

alasan mual;

Akibat dari terjadinya anemia yang terjadi pada wanita usia remaja.

b. Upaya yg akan dilaksanakan :

Kelas Bumil Plus, penyuluhan dan demonstrasi masak bagi bumil KEK

dan anemia dengan menggunakan bahan local;

Pemeriksaan Hb di posyandu;

Pemantauan secara aktif minum tablet tambah darah;

Instruksi Bupati ke sekolah-sekolah ttg peningkatan cakupan pemberian

Tablet Fe dan TTD.

Angka Kesakitan DBD :

a. Kendala yang dihadapi :

Perilaku masyarakat terhadap kesehatan masih kurang (PHBS kurang);

Sanitasi lingkungan masih kurang;

Kerjasama linsek belum maksimal.

b. Upaya yg akan dilaksanakan :

Pendekatan promotif/preventif melalui penyuluhan PHBS;

Perbaikan kualitas perumahan dan sanitasi;

Peningkatan kerjasama lintas program dan lintas sector;

“Satu Rumah Satu Jumantik”.

Angka Kesakitan Hipertensi :

a. Kendala yang dihadapi :

Pemahaman masyarakat tentang hipertensi masih kurang;

Pola hidup masyarakat yang masih jarang melakukan aktivitas fisik;

Sudah terdiagnosa hipertensi lantas tidak ditanggapi dengan respon diri

untuk pengobatan;

Jarang mematuhi apa yang telah disarankan medis untuk cek kesehatan

secara rutin.

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016 Page 110

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA

b. Upaya yg akan dilaksanakan :

Kampanye GERMAS;

Pengadaan obat program (hipertensi).

Angka Kesakitan Diabetes :

a. Kendala yang dihadapi :

Masyarakat masih menganggap bahwa DM tidak mengkhawatirkan

sehingga tidak cepat diantisipasi;

Masyarakat masih menganggap bahwa DM tidak bisa disembuhkan.

b. Upaya yg akan dilaksanakan :

Kampanye GERMAS;

Penyuluhan langsung dan tidak langsung melalui poster, leaflet dll.

Upaya terobosan yang perlu dilakukan optimalisasi penyuluhan tentang

makanan bergizi pada ibu hamil, penyuluhan dan atau pelatihan cara

pengolahan makanan yang baik, penyuluhan terpadu dari semua sektor

terkait dan gerakan suami peduli.

Khusus untuk kejadian penyakit, beberapa penyakit yang selama ini

menjadi penyakit endemik di Kabupaten Lombok Utara diantaranya penyakit

Malaria, masih ditemukan, demikia pula kejadian penyakit demam berdarah.

Penyakit yang perlu mendapat prioritas perhatian adalah masih tingginya

penemuan penderita Tubercolosis (TB).Penyakit TB berkaitan erat dengan

pola hidup masyarakat yang belum menerapkan periku hidup bersih dan

sehat, maupun sanitasi lingkungan yang buruk, untuk itu pendekatan

promotif/preventif melalui PHBS harus digencarkan demikian pula perbaikan

terhadap kualitas perumahan dan sanitasi.

Khusus untuk kejadian penyakit, beberapa penyakit yang selama ini

menjadi penyakit endemik di Kabupaten Lombok Utara diantaranya penyakit

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016 Page 111

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA

Malaria, masih ditemukan, demikia pula kejadian penyakit demam berdarah.

Penyakit yang perlu mendapat prioritas perhatian adalah masih tingginya

penemuan penderita Tubercolosis (TB).Penyakit TB berkaitan erat dengan

pola hidup masyarakat yang belum menerapkan periku hidup bersih dan

sehat, maupun sanitasi lingkungan yang buruk, untuk itu pendekatan

promotif/preventif melalui PHBS harus digencarkan demikian pula perbaikan

terhadap kualitas perumahan dan sanitasi. Kejadian TBC positif yang relatif

tinggi ditemukan pada desa-desa wilayah perkotaan diantaranya pemenang

barat, pemenang timur, sigar penjalin, sokong, tanjung dan gondang.

5. Sasaran Terwujudnya Masyarakat Dengan Kualitas Pendidikan Lebih

Baik

Pencapaian sasaran Masyarakat dengan Kualitas Pendididikan Lebih Baik

diukur dengan indikator kinerja utama angka partisipasi murni SD sederajat,

angka partisipasi murni SMP sederajat, Aangka Partisipasi Kasar SMA

sederajat, rata-rata lama sekolah, jumlah putus sekolah SD sederajat, jumlah

putus sekolah SMP sederajat,jumlah putus sekolah SMA sederajat, nilai rata-

rata ujian akhir SD, SMP, SMA dan SMK. Target kinerja Tahun 2016 pada

angka partisipasi murni SD sederajat mencapai 98 %, angka partisipasi murni

SMP sederajat 97 %, Angka Partisipasi Kasar SMA sederajat mencapai 80 %,

rata-rata lama sekolah mencapai 5,17 tahun, jumlah putus sekolah SD

sederajat 0 kasus, jumlah putus sekolah SMP sederajat 0 kasus,jumlah putus

sekolah SMA sederajat ditekan mencapai 100 kasus, nilai rata-rata ujian akhir

SD mencapai 68, 6, SMP mencapai 49, SMA 5,80 dan SMK 5,6.

Tabel III.6

Capaian Kinerja Sasaran Masyarakat dengan Kualitas Pendidikan Lebih Baik Tahun 2016

Sasaran Strategis

Indikator Kinerja

Satuan Kondisi Th 2015

Target Th 2016

Capaian Th 2016

Ket

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016 Page 112

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA

Sasaran Strategis

Indikator Kinerja

Satuan Kondisi Th 2015

Target Th 2016

Capaian Th 2016

Ket

Masyarakat dengan kualitas pendidikan lebih baik

APM SD sederajat

% 96,37 98 97,32 Belum Tercapai

APM SMP sederajat

% 95,71 97 93,12 Belum Tercapai

APK SMA sederajat

% 77,98 80 81,26 Tercapai

Rata-rata lama sekolah

tahun 4,97 (Th 2014)

5,17 5,22* Tercapai

Jumlah putus sekolah SD sederajat

orang 0 0 39 Belum Tercapai

Jumlah putus sekolah SMP sederajat

orang 0 0 58 Belum Tercapai

Jumlah putus sekolah SMA sederajat

orang 156 100 96 Tercapai

Nilai rata-rata ujian akhir

SD angka 67 68,6 62,49 Belum Tercapai

SMP angka 45 49 56,36 Tercapai

SMA angka 5,62 5,80 7 Tercapai

SMK angka 5,3 5,6 5 Belum Tercapai

Dari hasil pengukuran dan evaluasi kinerja, dari 11 indikator kinerja

utama sasaran masyarakat dengan kualitas penddikan yang lebih baik, 5

indikator dapat mencapai target yang ditentukan yakni APK SMA sederajat,

rata-rata lama sekolah (data BPS), jumlah putus sekolah SMA sederajat, nilai

rata-rata ujian akhir SMP, dan nilai rata-rata ujian akhir SMA, sementara 6

indikator belum dapat mencapai target kinerja yang ditentukan yakni APM

SD sederajat, APM SMP sederajat, jumlah putus sekolah SD sederajat, jumlah

putus sekolah SMP sederajat dan nilai rata-rata ujian akhir SD.

Gambar III.6 Grafik Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten/Kota

di Provinsi NTB dan Pertumbuhannya Tahun 2015

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016 Page 113

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA

76.37 72.99 68.38 64.56 64.62 63.91 63.48

62.83 62.74 61.15

0,97 0,71 0,48

0,97 0,58

0,69 0,85 1,05 1,03

1,63

Sumber : BPS Provinsi Nusa Tenggara Barat tahun 2016

Indikator yang belum mencapai target APM SD sederajat yang baru

mencapai 97,32 % (target RPJMD 98 %), APM SMP sederajat 93,12 % (terget 97

%), jumlah putus sekolah SD sederajat yang mencapai 39 kasus (target 0

kasus), jumlah putus sekolah SMP sederajat 58 kasus (target 0 kasus) dan

nilai rata-rata ujian akhir SD dengan capaian 62,49 (target 68,6).

Permasalahan siswa putus sekolah memerlukan perhatian dan

penanganan yang intensif dan komprehensif melibatkan semua pihak. Putus

sekolah terjadi diantaranya karena permasalahan kemiskinan, sementara

kasus siswa putus sekolah pada jenjang pendidikan menengah ini

didominasi oleh siswa perempuan yang putus sekolah karena pernikahan

usia muda. Kondisi ini tentu memerlukan penanganan intensif untuk dapat

ditekan pada tahun-tahun berikutnya.Melaksanakan anjangsana langsung di

rumah siswa yang putus sekolah guna melakukan upaya penarikan siswa

tersebut kembali masuk sekolah dengan menyediakan beasiswa retrieval

dapat menjadi alternatif solusi untuk mengurangi putus sekolah karena

permasalahan kemiskinan, sementara itu permasalahan pernikahan pada

usia anak (sebelum umur 18 tahun) yang kerap menjadi penyebab putus

sekolah di jenjang SMA sederajat dapat dicegah dengan menumbuhkan

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016 Page 114

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA

kesadaran masyarakat, menyusun regulasi pendewasaan usia pernikahan

baik di tingkat kabupaten mapun tingkat desa.

Indikator APM SD sederajat dan SMP sederajat belum memenuhi target

RPJMD beberapa diantaranya karena terbatasnya jumlah dan kompetensi

tenaga pendidik, relatif rendahnya mutu dan relevansi pendidikan, adanya

masyarakat yang tinggal di wilayah yang masih belum memiliki akses jalan

yang baik ditambah kondisi geografisdan jangkauan informasi yang terbatas

sehingga implikasinya pada rendahnya kesadaran dan pemahaman akan

pentingnya pendidikan, namun demikian pemerintah segera menyikapi

persoalan tersebut dengan memprioritaskan pembangunan akses jalan

melalui penambahan target status jalan Kabupaten menjadi 400 Km dengan

harapan dapat menjadi daya dukung pencapaian target-target RPJMD yang

tentunya saling berhubungan satu sama lainnya, menyelenggarakan

sosialisasi dan penyuluhan kepada kelompok masyarakat yang rentan

berpendidikan rendah khususnya para wali murid mengenai hak

mendapatkan pelayanan pendidikan bagi laki-laki maupun perempuan,

meningkatkan kapasitas tenaga pendidik melalui peningkatan keterampilan

dan pendidikan bagi tenaga pendidik, melakukan percepatan

penyelenggaraan program kembali ke khittah pendidikan guna

mengembalikan roh pendidikan pada esensi yang sesungguhnya.

Indikator nilai rata-rata ujian akhir Sekolah Dasar belum memenuhi target

RPJMD diantaranya sarana dan prasarana pendukung berupa buku pedoman

kembali ke khittah pendidikan dan buku saku siswa belum dimiliki oleh

seluruh siswa, masih rendahnya perhatian orang tua untuk melakukan

pengawasan terhadap anak dalam persiapan menghadapi ujian, Tim

pengembangan yang dibentuk belum melaksanakan tugas dan fungsi secara

maksimal dan belum optimalnya pemantauan oleh tim pengembangan

maupun Dinas terkait disebabkan oleh keterbatasan anggaran, oleh karena

itu dalam rangka melakukan upaya perbaikan guna menangani kendala

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016 Page 115

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA

dimaksud dilakukan melalui penguatan kapasitas semua unsur pendidikan

yang terdiri dari Dinas, Pengawas, Kepala Sekolah, Guru dan tenaga

pendidikan lainnya, menyiapkan dan menyelenggarakan program khusus

pembinaan siswa lebih awal dalam menghadapi ujian melalui pengayaan

maupun les tambahan di sekolah, sosialisasi kepada Wali murid melalui

pertemuan forum Komite Sekolah guna mengharap dukungan pengawasan

terhadap siswa yang akan menghadapi ujian, memberikan dukungan

prioritas anggaran pendidikan pada program yang memberi dampak kongkrit

pada perkembangan pendidikan di Kabupaten Lombok Utara serta

menggerakkan kembali Tim pengembangan agar bekerja maksimal guna

melakukan pemantauan evaluasi dan tindak lanjut dalam mendukung

capaian nilai ujian sesuai target yang telah ditetapkan.

Meskipun masih menghadapi berbagai permasalahan, pembangunan

pendidikan selama ini menunjukkan hasil yang siginfikan pada perbaikan

Indeks Pembangunan Manusia.IPM Kabupaten Lombok Utara menunjukkan

peningkatan terprogresif pada indikator harapan lama sekolah dan

peningkatan daya beli. Pencapaian ini harus ditingkatkan untuk dapat

mensejajarkan IPM Kabupaten Lombok Utara dengan kabupaten-kabupaten

lain dengan secara terus-menerus memberikan prioritas pada pembangunan

pendidikan disertai inovasi dan kreativitas pemecahan masalah, seiring

dengan pembangunan kesehatan dan peningkatan daya beli masyarakat yang

juga menjadi komponen IPM.

6. Sasaran Meningkatnya Kualitas Hidup Perempuan dan Anak

Indikator kinerja utama untuk sasaran Meningkatnya Kualitas Hidup

Perempuan dan Anak adalah angka partisipasi sekolah perempuan, yang

terdiri dari APM Perempuan pada jenjang SD sederajat, APM Perempuan pada

jenjang pendidikan SMP sederajat, APK perempuan pada jenjang SMA

sederajat, Jumlah putus sekolah perempuan pada jenjang pendidikan SD

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016 Page 116

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA

sederajat, SMP sederajat, SMA sederajat, Persentase Desa dengan Sekolah

Perempuan dan Persentase penanganan kasus kekerasan terhadap

perempuan dan anak. Target kinerja di tahun 2016 untuk angka partisipasi

sekolah perempuan, yang terdiri dari APM Perempuan pada jenjang SD

sederajat mencapai 98 %, APM Perempuan pada jenjang pendidikan SMP

sederajat 97 %, APK perempuan pada jenjang SMA sederajat 80 %, Jumlah

putus sekolah perempuan pada jenjang pendidikan SD sederajat ditargetkan

0 kasus, SMP sederajat 0 kasus, SMA sederajat dapat diturunkan menjadi 75

kasus, Persentase Desa dengan Sekolah Perempuan mencapai 20 % dan

Persentase penanganan kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak

mencapai 80 %.

Tabel III.7 Target Kinerja Sasaran Meningkatnya Kualitas Hidup Perempuan dan Anak

Tahun 2016

Sasaran Strategis

Indikator Kinerja Satuan Kondisi Th 2015

Target Th 2016

Capaian Th 2016 Ket

Meningkatnya kualitas hidup perempuan dan anak

Angka partisipasi sekolah perempuan

APM SD sederajat

% 96,37 98 110,63 Tercapai

APM SMP sederajat

% 95,71 97 96,73 Belum Tercapai

APK SMA sederajat

% 75,07 80 67,94 Belum Tercapai

Angka putus sekolah perempuan

SD sederajat Kasus 0 0 13 Belum Tercapai

SMP sederajat Kasus 0 0 22 Belum Tercapai

SMA sederajat Kasus 125 75

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016 Page 117

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA

Persentase Desa dengan Sekolah Perempuan

% 12 20 15 Belum Tercapai

Persentase penanganan kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak

% 70 80 98 Tercapai

Dari hasil pengukuran, sebagian besar indikator kinerja sasaran

meningkatnya kualitas hidup perempuan dan anak belum dapat mencapai

target yang direncanakan, kondisi ini memerlukan perhataian dan

penanganan yang lebih intensif untuk dapat meningkatkan kualitas hidup

perempuan sehingga kualitas hidup perempuan dan sejajar dengan laki-laki.

Partisipasi sekolah, ada semua jenjang pendidikan baik perempuan dan laki-

laki harus terus ditingkatkan. Sementara itu sebagaimana diuraikan di atas,

masih tingginya kejadian putus sekolah pada perempuan di jenjang

pendidikan menengah memerlukan penangangan yang kompherensif dan

melibatkna semua pihak yang terkait. Mulai dari penumbuhan kesadaran

akan pentingnya pendidikan, baik pada orantua dan anak itu sendiri, pada

orangtua dapat dilakukan melalui kegiatan sosialisasi sampai ke level yang

paling bawah (dantaranya dengan menggencarkan kegiatan peningkatan

kapasitas perempuan/sekolah perempuan), sosialisasi di sekolah-sekolah

mulai deri pendidikan dasar sampai dengan menengah, penyediaan sarana

pendidikan yang terjangkau dan memenuhi standar pelayanan minimal,

penyusunan regulasi pendewasaan usia pernikahan maupun pemberdayaan

ekonomi orangtua yang juga berpengaruh penting terhadap keberlangsungan

pendidikan. Di sisi lain peran pemerintah dengan menggencarkan

penyediaan beasiswa pendidikan tertama beasiswa melanjutkan menjadi

alternatif solusi pada titik kritis terjadinya putus sekolah yang sering terjadi

ketika hendak melanjtkan ke pendidikan yang lebih tinggi.

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016 Page 118

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA

Sementara itu, meskipun indikator persentase penanganan kasus

kekerasan terhadap perempuan dan anak dapat mencapai target yang

ditentukan, kecenderungan terjadinya peningkatan kasus kekerasan

terhadap perempuan dan anak, termasuk kasus anak berhadapan dengan

hukum (ABH) perlu mendapatkan perhatian yang serius dari semua pihak.

Upaya peningkatan keimanan dan ketaqwaan serta peningkatan akhlak dan

budi pekerti sebagaimana yang diuraikan pada sasaran 1, memegang peranan

yang sangat penting, demikain pula keterlibatan dan peran aktif masyarakat

dalam pencegahan dan pemantauan permasalahan sosial yang melibatkan

perempuan anak. Penyusunan Regulasi tingkat Kabupaten maupun regulasi

desa (perdes) dan regulasi yang berbasis kearifan lokal (awiq-awiq) juga

menjadi bagian yang tidak kalah pentingnya. Di tingkat Kabupaten,

Kabupaten Lombok Utara telah menetapkan Peraturan Daerah Nomor 2

Tahun 2016 tentang Pengarusutamaan Gender dan Peraturan Daerah tentang

Penyelengggaraan Perlindungan Perempuan dan Anak.

7. Sasaran Meningkatnya Pertumbuhan Ekonomi dan Mengurangi Kemiskinan dengan Menjadikan Pariwisata sebagai Lokomotif Penggerak Ekonomi

Sebagaimana diuraikan pada bagian terdahulu, struktur ekonomi

Kabupaten Lombok Utara hingga pada tahun 2015 masih didominasi oleh

sektor pertanian, kehutanan dan perikanan sebesar 34,32%; diikuti sektor

perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor yang

kontribusinya sebesar 13,56%; sektor konstruksi sebsar 8,64%; penyediaan

akomodasi dan makan minum sebesar 7,31%; administrasi pemerintahan,

pertanahan dan jaminan social sebesar 7,29%; jasa pendidikan sebesar

5,67%; transportasi dan pergudangan sebesar 5,31%; real estate sebesar

4,43%; pertambangan dan penggalian sebesar3,65%; jasa keuangan dan

asuransi sebesar 2,41%; jasa lainnya sebesar 2,18%;informasi dan

komunikasi sebesar 1,76%;jasa kesehatan dan kegiatan sosial sebesar 1,67%;

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016 Page 119

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA

industri pengolahan sebesar 1,35 %; jasa perusahaan sebesar 0,26%;

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang sebesar 0,14%;

Pengadaan Listrik dan Gas sebesar 0,09.

Menilik data kontribusi per sektor terhadap PDRB, secara umum potensi

unggulan daerah Kabupaten Lombok Utara bertumpu pada kriteria Pertanian

dalam arti luas, kriteria perdagangan kemudian kriteria penyediaan

akomodasi dan makan minum yang sebagian besar disumbangkan oleh

aktivitas Pariwisata. Perkembangan Kabupaten Lombok Utara sebagai

destinasi wisata menunjukkan progres yang signifikan selama 3 tahun

terakhir yang diindikasikan dengan pertumbuhan sektor/kriteria penyediaan

akomodasi dan makan minum yang tumbuh diatas rata-rata pertumbuhan

ekonomi Kabupaten, selama 3 (tiga) tahun terakhir, penyediaan akomodasi

dan makan minum tumbuh mencapai 7 % per tahun, jauh diatas rata-rata

pertumbuhan ekonomi kabupaten yang mencapai 4,6 % per tahun.

Meskipun memiliki potensi unggulan sebagai destinasi wisata,

pertumbuhan sektor paraiwisata ini belum secara signifikan mendorong

pertumbuhan sektor lainnya termasuk pertanian dan industri pengolahan.

Kebutuhan aktivitas pariwisata termasuk kebutuhan produk-produk

pertanian untuk konsumsi wisatawan, kebutuhan industri kerajinan untuk

oleh-oleh terutama wisatawan domestik justru disupply oleh kabupaten lain

bahkan oleh provinsi lain (Provinsi Bali). Di sisi lain aktivitas pariwisata

hanya terpusat di destinasi wisata unggulan yakni 3 Gili (teruatama Gili

Trawangan), belum menyebar secara merata ke seluruh wilayah, sehingga

aktivitas pariwisata belum secara signifikan mempengaruhi penurunan

kemiskinan yang menjadi permasalahan utama di Kabupaten Lombok Utara.

Untuk itu dalam RPJMD 2016-2021 dipilih strategi dan arah kebijakan yang

pertumbuhan ekonomi yang berkualitas artinya pertumbuhan ekonomi yang

secara signifikan mengurangi kemiskinan, dengan menjadikan sektor

praiwisata sebagai lokomotif pertumbuhan ekonomi (antara lain, produksi

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016 Page 120

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA

pertanian harus mampu mensupllay kebutuhan pariwisata, demikian pula

sektor industri pengolahan di dorong untuk mensupply kebutuhan

pariwisata serta pengembangan destinisasi wisata baru berbasis

masyarakat/desa wisata untuk mengoptimalkan peran sektor pariwisata

dalam mengurangi kemiskinan).

Sasaran meningkatnya pertumbuhan ekonomi dan mengurangi

kemiskinan dengan menjadikan pariwisata sebagai lokomotif penggerak

ekonomi, diukur dengan rata-rata pertumbuhan ekonomi, jumlah kunjungan

wisatawan, rata-rata lama tinggal wisawatawan, jumlah kunjungan wisatawan

ke desa wisata, wirausaha baru, rata-rata pertumbuhan sektor pertanian,

produksi padi, produksi jagung, produksi kacang tanah, produksi bawang

merah, produk pertanian untuk pariwisata (produksi melon/semangka,

produksi tomat, produksi cabe besar/keriting, cabe rawit, mentimun jepang,

paprika, selada, mangga, buah naga, strawberry, kakao, kopi, kelapa, telur,

daging, perikanan tangkap, perikanan budidaya, madu, bambu) pertumbuhan

sektor industri pengolahan, jumlah industri berbabis pertanian,

menurunnnya angka kemiskinan, skor pola pangan harapan, menurunnya

keluarga Pra Sejahtera, serta persentase Bumdes yang diperkuat. Target

kinerja tahun 2016 untuk rata-rata pertumbuhan ekonomi mencapai 5 %,

jumlah kunjungan wisatawan mencapai 750.000 orang, rata-rata lama tinggal

wisawatawan mancanegara 3,6 hari, rata-rata lama tinggal wisatawan

nusantara 3,2 hari, jumlah kunjungan wisatawan ke desa wisata mencapai

5.000 orang, wirausaha baru 1.000 orang, rata-rata pertumbuhan sektor

pertanian 3,5 %, produksi padi 77.640 ton, produksi jagung 36.599 ton,

produksi kacang tanah 13.778 ton, produksi bawang merah 15 ton, produk

pertanian untuk pariwisata (produksi melon/semangka 40 ton, produksi

tomat 100 ton, produksi cabe besar/keriting 10 ton, produksi cabe rawit 325

ton, produksi mentimun jepang 1 ton, paprika 0,5 ton, selada 0,2 ton,

mangga 50 ton, buah naga 3 ton, strawberry 0,5 ton, kakao 1.430 ton, kopi

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016 Page 121

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA

795 ton, kelapa 11.846 ton, telur 11.085.180 butir, daging 1.085 ton,

perikanan tangkap 7.874 ton, perikanan budidaya 94 ton, madu 3.749 ton,

bambu 68.612 batang) pertumbuhan sektor industri pengolahan 3,91 %,

jumlah industri berbabis pertanian 1.639 sentra, menurunnnya angka

kemiskinan menjadi 31,63 %, skor pola pangan harapan 80,6, menurunnya

keluarga Pra Sejahtera menjadi 32, 5 %, serta persentase Bumdes yang

diperkuat mencapai 20 %.

Tabel III.8 Target dan Capaian Kinerja Sasaran Meningkatnya Pertumbuhan Ekonomi

dan Mengurangi Kemiskinan dengan Menjadikan Pariwisata sebagai Lokomotif Penggerak Ekonomi

Sasaran Strategis

Indikator Kinerja Satuan Kondisi Th 2015

Target Th 2016

Capaian Th 2016

Ket

Meningkatnya pertumbuhan ekonomi dan mengurangi kemiskinan dengan menjadikan pariwisata sebagai lokomotif penggerak ekonomi

Rata-rata pertumbuhan ekonomi

% 4,6 5 - Data belum tersedia (BPS)

Jumlah kunjungan wisatawan

orang 535.524 750.000 664.774 Belum Tercapai

Rata-rata lama tinggal wisatawan mcnegara

hari 3,5 3,6 3,2 Belum Tercapai

Rata-rata lama tinggal wisatawan nusantara

hari 3,0 3,2 3 Belum Tercapai

Jumlah kunjungan wisatawan ke desa wisata

orang 4.818 5.000 5.200 Tercapai

Wirausaha baru (target kumulatif)

orang - 1.000 1.106 Tercapai

Rata-rata pertumbuhan sektor pertanian

% 2,46 3,5 - Data belum tersedia (BPS)

Produksi Padi (GKP) Ton 74.415 77.640 63.077,84 Belum Tercapai

Jagung (pipilan) Ton 34.856 36.599 44.233,45 Tercapai

Kacang Tanah (Gelondong Kering)

Ton 13.122 13.778 11.219,03 Belum Tercapai

Bawang Merah Ton 15,0 205,20 Tercapai

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016 Page 122

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA

Sasaran Strategis

Indikator Kinerja Satuan Kondisi Th 2015

Target Th 2016

Capaian Th 2016

Ket

Produk Pertanian untuk Pariwisata

Melon Ton 40,0 54,45 Tercapai

Tomat Ton 100,0 424,42 Tercapai

Cabe Besar/keriting Ton 10,0 197,16 Tercapai

Cabe rawit Ton 325,0 837,38 Tercapai

Mentimun Jepang Ton 1,0

Paprika Ton 0,5 0,5 Tercapai

Selada Ton 0,2

Mangga Ton 50 4.057 Tercapai

Buah Naga Ton 3 243,43 Tercapai

Stawberry Ton 0 0,5 0,2 Belum tercapai

Kakao Ton 1.300 1.430 1.427,18 Belum Tercapai

Kopi Ton 723 795 678,80 Belum Tercapai

Kelapa Ton 11.282 11.846 11.250,58 Belum Tercapai

Telur Butir 6.356.475 11.085.180 13.121.677 Tercapai

Daging Ton 859,80 1.085,64 859,81 Belum Tercapai

Perikanan Tangkap Ton 7.159 7.874 6.289,70 Belum Tercapai

Perikanan Budidaya Ton 40 94 77,79 Belum Tercapai

Madu Liter 3.124 3.749 4.145 Tercapai

Bambu Batang 60.765 68.612 69.550 Tercapai

Pengolahan/Industrialisasi Hasil Pertanian

Pertumbuhan sektor industri pengolahan

% 3,41 3,91 - Data blm tersedia (BPS)

Jumlah industri berbasis pertanian

sentra 1535 1639 1.571 Belum tercapai

Menurunnya Angka Kemiskinan

% 34,13 (th. 2015)

31,63 - Data blm tersedia (BPS)

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016 Page 123

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA

Sasaran Strategis

Indikator Kinerja Satuan Kondisi Th 2015

Target Th 2016

Capaian Th 2016

Ket

Skor Pola Pangan Harapan

% 79,4 80,6

Menurunnya keluarga Pra Sejahtera

% 35 32,5 30 Tercapai

Penguatan Perekonomian Desa

Persentase Bumdes yang diperkuat

% 10 20 56 Tercapai

Dari hasil pengukuran di akhir tahun 2016, jumlah kunjungan

wisatawan mencapai 664.774 (belum mencapai target besarnya 750.000

orang), demikian pula rata-rata lama tinggal wisawatawan mancanegara yang

baru mencapai 3,2 hari (belum mencapai target 3,6 hari), rata-rata lama

tinggal wisatawan nusantara 3 hari (belum mencapai target 3,2 hari). Namun

demikian jumlah kunjungan wisatawan ke desa wisata dapat melampaui

target yakni sebanyak 5.200 orang (dapat melampaui target yang sebesar

5.000 orang), adapun kendalanya sebagai berikut ;

Kurangnya keterbukaan informasi dari pengusaha wisata khususnya

hotel dan restoran.

Kurangnya SDM yang berimplikasi pada lemahnya sistem dalam

pendataan kunjungan wisatawan.

Terbatasnya anggaran untuk melakukan pendataan.

Upaya yang dilakukan :

Melakukan pendekatan persuasif dan bersurat kepada pengusaha

wisata khususnya hotel perihal penyampaian data kunjungan

wisatawan secara langsung maupun email sebagai bahan evaluasi

perencanaan program peningkatan dan pengembangan wisata.

Meningkatkan kualitas dan kuantitas SDM untuk percepatan

melakukan pendataan door to door.

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016 Page 124

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA

Strategi lainnya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang

mengurangi keemiskinan adalah dengan mendorong tumbuhnya wirausaha

baru. Fasilitasi wirausaha baru yang digencarkan dalam periode 2016-2021

adalah dengan fasilitasi pelatihan dan pendampingan serta bantuan modal

Rp. 3.000.000 per orang, dengan target sampai dengan akhir tahun 2021

sebanyak 12.000 wirausaha baru. Meskipun program wirausaha baru dan

bantuan modal, masih dalam penyusunan regulasi, ditahun 2016 jumlah

wirausaha baru yang tumbuh secara swadaya di masyarakat pada berbagai

sektor usaha mencapai 1.106 orang (dari target 1.000 orang).

Sementara itu produksi pertanian terutama tanaman pangan masih

tumbuh secara fluktuatif, produksi padi yang ditargetkan mencapai 77.640

ton belum mencapai target dengan capaian produksi 63.077 ton, kendalanya:

Pemanfaatan teknologi budidaya tanaman padi yang masih kurang seperti

sistem jajar legowo yang pada dasarnya dengan sistem ini dapat

meningkatkan populasi tanaman sehingga produktivitas dapat

ditingkatkan, implikasinya pada peningkatann. Selain itu teknologi yang

belum banyak digunakan adalah teknologi pemupukan berimbang, untuk

memenuhi gizi tanaman diperlukan unsur-unsur yang terkandung dalam

pupuk diantaranya unsur Nitrogen, Phospor, Kalium dan bahan organik.

Sementara selama ini pupuk yang banyak digunakan oleh masyarakat

hanya pupuk urea saja yang didalamnya hanya mengandung unsur

Nitrogen saja sehingga hasil produksi yang dihasilkan juga tidak

maksimal.

Semakin berkurangnya luas sawah yang diakibatkan oleh meningkatnya

alih fungsi lahan. Seperti diketahui bahwa saat ini banyak sekali lahan

sawah yang sudah berubah fungsi menjadi bangunan, sehingga

mengurangi luas areal untuk menanam padi. Dengan berkurangnya luas

tanam maka produksi padi juga mengalami penurunan dari tahun

sebelumnya.

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016 Page 125

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA

Tidak maksimalnya air yang masuk ke lahan sawah yang disebabkan oleh

beberapa faktor antara lain :

Banyak jaringan irigasi yang sudah rusak.

Banyak di beberapa wilayah yang tanahnya poros sehingga air irigasi

tidak bisa tersimpan lama.

Di beberapa wilayah saat ini air irigasi tidak semata-mata digunakan

untuk keperluan pertanian saja, tapi juga untuk kebutuhan sehari-hari(

mandi, mencuci, dll) sehingga otomatis air yang masuk ke areal

persawahan juga berkurang.

Dengan berkurangnya volume air irigasi ke lahan sawah, hal itu dapat

mempengaruhi produksi padi. Sebagian petani kadang mereka menanam

tanaman lain (cengkeh) di lahan sawah karena merasa kalau mereka

menanam padi mereka akan tidak memperoleh hasil yang maksimal.

Selain itu, produksi padi pada tahun 2016 tidak mencapai target hal ini

dikarenakan adanya serangan hama dan organism pengganggu tanaman

(OPT).

Upaya/solusi yang dilakukan :

Kegiatan rehabilitasi jaringan irigasi di beberapa lokasi. Dengan

memprioritaskan penganggaran, mengingat hal ini belum bisa dilakukan

dengan maksimal karena banyaknya jaringan irigasi yang rusak

sedangkan anggaran yang tersedia belum mencukupi.

Pelaksanaan penyuluhan tentang Pengendalian Hama Penyakit Tanaman

(SLPHT).

Menyusun kebijakan penentuan kawasan khusus sehingga tersusun

rencana tata ruang khusus kawasan pertanian, pemukiman, wisata,

perkebunan dll.

Melakukan kaji terap sebagai bahan refrensi terapan pertanian guna

menemukan pola yang tepat dalam mengembangkan produksi pertanian.

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016 Page 126

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA

Sementara produksi jagung dapat melampaui target (36.599 ton)

dengan prduksi 44.233 ton, upaya yang dilakukan :

Pemberian bantuan bibit jagung pada kelompok tani, sebab harga bibit

yang relatif tinggi.

Penyuluhan tentang budidaya tanaman jagung untuk memperoleh hasil

produksi yang maksimal.

Produksi kacang tanah mencapai 11.219 ton (belum mencapai target

13.778 ton), dikarenakan :

Harga bibit yang mahal. Karena harga bibit mahal, maka petani beralih ke

komoditas lain untuk ditanam di sawahnya. Misalnya jagung, sayuran

dan lain-lain.

Upaya yang dilakukan :

Melakukan penyuluhan kepada petani tentang budidaya tanaman kacang

tanah, melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat mendongkrak produksi

komoditas kacang tanah.

Produksi bawang merah jauh melampaui target dengan produksi 205,2

ton (target 15 ton), upaya yang dilakukan :

Pemberian bantuan bibit bawang merah, baik bantuan dari pemerintah

provinsi maupun kabupaten.

Demplot budidaya tanaman bawang

Pemberian bantuan peralatan seperti cultivator (alat pembuatan

bedengan, pompa air dan handsprayer)

Masih fluktuatifnya produksi pertanian tanaman pangan ini secara

umum diantaranya disebabkan belum optimalnya produktivitas pertanian di

lahan kering (80 %) lahan pertanian di Kabupaten Lombok Utara merupakan

lahan kering), terjadinya fenomena perubahan iklim, kecenderungan alih

fungsi lahan di lahan basah untuk menjadi pemukiman, serta fenomena

kejenuhan tanah di lahan basah karena penggunaan pupuk anorganik. Untuk

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016 Page 127

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA

itu diperlukan inovasi untuk meningkatkan produksi lahan kering tadah

hujan diantaranya dengan mengalirkan air dari sumber-sumber air

permukaan dengan irigasi tertutup (pipa) mengingat jenis tanah di lahan

kering bersifat porous serta untuk mengurangi penguapan, peningkatan

pengetahuan dan kapasitas petani untuk menghadapi fenomena peubahan

iklim, pembatasan secara tegas alih gungsi lahan, dan perbaikan terhadap

unsur hara tanah dengan penggencaran penggunaan pupuk organik.

Kabupaten Lombok Utara sendiri beberapa tahun terakhir telah

menggencarkan pemasangan instalasi Biogas yang berasal dari kotoran

ternak. Lebih dari 1.500 unit Bioags telah terpasang dan digunakan oleh

rumah tangga peternak. Produk sampingan dari Biogas (selain gas yang dapat

digunakan untuk sumber energi panas maupun litrik) adalah Bioslurry (padat

dan cair) yang berdasarkan hasil penelitian berfungsi sebagai pupuk organik

yang dapat mneingkatkan produktivitas tanaman secara signifikan. Untuk itu

ke depan penggunaan pupuk organik Bioslurry akan digencarkan untuk

memperbaiki unsur hara baik di lahan basah dan lahan kering sehingga

dapat meningkatkan produktivitas tanaman.

Selanjutnya produk-produk pertanian yang diharapkan menjawab

kebutuhan pariwisata sebagaian besar dapat mencapai target yang

ditentukan diantaranya : produksi melon mencapai 54,45 ton, melampaui

target yang besarnya 40 ton, produksi tomat mencapai 424,42 melampaui

target 100 ton, produksi cabe besar/keriting 197,16 ton (melampaui target

10 ton), produksi cabe rawit 837 ton (dari target 325 ton), produksi paprika

02, ton (dari target 0,5 ton), produksi mangga mencapai 4.057 ton (dari

target 50 ton), produksi buah naga 243,43 ton (dari target 3 ton).Produksi

telur dapat melampaui target (11.085.180 butir) dengan produksi mencapai

13.121.677 butir, produksi daging mencapai 859,81 dari target 1.085 ton,

perikanan tangkap mencapai 6.289,70 ton dari target 7.874 ton, perikanan

budidaya mencapai 77,79 ton (dari target 94 ton), produksi madu mencapai

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016 Page 128

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA

4.145 liter (dari target 3.749 liter), bambu mencapai 69.550 batang (dari

target 68.612 batang). Kendala target yang belum tercapai :

Petani masih belum banyak menguasai tentang budidaya tanaman melon,

sementara pemeliharaan tanaman melon harus dilakukan secara intensif.

Serangan penyakit busuk buah sering terjadi pada tanaman tomat,

mempengaruhi produksi tomat.

Kendala yang sering dihadapi oleh para petani cabai adalah adanya

serangan lalat buah, dan penyakit yang disebabkan oleh bakteri dan jamur

yang berimplikasi pada rendahnya produksi.

Tanaman selada dan mentimun jepang belum banyak dikenal oleh

masyarakat, sehingga teknologi budidayanya juga belum familiar bagi

petani, sehingga masih belum banyak petani yang membudidayakan

tanaman ini.

Harga bibit yang mahal menyebabkan petani beralih ke komoditas lain

untuk ditanam semisal jagung, sayuran dan lain-lain.

Teknologi budidaya belum dikuasai sehingga masih belum banyak petani

yang melakukan budidaya tanaman buah naga.

Upaya yang dilakukan :

Pemberian bantuan benih melon, bibit tomat, obat-obatan, sarana

produksi (pupuk), mulsa.

Pemberian bantuan peralatan dan mesin (Cultivator, Handsprayer dan

Pompa Air).

Untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat dan petani mungkin perlu

dilakukan demplot budidaya mentimun jepang, demplot budidaya

tanaman paprika, demplot budidaya tanaman selada.

Teknologi pembuahan di luar musim (off season). Ada beberapa petani

mangga yang sudah mencoba teknologi pembuahan di luar musim (off

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016 Page 129

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA

season). Dengan teknologi ini lamanya berbuah pohon mangga bisa

ditambah sehingga otomatis akan meningkatkan produksi mangga.

Pemberian bantuan bibit mangga diharapkan akan menambah populasi

tanaman mangga, sehingga dalam waktu 3 – 5 tahun berikutnya produksi

akan bertambah.

Memfasilitasi petani yang secara swadaya telah membudidayakan buah

naga dan hasilnya cukup baik.

Pelaksanaan demplot budidaya tanaman strawberry (dilaksanakan oleh

UNRAM).

Selanjutnya produksi hasil perkebunan yang selama ini menjadi

unggulan di Kabupaten Lombok Utara yakni kakao, kopi dan kelapa

menunjukkan kecenderungan penurunan. Produksi kakao sedikit lebih

rendah dari target yang besarnya 1.430 ton, produksi kopi mencapai 678,80

ton (dari target 795 ton), produksi kelapa 11.250,58 ton (dari target 11.846

ton). Kendalanya sebagai berikut :

Anomali cuaca, adanya musim hujan yang panjang pada saat pohon

coklat, pohon kopi dan pohon kelapa mulai berbuah sehingga

mengakibatkan banyak bunga yang rusak berimplikasi pada

berkurangnya produksi.

Serangan hama dan embun minyak.

Alih fungsi lahan, dengan beralihnya fungsi lahan kebun kelapa

sehingga populasi kelapa juga berkurang implikasinya pada produksi

kelapa.

Permintaan janur meningkat.

Meningkatnya permintaan bahan bangunan (kayu kelapa)

Upaya yang dilakukan :

Pemberian bantuan bibit coklat, kopi dan kelapa pada masyarakat.

Pelatihan tentang pengendalian hama penyakit perkebunan.

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016 Page 130

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA

Sosialiasi penggunaan bahan bangunan baja ringan agar tidak

menggunakan kayu kelapa sebagai bahan bangunan.

Sampai dengan penulisan laporan ini, berbagai data indikator kinerja

utama yang bersumber dari BPS seperti angka kemiskinan, pertumbuhan

ekonomi dan pertumbuhan per sektor belum dapat diterbitkan oleh BPS.

Data terakhir di tahun 2015 mneunjukkan bahwa angka kemiskinan di

Kabupaten Lombok Utara tetap menurun walaupun tidak mencapai 1 %.

Kondisi percepatan penurunan yang terus melambat memerlukan strategi

penanganan yang semakin tajam dengan mengedepankan pendekatan

penanggulangan kemiskinan yang holistik, integratif, tematik dan spasial

(“HITS”). Holistik artinya dilakukan secara menyeluruh baik itu perlindungan

sosial (kebutuhan pokok, pendidikan, kesehatan), pemberdayaan ekonomi,

penyediaan kebutuhan infrastruktur dasar (jalan, listrik, air bersih) serta

peningkatan dan diversifikasi konsumsi yang dilakukan secara terintegrasi

antar berbagai pihak dan SKPD, berbasis pada potensi dan kondisi (tematik)

masing-masing wilayah kantong kemiskinan serta jelas lokasi (spasial) nya

dengan target intervensi yang tepat (penerima intervensi memang

masyarakat miskin). Pendekatan ini sangat penting meningat keterbatasan

anggaran yang dimiliki oleh daerah ditengah permasalahan kemiskinan yang

tinggi (34,13 % di tahun 2015). Selaian bersumber dari APBD, sangat penting

pula upaya penanggulangan dan sumber pembiayaan yang berasal dari

pihak swasta (CSR) dan masyarakat itu sendiri melalui penumbuhkembangan

kesetiakawanan sosial (zakat dan sedekah).

Meskipun data angka kemiskinan belum diterbitkan BPS, berdasarkan

data klasifikasi kesejahteraan keluarga yang dikumpulkan oleh Dinas

Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana dan Pemberdayaan masyarakt

Desa, terjadi penurunan yang sigifikan terhadap jumlah keluarga Pra

Sejahtera yang mencapai 35 % di Tahun 2015 dan dapat diturunkan menjadi

30 % di Tahun 2016 (melampaui target RPJMD di Tahun 2016 yang besarnya

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016 Page 131

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA

32,5 %). Keluarga Pra Sejahtera adalah keluarga yang belum dapat memenuhi

kebutuhan pangan, sandang dan papan sesuai kebutuhan hidup secara layak.

Diharapkan dengan penurunan secara siginifikan persentase keluarga Pra

Sejahtera ini juga mengindikasikan penurunan angka kemiskinan secara

signifikan, walaupun sampai dengan saat ini angka kemiskinan tahun 2016

belum dapat disampaikan oleh BPS.

Gambar III.7

Penurunan Kemiskinan Kabupaten Lombok Utara Tahun 2010-2015

8. Sasaran Pelayanan Publik Berkualitas dan Memuaskan Masyarakat

Untuk mengukur pencapaian sasaran pelayanan publik berkualitas dan

memuaskan masyarakat diukur dengan indikator kinerja utama indeks

kepuasan masyarakat dan nilai kepatuhan pemenuhan komponen pelayanan

publik. Target capaian indeks kepuasan masyarakat di tahun 2016 mencapai

60 sementara nilai kepatuhan mencapai 25 (indeks).

Berdasarkan hasil pengukuran di Tahun 2016, indeks kepuasan

masyarakat terhadap unit pelayanan publik yang disurvey, dieroleh hasil

perhitungan indeks kepuasan masyarakat yang telah mencapai 74,74 atau

melampaui target RPJMD yang besarnya 60. Sementara nilai kepatuhan

pemenuhan komponen pelayanan publik baru mencapai nilai 20 taua belum

43.14 39.27

35.9 34.63 34.27 34.13

43.14 40.64 38.14 35.64

33.14 30.64

Tahun2010

Tahun2011

Tahun2012

Tahun2013

Tahun2014

Tahun2015

Angka Kemiskinan

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016 Page 132

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA

mencapai target RPJMD dengan nilai 25. Meskipun belum mencapai target

namun terjadi peningkatan yang siginifikan dari kondisi tahun 2015 dimana

nilai kepatuhan pemenuhan komponen pelayanan publik di Kabupaten

Lombok Utara baru mencapai nilai 12,95. Atas komitmen dan upaya

pemenuhan komponen pelayanan publik dalam rangka memberikanan

pelayanan publik yang baik serta memuaskan masyarakat, Pemerintah

Kabupaten Lombok Utara mendapatkan apresiasi dari Ombudsman di Tahun

2016 yakni Penghargaan atas Kepatuhan Pemenuhan Komponen Pelayanan

Publik.

Tabel III.9 Capaian Kinerja Sasaran Pelayanan Publik Yang Berkualitas dan Memuaskan

Masyarakat

Sasaran Strategis

Indikator Kinerja

Satuan Kondisi Th 2015

Target Th 2016

Capaian Th 2016

Ket

Pelayanan Publik Berkualitas dan Memuaskan Masyarakat

Indeks Kepuasan Masyarakat

indeks NA 60 74,74 Tercapai

Nilai Kepatuhan Pemenuhan Komponen Pelayanan Publik

indeks 12,95 25 20 Belum Tercapai

9. Sasaran Akuntabilitas Kinerja dan Pengelolaan Keuangan Dalam Kategori Baik

Sasaran akuntabilitas kinerja dan pengelolaan keuangan dalam

kategori baik diindikasikan dengan indikator kinerja utama berupa nilai

akuntabilitas, partisipasi masyarakat dalam pengambilan kebijakan,

persentase belanja pegawai terhadap total APBD, Opini BPK atas pengelolaan

keuangan. Target kinerja tahun 2016 untuk nilai akuntabilitas diharapkan C,

partisipasi masyarakat dalam pengambilan kebijakan mencapai 82 %,

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016 Page 133

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA

persentase belanja pegawai terhadap total APBD mencapai 36 %, dan Opini

BPK atas pengelolaan keuangan dengan predikat Wajar Tanpa Pengecualian.

Berdasarkan hasil pengukuran untuk tahun 2016, nilai akuntabilitas

sesuai dengan target berada pada nilai C, partisipasi masyarakat dalam

pengambilan kebijakan yang diukur antara lain pada proses musyawarah

perencanaan pembangunan mencapai 90 % atau melampaui target,

persentase belanja pegawai dapat ditekan mencapai 32,93 % dari total

belanja, sementara opini BPK atas pengelolaan keuangan masih dalam.

proses penilaian. Atas pengelolaan keuanganyang baik, emerintah Kabupaten

Lombok Utara juga memperoleh penghargaan Dana Rakca dari Presiden RI.

Dalam proses perencanaan pembangunan terutama perencanaan tahunan

(Rencana Kerja Pembangunan Daerah), Pemerintah Kabupaten Lombok Utara

juga telah selama3 (tiga) tahun berturut-turut memperoleh Peringkat I

Anugrah Pangripta Nusantara di tingkat Provinsi NTB, dan mewakili NTB di

tingkat nasional. Pada tahun 2015 pada tingkat nasional berhasil meraih

prestasi sebagai Harapan I Anugrah Pangripta Nusantara di tingkat Nasional.

Tabel III.10 Capaian Kinerja Sasaran Akuntabilitas Kinerja dan Pengelolaan Keuangan

Dalam Kategori Baik Tahun 2016

Sasaran Strategis

Indikator Kinerja Satuan Kondisi

Tahun 2015 Target Th

2016 Capaian Th

2016 Ket

Akuntabilitas kinerja dan pengelolaan keuangan dalam kategori baik

Nilai Akuntabilitas Indeks C C C Tercapai

Partipasi masyarakat dalam pengambilan kebijakan

% 80 82 90 Tercapai

Persentase Belanja Pegawai terhadap total APBD

% 38 36 32,93 Tercapai

Opini BPK atas pengelolaan

indeks WTP WTP - Dalam proses

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016 Page 134

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA

Sasaran Strategis

Indikator Kinerja Satuan Kondisi

Tahun 2015 Target Th

2016 Capaian Th

2016 Ket

keuangan penilaian

10.Sasaran Meningkatnya Kepemilikan Identitas Dasar

Sasaran Meningkatnya kepemilikan identitas dasar diindikasikan dengan

persentase kepemilkan KTP dan persentase kepemilikan akte kelahiran

penduduk penduduk usia 0-18 tahun. Target kinerja persentase kepemilkan

KTP (e-KTP) di tahun 2016 ditargetkan mencapai 93,6 % dan persentase

kepemilikan akte kelahiran penduduk penduduk usia 0-18 tahun ditargetkan

mencapai 68 %.

Berdasarkan hasil pengukuran di Tahun 2016, persentase kepemilikan

KTP adalam arah pencapaian target dengan capai 92,34 % (target 93,6 %),

sedangkan persentase kepemilikan akte kelahiran (penduduku usia 0-18

tahun) dapat melampaui target secara signifikan yakni mencapai 82,87 % dari

target 68 %. Pelampauan yang signifikan dari target ini meurpakan hasil

inovasi “JARING PEKAT” (Penjaringan Akta Kelahiran melaluiJalur

Pendidikan, Kesehatan dan Masyarakat), yang dilakukan dengan maksud

untuk untuk memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk mendapatkan

Dokumen Akta Kelahiran. Secara rinci dapat dijabarkan tujuan yang ingin

dicapai dalam kegiatan Jaring PEKAT adalah sebagai berikut :

Tujuan jangka pendek :

1. Meningkatnya Cakupan Kepemilikan Akte Kelahiran;

2. Adanya pelayanan dasar yang mudah, cepat, dan gratis.

Tujuan jangka panjang :

1. Terwujudnya system yang efektif untuk kemudahan kepemilikan Akte

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016 Page 135

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA

Kelahiran bagi Anak;

2. Pemenuhan hak anak atas identitas hukum yang menjadi

tanggungjawab Negara;

3. Anak dapat mengakses senua layanan baik pendidikan, kesehatan,

dunia kerja dan bantuan program Pemerintah.

Atas kepedulian terhadap pemenuhan identitas dasar, serta pemenuhan

kebutuhan dasar lainnya termasuk perumahan (rehabilitasi rumah tidak

layak huni) dan pemenuhan kriteria lainya, di Tahun 2016 Kabupaten

Lombok Utara memperoleh penghargaan dari Kementrian Hukum dan Ham

sebagai Kabupaten Peduli HAM. Sedangkan strategi yang dilakukan

ditampilkan pada gambar.

Gambar III.8 Strategi “JARING PEKAT’’

Tabel III.11 Capaian Kinerja Sasaran Meningkatnya Kepemilikan Identitas Dasar

Tahun 2016

Sasaran Strategis

Indikator Kinerja

Satuan Kondisi Th 2015

Target Th 2016

Capaian Th 2016

Ket

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016 Page 136

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA

Meningkatnya kepemilikan identitas dasar

Persentase kepemilikan KTP

% 92 93,6 92,34 Belum tercapai

Persentase kepemilikan akte kelahiran penduduk usia 0-18 tahun

% 60 68 82,87 Tercapai

11. Sasaran Jalan dalam Kondisi Mantap

Sasaran jalan dalam kondisi mantap diukur dengan persentase

kemantapan jalan kabupaten dan persentase ketersedian lahan pelebaran

jalan nasional. Target kinerja persentase kemantapan jalan kabupaten di

tahun 2016 mencapai 55 %, sementara persentase ketersediaan lahan

pelebaran jalan nasional di tahun 2016 dalam tahap persiapan.

Berdasarkan hasil pengukuran, kemantapan jalan kabupaten (panjang

jalan yang ditetapkan sebagai jalan kabupaten meningkat dari 209 km di

tahun 2010-2015 menjadi 400 km pada RPJMD 2016-2021), baru mencapai

45,46 % atau belum mencapai target 55 %.

Tabel III.12 Capaian Kinerja Sasaran Jalan Dalam Kondisi Mantap Tahun 2016

Sasaran Strategis

Indikator Kinerja Satuan Kondisi Th 2015

Target Th 2016

Capaian Th 2016

Ket

Jalan dalam kondisi mantap

% kemantapan jalan kabupaten (panjang jalan kabupaten 400 km)

% 85 % (dr 209 km)

55 (dr 400km )

45,46 Belum tercapai

% ketersediaan lahan pelebaran jalan nasional

% 0 0 0 Tercapai

12. SasaranTersedianya Irigasi Perpiaan di Lahan Kering

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016 Page 137

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA

Sasaran tersedianya irigasi perpipaan dilahan kering diindikasikan

dengan luas lahan kering yang diairi dengan irigasi perpipaan dari mata

air/air bawah tanah. Target kinerja Tahun 2016 dalam tahap persiapan

sehingga ditargetkan 0 Ha.

Untuk indikator kinerja ini, tahun 2016 merupakan tahap persiapan

untuk dapat dilaksanakan di tahun 2017, sehingga target kinerja di tahun

2016 berupa luas lahan kering yang diairi dengan irigasi perpipaan

ditargetkan 0 Ha. Inovasi irigasi perpiaan sangat penting mengingat lahan

pertanian di Kabupaten Lombok Utara sebagian besar (80 %) merupakan

lahan kering tadah hujan. Intervensi dengan irigasi perpipaan diharapkan

memperbaiki secara signifikan produksi pertanian baik tanaman pangan

maupun hortikultura sekaligus merupakan upaya starategis penanggulangan

kemiskinan meninggat petani di lahan kering identik dengan kemiskinan.

Gambar III.9 Intervensi Irigasi Perpipaan di Lahan Kering dengan Sumberdana CSR

Pertamina di Dusun Amor-Amor Desa Gumantar Kabupaten Lombok Utara

Tabel III.13 Target Kinerja Sasaran Tersedianya Irigasi Perpipaan di Lahan Kering

Tahun 2016

Sasaran Indikator Kinerja Satuan Kondisi Target Th Capaian Th Ket

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016 Page 138

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA

Strategis Tahun 2015

2016

2016

Tersedianya irigasi perpipaan di lahan kering

Luas lahan kering yang diairi dengan irigasi perpipaan dari mata air/air bawah tanah

Ha 0 0 0

13.Sasaran Meningkatnya Cakupan Air Bersih Perpipaan

Pengukuran pencapaian sasaran meningkatnya cakupan air bersih

perpiaan diukur dengan indikator % cakupan. Target kinerja persentase

cakupan air bersih perpipaan di tahun 2016 mencapai 75 %.

Dari hasil pengukuran, capaian kinerja cakupan air bersih perpipaan

mencapai kinerja sebesar 69,91 % atau belum dapat mencapai target kinerja

yang ditetapkan sebesar 75 %. Belum tercapainya target kinerja ini antara lain

disebabkan karena tidak terselesaikannya pekerjaan penyedian pipa air

bersih yang dibiayai pada tahun 2016, akibat ketidakmampuan rekanan

penyedia barang dalam menyelesaikan pekerjaan sehingga dilakukan

pemutusan kontrak.

Tabel III.14 Target Kinerja Sasaran Meningkatnya Cakupan Air Bersih Tahun 2016

Sasaran Strategis

Indikator Kinerja

Satuan Kondisi

Tahun 2015

Target Th Capaian Th 2016 Ket

2016

Meningkatnya cakupan air bersih perpipaan

% Cakupan % 71 75 69,91 Belum tercapai

14.SasaranMeningkatnya Akses Air Minum Aman

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016 Page 139

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA

Indikator kinerja untuk mengukur pencapaian sasaran meningkatnya

akses air minum aman adalah tersedianya akses air minum aman dengan

kebutuhan 60 liter per detik dan Cakupan PDAM. Pada tahun 2016,

tersedianya akses air minum aman dengan kebutuhan 60 liter per detik

ditargetkan mencapai 75 % sementara cakupan PDAM ditargetkan mencapai

44 %.

Dari hasil pengukuran, kinerja yang diindikasikan dengan tersedianya

akses air minum aman dengan kebutuhan 60 liter per orang per hari baru

mencapai 69,91 % atau belum dapat mencapai target yang ditetapkan sebesar

75 %, sementara, sementara cakupan PDAM

Tabel III.15 Target Kinerja Sasaran Meningkatnya Akses Air Minum Aman Tahun 2016

Sasaran Strategis

Indikator Kinerja Satuan Kondisi

Tahun 2015 Target Th

2016

Capaian Th 2016 Ket

Meningkatnya akses air minum aman

Tersedianya akses air minum aman dg kebutuhan 60 liter per orang/hari

% 68 75 69,91 Belum tercapai

Cakupan PDAM % 38 44

15.Meningkatnya Rumah Tangga yang Mengakses Listrik

Sasaran Meningkatnya rumah tangga yang mengakses listrik diukur

dengan indikator kinerja Persentase rumah tangga menggunakan listrik.

Di Tahun 2016, ditargetkan persentase rumah tangga yang mengakses

listrik dapat mencapai 88,66 %.

Berdasarkan hasil pengukuran, capaian kinerja sasaran in dapat mencapai

target dengan capaian 93,56 %.

Tabel III.16

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016 Page 140

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA

Capaian Kinerja Sasaran Meningkatnya Rumah Tangga yang Mengakses Listrik Tahun 2016

Sasaran Strategis

Indikator Kinerja Satuan Kondisi

Tahun 2015 Target Th

2016 Target Th

2016 Ket

Meningkatnya rumah tangga yang mengakses listrik

% rumah tangga menggunakan listrik

% 85,86 88,66 93,56 Tercapai

16.SasaranMeningkatnya Rumah Layak Huni

Sasaran meningkatnya rumah layak huni diindikasikan dengan

persentase rumah layak huni. Di tahun 2016 ditargetkan rumah layak huni di

Kabupaten Lombok Utara mencapai 90,35 %. Berdasarkan hasil pengukuran,

capaian kinerja yang diindikasikan dengan persentase rumah layak huni

baru mencapai 88,35 % atau belum dapat mencapai target yang besarnya

90,35 %. Tidak tercapainya target karena kegiatan rehabilitasi rumah tidak

layak huni yang telah dianggarkan tidak dilaksanakan, sehubungan dengan

masih berlangsungnya proses pemenuhan persyaratan dan penyusunan

regulasi yang lebih lengkap, sebagai tindak lanjut audit yang dilakukan oleh

Irjen Kementrian Dalam Negeri terhadap kegiatan tersebut yang disalurkan

melalui Bansos (Bantuan Sosial).

Tabel III.17 Target Kinerja Sasaran Meningkatnya Rumah Layak Huni

Sasaran Strategis

Indikator Kinerja

Satuan Kondisi Th

2015 Target Th

2016 Target Th

2016 Ket

Meningkatnya rumah layak huni

% rumah layak huni

% 88,35 90,35 88,35 Belum tercapa

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016 Page 141

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA

17.SasaranLingkungan Hidup Lestari

Sasaran Lingkungan Hidup Lestari diukur pencapaiannya dengan

indikator Indeks pencemaran air, emisi gas rumah kaca, tutupan vegetasi,

mata air terlindungi, persentase dusun di perkotaan yang mengelola sampah

dari sumbernya, dan persentase penanganan sampah. Di Tahun 2016

ditargetkan indeks pencemaran air pada angka 40, emisi gas rumah kaca

pada 89,18, tutupan vegetasi dapat dipertahankan 60,55, mata air terlindungi

40 %, persentase dusun diperkotaan yang mengelola sampah dari sumbernya

mencapai 10 % dan persentase pennanganan sampah mencapai 35 %.

Berdasarkan hasil pengukuran, sasaran lingkungan hidup lestari

dengan indikasi indeks pencemaran air, emisi gas rumah kaca dan tutupan

vegetasi dapat mencapai target yang telah ditentukan. Sementara indikator

mata air terlindungi, persentase dusun di perkotaan yang mengelola sampah

dari sumbernya serta penanganan sampah belum dapat mencapai target yang

ditetapkan. Untuk mencapai target yang ditentukan dikemudian hari

diperlukan penanganan yang lebih intensif serta kerjasama penanganan

dengan berbagai pihak termasuk pemerintah desa.

Tabel III.18

Target Kinerja Sasaran Lingkungan Hidup Lestari

Sasaran Strategis

Indikator Kinerja Satuan Kondisi

Tahun 2015 Target Th

2016 Capaian Th

2016 Ket

Lingkungan hidup lestari

Indeks Pencemaran Air

Indeks 35 40 40 Tercapai

Emisi Gas Rumah Kaca

Indeks 89,18 89,18 89,18 Tercapai

Tutupan vegetasi Indeks 60,55 60,55 60,55 Tercapai

Mata air terlindungi (jumlah dan debit)

% 20 40 25 Belum tercapai

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016 Page 142

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA

Sasaran Strategis

Indikator Kinerja Satuan Kondisi

Tahun 2015 Target Th

2016 Capaian Th

2016 Ket

Persentase Dusun di perkotaan yang mengelola sampah dari sumbernya

% 0 10 6,67 Belum tercapai

Penanganan sampah

% 25 35 28,21 Belum tercapai

18.SasaranTerbangunnya Ketahanan Terhadap Bencana

Sasaran Terbangunnya Ketahanan terhadap Bencana di indikasikan

dengan indikator Tingkat Waktu Tanggap (Response Time Rite), Cakupan

pelayanan kebakaran dan Desa Tangguh Bencana. Di Tahun 2016, Tingkat

Waktu Tanggap (Response Time Rite) ditargetkan dapat dipercepat menjadi

15 menit, Cakupan pelayanan kebakaran mencapai 50 % dan Desa Tangguh

Bencana mencapai 10 %.

Dari hasil pengukuran, indikator kinerja tingkat waktu tanggap yang

ditargetkan selama 20 menit di tahun 2016 belum dapat mencapai target

dengan capain 25 menit, sementara cakupan pelayanan kebakaran dapat

mencapai target yang ditetapkan sebesar 50 %. Sementara itu Persentase

Desa tangguh Bencana mendekati target dengan capaian 9 % dari target 10 %.

Tabel III.19 Target Kinerja Sasaran Terbangunnya Ketahanan Terhadap Bencana

Tahun 2016

Sasaran Strategis

Indikator Kinerja

Satuan Kondisi Th 2015

Target Th 2016

Target Th 2016

Ket

Terbangunnya ketahanan terhadap bencana

Tingkat Waktu Tanggap (Response Time Rate)

Menit 30 20 25 Belum tercapai

Cakupan pelayanan kebakaran

% 21 50 50 BPBD

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016 Page 143

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA

Desa Tangguh Bencana

% 0 10 9 BPBD, Desa

B. REALISASI ANGGARAN

Total pendapatan daerah pada tahun 2016 ditargetkan sebesar

866,29milyar rupiah lebih. Target pendapatan ini terdiri dari pendapatan asli

daerah dengan target 115,12milyarrupiah lebih, dana perimbangan sebesar

653,54 milyar rupiah lebih, dan lain-lain pendapatan daerah yang sah sebesar

97,61 milyar rupiah lebih. Pada akhir tahun anggaran 2016 total pendapatan

daerah terealisasi sebesar 866,33 milyar rupiah lebih atau 100,01 %, terdiri

dari pendapatan asli daerah terealisasi sebesar 134,75 milyar rupiah lebih

atau 117,05 %, dana perimbangan terealisasi sebesar 604,53 milyar rupiah

lebih atau 92,50 % dan lain-lan pendapatan daerah yang sah terealisasi

sebesar 127,05 milyar rupiah lebih atau 130,15 %.

Gambar III.10 Grafik Target dan Realisasi Pendapatan Daerah Tahun 2016

Sumber : Dinas PPKAD Kab. Lombok Utara tahun 2016

Sementara itu Belanja daerah Kabupaten Lombok Utara pada tahun 2016

setelah perubahan APBD dianggarkan sebesar 909,57 milyar rupiah lebih terdiri

dari belanja tidak langsung sebesar 337,59 milyar rupiah lebih atau 37,11 % dari

PAD DANA

PERIMBANGAN

LAIN-LAIN

PENDAPATAN

DAERAH YANG

SAH

115.12

653.54

97.62 134.75

604.53

127.05

TARGET REALISASI

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016 Page 144

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA

total belanja daerah dan belanja langsung sebesar 571,98 milyar rupiah lebih

atau 62,88 % dari keseluruhan belanja. Sampai dengan 31 Desember 2016, total

belanja terealisasi sebesar 824,46 milyar rupiah lebih atau 90,64 % dari alokasi

anggaran. Ditambah dengan penerimaan pembiayaan berupa sisa lebih

perthitungan anggaran tahun sebelumnya sebesar 60 milyar rupia lebih, maka

sampai dengan akhir tahun anggaran 2016 terdapat sisa lebih penggunaan

anggaran tahun berjalan 63 sebesar milyar rupiah lebih.

Tabel III.20 Realisasi Belanja Daerah Sampai Dengan 31 Desember 2016

No Uraian Anggaran 2016 (Rp)

Realisasi 2016 (Rp)* %

1 2 3 4 5

1 Belanja Tidak Langsung 337.593.151.144,51 316.107.321.777,00 93,64

Belanja Pegawai 255.156.890.757,81 235.242.956.282,00 92,20

Belanja Hibah 6.021.000.000,00 5.848.957.200,00 97,14

Belanja Bantuan Sosial 560.866.635,00 560.866.635,00 100,00

Belanja Bagi Hasil kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa

6.054.835.091,60 5.882.397.000,00 97,15

Belanja Bantuan Keuangan kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintahan Desa

68.799.558.660,10 68.572.144.660,00 99,67

Belanja Tidak Terduga 1.000.000.000,00 0,00 0,00

2 Belanja Langsung 571.981.999.776,00 508.353.388.592,95 88,88

Belanja Pegawai 57.378.290.100,00 50.701.490.036,00 88,36

Belanja Barang dan Jasa 172.788.727.958,00 148.861.920.833,40 86,15

Belanja Modal 341.814.981.718,00 308.789.977.723,55 90,34

Sumber data: Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kab. Lombok Utara tahun 2016

Keterangan :*(Sebelum Audit BPK)

Belanja tidak langsung terealisasi sebesar 316,11 milyar rupiah lebih atau

93,63%, terdiri dari belanja pegawai 235,24 milyar rupiah lebih (74,42%), belanja

hibah 5,85 milyar rupiah lebih (97,14% dari angggaran), belanja bantuan

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016 Page 145

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA

sosial terealisasi 560,87juta rupiah lebih (100%), Belanja Bagi Hasil Kepada

Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintahan Desa terealisasi sebesar 5,88

milyar rupiah lebih (97,15%), Belanja Bantuan Keuangan Kepada

Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintahan Desa terealisasi sebesar 68,57

milyar rupiah lebih (99,67%) dan belanja tidak terduga terealisasi sebesar

0,00 rupiah atau 0,00%.1

Gambar III.11 Realisasi Masing-Masing Jenis Belanja Tidak Langsung Tahun 2016

Sumber : Dinas PPKAD Kab. Lombok Utara tahun 2016

Belanja langsungterealisasi sebesar 508,35 milyar rupiah lebih atau

88,87% dari anggaran, terdiri dari belanja pegawai terealisasi 50,70 milyar

rupiah lebih atau 88,36%, belanja barang jasa terealisasi 148,86 milyar rupiah

lebih atau 86,15% dan belanja modal terealisasi 308,79 milyar rupiah lebih

atau 90,33%. Selengkapnya disajikan pada tabel berikut.

Gambar III.12 Realisasi Masing-Masing Jenis Belanja Langsung Tahun 2016

1Dinas PPKAD Kabupaten Lombok Utara tahun 2016

92.20

97.14

100.00

97.15

99.67

0.00

Belanja Pegawai

Belanja Hibah

Belanja Bantuan Sosial

Belanja Bagi Hasil

Belanja Bantuan Keuangan

Belanja Tidak Terduga

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016 Page 146

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA

Sumber : Dinas PPKAD Kab. Lombok Utara tahun 2016

Selanjutnya realisasi belanja langsung pada masing-masing SKPD disajikan

pada tableberikut :

Tabel III.21 Realisasi Belanja Langsung Masing-Masing SKPD

Sampai Dengan 31 Desember 2016 No. SKPD Anggaran Realisasi* %

1 2 3 4 5

1 Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olahraga

24.993.691.220,00 23.515.436.907,00

94,09

2 Dinas Kesehatan 48.678.445.100,00 37.861.942.604,00

77,78

3 RSUD 74.074.968.769,00 54.101.531.721,95 73,04

4 Dinas Pekerjaan Umum Pertambangan dan Energi

102.208.409.148,00 89.872.222.681,00 87,93

5 Kantor Kebersihan dan Pertamanan

3.957.303.300,00 3.875.887.789,00 97,94

6 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

7.356.387.000,00 6.893.884.468,00 93,71

7 Dinas PerhubunganKomunikasi dan Informatika

9.092.019.500,00 9.031.453.176,00 99,33

8 Kantor Lingkungan Hidup 2.937.900.000,00 2.900.154.158,00 98,72

9 Dinas Kependudukan dan Pencataan Sipil

2.486.800.000,00 2.355.239.828,00 94,71

10 Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi

6.247.296.320,00 5.889.663.346,00 94,28

11 Dinas Koperasi UKM Perdagangan dan Perindustrian

13.723.817.660,00 12.912.220.874,00 94,09

12 Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik

1.779.269.000,00 1.718.639.000,00 96,59

13 Satuan Polisi Pamong Praja 4.062.642.000,00 4.017.156.249,00 98,88

14 Badan Penanggulangan Bencana Daerah

1.978.000.000,00 1.895.783.450,00 95,84

15 Sekretariat Daerah 21.431.975.100,00 17.966.472.699,00 83,83

16 Sekretariat DPRD 16.956.563.800,00 15.125.929.559,00 89,20

17 Dinas Pendapatan Pengelolaan 10.997.890.550,00 9.312.886.309,00 84,68

88.36

86.15

90.34

Belanja Pegawai

Belanja Barang dan Jasa

Belanja Modal

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016 Page 147

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA

Keuangan dan Aset Daerah

18 Inspektorat 2.474.659.650,00 2.423.277.740,00 97,92

19 Kecamatan Pemenang 973.800.000,00 950.300.301,00 97,59

20 Kecamatan Tanjung 949.999.460,00 919.007.485,00 96,74

21 Kecamatan Gangga 807.040.000,00 788.043.926,00 97,65

22 Kecamatan Kayangan 782.249.000,00 769.927.279,00 98,42

23 Kecamatan Bayan 975.000.000,00 944.517.632,00 96,87

24 Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu

1.328.570.000,00 1.263.748.309,00 95,12

25 Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan

1.320.079.500,00 1.244.229.900,00 94,25

26 Badan Pemberdayaan Masyarakat, Pemberdayaan Perempuan Keluarga Berencana dan Pemerintahan Desa

6.226.742.900,00 5.777.921.558,00 92,79

27 Kantor Perpustakaan dan Arsip 1.160.695.600,00 1.097.828.621,00 94,58

28 Dinas Pertanian Perkebunan Kehutanan Kelautan dan Perikanan

39.614.853.650,00 38.605.384.945,00 97,45

29 Dinas Pariwisata 2.340.097.500,00 2.145.333.650,00 91,68

Total 385.865.618.588,00 357.529.880.869,00 92,66

Sumber data: Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kab. Lombok Utara tahun 2016

Keterangan :*(Sebelum Audit BPK)

Gambar III.13 Grafik Persentase Realisasi Belanja Langsung Menurut SKPD Tahun 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016 Page 148

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA

Sumber : Dinas PPKAD Kab. Lombok Utara tahun 2016

0 20 40 60 80 100 120

Dinas Pendidikan Kebudayaan…

Dinas Kesehatan

RSUD

Dinas Pekerjaan Umum…

Kantor Kebersihan dan…

Badan Perencanaan…

Dinas PerhubunganKomunikasi…

Kantor Lingkungan Hidup

Dinas Kependudukan dan…

Dinas Sosial Tenaga Kerja dan…

Dinas Koperasi UKM…

Kantor Kesatuan Bangsa dan…

Satuan Polisi Pamong Praja

Badan Penanggulangan Bencana…

Sekretariat Daerah

Sekretariat DPRD

Dinas Pendapatan Pengelolaan…

Inspektorat

Kecamatan Pemenang

Kecamatan Tanjung

Kecamatan Gangga

Kecamatan Kayangan

Kecamatan Bayan

Kantor Pelayanan Perijinan…

Badan Ketahanan Pangan dan…

Badan Pemberdayaan…

Kantor Perpustakaan dan Arsip

Dinas Pertanian Perkebunan…

Dinas Pariwisata

Persentase Realisasi Belanja Langsung

PersentaseRealisasiBelanjaLangsung