bupati lombok utara provinsi nusa tenggara barat...

28
BUPATI LOMBOK UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN MENARA TELEKOMUNIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MASA ESA BUPATI LOMBOK UTARA, Menimbang : a. bahwa menara telekomunikasi merupakan salah satu infrastruktur dalam penyelenggaraan telekomunikasi yang vital dan memerlukan ketersediaan lahan, bangunan dan ruang udara; b. bahwa pembangunan menara telekomunikasi harus memperhatikan kaidah tata ruang, faktor keamanan, kesehatan masyarakat, dan estetika lingkungan; c. bahwa dengan semakin berkembangnya telekomunikasi dan sejalan dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap telekomunikasi, telah mendorong bertambahnya jumlah bangunan menara telekomunikasi dan berbagai sarana pendukungnya, sehingga untuk memberikan landasan dan arah guna menjamin terselenggaranya pembangunan menara telekomunikasi sesuai dengan peraturan perundang-undangan, perlu dilakukan penataan terhadap penyelenggaraan menara telekomunikasi; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Penyelenggaraan Menara Telekomunikasi. Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3833); 3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3881); 4. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 134, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4247);

Upload: hakiet

Post on 28-Mar-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BUPATI LOMBOK UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT …lombokutarakab.go.id/v1/images/Katalog_Anggaran_Daerah/Data... · memperhatikan kaidah tata ruang, ... tulisan, gambar, suara,

BUPATI LOMBOK UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 1 TAHUN 2016

TENTANG

PENYELENGGARAAN MENARA TELEKOMUNIKASI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MASA ESA

BUPATI LOMBOK UTARA,

Menimbang : a. bahwa menara telekomunikasi merupakan salah satu

infrastruktur dalam penyelenggaraan telekomunikasi yang

vital dan memerlukan ketersediaan lahan, bangunan dan ruang udara;

b. bahwa pembangunan menara telekomunikasi harus memperhatikan kaidah tata ruang, faktor keamanan, kesehatan masyarakat, dan estetika lingkungan;

c. bahwa dengan semakin berkembangnya telekomunikasi dan sejalan dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap telekomunikasi, telah mendorong bertambahnya

jumlah bangunan menara telekomunikasi dan berbagai sarana pendukungnya, sehingga untuk memberikan

landasan dan arah guna menjamin terselenggaranya pembangunan menara telekomunikasi sesuai dengan peraturan perundang-undangan, perlu dilakukan

penataan terhadap penyelenggaraan menara telekomunikasi;

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

dalam huruf a, huruf b, dan huruf c perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Penyelenggaraan Menara

Telekomunikasi. Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa

Konstruksi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3833);

3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 154, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 3881); 4. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang

Bangunan Gedung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 134, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4247);

Page 2: BUPATI LOMBOK UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT …lombokutarakab.go.id/v1/images/Katalog_Anggaran_Daerah/Data... · memperhatikan kaidah tata ruang, ... tulisan, gambar, suara,

5. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007

Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);

6. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2008 tentang

Pembentukan Kabupaten Lombok Utara di Propinsi Nusa Tenggara Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2008 Nomor 99, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4872);

7. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang

Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

5234); 8. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana

telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua

Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2000 tentang

Penyelenggaraan Telekomunikasi (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 107, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3981);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4532);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 21, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5103); 12. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor

02/PER/M.KOMINFO/3/2008 tentang Pedoman

Pembangunan dan Penggunaan Menara Bersama Telekomunikasi;

13. Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri, Menteri Pekerjaan Umum, Menteri Komunikasi dan Informatika dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor

18 Tahun 2009, Nomor 07 / PRT / M / 2009, Nomor 19 /PER / M.KOMINFO / 03/2009, dan Nomor 3/P/2009 tentang Pedoman Pembangunan dan Penggunaan Menara

Telekomunikasi; 14. Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Utara Nomor 9

Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lombok Utara tahun 2011-2031 (Lembaran Daerah Kabupaten Lombok Utara Tahun 2011 Nomor 9,

Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Lombok Utara Nomor 19.

Page 3: BUPATI LOMBOK UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT …lombokutarakab.go.id/v1/images/Katalog_Anggaran_Daerah/Data... · memperhatikan kaidah tata ruang, ... tulisan, gambar, suara,

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA dan

BUPATI LOMBOK UTARA

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PENYELENGGARAAN

MENARA TELEKOMUNIKASI.

BAB I KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Lombok Utara. 2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai

unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah. 3. Bupati adalah Bupati Lombok Utara.

4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD adalah lembaga perwakilan rakyat daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah.

5. Dinas Teknis adalah Dinas yang bertanggung jawab dalam pengendalian menara telekomunikasi adalah Dinas yang membawahi bidang Komunikasi

6. Menara Telekomunikasi, yang selanjutnya disebut Menara adalah bangun bangunan untuk kepentingan umum yang didirikan di atas tanah atau

bangunan yang merupakan satu kesatuan konstruksi dengan bangunan gedung yang dipergunakan untuk kepentingan umum yang struktur fisiknya dapat berupa rangka baja yang diikat oleh berbagai simpul atau

berupa bentuk tunggal tanpa simpul, dimana fungsi, desain dan konstruksinya disesuaikan sebagai sarana penunjang menempatkan

perangkat telekomunikasi. 7. Izin Mendirikan Bangunan Menara adalah izin mendirikan bangunan yang

diberikan oleh Pemerintah Daerah kepada pemilik Menara

Telekomunikasi untuk membangun baru atau mengubah Menara Telekomunikasi sesuai dengan persyaratan administrasi dan persyaratan teknis yang berlaku.

8. Menara Bersama adalah Menara Telekomunikasi yang digunakan secara bersama-sama oleh operator penyelenggara telekomunikasi.

9. Telekomunikasi adalah setiap pemancaran, pengiriman dan/atau penerimaan dari setiap informasi dalam bentuk tanda-tanda, isyarat, tulisan, gambar, suara, dan bunyi melalui sistem kawat, optik, radio, atau

sistem elektromagnetik lainnya. 10. Penyelenggaraan Telekomunikasi adalah kegiatan penyediaan dan

pelayanan telekomunikasi sehingga memungkinkan terselenggaranya

telekomunikasi. 11. Penyedia Jasa Konstruksi adalah orang perseorangan atau badan

yang kegiatan usahanya menyediakan layanan jasa konstruksi. 12. Penyedia Menara adalah perseorangan, koperasi, Badan Usaha Milik

Daerah, Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Swasta yang

memiliki dan mengelola Menara Telekomunikasi untuk digunakan bersama oleh penyelenggara telekomunikasi.

13. Pengelola Menara adalah badan usaha yang mengelola atau mengoperasikan Menara yang dimiliki oleh pihak lain.

14. Penyelenggara Telekomunikasi adalah perseorangan, koperasi, Badan

Page 4: BUPATI LOMBOK UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT …lombokutarakab.go.id/v1/images/Katalog_Anggaran_Daerah/Data... · memperhatikan kaidah tata ruang, ... tulisan, gambar, suara,

Usaha Milik Daerah, Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha

Swasta, instansi pemerintah dan instansi pertahanan keamanan negara. 15. Penyidik Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PPNS adalah

Penyidik Pegawai Negeri Sipil tertentu di Lingkungan Pemerintah Daerah yang diberi tugas khusus oleh Undang-Undang untuk melakukan penyidikan terhadap pelanggaran Peraturan Daerah.

Pasal 2

Penyelenggaraan Menara Telekomunikasi berlandaskan asas manfaat, adil dan

merata, kepastian hukum, keamanan, kemitraan, etika dan kepercayaan pada diri sendiri.

Pasal 3

Penyelenggaraan Menara Telekomunikasi bertujuan untuk : a. mengatur dan mengendalikan pembangunan Menara; b. mewujudkan Menara yang fungsional, efektif, efisien dan selaras dengan

lingkungannya; c. mewujudkan tertib penyelenggaraan Menara yang menjamin kendala

teknis Menara dari segi keselamatan dan kenyamanan; dan d. mewujudkan kepastian dan ketertiban hukum dalam penyelenggaraan

Menara.

Pasal 4

Lingkup pengaturan dalam Peraturan Daerah ini meliputi pembangunan dan pengelolaan Menara, perizinan pembangunan Menara, penempatan lokasi dan

zona penempatan lokasi Menara, pembangunan Menara bersama, pengawasan dan pengendalian, dan peran serta masyarakat dalam Penyelenggaraan Menara.

BAB II

PEMBANGUNAN DAN PENGELOLAAN MENARA

Bagian Kesatu

Penyedia Menara

Pasal 5

(1) Menara disediakan oleh Penyedia Menara.

(2) Penyedia Menara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan : a. penyelenggara telekomunikasi; atau b. bukan penyelenggara telekomunikasi.

(3) Penyedia Menara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pembangunannya dilaksanakan oleh Penyedia Jasa Konstruksi.

(4) Dalam hal Penyedia Menara bukan penyelenggara telekomunikasi,

Pengelola Menara atau Penyedia Jasa Konstruksi yang membangun Menara merupakan Perusahaan Nasional.

Pasal 6

(1) Penyedia Jasa Konstruksi untuk pembangunan Menara merupakan

bidang usaha yang tertutup untuk penanaman modal asing. (2) Penyedia Menara, Pengelola Menara, atau Penyedia Jasa Konstruksi yang

bergerak di bidang usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah

Page 5: BUPATI LOMBOK UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT …lombokutarakab.go.id/v1/images/Katalog_Anggaran_Daerah/Data... · memperhatikan kaidah tata ruang, ... tulisan, gambar, suara,

badan usaha yang seluruh modalnya atau kepemilikan sahamnya dimiliki

oleh pelaku usaha dalam negeri. (3) Penyelenggara Telekomunikasi yang pembangunan menaranya dilakukan

oleh pihak ketiga harus menjamin bahwa pihak ketiga tersebut memenuhi kriteria Penyedia Menara dan/atau Penyedia Jasa Konstruksi sebagaimana dimaksud pada ayat (2).

(4) Penyelenggara Telekomunikasi yang menaranya dikelola oleh pihak ketiga harus menjamin bahwa pihak ketiga tersebut memenuhi kriteria sebagai

Penyedia Menara dan/atau Pengelola Menara sebagaimana dimaksud pada ayat (2).

Bagian Kedua Pembangunan Menara

Pasal 7

(1) Pembangunan Menara wajib mengacu kepada Standar Nasional Indonesia dan standar baku tertentu untuk menjamin keselamatan bangunan dan lingkungan dengan memperhitungkan faktor-faktor yang menentukan

kekuatan dan kestabilan konstruksi Menara, meliputi: a. tempat penempatan perangkat telekomunikasi;

b. ketinggian Menara; c. struktur Menara; d. rangka struktur Menara;

e. pondasi Menara; dan f. kekuatan angin.

(2) Pembangunan Menara dengan mengacu kepada Standar Nasional

Indonesia dan standar baku sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus mempertimbangkan persyaratan struktur bangunan Menara.

(3) Persyaratan struktur bangunan Menara bagaimana dimaksud pada ayat (2) berpedoman pada ketentuan peraturan perundang-undangan tentang pedoman pembangunan Menara.

Pasal 8

(1) Bangunan Menara wajib dilengkapi dengan sarana pendukung dan

identitas hukum yang jelas sesuai ketentuan peraturan perundang-

undangan. (2) Sarana pendukung sebagaimana dimaksud pada ayat (1),terdiri dari:

a. pentanahan;

b. penangkal petir; c. catu daya;

d. lampu halangan penerbangan; e. marka halangan penerbangan; f. pagar pengaman; dan

g. sarana lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan. (3) Identitas hukum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari:

a. nama, alamat dan nomor Penyedia Menara; b. nama pengguna Menara;

c. lokasi dan koordinat Menara; d. tinggi Menara; e. beban maksimum Menara;

f. tahun pembuatan/pemasangan Menara; g. Penyedia Jasa Konstruksi;

h. nomor dan tanggal Izin Mendirikan Bangunan Menara; i. kapasitas listrik terpasang; dan j. umur fisik bangunan.

Page 6: BUPATI LOMBOK UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT …lombokutarakab.go.id/v1/images/Katalog_Anggaran_Daerah/Data... · memperhatikan kaidah tata ruang, ... tulisan, gambar, suara,

Pasal 9

(1) Pembangunan Menara dilaksanakan dengan memperhatikan ketersediaan lahan, keamanan lingkungan dan kesehatan masyarakat, dan kesinambungan pertumbuhan industri telekomunikasi

(2) Pembangunan Menara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) didirikan di atas permukaan tanah atau di atas bangunan gedung.

(3) Bangunan Menara sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus mampu menopang perangkat Telekomunikasi yang dimiliki oleh paling sedikit 3 (tiga) Penyelenggara Telekomunikasi.

(4) Penyelenggara Telekomunikasi dapat menempatkan: a. antena di atas bangunan gedung dengan ketinggian sampai dengan 6

(enam) meter dari permukaan atap bangunan gedung sepanjang tidak

melampaui ketinggian maksimum selubung bangunan gedung yang diizinkan; dan

b. antena yang melekat pada bangunan lainnya seperti papan reklame, tiang lampu penerangan jalan, dan sebagainya sepanjang konstruksi bangunannya mampu mendukung beban antena.

(5) Lokasi dan penempatan antena sebagaimana dimaksud pada ayat (4) wajib memenuhi ketentuan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten,

keselamatan bangunan, dan memenuhi estetika.

Pasal 10

Untuk menjamin kemanfaatan Menara, Penyedia Menara harus membangun

Menara dengan ketentuan: a. tinggi Menara harus disesuaikan dengan rencana penyelenggara

telekomunikasi untuk meningkatkan cakupan layanan, kapasitas maupun kualitas, dan tetap memperhatikan keserasian dengan lingkungan sekitar; dan

b. jarak minimum antar Menara disesuaikan dengan aspek teknis dari teknologi telekomunikasi yang digunakan oleh masing-masing

Penyelenggara Telekomunikasi.

Bagian Ketiga Penempatan Lokasi Menara dan Zona Penempatan Lokasi Menara

Pasal 11

(1) Penempatan lokasi Menara berlandaskan prinsip keselarasan fungsi ruang dan prinsip optimalisasi fungsi Menara dalam mendukung kualitas layanan jaringan telekomunikasi untuk mewujudkan tertib tata ruang.

(2) Penempatan lokasi Menara wajib disesuaikan dengan zona penempatan lokasi Menara.

(3) Penempatan lokasi Menara sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan dengan memperhatikan: a. struktur tata ruang dan pola pemanfaatan ruang;

b. ketersediaan ruang wilayah yang ada;

c. kepadatan/populasi pemakai jasa telekomunikasi yang disesuaikan dengan kaidah penataan ruang wilayah;

d. potensi ruang yang tersedia; dan

e. kepadatan pemakaian jasa telekomunikasi, dan Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan yang disesuaikan dengan kaidah penataan ruang kota/estetika, keamanan, ketertiban, keserasian lingkungan, serta

Page 7: BUPATI LOMBOK UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT …lombokutarakab.go.id/v1/images/Katalog_Anggaran_Daerah/Data... · memperhatikan kaidah tata ruang, ... tulisan, gambar, suara,

kebutuhan telekomunikasi pada umumnya.

(4) Penempatan lokasi Menara sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus mempertimbangkan aspek teknis dalam Penyelenggaraan Telekomunikasi

dan prinsip penggunaan Menara secara bersama dengan tetap memperhatikan kesinambungan pertumbuhan industri Telekomunikasi.

Pasal 12

(1) Untuk menentukan lokasi pembangunan Menara ditetapkan zona

penempatan lokasi Menara.

(2) Zona penempatan lokasi Menara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disesuaikan dengan rencana tata ruang wilayah Kabupaten sebagaimana yang telah diatur dalam Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang

Wilayah Kabupaten. (3) Penetapan zona penempatan lokasi Menara sebagaimana dimaksud

bertujuan untuk:

a. mengarahkan, menjaga, dan menjamin agar pembangunan dan

pengoperasian menara telekomunikasi di Daerah dapat terlaksana secara tertata dengan baik, berorientasi masa depan, terintegrasi dan memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi semua pihak;

b. menjaga estetika kawasan daerah dan memperhatikan kelestarian lingkungan;

c. mendukung kehidupan sosial, budaya, politik dan ekonomi serta kegiatan pemerintahan;

d. menghindari pembangunan menara telekomunikasi yang tidak

terkendali; e. menentukan lokasi-lokasi menara telekomunikasi yang tertata;

f. standarisasi bentuk, kualitas, dan keamanan menara telekomunikasi; g. kepastian peruntukan dan efisiensi lahan; h. meminimalisir gejolak sosial;

i. meningkatkan citra wilayah; j. menyelaraskan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten; k. memudahkan pengawasan dan pengendalian;

l. mengantisipasi menara telekomunikasi illegal sehingga menjamin legalitas setiap menara telekomunikasi atau yang berijin;

m. memenuhi kebutuhan lalu lintas telekomunikasi selular secara optimal; n. menghindari wilayah yang tidak terjangkau; o. sebagai acuan konsep pembangunan Menara yang dapat digunakan

oleh seluruh penyelenggara telekomunikasi;

p. mendorong efisiensi dan efektivitas biaya Telekomunikasi dan biaya

investasi akibat adanya kerjasama antara Penyelenggara Telekomunikasi;

q. mendorong persaingan yang lebih sehat antar Penyelenggara Telekomunikasi; dan

r. menciptakan alternatif bagi meningkatnya potensi pendapatan Daerah.

Pasal 13

(1) Pembangunan Menara harus sesuai dengan zona penempatan lokasi

Menara. (2) Pembangunan Menara dalam zona penempatan lokasi Menara

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memperhatikan potensi

Page 8: BUPATI LOMBOK UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT …lombokutarakab.go.id/v1/images/Katalog_Anggaran_Daerah/Data... · memperhatikan kaidah tata ruang, ... tulisan, gambar, suara,

ruang wilayah yang tersedia dan kepadatan pemakaian jasa

telekomunikasi dengan mempertimbangkan kaidah penataan ruang, tata bangunan, struktur perwilayahan, estetika dan keamanan

lingkungan serta kebutuhan telekomunikasi pada umumnya termasuk kebutuhan luasan area Menara.

(3) Setiap zona penempatan lokasi Menara sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) paling banyak ditempatkan 4 (empat) bangunan Menara.

Pasal 14

(1) Pembangunan Menara sesuai dengan zona penempatan lokasi Menara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (1), tidak berlaku untuk pembangunan Menara telekomunikasi khusus yang

memerlukan kriteria khusus seperti untuk keperluan meteorologi dan geofisika, internet, televisi, siaran radio, navigasi penerbangan,

pencarian dan pertolongan kecelakaan, amatir radio komunikasi antar penduduk, Penyelenggara Telekomunikasi khusus instansi pemerintah, atau keperluan transmisi Jaringan Utama.

(2) Pembangunan Menara telekomunikasi khusus untuk keperluan transmisi Jaringan Utama sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

wajib diberitahukan Penyelenggara Telekomunikasi atau Penyedia Menara kepada Pemerintah Daerah.

Pasal 15

Ketentuan lebih lanjut mengenai zona penempatan lokasi Menara

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (1) ditetapkan dengan Peraturan Bupati.

Bagian Keempat Desain dan Bentuk Menara

Pasal 16

Untuk menjamin keserasian Menara dengan bangunan dan lingkungan di sekitarnya, desain dan konstruksi Menara harus memperhatikan estetika tampilan, kondisi tanah, dan arsitektur yang sesuai dengan

lingkungan.

Pasal 17

(1) Menara diklasifikasikan dalam 3 (tiga) bentuk yaitu:

a. menara tunggal; b. menara mandiri; dan c. menara kamuflase.

(2) Menara Tunggal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a adalah Menara telekomunikasi yang bangunannya berbentuk tunggal

tanpa adanya simpul rangka yang mengikat satu sama lain dan didirikan atau ditancapkan langsung pada tanah.

(3) Menara Mandiri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b adalah

Menara dengan struktur rangka baja yang berdiri sendiri, kokoh, dan tanpa ada sokongan lainnya.

(4) Menara Kamuflase sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c

adalah bangunan Menara untuk Telekomunikasi yang dibangun dengan bentuk yang menyesuaikan dengan lingkungan sekitarnya

Page 9: BUPATI LOMBOK UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT …lombokutarakab.go.id/v1/images/Katalog_Anggaran_Daerah/Data... · memperhatikan kaidah tata ruang, ... tulisan, gambar, suara,

dan tidak menampakkan sebagai bangunan konvensional Menara.

(5) Selain 3 (tiga) bentuk Menara sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1), dimungkinkan untuk digunakan jenis menara lain sesuai dengan

perkembangan teknologi, kebutuhan, dan tujuan efisiensi.

Bagian Kelima

Kerjasama Pembangunan Menara

Pasal 18

(1) Dalam rangka pembangunan menara, Penyedia Menara atau

Pengelola Menara dapat melakukan kerjasama dengan Pemerintah Daerah.

(2) Kerjasama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dituangkan dalam

perjanjian sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 19

(1) Penyedia Menara atau Pengelola Menara dapat membangun Menara dengan memanfaatkan barang milik Daerah berupa tanah dan/atau

bangunan. (2) Pemanfaatan barang milik Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan.

Bagian Keenam Pembangunan Menara di Kawasan Tertentu

Pasal 20

(1) Pembangunan Menara di kawasan tertentu wajib memenuhi ketentuan perundang-undangan untuk kawasan tersebut.

(2) Kawasan tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. kawasan pelabuhan/bandar udara; b. kawasan cagar budaya;

c. kawasan pariwisata; d. kawasan hutan lindung; dan e. kawasan pengawasan militer.

Pasal 21

(1) Pembangunan Menara di kawasan tertentu pariwisata sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 20 ayat (2) huruf c meliputi:

a. kawasan pariwisata Gili Trawangan; b. kawasan pariwisata Gili Meno; dan c. kawasan pariwisata Gili Air.

(2) Pembangunan Menara di kawasan pariwisata sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menggunakan bentuk Menara Kamuflase dan didukung

bangunan yang sesuai dengan estetika lingkungan dan/atau kawasan setempat yang merupakan bagian dari Menara.

(3) Pembangunan Menara Kamuflase sebagaimana dimaksud pada ayat

(2) dengan ketinggian maksimal 42 (empat puluh dua) meter.

BAB III PERIZINAN PEMBANGUNAN MENARA

Pasal 22

Page 10: BUPATI LOMBOK UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT …lombokutarakab.go.id/v1/images/Katalog_Anggaran_Daerah/Data... · memperhatikan kaidah tata ruang, ... tulisan, gambar, suara,

(1) Pembangunan Menara wajib memiliki Izin Mendirikan Bangunan Menara dari Bupati.

(2) Pemberian lzin Mendirikan Bangunan Menara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib memperhatikan ketentuan perundang-undangan tentang tata ruang wilayah Kabupaten dan zona

penempatan lokasi Menara.

Pasal 23

(1) Permohonan Izin Mendirikan Bangunan Menara diajukan oleh

penyedia menara kepada Bupati atau Satuan Kerja Perangkat Daerah yang ditunjuk.

(2) Permohonan Izin Mendirikan Bangunan Menara sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) melampirkan persyaratan administratif dan persyaratan teknis.

(3) Persyaratan administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (2) terdiri dari: a. status kepemilikan tanah dan bangunan;

b. rekomendasi kesesuaian dengan zona penempatan lokasi Menara dan Informasi rencana pembangunan Menara dari Dinas Teknis;

c. rekomendasi dari instansi terkait khusus untuk kawasan yang si-fat dan peruntukannya memiliki karakteristik tertentu se-bagaimana dimaksud dalam Pasal 20;

d. akta pendirian perusahaan beserta perubahannya yang telah disahkan oleh instansi yang berwenang;

e. informasi rencana penggunaan bersama menara;

f. persetujuan dari warga sekitar dalam radius sesuai dengan ketinggian menara; dan

g. izin gangguan dalam hal menggunakan genset sebagai catu daya. (4) Persyaratan teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (2) mengacu

pada Standar Nasional Indonesia atau standar baku tertentu yang

tertuang dalam bentuk dokumen teknis meliputi: a. gambar rencana teknis bangunan menara meliputi situasi, de-

nah, tampak, potongan dan detail serta perhitungan struktur; b. spesifikasi teknis pondasi menara meliputi data penyelidikan

tanah, jenis pondasi, jumlah titik pondasi, termasuk geoteknik

tanah sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan; dan

c. spesifikasi teknis struktur atas menara, meliputi beban tetap

(beban sendiri dan beban tambahan) beban sementara (angin dan gempa), beban khusus, beban maksimum menara yang diizinkan,

sistem konstruksi, ketinggian menara, dan proteksi terhadap pe-tir.

Pasal 24

(1) Izin Mendirikan Bangunan Menara diterbitkan paling lama 14 (empat

belas) hari kerja terhitung sejak dokumen administrasi dan/atau dokumen rencana teknis diterima dan dinyatakan lengkap.

Page 11: BUPATI LOMBOK UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT …lombokutarakab.go.id/v1/images/Katalog_Anggaran_Daerah/Data... · memperhatikan kaidah tata ruang, ... tulisan, gambar, suara,

(2) Izin Mendirikan Bangunan Menara sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) berlaku tanpa batas waktu sepanjang tidak ada perubahan struktur atau perubahan konstruksi menara.

(3) Izin Mendirikan Bangunan Menara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak dapat dipindahtangankan kepada pihak lain.

Pasal 25

Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara Permohonan Izin Mendirikan Bangunan Menara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (1) diatur

dengan Peraturan Bupati.

Pasal 26

Penyedia atau pengelola menara yang telah memiliki izin mendirikan

bangunan dan telah berakhir masa kontraknya dengan pemilik lahan apabila hendak memperpanjang kontrak penggunaan lahannya kembali harus memperoleh rekomendasi dari dinas teknis.

BAB IV

PENGGUNAAN MENARA BERSAMA

Bagian Kesatu Menara Bersama

Pasal 27

(1) Untuk mewujudkan efisiensi dan efektifitas penggunaan ruang, Menara wajib digunakan secara bersama dalam bentuk Menara Bersama dengan tetap memperhatikan kesinambungan pertumbuhan

industri telekomunikasi. (2) Menara Bersama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit

digunakan oleh 3 (tiga) Penyelenggara Telekomunikasi dan paling banyak 5 (lima) penyelenggara telekomunikasi.

(3) Penyedia Menara atau Pengelola Menara wajib memberikan

kesempatan yang sama tanpa diskriminasi kepada Penyelenggara Telekomunikasi untuk menggunakan Menara secara bersama sesuai kemampuan teknis Menara.

(4) Ketentuan penggunaan Menara Bersama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku untuk:

a. menara yang digunakan untuk keperluan Jaringan Utama; atau b.. menara yang dibangun pada daerah-daerah yang belum

mendapatkan layanan telekomunikasi atau daerah-daerah

yang tidak layak secara ekonomis.

Pasal 28

Page 12: BUPATI LOMBOK UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT …lombokutarakab.go.id/v1/images/Katalog_Anggaran_Daerah/Data... · memperhatikan kaidah tata ruang, ... tulisan, gambar, suara,

(1) Dalam rangka penggunaan Menara Bersama, Calon Pengguna

Menara harus mengajukan surat permohonan penggunaan Menara Bersama.

(2) Pengajuan surat permohonan untuk penggunaan Menara Bersama oleh Calon pengguna Menara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus melampirkan keterangan sekurang-kurangnya:

a. nama Penyelenggara telekomunikasi dan penanggung jawabnya; b. izin penyelenggaraan telekomunikasi;

c. maksud dan tujuan penggunaan Menara yang diminta dan spesifikasi teknis perangkat yang digunakan; dan

d. kebutuhan akan ketinggian, arah, jumlah, atau beban Menara.

Pasal 29

Penggunaan Menara Bersama antara Penyedia Menara, Pengelola Menara dengan Penyelenggara Telekomunikasi, harus dituangkan da-

lam perjanjian tertulis dan dicatatkan kepada Direktorat Jenderal yang ruang lingkup tugas dan tanggung jawabnya di bidang Telekomunikasi dilaporkan kepada Bupati melalui Dinas Teknis.

Bagian Kedua Prinsip Penggunaan Menara Bersama

Pasal 30 (1) Penyelenggara Telekomunikasi yang memiliki Menara, Penyedia

Menara dan/atau Pengelola Menara harus memperhatikan ketentuan hukum tentang larangan praktek monopoli dan persaingan usaha

tidak sehat. (2) Penyelenggara Telekomunikasi yang memiliki Menara, Penyedia

Menara dan/atau Pengelola Menara harus menginformasikan

ketersediaan kapasitas Menaranya kepada calon pengguna Menara secara transparan.

(3) Penyelenggara Telekomunikasi yang memiliki Menara, Penyedia Menara, dan/atau Pengelola Menara harus menggunakan sistem antrian dengan mendahulukan calon pengguna Menara yang lebih

dahulu menyampaikan permintaan penggunaan Menara dengan tetap memperhatikan kelayakan dan kemampuan.

(4) Penggunaan Menara Bersama oleh Penyelenggara Telekomunikasi

dilarang menimbulkan interferensi yang merugikan.

BAB V HAK DAN KEWAJIBAN

Bagian Kesatu Hak

Pasal 31

(1) Penyedia Menara atau Pengelola Menara yang telah memiliki izin

membangun Menara dan/atau izin menggunakan Menara berdasarkan perjanjian kerjasama, berhak membangun dan menggunakan Menara sesuai dengan izin yang telah diperoleh.

(2) Penyedia Menara dapat bekerjasama dengan pihak ketiga dalam hal pengelolaan dan pengeoperasian menara.

Bagian Kedua

Kewajiban

Page 13: BUPATI LOMBOK UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT …lombokutarakab.go.id/v1/images/Katalog_Anggaran_Daerah/Data... · memperhatikan kaidah tata ruang, ... tulisan, gambar, suara,

Pasal 32

Penyedia Menara atau Pengelola Menara wajib mengikuti program pertanggungan atau asuransi terhadap kemungkinan kegagalan bangunan Menara selama penggunaan Menara.

Pasal 33

(1) Penyedia Menara atau Pengelola Menara bertanggung jawab atas

kelaikan fungsi bangunan menara dan kerugian yang timbul akibat runtuhnya seluruh dan/atau sebagian menara.

(2) Penyedia Menara atau Pengelola Menara wajib memberikan jaminan

asuransi terhadap masyarakat dalam radius 125 % (seratus dua puluh lima persen) dari ketinggian Menara apabila terjadi resiko dari

kegagalan menara sebagaimana dimaksud dalam pasal 32.

Pasal 34

(1) Penyedia Menara wajib melakukan pemeliharaan, perawatan dan

pemeriksaan kelaikan fungsi bangunan Menara secara berkala setiap

tahun. (2) Pemeriksaan kelaikan fungsi bangunan Menara sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dilaporkan kepada Bupati melalui Dinas Teknis.

(3) Dalam hal ditemukan kerusakan bangunan Menara atau perangkat

lainnya, Penyedia Menara atau Pengelola Menara harus segera memperbaiki kerusakan tersebut dalam waktu paling lama 6 (enam)

hari setelah laporan pemeriksaan kelaikan fungsi bangunan disampaikan.

(4) Pemeliharaan Menara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat

dilaksanakan oleh Perusahaan, Koperasi, BUMD atau perorangan yang telah memiliki kerja sama atau masuk dalam daftar rekanan terseleksi di Kabupaten.

(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pelaporan kelaikan fungsi bangunan Menara sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur

dengan Peraturan Bupati.

Pasal 35

(1) Penyelenggara Telekomunikasi atau Penyedia Menara yang membangun Menara wajib melakukan pembongkaran Menara apabila kondisi menara tidak sesuai ketentuan, telah berakhirnya masa

kontrak, dan/atau dapat menimbulkan ancaman terhadap keselamatan atau keamanan lingkungan.

(2) Pelaksanaan pembongkaran Menara sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) menjadi tanggung jawab Penyelenggara Telekomunikasi atau Penyedia Menara yang membangun.

BAB VI PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN

Page 14: BUPATI LOMBOK UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT …lombokutarakab.go.id/v1/images/Katalog_Anggaran_Daerah/Data... · memperhatikan kaidah tata ruang, ... tulisan, gambar, suara,

Pasal 36

(1) Pengawasan dan Pengendalian Menara dilakukan oleh Dinas Teknis.

(2) Dalam rangka pelaksanaan pengawasan dan pengendalian Menara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Bupati dapat membentuk Tim Pengawasan dan Pengendalian Menara.

(3) Tim Pengawasan dan Pengendalian Menara sebagaimana dimaksud pada ayat (2) melakukan kegiatan pengawasan dan

pengendalian Menara paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun.

Pasal 37

(4) Pengawasan Menara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 ayat (1)

meliputi: a. pengawasan atas kondisi struktur bangunan Menara;

b. pengawasan atas jumlah pengguna Menara dan kapasitas yang tersisa; dan

c. pengawasan atas masa kontrak penggunaan Menara.

(2) Hasil dari pengawasan dan evaluasi penyelenggaraan Menara dilaporkan kepada Bupati, untuk dijadikan pertimbangan dalam

menentukan kebijakan selanjutnya.

Pasal 38

(1) Pengendalian Menara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 ayat (1)

meliputi kewajiban Penyedia Menara dan/atau Pengelola Menara

untuk melaporkan penggunaan menaranya satu kali dalam setahun kepada Bupati atau Satuan Kerja Perangkat Daerah yang ditunjuk.

(2) Laporan penggunaan menara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berisi keterangan tentang: a. jumlah pengguna menara;

b. kapasitas yang tersisa; c. masa kontrak pengguna menara;

d. rencana penempatan antena; dan e. daftar calon pengguna menara.

(3) Penyampaian laporan penggunaan Menara sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) diserahkan pada akhir tahun.

Pasal 39

(1) Pemerintah Daerah melakukan evaluasi kelayakan operasional

Menara setiap tahun berdasarkan laporan kondisi Menara oleh Penyedia Menara atau Pengelola Menara.

(2) Dalam hal evaluasi kelayakan operasional Menara sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dinyatakan tidak layak, Bupati dapat mencabut Izin Mendirikan Bangunan Menara.

Pasal 40

Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengawasan dan pengendalian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 ayat (1) diatur dengan Peraturan Bupati.

BAB VII

PERAN SERTA MASYARAKAT

Page 15: BUPATI LOMBOK UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT …lombokutarakab.go.id/v1/images/Katalog_Anggaran_Daerah/Data... · memperhatikan kaidah tata ruang, ... tulisan, gambar, suara,

Pasal 41

(1) Masyarakat dapat turut serta berperan aktif dalam Penyelenggaraan Menara Telekomunikasi.

(2) Peran serta masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

diwujudkan dalam bentuk kerja sama, pemenuhan hak dan kewajiban masyarakat, serta peran aktif dalam penyusunan

kebijakan pengendalian menara telekomunikasi.

BAB VIII SANKSI ADMINISTRATIF

Pasal 42

(1) Penyedia Menara yang membangun Menara tidak memiliki Izin Mendirikan Bangunan Menara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat (1) dikenakan sanksi administratif berupa penghentian

kegiatan operasional Menara, denda adminstratif sebesar Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah), dan pembongkaran

bangunan Menara secara paksa yang pembiayaannya dibebankan dan menjadi tanggung jawab penyedia/pengelola/penyelenggara menara telekomunikasi.

(2) Pembongkaran bangunan Menara secara paksa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan setelah dinyatakan adanya pelanggaran ketentuan ijin mendirikan bangunan sesuai peraturan

perundang- undangan di bidang pembangunan.

Pasal 43

(1) Penyedia Menara yang memiliki Izin Mendirikan Bangunan Menara

apabila melakukan kegiatan usaha yang tidak sesuai dengan

ketentuan yang ditetapkan dalam izin yang diperolehnya dikenakan sanksi administratif berupa pencabutan Izin Mendirikan Bangunan Menara.

(2) Pencabutan Izin Mendirikan Bangunan Menara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan setelah diberikannya peringatan tertulis sebanyak 3 (tiga) kali berturut-turut dengan tenggang waktu

setiap peringatan tertulis berlangsung selama 7 (tujuh) hari kerja.

Pasal 44

Penyedia Menara yang mendirikan bangunan Menara tidak dilengkapi dengan sarana pendukung dan identitas hukum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) dikenakan sanksi administratif berupa

penghentian kegiatan operasional Menara secara paksa dan/atau denda adminstratif sebesar Rp.50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).

Pasal 45

Page 16: BUPATI LOMBOK UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT …lombokutarakab.go.id/v1/images/Katalog_Anggaran_Daerah/Data... · memperhatikan kaidah tata ruang, ... tulisan, gambar, suara,

Penyedia Menara yang mendirikan bangunan Menara tidak sesuai

dengan zona penempatan lokasi Menara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (1) dikenakan sanksi administratif berupa pembongkaran

bangunan Menara.

Pasal 46

Penyelenggara Telekomunikasi atau Penyedia Menara yang mendirikan bangunan Menara telekomunikasi khusus untuk keperluan Jaringan Utama tidak memberitahukan kepada Pemerintah Daerah sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 14 ayat (2) dikenakan sanksi administratif berupa penghentian kegiatan operasional Jaringan Utama secara paksa dan denda adminstratif sebesar Rp.50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).

Pasal 47

Penyedia Menara atau Pengelola Menara yang tidak memberikan

kesempatan yang sama tanpa diskriminasi kepada Penyelenggara Telekomunikasi untuk menggunakan Menara secara bersama

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (3) dikenakan sanksi administratif berupa peringatan tertulis dan/atau pencabutan Izin Mendirikan Bangunan Menara.

Pasal 48

Penyedia Menara atau Pengelola Menara yang tidak melaporkan

penggunaan Menara Bersama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 dikenakan sanksi administratif berupa peringatan tertulis dan denda adminstratif sebesar Rp.10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah).

BAB IX PENYIDIKAN

Pasal 49

(1) Penyidik Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan Pemerintah

Daerah diberi wewenang khusus untuk melakukan penyidikan tindak pidana terhadap pelanggaran Peraturan Daerah ini sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan. (2) Wewenang Penyidik Pegawai Negeri Sipil tertentu sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) meliputi:

a. menerima laporan atau pengaduan dari seseorang mengenai adanya tindak pidana atas pelanggaran Peraturan Daerah;

b. melakukan tindakan pertama dan pemeriksaan di tempat

kejadian; c. menyuruh berhenti seseorang dan memeriksa tanda pengenal diri

tersangka; d. melakukan penyitaan benda atau surat; e. mengambil sidik jari dan memotret seseorang;

f. memanggil seseorang untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi;

g. mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam hubungannya dengan pemeriksaan perkara;

h. mengadakan penghentian penyidikan setelah mendapat

Page 17: BUPATI LOMBOK UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT …lombokutarakab.go.id/v1/images/Katalog_Anggaran_Daerah/Data... · memperhatikan kaidah tata ruang, ... tulisan, gambar, suara,

petunjuk dari penyidik bahwa tidak terdapat cukup bukti atau

peristiwa tersebut bukan merupakan tindak pidana dan selanjutnya melalui penyidik memberitahukan hal tersebut

kepada penuntut umum, tersangka atau keluarganya; dan i. mengadakan tindakan lain menurut hukum yang dapat

dipertanggungjawabkan.

(3) Penyidik Pegawai Negeri Sipil tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memberitahukan dimulainya penyidikan dan menyampaikan

hasil penyidikannya kepada Penuntut Umum melalui Pejabat Penyidik Kepolisian Negara Republik Indonesia sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang Hukum Acara Pidana.

BAB X

KETENTUAN PIDANA

Pasal 50 Penyedia Menara yang membangun Menara tidak memiliki Izin

Mendirikan Bangunan Menara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat (1) dipidana sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan tentang Telekomunikasi. Pasal 51

Penyedia Menara yang mendirikan bangunan Menara tidak dilengkapi dengan sarana pendukung dan identitas hukum sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) dipidana dengan pidana kurungan paling lama 6 (enam) bulan atau pidana denda paling banyak

Rp.50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).

Pasal 52

Penyedia Menara yang mendirikan bangunan Menara tidak sesuai dengan zona penempatan lokasi Menara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (1) dipidana dengan pidana kurungan paling lama 6

(enam) bulan atau pidana denda paling banyak Rp.50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).

Pasal 53

Penyelenggara Telekomunikasi atau Penyedia Menara yang mendirikan bangunan Menara telekomunikasi khusus untuk keperluan Jaringan Utama tidak memberitahukan kepada Pemerintah Daerah sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 14 ayat (2) dipidana dengan pidana kurungan paling lama 3 (tiga) bulan dan/atau pidana denda paling banyak Rp.50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).

Pasal 54

Page 18: BUPATI LOMBOK UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT …lombokutarakab.go.id/v1/images/Katalog_Anggaran_Daerah/Data... · memperhatikan kaidah tata ruang, ... tulisan, gambar, suara,

Penyedia Menara atau Pengelola Menara yang tidak memberikan kesempatan yang sama tanpa diskriminasi kepada Penyelenggara

Telekomunikasi untuk menggunakan Menara secara bersama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (3) dan Pasal 29 dipidana dengan pidana kurungan paling lama 6 (enam) bulan dan/atau pidana

denda paling banyak Rp.50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).

BAB XI

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 55

(1) Penyedia Menara yang telah memiliki Izin Mendirikan Bangunan

Menara dan telah membangun menaranya sebelum berlakunya Per-

aturan Daerah ini, wajib menyesuaikan dengan ketentuan dalam Peraturan Daerah ini pada saat memperpanjang kontraknya kembali.

(2) Penyedia Menara yang telah memiliki Izin Mendirikan Bangunan Menara dan belum membangun menaranya sebelum berlakunya

Peraturan Daerah ini, wajib menyesuaikan dengan ketentuan dalam Peraturan Daerah ini dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bu-lan terhitung sejak Peraturan Daerah ini diundangkan.

Pasal 56

Pemilik Menara yang merubah struktur menara atau merubah

konstruksi menara sebelum berlakunya Peraturan Daerah ini,wajib mengajukan perubahan perizinan dan harus menyesuaikan dengan Peraturan Daerah ini.

Pasal 57

(1) Pemilik menara yang menjual atau mengalihkan

kepemilikan/penguasaan kepada pihak lain sebelum berlakunya Peraturan Daerah ini, wajib melaporkan perubahan kepemilikan/penguasaan tersebut kepada Dinas dan Instansi yang

membidangi Perizinan atas nama pemilik menara terakhir dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan terhitung sejak Peraturan

Daerah ini diundangkan (2) Pemilik menara yang menjual atau mengalihkan

kepemilikan/penguasaan kepada pihak lain sebelum berlakunya

Peraturan Daerah ini wajib mengajukan perubahan perizinan kepa-da Dinas Teknis dan Instansi yang membidangi Perizinan atas nama pemilik menara terakhir pada saat memperpanjang kontraknya

kembali

BAB XII

KETENTUAN PENUTUP

Page 19: BUPATI LOMBOK UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT …lombokutarakab.go.id/v1/images/Katalog_Anggaran_Daerah/Data... · memperhatikan kaidah tata ruang, ... tulisan, gambar, suara,

Pasal 58

Peraturan pelaksanaan dari Peraturan Daerah ini harus ditetapkan paling lama 1 (satu) tahun terhitung sejak Peraturan Daerah ini diundangkan.

Pasal 59

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan

Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Lombok Utara.

Ditetapkan di Tanjung

pada tanggal 12 Januari 2016 PENJABAT BUPATI LOMBOK UTARA,

ttd H. ASHARI

Diundangkan di Tanjung

pada tanggal 12 Januari 2016 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA,

H. SUARDI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA TAHUN 2016 NOMOR 1

NOREG PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA PROVINSI NUSA

TENGGARA BARAT NOMOR 10 TAHUN 2016

Page 20: BUPATI LOMBOK UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT …lombokutarakab.go.id/v1/images/Katalog_Anggaran_Daerah/Data... · memperhatikan kaidah tata ruang, ... tulisan, gambar, suara,

PENJELASAN ATAS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 1 TAHUN 2016

TENTANG

PENYELENGGARAAN MENARA TELEKOMUNIKASI

I. UMUM

Perkembangan teknologi di bidang telekomunikasi yang demikian cepat dewasa ini perlu diimbangi dengan langkah-langkah kebijakan yang antisipatif dan akomodatif. Dengan kondisi tersebut, kebijakan yang harus ditempuh

Pemerintah Daerah adalah dengan mengakomodasi perkembangan teknologi telekomunikasi dalam pengaturan-pengaturan yang sesuai dan diharapkan

tidak mengekang perkembangan teknologi tersebut agar dapat dimanfaatkan oleh masyarakat luas.

Sedapat mungkin kebijakan yang ditempuh mempunyai daya dukung bagi kita semua untuk bergerak maju dalam kerangka hukum dan kerangka pengaturan

yang sama. Salah satu kebijakan Pemerintah Daerah di bidang telekomunikasi yang perlu segera ditempuh adalah pengaturan dalam hal pengendalian pembangunan menara telekomunikasi. Menara telekomunikasi merupakan

salah satu kelengkapan perangkat telekomunikasi yang pembangunan dan pemanfaatannya akan berkaitan erat dengan kaidah tata ruang, lingkungan dan estetika, sehingga terhadap kegiatan tersebut perlu dilakukan pembinaan,

pengendalian dan pengawasan melalui mekanisme perizinan pembangunan menara telekomunikasi.

Dalam menyusun kebijakan tersebut, Pemerintah Daerah berupaya semaksimal mungkin agar dalam pelaksanaannya dapat berdaya guna dan

berhasil guna baik dari segi ekonomi maupun sosial kemasyarakatan. Keterlibatan masyarakat dalam setiap proses perizinan yang akan dikeluarkan,

telah cukup terakomodasi dalam ketentuan Peraturan Daerah ini, sehingga diharapkan Peraturan Daerah ini mampu memberikan keadilan, kemanfaatan, dan kepastian hukum bagi pelaksanaan kebijakan di bidang pengendalian

menara telekomunikasi. Atas dasar pertimbangan tersebut perlu menetapkan Peraturan Daerah

tentang Pengendalian Menara Telekomunikasi.

II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1

Cukup jelas. Pasal 2

Asas Manfaat berarti bahwa Pembangunan Telekomunikasi akan lebih berdaya guna dan berhasil guna baik sebagai infrastruktur

pembangunan, sarana penyelenggaraan pemerintahan, sarana pendidikan, sarana perhubungan, maupun sebagai komoditas ekonomi yang dapat lebih meningkatkan kesejahteraan masyarakat lahir bathin.

Asas Adil dan merata adalah bahwa penyelenggaraan telekomunikasi

memberikan kesempatan dan perlakuan yang sama kepada semua pihak yang memenuhi syarat dan hasil-hasilnya dinikmati oleh masyarakat secara adil dan merata.

Page 21: BUPATI LOMBOK UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT …lombokutarakab.go.id/v1/images/Katalog_Anggaran_Daerah/Data... · memperhatikan kaidah tata ruang, ... tulisan, gambar, suara,

Asas Kepastian Hukum berarti bahwa pembangunan telekomunikasi khususnya penyelenggaraan telekomunikasi harus didasarkan kepada

peraturan perundang-undangan yang menjamin kepastian hukum, dan memberikan perlindungan hukum baik bagi para investor, penyelenggara telekomunikasi, maupun kepada pengguna telekomunikasi.

Asas Keamanan dimaksudkan agar penyelenggaraan telekomunikasi

selalu memperhatikan faktor keamanan dalam perencanaan, pembangunan, dan pengoperasiannya.

Asas kemitraan mengandung makna bahwa penyelenggaraan telekomunikasi harus dapat mengembangkan iklim yang harmonis, timbal balik, dan sinergi dalam penyelenggaraan telekomunikasi.

Asas etika dimaksudkan agar dalam penyelenggaraan telekomunikasi

senantiasa dilandasi oleh semangat profesionalisme, kejujuran, kesusilaan, dan keterbukaan.

Asas kepercayaan pada diri sendiri, dilaksanakan dengan memanfaatkan secara maksimal potensi sumber daya nasional secara efisien serta

penguasaan teknologi telekomunikasi, sehingga dapat meningkatkan kemandirian dan mengurangi ketergantungan sebagai suatu bangsa dalam menghadapi persaingan global.

Pasal 3

Cukup jelas.

Pasal 4 Cukup Jelas.

Pasal 5

Ayat (1) Cukup jelas.

Ayat (2)

Cukup jelas. Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (4) Cukup jelas.

Pasal 6

Ayat (1) Cukup jelas.

Ayat (2)

Cukup jelas. Ayat (3)

Cukup jelas. Ayat (4)

Cukup jelas.

Page 22: BUPATI LOMBOK UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT …lombokutarakab.go.id/v1/images/Katalog_Anggaran_Daerah/Data... · memperhatikan kaidah tata ruang, ... tulisan, gambar, suara,

Pasal 7

Ayat (1)

Yang dimaksud dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) adalah standar yang ditetapkan oleh Badan Standarisasi Nasional dan berlaku secara nasional.

Ayat (2) Cukup Jelas

Ayat (3) Cukup Jelas

Pasal 8 Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2) Huruf a

Yang dimaksud dengan Pentanahan adalah pengamanan terhadap perangkat-perangkat yang mempergunakan listrik sebagai sumber tenaga, dari lonjakan listrik,

petir,dll atau biasa disebut grounding. Huruf b

Cukup jelas. Huruf c

Cukup jelas.

Huruf d Cukup jelas.

Huruf e

Cukup jelas. Huruf f

Cukup jelas. Huruf g

Cukup jelas.

Ayat (3) Cukup jelas.

Ayat (4) Cukup jelas.

Ayat (5)

Cukup Jelas. Pasal 9

Ayat (1) Cukup jelas.

Ayat (2) Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas. Ayat (4)

Cukup jelas.

Ayat (5) Cukup Jelas.

Pasal 10

Cukup jelas.

Page 23: BUPATI LOMBOK UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT …lombokutarakab.go.id/v1/images/Katalog_Anggaran_Daerah/Data... · memperhatikan kaidah tata ruang, ... tulisan, gambar, suara,

Pasal 11

Ayat (1) Cukup jelas.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3) Cukup jelas.

Ayat (4) Cukup jelas.

Pasal 12 Ayat (1)

Yang dimaksud dengan “zona penempatan lokasi menara” adalah

lokasi-lokasi yang diperuntukkan bagi pembangunan Menara telekomunikasi.

Ayat (2) Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Pasal 13 Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2) Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas. Pasal 14

Ayat (1) Cukup jelas.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Pasal 15 Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2) Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas. Ayat (4)

Cukup jelas. Ayat (5)

Cukup jelas.

Pasal 16

Cukup jelas.

Pasal 17

Ayat (1) Cukup jelas.

Ayat (2)

Cukup jelas. Ayat (3)

Cukup jelas. Ayat (4)

Cukup jelas.

Page 24: BUPATI LOMBOK UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT …lombokutarakab.go.id/v1/images/Katalog_Anggaran_Daerah/Data... · memperhatikan kaidah tata ruang, ... tulisan, gambar, suara,

Ayat (5)

Cukup jelas.

Pasal 18 Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2) Cukup jelas.

Pasal 19

Ayat (1)

Cukup jelas. Ayat (2)

Cukup jelas.

Pasal 20

Ayat (1) Cukup jelas.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Pasal 21 Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2) Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Pasal 22 Ayat (1)

Izin adalah Izin Mendirikan Bangunan Menara dilaksanakan

sesuai dengan Peraturan Daerah yang mengatur Izin Mendirikan Bangunan.

Ayat (2) Cukup jelas.

Pasal 23 Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2) Cukup jelas.

Ayat (3) Cukup jelas.

Ayat (4)

Cukup jelas. Pasal 24

Ayat (1) Cukup jelas.

Ayat (2) Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Pasal 25 Cukup jelas.

Page 25: BUPATI LOMBOK UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT …lombokutarakab.go.id/v1/images/Katalog_Anggaran_Daerah/Data... · memperhatikan kaidah tata ruang, ... tulisan, gambar, suara,

Pasal 26

Cukup jelas.

Pasal 27 Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2) Cukup jelas.

Ayat (3) Cukup jelas.

Ayat (4)

Cukup jelas. Pasal 28

Ayat (1) Cukup jelas.

Ayat (2) Cukup jelas.

Pasal 29 Cukup jelas.

Pasal 30

Ayat (1) Cukup jelas.

Ayat (2)

Cukup jelas. Ayat (3)

Cukup jelas. Ayat (4)

Yang dimaksud dengan interferensi adalah masuknya frekuensi

sinyal dari satu operator ke operator lainnya yang dapat menimbulkan gangguan frekuensi.

Pasal 31

Ayat (1)

Cukup jelas. Ayat (2)

Cukup jelas.

Pasal 32

Yang dimaksud dengan ”kegagalan bangunan Menara” adalah kinerja bangunan dalam tahap pemanfaatan yang tidak berfungsi, baik secara keseluruhan maupun sebagian dari segi teknis, manfaat, keselamatan

dan kesehatan kerja, dan/atau keselamatan umum, misalnya terjadi kerusakan konstruksi atau robohnya bangunan.

Pasal 33 Ayat (1)

Cukup jelas. Ayat (2)

Cukup jelas.

Page 26: BUPATI LOMBOK UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT …lombokutarakab.go.id/v1/images/Katalog_Anggaran_Daerah/Data... · memperhatikan kaidah tata ruang, ... tulisan, gambar, suara,

Pasal 34

Ayat (1) Cukup jelas.

Ayat (2) Cukup jelas.

Ayat (3) Cukup jelas.

Ayat (4) Cukup jelas.

Ayat (5)

Cukup jelas.

Pasal 35

Ayat (1) Cukup jelas.

Ayat (2) Cukup jelas.

Pasal 36 Ayat (1)

Cukup jelas. Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3) Cukup jelas.

Pasal 37 Ayat (1)

Cukup jelas. Ayat (2)

Cukup jelas.

Pasal 38

Ayat (1) Cukup jelas.

Ayat (2)

Cukup jelas. Ayat (3)

Cukup jelas.

Pasal 39

Ayat (1) Cukup jelas.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Pasal 40

Cukup jelas.

Pasal 41 Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2) Cukup jelas.

Page 27: BUPATI LOMBOK UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT …lombokutarakab.go.id/v1/images/Katalog_Anggaran_Daerah/Data... · memperhatikan kaidah tata ruang, ... tulisan, gambar, suara,

Pasal 42

Ayat (1) Cukup jelas.

Ayat (2) Cukup jelas.

Pasal 43 Ayat (1)

Cukup jelas. Ayat (2)

Cukup jelas.

Pasal 44

Cukup jelas.

Pasal 45

Cukup jelas. Pasal 46

Cukup jelas.

Pasal 47 Cukup jelas.

Pasal 48 Cukup jelas.

Pasal 49 Ayat (1)

Cukup jelas. Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3) Cukup jelas.

Pasal 50

Cukup jelas.

Pasal 51

Cukup jelas.

Pasal 52

Cukup jelas. Pasal 53

Cukup jelas. Pasal 54

Cukup jelas.

Pasal 55 Cukup jelas.

Pasal 56 Cukup jelas.

Page 28: BUPATI LOMBOK UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT …lombokutarakab.go.id/v1/images/Katalog_Anggaran_Daerah/Data... · memperhatikan kaidah tata ruang, ... tulisan, gambar, suara,

Pasal 57

Ayat (1) Cukup jelas.

Ayat (2) Cukup jelas.

Pasal 58 Cukup jelas.

Pasal 59

Cukup jelas.

TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 52

TAHUN 2016