naskah akademik rancangan peraturan daerah...

39
NASKAH AKADEMIK RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Administrasi Kependudukan adalah rangkaian kegiatan penataan dan penertiban dalampenerbitandokumen dan Data Kependudukan melalui Pendaftaran Penduduk,Pencatatan Sipil, pengelolaaninformasi Administrasi Kependudukan sertapendayagunaan hasilnya untuk pelayanan publik dan pembangunan sektor lain. Informasi administrasi kependudukan memiliki nilai strategi bagi penyelenggara pemerintahan, pembangun dan pelayanan kepada masyarakat sehingga perlu pengelolaan informasi administrasi kependudukan secara terkordinasi dan berkesinambungan, sehingga untuk menjamin akan stabilitas pelayanan kepada masyarakat dibidang kependudukan sehingga pemerintah menetapkan kebjiakan akan sistem informasi administrasi kependudukan dan akta catatan sipil. Administrasi Kependudukan dari Aspek Hak KeperdataanGagasan menyusun suatu sistem administrasi yang menyangkut seluruh masalah kependudukan, yang meliputi pendaftaran penduduk, pencatatan sipil, pengelolaan data-informasi kependudukan, patut menjadi perhatian untuk mewujudkannya. Karena sampai saat ini, peraturan perundang-undangan yang mendukungnya masih terpisah-pisah, berjalan sendiri-sendiri tanpa ada kaitan satu dengan lainnya. Perwujudan suatu sistem memang sangat didambakan oleh masyarakat. Bahkan sebagai ciri dari penyelenggaraan negara yang modern khususnya bidang pelayanan masyarakat.Masalah administrasi kependudukan di Indonesia

Upload: truongcong

Post on 03-Mar-2019

236 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: NASKAH AKADEMIK RANCANGAN PERATURAN DAERAH …lombokutarakab.go.id/v1/images/Katalog_Anggaran_Daerah/Data... · kelahiran, lahir mati, kematian, perkawinan, dan perceraian, termasuk

NASKAH AKADEMIK

RANCANGAN PERATURAN DAERAH

KABUPATEN LOMBOK UTARA

TENTANG

PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Administrasi Kependudukan adalah rangkaian kegiatan penataan

dan penertiban dalampenerbitandokumen dan Data Kependudukan

melalui Pendaftaran Penduduk,Pencatatan Sipil, pengelolaaninformasi

Administrasi Kependudukan sertapendayagunaan hasilnya untuk

pelayanan publik dan pembangunan sektor lain.

Informasi administrasi kependudukan memiliki nilai strategi bagi

penyelenggara pemerintahan, pembangun dan pelayanan kepada

masyarakat sehingga perlu pengelolaan informasi administrasi

kependudukan secara terkordinasi dan berkesinambungan, sehingga

untuk menjamin akan stabilitas pelayanan kepada masyarakat

dibidang kependudukan sehingga pemerintah menetapkan kebjiakan

akan sistem informasi administrasi kependudukan dan akta catatan

sipil.

Administrasi Kependudukan dari Aspek Hak

KeperdataanGagasan menyusun suatu sistem administrasi yang

menyangkut seluruh masalah kependudukan, yang meliputi

pendaftaran penduduk, pencatatan sipil, pengelolaan data-informasi

kependudukan, patut menjadi perhatian untuk mewujudkannya.

Karena sampai saat ini, peraturan perundang-undangan yang

mendukungnya masih terpisah-pisah, berjalan sendiri-sendiri tanpa

ada kaitan satu dengan lainnya. Perwujudan suatu sistem memang

sangat didambakan oleh masyarakat. Bahkan sebagai ciri dari

penyelenggaraan negara yang modern khususnya bidang pelayanan

masyarakat.Masalah administrasi kependudukan di Indonesia

Page 2: NASKAH AKADEMIK RANCANGAN PERATURAN DAERAH …lombokutarakab.go.id/v1/images/Katalog_Anggaran_Daerah/Data... · kelahiran, lahir mati, kematian, perkawinan, dan perceraian, termasuk

merupakan hal yang sangat berperan dalam pembangunan, dimana

dari sistem administrasi penduduk tersebut dapat diketahui tentang

data-data penduduk dan informasi yang sesuai dengan keadaan

penduduk dan tentang kondisi daerah tempat tinggal penduduk.

Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pada

hakikatnya berkewajiban untuk memberikan perlindungan dan

pengakuan terhadap penentuan status pribadi dan status hukum

setiap Peristiwa Kependudukan dan Peristiwa Penting yang dialami oleh

penduduk yang berada di dalam dan atau di luar wilayah Negara

Kesatuan Republik Indonesia. Status hukum diberikan untuk

memberikan jaminan kepada penduduk agar memperoleh

keadilan.Keadilan merupakan tujuan dari usaha penegakan hukum.

Tiga unsur dalam menegakkan hukum dan keadilan adalah 1:

1. diperlukan adanya peraturan hukum yang sesuai dengan aspirasi

masyarakat.

2. adanya aparat penegak hukum yang profesional dan bermental

tangguh atau memiliki integritas moral yang terpuji.

3. adanya kesadaran hukum masyarakat yang memungkinkan

dilaksanakannya penegakan hukum.

Administrasi kependudukan memuat tentang Peristiwa

Kependudukan dan Peristiwa Penting, yang dimaksud Peristiwa

Kependudukan antara lain perubahan alamat, pindah datang untuk

menetap, tinggal terbatas, serta perubahan status orang asing tinggal

terbatas menjadi tinggal tetap. Sedangkan Peristiwa Penting antara lain

kelahiran, lahir mati, kematian, perkawinan, dan perceraian, termasuk

pengangkatan, pengakuan, dan pengesahan anak, serta perubahan

status kewarganegaraan, ganti nama dan peristiwa penting lainnya

yang dialami oleh seseorang merupakan kejadianyang harus dilaporkan

karena membawa implikasi perubahan data identitas atau surat

keterangan kependudukan.

1Baharuddin Lopa, Permasalahan Pembinaan dan Penegakan Hukum di Indonesia, Ctk. Pertama, PT.

Bulan Bintang, Jakarta, 1987, hlm. 4.

Page 3: NASKAH AKADEMIK RANCANGAN PERATURAN DAERAH …lombokutarakab.go.id/v1/images/Katalog_Anggaran_Daerah/Data... · kelahiran, lahir mati, kematian, perkawinan, dan perceraian, termasuk

Dengan demikian, setiap Peristiwa Kependudukan dan Peristiwa

Penting memerlukan bukti yang sah untuk dilakukan

pengadministrasian dan pencatatan sesuai dengan ketentuan undang-

undang. Sesuai dengan perubahan dan perkembangan yang terjadi

dalam masyarakat Indonesia maka masyarakat Indonesia sadar bahwa

seseorang perlu memiliki bukti tertulis dalam menentukan status

seseorang ataskejadian-kejadian atau peristiwa-peristiwa, misalnya:

perkawinan, kelahiran kematian, pengakuan anak, pengesahan anak,

perceraian, kematian maupun pergantian nama. Sedangkan untuk

memiliki status tersebut, maka orang tersebut harus mendaftarkan

peristiwa atau kejadian itu pada Lembaga Catatan Sipil, dengan

demikian orang tersebut akan memperoleh bukti tertulis yang berupa

Akta Catatan Sipil. Semua akta yang dikeluarkan olehCatatan Sipil

ialah merupakan akta otentik yang mengandung kebenaran murni,

mempunyai kekuatan dan kepastian hukum, tidak dapat dikatakan

palsu sebelum dinyatakan oleh Pengadilan Negeri dengan ketetapan

atau keputusannya, dan tidak dapat diralat atau dibatalkan atau

diperbaharui, selain izin Pengadilan Negeri serta mengikat semua

pihak.

Dengan demikian Akta Catatan Sipil tersebutmerupakan hal yang

sangat menentukan akan kebenaran dari suatu permasalahan apabila

diperkarakan. Dan dalam lingkungan internasional Akta Catatan Sipil

mendapat pengakuan yang sah.Dalam pemenuhan hak penduduk,

terutama di bidang pencatatan sipil, masih ditemukan penggolongan

penduduk yang didasarkan pada perlakuan diskriminatif yang

membeda-bedakan suku, keturunan, dan agama sebagaimana diatur

dalam berbagai peraturan produk Kolonial Belanda. Penggolongan

penduduk dan pelayanan diskriminatif yang demikian itu tidak sesuai

dengan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945.

Kondisi tersebut mengakibatkan pengadministrasian

kependudukan mengalami kendala yang mendasar sebab sumber data

kependudukan belum terkoordinasi dan terintegrasi, serta terbatasnya

Page 4: NASKAH AKADEMIK RANCANGAN PERATURAN DAERAH …lombokutarakab.go.id/v1/images/Katalog_Anggaran_Daerah/Data... · kelahiran, lahir mati, kematian, perkawinan, dan perceraian, termasuk

cakupan pelaporan yang belum terwujud dalam suatu sistem

Administrasi Kependudukan yang utuh dan optimal.

Dengan demikian, dibentuklah Undang-Undang Nomor 23 Tahun

2006 tentang Administrasi Kependudukan sebagaimana telah diubah

menjadi Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 tentang Perubahan

atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi

Kependudukan, yang memuat pengaturan dan pembentukan sistem

yang mencerminkan adanya reformasi di bidang administrasi

kependudukan. Salah satu hal yang penting adalah pengaturan

mengenai penggunaan Nomor Induk Kependudukan (NIK).NIK adalah

identitas penduduk Indonesia dan merupakan kunci akses dalam

melakukan verifikasi dan validasi data jati diri seseorang guna

mendukung pelayanan publik di bidang administrasi kependudukan.

Dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 tentang

Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang

Administrasi Kependudukan ini juga menyebutkan bahwa dalam

penyelenggaraan administrasi kependukan di Indonesia akan

dilakukan melalui penerapan Sistem Informasi Administrasi

Kependudukan (SIAK), yang dimana hal mengenai Sistem Informasi

Administrasi Kependudukan ini juga disebutkan dalam Peraturan

Menteri Dalam Negeri Nomor 28 Tahun 2005 tentang Pedoman

Penyelenggaraan Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil di

Daerah.

Pelayanan administrasi kependudukan di Kabupaten Lombok

Utara melaksanakan kewenangan desentralisasi dalam bidang

kependudukan dan pencatatan sipil.Pemerintah Kabupaten Lombok

Utara memberikan tugas dan wewenang kepada Dinas Kependudukan

dan PencatatanSipil untuk melaksanakan pelayanan kepada

masyarakat mengenai administrasi kependudukan.

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Lombok

Utara dalam melaksanakan tugas-tugas kedinasan dibidang

kependudukan dan catatan sipil mengacu pada perundang-undangan

yang telah disahkan pemerintah yaitu Undang-Undang Nomor 24

Tahun 2013 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun

Page 5: NASKAH AKADEMIK RANCANGAN PERATURAN DAERAH …lombokutarakab.go.id/v1/images/Katalog_Anggaran_Daerah/Data... · kelahiran, lahir mati, kematian, perkawinan, dan perceraian, termasuk

2006 tentang Administrasi Kependudukan. Dinas Kependudukan dan

Pencatatan Sipil mengurusi tentang administrasi kependudukan mulai

dari surat keterangan, akta kelahiran,akta perkawinan, akta perceraian

dan akta kematian dan lain-lain.

Bukti kependudukan yang dimiliki setiap penduduk harus jelas,

dan mereka tidak diperkenankan memiliki doubleidentitas. Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil merupakan suatu organisasi yang

memiliki aspek strategis dalam proses pembangunan yang

dilaksanakan oleh pemerintah daerah, pemerintah provinsi dan

pemerintah pusat. Dalam pelaksanaan fungsi dari Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil maka diperlukan adanya

peraturan yang mengaturnya.

B. Identifikasi Masalah

Pemerintah Kabupaten/Kota khususnya Kabupaten Lombok

Utara harus segera membentuk Perda tentang Penyelenggaraan

Administrasi Kependudukan dengan memperhatikan sistem,

mekanisme dan prosedur yang mudah serta efektifitas waktu. Selain

itu, Pemerintah juga perlu memikirkan tentang biayaterhadap

pengurusan dokumen administrasi kependudukan. Oleh karena saat

ini Pemerintah pusat telah menetapkan wajib E-KTP maka Pemerintah

Kabupaten Lombok Utara perlu juga menformulasikan sangsi yang

tegas dan jelas terhadap seseorang yang tidak memiliki kartu tanda

penduduk dan akta catatan sipil dengan menjadikan kartu tanda

penduduk sebagai syarat dalam pelayanan urusan dan kebutuhan

masyarakat yang dilayani.

Tujuan dari hal-hal tersebut di atas tak lain adalah dalam rangka

mewujudkan tertib administrasi kependudukan yang diamanatkan

dalam Undang-Undang Nomor 23 tahun 2006 tentang Administrasi

Kependudukan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang

Nomor 24 Tahun 2013, serta menindaklanjuti pelaksanaan dari

Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2007 tentang Pelaksanaan

Undang-Undang Nomor 23 tahun 2006 tentang Administrasi

Page 6: NASKAH AKADEMIK RANCANGAN PERATURAN DAERAH …lombokutarakab.go.id/v1/images/Katalog_Anggaran_Daerah/Data... · kelahiran, lahir mati, kematian, perkawinan, dan perceraian, termasuk

Kependudukan. Oleh karena itu, maka permasalahan dibatasi sebagai

berikut :

1. Bagaimanakah tingkat kesadaran masyarakat Kabupaten Lombok

Utara akan pentingnya dokumen kependudukan ?

2. Apa urgensi dari pembaharuan dokumen kependudukan di

Kabupaten Lombok Utara ?

3. Seberapa besar penggunaan dan manfaat dokumen kependudukan

di Kabupaten Lombok Utara ?

C. Tujuan dan Kegunaan

Sesuai dengan latar belakang dan identifikasi masalah yang

dikemukakan diatas, maka penyusunan Naskah Akademik ini

memiliki tujuan sebagai berikut :

1. Untuk memberikan latar belakang, arahan dan dukungan dalam

perumusan penyelenggaraan administrasi kependudukan dengan

segala dimensinya secara menyeluruh dan terpadu.

2. Untuk mengetahui sasaran yang akan diwujudkan, ruang

lingkup pengaturan, jangkauan dan arah pengaturan

raperda tentang penyelenggaraan administrasi kependudukan.

3. Merumuskan dasar hukum dan dasar pertimbangan penyusunan

raperda tentang penyelenggaraan administrasi kependudukan.

Selanjutnya kegunaan penyusunan naskah akademik ini adalah

sebagai acuan atau referensi penyusunan dan pembahasan raperda

penyelenggaraan administrasi kependudukan.

D. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penyusunan Naskah Akademik

Rancangan Peraturan Daerah tentang Penyelenggaraan Administrasi

Kependudukan ini adalah metode yuridis normatif yang dilengkapi

dengan diskusi (focus group discussion) dan pengamatan di lapangan.

Pendekatan yuridis normatif menggunakan data yang diperoleh dari:

1. Bahan hukum primer, yaitu bahan hukum yang menjelaskan dan

berhubungan langsung dengan objek penelitian, seperti

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan,

Page 7: NASKAH AKADEMIK RANCANGAN PERATURAN DAERAH …lombokutarakab.go.id/v1/images/Katalog_Anggaran_Daerah/Data... · kelahiran, lahir mati, kematian, perkawinan, dan perceraian, termasuk

Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1992 tentang Keimigrasian,

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan,

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik,

Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 tentang Perubahan atas

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi

Kependudukan, Peraturan Presiden Nomor 25 Tahun 2008 tentang

Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan

Sipil.

2. Bahan hukum sekunder, yaitu bahan yang memberikan penjelasan

terhadap bahan hukum primer, berupa literatur-literatur, hasil-

hasil penelitian dan hasil-hasil karya ilmiah.

3. Bahan hukum tersier, yaitu bahan hukum yang menjelaskan bahan

hukum primer dan bahan hukum sekunder, seperti Kamus Besar

Bahasa Indonesia.

BAB II

KAJIAN TEORITIS DANPRAKTIK EMPIRIS

A. Kajian Teoritis

1. Pengertian Administrasi Kependudukan (Adminduk).

Administrasi meliputi kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan

oleh pejabat-pejabat eksekutif dalam suatu organisasi, yang bertugas

mengatur, memajukan dan melengkapi usaha kerjasama sekumpulan

orang yang sengaja dihimpun untuk mencapai tujuan

tertentu.Pengertian Administrasi dalam arti sempit dan luas yaitu :

a. Arti sempit: berasal dari kata Administratie (bahasa Belanda ), yang

meliputi kegiatan catat mencatat, surat menyurat, pembukuan

ringan, ketik mengetik, agenda dsb, yang bersifat teknis

ketatausahaan (clerical work). Dengan demikian tata usaha adalah

bagian kecil kegiatan dari Administrasi.

b. Arti luas: berasal dari kata Administration (bahasa Inggris), yakni

rangkaian kegiatan / proses kegiatan usaha kerja sama sekelompok

orang untuk mencapai tujuan tertentu secara efesien

Page 8: NASKAH AKADEMIK RANCANGAN PERATURAN DAERAH …lombokutarakab.go.id/v1/images/Katalog_Anggaran_Daerah/Data... · kelahiran, lahir mati, kematian, perkawinan, dan perceraian, termasuk

Kependudukan berkata dasar penduduk yang mempunyai arti

yaitu orang yang tinggal di daerah tersebut atau orang yang secara

hukum berhak tinggal di daerah tersebut. Dengan kata lain orang

yang mempunyai surat resmi untuk tinggal di situ. Misalkan bukti

kewarganegaraan, tetapi memilih tinggal di daerah lain.

Para ahli biasanya membedakan antara ilmu kependudukan

(demografi) dengan studi-studi tentang kependudukan (population

studies). Demografi berasal dari kata Yunani demos – penduduk dan

Grafien – tulisan atau dapat diartikan tulisan tentang kependudukan

adalah studi ilmiah tentang jumlah, persebaran dan komposisi

kependudukan serta bagaimana ketiga faktor tersebut berubah dari

waktu ke waktu. Ilmu demografi juga ada yang bersifat kuantitatif dan

yang bersifat kualitatif

Demografi yang bersifat kuantitatif (kadang-kadang disebut

Formal Demography–Demography Formal) lebih banyak menggunakan

hitungan-hitungan statistik dan matematik. Tetapi Demografi yang

bersifat kualitatif lebih banyak menerangkan aspek-aspek

kependudukan secara deskriptif analitik.

Sedangkan studi-studi kependudukan mempelajari secara

sistematis perkembangan, fenomena dan masalah-masalah penduduk

dalam kaitannya dengan situasi sosial di sekitarnya. Ilmu

kependudukan yang perlu mendapat perhatian kita sekarang adalah

lebih menyerupai studi antar disiplin ilmu yang dipadu dengan

analisis demografi yang lazim diberi istilah Demografi Sosial. Dalam

sosiologi, penduduk adalah kumpulan manusia yang menempati

wilayah geografi dan ruang tertentu.

Kependudukan adalah hal-hal / sifat-sifat sebagai penduduk;

urusan mengenai penduduk.(Kamus besar Bahasa Indonesia, 1996,

hal: 245). Kependudukan adalah hal yang berkaitan dengan

jumlah,pertumbuhan, persebaran, mobilitas, penyebaran, kualitas,

kondisi kesejahteraan, yang menyangkut politik, ekonomi, sosial,

budaya, agama serta lingkungan ( uu No. 23 Th 2006).

Page 9: NASKAH AKADEMIK RANCANGAN PERATURAN DAERAH …lombokutarakab.go.id/v1/images/Katalog_Anggaran_Daerah/Data... · kelahiran, lahir mati, kematian, perkawinan, dan perceraian, termasuk

Ilmu Kependudukan dimaksudkan untuk memberikan

pengertian yang lebih luas dari pada demografi, karena sejumlah ahli

demografi telah menggunakan istilah demografi untuk menunjuk

pada demografi formal, demografi murni, atau kadang-kadang

demografi teoritis.

Pengertian administrasi kependudukan adalah rangkaian

kegiatan penataan dan penertiban dalam penertiban dokumen dan

data kependudukan melalui pendaftaran penduduk dan catatan sipil,

pengelolaan informasi administrasi kependudukan serta

pendayagunaan hasilnya untuk pelayanan public dan pembangunan

sector lain.

Hakikat administrasi kependudukan adalah pengakuan Negara

terhadap hak publik ( domisili, pindah dating ) dan hak sipil ( 12

sektor penting ) penduduk dibidang administrasi kependudukan.

Administrasi Kependudukan diarahkan untuk memenuhi hak azasi

setiap orang di bidang administrasi kependudukan tanpa diskriminasi

melalui pelayanan publik yang profesional. Pendaftaran penduduk

dilakukan dengan pencatatan biodata penduduk, pencatatan atas

pelaporan peristiwa kependudukan dan pendataan penduduk serta

penerbitan dokumen kependudukan.

Administrasi Kependudukan dengan system baru tersebut bila

berjalan sesuai dengan ketentuan, dimulai dari kelengkapan biodata

penduduk, pencatatan kelahiran, kematian, pindah dan datang,

akhirnya akan mempermudah berbagai urusan yang diperlukan

masyarakat berupa pelayanan publik dan pendayagunaan untuk

penetapan kebijakan pembangunan (antara lain merupakan

komponen penting dalam pembuatan indikator MDGs)

2. Kebijakan Dalam Administrasi Kependudukan

Berbagai Permasalahan dan persoalan yang dihadapi oleh

negara ini sebagai suatu satu kesatauan yang utuh dan tak

terpisahkan. Permasalahan ekonomi, politik dan keadilan serta

permasalahan lainnya sehingga dalam rangka untuk menciptakan

ketertiban dan kesejahteraan seluruh rakyat indonesia diperlukan

Page 10: NASKAH AKADEMIK RANCANGAN PERATURAN DAERAH …lombokutarakab.go.id/v1/images/Katalog_Anggaran_Daerah/Data... · kelahiran, lahir mati, kematian, perkawinan, dan perceraian, termasuk

berbagai aturan tanpa terkecuali. peran pemerintah sebagai penentu

arah kebijakan sangat diperlukan supaya dapat tercapai tujuan

bersama. tak terlepas permasalahan kependudukan.

Keadaan penduduk yang ada sangat mempengaruhi dinamika

pembangunan yang sedang dilaksanakan oleh pemerintah. Jumlah

penduduk yang besar dengan segala permasalahannya diperlukan

suatu kebijakan yang dikeluarkan pemerintah. Pemerintah dalam

rangka pengaturan permasalahan kependudukan Administrasi

kependudukan adalah rangkaian kegiatan penataan dan penertiban

dalam penerbitan dokumen dan data kependudukan melalui

pendaftaran penduduk, pencatatan sipil dan pengelolaan informasi

administrasi kependudukan serta pendayagunaan hasilnya untuk

pelayanan publik dan pembangunan sektor lain.

Administrasi kependudukan merupakan kegiatan yang

kompleks karena melibatkan banyak instansi dan kepentingan.Dari

beberapa instansi yang terkait, Departemen Dalam Negeri merupakan

leading sector dalam urusan kependudukan.Kebijakan departemen

inilah yang mereflesikan kebijakan administrasi kependudukan di

Indonesia.Selain itu, implementasi kebijakan ini dapat dilihat dari

penyelenggaraan administrasi kependudukan pada Pemerintah

Daerah baik Provinsi maupun Kabupaten/ Kota yang merupa-kan

instansi yang berada di bawah koordinasi DepartemenDalam Negeri.

Sejak tahun 2006, pemerintah telah menetapkan kebijakan

administrasi kependudukan berdasarkan Undang-Undang Nomor 23

Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan yang berlaku sejak

29 Desember 2006 dan bertepatan dengan tujuh tahun reformasi

penyelenggaraan pemerintahan. Undang-Undang ini kemudian

ditindaklanjuti dengan Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2007,

tertanggal 28 Juni 2007 tentang Pelaksanaan Undang-undang Nomor

23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan.

Penduduk secara individu maupun secara kelompok selalu

dikuasai oleh hukum. Hukum menguasai penduduk dalam proses

reproduksi, proses demografi dan proses sosialisasi dalam rangka

kelestarian hidup bermasyarakat. Dalam hal ini hukum dapat

Page 11: NASKAH AKADEMIK RANCANGAN PERATURAN DAERAH …lombokutarakab.go.id/v1/images/Katalog_Anggaran_Daerah/Data... · kelahiran, lahir mati, kematian, perkawinan, dan perceraian, termasuk

berfungsi sebagai pemberi pola bermasyarakat serta sebagai sarana

penata masyarakat. Kebijakan ini merupakan kebijakan

kependudukan yang bersifat nasional terpadu yang melibatkan

seluruh komponen yang terkait. Pengertian administrasi

kependudukan yang biasa disebut dengan singkatan Adminduk dapat

ditelusur dari Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang

Administrasi Kependudukan Pasal 1 yang menyatakan bahwa

administrasi kependudukan adalah rangkaian kegiatan penataan dan

penertiban dalam penerbitan dokumen dan data kependudukan

melalui pendafta-ran penduduk, pencatatan sipil, pengelolaan

informasi admi-nistrasi kependudukan serta pendayagunaan hasilnya

untuk pelayanan publik dan pembangunan sektor lain.

Pemerintah melalui Undang-Undang 23 Tahun 2006 adalah

dalam rangka menjalankan fungsi sebagai pembuat kebijakan yang

bertujuan menciptakan ketertiban dan terciptanya suatu keadaan

yang kondusif sehingga dapat menghasilkan suatu data

kependudukan yang akurat dan baik dimana pada akhirnya hasil

proses pelaksanaan kebijakan ini dapat dimanfaatkan oleh berbagai

pihak dalam rangka pembangunan bangsa ini.

3. Dari Penduduk untuk Penduduk

Penataan sistem administrasi kependudukan makin bernilai

penting, apalagi setelah ada berbagai masalah dalam daftar pemilih

tetap (DPT) dalam pemilihan anggota legislatif dan presiden. Ditambah

dengan adanya peristiwa bom di Hotel J.W. Marriott dan hotel The

Ritz-Carlton pada 17 Juli, yang ditengarai tersangka otak pemboman

warga Malaysia Noordin M.Top dapat dengan bebas mengganti

identitasnya dari satu daerah ke daerah lainnya dalam rangka

membina sel-sel terornya.Arti penting kartu tanda penduduk (KTP)

makin signifikan sebagai identitas seorang warga negara.

Acuan hukum untuk penerapan nomor induk kependudukan

(NIK) sudah ada dalam bentuk undang-undang (UU) dan bahkan telah

diperjelas dengan sebuah Peraturan Presiden (Perpres). Pasal 13 UU

No 23 Tahun 2009 tentang Administrasi Kependudukan telah

Page 12: NASKAH AKADEMIK RANCANGAN PERATURAN DAERAH …lombokutarakab.go.id/v1/images/Katalog_Anggaran_Daerah/Data... · kelahiran, lahir mati, kematian, perkawinan, dan perceraian, termasuk

mengamanatkan bahwa setiap warga negara wajib memiliki NIK (Ayat

1), berlaku seumur hidup (Ayat 2), dan dicantumkan dalam setiap

Dokumen kependudukan dan dijadikan dasar penerbitan paspor,

surat izin mengemudi, nomor pokok wajib pajak, polis asuransi,

sertifikat hak atas tanah, dan penerbitan dokumen identitas lainnya

(Ayat 3).

Dengan demikian NIK harus dapat digunakan dikantor-kantor

penerbitan dokumen resmi yang tersebut di atas.Dasar hukum ini

menekankan pentingnya NIK yang betul-betul valid dan terverifikasi

beserta seluruh data-data penunjangnya. Pasal 6 Perpres Nomor 26

Tahun 2009 menjabarkan lagi bahwa blangko KTP berbasis NIK itu

harus memuat kode keamanan dan rekaman elektronik yang

digunakan sebagai alat verifikasi jati diri dalam pelayanan publik.

Dalam pasal berikutnya (Pasal 7), diterangkan lebih lanjut bahwa

rekaman elektronik yang dimaksud adalah biodata, pas foto, dan sidik

jari seluruh jari tangan penduduk yang bersangkutan.

B. Kajian Terhadap Asas Yang Terkait Dengan Penyusunan Norma

1. Asas Umum Materi Muatan Peraturan Perundang-undangan:

a. Asas Kemanusiaan dimaksudkan bahwa materi muatan

peraturan perundang-undangan tentang Persamaan dan Keadilan

terhadap setiap warganegara yang dapat mencerminkan adanya

pengakuan, penghormatan dan perlindungan hak-hak asasi manusia

serta harkat dan martabat setiap orang secara proporsional dan sama

di hadapan hukum.

b. Asas Pengayoman dimaksudkan agar setiap materi muatan

peraturan perundang-undangan tentang Persamaan dan Keadilan

terhadap setiap warganegara harus dapat berfungsi untuk

memberikan perlindungan dalam rangka menciptakan ketentraman

masyarakat. Hal ini berkaitan dengan tanggung jawab negara yang

harus memberikan perlindungan dan pengayoman bagi setiap orang

termasuk di dalam mewujudkan persamaan hak di hadapan hukum.

Page 13: NASKAH AKADEMIK RANCANGAN PERATURAN DAERAH …lombokutarakab.go.id/v1/images/Katalog_Anggaran_Daerah/Data... · kelahiran, lahir mati, kematian, perkawinan, dan perceraian, termasuk

c. Asas Kenusantaraan dimaksudkan bahwa muatan peraturan

perundang-undangan tentang Persamaan dan Keadilan terhadap

setiap warganegara senantiasa memperhatikan kepentingan seluruh

wilayah Indonesia dan materi muatan Peraturan Perundang-

undangan yang dibuat di daerah merupakan bagian dari sistem

hukum nasional yang berdasarkan Pancasila dan tidak bertentangan

dengan konstitusi Negara Republik Indonesia.

d. Asas Kebangsaan ini dimaksudkan bahwa setiap materi muatan

dalam peraturan perundang-undangan tentang Persamaan dan

Keadilan terhadap setiap warganegara harus mencerminkan sifat dan

watak bangsa Indonesia yang pluralistik (kebhinnekaan) dengan tetap

menjaga prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia.

e. Asas Bhinneka Tunggal Ika adalah bahwa setiap materi muatan

peraturan perundang-undangan tentang Persamaan dan Keadilan

terhadap setiap warganegara harus memperhatikan keragaman

penduduk, agama, suku, golongan, kondisi khusus daerah, dan

budaya khususnya yang menyangkut masalah-masalah sensitif dalam

kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Hal ini berarti

bahwa Undang-Undang tentang Persamaan dan Keadilan terhadap

setiap warganegara harus dapat mengakomodir keberagaman bangsa

Indonesia termasuk agama dan kepercayaan yang menjadi keyakinan

masing-masing orang.

f. Asas Kekeluargaan atau Musyawarah untuk Mufakat ini

dimaksudkan bahwa setiap materi muatan peraturan perundang-

undangan tentang Persamaan dan Keadilan terhadap setiap

warganegara harus mencerminkan musyawarah untuk mencapai

mufakat dalam setiap pengambilan keputusan. Dalam melakukan

pengarusutamaan gender, setiap kelembagaan negara dituntut untuk

membangun sistem musyawarah mufakat sebagai bangsa Indonesia

dengan menghormati dan menjunjung tinggi keberagaman.Namun

asas musyawarah mufakat dalam Undang-Undang tentang Persamaan

dan Keadilan terhadap setiap warganegara ini tidak menghilangkan

prinsip pengakuan, penghormatan, pemenuhan dan perlindungan

Page 14: NASKAH AKADEMIK RANCANGAN PERATURAN DAERAH …lombokutarakab.go.id/v1/images/Katalog_Anggaran_Daerah/Data... · kelahiran, lahir mati, kematian, perkawinan, dan perceraian, termasuk

serta pemajuan hak-hak asasi manusia dalam segala bidang. Hal ini

terkait juga dengan keadilan dan kesetaraan substantif.

g. Asas Keadilan adalah bahwa setiap materi peraturan perundang-

undangan tentang Persamaan dan Keadilan terhadap setiap

warganegara harus mencerminkan keadilan secara proporsional dan

substantif bagi setiap orang tanpa terkecuali.

h. Asas Kesamaan Kedudukan dalam Hukum dan Pemerintahan

adalah bahwa setiap materi muatan peraturan perundang-undangan

tentang Persamaan dan Keadilan terhadap setiap warganegara tidak

boleh berisi hal-hal yang bersifat membedakan kedudukan masing-

masing orang dalam hukum berdasarkan latar belakang antara lain,

agama, kepercayaan, suku, ras, golongan, gender, atau status sosial.

i. Asas Ketertiban dan Kepastian Hukum adalah bahwa setiap

materi muatan peraturan perundang-undangan tentang Persamaan

dan Keadilan terhadap setiap warganegara harus mencerminkan

keseimbangan, keserasian, dan keselarasan, antara kepentingan

individu dan masyarakat dengan kepentingan bangsa dan Negara.

j. Asas Keseimbangan, Keserasian, dan Keselarasan. Asas

keseimbangan, keserasian, dan keselarasan ini dimaksudkan untuk

memastikan bahwa setiap materi muatan peraturan perundang-

undangan tentang Persamaan dan Keadilan terhadap setiap

warganegara harus mencerminkan keseimbangan, keserasian, dan

keselarasan, antara kepentingan individu dan masyarakat dengan

kepentingan bangsa dan negara. Asas keseimbangan, keserasian dan

keselarasan juga dimaksudkan agar materi muatan peraturan

perundang-undangan tentang Persamaan dan Keadilan terhadap

setiap warganegara selaras dengan peraturan perundang-undangan

yang lain dan mempunyai harmoni untuk menjadi payung hukum

bagi semua orang tanpa ada diskriminasi apapun di semua bidang.

Dalam Pancasila, pada sila ke-2, kemanusiaan yang adil dan beradab,

perlindungan hak-hak perorangan diatur secara tegas bersama

dengan itu pula dalam sila ke- 5 yakni keadilan sosial bagi seluruh

rakyat Indonesia, diatur tentang asas keadilan, untuk memberikan

kedudukan yang seimbang bagi masyarakat tanpa membedakan

Page 15: NASKAH AKADEMIK RANCANGAN PERATURAN DAERAH …lombokutarakab.go.id/v1/images/Katalog_Anggaran_Daerah/Data... · kelahiran, lahir mati, kematian, perkawinan, dan perceraian, termasuk

suku, agama, ras, dan antar golongan. Asas keseimbangan

memberikan hak dan kedudukan yang sama bagi para pihak di depan

hukum. Dalam asas hukum yang berlaku umum (general principle of

law), sesuai dengan asasinya, maka dituntut adanya persamaan hak

dan kedudukan orang perorangan di depan hukum (equality before the

law). Setiap perempuan berhak mendapatkan hak

asasinya.Karenanya secara umum, persamaan dan keadilan untuk

perempuan, bersifat seimbang, serasi dan selaras.Asas keseimbangan,

keserasian, dan keselarasan berarti bahwa persamaa dan keadilan

untuk perempuan diselenggarakan untuk dapat menciptakan

keseimbangan, keserasian, dan keselarasan antara kepentingan

individu dan masyarakat dengan kepentingan bangsa dan negara.

2. Asas-Asas Lain Yang Terkait Dengan Penyelenggaraan

Administrasi Kependudukan

Analisis terhadap penentuan asas-asas ini harus memperhatikan'

berbagai aspek bidang kehidupan yang terkait dengan peraturan

perundang-undangan yang akan dibuat, yang berasal dari hasil

penelitian, dalam hal ini yaitu:

a. Asas Kepentingan Manusia.

Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan ditujukan untuk

kepentingan menjaga manusia secara keseluruhan, baik pria

maupun wanita, anak-anak maupun orang dewasa, penduduk asli

maupun pendatang dan masyarakat pada umumnya.

b. Asas Kemanfaatan Umum.

Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan harus memberikan

manfaat yang sebesar-besarnya bagi kepentingan individu dan

masyarakat serta mewujudkan tertib administrasi. Di samping itu,

penyelenggaraan Administrasi Kependudukan juga diarahkan

untuk kepentingan investor baik dalam maupun luar negeri untuk

mengetahui rekanan kerjasama.

c. Asas Keterpaduan dan Keserasian.

Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan dilaksanakan secara

seimbang dengan memadukan berbagai unsur atau mensinergikan

Page 16: NASKAH AKADEMIK RANCANGAN PERATURAN DAERAH …lombokutarakab.go.id/v1/images/Katalog_Anggaran_Daerah/Data... · kelahiran, lahir mati, kematian, perkawinan, dan perceraian, termasuk

berbagai komponen terkait, seperti kepentingan umum,

kepentingan negara, dan kepentingan ketenagakerjaan.

d. Asas Kelestarian dan Keberlanjutan.

Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan dilaksanakan secara

seimbang dengan memadukan berbagai unsur atau mensinergikan

berbagai komponen terkait, seperti kepentingan umum,

kepentingan negara, dan kepentingan ketenagakerjaan.

Berbagai Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa dengan tegas

menjamin hak setiap Penduduk untuk membentuk keluarga dan

melanjutkan keturunan melalui perkawinan yang sah, memperoleh

status kewarganegaraan, menjamin kebebasan memeluk agama,

dan memilih tempat tinggal di wilayah Republik Indonesia dan

meninggalkannya, serta berhak kembali.

e. Asas Partisipatif.

Setiap anggota masyarakat didorong untuk berperan aktif dalam

prosesdan pelaksanaan Penyelenggaraan Administrasi

Kependudukan, baik secara langsung maupun tidak langsung.Hal

ini dapat dilakukan dengan mengurus Administrasi Kependudukan

sendiri agar mengetahui secara lengkap, syarat, mekanisme dan

prosedur serta meniadakan peluang bagi calo untuk mengambil

keuntungan.

f. Asas Keseimbangan.

Asas yang menempatkan pengaturan Penyelenggaraan

Administrasi Kependudukan haruslah dalam keseimbangan antara

hak dan kewajiban, baik dari sisi negara maupun masyarakat pada

umumnya.

g. Asas Keadilan.

Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan harus

mencerminkan keadilan secara merata ke semua lapisan

masyarakat, baik lintas generasi maupun lintas gender. Selain itu,

Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan dimaksudkan agar

masyarakat mendapatkan pelayanan yang baik sebagai hak asasi

manusia yang diatur dan diakui serta dilindungi dalam Undang-

Undang Dasar 1945.

Page 17: NASKAH AKADEMIK RANCANGAN PERATURAN DAERAH …lombokutarakab.go.id/v1/images/Katalog_Anggaran_Daerah/Data... · kelahiran, lahir mati, kematian, perkawinan, dan perceraian, termasuk

h. Asas Perlindungan Hukum.

Asas yang menjamin terlindunginya secara hukum para pihak

yang terkait dengan Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan

dalam rangka mewujudkan hak atas identitas warga masyarakat.

i. Asas Keterbukaan.

Asas yang terbuka terhadap hak masyarakat untuk memperoleh

informasi yang benar, jujur, dan tidak diskriminatif tentang

Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan serta asas yang

membuka ruang bagi setiap anggota masyarakat untuk berperan

aktif dalam mengawasi Penyelenggaraan Administrasi

Kependudukan.

j. Asas Akuntabilitas.

Asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir

Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan harus dapat

dipertanggungjawabkan kepada masyarakat sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

C. Kajian Terhadap Praktik Penyelenggaraan, Kondisi Yang Ada, Serta

Masalah YangDihadapi

Perubahan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 menjadi

Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 tentang Administrasi

Kependudukan yang telah disahkan oleh DPR-RI pada tanggal 26

November 2013 yang lalu merupakan perubahan yang mendasar dalam

bidang administrasi kependudukan. Tujuan perubahan tersebut adalah

untuk meningkatkan efektivitas pelayanan kepada masyarakat dan

menjamin akurasi data.

Adapun perubahan mendasar dalam Undang-Undang Nomor 24

Tahun 2013 adalah sebagai berikut:

1. Masa Berlaku KTP Elektronik (E-KTP)

Dalam Undang-Undang sebelumnya, E-KTP hanya berlaku 5 (lima)

tahun, namun dalamUndang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 diubah

menjadi berlaku seumur hidup sepanjang tidak ada perubahan

elemen data dalam KTP, hal ini sesuai ketentuan Pasal 64 ayat (7)

huruf a.E-KTPyang sudah diterbitkan sebelum berlakunya Undang-

Page 18: NASKAH AKADEMIK RANCANGAN PERATURAN DAERAH …lombokutarakab.go.id/v1/images/Katalog_Anggaran_Daerah/Data... · kelahiran, lahir mati, kematian, perkawinan, dan perceraian, termasuk

Undang No. 24 Tahun 2013 ini, ditetapkan berlaku seumur hidup

(Pasal 101 point c UU No. 24 Tahun 2013), oleh karena itu sepanjang

tidak ada perubahan elemen data dalam KTP maka pemegang

blangko E-KTP dapat untuk tidak mengganti kartu blangko E-KTP ke

Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Lombok Utara.

2. Penggunaan Data Kependudukan Kementerian Dalam Negeri

Data Kependudukan Kementerian Dalam Negeri yang bersumber dari

data kependudukan kabupaten/kota, merupakan satu-satunya data

kependudukan yang digunakan untuk semua keperluan: alokasi

anggaran (termasuk untuk perhitungan DAU), pelayanan publik,

perencanaan pembangunan, pembangunan demokrasi, penegakan

hukum, dan pencegahan kriminal (Pasal 58 UU No. 24 Tahun 2013).

3. Pencetakan Dokumen/Personalisasi E-KTP

Sebagaimana ketentuan Pasal 8 ayat (1) huruf c UU No. 24 Tahun

2013).Pencetakan dokumen/personalisasi E-KTP yang selama ini

dilaksanakan terpusat di Jakarta diserahkan kepada Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten/Kota pada Tahun

2014.

4. Penerbitan Akta Kelahiran yang Pelaporannya melebihi Batas

Waktu 1 (satu) Tahun

Semula penerbitan tersebut memerlukan penetapan Pengadilan

Negeri, diubah cukup dengan Keputusan Kepala Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten/Kota. Hal ini sesuai

dengan Putusan Mahkamah Konstitusi tanggal 30 April 2013.

5. Penerbitan Akta Pencatatan Sipil

Semula dilaksanakan di tempat terjadinya Peristiwa Penting, diubah

menjadi penerbitannya di tempat domisili penduduk.

6. Pengakuan dan Pengesahan Anak

Dibatasi hanya untuk anak yang dilahirkan dari perkawinan yang

telah sah menurut hukum agama tetapi belum sah menurut hukum

negara (Pasal 49 ayat 2). Pengesahan anak yang selama ini hanya

dengan catatan pinggir diubah menjadi Akta Pengesahan Anak (Pasal

49 ayat 3 UU No. 24 Tahun 2013).

Page 19: NASKAH AKADEMIK RANCANGAN PERATURAN DAERAH …lombokutarakab.go.id/v1/images/Katalog_Anggaran_Daerah/Data... · kelahiran, lahir mati, kematian, perkawinan, dan perceraian, termasuk

7. Pengurusan dan Penerbitan Dokumen Kependudukan Tidak

Dipungut Biaya (Gratis)

Larangan untuk tidak dipungut biaya semula hanya untuk

penerbitan KTP-el, diubah menjadi untuk semua dokumen

kependudukan seperti KK, KTP-el, Akta Kelahiran, Akta Perkawinan,

Akta Kematian, Akta Perceraian, Akta Pengakuan Anak, dan lain-lain

(Pasal 79A UU No. 24 Tahun 2013).

8. Pencatatan Kematian

Pelaporan pencatatan kematian yang semula menjadi kewajiban

penduduk, diubah menjadi kewajiban RT atau nama lain untuk

melaporkan setiap kematian warganya kepada Instansi Pelaksana

(Pasal 44 ayat 1 UU No. 24 Tahun 2013). Pelaporan tersebut

dilakukan secara berjenjang melalui RW atau nama lain,

Desa/Kelurahan dan Kecamatan. Dengan kebijakan ini diharapkan

cakupan pencatatan kematian akan meningkat secara signifikan.

9. Stelsel Aktif

Semula stelsel aktif diwajibkan kepada penduduk, diubah menjadi

stelsel aktif diwajibkan kepada pemerintah melalui petugas.

10. Petugas Registrasi

Petugas Registrasi membantu Kepala Desa atau Lurah dan Instansi

Pelaksana dalam Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil (Pasal

12 ayat 1 UU No. 24 Tahun 2013). Petugas Registrasi diangkat dan

diberhentikan oleh Bupati/Walikota. Petugas Registrasi harus PNS,

diubah diutamakan PNS (Pasal 12 ayat 1 UU No. 24 Tahun 2013).

11. Pengangkatan Pejabat Struktural pada Unit Kerja Administrasi

Kependudukan

Pejabat struktural pada unit kerja yang menangani administrasi

kependudukan di Provinsi, diangkat dan diberhentikan oleh Menteri

Dalam Negeri atas usulan Gubernur (Pasal 83A ayat 1 UU No. 24

Tahun 2013).

Pejabat struktural pada unit kerja yang menangani administrasi

kependudukan di Kabupaten/Kota diangkat dan diberhentikan oleh

Menteri Dalam Negeri atas usulan Bupati/Walikota melalui

Gubernur (Pasal 83A ayat 2 UU No. 24 Tahun 2013).

Page 20: NASKAH AKADEMIK RANCANGAN PERATURAN DAERAH …lombokutarakab.go.id/v1/images/Katalog_Anggaran_Daerah/Data... · kelahiran, lahir mati, kematian, perkawinan, dan perceraian, termasuk

Penilaian kinerja Pejabat Struktural tersebut dilakukan secara

periodik oleh Menteri Dalam Negeri (Pasal 83A ayat 2 UU No. 24

Tahun 2013).

12. Pendanaan Program dan Kegiatan Adminduk dibebankan pada

APBN

Pendanaan untuk penyelenggaraan program dan kegiatan

administrasi kependudukan, baik di provinsi maupun

kabupaten/kota dianggarkan dalam APBN (Pasal 87A UU No. 24

Tahun 2013) dan dimulai pada APBN-P Tahun Anggaran 2014 (Pasal

87B UU No. 24 Tahun 2013), dengan demikian berarti sebelum

tersedia APBN-P tahun 2014, pendanaannya masih tetap

menggunakan APBD.

13. Penambahan Sanksi

Setiap orang yang memerintahkan dan/atau memfasilitasi dan/atau

melakukan manipulasi data kependudukan dan/atau elemen data

penduduk dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam)

tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 75.000.000 (Pasal 94

UU No. 24 Tahun 2013).

Setiap pejabat dan petugas pada Desa/Kelurahan, Kecamatan,

UPTD, Instansi Pelaksana yang memerintahkan dan/atau

memfasilitasi pungutan biaya kepada penduduk dalam pengurusan

dan penerbitan dokumen kependudukan dipidana dengan pidana

penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling banyak

Rp. 75.000.000 (Pasal 95B UU No. 24 Tahun 2013).

Setiap orang atau Badan Hukum yang tanpa hak mencetak,

menerbitkan, dan/atau mendistribusikan dokumen kependudukan

dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun

dan/atau denda paling banyak Rp. 1.000.000.000 (Pasal 95B UU No.

24 Tahun 2013).

14. Pemberlakuan Perubahan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013

Perubahan Undang-Undang ini berlaku sejak diundangkan pada 24

Desember 2013.

Khusus yang berkaitan dengan APBN, baru diberlakukan secara

efektif sejak tersedianya APBN/APBN-P untuk pembiayaan

Page 21: NASKAH AKADEMIK RANCANGAN PERATURAN DAERAH …lombokutarakab.go.id/v1/images/Katalog_Anggaran_Daerah/Data... · kelahiran, lahir mati, kematian, perkawinan, dan perceraian, termasuk

penyelenggaraan program dan kegiatan adminduk di Provinsi dan

Kab/Kota.

BAB III

ANALISIS PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN TERKAIT

Berikut ini diuraikan tinjauan terhadap beberapa peraturan

perundang-undangan yang terkait, antara lain:

1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945.

Pasal 18 ayat (6) UUD NRI 1945 menyebutkan bahwa Pemerintahan

daerah berhak menetapkan peraturan daerah dan peraturan-peraturan

lain untuk melaksanakan otonomi dan tugas pembantuan. Dari

ketentuan ini bahwa daerah diberikan kewenangan konstitusional untuk

membentuk peraturan daerah, di samping itu juga daerah memiliki

kewenangan untuk membentuk peraturan-peraturan lain terkait dengan

pelaksanaan otonomi dan tugas pembantuan.

2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan

Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5234);

Dalam Pasal 7 ayat (1) disebutkan jenis dan dan hierarki Peraturan

Perundang-undangan yang terdiri atas :

a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

b. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat;

c. Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang;

d. Peraturan Pemerintah;

e. Peraturan Presiden;

f. Peraturan Daerah Provinsi; dan

g. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota.

Page 22: NASKAH AKADEMIK RANCANGAN PERATURAN DAERAH …lombokutarakab.go.id/v1/images/Katalog_Anggaran_Daerah/Data... · kelahiran, lahir mati, kematian, perkawinan, dan perceraian, termasuk

Dari ketentuan Pasal ini bahwa peraturan daerah kabupaten termasuk

dalam peraturan perundang-undangan yang secara hierarki berada di

bawah peraturan daerah provinsi, sehingga peraturan daerah

kabupaten/kota harus sinkron dengan peraturan daerah provinsi.

Sedangkan yang menjadi materi muatan peraturan daerah disebutkan

dalam Pasal 14 yaitu materi muatan dalam rangka penyelenggaraan

otonomi daerah dan tugas pembantuan serta menampung kondisi

khusus daerah dan/atau penjabaran lebih lanjut Peraturan Perundang

undangan yang lebih tinggi.

3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi

Kependudukan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006

Nomor 124, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4674), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 24

Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Udang-Undang Nomor 23 Tahun

2006 tentang Administrasi Kependudukan (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 232, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 5475);

Dalam Pasal 7 ayat (1) disebutkan kewajiban dan tanggung jawab

pemerintah kabupaten dalam menyelenggarakan urusan administrasi

kependudukan yang menjadi kewenangan Bupati meliputi :

a. Koordinasi penyelenggaraan administrasi kependudukan;

b. Pembentukan instansi pelaksana yang tugas dan fungsinya di bidang

administrasi kependudukan;

c. Pengaturan teknis penyelenggaraan administrasi kependudukan

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

d. Pembinaan dan sosialisasi penyelenggaraan administrasi

kependudukan;

e. Pelaksanaan kegiatan pelayanan masyarakat di bidang administrasi

kependudukan;

f. Penugasan kepada desa untuk menyelenggarakan sebagian urusan

administasi kependudukan berdasarkan asas tugas pebantuan;

g. Penyajian data kependudukan berskala kabupaten/kota berasal dari

data kependudukan yang telah dikonsolidasikan dan dibersihkan

Page 23: NASKAH AKADEMIK RANCANGAN PERATURAN DAERAH …lombokutarakab.go.id/v1/images/Katalog_Anggaran_Daerah/Data... · kelahiran, lahir mati, kematian, perkawinan, dan perceraian, termasuk

oleh kementerian yang bertanggung jawab dalam urusan

pemerintahan dalam negeri; dan

h. Koordinasi pengawasan atas penyelenggaraan administrasi

kependudukan.

4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor

244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587),

sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-

Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor

58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4679);

Dalam melaksanakan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan

Daerah, kepala daerah dan DPRD selaku penyelenggara Pemerintahan

Daerah membuat Perda sebagai dasar hukum bagi Daerah dalam

menyelenggarakan Otonomi Daerah sesuai dengan kondisi dan aspirasi

masyarakat serta kekhasan dari Daerah tersebut. Perda yang dibuat

oleh Daerah hanya berlaku dalam batas-batas yurisdiksi Daerah yang

bersangkutan. Walaupun demikian Perda yang ditetapkan oleh Daerah

tidak boleh bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan yang lebih tinggi tingkatannya sesuai dengan hierarki

peraturan perundang-undangan. Di samping itu Perda sebagai bagian

dari sistem peraturan perundang-undangan tidak boleh bertentangan

dengan kepentingan umum sebagaimana diatur dalam kaidah

penyusunan Perda.

5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 102 Tahun

2012tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun

2007 Tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006

Tentang Administrasi Kependudukan

Didalam Peraturan Pemerintah ini terdapat kewenangan atribusi yang

diberikan kepada pemerintah kabupaten untuk membuat peraturan

daerah yaitu pada Pasal 20:

“Dalam melaksanakan kewenangan terkait Pengaturan teknis

penyelenggaraan administrasi kependudukan sesuai dengan ketentuan

Page 24: NASKAH AKADEMIK RANCANGAN PERATURAN DAERAH …lombokutarakab.go.id/v1/images/Katalog_Anggaran_Daerah/Data... · kelahiran, lahir mati, kematian, perkawinan, dan perceraian, termasuk

peraturan perundang-undangan, bupati/walikota mengadakan

pengaturan teknis penyelenggaraan Administrasi Kependudukan, diatur

dengan Peraturan Daerahdan Peraturan Bupati/Walikota berpedoman

pada Peraturan Perundang-undangan di bidang Administrasi

Kependudukan.”

Didalam Pasal 27 ayat (1) disebutkan bahwa dalam menyelenggarakan

urusan Administrasi Kependudukan di kabupaten/kota, dibentuk

DinasKependudukan dan Pencatatan Sipil sebagai Instansi Pelaksana

yang diatur dalam Peraturan Daerah. Kemudian pada Pasal 29

disebutkan tugas dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil yaitu :

a. menyediakan dan menyerahkan blangko dokumen kependudukan

dan formulir untuk pelayananpencatatan sipil sesuai dengan

kebutuhan;

b. meminta laporan pelaksanaan tugas, kewajiban dan kewenangan

UPTD Instansi Pelaksana yang berkaitan dengan pelayanan

pencatatan sipil;

c. melakukan pembinaan, pembimbingan, dan supervisi terhadap

pelaksanaan tugas, kewajiban dan kewenangan UPTD Instansi

Pelaksana; dan

d. melakukan pembinaan, pembimbingan, dan supervisi terhadap

penugasan kepada desa atau nama lain.

Adapun tugas dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil dalam

Pasal 32 ayat (2) berupa pelayanan pencatatan sipil meliputi:

a. kelahiran;

b. kematian;

c. lahir mati;

d. perkawinan;

e. perceraian;

f. pengakuan anak;

g. pengesahan anak;

h. pengangkatan anak;

i. perubahan nama;

j. perubahan status kewarganegaraan;

k. pembatalan perkawinan;

Page 25: NASKAH AKADEMIK RANCANGAN PERATURAN DAERAH …lombokutarakab.go.id/v1/images/Katalog_Anggaran_Daerah/Data... · kelahiran, lahir mati, kematian, perkawinan, dan perceraian, termasuk

l. pembatalan perceraian; dan

m. peristiwa penting lainnya.

6. Peraturan Presiden Nomor 25 Tahun 2008 Tentang Persyaratan Dan

Tata Cara Pendaftaran Penduduk Dan Pencatatan Sipil

Dalam Pasal 2 disebutkan bahwa Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan

Sipil bertujuan untuk memberikan keabsahan identitas dan kepastian

hukum atas dokumen penduduk,perlindungan status hak sipil

penduduk, dan mendapatkan data yang mutakhir, benar dan lengkap.

Dalam Pencatatan dan penerbitan biodata penduduk sebagaimana

disebutkan dalam pasal 4 yaitu :

(1) Penduduk Warga Negara Indonesia wajib melapor kepada Instansi

Pelaksana melalui Kepala Desa/Lurah dan Camat untuk dicatatkan

biodatanya.

(2) Warga Negara Indonesia yang datang dari luar negeri karena pindah,

Orang Asing yang memiliki Izin Tinggal Terbatas dan Orang Asing

yang memiliki Izin Tinggal Tetap wajib melapor kepada Instansi

Pelaksana untuk dicatatkan biodatanya.

(3) Pencatatan Biodata Penduduk dilakukan sebagai dasar pengisian dan

pemutakhiran database kependudukan.

Adapun syarat pencatatan biodata penduduk tersebut dalam pasal 5

berupa:

a. Surat Pengantar dari RT dan RW.

b. Dokumen Kependudukan yang dimiliki, antara lain:

1. Kutipan Akta Kelahiran;

2. Ijazah atau Surat Tanda Tamat Belajar;

3. KK;

4. KTP;

5. Kutipan Akta Perkawinan/Kutipan Akta Nikah; atau

6. Kutipan Akta Perceraian.

c. Surat Keterangan Kepala Suku/Adat setempat, khusus bagi

komunitas terpencil/suku terasing.

Page 26: NASKAH AKADEMIK RANCANGAN PERATURAN DAERAH …lombokutarakab.go.id/v1/images/Katalog_Anggaran_Daerah/Data... · kelahiran, lahir mati, kematian, perkawinan, dan perceraian, termasuk

7. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2010

Tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 26 Tahun 2009

Tentang Penerapan Kartu Tanda Penduduk Berbasis Nomor Induk

Kependudukan Secara Nasional.

Didalam pasal 7 disebutkan bahwa Setiap penduduk wajib KTP berhak

memperoleh KTP berbasis NIK yang diterbitkan oleh Instansi Pelaksana

sesuai domisili penduduk yang bersangkutan.Apabila masih ada

penduduk yang memiliki KTP belum berbasis NIK, maka harus

mengajukan penggantian KTP berbasis NIK sesuai domisili penduduk

yang bersangkutan. Adapun pengaturan mengenai KTP berbasis NIK ini

dimaksudkan memberikan kepastian identitas setiap penduduk

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 yaitu :

a. KTP berbasis NIK memuat kode keamanan dan rekaman elektronik

sebagai alat verifikasi dan validasi data jati diri penduduk.

b. Rekaman elektronik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berisi

biodata, tanda tangan, pas photo, dan sidik jari tangan penduduk

yang bersangkutan.

c. Rekaman seluruh sidik jari tangan penduduk disimpandalam

database kependudukan.

d. Pengambilanseluruhsidikjaritanganpenduduksebagaimana dimaksud

pada ayat (3) dilakukan pada saatpengajuan permohonan KTP

berbasis NIK

e. Rekaman sidik jari tangan penduduk yang dimuat dalam KTP

berbasis NIK sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berisi sidik jari

telunjuk tangan kiri dan jari telunju tangan kanan penduduk yang

bersangkutan.

f. Rekaman seluruh sidik jari tangan penduduk dapat diakses oleh

pihak-pihak yang berkepentingan sesuai dengan peraturan

perundang-undangan.

g. Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara perekaman sidik jari diatur

dengan Peraturan Menteri.

Page 27: NASKAH AKADEMIK RANCANGAN PERATURAN DAERAH …lombokutarakab.go.id/v1/images/Katalog_Anggaran_Daerah/Data... · kelahiran, lahir mati, kematian, perkawinan, dan perceraian, termasuk

8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 9

Tahun2016 Tentang Percepatan Peningkatan Cakupan Kepemilikan

Akta Kelahiran

Dalam Pasal 3 diatur mengenai syarat untuk memperoleh akta kelahiran

yaitu sebagai berikut :

a. Surat keterangan lahir dari dokter/bidan/penolong kelahiran;

b. Akta nikah/kutipan akta perkawinan;

c. KK dimana penduduk akan didaftarkan sebagai anggota keluarga;

d. KTP-el orang tua/wali/pelapor; atau

e. Paspor bagi WNI bukan penduduk dan orang asing.

BAB IV

LANDASAN FILOSOFIS, SOSIOLOGIS, DAN YURIDIS

A. Landasan Filosofis

Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD

1945 pada hakeketnya berkewajiban memberikan perlindungan dan

pengakuan terhadap penentuan status pribadi dan status hukum atas

setiap peristiwa kependudukan dan peristiwa penting yang dialami oleh

penduduk Indonesia yang berada di dalam dan diluar wilayah Negara

Kesatuan Republik Indonesia. Dalam rangka memberikan perlindungan,

pengakuan, penentuan status pribadi dan status hukum setiap peristiwa

kependudukan dan peristiwa penting yang dialami oleh penduduk

Indonesia yang berada di dalam dan diluar wilayah Negara Kesatuan

Republik Indonesia perlu dilakukan pengaturan tentang Administrasi

Kependudukan.

Pengaturan tentang administrasi kependudukan hanya dapat

terlaksana apabila didukung oleh pelayanan yang professional dan

peningkatan kesadaran penduduk, termasuk warga Negara Indonesia

yang berada di luar negeri.Peraturan perundangan mengenai Administrasi

Kependudukan yang ada tidak sesui lagi dengan tuntutan pelayanan

administrasi kependudukan yang tertib dan tidak diskriminatif sehingga

di perlukan pengaturan secara menyeluruh untuk menjadi pegangan bagi

semua penyelenggara Negara yang berhubungan dengan kependudukan.

Page 28: NASKAH AKADEMIK RANCANGAN PERATURAN DAERAH …lombokutarakab.go.id/v1/images/Katalog_Anggaran_Daerah/Data... · kelahiran, lahir mati, kematian, perkawinan, dan perceraian, termasuk

Selain hal tersebut diatas, dibentuknya Administrasi Kependudukan di

Indonesia, berawal dari masalah pokok atau masalah mendasar antara

lain:

a. rendahnya proporsi penduduk yang melakukan pendaftaran yang

berakibat pada rendahnya kualitas;

b. beberapa permasalahan yang muncul dalam penyelenggaraan

pendaftaran penduduk, di antaranya:

1) Aspek hukum: belum tersedianya dasr hukum yang utuh,

terpadu komprehensif dan tidak diskriminatif dalam hal

pendaftaran penduduk.

2) Aspek sosial budaya: rendahnya kesadaran masyarakat

terhadap pendaftaran penduduk.

3) Aspek aksesibilitas, keterjangkauan geografis, sosiokultural dan

mobilitas.

4) Apek kelembagaan: ketidakseragaman nomenklatur yang

berakibat pada mekanisme koordiansi yang tidak optimal, dan

muncul institusi serupa yang melakukan pendaftaran

penduduk untuk kepentingan yang berbeda yang menghasilkan

data-data yang parsial dan tidak akurat.

5) Aspek system: belum terintegrasinya system pusat dan daerah

dan belum terbentuk jaringan antar subsistem dalam aspek

penyelenggaraan pendaftaran penduduk.

6) Aspek pelayanan: belum adanya SOP dan standar kualitas

pelayanan minimum dalam hal pendaftaran penduduk yang

berakibat pada banyaknya muncul complain terhadap

pelaksanaan pendaftaran penduduk.

Beberapa permasalahan tersebut diatas memerlukan ketegasan

pemerintah dalam penyelenggaraan pendaftaran penduduk dalam

rangka reformasi penyelenggaraan pendaftaran penduduk, yaitu di

bentuknya Peraturan Daerah tentang Administrasi

Kependudukan.Selain itu keberadaan pemerintahan daerah sesuai

dengan UUD Negara Republik Indonesia 1945 merupakan bagian dari

penyelenggaraan negara. Negara sebagai organisasi tentunya selalu

Page 29: NASKAH AKADEMIK RANCANGAN PERATURAN DAERAH …lombokutarakab.go.id/v1/images/Katalog_Anggaran_Daerah/Data... · kelahiran, lahir mati, kematian, perkawinan, dan perceraian, termasuk

mempunyai tujuan sebagaimana dituangkan dalam alinea keempat

pembukaan UUD NRI 1945 yang menyatakan:

”Kemudian daripada itu, untuk membentuk suatu Pemerintahan

Negara Republik Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia

dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan

kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut

melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,

perdamaian abadi dan keadilan sosial.”

Memperhatikan alinea keempat Pembukaan UUD NRI tersebut secara

jelas dinyatakan bahwa negera ini dibentuk dengan tujuan untuk

meningkatkan kesejahteraan rakyat. Hal tersebut kiranya juga menjadi

tujuan dibentuknya Pemerintahan daerah yang bertujuan untuk

mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui

peningkatan, pelayanan, pemberdayaan, dan peran serta masyarakat,

serta peningkatan daya saing daerah dengan memperhatikan prinsip

demokrasi, pemerataan, keadilan, keistimewaan dan kekhususan

suatu daerah dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat tersebut dalam

penyelenggaraan pemerintahan daerah dengan memperhatikan prinsip

efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pemerintahan daerah, aspek-

aspek hubungan antar susunan pemerintahan dan antar pemerintahan

daerah, potensi dan keanekaragaman daerah, peluang dan tantangan

persaingan global.

Dalam mewujudkan tujuan negara tersebut kiranya negara sebagai

pemegang mandat dari rakyat bertanggungjawab untuk

menyelenggarakan pelayanan publik, sebagai usaha pemenuhan hak-

hak dasar rakyat.Dalam hal ini, posisi negara adalah sebagai pelayan

masyarakat (public service) dari pengguna layanan.Salah satu bentuk

pelayanan publik yang sangat mendasar dan menjadi tugas negara

sekaligus sebagai upaya untuk mencapai tujuan negara adalah

memberikan perlindungan kepada seluruh warga negara Indonesia

sebagaimana tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar

1945.Seiring dengan tugas negara sebagaimana tersebut di atas,

pemerintah menyediakan pelayanan penyelenggararaan pendaftaran

Page 30: NASKAH AKADEMIK RANCANGAN PERATURAN DAERAH …lombokutarakab.go.id/v1/images/Katalog_Anggaran_Daerah/Data... · kelahiran, lahir mati, kematian, perkawinan, dan perceraian, termasuk

penduduk dan pencatatan sipil sebagai upaya pemenuhan terhadap

hak sipil warga negara.Berkenaan dengan hal tersebut Pemerintah

Kabupaten Lombok Utara telah memperoleh kewenangan untuk

melakukan pendaftaran penduduk dan pencatatan akta catatan

sipil.sebagaimana telah ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 23

Tahun 2006. Namun demikian ”UU No. 23 Tahun 2002 tentang

Perlindungan Anak Pasal 28 ayat (3) mengamanatkan Pembuatan Akta

Kelahiran Tidak Dipungut Biaya”, serta menindak lanjuti Putusan

Mahkamah Konsitusi No. 18/PUU-XI/2013 tanggal 30 April 2013

bahwa ”Pelaporan Kelahiran Yang Melampaui Batas Waktu 1 (satu)

tahun Tidak Memerlukan Penetapan Pengadilan Negeri”. Berkaitan hal

tersebut, pelaksanaan pencatatan sipil khususnya penerbitan akta

kelahiran perlu ditinjau kembali, karena tatacara dan persyaratan

untuk mendapatkan akta kelahiran usia diatas 1 (satu) tahun

dilaksanakan berdasarkan Penetapan Pengadilan Negeri dirasa

menyulitkan dan membebani rakyat. Sesuai dengan prinsip demokrasi

dan keadilan, maka setiap ketentuan yang melahirkan beban bagi

rakyat, harus dimintai persetujuan, dalam hal ini persetujuan dari

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.

B. Landasan Sosiologis

Sistem hukum nasional pada dasarnya adalah refleksi dari

dinamikamasyarakatnya itu sendiri. Perumusan ketentuan hukum

tidak akan lepas nilai-nilai luhur bangsanya, sehingga keberlakuan

hukum akan diukur dari validitas dan efektifitasnya secara

sosiologis.Kabupaten Lombok Utara mempunyai luas wilayah daratan

yakni seluas 809,53 Km², dan secara administrastif terbagi dalam 5

(lima) Kecamatan, 33 Desa dan 322 Dusun, yang mana Kecamatan

Bayan memiliki luas wilayah terbesar dengan luas wilayah 329,10 Km²

dan terkecil adalah Kecamatan Pemenang dengan luas wilayah 81,09

Km².Jumlah penduduk Kabupaten Lombok Utara pada tahun 2014

sebesar 215.518 jiwa.Dengan banyaknya jumlah penduduk di

Kabupaten Lombok Utara, maka dalam pemenuhan kebutuhan dasar

masyarakat perlu didukung pelayanan publik yang memberikan

Page 31: NASKAH AKADEMIK RANCANGAN PERATURAN DAERAH …lombokutarakab.go.id/v1/images/Katalog_Anggaran_Daerah/Data... · kelahiran, lahir mati, kematian, perkawinan, dan perceraian, termasuk

manfaat bagi kepentingan umum. Pelayanan publik yang dilakukan

oleh pemerintah daerah sebagai pelaksanaan dari otonomi daerah

memerlukansarana dan prasarana yang menunjang. Dengan demikian

dalam pelayanan publik kepada masyarakat memerlukan pembiayaan

yang cukup, serta diikuti dengan peningkatan kualitas pelayanan yang

tetap memperhatikan kemampuan masyarakat yang tidak mampu.

Hukum yang valid adalah dirancang sesuai norma yang hidup dalam

masyarakat, demikian pula dengan efektifitasnya. Jika hukum yang

dirumuskan adalah ditujukan untuk menggerakan atau merubah

perilaku masyarakat maka keberlakuannya diharapkan dapat

mendorong masyarakat kepada arah yang dituju.Sesuai sila ke dua

Pancasila tentang Kemanusian Yang Adil dan Beradab maka negara

cqpemerintah perlu menjamin bahwa penghargaan terhadap nilai-nilai

kemanusiaan yang salah satunya adalah privacy warga negara tetap

dihargai dalam penyelenggaraan administrasi kependudukan.

Selanjutnya sebagaimana diamanatkan sila kelima Pancasila, maka

pemerintahan diharapkan dapat menjalankan keadilan sosial.Salah

satu bentuk bentuk keadilan social adalah sistem hukum nasional

yang dapat menjamin akses warga negara terhadapkesejahteraan yang

salah satu diantaranya adalah murahnya pelayanan publik yang

merupakan simbol terselenggaranya negara kesejahteraan yang

memajukan kesejahteraan umum bangsanya.Peranan pemerintah yang

melindungi, membina atau mengayomi sesungguhnya selaras dengan

karakteristik masyarakat yang cenderung paternalistik.Hal tersebut

juga direfleksikan dalam bentuk penyelenggaraan pelayanan yang tak

dapat lepas dari tanggung jawab hukum dari pihak-pihak yang

merupakan manajemen puncak dari penyelenggaraan

tersebut.Demikian pula halnya dengan perilaku sikap tindak yang ajeg

yang tidak mengganggu orang lain dan sikap turut menjaga fasilitas

layanan umum. Hal ini menjadi dasar adanya kewajiban bersama

untuk menjaga hajat kepentingan umum terhadap penyelenggaraan

administrasi kependudukan.Oleh karena itu, keberadaaan suatu

peraturan daerah sebagai landasan penyelenggaraan administrasi

kependudukan mutlak diperlukan untuk juga mengikat publik dalam

Page 32: NASKAH AKADEMIK RANCANGAN PERATURAN DAERAH …lombokutarakab.go.id/v1/images/Katalog_Anggaran_Daerah/Data... · kelahiran, lahir mati, kematian, perkawinan, dan perceraian, termasuk

menghargai penyelenggaraan administrasi kependudukan demi

kepentingan bersama.

C. Landasan Yuridis

Pada hakekatnya bahwa upaya Tertib Dokumen Kependudukan atau

Tertib Administrasi Kependudukan, tidak sekedar pengawasan

terhadap pengadaan blangko-blangko yang dipersyaratkan dalam

penerbitan dokumen, tapi hendaknya harus tersistem, konkrit dan

pragmatis.Artinya mudah difahami oleh penduduk dan diyakini

bermakna secara hukum berfungsi melindungi,

mengakui/mengesahkan status kependudukan atau peristiwa vital

(vital event) yang dialami penduduk, sehingga dibutuhkan oleh

penduduk karena dapat memudahkan atau melancarkan urusannya

dalam kehidupan sehari-hari. Dengan kata lain dokumen

kependudukan memiliki insentif/benefit bagi si pemegang dokumen

atau penduduk.

Dalam kerangka pelaksanaan pemerintahan yang demokratis maka

diperlukan pembentukan perundang-undangan yang menata

penggunaan wewenang negara. Ketentuan perundang-undangan ini

setidaknya akan menjadi dasar hukum penggunaan wewenang (asas

keabsahan); landasan prosedur (mencegah tindakan sewenang-wenang)

dan konformitas (alat ukur untuk menilai benar-salahnya) tindakan

pemerintah. Sesuai dengan penyelanggaraan pemerintahan daerah,

kewenangan-kewenangan daerah khususnya kewenangan

penyelenggaraan administrasi kependudukan tentunya didasarkan

pada kewenangan secara atributisi ataupun kewenangan delegasi yang

semuanya didasarkan pada peraturan perundang-undangan. Peraturan

perundang-undangan yang menjadi instrumen hukum sebagai dasar

dalam pembentukan rancangan peraturan daerah tentang

penyelenggaraan administrasi kependudukanadalah :

1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945;

2. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2008 tentang Pembentukan

Kabupaten Lombok Utara di Provinsi Nusa Tenggara Barat

Page 33: NASKAH AKADEMIK RANCANGAN PERATURAN DAERAH …lombokutarakab.go.id/v1/images/Katalog_Anggaran_Daerah/Data... · kelahiran, lahir mati, kematian, perkawinan, dan perceraian, termasuk

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 99,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4872);

3. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Azasi

Manusia (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 165, Tambahan

Lembaran Negara Nomor 3886);

4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor

244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

5587), Sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan

Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua

Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 5679);

5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan

Anak (Lembaran Negara Tahun 2002 Nomor 109, Tambahan

Lembaran Negara Nomor 4235);

6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi

Kependudukan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2006 Nomor 124, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4674), sebagaimana telah diubah dengan

Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas

Udang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi

Kependudukan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2013 Nomor 232, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 5475);7. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011

tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran

Negara Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Nomor

5234);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pembinaan

dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165,

Tambahan Lembaran Negara Nomor 4593);

Page 34: NASKAH AKADEMIK RANCANGAN PERATURAN DAERAH …lombokutarakab.go.id/v1/images/Katalog_Anggaran_Daerah/Data... · kelahiran, lahir mati, kematian, perkawinan, dan perceraian, termasuk

8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 102 Tahun 2012

Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun

2007 Tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun

2006 Tentang Administrasi Kependudukan(Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 265, Tambahan Lembaran

Negara Nomor 5373);

9. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2008

tentang Persyaratan dan Tatacara Pendaftaran Penduduk dan

Pencatatan Sipil;

10. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2010

Tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 26 Tahun

2009 Tentang Penerapan Kartu Tanda Penduduk Berbasis Nomor

Induk Kependudukan Secara Nasional;

11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 8

Tahun 2016 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri

Dalam Negeri Nomor 9 Tahun 2011 Tentang Pedoman Penerbitan

Kartu Tanda Penduduk Berbasis Nomor Induk Kependudukan

Secara Nasional (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016

Nomor 256);

12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 9

Tahun 2016 Tentang Percepatan Peningkatan Cakupan

Kepemilikan Akta Kelahiran (Berita Negara Republik Indonesia

Tahun 2016 Nomor 325);

Page 35: NASKAH AKADEMIK RANCANGAN PERATURAN DAERAH …lombokutarakab.go.id/v1/images/Katalog_Anggaran_Daerah/Data... · kelahiran, lahir mati, kematian, perkawinan, dan perceraian, termasuk

BAB V

RUANG LINGKUP MATERI MUATAN PERATURAN DAERAH

Materi muatan Rancangan Peraturan Daerah tentang

Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan, meliputi seluruh komponen

dan aktifitas yang berhubungan dengan administrasi kependudukan dengan

segala aspeknya yang dituangkan dalam bab-bab sebagai berikut:

a. Bab I : Ketentuan Umum.

Bab ini memuat batasan pengertian atau definisi mengenai istilah-istilah

dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang Penyelenggaraan

Administrasi Kependudukan. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi

salah pengertian atau multi interpretasi terhadap istilah-istilah tersebut.

b. Bab II : Hak dan Kewajiban.

Bab ini memuat apa saja yang menjadi hak dan kewajiban dalam

Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan

c. Bab III : Penyelenggaraan.

Bab ini memuat penyelenggaraan administrasi kependudukan berkaitan

dengan pelayanan Pemerintah Daerah dalam penyelenggaraan

administrasi kependudukan dan pencatatan sipil, khususnya yang

berkaitan dengan pencatatan kelahiran.

d. Bab IV : Peran Serta Masyarakat.

Bab ini memuat ketentuan tentang peran serta masyarakat yang dapat

diwujudkan dalam bentuk penyampaian saran, masukan, dan pendapat

dalam penetapan, pelaksanaan, dan evaluasi kebijakan penyelenggaraan

administrasi kependudukan.

e. Bab V : Pembinaan dan Pengawasan.

Bab ini memuat ketentuan tentang penyelenggaraan pembinaan oleh

Kepala Daerah sesuai dengan kewenangannya. Sedangkan dalam rangka

pengawasan, Kepala Daerah menunjuk Satuan Kerja Daerah yang tugas

pokok dan fungsinya di bidang ketenteraman dan ketertiban.

f. Bab VI : Sanksi

Bab ini memuat ketentuan tentang sanksi pidana terhadap pelanggaran

dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang Penyelenggaraan

Administrasi Kependudukan

Page 36: NASKAH AKADEMIK RANCANGAN PERATURAN DAERAH …lombokutarakab.go.id/v1/images/Katalog_Anggaran_Daerah/Data... · kelahiran, lahir mati, kematian, perkawinan, dan perceraian, termasuk

g. Bab VII : Ketentua Peralihan

Dalam ketentuan peralihan ini terkait dengan tenggang waktu

pemberlakuan peraturan daerah ini.

h. Bab VIII : Ketentuan Penutup.

Bab ini memuat ketentuan tentang saat mulai berlaku Rancangan

Peraturan Daerah tentang Penyelenggaraan Administrasi

Kependudukan.

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan adalah rangkaian

kegiatan penataan dan penertiban dalam penertiban dokumen dan data

kependudukan melalui pendaftaran penduduk dan catatan sipil,

pengelolaan informasi administrasi kependudukan serta pendayagunaan

hasilnya untuk pelayanan public dan pembangunan sektor lain.

Administrasi Kependudukan diarahkan untuk memenuhi hak azasi

setiap orang di bidang administrasi kependudukan tanpa diskriminasi

melalui pelayanan publik yang profesional.Pendaftaran penduduk dilakukan

dengan pencatatan biodata penduduk, pencatatan atas pelaporan peristiwa

kependudukan dan pendataan penduduk serta penerbitan dokumen

kependudukan.

Dari beberapa uraian pada awal bab dan selanjutnya, maka dapat

diambil suatu kesimpulan sebagai berikut:

1. Dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang

Pembentukan Peraturan Perundang-undangan, maka seluruh proses

penyusunan Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah tentang

Kawasan Tanpa Rokok mengacu pada undang-undang tersebut.

2. Dalam rangka penyelenggaraan administrasi kependudukan di

kabupaten Lombok utara dan guna tercapainya tertib dokumen

kependudukan dan tertib administrasi kependudukan sebagaimana

diatur dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang

Administrasi Kependudukan sebagaimana telah diubah menjadi

Page 37: NASKAH AKADEMIK RANCANGAN PERATURAN DAERAH …lombokutarakab.go.id/v1/images/Katalog_Anggaran_Daerah/Data... · kelahiran, lahir mati, kematian, perkawinan, dan perceraian, termasuk

Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 tentang Perubahan atas

Undang-Undang 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan,

maka terdapat kebutuhan akan lahirnya suatu peraturan perundang-

undangan yang berkaitan dengan Penyelenggaraan Administrasi

Kependudukan.

3. Dilihat dari sisi urgensinya, terutama dikaitkan dengan adanya

kewenangan atribusi yang diberikanPeraturan Pemerintah Nomor 102

Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 37

Tahun 2007 Tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun

2006 Tentang Administrasi Kependudukan, kepada pemerintah

daerah kabupaten maka perlu dibuat suatu Pedoman Rancangan

Peraturan Daerah tentang Penyelenggaraan Administrasi

Kependudukan, sehingga Peraturan Daerah yang nantinya akan

dibuat dan yang sudah diberlakukan dapat selaras (harmonis) dengan

ketentuan yang terdapat dalam Peraturan Pemerintah tersebut.

4. Dalam rangka penyusunan Rancangan Peraturan Daerah tentang

Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan di Kabupaten Lombok

Utaraserta memberikan informasi yang valid dalam pelayanan publik,

maka perlu difasilitasi dengan adanya Sistem Informasi Administrasi

Kependudukan (SIAK).

B. Saran

Perlu segera dibuat Peraturan Daerah tentang Penyelenggaraan

Administrasi Kependudukan dalam rangka mewujudkan perlindungan

dan pengakuan terhadap penentuan status pribadi dan status hukum

atas setiap peristiwa kependudukan dan peristiwa penting yang

dialami oleh penduduk di Kabupaten Lombok Utara.

Page 38: NASKAH AKADEMIK RANCANGAN PERATURAN DAERAH …lombokutarakab.go.id/v1/images/Katalog_Anggaran_Daerah/Data... · kelahiran, lahir mati, kematian, perkawinan, dan perceraian, termasuk

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku

Jimly Asshiddiqie. Perihal Undang-Undang. Jakarta: Raja Grafindo

Persada, 2011.

Moelyatno. Asas-Asas Hukum Pidana. Jakarta: Rineka Cipta, 2000.

Maria Farida Indrati. Ilmu Perundang-undangan Jilid 1 (Jenis, Fungsi,

Materi Muatan). Jakarta: Kanisius, 2011.

----------. Ilmu Perundang-undangan Jilid 2 (Proses dan Teknik

Pembentukannya). Jakarta: Kanisius, 2013.

Soerjono Soekanto. Metode Penelitian Hukum. Jakarta: Universitas

Indonesia, 1984.

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Jakarta: Balai Pustaka, 2005.

Zudan Arif F, 2009. Ilmu Lembaga dan Pranata Hukum (Sebuah

Pencarian). Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011

B. Peraturan Perundang-undangan

1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

2. Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (Undang-Undang Nomor

8 Tahun 1981).

3. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.

4. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan

Informasi Publik.

5. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan

Peraturan Perundang-undangan.

6. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi

Kependudukan.

7. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat

Daerah.

8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2 Tahun 2016 tentang Kartu

Identitas Anak.

Page 39: NASKAH AKADEMIK RANCANGAN PERATURAN DAERAH …lombokutarakab.go.id/v1/images/Katalog_Anggaran_Daerah/Data... · kelahiran, lahir mati, kematian, perkawinan, dan perceraian, termasuk

9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2016 tentang

Pendelegasian Wewenang Penunjukan dan Penetapan Kuasa

Pengguna Anggaran Dana Tugas Pembantuan Bidang Kependudukan

dan Pencatatan Sipil.

10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 Tahun 2016 tentang

Percepatan Peningkatan Cakupan Kepemilikan Akta Kelahiran.