kasus perceraian

19
Perihal MEMORI BANDING DARI PEMBANDING SEMULA TERGUGAT DK/ PENGGUGAT DRK ATAS PUTUSAN PENGADILAN AGAMA GARUT NOMOR : 1260/PDT.G/2009/PA.GRT TANGGAL 29 September 2010 Kepada Yth Ketua Pengadilan Tinggi Agama Jawa Barat di BANDUNG Melalui Kepaniteraan Pengadilan Agama Garut Assalamu’alaikum Wr. Wb. Saya yang bertanda tangan di bawah ini, BAMBANG IRAWAN, S.H., Advokat dan Penasehat Hukum pada Kantor Lembaga Bant`uan dan Konsultasi Hukum Local Education Centre (LBKH LEC) Garut, beralamat di Jl. Guntur Sari (Komp. YPI Hikmah), Garut, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tertanggal 30 Desember 2009, adalah selaku Kuasa Hukum, oleh karenanya syah bertindak untuk dan atas nama ISEP SUNIAWAN bin H. YASIN, Umur 38 tahun, pekerjaan Wiraswasta, beragama Islam, bertempat tinggal di Kampung Tajug, Rt 04 Rw 06, Desa Haurpanggung, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut selaku Tergugat dalam perkara a quo, perkenankanlah dengan ini bermaksud mengajukan MEMORI 1

Upload: bambang-irawan

Post on 25-Jun-2015

4.230 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

Memori Banding dalam kasus perceraian

TRANSCRIPT

Page 1: Kasus Perceraian

Perihal MEMORI BANDING DARI PEMBANDING SEMULA TERGUGAT DK/ PENGGUGAT DRK ATAS PUTUSAN PENGADILAN AGAMA GARUT NOMOR : 1260/PDT.G/2009/PA.GRT TANGGAL 29 September 2010

Kepada YthKetua Pengadilan Tinggi Agama Jawa BaratdiBANDUNG

Melalui

Kepaniteraan Pengadilan Agama Garut

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Saya yang bertanda tangan di bawah ini, BAMBANG IRAWAN, S.H., Advokat dan Penasehat Hukum pada Kantor Lembaga Bant`uan dan Konsultasi Hukum Local Education Centre (LBKH LEC) Garut, beralamat di Jl. Guntur Sari (Komp. YPI Hikmah), Garut, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tertanggal 30 Desember 2009, adalah selaku Kuasa Hukum, oleh karenanya syah bertindak untuk dan atas nama ISEP SUNIAWAN bin H. YASIN, Umur 38 tahun, pekerjaan Wiraswasta, beragama Islam, bertempat tinggal di Kampung Tajug, Rt 04 Rw 06, Desa Haurpanggung, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut selaku Tergugat dalam perkara a quo, perkenankanlah dengan ini bermaksud mengajukan MEMORI BANDING atas Putusan Pengadilan Agama Garut NOMOR : 1260/PDT.G/2009/PA.GRT TANGGAL 29 September 2010 dalam Perkara antara RESNAWATI selaku PENGGUGAT DK/TERGUGAT DRK sekarang TERBANDING melawan ISEP SUNIAWAN Bin YASIN selaku TERGUGAT DK/PENGGUGAT DRK/ sekarang PEMBANDING.

Bahwa adapun Memori Banding dari PEMBANDING, Semula TERGUGAT DK/PENGGUGAT DRK/ adalah sebagai berikut :

1

Page 2: Kasus Perceraian

Bahwa Majelis Hakim Pengadilan Agama Garut dengan putusannya NOMOR : 1260/PDT.G/2009/PA.GRT TANGGAL 29 September 2010 telah menjatuhkan putusan yang amarnya pada pokoknya adalah sebagai berikut :

2

Page 3: Kasus Perceraian

Bahwa permohonan banding dari PEMBANDING diajukan masih dalam tenggang waktu

sebagaimana yang ditentukan undang-undang, maka kami mohon agar Pengadilan Tinggi

Agama Jawa Barat di Bandung menerima Permohonan Banding dari PEMBANDING,

semula TERGUGAT DK/ PENGGUGAT DRK.

Bahwa permohonan banding dari PEMBANDING diajukan, dikarenakan baik dalam pertimbangan hukum maupun dalam amar putusan dari Majelis Hakim Pengadilan Agama Garut tertanggal 29 September 2010 Nomor 12 60/Pdt.G/200 9 /P A . Grt tersebut telah salah dan keliru serta tidak sesuai dengan fakta yang terungkap di persidangan .

Bahwa kesalahan dan kekeliruan dari pertimbangan hukum dan amar putusan Majelis Hakim Pengadilan Agama Garut tertanggal 29 September 2010, Nomor 1260/Pdt.G/2009/PA.Grt tersebut, sebagaimana akan PEMBANDING uraikan sebagai berikut :

1. Bahwa Majelis Hakim Pengadilan Agama Garut telah salah dan keliru baik dalam pertimbangan hukum maupun dalam amar putusan mengenai eksepsi Tergugat DK/Penggugat DRK tentang Gugatan Penggugat salah alamat “error in persona”

Bahwa dalam pertimbangan Hukum tentang eksepsi, Majelis Hakim Pengadilan Agama Garut tertanggal 29 September 2010, Nomor 1260/Pdt.G/2009/PA.Grt menyebutkan :

Bahwa jelas kesalahan dari pertimbangan hukum Majelis Hakim Pengadilan Agama Garut tersebut, karena tidak sesuai dengan ketentuan Hukum Acara yang berlaku serta tidak sesuai dengan fakta yang terungkap di persidangan.Bahwa berdasarkan fakta yang terungkap di persidangan, Tergugat DK/Penggugat DRK/ sekarang PEMBANDING tidak pernah menerima panggilan dari Juru Sita Pengadilan Agama Garut sesuai dengan Hukum Acara (HIR) pasal 118.

3

….dst

Page 4: Kasus Perceraian

Bahwa berdasarkan ketentuan pasal 118 HIR menyebutkan bahwa gugatan diajukan/ ditujukan di tempat tinggal dimana orang yang digugat tersebut berada, atau apabila tidak diketahui, maka ditujukan di tempat di mana Tergugat benar-benar tinggal senyatanya.

Bahwa fakta yang terungkap di persidangan, panggilan pertama ditujukan di tempat dimana Tergugat tidak tinggal, yang dalam hal ini di Desa Sindangratu.Bahwa walaupun panggilan pertama untuk Tergugat tersebut ditanda tangani oleh Kepala Desa Sindangratu, faktanya telah terbantahkan oleh BUKTI SURAT yang diajukan oleh PEMBANDING yaitu Bukti T-2 berupa Keterangan dari Kepala Desa Sidangratu, yang menerangkan bahwa Tergugat bukan warga Desa Sindangratu.

Bahwa apalagi tempat tinggal /domisili senyatanya Tergugat adalah sebagaimana Bukti T.1 berupa Foto Copy KTP dimana bukti tersebut menunjukan bahwa Tergugat telah nyata-nyata berdomisili di Kp. Tajug Desa Haurpanggung, bukan di Kp. Pangkalan Desa Sindangratu.

Bahwa kedua bukti surat tersebut makin jelas apabila dikaitkan dengan bukti berupa keterangan saksi yang diajukan oleh Tergugat DRK yaitu saksi Saudara Atang Taufik serta saksi Iwan Nirwana yang menerangkan dibawah sumpah bahwa Tergugat pada saat diajukan gugatan oleh Penggugat masih tetap bertempat tinggal di Kp. Tajug Rt 04 Rw 06, Desa haurpanggung, Kecamatan Tarogong Kodul-Garut,

Bahwa berdasarkan hal tersebut, maka diperoleh fakta bahwa Penggugat dalam Gugatannya telah salah mencantumkan alamat Tergugat. sehingga secara hukum gugatan Penggugat yang demikian tidak memenuhi unsure formal sebuah gugatan, sehingga konsekwensi hukumnya adalah gugatan Penggugat harus dinyatakan TIDAK DAPAT DITERIMA (Vide Pasal 118 Kitab Undang-undang Hukum Acara Perdata)

Bahwa terhadap panggilan kedua, dimana di persidangan Tergugat mengakui telah menandatangani Relas Panggilan, akan tetapi ditandatangani bukan di alamat sebagaimana dalam gugatan, tetapi di tempat saudaranya di Kp. Cinunuk wanaraja (bukan di Kp. Pangkalan).

Bahwa mekanisme pemberian relas panggilan, telah nyata tidak sesuai dengan ketentuan hukum acara perdata, sehingga haruslah dinyatakan tidak syah.Bahwa bukan hanya apakah Tergugat menandatangan atau tidak, Karena fokusnya tidak tergantung pada apakah Tergugat menandatangan atau tidak, tetapi apakah panggilan sesuai dengan alamat gugatan atau tidak, dan apakah alamat Tergugat dalam gugatan telah sesuai dengan alamat / domisili yang sebenarnya atau tidak.

4

Page 5: Kasus Perceraian

Bahwa berdasarkan alasan tersebut di atas, maka jelas dan nyata kekeliruan pertimbangan hukum dari majelis Haim Pengadilan Agama Garut halaman 26 yang menyebutkan :

Bahwa oleh karenanya, maka syah apabila pertimbangan hukum dan amar putusan dari majelis hakim Pengadilan Agama Garut tersebut DIBATALKAN oleh Yang tergormat Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Agama di Bandung dalam tingkat banding ini.

2. Bahwa Majelis Hakim Pengadilan Agama Garut telah salah dan keliru baik dalam pertimbangan hukum maupun dalam amar putusan mengenai eksepsi Tergugat DK/Penggugat DRK tentang Gugatan Penggugat “prematur”

Bahwa Majelis Hakim Pengadilan Agama Garut telah salah dalam pertimbangan hukum bagian eksepsi Tergugat DK/Penggugat DRK perihal Gugatan Penggugat “premature, dimana menyebutkan :

5

Page 6: Kasus Perceraian

Bahwa terhadap pertimbangan hukum dari Majelis Hakim Pengadilan Agama Garut tersebut, secara tegas PEMBANDING menolak serta keberatan atas pertimbangan hukum tersebut, karena Majelis Hakim Pengadilan Agama Garut telah salah dan keliru.

Bahwa PEMBANDING/ semula TERGUGAT tetap pada dalil sebagaimana telah dikemukakan jawaban serta Duplik di tingkat pertama bahwa Penggugat adalah seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang bermaksud mengajukan gugatan cerai, sehingga Tergugat secara hukum terikat oleh ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku yaitu Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1983 Tentang Izin Perkawinan Dan Perceraian Bagi Pegawai Negeri Sipil Jo Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 1990 Tentang perubahan atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1983 Tentang Izin Perkawinan Dan Perceraian Bagi Pegawai Negeri Sipil, dimana dalam pasal 3 ayat (1) peraturan Pemerintah tersebut secara jelas dan nyata menyebutkan dalam Pasal 3 : “Pegawai Negeri Sipil yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin atau surat keterangan lebih dahulu dari Pejabat”

Bahwa kata “wajib memperoleh ijin atau surat keterangan terlebih dahulu dari pejabat” menunjukan bahwa sebelum mengajukan gugatan cerai, harus terlebih dahulu mendapatkan ijin atau surat keterangan dari pejabat, akan tetapi pada kenyataanya, justru Penggugat mengajukan gugatan cerai sebelum Penggugat memperoleh surat ijin cerai, dimana hal ini secara jelas terlihat dari tanggal Register perkara Gugatan yang diajukan oleh Penggugat tertanggal 12 November 2009, sedangkan Ijin cerai diperoleh dan diserahkan kepada majelis Hakim pada tanggal 2 Juni 2010.

Bahwa dengan demikian, jelas bahwa gugatan cerai dari Penggugat diajukan mendahului keluarnya Surat Ijin Cerai, padahal berdasarkan ketentuan pasal 3 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1983 Tentang Izin Perkawinan Dan Perceraian Bagi Pegawai Negeri Sipil Jo Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 1990 Tentang perubahan atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1983 Tentang Izin Perkawinan Dan Perceraian Bagi Pegawai Negeri Sipil, bahwa sebelum diajukan Gugatan Cerai, maka terlebih dahulu Penggugat selaku PNS harus terlebih dahulu.

6

Page 7: Kasus Perceraian

Bahwa atas dasar hal tersebut, maka jelas kesalahan dari pertimbangan hukum Majelis Hakim Pegadilan Agama Garut, oleh karenanya syah apabila pertimbangan hukum dan amar putusan dari majelis hakim Pengadilan Agama Garut tersebut DIBATALKAN oleh Yang terhormat Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Agama di Bandung dalam tingkat banding ini.

3. Bahwa Majelis Hakim Pengadilan Agama Garut telah salah dan keliru baik dalam pertimbangan hukum maupun dalam amar putusannya mengenai dikabulkannya Gugatan Cerai Penggugat.

Bahwa alasan gugatan cerai yang diajukan oleh Penggugat adalah sebagaimana telah pula dikutif oleh Majelis Hakim Pengadilan Agama Garut dalam pertimbangan hukumnya halaman 28 adalah sebagai berikut :

Bahwa terhadap alasan/ dalil gugatan Penggugat tersebut, Tergugat telah membantahnya, serta telah secara tegas menolak dalil gugatan penggugat tersebut, karena dalil tersebut tidak benar serta tidak sesuai dengan kenyataannya.

Bahwa dalil gugatan penggugat tersebut oleh majelis hakim Pengadilan Agama Garut telah dibenarkan serta telah dianggap terbukti sehingga Gugatan Penggugat dikabulkan, sebagaimana dalam pertimbangan hokum dari Majelis Hakim Pengadilan Agama Garut berikut :

7

Page 8: Kasus Perceraian

Bahwa terhadap pertimbangan hokum serta amar putusan dari Majelis Hakim Pengadilan Agama garut tersebut, PEMBANDING semula Tergugat, dengan ini menyatakan tidak sependapat, serta keberatan, karena pertimbangan dari Majelis Hakim tersebut tidak sesuai dengan fakta yang terjadi sebenarnya di persidangan, serta tidak sesuai dengan ketentuan hokum yang berlaku tentang hal tersebut sebagaimana ketentuan pasal 134 KHI.

Bahwa perihal dalil Gugatan Penggugat yang menyebutkan bahwa semula Perjalana rumah tangga Penggugat dengan Tergugat rukun dan harmonis, namun sejak sejak bulan Juli tahun 2009 rumah tangga Penggugat dengan Tergugat mulai goyah dan sering terjadi perselisihan dan pertengkaran yang disebabkan sudah tidak ada kesepahaman dalam menyelesaikan masalah rumah tangga diantaranya Tergugat tidak bertanggung jawab dalam masalah ekonomi, menunjukan bahwa alasan perceraian yang diajukan oleh Penggugat adalah didasarkan pada alasan sebagaimana dimaksud dalam pasal 116 huruf f Kompilasi Hukum Islam” antara suami dan isteri terus menerus terjadi perselisihan dan pertengkaran dan tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah tangga”

Bahwa sesusi dengan pasal 134 KHI : Gugatan perceraian karena alasan tersebut dalam pasal 116 huruf f, dapat diterima apabila telah cukup jelas bagi Pengadilan Agama mengenai sebab-sebab perselisihan dan pertengkaran itu.

Bahwa Majelis Hakim Pengadilan Agama Garut dalam pertimbangan hukumnya nyata telah tidak sesuai dengan ketentuan Pasal 134 KHI, karena fakta yang terungkap di persidangan, berdasarkan keterangan saksi, tidak cukup jelas perihal sebab-sebab perselisihan yang dimaksud.

Bahwa alasan perceraian sebagaimana dimaksud, apabila dikaitkan dengan fakta yang terungkap dipersidangan berupa keterangan 2 orang saksi yang diajukan oleh Penggugat yaitu SITI JAENAB dan ADE SURYANA, untuk saksi ADE SURYANA menerangkan bahwa saksi tidak tahu menahu permasalahan yang terjadi antara Penggugat dengan Tergugat, bahkan saksi menyatakan kaget pada saat mengetahui bahwa Penggugat mengajukan gugatan cerai kepada Tergugat melalui Pengadilan Agama Garut, sedangkan untuk saksi SITI JAENAB, menerangkan bahwa saksi tidak melihat langsung terjadinya pertengkaran antara Penggugat dengan Tergugat, dan saksi hanya tahu sehubungan Penggugat sendiri yang mengatakan pada saksi perihal sudah tidak harmonisnya hubungan rumah tangga Penggugat dengan Tergugat.

8

Page 9: Kasus Perceraian

Bahwa berdasarkan keterangan saksi yang diajukan oleh Penggugat tersebut, diperoleh fakta bahwa keterangan saksi yang diajukan oleh Penggugat haruslah dianggap tidak membuat cukup terang perihal pertengkaran Penggugat dengan Tergugat sebagaimana disyarakta dalam pasal 143 KHI, dengan alasan bahwa disamping satu orang saksi yaitu ADE SURYANA menyatakan tidak tahu menahu, sehingga tidak layak untuk dipertimbangkan, juga keterangan saksi SITI JAENAB juga tidak melihat langsung pertengkaran yang didalilkan oleh Penggugat.Bahwa berdasarkan ketentuan sebagaimana pasal 134 KHI tersebut, maka dalil Gugatan cerai Penggugat DK dengan alasan sebagaimana pasal 116 huruf f, sama sekali tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 134 KHI, dimana disamping perselisihan dan pertengkaran yang diuraikan oleh Penggugat DK tidak jelas serta kontradiktif antara dalil gugatan dengan dalil REPLIK, juga bukti yang diajukan di persidangan berupa keterangan saksi dari Pengguagt sama sekali tidak membuat terang perihal pertengkaran Pengguagt dengan Tergugat.

Bahwa perihal dalil Gugatan Penggugat yang menyebutkan bahwa sejak bulan Agustus 2009 antara Penggugat dengan Tergugat pisah rumah hingga sekarang kurang lebih 3 bulan, kemudian Tergugat pulang ke rumah orang tua Tergugat dengan alamat sebagaimana tersebut di atas, selama itu sudah tidak ada hubungan baik lahir maupun batin,dikaitkan dengan fakta yang terungkap di persidangan berupa keterangan saksi yang diajukan oleh Tergugat DRK yaitu saksi Saudara Atang Taufik serta saksi Iwan Nirwana yang menerangkan dibawah sumpah bahwa saksi melihat pada saat sedang berjalannya perkara gugatan cerai di Pengadilan Agama Garut, ternyata Penggugat dengan Tergugat masih melakukan hubungan lahir, yang dalam hal ini masih suka bertemu dan jalan-jalan, serta tidak terlihat seperti sedang terjadinya proses gugat menggugat di pengadilan. Bahkan Penggugat sendiri sering menemui Tergugat, dan pada suatu waktu Tergugat dengan Penggugat terlihat ada di kamar rumah kontrakan saudara Tergugat. Sehingga dalil gugatan Penggugat yang mengatakan bahwa sejak bulan Agustus 2009 antara Penggugat dengan Tergugat pisah rumah hingga sekarang kurang lebih 3 bulan, kemudian Tergugat pulang ke rumah orang tua Tergugat dengan alamat sebagaimana tersebut di atas, selama itu sudah tidak ada hubungan baik lahir maupun batin, ternyata terbantahkan oleh fakta yang terungkap di persidangan tersebut.Bahwa perihal dalil Gugatan Rekonpensi yang diajukan oleh Penggugat DRK/ Tergugat DK perihal gugatan tentang khulu’ dikaitkan dengan fakta yang terungkap di persidangan berupa keterangan 2 (dua) orang saksi yang diajukan oleh Penggugat DRK yaitu Saudara Atang Taufik serta saksi Iwan Nirwana, menyebutkan bahwa Tergugat DRK terlebih dahulu telah keluar rumah Penggugat dengan Tergugat, dan kemudian tinggal di rumah kakak Tergugat DRK. Bahwa berdasarkan keterangan saksi Saudara Atang Taufik serta saksi Iwan Nirwana tersebut, maka dalil gugatan Penggugat DK yang menyebutkan bahwa Tergugat sudah tidak menafkahi Penggugat DK sama sekali tidak terbukti, karena fakta yang terungkap dipersidangan bahwa

9

Page 10: Kasus Perceraian

Tergugat DK bukanlah pengangguran, tapi memiliki usaha bertani di Kp. Buleud.

Bahwa berdasarkan apa yang PEMBANDING sampaikan di atas, maka selanjutnya PEMBANDING memohon kepada Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Agama di Bandung yang memeriksa dalam tingkat banding, berkenan MEMBATALKAN PUTUSAN PENGADILAN AGAMA GARUT tersebut serta selanjutnya memngadili sendiri dengan MENOLAK GUGATAN PENGGUGAT untuk seluruhnya atau setidak-tidaknya menyatakan GUGATAN PENGGUGAT TIDAK DAPAT DITERIMA

4. Bahwa Majelis Hakim Pengadilan Agama Garut telah salah dan keliru baik dalam pertimbangan hukum maupun dalam amar putusan mengenai tidak dikabulkannya Gugatan Rekonpensi dari Penggugat Rekonpensi/ sekarang PEMBANDING.

Bahwa pertimbangan hokum Majelis Hakim Pengadilan Agama Garut tentang Gugatan Rekonpensi yang diajukan oleh Penggugat Rekonpensi sekarang Pembanding adalah sebagai berikut :

10

Page 11: Kasus Perceraian

Bahwa terhadap Pertimbangan dari Majelis Hakim Pengadilan Agama Garut tentang Gugatan Rekonpensi yang diajukan oleh Penggugat Rekonpensi sekarang PEMBADING tersebut, secara tegas PEMBANDING dengan ini menyatakan menolak serta keberatan dengan alas an sebagaimana telah PEMBANDING uraikan baik dalam jawaban, Duplik serta keseimpulan, yang pada pokoknya adalah sebagai berikut :

Bahwa gugatan rekonpensi Penggugat Rekonpensi sekarang PEMBANDING, diajukan dengan alasan sehubungan adanya perceraian yang diajukan atas kehendak istri yang dalam hal ini Penggugat dalam Konpensi/Tergugat dalam Rekonpensi, dimana secara hukum Penggugat dalam Rekonpensi/Tergugat dalam Konpensi diperbolehkan untuk mengajukan Khulu’yaitu perceraian yang terjadi atas permintaan isteri dengan memberikan tebusan atau iwadl kepada dan atas persetujuan suaminya; (Kompilasi Hukum Islam Pasal 1 huruf i)

Firman Allah dalam Q.S. Al-Baqarah : 229)

…., kecuali kalau keduanya khawatir tidak akan dapat menjalankan hukum-hukum Allah. jika kamu khawatir bahwa keduanya (suami isteri) tidak dapat menjalankan hukum-hukum Allah, Maka tidak ada dosa atas keduanya tentang bayaran yang diberikan oleh isteri untuk menebus dirinya. Itulah hukum-hukum Allah, Maka janganlah kamu

11

Page 12: Kasus Perceraian

melanggarnya. barangsiapa yang melanggar hukum-hukum Allah mereka Itulah orang-orang yang zalim.

Bahwa terhadap dalil gugatan Rekonpensi tersebut, Majelis Hakim hanya menyebutkan bahwa Gugatan Rekonpensi harus diperiksa sebagai perkara biasa, sehingga harus ditolak.

Bahwa apa yang diuraikan dalam pertimbangan hokum dari Majelis Hakim Pengadilan Agama Garut, sama sekali tidak cukup pertimbangan, sehingga syah apabila Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Agama di Bandung, dalam tingkat banding ini membatalkan putusan Pengadilan Agama Garut tersebut, selanjutnya memberikan putusan dengan mengadili sendiri, MENGABULKAN GUGATAN REKONPENSI dari Penggugat Rekonpensi sekarang Pembanding.

Bahwa terhadap pertimbangan Hukum dari Majelis Hakim Pengadilan Agama Garut tentang hak asuh anak, secara tegas Pembanding dengan ini menyatakan keberatan, karena walaupun ketentuan KHI menyebutkan bahwa anak yang belum Mumayiz masih menjadi hak ibunya, akan tetapi nafas dari ketentuan tersbut tidak focus pada ibu, akan tetapi kepada masa depan anak.

Bahwa walaupun anak masih kecil, tetapi kalau kebersamaan dengan ibunya tidak membuat masa depan pendidikan serta agama anak lebih baik, tentunya tidak bertentangan dengan hokum apabilan ditetapkan kepada Bapaknya/ PEMBANDING, sehubungan lingkungan dimana anak berada sangat tidak mendukung terhadap pendidikan dan masa depan anak/ agama anak.

Bahwa sebagaimana telah Pembanding buktikan, bahwa lingkungan keluarga Penggugat kurang baik untuk masa depan anak, hal ini terbukti bahwa Penggugat pun yang usianya sudah dewasa terpengaruh oleh kakanya untuk berpisah dengan Tergugat sekarang Pembanding, apalagi anak yang masih belum dewasa.

Oleh karenanya, syah apabila Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Agama di Bandung, dalam tingkat banding ini membatalkan putusan Pengadilan Agama Garut tersebut tentang hak asuh anak tersebt, selanjutnya memberikan putusan dengan mengadili sendiri, MENGABULKAN GUGATAN REKONPENSI dari Penggugat Rekonpensi sekarang Pembanding serta menyatakan anak hasil pernikahan Penggugat dengan Tergugat ada pada Tergugat/ sekarang Pembanding.

Bahwa atas dasar apa yang telah Tergugat dK/Penggugat dRK sekarang PEMBANDING uraikan tersebut, sudi kiranya Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Agama Jawa Barat di Bandung yang memeriksa perkara aquo dalam tingkat Banding, berkenan memberikan putusan sebagai berikut :

12

Page 13: Kasus Perceraian

Membatalkan Putusan Pengadilan Agama Garut Nomor 1260/PDT.G/2009/PA.GRT TANGGAL 29 September 2010

DENGAN MENGADILI SENDIRI

PRIMAIRI. DALAM KONPENSI

A. TENTANG EKSEPSI- Mengabulkan Eksepsi Tergugat untuk seluruhnya

B. TENTANG POKOK PERKARA- Menolak Gugatan Penggugat untuk seluruhnya

II. DALAM REKONPENSI- Mengabulkan Gugatan Rekonpensi untuk seluruhnya- Menyatakan putus perkawinan Penggugat DRK dengan Tergugat DRK karena Khulu’- Menghukum Tergugat DRK untuk membayar iwadl sebesar Rp. 100.000.000 (seratus

juta rupiah)- Menetapkan anak hasil pernikahan antara Penggugat dengan Tergugat yang bernama

AGNIA IBTISAM, umur 4 tahun berada pada hadzonah Penggugat DRK/Tergugat DK

III. DALAM KONPENSI DAN REKONPENSI- Menghukum Tergugat DRK/Penggugat DK membayar biaya Perkara yang timbul

dalam perkara ini

SUBSIDAIRMohon Putusan seadil-adilnya

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Garut, 29 Oktober 2010Salam Hormat

Kuasa Tergugat DK/Pengguat DRKSekarang PEMBANDING

BAMBANG RAWAN, S.H.

13