bab ii tinjauan umum tentang perlindungan … ii.pdfpemerintah memperoleh manfaat yang seimbang dari...

26
34 BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN, PELAKU USAHA, PENERBANGAN, DAN TANGGUNG JAWAB HUKUM 2.1. Perlindungan Konsumen 2.1.1. Pengertian perlindungan konsumen Di Indonesia telah tumbuh dan berkembang banyak industri barang dan jasa, baik yang berskala besar maupun kecil, terutama sejak dilaksanakannya pembangunan nasional secara bertahap dan terencana melalui Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita). 33 Pertumbuhan dan perkembangan industri barang dan jasa di satu pihak membawa dampak positif antara lain dapat disebutkan tersedianya kebutuhan dalam jumlah yang mencukupi, mutunya yang lebih baik, serta adaya alternatif pilihan bagi konsumen dalam pemenuhan kebutuhannya. Akan tetapi, dilain pihak terdapat dampak negatif yaitu dampak penggunaan dari teknologi itu sendiri serta perilaku bisnis yang timbul karena makin ketatnya persaingan yang memengaruhi masyarakat selaku konsumen. Ketatnya persingan dapat mengubah perilaku ke arah persaingan yang tidak sehat karena para produsen - pelaku usaha memiliki kepentingan yang saling berbenturan di antara mereka. Persaingan tidak sehat ini pada gilirannya dapat 33 Janus Sidabalok, op cit, hal. 1

Upload: others

Post on 30-Nov-2020

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERLINDUNGAN … II.pdfpemerintah memperoleh manfaat yang seimbang dari pengaturan dan penegakan hukum perlindungan konsumen. Kepentingan antara konsumen,

34

34

BAB II

TINJAUAN UMUM TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN, PELAKU

USAHA, PENERBANGAN, DAN TANGGUNG JAWAB HUKUM

2.1. Perlindungan Konsumen

2.1.1. Pengertian perlindungan konsumen

Di Indonesia telah tumbuh dan berkembang banyak industri barang dan jasa,

baik yang berskala besar maupun kecil, terutama sejak dilaksanakannya

pembangunan nasional secara bertahap dan terencana melalui Rencana Pembangunan

Lima Tahun (Repelita).33 Pertumbuhan dan perkembangan industri barang dan jasa di

satu pihak membawa dampak positif antara lain dapat disebutkan tersedianya

kebutuhan dalam jumlah yang mencukupi, mutunya yang lebih baik, serta adaya

alternatif pilihan bagi konsumen dalam pemenuhan kebutuhannya. Akan tetapi, dilain

pihak terdapat dampak negatif yaitu dampak penggunaan dari teknologi itu sendiri

serta perilaku bisnis yang timbul karena makin ketatnya persaingan yang

memengaruhi masyarakat selaku konsumen.

Ketatnya persingan dapat mengubah perilaku ke arah persaingan yang tidak

sehat karena para produsen - pelaku usaha memiliki kepentingan yang saling

berbenturan di antara mereka. Persaingan tidak sehat ini pada gilirannya dapat

33Janus Sidabalok, op cit, hal. 1

Page 2: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERLINDUNGAN … II.pdfpemerintah memperoleh manfaat yang seimbang dari pengaturan dan penegakan hukum perlindungan konsumen. Kepentingan antara konsumen,

35

merugikan konsumen. Berdasarkan kondisi dan fenomena tersebut mengakibatkan

kedudukan pelaku usaha dengan konsumen menjadi tidak seimbang, dimana

kedudukan konsumen lebih lemah dibandingkan kedudukan pelaku usaha. Oleh

karena itu, sangatlah dibutuhkan adanya peraturan yang melindungi kepentingan-

kepentingan konsumen yang selama ini terabaikan serta untuk menjamin terciptanya

perlindungan terhadap kedudukan konsumen.

Lahirlah istilah perlindungan konsumen yang sesungguhnya berfungsi untuk

menyeimbangkan kedudukan konsumen dan pelaku usaha, dengan siapa mereka

saling berhubungan dan saling membutuhkan. Keadaan yang seimbang tersebut akan

menertibkan dan menserasikan keselarasan materiil, tidak sekedar formil, dalam

kehidupan manusia Indonesia seutuhnya sebagaimana dikendaki oleh falsafah bangsa

dan negara Indonesia.34 .

Perlindungan konsumen mempunyai cakupan yang luas meliputi perlindungan

kosumen dalam memperoleh barang dan jasa, yang berawal dari tahap kegiatan untuk

mendapatkan barang dan jasa hingga akibat-akibat dari pemakaian barang dan jasa

itu.35 Perlindungan konsumen adalah segala upaya yang menjamin adanya kepastian

hukum untuk memberikan perlindungan kepada konsumen. Kepastian hukum itu

meliputi segala upaya untuk memberdayakan konsumen memperoleh atau

menentukan pilihannya atas barang dan/atau jasa kebutuhannya serta

34A.Z Nasution, 1999, Hukum Perlindungan Konsumen (Suatu Pengantar), Dana WIdya, Jakarta,

(selanjutnya disingkat A.Z Nasution I), hal. 16

35Janus Sidabalok, op cit, hal. 7

Page 3: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERLINDUNGAN … II.pdfpemerintah memperoleh manfaat yang seimbang dari pengaturan dan penegakan hukum perlindungan konsumen. Kepentingan antara konsumen,

36

mempertahankan atau membela hak-haknya apabila dirugikan oleh perilaku pelaku

usaha penyedia kebutuhan konsumen tersebut.36

Untuk melindungi konsumen diperlukan seperangkat aturan hukum dengan

suatu campur tangan negara melalui penetapan sistem perlindungan hukum terhadap

konsumen. Campur tangan yang dilakukan negara dalam menjamin suatu

penyelenggaraan perlindungan konsumen adalah menuangkan perlindungan

konsumen ke dalam suatu produk hukum yaitu Undang-Undang Nomor 8 Tahun

1999 tentang Perlindungan Konsumen. Pengertian perlindungan konsumen tertuang

dalam Pasal 1 angka 1 UUPK yang menyatakan perlindungan konsumen adalah

segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum untuk memberi perlindungan

kepada konsumen.

Hukum perlindungan konsumen merupakan keseluruhan peraturan

perundang-undangan, baik undang-undang maupun peraturan perundang-undangan

lainnya serta putusan-putusan hakim yang substansinya mengatur mengenai

kepentingan konsumen.37 A.Z Nasution berpendapat bahwa hukum perlindungan

konsumen adalah bagian dari hukum konsumen yang memuat asas-asas atau kaidah-

kaidah yang bersifat mengatur dan mengandung sifat yang melindungi kepentingan

konsumen, sedangkan hukum konsumen adalah hukum yang mengatur hubungan dan

36A.Z Nasution, 2003, Aspek Hukum Perlindungan Konsumen Masyarakat Pemantau Peradilan

Indonesia, Jurnal Teropong, (selanjutnya disingkat A.Z Nasution II), hal. 6-7

37Abdul R. Saliman, 2005, Hukum Bisnis Untuk Perusahaan Teori dan Contoh Kasus, Kencana,

Jakarta, hal. 213

Page 4: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERLINDUNGAN … II.pdfpemerintah memperoleh manfaat yang seimbang dari pengaturan dan penegakan hukum perlindungan konsumen. Kepentingan antara konsumen,

37

masalah antara berbagai pihak satu sama lain berkaitan dengan barang atau jasa

konsumen di dalam pergaulan hidup.38

Dalam perlindungan konsumen terdapat hubungan hukum antara dua pihak

yakni pihak pelaku usaha dan pihak konsumen. Apabila perlindungan konsumen

dikaitkan dalam penggunaan jasa penerbangan maka yang dimaksud sebagai pelaku

usaha adalah pihak perusahaan maskapai penerbangan yang menyediakan jasa

penerbangan, sedangkan yang dimaksud sebagai konsumen dalam penerbangan

adalah para pengguna jasa penerbangan atau yang biasa dikenal dengan sebutan

penumpang.

2.1.2. Asas dan tujuan perlindungan konsumen

Satjipto Rahardjo mengatakan bahwa asas hukum bukan merupakan peraturan

hukum, namun tidak ada hukum yang bisa dipahami tanpa mengetahui asas-asas

hukum yang ada di dalamnya, asas-asas hukum memberi makna etis kepada setiap

peraturan-peraturan hukum serta tata hukum.39

Asas hukum ibarat jantung peraturan hukum atas dasar dua alasan yakni,

pertama asas hukum merupakan landasan paling luas bagi lahirnya suatu peraturan

hukum. Artinya penerapan peraturan-peraturan hukum itu dapat dikembalikan kepada

asas-asas hukum, sedangkan yang kedua karena asas hukum mengandung etis, maka

38Sidharta, op cit, hal. 9-10 39Satjipto Rahardjo, 1991, Ilmu Hukum, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, (selanjutnya disebut

Satjipto Rahardjo II), hal. 87

Page 5: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERLINDUNGAN … II.pdfpemerintah memperoleh manfaat yang seimbang dari pengaturan dan penegakan hukum perlindungan konsumen. Kepentingan antara konsumen,

38

asas hukum diibaratkan sebagai jembatan antara peraturan-peraturan hukum dengan

cita-cita sosial dan pandangan etis masyarakatnya.40

Perlindungan konsumen diselenggarakan sebagai usaha bersama seluruh

pihak yang terkait, masyarakat, pelaku usaha, dan pemerintah berdasarkan lima asas,

yang menurut Pasal 2 UUPK adalah :

1. asas manfaat;

2. asas keadilan;

3. asas keseimbangan;

4. asas keamanan dan keselamatan konsumen; serta

5. asas kepastian hukum.41

Asas manfaat mengamanatkan bahwa segala upaya dalam penyelenggaraan

perlindungan konsumen harus memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi

kepentingan konsumen dan pelaku usaha secara keseluruhan. Asas ini menghendaki

bahwa pengaturan dan penegakan hukum perlindungan konsumen tidak dimaksudkan

untuk menempatkan salah satu pihak diatas pihak lain atau sebaliknya, tetapi adalah

untuk memberikan kepada masing-masing pihak, produsen-pelaku usaha dan

konsumen, apa yang menjadi hak-haknya. Dengan demikian, diharapkan bahwa

40Ibid, hal. 85 41Janus Sidabalok, op cit, hal. 25-27

Page 6: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERLINDUNGAN … II.pdfpemerintah memperoleh manfaat yang seimbang dari pengaturan dan penegakan hukum perlindungan konsumen. Kepentingan antara konsumen,

39

pengaturan dan penegakan hukum perlindungan konsumen bermanfaat bagi selutuh

lapisan masyarakat dan pada gilirannya bermanfaat bagi kehidupan berbangsa.

Asas keadilan dimaksudkan agar partisipasi seluruh rakyat dapat diwujudkan

secara maksimal dan memberikan kesempatan kepada konsumen dan pelaku usaha

untuk memperoleh haknya dan melaksanakan kewajibannya secara adil. Asas ini

mengendaki bahwa melalui pengaturan dan penegakan hukum perlindungan

konsumen ini, konsumen dan produsen-pelaku usaha dapat berlaku adil melalui

perolehan hak dan penunaian kewajiban secara seimbang. Oleh karena itu, undang-

undang ini mengatur sejumlah hak dan kewajiban konsumen dan produsen-pelaku

usaha.

Asas keseimbangan dimaksudkan untuk memberikan keseimbangan antara

kepentingan konsumen, pelaku usaha dan pemerintah dalam arti materiil dan

spiritual. Asas ini menghendaki agar konsumen, produsen-pelaku usaha dan

pemerintah memperoleh manfaat yang seimbang dari pengaturan dan penegakan

hukum perlindungan konsumen. Kepentingan antara konsumen, produsen-pelaku

usaha dan pemerintah diatur dan harus diwujudkan secara seimbang sesuai dengan

hak dan kewajibannya masing-masing dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Tidak ada salah satu pihak yang mendapat perlindungan atas kepentingannya yang

lebih besar dari pada pihak lain.

Page 7: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERLINDUNGAN … II.pdfpemerintah memperoleh manfaat yang seimbang dari pengaturan dan penegakan hukum perlindungan konsumen. Kepentingan antara konsumen,

40

Asas keamanan dan keselamatan konsumen dimaksudkan untuk memberikan

jaminan atas keamanan dan keselamatan kepada konsumen dalam penggunaan,

pemakaian dan pemanfaatan barang dan/atau jasa yang dikonsumsi atau digunakan.

Asas ini menghendaki adanya jaminan hukum bahwa konsumen akan memperoleh

manfaat dari produk yang dikonsumsi atau digunakannya dan sebaliknya bahwa

produk itu tidak akan mengancam ketentraman dan keselamatan jiwa dan harta

bendanya. Oleh karena itu, undang-undang ini membebankan sejumlah kewajiban

yang harus dipenuhi dan menetapkan sejumlah larangan yang harus dipatuhi oleh

produsen-pelaku usaha dalam memproduksi dan mengedarkan produknya

Asas kepastian hukum dimaksudkan agar pelaku usaha maupun konsumen

menaati hukum dan memperoleh keadilan dalam penyelenggaraan perlindungan

konsumen, serta negara menjamin kepastian hukum. Asrtinya, kewajiban yang

terkandung didalam undang-undang ini harus diwujudkan dalam kehidupan sehari-

hari sehingga masing-masing pihak memperoleh keadilan. Oleh karena itu, negara

bertugas dan menjamin terlaksananya undang-undang ini sesuai dengan bunyinya.

Tujuan diadakannya perlindungan konsumen adalah untuk memberikan

kedudukan yang sama antara pelaku usaha dan konsumen, serta memperhatikan hak-

hak konsumen. Dalam UUPK Pasal 3 menyebutkan bahwa tujuan perlindungan

konsumen adalah :

a. meningkatkan kesadaran, kemampuan, dan kemandirian konsumen untuk

melindungi diri;

Page 8: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERLINDUNGAN … II.pdfpemerintah memperoleh manfaat yang seimbang dari pengaturan dan penegakan hukum perlindungan konsumen. Kepentingan antara konsumen,

41

b. mengangkat harkat dan martabat konsumen dengan cara menghindarkannya

dari ekses negatif pemakaian barang dan/atau jasa;

c. meningkatkan pemberdayaan konsumen dalam memilih, menentukan, dan

menuntut hak-haknya sebagai konsumen;

d. menciptakan sistem perlindungan konsumen yang mengandung unsur

kepastian hukum dan keterbukaan informasi serta akses untuk mendapatkan

informasi;

e. menumbuhkan kesadaran pelaku usaha mengenai pentingnya perlindungan

konsumen sehingga tumbuh sikap yang jujur dan bertanggung jawab dalam

berusaha;

f. meningkatkan kualitas barang dan/atau jasa yang menjamin kelangsungan

usaha produksi barang dan/atau jasa, kesehatan, kenyamanan, keamanaan, dan

keselamatan konsumen.

Tujuan hukum ini baru dapat berjalan sebagaimana yang dicita-citakan

apabila diperkuat oleh kesatuan dari keseluruhan subsistem yang terkandung dalam

undang-undang dengan didukung oleh sarana dan fasilitas yang menunjang. Selain itu

suatu tujuan hukum walaupun telah diatur secara sistematis dalam peraturan

perundang-undangan atau ketentuan lainnya akan menjadi mati apabila penerapannya

tidak mampu memenuhi tuntutan rasa keadilan atau memberi manfaat lain kepada

masyarakat umum.

2.1.3. Pengertian konsumen, hak, dan kewajiban konsumen

Istilah konsumen pertama kali masuk dalam substansi GBHN pada tahun

1983. Menurut GBHN, pembangunan nasional pada umumnya serta pembangunan

ekonomi pada khususnya harus menguntungkan dan menjamin kepentingan

konsumen. Istilah konsumen berasal dari alih bahasa dari kata consumer (Inggris-

Amerika), atau consument/konsument (Belanda). Pengertian dari kata consumer

Page 9: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERLINDUNGAN … II.pdfpemerintah memperoleh manfaat yang seimbang dari pengaturan dan penegakan hukum perlindungan konsumen. Kepentingan antara konsumen,

42

adalah lawan dari produsen yakni setiap orang yang menggunakan barang dan/atau

jasa.42

Pengertian konsumen dalam Pasal 1 angka 2 UUPK menyatakan konsumen

adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat,

baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain

dan tidak untuk diperdagangkan.

A.Z Nasution berpendapat bahwa terdapat beberapa batasan tentang

konsumen, yakni :

1. konsumen adalah setiap orang yang mendapatkan barang atau jasa digunakan

untuk tujuan tertentu;

2. konsumen antara adalah setiap orang yang mendapatkan barang dan/atau jasa

untuk digunakan dengan tujuan membuat barang atau jasa lain untuk

diperdagangkan kembali (tujuan komersial);

3. konsumen akhir adalah setiap orang alami yang mendapatkan dan

menggunakan barang dan/atau jasa untuk tujuan memenuhi kebutuhan

hidupnya pribadi, keluarga, dan/atau rumah tangga dan tidak untuk

diperdagangkan kembali (tujuan nonkomersial).43

Beberapa pengertian konsumen di atas bila dikaitkan dengan penerbangan

maka, para pengguna jasa penerbangan yang biasa dikenal dengan istilah penumpang

termasuk ke dalam kategori konsumen akhir karena penumpang menggunakan jasa

penerbangan untuk suatu kegunaan tertentu yang dalam hal ini untuk kepentingan

pribadi dan tidak untuk diperdagangkan kembali.

42A.Z Nasution I, op cit, hal. 3

43A.Z Nasution I, op cit, hal. 13

Page 10: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERLINDUNGAN … II.pdfpemerintah memperoleh manfaat yang seimbang dari pengaturan dan penegakan hukum perlindungan konsumen. Kepentingan antara konsumen,

43

Hal tersebut diperkuat dalam Ordonansi Pengangkutan Udara yakni istilah

konsumen lebih tertuju kepada pengguna jasa atau penumpang. Meskipun dalam

Ordonansi Pengangkutan Udara tersebut tidak memberikan defisini tentang apa yang

dimaksud dengan penumpang, tetapi dalam penerbangan tertatur dapat dikatakan

bahwa yang dimaksud dengan penumpang oleh Ordonansi tersebut adalah setiap

orang yang diangkut oleh pengangkut berdasarkan suatu perjanjian pengangkutan

dengan atau tanpa bayaran.44

Perlindungan konsumen berkaitan dengan perlindungan hukum. Oleh karena

itu, perlindungan konsumen mengandung aspek hukum. Adapun materi yang

mendapatkan perlindungan itu bukan sekedar fisik, melainkan terlebih-lebih hak-

haknya yang bersifat abstrak. Dengan kata lain, perlindungan konsumen

sesungguhnya identik dengan perlindungan yang diberikan hukum tentang hak-hak

konsumen.45

Dalam pengertian hukum, yang dimaksud dengan hak adalah kepentingan

hukum yang dilindungi oleh hukum, sedangkan kepentingan adalah tuntutan yang

diharapkan untuk dipenuhi. Kepentingan pada hakikatnya mengandung kekuasaan

44Suherman E., 2000, Aneka Masalah Hukum Kedirgantaraan (Himpunan Makalah 1961-1995),

Mandar Maju, Bandung, hal. 40 45Celina Tri Siwi Kristiyanti, 2011, Hukum Perlindungan Konsumen, Sinar Grafika, Jakarta,

hal. 30

Page 11: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERLINDUNGAN … II.pdfpemerintah memperoleh manfaat yang seimbang dari pengaturan dan penegakan hukum perlindungan konsumen. Kepentingan antara konsumen,

44

yang dijamin dan dilindungi oleh hukum dalam melaksanakannya.46 Secara umum

dikenal ada empat hak dasar konsumen yang diakui secara internasional, yaitu :

1. hak untuk mendapatkan keamanan (the right to safety);

2. hak untuk mendapatkan informasi (the right to be informed);

3. hak untuk memilih (the right to choose);

4. hak untuk didengar (right to be heard).47

Penerbangan bila dikaitkan dengan hak-hak konsumen yang diatur dalam

Pasal 4 UUPK, yaitu :

a. hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengkomsumsi

barang dan/atau jasa. Dalam hal ini konsumen pengguna jasa penerbangan

dalam mengkomsumsi jasa dengan tujuan memperoleh manfaat dari jasa

penerbangan yang dipergunakan. Manfaat yang didapatkan tidak boleh

mengancam keselamatan, jiwa dan harta benda konsumen serta terjaminnya

kenyamanan, keamanan, dan keselamatan konsumen.

b. hak untuk memilih barang dan/atau jasa serta mendapatkan barang dan/atau

jasa tersebut. Sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang

dijanjikan. Dalam hal ini konsumen pengguna jasa penerbangan tidak mau

mempergunakan jasa penerbangan yang dapat mengancam keselamatan, jiwa

46A.Z Nasution I, op cit, hal. 4 47Sidharta, op cit, hal. 16-27

Page 12: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERLINDUNGAN … II.pdfpemerintah memperoleh manfaat yang seimbang dari pengaturan dan penegakan hukum perlindungan konsumen. Kepentingan antara konsumen,

45

dan harta bendanya. Oleh karena itu, konsumen harus diberi kebebasan dalam

memilih jasa penerbangan yang akan dipergunakan.

c. hak atas informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan

barang dan/atau jasa. Konsumen pengguna jasa penerbangan harus

memperoleh informasi yang benar jasa penerbangan yang akan dipergunakan.

Karena informasi yang diperolehlah yang menjadi landasan konsumen untuk

memilih.

d. hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang dan/atau jasa yang

digunakan. Dalam hal ini tidak jarang konsumen pengguna jasa penerbangan

memperoleh kerugian dalam mempergunakan jasa penerbangan. Artinya,

terdapat suatu kelemahan pada jasa penerbangan yang disediakan oleh

penyedia jasa. Penyedia jasa penerbangan harus siap dalam menerima setiap

pendapat dan keluhan dari konsumen guna memperoleh masukan dalam

meningkatkan kualitas dalam daya saing.

e. hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan dan upaya penyelesaian

sengketa perlindungan konsumen secara patut. Kedudukan konsumen

pengguna jasa penerbangan lebih lemah dibanding penyedia jasa penerbangan

karena konsumen tidak memahami mengenai proses yang dilakukan oleh

penyedia jasa dalam menyediakan jasa penerbangan yang dipergunakan. Oleh

karena itu diperlukan advokasi, perlindungan, dan upaya penyelesaian

sengketa bagi konsumen.

Page 13: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERLINDUNGAN … II.pdfpemerintah memperoleh manfaat yang seimbang dari pengaturan dan penegakan hukum perlindungan konsumen. Kepentingan antara konsumen,

46

f. hak untuk mendapatkan pembinaan dan pendidikan konsumen. Konsumen

karena memiliki kedudukan yang lebih lemah dibandingkan penyedia jasa.

Untuk itu konsumen harus diberikan pembinaan dan pendidikan terkait hak

dan kewajiban seorang konsumen.

g. hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak

diskriminatif. Sudah merupakan suatu hak dasar manusia untuk diperlakukan

sama. Oleh karena itu penyedia jasa penerbangan harus berperilaku adil

dengan memberikan pelayanan yang sama kepada semua konsumennya tanpa

memandang perbedaan status sosial, agama, ras maupun suku.

h. hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi, dan/atau penggantian, apabila

barang dan/atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak

sebagaimana mestinya. Sudah selayaknya setiap konsumen pengguna jasa

penerbangan yang mengalami kerugian atas penggunaan jasa penerbangan

harus mendapatkan berupa kompensasi ataupun ganti rugi dari pihak penyedia

jasa semasih diatur dalam peraturan perundang-undangan.

Setiap hak yang melekat pada setiap diri konsumen akan selalu diimbangi

oleh kewajiban-kewajiban yang berfungsi sebagai kontrol agar hak yang dimiliki

tidak dipergunakan dengan melampaui batas-batas nilai kewajaran yang ada di dalam

masyarakat pada umumnya dan pada hubungan dalam dunia perdagangan antara

konsumen dengan pelaku usaha pada khususnya.

Kewajiban konsumen diatur dalam Pasal 5 UUPK yang bila dikaitkan dengan

penyelenggaraan penerbangan yaitu :

Page 14: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERLINDUNGAN … II.pdfpemerintah memperoleh manfaat yang seimbang dari pengaturan dan penegakan hukum perlindungan konsumen. Kepentingan antara konsumen,

47

a. membaca atau mengikuti petunjuk informasi dan prosedur pemakaian atau

pemanfaatan barang dan/atau jasa, demi keamanan dan keselamatan. Tidak

jarang konsumen sering dirugikan karena tidak memperoleh manfaat yang

maksimal dalam mempergunakan jasa penerbangan. Hanya saja setelah

diselidiki kerugian yang diderita konsumen adalah disebabkan karena

konsumen tidak mengikuti petunjuk informasi dan prosedur pemakaian yang

telah disediakan oleh penyedia jasa penerbangan. Oleh karena itu, konsumen

harus membaca dan mengikuti petunjuk informasi yang diberikan jika tidak

ingin dirugikan.

b. beritikad baik dalam melakukan transaksi pembelian barang dan/atau jasa.

Konsumen pengguna jasa penerbangan harus beritikad baik dalam melakukan

transaksi dalam pembeliaan jasa kepada penyedia jasa.

c. membayar sesuai dengan nilai tukar yang sudah disepakati. Antara konsumen

pengguna jasa dengan penyedia jasa memiliki hubungan yang bersifat

kontraktual. Artinya merupakan kewajiban konsumen pengguna jasa

penerbangan untuk membayar sesuai nilai tukar jasa penerbangan yang

dipergunakannya.

d. mengikuti upaya penyelesaian hukum sengketa perlindungan konsumen

secara patut. Konsumen pengguna jasa penerbangan patut mengikuti segala

ketentuan yang berlaku terkait upaya penyelesaian sengketa.

Page 15: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERLINDUNGAN … II.pdfpemerintah memperoleh manfaat yang seimbang dari pengaturan dan penegakan hukum perlindungan konsumen. Kepentingan antara konsumen,

48

2.2. Pelaku Usaha

2.2.1 Pengertian pelaku usaha

Dalam Pasal 1 angka 3 UUPK disebutkan bahwa pelaku usaha adalah setiap

orang perorangan atau badan usaha, baik yang berbentuk badan hukum maupun

bukan badan hukum yang didirikan dan berkedudukan atau melakukan kegiatan

dalam wilayah hukum Republik Indonesia, baik sendiri maupun bersama-sama

melalui perjanjian menyelenggarkan kegiatan usaha dalam berbagai bidang ekonomi.

Dalam penjelasan undang-undang yang termasuk dalam pelaku usaha adalah

perusahaan, korporasi, BUMN, koperasi, importir, pedagang, distributor dan lain-

lain.48

Berdasarkan pengertian di atas penyedia jasa penerbangan yang dalam hal ini

adalah perusahaan maskapai penerbangan termasuk ke dalam kategori pelaku usaha.

Sebagai penyelenggara kegiatan usaha, pelaku usaha adalah pihak yang harus

bertanggung jawab atas akibat-akibat negatif berupa kerugian yang ditimbulkan dari

kegiatan usahanya baik berupa barang maupun jasa yang ditawarkan terhadap pihak

ketiga yakni pihak konsumen selaku pengguna jasa.

2.2.2 Hak dan kewajiban pelaku usaha

Bukan hanya pada diri konsumen saja memiliki hak, melainkan pelaku usaha

juga memiliki hak yang serupa. Hak-hak yang dimiliki oleh pelaku usaha

sebagaimana yang tercantum dalam Pasal 6 UUPK, di antaranya :

48A.Z Nasution, op cit, hal. 17

Page 16: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERLINDUNGAN … II.pdfpemerintah memperoleh manfaat yang seimbang dari pengaturan dan penegakan hukum perlindungan konsumen. Kepentingan antara konsumen,

49

a. hak untuk menerima pembayaran sesuai dengan kesepakatan mengenai

kondisi dan nilai tukar barang dan/atau jasa yang diperdagangkan. Hal ini

berarti penyedia jasa penerbangan berhak untuk meminta bayaran kepada

konsumen atau pengguna jasa penerbangan sebagai kompensasi dari kegiatan

penyedia jasa yang telah melaksanakan kewajibannya sebagai pengangkut

sesuai dengan jasa yang diperjanjikan yakni seperti waktu keberangkatan,

tujuan yang dituju, dan lainnya;

b. hak untuk mendapatkan perlindungan hukum dari tindakan konsumen yang

beritikad tidak baik. Bila dikaitkan dengan penyelenggaraan penerbangan

terkadang dapat dijumpai ada beberapa konsumen yang dengan sengaja /

dengan itikad yang buruk melakukan kegiatan yang dapat menimbulkan

kerugian bagi pihak penyedia jasa, tindakan yang acap kali dilakukan

diantaranya dengan sengaja merusak fasilitas di dalam pesawat seperti kursi,

lampu baca, media elektronik dan tindakan merugikan lainnya. Maka untuk

menjamin adanya kepastian hukum atas tindakan tersebut, pelaku usaha

diberikan hak untuk mendapatkan perlindungan hukum serta diberikan hak

untuk meminta ganti kerugian atas kerugian yang dideritanya;

c. hak untuk melakukan pembelaan diri sepatutnya di dalam penyelesaian

hukum sengketa konsumen. Sengketa konsumen sering kali terjadi di dalam

penyelenggaraan jasa penerbangan yang melibatkan penyedia jasa dengan

konsumen pengguna jasa penerbangan. Dalam penyelesaian perkara

perlindungan konsumen atas pelanggaran yang diduga dilakukan oleh

Page 17: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERLINDUNGAN … II.pdfpemerintah memperoleh manfaat yang seimbang dari pengaturan dan penegakan hukum perlindungan konsumen. Kepentingan antara konsumen,

50

penyedia jasa, maka penyedia jasa penerbangan diberikan hak untuk

mendapatkan pembelaan sepatutnya yang berarti tidak memihak dan sesuai

dengan ketentuan hukum yang berlaku;

d. hak untuk rehabilitasi nama baik apabila terbukti secara hukum bahwa

kerugian konsumen tidak diakibatkan oleh barang dan/atau jasa yang

diperdagangkan. Dalam penyelenggaraan penerbangan apabila ada sengketa

perlindungan konsumen yang terjadi antara penyedia jasa dengan konsumen

pengguna jasa yang mana pihak penyedia jasa ternyata tidak terbukti

melakukan pelanggaran atau kesalahan atas kerugian yang diderita konsumen,

maka pihak penyedia jasa diberikan hak untuk melakukan rehabilitasi

pemulihan nama baik usahanya;

e. hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan lainnya.

Kewajiban dari pelaku usaha yang harus ditaati dalam menjalankan usahanya

diatur dalam Pasal 7 UUPK yakni :

a. beritikad baik dalam melakukan kegiatan usahanya. Pelaku usaha dalam

penyelenggaraan jasa penerbangan berkewajiban untuk melaksanakan

kegiatan usahanya tersebut tanpa niat atau keinginan untuk melakukan

tindakan-tindakan yang bersifat menimbulkan kerugian bagi pihak konsumen

pengguna jasa dan hanya menguntungkan bagi penyedia jasa penerbangan

saja;

b. memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan

jaminan barang dan/atau jasa serta memberi penjelasan tentang penggunaa,

Page 18: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERLINDUNGAN … II.pdfpemerintah memperoleh manfaat yang seimbang dari pengaturan dan penegakan hukum perlindungan konsumen. Kepentingan antara konsumen,

51

perbaikan dan pemeliharaan. Penyedia jasa sudah semestinya berkewajiban

untuk memberikan rincian secara detail terkait jasa penerbangan yang

ditawarkan dengan informasi yang benar, jelas dan jujur;

c. memperlakukan atau melayani konsumen secara benar dan jujur serta tidak

diskriminatif. Penyedia jasa berkewajiban untuk melayani konsumen

pengguna jasa penerbangannya dengan benar, jujur dan tanpa membedakan

status atau kedudukan dari konsumen tersebut.

d. menjamin mutu barang dan/atau jasa yang diproduksi dan/atau

diperdagangkan berdasarkan ketentuan standar dan/atau jasa yang yang

berlaku. Penyedia jasa dalam pelaksanaan jasa penerbangan berkewajiban

untuk mengikuti standarisasi yang telah ada baik yang berkaitan dengan

standar infrastruktur, operasional, serta pelayanan jasa yang ditawarkan.

e. memberi kompensasi, dan/atau penggantian atas kerugian akibat penggunaan,

pemakaian dan pemanfaatan barang dan/atau jasa yang diperdagangkan.

Penyedia jasa berkewajiban untuk memberikan kompensasi atau ganti rugi

apabila konsumen pengguna jasa mengalami kerugian dalam penyelenggaraan

jasa penerbangan.

2.3. Penerbangan

2.3.1 Pengertian penerbangan

Pengangkutan adalah perjanjian timbal balik antara pengangkut dengan

pengirim atau penumpang, dimana pengangkut mengikatkan diri untuk

menyelenggarakan pengangkutan barang dan/atau jasa dari suatu tempat ke tempat

Page 19: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERLINDUNGAN … II.pdfpemerintah memperoleh manfaat yang seimbang dari pengaturan dan penegakan hukum perlindungan konsumen. Kepentingan antara konsumen,

52

tujuan tertentu dengan selamat, sedangkan pengirim atau penumpang mengikatkan

diri untuk membayar uang angkutan.49

Di Indonesia terdapat tiga jalur pengangkutan yakni melalui darat, laut, dan

udara. Pengangkutan melalui udara adalah pilihan yang paling efektif bila dilihat dari

keadaan geografis Negara Republik Indonesia. Angkutan udara menurut Pasal 1

angka 13 Undang-Undang Nomor 1 tahun 2009 tentang Penerbangan (untuk

selanjutnya disingkat UU Penerbangan) menyatakan angkutan udara adalah setiap

kegiatan dengan menggunakan pesawat udara untuk mengangkut penumpang, kargo,

dan/atau pos untuk mengangkut satu perjalanan atau lebih dari satu bandar udara ke

bandar udara yang lain atau beberapa bandar udara.

Dalam melaksanakan pengangkutan udara terdapat pihak pengangkut yang

menyediakan jasa angkutan udara yang biasa disebut jasa penerbangan. Dalam bahasa

Inggris penerbangan disebut aviation yang berarti the operation of aircraft

(penerbangan adalah pengoperasian pesawat terbang). Sedangkan penerbangan dalam

Pasal 1 angka 1 Undang Undang Penerbangan dijelaskan bahwa penerbangan adalah

satu kesatuan sistem yang terdiri atas pemanfaatan wilayah udara, pesawat udara,

bandar udara, navigasi penerbangan, keselamatan, dan keamanaan, lingkungan hidup,

serta fasilitas penunjang dan fasilitas umum lainnya.

49H.M.N Purwosutjipto, 1987, Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia, Djambatan, Jakarta,

hal. 2

Page 20: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERLINDUNGAN … II.pdfpemerintah memperoleh manfaat yang seimbang dari pengaturan dan penegakan hukum perlindungan konsumen. Kepentingan antara konsumen,

53

2.3.2 Asas dan tujuan penyelenggaraan penerbangan

Dalam Undang-Undang Penerbangan Pasal 2 diatur mengenai asas

diselenggarakan penerbangan yaitu berdasarkan asas :

a. manfaat;

artinya, penyelenggaraan penerbangan harus dapat memberikan manfaat yang

sebesar-besarnya bagi kemanusiaan, peningkatan kesejahteraan rakyat dan

pengembangan bagi warga Negara, serta upaya peningkatan pertahanan dan

keamanan Negara.

b. usaha bersama dan kekeluargaan;

artinya, penyelenggaraan usaha dibidang penerbangan dilaksanakan untuk

mencapai tujuan nasional yang dalam kegiatannya dapat dilakukan oleh

seluruh lapisan masyarakat dan dijiwai oleh semangat kekeluargaan.

c. adil dan merata;

artinya, penyelenggaraan penerbangan harus dapat memberikan pelayanan

yang adil dan merata tanpa diskriminasi kepada segenap lapisan masyarakat

dengan biaya yang terjangkau oleh masyarakat tanpa membedakan suku,

agama, dan keturunan serta tingkat ekonomi.

d. keseimbangan, keserasian, dan keselarasan;

artinya, penyelenggaraan penerbangan harus dilaksanakan sedemikian rupa

sehingga terdapat keseimbangan, keserasian, dan keselarasan antara sarana

dan prasarana, antara kepentingan pengguna dan penyedia jasa, antara

Page 21: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERLINDUNGAN … II.pdfpemerintah memperoleh manfaat yang seimbang dari pengaturan dan penegakan hukum perlindungan konsumen. Kepentingan antara konsumen,

54

kepentingan individu dan masyarakat, serta antara kepentingan nasional dan

internasional.

e. kepentingan umum;

artinya, penyelenggaraan penerbangan harus mengutamakan kepentingan

masyarakat luas.

f. keterpaduan;

artinya, penyelenggaraan penerbangan harus merupakan kesatuan yang bulat

dan utuh, terpadu, saling menunjang dan saling mengisi, baik intra maupun

antar moda transportasi.

g. tegaknya hukum;

artinya, undang-undang ini mewajibkan pemerintah untuk menegakkan dan

menjamin kepastian hukum serta mewajibkan kepada setiap warga, Negara

Indonesia untuk selalu sadar dan taat kepada hokum dalam penyelenggaraan

penerbangan.

h. kemandirian;

artinya, penyelenggaraan penerbangan harus bersendikan pada kepribadian

bangsa, berlandaskan pada kepercayaan akan kemampuan dan kekuatan

sendiri, mengutamakan kepentingan nasional dalam penerbangan, dan

memperhatikan pangsa muatan yang wajar dalam angkutan di perairan dari

dan ke luar negeri.

i. keterbukaan dan anti monopoli;

Page 22: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERLINDUNGAN … II.pdfpemerintah memperoleh manfaat yang seimbang dari pengaturan dan penegakan hukum perlindungan konsumen. Kepentingan antara konsumen,

55

artinya, penyelenggaraan usaha dibidang penerbangan dilaksanakan untuk

mencapai tujuan nasional yang dalam kegiatannya dapat dilakukan oleh

seluruh lapisan masyarakat dan dijiwai oleh semangat kekeluargaan.

j. berwawasan lingkungan hidup;

artinya, penyelenggaraan penerbangan harus dilakukan selaras dengan upaya

pelestarian fungsi lingkungan hidup.

k. kedaulatan negara;

artinya, penyelenggaraan penerbangan harus dilakukan selaras dengan upaya

menjaga keutuhan wilayah NKRI.

l. kebangsaan; dan

artinya, penyelenggaraan penerbangan harus mencerminkan sifat dan watak

Bangsa Indonesia yang pluralistik (kebhinekaan) dengan tetap menjaga

prinsip NKRI.

m. kenusantaraan.

Artinya, setiap penyelenggaraan penerbangan senantiasa memperhatikan

kepentingan seluruh wilayah Indonesia dan penyelenggaraan yang dilakukan

oleh daerah merupakan bagian dari sistem penerbangan nasiobal yang

berdasarkan Pancasila.

Tujuan diselenggarakannya penerbangan berdasarkan ketentuan Pasal 3

Undang-Undang Penerbangan yaitu :

Page 23: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERLINDUNGAN … II.pdfpemerintah memperoleh manfaat yang seimbang dari pengaturan dan penegakan hukum perlindungan konsumen. Kepentingan antara konsumen,

56

a. mewujudkan penyelenggaraan penerbangan yang tertib, teratur, selamat,

aman, nyaman, dengan harga yang wajar, dan menghindari praktek

persaingan usaha yang tidak sehat;

b. memperlancar arus perpindahan orang dan/atau barang melalui udara

dengan mengutamakan dan melindungi angkutan udara dalam rangka

memperlancar kegiatan perekonomian nasional;

c. membina jiwa kedirgantaraan;

d. menjunjung kedaulatan negara;

e. menciptakan daya saing dengan mengembangkan teknologi dan industri

angkutan udara nasional;

f. menunjang, menggerakkan, dan mendorong pencapaian tujuan

pembangunan nasional;

g. memperkukuh kesatuan dan persatuan bangsa dalam rangka perwujudan

Wawasan Nusantara;

h. meningkatkan ketahanan nasional; dan

i. mempererat hubungan antarbangsa.

2.4. Tanggung Jawab Hukum

2.4.1. Pengertian tanggung jawab hukum

Menurut kamus besar bahasa indonesia (KBBI) tanggung jawab dapat berarti

wajib menanggung segala sesuatunya,50 kalau terjadi apa-apa dapat disalahkan,

dituntut dan diancam hukuman pidana oleh penegak hukum di depan pengadilan,

menerima beban akibat tindakan sendiri atau orang lain. Menurut hukum, tanggung

jawab adalah suatu akibat atas konsekuensi kebebasan seseorang tentang

perbuatannya yang berkaitan dengan etika atau moral dalam melakukan suatu

perbuatan.

Titik Triwulan berpendapat pertanggung jawaban harus mempunyai dasar

yaitu hal yang menyebabkan timbulnya hak hukum bagi seseorang untuk menuntut

50Lukman ali, 1995,Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, hal. 747

Page 24: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERLINDUNGAN … II.pdfpemerintah memperoleh manfaat yang seimbang dari pengaturan dan penegakan hukum perlindungan konsumen. Kepentingan antara konsumen,

57

orang lain sekaligus berupa hal yang melahirkan kewajiban hukum orang lain untuk

memberi pertanggung jawabannya.51 Selain itu tanggung jawab dapat pula berarti

menanggung segala kerugian yang terjadi akibat perbuatannya atau perbuatan orang

lain yang bertindak untuk dan atas namanya.

2.4.2. Prinsip – prinsip tanggung jawab hukum

Prinsip tentang tanggung jawab merupakan perihal yang sangat penting dalam

hukum perlindungan konsumen. Dalam kasus-kasus pelanggaran hak konsumen

diperlukan kehati-hatian dalam menganalisis siapa yang bertanggung jawab dan

seberapa jauh tanggung jawab dapat dibebankan kepada pihak-pihak terkait.52 Dalam

hukum perlindungan konsumen dan hukum pengangkutan terdapat tiga prinsip

tanggung jawab :

a. prinsip tanggung jawab berdasarkan atas adanya unsur kesalahan (the based

on fault atau liability based on fault principle);

b. prinsip tanggung jawab berdasarkan atas praduga (rebutable presumption of

liability principle);

c. prinsip tanggung jawab mutlak (no fault, absolute atau strict liability, atau

absolute liability principle).53

Pertama, prinsip tanggung jawab yang didasarkan atas adanya unsur

kesalahan terdapat dalam Pasal 1365 KUH Perdata. Pasal tersebut yang dikenal

51Titik Triwulan dan Shinta Febrian, 2010, Perlindungan Hukum,Prestasi Pustaka, Jakarta, hal. 48 52Shidarta, op cit, hal. 59

53E. Saefullah Wiradipradja I, op cit, hal. 19

Page 25: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERLINDUNGAN … II.pdfpemerintah memperoleh manfaat yang seimbang dari pengaturan dan penegakan hukum perlindungan konsumen. Kepentingan antara konsumen,

58

sebagai tindakan melawan hukum (onrechtsmatigdaad) berlaku umum terhadap siapa

pun. Menurut pasal tersebut setiap perbuatan melawan hukum yang menimbulkan

kerugian terhadap orang lain mewajibkan orang yang karena perbuatannya

menimbulkan kerugian itu mengganti kerugian (to compensate the damage).54

Berdasarkan ketentuan tersebut setiap orang harus bertanggung jawab (liable) secara

hukum atas perbuatan sendiri artinya apabila karena perbuatannya mengakibatkan

kerugian kepada orang lain, maka orang tersebut harus bertanggung jawab (liable)

untuk membayar ganti kerugian yang diderita. Tanggung jawab atas dasar kesalahan

harus memenuhi unsur-unsur ada kesalahan dan ada kerugian, yang membuktikan

adalah korban yang menderita kerugian.55

Prinsip yang kedua adalah prinsip yang didasarkan atas dasar praduga

(rebutable presumption of liability principle). Pada prinsip ini beban pembuktian

beralih dari korban (penggugat) kepada tergugat, yakni diterapkannya beban

pembuktian terbalik. Jadi, pihak penggugat atau korban dapat mengajukan tuntutan

untuk memperoleh santunan tanpa harus membuktikan adanya kesalahan dipihak

tergugat. Bila dikaitkan dengan penerbangan maka, satu-satunya kewajiban yang

harus dilakukan oleh korban adalah menunjukan bahwa kejadian yang terjadi yang

menyebabkan kerugian tersebut memang terjadi di dalam peswat udara atau selama

embarkasi dan disembarkasi dilakukan. Dengan demikian, yang dimaksud dengan

54H.K. Martono dan Amad Sudiro, op cit, hal. 219 55H.K. Martono dan Amad Sudiro, op cit, hal. 220

Page 26: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERLINDUNGAN … II.pdfpemerintah memperoleh manfaat yang seimbang dari pengaturan dan penegakan hukum perlindungan konsumen. Kepentingan antara konsumen,

59

tanggung jawab berdasarkan atas dasar praduga berarti pengangkut tersebut dapat

menghindarkan diri dari tanggung jawab apabila pengangkut dapat membuktikan

bahwa pihaknya tidak bersalah.

Ketiga, yakni prinsip tanggung jawab mutlak (no fault, absolute atau strict

liability, atau absolute liability principle). Pada prinsip ini dimaksudkan tanggung

jawab tanpa keharusan untuk membuktikan adanya kesalahan atau dengan perkataan

lain, suatu prinsip tanggung jawab yang memandang kesalahan sebagai suatu yang

tidak relevan untuk dipermasalahkan apakah kenyataannya ada atau tidak.56 Prinsip

tanggung jawab mutlak dalam perlindungan konsumen secara umum digunakan

untuk menjerat pelaku usaha, khususnya produsen barang yang memasarkan

produknya yang merugikan konsumen.57 Dalam hal ini perusahaan maskapai

penerbangan bertanggung jawab mutlak terhadap kerugian yang diderita oleh pihak

ketiga yang timbul akibat pendaratan darurat atau jatuhnya barang dan/atau orang dari

pesawat udara, tanpa memerlukan adanya pembuktian terlebih dahulu.58

56E. Saefullah Wiradipradja I, op cit, hal. 35 57Celina Tri Siwi Kristiyanti, op cit, hal. 97 58H.K. Martono dan Amad Sudiro,op cit, hal.227-228