bab ii tinjauan umum tentang penegakan hukum…erepo.unud.ac.id/17984/3/1203005068-3-bab 2.pdf ·...

21
20 BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENEGAKAN HUKUM, PERENCANAAN RUANG, DAN RUANG TERBUKA HIJAU 2.1 Penegakan Hukum 2.1.1 Pengertian Penegakan Hukum Penegakan hukum merupakan hal yang sangat esensial dan substansial dalam negara hukum, penegakan hukum adalah proses dilakukannya upaya untuk tegaknya atau berfungsinya norma-norma hukum secara nyata sebagai pedoman prilaku dalam lalu lintas atau hubungan-hubungan hukum yang berhubungan dengan masyarakat dan bernegara. 13 Penegakan hukum dapat ditinjau dari dua sudut yaitu dari sudut subjek dan objek. 14 Dari sudut subjek penegakan hukum dapat diartikan sebagai penegakan hukum secara luas dan secara sempit. Dalam arti luas, proses penegakan hukum dapat melibatkan seluruh subjek hukum. Siapa saja yang menjalankan aturan normatif dengan melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu dengan mendasarkan diri pada norma aturan hukum yang berlaku, berarti yang bersangkutan telah melakukan atau menjalankan aturan hukum. Dalam arti sempit, penegakan hukum hanya dilaksanakan oleh aparat hukum untuk menjamin dan memastikan bahwa suatu aturan hukum berjalan sebagaimana mestinya, dan dalam memastikan tegaknya hukum itu, aparatur penegak hukum 13 Jimly Assiddiqie, 2009, Penegakan Hukum.(Makalah), Jakarta, http:// jimly.com/ makalah/namafile/56/Penegakan_Hukum.pdf), h. 1. 14 Ibid

Upload: duongkiet

Post on 24-Apr-2018

222 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENEGAKAN HUKUM…erepo.unud.ac.id/17984/3/1203005068-3-Bab 2.pdf · Penegakan hukum berasal dari masyarakat dan bertujuan ... 27 Lawrence Meir Friedman,

20

BAB II

TINJAUAN UMUM TENTANG PENEGAKAN HUKUM, PERENCANAAN

RUANG, DAN RUANG TERBUKA HIJAU

2.1 Penegakan Hukum

2.1.1 Pengertian Penegakan Hukum

Penegakan hukum merupakan hal yang sangat esensial dan substansial

dalam negara hukum, penegakan hukum adalah proses dilakukannya upaya untuk

tegaknya atau berfungsinya norma-norma hukum secara nyata sebagai pedoman

prilaku dalam lalu lintas atau hubungan-hubungan hukum yang berhubungan

dengan masyarakat dan bernegara.13

Penegakan hukum dapat ditinjau dari dua

sudut yaitu dari sudut subjek dan objek.14

Dari sudut subjek penegakan hukum

dapat diartikan sebagai penegakan hukum secara luas dan secara sempit. Dalam

arti luas, proses penegakan hukum dapat melibatkan seluruh subjek hukum. Siapa

saja yang menjalankan aturan normatif dengan melakukan sesuatu atau tidak

melakukan sesuatu dengan mendasarkan diri pada norma aturan hukum yang

berlaku, berarti yang bersangkutan telah melakukan atau menjalankan aturan

hukum. Dalam arti sempit, penegakan hukum hanya dilaksanakan oleh aparat

hukum untuk menjamin dan memastikan bahwa suatu aturan hukum berjalan

sebagaimana mestinya, dan dalam memastikan tegaknya hukum itu, aparatur

penegak hukum

13

Jimly Assiddiqie, 2009, Penegakan Hukum.(Makalah), Jakarta, http:// jimly.com/

makalah/namafile/56/Penegakan_Hukum.pdf), h. 1. 14

Ibid

Page 2: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENEGAKAN HUKUM…erepo.unud.ac.id/17984/3/1203005068-3-Bab 2.pdf · Penegakan hukum berasal dari masyarakat dan bertujuan ... 27 Lawrence Meir Friedman,

21

diperkenankan untuk menggunakan daya paksa.15

Uraian di atas memberikan

pengertian penegakan hukum adalah upaya yang dilakukan untuk melaksanakan

suatu aturan, baik dalam arti formil yang sempit maupun dalam arti materil yang

luas, sebagai pedoman prilaku dalam setiap perbuatan hukum, baik oleh para

subjek hukum yang bersangkutan maupun oleh aparat penegak hukum yang resmi

diberi tugas dan kewenangan oleh undang-undang untuk menjamin berfungsinya

norma-norma hukum yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat dan

bernegara.16

Tujuan pokok hukum adalah menciptakan tatanan masyarakat yang tertib,

menciptakan ketertiban dan keseimbangan.17

Dengan tercapainya ketertiban

dalam masyarakat diharapakan kepentingan manusia akan terindungi. Dalam

mencapai tujuannya itu hukum bertugas membagi hak dan kewajiaban antar

perorangan di dalam masyarakat, membagi wewenang dan mengatur cara

memecahkan masalah hukum serta memelihara kepastian hukum.

Hal tersebut di atas tidak mungkin terwujud dalam masyarakat jika aparat

penegak hukum tidak memainkan perannya dengan maksimal sebagai penegak

hukum. Secara sosiologis, maka setiap penegak hukum tersebut mempunyai

kedudukan dan peranan. Kedudukan (sosial) merupakan posisi tertentu dalam

struktur kemasyarakatan, yang mungkin tinggi, sedang-sedang saja atau rendah.

15

Ibid, h. 2. 16

Hans Kelsen, 2011, Teori Umum Tentang Hukum dan Negara, terj.Muttaqien, Raisul.

Nusa Media, Bandung, h. 89. 17

Sudikno Mertokusumo, 1999, Mengenal Hukum Suatu Pengantar, Liberty, Yogyakarta, h.

71.

Page 3: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENEGAKAN HUKUM…erepo.unud.ac.id/17984/3/1203005068-3-Bab 2.pdf · Penegakan hukum berasal dari masyarakat dan bertujuan ... 27 Lawrence Meir Friedman,

22

Kedudukan tersebut sebenarnya merupakan suatu wadah, yang isinya

adalah hak-hak dan kewajiban-kewajiban tertentu. Suatu hak merupakan

wewenang untuk berbuat atau tidak berbuat, sedangkan kewajiban adalah beban

atau tugas. Hak- hak dan kewajiban- kewajiban tertentu tersebut merupakan peran

(role). Oleh karena itu, seseorang yang mempunyai kedudukan tertentu, lazimnya

disebut pemegang peranan (role occupant).

2.1.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum

Penegakan hukum baik sebagai hukum materil maupun hukum formil.

Dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah:18

1. Faktor hukum

Dalam suatu proses penegakan hukum, faktor hukum adalah salah satu

yang menentukan keberhasilan penegakan hukum itu sendiri. Namun tidak

terlaksananya penegakan hukum dengan sempurna hal itu disebabkan karena

terjadi masalah atau gangguan yang disebabkan karena beberapa hal seperti tidak

diikuti asas-asas berlakunya undang-undang yang merupakan dasar pedoman dari

suatu peraturan perundang-undangan, hal yang kedua yaitu belum adanya suatu

aturan pelaksanaan untuk menerapkan undang-undang.19

2. Faktor penegak hukum

Penegak hukum mempunyai peran yang penting dalam penegakan hukum

itu sendiri, prilaku dan tingkah laku aparat pun seharusnya mencerminkan suatu

kepribadian yang dapat menjadi teladan bagi masyarakat dalam kehidupan sehari-

hari. Aparat penegak hukum yang profesional adalah mereka yang dapat

18

Soerjono Soekanto, op.cit, h. 5. 19

Ibid, h. 17-18

Page 4: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENEGAKAN HUKUM…erepo.unud.ac.id/17984/3/1203005068-3-Bab 2.pdf · Penegakan hukum berasal dari masyarakat dan bertujuan ... 27 Lawrence Meir Friedman,

23

berdedikasi tinggi pada profesi sebagai aparat hukum, dengan demikian seorang

aparat penegak hukum akan dapat melaksanakan tugas dan kewenangannya

sebagai seorang penegak hukum dengan baik.20

Ada beberapa halangan yang mungkin dijumpai pada penerapan peranan

yang seharusnya dari golongan sasaran atau penegak hukum, halangan-halangan

tersebut adalah:21

1. Keterbatasan kemampuan untuk menempatkan diri dalam peranan

pihak lain dengan siapa dia berinteraksi.

2. Tingkat aspirasi yang relative belum tinggi.

3. Kegairahan yang sangat terbatas untuk memikirkan masa depan,

sehingga sulit sekali untuk membuat proyeksi.

4. Belum ada kemampuan untuk menunda pemuasan suatu kebutuhan

tertentu, terutama kebutuhan materiil.

5. Kurangnya daya inovatif yang sebenarnya merupakan pasangan

konservatisme.

3. Faktor sarana dan prasarana

Dengan dukungan sarana dan fasilitas yang memadai penegakan hukum

akan dapat terlaksana dengan baik. Sarana dan fasilitas yang dimaksud, antara

lain, sumber daya manusia, organisasi yang baik, peralatan yang mumpuni, dan

sumber dana yang memadai.22

Bila sarana dan fasilitas tersebut dapat dipenuhi

maka penegakan hukum akan berjalan maksimal.

Penegakan hukum berasal dari masyarakat dan bertujuan untuk mencapai

kedamaian dalam masyarakat.23

Oleh karena itu dipandang dari sudut tertentu,

maka masyarakat dapat mempengaruhi penegakan hukum tersebut. Masyarakat

20

Ibid, h. 34. 21

Irfan Islamy, 2001, Prinsip-Prinsip Perumusan Kebijakan Negara, Pradnya Paramitha,

Jakarta, h.57. 22

Soerjono Soekanto, op.cit, h. 37. 23

Maria Farida, 1998, Ilmu Perundang - Undangan, Kanisius, Yogyakarta, h. 112.

Page 5: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENEGAKAN HUKUM…erepo.unud.ac.id/17984/3/1203005068-3-Bab 2.pdf · Penegakan hukum berasal dari masyarakat dan bertujuan ... 27 Lawrence Meir Friedman,

24

Indonesia mempunyai kecenderungan yang besar untuk mengartikan hukum dan

bahkan mengidentifikasikannya dengan petugas (dalam hal ini penegak hukum

sebagai pribadi). Salah satu akibatnya adalah baik buruknya hukum senantiasa

dikaitkan dengan pola prilaku penegak hukum tersebut.

4. Faktor masyarakat

Penegakan hukum adalah berasal dari masyarakat dan untuk masyarakat.

Oleh karena itu peran masyarakat dalam penegakan hukum juga sangat

menentukan. Masyarakat yang sadar hukum tentunya telah mengetahui hal mana

yang merupakan hak dan kewajiban mereka, dengan demikian mereka akan

mengembangkan kebutuhan-kebutuhan mereka sesuai dengan aturan yang

berlaku.24

5. Faktor kebudayaan

Kebudayaan hukum pada dasarnya mencakup nilai dasar yang mendasari

keberlakuan hukum dalam masyarakat, yang menjadi patokan nilai yang baik dan

buruk. Menurut Purnadi Purbacaraka dan Soerjono Soekanto terdapat pasangan

nilai yang berperan dalam hukum yaitu:25

i. Nilai ketertiban dan nilai ketentraman,

ii. Nilai jasmaniah (kebendaan) dan nilai rohaniah (keahlakan),

iii. Nilai kelanggengan (konservatisme) dan nilai kebaruan (inovetisme).

Nilai ketertiban biasanya disebut dengan keterikatan atau disiplin,

sedangkan nilai ketentraman merupakan suatu kebebasan, secara psikis suatu

ketentraman ada bila seorang tidak merasa khawatir dan tidak terjadi konflik

24

Soerjono Soekanto, op.cit, h. 57. 25

Ibid, h. 60.

Page 6: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENEGAKAN HUKUM…erepo.unud.ac.id/17984/3/1203005068-3-Bab 2.pdf · Penegakan hukum berasal dari masyarakat dan bertujuan ... 27 Lawrence Meir Friedman,

25

batiniah. Nilai kebendaan dan keakhlakan merupakan pasangan nilai yang bersifat

universal. Akan tetapi dalam kenyataan karena pengaruh modernisasi kedudukan

nilai kebendaan berada pada posisi yang lebih tinggi dari pada nilai keakhlakan

sehingga timbul suatu keadaan yang tidak serasi.26

Berdasarkan teori Friedman berhasil atau tidaknya penegakan hukum

bergantung pada: Substansi Hukum, Struktur Hukum/Pranata Hukum dan Budaya

Hukum.27

1. Substansi hukum: hal ini disebut sebagai sistem substansial yang menentukan

bisa atau tidaknya hukum itu dilaksanakan.28

Substansi juga berarti produk

yang dihasilkan oleh orang yang berada dalam sistem hukum yang mencakup

keputusan yang mereka keluarkan, aturan baru yang mereka susun. Substansi

juga mencakup hukum yang hidup (living law), bukan hanya aturan yang ada

dalam kitab undang-undang (law in books). Sebagai negara yang masih

menganut sistem Civil Law System atau sistem Eropa Kontinental (meski

sebagaian peraturan perundang-undangan juga telah menganut Common Law

System atau Anglo Sexon) dikatakan hukum adalah peraturan-peraturan yang

tertulis sedangkan peraturan-peraturan yang tidak tertulis bukan dinyatakan

hukum. Sehingga bisa atau tidaknya suatu perbuatan dikenakan sanksi hukum

apabila perbuatan tersebut telah mendapatkan pengaturannya dalam peraturan

perundang-undangan.

26

Ibid, h. 65. 27

Lawrence Meir Friedman, 2001, Hukum Amerika: Suatu Pengantar, diterjemahkan oleh

Wishnu Basuki,PT. Tata Nusa, Jakarta, h .8. 28

Ibid

Page 7: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENEGAKAN HUKUM…erepo.unud.ac.id/17984/3/1203005068-3-Bab 2.pdf · Penegakan hukum berasal dari masyarakat dan bertujuan ... 27 Lawrence Meir Friedman,

26

2. Struktur Hukum/Pranata Hukum: hal ini disebut sebagai sistem Struktural

yang menentukan bisa atau tidaknya hukum itu dilaksanakan dengan baik.29

Struktur hukum berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 meliputi;

mulai dari Kepolisian, Kejaksaan, Pengadilan dan Badan Pelaksana Pidana

(Lapas). Kewenangan lembaga penegak hukum dijamin oleh undang-undang.

Sehingga dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya terlepas dari

pengaruh kekuasaan pemerintah dan pengaruh-pengaruh lain. Hukum tidak

dapat berjalan atau tegak bila tidak ada aparat penegak hukum yang

kredibilitas, kompeten dan independen. Seberapa bagusnya suatu peraturan

perundang-undangan bila tidak didukung dengan aparat penegak hukum yang

baik maka keadilan hanya angan-angan.

Lemahnya mentalitas aparat penegak hukum mengakibatkan penegakkan

hukum tidak berjalan sebagaimana mestinya. Banyak faktor yang

mempengaruhi lemahnya mentalitas aparat penegak hukum diantaranya

lemahnya pemahaman agama, ekonomi, proses rekruitmen yang tidak

transparan dan lain sebagainya. Sehingga dapat dipertegas bahwa faktor

penegak hukum memainkan peran penting dalam memfungsikan hukum.

Kalau peraturan sudah baik, tetapi kualitas penegak hukum rendah maka akan

ada masalah. Demikian juga, apabila peraturannya buruk sedangkan kualitas

penegak hukum baik, kemungkinan munculnya masalah masih terbuka.

29

Ibid, h. 9.

Page 8: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENEGAKAN HUKUM…erepo.unud.ac.id/17984/3/1203005068-3-Bab 2.pdf · Penegakan hukum berasal dari masyarakat dan bertujuan ... 27 Lawrence Meir Friedman,

27

3. Budaya Hukum: Kultur hukum adalah sikap manusia terhadap hukum dan

sistem hukum-kepercayaan, nilai, pemikiran, serta harapannya.30

Kultur

hukum adalah suasana pemikiran sosial dan kekuatan sosial yang menentukan

bagaimana hukum digunakan, dihindari, atau disalahgunakan. Budaya hukum

erat kaitannya dengan kesadaran hukum masyarakat. Semakin tinggi

kesadaran hukum masyarakat maka akan tercipta budaya hukum yang baik

dan dapat merubah pola pikir masyarakat mengenai hukum selama ini. Secara

sederhana, tingkat kepatuhan masyarakat terhadap hukum merupakan salah

satu indikator berfungsinya hukum.

Hubungan antara tiga unsur sistem hukum itu sendiri tak berdaya, seperti

pekerjaan mekanik. Struktur diibaratkan seperti mesin, substansi adalah apa yang

dikerjakan dan dihasilkan oleh mesin, sedangkan kultur hukum adalah apa saja

atau siapa saja yang memutuskan untuk menghidupkan dan mematikan mesin itu,

serta memutuskan bagaimana mesin itu digunakan. Dikaitkan dengan sistem

hukum di Indonesia, Teori Friedman tersebut dapat kita jadikan patokan dalam

mengukur proses penegakan hukum di Indonesia.

2.2 Tinjauan Tentang Perencanaan Ruang

2.2.1 Pengertian dan Dasar Hukum Tata Ruang

Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan

Ruang, mennyebutkan “Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang

laut, dan ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan

30

Ibid

Page 9: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENEGAKAN HUKUM…erepo.unud.ac.id/17984/3/1203005068-3-Bab 2.pdf · Penegakan hukum berasal dari masyarakat dan bertujuan ... 27 Lawrence Meir Friedman,

28

wilayah, tempat manusia dan makhluk lain hidup, melakukan kegiatan, dan

memelihara kelangsungan hidupnya.” Dilanjutkan dengan Pasal 1 angka 2

menyebutkan “Tata ruang adalah wujud struktur ruang dan pola ruang”.

Penataan ruang menyangkut seluruh aspek kehidupan sehingga

masyarakat perlu mendapat akses dalam proses perencanaan penataan ruang.

Konsep dasar hukum penataan ruang terdapat dalam pembukaan Undang –

Undang Dasar 1945 aliniea ke-4, yang menyatakan “Melindungi segenap bangsa

Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan

kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut serta

melaksanakan ketertiban dunia”. Selanjutnya, dalam Pasal 33 ayat (3) Undang-

Undang Dasar 1945 menyatakan “Bumi dan air dan kekayaan alam yang

terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan sebesar-besarnya

untuk kemakmuran rakyat”.

Ketentuan tersebut memberikan “hak penguasaan kepada Negara atas

seluruh sumber daya alam Indonesia, dan memberikan kewajiban kepada Negara

untuk menggunakan sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat.” Kalimat tersebut

mengandung makna, Negara mempunyai kewenangan untuk melakukan

pengelolaan, mengambil dan memanfaatkan sumber daya alam guna

terlaksananya kesejahteraan yang dikehendaki. Untuk dapat mewujudkan tujuan

Negara tersebut, khususnya untuk meningkatkan kesejahteraan umum dan

mencerdaskan kehidupan bangsa berarti Negara harus dapat melaksanakan

pembangunan sebagai penunjang dalam tercapainya tujuan tersebut dengan suatu

perencanaan yang cermat dan terarah.

Page 10: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENEGAKAN HUKUM…erepo.unud.ac.id/17984/3/1203005068-3-Bab 2.pdf · Penegakan hukum berasal dari masyarakat dan bertujuan ... 27 Lawrence Meir Friedman,

29

Ruang harus dimanfaatkan secara arif dan efisien, sehingga

memungkinkan pemanfaatan sumber daya alam yang terkandung di dalamnnya

dapat secara optimal dimanfaatkan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Bila pemanfaatan ruang tidak diatur dengan baik, kemungkinan besar terdapat

penerobosan pemanfaatan ruang dan penurunan kualitas ruang. Diperlukan

penataan ruang untuk mengatur pemanfaatannya berdasarkan besaran kegiatan,

jenis kegiatan, fungsi lokasi, kualitas ruang dan estetika lingkungan. Untuk

menjaga kelangsungannya, maka ruang perlu ditata dan dikendalikan serta

direncanakan sehingga dapat memberikan dampak positif bagi mahluk hidup di

atasnya untuk jangka panjang dan berkelanjutan.

Konsep pengembangan wilayah di Indonesia lahir dari suatu

penggabungan dasar-dasar pemahaman teoritis (teori faktor pembentuk ruang dari

Walter Down Effect dan Polarization Effect dari Hirschman, Teori Backwash and

Spread Effect dari Myrdal, teori Growth Pole dari Friedman, teori Urban and

Rural Linkages dari Douglas, teori pembangunan infrastruktur dari Sutami dan

lain-lain) dengan pengalaman-pengalaman praktis sebagai bentuk penerapannya

yang bersifat dinamis.31

Dalam teori Walter Down Effect dan Polarization Effect

dari Hirschman ia berpandapat bahwa perkembangan suatu wilayah tidak terjadi

secara bersamaan.32

Dalam teori ini terdapat sistem polarisasi perkembangan

suatu wilayah yang kemudian akan memberikan efek ke wilayah lainnya, atau

dengan kata lain, suatu wilayah yang berkembang akan membuat wilayah di

31

S. Ernaw, 2008, Kebijakan Ruang Berdasarkan UU NO.26 Tahun 2007 dalam Rangka

Penyelenggaraan Infrastruktur Pekerjaan Umum. Available from www. Penataan Ruang.net. 32

Adisasmita,R, 2008, Pengembangan Wilayah Konsep dan Teori, Graha Ilmu. Yogyakarta,

h. 68.

Page 11: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENEGAKAN HUKUM…erepo.unud.ac.id/17984/3/1203005068-3-Bab 2.pdf · Penegakan hukum berasal dari masyarakat dan bertujuan ... 27 Lawrence Meir Friedman,

30

sekitarnya akan ikut berkembang; Teori Backwash and Spread Effect dari Myrdal,

dalam teori ini ia memberikan kesan pesimisti yang berpendapat bahwa polarisasi

muncul lebih kuat dari pada penyebaran pembangunan, permintaan faktor-faktor

produksi akan menumpuk di daerah-daerah perkotaan yang memberikan manfaat

kepadanya, dan sebaliknya di daerah perdesaan yang tidak menguntungkan akan

menipis.33

Contohnya adalah makin bertambahnya permintaan masyarakat suatu

wilayah kaya atas hasil-hasil dari masyarakat miskin berupa bahan makanan

pokok seperti beras yang sumbernya dari pertanian masyarakat wilayah miskin.

Sementara Spread effects contohnya adalah makin berkurangnya kualitas

pertanian masyarakat miskin akibat dampak negatif dari polusi yang disebabkan

oleh masyarakat wilayah kaya; teori Growth Pole dari Friedman, teori ini lebih

menekankan pada pembentukan hirarki guna mempermudah pengembangan

system pembangunan dengan asumsi bahwa dengan adanya pusat pertumbuhan

akan lebih memudahkan dan pembangunan akan lebih terencana; teori Urban and

Rural Linkages dari Douglas, teori ini menekankan hubungan antara urban dan

rural area dalam bidang ekonomi, sosial, dan keterkaitan lingkungan, dan juga

membutuhkan suatu keseimbangan dan pendekatan-pendekatan yang saling

menguntungkan.34

Tidak sepenuhnya pembangunan daerah rural karena

pembangunan dari daerah urban. Pandangan baru tentang ini mengacu kepada

rural urban linkage yang berarti aliran peningkatan atau kemajuan dari ibukota,

masyarakat (contoh: migrasi dan nglaju) dan barang antara wilayah rural dan

urban. Sangat penting dalam menambahkan atau mensertakan aliran ide, aliran

33

Ibid. 34

Ibid, h. 69.

Page 12: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENEGAKAN HUKUM…erepo.unud.ac.id/17984/3/1203005068-3-Bab 2.pdf · Penegakan hukum berasal dari masyarakat dan bertujuan ... 27 Lawrence Meir Friedman,

31

informasi, dan aliran dari difusi informasi; teori pembangunan infrastruktur dari

Sutami, teori ini mengungkapkan manfaat pembangunan infrastruktur yang

intensif untuk mendukung pemanfaatan potensi sumber daya alam akan mampu

mempercepat pengembangan wilayah sehingga perkembangan wilayah tergantung

pada sumber daya alam yang terdapat di daerah tersebut.35

Dengan kata lain,

konsep pengembangan wilayah di Indonesia merupakan penggabungan dari

berbagai teori dan model yang senantiasa berkembang yang telah diuji terapkan

dan kemudian dirumuskan kembali menjaadi suatu pendekatan yang disesuaikan

dengan kondisi dan kebutuhan pembangunan di Indonesia.

Pengembangan wilayah bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat

dan kualitas lingkungan. Secara konseptual pengertian pengembangan wilayah

dapat dirumuskan sebagai rangkaian upaya untuk mewujudkan keterpaduan dalam

penggunaan berbagai sumber daya, merekatkan dan menyeimbangkan

pembangunan nasional dan kesatuan wilayah nasional, meningkatkan keserasian

antar kawasan, keterpaduan antar sektor pembangunan melalui proses penataan

ruang dalam rangka pencapaian tujuan pembangunan yang berkelanjutan.

Dalam rangka mewujudkan konsep pengembangan wilayah yang

didalamnya tujuan dan sasaran yang bersifat kewilayahan di Indonesia,36

maka

dilaksanakan penataan ruang yang terdiri dari 3 (tiga) rangkaian proses utama

yang saling berkaitan satu dengan lainnya sesuai Undang-Undang Nomor 26

tahun 2007 tentang Penataan Ruang, yakni:

35

Ibid 36

Dit.Jen. Agraria, 1997, Penggunaan tanah (Land use), h. 75.

Page 13: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENEGAKAN HUKUM…erepo.unud.ac.id/17984/3/1203005068-3-Bab 2.pdf · Penegakan hukum berasal dari masyarakat dan bertujuan ... 27 Lawrence Meir Friedman,

32

a. Proses perencanaan tata ruang merupakan suatu proses untuk

menentukan struktur dan pola ruang yang meliputi penyusunan dan

penetapan rencana tata ruang, yang menghasilkan rencana wilayah

(RTRW). Disamping itu RTRW pada dasarnya merupakan bentuk

intervensi yang dilakukan agar manusia/ mahluk hidup dengan

lingkungannya dapat berjalan serasi, seimbang untuk tercapainya

kesejahteraan manusia/ makhluk hidup kelestarian lingkungan dan

keberlanjutan pembangunan (development sustainability).

b. Proses pemanfaatan ruang merupakan upaya untuk mewujudkan

struktur ruang dan pola ruang sesuai dengan rencana tata ruang melalui

penyusunan dan pelaksanaan program beserta pembiayaannya, yang

merupakan wujud operasionalisasi rencana ruang atau pelaksanaan itu

sendiri.

c. Proses pengendalian pemanfaatan ruang merupakan upaya untuk

mewujudkan tertib tata ruang yang terdiri atas mekanisme perizinan dan

penertiban terhadap pelaksanaan pembangunan agar tetap sesuai dengan

RTRW dan tujuan penataan ruang wilayahnya. Pembangunan wilayah

bukan sekedar upaya untuk memenuhi tujuan-tujuan sektoral atau

daerah yang bersifat parsial, namun untuk memenuhi tujuan-tujuan

pengembangan wilayah yang bersifat komprehensif dan holistic perlu

mempertimbangkan keserasian antara berbagai sumber daya sebagai

unsur utama pembentuk ruang, didukung oleh sistem hukum dan sistem

kelembagaan yang melingkupinya. Di samping itu, pengembangan

wilayah dilakukan sebagai langkah strategis untuk mengatasi

kesenjangan wilayah. Sehingga dalam hal ini, pengembangan wilayah

dilakukan dalam paying “penataan ruang” untuk meningkatkan kualitas

hidup masyarakat (city as engine of economic growth) yang berkeadilan

sosial (social justice) dalam lingkungan hidup yang lestari

(environmentaly sound) dan berkesinambungan (sustainability sound).

Pengembangan wilayah melalui penataan ruang adalah rangkaian upaya

untuk mewujudkan keterpaduan penggunaan berbagai sumber daya, merekatkan

dan menyeimbangkan pembangunan nasional dan kesatuan wilayah nasional,

meningkatkan keserasian antar kawasan, keterpaduan antar sektor pembangunan

melalui proses penataan ruang dalam rangka pencapaian tujuan pembangunan

yang berkelanjutan dalam wadah Negara Republik Indonesia.37

37

Ibid

Page 14: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENEGAKAN HUKUM…erepo.unud.ac.id/17984/3/1203005068-3-Bab 2.pdf · Penegakan hukum berasal dari masyarakat dan bertujuan ... 27 Lawrence Meir Friedman,

33

Salah satu konsep dasar pemikiran tata ruang menurut hukum Indonesia

terdapat dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar

Pokok-Pokok Agraria. Sesuai dengan Pasal 33 ayat 3 UUD 1945, tentang

pengertian hak menguasai dari negara terhadap konsep tata ruang, Pasal 2 UUPA

memuat wewenang untuk:

(1) Mengatur dan menyelenggarakan peruntukan penggunaan, persediaan,

dan pemeliharaan bumi, air dan ruang angkasa.

(2) Menentukan dan mengatur hubungan-hubungan hukum antara orang

dengan bumi, air, dan ruang angkasa.

(3) Menentukan dan mengatur hubungan-hubungan hukum antara orang

dan perbuatan-perbuatan hukum yang mengenai bumi, air dan ruang

angkasa.

Ketentuan tersebut memberikan hak penguasan kepada negara atas seluruh

sumber daya alam Indonesia, dan memberikan kewajiban kepada negara untuk

menggunakan sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat dalam rangka

masyarakat yang adil dan makmur (Pasal 2 ayat (2) dan (3)). Kalimat tersebut

mengandung makna, negara mempunyai kewenangan untuk melakukan

pengelolaan, mengambil dan memanfaatkan sumber daya alam guna

terlaksananya kesejahteraan rakyat yang dikehendaki.

Adapun, kekuasaan Negara yang dimaksudkan itu mengenai semua bumi,

air dan ruang angkasa, jadi baik yang sudah dihaki oleh seseorang maupun yang

tidak. Kekuasaan Negara mengenai tanah yang sudah dipunyai orang dengan

sesuatu hak dibatasi oleh isi dari hak itu, artinya sampai seberapa Negara memberi

kekuasaan kepada yang mempunyai untuk menggunakan haknya sampai disitulah

batas kekuasaan Negara tersebut.

Page 15: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENEGAKAN HUKUM…erepo.unud.ac.id/17984/3/1203005068-3-Bab 2.pdf · Penegakan hukum berasal dari masyarakat dan bertujuan ... 27 Lawrence Meir Friedman,

34

Untuk dapat mewujudkan tujuan negara tersebut, khususnya untuk

meningkatkan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa berarti

negara harus dapat melaksanakan pembangunan sebagai penunjang dalam

tercapainya tujuan tadi dengan suatu perencanaan yang cermat dan terarah.

Apabila dicermati dengan seksama, kekayaan alam yang ada dan dimiliki oleh

negara, yang kesemuanya itu memiliki suatu nilai ekonomis, maka dalam

pemanfaatannya pun harus diatur dan dikembangkan dalam pola tata ruang yang

terkoordinasi, sehingga tidak akan adanya perusakan terhadap lingkungan hidup.

2.2.2 Asas dan Tujuan Penataan Ruang

Berdasarkan Pasal 2 Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang

Penataan Ruang ditegaskan dalam kerangka Negara kesatuan Republik Indonesia,

penataan ruang diselenggarakan berdasarkan asas:

1) Keterpaduan

Penataan ruang diselenggarakan dengan mengintegrasikan, berbagai

kepentingan yang bersifat lintas sektor, lintas wilayah dan lintas pemangku

kepentingan. Pemangku kepentingan antara lain pemerintah, pemerintah

daerah dan masyarakat

2) Keserasian, keselarasan dan keseimbangan

Penataan ruang diselenggarakan dengan mewujudkan keserasian antara

struktur ruang dan pola ruang, keselarasan antara kehidupan manusia

dengan lingkungannya, keseimbangan pertumbuhan dan perkembangan

antar daerah serta antara kawasan perkotaan dan kawasan pedesaan.

3) Keberlanjutan

Penataan ruang diselenggarakan dengan menjamin kelestarian dan

kelangsungan daya dukung dan daya tampung lingkungan dengan

memperlihatkan kepentingan mendatang

4) Keberdayagunaan dan keberhasilgunaan

Penataan ruang diselenggarakan dengan mengoptimalkan manfaat ruang

dan sumber daya yang terkandung didalamnya serta menjamin

terwujudnya tata ruang yang berkualitas

Page 16: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENEGAKAN HUKUM…erepo.unud.ac.id/17984/3/1203005068-3-Bab 2.pdf · Penegakan hukum berasal dari masyarakat dan bertujuan ... 27 Lawrence Meir Friedman,

35

5) Keterbukaan

Penataan ruang diselenggarakan dengan memberikan akses yang seluas-

luasnya kepada masyarakat untuk mendapatkan informasi yang berkaitan

dengan penataan ruang

6) Kebersamaan dan kemitraan

Penataan ruang diselenggarakan dengan melibatkan seluruh pemangku

kepentingan

7) Perlindungan kepentingan umum

Penataan ruang diselenggarakan dengan mengutamakan kepentingan

masyarakat

8) Kepastian hukum dan keadilan

Penataan ruang diselenggarakan dengan berlandaskan hukum atau

ketentuan peraturan perundang-undangan dan bahwa penataan ruang

dilaksanakan dengan mempertimbangkan rasa keadilan masyarakat serta

melindungi hak dan kewajiban semua pihak secara adil dengan jaminan

kepastian hukum.

9) Akuntabilitas

Penyelenggaraan penataan ruang dapat dipertanggungjawabkan, baik

prosesnya, pembiayaan maupun hasilnya.38

Perencanaan tata ruang perkotaan seyogyanya dimulai dengan

mengidentifikasi kawasan-kawasan yang secara alami harus diselamatkan

(kawasan lindung) untuk menjamin kelestarian lingkungan, dan kawasan-kawasan

yang secara alami rentan terhadap bencana alam seperti gempa, longsor, banjir,

maupun bencana alam lainnya. Sesuai dengan yang disebutkan pada Pasal 3

Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Pentaan Ruang:

Penyelenggaraan penataan ruang bertujuan untuk mewujudkan ruang

wilayah nasional yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan

berlandaskan Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional dengan:

a. terwujudnya keharmonisan antara lingkungan alam dan lingkungan

buatan;

b. terwujudnya keterpaduan dalam penggunaan sumber daya alam dan

sumber daya buatan dengan memperhatikan sumber daya manusia; dan

c. terwujudnya pelindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif

terhadap lingkungan akibat pemanfaatan ruang.

38

Hasni, 2008, Hukum Penataan Ruang dan Penatagunaan Tanah, Rajawali Pers, Jakarta,

h. 133

Page 17: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENEGAKAN HUKUM…erepo.unud.ac.id/17984/3/1203005068-3-Bab 2.pdf · Penegakan hukum berasal dari masyarakat dan bertujuan ... 27 Lawrence Meir Friedman,

36

Dari pasal tersebut dapat dipahami bahwa rumusan tujuan (pengaturan

penataan ruang) merupakan penerapan bagaimana konsep asas-asas

penyelenggaraan penatan ruang mengendalikan arah dan sasaran yang hendak

ditujui oleh suatu pengaturan Undang-Undang Penataan Ruang ini.

2.3 Tinjauan Umum Tentang Ruang terbuka Hijau

2.3.1 Pengertian Umum dan Ruang Lingkup Terbuka Hijau

Menurut Pasal 1 butir 31 Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang

Penataan Ruang, Ruang terbuka hijau adalah area memanjang/jalur dan/atau

mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh

tanaman, baik yang tumbuh secara alamiah maupun yang sengaja ditanam. Dalam

ruang terbuka hijau pemanfatannya lebih bersifat pengisian hijau tanaman atau

tumbuh-tumbuhan secara alamiah ataupun budidaya tanaman seperti lahan

pertanian, pertamanan, perkebunan dan sebagainya.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan

Ruang Proporsi RTH pada wilayah kota paling sedikit 30% dari luas wilayah

kota. Proporsi 30% merupakan ukuran minimal untuk menjamin keseimbangan

ekosistem kota, yang selanjutnya akan meningkatkan ketersediaan udara bersih

yang diperlukan masyarakat, serta dapat meningkatkan nilai estetika kota.

Peraturan Menteri Dalam Negeri No.1 Tahun 2007 tentang Penataan

Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan, Ruang Terbuka Hijau Kawasan

Perkotaan (selanjutnya disingkat RTHKP) adalah bagian dari ruang terbuka suatu

kawasan perkotaan yang diisi oleh tumbuhan dan tanaman guna mendukung

manfaat ekologi, sosial, budaya, ekonomi dan estetika. RTHKP Publik adalah

Page 18: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENEGAKAN HUKUM…erepo.unud.ac.id/17984/3/1203005068-3-Bab 2.pdf · Penegakan hukum berasal dari masyarakat dan bertujuan ... 27 Lawrence Meir Friedman,

37

RTHKP yang penyediaan dan pemeliharaannya menjadi tanggungjawab

Pemerintah Kabupaten/Kota. Pemanfaatan RTHKP publik dikelola oleh

Pemerintah Daerah dengan melibatkan para pelaku pembangunan. RTHKP publik

tidak dapat dialihfungsikan. Pemanfaatan RTHKP publik dapat dikerjasamakan

dengan pihak ketiga ataupun antar pemerintah daerah.

Tujuan pengadaan dan penataan RTH di wilayah perkotaan menurut

Permendagri Nomor 1 Tahun 2007, yaitu : menjaga keserasian dan keseimbangan

ekosistem lingkungan, mewujudkan keseimbangan antara lingkungan alam dan

lingkungan buatan bagi kepentingan masyarakat, meningkatkan kualitas

lingkungan yang sehat, indah, bersih, dan nyaman.

Jenis RTH kawasan perkotaan (Permendagri Nomor 1 Tahun 2007) yaitu :

(1) pertamanan meliputi taman kota, taman wisata, taman rekreasi, taman

lingkungan perumahan dan permukiman, taman lingkungan perkantoran, taman

hutan raya, (2) hutan kota, hutan lindung, dan cagar alam sebagai tempat rekreasi

dan konservasi, (3) kebun raya dan kebun binatang, (4) lapangan olah raga seperti

golf, sepak bola dan sebagainya, (5) pemakaman umum, (6) lahan pertanian, (7)

jalur hijau meliputi koridor utilitas, blueway meliputi bantaran sungai dan

kanal/danau, water front meliputi pantai, (8) daerah penyangga (buffer zone), dan

(9) taman atap (roof garden)

2.3.2 Peran dan Fungsi Ruang Terbuka Hijau

Fungsi pokok ruang terbuka hijau adalah pelaksanaan pengembangan

ruang terbuka hijau yang dilakukan dengan pengisian hijau tumbuhan secara

Page 19: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENEGAKAN HUKUM…erepo.unud.ac.id/17984/3/1203005068-3-Bab 2.pdf · Penegakan hukum berasal dari masyarakat dan bertujuan ... 27 Lawrence Meir Friedman,

38

alami ataupun dengan tanaman budidaya. Namun demikian, ditinjau dari kondisi

ekosistem pada umumnya, apapun sebutan bagian-bagian ruang terbuka hijau kota

tersebut hendaknya semua selalu mengandung tiga fungsi pokok yaitu:39

1. Fisik-ekologis (termasuk perkayaan jenis)

2. Ekonomis (nilai produktif dan penyeimbang untuk kesehatan

lingkungan)

3. Sosial budaya (termasuk pendidikan, dan nilai budaya dan

psikologisnya)

Menurut Permendagri Nomor 1 Tahun 2007 fungsi RTH di wilayah

perkotaan, antara lain : pengaman keberadaan kawasan lindung perkotaan,

pengendali pencemaran dan kerusakan tanah, air, dan udara, tempat perlindungan

plasma nutfah dan keanekaragaman hayati, pengendali tata air, dan sarana estetika

kota.

Peranan RTH bagi pengembangan kota dapat dilihat dalam beberapa aspek

sebagai berikut : 40

a. Alat pengukur iklim amplitude (klimatologis).

Penghijauan memperkecil amplitude variasi yang lebih besar dari

kondisi udara panas ke kondisi udara sejuk

b. Penyaring udara kotor (protektif).

Penghijauan dapat mencegah terjadinya pencemaran udara yang

berlebihan oleh adanya asap kendaraan, asap buangan industri dan

gas beracun lainnya

c. Sebagai tempat hidup satwa.

Pohon peneduh tepi jalan sebagai tempat hidup satwa

burung/unggas

d. Sebagai penunjang keindahan (estetika).

Tanaman ini memiliki bentuk teksur dan warna yang menarik

e. Mempertinggi kualitas ruang kehidupan lingkungan.

Ditinjau dari sudut planologi, penghijauan berfungsi sebagai

pengikat dan pemersatu elemen-elemen (bangunan) yang ada

39

Ibid, h. 230. 40

Hakim dan Utomo, 2004, Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap, Bumi Aksara,

Jakarta, h. 57.

Page 20: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENEGAKAN HUKUM…erepo.unud.ac.id/17984/3/1203005068-3-Bab 2.pdf · Penegakan hukum berasal dari masyarakat dan bertujuan ... 27 Lawrence Meir Friedman,

39

disekelilingnya. Dengan demikian, dapat tercipta lingkungan yang

kompak dan serasi.

Menurut Permendagri No. 1 Tahun 2007, lokasi RTH terbagi menjadi

enam kawasan peruntukan ruang kota, yaitu : kawasan pusat perdagangan

meliputi taman lingkungan sekitar pusat perdagangan, kawasan perdagangan

meliputi taman lingkungan kantor, dan jalur hijau jalan, kawasan pendidikan

(sekolah/kampus) meliputi jalan lingkungan kampus, pusat lingkungan dan taman,

kawasan industri dan fasilitasnya meliputi jalur hijau jalan, taman lingkungan

pabrik, kawasan permukiman meliputi halaman rumah, taman lingkungan,

fasilitas perumahan, bantaran sungai, daerah rawan erosi, jalur hijau jalan raya

dan jalan lingkungan, kawasan pertanian dan perkebunan meliputi ladang, kebun,

sawah, hutan, cagar alam, daerah rawan erosi, bantaran sungai dan konservasi

pesisir pantai.

Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri No.1 Tahun 2007 tentang

Penataan Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan, manfaat RTHKP adalah

sebagai berikut:

a. Sarana untuk mencerminkan identitas daerah

b. Sarana penelitian, pendidikan dan penyuluhan

c. Sarana rekreasi aktif dan pasif serta interkasi sosial

d. Meningkatkan nilai ekonomi lahan perkotaan

e. Menumbuhkan rasa bangga dan meningkatkan prestise daerah

f. Sarana aktivitas sosial bagi anak-anak, remaja, dewasa dan manula

g. Sarana ruang evakuasi untuk keadaan darurat

h. Memperbaiki iklim mikro

i. Meningkatkan cadangan oksigen di perkotaan.

Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 05/PRT/M/2008

Manfaat RTH secara langsung dan tidak langsung, sebagian besar dihasilkan dari

Page 21: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENEGAKAN HUKUM…erepo.unud.ac.id/17984/3/1203005068-3-Bab 2.pdf · Penegakan hukum berasal dari masyarakat dan bertujuan ... 27 Lawrence Meir Friedman,

40

adanya fungsi ekologis, atau kondisi ’alami’ ini dapat dipertimbangkan sebagai

pembentuk berbagai faktor. Berlangsungnya fungsi ekologis alami dalam

lingkungan perkotaan secara seimbang dan lestari akan membentuk kota yang

sehat dan manusiawi. Secara langsung, manfaat RTH adalah berupa bahan-bahan

yang untuk dijual dan kenyamanan fisik. Sedangkan RTH yang manfaatnya tidak

langsung adalah bermanfaat dalam perlindungan tata air dan konservasi

hayati/untuk keanekaragaman hayati. Selain itu, RTH dapat bermanfaat bagi

kesehatan dan ameliorasi iklim.