bab ii tinjauan umum beberapa pengertian dan … ii.pdf4. sistem terdiri dari beberapa subsistem...

43
BAB II TINJAUAN UMUM BEBERAPA PENGERTIAN DAN MAKNANYA DARI ISTILAH HUKUM TERKAIT PEMBUKTIAN TERBALIK DALAM PERADILAN TINDAK PIDANA KORUPSI 2.1. Pengertian dan Makna Kata : “Urgensi, Sistem, Pembuktian, Pembuktian Terbalik, Peradilan, Tindak Pidana” Ada beberapa pemakaian istilah hukum menyangkut pengertian dan maknanya berkaitan dengan judul penelitian ini. Tiap variabel judul tersebut menyangkut materi sistem pembuktian terbalik terkait dengan hak-hak terdakwa yang paling asasi bagi terdakwa dalam persidangan tindak pidana korupsi. Adapun istilah-istilah serta pengertiannya seperti terurai berikut ini : 2.1.1. Pengertian “Urgensi” dan “Sistem” Secara etimologi kata “urgensi” diberikan arti sebagai “keharusan mendesak”, hal sangat penting 59 . Maka menurut penulis bahwa variabel inti dalam judul penelitian ini adalah sistem pembuktian terbalik, adalah merupakan substansi dalam peradilan tindak pidana korupsi sebagai keharusan yang dianggap mendesak dan hal sangat penting untuk dilakukan dalam pemberantasan tindak pidana korupsi saat ini menurut 59 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1989, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Kedua, Balai Pustaka, Jakarta, hlm. 1110 65

Upload: dinhlien

Post on 05-Aug-2019

234 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN UMUM BEBERAPA PENGERTIAN DAN … II.pdf4. Sistem terdiri dari beberapa subsistem atau unsur 5. Sistem mempunyai sifat holistik atau utuh menyeluruh 6. Saling berhubungan

65

BAB II

TINJAUAN UMUM BEBERAPA PENGERTIAN DAN

MAKNANYA DARI ISTILAH HUKUM TERKAIT PEMBUKTIAN

TERBALIK DALAM PERADILAN TINDAK PIDANA KORUPSI

2.1. Pengertian dan Makna Kata : “Urgensi, Sistem, Pembuktian,

Pembuktian Terbalik, Peradilan, Tindak Pidana”

Ada beberapa pemakaian istilah hukum menyangkut pengertian dan

maknanya berkaitan dengan judul penelitian ini. Tiap variabel judul

tersebut menyangkut materi sistem pembuktian terbalik terkait dengan

hak-hak terdakwa yang paling asasi bagi terdakwa dalam persidangan

tindak pidana korupsi. Adapun istilah-istilah serta pengertiannya seperti

terurai berikut ini :

2.1.1. Pengertian “Urgensi” dan “Sistem”

Secara etimologi kata “urgensi” diberikan arti sebagai “keharusan

mendesak”, hal sangat penting59

. Maka menurut penulis bahwa variabel

inti dalam judul penelitian ini adalah sistem pembuktian terbalik , adalah

merupakan substansi dalam peradilan tindak pidana korupsi sebagai

keharusan yang dianggap mendesak dan hal sangat penting untuk

dilakukan dalam pemberantasan tindak pidana korupsi saat ini menurut

59

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1989, Kamus Besar Bahasa Indonesia,

Edisi Kedua, Balai Pustaka, Jakarta, hlm. 1110

65

Page 2: BAB II TINJAUAN UMUM BEBERAPA PENGERTIAN DAN … II.pdf4. Sistem terdiri dari beberapa subsistem atau unsur 5. Sistem mempunyai sifat holistik atau utuh menyeluruh 6. Saling berhubungan

66

Undang – Undang Nomor 31 Tahun 1999 jo Undang – Undang Nomor 20

Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

Begitu pula halnya pemakaian kata “sistem” dalam judul penelitian

ini sebelum dikaitkan dengan kata variabel berikutnya, arti dan makna

kata “sistem” diberikan banyak arti oleh para ahli hukum. Namun peneliti

disini akan meninjau arti dan makna kata sistem tersebut dari segi arti kata

dan beberapa rumusan pendapat doktrin.

Istilah sistem berasal dari bahasa latin "systema” yang mengandung

arti keseluruhan atau kombinasi keseluruhan60

. Guna memahami

pengertian sistem sebelum mengkaitkan dengan hukum dan/atau peradilan

pidana ada beberapa definisi tentang sistem yang diberikan oleh para ahli

maupun dari ensiklopedia dan Kamus Bahasa Indonesia seperti :

1. Tatang M. Amirin menyatakan sistem adalah keseluruhan yang

tersusun dari sekian banyak bagian, berarti pula hubungan yang

berlangsung diantara satuan-satuan atau komponen-komponen secara

teratur. Lebih lanjut sistem dipergunakan untuk menunjukkan banyak

hal, diantarannya untuk menunjukkan suatu himpunan, bagian yang

saling berkaitan, keseluruhan organ-organ tubuh tertentu, sehimpunan

ide-ide, prinsip-prinsip, dan sebagainya, hipotesis atau teori, metode

atau tata cara (prosedur), skema atau metode pengaturan susunan

sesuatu.

Menurut Tatang M. Amirin ciri-ciri sistem yaitu :

1. Setiap sistem mempunyai tujuan

2. Setiap sistem mempunyai batas yang memisahkannya dari

lingkungannya

3. Walau sistem mempunyai batas tetapi bersifat terbuka

4. Sistem terdiri dari beberapa subsistem atau unsur

5. Sistem mempunyai sifat holistik atau utuh menyeluruh

6. Saling berhubungan dan saling bergantung baik interen atau

eksteren

60

Andi Hamzah (I), 1986, Kamus Hukum, PT Gramedia, Jakarta, hlm. 583

Page 3: BAB II TINJAUAN UMUM BEBERAPA PENGERTIAN DAN … II.pdf4. Sistem terdiri dari beberapa subsistem atau unsur 5. Sistem mempunyai sifat holistik atau utuh menyeluruh 6. Saling berhubungan

67

7. Sistem melakukan proses transformasi

8. Sistem memiliki mekanisme kontrol dengan pemanfaatan umpan

balik

9. Memiliki kemampuan untuk mengatur diri sendiri dan

menyesuaikan diri61

.

2. Ludwig Van Bertalanffi memberikan arti sistem : "System are

complexes of elements in ientercation, to which certain law can be

applied” (Sistem adalah himpunan unsur yang saling mempengaruhi

untuk mana hukum tertentu menjadi berlaku)62

.

Lebih lanjut teori sistem merupakan sejarah penjelajahan

intelektualitas manusia dalam menemukan cara yang paling tepat untuk

mempelajari suatu kesatuan yang kompleks.

Menurut Bertalanffi yang dikutip Anthon F. Susanto teori sistem

umumnya memiliki 4 ciri yakni :

1. Mampu memenuhi kritiknya terhadap metodologi analitis

2. Mampu melukiskan kekhususan yang disebut sistem itu

3. Mampu menjelaskan kekaburan hal-hal yang termasuk dalam

suatu sistem

4. Merupakan teori saintifik63

.

3. H. Thierry seperti dikutip Anthon F. Susanto memberikan definisi

sistem : “Een System is een gekeel van elkaar wederzijds

beinvloedende componenten, die volgens een plan georden zijn,

tereonde eer beepald doel te bereikeri” (Sistem adalah keseluruhan

bagian yang saling mempengaruhi satu sama lainnya menurut suatu

rencana yang telah ditentukan untuk mencapai suatu tujuan tertentu).

Juga dikutip oleh Anthon F. Susanto, pengertian sistem menurut

William A. Shorde dan Dan Voich Jr., sistem adalah "A independently

and faintly, in persuit of command objectives of the whole within a

61

Tatang M. Amirin, 2001, Pokok – Pokok Teori Sistem, PT Raja Grafindo

Persada, Jakarta, hlm. 15 62

Bachsan Mustafa, 2003, Sistem Hukum Indonesia Terpadu , PT. Citra

Aditama, Bandung, hlm. 14 63

Anthon F. Susanto, 2004, Wajah Peradilan Kita, Konstruksi Sosial Tentang

Penyimpangan Mekanisme Kontrol dan Akuntabilitas Peradilan Pidana, PT Refika

Aditama, Bandung, hlm. 86

Page 4: BAB II TINJAUAN UMUM BEBERAPA PENGERTIAN DAN … II.pdf4. Sistem terdiri dari beberapa subsistem atau unsur 5. Sistem mempunyai sifat holistik atau utuh menyeluruh 6. Saling berhubungan

68

complex environtment " (Sebuah sistem adalah seperangkat bagian

yang saling berhubungan, bekerja sedikit bebas, dalam mengejar

keseluruhan tujuan dengan kesatuan lingkungan).

Menurut William A. Shorde dan Dan Voich ciri-ciri sistem yaitu :

1. Sistem mempunyai tujuan sehingga perilaku kegiatannya mengarah

pada tujuan tersebut.

2. Sistem merupakan suatu keseluruhan yang bulat dan utuh

3. Sisitem memiliki sifat yang terbuka

4. Sistem melakukan kegiatan transformasi

5. Sistem saling berkaitan

6. Dalam sistem ada semacam mekanisme kontrol64

.

4. J. S. Badudu dan Sutan Mohammad Zain mengartikan sistem :

a. Susunan kesatuan-kesatuan yang masing-masing tidak berdiri

sendiri-sendiri, tetapi berfungsi membentuk kesatuan secara

keseluruhan.

b. Susunan yang teratur dari suatu teori, asas suatu mekanisme contoh

pemerintahan, jalannya suatu organisasi.

c. Cara, metode65

.

5. Menurut WJ.S. Poerwadarminta sistem adalah :

a. Sekelompok bagian-bagian yang bekerja bersama-sama untuk

melakukan suatu maksud.

b. Sekelompok dan pendapat, peristiwa, kepercayaan yang disusun

dan diatur baik-baik.

c. Cara yang teratur untuk melakukan sesuatu66

.

6. Ananda Santoso dan A.R. AI-Hanif, "Sistem adalah peraturan, cara

jalan, susunan yang teratur dan pandangan , teori, asas, seperangkat

unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu

keseluruhan"67

.

7. Menurut Pamudji "Sistem sebagai suatu kebulatan atau keseluruhan

yang kompleks atau terorganisir, suatu himpunan atau perpaduan hal -

hal atau bagian-bagian yang membentuk suatu kebulatan atau

keseluruhan yang kompleks atau utuh68

.

64

Bachsan Mustafa, Loc. Cit. 65

Badudu dan Mohammad Zain, 2001, Kamus Umum Bahasa Indonesia , Balai

Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, hlm. 1337 66

WJ.S. Poerwadarminta, 1993, Kamus Umum Bahasa Indonesia , Balai

Pustaka, Jakarta, hlm. 955 67

Ananda Santoso dan A.R, AI-Hanif, 1975, Kamus Lengkap Bahasa

Indonesia, Alumni, Surabaya, hlm. 348 68

Pamudji, 1981, Teori Sistem dan Pengertiannya Dalam Manajemen , Ikhtiar,

Jakarta, hlm. 47

Page 5: BAB II TINJAUAN UMUM BEBERAPA PENGERTIAN DAN … II.pdf4. Sistem terdiri dari beberapa subsistem atau unsur 5. Sistem mempunyai sifat holistik atau utuh menyeluruh 6. Saling berhubungan

69

8. Menurut Prajudi A. "Sistem adalah suatu jaringan dari prosedur-

prosedur yang berhubungan satu sama lain menurut skema atau pola

yang bulat untuk menggerakkan suatu fungsi yang utama dari suatu

usaha atau urusan"69

.

9. Menurut Sri Sumanti "Sistem adalah sekelompok bagian-bagian yang

bekerja bersama-sama untuk melakukan suatu maksud”70

10. Menurut Musanef "Sistem adalah suatu sarana yang menguasai

keadaan dan pekerjaan agar dalam menjalankannya tugas dapat

teratur"71

11. Menurut Webster's New Collegeate Dictionary "System is a complex of

ideas, principles etc. forming a coherent whole as the American

System of Government' (Artinya adalah suatu kumpulan pendapat-

pendapat, prinsip-prinsip dan lain-lain yang membentuk suatu

kesatuan yang berhubung-hubungan satu sama lain seperti

pemerintahan72

.

12. Menurut Soerjono Soekanto "Sistem adalah perangkat elemen-elemen

yang saling berhubungan atau perangkat variabel-variabel mandiri"73

.

13. Menurut YB. Suparlan, et. al, "Sistem adalah cara yang teratur dalam

melaksanakan suatu kegiatan untuk mencapai tujuan"74

.

14. Menurut Ensiklopedia Nasional Indonesia "Sistem adalah suatu

susunan yang terdiri atas pilahan berdasarkan fungsinya, individu-

individu pendukung yang membentuk kesatuan utuh, tiap individu di

dalam sistem saling bergantung dan saling menentukan75

.

69

H.S. Prajudi, 1973, Dasar – Dasar Office Management, Ghalia, Jakarta, hlm.

995 70

Sri Sumanti, 1976, Sistem-Sistem Pemerintahan Negara-Negara, Transito,

Bandung, hlm. 17 71

Musanef, 1989, Sistem Pemerintahan di Indonesia , CV. Haji Masaung,

Jakarta, hlm. 7 72

Arifin Rahman, Sistem Politik Indonesia Dalam Perspektif Struktural

Fungsional, PT. Six, Surabaya, hlm. 1 73

Soerjono Soekanto (I), 1985, Kamus Sosiologi Edisi Baru , PT. Raja Grafindo

Persada, Jakarta, hlm. 434 74

YB. Suparlan, 1990, Kamus Istilah Kependudukan dan Keluarga Berencana ,

Kanisius, Yogyakarta, hlm. 233. 75

Ensiklopedia Nasional Indonesia , 1996, PT. Citra Adi Pustaka, Jakarta, hlm.

93

Page 6: BAB II TINJAUAN UMUM BEBERAPA PENGERTIAN DAN … II.pdf4. Sistem terdiri dari beberapa subsistem atau unsur 5. Sistem mempunyai sifat holistik atau utuh menyeluruh 6. Saling berhubungan

70

15. Menurut Kamus Istilah Peraturan Perundang-undangan "Sistem adalah

suatu tatanan dari hal-hal yang saling berkaitan dan berhubungan

saling membentuk satu kesatuan dan satu keseluruhan76

.

16. Menurut Ensiklopedi Administrasi "Sistem (dari bahasa Inggris

System) artinya suatu rangkaian prosedur yang telah merupakan suatu

kebulatan (kesatuan) untuk melaksanakan suatu fungsi"77

.

Berdasarkan pengertian sistem di atas dapat dirangkum unsur -unsur

dari suatu sistem yakni :

a. Kelakuan berdasarkan tujuan tertentu

Sistem tersebut terorientasi kepada sasaran tertentu.

b. Keseluruhan

Keseluruhan melebihi jumlah dari semua bagian-bagiannya.

c. Keterbukaan

Sistem tersebut saling berhubungan dengan sebuah sistem yang lebih

besar yaitu lingkungannya.

d. Transformasi

Bagian-bagian yang bekerja, menciptakan sesuatu yang mempunyai

nilai.

e. Antar Hubungan

Berbagai macam bagian harus cocok satu sama lain.

f. Mekanisme Kontrol

2.1.2 Arti dan Makna Pembuktian dan Sistem Pembuktian Terbalik

2.1.2.1 Arti dan Makna Pembuktian

Kamus Bahasa Indonesia menyebutkan bahwa pengertian

pembuktian secara umum adalah perbuatan (hak dan sebagainya)

membuktikan, sedangkan membuktikan berarti:

1. Memberi (memperlihatkan bukti);

2. Melakukan sesuatu sebagai bukti kebenaran, melaksanakan (cita-

cita dan sebagainya);

76

Tim Redaksi Tata Nusa, 1999, Kamus Istilah Menurut Peraturan

Perundang-Undangan Republik Indonesia 1945-1998, PT. Tata Nusa, Jakarta, hlm. 563 77

The Liang Gie (et. Al), 1981, Ensiklopedi Administrasi, Gunung Agung,

Jakarta, hlm. 328 – 329

Page 7: BAB II TINJAUAN UMUM BEBERAPA PENGERTIAN DAN … II.pdf4. Sistem terdiri dari beberapa subsistem atau unsur 5. Sistem mempunyai sifat holistik atau utuh menyeluruh 6. Saling berhubungan

71

3. Menandakan, menyatakan (bahwa sesuatu benar);

4. Meyakinkan, menyaksikan78

.

Sedangkan menurut Munir Fuadi, pembuktian sendiri di dalam Ilmu

Hukum memiliki pengertian yaitu :

Suatu proses, baik dalam acara perdata maupun acara pidana,

maupun acara-acara lainnya, dimana dengan menggunakan alat-alat

bukti yang sah, dilakukan tindakan dengan prosedur yang khusus,

untuk mengetahui apakah suatu fakta atau pernyataan khususnya

fakta atau yang dipersengketakan di Pengadilan, yang diajukan dan

dinyatakan oleh salah satu pihak dalam proses pengadilan itu benar

atau tidak seperti yang dinyatakan itu. Sedangkan Hukum

Pembuktian mengandung pengertian sebagai seperangkat kaidah

hukum yang mengatur tentang pembuktian79

.

M. Yahya Harahap memberikan rumusan mengenai pengertian

pembuktian yaitu:

Pembuktian adalah ketentuan-ketentuan yang berisi penggarisan

dan pedoman tentang cara-cara yang dibenarkan undang-undang

membuktikan kesalahan yang didakwakan kepada terdakwa.

Pembuktian juga merupakan ketentuan yang mengatur alat-alat

bukti yang dibenarkan undang-undang yang boleh dipergunakan

hakim membuktikan kesalahan yang didakwakan80

.

Adapun arti pembuktian ditinjau dari segi hukum acara pidana

antara lain:

- Ketentuan yang membatasi sidang pengadilan dalam usaha

mencari dan mempertahankan kebenaran. Baik hakim, penuntut

umum, terdakwa atau penasihat hukum, semua terikat pada

ketentuan tata cara dan penilaian alat bukti yang ditentukan

undang-undang. Tidak boleh leluasa bertindak dengan caranya

sendiri dalam menilai pembuktian. Dalam mempergunakan alat

78

Munir Fuady, 2006, Teori Hukum Pembuktian (Pidana dan Perdata),

PT.Citra Aditya Bakti, Bandung, hlm.1-2. 79

Ibid 80

M. Yahya Harahap, 2009, Pembahasan Permasalahan dan Penerapan

KUHAP. Ed.2, Cek ke XI., Sinar Grafika, Jakarta, hlm. 273.

Page 8: BAB II TINJAUAN UMUM BEBERAPA PENGERTIAN DAN … II.pdf4. Sistem terdiri dari beberapa subsistem atau unsur 5. Sistem mempunyai sifat holistik atau utuh menyeluruh 6. Saling berhubungan

72

bukti, tidak boleh bertentangan dengan undang-undang.

Terdakwa tidak bisa leluasa mempertahankan sesuatu yang

dianggapnya benar di luar ketentuan yang telah digariskan

undang-undang.

- Majelis Hakim dalam mencari dan meletakkan kebenaran yang

akan dijatuhkan dalam putusan, harus berdasarkan alat -alat

bukti yang telah ditentukan undang-undang secara "limitatif',

sebagaimana yang disebut dalam Pasal 184 ayat (1)

KUHAP81

.

Ditinjau dan segi hukum acara pidana sebagaimana yang ditentukan

dalam KUHAP, telah diatur beberapa pedoman dan penggarisan:

a. Penuntut Umum bertindak sebagai aparat yang diberi wewenang

untuk mengajukan segala daya upaya membuktikan kesalahan

yang didakwakan kepada terdakwa;

b. Terdakwa atau Penasihat Hukum (advokat) mempunyai hak

untuk melumpuhkan pembuktian yang diajukan jaksa penuntut

umum sesuai dengan cara-cara yang dibenarkan undang-undang,

berupa sangkalan atau bantahan yang beralasan, dengan saksi

yang meringankan atau saksi a decharge maupun dengan

"alibi";

c. Pembuktian juga dapat berarti suatu penegasan bahwa ketentuan

tindak pidana lain yang harus dijatuhkan kepada Terdakwa.

Yang mana hal ini terjadi pada saat dakwaan Jaksa Penuntut

Umum bersifat alternatif dan hasil pembuktian yang dilakukan

pada saat persidangan Pengadilan, kesalahan yang terbukti

adalah dakwaan pengganti. Dalam hal ini, pembuktian memiliki

81

Yahya Harahap, Op. Cit, hlm. 273-274.

Page 9: BAB II TINJAUAN UMUM BEBERAPA PENGERTIAN DAN … II.pdf4. Sistem terdiri dari beberapa subsistem atau unsur 5. Sistem mempunyai sifat holistik atau utuh menyeluruh 6. Saling berhubungan

73

arti dan fungsi sebagai penegasan tentang tindak pidana yang

dilakukan terdakwa sekaligus juga membebaskan dirinya dari

dakwaan yang tidak terbukti dan menghukumnya berdasarkan

pada dakwaan tindak pidana yang telah terbukti.

2.1.2.2 Sistem Pembuktian Terbalik

Sistem pembuktian dalam perkara pidana umum lazimnya

dibebankan pada jaksa penuntut umum. Pengaturan beban pembuktian

yang dibebankan pada jaksa tersurat dalam Pasal 66 KUHAP, bahwa

tersangka atau terdakwa tidak dibebani beban pembuktian. Menurut

Martiman Prodjohamidjojo makna pasal diatas diartikan bahwa kewajiban

penuntut umumlah yang dibebani kewajiban membuktikan salah atau

tidaknya terdakwa82

.

Berarti kata “sistem pembuktian terbalik” mengandung makna

berbeda dari hal pada umumnya, karena pembuktian yang umum atau biasa

jaksa dibebani beban pembuktian. Dengan kata “terbalik” bahwa

terdakwalah yang dibebani beban pembuktian sesuai makna Pasal 37 ayat

(1) dan (3) Undang – Undang Nomor 31 Tahun 1999 jo Undang – Undang

Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

82

Martiman Prodjohamidjojo (I), Op. Cit., hlm. 49

Page 10: BAB II TINJAUAN UMUM BEBERAPA PENGERTIAN DAN … II.pdf4. Sistem terdiri dari beberapa subsistem atau unsur 5. Sistem mempunyai sifat holistik atau utuh menyeluruh 6. Saling berhubungan

74

2.1.3 Arti Peradilan dan Tindak Pidana

Menurut batasan arti diberikan dalam kamus bahwa kata

“peradilan” diartikan segala sesuatu mengenai perkara pengadilan,

lembaga hukum bertugas memperbaiki83

. Namun pendapat para ahli

menurut Fachmi memberi batasan pengertian dari kata “adil” yang

diartikan sebagai tidak memihak, tidak berat sebelah ataupun

keseimbangan dan secara keseluruhan peradilan dalam hal ini adalah

menunjukkan kepada suatu proses, yaitu proses untuk menciptakan atau

mewujudkan keadilan84

.

Sehubungan pemakaian kata peradilan dalam penelitian ini

dikaitkan batasan pengertian yang diberikan oleh Fachmi diatas

menunjukkan bahwa peradilan mengandung makna serta arti sebagai

proses dalam mencari dan mewujudkan keadilan melalui pembuktian

untuk mendapatkan kebenaran dipersidangan.

Istilah tindak pidana berasal dari istilah Belanda, yaitu “Strafbaar

feit”. Strafbaar feit terdiri dari 3 kata yaitu “straf” yang diterjemahkan

dengan pidana dan hukum. Kata “baar” diterjemahkan dengan dapat atau

boleh. Sedangkan “feit” diterjemahkan dengan tindak, peristiwa,

83

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Op Cit, hlm. 7 84

Fachmi, 2011, Kepastian Hukum Mengenai Putusan Batal Demi Hukum Dalam Sistem

Peradilan Pidana INdonesia, Ghalia INdonesia Publishing, Bogor, hlm. 50

Page 11: BAB II TINJAUAN UMUM BEBERAPA PENGERTIAN DAN … II.pdf4. Sistem terdiri dari beberapa subsistem atau unsur 5. Sistem mempunyai sifat holistik atau utuh menyeluruh 6. Saling berhubungan

75

pelanggaran, dan perbuatan. Secara literlijk kata "straf” berarti pidana,

kata "baar" artinya dapat atau boleh, dan "feit" berarti perbuatan.76

Terhadap pengertian tindak pidana, terdapat dua aliran yang

berkembang yaitu aliran monistis dan aliran dualistis. Pandangan monistis

melihat bahwa keseluruhan syarat untuk adanya pidana itu kesemuanya

merupakan sifat dari perbuatan. Sedangkan pandangan dualistis

memisahkan antara pengertian "perbuatan pidana" (criminal act) dengan

"pertanggungjawaban pidana” (criminal responsibility atau criminal

liability)85

.

Berikut pengertian stratbaar feit menurut doktrin menganut

pandangan monistis antara lain :

1. Wirjono Prodjodikoro, menyatakan bahwa tindak pidana itu adalah

perbuatan yang pelakunya dapat dikenakan hukuman pidana86

.

2. Simons, merumuskan strafbaar feit adalah suatu tindakan melanggar

hukum yang dengan sengaja telah dilakukan oleh seseorang yang

dapat dipertanggungjawabkan atas tindakannya, yang dinyatakan

sebagai dapat dihukum87

.

85

Adami Chazawi, 2002, Pelajaran Hukum Pidana Bagian 1 , Cet. I, PT. Raja

Grafindo Persada, Jakarta, hlm : 69. 86

Wirjono Prodjodikoro, 1981, Azas-Azas Hukum Pidana di Indonesia , PT.

Eresco, Jakarta, hlm. 50 87

Simons, 1992, Kitab Pelajaran Hukum Pidana , terjemahan

P.A.F. Lamintang, Pioner Jaya, Bandung, hlm. 127.

Page 12: BAB II TINJAUAN UMUM BEBERAPA PENGERTIAN DAN … II.pdf4. Sistem terdiri dari beberapa subsistem atau unsur 5. Sistem mempunyai sifat holistik atau utuh menyeluruh 6. Saling berhubungan

76

Sedangkan pengertian strafbaar feit menurut para sarjana yang

menganut pandangan dualistis antara lain :

1. Moeljatno yang menggunakan istilah perbuatan pidana yang

didefinisikan sebagai perbuatan yang dilarang oleh suatu aturan hukum

larangan mana disertai ancaman (sanksi) yang berupa pidana tertentu,

bagi barang siapa melanggar larangan tersebut88

.

2. Pompe yang merumuskan strafbaar feit adalah suatu tindakan yang

menurut sesuatu rumusan undang-undang telah dinyatakan sebagai

tindakan yang dapat dihukum.

3. Vos merumuskan bahwa strafbaar feit adalah suatu kelakuan tindakan

manusia diancam pidana oleh peraturan perundang-undangan.

4. R. Tresna memberikan definisi peristiwa pidana itu adalah sesuatu

perbuatau rangkaian perbuatan manusia yang bertentangan dengan

undang-undang atau peraturan perundang-undangan lainnya, terhadap

perbuatan mana diadakan tindakan penghukuman89

.

Mengenai unsur-unsur tindak pidana, penulis akan

membandingkan pendapat dari Simons sebagai penganut aliran monistis

dengan pendapat dari Moeljatno yang menganut pandangan dualistis. Dari

88

Moeljatno, 1983, Azas-Azas Hukum Pidana, PT. Bina Aksara, Jakarta, hlm.

55.

89 Adami Chazawi, Op. Cit. hlm. 72.

Page 13: BAB II TINJAUAN UMUM BEBERAPA PENGERTIAN DAN … II.pdf4. Sistem terdiri dari beberapa subsistem atau unsur 5. Sistem mempunyai sifat holistik atau utuh menyeluruh 6. Saling berhubungan

77

pendapat Simons mengenai pengertian strafbaar feit dapat ditarik unsur -

unsur dari strajbaar feit yang dapat digolongkan menjadi unsur subjektif

dan unsur objektif.

Unsur subjektif antara lain:

a. Orang yang mampu bertanggung jawab;

b. Adanya kesalahan (dolus atau culpa). Perbuatan harus dilakukan

dengan "kesalahan" yang berhubungan dengan akibat dari perbuatan

atau dengan keadaan-keadaan saat mana perbuatan dilakukan.

Unsur objektif antara lain :

a. Perbuatan orang;

b. Akibat yang kelihatan dari perbuatan itu;

c. Mungkin ada keadaan tertentu yang rnenyertai perbuatan itu.

Sedangkan penganut pandangan dualistis adalah Moeljatno yang

memisahkan antara perbuatan dengan orang yang melakukan perbuatan.

Adapun unsur-unsur perbuatan pidana menurut Moeljatno adalah :

a. Perbuatan manusia;

b. Memenuhi rumusan dalam undang-undang (syarat formil);

c. Bersifat melawan hukum (syarat materiil).

Page 14: BAB II TINJAUAN UMUM BEBERAPA PENGERTIAN DAN … II.pdf4. Sistem terdiri dari beberapa subsistem atau unsur 5. Sistem mempunyai sifat holistik atau utuh menyeluruh 6. Saling berhubungan

78

Sebagaimana telah dijelaskan di atas bahwa penganut monistis

tidak secara tegas memisahkan antara unsur tindak pidana dengan syarat

untuk dapat dipidananya pelaku. Unsur mengenai diri orangnya bagi

penganut dualistis yakni kesalahan dan adanya pertanggungjawaban

pidana sebagai bukan unsur tindak pidana melainkan syarat untuk dapat

dipidananya, sedangkan menurut pandangan monistis syarat dipidaimya itu

juga termasuk dalam dan menjadi unsur tindak pidana.

Antara kedua pandangan tersebut menurut Soedarto adalah

sama benarnya dan tidak perlu dipertentangkan. Pandangan tersebut

dikarenakan adanya sudut pandang yang berbeda. Pandangan dualistis

barangkat dari sudut abstrak, yaitu memandang tindak pidana semata-mata

pada perbuatan dan akibat yang sifatnya dilarang. Jika perbuatan yang

sifatnya dilarang itu terjadi (konkrit), baru melihat pada orangnya, Bila

orang itu mempunyai kemampuan bertanggung jawab dan karena

perbuatannya itu dapat dipersalahkan kepadanya, dengan demikian maka

kepadanya dijatuhi pidana.

Sedangkan aliran monistis memandang dari sudut pandang konkrit,

bahwa strafbaar feit tidak bisa dipisahkan dengan orangnya. Dalam

strafbaar feit selalu ada si pembuat (orangnya) yang dipidana. Oleh karena

itu, unsur-unsur mengenai diri orangnya tidak dipisah dengan unsur

mengenai perbuatan. Semuanya menjadi unsur tindak pidana.

Page 15: BAB II TINJAUAN UMUM BEBERAPA PENGERTIAN DAN … II.pdf4. Sistem terdiri dari beberapa subsistem atau unsur 5. Sistem mempunyai sifat holistik atau utuh menyeluruh 6. Saling berhubungan

79

2.1.4 Batasan Pengertian Terdakwa

Menurut ketentuan pengaturan Pasal 1 angka 15 KUHAP bahwa :

“Terdakwa adalah seorang tersangka yang dituntut, diperiksa dan diadili

disidang pengadilan”. Dalam proses peradilan seorang terdakwa memiliki

hak-hak yang dilindungi secara hukum. KUHAP mencanangkan hak-hak

terdakwa yang tidak dapat diabaikan atau dilanggar oleh penegak hukum.

Pelanggaran terhadap hak-hak terdakwa akan berakibat batalnya

putusan hakim. Terdakwa mesti diperlakukan sama di depan hukum tanpa

kecuali tanpa memandang asal-usul dan status sosial sebelumnya.

Terdakwa dihadapan di depan hukum karena diduga melakukan

pelanggaran hukum.

2.2 Pengertian Dari Makna Korupsi Serta Komponennya

2.2.1 Pengertian dan Makna Korupsi

Secara terminologis, korupsi berasal dari kata “corruptio” atau

“corruptus” dalam bahasa Latin yang berarti kerusakan atau kebobrokan

dipakai pula untuk menunjuk suatu keadaan atau perbuatan yang busuk.90

Disebutkan pula bahwa corruption berasal pula asal kata corrumpere,

suatu kata Latin yang lebih tua.

Selanjutnya dari bahasa Latin itu turun kebanyak bahasa Eropa

seperti corruption, corrupt : (Inggris), corruption (Perancis), dan Belanda

90

Fockema Andrea, 1983, Kamus Hukum (Terjemahan), Bina Cipta, Bandung hlm. 73

Page 16: BAB II TINJAUAN UMUM BEBERAPA PENGERTIAN DAN … II.pdf4. Sistem terdiri dari beberapa subsistem atau unsur 5. Sistem mempunyai sifat holistik atau utuh menyeluruh 6. Saling berhubungan

80

yaitu urruptie (korruplie). Bahasa Belanda inilah yang turun ke dalam

bahasa Indonesia yaitu "korupsi"91

.

Istilah korupsi sering dikaitkan dengan ketidakjujuran atau

kecurangan seseorang dalam bidang keuangan. Dengan demikian,

melakukan korupsi berarti melakukan kecurangan atau penyimpangan

menyangkut keuangan negara. Menurut Henry Campell Black,

mengartikan korupsi sebagai "an act done with an intent to give some

advantage inconsistent with official duty and the rights of others"

(terjemahan bebasnya : sesuatu perbuatan yang dilakukan dengan maksud

untuk memberikan suatu keuntungan yang tidak sesuai dengan kewajiban

resmi dan hak-hak dari pihak lain). Termasuk juga pengertain

"corruption" menurut Black adalah perbuatan seorang pejabat yang secara

melanggar hukum menggunakan jabatannya untuk mendapatkan suatu

keuntungan yang berlawanan dengan kewajibannya92

.

Dalam Webster's New American Dictionary, kata "corruption"

diartikan sebagai "decay" (lapuk), "contamination" (kemasukan sesuatu

yang merusak, dan "impurity" (tidak murni). Sedangkan kata "corrupt"

dijelaskan sebagai "to became rotten or putrid" (menjadi, busuk, lapuk,

dan buruk), juga "to induce decay in something originally clean and

91

Andi Hamzah, 2007, Pemberantasan Korupsi Melalui Hukum Pidana

Nasional dan Internasional , Ed. Revisi, Raja Grafindo Persada, Jakarta, hlm. 4. 92

Septa Candra, 2012, "Hukum Pidana Dalam Perspektif (dalam : Agustinus

Pohan dkk (ed); Tindak Pidana Korupsi : Upaya Pencegahan dan Pemberantasan ,

Pustaka Larasan, Jakarta, hlm. 106.

Page 17: BAB II TINJAUAN UMUM BEBERAPA PENGERTIAN DAN … II.pdf4. Sistem terdiri dari beberapa subsistem atau unsur 5. Sistem mempunyai sifat holistik atau utuh menyeluruh 6. Saling berhubungan

81

sound’ (memasukkan sesuatu yang busuk, atau yang lapuk ke dalam

sesuatu yang semula bersih dan bagus)93

.

Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, kata korupsi diartikan

sebagai perbuatan yang buruk seperti penggelapan uang, penerimaan

sogokan, dan sebagainya94

. Sedangkan menurut Sudarto, istilah korupsi

berasal dari kata "corruption", yang berarti kerusakan.

Brooks, sebagaimana dikutip oleh Alatas memberikan perumusan

korupsi yaitu dengan sengaja melakukan kesalahan atau melalaikan tugas

yang diketahui sebagai kewajiban, atau tanpa hak menggunakan kekuasaan

dengan tujuan memperoleh keuntungan yang sedikit banyak bersifat

pribadi.

Beberapa pengertian korupsi seperti tersirat diatas menunjukkan

makna bahwa setiap perbuatan korupsi itu merupakan perbuatan buruk

yang membawa kerugian. Bahwa pula korupsi dilakukan dengan bentuk

perbuatan seperti penggelapan, menerima sogokan, dengan memanfaatkan

jabatan atau kewenangannya. Dan dapat korupsi itu dilakukan oleh siapa

saja termasuk pejabat, yang potensial untuk keuntungan dirinya sendiri

ataupun orang lain.

93

A. Mariam Webster, 1985, New International Dictionary, G & C Marriam Co .

Publishers Springfield Mass, USA, hlm. 79

94

W.J.S. Poerwadarminta, 1976, Kamus Umum Bahasa Indonesia , Balai

Pustaka, Jakarta, hlm. 128.

Page 18: BAB II TINJAUAN UMUM BEBERAPA PENGERTIAN DAN … II.pdf4. Sistem terdiri dari beberapa subsistem atau unsur 5. Sistem mempunyai sifat holistik atau utuh menyeluruh 6. Saling berhubungan

82

2.2.2 Batasan Korupsi dan Penyebab Timbulnya Korupsi Menurut

Doktrin

Beberapa pendapat dari para ahli memberikan batasan pengertian

tentang korupsi, seperti Firman Wijaya :

“Secara etimologi korupsi merupakan istilah dari bahasa latin,

yakni corruptio atau corruptos yang bila diterjemahkan secara

harfiah adalah pembusukan, keburukan, kebejatan, ketidakjujuran,

dapat disuap, tidak bermoral, menyimpang dari kesucian, kata-kata

atau ucapan yang memfitnah. Meskipun kata corruptio memiliki

arti luas, namun sering diartikan sebagai penyuapan, istilah korupsi

disimpulkan dalam bahasa Indonesia oleh Purwadarminta dalam

karnus umum bahasa Indonesia, korupsi adalah perbuatan buruk

seperti penggelapan uang, penerimaan uang sogok.95

Menurut Andi Hamzah arti kata korupsi adalah kebusukan,

keburukan, kebejatan, ketidakjujuran, dapat disuap, tidak bermoral,

penyimpangan dari kesucian, kata-kata yang menghina atau memfitnah.96

Kata korupsi berasal dari bahasa latin Corruptio yang kemudian muncul

dalam bahasa Inggris dan Prancis Corruption, serta dalam bahasa belanda

Korruptie.97

Dalam pemahaman masyarakat umum, kata korupsi menurut Leden

Marpaung adalah perbuatan memiliki "keuangan negara" secara tidak sah

(haram).98

Black's Law Dictionary mendefinisikan korupsi sebagai berikut

yaitu :

95

Firman Wijaya, 2008, Peradilan Korupsi Teori dan Praktik, Maharani Press,

Jakarta, hlm. 7 96

Andi Hamzah, 1991, Korupsi di Indonesia, Masalah dan Pemecahannya ,

Jilid 1, Get. 3, Gramedia, Jakarta, hlm. 9. 97

Andi Hamzah, 1985, Delik-Delik Tersebar di Luar KUHP . Jilid II, Pradnya

Paramitha, Jakarta, hlm. 43. 98

Leden Marpaung, 1992, Tindak Pidana Korupsi : Masalah dan

Pemecahannya, Sinar Grafika, Jakarta, hlm. 149.

Page 19: BAB II TINJAUAN UMUM BEBERAPA PENGERTIAN DAN … II.pdf4. Sistem terdiri dari beberapa subsistem atau unsur 5. Sistem mempunyai sifat holistik atau utuh menyeluruh 6. Saling berhubungan

83

"Corruption is an act done with an intent to give advantages

inconsistent with official duty and the rights of others. The act of

an official or fiduciary person who unlawfully and wrongfully uses

his station or character to procure some benefit for himself or for

another person contrary to duty and the rights oj others99

.

(Dalam terjemahan bebasnya Korupsi merupakan tindakan yang

dilakukan dengan maksud untuk memberikan keuntungan konsisten

dengan tugas resmi dan hak orang lain. Tindakan resmi atau fidusia

yang melawan hukum dan keliru menggunakan jabatannya untuk

mendapatkan beberapa manfaat bagi dirinya sendiri atau untuk

orang lain yang bertentangan dengan tugas dan hak orang lain)

Secara sosiologis menurut Syed Hussein Alatas, ada tiga tipe

fenomena yang tercakup dalam istilah korupsi, yakni pemerasan, dan

nepotisme. Lebih lanjut Syed Hussein Alatas dalam monografnya yang

berjudul:

"The Sociology of Corruption : the nature, function, causes, and

prevention of corruption" menyatakan bahwa menurut pemakaian

umum, istilah korupsi yaitu apabila seorang pegawai negeri

menerima pemberian yang disodorkan oleh seorang swasta dengan

maksud mempengaruhinya agar memberikan perhatian istimewa

pada kepentingan-kepentingan si pemberi. Terkadang perbuatan

menawarkan pemberian seperti itu atau hadiah lain yang menggoda

99

Garner, Bryan. A, 2009, Black's Law Dictionary.West Publising Co, p . 240.

Page 20: BAB II TINJAUAN UMUM BEBERAPA PENGERTIAN DAN … II.pdf4. Sistem terdiri dari beberapa subsistem atau unsur 5. Sistem mempunyai sifat holistik atau utuh menyeluruh 6. Saling berhubungan

84

juga tercakup dalam konsep itu dalam pelaksanaan tugas-tugas

publik, juga bisa dipandang sebagai korupsi.100

Menurut Indrayanto Seno Adji, bahwa tak dapat dipungkiri korupsi

merupakan White Collar Crime dengan perbuatan yang selalu mengalami

dinamisasi modus operandinya dari segala sisi sehingga dikatakan sebagai

invisible crime yang penangannya memerlukan kebijakan hukum pidana,

Kebijakan hukum pidana ini tentu harus memiliki karakteristik nilai-nilai

keadilan yang dapat dirasakan oleh seluruh rakyat Indonesia, jadi

pertimbangan utamanya adalah keberpihakan pada kepentingan ekonomi

rakyat atau kepentingan umum.101

Mengenai tindakan yang termasuk korupsi, Carl J. Friesrich

berpendapat bahwa : pola korupsi dapat dikatakan ada apabila seorang

memegang kekuasaan yang berwenang untuk melakukan hal-hal tertentu

seperti seorang pejabat yang bertanggungjabwab melalui uang atau

semacam hadiah lainnya yang diperbolehkan oleh undang-undang;

membujuk untuk mengambil langkah yang menolong siapa saja yang

menyediakan hadiah dan dengan demikian benar-benar membahayakan

kepentingan umum.102

100

Firman Wijaya, Op. Cit, hlm. 8. 101

Indriyanto Seno Adji, 2006, Korupsi Kebijakan Aparatur Negara dan Hukum

Pidana, Diadit Media, Jakarta, hlm. 374 102

Martiman Prodjohamidjojo (II), 2009, Penerapan Pembuktian dalam Delik

Korupsi. Mandar Maju, Bandung, hlm. 9.

Page 21: BAB II TINJAUAN UMUM BEBERAPA PENGERTIAN DAN … II.pdf4. Sistem terdiri dari beberapa subsistem atau unsur 5. Sistem mempunyai sifat holistik atau utuh menyeluruh 6. Saling berhubungan

85

Lubis dan Scott dalam pandangannya bahwa :103

dalam arti hukum

korupsi adalah tingkah laku yang menguntungkan diri sendiri dengan

merugikan orang lain, oleh pejabat pemerintah yang langsung melanggar

batas-batas hukum atas tingkah laku tersebut; sedangkan menurut norma-

norma pemerintahan dapat dianggap korupsi apabila ada pelanggaran

hukum atau tidak, namun dalam bisnis tindakan tersebut adalah tercela.

Robert Klitgaard mengartikan korupsi adalah one of the foremost

problems in the developing world and it isreveiving much greater

attention as we reach the last decade of the century.104

(Dalam terjemahan

bebasnya : salah satu masalah utama di negara berkembang dan menerima

perhatian yang jauh lebih besar seperti yang kita capai dalam dekade

terakhir).

Tindak Pidana korupsi sebagai salah satu jenis tindak pidana yang

diatur dalam tindak pidana khusus atau ketentuan-ketentuan di luar KUHP.

Menurut Pompe ada dua kriteria yang menunjukan hukum pidana khusus

itu, yaitu orang-orang yang khusus, maksudnya subyek atau pelakunya

yang khusus dan perbuatannya yang khusus, Disamping itu Pompe

menegaskan bahwa kekhususan hukum pidana tersebut tidak hanya secara

materiilnya yang menyimpang dari buku 1 KUHP tetapi juga hukum

acaranya yang menyimpang dari hukum pidana umum (KUHAP).105

103

M. Lubis dan J.Q. Scott, 1997, Korupsi Politik, Yayasan Obor Indonesia,

Jakarta, hlm. 19 104

Robert Klitgaard dalam Achmad AH, 2002, Keterpurukan Hukum di

Indonesia. Ghalia Indonesia, Jakarta, hlm. 15. 105

Andi Hamzah, 1991, Perkembangan Hukum Pidana Khusus , Rineka Cipta,

Jakarta, hlm. 1-2.

Page 22: BAB II TINJAUAN UMUM BEBERAPA PENGERTIAN DAN … II.pdf4. Sistem terdiri dari beberapa subsistem atau unsur 5. Sistem mempunyai sifat holistik atau utuh menyeluruh 6. Saling berhubungan

86

Tindak pidana korupsi merupakan salah satu jenis tindak pidana

yang diatur dengan ketentuan hukum khusus disamping tindak pidana

khusus lainnya di luar KUHP seperti tindak pidana narkotika, tindak

pidana ekonomi, tindak pidana lingkungan hidup, subversi dan lain

sebagainya.

Tindak pidana korupsi dikenal juga sebagai tindak pidana yang

dilakukan oleh orang yang memiliki wewenang dalam suatu jabatan yang

biasa disebut kejahatan kerah putih atau white collar crime. Djoko

Prakoso menyatakan bahwa :

Tindak pidana korupsi sebagai tindak pidana yang digolongkan

sebagai "White Collar Crime”yaitu kejahatan yang dilakukan oleh

orang-orang yang mempunyai kedudukan tinggi dalam masyarakat

dan dilakukan sehubungan dengan tugas/pekerjaannya, sehingga

korupsi mempunyai perbedaan dengan kejahatan lain, karena

kejahatan korupsi ini tidak dilakukan oleh orang-orang miskin atau

kurang pendidikan tetapi orang yang mempunyai kedudukan sosial,

ekonomi maupun politik yang tinggi.106

Istilah kejahatan yang kerah putih seperti salah satunya korupsi,

H.Sutherland yang pertama kali mengemukakan istilah "White Collar

Crime" (WCC) menyatakan WCC sebagai model kejahatan yang dilakukan

oleh orang-orang dari kalangan "upper class", yaitu orang-orang yang

106

Djoko Prakoso, 1987, Kejahatan-Kejahatan yang membahayakan dan

Merugikan Negara, Bina Aksara, Jakarta, hlm. 392.

Page 23: BAB II TINJAUAN UMUM BEBERAPA PENGERTIAN DAN … II.pdf4. Sistem terdiri dari beberapa subsistem atau unsur 5. Sistem mempunyai sifat holistik atau utuh menyeluruh 6. Saling berhubungan

87

terhormat, terpandang, yang mempunyai kedudukan sosial maupun

ekonomi yang baik dan mapan di mata masyarakat memangku suatu

jabatan atau pekerjaan yang terhormat, dan juga disegani karena

berpendidikan tinggi dan mempunyai penampilan yang meyakinkan .107

Demikian juga tindak pidana korupsi dapat digolongkan kedalam

kejahatan kerah putih dengan ciri-ciri :

1. Kejahatan yang dilakukan oleh orang-orang yang mempunyai

kedudukan atau status sosial yang tinggi;

2. Kejahatan itu dilakukan dalam hubungannya dengan pekerjaan;

3. Kejahatan itu dilakukan dengan menitikberatkan pada bentuk

kejahatan tanpa kekerasan (tanpa kekuatan fisik).108

Tidak diragukan lagi tindak pidana korupsi merupakan perbuatan

yang sangat tercela, terkutuk dan sangat dibenci oleh sebagian besar

masyarakat dan Bangsa Indonesia, bahkan oleh masyarakat dan bangsa-

bangsa di dunia. Berkaitan dengan hal ini Barda Nawawi Arief

menyatakan bahwa keprihatinan dunia internasional terlihat dengan

berulangkalinya masalah ini dibicarakan di forum internasional, walaupun

dalam ungkapan yang bermacam-macam, antara lain dimasukan sebagai

salah satu bentuk dari crime as bussines, economic crime, official crime

atau sebagai salah satu dari abuse of power.109

Makna korupsi berkembang dari waktu ke waktu, sebagai

pencerminan kehidupan masyarakat dari sisi negatif sehingga pengertian

107

Abd. Wahid, 1993, Modus-Modus Kejahatan Modern, Tarsito, Bandung, hlm.

35. 108

Purwati, SH, Sekali Lagi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, Seminar

Peningkatan Citra Hukum Indonesia, Fak. UNUD 5-7 Februari 2005, hlm. 3. 109

Harum Pudjianto, 1994, Politik Hukum Undang-Undang Pemberantasan

Tindak Pidana Korupsi di Indonesia , Univ. Atma Jaya, Yogyakarta, hlm. 5.

Page 24: BAB II TINJAUAN UMUM BEBERAPA PENGERTIAN DAN … II.pdf4. Sistem terdiri dari beberapa subsistem atau unsur 5. Sistem mempunyai sifat holistik atau utuh menyeluruh 6. Saling berhubungan

88

korupsi dapat ditinjau dari beberapa aspek. Martiman Prodjohamidjojo

dalam bukunya Penerapan Pembuktian Terbalik Dalam Delik Korupsi

menyebutkan beberapa pengertian korupsi diantaranya :

1. Rumusan korupsi dari sisi pasar.

Menurut Jacob van Klaveren mengatakan seorang pengabdi

negara (pegawai negeri) yang berjiwa korup menggarap kantor

atau instansinya sebagai perusahaan dagang, dimana

pendapatannya akan diusahakan semaksimal mungkin,

2. Rumusan yang menekankan titik berat jabatan pemerintahan

Menurut Bayley, dinyatakan bahwa : korupsi dikaitkan dengan

perbuatan penyuapan yang dikaitkan dengan penyalahgunaan

wewenang atau kekuasaan akibat adanya pertimbangan mereka

yang memegang jabatan bagi kepentingan pribadi.

Menurut M. Me MuJlan, korupsi dikaitkan dengan penerimaan

uang oleh pejabat yang dirasakan sebagai dorongan untuk

melakukan sesuatu yang bisa ia lakukan dalam tugas jabatannya

secara sah untuk alasan yang tidak benar dan dapat merugikan

kepentingan unrmm dan kekuasaan.110

Kejahatan yang berkembang secara kualitatif merupakan

perkembangan alamiah yang tidak dapat dicegah ataupun diantisipasi

secara akurat oleh pikiran manusia, karena hal tersebut merupakan

konsekuensi logis dari perkembangan kecerdasan umat manusia itu

sendiri. Hal itu terlihat dari kejahatan yang menonjol pada abad 20 tidak

didominasi oleh mereka yang memiliki pendidikan rendah melainkan

didominasi mereka yang memiliki kemampuan dan tingkat kecerdasan

yang cukup tinggi, termasuk juga dalam status sosial ekonominya.

Jenis kejahatan ini disebut kejahatan kerah putih, menurut Romli

Atmasasmita di Indonesia dibedakan menjadi dua yaitu :

110

Martiman Prodjohamidjojo, 2001, Penerapan Pembuktian Terbalik Dalam

Delik Korupsi (UU No 31 Tahun 1999), Mandar Maju, Bandung, hlm. 9.

Page 25: BAB II TINJAUAN UMUM BEBERAPA PENGERTIAN DAN … II.pdf4. Sistem terdiri dari beberapa subsistem atau unsur 5. Sistem mempunyai sifat holistik atau utuh menyeluruh 6. Saling berhubungan

89

a. Kejahatan kerah putih dalam bidang perdagangan, industri dan

keuangan.

b. Kejahatan kerah putih dibidang penyalahgunaan wewenang dan

birokrasi berkerjasama dengan usahawan.111

Menurut Andi Hamzah, tindak pidana korupsi yang terjadi di

Indonesia disebabkan karena faktor-faktor, yaitu :

1. Kurangnya gaji atau pendapatan pegawai negeri dibandingkan

dengan kebutuhan yang makin hari makin meningkat. Faktor ini

adalah faktor yang paling menonjol, dalam arti merata dan

meluasnya korupsi di Indonesia;

2. Latar belakang kebudayaan atau kultur Indonesia. Dari sejarah

berlakunya KUHP di Indonesia, menyalahgunakan kekuasaan

oleh pejabat untuk menguntungkan diri sendiri memang telah

diperhitungkan secara khusus oleh Pemerintah Belanda sewaktu

disusun WvS untuk Indonesia. Hal ini nyata dengan disisipkan

Pasal 423 dan Pasal 425 KUHP Indonesia;

3. Manajemen yang kurang baik dan kontrol yang kurang efektif

dan kurang efisien sering dipandang pula sebagai penyebab

korupsi, khususnya dalam arti bahwa hal yang demikian itu akan

memberi peluang untuk melakukan korupsi, Sering dikatakan,

makin besar anggaran pembangunan semakin besar pula

kemungkinan terjadinya kebocoran-kebocoran;

4. Modernisasi mengembangbiakkan korupsi karena membawa

perubahan nilai yang dasar dalam masyarakat, membuka

sumber-sumber kekayaan dan kekuasaan , membawa perubahan-

perubahan yang diakibatkannya dalam bidang kegiatan politik,

memperbesar kekuasaan pemerintah dan melipatgandakan

kegiatan-kegiatan yang diatur oleh Peraturan pemerintah.112

Sementara Selo Soemardjan menyatakan bahwa korupsi yang

senafas dengan kolusi dan nepotisme, didukung oleh faktor-faktor sosial,

yaitu :

111

Romli Atmasasmita, 1995, Kapita Selekta Hukum Pidana , Mandar Maju,

Bandung, hlm. 152.

112

Andi Hamzah dalam Djoko Prakoso, 1987, Kejahatan-Kejahatan yang

membahayakan dan Merugikan Negara , Bina Aksara, Jakarta, hlm. 392.

Page 26: BAB II TINJAUAN UMUM BEBERAPA PENGERTIAN DAN … II.pdf4. Sistem terdiri dari beberapa subsistem atau unsur 5. Sistem mempunyai sifat holistik atau utuh menyeluruh 6. Saling berhubungan

90

1. Disintegrasi anomali sosial karena perubahan sosial terlalu cepat

sejak revolusi nasional, dan melemahnya batas milik Negara dan

milik pribadi;

2. Fokus budaya bergeser, nilai utama orientasi sosial beralih

menjadi orientasi harta, Kaya tanpa harta menjadi kaya dengan

harta;

3. Pembangunan ekonomi menjadi panglima pembangunan bukan

pembangunan sosial atau budaya;

4. Penyalahgunaan kekuasaan Negara menjadi sebagai shortcut

mengumpulkan harta;

5. Paternalisme, korupsi tingkat tinggi, menyebar, meresap dalam

kehidupan masyarakat. Bodoh kalau tidak menggunakan

kesempatan kaya;

6. Pranata-Pranata sosial sudah tidak efektif lagi.113

Selain faktor penyebab, faktor-faktor pendorong sehingga

dilakukannya korupsi menurut Suradi, ada tiga macam, yaitu : (1) adanya

tekanan (perceived pressure); (2) adanya kesempatan (perceived

opportunity); dan (3) berbagai cara untuk merasionalisasi agar kecurangan

dapat diterima (some way to rationalize the fraud as acceptable).114

2.2.3 Ciri-Ciri dan Dampak Korupsi

Menurut Alatas, Korupsi mengandung ciri-ciri sebagai berikut

yaitu :

1. Korupsi senantiasa melibatkan lebih dari satu orang;

2. Korupsi pada umumnya melibatkan kerahasiaan, kecuali

dimana ia telah begitu merajalela dan berurat akar, sehingga

individu yang berkuasa atau mereka yang berada dalam

lingkungannya tidak kuasa untuk menyembunyikan perbuatan

mereka;

3. Korupsi melibatkan elemen kewajiban dan keuntungan timbal

balik, yang tidak senantiasa berupa uang;

113

Selo Soemardjan dalam Evi Hartati, 2005, Tindak Pidana Korupsi, Sinar

Grafika, Semarang, hlm. 16 114

Suradi, 2006, Korupsi Dalam Sektor Pemerintah dan Swasta , Gava Media,

Yogyakarta, 2006, hlm.1-2.

Page 27: BAB II TINJAUAN UMUM BEBERAPA PENGERTIAN DAN … II.pdf4. Sistem terdiri dari beberapa subsistem atau unsur 5. Sistem mempunyai sifat holistik atau utuh menyeluruh 6. Saling berhubungan

91

4. Koruptor berusaha menyelubungi perbuatan mereka dengan

berlindung dibalik pembenaran hukum;

5. Mereka yang terlibat dalam korupsi menginginkan berbagai

keputusan yang tegas dan mampu mempengaruhi keputusan itu;

6. Korupsi adalah bentuk suatu penghianatan;

7. Setiap perilaku korupsi melibatkan fungsi ganda yang

kontradiktif dari mereka yang melakukan perbuatan itu;

8. Korupsi melanggar norma-norma tugas dan pertanggungjwaban

dalam tatanan masyarakat, la didasarkan atas niat kesengajaan

untuk menempatkan kepentingan umum di bawah kepentingan

khusus.115

Berdasarkan uraian pengertian dan penyebab korupsi diatas, dapat

diketahui akibat dari tindak pidana korupsi sangat luas dan mengakar.

Beberapa pakar menggambarkannya di bawah ini.

Menurut Pendapat Evi Hartanti:

1. Berkurangnya Kepercayaan terhadap Pemerintah

Akibat pejabat pemerintah melakukan korupsi mengakibatkan

kurangnya kepercayaan terhadap pemerintah tersebut Di

samping itu, negara lain juga lebih mempercayai negara yang

pejabatnya bersih dari korupsi, baik dalam kerja sama di bidang

politik, ekonomi, ataupun dalam bidang lainnya. Hal ini akan

mengakibatkan pembangunan ekonomi serta menggangu

stabilitas perekonomian negara dan stabilitas politik.

2. Berkurangnya kewibawaan Pemerintah dalam Masyarakat

Apabila banyak dari pejabat pemerintah melakukan

penyelewengan keuangan negara, masyarakat akan bersikap

apatis terhadap segala anjuran dan tindakan pemerintah. Sifat

apatis masyarakat tersebut mengakibatkan ketahanan nasional

akan rapuh dan mengganggu stabilitas keamanan negara. Hal ini

pernah terjadi pada tahun 1998 yang lalu, masyarakat sudah

tidak mempercayai lagi pemerintah dan menuntut agar Presiden

Soeharto mundur dari jabatannya karena dinilai tidak lagi

mengemban amanat rakyat dan melakukan berbagai tindakan

yang melawan hukum menurut kacamata masyarakat.

115

Alatas dalam Evi Hartanti, 2005, Tindak Pidana Korupsi, Sinar Grafika,

Jakarta, hlm. 15.

Page 28: BAB II TINJAUAN UMUM BEBERAPA PENGERTIAN DAN … II.pdf4. Sistem terdiri dari beberapa subsistem atau unsur 5. Sistem mempunyai sifat holistik atau utuh menyeluruh 6. Saling berhubungan

92

3. Menyusutnya Pendapatan Negara

Penerimaan negara untuk pembangunan didapatkan dari dua

sektor, yaitu dari pungutan bead an penerimaan pajak.

Pendapatan negara dapat berkurang apabila tidak diselamatkan

dari penyelundupan dan penyelewengan oleh oknum pejabat

pemerintah pada sektor-sektor penerimaan negara tersebut

4. Rapuhnya Keamanan dan Ketahanan Negara

Keamanan dan ketahanan negara akan menjadi rapuh apabila

para pejabat pemerintah mudah disuap karena kekuatan asing

yang hendak memaksakan idiologi atau pengaruhnya terhadap

bangsa Indonesia akan menggunakan penyuapan sebagai suatu

sarana untuk mewujudkan cita-citanya. Pengaruh korupsi juga

dapat mengakibatkan berkurangnya loyalitas masyarakat

terhadap negara.

5. Perusakan Mental Pribadi

Seseorang yang sering melakukan penyelewengan dan

penyalahgunaan wewenang mentalnya akan menjadi rusak. Hal

ini mengakibatkan segala sesuatu dihitung dengan materi dan

akan melupakan segala yang menjadi tugasnya serta hanya

melakukan tindakan ataupun perbuatan yang bertujuan untuk

menguntungkan dirinya ataupun orang Jain yang dekat dengan

dirinya. Yang lebih berbahaya lagi, jika tindakan korupsi ini

ditiru atau dicontoh oleh generasi muda Indonesia, Apabila hal

tersebut terjadi maka cita-cita bangsa untuk mewujudkan

masyarakat adil dan makmur semakin sulit untuk dicapai.

6. Hukum tidak Lagi Dihormati

Negara kita merupakan negara hukum di mana segala sesuatu

harus didasarkan pada hukum. Tanggung jawab dalam hal ini

bukan hanya terletak pada penegak hukum saja namun juga pada

seluruh warga negara Indonesia. Cita-cita untuk menggapai

tertib hukum tidak akan terwujud apabila para penegak hukum

melakukan tindakan korupsi sehingga hukum tidak dapat

ditegakan, ditaati, serta tidak diindahkan oleh masyarakat.116

Pendapat Juniadi Soewartojo yakni dampak korupsi terhadap

perekonomian dan pembangunan nasional pada umumnya dipandang

negatif. Dengan korupsi akan berakibat pemborosan keuangan/kekayaan

negara, juga swasta, yang tidak terkendali penggunaannya karena berada

di tangan para pelakunya yang besar kemungkinannya disalurkan untuk

116

Evi Hartanti dalam Surachmin, 2011, Strategi & Teknik Korupsi , Sinar

Grafika, Cet. 2, Jakarta, hlm. 85-86.

Page 29: BAB II TINJAUAN UMUM BEBERAPA PENGERTIAN DAN … II.pdf4. Sistem terdiri dari beberapa subsistem atau unsur 5. Sistem mempunyai sifat holistik atau utuh menyeluruh 6. Saling berhubungan

93

keperluan-keperluan yang bersifat konsumtif, Korupsi dapat menghambat

pula pertumbuhan dan pengembangan wiraswasta yang sehat, dan di

samping itu tenaga professional kurang atau tidak dimanfaatkan pada hal

yang potensial bagi pertumbuhan ekonomi.117

2.2.4 Tipologi dan Modus Operandi Korupsi

2.2.4.1 Tipologi Korupsi Menurut Doktrin (Pendapat Ahli)

Piers Beirne dan James Messersclimidi118

membagi korupsi atas

empat macam yaitu political bribery, political kickbacks, elction fraud

dan corrupt campaign practices.

Political bribery, adalah kekuasaan di bidang legislatif sebagai

badan pembentuk undang-undang yang secara politis badan tersebut

dikendalikan oleh suatu kepentingan karena dana yang dikeluarkan pada

masa pemilihan umum sering berhubungan dengan aktivitas perusahaan

tertentu yang bertindak sebagai penyandang. Di mana individu pcngusaha

sebagai pemilik perusahaan berharap agar anggota parlemen yang telah

diberi dukungan dana pada saat pemilihan umum dan kini duduk sebagai

anggota parlemen dapat membuat peraturan perundang-undangan yang

menguntungkan usaha atau bisnis mereka.

Political kickbacks, adalah kegiatan korupsi yang berkaitan dengan

sistem kontrak pekerjaan borongan, antara pejabat pelaksana atau pejabat

117

Ibid

118

Piers Beirne dan James Messerschmidt dalam Ermasjah Djaja, 2010,

Tipologi Tindak Pidana Korupsi di Indonesia. Cet. 1, Penerbit Mandar Maju, Bandung,

hlm. 19-21.

Page 30: BAB II TINJAUAN UMUM BEBERAPA PENGERTIAN DAN … II.pdf4. Sistem terdiri dari beberapa subsistem atau unsur 5. Sistem mempunyai sifat holistik atau utuh menyeluruh 6. Saling berhubungan

94

terkait dengan pengusaha yang memberikan kesempatan atau peluang

untuk mendapatkan banyak uang bagi kedua belah pihak.

Election fraud, adalah korupsi yang berkaitan langsung dengan

kecurangan-kecurangan dalam pelaksanaan pemilihan umum, baik yang

dilakukan oleh calon penguasa/anggota parlemen ataupun oleh lembaga

pelaksana pemilihan umum.

Corrupt campaign practices adalah korupsi yang berkaitan dengan

kegiatan kampanye dengan menggunakan fasilitas negara dan juga bahkan

penggunaan uang Negara oleh calon penguasa yang saat itu memegang

kekuasaan Benvenist119

membedakan korupsi atas :

1. Discretionary corruption ialah korupsi yang dilakukan karena adanya

kebebasan dalam menentukan kebijaksanaan sekalipun nampak

bersifat sah, bukanlah merupakan praktek-praktek yang dapat ditcrima

oleh para anggota organisasi.

Contoh : Dalam pelayanan perizinan Tenaga Kerja Asing. Seorang

pegawai memberikan pelayanan yang lebih cepat kepada seorang calo

atau orang yang bersedia membayar lebih ketimbang para pemohon

yang biasa-biasa saja. Alasannya adalah calo adalah orang yang bisa

memberikan tambahan pendapatan. Dalam kasus ini sulit dibuktikan

tentang praktek korupsi walaupun ada peraluran yang dilanggar.

Terlebih lagi apabila dalih memberikan uang tambahan itu dibungkus

119

Ibid, hlm. 21 – 22

Page 31: BAB II TINJAUAN UMUM BEBERAPA PENGERTIAN DAN … II.pdf4. Sistem terdiri dari beberapa subsistem atau unsur 5. Sistem mempunyai sifat holistik atau utuh menyeluruh 6. Saling berhubungan

95

dengan jargon "tanda ucapan terima kasih" dan diserahkan setelah

layanan diberikan.

2. Illegal corruption ialah suatu jenis tindakan korupsi yang bermaksud

mengacaukan bahasa atau maksud-maksud hukum, peraturan dan

regulasi tertentu.

Contoh : Dalam peraturan lelang dinyalakan bahwa unluk pcngadaan

barang jenis tertentu harus melalui proses pelelangan atau tender.

Tetapi karena waktunya mendesak (turunnya anggaran terlambat),

maka proses tender itu tidak dimungkinkan. Untuk itu maka pemimpin

proyek mencari dasar hukum mana yang bisa mendukung atau

memperkuat pelaksanaan pelelangan, sehingga tidak disalahkan oleh

inspektur. Maka dicarilah pasal-pasal dalam unsur-unsur vang

memungkinkan untuk bisa dipergunakan sebagai dasar hukum guna

memperkuat sahnya pelaksanaan tender. Dari sekian banyak pasal,

misalnya ditemukanlah satu pasal yang mengatur perihal " keadaan

darurat" atau "force majeur”. Dalam pasal ini dikatakan bahwa "dalam

keadaan darurat, prosedur pelelangan atau tender dapat dikecualikan

dengan syarat harus memperoleh izin dari pejabat yang berkompeten."

Dari sinilah dimulainya illegal corruption, yakni ketika pemimpin

proyek mengartikulasikan tentang keadaan darurat. Andaikata dalam

pasal keadaan darurat tersebut ditemukan kalimat yang berbunyi

"termasuk ke dalam keadaan darurat ialah suatu keadaan yang berada

di luar kendali manusia", maka dengan serta merta pemimpin proyek

Page 32: BAB II TINJAUAN UMUM BEBERAPA PENGERTIAN DAN … II.pdf4. Sistem terdiri dari beberapa subsistem atau unsur 5. Sistem mempunyai sifat holistik atau utuh menyeluruh 6. Saling berhubungan

96

bisa berdalih bahwa keterbatasan waktu adalah salah satu unsur yang

berada di luar kendali manusia yang bisa dipergunakan oleh pemimpin

proyek sebagai dasar pembenaran pelaksanaan proyek. Atas 'dasar

penafsiran itulah pemimpin proyek meminta persetujuan kepada

pejabat yang berkompeten. Dalam pelaksanaan proyek seperti kasus

ini, sebenarnya bisa dinyatakan sah atau tidak sah, bergantung pada

bagaimana para pihak menafsirkan peraturan yang berlaku.

3. Mercenary corruption ialah jenis tindak pidana korupsi yang

dimaksud untuk memperoleh keuntungan pribadi melalui

penyalahgunaan wewenang dan kekuasaan.

Contoh : Dalam suatu persaingan tender seorang panitia lelang

memiliki kewenangan untuk meluluskan peserta tender. Untuk itu

secara terselubung atau terang-terangan ia mengatakan bahwa untuk

memenangkan tender, peserta harus bersedia memberikan uang

"sogok" atau "semir" dalam jumlah tertentu. Jika permintaan ini

dipenuhi oleh kontraktor yang mengikuti tender, rnaka perbuatan

panitia lelang ini sudah termasuk ke dalam kategori mercenary

corruption. Bentuk "sogok" atau "semir" itu tidak mutlak berupa uang

namun bisa juga dalam bentuk lainnya.

4. Ideological corruption ialah jenis korupsi illegal maupun

discretionary yang dimaksudkan untuk mengejar tujuan /kepentingan

kelompok.

Page 33: BAB II TINJAUAN UMUM BEBERAPA PENGERTIAN DAN … II.pdf4. Sistem terdiri dari beberapa subsistem atau unsur 5. Sistem mempunyai sifat holistik atau utuh menyeluruh 6. Saling berhubungan

97

Contoh : Kasus skandal Watergate, di mana sejumlah individu

memberikan komitmen mereka kepada Presiden Nixon ketimbang

kepada undang-undang atau hukum, Penjualan asset BUMN untuk

mendukung pemenangan pemilihan umum dari partai politik tertentu

adalah contoh dari jenis korupsi ini.

Menurut Syed Hussein Alatas120

, secara tipologis korupsi dapat

dibagi dalam 7 (tujuh) jenis yang berlainan sebagai berikut:

1. Korupsi transaktif (Transcictive corruption) menunjukan pada .

adanya kesepakatan timbal-balik antara pihak pemberi dan pihak

penerima demi kcuntungan kedua belah pihak dan dengan aktif

diusahakan tercapainya keuntungan itu oleh kedua belah pihak.

2. Korupsi yang memeras (Exlortive corruption) adalah jenis korupsi

dengan keadaan pihak pemberi dipaksa untuk menyuap guna

mencegah kerugian yang sedang mengancam dirinya, kepentingannya

atau orang lain dan hal-hal yang dihargainya.

3. Korupsi investif (Inventive corruption) adalah pemberian barang atau

jasa tanpa ada pertalian langsung dengan keuntungan tertentu selain

keuntungan yang dibayangkan akan diperoleh di masa yang akan

datang.

4. Korupsi perkerabatan / nepotisme (Nepotistic corruption) adalah

penunjukan yang tidak sah terhadap teman atau sanak saudara untuk

120

Syed Hussein Alatas, 1987, Korupsi, Sifat, Sebab dan Fungsi , LP3ES,

Jakarta, hlm. ix - xi.

Page 34: BAB II TINJAUAN UMUM BEBERAPA PENGERTIAN DAN … II.pdf4. Sistem terdiri dari beberapa subsistem atau unsur 5. Sistem mempunyai sifat holistik atau utuh menyeluruh 6. Saling berhubungan

98

memegang jabatan dalam pemerintahan atau tindakan yang

memberikan perlakuan yang mengutamakan dalam bentuk uang atau

bentuk-bentuk lain kepada mereka secara bertentangan dengan norma

dan peraturan yang berlaku.

5. Korupsi defensif (Defensive corruption) adalah perilaku korban

korupsi dengan pemerasan sebagai bentuk mempertahankan diri.

6. Korupsi otogenik (Autogenic corruption) yaitu korupsi yang tidak

melibatkan orang lain dan pelakunya hanya seorang.

7. Korupsi dukungan (Suportive corruption) adalah korupsi yang tidak

secara langsung menyangkut uang atau imbalan langsung dalam

bentuk lain. Tindakan-tindakan yang dilakukan adalah untuk

mciindungi dan memperkuat korupsi yang sudah ada.

Muladi menjelaskan ada beberapa bentuk korupsi sebagai berikut

yaitu :

a. Political Corruption (Grand Corruption) yang terjadi di

tingkat tinggi (penguasa, politisi pengambil keputusan) dimana

mereka mcmiliki suatu kewenangan untuk memformulasikan.

membentuk dan melaksanakan undang- undang atas nama rakyat

dengan memanipulasi institusi politik, aturan prosedural dan

distorsi lembaga pemerintah dengan tujuan meningkatkan kekayaan

dan kekuasaan.

b. Bureaucratic Corruption (Petty Corruption) yang biasa terjadi

dalam administrasi publik seperti di tempat-tempat pelayanan umum.

c. Electoral Corruption (Vote Buying) dengan tujuan untuk memenangkan

suatu persaingan seperti dalam pemilu, Pilkada, Keputusan Pengadilan,

Jabatan Pemerintahan dan sebagainya.

d. Private or Individual Corruption, korupsi yang bersifat terbatas,

terjadi akibat adanya kolusi atau konspirasi antar individu atau teman

dekat.

Page 35: BAB II TINJAUAN UMUM BEBERAPA PENGERTIAN DAN … II.pdf4. Sistem terdiri dari beberapa subsistem atau unsur 5. Sistem mempunyai sifat holistik atau utuh menyeluruh 6. Saling berhubungan

99

e. Collective or Aggregated Corruption, dimana korupsi dinikmati

beberapa orang dalam suatu kelompok seperti dalam suatu organisasi

atau lembaga.

f. Active and Passive Corruption, dalam bentuk memberi dan menerima

suap (bribery) untuk meiakukan atau tidak melakukan sesuatu atas

dasar tugas dan kewajibannya.

g. Corporate Corruption baik berupa corporate criminal yang di bentuk

untuk menampung hasil korupsi ataupun corruption for corporation

dimana seseorang atau beberapa orang yang memiliki kedudukan

penting dalam suatu perusahaan melakukan korupsi untuk mencari

keuntungan bagi perusahaannya tersebut.

h. Korupsi defensif (defensive corruption) disini pemberi tidak bersalah

tetapi si penerima yang bersalah. Misalnya, seorang penguasa

yang kejam menginginkan hak milik seseorang.

i. Korupsi otogenik (auto genie corruption) suatu bentuk korupsi yang

tidak melibatkan orang lain dan pelakunya hanya seorang diri.121

j. Korupsi dukungan (supportive corruption) disini tidak langsung

menyangkut uang atau imbalan dalam bentuk lain. Tindakan-tindakan

yang dilakukan adalah untuk melindungi dan memperkuat korupsi yang

sudah ada.122

2.2.4.2 Tipologi Korupsi Menurut UU NO. 31 Tahun 1999 jo UU NO.

20 Tahun 2001 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana

Korupsi

Sedangkan tipologi tindak pidana korupsi berdasarkan Undang-

Undang No. 31 Tahun 1999 Jo. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001

menurut Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dirumuskan tindak pidana

korupsi ke dalam 30 (tiga puluh) bentuk atau jenis tindak pidana korupsi,

yang telah berkembang menjadi 7 (tujuh) tipe atau kelompok sebagai

berikut:

121

Muladi Dalam Ermansjah Djaja, Op Cit., hlm. 21 122

Septa Candra, Loc. Cit

Page 36: BAB II TINJAUAN UMUM BEBERAPA PENGERTIAN DAN … II.pdf4. Sistem terdiri dari beberapa subsistem atau unsur 5. Sistem mempunyai sifat holistik atau utuh menyeluruh 6. Saling berhubungan

100

1. Tipe Tindak Pidana Korupsi "Murni Merugikan

Keuangan Negara"

Merupakan suatu perbuatan yang dilakukan oleh orang, pegawai

negeri sipil, dan penyelengara negara yang secara melawan hukum,

menyalahgunakan kewenangan, kesempatan, atau sarana yang ada

padanya karena jabatan atau kedudukan dengan melakukan perbuatan

memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang

dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara. Yang

termasuk tindak pidana korupsi ini diatur dalam Pasal 2, Pasal 3, Pasal

7 ay at (1) huruf a dan huruf c, Pasal 7 ayat (2), Pasal 8, Pasal 9, Pasal

10 huruf a, Pasal 1 huruf (i), Pasal 12 A, dan Pasal 17.

2. Tipe Tindak Pidana Korupsi “Suap”

Tipe tindak pidana korupsi suap tidak berakibat langsung pada

kerugian keuangan Negara ataupun perekonomian negara, karena

sejumlah uang ataupun benda berharga yang diterima oleh pegawai

negeri sipil atau penyelenggara negara sebagai hasil dari perbuatan

melawan hukum, menyalahgunakan kewenangan, kesempatan, atau

sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan dengan

melakukan perbuatan memperkaya diri 'sendiri atau orang lain atau

suatu korporasi bukan berasal dari uang negara atau asset negara,

melainkan dari uang atau asset orang yang melakukan penyuapan.

Dalam tindak pidana korupsi suap selalu melibatkan peran aktif antara

orang yang melakukan penyuapan dengan pegawai negeri sipil atau

Page 37: BAB II TINJAUAN UMUM BEBERAPA PENGERTIAN DAN … II.pdf4. Sistem terdiri dari beberapa subsistem atau unsur 5. Sistem mempunyai sifat holistik atau utuh menyeluruh 6. Saling berhubungan

101

penyelenggara negara sebagai penerima suap, yang disertai dengan

kesepakatan mengenai besaran atau nilai penyuapan dan cara

penyerahannya, Ketentuan yang mengatur tindak pidana korupsi ini

adalah Pasal 5, Pasal 6, Pasal 11, Pasal 12 huruf a, b, c, dan d, Pasal

12A, Pasal 17.

3. Tipe Tindak Pidana Korupsi "Pemerasan"

Pada tindak pidana ini, terdapat peran aktif dari pegawai negeri

sipil atau penyelenggara negara yang meminta bahkan cenderung

melakukan pemerasan kepada masyarakat yang memerlukan pelayanan

ataupun bantuan. Hal ini dikarenakan adanya faktor ketidakmampuan

secara materiil dari masyarakat yang memerlukan bantuan atau

pelayanan tersebut. Tindak pidana korupsi ini diatur dalam ketentuan

Pasal 12 huruf e, huruf f, huruf g, Pasal 12A, Pasal 17.

4. Tipe Tindak Pidana Korupsi "Penyerobotan"

Pada tindak pidana ini terdapat peran aktif dari pegawai negeri

sipil atau penyelenggara negara yang pada waktu menjalankan tugas,

telah menggunakan tanah negara yang ada di atasnya terdapat hak

pakai, seolah-olah sesuai dengan peraturan perundang-undangan, telah

merugikan orang yang berhak, padahal diketahuinya bahwa perbuatan

tersebut bertentangan dengan peraturan perundang-undangan. Tindak

pidana korupsi ini diancam dengan ketentuan Pasal 12 huruf h dan

Pasal 17.

Page 38: BAB II TINJAUAN UMUM BEBERAPA PENGERTIAN DAN … II.pdf4. Sistem terdiri dari beberapa subsistem atau unsur 5. Sistem mempunyai sifat holistik atau utuh menyeluruh 6. Saling berhubungan

102

5. Tipe Tindak Pidana Korupsi "Gratifikasi"

Dalam tindak pidana korupsi "gratiflkasi" pegawai negeri sipi l

atau penyelenggara negara bersifat pasif, sedangkan yang bersifai aka l

adalah pemberi gratiflkasi. Selain itu dalam tipe tindak pidana korupsi

ini tidak ada kesepakatan antara pemberi gratifikasi dengan pegawai

negeri ataupun penyelenggara negara. Tindak pidana ini dijerat dengan

Pasal 12B jo. Pasal 12 C, Pasal 13, dan Pasal 17.

6. Tipe Tindak Pidana Korupsi "Percobaan, Pembantuan, dan

Permufakatan"

Tindak pidana korupsi percobaan, pembantuan, dan

permufakatan yang dilakukan masih atau hanya sebatas percobaan,

pembantuan, dan permufakatan untuk melakukan tindak pidana

korupsi. Pada tindak pidana ini sanksi pidananya dikurangi 1/3 (satu

pertiga) dari ancaman pidananya. Tindak pidana ini diatur dalam Pasal

7 ayat (1) huruf b dan d, Pasal 8, Pasal 10 huruf b, Pasal 15, Pasal 16,

Pasal 17.

7. Tipe Tindak Pidana Korupsi "Lainnya"

Tipe tindak pidana ini adalah peristiwa atau perbuatan yang

berkaitan dengan tindak pidana korupsi, yaitu perbuatan yang dengan

sengaja mencegah, merintangi, atau menggagalkan secara tidak

langsung penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan di sidang

pengadilan terhadap tersangka dan terdakwa ataupun saksi dalam

Page 39: BAB II TINJAUAN UMUM BEBERAPA PENGERTIAN DAN … II.pdf4. Sistem terdiri dari beberapa subsistem atau unsur 5. Sistem mempunyai sifat holistik atau utuh menyeluruh 6. Saling berhubungan

103

perkara pidana. Tindak pidana ini dijerat dengan ketentuan Pasai 21,

Pasal 22, Pasal 23, dan Pasal 24.123

2.2.4.2 Modus Operandi Korupsi

Setiap tindak pidana yang terjadi selalu disertai dengan modus

operandi, demikian juga dengan korupsi. Modus operandi korupsi semakin

canggih sehingga tidak mudah untuk diketahui sebagai tindak pidana

korupsi. Rochim124

menyebutkan beberapa modus operandi yang dijumpai

terjadi di Indonesia yakni sebagai berikut:

1. Modus Operandi Korupsi Secara Umum, meliputi :

a. Pemberian suap atau sogok (bribery)

b. Pemalsuan (fraud)

c. Pemerasan (exorcion)

d. Penyalahgunaan Jabatan atau Wewenang (abuse of power)

e. Nepotisme (nepotism)

2. Modus Operandi Korupsi Dalam Pemalsuan Pajak

Dalam bidang perpajak sering ditemukan faktur pajak palsu,

bermasalah atau fiktif yang volumenya semakin meluas dan variasinya

semakin rumit.

123

Komisi Pemberanfasan Korupsi, 2006, Memahami untuk Membasmi-Buku

Saku untuk Memahami Tindak Pidana Korupsi , Penerbit Komisi Pemberantasan

Korupsi, Jakarta, hlm. 3-4. 124

Rohim dalam Javvade Hafldz Arsyad, Korupsi Dalam Perspektif HAN

(Hukum Administrasi Negara), Get. 1, Sinar Grafika, Jakarta, 2013, hlm. 28-69.

Page 40: BAB II TINJAUAN UMUM BEBERAPA PENGERTIAN DAN … II.pdf4. Sistem terdiri dari beberapa subsistem atau unsur 5. Sistem mempunyai sifat holistik atau utuh menyeluruh 6. Saling berhubungan

104

3. Modus Operandi Korupsi Dalam Pengadaan Barang dan Jasa

Mengenai pengadaan barang dan jasa telah diatur dalam Keppres

Nomor 80 Tahun 2003 beserta perubahan-perubahannya, namun tetap

saja ada celah bagi sebagian oknum pejabat dan rekanan pengadaan

barang atau jasa untuk melakukan korupsi lewat berbagai modus

operandinya. Pelaksanaan pengadaan barang dan jasa dilakukan

melalui 15 tahapan, dan dari keseluruhan tahapan tersebut ditemukan

52 modus penyimpangan yang sering digunakan oleh rekanan atau

oknum pejabat dinas atau instansi dalam pengadaan barang dan jasa

sebagai berikut:

a. Tahapan Perencanaan Pengadaan,

Modus penyimpangannya sebagai berikut:

1) Penggelembungan anggaran

2) Rencana pengadaan yang diarahkan

3) Rekayasa pemaketan untuk KKN

b. Tahapan Pembentukan Panitia Lelang Modus penyimpangannya

sebagai berikut:

1) Panitia tidak transparan

2) Integritas panitia lelang lemah

3) Panitia lelang yang memihak

4) Panitia lelang tidak independen

Page 41: BAB II TINJAUAN UMUM BEBERAPA PENGERTIAN DAN … II.pdf4. Sistem terdiri dari beberapa subsistem atau unsur 5. Sistem mempunyai sifat holistik atau utuh menyeluruh 6. Saling berhubungan

105

c. Tahapan Prakualifikasi Perusahaan

Modus penyimpangannya sebagai berikut:

1) Dokumen administrasi yang tidak memenuhi syarat

2) Dokumen administrasi"Aspal"

3) Legalisasi dokumen tidak dilakukan

4) Evaluasi tidak sesuai kriteria

d. Tahapan Penyusunan Dokumen Lelang Modus penyimpangannya :

1) Spesifikasi yang diarahkan

2) Rekayasa kriteria evaluasi

3) Dokumen lelang nonstandard

4) Dokumen lelang yang tidak lengkap

e. Tahapan Pengumuman Lelang Modus penyimpangannya :

1) Pengumuman lelang yang semu atau fiktif

2) Pengumuman lelang tidak lengkap

3) Jangka waktu pengumuman lelang singkat

f. Tahapan Pengambilan Dokumen Lelang Modus penyimpangannya:

1) Dokumen lelang yang diserahkan tidak sama (inkonsisten)

2) Waktu pendistribusian dokumen terbatas

3) Lokasi pengambilan dokumen sulit dicari

g. Tahapan Penyusunan Harga Perkiraan Sendiri Modus

penyimpangannya :

1) Gambaran nilai harga perkiraan sendiri ditutup-tutupi

2) Penggelembnngan (mark up) untuk keperluan KKN

Page 42: BAB II TINJAUAN UMUM BEBERAPA PENGERTIAN DAN … II.pdf4. Sistem terdiri dari beberapa subsistem atau unsur 5. Sistem mempunyai sifat holistik atau utuh menyeluruh 6. Saling berhubungan

106

3) Harga dasar yang tidak standart

4) Penentuan estimasi harga tidak sesuai aturan

h. Tahapan Penjelasan atau Aanwijzing Modus penyimpangannya :

1) Free-bid meeting yang terbatas

2) Informasi dan deskripsi terbatas

3) Penjelasan yang kontroversial

i. Tahapan Penyerahan dan Pembukaan Penawaran Modus

penyimpangannya :

1) Relokasi tempat penyerahan dokumen penawaran

2) Penerimaan dokumen penawaran yang terlambat

3) Penyerahan dokumen fiktif

j. Tahapan Evaluasi Penawaran Modus penyimpangannya:

1) Kriteria evaluasi yang cacat

2) Penggantian dokumen penawaran

3) Evaluasi tertutup dan tersembunyi

4) Peserta lelang terpola dalam rangka berkolusi

k. Tahapan Pengumuman Tender Pemenang Modus penyimpangannya:

1) Pengumuman yang terbatas

2) Tanggal pengumuman ditunda

3) Pengumuman yang tidak sesuai dengan kaidah pengumuman

l. Tahapan Sanggahan Peserta Lelang Modus penyimpangannya :

1) Tidak seluruh sanggahan ditanggapi

2) Substansi sanggahan tidak ditanggapi

Page 43: BAB II TINJAUAN UMUM BEBERAPA PENGERTIAN DAN … II.pdf4. Sistem terdiri dari beberapa subsistem atau unsur 5. Sistem mempunyai sifat holistik atau utuh menyeluruh 6. Saling berhubungan

107

3) Sanggahan proforma untuk menghindari tuduhan tender diatur

m. Tahanan Penunjukan Pemenang Lelang Modus penyimpangannya :

1) Syarat penunjukan yang tidak lengkap

2) Surat penunjukan yang sengaja ditunda pengeluarannya

3) Surat penunjukan yang dikeluarkan dengan terburu-buru

4) Surat penunjukan yang tidak sah.

n. Tahapan Penandatanganan Kontrak Modus penyimpangannya:

1) Penandatanganan kontrak yang ditunda-tunda

2) Penandatanganan kontrak secara tertutup

3) Penandatanganan kontrak tidak sah

o. Tahapan Penyerahan Barang atau Jasa Modus penyimpangannya :

1) Volume pekerjaan yang tidak sama

2) Mutu atau kualitas pekerjaan yang lebih rendah dari ketentuan

dalam spesifikasi teknik

3) Mutu atau kualitas pekerjaan yang tidak sama

dengan spesifikasi tehnik

4) Contract Change Order (CCO)

p. Modus operandi korupsi dengan pencucian uang atau money

laundering