bab ii tinjauan pustaka, kerangka pemikiran, dan …repository.ump.ac.id/6548/3/eva durotunnafisah...
TRANSCRIPT
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS
A. Tinjauan Pustaka
1. Pengertian Minat Belajar
a. Minat Belajar
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk
memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan (Slameto,
2010:57). Minat adalah kecenderungan subjek yang menetap, untuk
merasa tertarik pada bidang studi atau pokok bahasan tertentu dan
merasa senang mempelajari materi itu (Winkel, 1986:158). Simpulan
dari beberapa pengertian diatas bahwa minat merupakan rasa
ketertarikan terhadap suatu bidang atau objek tertentu sehingga
menimbulkan rasa senang dan tertarik.
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar
Minat belajar seseorang tidaklah selalu stabil, melainkan
selalu berubah. Slameto (2010:54) menjelaskan faktor-faktor yang
mempengaruhi minat itu sebagai berikut:
1) Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri siswa. Faktor
intern tersebut, diantaranya; faktor jasmaniah, faktor rohaniah,
dan faktor kelelahan.
2) Faktor eksternal adalah semua faktor yang ada diluar individu:
keluarga, masyarakat dan sekolah.
6
Pengaruh Minat Dan..., Eva Durotunnafisah, FKIP UMP, 2016
7
c. Indikator minat belajar
Indikator minat belajar yaitu perasaan senang, ketertarikan
siswa, perhatian, serta keterlibatan siswa (Safari, 2003:60). Teori
tersebut mendukung tentang indikator-indikator minat yang berkenaan
dengan mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di sekolah, maka
dapat disimpulkan beberapa indikator minat belajar dalam penelitian
ini, yaitu :
1) Perasaan senang
Seorang siswa yang memiliki perasaan senang atau suka
terhadap mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, maka ia
akan menerima pelajaran tersebut dengan senang, terus menerus
mempelajarinya, tidak merasa terpaksa dalam belajar dan tidak
merasakan bosan akan pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan itu
sendiri. Instrumen dalam penelitian ini menunjukkan indikator
perasaan senang adalah menerima pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan dengan senang, terus menerus belajar dan tidak
merasa bosan dalam mempelajarinya.
2) Perhatian dalam belajar
Aktivitas yang disertai dengan perhatian intensif akan
lebih sukses dan prestasinya pun akan lebih tinggi. Seorang siswa
yang mempunyai perhatian terhadap suatu pelajaran, ia pasti akan
berusaha keras untuk memperoleh nilai yang bagus yaitu akan
memberikan perhatian lebih, memiliki konsentrasi dalam belajar
Pengaruh Minat Dan..., Eva Durotunnafisah, FKIP UMP, 2016
8
dan mengikuti penjelasan guru serta mengerjakan tugas-tugas
yang diberikan.
3) Ketertarikan pada materi pelajaran
Siswa yang memiliki ketertarikan pada materi pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan, ia akan berusaha untuk mencari
tantangan pada isi pelajaran yang dikaji khususnya mata pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan, mencari contoh sesuai dengan
keadaan sekarang yang berkaitan dengan mata pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan dan secara terus menerus akan
membahas materi pelajaran itu.
4) Keterlibatan siswa
Siswa yang sudah memiliki rasa senang dan tertarik pada
suatu mata pelajaran maka siswa tersebut akan lebih aktif terlibat
dalam pembelajaran tersebut contohnya dalam hal tanya jawab
tentang materi yang sedang diajarkan.
d. Pengertian Belajar Secara Umum
Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya
perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil proses belajar
dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk, seperti; berubah
pengetahuannya, pemahamannya sikap dan tingkah lakunya,
terampilannya, kecakapan dan kemampuannya, daya reaksinya, daya
penerimannya dan lain-lain aspek yang ada pada individu (Sudjana,
Pengaruh Minat Dan..., Eva Durotunnafisah, FKIP UMP, 2016
9
2010:28). Belajar dapat didefinisikan sebagai suatu usaha atau
kegiatan yang bertujuan mengadakan perubahan tingkah laku, sikap,
kebiasaan, ilmu pengetahuan, keterampilan, dan sebagainya (Dalyono,
2010:49).
Belajar sebagai suatu proses usaha yang dilakukan seseorang
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya (Slameto, 2010:2). Simpulan dari pengertian-
pengertian di atas, bahwa belajar merupakan suatu proses menuju
perubahan dalam berbagai aspek pada seorang individu. Ciri-ciri
perubahan tingkah laku menurut Slameto (2010:3) adalah:
1) Perubahan terjadi secara tidak sadar.
2) Perubahan dalam belajar bersifat continue dan fungsional.
3) Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif.
4) Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara.
5) Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah.
6) Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku
2. Pengetian Disiplin Siswa
a. Pengertian Disiplin
Disiplin merupakan tindakan yang menunjukan perilaku
tertib dan patuh pada berbagai ketentuan peraturan. (Kementrian
Pendidikan Nasional Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat
Pengaruh Minat Dan..., Eva Durotunnafisah, FKIP UMP, 2016
10
Kurikulum, 2011: 9). Disiplin adalah ketaatan peserta didik terhadap
peraturan yang ditetapkan selama kegiatan belajar di sekolah
(Hidayat, 2013:95). Disiplin belajar menurut Ardi (2012:65)
merupakan usaha untuk membina kesadaran siswa secara terus
menerus dalam belajar agar belajar dengan baik sesuai dengan
fungsinya yang tergabung dalam suatu organisasi dan tunduk pada
aturan-aturan yang telah ada. Nawawi (dalam Ardi, 2012:65)
mengemukakan bahwa disiplin belajar siswa adalah usaha untuk
membina secara terus menerus kesadaran dalam bekerja atau belajar
dengan baik dalam arti setiap orang menjalankan fungsinya secara
aktif.
Simpulan pengertian disiplin belajar dari beberapa ahli di
atas adalah suatu perbuatan mentaati tata tertib, atau kepatuhan
dalam pemanfaatan waktu untuk belajar secara efektif dan efisien.
Disiplin belajar siswa mencakup aspek-aspek suasana tertib, taat,
tekun, dan ulet. Disiplin sangat diperlukan karena disiplin dapat
melahirkan semangat menghargai waktu, bukan menyia-nyiakan
waktu. Orang-orang yang berhasil dalam belajar dan berkarya
disebabkan karena selalu menempatkan disiplin di atas semua
tindakan dan perbuatan.
Pengaruh Minat Dan..., Eva Durotunnafisah, FKIP UMP, 2016
11
b. Unsur-Unsur Disiplin
Unsur-unsur disiplin yang diharapkan mampu mendidik
anak untuk berperilaku sesuai dengan standar yang diterapkan
kelompok sosial mereka (Hurlock, 1999:84). Unsur- unsur tersebut
adalah sebagai berikut :
1) Peraturan
Peraturan adalah pola yang ditetapkan untuk tingkah
laku. Pola tersebut bisa ditetapkan oleh orang tua, guru atau
teman bermain. Tujuan peraturan tersebut adalah membekali
anak dengan pedoman perilaku yang disetujui dalam situasi-
situasi tertentu. Contoh peraturan sekolah yaitu mengatakan
pada siswa tindakan yang harus dan tindakan yang tidak boleh
dilakukan sewaktu berada di dalam kelas, lapangan sekolah, dan
di kantin. Peraturan berfungsi mendidik sebab peraturan
memperkenalkan pada siswa perilaku yang disetujui anggota
kelompok tersebut. Peraturan juga membantu mengekang
perilaku yang tidak diinginkan.
2) Hukuman
Hukuman mempunyai peran antara lain menghalangi
pengulangan tindakan yang tidak diinginkan oleh masyarakat,
mendidik anak membedakan mana yang benar dan mana yang
salah, serta memberi motivasi untuk menghindari perilaku yang
tidak diterima masyarakat.
Pengaruh Minat Dan..., Eva Durotunnafisah, FKIP UMP, 2016
12
3) Penghargaan
Penghargaan berarti setiap bentuk pemberian untuk
suatu hasil yang baik. Penghargaan mempunyai nilai mendidik,
sebagai motivasi untuk mengulang perilaku yang disetujui
secara sosial, memperkuat perilaku yang disetujui secara sosial.
4) Konsistensi
Konsistensi berarti tingkat keseragaman atau stabilitas.
Ia tidak sama dengan ketetapan yang berarti tidak adanya
perubahan, sebaliknya artinya ialah suatu kecenderungan
menuju kesamaan. Konsistensi harus menjadi ciri semua aspek
disiplin. Konsistensi harus ada dalam peraturan yang digunakan
sebagai pedoman perilaku, konsistensi dalam cara peraturan ini
diajarkan dan dipaksakan sebagai hukuman yang diberikan pada
mereka yang tidak menyesuaikan pada standar dan diberikan
penghargaan bagi mereka yang menyesuaikan.
c. Indikator Disiplin
Indikator disiplin ada dua jenis, yaitu disiplin waktu dan
disiplin perbuatan. Moenir (dalam Mujiyanto, 2014:61)
mengungkapkan mengenai disiplin ada dua jenis yang sangat
dominan, kedua disiplin itu adalah disiplin dalam hal waktu dan
disiplin dalam hal kerja atau perbuatan. Jenis-jenis disiplin tersebut
merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan serta saling
mempengaruhi. Penjelasannya adalah sebagai berikut:
Pengaruh Minat Dan..., Eva Durotunnafisah, FKIP UMP, 2016
13
1) Disiplin Waktu
Disiplin waktu meliputi; ketepatan waktu dalam
belajar, mencakup datang dan pulang sekolah tepat waktu, mulai
dari selesai belajar di rumah dan di sekolah tepat waktu, tidak
meninggalkan kelas atau membolos saat pelajaran,
menyelesaikan tugas sesuai waktu yang ditetapkan.
2) Disiplin perbuatan
Disiplin perbuatan meliputi patuh dan tidak menentang
peraturan yang berlaku, tidak malas belajar, tidak menyuruh
orang lain bekerja demi dirinya, tidak suka berbohong, tingkah
laku menyenangkan, mencakup tidak mencontek, tidak
membuat keributan, dan tidak mengganggu orang lain yang
sedang belajar.
3. Pengertian Prestasi Belajar
a. Pengertian Prestasi Belajar
Winkel (1986: 162) mengatakan bahwa prestasi belajar
adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seorang
siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot
yang dicapainya. Nasution (dalam Hamdu, 2011:92) mengatakan
bahwa prestasi belajar adalah kesempurnaan yang dicapai seseorang
dalam berfikir, merasa dan berbuat, prestasi belajar dikatakan
sempurna apabila memenuhi tiga aspek yakni; kognitif, afektif, dan
Pengaruh Minat Dan..., Eva Durotunnafisah, FKIP UMP, 2016
14
psikomotor. Simpulan prestasi belajar dari para ahli di atas bahwa
prestasi belajar adalah perubahan tingkah laku mencakup tiga aspek
(kognitif, afektif dan motorik) seperti penguasaan, penggunaan dan
penilaian berbagai pengetahuan dan keterampilan sebagai akibat atau
hasil dari proses belajar dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya
yang tertuang dalam bentuk nilai yang diberikan oleh guru.
b. Faktor- faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
Prestasi yang dicapai seorang individu merupakan hasil
interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi, baik dalam diri
siswa maupun luar diri siswa. Faktor yang mempengaruhi prestasi
belajar siswa, yaitu faktor intern dan faktor ekstern (Slameto,
2010:2). Faktor intern adalah faktor yang berasal dari dalam diri
siswa itu sendiri, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang berasal
dari luar diri siswa. Faktor-faktor tersebut dapat dijelaskan sebagai
berikut :
1) Faktor Intern
a) Kematangan fisik dan mental
Pendidikan akan diterima dengan baik jika muatan
pendidikan yang diberikan tersebut sesuai dengan tingkat
kematangan fisik dan mental seseorang. Pendidikan apabila
diberikan secara paksa dengan tidak memperhatikan faktor
kematangan fisik dan psikis, maka pendidikan tersebut
dipastikan tidak akan memperoleh keberhasilan, bahkan
Pengaruh Minat Dan..., Eva Durotunnafisah, FKIP UMP, 2016
15
mungkin akan memberikan gangguan pada pertumbuhan dan
perkembangan anak. Kematangan psikis ini juga termasuk
kondisi kejiwaan, misalnya gelisah, cemas, depresi, dan
sebagainya. Seorang siswa yang sedang mengalami
gangguan kondisi kejiwaan cenderung akan terganggu
proses belajarnya dan secara langsung akan berpengaruh
negatif pada prestasi belajar yang diperoleh.
b) Kecerdasan atau intelegensi
Kecerdasan atau intelegensi adalah kapasitas umum
dari seseorang individu yang dapat dilihat pada kesanggupan
pikirannya dalam mengatasi tuntutan kebutuhan yang baru,
atau keadaan rohaniah secara umum yang dapat disesuaikan
dengan problem-problem dan kondisi-kondisi yang baru di
dalam kehidupan (Purwanto, 1990: 62). Setiap manusia
mempunyai tingkat intelegensi yang berbeda-beda.
Seseorang yang mempunyai tingkat intelegensi yang tinggi,
tentunya akan lebih mudah memahami suatu materi
pelajaran dibanding dengan seseorang yang mempunyai
tingkat intelegensi yang rendah.
c) Pengetahuan dan keterampilan
Pengetahuan yang dimiliki seseorang akan sangat
mempengaruhi sikap dan tindakannya sehari-hari, tingkat
kecakapan dan keterampilan yang dimiliki seseorang juga
Pengaruh Minat Dan..., Eva Durotunnafisah, FKIP UMP, 2016
16
akan mempengaruhi kualitas hasil yang diperoleh dari
sesuatu yang telah dikerjakannya (Purwanto, 1990: 3).
Berkaitan dengan hal ini, maka tingkat pengetahuan dan
keterampilan yang dimiliki oleh seorang siswa akan sangat
mempengaruhi tingkat prestasi belajar siswa tersebut.
d) Minat dan motivasi
Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa
keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang
menyuruh (Slameto, 2010:180). Minat dan motivasi
merupakan dua hal yang sangat penting dalam perolehan
prestasi belajar, karena dua hal ini merupakan sumber
kekuatan yang akan mendorong siswa untuk melakukan
kegiatan-kegiatan tertentu guna meningkatkan prestasi
belajarnya.
2) Faktor Ekstern
Faktor ekstern yang mempengaruhi prestasi belajar
adalah keluarga, guru, sarana dan prasarana pendidikan serta
lingkungan sekitar. Faktor ekstern tersebut dapat secara
terperinci dapat dijelaskan sebagai berikut :
a) Keluarga
Keluarga merupakan unit kelompok sosial yang
relatif kecil, bersifat permanen dan merupakan penyusun
utama terbentuknya masyarakat luas. Keluarga merupakan
Pengaruh Minat Dan..., Eva Durotunnafisah, FKIP UMP, 2016
17
akar pembentukkan pribadi seseorang, karena pertumbuhan
dan perkembangan setiap manusia diawali dari lingkungan
keluarga. Keluarga yang mempunyai hubungan harmonis,
maka akan terbentuk anggota keluarga yang mempunyai
karakteristik pribadi yang baik. Keluarga berjalan secara
tidak harmonis, maka karakteristik pribadi anggotanya tidak
akan terbentuk secara baik.
b) Guru
Guru merupakan salah satu komponen utama dalam
proses belajar mengajar. Guru bertindak sebagai subyek
pembelajaran, yang bertugas menjelaskan dan mentransfer
ilmu pengetahuan kepada peserta didik. Guru bisa
mempengaruhi tingkat prestasi dan tumbuh kembang anak.
Terdapat dua hal utama terkait dengan faktor guru yang
dapat mempengaruhi tingkat prestasi belajar siswa, yaitu :
(1) Metode pembelajaran yang diterapkan
Metode pembelajaran yang diterapkan seorang guru
dalam menyampaikan materi pelajaran kepada peserta
didik merupakan hal yang sangat harus diperhatikan
karena mempunyai pengaruh yang besar terhadap
perolehan tingkat prestasi belajar siswa. Metode
pembelajarannya kurang sesuai, maka tingkat prestasi
belajar siswa juga cenderung kurang baik, dan
Pengaruh Minat Dan..., Eva Durotunnafisah, FKIP UMP, 2016
18
sebaliknya jika metode pembelajarannya sesuai maka
tingkat prestasi belajar siswa juga akan menjadi baik.
(2) Aspek ketauladanan
Pendidik terdahulu menyebutkan bahwa kata guru
merupakan akronim dari “digugu dan ditiru”. Guru
merupakan seseorang yang berkedudukan sebagai tokoh
utama bagi para siswa yang akan senantiasa
diperhatikan dan ditiru seluruh aspek yang berkaitan
dengannya. Guru hendaknya bisa menjadi suri tauladan
bagi yang lain sehingga harus benar-benar menjaga
sikapnya secara totalitas baik ketika di lingkungan
sekolah maupun di luar lingkungan sekolah atau di
rumah. Perilaku apapun yang dilakukan guru akan
dicontoh dan perhatikan para siswa, hal ini secara tidak
langsung akan mempengaruhi tingkat prestasi belajar
siswa.
c) Sarana dan prasarana pendidikan
Sarana dan prasarana pendidikan merupakan
komponen penting yang dibutuhkan bagi keberlangsungan
proses balajar mengajar. Sarana dan prasarana pendidikan
adalah ruang kelas, papan tulis, kursi dan meja siswa serta
guru, perpustakaan, peralatan administrasi kantor dan
sebagainya. Proses belajar mengajar tentu tidak akan
Pengaruh Minat Dan..., Eva Durotunnafisah, FKIP UMP, 2016
19
berjalan atau setidaknya akan mengalami gangguan dan
hambatan jika sarana dan prasarana itu tidak terpenuhi.
d) Lingkungan sekitar
Lingkungan sekitar merupakan faktor yang juga ikut
berpengaruh terhadap tingkat prestasi belajar siswa, karena
lingkungan sekitar merupakan faktor yang ikut membentuk
karakter dan pribadi siswa. Siswa yang tinggal di lingkungan
buruk dengan masyarakat yang tidak memperhatikan aspek
kesopanan atau etika, keagamaan, dan tidak berpendidikan,
maka siswa tersebut juga akan terdorong memiliki sifat yang
sama. Hal ini akan berpengaruh negatif pada tingkat prestasi
belajarnya.
Faktor-faktor di atas saling berinteraksi secara
langsung dalam mempengaruhi prestasi belajar siswa, maka
sangat diperlukan lingkungan yang baik dan kesiapan dalam
diri siswa yang meliputi strategi, metode, serta gaya belajar,
agar dapat memberi pengaruh terhadap prestasi belajar yang
akan dihasilkan. Simpulan dari hasil uraian di atas, bahwa
prestasi belajar adalah hasil maksimal yang diperoleh siswa
setelah mengalami proses belajar di sekolah berupa
perubahan atau pengembangan aspek pengetahuan
(kognitif), sikap (afektif) dan penerapan (psikomotorik)
yang dinyatakan dengan angka.
Pengaruh Minat Dan..., Eva Durotunnafisah, FKIP UMP, 2016
20
4. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan
a. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan usaha untuk
membekali peserta didik dengan pengetahuan dan kemampuan dasar
berkenaan dengan hubungan antar warga negara dengan negara serta
pendidikan pendahuluan bela negara yang dapat diandalkan oleh
bangsa dan negara (penjelasan pasal 39 Undang-Undang No. 2 tahun
1989, tentang Sistem Pendidikan Nasional). Pendidikan
Kewarganegaraan menurut Depdiknas (2006:49) adalah mata
pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang
memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya
untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil,
berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.
Pendidikan Kewarganegaraan adalah aspek pendidikan politik yang
fokus materinya peranan warga negara dalam kehidupan bernegara
yang kesemuanya itu diproses dalam rangka untuk membina peranan
tersebut sesuai dengan ketentuan Pancasila dan UUD 1945 agar
menjadi warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsa dan negara
(Cholisin, 2000:109).
Azymurdi (1999:75) mengemukakan bahwa Pendidikan
Kewarganegaraan adalah pendidikan yang cangkupannya luas lebih
luas dari pendidikan demokrasi dan pendidikan HAM, karena
mencakup kajian dan pembahasan tentang banyak hal seperti
pemerintahan, konstitusi, lembaga – lembaga demokrasi, Rule of law,
Pengaruh Minat Dan..., Eva Durotunnafisah, FKIP UMP, 2016
21
hak dan kewajiban warga negara, proses demokrasi, dan keterlibatan
masyarakat madani, pengetahuan, lembaga- lembaga dan sistem
hukum, pengetahuan tentang HAM, kewarganegaraan yang aktif dan
sebagainya. Somantri (2001:159) mendefinisikan PKn sebagai seleksi
dan adaptasi dari lintas disiplin ilmu-ilmu sosial, ilmu
kewarganegaraan, humaniora dan kegiatan dasar manusia
diorganisasikan dan disajikan secara psikologi dan ilmiah untuk
mencapai salah satu tujuan pendidikan PKn. Simpulan dari pendapat
dia atas tentang Pendidikan Kewarganegaraan yaitu adalah ilmu yang
mempelajari tentang pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan
dengan hubungan antar warga negara dengan negara disajikan secara
psikologi dan ilmiah untuk mencapai salah satu tujuan pendidikan
yang diinginkan.
b. Tujuan Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
Tujuan mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan adalah
sebagai berikut mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :
1) Berpikir secara kritis, rasional dan kreatif dalam menanggapi isu
kewarganegaraan
2) Berpartisipasi secara aktif dan bertanggungjawab dan bertindak
secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa,
bernegara serta anti korupsi.
3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri
berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat
hidup bersama dengan bangsa-bangsa lain.
4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia
secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan
teknologi informasi dan komunikasi (Permendiknas No. 22
Tahun 2006).
Pengaruh Minat Dan..., Eva Durotunnafisah, FKIP UMP, 2016
22
Pendidikan Kewarganegaraan menekankan pada
perkembangan dan membina warga negara yang cerdas, terampil, dan
berkarakter serta bertindak sesuai dengan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar 1945. Pengetahuan dan ilmu-ilmu yang diberikan di
sekolah-sekolah kepada siswa diharapkan akan lahir generasi muda
yang berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif memiliki sikap
demokratis dan bertanggung jawab sebagai warga negara yang
sanggup melaksanakan hak dan kewajibannya dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara. Somantri (2001:166) memberikan
pemaparan mengenai fungsi PKn yaitu usaha sabar yang dilakukan
secara ilmiah dan psikologis untuk memberikan kemudahan belajar
kepada peserta didik agar terjadi internalisasi moral Pancasila dan
pengetahuan Kewarganegaraan untuk melandasi tujuan nasional yang
diwujudkan dalam integritas pribadi dan perilaku sehari-hari.
c. Aspek-aspek kompetensi Pendidikan Kewarganegaraan
Aspek-aspek kompetensi dalam Pendidikan Kewarganegaraan yaitu:
1) Pengetahuan Kewarganegaraan (Civic Knowledge)
Pengetahuan kewarganegaraan membahas mengenai
kemampuan akademik keilmuan yang dikembangkan dari
berbagai teori atau konsep politik, hukum dan moral. Mata
pelajaran PKn merupakan bidang kajian multi disipliner. secara
terperinci, materi pengetahuan kewarganegaraan meliputi
pengetahuan tentang hak dan tanggung jawab warga negara, hak
asasi manusia, prinsip – prinsip dan proses demokrasi, lembaga
pemerintah dan non pemerintah, identitas nasional, pemerintah
berdasar hukum dan peradilan yang bebas dan tidak memihak,
konstitusi serta nilai – nilai dan moral dalam masyarakat.
Pengaruh Minat Dan..., Eva Durotunnafisah, FKIP UMP, 2016
23
2) Keterampilan Kewarganegaraan (Civic Skills)
Keterampilan kewarganegaraan meliputi keterampilan
intelektual (intellectual skills) dan keterampilan berpartisipasi
(participatory skills) dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Contoh keterampilan intelektual adalah ketrampilan dalam
merespon berbagai persoalan politik, misalnya merancang dialog
dengan DPR contohnya keterampilan berpartisipasi menggunakan
ketrampilannya menggunakan hak dan kewajibannya dibidang
hukum, misalnya melaporkan kepada polisi atas tindak kejahaatan
yang diketahui.
3) Watak Kepribadian Kewarganegaraan (civic disposition)
Watak kepribadian kewarganegaraan sesungguhnya
merupakan dimensi yang paling subtansif dan essensial dalam
mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan. Dimensi watak atau
karakter kewarganegaraan dapat dipandang sebagai muara dari
pengembangan kedua dimensi sebelumnya dengan
memperhatikan visi, misi dan tujuan pelajaran ini ditandai dengan
penekanan dengan dimensi watak, karekter, sikap dan pontensi
lain yang bersifat afektif (Depdiknas, 2007: 2).
d. Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan
Pendidikan Kewarganegaraan harus dinamis dan mampu
menarik perhatian siswa yaitu dengan cara guru membantu
mengembangkan pemahaman baik materi maupun ketrampilan
intelektual dan partisipasi yang menghasilkan pemahaman tentang
arti pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Ruang
lingkup mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan diantaranya
adalah:
1) Persatuan dan kesatuan bangsa, meliputi hidup rukun dalam
perbedaan, cinta lingkungan, kebanggaan sebagai Bangsa
Indonesia, sumpah pemuda, keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia, sumpah pemuda, pengamalan nilai -nilai Pancasila
dalam kehidupan sehari hari, Pancasila sebagai ideologi terbuka.
2) Norma, hukum dan peraturan meliputi tertib dalam kehidupan
keluarga, tata tertib di sekolah, norma yang berlaku di
masyarakat, peraturan daerah, norma dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara, sistem hukum dan peradilan nasional, hukum dan
peradilan internasional .
Pengaruh Minat Dan..., Eva Durotunnafisah, FKIP UMP, 2016
24
3) Hak asasi manusia meliputi hak dan kewajiban anak, hak dan
kewajiban anggota masyarakat, instrumen nasional dan
internasional HAM, pemajuan, penghormatan, dan perlindungan
HAM.
4) Kebutuhan warga negara meliputi hidup gotong royong, harga
diri setiap warga masyarakat, kebebasan berorganisasi,
kemerdekaan mengemukakan pendapat, menghargai keputusan
bersama, prestasi diri, persamaan kedudukan warga negara.
5) Konstitusi negara meliputi proklamasi kemerdekaan dan
konstitusi pertama, konstitusi konstitusi yang pernah digunakan
di Indonesia, hubungan dasar negara dengan konstitusi.
6) Kekuasaan dan politik, meliputi pemerintahan desa,
pemerintahan daerah dan otonomi, pemerintah pusat, demokrasi
dan sistem politik, budaya politik, budaya demokrasi menuju
masyarakat madani, sistem pemerintahan pers dalam masyarakat
demokrasi.
7) Pancasila meliputi kedudukan Pancasila sebagai dasar negara
dan ideologi negara, proses perumusan Pancasila sebagai dasar
negara, pengamalan nilai pancasila dalam kehidupan sehari hari,
Pancasila sebagai ideologi negara.
8) Globalisasi meliputi globalisasi lingkungan, politik luar negeri
Indonesia di era globalisasi, dampak globalisasi, hubungan
internasional dan organisasi internasional dan mengevaluasi
globalisasi (Permendiknas No. 22 tahun 2006).
E. Penelitian Terdahulu yang Relevan
1. Hamdu, G dan Lisa Agustina. (2011). Pengaruh Motivasi Belajar Siswa
Terhadap Pestasi Belajar IPA Di Sekolah Dasar. Tasikmalaya: Jurnal
Penelitian Pendidikan, Vol. 12 No. 1 April 2011 ISSN 1412-565, hal.
90-96.
Motivasi adalah salah satu hal yang berpengaruh pada kesuksesan
aktifitas pembelajaran siswa. Tanpa motivasi, proses pembelajaran akan
sulit mencapai kesuksesan yang optimum. Artikel ini ditujukan untuk
menyelidiki pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar IPA siswa.
Penelitian korelasi deskriptif ini dilakukan sebagai studi kasus terhadap
Pengaruh Minat Dan..., Eva Durotunnafisah, FKIP UMP, 2016
25
siswa kelas empat Sekolah Dasar dan tujuan penelitian ini adalah untuk
menggambarkan level dari pengaruh motivasi siswa terhadap prestasi
belajar IPA. Terdapat total 26 siswa kelas empat Sekolah Dasar dari SD
Tarumanagara kecamatan Tawang, Tasikmalaya yang dijadikan sampel
dalam penelitian ini. Data-data dikumpulkan melalui questionare
instrument dari variable motivasi belajar dan juga hasil test siswa sebagai
variable rata-rata pencapaian siswa. Hasil dari data-data diproses melalui
perhitungan statistik dan korelasi rata-rata, didapat melalui penggunaan
SPSS 16.0. Data menunjukkan interprestasi tingkat reliabilitas tinggi
besarnya pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar IPA adalah
sebesar 48,1%.
2. Komarawati, E. (2012). Pengaruh Minat Belajar Dan Pembinaan
Disiplin Siswa Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar SMPN I
Sukasari Sumedang. Jurnal Edukasi Islam Volume 1 Nomor 1,
Agustus 2012 ISSN 2302-2140, hal. 148-168.
Penelitian ini adalah penelitian korelasional yang bersifat survei
dan penentuan sampelnya ditetapkan berdasarkan random sampling,
sehingga ditemukan besarnya sampel 110 responden. Dianalisis dengan
bantuan SPSS. Pada analisis statistik ini akan dilakukan beberapa
pengujian: (1) analisis koefisien korelasi; (2) Uji t dan F; dan (3) Analisis
Regresi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang
positif dan signifikan antara minat belajar siswa terhadap prestasi belajar
Pengaruh Minat Dan..., Eva Durotunnafisah, FKIP UMP, 2016
26
siswa sebesar 0,598. Koefisien determinasinya (R2) adalah (0,598)
2 =
0,3576. Hasil tersebut dapat dikatakan bahwa minat belajar siswa
berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa sebesar 35,76%. Terdapat
pengaruh yang positif dan signifikan antara disiplin belajar siswa terhadap
prestasi belajar siswa yaitu sebesar 0,542, sedangkan koefisien
determinasinya (R2) adalah (0,542)
2 = 0,2938. Simpulan dari hasil tersebut
dapat dikatakan bahwa disiplin belajar siswa berpengaruh terhadap
prestasi belajar siswa sebesar 29,38%, jadi terdapat pengaruh yang positif
dan signifikan antara minat belajar siswa dan disiplin belajar siswa secara
bersama-sama terhadap prestasi belajar siswa yaitu sebesar 0,494,
sedangkan koefisien determinasinya (R2) adalah (0,494)
2 = 0.2440. Hasil
tersebut dapat dikatakan bahwa minat belajar siswa dan disiplin belajar
siswa berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa sebesar 24,40%.
3. Hidayat, S. (2013). Pengaruh Kerjasama Orangtua Dan Guru Terhadap
Disiplin Peserta Didik Di Sekolah Menegah Pertama (SMP) Negeri
Kecamatan Jagakarsa – Jakarta Selatan. Jurnal Ilmiah Widya, Vol. 1
Nomor 2 Juli-Agustus 2013 ISSN 2337- 6686, hal. 92-99.
Kerjasama antara orang tua peserta didik dengan guru di sekolah
dalam proses pendidikan sangat penting untuk mencapai tujuan
pendidikan. Disiplin merupakan salah satu faktor dalam proses
pendidikan. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui pengaruh
kerjasama orang tua dengan guru terhadap disiplin peserta didik, (2)
mengetahui besarnya kerjasama orang tua peserta didik dengan guru di
Pengaruh Minat Dan..., Eva Durotunnafisah, FKIP UMP, 2016
27
sekolah. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri di Kecamatan Jagakarsa
Jakarta Selatan pada bulan September hingga Oktober 2012. Metode yang
digunakan adalah survei dengan pendekatan korelasional. Jumlah sampel
sebanyak 250 orang dipilih secara proporsional. Instrumen menggunakan
angket berbentuk skala Likert. Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1)
Terdapat pengaruh signifikan dan positif antara kerjasama orang tua
dengan guru terhadap kedisiplinan siswa. (2) Kerjasama orang tua peserta
didik dengan guru di sekolah masih tergolong lemah khususnya dalam hal
komunikasi dan partisipasi orang tua dalam penegakan disiplin sekolah.
Kedisiplinan siswa dipengaruhi oleh adanya paduan bentuk kerjasama
orang tua dengan guru di sekolah.
F. Kerangka Pemikiran
Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah paradigma
ganda dengan dua variabel independen, yang melibatkan dua variabel bebas
(X1, X2), dan satu variabel terikat (Y). Pola hubungan yang terbangun pada
masing-masing variabel penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
X1
X2
Y
Pengaruh Minat Dan..., Eva Durotunnafisah, FKIP UMP, 2016
28
Keterangan :
X1 = Minat belajar
X2 = Disiplin siswa
Y = Prestasi Belajar Pendidikan Kewarganegaraan
G. Hipotesis
1. Terdapat pengaruh minat belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa kelas
IV Sekolah Dasar Se-UPK Karanglewas.
2. Terdapat pengaruh disiplin belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa
kelas IV Sekolah Dasar Se-UPK Karanglewas.
3. Terdapat pengaruh minat dan disiplin siswa terhadap prestasi belajar siswa
kelas IV Sekolah Dasar Se-UPK Karanglewas.
Pengaruh Minat Dan..., Eva Durotunnafisah, FKIP UMP, 2016