bab ii tinjauan pustaka inovasi produk -...

18
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Inovasi Produk 2.1.1 Produk Produk merupakan sesuatu yang ditawarkan sebagai usaha untuk mencapai tujuan dari perusahaan, melalui pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen. Para ahli mendefinisikan produk sebagai berikut: Menurut Kotler dan Keller (2012) menyatakan bahwa: “Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk memuaskan keinginan atau kebutuhan”, sedangkan definisi produk menurut Saladin (2007: 71): “Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, dipergunakan, atau dikonsumsi, dan yang dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan”. Jadi pengertian produk adalah segala sesuatu yang dihasilkan oleh suatu perusahaan dan ditawarkan ke pasar sehingga dapat memenuhi kebutuhan serta keinginan konsumennya. 2.1.2 Inovasi Mempertahankan produk untuk selalu diminati konsumen memerlukan usaha yang kreatif seperti membuat inovasi-inovasi dari produk yang ditawarkan, dengan harapan dapat membuat konsumen tidak berpindah keproduk lain yang sejenis. Inovasi itu sendiri merupakan salah satu faktor penentu dari sukses perusahaan yang

Upload: nguyenlien

Post on 23-May-2018

221 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Inovasi Produk - …digilib.polban.ac.id/files/disk1/98/jbptppolban-gdl...untuk memuaskan keinginan atau kebutuhan”, sedangkan definisi produk menurut Saladin

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Inovasi Produk

2.1.1 Produk

Produk merupakan sesuatu yang ditawarkan sebagai usaha untuk mencapai

tujuan dari perusahaan, melalui pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen. Para

ahli mendefinisikan produk sebagai berikut: Menurut Kotler dan Keller (2012)

menyatakan bahwa: “Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar

untuk memuaskan keinginan atau kebutuhan”, sedangkan definisi produk menurut

Saladin (2007: 71): “Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar

untuk mendapatkan perhatian, dibeli, dipergunakan, atau dikonsumsi, dan yang dapat

memuaskan keinginan dan kebutuhan”.

Jadi pengertian produk adalah segala sesuatu yang dihasilkan oleh suatu

perusahaan dan ditawarkan ke pasar sehingga dapat memenuhi kebutuhan serta

keinginan konsumennya.

2.1.2 Inovasi

Mempertahankan produk untuk selalu diminati konsumen memerlukan usaha

yang kreatif seperti membuat inovasi-inovasi dari produk yang ditawarkan, dengan

harapan dapat membuat konsumen tidak berpindah keproduk lain yang sejenis.

Inovasi itu sendiri merupakan salah satu faktor penentu dari sukses perusahaan yang

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Inovasi Produk - …digilib.polban.ac.id/files/disk1/98/jbptppolban-gdl...untuk memuaskan keinginan atau kebutuhan”, sedangkan definisi produk menurut Saladin

10

diperlukan agar tetap bertahan, atau menjadi lebih kompetitif. Hubeis (2012: 67)

mendefinisikan inovasi sebagai suatu perubahan atau ide besar dalam sekumpulan

informasi yang berhubungan antara masukan dan luaran. Dari definisi tersebut

didapat dua hal, yaitu inovasi produk dan inovasi proses yang dalam pengertian

ekonomi disebut inovasi apabila produk atau prosesnya ditingkatkan, selanjutnya

dapat menjadi awal dari proses penjualan di pasar.

Jadi, inovasi baik proses maupun produk merupakan suatu perubahan pada

sekumpulan informasi yang berhubungan dan terkait dengan upaya meningkatkan

atau memperbaiki sumber daya yang ada. Memodifikasi untuk menjadikan sesuatu

yang bernilai, menciptakan hal-hal baru dan berbeda, merubah suatu bahan menjadi

sumber daya dan menggabungkan sumber daya-sumber daya menjadi suatu

konfigurasi baru atau spesifikasi produk yang lebih produktif, baik secara langsung

maupun tidak langsung yang dipengaruhi oleh kepastian untung maupun rugi atau

proses waktu melaksanakannya, dalam rangka meraih keunggulan kompetitif. Ahli

lain Tjiptono (2008: 438) mendefinisikan bahwa inovasi sebagai implementasi

praktis sebuah gagasan ke dalam produk atau proses baru.

2.1.3 Inovasi Produk

Mengingat perubahan selera yang cepat dalam teknologi dan persaingan,

perusahaan tidak bisa hanya mengandalkan produk yang ada untuk mempertahankan

pertumbuhan atau untuk mempertahankan laba. Perusahaan yang memiliki harapan

untuk mempertahankan pasar dan laba kinerja bisa dengan melakukan inovasi produk

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Inovasi Produk - …digilib.polban.ac.id/files/disk1/98/jbptppolban-gdl...untuk memuaskan keinginan atau kebutuhan”, sedangkan definisi produk menurut Saladin

11

yang berkelanjutan. Inovasi produk meliputi berbagai kegiatan pengembangan

produk - perbaikan produk, pengembangan yang seluruhnya baru, dan perluasan yang

meningkatkan jangkauan atau jumlah lini produk yang dapat ditawarkan perusahaan.

Inovasi produk tidak dapat disamakan dengan penemuan. Sebuah inovasi

didefinisikan sebagai suatu ide, produk atau bagian dari teknologi yang telah

dikembangkan dan dipasarkan untuk pelanggan yang dirasa sebagai sesuatu yang

baru. Kita mungkin menyebutnya sebagai proses identifikasi, menciptakan dan

memberikan nilai-produk baru atau manfaat yang tidak ditawarkan sebelumnya di

pasar. Dengan produk baru atau yang dimaksud dengan produk asli, perbaikan

produk, memodifikasi produk dan merek baru dari perusahaan yang berkembang

melalui penelitian sendiri dan upaya pengembangan. (Kotler dan Amstrong, 2008 :

603-604).

Saat ini produk yang ditawarkan setiap perusahaan semakin beragam dengan

kelebihan masing-masing. Hal tersebut menyebabkan para konsumen lebih selektif

dalam memilih produk yang sesuai. Maka dari itu perusahaan berlomba – lomba

untuk melakukan inovasi produk dalam rangka menarik minat konsumen dan untuk

mempertahankan pelanggannya, demi mempertahankan kelangsungan hidup

perusahaan. Menurut Hubeis (2012: 76) inovasi ini diperlukan oleh perusahaan, agar

tetap bertahan, atau menjadi lebih kompetitif

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Inovasi Produk - …digilib.polban.ac.id/files/disk1/98/jbptppolban-gdl...untuk memuaskan keinginan atau kebutuhan”, sedangkan definisi produk menurut Saladin

12

2.1.4 Jenis – Jenis Inovasi

Menurut Hubeis (2012: 75) inovasi produk merupakan pengetahuan produk

baru, yang seringkali dikombinasikan dengan hal baru untuk membentuk metode

produksi yang tidak diketahui. Sehingga inovasi produk terbagi menjadi dua jenis

yaitu:

1. Inovasi Produk Baru yaitu produk radikal

2. Inovasi Pengembangan Produk yaitu produk bertahap

Chandy and Yellis (1998) dalam Jamil Bojei and Wong Chee Hoo:

“On the other hand, innovation is to produce something new to the market. Innovation can be incremental where the newness doesn’t generally destroy the product, while radical innovation supersedes the existing invention”.

Uraian tersebut menjelaskan bahwa di sisi lain, inovasi adalah untuk menghasilkan

sesuatu yang baru ke pasar. Inovasi bisa bertahap dimana hal yang baru tersebut

umumnya tidak merusak produk, sedangkan inovasi radikal menggantikan penemuan

yang ada.

Inovasi yang sukses adalah sederhana dan terfokus. Ia harus terarah secara

spesifik, jelas, dan memiliki desain yang dapat diterapkan. Dalam prosesnya, ia

menciptakan pelanggan dan pasar yang baru. Dalam buku Lupiyoadi (2004: 155)

terdapat jenis – jenis inovasi berdasarkan para ahli: Menurut Schumpter inovasi yang

dapat dilakukan wirausaha adalah:

1. Pengenalan suatu barang baru, atau perbaikan dari barang yang sudah ada

2. Pengenalan metode produksi baru

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Inovasi Produk - …digilib.polban.ac.id/files/disk1/98/jbptppolban-gdl...untuk memuaskan keinginan atau kebutuhan”, sedangkan definisi produk menurut Saladin

13

3. Pembukaan pasar baru, khususnya pasar ekspor pada daerah baru

4. Penciptaan atau pengadaan persediaan bahan mentah atau setengah jadi baru

5. Penciptaan suatu bentuk organisasi industri baru

Wirausaha yang dapat menciptakan jenis barang baru akan memberi

keuntungan bagi pasar hingga banyak terdapat pilihan konsumsi. Kemudian

pengenalan metode produksi dan bentuk organisasi industri baru juga menciptakan

efisiensi yang dapat menguntungkan perusahaan. Efisiensi juga dapat dicapai dengan

ditemukannya persediaan (supply) baru untuk bahan produksi. Terakhir terbukanya

pasar baru dapat terjadi karena terciptanya produk baru untuk dikonsumsi, sementara

pasar eksport baru dapat menghasilkan devisa bagi perekonomian suatu negara.

Sedangkan menurut Kuratko terdapat 4 jenis inovasi yaitu:

1. Invensi (penemuan)

2. Ekstensi (pengembangan)

3. Duplikasi (penggandaan)

4. Sintesis

Seperti yang dijelaskan pada tabel 2.1 berikut:

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Inovasi Produk - …digilib.polban.ac.id/files/disk1/98/jbptppolban-gdl...untuk memuaskan keinginan atau kebutuhan”, sedangkan definisi produk menurut Saladin

14

Tabel 2.1 Jenis- jenis Inovasi dalam Praktik

Jenis Keterangan Contoh

Penemuan Produk, jasa, atau proses yang

benar-benar baru

Wright bersaudara (pesawat

udara), Alexander Graham Bell

(telepon), Thomas Edison (lampu

pijar)

Pengembangan Pemanfaatan baru atau

penerapan lain pada produk,

jasa atau proses yang ada.

Ray Coc (McDonald’s)

Duplikasi Replikasi kreatif atas konsep

yang telah ada

Wallmart (department store)

Sintesis Kombinasi atas konsep dan

faktor-faktor yang telah ada

dalam penggunaan atau

formula baru

Fred Smith (Federal Express),

Meril Lynch (Lembaga

Keuangan).

Sumber : Lupiyoadi (2004: 165)

2.1.5 Karakteristik Inovasi

Menurut Roger (1995) dalam Hsun Ho and Wu (2011: pp 259-260)

“Innovative characteristics, especially those perceived by adopters, can increase the

acceptability of a new product”. Karakteristik inovatif, terutama yang dirasakan oleh

pemakai, dapat meningkatkan penerimaan produk baru.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Inovasi Produk - …digilib.polban.ac.id/files/disk1/98/jbptppolban-gdl...untuk memuaskan keinginan atau kebutuhan”, sedangkan definisi produk menurut Saladin

15

“Rogers (1983) regarded the innovative product’s character itself will determine the speed of diffusion supported by its five factors, namely 'Relative Advantage', 'Compatibility', 'Complexity', ' Trialability' and 'Observability'. Rogers’ assertion is supported by many practical studies (Tornatsky and Klein, 1982), including the study on relative advantage and compatibility of 19 household goods by Holak and Lehmann (1990) which proves direct influence on consumption of innovative product (Kim and Nam, 2003)”. dalam Hwang, Min Woo (2005).

Hal tersebut menerangkan bahwa Rogers (1983) mengatakan karakter inovatif produk

itu sendiri akan menentukan kecepatan difusi yang didukung oleh lima faktor, yaitu '

Keuntungan Relatif ', 'Kesesuaian', 'Kesulitan', 'Percobaan' dan 'Ketampakan'.

Penegasan Rogers tersebut didukung oleh banyak studi praktis (Tornatsky dan Klein,

1982), termasuk studi pada keunggulan relatif dan kompatibilitas dari 19 barang

rumah tangga oleh Holak dan Lehmann (1990) yang membuktikan pengaruh

langsung pada konsumsi dari produk yang inovatif (Kim dan Nam, 2003).

Kelima karakteristik tersebut dijelaskan sebagai berikut:

1. Relative advantage

Keuntungan relatif adalah sejauh mana suatu inovasi dianggap lebih baik

daripada mengganti produk. Hal ini tidak mengacu pada tujuan untuk mendapatkan

keuntungan pada produk baru tetapi dengan persepsi subyektif adopter terhadap

keuntungan. Sebuah inovasi yang menawarkan keuntungan yang lebih besar diyakini

memiliki penerimaan yang lebih besar, kecepatan difusi yang lebih tinggi. Dalam

penelitian sebelumnya atribut inovasi yang memiliki keuntungan relatif secara positif

memiliki hubungan dengan penerimaan, dan itu juga salah satu faktor yang paling

efektif untuk memprediksi penerimaan. Hsun Ho dan Wu., 2011: pp 259-260

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Inovasi Produk - …digilib.polban.ac.id/files/disk1/98/jbptppolban-gdl...untuk memuaskan keinginan atau kebutuhan”, sedangkan definisi produk menurut Saladin

16

menyatakan bahwa dari penelitian di masa lalu menyarankan secara positif relative

advantage sebagai salah satu faktor yang paling efektif untuk memprediksi

penerimaan inovasi.

2. Compatibility

Kompatibilitas adalah sejauh mana suatu inovasi dianggap kompatibel dengan

sistem nilai konsumen yang ada, pengalaman, dan kebutuhan. Konsumen lebih

cenderung untuk mengadopsi produk baru awal jika produk tersebut lebih kompatibel

dengan nilai-nilai dan kebutuhan yang ada, dan mereka tidak perlu mengubah apa

pun untuk menggunakan produk. Untuk adopsi potensial, kompatibilitas produk yang

lebih tinggi juga berarti ketidakpastian kurang dan kesenjangan yang lebih kecil

antara atribut produk dan kebutuhan konsumen. Sebuah inovasi kompatibilitas secara

positif terkait dengan penerimaan tersebut.

3. Complexity

Kompleksitas adalah tingkat dimana suatu inovasi tampak sulit untuk

dimengerti dan digunakan serta merupakan persepsi subyektif. Beberapa produk baru

akan lebih mudah dipahami bagi kebanyakan orang di masyarakat, tetapi yang

lainnya tampak sangat kompleks dan membutuhkan waktu lebih lama untuk

dipahami. Sebuah inovasi yang kurang kompleks dapat menyebar lebih cepat.

Sebuah inovasi membutuhkan proses adopsi untuk belajar keterampilan baru atau

meningkatkan pemahaman mereka karena tidak mungkin diterima dengan cepat.

Sehingga, adopsi inovasi mungkin tertunda.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Inovasi Produk - …digilib.polban.ac.id/files/disk1/98/jbptppolban-gdl...untuk memuaskan keinginan atau kebutuhan”, sedangkan definisi produk menurut Saladin

17

4. Trialability

Tingkat di mana inovasi bereksperimen secara terbatas. Inovasi dapat diuji coba

dengan tahap yang berbeda. Inovasi biasanya lebih cepat diadopsi dibanding yang

tidak melakukan uji coba. Dalam pemasaran, trial ability berarti bersedian melakukan

percobaan secara bebas untuk pengalaman produk baru.

5. Observability

Observability adalah sejauh mana hasil inovasi ini terlihat. Semakin terlihat hasil

inovasinya maka akan semakin baik penerimaannya oleh responden. Observability

inovasi ini dapat menimbulkan pertanyaan dan mendorong untuk berdiskusi tentang

inovasi bersama kerabat, termasuk pengadopsi yaitu teman dan kolega.

2.1.6 Sumber Inovasi

Menurut Howell dan Higgins (1990) dalam Lupiyoadi (2004: 166) ada

beberapa hal yang menjadi sumber inovasi yaitu:

1. Kejadian yang tidak diharapkan: Ada kesuksesan dan kegagalan yang lahir

begitu saja tanpa pernah diantisipasi dan diramalkan, hal ini akan menjadi

dasar yang kuat bagi perusahaan.

2. Ketidakharmonisan: hal ini terjadi bila ada jurang pemisah antara yang

diharapkan dengan yang sebenarnya terjadi.

3. Proses sesuai kebutuhan: hal ini bila terjadi permintaan khusus terhadap para

wirausaha untuk menciptakan inovasi tertentu karena ada kebutuhan khusus.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Inovasi Produk - …digilib.polban.ac.id/files/disk1/98/jbptppolban-gdl...untuk memuaskan keinginan atau kebutuhan”, sedangkan definisi produk menurut Saladin

18

4. Perubahan pada industri dan pasar: Pasar dan industri selalu berkembang dan

berubah –ubah secara struktur, desain dan definisi. Seorang wirausaha harus

peka mengantisipasi hal ini untuk menarik kesempatan yang mungkin akan

muncul.

5. Perubahan Demografi: Inovasi ini muncul karena adanya perubahan pada

masyarakat akan jumlah penduduk, umur, pengetahuan, pekerjaan, lokasi

geografi dan faktor-faktor lainnya.

6. Perubahan persepsi: Ini timbul karena perubahan intepretasi yang terjadi di

masyarakat akan fakta yang ada dan konsep yang berlaku. Ia tidak berbentuk

tetapi memiliki arti tersendiri.

7. Konsep pengetahuan dasar: Ada beberapa prinsip yang mendasari kreasi atau

pengembangan suatu hal baru. Invensi merupakan salah satu konsep

pengetahuan dasar, karena ia merupakan produk dari pemikiran baru, metode

baru dan pengetahuan baru.

2.2 Minat Beli Ulang Konsumen

Minat pembelian ulang adalah niat untuk melakukan pembelian kembali pada

kesempatan mendatang (Kinnear & Taylor) dalam Saidani dan Arifin (2012).

Menurut Lacey and Morgan (2007) dalam Kaveh, 2012. “Repurchase intention refers

to the individual’s judgement about buying again a designated service from the same

company, taking into account his or her current situation and likely circumstances”.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Inovasi Produk - …digilib.polban.ac.id/files/disk1/98/jbptppolban-gdl...untuk memuaskan keinginan atau kebutuhan”, sedangkan definisi produk menurut Saladin

19

Yaitu minat pembelian ulang mengacu pada penilaian individu tentang membeli

ulang layanan yang ditunjuk dari perusahaan yang sama, dengan mempertimbangkan

situasi saat itu dan situasi yang mungkin terjadi. Sementara itu (Seiders et al.,2005)

dalam Kaveh (2012) menjelaskan “Repurchase intentions represent the customer’s

self-reported likelihood of engaging in further repurchase behavior”. Minat

pembelian ulang menunjukan bahwa pelanggan dengan sendirinya menarik

kemungkinan untuk melakukan perilaku pembelian ulang selanjutnya. Jadi minat beli

ulang merupakan minat dari masing-masing individu untuk melakukan pembelian

ulang setelah mempertimbangkan segala situasinya.

“The study of repurchase intention was said to be important due to their long term implications. Repurchase intention is similar with purchase intention except with the element of experience”. (Ritti & Silver, 1986) dalam Jamil Bojei and Wong Chee Hoo.

Uraian tersebut menjelaskan bahwa studi tentang minat pembelian ulang dikatakan

penting karena melibatkan jangka panjang. Minat beli ulang mirip dengan minat beli

kecuali unsur pengalaman. Studi lain mengatakan “Customers’ repurchase intention

or customer retention is referred to as a key to Defensive Marketing strategies and

business success in general” (Cronin et al., 2000) dalam Kitchatorn. Yang

mengatakan bahwa minat pembelian ulang pelanggan atau retensi pelanggan disebut

sebagai kunci untuk mempertahankan strategi pemasaran dan kesuksesan bisnis

secara umum.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Inovasi Produk - …digilib.polban.ac.id/files/disk1/98/jbptppolban-gdl...untuk memuaskan keinginan atau kebutuhan”, sedangkan definisi produk menurut Saladin

20

Menurut Ferdinand (2002: 25-26) dalam Saidani dan Arifin (2012) minat

membeli ulang merupakan fungsi dari sikap individual terhadap produk atau jasa.

Minat beli ulang dapat didefinisikan melalui indikator-indikator sebagai berikut:

1. Minat transaksional

Menggambarkan perilaku seseorang yang beringinan untuk membeli ulang

produk yang telah dikonsumsinya.

2. Minat referensial

Perilaku seseorang untuk mereferensikan produk yang sudah dibelinya, agar

juga dibeli oleh orang lain, dengan referensi pengalaman konsumsinya.

3. Minat preferensial

Yaitu minat yang menggambarkan perilaku seseorang yang selalu memiliki

preferensi utama pada produk yang telah dikonsumsi. Preferensi ini hanya

dapat diganti bila terjadi sesuatu dengan produk preferensinya.

4. Minat eksploratif

Minat ini menggambarkan perilaku seseorang yang selalu mencari informasi

mengenai produk yang diminatinya dan mencari informasi untuk mendukung

sifat-sifat positif dari produk yang dilangganinya.

Tujuan melakukan pembelian ulang merupakan suatu tingkat motivasional

seorang konsumen untuk mengalami perilaku pembelian suatu produk pada saat

konsumen memiliki tujuan untuk melakukan pembelian ulang suatu produk dengan

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Inovasi Produk - …digilib.polban.ac.id/files/disk1/98/jbptppolban-gdl...untuk memuaskan keinginan atau kebutuhan”, sedangkan definisi produk menurut Saladin

21

merek tertentu, maka pada saat itu pula secara tidak langsung konsumen tersebut

telah memiliki perilaku loyal serta puas terhadap merek tersebut.

2.3 Pengaruh Inovasi Produk terhadap Minat Beli Ulang Konsumen

Semakin banyaknya pesaing yang menawarkan produk sejenis membuat para

konsumen lebih selektif untuk memilih produk yang di butuhkan. Setiap perusahaan

berusaha untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen melalui produk yang

ditawarkan, sedangkan konsumen mencari produk yang terbaik. Hal tersebut menjadi

faktor pendorong bagi setiap perusahaan untuk menciptakan sesuatu yang baru

dengan melakukan inovasi terhadap produk. Menurut Hubeis (2012: 76) inovasi ini

diperlukan oleh perusahaan, agar tetap bertahan, atau menjadi lebih kompetitif.

Inovasi produk meliputi berbagai kegiatan pengembangan produk - perbaikan produk,

pengembangan yang seluruhnya baru, dan perluasan yang meningkatkan jangkauan

atau jumlah lini produk yang dapat ditawarkan perusahaan (Kotler dan Amstrong,

2008 : 603-604).

Strategi tersebut merupakan suatu langkah yang dapat membuat produk

menjadi lebih maju dibandingkan dengan produk pesaing, apalagi bila para pesaing

tidak mengalami perubahan dan cenderung statis. Keadaan tersebut menguntungkan

bagi perusahaan yang menerapkan strategi inovasi produk, karena akan menjadi nilai

tambah bagi para konsumennya. Minat pembelian ulang adalah niat untuk melakukan

pembelian kembali pada kesempatan mendatang (Kinnear & Taylor) dalam Saidani

dan Arifin (2012). Menurut Ferdinand (2002: 25-26) dalam Saidani dan Arifin

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Inovasi Produk - …digilib.polban.ac.id/files/disk1/98/jbptppolban-gdl...untuk memuaskan keinginan atau kebutuhan”, sedangkan definisi produk menurut Saladin

22

(2012) minat beli ulang dapat didefinisikan melalui indikator-indikator yaitu minat

transaksional, minat referensial, minat preferensial, dan minat eksploratif.

Para konsumen melihat produk tersebut menarik dengan adanya perubahan

yang terjadi pada produk yang akan mereka beli. Jadi, inovasi yang terdapat pada

suatu produk mengidentifikasi siapa penjual atau pembuat barang tertentu untuk

memberikan tampilan manfaat tertentu untuk pembeli. Konsumen memandang

inovasi produk sebagai bagian yang penting dari suatu produk, karena itu penjual

berusaha keras untuk merancang, menciptakan kemudian merealisasikan ide- ide

menjadi sebuah produk yang inovatif dalam rangka menarik minat beli konsumen.

Dalam penelitian Hwang, Min Woo (2005) menjelaskan: “There has been similar

analysis that purchase intention and purchase action starts from customer

satisfaction” (Uncles and Laurent; Sharp and Sharp 1997). Bahwa terdapat analisis

serupa antara minat beli dan tindakan pembelian awal dalam kepuasan konsumen.

Maka dari itu untuk mengukur seberapa besar inovasi produk yang dilakukan dalam

meningkatkan kepuasan pelanggan perlu mengukur minat beli ulang konsumen.

Seperti yang dikatakan Hsun Ho dan Wo, (2011: pp 259-260) dalam penelitiannya

bahwa minat beli untuk mengukur inovasi produk sudah sangat handal. Karena nilai-

nilai dan inovasi yang diharapkan oleh konsumen dari barang ataupun jasa

berpengaruh terhadap minat beli konsumen untuk melakukan pembelian ulang yang

ditawarkan perusahaan. Selain itu berdasarkan hasil penelitian Yeh, Pei-jung (2008)

antara inovasi dan minat beli ulang memiliki korelasi yang sangat positif bagi

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Inovasi Produk - …digilib.polban.ac.id/files/disk1/98/jbptppolban-gdl...untuk memuaskan keinginan atau kebutuhan”, sedangkan definisi produk menurut Saladin

23

konsumen dan memiliki pengaruh timbal balik terhadap keduanya. Dan didukung

oleh penliti lain yaitu Wang Ke Yi (2010) yang menegaskan bahwa inovasi akan

meningkatkan minat beli ulang pelanggan sampai batas tertentu. Selain itu terdapat

penelitian yang dilakukan oleh Naved, Tahir, et.,al (2010) yang menegaskan bahwa

jika sebuah perusahaan ingin bertahan hidup untuk jangka panjang, harus bekerja

untuk loyalitas pelanggan, dan inovasi dianggap sebagai elemen penting untuk

menarik minat beli ulang pelanggan di masa yang akan datang. Rogers (1983) dalam

Mascarenhas (2009)

“Identifies six characteristics of innovations from the viewpoint of their diffusion or adoption by consumers:”

1. Relative advantage, 2. Compatibility, 3. Trialability, 4. Observability, 5. Complexity, and 6. Perceived risk.

The first four characteristics are positively related, while the latter two are negatively related, to innovation-adoption (Gatignon and Robertson: 1985).

Hal tersebut juga diperkuat dengan hasil penelitian yang dilakukan Cheng-Hsun Ho

dan Wenchieh Wu (2011) yang menyatakan konsumen lebih cenderung untuk

mengadopsi produk baru yang mereka anggap memiliki relative advantages,

compatibility, trialability, dan observability. Berdasarkan penelitian tersebut maka

hanya digunakan empat dari enam karakteristik inovasi dalam teori Roger tersebut

yaitu Relative advantage, Compatibility, Trialability, Observability.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Inovasi Produk - …digilib.polban.ac.id/files/disk1/98/jbptppolban-gdl...untuk memuaskan keinginan atau kebutuhan”, sedangkan definisi produk menurut Saladin

24

Berdasarkan uraian diatas, maka keterkaitan variabel bebas (Inovasi Produk)

dengan variable terikat (minat beli ulang) yang merupakan kerangka konsep dalam

penelitian dapat dilihat pada Gambar 2.1:

Gambar 2.1 Kerangka Konsep Penelitian

Inovasi Produk

1. Relative Advantage

2. Compatibility

3. Trialability

4. Observability

Sumber : Menurut Roger (1995) Sumber : Ferdinand (2002) dalam Hsun Ho and Wu dalam Saidani dan (2011: pp 259-260) Arifin (2012)

2.4 Penelitian Terdahulu

Cheng-Hsun Ho & Wnechieh Wu (2011) melakukan penelitian dengan judul

Role Of Innovativeness Of Consumer In Relationship Between Perceived Attributes If

New Products And Intention To Adopt. Menguji hubungan antara inovasi dengan

minat untuk mengadopsi produk baru dan menguji operasional dari inovasi yaitu

relative advantage, compatibility, complexity, trialability dan obsevability terhadap

minat untuk mengadopsi produk baru. Obyek penelitian yang digunakan adalah para

pengguna iPad di Taiwan. Metode yang digunakan dengan menyebarkan 288

kuesioner, tetapi hanya 255 kuesioner yang valid. Hasil analisis regresi berganda dan

koefisien determinasi menunjukkan setiap operasional dalam inovasi saling

Minat Beli Ulang Konsumen

1. Minat Transaksional

2. Minat Referensial

3. Minat Preferensial

4. Minat Eksploratif

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Inovasi Produk - …digilib.polban.ac.id/files/disk1/98/jbptppolban-gdl...untuk memuaskan keinginan atau kebutuhan”, sedangkan definisi produk menurut Saladin

25

mempengaruhi minat untuk mengadopsi produk baru, dan dinyatakan bahwa minat

merupakan alat ukur yang handal untuk mengukur inovasi.

Pei-jung Yeh (2008) melakukan penelitian dengan judul A Study Of

Relationship Among Innovation, Customer Satisfaction And Repurchase Intention In

Travel Agencies. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara inovasi,

kepuasan pelanggan dan minat beli ulang di Agen Perjalanan di Taiwan.

Menggunakan wawancara semi terstruktur dengan para staf agen perjalanan dan

menyebarkan 400 kuesioner ke pelanggan agen perjalanan, namun hanya 317

kuesioner yang valid. Hasil menunjukan bahwa antara inovasi dan kepuasan

pelanggan memiliki korelasi positif yang tinggi. Antara inovasi dan minat beli ulang

memiliki korelasi yang sangat positif bagi konsumen. Antara kepuasan pelanggan dan

minat beli ulang memiliki dampak yang signifikan. Terakhir antara inovasi, kepuasan

pelanggan dan minat beli ulang memiliki pengaruh timbal balik antara ketiganya dan

memiliki relevansi yang tinggi.

Wang Ke Yi (2010) melakukan penelitian dengan judul An Empirial Study of

Service Innovation’s Effect On Customers Repurchase Intention In

Telecommunication Industry. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk

menyelidiki dampak inovasi layanan terhadap minat beli ulang. Inovasi layanan ini

menggunakan lima konsep yaitu norma subyektif, relative advantage, sikap dan

minat beli ulang. Menggunakan metode penelitian kuantitatif, dengan wawancara dan

kuesioner dengan lima poin skala likert terhadap 400 pelanggan telekomunikasi

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Inovasi Produk - …digilib.polban.ac.id/files/disk1/98/jbptppolban-gdl...untuk memuaskan keinginan atau kebutuhan”, sedangkan definisi produk menurut Saladin

26

selular, namun hanya 245 kuesioner yang valid. Hasil menunjukan bahwa inovasi

layanan memiliki efek positif pada norma subyektif, relative advantage, sikap

sehingga meningkatkan minat beli ulang pelanggan sampai batas tertentu.

Naved, Tahir, Irum Akhtar dan Khaliq ur Rehman Cheema (2010) melakukan

penelitian dengan judul The Impact Of Innovation On Suctomer Satisfaction And

Brand Loyalty: A Study Of The Students Of Faisalabad. Penelitian ini

menggambarkan hubungan inovasi dengan kepuasan dan loyalitas pelanggan

terhadap siswa untuk produk – produk baru di pasar ponsel. Hasil menunjukan bahwa

hubungan ini sangat kuat. Hipotesis pertama untuk teknologi dan produk menarik

signifikansi pasar tertentu untuk produk mobile. Hipotesis kedua menunjukan bahwa

inovasi juga memiliki hubungan dengan loyalitas merek terhadap produk untuk

jangka waktu yang panjang. Hipotesis ketiga dijelakan bahwa adanya hubungan yang

kuat antara kepuasan pelanggan dan loyalitas merek. Hal ini menunjukan bahwa para

siswa sebagian besar memiliki minat untuk membeli kembali merek yang memenuhi

kebutuhan mereka, dan ridak mengambil resiko untuk beralih ke merek lain.

Kesimpulannya jika sebuah perusahaan ingin bertahan hidup untuk jangka panjang,

harus bekerja untuk loyalitas pelanggan, dan inovasi dianggap sebagai elemen

penting untuk menarik minat beli ulang pelanggan di masa yang akan datang.