bab ii tinjauan pustaka · antara kedua belah pihak yaitu supervisor dengan guru. berkaitan dengan...

23
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Supervisi Akademik Supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Supervisi akademik merupakan layanan kepada guru-guru yang bertujuan untuk menghasilkan perbaikan instruksional, belajar dan kurikulum (Gickman,et al; 1980: 21). Pendapat lain dikemukakan oleh Umiarso dan Gojali (2001: 278) yang menjelaskan supervisi akademik merupakan bentuk layanan professional yang dikembangkan untuk meningkatkan profesionalisme komponen sekolah, kususnya guru dalam menjalankan tugas utamanya yaitu sebagai pendidik dan pengajar yang merupakan ujung tombak dalam menjalankan roda pendidikan. Supervisi akademik merupakan usaha mengawali, mengarahkan, mengkoordinasi dan membimbing secara individual maupun secara kolektif agar lebih mengerti dan lebih efektif dalam

Upload: others

Post on 29-Nov-2020

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA · antara kedua belah pihak yaitu supervisor dengan guru. Berkaitan dengan tahapan ini Arikunto (2002:178) menyebutkan ada lima tahapan supervisi pengajaran

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Supervisi Akademik

Supervisi akademik adalah serangkaian

kegiatan membantu guru mengembangkan

kemampuannya mengelola proses pembelajaran

untuk mencapai tujuan pembelajaran. Supervisi

akademik merupakan layanan kepada guru-guru

yang bertujuan untuk menghasilkan perbaikan

instruksional, belajar dan kurikulum (Gickman,et al;

1980: 21).

Pendapat lain dikemukakan oleh Umiarso dan

Gojali (2001: 278) yang menjelaskan supervisi

akademik merupakan bentuk layanan professional

yang dikembangkan untuk meningkatkan

profesionalisme komponen sekolah, kususnya guru

dalam menjalankan tugas utamanya yaitu sebagai

pendidik dan pengajar yang merupakan ujung

tombak dalam menjalankan roda pendidikan.

Supervisi akademik merupakan usaha

mengawali, mengarahkan, mengkoordinasi dan

membimbing secara individual maupun secara

kolektif agar lebih mengerti dan lebih efektif dalam

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA · antara kedua belah pihak yaitu supervisor dengan guru. Berkaitan dengan tahapan ini Arikunto (2002:178) menyebutkan ada lima tahapan supervisi pengajaran

mewujudkan seluruh fungsi pengajaran sehingga

dapat menstimulasi dan membimbing pertumbuhan

tiap murid secara kontinyu sehingga dapat lebih

cepat berpartisipasi dalam masyarakat demokrasi

modern. Hal ini berarti supervisi bukanlah kegiatan

sesaat seperti inspeksi tetapi merupakan kegiatan

yang kontinyu dan berkesinambungan, sehingga

guru-guru selalu berkembang dalam mengerjakan

tugas dan mampu memecahkan berbagai masalah

pendidikan serta pengajaran secara efektif dan

efisien, Sahertian (1990: 74)

Mulyasa (2013:249) supervisi akademik

adalah bantuan profesional kepada guru, melalui

siklus perencanaan yang sistematis, pengamatan

yang cermat, dan umpan balik yang obyekif dan

segera sehingga guru dapat menggunakan balikan

tersebut untuk memperhatikan kinerjanya.

Dari pendapat-pendapat di atas dapat ditarik

kesimpulan bahwa supervisi akademik dilakukan

oleh kepala sekolah yang bertujuan untuk

membantu bawahan dalam mengembangkan atau

meningkatkan kualitas pengajaran serta pendidikan

pada umumnya, dan kususnya kualitas

pembelajaran baik peningkatan kinerja mengajar

guru, peningkatan belajar siswa, melalui umpan

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA · antara kedua belah pihak yaitu supervisor dengan guru. Berkaitan dengan tahapan ini Arikunto (2002:178) menyebutkan ada lima tahapan supervisi pengajaran

balik secara obyektif sehingga mutu proses dan hasil

pembelajaran akan meningkat.

Harris sebagaimana dikutip oleh Sahertian

(2008: 18) menyatakan bahwa supervisi pengajaran

adalah segala sesuatu yang dilakukan personalia

sekolah untuk memelihara atau mengubah apa yang

dilakukan sekolah dengan cara yang langsung

mempengaruhi proses belajar mengajar dalam upaya

meningkatkan proses belajar siswa.

Pendapat lain dikemukakan oleh Alfonso

dalam Sahertian (2008: 18) supervisi pengajaran

adalah tindakan pejabat yang dirancang oleh

lembaga yang langsung berpengaruh terhadap

perilaku guru dalam berbagai cara untuk membantu

cara belajar siswa dan untuk mencapai tujuan yang

ditetapkan oleh lembaga itu.

Dalam bukunya Ngalim (1987: 89) definisi

dari supervisi pengajaran adalah kegiatan-kegiatan

kepengawasan yang ditujukan untuk memperbaiki

kondisi baik personal maupun material yang

memungkinkan terciptanya situasi belajar mengajar

yang lebih baik demi tercapainya tujuan pendidikan.

Supervisi pengajaran perlu diarahkan pada

upaya-upaya yang sifatnya memberikan kesempatan

kepada guru untuk berkembang secara profesional,

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA · antara kedua belah pihak yaitu supervisor dengan guru. Berkaitan dengan tahapan ini Arikunto (2002:178) menyebutkan ada lima tahapan supervisi pengajaran

sehingga mereka lebih mampu untuk melaksanakan

tugas pokoknya yaitu memperbaiki dan

meningkatkan proses dan hasil pembelajaran (Tara

J. Fenwick, 2006:401).

Dari beberapa pendapat di atas disimpulkan

bahwa supervisi pengajaran adalah usaha memberi

layanan atau bantuan kepada guru–guru baik secara

individual maupun secara kelompok sehingga dapat

berkembang secara profesional dalam usaha

memperbaiki pembelajaran dari perencanaan sampai

pada proses yang merupakan unsur terpenting dari

suatu pembelajaran. Unsur utama dari supervisi

pada akhirnya adalah memberikan layanan dan

bantuan. Sehingga ada beberapa manfaat serta

alasan perlunya diadakan supervisi sebagai suatu

pembinaan dan tindak lanjut dari kepala sekolah .

Menurut Sahertian (2000:16) ada beberapa

alasan dan manfaat yang mendasari pentingnya

supervisi dilakukan oleh kepala sekolah. Alasan

pentingnya supervisi dilakukan oleh kepala sekolah

adalah:

a. supervisi pengajaran bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah.

b. supervisi pengajaran relevan dengan nuansa Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang berorientasi pada pencapaian hasil usaha secara

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA · antara kedua belah pihak yaitu supervisor dengan guru. Berkaitan dengan tahapan ini Arikunto (2002:178) menyebutkan ada lima tahapan supervisi pengajaran

tuntas, sehingga supervisi pengajaran memberikan dukungan secara langsung kepada guru dalam mengupayakan tercapainya tingkat kompetensi tertentu pada siswa.

c. Supervisi pengajaran merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kompetensi paedagogik guru.

Manfaat supervisi yang dilakukan oleh kepala

sekolah atau supervisor adalah:

a. menemukan kelebihan atau kelemahan guru dalam melaksanakan pembelajaran guna pengembangan dan pembinaan lebih lanjut.

b. mengidentifikasi kendala yang dihadapi dalam melaksanakan suatu gagasan pembaharuan pembelajaran.

c. secara langsung mengetahui keperluan dan kebutuhan tiap-tiap guru dalam melaksanakan proses pembelajaran.

d. memperoleh data dan informasi yang dapat digunakan untuk menyusun program pembinaan profesional secara rinci.

e. menumbuhkan kepercayaan diri pada seorang guru untuk berbuat lebih baik.

f. mengetahui secara lengkap hal-hal yang mendukung kelancaran proses pembelajaran.

Briggs dalam Sahertian (2008: 18)

mengungkapkan bahwa fungsi utama supervisi

bukan perbaikan pembelajaran saja tetapi untuk

mengkoordinasi, menstimulasi dan mendorong ke

arah pertumbuhan profesi guru.

Dalam panduan supervisi Dinas Pendidikan

dan Kebudayaan Propinsi Jawa Tengah (2006: 9)

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA · antara kedua belah pihak yaitu supervisor dengan guru. Berkaitan dengan tahapan ini Arikunto (2002:178) menyebutkan ada lima tahapan supervisi pengajaran

menyatakan bahwa supervisor dalam melaksanakan

tugasnya perlu memperhatikan dan berpedoman

pada prinsip-prinsip supervisi yaitu :

a. Supervisi hendaknya dimulai dari hal-hal yang positif.

b. Hubungan antar supervisor dengan yang disupervisi hendaknya didasarkan atas hubungan kerja secara profesional.

c. Pembinaan profesional hendaknya berdasar atas hubungan manusiawi yang sehat.

d. Pembinaan profesional hendaknya dapat mendorong pengembangan inisiatif dan kreativitas guru.

e. Pembinaan profesional hendaknya selalu didasarkan pada pandangan obyektif.

f. Pembinaan profesional harus dilaksanakan terus menerus dan berkesinambungan.

g. Pembinaan profesional hendaknya selalu dilakukan sesuai dengan kebutuhan dari masing-masing guru.

h. Pembinaan profesional hendaknya selalu dilaksanakan atas dasar rasa kekeluargaan, kebersamaan, keterbukaan dan keteladanan

1.2 Tahapan dan Pelaksanaan Supervisi

Akademik

Dalam supervisi pengajaran menurut Ngalim

(1998:121) terdapat tiga prinsip utama yang

dijadikan dasar/pedoman dalam setiap kegiatannya,

yaitu (1) terpusat pada guru daripada supervisor agar

semua prakarsa dan tanggung jawab dalam

meningkatkan keterampilan mengajar senantiasa

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA · antara kedua belah pihak yaitu supervisor dengan guru. Berkaitan dengan tahapan ini Arikunto (2002:178) menyebutkan ada lima tahapan supervisi pengajaran

disesuaikan dengan kebutuhan guru, (2) hubungan

guru dengan supervisor lebih interaktif ketimbang

direktif untuk dapat mewujudkan komunikasi

(hubungan) yang harmonis dalam suatu kedudukan

yang sederajat; dan (3) demokratis ketimbang

otorotatif untuk menciptakan suasana keterbukaan

antara kedua belah pihak yaitu supervisor dengan

guru.

Berkaitan dengan tahapan ini Arikunto

(2002:178) menyebutkan ada lima tahapan supervisi

pengajaran yaitu (1) observasi awal, (2) observasi, (3)

analisis dan strategi, (4) observasi akhir, dan (5)

analisis observasi akhir.

Nurtain (1999: 258-262) membagi

pelaksanaan supervisi pengajaran dengan tindak

lanjut kolegial menjadi tiga tahapan, yaitu:

pertemuan awal, tahap observasi, dan pertemuan

akhir. Tahapan pertemuan awal diadakan sebelum

kegiatan mengajar dilaksanakan dalam suasana

akrab dan terbuka. Pertemuan tersebut diharapkan

berakhir dengan diperolehnya kesepakatan antara

supervisor dan guru. Dalam tahap observasi kelas

supervisor mengadakan observasi untuk mengetahui

segala apa yang terjadi selama pembelajaran

berlangsung.Dalam tahap ini dapat digunakan alat

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA · antara kedua belah pihak yaitu supervisor dengan guru. Berkaitan dengan tahapan ini Arikunto (2002:178) menyebutkan ada lima tahapan supervisi pengajaran

perekam atau membuat catatan tertulis. Dan yang

ketiga adalah tahap pertemuan akhir seorang

supervisor dan guru yang disupervisi untuk segera

melaksanakan dengan harapan segala kejadian

masih teringat. Hal ini juga dilakukan dengan penuh

keakraban, terbuka dan bebas dari suasana menilai.

Dari beberapa pendapat tahapan pelaksanaan

supervisi akademik di atas memiliki kesamaan

walaupun jumlahnya berbeda, tetapi jika dicermati

ternyata memiliki makna dan isi yang sama, yaitu:

(1) adanya pertemuan awal yang yang didalamnya

terdapat kegiatan pembahasan untuk memantapkan

hubungan antara supervisor dengan guru yang

disupervisi untuk merencanakan kegiatan bersama;

(2) tahap observasi yaitu berupa pengamatan secara

langsung tehadap kegiatan, perilaku, kejadian dan

gejala yang muncul tentang masalah dan hambatan

selama proses pembelajaran di kelas; dan (3) tahap

pertemuan akhir yang merupakan kegiatan sesegera

mungkin dilaksanakan dengan berdiskusi berupa

pemberian umpan balik antara supervisor dengan

guru kelas yang disupervsi secara kekeluargaan

yang disebut dengan kolegial.

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA · antara kedua belah pihak yaitu supervisor dengan guru. Berkaitan dengan tahapan ini Arikunto (2002:178) menyebutkan ada lima tahapan supervisi pengajaran

Dari pendapat di atas disimpulkan bahwa

supervisi akademik dilakukan oleh kepala sekolah

(supervisor) dengan tujuan memberikan bantuan

kepada seorang guru untuk mengembagkan

kemampuannya dalam kegiatan pembelajaran,

menemukan hambatan serta memecahkan beberapa

permasalahan yang ditemui selama pembelajaran

sehingga dapat diambil keputusan untuk

pelaksanaan tindak lanjut.

1.3 Supervisi Kolegial

1.3.1 Konsep Supervisi Kolegial

Supervisi kolegial didasarkan atas asumsi

bahwa supervisi disamping sebagai fungsi juga

merupakan peranan. Sebagai fungsi, layanan

supervisi dapat dilakukan oleh siapapun yang dapat

memberikan kontribusi terhadap pencapaian tujuan

supervisi.

Dikemukakan oleh Lovell & Wiles (1983)

dalam Aris Munandar, (2005:152) bahwa semua

orang didalam sekolah mempunyai potensi

memberikan kontribusi terhadap perbaikan

sekolah, dan karena itu dipandang sebagai sumber

daya yang penting sebagai peranan,

layanan supervisi dilakukan oleh pemegang otoritas

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA · antara kedua belah pihak yaitu supervisor dengan guru. Berkaitan dengan tahapan ini Arikunto (2002:178) menyebutkan ada lima tahapan supervisi pengajaran

manajerial dan administratif. Dengan bertolak pada

asumsi supervisi sebagai fungsi, maka para guru

mempunyai kesempatan untuk membantu guru

lainnya, terutama yang lebih yunior dalam

memecahkan masalah pengajaran yang mereka

hadapi. Dalam supervisi kolegial, guru mempunyai

peran penting dalam membantu guru lainnya.

Lovell & Wiles (1983) dalam Aris Munandar,

(2005:153) terutama melihat potensi guru

memberikan bantuan kepada guru lainnya karena

mereka dianggap memiliki kompetensi profesional

dan memiliki spektrum yang luas.

Kelebihan lain dari pendekatan supervisi

kolegial adalah mudahnya komunikasi antar guru.

Guru-guru muda yang bermasalah akan secara

bebas mengungkapkan keluhannya kepada sesama

guru. Ini berbeda dengan praktek supervisi

pengajaran selama ini yang cenderung

menitikberatkan pada pengawasan administratif,

sehingga guru-guru enggan mengemukakan masalah

yang dihadapinya. Dengan demikian pelaksanaan

supervisi kolegial dapat menghindarkan kesan

seperti “menghukum.”

Sergiovani, Ed (1982) dalam Aris Munandar,

(2005:153) mengemukakan bahwa supervisi kolegial

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA · antara kedua belah pihak yaitu supervisor dengan guru. Berkaitan dengan tahapan ini Arikunto (2002:178) menyebutkan ada lima tahapan supervisi pengajaran

merupakan upaya kolaboratif yang melibatkan

sejumlah tenaga pengajar dalam rangka perbaikan

pengajaran. Keterlibatan tenaga pengajar secara

bersama-sama dalam peristiwa pengajaran

dimaksudkan agar mereka dapat saling membantu

memperbaiki langkah-langkah pengajaran yang

ditempuhnya, seperti dalam merangcang,

mengimplementasikan dan mengevaluasi hasil

belajar.

Burhanuddin (2007:123-124) menyatakan

kelompok kerja guru yang dikelola dengan baik dapat

memberikan manfaat bagi guru, berbagi pengalaman

dan pikiran dengan rekan sejawat dalam

menyelesaikan masalah pengajaran, dan dapat

memotivasi akan perlunya meningkatkan mutu

kemampuan sebagai guru

Berdasar konsep di atas supervisi kolegial

merupakan bentuk supervisi yang disusun dimana

dua atau lebih guru menyetujui bekerja bersama-

sama untuk memperbaiki langkah-langkah

pengajaran atas arahan dan persetujuan kepala

sekolah.

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA · antara kedua belah pihak yaitu supervisor dengan guru. Berkaitan dengan tahapan ini Arikunto (2002:178) menyebutkan ada lima tahapan supervisi pengajaran

1.3.2 Bentuk Supervisi Kolegial

Dalam pelaksanaannya supervisi kolegial

lebih menekankan adanya proses interaksi antara

guru satu dengan guru lainnya dalam satu sekolah

yang terbentuk dalam suatu kelompok/tim.

Beberapa teknik yang dalam supervisi kolegial

menurut Burhanuddin (2007: 84) adalah

musyawarah guru mata pelajaran, rapat dewan guru,

penataran, dan kunjungan antarkelas, masing-

masing diurakan sebagai berikut.

1. Musyawarah Guru Mata Pelajaran

(MGMP)

Kegiatan Musyawarah Guru Mata Pelajaran

(MGMP) menurut Soetopo dan Soemanto (1984:40-

41) dapat membantu guru dalam membimbing

pengalaman belajar siswa, menggunakan media

pembelajaran yang berbasis teknologi informasi,

menilai kemampuan belajar siswa, dan dalam

pembuatan rencana pembelajaran yang akan

dilaksanakan. Musyawarah guru mata pelajaran

(MGMP) merupakan teknik supervisi yang bersifat

kelompok berupaya untuk meningkatkan kualitas

proses dan hasil kegiatan pembelajaran dalam

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA · antara kedua belah pihak yaitu supervisor dengan guru. Berkaitan dengan tahapan ini Arikunto (2002:178) menyebutkan ada lima tahapan supervisi pengajaran

rangka mencapai tujuan pendidikan.

Penyelenggaraan MGMP sesuai dengan prinsip-

prinsip supervisi yaitu ilmiah, demokratis, kooperatif,

dan konstruktif. Dapat disimpulkan bahwa kegiatan

peningkatan pembelajaran yang melibatkan guru dan

murid dapat dilakukan secara kelompok seperti

MGMP atau KKG untuk jenjang pendidikan ditingkat

sekolah dasar.

2. Rapat dewan guru

Rapat dewan guru merupakan pertemuan

antara semua guru dan kepala sekolah. Rapat

dipimpin oleh kepala sekolah atau yang ditunjuk.

Rapat dewan guru dimanfaatkan untuk

membicarakan berbagai hal yang menyangkut

penyelenggaraan pendidikan, terutama yang

berkaitan dengan kegiatan pembelajaran. Pertemuan

ini merupakan forum untuk membahas masalah

yang menjadi perhatian seluruh atau sejumlah guru

secara bersama-sama. Rapat dewan guru merupakan

sarana komunikasi langsung antara kepala sekolah

dan semua guru serta antar sesama guru.

Soetopo dan Soemanto (1984:40) Tujuan

rapat dewan guru secara umum adalah:

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA · antara kedua belah pihak yaitu supervisor dengan guru. Berkaitan dengan tahapan ini Arikunto (2002:178) menyebutkan ada lima tahapan supervisi pengajaran

1. mengatur dan menghimpun potensi guru yang berbeda tingkat pendidikan, pengalaman, dan kemampuan sebagai upaya untuk mengembangkan kualitas sekolah,

2. mendorong guru untuk memahami dan melaksanakan tugas dan tanggung jawab masing-masing dengan sebaik-baiknya,

3. menentukan cara untuk memperbaiki kualitas proses pembelajaran, dan

4. meningkatkan arus komunikasi dan informasi antarguru, termasuk kepala sekolah.

Penulis menyimpulkan bahwa dalam rapat

dewan guru dapat dimanfaatkan untuk saling

memberi masukan dan pendapat tentang

kekurangan kelemahan yang dihadapi dalam

mengembangkan sekolah sebagai wujud tanggung

jawab seorang guru terhadap kualitas pengajaran.

3. Penataran

Kegiatan penataran hendaknya menerapkan

prinsip-prinsip yaitu 1) penatar lebih banyak

berfungsi sebagai fasilitator, 2) penatar lebih banyak

kegiatan, 3) penatar dapat menerapkan asas belajar

sambil mencoba atau atas asas belajar sambil

melakukan sendiri sehingga seusai penataran guru

dapat menerapkan gagasan penataran di sekolah dan

menularkannya kepada rekan guru lainnya, dan 4)

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA · antara kedua belah pihak yaitu supervisor dengan guru. Berkaitan dengan tahapan ini Arikunto (2002:178) menyebutkan ada lima tahapan supervisi pengajaran

penatar sebaiknya banyak menggali gagasan peserta

untuk dijadikan titik tolak pengenalan gagasan.

Dari penjelasan tersebut dapat penulis

simpulkan bahwa seorang penatar harus lebih

banyak melihat seorang peserta sebagai mitra

sehingga akan dapat diungkapkan gagasan baru

demi untuk mengembangkan dirinya serta dapat

menularkannya kepada teman disekolahnya.

4. Kunjungan Antar Kelas

Selama kunjungan kelas dilaksanakan ada

beberapa tahapan yaitu 1) tahap pertama,

mengamati kegiatan pembelajaran di kelas yang

dikunjungi, 2) tahap kedua, menyiapkan kegiatan

pembelajaran bersama-sama dengan guru kelas, dan

3) tahap ketiga, melakukan kegiatan pembelajaran

bersama dengan guru kelas yang bertindak sebagai

pengamat dan bila perlu memberikan bantuan

langsung dalam suatu pengajaran tim. Tahap

selanjutnya dapat mengulangi tahap tersebut secara

sistematis dan berulang.

Penulis simpulkan bahwa melalui kunjungan

antarkelas dalam satu sekolah setiap guru akan

memperoleh pengalaman baru dari kelas yang

dikunjungi tentang proses pembelajaran, pengelolaan

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA · antara kedua belah pihak yaitu supervisor dengan guru. Berkaitan dengan tahapan ini Arikunto (2002:178) menyebutkan ada lima tahapan supervisi pengajaran

kelas, dan ketepatan metode pembelajaran serta

dapat pula menerima umpan balik untuk

dipraktikkan pada kelasnya. Kunjungan antarkelas

dapat disertai kesempatan berdialog tentang hal-hal

yang menarik perhatian antara guru tamu dengan

guru yang dikunjungi setelah pembelajaran itu

berlangsung atau berupa umpan balik.

Nawawi (1985: 108) mengemukakan

kunjungan kelas adalah kegiatan observasi terhadap

teman sejawat dalam menjalankan tugasnya dikelas

masing-masing misalnya kegiatan mengajar,

terutama pada sekolah yang sama. Melalui

kunjungan ini diharapkan para guru memperoleh

pengalaman baru guna meningkatan kecakapannya

dalam menjalankan tugas sehari-hari dengan

melihat, bertanya, berdiskusi, dan bahkan mungkin

mencontoh guru yang diobservasi dalam mengajar

atau memecahkan masalah-masalah pendidikan

disekolah masing-masing.

Daryanto (2001: 26) mengemukakan bahwa

dalam mengadakan kunjungan kelas itu kita

hendaknya bekerja menurut proses yang teratur dari

tahap perencanaan, pelaksanaan, penganalisaan

serta kesimpulan dan saran dengan penjelasan

sebagai berikut: (1) Perencanaan, dilakukan

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA · antara kedua belah pihak yaitu supervisor dengan guru. Berkaitan dengan tahapan ini Arikunto (2002:178) menyebutkan ada lima tahapan supervisi pengajaran

bersama-sama secara demokratis antara kepala

sekolah dengan guru kelas yang akan dikunjungi,

berdasarkan kesulitan yang dialami, apa yang akan

di observasi serta kapan waktu yang sebaik-baiknya,

(2) pelaksanaan observasi dilakukan se-informal

mungkin dengan selalu memperhatikan prestis guru

dalam kelasnya, tidak menonjolkan diri, tidak

banyak interupsi, dan hanya memberikan demokrasi

jika diminta, (3) penganalisisan dilakukan sesudah

observasi secara bersama antara guru yang

diobservasi dengan supervisor, ditempat yang aman,

untuk membicarakan hasil-hasil observasi dan

mencari segi-segi kelebihan dan kekurangannya, (4)

kesimpulan dan penilaian sebagai penilaian terakhir

yang dilakukan secara kooperatif, dengan disetujui

sepenuhnya oleh yang bersangkutan dan tidak boleh

merupakan pendapat pihak lain.

Dari pendapat tersebut disimpulkan bahwa

kunjungan kelas harus dipersiapkan secara cermat

dari perencanaan awal sampai pada penilaian dan

umpan balik sebagai cara untuk mengevaluasi dan

tindak lanjut pada pertemuan berikutnya.

Daryanto (2001: 27) mengatakan ada

beberapa hal yang harus diperhatikan oleh

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA · antara kedua belah pihak yaitu supervisor dengan guru. Berkaitan dengan tahapan ini Arikunto (2002:178) menyebutkan ada lima tahapan supervisi pengajaran

supervisor apabila menggunakan teknik ini dalam

melaksanakan supervisi bagi guru-guru, yaitu:

1. Guru-guru yang akan dikunjungi harus diseleksi dengan sebaik-baiknya. Upayakan mencari guru yang memang mampu memberikan pengalaman baru bagi guru-guru yang akan mengunjungi.

2. Menentukan guru-guru yang akan mengunjungi.

3. Menyediakan segala fasilitas yang diperlukan dalam kunjungan kelas.

4. Supervisi dilakukan dengan cermat dan mengamati apa-apa yang ditampilkan secara cermat, serta mencatatnya pada format-format tertentu.

5. Mengadakan tindak lanjut setelah kunjungan antar kelas selesai.

6. Segera mengaplikasikan ke sekolah atau ke kelas guru bersangkutan, dengan menyesuaikan pada situasi dan kondisi yang dihadapi.

7. Mengadakan perjanjian-perjanjian untuk mengadakan kunjungan antar kelas berikutnya. Dapat disimpulkan dari pernyataan di

atas bahwa perlu adanya persiapan dari unsur guru

baik yang berkunjung maupun yang mengunjungi,

perangkat supervisinya, dan perluna tindak lanjut.

Dengan teknik kunjungan kelas akan diperoleh

pengalaman baru yang selanjutnya dapat

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA · antara kedua belah pihak yaitu supervisor dengan guru. Berkaitan dengan tahapan ini Arikunto (2002:178) menyebutkan ada lima tahapan supervisi pengajaran

dipraktekkan dikelasnya dengan menyesuaikan

situasi dan kondisi di tempat kerja.

1.4 Penelitian Relevan

Penelitian yang penulis lakukan mempunyai

relevansi dengan peneliti terdahulu. Namun jenis

penelitian, kajian permasalahan dan pokok

permasalahan berbeda. Penelitian yang relevan

dengan penelitian penulis yaittu :

1. Penelitian oleh Da’i Wibowo UNNES, 2009

“Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah dan

Kompetensi Pedagogik Guru Terhadap Kinerja

Guru”. Hasilnya menyatakan bahwa Supervisi

kepala sekolah yang dilakukan dengan baik maka

kinerja akan meningkat demikian pula sebaliknya.

Supervisi kepala sekolah yang tidak dilakukan

dengan baik, mengakibatkan kinerja guru rendah.

Penelitian yang dilakukan Da’i Wibowo mengupas

tentang ketujuh kompetensi yang harus dimiliki

guru dalam pembelajaran dengan supervisor

adalah kepala sekolah sedangkan penelitian yang

penulis lakukan sebagai supervisor tidak harus

kepala sekolah tetapi dapat dilakukan oleh teman

sejawat atau guru lain yang ditunjuk kepala

sekolah.

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA · antara kedua belah pihak yaitu supervisor dengan guru. Berkaitan dengan tahapan ini Arikunto (2002:178) menyebutkan ada lima tahapan supervisi pengajaran

2. Penilitian yang dilakukan oleh I Wayan

Suawarjana, Bali (2012): ”Kinerja Guru dalam

Hubungan dengan Persepsi Guru Terhadap

Supervisi Kepala Sekolah, Motivasi Berprestasi dan

Sikap Provesional Guru”. Hasilnya bahwa terdapat

hubungan antara persepsi guru terhadap supervisi

kepala sekolah, motivasi berprestasi guru, dan

sikap profesional dengan kinerja guru secara

terpisah maupun simultan. Penelitian tersebut

menyorot tentang sikap profesional guru untuk

berprestasi dengan kinerja dan dedikasi yang

tinggi.

3. Penelitian Uu Badrudin (2011): ‘Pengaruh

Supervisi dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja

Guru di Provinsi Banten”. Hasilnya bahwa terdapat

ada pengaruh yang signifikan dan positif supervisi

dan motivasi kerja secara bersama-sama terhadap

kinerja guru sebesar 65,9%. Jika kualitas

supervisi dan motivasi kerja meningkat, maka

akan mempengaruhi peningkatan kinerja guru.

Berdasar ketiga penelitian di atas letak

kemiripan yang dilakukan Da’i Wibowo

UNNES(2009), I Wayan Suwarjana, Bali (2012),

maupun Uu Badrudin (2011) mengupas tentang

ketujuh kompetensi yang harus dimiliki guru dalam

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA · antara kedua belah pihak yaitu supervisor dengan guru. Berkaitan dengan tahapan ini Arikunto (2002:178) menyebutkan ada lima tahapan supervisi pengajaran

pembelajaran serta sikap provisional guru untuk

berprestasi dengan supervisor adalah kepala sekolah,

sedangkan penelitian yang penulis lakukan lebih

menekankan pada perencanaan, pelaksanaan

maupun evaluasi secara bersama dengan supervisor

adalah bisa teman sejawat atau guru lain yang

ditunjuk dan disepakati oleh kepala seolah. Peneliti

melakukan suatu penelitian secara lebih mendalam

dengan mengkaji tentang: Supervisi Akademik

Berbasis Kolegial dalam Peningkatan Kinerja Guru di

SD Negeri Plalangan 01 kecamatan Gunungpati

dengan memfokuskan pada pelaksanaan supervisi

kolegial dalam bidang pembelajaran.

1.5 Kerangka Berpikir

Salah satu upaya pembinaan yang efisien dan

efektif bagi perkembangan kompetensi profesional

guru adalah melalui kegiatan supervisi yang berupa

pemberian bantuan atau pembinaan bagi guru

terutama yang menyangkut masalah pembelajaran,

mulai dari perencanaan pembelajaran, pelaksanaan

pembelajaran, dan tindak lanjut.Selanjutnya hasil

dan temuan dalam supervisi itu ditindaklanjuti agar

guru memperoleh manfaatnya. Salah satu bentuk

tindak lanjut dari hasil pelaksanaan supervisi

akademik antara lain berupa pembinaan terhadap

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA · antara kedua belah pihak yaitu supervisor dengan guru. Berkaitan dengan tahapan ini Arikunto (2002:178) menyebutkan ada lima tahapan supervisi pengajaran

guru baik secara individu maupun kelompok dan

pemberian masukan oleh teman sejawat untuk

meningkatkan profesionalismenya.

Skema kerangka berfikir yang digunakan

peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Gambar 2.1Kerangka Berfikir Proses Penelitian

Skema kerangka berfikir di atas sebagai

gambaran bahwa dengan umpan balik dan masukan

guru lain sebagai supervisor dalam melaksanakan

supervisi kolegial yng sistimatis dan terarah akan

mampu memberikan layanan dan bantuan kepada

para guru dalam memperbaiki proses pembelajaran.

Persiapan supervisi

Menyusun perangkat supervisi

Perbaikan/ pengemba

ngan

Umpan balik

Melakukan supervisi

ApakahSudahsesuai

Mutu Pembelajaran

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA · antara kedua belah pihak yaitu supervisor dengan guru. Berkaitan dengan tahapan ini Arikunto (2002:178) menyebutkan ada lima tahapan supervisi pengajaran

Timbulnya permasalahan tentang kompetensi

profesional guru Sekolah Dasar yang rendah, salah

satunya disebabkan oleh persepsi negatif guru

tentang perencanaan, pelaksanaan serta tindak

lanjut supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah.

Persepsi negatif itu tentu akan mengganggu proses

upaya peningkatan kompetensi guru yang dilakukan

oleh kepala sekolah. Padahal dengan supervisi guru

akan terbantu terutama dalam menghadapi

perkembangan pembelajaran, juga membantu dalam

penggunaan pendekatan, strategi dan teknik

pembelajaran, pelaksanaan, pemilihan sumber serta

media terutama pemanfaatan teknologi.

Supervisi akan berhasil dengan baik jika guru

yang menjadi sasaran memiliki kesadaran untuk

berubah menuju kearah perbaikan. Sejalan dengan

kerangka berfikir di atas maka dapat diduga bahwa

Supervisi kolegial berpengaruh positif terhadap

peningkatan kompetensi professional guru.