bab ii tinjauan pustaka a. uraian tentang hipertensirepository.ump.ac.id/8285/3/neni indrayani bab...

23
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Uraian Tentang Hipertensi 1. Definisi Hipertensi Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah dari arteri yang bersifat sistemik atau berlangsung terus menerus untuk jangka waktu lama. Hipertensi tidak terjadi tiba-tiba melainkan melalui proses yang cukup lama. Tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol untuk periode tertentu akan dapat menyebabkan tekanan darah tinggi yang permanen yang disebut hipertensi (Lingga,2012). Hipertensi adalah suatu kondisi saat nilai tekanan sistolik lebih tinggi dari 140 mmHg atau nilai tekanan diastolik lebih tinggi dari 90 mmHg. Menurut InaSH (Perhimpunan Hipertensi Indonesia), untuk menegakan diagnosis hipertensi perlu dilakukan pengukuran tekanan darah minimal 2 kali dengan jarak 1 minggu bila tekanan darah kurang dari 160/100 mmHg (Garnadi,2012). Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menjadi masalah kesehatan penting di seluruh dunia karena prevalensinya yang tinggi dan terus meningkat serta hubunganya dengan penyakit kardiovaskuler, stroke, retinopati, dan penyakit ginjal (Kartikasari, 2012). Penerapan Pemberian Jus..., Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Upload: others

Post on 24-Feb-2020

18 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Uraian Tentang Hipertensirepository.ump.ac.id/8285/3/NENI INDRAYANI BAB II.pdf · darah perifer lengkap, kimia darah (kalium, natrium, kreatinin, gula darah

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Uraian Tentang Hipertensi

1. Definisi Hipertensi

Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah dari arteri yang

bersifat sistemik atau berlangsung terus menerus untuk jangka waktu

lama. Hipertensi tidak terjadi tiba-tiba melainkan melalui proses yang

cukup lama. Tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol untuk periode

tertentu akan dapat menyebabkan tekanan darah tinggi yang permanen

yang disebut hipertensi (Lingga,2012).

Hipertensi adalah suatu kondisi saat nilai tekanan sistolik lebih

tinggi dari 140 mmHg atau nilai tekanan diastolik lebih tinggi dari 90

mmHg. Menurut InaSH (Perhimpunan Hipertensi Indonesia), untuk

menegakan diagnosis hipertensi perlu dilakukan pengukuran tekanan

darah minimal 2 kali dengan jarak 1 minggu bila tekanan darah kurang

dari 160/100 mmHg (Garnadi,2012).

Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular yang

menjadi masalah kesehatan penting di seluruh dunia karena

prevalensinya yang tinggi dan terus meningkat serta hubunganya

dengan penyakit kardiovaskuler, stroke, retinopati, dan penyakit ginjal

(Kartikasari, 2012).

Penerapan Pemberian Jus..., Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Uraian Tentang Hipertensirepository.ump.ac.id/8285/3/NENI INDRAYANI BAB II.pdf · darah perifer lengkap, kimia darah (kalium, natrium, kreatinin, gula darah

2. Klasifikasi Hipertensi

Sesuai JNC-VII 2003 (The Seventh Joint National Commite) on

Prevention, Detection, Evaluation and Treatment of High Blood

Pressure

Tabel 2.2 Klasifikasi Hipertensi (Boestan, 2010)

JNC-VII Classificationof Blood Pressure For Adults Age 18 years and

older

Category Systolic (mmHg) Diastolic (mmHg)

Normal <120 <80

Prehypertention 120-139 80-89

Hypertention

Stage I 140-159 90-99

Stage II >160 >100

Menurut WHO (Wolrd Health Organization) , tekanan darah

dianggap normal bila kurang dari 135/85 mmHg, dikatakan hipertensi

bila lebih dari 140/90 mmHg. Sedangkan klasifikasi hipertensi

menurut WHO berdasarkan tekanan diastolik (Martuti, 2009) dalam

Nawangsari S & Fitria (2012), yaitu :

a. Hipertensi Derajat I, yaitu jika tekanan diastoliknya 95-109 mmHg

b. Hipertensi Derajat II, yaitu jika tekanan diastoliknya 110-119

mmHg

Penerapan Pemberian Jus..., Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Uraian Tentang Hipertensirepository.ump.ac.id/8285/3/NENI INDRAYANI BAB II.pdf · darah perifer lengkap, kimia darah (kalium, natrium, kreatinin, gula darah

c. Hipertensi derajar III, yaitu jika tekanan diastoliknya lebih dari 120

mmHg

3. Penyebab Hipertensi

a. Hipertensi esensial atau primer menjadi penyebab utama mencapai

95% Hipertensi esensial merupakan hipertensi yang tidak diketahui

penyebabnya.

b. Penyebab sekunder dari hipertensi yaitu 5%. Penyakit yang paling

sering menjadi penybab hipertensi sekunder adalah penyakit ginjal,

penyakit endokrin, koartasio aorta, faktor kehamilan, penyakit

saraf, obat-obatan.

1) Pendertia penyakit gagal ginjal biasanya membutuhkan

perawatan tekanan darah tinggi. Tekanan darah yang tinggi

pada pederita gagal ginjal disebabkan karena kegagalan ginjal

dalam mengatur jumlah garam dan air dalam tubuh.

2) Penyakit endokrin menyebabkan hipertensi terutama

hipertiroidisme, sindrom chusing, feokromositoma

3) Koartasio aorta merupakan penyempitan lokal aorta desenden,

dekat lokasi duktus arterious dan biasanya setelah arteri

subklavia kiri. Darah arteri memintas daerah obstruksi dan

mencapai bagian bawah tubuh melalui pembuluh darah

kolateral yang sangat membesar.

Sekitar 90% hipertensi dengan penyebab yang belum diketahui

pasti disebut hipertensi primer atau esensial. Ada beberpa factor risiko

Penerapan Pemberian Jus..., Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Uraian Tentang Hipertensirepository.ump.ac.id/8285/3/NENI INDRAYANI BAB II.pdf · darah perifer lengkap, kimia darah (kalium, natrium, kreatinin, gula darah

yang dapat menyebabkan hipertensi primer/esensial yaitu asupan

natrium yang meningkat dan asupan kalium yang menurun, faktor

genetik, stress psikologis, pengaturan abnormal terhadap norepineprin,

dan hipersensitivitas. Sedangkan 7% disebabkan oleh kelainan ginjal

atau hipertensi renalis dan 3% disebabkan oleh kelainan hormonal atau

hipertensi hormonal dan penyebab lain (Arif Muttaqin, 2014).

4. Patofisiologi

Dalam Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &

Suddarth (2009) menjelaskan patofisiologi hipertensi terdapat pada,

mekanisme yang mengatur atau mengontrol kontriksi dan relaksasi

pembuluh darah terletak di pusat vasonator. Pada medulla otak, dari

pusat vasonator inilah bermula jaras saraf simpatis yang beranjut ke

bawah ke korda spinalis keluar dari kolumna, medulla spinais ganglia

simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor

dihantarkan dalam benuk impuls yang bergerak ke bawah melalui

system saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron pre

ganglion melepaskan asetikolin, yang akan merangsang serabut saraf

pasca ganglion ke pembuluh darah. Berbagai faktor seperti kecemasan

dan ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap

rangsangan vasokontriksi. Individu dengan hipertensi sanga sensitive

terhadap norepinefrin, meski tidak diketahui dengan jelas mengapa

bisa terjadi hal tersebut.

Penerapan Pemberian Jus..., Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Uraian Tentang Hipertensirepository.ump.ac.id/8285/3/NENI INDRAYANI BAB II.pdf · darah perifer lengkap, kimia darah (kalium, natrium, kreatinin, gula darah

Pada saat yang bersamaan, system saraf simpatis merangsang

pembuluh darah sebagai respon rangsang emosi, kelenjar adrenal juga

terangsang. Hal ini mengakibatkan tambahan aktifitas vasokontriksi.

Medulla adrenal mensekresi efineprin yang menyebabkan

vasokontriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainya

untuk memperkuat respon vasokontriktor pembuluh darah.

Vasokontriksi menyababkan penurunan aliran ke ginjal dan memicu

pelepasan renin. Pelepasan renin inilah yang merangsang pembentukan

angiotensin I yang akan di ubah menjadi angiotensin II, suatu

vasokontriktor kuat yang nantinya akan merangsang sekresi

aldosterone oleh korteks adrenal. Hormone aldosterone ini

menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, sehingga

terjadi peningkatan volume intra vascular. Semua factor ini dapat

mencetus terjadinya hipertensi.

Pada keadaan gerontologis dengan perubahan structural dan

fungsional system pembuluh perifer bertanggung jawab terhadap

perubahan tekanan darah usia lanjut. Perubahan itu antara lain

arterosklerosis hilangnya elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam

relaksasi otot polos pembuluh darah. Akibatnya akan mengurangi

kemampuan aorta dan arteri besar dalam mengakomodasi volume

darah yang dipompa oleh jantung (volume secukupnya) dan curah

jantungpun ikut menurun, sedangkan tahanan perifer meningkat

(Darmojo & Hadimartono, 2009).

Penerapan Pemberian Jus..., Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Uraian Tentang Hipertensirepository.ump.ac.id/8285/3/NENI INDRAYANI BAB II.pdf · darah perifer lengkap, kimia darah (kalium, natrium, kreatinin, gula darah

5. Tanda dan gejala

Penderita hipertensi tidak menimbulkan gejala, meskipun secara

tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya

berhubungan dengan tekanan darah tinggi (padahal sesungguhnya

tidak). Gejala yang dimaksud adalah sakit kepala, perdarahan dari

hidung, pusing, wajah kemarahan dan kelelahan; yang bisa saja terjadi

baik pada penderita hipertensi, maupun pada seseorang yang tekanan

darahnya normal.

Hipertensi yang berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul

gejala seperti berikut :

a. Sakit kepala

b. Kelelahan

c. Mual

d. Gelisah/cemas

e. Muntah

f. Sesak nafas

g. Pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan

pada otak, mata, jantung dan ginjal. Kadang penderita

hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran dan bahkan

koma karena terjadi pembengkakan otak. (Lily I . Raliantono,

2013 dalam H faiqoh 2017).

Penerapan Pemberian Jus..., Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Uraian Tentang Hipertensirepository.ump.ac.id/8285/3/NENI INDRAYANI BAB II.pdf · darah perifer lengkap, kimia darah (kalium, natrium, kreatinin, gula darah

6. Faktor Risiko Terjadinya Hipertensi

Menurut Barlow, 2009 faktor risiko terjadinya hipertensi adalah:

a. Faktor yang tidak dapat di ubah/di modifikasi

1) Riwayat Keluarga

Hipertensi dianggap poligenik dan multifaktorial, yaitu

pada seseorang dengan riwayat hipertensi keluarga, beberapa

gen mungkin beriteraksi dengan yang lainnya dan juga

lingkungan yang dapat menyebabkan tekanan darah naik dari

waktu ke waktu. Kecenderungan genetis yang membuat

keluarga tertentu lebih rentan terhadap hipertensi mungkin

berhubungan dengan peningkatan kadar natrium intraselular dan

penurunan rasio kalsium-natrium. Klien dengan orang tua yang

memiliki hipertensi berada pada resiko hipertensi yang lebih

tinggi pada usia muda.

2) Usia

Hipertensi primer biasanya muncul antara usia 30-50 tahun.

Peristiwa hipertensi meningkat dengan usia 50-60% klien

berumur lebih dari 60 tahun memiliki tekana darah lebih dari

140/90 mmHg. Penelitian epidemiologi, menunjukan prognosis

yang lebih buruk pada klien yang hipertensinya mulai pada usia

muda.

Penerapan Pemberian Jus..., Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Uraian Tentang Hipertensirepository.ump.ac.id/8285/3/NENI INDRAYANI BAB II.pdf · darah perifer lengkap, kimia darah (kalium, natrium, kreatinin, gula darah

3) Jenis Kelamin

Keseluruhan insiden, hipertensi lebih banyak terjadi pada pria

dibandingkan wanita sampai kira-kira 55 tahun. Risiko pada pria

hampir sama antara usia 55 tahun dampai 74 tahun, kemudian

setelah 74 tahun wanita lebih berisiko lebih besar.

4) Budaya

Angka kematian pada hipertensi orang dewasa, lebih

rendah pada wanita kulit putih yaitu pada angka 4,7%, pria kulit

putih 6,3%, pria kulit hitam 22,5%, dan yang paling tinggi

adalah pada wanita berkulit hitam yaitu 29,3%. Alasan

peningkatan pada kulit hitam tidak jelas, tetapi peningkatan ini

dikaitkan dengan kadar renin yang lebih rendah, sensitivitas

yang lebih tinggi terhadap vasopressin, tingginya asupan garam

dan sters lingkungan yang lebih tinggi.

b. FaKtor yang dapat di ubah/di modifikasi

1) Diabetes

Hipertensi telah terbukti terjadi dua kali lipat pada klein

dengan diabetes menurut beberapa studi penelitian terkini.

Diabetes mempercepat arterosklerosis dan menyebabkan

hipertensi karena kerusakan pada pembuluh darah besar.

2) Stress

Faktor lingkungan dan kejadian, tipe personal dan

fenomena fisik dapat menyababkan stress. Stress meningkatkan

Penerapan Pemberian Jus..., Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Uraian Tentang Hipertensirepository.ump.ac.id/8285/3/NENI INDRAYANI BAB II.pdf · darah perifer lengkap, kimia darah (kalium, natrium, kreatinin, gula darah

tahanan vaskuler perifer dan kardiak output dan merangsang

aktivitas sistem saraf simpatik, selanjutnya hipertensi dapat

terjadi. Pada hipertensi primer peran stres belum jelas, tetapi

bila sering dan berkelanjutan dapat menyebabkan hipertropi otot

halus atau mempengaruhi jalur koordinasi pusat otak.

3) Obesitas

Kegemukan pada bagian tubuh atas dimana terjadi

peningkatan jumlah lemak di pinggang, abdomen dapat

dihubungkan dengan perkembangan hipertensi. Seseorang yang

kelebihan berat badan pada daerah pantat, pinggul dan paha

beresiko lebih rendah terjadi hipertensi sekunder.

4) Nutrisi

Konsumsi sodium bisa menjadi faktor penting dalam

perkembangan hipertensi, 40% klien yang akhirnya terkena

hipertensi akan sensitive terhadap garam dan kelebihan garam

mungkin menjadi penyebab pencetus hipertensi pada individu.

Diet tinggi garam mungkin merangsang pengeluaran hormone

natriuretic yang mungkin secara tidak langsung meningkatkan

tekanan darah. Muatan sodium juga merangsang mekanisme

vasopressor dalam system saraf pusat. Studi juga menunjukan

bahwa diet rendah kalsium, kalium, dan magnesium dapat

berkontribusi terhadap hipertensi.

Penerapan Pemberian Jus..., Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Uraian Tentang Hipertensirepository.ump.ac.id/8285/3/NENI INDRAYANI BAB II.pdf · darah perifer lengkap, kimia darah (kalium, natrium, kreatinin, gula darah

5) Penyalahgunaan Obat

Merokok, mengkonsumsi banyak alkohol, dan beberapa

penggunaan obat terlarang merupakan faktor risiko pada

hipertensi. Pada dosis tertentu nikotin dalam rokok setara obat

seperti kokain dapat menyebabkan naiknya tekanan darah secara

langsung. Kejadian hipertensi juga tinggi pada orang yang

minum 3 ons etanol perhari. Pengaruh dari kafein adalah

kotroversial yang dapat meningkatkan tekan darah akut tetepi

tidak menimbulkan efek yang berkelanjutan.

7. Manajemen Hipertensi

Hipertensi merupakan suatu kondisi kronis dan menyebabkan

komplikasi serius jika seseorang dengan hipertensi tidak dapat

mengontrol tekanan darah, manajemen hipertensi terdiri dari 2 bagian

utama, yaitu terapi farmakologis dan terapi komplementer salah

satunya modifikasi gaya hidup.

a. Terapi farmakologis

Terapi farmakologis merupakan terapi untuk mengatasi tekanan

darah tinggi yang dapat membantu mencegah yang lebih serius,

bahkan mengancam kehidupan komplikasi. Jenis utama dari obat

yang digunakan untuk kotrol tekanan darah tinggi termasuk obat

diuretik, dikombinasikan alpha dan beta blocker, Beta-blocker,

angiotensin-converting enzyme inhibitor, angiotensin reseptor II

Penerapan Pemberian Jus..., Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Uraian Tentang Hipertensirepository.ump.ac.id/8285/3/NENI INDRAYANI BAB II.pdf · darah perifer lengkap, kimia darah (kalium, natrium, kreatinin, gula darah

Blocker, antagonis kalsium, dan vasodilator (Smeltzer & Bare,

2008 dalam Akhter, N;2010).

b. Modifikasi Gaya Hidup

Menurut JNC VII, modifikasi gaya hidup dianjurkan sebagai

terapi definitive awal bagi beberapa klien. Modifikasi gaya hidup

juga didorong dengan kuat sebagai terapi penunjang untuk semua

klien dengan hipertensi yang menerima terapi farmakologis.

Praktik gaya hidup yang berkenlanjutan, bersamaan dengan terapi

farmakologis dapat mengurangi jumlah dan dosois antihipertensi

yang diperlukan untuk mengatur keadaan.

1) Pengurangan Berat Badan

Kelebihan betat badan yang ditunjukan oleh index masa

tubuh (BMI)-berat badan dalam kilogram dibagi tinggi Dalam

meter persegi-27 atau lebih, sangat beruhubungan dengan

naiknya tekanan darah. Pengaturan berat badan yang signifikan

sulit bagi pasien obesitas. Berat badan menurunkan tekanan

darah melalui bebeapa efek termasuk sensitivtas insulin

(Kaplan, 2008 dalam Akhter,N; 2010).

2) Pembatasan natrium

Pada sebagian pendertia hipertensi sensitive terhadap

natrium, karena dapat meningktakan tekanan darah setelah

mengkonsumsi natrium. Oleh karena itu pembatasan sedang

Penerapan Pemberian Jus..., Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Uraian Tentang Hipertensirepository.ump.ac.id/8285/3/NENI INDRAYANI BAB II.pdf · darah perifer lengkap, kimia darah (kalium, natrium, kreatinin, gula darah

terhadap 2 sampai 3 gram natrium dapat digunakan untuk

menurunkan tekanan darah.

3) Olahraga

Program olahraga aerobik yang teratur dan adekuat untuk

mencapai paling tidak kadar cukup kebugaran fisik

memfasilitasi pengondisian kardiovaskuler. Tekanan darah

dapat dikurangi dengan intensitas aktivitas fisik yang cukup

serendah (40% sampai 60% dari konsumsi oksigen), seperti

jalan cepat (sekitar 2,5 sampai 3 mph) selama 30 sampai 45

menit hampir setiap hari dalam seminggu.

4) Pembatasan alkohol

Buruknya kepatuhan pada terapi antihipertensi, serta

sesekali terjadi hipertensi refraktori yang berhubungan dengan

pengonsumsian alcohol lebih dari 1 ons perhari.

5) Menghentikan kebiasaan merokok

Walaupun merokok secara spesifik tidak berhubungn

dengan perkembangan hipertensi, namun nikotin jelas

meningkatkan denyut jantung dan memproduksi vasokontriksi

perifer yang memang meningkatkan tekanan darah arteri dalam

jangka waktu yang pendek selama dan setelah merokok.

Penghentian kebiasaan merokok sangat dianjurkan untuk

mencegah terjadinya kompliasi pada penyakit lain. Selain itu

penurunan risiko yang dilakukan dengan terapi antihipertensi

Penerapan Pemberian Jus..., Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Uraian Tentang Hipertensirepository.ump.ac.id/8285/3/NENI INDRAYANI BAB II.pdf · darah perifer lengkap, kimia darah (kalium, natrium, kreatinin, gula darah

tidak berlaku efektif terhadap perokok yang mana hal tersebut

berlaku sebaliknya bagi yang bukan perokok.

8. Pemeriksaan Penunjang Hiperetensi

Menurut Arif Mansjoer, pemeriksaan penunjang meliputi

pemerikasaan laboratorium rutin yang dilakkan sebelum memulai

terapi bertujuan menentukan adanya kerusakan organ dan faktor risiko

lain atau mencari penyebab hipertensi. Biasanya diperiksa urinalisa,

darah perifer lengkap, kimia darah (kalium, natrium, kreatinin, gula

darah puasa, kolesterol total, kolesterol HDL). Sebagai tambahan dapat

dilakuakan pemeriksaan lain seperti klirens keratinin, protein urin 24

jam, asam urat, kolesterol LDL, TSH, dan elektrokardiografi.

Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin dalam darah dipakai untuk

menilal fungsi ginjal. Kadar kreatinin serum lebih berarti dibandingkan

dengan ureum sebagai indicator laju glomerulus (glomerular fibration

rate) yang menunjukan derajat fungsi ginjal. Pemeriksaan yang lebih

tepat adalah pemeriksaan klirens atau yang lebih popular disebut

creatinin clearance test (CTC). Pemeriksaan kalium dalam serum

dapatmembantu menyingkirkan kemungkinan aldosteronisme primer

pada pasien hipertensi.

9. Komplikasi Hipertensi

Hipertensi akan menimbulkan komplkasi atau kerusakan pada

berbagai organ sasaran, yaitu pembuluh darah otak, mata, jantung, dan

ginjal (Sustrani, Alam & Hadibroto, 2015) sebagai berikut :

Penerapan Pemberian Jus..., Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Uraian Tentang Hipertensirepository.ump.ac.id/8285/3/NENI INDRAYANI BAB II.pdf · darah perifer lengkap, kimia darah (kalium, natrium, kreatinin, gula darah

a. Komplikasi pada otak

Tekanan darah yang terus menerus tinggi akan menyebabkan

kerusakan pada dinding pembuluh darah yang disebut disfungsi

endotel. Hal ini menyebabkan pembentukan plak arterosklerosis

dan thrombosis (pembekuan darah yang berlebihan). Akhirnya,

pembuluh darah tersumbat dan jika penyumbatan itu terjadi pada

pembuluh darah otak dapat menyebabkan storoke.

b. Komplikasi pada mata

Komplikasi pada mata dapat menyebabkan retinopati hipertensi

dan dapat pula menimbulkan kebutaan.

c. Komplikasi pada jantung

1) Penyakit jantung coroner (PJK)

Selain pada otak, penyumbatan pembuluh darah juga dapat

terjadi pada pembuluh darah coroner dan dapat menyebabkan

PJK dan kerusakan otot jantung (infark jantung).

2) Gagal jantung

Pada penderita hipertensi, beban kekrja jantung meningkat, otot

jantung akan menyesuaikan sehingga terjadi pembesaran

jantung dan semakin lama otot jantung akan mengendor dan

berkurang elastisitasnya, yang disebut dekompensasi. Akhirnya

jantung tidak mampu lagi memompa dan menampung darah

dari paru sehingga banyak cairan yang tertahan di paru maupun

Penerapan Pemberian Jus..., Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Uraian Tentang Hipertensirepository.ump.ac.id/8285/3/NENI INDRAYANI BAB II.pdf · darah perifer lengkap, kimia darah (kalium, natrium, kreatinin, gula darah

jaringan tubuh lain yang dapat menyebabkan sesak nafas atau

edema. Kondisi seperti ini disebut gagal jantung.

d. Komplikasi pada ginjal

Hipertensi dapat menyebabkan pembuluh darah pada ginjal

mengkerut (vasokontriksi) sehingga menyebabkan aliran nutrisi ke

ginjal terganggu dan mengakibatkan kematian sel-sel ginjal yang

pada akhirnya terjadi gangguan fungsi ginjal.

B. Terapi Komplementer Untuk Hipertensi

1. Pengertian Terapi Komplementer

Terapi komplementer merupakan terapi tradisional yang

digabungkan dengan terapi modern. Komplementer adalah terapi

tradisional ke dalam pengobatan modern. Terapi komplementer juga

ada yang menyebutnya dengan terapi holistic. Pendapat ini didasari

oleh bentuk terapi yang mempengaruhi individu secara menyeluruh

yaitu sebuah keharmonisan individu untuk mengitergasikan pikiran,

badan dan jiwa dalam kesatuan fungsi (Smith et, al, 2008 dalam

Widyatuti, 2010).

Pendapat lain terapi komplementer dan aternatif sebagai sebuah

domain luas dalam sumber daya pengobatan yang meliputi system

kesehatan, modalitas, praktik, dan di tandai dengan teori dan

keyakinan dengan cara berbeda dengan system kesehatan yang umum

Penerapan Pemberian Jus..., Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Uraian Tentang Hipertensirepository.ump.ac.id/8285/3/NENI INDRAYANI BAB II.pdf · darah perifer lengkap, kimia darah (kalium, natrium, kreatinin, gula darah

dimasyarakat atau budaya yang ada (Synder 7 Lindquis, 2008 dalam

Widyatuti, 2010).

Terapi komplementer dapat berupa promosi kesehatan, pencegahan

penyakit ataupun rehabilitasi. Bentuk promosi kesehatan misalnya

memperbaiki gaya hidup dengan menggunakan terapi nutrisi.

Seseorang yang menerapkan nutrisi sehat, seimbang, mengandung

berbagai unsur akan meningkatkan kesehatan tubuh. intervensi

kesehatan ini berkembang di tingkat pencegahan primer, sekunder,

tersier dan dapat dilakukan di tingkat individu manapun kelompok

misalnya untuk strategi simulative imajinatif dan kreatif.

Pengobatan dengan menggunakan terapi komplementer

mempunyai manfaat selain dapat meningkatkan kesehatan secara lebih

menyeluruh juga lebih murah. Terapi komplementer terutama akan

dirasakan lebih murah bila klien dengan penyakit kronis yang harus

rutin mengeluarkan dana. Pengalalman klien yang awalnya

menggunakan terapi modern menunjukan bahwa biaya membeli obat

berkurang 200-300 dolar dalam beberapa bulan setelah menggunakan

teapi komplementer (Nezabudkin, 2009 dalam Widyatuti, 2010).

2. Macam terapi komplementer

Nattional Center for Complementery/Alternative Medicine

(NCCAM) membuat kalsifikasi dari berbagai terapi dan system

pelayanan dalam lima kategori :

Penerapan Pemberian Jus..., Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Uraian Tentang Hipertensirepository.ump.ac.id/8285/3/NENI INDRAYANI BAB II.pdf · darah perifer lengkap, kimia darah (kalium, natrium, kreatinin, gula darah

a. Mind Body Therapi

Yaitu memberikan intervensi dengan berbagai teknik untuk

memfasilitasi kapasitas berfikir yang mempengaruhi gejala fisik

dan fungsi tubuh misalnya perumpamaan (imagery), yoga, terapi

musik, berdoa, journaling, biofeedback, humor, thai chi, dan terapi

seni.

b. Alternative system pelayanan

Merupakan system pelayanan kesehatan yang mengembangkan

pendekatan pelayanan biomedis berbeda dari barat misalnya

pengobatan tradisional Cina, Ayurvedia, pengobatan asli Amerika,

cudarismo, homeophaty, naturophaty.

c. Terapi Biologis

Yaitu terpai natural dan praktik biologis dan hasil-hasilnya,

misalnya herbal dan makanan.

d. Terapi manipulatif

Terapi ini didasari oleh manipulasi dan pergerakan tubuh, missal

pengobatan kiropraksi, macam-macam pijat, rolfing, terapi cahaya

dan warna, serta hidroterapi.

e. Terapi energy

Merupakan terapi yang fokusnya berasal dari energy dalam tubuh

(biofileds) atau mendengarkan energy dari luar tubuh, misalnya

terapeutik sentuhan, pengobatan sentuhan, akupresure.

Penerapan Pemberian Jus..., Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Uraian Tentang Hipertensirepository.ump.ac.id/8285/3/NENI INDRAYANI BAB II.pdf · darah perifer lengkap, kimia darah (kalium, natrium, kreatinin, gula darah

Klasifikasi lain menurut Smith, 2009 meliputi gaya hidup (pengobatan

holistic, nutrisi), botanikal (homeopati, herbal, aromaterapi),

manipulative (kiropraktik, akupresure, akupuntur, refleksi, massage),

mind-body terapi (meditasi, guided imagery, biofeedback, color

healing, hipnoterapi).

3. Tomat sebagai terapi modifikasi untuk hipertensi

a. Pengertian tomat

Buah tomat (Solanum Lycopersicum) berasal dari Amerika

tropis, ditanam sebagai tanaman buah diladang, pekarangan, atau

ditemukan liar pada ketinggian 1-6000 m dpl. Tanaman ini tidak

tahan hujan, sinar matahari terik, serta menghendaki tanah yang

subur dan gembur (Dalimartha, 2010). Tanaman tomat tergolong

tanaman musiman (annual). Artinya, tanaman yang berumur

pendek yang hanya satu kali berproduksi dan setelah itu mati.

Tanaman tomat merupakan tanaman perdu atau semak yang

menjalar pada permukaan tanah dengan panjang mencapai ±dua

meter (Firmanto, 2011 dalam AS Kurnia, 2016).

Tomat adalah buah atau sayur yang mudah dijumpai dimana

saja dengan warna yang cerah sungguh menarik. Sari buah tomat

alami diproduksi dari buah tomat dapat menurunkan tekanan darah

pada pasien hipertensi, sekitar 50 juta masyarakat Amerika yang

mempunyai tekanan darah tinggi atau hipertensi menyembuhkan

dengan cara alternative yaitu dengan mengkonsumsi buah-buahan

Penerapan Pemberian Jus..., Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Uraian Tentang Hipertensirepository.ump.ac.id/8285/3/NENI INDRAYANI BAB II.pdf · darah perifer lengkap, kimia darah (kalium, natrium, kreatinin, gula darah

dan sayuran, buah yang digunakan sebagai terapi adalah buah

tomat (Paran et al, 2010 dalam AS Kurnia, 2016).

b. Macam-macam jenis tomat

Buah tomat memiliki keanekaragaman jenis. Namun, akhir-

akhir ini sedang dikembangkan jenis baru dibeberapa Negara

bekembang untuk mendapatkan buah tomat dengan kualitas dan

flavour yang baik. Ada 5 jenis buah tomat berdasarkan bentuk

buahnya (AS Kurnia, 2016) :

1) Tomat biasa (L. Commune) yang banyak ditemui dipasar-pasar

local.

2) Tomat apel atau pir (L. pyriporme) yang buahnya berbentuk

bulat dan sedikit keras menyerupai buah pir atau apel. Tomat

jenis ini juga banyak ditemui dipasar local.

3) Tomat kentang (L. Grandifolium) yang ukuran buahnya lebih

besar dibandingkan dengan tomat apel.

4) Tomat gondola (L. Validum) yang bentuknya lonjong,

teksturnya keras dan berkulit tebal.

5) Tomat ceri (L. Esculentum var cerasiforme) yang bentuknya

bulat, kecil-kecil dan rasanyacukup manis.

c. Kandungan dan manfaat tomat

Kandungan yang terdapat dalam buah tomat meliputi alkaloid

solanin (0,007%), saponin, asam folat, asam malat, asam sitrat,

blifavonat, protein, lemak, gula (fruktosa, glukosa), adenine,

Penerapan Pemberian Jus..., Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Uraian Tentang Hipertensirepository.ump.ac.id/8285/3/NENI INDRAYANI BAB II.pdf · darah perifer lengkap, kimia darah (kalium, natrium, kreatinin, gula darah

trigonelin, kolin, tomatin, mineral (Ca, Mg P, K, Na, Fe, sulfur,

klorin), vitamin (B1, B2, B6, C, E, niasin), histamine, dan likopen

(Dalimartha, 2010).

Tomat mengandung sejumlah besar asam sitrat, yang akan

bereaksi basa ketika masuk ke dalam aliran darah dan membantu

metabolisme tubuh. Tomat mempunyai tipe karoten jenis likopen

yang berfungsi sebagai anti-kanker (Bangun, 2008). Lycopene

yang terkandung dalam tomat meliliki kadar potassium yang

tinggi, vitamin B6 dan fosfor yang sangat diperlukan oleh tubuh

untuk mengurangi homosistein didalam tubuh. jika konsentrasi

homosistein dalam pembuluh darah tinggi maka sangat beresiko

terhadap rusaknya pembuluh darah, dan dapat menimbulkan

penyakit kardiovaskuler seperti tekanan darah tinggi, jantung,

arterosklerosis dan stroke (Bangun, 2008).

Jus tomat juga mengandung serat yang dapat memberikan efek

menurunkan tekanan darah. Mekanisme serat dalam menurunkan

tekanan darah berhubungan dengan asam empedu. Serat pangan

mengurangi kadar kolesterol yang bersirkulasi dalam plasma

darah, karena serat pangan dapat mengikat garam empedu,

mencegah absorbsi kolesterol pada usus, dan meningkatkan

ekskresi asam empedu ke feses, sehingga meningkatkan konversi

kolesterol plasma menjadi asam empedu. Serat pangan

Penerapan Pemberian Jus..., Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Uraian Tentang Hipertensirepository.ump.ac.id/8285/3/NENI INDRAYANI BAB II.pdf · darah perifer lengkap, kimia darah (kalium, natrium, kreatinin, gula darah

membutukan kurang lebih 18 minggu untuk menurunkan tekanan

darah secara maksimal (AP Lestari, 2012).

Buah tomat alami mengandung antioksidan untuk terapi

menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolic pada pasien

hipertensi, sari buah berisi karotin seperti lycopene, beta karotin

dan vitamin E yang dikenal sebagai antioksidan. Mengkonsumsi

buah tomat terbukti dapat menurunkan tekanan darah 5mmHg

sampai dengan 10 mmHg (Tabassum & Ahmad, 2011).

Tabel 2.3 Kandungan nutrisi dalam setiap 100 gr tomat

No Kandungan Gizi Jumlah

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

Energy

Karbohidrat

Gula

Serat pangan

Lemak

Protein

Air

Vitamin A

Beta-karoten

Lutein dan zeaxanthin

Thiamin (vitamin B1)

Niacin (vitamin B3)

Vitamin B6

74 J

3,9 gr

2,6 gr

1,2 gr

0,2 gr

0,9 gr

94,5 gr

42 µg

449 µg

123 µg

0,037mg

0,594 mg

0,08 mg

Penerapan Pemberian Jus..., Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Uraian Tentang Hipertensirepository.ump.ac.id/8285/3/NENI INDRAYANI BAB II.pdf · darah perifer lengkap, kimia darah (kalium, natrium, kreatinin, gula darah

14.

15.

16.

17.

18.

19.

20.

21.

Vitamin C

Vitamin E

Vitamin K

Magnesium

Mangan

Fosfor

Kalium

Lycopene

14 mg

0,54 mg

7,9 mg

11 µg

0,114mg

24 mg

237 mg

Menurut Aiska & Chandra (2014) bahwa dengan

mengkonsumsi jus tomat dengan atau tanpa kulit secara rutin

selama 7 hari dapat menurunkan tekanan darah pada lansia

penderita hipertensi di Panti Wreda Kota Semarang.

d. Tata Cara Pembuatan dan Pemakaian

Sebagai pedoman dalam mengonsumsi buah-buahan alami

atau dalam memakai dan memanfaatkan terapi jus dan ramuan

tradisional hedaknya diperhatikan tata cara pembuatan dan

pemakaianya:

1) Sebelum dibuat menjadi jus atau ramuan, cuci semua bahan

hingga bersih kecuali bahan-bahan yang kering.

2) Tomat ditimbang sebanyak 150 gram

3) Dipotong-potong kemudian dimasukan kedalam blender

Penerapan Pemberian Jus..., Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Uraian Tentang Hipertensirepository.ump.ac.id/8285/3/NENI INDRAYANI BAB II.pdf · darah perifer lengkap, kimia darah (kalium, natrium, kreatinin, gula darah

4) Tomat yang sudah dipotong ditambah dengan 50 ml air

kemudian diblender selama 2 menit

5) Jus dimasukan kedalam gelas

Penerapan Pemberian Jus..., Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018