bab ii tinjauan pustaka a. penelitian...

25
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu dapat digunakan sebagai perbandingan hasil penelitian yang pernah dilakukan dengan penelitian yang sedang dilakukan oleh peneliti, berikut beberapa penelitian terdahulu yang mendukung judul penelitian ini : 1. Analisis yang dilakukan oleh Luh Diah Citraresmi Cahyadi yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan Tenaga Kerja Industri Kreatif Kota Denpasar” dengan hasil modal, investasi, dan teknologi berpengaruh signifikan terhadap jumlah produksi tapi tidak berpengaruh tidak langsung terhadap penyerapan tenaga kerja pada industry pakaian jadi di kota denpasar. Sedangkan tingkat upah berpengaruh tidak signifikan terhadap jumlah produksi pada industry pakaian jadi di kota denpasar. 2. Analisis yang dilakukan oleh Siti Zulfiyah yang berjudul “Analisis Kontribusi Sektor Industri Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri Di Indonesia” dengan hasil variable upah minimum berpengaruh signifikan dan bertanda negative terhadap penyerapan tenaga kerja di sector industry, artinya dengan adanya kenaikan upah minimum maka terjadi penurunan terhadap penyerapan tenaga kerja. 3. Analisis yang dilakukan oleh Rezal Wicaksono yang berjudul “Pngaruh PDB Sktor Riil, Suku Bunga Riil, Jumlah Unit Usaha Terhadap Tingkat Penyerapan Tenaga Kerja Pda Industri Manufaktur Sedang Dan Besar Di Indonesia Tahun 1990-2008” Penlitian ini mengguanakan metode analisis regresi dengan data yang akan diolah merupakan data time series. 4. Analisis yang dilakukan oleh Bobby Anggriawan yang berjudul “Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Sektor Industri Manufaktur (Besar & Sedang) Di Provinsi Jawa

Upload: others

Post on 31-Dec-2019

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/35258/3/jiptummpp-gdl-hattadwipr-48480-3-skripsi-f.pdf · Upah sebagai harga dari tenaga kerja dalam pengertian tersebut

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu dapat digunakan sebagai perbandingan hasil penelitian yang

pernah dilakukan dengan penelitian yang sedang dilakukan oleh peneliti, berikut beberapa

penelitian terdahulu yang mendukung judul penelitian ini :

1. Analisis yang dilakukan oleh Luh Diah Citraresmi Cahyadi yang berjudul “Analisis

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan Tenaga Kerja Industri Kreatif Kota

Denpasar” dengan hasil modal, investasi, dan teknologi berpengaruh signifikan

terhadap jumlah produksi tapi tidak berpengaruh tidak langsung terhadap penyerapan

tenaga kerja pada industry pakaian jadi di kota denpasar. Sedangkan tingkat upah

berpengaruh tidak signifikan terhadap jumlah produksi pada industry pakaian jadi di

kota denpasar.

2. Analisis yang dilakukan oleh Siti Zulfiyah yang berjudul “Analisis Kontribusi Sektor

Industri Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri Di Indonesia” dengan

hasil variable upah minimum berpengaruh signifikan dan bertanda negative terhadap

penyerapan tenaga kerja di sector industry, artinya dengan adanya kenaikan upah

minimum maka terjadi penurunan terhadap penyerapan tenaga kerja.

3. Analisis yang dilakukan oleh Rezal Wicaksono yang berjudul “Pngaruh PDB Sktor

Riil, Suku Bunga Riil, Jumlah Unit Usaha Terhadap Tingkat Penyerapan Tenaga

Kerja Pda Industri Manufaktur Sedang Dan Besar Di Indonesia Tahun 1990-2008”

Penlitian ini mengguanakan metode analisis regresi dengan data yang akan diolah

merupakan data time series.

4. Analisis yang dilakukan oleh Bobby Anggriawan yang berjudul “Analisis Penyerapan

Tenaga Kerja Pada Sektor Industri Manufaktur (Besar & Sedang) Di Provinsi Jawa

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/35258/3/jiptummpp-gdl-hattadwipr-48480-3-skripsi-f.pdf · Upah sebagai harga dari tenaga kerja dalam pengertian tersebut

Timur Tahun 2007-2011” Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi dengan

data yang akan diolah merupakan data panel.

B. Tinjauan Teori

1. Teori Tenaga Kerja

Simanjuntak (1985) menjelaskan bahwa tenaga kerja adalah penduduk yang

sudah atau sedang bekerja, yang sedang mencari pekerjaan dan melakukan kegiatan lain

seperti bersekolah atau mengurus rumah tangga dengan batasan umur 15 tahun.

Teori permintaan menurut Simanjuntal (1985) menerangkan tentang ciri

hubungan antara jumlah permintaan dengan harga. Sehubungan dengan tenaga kerja,

permintaan tenaga kerja berarti hubungan antara tingkat upah dengan kuantitas tenaga

kerja yang dikehendaki untuk diperkerjakan. Permintaan pengusaha atas tenaga kerja

berlainan dengan permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa. Masyarakat membeli

barang dan jasa karena barang tersebut memberikan kepuasan kepadanya. Sementara

pengusaha memperkerjakan seseorang karena orang tersebut membantu memproduksi

barang dan jasa untuk dijual kepada masyarakat. Dengan kata lain, pertambahan

permintaan terhadap tenaga kerja bergantung pertambahan permintaan masyarakat akan

barang dan jasa yang diproduksi. Permintaan tenaga kerja seperti itu dinamakan derived

demand.

Pengusaha memperkerjakan seseorang karena membantu memproduksi barang

dan jasa untuk dijual kepada masyarakat. Oleh karena itu, kenaikan permintaan pengusaha

terhadap tenaga kerja, tergantung dari permintaan masyarakat akan barang yang akan

diproduksi. Simanjuntak (1985) mendefinisikan yang dimaksud dengan permintaan adalah

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/35258/3/jiptummpp-gdl-hattadwipr-48480-3-skripsi-f.pdf · Upah sebagai harga dari tenaga kerja dalam pengertian tersebut

keseluruhan hubungan antara berbagai tingkat upah dan jumlah permintaan. Sedangkan

jumlah yang diminta berarti banyaknya permintaan pada suatu tingkat harga tertentu.

2. Permintaan Tenaga Kerja

Bellante dan Jackson (1990) menjelaskan seberapa banyak suatu lapangan usaha

akan mempekerjakan tenaga kerja dengan berbagai tingkat upah pada suatu periode

tertentu. Permintaan pengusaha atas tenaga kerja berlainan dengan permintaan masyarakat

terhadap barang dan jasa. Masyarakat membeli barang karena barang tersebut memberikan

keunaan kepada konsumen. Akan tetapi bagi pengusaha memperkerjakan seseorang

bertujuan untuk membantu memproduksi barang dan jasa untuk dijual kepada masyarakat.

Dengan kata lain, pertambahan permintaan pengusaha terhadap tenaga kerja tergantung

dari pertambahan permintaan masyarakat terhadap barang yang diproduksinya. Oleh

karena itu, permintaan akan tenaga kerja merupakan permintaan turunan.

Fungsi permintaan tenaga kerja biasanya didasarkan pada teori ekonomi

neoklasik, dimanadalam ekonomi pasar diasumsikan bahwa pengusaha tidak dapat

mempengaruhi harga pasar (pricetaker). Dalam hal memaksimalkan laba, pengusaha

hanya dapat mengatur berapa jumlah tenagakerja yang dapat dipekerjakan. Fungsi

permintaan tenaga kerja didasarkan pada :

a. Tambahanhasil marjinal

Yaitu tambahan hasil (output) yang diperoleh dengan penambahan seorang

pekerjaatau istilah lainnya disebut Marjinal Physical Product dari tenaga kerja

(MPPL).

b. Penerimaanmarjinal

Yaitu jumlah uang yang akan diperoleh pengusaha dengan tambahan hasil

marjinaltersebut atau istilah lainnya disebut Marginal Revenue (MR).

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/35258/3/jiptummpp-gdl-hattadwipr-48480-3-skripsi-f.pdf · Upah sebagai harga dari tenaga kerja dalam pengertian tersebut

Penerimaan marjinal di sinimerupakan besarnya tambahan hasil marjinal

dikalikan dengan harga per unit, sehingga MR =VMPPL = MPPL. P, dan

c. Biaya marjinal

Yaitu jumlah biaya yang dikeluarkan pengusahadengan mempekerjakan

tambahan seorang pekerja, dengan kata lain upah karyawan tersebut.Apabila

tambahan penerimaan marjinal lebih besar dari biaya marjinal, maka

mempekerjakanorang tersebut akan menambah keuntungan pemberi kerja,

sehingga ia akan terus menambahjumlah pekerja selama MR lebih besar dari

tingkat upah.

1. Penawaran Tenaga Kerja

Anonim (1990) berpendapat penawaran adalah suatu hubungan antara suatu

subyek dengan harga yang dikenakan terhadab obyek tersebut. Yang merupakan syarat

utama dari penawaran adalah adanya obyek yang ditawarkan dan kesepakatan harga dari

obyek yang ditawarkan tersebut. Penawaran tenaga kerja adalah suatu hubungan antara

tenaga kerja sebagai obyek (yang ditawarkan) dengan besarnya upah yang sesuai dengan

keinginan tenaga kerja sebagai harga dari tenaga kerja tersebut.

Seperti halnya dengan penawaran yang lain, penawaran tenaga kerja juga

mempunyai hubungan positif dengan upah. Hubungan positif disini mempunyai

pengertian bahwa jika upah yang diberikan semakin tinggi, maka semakin tinggi pula

tenaga kerja yang ditawarkan. Anonim (1990) menyimpulkan bahwa penawaran adalah

hubungan antara harga dan kuantitas.Dalam hal tenaga kerja, penawaran adalah hubungan

antara tingkat upah dan jumlah tenaga kerja yang siap disediakan oleh pemilik tenaga

kerja.

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/35258/3/jiptummpp-gdl-hattadwipr-48480-3-skripsi-f.pdf · Upah sebagai harga dari tenaga kerja dalam pengertian tersebut

Tenaga kerja memiliki dua pilihan dalam mengalokasi waktu mereka, yaitu

untuk bekerja dalam tujuan mendapatkan imbalan upah yang tinggi dan untuk waktu luang.

Upah sebagai harga dari tenaga kerja dalam pengertian tersebut menjadi acuan utama bagi

tenaga utama mau melakukan suatu pekerjaan. Dari sini dapat dikatakan bahwa upah

merupakan tujuan utama dari sebuah penawaran tenaga kerja. Semakin tinggi upah yang

dikenakan terhadap tenaga kerja maka akan semakin tinggi pula penawaran yang di

lakukan. Seperti sifat setiap individu dalam memenuhi kebutuhan, seorang tenaga kerja

juga selalu berusaha untuk memaksimalkan kepuasannya, yaitu berusaha untuk mencari

upah yang tinggi.

Model klasik mengasumsikan setiap penawaran jasa tenaga kerja anak selalu

berusaha memaksimalkan tingkat kepuasan mereka, yaitu mendapatkan upah yang tinggi.

Sementara itu tingkat kepuasan itu sendiri dipengaruhi oleh pendapatan riil dan waktu

luang. Ada trade off antara pendapatan riil dan waktu luang, yaitu semakin banyak waktu

yang digunakan untuk bekerjadalam rangka mendapatkan pendapatan tinggi maka waktu

luang menjadi sedikit.

2. Elastisitas Permintaan Tenaga Kerja

Elastisitas permintaan tenaga kerja adalah persentase perubahan permintaan

akan tenaga kerja dan tingkat pendapatan yang berlaku adalah berbanding terbalik

sehingga jika tingkat pendapatan naik akan menyebabkan jumlah orang yang dipekerjakan

akan menurun. Maka persamaan elastisitas permintaan tenaga kerja secara umum adalah ;

𝒆 =𝚫𝐍

𝚫𝐖𝐗𝑾

𝑵

Dimana :

e : elastisitas permintaan tenaga kerja

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/35258/3/jiptummpp-gdl-hattadwipr-48480-3-skripsi-f.pdf · Upah sebagai harga dari tenaga kerja dalam pengertian tersebut

ΔN : perubahan jumlah tenaga kerja

ΔW : perubahan tingkat upah

𝑊 : tingkat upah berlaku

N : jumlah pekerja awal

Elastisitas permintaan tenaga kerja menurut simanjuntak (1985) dipengaruhi oleh

beberapa factor, antara lain :

a. Kemungkinan subtitusi tenaga kerja dengan factor produksi yang lain, seperti

modal, semakin kecil kemungkinan modal untuk menggantikan factor tenaga kerja

maka semakin kecil pula elastisitas permintaan akan tenaga kerja. Tapi hal ini juga

dipengaruhi oleh teknologi dan skill atau kemampuan tenaga kerja.

b. Elastisitas terhadap barang atau jasa yang dihasilkan. Misalnya terjadi peningkatan

terhadap permintaan barang atau jasa suatu perusahaan dalam masyarakat maka

elastisitas permintaan akan tenaga kerja akan meningkat.

c. Proporsi biaya karyawan (upah) terhadap seluruh biaya produksi. Biaya terhadap

tenaga kerja merupakan biaya terbesar dari total biaya produksi, dan hal ini pasti

menjadi pertimbangan bagi manajemen suatu usaha. Yang pada akhirnya akan

mempengaruhi elastisitas permintaan tenaga kerja.

d. Elastisitas persediaan dari factor pelengkap lainnya. Misalnya listrik, bahan baku,

peralatan dan lain-lain. Makin banyak factor pelengkaptersebut biasanya pasti

diperlukan tenaga kerja yang lebih banyak untuk menanganinya, sehingga

elastisitas permintaan akan tenaga kerja juga akan semakin besar.

3. Faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan Tenaga Kerja

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/35258/3/jiptummpp-gdl-hattadwipr-48480-3-skripsi-f.pdf · Upah sebagai harga dari tenaga kerja dalam pengertian tersebut

Menurut Sumarsono (2003) dalam Subekti (2007), permintaan tenaga kerja

berkaitan dengan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan oleh suatu lapangan usaha. Faktor-

faktor yang mempengaruhi penyerapan tenaga kerja adalah tingkat upah, nilai produksi

dan investasi. Perubahan pada faktor-faktor tersebut akan mempengaruhi jumlah tenaga

kerja yang diserap suatu lapangan usaha. Tingkat upah akan mempengaruhi tingkat biaya

produksi.

Nicholson (1999) dalam teori Pasar Tenaga Kerja dan Dampak Upah

Minimum menjelaskan bahwa tenaga kerja dalam perekonomian ditentukan oleh

permintaan dan penawaran tenaga kerja. Keseimbangan mekanisme pasar kerja ini akan

menghasilkan tingkat upah dan tenaga kerja keseimbangan. Kenaikan dalam penawaran

tenaga kerja yang didorong oleh bertambahnya Angkatan kerja akan menyebabkan

penurunan dalam tingkat upah dan kenaikan dalam penyerapan tenaga kerja. Pergeseran

keseimbangan pasar kerja ini didasarkan pada asumsi, jika sektor riil memiliki rencana

untuk melakukan ekspansi produksi.

Menurut Sudarsono (1988) dalam Subekti (2007) nilai produksi adalah tingkat

produksi ataukeseluruhan jumlah barang yang merupakan hasil akhir proses produksi pada

suatu unit usaha yang selanjutnya akan dijual atau sampai ke tangan konsumen. Apabila

permintaan hasil produksi perusahaan atau industri meningkat, produsen cenderung untuk

menambah kapasitas produksinya. Untuk maksud tersebut produsen akan menambah

penggunaan tenaga kerjanya. Perubahan yang mempengaruhi permintaan hasil produksi,

antara lain adalah naik turunnya permintaan pasar akan hasil produksi dari perusahaan

yang bersangkutan, tercermin melalui besarnya volume produksi, dan harga barang-barang

modal yaitu nilai mesin atau alat yang digunakan dalam proses produksi.

Dalam Subekti (2007) Nilai output suatu daerah diperkirakan akan mengalami

peningkatan hasil produksi dengan bertambahnya jumlah perusahaan yang memproduksi

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/35258/3/jiptummpp-gdl-hattadwipr-48480-3-skripsi-f.pdf · Upah sebagai harga dari tenaga kerja dalam pengertian tersebut

barang yang sama. Para pengusaha akan membutuhkan sejumlah uang yang akan diperoleh

dengan tambahan perusahaan tersebut, demikian juga dengan tenaga kerja. Perusahaan

yang jumlahnya lebih besar akan menghasilkan output yang besar pula, sehingga semakin

banyak jumlah perusahaan/unit yang berdiri maka akan semakin banyak kemungkinan

untuk terjadi penambahan output produksi.

Menurut Sudarsono (1988) Dalam Subekti (2007), perubahan faktor-faktor lain

yang mempengaruhi permintaan hasil produksi, antara lain adalah naik turunnya

permintaan pasar akan hasil produksi dari perusahaan yang bersangkutan, tercermin

melalui besarnya volume produksi, dan harga barang-barang modal yaitu nilai mesin atau

alat yang digunakan dalam proses produksi. Lain halnya dengan Simanjuntak (1985) yang

menyatakan bahwa pengusaha memperkerjakan seseorang karena itu membantu

memproduksi barang/jasa untuk dijual kepada konsumen. Oleh karena itu, kenaikan

permintaan pengusaha terhadap tenaga kerja, tergantung dari kenaikan permintaan

masyarakat akan barang yang diproduksi.

Investasi dapat diartikan sebagai pengeluaran atau pembelanjaan penanaman-

penanaman modal atau perusahaan untuk membeli barang-barang modal, mesin-mesin dan

perlengkapanperlengkapan produksi yang yang akan dioperasikan oleh tenaga manusia

untuk menambah kemampuan memproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang tersedia

dalam perekonomian (Sukirno, 1997 dalam Subekti 2007). Sedangkan menurut Dumairy

(1996) investasi adalah penambahan barang modal secara neto positif. Seseorang yang

membeli barang modal tetapi ditujukan untuk mengganti barang modal yang telah

mengalami kerusakan dalam proses produksibukanlah merupakan investasi, tetapi disebut

dengan pembelian barang modal untuk mengganti (replacement). Pembelian barang modal

ini merupakan investasi pada waktu yang akan datang.

4. Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/35258/3/jiptummpp-gdl-hattadwipr-48480-3-skripsi-f.pdf · Upah sebagai harga dari tenaga kerja dalam pengertian tersebut

Menurut Boediono (2000) penyerapan tenaga kerja merupakan jumlah tertentu

dari tenaga kerja yangdigunakan dalam suatu unit usaha tertentu atau dengan kata lain

penyerapan tenaga kerja adalah jumlah tenaga kerja yang bekerja dalam suatu unit usaha.

Dalam penyerapantenaga kerja ini dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor eksternal dan

faktor internal. Faktor eksternal tersebut antara lain tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat

inflasi, pengangguran dan tingkat bunga. Dalam dunia usaha tidaklah memungkinkan

mempengaruhi kondisi tersebut, maka hanyalah pemerintah yang dapat menangani dan

mempengaruhi factor eksternal. Dengan melihat keadaan tersebut maka dalam

mengembangkan sektor industri kecil dapat dilakukan dengan menggunakan faktor

internal dari industri yang meliputi tingkat upah,produktivitas tenaga kerja, modal, serta

pengeluaran tenaga kerja non upah. Adapun factor tersebut diuraikan sebagai berikut:

a. Tingkat Upah

Upah merupakan penerimaan sebagai imbalan dari pemberi kerja kepada

penerima kerja untuk pekerjaan atau jasa yang telah atau akan dilakukan. Berfungsi

sebagai kelangsungan kehidupan yang layak bagi kemanusiaan dan produksi,

dinyatakan atau dinilai dalam bentuk yang ditetapkan sesuai persetujuan, Undang-

undang dan peraturan, dan dibayar atas dasar suatu perjanjian kerja antara pemberi

kerja dan penerima kerja. Menurut Boediono (2000) tenaga kerja merupakan salah

satu faktor produksi yang digunakan dalam melaksanakan proses produksi. Dalam

proses produksi tenaga kerja memperoleh pendapatan sebagai balas jasa dari usaha

yang telah dilakukannya yakni upah. Maka pengertian permintaan tenaga kerja adalah

tenaga kerja yang diminta oleh pengusaha pada berbagai tingkat upah.

Ehrenberg ( 1998) menyatakan apabila terdapat kenaikan tingkat upah rata-rata,

maka akan diikuti oleh turunnya jumlah tenaga kerja yang diminta, berarti akan terjadi

pengangguran. Atau kalau dibalik, dengan turunnya tingkat upah rata-rata akan diikuti

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/35258/3/jiptummpp-gdl-hattadwipr-48480-3-skripsi-f.pdf · Upah sebagai harga dari tenaga kerja dalam pengertian tersebut

oleh meningkatnya kesempatan kerja, sehingga dapat dikatakan bahwa kesempatan

kerja mempunyai hubungan terbalik dengan tingkat upah. Pendapat serupa juga

dikemukakan oleh Haryo Kuncoro (2001), di mana kuantitas tenaga kerja yang

diminta akan menurun sebagai akibat dari kenaikan upah. Apabila tingkat upah naik

sedangkan harga input lain tetap, berarti harga tenaga kerja relatif lebih mahal dari

input lain. Situasi ini mendorong pengusaha untuk mengurangi penggunaan tenaga

kerja yang relatif mahal dengan input-input lain yang harga relatifnya lebih murah

guna mempertahankan keuntungan yang maksimum.

Fungsi upah secara umum, terdiri dari :

1) Untuk mengalokasikan secara efisien kerja manusia, menggunakan sumber

daya tenaga manusia secara efisien, untuk mendorong stabilitas dan

pertumbuhan ekonomi.

2) Untuk mengalokasikan secara efisien sumber daya manusia Sistem

pengupahan (kompensasi) adalah menarik dan menggerakkan tenaga kerja

ke arah produktif, mendorong tenaga kerja pekerjaan produktif ke pekerjaan

yang lebih produktif.

3) Untuk menggunakan sumber tenaga manusia secara efisien Pembayaran

upah (kompensasi) yang relative tinggi adalah mendorong manajemen

memanfaatkan tenaga kerja secara ekonomis dan efisien. Dengan cara

demikian pengusaha dapat memperoleh keuntungan dari pemakaian tenaga

kerja. Tenaga kerja mendapat upah (kompensasi) sesuai dengan keperluan

hidupnya.

4) Mendorong stabilitas dan pertumbuhan ekonomi Akibat alokasi pemakaian

tenaga kerja secara efisien, sistem perupahan (kompensasi) diharapkan dapat

merangsang, mempertahankan stabilitas, dan pertumbuhan ekonomi.

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/35258/3/jiptummpp-gdl-hattadwipr-48480-3-skripsi-f.pdf · Upah sebagai harga dari tenaga kerja dalam pengertian tersebut

b. Modal

Modal dan tenaga kerja merupakan faktor produksi yang penting dan kedua

duanya dapat bersifat saling mengganti. Hal ini diperkuat teori Henderson dan

Qiuandt (1986 ) yang dibentuk dalam persamaan

Q = (L,K,N)

dimana :

Q = Output

L = Labour

K = Kapital

N = Sumber Daya

Modal adalah dana yang digunakan dalam proses produksi saja, tidak termasuk

nilai tanah dan bangunan yang ditempati atau biasa disebut dengan modal kerja.

Masalah modal sering kali disoroti sebagai salah satu factor utama penghambat

produksi dan dengan demikian juga penggunaan tenaga kerja.Pernyataan "Working

Capital Employee Labour" berarti bahwa tersedianya modal kerja yang cukup

mempunyai efek yang besar terhadap penggunaan tenaga kerja.

Modal juga dapat digunakan untuk membeli mesin-mesin atau peralatan untuk

melakukan peningkatan proses produksi. Dengan penambahan mesin-mesin atau

peralatan produksi akan berpengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja hal ini

dikarenakan mesin-mesin atau peralatan produksi dapat menggantikan tenaga kerja.

Jadi semakin banyak modal yang digunakan untuk membeli mesin-mesin atau

peraralatan maka menurunkan penyerapan tenaga kerja.

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/35258/3/jiptummpp-gdl-hattadwipr-48480-3-skripsi-f.pdf · Upah sebagai harga dari tenaga kerja dalam pengertian tersebut

Pengertian Modal Kerja

Gambaran yang lebih jelas mengenai modal kerja ada beberapa

pendapat menurut para ahli mengenai pengertian modal kerja diantaranya :

1) Menurut Sofyan Syafri Harahap (2001:266) yang menyatakan

bahwa: “ Modal kerja adalah aktiva lancar dikurangi hutang

lancar”.Menurut Agnes Sawir (2005:129) yang menyatakan bahwa

modal kerja adalah: “ Keseluruhan aktiva lancar yang dimiliki

perusahaan atau dapat pula dimaksudkan sebagai dana yang harus

tersedia untuk membiayai kegiatan operasi perusahaan sehari-hari”.

2) Menurut Sutrisno (2007:39) menyatakan bahwa :“Modal kerja

adalah dana yang diperlukan oleh perusahaan untuk memenuhi

kebutuhan operasional perusahaan sehari-hari, seperti pembelian

bahan baku, pembayaran upah buruh, membayar hutang dan

pembayaran lainnya”.

3) Menurut Bambang Riyanto (2001:57) mengemukakan tiga konsep

pengertian modal kerja, yaitu:

a. Konsep Kuantitatif

Konsep ini didasarkan atas kualitas dana yang ditanam dalam unsur-

unsur aktiva lancar, yaitu aktiva yang dipakai sekali dan akan

kembali menjadi bentuk semula, atau aktiva dengan dana yang

tertanam didalam yang akan bebas lagi dalam waktu singkat.

Konsep ini sering disebut Gross Working Capital.

b. Konsep Kualitatif

Konsep ini didasarkan pada aspek kualitatif, yaitu kelebihan aktiva

lancar dari hutang lancarnya. Modal kerja menurut konsep ini

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/35258/3/jiptummpp-gdl-hattadwipr-48480-3-skripsi-f.pdf · Upah sebagai harga dari tenaga kerja dalam pengertian tersebut

adalah sebagian dari aktiva lancar yang benar-benar digunakan

untuk membiayai operasi perusahaan yang bersifat rutin tanpa

menggangu likuditasnya. Konsep ini sering disebut Net Working

Capital.

c. Konsep Fungsional

Konsep ini didasarkan pada fungsi dana dalam menghasilkan

pendapatan. Setiap dana yang digunakan dalam perusahaan

dimaksudkan untuk menghasilkan pendapatan, dengan kalkulasi

sebagian dana digunakan untuk menghasilkan pendapatan pada

periode tersebut (current income) dan sebagian lagi digunakan

untuk menghasilkan pendapatan pada periode-periode berikutnya

(future income).

Menurut definisi yang dikemukakan oleh para ahli di atas, pengertiaan

modal tidaklah sama, hal tersebut dikarenakan perbedaan cara pandang para ahli tersebut

tentang modal itu sendiri. Pada awal mulanya para ahli melihat bahwa modal itu hanya

ditinjau dari wujudnya (konkrit) saja namun seiring dengan perkembangannya, maka

pengertiaan modal itu tidak hanya dilihat dari wujudnya saja tetapi modal juga dapat

ditinjau dari bentuk tidak wujudnya (abstrak) yakni ditekankan pada kekuasaan memakai

atau menggunakan barang-barang modal.

Jenis-Jenis Modal Kerja

Menurut Bambang Riyanto (2001:61) menyatakan jenis-jenis modal kerja

adalah sebagai berikut :

1. Modal Kerja Permanen (Permanent Working Capital) merupakan modal

kerja yang harus tetap ada pada perusahaan agar dapat menjalankan

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/35258/3/jiptummpp-gdl-hattadwipr-48480-3-skripsi-f.pdf · Upah sebagai harga dari tenaga kerja dalam pengertian tersebut

fungsinya. Dengan kata lain modal kerja yang terus menerus diperlukan bagi

kelancaran usaha. Model kerja permanen dapat dibedakan menjadi :

a) Modal Kerja Primer (Primary Working Capital)

Modal kerja primer merupakan jumlah modal kerja minimum yang harus

tersedia pada perusahaan untuk menjamin kontinuitas usaha atau

operasinya.

b) Modal Kerja Normal (Normal Working Capital)

Modal kerja normal merupakan jumlah modal kerja yang diperlukan

untuk menyelenggarakan luas produksi yang normal.

2. Modal Kerja Variabel (Variabel Working Capital) merupakan modal kerja

yang jumlahnya berubah-ubah karena keadaan darurat yang tidak diketahui

sebelumnya. Modal kerja variabel dapat dibedakan menjadi :

a) Modal Kerja Musiman (Seasonal working Capital)

Modal kerja musiman merupakan modal kerja yang jumlahnya berubah-

ubah disebabkan karena fluktuasi musim.

b) Modal Kerja Siklus (Cyclical Working Capital)

Modal kerja siklus merupakan modal kerja yang jumlahnya berubah-

ubah yang disebabkan fluktuasi konyungtur.

c) Modal Kerja Darurat (Emergency Working Capital)

Modal kerja darurat merupakan modal kerja yang besarnya berubah-

ubah karena adanya keadaan darurat yang tidak diketahui sebelumnya.

a. Faktor-Faktor Modal Kerja

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/35258/3/jiptummpp-gdl-hattadwipr-48480-3-skripsi-f.pdf · Upah sebagai harga dari tenaga kerja dalam pengertian tersebut

Menurut Munawir (2001:117) modal kerja dipengaruhi oleh beberapa faktor

diantanya adalah:

1. Sifat atau tipe perusahaan

Modal kerja suatu perusahaan dagang relative lebih rendah bila dibandingkan

dengan modal kerja perusahaan industri, karena tidak memerlukan investasi

yang besar dalam kas, piutang maupun persediaan kebutuhan uang tunai pada

perusahaan dagang. Untuk membelanjai operasi dapat dipenuhi dari

penghasilan atau penerimaan saat itu juga.

2. Usaha yang dubutuhkan untuk memproduksi atau memperoleh barang yang

akan dijual serta harga per satuan barang tersebut.

Kebutuhan modal kerja suatu perusahaan berhubungan langsung dengan

waktu yang dibutuhkan untuk memperoleh barang yang akan dijual maupun

bahan baku yang akan diproduksi sampai barang itu dijual. Semakin panjang

waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi atau memperoleh barang

tersebut semakin besar pula modal kerja yang dibutuhkan. Disamping itu

pula harga pokok per satuan barang itu juga mempengaruhi besar kecilnya

modal kerja yang dibutuhkan. Semakin besar harga pokok per satuan barang

yang akan dijual semakin besar pula kebutuhan modal kerja.

3. Syarat pembelian bahan baku

Syarat pembelian bahan baku yang akan digunakan untuk memproduksi

barang atau barang dagang sangat mempengaruhi jumlah modal kerja yang

dibutuhkan untuk perusahan yang bersangkutan. Jika syarat yang diterima

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/35258/3/jiptummpp-gdl-hattadwipr-48480-3-skripsi-f.pdf · Upah sebagai harga dari tenaga kerja dalam pengertian tersebut

pada waktu pembelian menguntungkan, makin sedikit dana yang

diinvestasikan dalam persedian bahan baku atau barang dagangan,

sebaliknya bila pembayaran atas bahan atau barang yang akan dibeli tersebut

harus dilakukan dalam jangka waktu pendek maka uang kas diperlukan untuk

membiayai semakin besar pula.

4. Syarat penjualan

Semakin lunak kredit yang diberikan oleh perusahaan kepada para pembeli

akan mengakibatkan semakin besarnya jumlah modal kerja yang harus

diinvestasikan dalam sektor piutang. Untuk memperendah jumlah modal

kerja yang harus diinvestasikan yang harus di sektorkan dalam bentuk

piutang dan untuk memperkecil resiko adanya piutang yang akan tartagih

sebaiknya perusahaan memberikan potongan tunai kepada para pembeli,

karena dengan demikian pembeli akan tertarik untuk segera membayar

utangnya dalam periode diskon tersebut.

5. Tingkat pertukaran persedian (inventory turnover)

Menunjukan berapa kali persediaan tersebut diganti, semakin tinggi tingkat

pertukaran persediaan maka jumlah modal kerja yang diinvestasikan dalam

persediaan semakin rendah. Untuk dapat mencari tingkat perputaran

persediaan yang tinggi maka harus diadakan perencanaan dan pengendalian

persediaan secara teratur dan efisien. Semakin cepat atau semakin tinggi

tingkat perputaran persediaan akan memperkecil resiko terhadap kerugian

yang disebabkan penurunan mutu atau karena perubahan selera konsumen,

disamping menghemat ongkos menyimpan dan pemeliharaan terhadap

persediaan barang tersebut.

b. Manfaat Modal Kerja

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/35258/3/jiptummpp-gdl-hattadwipr-48480-3-skripsi-f.pdf · Upah sebagai harga dari tenaga kerja dalam pengertian tersebut

Modal kerja sebaiknya tersedia dalam jumlah yang cukup agar

memungkinkan perusahaan untuk beroperasi secara ekonomis dan tidak

mengalami kesulitan keuangan. Adapun manfaat dari tersedianya modal kerja

yang cukup menurut Jumingan (2001:67) adalah sebagai berikut :

1. Melindungi perusahaan dari akibat buruk berupa turunnya nilai aktiva lancar,

seperti adanya kerugian karena debitur tidak membayar, turunnya nilai

persediaan karena harganya merosot.

2. Memungkinkan perusahaan untuk melunasi kewajiban-kewajiban jangka

pendek tepat pada waktunya.

3. Memungkinkan perusahaan untuk dapat membeli barang dengan tunai

sehingga mendapatkan keuntungan berupa potongan harga.

4. Menjamin perusahaan memiliki credit standing dan dapat mengatasi

peristiwa yang tidak dapat diduga seperti kebakaran, pencurian dan

sebagainya.

5. Memungkinkan untuk memiliki persediaan dalam jumlah yang cukup guna

melayani permintaan konsumennya.

6. Memungkinkan perusahaan dapat memberikan syarat kredit yang

menguntungkan kepada pelanggan.

7. Memungkinkan perusahaan dapat beroperasi dengan lebih efisien karena

tidak ada kesulitan dalam memperoleh bahan baku, jasa, dan suplai yang

dibutuhkan.

8. Memungkinkan perusahaan mampu bertahan dalam periode resesi atau

depresi.

5. Teori Produksi

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/35258/3/jiptummpp-gdl-hattadwipr-48480-3-skripsi-f.pdf · Upah sebagai harga dari tenaga kerja dalam pengertian tersebut

Menurut Mankiw (2003) produksi dapat diartikan sebagai kegiatan optimalisasi

dari factor-faktor produksi seperti, tenaga kerja, modal, dan lain lainnya oleh perusahaan

untuk menghasilkan produk berupa barang-barang dan jasa-jasa. Secara teknis, kegiatan

produksi dilakukan dengan mengombinasikan beberapa input untuk menghasilkan

sejumlah output. Dalam pengertian ekonomi, produksi didefinisikan sebagai usaha

manusia untuk menambah atau menciptakan daya atau nilai suatu barang atau benda untuk

memenuhi kebutuhan manusia.

Contoh produksi adalah menanam padi, menggiling padi, mengangkut beras,

memperdagangkan beras, dan menjual nasi dan makanan. Contoh yang lebih modern

adalah produksi pembuatan benang, produksi pembuatan kain, produksi pembuatan

kendaraan bermotor, dan produksi pembuatan computer dan sebagainya.

6. Teori Kurva Philips

Terdapat suatu trade-off antara tingkat inflasi dan tingkat pengangguran, yaitu

bila tingkat pengangguran tinggi, laju inflasi rendah; sedangkan bila tingkat pengangguran

rendah, laju inflasi tinggi. Keadaan ini pertama kali dikemukakan oleh A.W. Phillips pada

tahun 1958 yang mulanya melukiskan hubungan antara tingkat perubahan upah dengan

tingkat perubahan kesempatan kerja.

Kurva Phillips ini memiliki tiga ciri yaitu :

1. mempunyai lereng yang negatif , sehingga kurva ini turun dari kiri atas ke

kanan bawah.

2. Kurva Phillips mempunyai intersep pada sumbu horizontal pada tingkat

pengangguran natural, di mana pada saat itu tingkat inflasi sama degan nol.

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/35258/3/jiptummpp-gdl-hattadwipr-48480-3-skripsi-f.pdf · Upah sebagai harga dari tenaga kerja dalam pengertian tersebut

3. Kurva ini menunjukkan tanggapan tingkat pengangguran terhadap

perubahan tingkat inflasi. Ini ditunjukkan oleh besar kecilnya lereng kurva

Phillips tersebut.

Kurva Phillips ini tidak selalu tetap letaknya, tetapi seperti pendapat Friedman dan

Phelps, bahwa kurva Phillips tidak menunjukkan suatu hubungan jangka panjang yang

stabil. Kurva Phillips itu akan bergeser ke luar bila pengambil keputusan mencoba

mempertahankan tingkat pengangguran di bawah tingkat pengangguran natural, dan

sebaliknya bila tingkat pengangguran dibiarkan berada di atas tingkat pengangguran

natural, maka kurva Phillips akan bergeser ke bawah. Selanjutnya Friedman dan Phelps

seperti halnya dengan Phillips sendiri menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat

pengangguran semakin cepat kenaikan tingkat upah dan harga; dan semakin tinggi inflasi

akan semakin cepat pada kenaikan tingkat upah.

7. Industri Manufaktur

Manufacturing atau Manufaktur berasal dari bahasa Latin,manus(tangan)

dan factus (membuat) sehingga dapat diartikan membuat dengan tangan atau manual.

Modern manufaktur dapat di artikan sebagai pengerjaan secara automatis dan mesinnya di

kontrol komputer dengan pengawasan manual.

Manufaktur merupakan suatu cabang industri yang mengaplikasikan peralatan

dan suatu medium proses untuk transformasi bahan mentah menjadi barang jadi untuk

dijual. Upaya ini melibatkan semua proses antara yang dibutuhkan untuk produksi dan

integrasi komponen-komponen suatu produk.

Manufaktur dapat di definisikan dari dua sisi yaitu Teknologi dan Ekonomi.

a. Darisisi Teknologi

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/35258/3/jiptummpp-gdl-hattadwipr-48480-3-skripsi-f.pdf · Upah sebagai harga dari tenaga kerja dalam pengertian tersebut

Manufaktur merupakan aplikasi dari proses fisika dan kimia untuk mengubah

geometri, property dan / atau tampilan material awal menjadi part atau produk,

manufaktur termasuk juga perakitan beberapapart menjadi produk. Proses manufakur

melibatkan kombinasi dari machinery, tools, power dan tenaga kerja

b. Dari sisi Ekonomi

Manufaktur merupakan transformasi material menjadi item yang mempunyai

penambahan nilai (value) melalui suatu proses dan / atau perakitan. Misalkan pasir di

ubah menjadi kaca (glass).

Menurut Heizer, dkk (2005), manufaktur berasal dari kata manufacture yang berarti

membuat dengan tangan (manual) atau dengan mesin sehingga menghasilkan sesuatu

barang.Manufaktur juga dapat diartikan sebagai kegiatan-kegiatan memproses pengolahan

input menjadi output.Kegiatan manufaktur dapat dilakukan oleh perorangan

(manufacturer) maupun oleh perusahaan (manufacturing company). Sedangkan industri

manufaktur adalah kelompok perusahaan sejenis yang mengolah bahan-bahan menjadi

barang setengah jadi atau barang jadi yang bernilai tambah lebih besar. Contoh industri

manufaktur, misalnya:

1. Pakaian dan Tekstil

2. Minyak, Kimia dan Plastik

3. Elektronika, Komputer dan Transportasi

4. Makanan

5. Logam

6. Kayu, Kulit dan Kertas

Berdasarkan jenis proses produksi atau berdasarkan sifat manufakturnya, perusahaan

manufaktur dibagi menjadi 2 (dua) jenis, yakni

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/35258/3/jiptummpp-gdl-hattadwipr-48480-3-skripsi-f.pdf · Upah sebagai harga dari tenaga kerja dalam pengertian tersebut

a. Perusahaan dengan jenis proses produksi terus-menerus

(continuous process atau continuous manufacturing).

b. Perusahaan dengan proses produksi yang terputus-putus

(intermitten process atau intermitten manufacturing).

Strategi respons terhadap permintaan konsumen mendefinisikan bagaimana suatu

perusahaan industri manufaktur akan memberikan tanggapan atau respons terhadap

permintaan konsumen. Pada dasarnya strategi respons terhadap permintaan konsumen

dapat diklasifikasikan dalam kategori: Design-to-Order, Make-to-Order, Assemble-to-

Order, Make-to-Stock.

8. Teori Industri

Arsyad (1992) mengungkapkan sektor industri disebut sebagai leading sector

atau sector pemimpin. Hal ini dikarenakan dengan adanya pembangunan industri, maka

akan memacu dan mengangkat pembangunan sektor-sektor lainnya seperti sektor pertanian

dan sektor jasa. Pertumbuhan industri yang pesat akan merangsang sektor pertanian untuk

menyediakan bahan baku bagi industri. Sektor jasa juga turut berkembang dengan

berdirinya lembaga keuangan, lembaga pemasaran, dan sebagainya, yang semuanya akan

mendukung lajunya pertumbuhan industri.

Klasifikasi Industri

1. Jenis industri berdasarkan pengelompokan tenaga kerja

Pengelompokan industri berdasarkan jumlah tenaga kerja dibedakan menjadi

empat kriteria, antara lain (BPS, 2003):

a) Industri Besar

Industri yang menggunakan tenaga kerja 100 orang ataulebih

b) Industri menegah

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/35258/3/jiptummpp-gdl-hattadwipr-48480-3-skripsi-f.pdf · Upah sebagai harga dari tenaga kerja dalam pengertian tersebut

Industri yang menggunakan tenaga kerja antara 20-99 orang

c) Industri kecil

Industri yang mengunakan tenaga kerja antara 5-19 orang

d) Industri mikro/rumah tang

Industri yang menggunakan tenaga kerja kurang dari 5 orang.

2. Jenis industri berdasarkan nilai asset netto yang diatur dalam undang

undang No.9 Tahun 1995, dimana:

a) Industri Besar

Usaha yang memiliki asset netto (tanpa gedung dan tanah) sebesar Rp

10.000.000.000 keatas.

b) Industri menegah

Usaha yang memiliki asset netto (tanpa gedung dan tanah) antaraRp

200.000.000–Rp 10.000.000.000

c) Industri kecil dan Mikro

Usaha yang memiliki asset neto (tanpa gedung dan tanah ) tidak lebih

dari Rp 200.000.000

3. Jenis industry berdasarkan klasifikasi

Berdasarkan Internasional standart of industrial Clasification (ISIC),

dengan berdasarkan pendekatan kelompok komoditas industry manufaktur

terbagi atas beberapa kelompok komoditas.

11. Teori upah

Menurut UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan pengertian upah

adalah suatu penerimaan sebagai imbalan dari pengusaha kepada buruh atau pekerja untuk

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/35258/3/jiptummpp-gdl-hattadwipr-48480-3-skripsi-f.pdf · Upah sebagai harga dari tenaga kerja dalam pengertian tersebut

sesuatu pekerjaan atau jasa yang telah atau dilakukan, dinyatakan atau dinilai dalam bentuk

uang yang ditetapkan menurut suatu persetujuan, atau peraturan perundang-undangan, dan

dibayarkan atas dasar perjanjian kerja antara pengusaha dengan buruh atau pekerja.Menurut

Simanjuntak (1985) pada dasarnya teori yang mendasari sistem pengupahan adalah:

a. Upah Menurut Kebutuhan

Ajaran Karl Marx pada dasarnya berpusat pada 3 hal, yaitu :

1) Teori Nilai

Karl Marx berpendapat bahwa hanya buruh yang merupakan sumber nilai

ekonomi. Jadi nilai suatu barang adalah nilai dari jasa buruh atau dari jumlah

waktu kerja yang digunakan untuk memproduksi barang tersebut. akibat dari

teori ini adalah harga barang berbeda menurut jumlah jasa buruh yang

dialokasikan untuk seluruh proses produksi tersebut.

2) Teori Pertentangan Kelas

Dalam hal ini Karl Marx berpendapat bahwa kapitalis selalu berusaha untuk

menciptakan barang-barang modal untuk mengurangi penggunaan buruh.

Dengan demikian akan menimbulkan pengangguran besar besaran. Dengan

adanya pengangguran ini pengusaha dapat menekan upah. Akibat dari sistem

ini adalah bahwa tiada jalan lain bagi buruh kecuali untuk bersatu merebut

kapital dari pengusaha menjadi milik bersama.

3) Terbentuknya Masyarakat Komunis

Sebagai konsekuensi dari kedua ajaran Karl Marx tentang teori nilai dan

pertentangan kelas adalah terbentuknya masyarakat komunis. Dalam

masyarakat ini seseorang tidak menjualkan tenaga kerjanya kepada orang

lain, tetapi masyarakat itu melalui partai buruh akan mengatur apa dan berapa

jumlah produksi. Dalam masyarakat impian Marx tersebut, “tiap orang harus

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/35258/3/jiptummpp-gdl-hattadwipr-48480-3-skripsi-f.pdf · Upah sebagai harga dari tenaga kerja dalam pengertian tersebut

bekerja menurut kemampuannya, dan tiap orang memperoleh menurut

kebutuhannya.”

b. Upah Sebagai Imbalan

Teori Neo Klasik mengemukakan bahwa dalam rangka memaksimumkan

keuntungan tiap tiap pengusaha menggunakan faktor-faktor produksi sedemikian

rupa sehingga tiap factor produksi yang dipergunakan menerima atau diberi

imbalan sebesar nilai pertambahan hasil marjinal dari faktor produksi tersebut.

Ini berarti bahwa pengusaha mempekerjakan sejumlah karyawan sedemikian rupa

sehingga nilai pertambahan hasil marjinal seseorang sama dengan upah yang

diterima orang tersebut. Dengan kata lain tingkat upah yang dibayarkan oleh

pengusaha adalah:

W = VMPPL = MPPL × P

Dimana :

W = tingkat upah yang dibayarkan pengusaha kepada karyawan

P = harga jual barang dalam rupiah per unit barang

MPPL = marginal physical product of labor atau penambahan hasil

marjinalpekerja, diukur dalam unit barang per unit waktu

VMPPL= value of marginal physical product of labor atau nilai pertambahan

hasil marjinal pekerja atau karyawan

Nilai pertambahan hasil VMPPL, merupakan nilai jasa yang diberikan

oleh karyawan kepada pengusaha. Sebaliknya upah, W, dibayarkan oleh

pengusaha kepada karyawan sebagai imbalan terhadap jasa karyawan yang

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/35258/3/jiptummpp-gdl-hattadwipr-48480-3-skripsi-f.pdf · Upah sebagai harga dari tenaga kerja dalam pengertian tersebut

diberikan kepada pengusaha. Dalam rangka memaksimalkan keuntungan,

pengusaha memberikan imbalan kepada setiap faktor produksi sebesar nilai

tambahan hasil marjinal masing-masing faktor produksi tersebut. Imbalan

terhadap modal disebut rendemen. Tingkat renedemen mencerminkan harga

satu unit modal. Seperti halnya tingkat upah dalam persamaan (2.12), maka

tingkat rendemen sama dengan nilai tambahan hasil marjinal dari satu unit

modal, sehingga:

r = VMPPL = MPPL × P

Dimana :

r = tingkat rendemen modal

VMPPL = nilai pertambahan hasil marjinal modal atau value of marginal

physical product of capital

P = harga jual barang produksi

Dengan asumsi bahwa terdapat mobilitas sempurna atas tenaga kerja dan

modal, maka tingkat upah di berbagai perusahaan seharusnya sama, dan tingkat

rendemen di berbagai alternative investasi juga sama.