upaya meningkatkan mutu pendidikan agama islam...
TRANSCRIPT
i
UPAYA MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN AGAMA
ISLAM MELALUI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER
KEAGAMAAN DI SD ISLAM SE-KOTA SALATIGA
Oleh:
NASHRUL HAQQI FIRMANSYAH
NIM. M1.14.026
Tesis diajukan sebagai pelengkap persyaratan
untuk gelar Magister Pendidikan Islam
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2016
v
MOTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
“Sebuah tantangan akan selalu menjadi beban, jika itu
hanya di pikirkan.
Sebuah cita-cita juga hanya menjadi beban, jika itu
hanya angan-angan”
PERSEMBAHAN
Bapak dan ibuku tercinta,
Adek-ku Aulia Marsha Meutia
Sanggar Alif Salatiga & Nahnu
Calon istriku yang belum dipertemukan
SD Islam se-Kota Salatiga
vi
PRAKATA
Puji syukur atas kehadirat Allah swt yang telah memberikan limpahan
rahmat dan hidayahNya kepada kita semua. Shalawat dan salam kita sanjungkan
kepada Nabi Besar Muhammad saw, keluarga, sahabat serta para pengikutnya
sampai akhir zaman.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tesis ini masih jauh dari
kesempurnaan sebagaimana yang diharapkan. Tanpa adanya bantuan serta
dorongan dari berbagai pihak yang secara moril maupun materiil, dimungkinkan
tesis ini tidak akan dapat selesai. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya dan menghaturkan ucapan
terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. Rahmat Haryadi, selaku rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Dr. Zakiyuddin Badawy, selaku direktur PPS IAIN Salatiga.
3. Bapak Prof. Dr. H.M. Zulfa, M.Ag selaku pembimbing yang telah
meluangkan waktu, tenaga, pikirannya dengan penuh kesabaran dan
kebijaksanaannya telah memberikan bimbingan, pengarahan, motivasi
sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini.
4. Semua dosen PPS yang telah memberikan banyak ilmu kepada penulis hingga
penulis dapat menyelesaikan pendidikan S2 ini.
5. Seluruh Kepala Sekolah, Guru PAI & Pelatih program ekstrakurikuler di SD
Islam se-kota Salatiga yang memberikan waktu kepada penulis, untuk
melakukan penelitian guna menyelesaikan tesis ini.
6. Bapak dan Ibuku tercinta yang telah memberikan dukungan baik berupa
meteril maupun doa sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini.
7. Seluruh saudara-saudaraku di sanggar Alif Salatiga maupun komunitas
Seniman Indonesia yang telah memberikan dukungan & motivasi dalam hidup
saya, khususnya dalam menyelesaikan tesis ini.
viii
ABSTRAK
Penelitian ini mengkaji program ekstrakurikuler keagamaan sebagai salah
satu sarana peningkatan mutu Pendidikan Agama Islam serta tercapainya tujuan
pendidikan Islam. Kegiatan ekstrakurikuler keagamaan mempunyai efek positif
pada prestasi akademik siswa serta dapat menunjang proses belajar mengajar.
Keberadaan ekstrakurikuler keagamaan dipandang perlu guna menunjang
ketercapaian tujuan pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kegiatan
ekstrakurikuler keagamaan, menemukan upaya peningkatkan mutu Pendidikan
Agama Islam melalui kegiatan ekstrakurikuler keagamaan serta mengetahui
faktor-faktor yang mempengaruhi upaya peningkatkan mutu Pendidikan Agama
Islam melalui kegiatan ekstrakurikuler keagamaan di SD Islam se-kota Salatiga.
Peneliti memilih SD Islam se-kota Salatiga karena disamping memiliki
program ekstrakurikuler keagamaan, SD Islam se-kota Salatiga juga merupakan
sekolah yang mengimplementasikan nilai-nilai Islam di lingkungan sekolahnya.
Untuk mendapatkan hasil penelitian, digunakan metode deskriptif dengan
pendekatan kualitatif dan tehnik observasi, wawancara serta dokumentasi. Data
penelitian ini bersumber dari Kepala Sekolah, Waka Kesiswaan, Guru PAI, serta
Pelatih Ekstrakurikuler di SD Islam se-kota Salatiga.
Dari penelitian ini ditemukan bahwa, pelaksanaan pembelajaran
Pendidikan Agama Islam yang dilaksanakan secara umum berjalan dengan lancar
dan kondusif, serta sudah menggunakan metode pembelajaran yang bervariatif.
Sedangkan untuk pelaksanaan program ekstrakurikuler keagamaan di SD Islam
se-kota Salatiga berbeda-beda antara sekolah satu dengan yang lainya, dengan
manajemen dan strategi yang berbeda-beda. Selain itu setiap pelatih
ekstrakurikuler mengarahkan siswa untuk mengetahui lima aspek kurikulum PAI
tidak hanya dalam kemampuan kognitif saja, tetapi sampai ke ranah afektif dan
psikomotorik. Guna mencapai tujuan, SD Islam se-kota Salatiga mengoptimalkan
faktor pendukung serta berupaya mengentisipasi faktor penghambat yang ada.
Kata kunci: Ekstrakurikuler Keagamaan, Mutu Pendidikan Agama Islam
ix
ABSTRACT
This study examines the religious extracurricular programs as one means
of improving the quality of Islamic education and the attainment of the objectives
of Islamic education. Religious extracurricular activities have a positive effect on
student academic performance and can support the learning process. The existence
of religious extracurricular program deemed necessary to support the achievement
of learning objectives of Islamic education.
The general objective of this study was to describe the religious
extracurricular activities, Finding quality improvement efforts of Islamic
education through religious extracurricular activities and determine the factors
that influence the quality improvement efforts of Islamic education through
extracurricular activities in Islamic Elementary School in Salatiga.
The researchers chose Islamic Elementary School arround Salatiga,
because besides having the religious extracurricular program, These schools also
implement Islamic values in their school environment. To obtain the research
results, the writer used descriptive method with qualitative approaches and
techniques of observation, interviews and documentation. The research data was
obtained from the School principal, vice principal of student affairs, Islamic
education teachers, as well as extracurricular coaches in Islamic Elementary
School in Salatiga.
The astudy shows that the learning of Islamic Education implementation
generally went smoothly and conducive, and used varied learning methods. While
the implementation of religious extracurricular program in Islamic Elementary
School in Salatiga is different between one school to another, and also the
management. In addition, every extracurricular coaches lead students to know the
five aspects of the Islamic education curriculum that was not only in cognitive
aspect, but also to the affective and psychomotor. To achieve this goal, Islamic
Elementary School in Salatiga optimize factors that support and inhibite factors
that attempt to obstruct the goal.
*Keywords: religious extracurricular, quality of Islamic education
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i
HALAMAN NOTA PEMBIMBING ................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN ................................................... iii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ................................... iv
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................. v
HALAMAN KATA PENGANTAR .................................................................. vi
HALAMAN ABSTRAK .................................................................................. vii
HALAMAN DAFTAR ISI ............................................................................. viii
HALAMAN DAFTAR TABEL DAN GRAFIK .............................................. ix
HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN ................................................................ x
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
Latar Belakang Masalah ...................................................................................... 1
A. Rumusan dan Batasan Masalah ............................................................... 2
1. Batasan Masalah................................................................................ 2
2. Rumusan Masalah ............................................................................. 2
B. Signifikasi Penelitian ............................................................................. 3
1. Tujuan Penelitian .............................................................................. 3
2. Manfaat Penelitian ............................................................................ 3
C. Telaah Pustaka ....................................................................................... 4
D. Kerangka Teoritis .................................................................................... 6
E. Metode Penelitian.................................................................................... 8
F. Sistematika Pembahasan ....................................................................... 11
BAB II LANDASAN TEORI .......................................................................... 12
A. Kajian Peningkatan Mutu Pendidikan Agama Islam ............................ 12
1. Pengertian Mutu Pendidikan ........................................................... 12
2. Pengertian Pendidikan Agama Islam .............................................. 13
3. Peningkatan Mutu Pendidikan Agama Islam .................................. 14
4. Prinsip Mutu Pendidikan Islam ..................................................... 15
5. Indikator Mutu Pendidikan Agama Islam ...................................... 15
xi
B. Kajian Ekstrakurikuler Keagamaan ...................................................... 16
1. Pengertian Program Ekstrakurikuler Keagamaan .......................... 16
2. Fungsi dan Tujuan Program Ekstrakurikuler Keagamaan ............. 16
3. Jenis Program Ekstrakurikuler Keagamaan ................................... 18
4. Bentuk-Bentuk Program Ekstrakurikuler Keagamaan ................... 18
BAB III ANALISIS PELAKSANAAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER
KEAGAMAAN DI SD ISLAM SE-KOTA SALATIGA ..................... 21
A. Pelaksanaan Pembelajaran PAI di SD Islam Se-Kota Salatiga ............ 21
B. Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler Keagamaan di SD Islam Se-Kota
Salatiga .................................................................................................. 22
1. Ekstrakurikuler Keagamaan Wajib ................................................ 24
2. Ekstrakurikuler Keagamaan Pilihan ................................................ 26
BAB IV ANALISIS UPAYA PENINGKATAN MUTU PAI MELALUI
KEGIATAN EKSTRAKURIKULER KEAGAMAAN ....................... 32
A. Upaya Meningkatkan Mutu PAI Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler
Keagamaan di SD Islam Se-Kota Salatiga ............................................ 32
1. Upaya Meningkatkan Mutu PAI Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler
Keagamaan Wajib .......................................................................... 33
2. Upaya Meningkatkan Mutu PAI Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler
Keagamaan Pilihan.......................................................................... 36
B. Faktor Pendukung dan Penghambat Upaya Pengembangan Mutu PAI
Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Keagamaan di SD Islam Se-Kota
Salatiga .................................................................................................. 42
1. Faktor Pendukung .......................................................................... 42
2. Faktor Penghambat.......................................................................... 43
BAB V PENUTUP ............................................................................................ 45
A. Kesimpulan ........................................................................................... 45
B. Kritik dan Saran .................................................................................... 46
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 47
xii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1.1. Kerangka Konseptual. ................................................................................7
3.1. Gambaran Program Ekstrakurikuler Keagamaan.....................................24
3. 2. Program ekstrakurikuler keagamaan SD Muhammadiyah Plus & SD Islam
Kurma. .................................................................................................29
3. 3. Program ekstrakurikuler keagamaan di SD Al-Azhar, SDIT Nida’ul Hikmah,
SD Integral Hidayatullah dan SD Tahfidz. .........................................30
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
Pedoman Wawancara ……………………………………………………49
Pedoman Dokumentasi ………………………………………………….50
Pedoman Observasi ……………………………………………………...50
Catatan Lapangan ………………………………………………………..51
Pengantar Bimbingan Tesis ……………………………………………...68
Lembar Konsultasi Pembimbing ………………………………………...69
Berita Acara Ujian Tesis………………………………………………….71
Surat Bukti Telah Melakukan Penelitian ………………………………...72
Dokumentasi Foto ………………………………………………………..78
Biodata Penulis …………………………………………………………..83
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional mengamanatkan bahwa pendidikan di Indonesia bertujuan untuk
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, cakap, kreatif,
mandiri, menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.1
Sejalan dengan tujuan tersebut, dalam Bab X Pasal 36 disebutkan
bahwa kurikulum yang disusun sesuai dengan jenjang pendidikan dalam
kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia hendaklah memperhatikan
beberapa hal, diantaranya peningkatan iman dan takwa, peningkatan akhlak
mulia dan agama. Lebih khusus lagi ditegaskan dalam Peraturan Pemerintah
Nomor 55 Tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan
Keagamaan Pasal 1 dan 3 bahwa pendidikan agama wajib diselenggarakan
pada semua jalur, jenjang, dan jenis pendidikan.2 Ketentuan ini menempatkan
pendidikan agama pada posisi yang amat strategis dalam upaya mencapai
tujuan pendidikan yang diharapkan.
Pendidikan Agama Islam di Indonesia dewasa ini mendapatkan sorotan
tajam dari masyarakat, khususnya dalam membentuk peserta didik yang
beriman dan bertaqwa. Nurkhalis Majid mengatakan bahwa kegagalan
Pendidikan Agama Islam disebabkan pembelajaran PAI lebih menitikberatkan
pada hal-hal yang bersifat formal dan hafalan, bukan pada pemaknaannya.3
Demikian juga dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan, PAI
harus dijadikan tolak ukur dalam membentuk watak dan pribadi peserta didik,
1 Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, Jakarta: Departemen Agama R.I., Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, 2007, 5. 2 Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2007 tentang Pendidikan
Agama dan Pendidikan Keagamaan, (22 April 2010). 3 Abdul Majid & Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, Bandung
: Rosda Karya, 2005, 165.
2
serta membangun moral bangsa (nation character building).4 Bagi penulis,
proses membangun karakter bangsa ini perlu dilakukan dengan berbagai
langkah dan upaya yang sistemik. Akhlak sebagai salah satu bagian terpenting
dalam pendidikan hendaknya menjadi fokus utama dalam upaya pembentukan
menjadi manusia dewasa yang siap untuk mengembangkan potensi yang
dibawa sejak lahir. Pendidikan akhlak diharapkan akan mampu
mengembangkan nilai-nilai yang dimiliki peserta didik menuju manusia
dewasa yang berkepribadian sesuai dengan nilai-nilai Islam.
Berdasarkan problem di atas, maka seorang guru PAI dituntut untuk
mempunyai terobosan-terobosan baru yang dinilai dapat meningkatkan mutu
Pendidikan Agama Islam. Guru PAI harus mampu menyisipkan nilai-nilai
pendidikan islam didalam setiap kegiatan yang ada di sekolah, salah satunya
adalah melalui kegiatan ekstrakurikuler guna menutupi kurangnya jam
pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
Sehubungan dengan hal tersebut, peneliti sangat tertarik untuk
meneliti “Upaya Meningkatan Mutu Pendidikan Agama Islam Melalui
Kegiatan Ekstrakurikuler Keagamaan di SD Islam se-Kota Salatiga.
B. Rumusan dan Batasan Masalah
1. Batasan Masalah.
Agar penelitian ini dapat mencapai tujuan yang jelas serta
mengingat luasnya masalah yang hendak diteliti berdasarkan identifikasi
masalah di atas, maka masalah yang diteliti akan dibatasi pada
bagaimanakah upaya meningkatkan mutu Pendidikan Agama Islam
melalui kegiatan ekstrakurikuler keagamaan di SD Islam se-Kota Salatiga.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka masalah yang diteliti
dapat dirumuskan sebagai berikut:
4 Muhammad Alim, Pendidikan Agama Islam; Upaya Pembentukan Pemikiran dan
Kepribadian Muslim, Cet. I, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006, 8.
3
a. Bagaimana pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler keagamaan dalam
meningkatkan mutu Pendidikan Agama Islam di SD islam se-kota
Salatiga?
b. Apa saja upaya untuk meningkatkan mutu Pendidikan Agama Islam
melalui kegiatan ekstrakurikuler keagamaan di SD Islam se-kota
Salatiga?
c. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi upaya peningkatkan mutu
Pendidikan Agama Islam melalui kegiatan ekstrakurikuler keagamaan
di SD Islam se-kota Salatiga?
C. Signifikasi Penelitian
Untuk mempersingkat dan memperjelas seberapa jauh penelitian ini,
maka penelitian ini mempunyai tujuan dan manfaat penelitian, antara lain
sebagai berikut:
1. Tujuan penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
a. Mengetahui pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler keagamaan dalam
meningkatkan mutu Pendidikan Agama Islam di SD Islam se-kota
Salatiga.
b. Menemukan upaya yang ada dalam meningkatkan mutu Pendidikan
Agama Islam melalui kegiatan ekstrakurikuler keagamaan di SD Islam
se-kota Salatiga.
c. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi upaya meningkatkan
mutu Pendidikan Agama Islam melalui kegiatan ekstrakurikuler
keagamaan di SD Islam se-kota Salatiga.
2. Manfaat Penelitian.
Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi
perkembangan dunia pendidikan secara umum, dan juga bagi peneliti
sendiri khususnya. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi
salah satu sumber atau contoh pertimbangan dalam meningkatkan mutu
Pendidikan Agama Islam.
4
D. Telaah Pusataka
Di bawah ini adalah uraian beberapa hasil penelitian terdahulu yang
dianggap relevan untuk kemudian dianalisis dan dikritisi dilihat dari pokok
permasalahan, teori dan metode, sehingga dapat diketahui letak perbedaannya
dengan penelitian yang penulis lakukan. Berikut ini adalah hasil-hasil
penelitian terdahulu yang dipandang relevan dengan penelitian sebagai
berikut:
Hasil penelitian M. Ripin Ikwandi, dengan judul: “Peran Madrasah
Diniyah dalam Peningkatan Mutu Pendidikan Agama di MI Raudlotul
Islamiyah Sawocangkring Wonoayu Sidoarjo”. Program pasca sarjana IAIN
Sunan Ampel Surabaya. Dalam penelitian ini penulis lebih menekankan pada
bagaimana peran dan hasil peningkatan mutu pendidikan agama Islam di MI
Roudlotul Islamiyah Sawocangkring Wonoayu Sidoarjo.5
Hasil publikasi ilmiah Hoer Appandi, dengan judul “Peran Kepala
Sekolah dalam Peningkatan Mutu Pendidikan Agama Islam Melalui
Manajemen Berbasis Sekolah di SMA Muhammadiyah 3 Surakarta Tahun
Pelajaran 2012/2013”. Dalam tulisanya, Hoer Appandi lebih menitik beratkan
bagaimana peran kepala sekolah dalam meningkatkan mutu PAI melalui MBS
yang dalam kesimpulanya terdapat beberapa peran kepala sekolah.6
Hasil Penelitian Miftakhul munir, dengan judul “Strategi guru PAI
dalam meningkatkan mutu pendidikan agama Islam di SMAN 3 malang”.
Penelitian ini hanya menitik beratkan pada strategi guru PAI dalam
peningkatan mutu pendidikan di sekolah menegah atas negeri 3 Malang,
5 M. Ripin Ikwandi, “Peran Madrasah Diniyah dalam Peningkatan Mutu Pendidikan Agama
di MI Raudlotul Islamiyah Sawocangkring Wonoayu Sidoarjo”, Tesis, Program Studi Ilmu
Keislaman, Pasca Sarjana IAIN Sunan Ampel, 2013. 6 Hoer Appandi, “Peran Kepala Sekolah dalam Peningkatan Mutu Pendidikan Agama Islam
Melalui Manajemen Berbasis Sekolah di SMA Muhammadiyah 3 Surakarta Tahun Pelajaran
2012/2013”, Publikasi Ilmiah, Program Studi Pendidikan Agama Islam, Pasca Sarjana Universitas
Muhammadiyah Surakarta, 2014.
5
sedangkan penulis lebih menitik beratkan apa dan bagaimana strategi yang
digunakan guru PAI untuk meningkatkan mutu PAI.7
Hasil Penelitian Jumadi, dengan judul “Internalisasi Nilai-nilai PAI
melalui kegiatan ekstrakurikuler kerohaniahan Islam di SMAN Kuala
Kapuas”. penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pelaksanaan
internalisasi nilai-nilai agama Islam melalui kegiatan ekstrakurikuler
kerohaniahan Islam di SMAN Kuala Kapuas serta faktor pendukung dan
penghambat pelaksanaannya. Dalam penelitian ini, ditemukan bahwa
internalisasi nilai-nilai agama Islam dengan kegiatan ekstrakurikuler
kerohaniahan sudah terlaksana dengan baik, adapun pelaksanaannya
menggunakan dua cara yaitu langsung (keteladanan, pembiasaan, pengawasan,
nasehat, hukuman) dan menggunakan cara tidak langsung (belajar dikelas).8
Hasil penelitian Adiyannor Hidayatullah, dengan judul “Pembinaan
Pendidikan Agama Islam dalam Kegiatan Gerakan Pramuka Pada Gugus
Depan Dikota Banjarmasin”. tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui pelaksanaan pembinaan pendidikan agama Islam pada gerakan
pramuka dikota Banjarmasin serta mengetahui faktor-faktor yang mendukung
dan menghambatnya.Adapun hasil dari penelitian ini ditemukan bahwa
pendidikan agama Islam pada gugus depan dikota Banjarmasin dilakukan
dengan penanaman keimanan, shalat lima waktu, akhlak mulia dan
mengetahui sejarah kehidupan Nabi Muhammad Saw, ditambah dengan
kegiatan ceramah kegiatan Isra Mi‟ raj dan Maulid Nabi Muhammad, tadabur
alam, buka puasa bersama, shalat berjamaah, mengikuti lomba pengetahuan
pendidikan agama Islam.9
7 Miftakhur Munir, “Strategi Guru PAI Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Agama
Islam di Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Malang”, Tesis, Program Studi Ilmu Keislaman, Pasca
Sarjana IAIN Sunan Ampel, 2010. 8 Jumadi, “Internalisasi Nilai-nilai PAI Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Kerohaniahan
Islam di SMAN Kuala Kapuas”, Tesis, Program Studi Pendidikan Agama Islam, Pasca Sarjana
IAIN Antasari Banjarmasin 2014. 9 Adiyannor Hidayatullah, “Pembinaan Pendidikan Agama Islam dalam Kegiatan Gerakan
Pramuka pada Gugus Depan Dikota Banjarmasin”, Tesis, Program Studi Pendidikan Agama Islam,
Pasca Sarjana IAIN Antasari Banjarmasin, 2010.
6
Akhirnya, setelah dilakukan penyelidikan akan beberapa penelitian
yang ada, maka penulis menyimpulkan bahwa penelitian thesis yang berjudul
“Upaya Meningkatkan Mutu Pendidikan Agama Islam Melalui Kegiatan
Ekstrakurikuler Keagamaan di SD Islam Se-Kota Salatiga” dapat dikatakan
memiliki perbedaan dengan penelitian-penelitian sebelumnya. Adapun
perbedaanya terletak pada rumusan masalah yang ingin diteliti dan dianalisa.
Begitupun dengan hasil penelitian yang akan dihasilkan dari proses dan
penganalisaan titik awal hingga titik akhir upaya meningkatkan mutu
pendidikan agama islam melalui kegiatan ekstrakurikuler keagamaan di SD
islam se-kota Salatiga.
E. Kerangka Teoritis
Salah satu dari sekian banyak persoalan pendidikan yang dihadapi
bangsa Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan
satuan pendidikan, khususnya pendidikan dasar dan menengah, bila
dibandingkan dengan negara lain. Dari data hasil survey PERC ( The Political
and Economic Risk Consultancy ) yang dipublikasikan oleh The Jakarta Post,
edisi 3 September 2005, menunjukkan bahwa kualitas pendidikan kita saat ini
masih rendah bila dibandingkan dengan negara-negara lain.10
Untuk mencapai mutu pendidikan khususnya Pendidikan Agama
Islam, seluruh SD Islam di kota Salatiga perlu menyusun strategi atau
perencanaan yang baik dan terukur. Sehingga apa yang diharapkan yaitu
output pendidikan yang bermutu betul-betul dapat terwujud. Untuk mencapai
tujuan diatas tentunya bukan perkara yang mudah bagi SD Islam se-kota
Salatiga, perlu adanya upaya yang sungguh-sungguh dan terencana dengan
baik untuk meningkatkan mutu pendidikan agama Islam.
Upaya meningkatkan mutu PAI bisa ditunjang dengan kegiatan
ekstrakurikuler keagamaan. Edward mengatakan bahwa “Extracurricular
designates an activity program as distinct and separate from the curriculum
and connotes subordinate or inferior status in relation to the formal
10 Mastuki HS. Dkk, Managemen Pondok Pesantren, Jakarta: Diva Pustaka, 2003, 62.
7
curriculum.”11
Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan pendidikan yang
dilaksanakan diluar jam pelajaran intrakurikuler di kelas dan pelayanan
konseling yang bertujuan untuk membantu mengembangkan kemampuan
peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat dan minat melalui
kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik atau tenaga
kependidikan yang berkewenangan atau berkemampuan di sekolah atau
madrasah.12
Berdasarkan paparan diatas penulis tertarik untuk meneliti bagaimana
upaya program ekstrakurikuler di SD Islam se-kota Salatiga dalam
meningkatkan mutu Pendidikan Agama Islam, yang dalam hal ini peneliti
terfokus dalam program ekstrakurikuler keagamaan. Gambaran yang jelas
tentang arah penelitian ini secara skematis penulis gambarkan dalam
kerangka berpikir sebagai berikut:
Tabel 1.1. Kerangka Konseptual
11 Edward J. Klesse, Student Activities in Today's Schools: Essential Learning for All Youth,
America: R&L Education, 2004, 77. 12
Muhaimin dkk, Pengembangan Model KTSP pada Sekolah dan Madrasah, Jakarta: PT
Raja Grapindo Persada, 2008, 74.
UU RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas UU RI Nomor 14 Tahun
2005 tentang Guru dan Dosen PP RI Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan PP RI Nomor 55 Tahun 2007 tentang Pendidikan
Agama dan Keagamaan
Upaya Peningkatan
Mutu Pendidikan
Agama Islam
Guna mencapai Pendidikan
Islam yang berkualitas
Kegiatan Ekskul
Keagamaan
Wajib
Pilihan
Mutu Pendidikan Agama Islam
Mutu PAI
Proses
Hasil akhir
Prestasi
SD Islam Se-Kota
Salatiga
8
Berdasarkan pada kerangka di atas, penulis jabarkan lagi bahwa
peningkatan mutu PAI dituntut oleh Undang Undang Republik Indonesia
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I Pasal 1 ayat
(1) dan Bab II Pasal 3, Undang Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun
2005 tentang Guru dan Dosen Bab IV Pasal 35 ayat (1), Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) serta
Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan
Pendidikan Keagamaan.
Pendidikan Agama Islam yang bermutu dapat dilihat dari proses
pebelajaran yang mengacu pada pengembangan aspek kognitif, afektif dan
psikomotorik, hasil akhir mencapai KKM yang bisa diukur melalui tes, serta
prestasi yang didapat baik berupa tes kemampuan akademik maupun prestasi
non akademik.13
Upaya peningkatan mutu Pendidikan Agama Islam yang akan dikaji
dalam penelitian ini adalah berkaitan dengan pembinaan program
ekstrakurikuler keagamaan yang dapat ditempuh dengan berbagai bentuk,
model dan cara. Upaya dan strategi guru PAI serta pembina ekstrakurikuler
keagamaan memegang peranan penting dalam proses peningkatan mutu
Pendidikan Agama Islam.
Perpaduan antara kegiatan ekstrakurikuler PAI yang disesuaikan
dengan unsur-unsur dalam mutu Pendidikan Agama Islam akan menghasilkan
sebuah proses pembinaan peserta didik di SD Islam se-Kota Salatiga yang
nantinya akan mencapai tujuan sebagaimana yang diharapkan.
F. Metode Penelitian
Penelitian ini bersifat kualitatif-deskriptif. Sesuai dengan obyeknya,
penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research). Adapun yang
perlu diperjelaskan dalam penelitian ini adalah:
1. Setting penelitian.
13
Nurhasan, Konvensi Nasional Pendidikan Indonesia, Kurikulum untuk Abad 21;Indikator cara
mengukur dan faktor faktor yang mempengaruhi mutu pendidikan, Bandung: Sindo, 1994, 390.
9
Penelitian kualitatif sangat berkaitan dengan fieldwork. Artinya,
peneliti secara fisik terlibat langsung dengan orang, latar (setting), tempat,
atau institusi untuk mengamati atau mencatat perilaku dalam latar
alamiahnya.14
Penelitian ini mengambil lokasi di seluruh SD Islam di kota
Salatiga. Yaitu, SD Muhammadiyah (Plus), SD Al-Azhar, SDIT Nida’ul
Hikmah, SD Islam Kurma, SD Integral Hidayatullah, dan SD Tahfidzul
Qur’an An-Nida’.
2. Subjek Penelitian.
Adapun subjek yang terlibat dalam penelitian ini meliputi Kepala
sekolah SD Islam se-kota Salatiga, guru PAI di SD Islam se-kota Salatiga,
pelatih ekstrakurikuler keagamaan, serta Wakaur Kesiswaan. Selain itu
dalam rangka mengembangkan mutu Pendidikan Agama Islam melalui
kegiatan ekstrakurikuler keagamaan, maka siswa yang mengikuti program
ekstrakurikuler keagamaan juga terlibat didalamnya karena siswa adalah
sasaran utama.
3. Tehnik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode observasi
partisipatif, wawancara dan dokumentasi. Ketiga teknik tersebut
digunakan dengan harapan dapat saling melengkapi antar ketiganya
4. Jenis dan Sumber data
a. Jenis data, pada pendekatan penelitian ini kualitatif deskriptif berjenis
analisis kegiatan ekstrakurikuler keagamaan, dalam bidang pendidikan
analisis kegiatan dilaksanakan terhadap upaya-upaya meningkatkan
mutu pendidikan PAI melalui kegiatan ekstrakurikuler keagamaan di
SD Islam se-kota Salatiga.
b. Sumber data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi sumber
data primer dan sumber data sekunder, yang akan diuraikan sebagai
berikut:
14
John W.Creswell, Qualitative Inquiry and Research Design: Choosing Among Five Tradition,
London: SAGE Publications, 1998, 37.
10
1. Sumber data primer, yaitu sumber data mengenai proses kegiatan
ekstrakurikuler keagamaan, dari mulai penyusunan program
ekstrakurikuler keagamaan sampai dengan pelaksanaan program
ekstrakurikuler keagamaan. Data tersebut bersumber dari kepala
sekolah dan kaur bidang kesiswaan di SD Islam se-kota Salatiga.
2. Sumber data sekunder yaitu dari beberapa dokumen pelengkap dan
pendukung data primer, yaitu berupa dokumen serta wawancara
dengan KKG PAI maupun dinas pendidikan kota Salatiga tentang
hasil pengembangan pendidikan agama Islam di SD Islam melalui
kegiatan ekstrakurikuler keagamaan.
5. Instrumen Penelitian
Menurut Nawawi, dalam pengumpulan data diperlukan alat
(instrumen) yang tepat agar data yang berhubungan dengan masalah dan
tujuan penelitian dapat dikumpulkan secara tepat.15
Dalam penelitian ini,
instrumennya adalah peneliti sendiri sebagai alat pengumpul data utama,
karena peneliti yang memahami objek yang dikajinya. Selama di lokasi,
dia dibantu dengan alat pedoman wawancara dan didukung dengan
sejumlah instrumen lainnya seperti buku catatan untuk mencatat hal-hal
penting yang menunjang kelancaran penelitian, tape recorder yang akan
digunakan untuk merekam informasi dan pendapat informan yang
berkaitan dengan upaya pengembangan mutu PAI melalui kegiatan
ekstrakurikuler keagamaan di SD Islam se-kota Salatiga, serta camera
digunakan untuk mendokumentasikan kegiatan.
6. Tehnik analisis data.
Menurut Milles dan Huberman dalam Sugiyono mengatakan bahwa
analisis data terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan,
aktivitasnya dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus
15
Barda Nawawi, Instrumen Penelitian Bidang Sosial, Gajah Mada University Press,
Yogyakarta, 1992, 69.
11
menerus sampai tuntas, yaitu: reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan atau verifikasi.16
G. Sistematika Pembahasan
Secara sekeluruhan penelitian ini terdiri dari lima bab, masing-masing
disusun secara rinci dan sistematis. Bab pertama merupakan pendahuluan
yang akan membahas tentang: Latar belakang masalah, rumusan dan batasan
masalah, signifikasi penelitian, telaah pustaka, kajian teoritis serta metode
penelitian.
Bab kedua memuat kajian teori yang terdiri dari subbab pertama
landasan teori tentang kajian peningkatan mutu PAI yang meliputi pengertian
mutu PAI, peningkatian mutu PAI, prinsip-prinsip mutu PAI serta indikator
mutu PAI. Dilanjutkan dengan subbab kajian ekstrakurikuler PAI yang
meliputi pengertian program ekstrakurikuler keagamaan, fungsi dan tujuan
ekstrakurikuler keagamaan, jenis-jenis program ekstrakurikuler keagamaan
serta bentuk program ekstrakurikuler keagamaan.
Bab ketiga merupakan analisis pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler
keagamaan di SD Islam se-kota Salatiga yang membahas tentang pelaksanaan
pembelajaran PAI di SD Islam se-kota Salatiga serta pelaksanaan kegiatan
ekstrakurikuler keagamaan di SD Islam se-Kota Salatiga.
Bab keempat memaparkan analisis upaya peningkatan mutu PAI
melalui kegiatan ekstrakurikuler keagamaan yang membahas tentang upaya
peningkatan mutu PAI melalui kegiatan ekstrakurikuler keagamaan di SD
Islam se-kota Salatiga serta faktor pendukung dan penghambat upaya
pengembangan mutu PAI melalui kegiatan ekstrakurikuler keagamaan di SD
Islam se-kota Salatiga.
Bab kelima adalah penutup yang menguraikan kesimpulan dan saran-
saran, yang kemudian dilanjutkan dengan daftar rujukan dan lampiran-
lampiran.
16
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung: Ganesha, 2006,
336.
12
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Peningkatan Mutu Pendidikan Agama Islam.
1. Pengertian Mutu Pendidikan
Ishikawa mengatakan bahwa “Quality is meeting custtomer
satisfaction”,17
mutu mengandung makna derajat (tingkat) keunggulan
suatu produk (hasil kerja/upaya) baik berupa barang maupun jasa. Menurut
Dzaujak Ahmad, mutu pendidikan adalah kemampuan sekolah dalam
pengelolaan secara operasional dan efisien tehadap komponen-komponen
yang berkaitan dengan sekolah sehingga menghasilkan nilai tambah
terhadap komponen tersebut menurut norma/standar yang berlaku.18
Sedagkan menurut Oemar Hamalik, pengertian mutu dapat dilihat dari dua
sisi, yaitu segi normatif dan segi deskriptif. Dalam artian normatif, mutu
ditentukan berdasarkan pertimbangan (kriteria) intrinsik dan ekstrinsik.
Berdasarkan kritria intrisik, mutu pendidikan merupakan produk
pendidikan yakni manusia yang terdidik sesuai dengan standar ideal.
Berdasarkan kriteria ekstrinsik, pendidikan merupakan instrumen untuk
mendidik, tenaga kerja yang terlatih. Dalam artian deskriptif, mutu
ditentukan berdasarkan keadaan hasil tes prestasi belajar.19
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan
bukanlah upaya sederhana, melainkan suatu kegiatan dinamis dan penuh
tantangan. Pendidikan selalu berubah seiring dengan perubahan zaman.
Oleh karena itu pendidikan senantiasa memerlukan upaya perbaikan dan
peningkatan mutu sejalan dengan semakin tingginya kebutuhan dan
tuntunan kehidupan masyarakat
17
Kaoru Ishikawa, What is Total Quality Contrail Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice
Hall International Inc, 1985, 11. 18
Dzaujak Ahmad, Penunjuk Peningkatan Mutu pendidikan di sekolah Dasar, Jakarta:
Depdikbud 1996, 8. 19 Oemar Hamalik, Evaluasi Kurikulum, Cet.ke1, Bandung: Remaja Rosda Karya,1990, 33.
13
2. Pengertian Pendidikan Agama Islam
Pendidikan menurut Routledge adalah process of acquiring or
imparting knowledge and skills.20
Pendidikan mengandung maksud suatu
proses dalam rangka mengubah sikap dan tata tingkah laku seseorang atau
kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui kegiatan
pengajaran dan pelatihan. Pendidikan adalah The art of imparting or
acquiring knowledge and habit through instructional as study.21
Menurut Dr. Muhammad Ibrahim SA, meyatakan bahwa: Islamic
education in true sense of temr, is a system of education which en-anbles a
man to lead his life according to the Islamic ideology, so that he may
easily mould his life in according with tenents of Islam. Pendidikan Islam
adalah pendidikan yang memungkinkan seseorang mampu menjalani
kehidupan sesuai dengan ideologi Islam, sehingga ia dalam menjalani
hidupnya sesuai dengan prinsip-prinsip Islam.22
Muhaimin dan Abdul Mujib mendefinisikan pendidikan Islam
adalah proses transformasi dan internalisasi ilmu pengetahuan dan nilai-
nilai pada diri anak didik melalui penumbuhan dan pengembangan potensi
fitrahnya guna mencapai keselarasan dan kesempurnaan hidup dalam
segala aspeknya.23
Bila ingin diarahkan kepada pertumbuhan sesuai
dengan ajaran Islam maka harus berproses melalui sistem pendidikan
Islam, baik melalui kelembagaan maupun melalui sistem kurikuler. Esensi
dari potensi dinamis dalam setiap diri manusia itu terletak pada keimanan
atau keyakinan, ilmu pengetahuan, akhlaq (moralitas) dan
pengalamanya.24
Dari keempat potensi esensial ini menjadi tujuan
fungsional pendidikan Islam. Oleh karenanya, dalam strategi pendidikan
20
Routledge, Key Wood Education The Basics, New York: Routledge, 2011, xii. 21 Park, Joe (ed), Selected Reading in thePhilosopy Of Education, New York: The
Macmillan Company, 1962, 3. 22
H.M. Arifin, Pendidikan Islam dalam Arus Dinamika Masyarakat, Jakarta: Golden Pers,
1991, 7. 23 Muhaimin dan Abdul Mujib, Pemikiran Pendidikan Islam, Bandung: Trigenda Karya,
1993,136. 24
Moh. Fadhil al-Djamali, al-Tarbiyah al Insan al-Jadid , Tunisia al-Syghly: Matba’ah al-
Ittihad al-‘Aam, 1967, 85.
14
Islam, keempat potensi dinamis yang esensial tersebut menjadi titik pusat
dari lingkaran proses pendidikan Islam sampai kepada tercapainya tujuan
akhir pendidikan.
3. Peningkatan Mutu Pendidikan Islam.
Konteks pendidikan berbeda dengan organisasi lain karena sifatnya
yang intangible, pendidikan mengharapkan hasil/produk bukan semata-
mata keluaran secara kuantitatif, akan tetapi outcome atau hasil yaitu
lulusan yang bermanfaat di lingkungan sesuai proses yang dialkukan.
Output pendidikan merupakan fokus dari ikhtiar pendidikan, dan input
menjadi masukan yang penting bagi output, tetapi yang jauh lebih penting
adalah bagaimana mendayagunakan input sekolah tersebut yang terkait
dengan individu-individu dan sumber-sumber lain yang ada di sekolah.
Hal ini menjelaskan kedudukan komponen-komponen tersebut bahwa
output memiliki tingkat kepentingan tertinggi. Proses memliki tingkat
kepentingan satu tingkat lebih rendah dari output, dan input memiliki
kepentingan dua tingkat lebih rendah dari output.25
Mutu dalam pendidikan Islam mengacu pada proses dan hasil
pendidikan, dalam proses pendidikan yang bermutu terlibat berbagai input,
seperti: bahan ajar (kognitif, afektif atau psikomotorik), metodologi
(bervariasi sesuai kemampuan guru), sarana sekolah, dukungan
administrasi, sarana prasarana, sumber belajar, serta penciptaan suasana
yang kondusif. Dukungan kelas berfungsi mensinkronkan berbagai input
tersebut atau mensinergikan semua komponan dalam proses belajar
mengajar, baik antara guru, siswa dan sarana pendukung di kelas maupun
di luar kelas; baik konteks kurikuler maupun ekstrakurikuler. Sedangkan
mutu dalam konteks hasil pendidikan mengacu pada prestasi yang dicapai
oleh sekolah pada setiap kurun waktu tertentu. Prestasi yang dicapai dapat
berupa hasil test kemampuan akademis (Hasil ulangan atau ujian), dapat
pula prestasi bidang lainnya, seperti: olah raga, seni, bahkan prestasi
25
Aan Komariah dan Cepi Triatna, Visionari Leadership Menuju Sekolah Efektif, Jakarta:
Bumi Aksara, 2005, 2.
15
sekolah dapat berupa kondisi yang tidak dapat dipegang (intangible)
seperti suasana disiplin, keakraban, kebersihan, dsb.26
4. Prinsip-Prinsip Mutu Pendidikan Islam.
Pengembagan pendidikan agam Islam pada sekolah juga
mengimplementasikan Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2007
tentang pendidikan Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan, bahwa
pendidikan islam dapat diklasifikasikan ke dalam tiga bentuk, pertama,
pendidikan agama diselenggarakan dalam bentuk pendidikan agama islam
di satuan pendidikan pada semua jenjang dan jalur pendidikan. Kedua,
pendidikan umum berciri Islam pada satuan pendidikan anak usia dini,
pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi pada jalur
formal dan non formal, serta informal. Ketiga, pendidikan keagamaan
islam pada berbagai satuan pendidikan diniyah dan pondok pesantren yang
diselenggarakan pada jalur formal, dan non formal, serta informal.
Pengembangan kurikulum pendidikan agama islam pada sekolah
diarahkan pada peningkatan mutu dan relevansi Pendidikan Agama Islam
pada sekolah dengan perkembangan kondisi lingkungan lokal, nasional
dan global, serta kebutuhan peserta didik. Kegiatan dalam rangka
pengembangan kurikulum pendidikan agama Islam tingkat satuan
pendidikan.27
5. Indikator Mutu Pendidikan Agama Islam
Indikator atau kriteria yang dapat dijadikan tolak ukur mutu pendidikan
Islam yaitu hasil akhir pendidikan misalnya tes tertulis, anakdot, skala
sikap.28
Dalam konteks pendidikan islam, indikator mutu berpedoman
pada konteks hasil pendidikan yang mengacu pada prestasi yang dicapai
oleh sekolah pada kurun waktu tertentu. Sedangkan prestasi yang dicapai
dapat berupa hasil tes kemampuan akademik atau prestasi non akademik.
26 Sutrisno, Pendidikan Islam Yang Menghidupkan, Yogyakarta: Kota Kembang, 2008, 52. 27 Mohammad Ali, Article, Pengembangan Pendidikan Agama Islam di Sekolah, 19
September 2010. 28 Nurhasan, Konvensi Nasional Pendidikan Indonesia, Kurikulum untuk Abad 21;Indikator
cara mengukur dan faktor faktor yang mempengaruhi mutu pendidikan, Bandung: Sindo,
1994,390.
16
B. Kajian Ekstrakurikuler Keagamaan.
1. Pengertian Program Ekstrakurikuler Keagamaan.
Program ekstrakurikuler keagamaan adalah berbagai program
kegiatan yang diselenggarakan di luar jam pelajaran dalam rangka
memberikan arahan bagi peserta didik untuk dapat mengamalkan ajaran
agama yang diperolehnya melalui kegiatan belajar dikelas serta untuk
mendorong pembentukan pribadi peserta didik dan penanaman nilai-nilai
agama dan akhlakul karimah peserta didik. Tujuannya adalah membentuk
manusia yang terpelajar dan bertaqwa kepada Allah SWT.29
Program ekstrakurikuler keagamaan ini dikemas melalui shalat
berjamaah, shalat dhuha, tadarus Al-Qur’an, khitabah, MTQ, Hadrah dan
berbagai program social keagamaan lainnya yang dilaksanakan di luar jam
sekolah. Pelaksanaan program ekstrakurikuler keagamaan antara satu
sekolah dengan sekolah yang lain berbeda karena variasinya sangat
ditentukan oleh kemampuan guru, siswa, dan kemmapuan sekolahnya.30
2. Fungsi dan Tujuan Program Ekstrakurikuler Keagamaan.
Secara khusus program ekstrakurikuler keagamaan ini bertujuan
untuk memperdalam pengetahuan siswa mengenai materi yang diperoleh
di kelas, mengenai hubungan antar mata pelajaran keimanan dan
ketaqwaan, serta sebagai upaya ,melengkapi pembinaan manusia
seutuhnya. Sebagian disebutkan dalam Al-Qur’an tentang anjuran kepada
manusia untuk selalu menyeru pada yang kebaikan dan mencegah pada
yang mungkar. Seperti firman Allah dalam surat al-Imran ayat 104.
Artinya: Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat
yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf
29 Departemen Agama RI, Panduan Kegiatan Ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam,
Jakarta: Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, 2005, 9. 30 Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002, 270.
17
dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang
beruntung.
Fungsi dan tujuan dari kegiatan ekstrakurikuler keagamaan dapat
dirumuskan sebagai berikut:31
a. Meningkatkan pemahaman terhadap agama sehingga mampu
mengembangkan dirinya sejalan dengan norma-norma agama dan
mampu mengamalkan dlam perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi dan budaya.
b. Meningkatkan kemampuan peserta didik sebagai anggota masyarakat
dalam mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkunga sosial,
budaya danalam sekitar.
c. Menyalurkan dan mengembangkan potensi dan bakat peserta didik
agar dapat menjadi manusia yang berkreativitas tinggi dan penuh
karya.
d. Melatih sikap disiplin, kejujuran, kepercayaan dan tanggungjawab
dalam menjalankan tugas.
e. Menumbuh kembangkan akhlak islami yang mengintegrasikan
hubungan dengan Allah, Rasul, Manusia, alam semesta bahkan diri
sendiri.
f. Mengembangkan sensitifitas peserta didik dalam melihat persoalan-
persoalan social keagamaan sehingga menjadi insan yang proaktif
terhadap permasalahan social dan dakwah.
g. Memberikan bimbingan dan arahan serta pelatihan kepada peserta
didik agar memiliki fisik yang sehat, bugar, kuat, cekatan dan terampil.
h. Memberi peluang peserta didik agar memiliki kemampuan untuk
komunikasi dengan baik, baik verbal maupun non verbal.
i. Melatih kemampuan peserta didik untuk bekerja dengan sebaik-
baiknya, secara mandiri maupun kelompok.
31
Departemen Agama RI, Panduan Kegiatan Ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam,
2005, 9-10.
18
j. Menumbuh kembangkan kemampuan peserta didik untuk memecahkan
masalah sehari-hari.
Dengan demikian untuk mencapai tujuan dari pendidikan islam,
maka guru tidak hanya bisa mengandalkan pada kegiatan proses belajar
mengajar di kelas saja yang minim pertemuannya, dibutuhkan tindak
lanjut berupa pengamalan atau praktek dalam kehidupan sehari-hari.
3. Jenis Program Ekstrakurikuler Keagamaan.
Program ekstrakurikuler keagamaan pada umumnya dibagi
menjadi dua jenis yaitu kegiatan wajib dan kegiatan pilihan. Kegiatan
wajib adalah seluruh bentuk kegiatan yang berkaitan dengan masalah-
masalah yang melibatkan potensi, bakat, pengembangan seni dan
ketrampilan tertentu yang harus didukung oleh kemampuan dasar yang
dimiliki pese rta didik. Sasaran program ini adalah seluruh peserta didik
madrasah dan masyarakat sekolah, yang kegiatan ini wajib di ikuti oleh
seluruh peserta didiknya. Kegiatan pilihan adalah kegiatan yang ditetapkan
sekolah berdasarkan minat dan bakat dari peserta didiknya.32
4. Bentuk-Bentuk Program Ekstrakurikuler Keagamaan.
Bentuk-bentuk kegiatan ekstrakurikuler begitu bervariasi dari
sekolah yang satu dengan yang lain, begitupun dengan pengembangan
program ekstrakurikuler keagamaan ini. Bentuk-bentuk kegiatan
ekstrakurikuler harus dikembangkan dengan mempertimbangkan tingkat
pemahaman dan kemampuan peserta didik, serta tuntutan lokal dimana
madrasah atau sekolah umum berada.33
Berpijak pada Panduan tentang
pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam pada
sekolah umum yang diterbitkan oleh Departemen Agama R.I., ada delapan
bentuk kegiatan ekstrakurikuler keagamaan yang bisa dikembangkan
yaitu:
32 Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, 2002, 274. 33
Departemen Agama RI, Panduan Kegiatan Ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam,
2005, 11.
19
a. Pelatihan ibadah, meliputi aktivitas-aktivitas yang tercakup dalam
rukun Islam selain membaca dua kalimat syahadat, yaitu salat, zakat,
puasa, dan haji ditambah dengan bentuk ibadah lainnya yang bersifat
sunnah ataupun fardu kifayah.
b. Tilawah Tahsin al-Qur’an (TTQ). Kegiatan ini merupakan program
pelatihan baca al-Qur’an dengan penekanan pada metode baca yang
benar, dan kefasihan bacaan berdasarkan kaidah-kaidah dalam ilmu
tajwid.
c. Apresiasi Seni dan Kebudayaan Islam. Bentuk kegiatan ini bisa
mencakup pada pelatihan kaligrafi, rebana, vokal grup shalawatan,
qasidah, grup marawis atau grup teater yang khusus mengangkat
persoalan-persoalan tradisi dan kebudayaan Islam.
d. Peringatan Hari-hari Besar Islam (PHBI). Kegiatan ini dimaksudkan
untuk memperingati dan merayakan hari-hari besar Islam seperti
peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, Isra’ Mi’raj, dsb.
e. Tadabbur dan Tafakkur Alam. Kegiatan ini merupakan kegiatan
karyawisata ke suatu lokasi tertentu untuk melakukan pengamatan,
penghayatan dan perenungan terhadap alam ciptaan Allah swt.
f. Pesantren Kilat (Sanlat). Pesantren Kilat adalah kegiatan yang
dilaksanakan oleh sekolah pada waktu libur sekolah. Kegiatan ini
dapat dilaksanakan di sekolah ataupun di luar lingkungan sekolah
seperti mushalla, masjid, pondok pesantren, sanggar dan tempat
lainnya yang sesuai. Pada dasarnya pesantren kilat harus dapat
mengkondisikan suasana kehidupan yang Islami dengan adanya
kebersamaan, kekerabatan yang saling menunjang sesuai ajaran
Islam.34
g. Kegiatan Perpustakaan yang dimaksudkan untuk menghidupkan dan
melestarikan tradisi keperpustakaan melalui pengelolaan yang baik.
Bentuk pengelolaannya meliputi: pengadaan buku-buku, majalah,
34
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Pedoman Penyelenggaraan Pesantren Kilat
Bagi Siswa SD, SLTP, SMU/SMK, Jakarta: Dirjen Dikdasmen Depdikbud, 1997, 3-4.
20
buletin, surat kabar yang berhubungan dengan wawasan keislaman dan
ilmu pengetahuan, penanganan manajemen perpustakaan.
h. Kunjungan Studi. Ini merupakan kegiatan kunjungan atau silaturahmi
ke tempat-tempat tertentu dengan maksud melakukan studi atau
mendapatkan informasi tertentu yang berkaitan dengan kegiatan
pembelajaran.35
Prinsip pengembangan berbagai bentuk kegiatan ekstrakurikuler
Pendidikan Agama Islam tersebut tidak bisa lepas dari bentuk
pengembangan ekstrakurikuler secara umum. Kegiatannya harus tetap
mempertimbangan tingkat pemahaman dan pengetahuan peserta didik
serta tuntutan-tuntutan lokal tempat sekolah berada.
35
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Pedoman Penyelenggaraan Pesantren Kilat
bagi Siswa SD, SLTP, SMU/SMK, 13-56.
21
BAB III
ANALISIS PELAKSANAAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER
KEAGAMAAN DI SD ISLAM SE-KOTA SALATIGA
A. Pelaksanaan Pembelajaran PAI di SD Islam Se-Kota Salatiga
Pelaksanaan pembelajan PAI di SD Islam se-kota Salatiga
dilaksanakan sesuai yang ditetapkan dalam kurikulum KTSP dan belum
menerapkan kurikulum 2013. Untuk kelompok mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam maupun mata pelajaran lainnya di SD Islam se-kota Salatiga
telah menetapkan standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk nilai
raport yang harus dicapai siswa adalah berkisar 70 sampai 75. Penetapan
standar KKM ini melihat pada rata-rata tingkat kemampuan siswa dan tingkat
kesulitan mata pelajarannya.36
Proses pelaksanaan pembelajaran PAI di SD Islam se-kota Salatiga
sudah menggunakan metode yang bervariatif, mulai menggunakan metode
ceramah, diskusi, demonstrasi ataupun lainya, ditujukan agar siswa senantiasa
dapat mengikuti pembelajaran PAI dengan kondusif, ceria dan menyenangkan
sekaligus membantu siswa dalam memahami ajaran Islam secara
menyeluruh.37
Hal tersebut sejalan dengan yang diutarakan oleh Muhaimin, bahwa
strategi penyampaian pembelajaran PAI adalah metode-metode penyampaian
pembelajaran PAI yang dikembangkan untuk membuat siswa dapat merespon
dan menerima pembelajaran PAI dengan mudah, cepat dan menyenangkan.
Karena itu, penetapan strategi penyampaian perlu menerima serta merespon
masukan dari peserta didik. Dengan demikian, strategi penyampaian
mencakup lingkungan fisik, guru atau orang, bahan-bahan pembelajaran dan
kegiatan yang berkaitan dengan pembelajaran lain.38
36
Observasi di SD Islam se-Kota Salatiga 2-4 juni 2016. 37
Wawancara dengan kepala sekolah SD Muhammadiyah Plus, SDIT Nida’ul Hikmah, SD
Islam Kurma pada tanggal 7 juni 2016. 38
Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam, 2004, 151.
22
Berdasarkan hasil observasi, selain guru PAI yang terus berupaya
dalam mencapai tujuan pembelajaran PAI, seluruh SD Islam di kota Salatiga
juga memiliki strategi khusus dalam membantu guru PAI mencapai tujuan
pembelajaranya tersebut, seperti hal nya program pembiasaan PAI diantaranya
peringatan hari besar keagamaan, tadarus bersama, menghafal surah-surah
pilihan, sholat dhuha, sholat dzuhur berjamaah, kegiatan keagamaan di bulan
ramadhan, bahkan sampai dengan mewajibkan siswa mengikuti program
“Madrasah Diniyah” seperti yang di laksanakan di SD Islam Kurma dan SD
Integral Hidayatullah kota Salatiga. Semuanya itu untuk meningkatkan mutu
PAI serta menghasilkan out put yang mulia dan berkualitas.39
B. Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler Keagamaan di SD Islam Se-Kota
Salatiga
Secara keseluruhan SD Islam se-Kota Salatiga berupaya
mengoptimalkan potensi yang dimiliki oleh siswanya dan mewadahinya dalam
kegiatan ekstrakurikuler, salah satunya adalah ekstrakurikuler keagamaan.
Ekstrakurikuler keagamaan sebagai ekstrakurikuler yang mengembangkan
minat dan bakat siswa dalam bidang keagamaan sebagai salah satu upaya
dalam menunjang tercapainya tujuan pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
Kegiatan ekstrakurikuler keagamaan di SD Islam se-kota Salatiga ini
dilaksanakan pada sore hari, yaitu pelaksanaannya setelah pulang sekolah.
Pemilihan waktu pelaksanaan pada sore hari adalah agar pelaksanaan
ekstrakurikuler keagamaan ini tidak mengurangi jam belajar-mengajar peserta
didik, sehingga tidak akan mengganggu proses belajar mengajar.
Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler keagamaan di SD Islam ini
tentunya akan melibatkan berbagai pihak dan dijalankan dengan berbagai
perencanaan agar kegiatan ekstrakurikuler lebih terstruktur dan dapat berjalan
dengan baik. Maka dari itu koordinasi dengan berbagai pihak harus disusun
secara jelas dan rapi, karena menjalankan suatu sistem ekstrakurikuler tidak
bisa berjalan hanya dengan satu pihak saja melainkan dengan berbagai pihak
39
Observasi di SD Islam se-Kota Salatiga 2-4 juni 2016.
23
dan saling mendukung. Selain itu, sistem pembinaan kegiatan ekstrakurikuler
pendidikan agama Islam dapat dilakukan dengan pembiasaan, pelatihan-
pelatihan baik secara formal maupun informal dan menekankan kegiatan
praktis dalam bentuk keterampilan yang dapat mendukung pemahaman,
penghayatan dan pengamalan nilai-nilai ke Islaman serta pembinaan untuk
beramal shalih. Seluruh jenis kegiatan ekstrakurikuler pendidikan agama
Islam di kota Salatiga selalu dipantau perkembanganya, diharapkan mutu out
put yang diinginkan bisa tergambar secara jelas.40
Berdasarkan data diatas, dapat dianalisa bahwasanya pelaksanaan
program ekstrakurikuler di SD Islam se kota Salatiga sudah melalui proses
perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan kontrol/evaluasi guna
mencapai tujuan secara obyektif, sesuai dengan pendapat Henry L. Sisk dalam
bukunya Principles of Management mengatakan bahwa “Management is the
coordination of all resources throughthe processes of planning, organizing,
directing, and controlling in order to attain stated objectives”.41
Berjalanya kegiatan ekstrakurikuler keagamaan di SD Islam se-kota
Salatiga sangat bervariatif antara lembaga satu dengan yang lainya, Tentunya
dengan manajemen dan strategi yang bervariatif juga. Berpijak dari delapan
bentuk kegiatan ekstrakurikuler PAI yang diterbitkan oleh Departemen Agama
RI pada kajian teori, SD Islam di kota Salatiga mengembangkan dan membagi
kegiatan ekstrakurikuler keagamaan menjadi dua bagian, yaitu program
ekstrakurikuler wajib dan pilihan. Program ekstrakurikuler wajib yaitu
program yang harus diikuti oleh seluruh siswa, sedangkan yang dimaksud
ekstrakurikuler pilihan adalah siswa memilih program yang sesuai dengan
minat dan bakatnya, tidak semua program ekstrakurikuler disediakan di setiap
lembaga, hanya yang dibutuhkan oleh lembaga.42
Dari paparan diatas, penulis dapat menggambarkan program
ekstakurikuler keagamaan di SD Islam kota Salatiga dalam tabel dibawah ini.
40
Wawancara dengan kepala SD Muhammadiyah Plus pada tanggal 7 Juni 2016. 41
Henry L. Sisk, Principles of Management, Brighton England: South-Western Publishing
Company, 1969, 10. 42
Observasi di SD Islam se-Kota Salatiga 9&10 juni 2016.
24
Tabel. 3.1. Gambaran Program Ekstrakurikuler Keagamaan
Brand/Ciri khas
(Ekstrakurikuler Wajib)
Seni & Budaya Islam
(Ekstrakurikuler Pilihan)
Tahfidz
BTQ
PHBI
Pesantren Kilat
Pelatihan Ibadah
Khitobah
Kaligrafi
Rebana
Seni Tartil & Tilawah
Cerita Islami
Adzan
TIKI
1. Ekstrakurikuler Keagamaan Wajib
a. Tahfidz
Ekstrakurikuler tahfidz merupakan ekstrakurikuler keagamaan
yang diwajibkan di seluruh SD Islam se-Kota Salatiga, hanya
penerapanya di setiap lembaga yang berbeda. Di SD Plus Tahfidzul
Qur’an, ekstrakurikuler ini merupakan ciri khas dari lembaga tersebut.
Di SD islam ini setiap hari anak diwajibkan untuk setoran hafalan al-
Qur’an minimal 2 ayat, diharapkan anak bisa menghafal minimal 5 juz
setelah kelulusan.43
Sedangkan di SD Islam yang lain juga menerapkan
seperti hal nya SD Tahfidzul Qur’an, akan tetapi target yang akan
dicapai berbeda. Misalnya di SD Muhammadiyah untuk kelas 3-6
setoran hafalan setiap hari jumat & sabtu dengan target hafal juz 30
setelah kelulusan, SD Islam kurma setoran hafalan ayat pilihan di hari
jumat dengan target memahami tentang dasar-dasar hukum didalam al-
Qur’an, SD Al-Azhar dan SDIT Nida’ul Hikmah melaksanakan
43 Wawancara dengan kepala SD Tahfidz an-Nida’ pada tanggal 19 juli 2016.
Program Ekstrakurikuler Keagamaan
25
program tahfidz setiap dua hari setoran hafalan 1 ayat dengan target
hafal juz 30 setelah kelulusan, sedangkan SD Islam Integral
melaksanakan program tahfidz di pagi sebelum masuk serta sore pada
madin.44
b. BTQ
Ekstrakurikuler BTQ juga merupakan ekstrakurikuler
keagamaan yang diwajibkan di seluruh SD Islam se-Kota Salatiga.
Dengan diwajibkanya ekstrakurikuler BTQ ini sangat membantu
mengentaskan anak dalam membaca dan menulis al-Qur’an, hal ini
harus diwujudkan di SD yang notabenya mengutamakan nilai-nilai
Islam. Program BTQ dilaksanakan pada setiap hari sesuai jam yang
sudah ditetapkan masing-masing sekolah. Metode yang digunakan
dalam belajar membaca dan menulis al-Qur’an juga berbeda, ada yang
menggunakan metode Qiro’ati seperti SD Islam Kurma dan SDIT
Nida’ul Hikmah, ada juga yang menggunakan metode Iqra’ seperti SD
Muhammadiyah (Plus), SD Al-Azhar, SD Integral Hidayatullah dan
SD Tahfidzul Qur’an.45
c. PHBI
Peringatan hari besar Islam diwajibkan di SD Islam Kurma,
sebagian yang lain tidak begitu inten dalam melaksanakan maupun
memfasilitasi kegiatan ini dalam program ekstrakurikuler. Bentuk
kegiatan PHBI yang dijalankan SD Islam kurma diantaranya adalah,
peringatan Maulid Nabi, peringatan Isra’ Mi’raj, Tahun Baru Hijriyah
dan lain-lain. Dari hasil wawancara guru PAI SD Islam Kurma
menegaskan bahwa, menurutnya peringatan hari besar Islam di
lingkungan sekolah bisa menjadi ajang dakwah sekolah. Inilah saat
yang tepat bagi peserta didik muslim menunjukkan bahwa mereka
mampu untuk berkarya dan menampilkan kreasinya.46
44
Wawancara dengan guru PAI SD Al-Azhar pada tanggal 19 juli 2016. 45
Wawancara dengan kepala Sekolah SD Islam Kurma pada tanggal 14 Juni 2016. 46
Wawancara dengan guru PAI SD Islam Kurma pada tanggal 20 Juli 2016.
26
d. Pesantren Kilat
Semua SD Islam di kota Salatiga mengagendakan pesantren
kilat di setiap tahunya. Semua SD Islam di kota salatiga
mengagendakan kegiatan ini pada setiap bulan Ramadhan dan diberi
nama “Pesantren Ramadhan”. Kegiatan Pesantren Ramadhan
merupakan kegiatan yang wajib diikuti oleh semua siswa SD Tahfidzul
Qur’an dan SD Islam Kurma, hal ini didukung oleh pondok pesantren
yang dimilikinya. Sedangkan di SD Muhammadiyah (plus), SD Al-
Azhar, SDIT Nida’ul Hikmah dan SD Integral melaksanakan kegiatan
ini hanya di ikuti oleh siswa kelas 3-5.47
e. Pelatihan Ibadah.
Pelatihan Ibadah adalah program ekstrakurikuler yang meliputi
sholat dhuha, sholat dzuhur berjamaah, manasik haji, doa dan tadarus,
mabit, dan masih banyak kegiatan lainya. SD Islam di kota Salatiga
mewajibkan adanya ekstrakurikuler ini dikarenakan kegiatan ini sangat
berpengaruh terhadap mutu dan kualitas Pendidikan Agama Islam,
selain itu kegiatan ini menyangkut tentang pondasi pemahaman nilai-
nilai Islam.
2. Ekstrakurikuler Seni & Budaya Islam(Ekstrakurikuler Keagamaan Pilihan)
a. Khitobah
Program ekstrakurikuler khitobah hanya dilaksanakan di SD
Muhammadiyah (Plus), dan SD Islam Kurma, sedangkan di SD yang
lainya hanya membimbing dan mengarahkan bagi anak yang ingin
berlomba, tidak dibentuk ekstrakurikuler secara resmi. Adanya
ekstrakurikuler ini jelas memberikan output yang bermutu, misalnya di
SD Muhammadiyah (Plus) mempunyai Da’i kecil kondang yang jam
terbangnya sampai ke kancah nasional. Sedangkan di SD Islam
Kurma juga mempunyai da’i yang juga sering mengisi ceramah di
47
Observasi di SD Islam se-Kota Salatiga 12-15 juli 2016.
27
masyarakat, sehingga keberadaanya sangat bermanfaat dan menjadi
inspirasi bagi siswa-siswa lain di lingkunganya.48
b. Kaligrafi
Program ekstrakurikuler kaligrafi hanya di laksanakan di SD
Islam Kurma dan SD Muhammadiyah (Plus). SD Islam Kurma
melaksanakan ekstrakurikuler kaligrafi dua hari dalam satu minggu,49
yaitu hari kamis dan sabtu setelah pulang sekolah. Sedangkan SD
Muhammadiyah (Plus) maleksanakan ekstrakurikuler kaligrafi pada
hari senin setelah pulang sekolah. Program ekstrakurikuler kaligrafi ini
belum dilaksanakan SD Islam yang lainya dikarenakan SDM yang
mengampu ekstrakurikuler ini belum ada. Sedangkan untuk
mempersiapkan siswa yang ingin mengikuti ajang perlombaan
biasanya sekolah mengirimkan siswanya ketempat pelatihan kaligrafi
diluar sekolah.
c. Rebana
Program ekstrakurikuler rebana dilaksanakan di empat SD
Islam, yaitu SD Islam Kurma, SD Muhammadiyah Plus, SD Islam
Integral dan SD Al-Azhar Salatiga. Setiap sekolah yang mempunyai
program ekstrakurikuler rebana ini menyediakan fasilitas alat-alat
rebana. Kegiatan ini dipandu oleh satu pelatih rebana, siswa dibagi
menjadi beberapa kelompok untuk mempermudah dalam memandu
dan menyelaraskan nada. Sedangkan di dua SD yang lain belum
membuat program ekstrakurikuler rebana.50
d. Seni Tartil & Tilawah
Program ekstrakuler seni tartil & tilawah ini dilaksanakan di
seluruh SD Islam di kota Salatiga. Program ini di anggap sangat
penting dan harus fasilitasi dalam bentuk ekstrakurikuler oleh seluruh
SD Islam di kota Salatiga. Pelaksanaan program ekstrakurikuler seni
48
Wawancara dengan wakil kepala sekolah SD Muhammadiyah Plus pada tanggal 21 juni
2016. 49
Wawancara dengan guru PAI SD Islam Kurma pada tanggal 23 Juni 2016. 50
Observasi di SD Islam se-Kota Salatiga 12-15 juli 2016.
28
tartil dan tilawah ini tidak sulit dijalankan bagi sekolah di kota
Salatiga, dikarenakan kota Salatiga merupakan salah satu kota yang
memiliki banyak pondok pesantren yang banyak melahirkan SDM
pelatih seni tilawah dan tartil di kota Salatiga, bahkan setiap sekolah
mempunyai guru yang juga berkompeten di bidang seni tilawah &
tartil. Waktu pelaksanaan program ini berbeda-beda di setiap sekolah,
sesuai dengan jadwal masing-masing.51
e. Cerita Islami
Program ekstrakurikuler cerita islami ini hanya dilaksanakan di
SD Muhammadiyah Plus pada hari senin sore dan SD Islam Kurma
pada hari sabtu sore. Ada juga yang program pelaksanaanya digabung
dengan ekstrakurikuler khitobah seperti SDIT Nida’ul Hikmah.
Program ekstrakurikuler ini tidak jauh berbeda dengan program
ekstrakurikuler khitobah, hanya saja lebih terfokus ke cerita Islam.52
f. Adzan, CCQ dan TIKI
Program ekstrakurikuler Adzan, CCQ dan TIKI hanya
dilaksanakan di SD Muhammadiyah Plus. Adzan dan TIKI
dilaksanakan pada hari senin sore, sedangkan CCQ dilaksanakan pada
hari selasa sore. Pada SD Islam yang lain belum mengadakan program
ekstrakurikuler ini, hanya saja siswa yang akan mengikuti perlombaan
akan dilatih secara individu.53
Berdasarkan paparan diatas, Hasil penelitian yang penulis dapatkan
bahwasanya seluruh SD Islam di kota Salatiga sudah memfasilitasi dan
melaksanakan program ekstrakurikuler keagamaan dalam upaya peningkatan
mutu Pendidikan Agama Islam, dalam hal ini upaya yang dilaksanakan dalam
peningkatan mutu Pendidikan Agama Islam berbeda-beda sesuai dengan
program dan manajemen ekstrakurikuler keagamaan yang dilaksanakan di
setiap sekolah.
51
Observasi di SD Islam se-Kota Salatiga 12-15 juli 2016. 52
Observasi di SD Islam se-Kota Salatiga 12-15 juli 2016. 53
Observasi di SD Islam se-Kota Salatiga 12-15 juli 2016.
29
Setelah mengadakan analisis terhadap data yang diperoleh,
pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler keagamaan di setiap SD Islam se-kota
Salatiga, Jika mengacu pada panduan pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler
Pendidikan Agama Islam pada sekolah umum yang diterbitkan oleh
Departemen Agama R.I. SD Islam di kota Salatiga yang paling banyak
membuat program ekstrakurikuler keagamaan adalah SD Muhammadiyah
Plus dan SD Islam Kurma. Dengan rincian sebagai berikut:
Tabel. 3. 2. Program ekstrakurikuler keagamaan SD Muhammadiyah Plus &
SD Islam Kurma
Daftar Program Ekstrakurikuler Keagamaan
SD Muhammadiyah (Plus) SD Islam Kurma
a. Pelatihan Ibadah
b. Tahfidz
c. BTQ
d. Tadabbur dan Tafakkur Alam
e. Pesantren Kilat (Sanlat)
f. Kunjungan Studi.
g. Seni Islami
1. Khitobah
2. Kaligrafi
3. Cerita Islami
4. Adzan
5. Tiki
6. Tilawah
7. CCQ
a. Pelatihan Ibadah
b. Tahfidz
c. BTQ
d. Pesantren Kilat (Sanlat)
e. Kunjungan Studi.
f. Seni Islami
1. Kaligrafi
2. Tilawah
3. Khitobah
4. Cerita Islami
5. CCQ
6. Rebana
7. Sholawat
30
Tabel 3. 3. Program ekstrakurikuler keagamaan di SD Al-Azhar, SDIT
Nida’ul Hikmah, SD Integral Hidayatullah dan SD Tahfidz
Daftar Program Ekstrakurikuler Keagamaan
SD Al-Azhar SDIT Nida’ul Hikmah SD Tahfidz an-Nida SD Integral
Hidayatullah
a. Pembiasaan Ibadah
b. Tahfidz
c. BTQ
d. Pesantren Kilat
e. Kunjungan Studi.
f. Seni Islami
1. Rebana
2. Qiro’ah
a. Pelatihan Ibadah
b. Tahfidz
c. BTQ
d. Kunjungan Studi.
e. Seni Islami
1. Tartil
2. Qiro’ah
3. Kaligrafi
4. Adzan
a. Pelatihan Ibadah
b. Tahfidz
c. BTQ
d. PHBI
e. Seni Islami
1. Tartil
2. Qiro’ah
3. Kaligrafi
g. Pelatihan Ibadah
h. Tahfidz
i. Tartil
j. BTQ
k. Pesantren Kilat
l. PHBI
Dari data di atas, SD Muhammadiyah Plus & SD Islam Kurma lebih
leluasa dalam meningkatkan mutu Pendidikan Agama Islam melalui program
ekstrakurikuler keagamaan. Selain banyaknya program ekstrakurikuler
keagamaan yang diampu, dua sekolah ini juga sangat memperhatikan SDM
pengampu program ekstrakurikuler keagamaan.
Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti dapatkan, SD Al-Azhar,
SDIT Nida’ul Hikmah, SD Tahfidz an-Nida’ dan SD Integral Hidayatullah
mempunyai upaya lain dalam rangka meningkatkan mutu PAI, diantaranya
adalah:
a. Hasil wawancara yang didapat dari guru PAI SD Al-Azhar Salatiga,
mengatakan bahwasanya dalam peningkatan mutu PAI di SD Al-Azhar
lebih menekankan pada kualitas pembelajaran di kelas serta
pembiasaan-pembiasaan keagamaan yang didampingi dengan baik,
ketat dan disiplin, sehingga hasil belajar PAI yang didapatkan siswa
31
juga mempunyai kualitas yang baik. Hal ini didukung oleh hasil belajar
PAI yang penulis dapatkan dari hasil penelitian.54
b. Hasil wawancara yang didapat dari kepala sekolah SDIT Nida’ul
Hikmah, mengatakan bahwasanya dalam peningkatan mutu PAI di
SDIT Nida’ul Hikmah lebih didukung oleh program fullday yang
dimilikinya, selain itu didukung oleh fasilitas masjid yang dimiliki oleh
sekolah sehingga banyak kegiatan-kegiatan keagamaan yang sering
dilaksanakan guna meningkatkan mutu Pendidikan Agama Islam di
SDIT Nida’ul Hikmah.55
c. Sedangkan di SD Tahfidz an-Nida dan SD Integral Hidayatullah
memiliki progam Madin “Madrasah Diniyah”. 56
Menurut data yang
diperoleh dari hasil wawancara yang didapatkan dari masing-masing
guru PAI mengatakan bahwa, menurutnya peningkatan mutu PAI
melalui program Madin yang dimilikinya lebih efektif, karena program
madin ini pada intinya terfokus dengan materi-materi pendidikan
Islam, sehingga lebih mudah dalam mencapai tujuan.
Pelaksanaan program ekstrakurikuler keagamaan di SD Al-Azhar,
SDIT Nida’ul Hikmah, SD Tahfidz an-Nida’ dan SD Integral Hidayatullah
belum maksimal, sehingga perlu upaya-upaya khusus yang harus dilakukan
guna meningkatkan mutu Pendidikan Agama Islam. Di empat SD Islam diatas
lebih mengupayakan peningkatan mutu Pendidikan Agama Islam melalui
kegiatan lain selain ekstrakurikuler, seperti program Madin di SD Integral
Hidayatullah dan SD Tahfidz an-Nida’ serta program pembiasaan dan
pengembangan diri di SD Al-Azhar dan SDIT Nida’ul Hikmah.57
54
Wawancara dengan guru PAI SD Al-Azhar pada tanggal 13 agustus 2016. 55 Wawancara dengan kepala sekolah SDIT Nida’ul Hikmah pada tanggal 13 agustus
2016. 56
Observasi di SD Tahfidz an-Nida dan SD Integral Hidayatullah pada tanggal 19
agustus 2016. 57 Wawancara dengan kepala sekolah SD Integral pada tanggal 10 agustus 2016.
32
BAB IV
ANALISIS UPAYA PENINGKATAN MUTU PAI MELALUI KEGIATAN
EKSTRAKURIKULER KEAGAMAAN
A. Upaya Meningkatkan Mutu PAI Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler
Keagamaan di SD Islam Se-Kota Salatiga.
Kurikulum Pendidikan Agama Islam di sekolah terdiri atas beberapa
aspek, yaitu aspek Al-Qur’an Hadits, keimanan atau aqidah, akhlak, fiqih (
hukum Islam), dan aspek Tarikh (sejarah). Meskipun masing-masing aspek
tersebut dalam prakteknya saling mengaitkan atau terkait (mengisi dan
melengkapi), tetapi jika dilihat secara teoritis masing-masing memiliki
karakteristik tersendiri sebagai berikut:58
1. Aspek Al-Qur’an dan Hadist, menekankan pada kemampuan baca tulis
yang baik dan benar, memahami makna secara tekstual, serta
mengamalkan kandungannya dalam kehidupan sehari-hari.
2. Aspek Aqidah, menekankan pada kemampuan memahami dan
mempertahankan keyakinan atau keimanan yang benar serta menghayati
dan mengamalkan nilai-nilai asma’ alhusna.
3. Aspek Akhlak, menekankan pada pembiasaan untuk melaksanakan akhak
terpuji dan menjauhi akhlak tercela dalam kehidupan sehari-hari.
4. Aspek Fiqih, menekankan pada kemampuan cara melaksanakan ibadah
dan muamalah yang benar dan baik.
5. Aspek Tarikh dan kebudayaan islam, menekankan pada mengambil ibrah
(contoh atau hikmah) dari peristiwa-peristiwa bersejarah (Islam),
meneladani tokoh-tokoh berprestasi, dan mengaitkannya dengan
fenomena-fenomena sosial, budaya, politik, ekonomi, iptek, dan lain-lain
untuk mengembangkan kebudayaan dan peradapan Islam.
Untuk mencapai aspek kurikulum Pendidikan Agama Islam di atas,
pihak sekolah di setiap SD Islam di kota Salatiga tentunya melakukan inovasi-
inovasi kurikulum, penambahan jam pelajaran, serta meningkatkan
58
Muhaimin, Rekontruksi Pendidikan Islam, Jakarta : Rajawali Press, 2009, 33.
33
kemampuan dan keterampilan siswa melalui program ekstrakurikuler. Setelah
tercapainya beberapa aspek tersebut maka Pendidijan Agama Islam harus
mengembangkan konsep keterpaduan antara ketercapaian kemampuan yang
bersifat kognitif, afektif maupun psikomotorik. Kemudian menyangkut upaya
meningkatkan mutu Pendidikan Agama Islam melalui kegiatan ekstrakurikuler
keagamaan di SD Islam se-kota Salatiga, penulis mendapatkan hasil penelitian
sebagai berikut:
1. Upaya meningkatkan mutu PAI Melalui ekstrakurikuler keagamaan wajib.
a. Upaya meningkatkan mutu PAI melalui program ekstrakurikuler
Tahfidz
Didalam program ekstrakurikuler tahfidz ini banyak strategi
yang bisa dilakukan untuk meningkatkan mutu Pendidikan Agama
Islam, diantaranya:
1) Guru memberikan penekanan makhorijul huruf dan tajwid dalam
membaca al-Qur’an. Sehingga siswa akan terpacu untuk membaca
al-Qur’an dengan tuntunan dan tajwid yang benar.
2) Guru membaca ayat al-Qur’an, siswa menirukan.
3) Mudarosah kelompok. Yaitu anak dibagi menjadi beberapa
kelompok, setiap kelompok mendengarkan dan menyimak bacaan
al-Qur’an yang dibacakan oleh setiap siswa secara bergantian.
4) Hafalan, setelah siswa membaca dengan benar maka guru meminta
setiap siswa untuk menghafalkan sesuai target yang harus
dihafalkan.
5) Setoran, siswa yang sudah hafal diminta untuk menyetorkan
kepada guru. Disini guru juga memberikan motivasi agar siswa
lebih semangat dalam belajar dan menghafal al-Qur’an.
6) Dalam meningkatkan kemampuan afektif dan psikomotorik siswa,
maka guru membantu siswa untuk memahami dan menghayati al-
Qur’an sampai dengan pengamalanya dalam kehidupan sehari-hari.
34
Dari beberapa upaya diatas, SD islam di kota Salatiga
menganggap bahwa program ekstrakurikuler tahfidz ini sangat efisien
dalam meningkatkan mutu Pendidikan Agama Islam. Sehingga aspek
al-Quran dan Hadits dalam kurikulum Pendidikan Agama Islam
terpenuhi, bahwasanya siswa mempunyai kemampuan baca tulis yang
baik dan benar, memahami makna secara tekstual, serta mengamalkan
kandungannya dalam kehidupan sehari-hari.59
b. Upaya meningkatkan mutu PAI melalui program ekstrakurikuler BTQ
Berdasarkan hasil dari pengamatan dan wawancara, penulis
mendapatkan gambaran bahwasanya upaya meningkatkan mutu PAI
melalui kegiatan BTQ ini adalah: Melalui metode Qiro’ati yang
digunakan oleh SD Islam Kurma dan SDIT Nida’ul Hikmah adalah
bahwasanya siswa dituntun untuk belajar membaca al-Quran sesuai
dengan panduan Qiroati dari pusat. Metode ini dirasa lebih sulit
dibandigkan dengan metode Iqra’ maupun metode yang lain, meskipun
demikian bacaan al-Qur’an anak juga dirasa jauh lebih baik
dikarenakan setiap lafadz hija’iyah diberikan penekanan yang benar.
Didalam metode ini setelah pembelajaran ada pentaskhehan bacaan
yang akan di taskheh oleh guru Qiro’ati.60
Melalui metode Iqra’ yang digunakan oleh SD Muhammadiyah
(Plus), SD Al-Azhar, dan SD Integral Hidayatullah adalah siswa
dituntun untuk belajar membaca al-Qur’an sesuai dengan panduan
Iqra’. Bagi siswa yang belum bisa membaca al-Qur’an akan dituntun
untuk belajar membaca al-Qur’an mulai dari Iqra’ jilid 1 sampai
dengan jilid 6. Baik melalui metode Qiro’ati maupun metode Iqra’
keduanya sama-sama baik, keduanya sangat membantu siswa dalam
belajar membaca dan memahami al-Qur’an.
59
Wawancara dengan guru PAI SD Tahfidz an-Nida pada tanggal 16 Juli 2016. 60
Wawancara dengan kepala sekolah SD Islam Kurma pada tanggal 13 Juli 2016.
35
c. Upaya meningkatkan mutu PAI melalui program ekstrakurikuler PHBI
Upaya yang ada untuk meningkatkan mutu Pendidikan Agama
Islam melalui program ekstrakurikuler PHBI adalah melatih peserta
didik untuk selalu berperan serta dalam upaya-upaya menyemarakkan
syiar islam dalam kehidupan masyarakat melalui kegiatan-kegiatan
yang positif dan bernilai baik bagi perkembangan internal ke dalam
lingkungan masyarakat yang lebih luas. Sedangkan untuk
meningkatkan kemampuan afektif dan psikomotorik siswa, guru
memberikan pemahaman tentang sejarah islam yang diharapkan siswa
akan mampu mengambil ibrah (contoh atau hikmah) dari peristiwa-
peristiwa bersejarah, meneladani tokoh-tokoh berprestasi, dan
mengaitkannya dengan fenomena-fenomena sosial, budaya, politik,
ekonomi, iptek, dan lain-lain untuk mengembangkan kebudayaan dan
peradapan Islam.61
d. Upaya meningkatkan mutu PAI melalui program ekstrakurikuler
Pesantren Kilat
Kegiatan pesantren kilat ini dilaksanakan dengan
mengasramakan para siswa agar bisa mengikuti program selama 24
jam.62
Upaya yang dilakukan adalah:
1) Untuk meningkatkan kemampuan kognitif siswa, guru membuat
kegiatan pengkajian dan diskusi agama.
2) Sedangkan untuk meningkatkan kemampuan afektif dan
psikomotorik siswa, guru mewajibkan siswa untuk buka dan sahur
bersama, shalat terawih berjamaah, tadarus al-Qur’an, holat
tahajud, bakti sosial dan sebagainya.
Kegiatan ekstrakurikuler pesantren kilat ini diharapkan bisa
memeberi pemahaman tentang pentingnya menghidupkan hari-hari dan
malam-malam ramadhan serta mengamalkanya dengan kegiatan
positif.
61
Wawancara dengan kepala sekolah SD Islam Kurma pada tanggal 13 Juli 2016. 62
Wawancara dengan guru PAI SD Muhammadiyah Plus pada tanggal 22 Juli 2016.
36
e. Upaya meningkatkan mutu PAI melalui program ekstrakurikuler
pelatihan ibadah.
Upaya meningkatkan mutu Pendidikan Agama Islam yang
dilakukan setiap SD Islam di kota Salatiga diantaranya adalah:
1) Untuk meningkatkan kemampuan kognitif siswa, guru mewajibkan
siswa untuk menghafalkan doa-doa serta mengetahui syarat dan
ketentuan ibadah yang akan dilaksanakan
2) Untuk meningkatkan kemampuan afektif siswa, guru menuntun
siswa untuk menghayati, dan meresapi setiap ibadah yang
dilakukan siswa.
3) Untuk meningkatkan kemampuan psikomotorik siswa, guru
mewajibkan sholat dhuha setiap hari, melaksanakan sholat dhuhur
berjamaah setiap hari, melaksanakan manasik haji sesuai dengan
waktu yang ditentukan setiap sekolah, mengadakan mabit, serta
pembagian zakat.
Dari upaya yang ada di atas, diharapkan kegiatan pelatihan
ketrampilan pengamalan ibadah ini akan menjadikan siswa sebagai
muslim yang disamping berilmu juga mampu mengamalkan ajaran
agamanya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga siswa mampu untuk
melaksanakan ibadah dan muamalah yang benar dan baik sesuai
dengan tujuan kurikulum Pendidikan Agama Islam.
2. Upaya meningkatkan mutu PAI melalui ekstrakurikuler keagamaan pilihan
a. Upaya meningkatkan mutu PAI melalui program ekstrakurikuler
Khitobah
Khitobah merupakan program ekstrakurikuler pilihan di SD
Islam se kota Salatiga. Program ekstrakurikuler ini kebanyakan diikuti
oleh siswa yang mempunyai keberanian dan kepercayaan diri yang
lebih. Upaya yang diberikan untuk meningkatkan mutu Pendidikan
Agama Islam diantaranya adalah:
1) Untuk meningkatkan kemampuan kognitif siswa, guru meminta
siswa untuk mencari dan membaca dalil-dalil yang bersumber dari
37
al-Quran dan Hadis dengan benar dan nada yang baik,
menghafalkan hadits-hadits tematik, menyimak dan membaca teks
khitabah berbagai tema dengan intonasi yang baik, serta meminta
siswa untuk mencipta teks pidato Islam secara sederhana.
2) Untuk meningkatkan kemampuan afektif siswa, guru memberikan
pemahaman kepada siswa, bahwasanya tugas pendakwah itu selain
memberikan mau’idhoh hasanah juga harus mampu mengamalkan
dalam kehidupan sehari-hari.
3) Untuk meningkatkan kemampuan psikomotorik siswa, guru
meminta siswa untuk tampil berpidato, baik dalam event lomba,
pidato di lingkungan sekolah maupun berpidato untuk kegiatan
keagamaan di masyarakat.
Melalui upaya di atas, secara tidak langsung pengetahuan siswa
terhadap Pendidikan Agama Islam akan bertambah, sehingga hasil
belajar dalam bidang Pendidikan Agama Islam pun akan meningkat,
selain itu keberanian dan kepercayaan diri siswa akan terpupuk sejak
kecil.63
b. Upaya meningkatkan mutu PAI melalui program ekstrakurikuler
Kaligrafi
Kaligrafi merupakan seni Islami yang perlu untuk di lestarikan
dan dikembangkan. Melalui program ini, ada beberapa upaya untuk
meningkatkan mutu Pendidikan Agama Islam di SD Islam se-kota
Salatiga, diantaranya adalah:
1) Untuk mengembangkan kemampuan kognitif siswa, guru
memperkenalkan kepada siswa bentuk bentuk huruf hijaiyah serta
memberikan pemahaman terhadap ayat-ayat al-Qur’an yang ditulis
siswa.
2) Untuk mengembangkan kemampuan afektif siswa, guru
menanamkan sikap cinta dan menjaga budaya Islam yang ada.
63
Wawancara dengan guru PAI SD Muhammadiyah Plus pada tanggal 22 Juli 2016.
38
3) Untuk mengembangkan kemampuan psikomotorik siswa, guru
mengajarkan kepada siswa cara menulis dengan indah dan benar.
Serta memberikan kepercayaan kepada siswa untuk mengikuti
perlombaan kaligrafi guna menambah wawasan dan pengalaman
siswa.64
Melalui beberapa upaya diatas, diharapkan siswa akan terbiasa
menulis huruf Arab, karena Pendidikan Agama Islam tidak lepas dari
membaca, memahami serta menulis huruf Arab.
c. Upaya meningkatkan mutu PAI melalui program ekstrakurikuler
Rebana
Seni rebana merupakan seni Islami yang populer di kalangan
masyarakat. SD Islam se-kota Salatiga megadakan kegiatan rebana
dalam bentuk ekstrakurikuler untuk memenuhi dan ikut berpartisipasi
di bidang keagamaan di masyarakat. Adapun upaya yang diberikan
untuk meningkatkan mutu Pendidikan Agama Islam melalui
ekstrakurikuler rebana di SD Islam se-kota Salatiga yaitu memberikan
pemahaman kepada siswa melalui sholawat yang di nyanyikan. Guru
ekstrakurikuler rebana di SD Islam kota Salatiga ini tidak hanya
dituntut untuk melatih memainkan rebana saja, tapi mampu
memberikan pemahaman terhadap siswa tentang sholawat yang
dinyanyikan, sehingga siswa mengetahui sejarah, perjalanan nabi dan
umat terdahulu serta mampu mengambil ibrah dari kisah yang
dijelaskan oleh guru.65
d. Upaya meningkatkan mutu PAI melalui program ekstrakurikuler seni
Tartil & Tilawah.
Upaya meningkatkan mutu Pendidikan Agama Islam melalui
program ekstrakurikuler seni tartil dan tilawah di SD Islam se-kota
Salatiga diantaranya yaitu:
64
Wawancara dengan kepala sekolah SD Islam Kurma pada tanggal 13 Juli 2016. 65
Wawancara dengan pelatih rebana SD Islam Kurma pada tanggal 25 Juli 2016.
39
1) Untuk meningkatkan kemampuan kognitif siswa, Guru
mengajarkan membaca dengan nada indah serta mengecek bacaan
al-Qur’an setiap siswa. Siswa yang kurang benar dalam membaca
al-Qur’an akan diberikan penekanan ke tajwid maupun makhorijul
huruf.
2) Guru mengajarkan siswa mebaca al-Qur’an dengan memvariasi
nada-nada yang indah, misalnya menggunakan nada Hijaz, Bayati,
Qoror, Nahawan dan lain sebagainya. dalam hal ini diharapkan
siswa mempunyai variasi yang banyak tentang nada-nada tilawah
sehingga bacaan al-Qur’am akan enak untuk didengar.
3) Sedangkan dalam meningkatkan kemampuan afektif dan
psikomotorik siswa, maka guru membantu siswa untuk memahami
dan menghayati al-Qur’an sampai dengan pengamalanya dalam
kehidupan sehari-hari.
Dari beberapa upaya yang ada diatas diharapkan akan dapat
meningkatkan mutu pendidikan agama Islam, khususnya untuk
memenuhi aspek al-Qur’an dan Hadits di SD Islam se-kota Salatiga.
e. Upaya meningkatkan mutu PAI melalui program ekstrakurikuler
Cerita Islami
Program ekstrakurikuler cerita Islami di SD Islam se-kota
salatiga bertujuan untuk menjembatani dan memfasilitasi siswa dalam
persiapan perlombaan. Meskipun demikian, program ini sangat penting
untuk meningkatkan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik dalam
bidang Pendidikan Agama Islam. Melalui program ekstrakurikuler
cerita islami ini, guru mengajak siswa untuk bercerita sambil bermain
peran, sehingga anak lebih bisa menjiwai tokoh-tokoh islam yang
sedang di ceritakan, diharapkan siswa mampu mengambil ibrah dari
tokoh-tokoh islam yang berprestasi.66
66
Wawancara dengan pelatih cerita islami SD Muhammadiyah Plus pada tanggal 22 Juli
2016.
40
f. Upaya meningkatkan mutu PAI melalui program ekstrakurikuler
Adzan
Program ekstrakurikuler adzan ini hanya dilaksanakan di SD
Muhammadiyah Plus. Didalam program ekstrakurikuler adzan ini
upaya yang dilakukan pelatih adzan di SD Muhammadiyah Plus
diantara lain adalah:
1) Pelatih adzan di SD Muhammadiyah Plus diampu oleh Qori’
nasional yang mempunyai jam terbang yang bagus dalam hal qori’
dan adzan.
2) Dalam meningkatkan kemampuan kognitif siswa, guru
mengajarkan bagaimana mengumandangkan adzan dengan baik,
selain itu guru menuntun siswa untuk mengetahui arti setiap lafadz
adzan.
3) Dalam menningkatkan kemampuan afektif siswa, guru
memberikan stimulus kepada siswa untuk menghayati setiap lafadz
adzan. Sehingga tertanam dalam diri siswa untuk menambah
kecintaan siswa terhadap sang pencipta
4) Sedangkan dalam meningkatkan kemampuan psikomotorik siswa,
guru membiasakan anak untuk ikut andil dalam
mengumandangkan adzan di masjid-masjid yang terjangkau.67
Dari beberapa upaya diatas, tujuanya yaitu anak lebih mampu
memahami dan menghayati aspek aqidah dalam Pendikan Agama
Islam.
g. Upaya meningkatkan mutu PAI melalui program ekstrakurikuler TIKI
Program ekstrakurikuler ini hanya dilaksanakan di SD
Muhammadiyah Plus. Upaya-upaya yang dilakukan pelatih TIKI di SD
Muhammadiyah Plus diantaranya yaitu:
67
Wawancara dengan wakil kepala sekolah SD Muhammadiyah Plus pada tanggal 22 Juli
2016.
41
1) Pelatih program ekstrakurikuler TIKI di SD Muhammadiyah Plus
diampu oleh pelatih yang ahli dalam bidang informatika, selain itu
didukung oleh kemampuan yang bagus dibidang keagamaan
2) Untuk mengembangkan kemampuan kognitif siswa, pelatih
memberikan arahan tentang bagaimana menulis Arab dan
menggunakan tehnologi dengan baik sesuai dengan yang diajarkan
umat Islam
3) Untuk mengembangkan sikap afektif siswa, pelatih menjelaskan
mengapa umat Islam itu harus meguasai tehnologi, serta
bagaimana umat Islam menggunakan tehnologi untuk
kemaslahatan umat. Sedangkan dalam mengembangkan
kemampuan psikomotorik, pelatih mengarahkan siswa untuk ikut
dalam perlombaan-perlombaan untuk lebih memotivasi siswa.68
Dari beberapa upaya diatas, diharapkan tujuan Pendidikan
Agama Islam dalam aspek Tarikh, sejarah dan tehnologi Islam dapat
tercapai, karena kemajuan adalah tujuan dari seluruh umat Islam.
Berdasarkan upaya pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler keagamaan
yang di dikemukakan diatas pada dasarnya memiliki fungsi yang mendasar
yaitu membantu peserta didik dalam memahami dan mengamalkan ajaran
agama Islam dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan apa yang telah
diajarkan pada kegiatan intrakurikuler.
Sebagai penguat dari beberapa upaya diatas, upaya peningkatan mutu
PAI melalui kegiatan ekstrakurikuler keagamaan tentunya ada pengeruhnya
terhadap mutu Pendidikan Agama Islam. Berdasarkan hasil wawancara yang
peneliti dapatkan diantaranya adalah:
1. Hasil wawancara yang didapat dari Wildan siswa SD Muhammadiyah
Plus, memberikan data bahwasanya selama ini tidak ada kendala dalam
hasil belajar PAI. Bahkan ia mengatakan bahwa nilai PAI yang didapat
semakin bagus dan sering mendapatkan nilai sempurna setelah mengikuti
program ekstrakurikuler khitobah. Selain itu, dia mendapatkan
68
Wawancara dengan pelatih tiki SD Muhammadiyah Plus pada tanggal 4 agustus 2016.
42
pengetahuan dan pengalaman yang sangat mahal saat ia mempunyai bayak
prestasi sampai ke tingkat nasional.69
2. Hasil wawancara yang didapat dari Bp Abdul Gani, selaku walimurid
Daffa dan Camelia siswi SD Islam Kurma. Beliau mengatakan bahwa,
selain pendidikan yang diberikan di rumah, program ekstrakurikuler
keagamaan yang diikutiya di sekolah memberikan kontribusi yang sangat
baik dalam hasil belajar PAI yang didapatkan anaknya.70
B. Faktor Pendukung dan Penghambat Upaya Pengembangan Mutu PAI
Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Keagamaan di SD Islam Se-Kota
Salatiga.
1. Faktor Pendukung.
Berdasarkan hasil wawancara dari beberapa Kepala Sekolah di SD
Islam se-kota Salatiga, bahwa faktor pendukung untuk bisa terwujudnya
peningkatan mutu Pendidikan Agama Islam melalui kegiatan
ekstrakurikuler keagamaan di SD Islam se-kota Salatiga adalah:
a) Media dan Sarana prasarana yang memadai, baik mushola/masjid yang
dapat menampung siswa untuk melaksanakan sholat berjamaah dan
praktik ibadah, aula dan ruangan yang dimanfaatkan untuk kegiatan
ekstrakurikuler keagamaan, al-Qur’an serta buku-buku pendukung
lainya.
b) Dukungan yang lebih oleh komite sekolah terhadap berjalanya
program ekstrakurikuler keagamaan.
c) Guru Pendidikan Agama Islam dan SDM pengampu program
ekstrakurikuler yang berkompeten.
d) Kepercayaan masyarakat terhadap SD Islam di kota Salatiga sangat
tinggi.
e) Dukungan orang tua yang selalu memotivasi anaknya untuk mengikuti
kegiatan serta mendorong agar hadir di setiap pelaksanaan kegiatan.
69
Wawancara dengan siswa SD Muhammadiyah Plus pada tanggal 12 agustus 2016. 70 Wawancara dengan wali murid SD Islam Kurma pada tanggal 12 agustus 2016.
43
f) Dukungan yang baik dari administrasi dan teknis kegiatan
ekstrakurikuler.71
Sedangkan hasil wawancara dari beberapa guru PAI dan
pengampu program ekstrakurikuler keagamaan di SD Islam se-kota
Salatiga yang penulis dapatkan yaitu:
a) Komitmen pihak sekolah yang tinggi untuk meningkatkan mutu
pendidikan Islam dari hari ke hari sesuai dengan kemampuan dan
sarana prasarana yang ada.
b) Menempatkan seseorang dalam melaksanakan tugas sesuai dengan
kemampuan dan keahliannya masing-masing.
c) SD Islam di kota salatiga selalu unggul dalam bidang Pendidikan
Agama Islam, dibuktikan dari hasil perlombaan yang ada.
d) Tersedianya sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh pihak sekolah.
e) Komitmen guru dan karyawan untuk meningkatkan mutu, melalui
kekompakan dan kerjasama yang baik dengan pihak yang terkait.72
Hal inilah sebagai alasan/pertimbangan yang utama bagi orang tua
memasukkan anaknya sekolah ke SD Islam di kota Salatiga, karena lebih
mengutamakan pendidikan Islam baik secara kurikulum maupun secara
hidup bermasyarakat, dengan membuktikan rasa keislaman dalam
pergaulan serta pembinaan akhlak anak.
2. Faktor Penghambat
Faktor penghambat di setiap SD Islam se-kota salatiga berbeda-
beda. Dibawah ini penulis mencoba menguraikan beberapa faktor yang
didapatkan dari hasil observasi dan wawancara, diantaranya adalah:
a) Adanya ekstrakurikuler lain yang diikuti siswa, sehingga siswa tidak
bisa terfokus kepada satu ekstrakurikuler keagamaan.
b) Sustainability guru/pengampu ekstrakurikuler. Hal ini terlihat dari
semangat guru yang diawal sangat bersemangat, namun ditengah-
tengah tidak terlalu bersemangat lagi.
71
Wawancara dengan kepala SD Muhammadiyah Plus pada tanggal 7 Juni 2016. 72
Wawancara dengan guru PAI SD Muhammadiyah Plus, SD Al-Azhar, dan SDIT Nida’ul
Hikmah pada tanggal 4 agustus 2016.
44
c) Beban belajar siswa yang terlalu berat, sehingga siswa banyak yang
mengeluh dan tidak maksimal untuk menguasai pelajaran Pendidikan
Agama Islam.
d) Lingkungan tempat tinggal anak yang kurang baik.
e) Pembebanan anak terhadap prestasi lomba, sehingga acuan untuk
peningkatan mutu Pendidikan Agama Islam tidak terlalu diperhatikan.
Schwartz, menyebutkan bahwa tidak mungkin untuk mencapai
keberhasilan yang besar tanpa menjumpai perlawanan, kesukaran dan
kemunduran. Akan tetapi adalah mungkin untuk menjalani hidup anda
selebihnya tanpa kekalahan. Adalah mungkin untuk menggunakan
kemunduran sebagai pendorong anda untuk maju.73
Upaya peningkatan
mutu Pendidikan Agama Islam juga tidak akan tercapai tanpa kesabaran
dan usaha yang keras. Sedangkan ekstrakurikuler keagamaan adalah salah
satu wadah dan strategi untuk mengembangkan mutu Pendidikan Agama
Islam.
73
Schwartz, J.D. Berfikir dan Berjiwa Besar. Batam: Bina Rupa Aksara, 2007, 327.
45
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian di lapangan, baik melalui wawancara,
pengamatan, dan dokumentasi di SD Islam se-kota Salatiga mengenai Upaya
Kegiatan Ekstrakurikuler Keagamaan Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan
Agama Islam, maka peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa pelaksanaan
pembelajan PAI di SD Islam se-kota Salatiga dilaksanakan sesuai yang
ditetapkan dalam kurikulum KTSP dengan menetapkan KKM berkisar antara
70 sampai 75. Selain itu pembelajaran PAI tidak hanya fokus terhadap aspek
kognitif saja, melainkan sampai menyentuh aspek afektif dan psikomotorik,
serta menggunakan metode yang bervariatif. Hal ini terlihat dari adanya upaya
setiap sekolah serta guru PAI untuk lebih menekankan nilai-nilai Islam
sebagai ciri khas sekolah Islam.
Upaya peningkatan mutu PAI melalui kegiatatan ekstrakurikuler
keagamaan di SD Islam se-kota Salatiga adalah untuk memenuhi lima aspek
kurikulum PAI, yaitu aspek Al-Qur’an Hadits, keimanan atau aqidah, akhlak,
fiqih ( hukum Islam), dan aspek Tarikh (sejarah). Setiap pelatih
ekstrakurikuler mengarahkan siswa untuk mengetahui lima aspek kurikulum
PAI tidak hanya dalam kemampuan kognitif saja, tetapi sampai ke ranah
afektif dan psikomotorik.
Faktor-faktor yang mempengaruhi upaya peningkatkan mutu PAI
melalui kegiatan ekstrakurikuler keagamaan di SD islam se-kota Salatiga
diantaraya yaitu faktor pelatih ekstrakurikuler, sarana prasarana, dukungan
setiap sekolah dan orang tua siswa, serta komitmen seluruh guru dan
karyawan untuk meningkatkan mutu, melalui kekompakan dan kerjasama
yang baik dengan pihak yang terkait.
46
B. Kritik dan Saran
Berdasrkan hasil kajian teori dan penelitian di lapangan, ada beberapa
saran yang dapat dikemukakan menyangkut penelitian yang penulis lakukan,
yaitu :
1. Untuk pelatih kegiatan ekstrakurikuler harus lebih meningkatkan kualitas,
baik dalam kreatifitasnya maupun didalam metodenya, agar menjadi lebih
baik pada hasilnya. Karena adanya program ekstrakurikuler tidak akan ada
pengruhnya jika tidak dikelola dengan baik.
2. Alangkah lebih baik jika pelatih program ekstrakurikuler keagamaan
adalah guru PAI, sehingga lebih mudah dalam peningkatan mutu PAI,
karena selain mengampu proses belajar PAI di kelas juga lebih tau tentang
kebutuhan setiap siswanya.
3. SD Islam di kota Salatiga yang belum maksimal dalam memfasilitasi
program ekstrakurikuler keagamaan hendaknya segera memenuhinya,
karena akan lebih sulit mengetahui minat dan bakat siswa jika tidak
difasilitasi dalam bentuk program ekstrakurikuler.
47
DAFTAR PUSTAKA
Aan Komariah dan Cepi Triatna. Visionari Leadership Menuju Sekolah Efektif.
Jakarta: Bumi Aksara. 2005.
Majid, Abdul & Dian Andayani. Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi.
Bandung : Rosda Karya. 2005.
Arifin H.M. Pendidikan Islam Dalam Arus Dinamika Masyarakat. Jakarta:
Golden Pers. 1991.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Pedoman Penyelenggaraan Pesantren
Kilat bagi Siswa SD, SLTP, SMU/SMK. Jakarta: Dirjen Dikdasmen
Depdikbud. 1997.
Departemen Agama RI. Panduan Kegiatan Ekstrakurikuler Pendidikan Agama
Islam. Jakarta: Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam. 2005.
Dzaujak Ahmad. Penunjuk Peningkatan Mutu pendidikan di Sekolah Dasar.
Jakarta: Depdikbud. 1996.
Edward J, Klesse. Student Activities in Today's Schools: Essential Learning for
All Youth. America: R&L Education. 2004.
Hamalik, Oemar. Evaluasi Kurikulum. Bandung: Remaja Rosda Karya. cet.ke 1.
1990.
Henry L. Sisk. Principles of Management. Brighton England: South-Western
Publishing Company. 1969.
John W.Creswell. Qualitative Inquiry and Research Design: Choosing Among
Five Tradition. London: SAGE Publications. 1998.
Ishikawa, Kaoru. What is Total Quality Contrail Englewood Cliffs. New Jersey:
Prentice Hall International Inc. 1985.
Mastuki HS, Dkk. Managemen Pondok Pesantren. Jakarta: Diva Pustaka. 2003.
Moh. Fadhil al-Djamali. al-Tarbiyah al Insan al-jadid . Tunisia al-Syghly:
Matba’ah al-Ittihad al-‘Aam. 1967.
Mohammad Ali. Article. Pengembangan Pendidikan Agama Islam di Sekolah, 19
September 2010.
48
Muhammad Alim. Pendidikan Agama Islam; Upaya Pembentukan Pemikiran dan
Kepribadian Muslim. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. cet.ke1. 2006.
Muhaimin. Paradigma Pendidikan Islam. Jakarta : rajawali Press. 2004.
Muhaimin. Rekontruksi Pendidikan Islam. Jakarta : rajawali Press. 2009.
Muhaimin dan Abdul Mujib. Pemikiran Pendidikan Islam. Bandung: Trigenda
Karya. 1993.
Muhaimin, dkk. Pengembangan Model KTSP pada Sekolah dan Madrasah.
Jakarta: PT Raja Grapindo Persada. 2008.
Nawawi, Barda. Instrumen Penelitian Bidang Sosial. Gajah Mada University
Press. Yogyakarta. 1992.
Nurhasan. Konvensi Nasional Pendidikan Indonesia, Kurikulum untuk Abad
21;Indikator Cara Mengukur dan Faktor faktor yang Mempengaruhi Mutu
Pendidikan. Bandung: Sindo. 1994.
Park, Joe. Selected Reading in thePhilosopy Of Education. New York: The
Macmillan Company. 1962.
Republik Indonesia. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, Jakarta: Departemen Agama R.I. Direktorat Jenderal
Pendidikan Islam. 2007.
Republik Indonesia. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2007 tentang
Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan. (22 April 2010).
Routledge. Key Wood Education The Basics. New York: Routledge. 2011.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Ganesha.
2006.
Sutrisno. Pendidikan Islam yang Menghidupkan. Yogyakarta: Kota Kembang.
2008.
Suryosubroto. Proses Belajar Mengajar di Sekolah; Wawasan Baru, Beberapa
Metode Pendukung, dan Beberapa Komponen Layanan Khusus. Cet. I.
Jakarta: Rineka Cipta. 2002.
Schwartz, J.D. Berfikir dan Berjiwa Besar. Batam: Bina Rupa Aksara. 2007.
Yayasan Penyelenggara Penterjemah/Pentafsir Al Qur’an. Al Qur’an dan
Terjemahnya. Jakarta: PT. Intermasa. 1971. 265.
49
PEDOMAN WAWANCARA
A. Kepala Sekolah SD Islam se-Kota Salatiga:
1. Apa yang menjadi ciri khas sekolah ini dalam bidang keagamaan?
2. Kapan sekolah ini mulai membuat program ekstrakurikuler keagamaan?
3. Program ekstrakurikuler keagamaan apa saja yang ada di sekolah ini?
4. Apa yang menjadi standar acuan pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler di
sekolah ini?
5. Apa saja faktor pendorong dan penghambat upaya peningkatan mutu PAI
melalui kegiatan ekstrakurikuler keagamaan?
6. Apa tujuan dari kegiatan ekstrakurikuler keagamaan yang ada di sekolah
ini?
B. Guru PAI
1. Bagaimana proses pelaksanaan pembelajaran PAI di sekolah ini?
2. Bagaimana hasil belajar siswa mengenai pelajaran PAI?
3. Bagaimana proses pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler keagamaan di
sekolah ini?
4. Upaya apa saja yang dilakukan guru PAI dalam meningkatkan mutu
melalui kegiatan ekstrakurikuler keagamaan?
5. Bagaimana pengaruh kegiatan ekstrakurikuler keagamaan terhadap mutu
PAI?
6. Apa saja faktor pendorong dan penghambat upaya peningkatan mutu PAI
melalui kegiatan ekstrakurikuler keagamaan?
C. Pelatih Kegiatan Ekstrakurikuler Keagamaan.
1. Bagaimana proses pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler yang anda ampu?
2. Upaya apa saja yang dilakukan dalam meningkatkan mutu PAI melalui
kegiatan ekstrakurikuler keagamaan?
3. Apa saja faktor pendorong dan penghambat upaya peningkatan mutu PAI
melalui kegiatan ekstrakurikuler keagamaan?
50
D. Wakaur Bidang Kesiswaan.
1. Program ekstrakurikuler keagamaan apa saja yang ada di sekolah ini?
2. Bagaimana manajemen program ekstrakurikuler keagamaan di sekolah
ini?
PEDOMAN OBSERVASI
1. Mengamati kegiatan ekstrakurikuler keagamaan.
2. Mengamati proses pembelajaran PAI.
PEDOMAN DOKUMENTASI
1. Dokumentasi pembelajaran PAI.
2. Dokumentasi pelaksanaan ekstrakurikuler.
51
Catatan Lapangan I
Metode Pengumpulan Data: Wawancara
Hari/ tanggal : Selasa, 07 Juni 2016
Pukul : 09.00-12.00 WIB
Lokasi : SD Muhammadiyah Plus, SDIT Nida’ul Hikmah, SD Islam
Kurma
Sumber Data : Bp Triyono, Ibu Hikayah, Bp Tantowi
Deskripsi Data:
Informan adalah Guru PAI di SD Muhammadiyah Plus, SDIT Nida’ul
Hikmah dan SD Islam Kurma. Pertanyaan yang disampaikan meliputi bagaimana
pelaksanaan pembelajaran PAI di kelas, metode apa yang sering digunakan dalam
pembelajaran PAI, serta sejauh mana siswa mengikuti pembelajaran PAI.
Pertama peneliti melaksanakan wawancara di SD Muhammadiyah Plus
pada jam 09.00, dengan Informan bapak Triyono. Dari hasil wawancara tersebut,
peneliti mendapatkan data bahwasanya beliau dalam proses pembelajaran PAI
sudah menggunakan metode yang bervariatif sesuai dengan RPP yang telah dibuat
dan direncanakan, selain itu siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan kondusif
dan ceria. Setelah selesai, peneliti menuju ke SDIT Nida’ul Hikmah tepat pada
pukul 10.00, kali ini informan di SDIT adalah ibu Hikayah yang juga merangkap
sebagai kepala sekolah. Dari wawancara ini peneliti mendapatkan data bahwa
pembelajaran PAI di SDIT juga berjalan dengan kondusif, karena guru
melaksanakan pembelajaran menggunakan metode yang bervariatif. Selain itu
beliau juga menerangkan bahwa pembelajaran PAI di SDIT tidak hanya
ditekankan pada aspek kognitif saja, akan tetapi juga menekankan aspek afektif
dan psikomotorik. Terakhir peneliti menuju ke SD Islam kurma pada pukul 11.00.
Sesampainya di SD Islam Kurma, peneliti menemui Bp Tantowi untuk
melaksanakan wawancara. Dari hasil wawancara peneliti mendapatkan data
bahwasanya tidak berbeda dengan SD Muhammadiyah Plus dan SDIT, beliau
juga menggunakan metode yang bervariatif dalam proses pembelajaran PAI,
bahkan Bp Tantowi sering membawa muridnya keluar kelas saat pembelajaran
berlangsung, dengan maksud untuk mendemonstrasikan materi PAI yang telah
disampaikan serta untuk menanamkabn kemampuan afektif dan psikomotorik
siswa.
52
Catatan Lapangan II
Metode Pengumpulan Data: Wawancara
Hari/ tanggal : Selasa, 19 Juli 2016
Pukul : 10.00-12.00 WIB
Lokasi : SD Tahfidz An-Nida dan SD Al-Azhar
Sumber Data : Bp Aswad dan Bp Ubaidah
Deskripsi Data:
Informan adalah kepala sekolah SD Tahfidz An-Nida dan SD Al-Azhar.
Pertanyaan yang disampaikan meliputi program ekstrakurikuler keagamaan apa
saja ada di sekolah, serta program ekstrakurikuler keagamaan apa yang di
tonjolkan di sekolah.
Pada jam 10.00 peneliti berada di SD Tahfidz An-Nida. Dari hasil
wawancara, peneliti mendapatan data bahwasanya di SD Tahfidz mempunyai
beberapa program ekstrakurikuler keagamaan diantaranya: pelatihan ibadah,
tahfidz, BTQ, PHBI, dan seni islami yang meliputi tartil, qiro’ah, dan kaligrafi.
Hal yang menarik adalah bahwasanya di SD Tahfidz An-Nida membuat program
ekstrakurikuler tahfidz dan wajib diikuti oleh seluruh siswa. Beliau mengatakan
bahwa di SD Tahfidzul Qur’an, ekstrakurikuler ini merupakan ciri khas dari
lembaga tersebut, setiap hari anak diwajibkan untuk setoran hafalan al-Qur’an
minimal 2 ayat, diharapkan anak bisa menghafal minimal 5 juz setelah kelulusan.
Pada jam 11.00 peneliti berada di SD Al-Azhar untuk melanjutkan
wawancara yang kali ini informan adalah Bp Ubaidah selaku Kepala Sekolah SD
Al-Azhar. Dari hasil wawancara peneliti mendapatkan data bahwa di SD Al-
Azhar mempunyai beberapa program ekstrakurikuler keagamaan diantaranya:
pembiasaan ibadah, tahfidz, BTQ, pesantren kilat, kunjungan studi dan seni islami
yang meliputi rebana dan qiroah. Beliau juga menerangkan bahwasanya di SD Al-
Azhar juga menjadikan ekstrakurikuler tahfidz sebagai program ekstrakurikuler
yang diwajibkan serta melaksanakan program tahfidz setiap dua hari setoran
hafalan 1 ayat dengan target hafal juz 30 setelah kelulusan.
53
Catatan Lapangan III
Metode Pengumpulan Data: Wawancara
Hari/ tanggal : Selasa, 14 Juni 2016
Pukul : 08.00 WIB
Lokasi : SD Islam Kurma
Sumber Data : Bp Abdul Gani
Deskripsi Data:
Informan adalah kepala sekolah SD Islam Kurma. Pertanyaan yang
disampaikan meliputi program ekstrakurikuler keagamaan apa saja ada di sekolah,
serta program ekstrakurikuler keagamaan apa yang di tonjolkan di sekolah.
Dari wawancara tersebut peneliti mendapatkan data bahwasanya program
ekstrakurikuler keagamaan yang ada di SD Islam kurma diantaranya yaitu:
pelatihan ibadah, tahfidz, BTQ, pesantren kilat, kunjungan studi, dan seni islami
yang meliputi kaligrafi, tilawah, khitobah, cerita islami, CCQ, rebana, dan
sholawat. Menurut beliau program ekstrakurikuler di SD Islam Kurma yang
menonjol adalah kaligrafi, di SD Islam kurma program ekstrakurikuler kaligrafi
wajib diikuti oleh seluruh siswa, karena beliau sendiri adalah kaligrafer nasional
yang juga memegang sendiri ekstrakurikuler kaligrafi. Selain itu anak yang
berlatih kaligrafi secara tidak langsung akan meningkatkan kemampuan anak
dalam membaca dan menulis al-Qur’an meskipun program ekstrakuler BTQ juga
dilaksanakan setiap hari. Bp Abdul Gani menjelaskan bahwa metode yang
digunakan dalam program ekstrakurikuler BTQ adalah metode Qiro’ati yang
panduanya mengikuti pusat Qiro’ati. Selain itu SD Islam Kurma juga aktif dalam
menjalankan program ekstrakurikuler PHBI. Program ini bagus untuk
menanamkan nilai-nilai aqidah.
54
Catatan Lapangan IV
Metode Pengumpulan Data: Wawancara
Hari/ tanggal : Rabu, 20 Juli 2016
Pukul : 09.30 WIB
Lokasi : SD Islam Kurma
Sumber Data : Bp Tantowi
Deskripsi Data:
Informan adalah guru PAI di SD Islam Kurma. Pertanyaan yang
disampaikan meliputi: proses pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler keagamaan
terutama program ekstrakurikuler PHBI.
Dari wawancara tersebut peneliti mendapatkan data bahwasanya
pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler keagamaan di SD Islam Kurma
dilaksanakan setiap hari setelah pulang sekolah sesuai dengan jadwal yang sudah
dirancang. Mengenai program ekstrakurikuler PHBI, beliau menjelaskan
bahwasanya di SD Islam Kurma selalu mengadakan kegiatan baik itu peringatan
Maulid Nabi, peringatan Isra’ Mi’raj, Tahun Baru Hijriyah dan lain-lain. Dari
hasil wawancara guru PAI SD Islam Kurma menegaskan bahwa, menurutnya
peringatan hari besar Islam di lingkungan sekolah bisa menjadi ajang dakwah
sekolah.
55
Catatan Lapangan V
Metode Pengumpulan Data: Wawancara
Hari/ tanggal : Selasa, 21 Juni 2016
Pukul : 14.00 WIB
Lokasi : SD Muhammadiyah Plus
Sumber Data : Bp Ainul Huri
Deskripsi Data:
Informan merupakan wakil kepala sekolah di SD Muhammadiyah Plus
Salatiga. Pertanyaan yang disampaikan meliputi: pelaksanaan kegiatan
ekstrakurikuler dan upaya yang dilakukan guna meningkatkan mutu PAI melalui
kegiatan ekstrakurikuler keagamaan.
Dari wawancara tersebut peneliti mendapatkan data bahwasanya
pelaksanaan program ekstrakurikuler di SD Muhammadiyah Plus Salatiga sudah
berjalan baik dan lancar. Bp Ainul menegaskan bahwa setiap program
ekstrakurikuler di SD Muhammadiyah Plus juga dilaksanakan sesuai dengan
rancangan silabus yang telah dibuat oleh pelatih program ekstrakurikuler, setiap
pelatih program ekstrakurikuler wajib membuat acuan pelaksanaan untuk lebih
mudah dalam mencapai tujuan yang diharapkan. Contohnya adalah program
ekstrakurikuler khitobah, di SD Muhammadiyah mempunyai Da’i kecil kondang
yang jam terbangnya sampai ke kancah nasional, hal tersebut juga didukung oleh
program ekstrakurikuler khitobah yang manajemenya disusun dengan baik. Selain
itu upaya-upaya yang dilakukan adalah menempatkan SDM/pelatih yang bagus
dalam bidangnya, memberikan stimulus dan motivasi sampai dengan
mendampingi siswa untuk ikut berlomba agar dapat meningkatkan rasa percaya
diri anak.
56
Catatan Lapangan VI
Metode Pengumpulan Data: Wawancara
Hari/ tanggal : Kamis, 23 Juni 2016
Pukul : 11.00 WIB
Lokasi : SD Islam Kurma
Sumber Data : Bp Tantowi
Deskripsi Data:
Informan adalah guru PAI di SD Islam Kurma. Pertanyaan yang
disampaikan meliputi: bagaimana pelaksanaan program ekstrakurikuler
keagamaan serta apa saja faktor yang mendorong dan menghambat pelaksanaan
program ekstrakurikuler keagamaan di SD Islam Kurma.
Dari wawancara tersebut peneliti mendapatkan data bahwasanya
pelaksanaan program ekstrakurikuler keagamaan di SD Islam Kurma lebih mudah
dilaksanakan, karena murid di SD Islam Kurma juga belum terlalu banyak karena
SD Islam kurma bisa dikatakan belum lama berdiri. Pelatih program
ekstrakurikuler keagamaan hanya memegang 2-5 anak di setiap programnya,
kecuali program ekstrakuriler kaligrafi, karena program ekstrakurikuler kaligrafi
wajib diikuti oleh seluruh siswa di SD Islam Kurma. Program ekstrakurikuler
kaligrafi ini dilaksanakan 2 kali dalam satu minggu, yaitu hari kamis untuk siswa
kelas 1-3 dan hari sabtu untuk kelas 4-6. Faktor pendukung pelaksanaan program
ekstrakurikuler keagamaan di SD Islam Kurma adalah SDM Pelatih yang ahli
dalam bidangnya, sedangkan faktor penghambat pelaksanaan program
ekstrakurikuler adalah berkaitan dengan masalah pembiayaan.
57
Catatan Lapangan VII
Metode Pengumpulan Data: Wawancara
Hari/ tanggal : Sabtu, 13 Agustus 2016
Pukul : 07.00 WIB
Lokasi : SD Al-Azhar Salatiga
Sumber Data : Bp Zulfa
Deskripsi Data:
Informan adalah guru PAI di SD Al-Azhar. Pertanyaan yang disampaikan
meliputi: Bagaimana pelaksanaan program ekstrakurikuler keagamaan serta
Upaya apa saja yang dilakukan untuk meninkatkan mutu Pendidikan Agama
Islam, khususnya melalui kegiatan ekstrakurikuler keagamaan.
Dari wawancara tersebut peneliti mendapatkan data bahwasanya di SD Al-
Azhar tidak banyak memfasilitasi kegiatan ekstrakurikuler keagamaan, ada
beberapa program ekstrakurikuler keagamaan diantaranya: pembiasaan ibadah,
tahfidz, BTQ, pesantren kilat, kunjungan studi serta seni islami yang meliputi
rebana dan qiroah, Bp Zulfa menerangkan bahwa program ekstrakurikuler
keagamaan di SD Al-Azhar tidak sebanyak di SD Muhammadiyah Plus, tetapi
dalam rangka meningkatkan mutu Pendidikan Agama Islam lebih menekankan
pada proses pembelajaran di kelas serta melalui program-program pembiasaan
yang dilaksanakan. Program pembiasaan yang dilaksanakan di SD Al-Azhar
diantaranya: sholat sunnah, sholat berjamaah, kedisiplinan, akhlaqul karimah,
khotmil qur’an, amaliah ramadhan, ikrar, doa, tadarus, serta banyak lagi program
pembiasaan yang lainya. Dari program pembiasaan-pembiasaan ini beliau
menegaskan bahwa anak-anak akan lebih terbiasa dan memahami dalam
menjalankan nilai-nilai Islam, hal itu akan dapat meningkatkan mutu Pendidikan
Agama Islam.
58
Catatan Lapangan VIII
Metode Pengumpulan Data: Wawancara
Hari/ tanggal : Sabtu, 13 Agustus 2016
Pukul : 09.00 WIB
Lokasi : SDIT Nida’ul Hikmah
Sumber Data : Ibu Hikayah
Deskripsi Data:
Informan adalah Kepala Sekolah di SDIT Nida’ul Hikmah. Pertanyaan
yang disampaikan meliputi: Bagaimana pelaksanaan program ekstrakurikuler
keagamaan serta Upaya apa saja yang dilakukan untuk meninkatkan mutu
Pendidikan Agama Islam, khususnya melalui kegiatan ekstrakurikuler keagamaan.
Dari wawancara tersebut peneliti mendapatkan data bahwasanya program
ekstrakurikuler di SDIT Nida’ul Hikmah meliputi: pelatihan ibadah, tahfidz, BTQ,
pesantren kilat, kunjungan study dan seni islami yang meliputi tartil, qiro’ah,
kaligrafi dan adzan. Beliau mengatakan bahwa banyak upaya-upaya untuk
meningkatkan mutu PAI melalui kegiatan ekstrakurikuler keagamaan ini,
diantaranya adalah memberi stimulus siswa agar lebih terpacu dalam mengikuti
program ekstrakurikuler keagamaan, SDM/pelatih ekstrakurikuler keagamaan
yang baik serta memberikan reward kepada siswa jika mempunyai prestasi baik
dalam bidang akademik maupun dalam perlombaaan . Selain itu yang mendorong
peningkatan mutu PAI di SDIT Nida’ul Hikmah adalah program fullday yang
dimilikinya serta didukung oleh fasilitas masjid yang dimiliki oleh sekolah
sehingga banyak kegiatan-kegiatan keagamaan yang sering dilaksanakan guna
meningkatkan mutu Pendidikan Agama Islam di SDIT Nida’ul Hikmah.
59
Catatan Lapangan IX
Metode Pengumpulan Data: Wawancara
Hari/ tanggal : Rabu, 10 Agustus 2016
Pukul : 08.30 WIB
Lokasi : SDIT Integral Hidayatullah
Sumber Data : Bp. Wuryantoro
Deskripsi Data:
Informan adalah Kepala Sekolah di SD Integral Hidayatullah. Pertanyaan
yang disampaikan meliputi: Apa saja program ekstrakurikuler keagamaan yang
ada, Bagaimana pelaksanaan program ekstrakurikuler keagamaan serta upaya apa
saja yang dilakukan untuk meninkatkan mutu Pendidikan Agama Islam,
khususnya melalui kegiatan ekstrakurikuler keagamaan.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bp Wuryantoro, peneliti
mendapatkan data bahwasanya program ekstrakurikuler di SD Integral
Hidayatullah meliputi, pelatihan ibadah, tahfidz, tartil, BTQ, pesantren kilat dan
PHBI. Pelaksanaan ekstrakurikuler keagamaan di SD Integral sudah berjalan
dengan baik dan mempunyai fasilitas yang tercukupi, diantaranya masjid SDM
pelatih yang bagus, serta motivasi yang lebih untuk para siswanya. Untuk seni
islami hanya melatih siswa yang akan mengikuti perlombaan. Beliau
menerangkan bahwasanya SD Integral memiliki program Madin yang menurut
beliau lebih mempunyai pengaruh terhadap peningkatan mutu Pendidikan Agama
Islam.
60
Catatan Lapangan X
Metode Pengumpulan Data: Wawancara
Hari/ tanggal : Sabtu, 16 Juli 2016
Pukul : 01.00 WIB
Lokasi : SD Tahfidz An-Nida
Sumber Data : Bp Imam Mas Arum
Deskripsi Data:
Informan adalah guru PAI di SD Tahfidz An-Nida sekaligus pelatih
program tahfidz. Pertanyaan yang disampaikan menyangkut upaya peningkatan
mutu PAI melalui kegiatan ekstrakurikuler keagamaan, khususnya program
ekstrakurikuler tahfidz.
Dari wawancara tersebut peneliti mendapatkan data bahwasanya ada
beberapa upaya meningkatkan mutu PAI melalui kegiatan ekstrakurikuler
keagamaan, khususnya program tahfidz. Upaya-upaya tersebut diantaranya
adalah: Guru memberikan penekanan makhorijul huruf dan tajwid dalam
membaca al-Qur’an. Sehingga siswa akan terpacu untuk membaca al-Qur’an
dengan tuntunan dan tajwid yang benar, guru membaca ayat al-Qur’an, siswa
menirukan. Selanjutnya diisi dengan mudarosah kelompok, yaitu anak dibagi
menjadi beberapa kelompok, setiap kelompok mendengarkan dan menyimak
bacaan al-Qur’an yang dibacakan oleh setiap siswa secara bergantian. Setelah
selesai mudarosah dilanjutkan dengan hafalan, setelah siswa membaca dengan
benar maka guru meminta setiap siswa untuk menghafalkan sesuai target yang
harus dihafalkan dan dilanjutkan dengan setoran, siswa yang sudah hafal diminta
untuk menyetorkan kepada guru serta memberikan motivasi agar siswa lebih
semangat dalam belajar dan menghafal al-Qur’an. Dalam meningkatkan
kemampuan afektif dan psikomotorik siswa, maka guru membantu siswa untuk
memahami dan menghayati al-Qur’an sampai dengan pengamalanya dalam
kehidupan sehari-hari.
61
Catatan Lapangan XI
Metode Pengumpulan Data: Wawancara
Hari/ tanggal : Rabu, 13 Juli 2016
Pukul : 02.30 WIB
Lokasi : SD Islam Kurma
Sumber Data : Bp Abdul Gani
Deskripsi Data:
Informan merupakan Kepala Sekolah di SD Islam Kurma sekaligus pelatih
program BTQ. Pertanyaan yang disampaikan menyangkut upaya peningkatan
mutu PAI melalui kegiatan ekstrakurikuler keagamaan, khususnya program
ekstrakurikuler BTQ dan PHBI.
Dari hasil wawancara tersebut peneliti mendapatkan data bahwasanya ada
beberapa upaya peningkatan mutu PAI melalui program ekstrakurikuler
keagamaan khususnya program BTQ dan PHBI. Melalui metode Qiro’ati
bahwasanya siswa dituntun untuk belajar membaca al-Quran sesuai dengan
panduan Qiroati dari pusat. Metode ini dirasa lebih sulit dibandigkan dengan
metode Iqra’ maupun metode yang lain, meskipun demikian bacaan al-Qur’an
anak juga dirasa jauh lebih baik dikarenakan setiap lafadz hija’iyah diberikan
penekanan yang benar. Didalam metode ini setelah pembelajaran ada
pentaskhehan bacaan yang akan di taskheh oleh guru Qiro’ati. Sedangkan utuk
melatih siswa dalam menulis huruf arab, guru menerapkan metode pembiasaan.
disetiap harinya setiap siswa diberikan tugas untuk menulis atau menyalin mushaf
al-Qur’an dalam bentuk tulisan tangan diluar jam pembelajaran. Dengan demikian
siswa akan terbiasa dalam menulis Arab.
Sedangkan upaya dari program PHBI adalah melatih peserta didik untuk
selalu berperan serta dalam upaya-upaya menyemarakkan syiar islam dalam
kehidupan masyarakat melalui kegiatan-kegiatan yang positif dan bernilai baik
bagi perkembangan internal ke dalam lingkungan masyarakat yang lebih luas.
Sedangkan untuk meningkatkan kemampuan afektif dan psikomotorik siswa, guru
memberikan pemahaman tentang sejarah islam yang diharapkan siswa akan
mampu mengambil ibrah (contoh atau hikmah) dari peristiwa-peristiwa bersejarah
62
Catatan Lapangan XII
Metode Pengumpulan Data: Wawancara
Hari/ tanggal : Jum’at, 22 Juli 2016
Pukul : 09.00 WIB
Lokasi : SD Muhammadiyah Plus
Sumber Data : Bp Triyono
Deskripsi Data:
Informan merupakan guru PAI di SD Muhammadiyah Plus. Pertanyaan
yang disampaikan menyangkut upaya peningkatan mutu PAI melalui kegiatan
ekstrakurikuler keagamaan, khususnya program ekstrakurikuler pesantren
ramadhan dan khitobah.
Dari hasil wawancara tersebut peneliti mendapatkan data bahwasanya ada
beberapa upaya peningkatan mutu PAI melalui program ekstrakurikuler
keagamaan khususnya program pesantren ramadhan, Bp Triyono menjelaskan
bahwasanya untuk meningkatkan kemampuan kognitif siswa, guru membuat
kegiatan pengkajian dan diskusi agama. Sedangkan untuk meningkatkan
kemampuan afektif dan psikomotorik siswa, guru mewajibkan siswa untuk buka
dan sahur bersama, shalat terawih berjamaah, tadarus al-Qur’an, holat tahajud,
bakti sosial dan sebagainya. Kegiatan pesantren kilat ini dilaksanakan dengan
mengasramakan para siswa agar bisa mengikuti program selama 24 jam.
Sedangkan dari program ekstrakurikuler khitobah beliau menerangkan
bahwasanya program ekstrakurikuler ini kebanyakan diikuti oleh siswa yang
mempunyai keberanian dan kepercayaan diri yang lebih. Untuk meningkatkan
kemampuan kognitif siswa, guru meminta siswa untuk mencari dan membaca
dalil-dalil yang bersumber dari al-Quran dan Hadis dengan benar dan nada yang
baik, menghafalkan hadits-hadits tematik, menyimak dan membaca teks khitabah
berbagai tema dengan intonasi yang baik, serta meminta siswa untuk mencipta
teks pidato Islam secara sederhana. Untuk meningkatkan kemampuan afektif
siswa, guru memberikan pemahaman kepada siswa, bahwasanya tugas pendakwah
itu selain memberikan mau’idhoh hasanah juga harus mampu mengamalkan
dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan untuk meningkatkan kemampuan
psikomotorik siswa, guru meminta siswa untuk tampil berpidato, baik dalam event
lomba, pidato di lingkungan sekolah maupun berpidato untuk kegiatan keagamaan
di masyarakat.
63
Catatan Lapangan XIII
Metode Pengumpulan Data: Wawancara
Hari/ tanggal : Senin, 25 Juli 2016
Pukul : 14.30 WIB
Lokasi : SD Islam Kurma
Sumber Data : Bp Samsul
Deskripsi Data:
Informan merupakan pelatih program ekstrakurikuler rebana. Pertanyaan
yang disampaikan meliputi upaya peningkatan mutu PAI melalui kegiatan
ekstrakurikuler keagamaan, khususnya program ekstrakurikuler rebana.
Dari hasil wawancara tersebut peneliti mendapatkan data bahwasanya ada
beberapa upaya peningkatan mutu PAI melalui program ekstrakurikuler
keagamaan khususnya program ekstrakurikuler rebana. Bp Samsul menerangkan
bahwasanya dalam melatih rebana beliau memberikan pemahaman kepada siswa
melalui sholawat yang di nyanyikan. Tujuan Bp Samsul sebagai pelatih rebana
adalah memberikan pemahaman terhadap siswa tentang sholawat yang
dinyanyikan, sehingga siswa mengetahui sejarah, perjalanan nabi dan umat
terdahulu serta mampu mengambil ibrah dari kisah yang dijelaskan oleh pelatih.
64
Catatan Lapangan XIV
Metode Pengumpulan Data: Wawancara
Hari/ tanggal : Jum’at, 22 Juli 2016
Pukul : 09.30 WIB
Lokasi : SD Muhammadiyah Plus
Sumber Data : Ibu Sri Haryuningsih, Bp Ainul Huri
Deskripsi Data:
Informan Ibu Sri Haryuningsih adalah pelatih program ekstrakurikuler
cerita islami, sedangkan Bp Ainul Huri adalah Wakil Kepala Sekolah sekaligus
melatih program ekstrakurikuler adzan. Pertanyaan yang disampaikan
menyangkut upaya peningkatan mutu PAI melalui kegiatan ekstrakurikuler
keagamaan, khususnya program ekstrakurikuler cerita Islami dan adzzan.
Dari hasil wawancara dengan Ibu Sri Haryuningsih, peneliti mendapatkan
data bahwasanya Program ekstrakurikuler cerita Islami ini bertujuan untuk
menjembatani dan memfasilitasi siswa dalam persiapan lomba Pekan Maulid dan
Mapsi. Sedangkan upaya untuk peningkatan mutu PAI adalah mengajak siswa
untuk bercerita sambil bermain peran, sehingga anak lebih bisa menjiwai tokoh-
tokoh islam yang sedang di ceritakan. Upaya yang ada pada ekstrakurikuler ini
sebenarnya hampir sama dengan upaya yang ada pada program PHBI dan Rebana,
yaitu sama-sama mengambil ibrah dari tokoh-tokoh islam yang berprestasi, tetapi
dalam hal ini cerita islami lebih mendalam karena anak di ajak untuk mengetahui,
menceritakan, memerankan sampai dengan mengambil ibrah daripada cerita-cerita
Islam.
Setelah selesai, penulis menemui Bp Ainul Huri, peneliti mendapatkan
data bahwasanya upaya-upayanya antara lain: guru mengajarkan bagaimana
mengumandangkan adzan dengan baik, selain itu guru menuntun siswa untuk
mengetahui arti setiap lafadz adzan guna meningkatkan kemampuan kognitif
siswa. Dalam menningkatkan kemampuan afektif siswa, guru memberikan
stimulus kepada siswa untuk menghayati setiap lafadz adzan. Sehingga tertanam
dalam diri siswa untuk menambah kecintaan siswa terhadap sang pencipta.
Sedangkan untuk meningkatkan kemampuan psikomotorik siswa, guru
membiasakan anak untuk ikut andil dalam mengumandangkan adzan di masjid-
masjid yang terjangkau. Bp Ainul menegaskan bahwa dengan kegiatan ini siswa
akan lebih aktif untuk berangkat ke masjid, sehingga memotivasi siswa untuk
selalu sholat berjamaah.
65
Catatan Lapangan XV
Metode Pengumpulan Data: Wawancara
Hari/ tanggal : Kamis, 4 Agustus 2016
Pukul : 08.00-10.00 WIB
Lokasi : SD Muhammadiyah Plus, SD Al-Azhar, SDIT Nidaul Hikmah
Sumber Data : Bp Suharwono, Bp Zulfa, Ibu Wiwik
Deskripsi Data:
Informan adalah Guru PAI di SD Muhammadiyah Plus, SD Al-Azhar dan
SDIT Nida’ul Hikmah. Pertanyaan yang disampaikan meliputi faktor-faktor yang
mempengaruhi upaya peningkatan mutu PAI melalui kegiatan ekstrakurikuler
keagamaan.
Pada pukul 08.00 peneliti menemui Bp Suharwono untuk melakukan
wawancara. Dari hasil wawancara peneliti mendapatkan data bahwasannya
menurut Bp Suharwono faktor pendorong di SD Muhammadiyah Plus adalah
tersedianya sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh pihak sekolah serta
komitmen guru dan karyawan untuk meningkatkan mutu, melalui kekompakan
dan kerjasama yang baik dengan pihak yang terkait. Selanjutnya pada pukul 09.00
peneliti menemui Bp Zulfa di SD Al-Azhar untuk melakukan wawancara. Dari
hasil wawancara peneliti mendapatkan data bahwasanya faktor pendorong di SD
Al-Azhar adalah komitmen pihak sekolah yang tinggi untuk meningkatkan mutu
pendidikan Islam dari hari ke hari sesuai dengan kemampuan dan sarana prasarana
yang ada serta menempatkan seseorang dalam melaksanakan tugas sesuai dengan
kemampuan dan keahliannya masing-masing. Terakhir peneliti menuju ke SDIT
Nida’ul hikmah pada pukul 09.30 untuk melakukan wawancara dengan Ibu
Wiwwik. Beliau menerangkan bahwasanya hal-hal yang mendorong SD Islam
dalam hal peningkatan mutu PAI melalui program ekstrakurikuler keagamaan
adalah perhatian sekolah islam terhadap ruang lingkup PAI, oleh karena itu SD
Islam se-kota salatiga selalu unggul dalam bidang Pendidikan Agama Islam, baik
segi akademik maupun seni Islami.
66
Catatan Lapangan XVI
Metode Pengumpulan Data: Wawancara
Hari/ tanggal : Jum’at, 12 Agustus 2016
Pukul : 09.00 WIB
Lokasi : SD Muhammadiyah Plus
Sumber Data : Wildan Mauzakawali Saptian
Deskripsi Data:
Informan adalah siswa kelas 5 di SD Muhammadiyah Plus Salatiga.
Pertanyaan yang disampaikan meliputi apa yang di ajarkan dalam program
ekstrakurikuler yang diikuti, hasil belajar PAI yang diraih, serta manfaat yang
didapat dari program ekstrakurikuler yang diikuti.
Dari hasil wawancara yang dengan Wildan, peneliti mendapatkan data
bahwasanya, Wildan mengatakan bahwa banyak hal yang diajarkan oleh pelatih
program ekstrakurikuler khitobah yang dia ikuti, baik melatih dia berpidato,
bagaimana berbicara didepan orang lain, maupun dalam hal memotivasi.
Sedangkan hasil belajar PAI yang dia dapatkan juga diatas KKM. Menurut
Wildan, dia sering diberi penguatan materi pidato sesuai dengan pelajara PAI
yang diajarkan di kelas. Manfaat yang dia dapatkan sangat banyak sekali, sangat
banyak prestasi yang dia raih, baik juara tingkat kecamatan, kota, propinsi, dan
yang terakhir Wildan diberi kesempatan untuk mengikuti dai kecil yang diadakan
oleh indosiar. Wildan juga sering diundang untuk mengisi pidato di masyarakat.
67
Catatan Lapangan XVII
Metode Pengumpulan Data: Wawancara
Hari/ tanggal : Jumat, 12 Agustus 2016
Pukul : 14.00 WIB
Lokasi : SD Islam Kurma
Sumber Data : Ibu Luluk
Deskripsi Data:
Informan adalah walimurid dari Ananda Daffa dan Kamelia di SD Islam
Kurma. Pertanyaan yang disampaikan meliputi perkembangan hasil belajar PAI
setelah mengikuti program ekstrakurikuler keagamaan.
Berdasarkan wawancara dengan Ibu Luluk, Beliau mengatakan bahwa,
selain pendidikan yang diberikan di rumah, program ekstrakurikuler keagamaan
yang diikutiya di sekolah memberikan kontribusi yang sangat baik dalam hasil
belajar PAI yang didapatkan anaknya. Selama ini tidak ada kendala dalam hasil
belajar PAI anaknya, nilai pelajaran PAI juga selalu diatas KKM.
78
Lampiran Dokumentasi
1. Keterangan:
Wawancara dengan Bp.
Ubaidah S.Ag, (Kepala
Sekolah SD Al-Azhar
Salatiga)
2.
Keterangan:
Wawancara dengan Bp.
Abdul Gani, SS. (Kepala
Sekolah SD Islam Kurma)
79
3. Keterangan:
Wawancara dengan Bp.
Zulfa. (Guru PAI sekaligus
pelatih ekstrakurikuler
keagamaan SD Al-Azhar)
4.
Keterangan:
Setoran hafalan program
ekstrakurikuler (Tahfidz)
SD Al Azhar
80
5. Keterangan:
Wawancara dengan Bp.
Ainul Huri. (Guru PAI
sekaligus pelatih program
ekstrakurikuler keagamaan.
6. Keterangan:
Wawancara dengan Bp.
Abdul Gani & Bp Tantowi.
(Kepala Sekolah dan Wakil
Kepala Sekolah SD Islam
Kurma)
7.
Keterangan:
Wawancara dengan
Wiladan. (Da’i kecil, SD
Muhammadiyah Plus
Salatiga)
81
8. Keterangan:
Pelaksanaan
Ekstrakurikuker BTQ SD
Islam Kurma
9.
Keterangan:
Pelaksanaan ekstrakurikuler
Khitobah SD
Muhammadiyah Plus.
82
10. Keterangan:
Pesantren Ramadhan SD
Muhammadiyah Plus
Salatiga
11. Keterangan:
Wawancara dengan Ibu
Thanti. Guru SD
Muhammadiyah Plus
Salatiga.
Keterangan:
Wawancara dengan Bp.
Wuryanto, Kepala Sekolah
SD Integral Hidayatullah
83
RIWAYAT HIDUP
Nashrul Haqqi Firmansyah, lahir di Nganjuk, 4
Agustus 1992 dari pasangan Muhammad Azam dan
Nurul Hidayati. Pertama kali mengenyam pendidikan di
Taman Kanak-kanan Perwanida di desa Nglirang, Pace,
Nganjuk pada tahun 1998. Setelah itu melanjutkan
jenjang pendidikan di Sekolah Dasar Negeri 1 Cerme,
Pace, Nganjuk dan menyelesaikan jenjang pendidikan Sekolah Dasar pada tahun
2004. Setelah menyelesaikan pendidikan dasar, penulis melanjutkan
pendidikannya di Madrasah Tsanawiyah “Darul Huda” Mayak, Tonatan,
Ponorogo dan menyelesaikan jenjang tersebut pada tahun 2007. Setelah itu,
penulis melanjutkan jenjang pendidikan ditempat yang sama, yaitu Madrasah
Aliyah “Darul Huda” Mayak, Tonatan, Ponorogo dan menyelesaikan jenjang
tersebut pada tahun 2010. Penulis mengenyam pendidikan di Pondok Pesantren
“Darul Huda” kurang lebih selama 6 tahun.
Seusai mengenyam pendidikan di Pondok Pesantren “Darul Huda” Mayak,
Tonatan, Ponorogo, penulis melanjutkan kuliah di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan IAIN Surakarta. Penulis juga aktif dalam beberapa kegiatan organisasi.
Pada tahun 2005-2006, penulis menjadi Koordinasi Bidang Pendidikan (OSIS)
MTs Darul Huda. Kemudian, pada tahun 2008-2010, penulis diangkat menjadi
Ketua IPNU-IPPNU di Kecamatan Pace, Kabupaten Nganjuk.
Sementara itu, saat menempuh jenjang pendidikan strata satu, penulis aktif
di berbagai kegiatan organisasi di IAIN Surakarta, diantaranya adalah menjabat
sebagai anggota BEM FITK IAIN Surakarta dan Ketua Kaligrafi Al-Katib IAIN
Surakarta. Penulis juga mulai menekuni berbagai bidang kesenian disela-sela
kegiatan perkuliahan, diantaranya adalah Seni Lukis, Seni Kaligrafi dan Seni
Musik. Pada tahun 2011-2014 penulis mulai bergabung dengan beberapa
komunitas/organisasi kesenian dan kebudayaan, diantaranya adalah: Persatuan
Pelukis Indonesia, Lesbumi, Sanggar Pawon Surakarta, JQH Al-Wustha IAIN
Surakarta, serta Sanggar Kaligrafi Alif. Penulis semakin semangat untuk
memperdalam dunia kesenian setelah banyak mendapatkan penghargaan di
berbagai perlombaan seni, khususnya di bidang Seni Lukis dan Seni Kaligrafi.
Motto penulis adalah, “Sebuah tantangan akan selalu menjadi beban, jika itu
hanya di pikirkan. Sebuah cita-cita juga hanya akan menjadi beban, jika itu hanya
angan-angan”.