pengembangan keprofesian berkelanjutan f.pdf · kegiatan pembelajaran 1 analisis standar kompetensi...
TRANSCRIPT
MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN
MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK KOMPETENSI F Penulis: Drs. H. Haryono Adipurnomo Rahma Tri Wulandari, S.Pd. Magfirotun Nur Insani, S.Pd. Gatot Malady, S.IP., M.Si. Drs. Suparlan Al Hakim, M.Si. Dr. Sri Untari, M.Pd., M.Si. Siti Awaliyah, S.Pd., S.H., M.Hum Hj. Elita, M.Pd Siti Mulyani. YudariniProbowati, S.Pd. Drs. Sumarno P.M. Henny Dwi Omegawati, S.Pd
Penyunting: Endro Sri Widayati Desain Grafis dan Ilustrasi: Tim Desain Grafis Copyright © 2017 Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang Dilarang mengcopy sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan
PPKn SMP KK F
iii
Kata Sambutan
Peran guru profesional dalam proses pembelajaran sangat penting sebagai kunci
keberhasilan belajar siswa. Guru profesional adalah guru yang kompeten
membangun proses pembelajaran yang baik sehingga dapat menghasilkan
pendidikan yang berkualitas dan berkarakter prima. Hal tersebut menjadikan guru
sebagai komponen yang menjadi fokus perhatian Pemerintah maupun pemerintah
daerah dalam peningkatan mutu pendidikan terutama menyangkut kompetensi
guru.
Pengembangan profesionalitas guru melalui Program Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan merupakan upaya Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan melalui Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependikan dalam
upaya peningkatan kompetensi guru. Sejalan dengan hal tersebut, pemetaan
kompetensi guru telah dilakukan melalui Uji Kompetensi Guru (UKG) untuk
kompetensi pedagogik dan profesional pada akhir tahun 2015. Peta profil hasil
UKG menunjukkan kekuatan dan kelemahan kompetensi guru dalam penguasaan
pengetahuan pedagogik dan profesional. Peta kompetensi guru tersebut
dikelompokkan menjadi 10 (sepuluh) kelompok kompetensi. Tindak lanjut
pelaksanaan UKG diwujudkan dalam bentuk pelatihan guru paska UKG pada
tahun 2016 dan akan dilanjutkan pada tahun 2017 ini dengan Program
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru. Tujuannya adalah untuk
meningkatkan kompetensi guru sebagai agen perubahan dan sumber belajar
utama bagi peserta didik. Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
bagi Guru dilaksanakan melalui tiga moda, yaitu: 1) Moda Tatap Muka, 2) Moda
Daring Murni (online), dan 3) Moda Daring Kombinasi (kombinasi antara tatap
muka dengan daring).
Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
(PPPPTK), Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga
Kependidikan Kelautan Perikanan Teknologi Informasi dan Komunikasi (LP3TK
KPTK) dan Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah
(LP2KS) merupakan Unit Pelaksanana Teknis di lingkungan Direktorat Jenderal
iv
Guru dan Tenaga Kependidikan yang bertanggung jawab dalam mengembangkan
perangkat dan melaksanakan peningkatan kompetensi guru sesuai bidangnya.
Adapun perangkat pembelajaran yang dikembangkan tersebut adalah modul
Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru moda tatap muka
dan moda daring untuk semua mata pelajaran dan kelompok kompetensi. Dengan
modul ini diharapkan program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
memberikan sumbangan yang sangat besar dalam peningkatan kualitas
kompetensi guru.
Mari kita sukseskan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan ini untuk
mewujudkan Guru Mulia Karena Karya.
Jakarta, April 2017
Direktur Jenderal Guru
dan Tenaga Kependidikan,
Sumarna Surapranata, Ph.D. NIP. 195908011985031002
PPKn SMP KK F
v
Kata Pengantar
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas selesainya Modul
Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru jenjang Sekolah
Menengah Pertama mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS), Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn),
Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Seni Budaya, serta Pendidikan
Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan. Modul ini merupakan dokumen wajib untuk
Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan.
Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru merupakan tindak
lanjut dari hasil Uji Kompetensi Guru (UKG) 2015 dan bertujuan meningkatkan
kompetensi guru dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan mata pelajaran
yang diampunya.
Sebagai salah satu upaya untuk mendukung keberhasilan suatu program diklat,
Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar pada tahun 2017 melaksanakan
review, revisi, dan mengembangkan modul paska UKG 2015 yang telah
terintegrasi Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dan Penilaian Berbasis Kelas,
serta berisi materi pedagogik dan profesional yang akan dipelajari oleh peserta
selama mengikuti Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan.
Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru jenjang Sekolah
Menengah Pertama ini diharapkan dapat menjadi bahan bacaan wajib bagi para
peserta diklat untuk dapat meningkatkan pemahaman tentang kompetensi
pedagogik dan profesional terkait dengan tugas pokok dan fungsinya.
vi
Terima kasih dan penghargaan yang tinggi disampaikan kepada para pimpinan
PPPPTK IPA, PPPPTK PKn/IPS, PPPPTK Bahasa, PPPPTK Matematika,
PPPPTK Penjas-BK, dan PPPPTK Seni Budaya yang telah mengijinkan stafnya
dalam menyelesaikan modul Pendidikan Dasar jenjang Sekolah Menengah
Pertama ini. Tidak lupa saya juga sampaikan terima kasih kepada para
widyaiswara, Pengembang Teknologi Pembelajaran (PTP), dosen perguruan
tinggi, dan guru-guru hebat yang terlibat di dalam penyusunan modul ini.
Semoga Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan ini dapat
meningkatkan kompetensi guru sehingga mampu meningkatkan prestasi
pendidikan anak didik kita.
Jakarta, April 2017
Direktur Pembinaan Guru
Pendidikan Dasar
Poppy Dewi Puspitawati NIP. 196305211988032001
PPKn SMP KK F
vii
Daftar Isi
Hal. Kata Sambutan .................................................................................................... iii Kata Pengantar ..................................................................................................... v Daftar Isi .............................................................................................................. vii Daftar Gambar .................................................................................................... xii Daftar Tabel ......................................................................................................... xii Pendahuluan ......................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................ 1 B. Tujuan .......................................................................................................... 5 C. Peta Kompetensi ......................................................................................... 6 D. Ruang Lingkup ............................................................................................ 8 E. Saran Penggunaan Modul .......................................................................... 9
BAGIAN I KOMPETENSI PROFESIONAL ............................................ 19
Kegiatan Pembelajaran 1 Analisis Standar Kompetensi Lulusan, Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar ................................................................................ 21
A. Tujuan ........................................................................................................ 21 B. Indikator Pencapaian Kompetensi ............................................................ 21 C. Uraian Materi ............................................................................................. 21 D. Aktivitas Pembelajaran .............................................................................. 29 E. Latihan/Kasus/Tugas ................................................................................. 31 F. Rangkuman ............................................................................................... 32 G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ................................................................ 32
Kegiatan Pembelajaran 2 Penerapan Nilai-Nilai Pancasila dalam Berbagai Kehidupan ........................................................................................................... 33
A. Tujuan ........................................................................................................ 33 B. Indikator Pencapaian Kompetensi ............................................................ 33 C. Uraian Materi ............................................................................................. 33 D. Aktivitas Pembelajaran .............................................................................. 40 E. Latihan/ Kasus /Tugas ............................................................................... 42 F. Rangkuman ............................................................................................... 46 G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ................................................................ 48
Kegiatan Pembelajaran 3 Penerapan Bertutur Kata, Berperilaku dan Bersikap Sesuai dengan Nilai-Nilai Pancasila ................................................................. 49
A. Tujuan ........................................................................................................ 49 B. Indikator Pencapaian Kompetensi ............................................................ 49 C. Uraian Materi Pembelajaran...................................................................... 49 D. Aktivitas Pembelajaran .............................................................................. 52
viii
E. Latihan/Kasus/Tugas ................................................................................. 54 F. Rangkuman ................................................................................................ 59 G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ................................................................. 60
Kegiatan Pembelajaran 4 Penerapan Hak dan Kewajiban Warga Negara dalam UUD Negara RI Tahun 1945 .................................................................... 61
A. Tujuan ........................................................................................................ 61 B. Indikator Pencapaian Kompetensi ............................................................. 61 C. Uraian Materi ............................................................................................. 61 D. Aktivitas Pembelajaran .............................................................................. 64 E. Latihan/Kasus/Tugas ................................................................................. 67 F. Rangkuman ................................................................................................ 69 G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ................................................................. 70
Kegiatan Pembelajaran 5 Permasalahan Penerapan Isi Pembukaan UUD Negara RI Tahun 1945 ....................................................................................... 71
A. Tujuan ........................................................................................................ 71 B. Indikator Pencapaian Kompetensi ............................................................. 71 C. Uraian Materi ............................................................................................. 71 D. Aktivitas Pembelajaran .............................................................................. 76 E. Latihan/Kasus/Tugas ................................................................................. 78 F. Rangkuman ................................................................................................ 81 G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ................................................................. 82
Kegiatan Pembelajaran 6 Penerapan Kewenangan Lembaga Lembaga Negara Dalam UUD Negara RI Tahun 1945 ...................................................... 83
A. Tujuan Pembelajaran ................................................................................. 83 B. Indikator Pencapaian Kompetensi ............................................................. 83 C. Uraian Materi ............................................................................................. 84 D. Aktivitas Pembelajaran .............................................................................. 87 E. Latihan/Kasus/Tugas ................................................................................. 89 F. Rangkuman ................................................................................................ 93 G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ................................................................. 94
Kegiatan Pembelajaran 7 Penerapan Fungsi Lembaga Perlindungan dan Penegakan Hak Asasi Manusia di Indonesia ................................................... 95
A. Tujuan Pembelajaran ................................................................................. 95 B. Indikator Pencapaian Kompetensi ............................................................. 95 C. Uraian Materi ............................................................................................. 95 D. Aktivitas Pembelajaran .............................................................................. 99 E. Latihan/ Kasus/Tugas .............................................................................. 102 F. Rangkuman .............................................................................................. 104 G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ............................................................... 105
PPKn SMP KK F
ix
Kegiatan Pembelajaran 8 Proses Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan .......................................................................................................... 107
A. Tujuan ...................................................................................................... 107 B. Indikator Pencapaian Kompetensi .......................................................... 107 C. Uraian Materi ........................................................................................... 108 D. Aktivitas Pembelajaran ............................................................................ 112 E. Latihan/Kasus/Tugas ............................................................................... 115 F. Rangkuman ............................................................................................. 117 G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut .............................................................. 117
Kegiatan Pembelajaran 9 Proses Beracara di Pengadilan .......................... 119 A. Tujuan ...................................................................................................... 119 B. Indikator Pencapain Kompetensi ............................................................ 119 C. Uraian Materi .......................................................................................... 119 D. Aktivitas Pembelajaran ............................................................................ 123 E. Latihan/Kasus/Tugas ............................................................................... 125 F. Rangkuman ............................................................................................. 127 G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut .............................................................. 128
Kegiatan Pembelajaran 10 Perilaku Toleransi Masyarakat Terhadap Keberagaman Suku, Agama, Ras, Budaya, dan Gender .............................. 129
A. Tujuan Pembelajaran .............................................................................. 129 B. Indikator Pencapaian Kompetensi .......................................................... 129 C. Uraian Materi ........................................................................................... 130 D. Aktivitas Pembelajaran ............................................................................ 132 E. Latihan/Kasus/Tugas ............................................................................... 134 F. Rangkuman ............................................................................................. 137 G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut .............................................................. 137
Kegiatan Pembelajaran 11 Permasalahan Keberagaman dalam Masyarakat Indonesia ........................................................................................................... 139
A. Tujuan ...................................................................................................... 139 B. Indikator Pencapaian Kompetensi .......................................................... 139 C. Uraian Materi ........................................................................................... 139 D. Aktivitas Pembelajaran ............................................................................ 142 E. Latihan/Kasus/Tugas ............................................................................... 145 F. Rangkuman ............................................................................................. 148 G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut .............................................................. 148
Kegiatan Pembelajaran 12 Perwujudan Konsepsi Wilayah Nkri ................... 149 A. Tujuan ...................................................................................................... 149 B. Indikator Pencapaian Kompetensi .......................................................... 149 C. Uraian Materi ........................................................................................... 149 D. Aktivitas Pembelajaran ............................................................................ 152 E. Latihan/Kasus/Tugas ............................................................................... 154 F. Rangkuman ............................................................................................. 155 G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut .............................................................. 155
x
BAGIAN II KOMPETENSI PEDAGOGIK ............................................... 157
Kegiatan Pembelajaran 13 Permasalahan Penyusunan Model Pendekatan Saintifik .............................................................................................................. 159
A. Tujuan ...................................................................................................... 159 B. Indikator Pencapain Kompetensi ............................................................. 159 C. Uraian Materi ........................................................................................... 159 D. Aktivitas Pembelajaran ............................................................................ 164 E. Latihan / Tugas/ Kasus ............................................................................ 166 F. Rangkuman .............................................................................................. 167 G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ............................................................... 168
Kegiatan Pembelajaran 14 Permasalahan Penyusunan Model Pembelajaran PPKn SMP .......................................................................................................... 169
A. Tujuan ...................................................................................................... 169 B. Indikator Pencapaian Kompetensi ........................................................... 169 C. Uraian Materi Pembelajaran .................................................................... 169 D. Aktivitas Pembelajaran ............................................................................ 174 E. Latihan / Kasus/ Tugas ............................................................................ 176 F. Rangkuman .............................................................................................. 178 G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ............................................................... 179
Kegiatan Pembelajaran 15 Pengolahan Instrumen Penilaian Hasil Belajar ................................................................................................................ 181
A. Tujuan ...................................................................................................... 181 B. Indikator Pencapaian Kompetensi ........................................................... 181 C. Uraian Materi ........................................................................................... 181 D. Aktivitas Pembelajaran ............................................................................ 185 E. Latihan/Kasus/Tugas ............................................................................... 188 F. Rangkuman .............................................................................................. 188 G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ............................................................... 189
Kegiatan Pembelajaran 16 Permasalahan Penyusunan RPP PPKn SMP .. 191 A. Tujuan ...................................................................................................... 191 B. Indikator Pencapaian Kompetensi ........................................................... 191 C. Uraian Materi ........................................................................................... 191 D. Aktivitas Pembelajaran ............................................................................ 194 E. Latihan/Kasus/Tugas ............................................................................... 196 F. Rangkuman .............................................................................................. 197 G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ............................................................... 197
Kegiatan Pembelajaran 17 Penggunaan Media Pembelajaran dalam Proses Pembelajaran PPKn SMP ................................................................................. 199
A. Tujuan ...................................................................................................... 199 B. Indikator Pencapaian Kompetensi ........................................................... 199 C. Uraian Materi Kegiatan Pembelajaran 1 .................................................. 199
PPKn SMP KK F
xi
D. Aktivitas Pembelajaran ............................................................................ 201 E. Latihan/Kasus/Tugas ............................................................................... 203 1. Penguasaan Konsep ............................................................................... 203 F. Rangkuman ............................................................................................. 204 G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut .............................................................. 204
Kegiatan Pembelajaran 18 Permasalahan Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas .................................................................................................................. 205
A. Tujuan ...................................................................................................... 205 B. Indikator Pencapaian Kompetensi .......................................................... 205 C. Uraian Materi ........................................................................................... 205 D. Aktivitas Pembelajaran ............................................................................ 209 E. Latihan/ Kasus /Tugas ............................................................................. 211 F. Rangkuman ............................................................................................. 213 G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut .............................................................. 214
Kunci Jawaban dan Pedoman Penskoran Latihan/Kasus/Tugas ............... 215 Evaluasi ............................................................................................................. 245 Penutup ............................................................................................................. 251 Daftar Pustaka .................................................................................................. 253
xii
Daftar Gambar
Hal. Gambar 1. Ruang Lingkup ...................................................................................... 8
Gambar 2. Alur Model Pembelajaran Tatap Muka ................................................. 9
Gambar 3. Alur Pembelajaran Tatap Muka Penuh .............................................. 10
Gambar 4. Alur Pembelajaran Tatap Muka model In-On-In ................................. 12
Gambar 5. Keterkaitan Skl, Ki, Kd, Pembelajaran, Dan Penilaian ....................... 28
Gambar 6. Penggunaan Media Pembelajaran Kerucut Pengalaman ................ 200
Gambar 7. Prosedur Pelaksanaan PTK Lebih Terperinci .................................. 213
Daftar Tabel
Hal. Tabel 1. Peta Kompetensi ...................................................................................... 6
Tabel 2. Daftar Lembar Kerja Modul .................................................................... 14
Tabel 3. Kisi – kisi USBN PPKn Kurikulum 2006 ................................................. 15
Tabel 4. Kisi – kisi USBN PPKn Kurikulum 2006 dan Kurikulum 2013 ................ 16
Tabel 5. Standar Kompetensi Lulusan (SKL) Pendidikan Dasar dan Menengah 22
Tabel 6. Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah ........................................ 23
Tabel 7. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pelajaran pada Kurikulum 2013
pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah ............................................ 25
Tabel 8. Akitivitas pembelajaran diklat dengan mata diklat “Analisis Standar
Kompetensi Lulusan, Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar ............................ 29
PPKn SMP KK F
1
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen,
konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan
lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam
menyelenggarakan pendidikan. Guru dan tenaga kependidikan wajib
melaksanakan kegiatan pengembangan keprofesian secara berkelanjutan agar
dapat melaksanakan tugas profesionalnya.Program Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan (PKB) adalah pengembangan kompetensi Guru dan Tenaga
Kependidikan yang dilaksanakan sesuai kebutuhan, bertahap, dan berkelanjutan
untuk meningkatkan profesionalitasnya.
Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) merupakan kebijakan pendidikan yang
tujuan utamanya adalah untuk mengimplementasikan Nawacita Presiden Joko
Widodo – Jusuf Kalla dalam sistem pendidikan nasional. Kebijakan PPK ini
terintegrasi dalam Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) yaitu perubahan
cara berpikir, bersikap, dan bertindak menjadi lebih baik. Nilai-nilai utama GNRM
(religius, nasionalis, mandiri, gotong royong, integritas) ingin ditanamkan melalui
sistem pendidikan nasional agar diketahui, dipahami dan diterapkan di seluruh
sendi kehidupan. PPK lahir karena kesadaran akan tantangan ke depan yang
semakin kompleks dan tidak pasti, namun sekaligus melihat ada banyak harapan
bagi masa depan bangsa. Ini menuntut lembaga pendidikan untuk mempersiapkan
peserta didik secara keilmuan dan kepribadian, berupa individu-individu yang
kokoh dalam nilai-nilai moral, spiritual dan keilmuan. Memahami latar belakang,
urgensi, dan konsep dasar PPK menjadi sangat penting bagi Kepala Sekolah agar
dapat menerapkannya sesuai dengan konteks pendidikan di daerah masing-
masing.
Pengembangan keprofesian berkelanjutan sebagai salah satu strategi pembinaan
guru dan tenaga kependidikan diharapkan dapat menjamin guru dan tenaga
kependidikan mampu secara terus menerus memelihara, meningkatkan, dan
Pendahuluan
2
mengembangkan kompetensi sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Pelaksanaan kegiatan PKB akan mengurangi kesenjangan antara kompetensi
yang dimiliki guru dan tenaga kependidikan dengan tuntutan profesional yang
dipersyaratkan.
Guru dan tenaga kependidikan wajib melaksanakan PKB baik secara mandiri
maupun kelompok. Khusus untuk PKB dalam bentuk diklat dilakukan oleh lembaga
pelatihan sesuai dengan jenis kegiatan dan kebutuhan guru. Penyelenggaraan
diklat PKB dilaksanakan oleh PPPPTK dan LPPPTK KPTK atau penyedia layanan
diklat lainnya. Pelaksanaan diklat tersebut memerlukan modul sebagai salah satu
sumber belajar bagi peserta diklat. Modul merupakan bahan ajar yang dirancang
untuk dapat dipelajari secara mandiri oleh peserta diklat berisi materi, metode,
batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang disajikan secara sistematis dan
menarik untuk mencapai tingkatan kompetensi yang diharapkan sesuai dengan
tingkat kompleksitasnya.
Pedoman penyusunan modul Pembinaan Karir Guru bagi guru dan tenaga
kependidikan ini merupakan acuan bagi penyelenggara pendidikan dan pelatihan
dalam mengembangkan modul pelatihan yang diperlukan PEMBINAAN KARIR
GURU dalam melaksanakan kegiatan PKB. Dasar Hukum penulisan Modul
Pembinaan Karir Guru untuk Guru PPKn SMPadalah :
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru
dan Dosen.
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 101 Tahun 2000 tentang
Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil.
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan sebagaimana diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013.
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 tentang
Guru;
PPKn SMP KK F
3
6. Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka
Kreditnya.
7. Peraturan Bersama Menteri Pendidikan Nasional dan Kepala Badan
Kepegawaian Negara Nomor 14 Tahun 2010 dan Nomor 03/V/PB/2010
tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional dan Angka Kreditnya.
8. Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 14 tahun 2010 tentang Jabatan Fungsional Penilik dan
Angka Kreditnya
9. Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 21 tahun 2010 tentang Jabatan Fungsional Pengawas dan
Angka Kreditnya.
10. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 12 tahun
2007 tentang Standar Pengawas Sekolah
11. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 13
tahun2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah
12. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 tahun
2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.
13. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 24 tahun
2008 tentang Standar Tenaga Administrasi Sekolah/Madrasah
14. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 25 tahun
2008 tentang Standar Tenaga Perpustakaan
15. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor No 26
tahun 2008 tentang Standar Tenaga Laboran
16. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor No 27
tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor;
17. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 63 Tahun
2009 tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan.
18. Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 16 tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka
Kreditnya.
19. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 40 Tahun
2009 tentang Standar Penguji pada Kursus dan Pelatihan
Pendahuluan
4
20. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 Tahun
2009 tentang Standar Pembimbing pada Kursus dan Pelatihan
21. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 42 Tahun
2009 tentang Standar Pengelola Kursus
22. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 43 tahun 2009
tentang Standar Tenaga Administrasi Pendidikan pada Program Paket A,
Paket B, dan Paket C.
23. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 44 tahun 2009
tentang Standar Pengelola Pendidikan pada Program Paket A, Paket B, dan
Paket C.
24. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 45 Tahun
2009 tentang Standar Teknisi Sumber Belajar pada Kursus dan Pelatihan
25. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 35 Tahun
2010 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan
Angka Kreditnya.
26. Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 21 tahun 2010 tentang Jabatan Fungsional Pengawas dan
Angka Kreditnya.
27. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 11 Tahun
2011 tentang Sertifikasi Guru dalam Jabatan.
28. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 1
tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kelola Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia.
29. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
41 tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja PPPPTK.
30. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 38 Tahun
2013 tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Penilik dan Angka
Kreditnya.
31. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
39 Tahun 2013 Tentang Juknis Jabatan Fungsional Pamong Belajar dan
Angka Kreditnya.
32. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 72 tahun
2013 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Layanan Khusus
PPKn SMP KK F
5
33. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 152 Tahun 2014
Tentang Standar Kualifikasi Akademik Dan Kompetensi Pamong Belajar.
34. Peraturan Menteri Pendidikan Kebudayaan Nomor 143 tahun 2014 tentang
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Pengawas dan Angka
Kreditnya.
35. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
137 tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini.
36. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
143 tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional
Pengawas dan Angka Kreditnya.
37. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
11 tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan.
38. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
16 tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Pusat Pengembangan dan
Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan.
B. Tujuan Modul pembinaan karier guru sebagai panduan belajar bagi guru PPKn SMP
dalam memahami materi PPKn Sekolah Menengah Pertama melalui pendekatan
pendidikan karakter berbasis kelas, budaya sekolah, dan masyarakat sesuai
dengan potensi lingkungan dan kearifan lokal yang ada. Modul Pembinaan Karir
Guru kelompok kompetensi F ini, merupakan kesatuan utuh dari materi-materi
yang ada pada modul kelompok kompetensi F. Modul ini sebagai panduan belajar
bagi Pembinaan Karir Guru mata pelajaran PPKn SMP dalam memahami materi
PPKn Sekolah Menengah Pertama. Modul ini bertujuan dalam upaya peningkatan
kompetensi pedagogik dan profesional materi PPKn SMP sebagai tindak lanjut
dari UKG tahun 2015.
Kita akan mengajak Anda, mengkaji terkait materi yang terdiri atas materi
pedagogik dan profesional. Materi pedagogik berhubungan dengan materi yang
mendukung proses pembelajaran seperti Pendekatan Pembelajaran dan Model-
model Pembelajaran, RPP, Penilaian, Sumber dan Media, serta PTK. Materi
Pendahuluan
6
profesional terkait dengan materi PPKn, yaitu mencakup Analisis SKL, KI dan KD,
Penerapan nilai-nilai Pancasila dalam berbagai kehidupan, Penerapan bertutur
kata, berperilaku dan bersikap baik dan buruk sesuai dengan nilai-nilai Pancasila,
Penerapan hak dan kewajiban warga negara dalam Undang-Undang Dasar
Republik Indonesia Tahun 1945, Permasalahan Penerapan isi Pembukaan
Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945, Penerapan kewenangan
Lembaga-lembaga Negara dalam UndangUndang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, Penerapan fungsi lembaga perlindungan dan penegakan
Hak Asasi Manusia di Indonesia, Proses Penyusunan peraturan perundang-
undangan, Proses beracara di pengadilan, Perilaku toleransi masyarakat terhadap
keberagaman suku, agama, ras, budaya, dan gender, Permasalahan
keberagaman dalam masyarakat Indonesia, dan Perwujudan konsepsi wilayah
NKRI.
C. Peta Kompetensi
Kompetensi yang ingin dicapai setelah peserta diklat mempelajari Modul ini
adalah: Tabel 1. Peta Kompetensi
Pembelajaran ke -
Kompetensi
1. Melakukan Analisis SKL, KI dan KD
2. Menunjukkan Penerapan nilai-nilai Pancasila dalam
berbagai kehidupan
3. Menunjukkan Penerapan bertutur kata, berperilaku dan
bersikap baik dan buruk sesuai dengan nilai-nilai Pancasila
4.
Menunjukkan Penerapan hak dan kewajiban warga negara
dalam Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun
1945
5. Menunjukkan Permasalahann Penerapan isi Pembukaan
Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945
6. Menunjukkan Penerapan kewenangan Lembaga-lembaga
Negara dalam UndangUndang Dasar Negara Republik
PPKn SMP KK F
7
Pembelajaran ke -
Kompetensi
Indonesia Tahun 1945
7. Menunjukkan Penerapan fungsi lembaga perlindungan dan
penegakan Hak Asasi Manusia di Indonesia
8. Menunjukkan Proses Penyusunan peraturan perundang-
undangan
9. Menunjukkan Proses beracara di pengadilan
10. Menunjukkan Perilaku toleransimasyarakat terhadap
keberagaman suku, agama, ras, budaya, dan gender
11. Menunjukkan Permasalahan keberagaman dalam
masyarakat Indonesia
12. Menunjukkan Perwujudan konsepsi wilayah NKRI
13. Menunjukkan Permasalahan penyusunan model
Pendekatan Saintifik PPKn SMP
14. Menunjukkan Permasalahan penyusunan model
pembelajaran PPKn SMP
15. Menunjukkan Pengolahan instrumen penilaian hasil belajar
16. Menunjukkan Permasalahan penyusunan RPP PPKn SMP
17. Menunjukkan Penggunaan media pembelajaran dalam
proses pembelajaran PPKn SMP
18. Menunjukkan Permasalahan Pelaksanaan Penelitian
Tindakan Kelas (PTK)
Pendahuluan
8
D. Ruang Lingkup
Gambar 1. Ruang Lingkup
Mat
eri P
PK
n S
MP
Profesional
Ruang lingkup PPKn.
Persamaan dan Perbedaan usulan dasar negara
Perbedaan Baik dan buruk dalam bertutur kata, berperilaku, dan bersikap.
Perubahan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945
Makna Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Hubungan antar-Lembaga-lembaga Negara dalam UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Jaminan perlindungan Hak Asasi Manusia
Persamaan dan Perbedaan Norma dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara
Lembaga-lembaga Peradilan
Norma antardaerah di Indonesia
Semangat dan Komitmen Sumpah Pemuda
Semangat Kebangsaan dalam mempertahankan dan mengisi kemerdekaan NKRI
Pedagogik
Pendekatan Saintifik PPKn SMP
Model pembelajaran PPKn SMP
Penilaian hasil belajar
Penyusunan RPP PPKn SMP
Sumber dan Media Pembelajaran PPKn SMP
Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
PPKn SMP KK F
9
E. Saran Penggunaan Modul Secara umum, cara penggunaan modul pada setiap Kegiatan Pembelajaran disesuaikan
dengan skenario setiap penyajian mata diklat. Modul ini dapat digunakan dalam kegiatan
pembelajaran guru, baik untuk moda tatap muka dengan model tatap muka penuh
maupun model tatap muka In-On-In. Alur model pembelajaran secara umum dapat dilihat
pada bagan dibawah.
Gambar 2. Alur Model Pembelajaran Tatap Muka
1. Deskripsi Kegiatan Diklat Tatap Muka Penuh
Kegiatan pembelajaran diklat tatap muka penuh adalah kegiatan fasilitasi peningkatan
kompetensi guru melalui model tatap muka penuh yang dilaksanakan oleh unit pelaksana
teknis dilingkungan ditjen. GTK maupun lembaga diklat lainnya. Kegiatan tatap muka
penuh ini dilaksanan secara terstruktur pada suatu waktu yang di pandu oleh fasilitator.
Tatap muka penuh dilaksanakan menggunakan alur pembelajaran yang dapat dilihat pada
alur dibawah.
Pendahuluan
10
Gambar 3. Alur Pembelajaran Tatap Muka Penuh
Kegiatan pembelajaran tatap muka pada model tatap muka penuh dapat dijelaskan
sebagai berikut,
a. Pendahuluan
Pada kegiatan pendahuluan fasilitator memberi kesempatan kepada peserta diklat
untuk mempelajari :
• latar belakang yang memuat gambaran materi
• tujuan kegiatan pembelajaran setiap materi
• kompetensi atau indikator yang akan dicapai melalui modul.
• ruang lingkup materi kegiatan pembelajaran
• langkah-langkah penggunaan modul
b. Mengkaji Materi
Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok kompetensi F, fasilitator memberi
kesempatan kepada guru sebagai peserta untuk mempelajari materi yang diuraikan
secara singkat sesuai dengan indikator pencapaian hasil belajar. Guru sebagai peserta
dapat mempelajari materi secara individual maupun berkelompok dan dapat
mengkonfirmasi permasalahan kepada fasilitator.
PPKn SMP KK F
11
c. Melakukan aktivitas pembelajaran
Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rambu-
rambu atau instruksi yang tertera pada modul dan dipandu oleh fasilitator. Kegiatan
pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan menggunakan pendekatan yang
akan secara langsung berinteraksi di kelas pelatihan bersama fasilitator dan peserta
lainnya, baik itu dengan menggunakan diskusi tentang materi, malaksanakan praktik,
dan latihan kasus.
Lembar kerja pada pembelajaran tatap muka penuh adalah bagaimana menerapkan
pemahaman materi-materi yang berada pada kajian materi.
Pada aktivitas pembelajaran materi ini juga peserta secara aktif menggali informasi,
mengumpulkan dan mengolah data sampai pada peserta dapat membuat kesimpulan
kegiatan pembelajaran.
d. Presentasi dan Konfirmasi Pada kegiatan ini peserta melakukan presentasi hasil kegiatan sedangkan fasilitator
melakukan konfirmasi terhadap materi dan dibahas bersama.
e. Refleksi pada bagian ini peserta dan penyaji me-review atau melakukan refleksi materi
berdasarkan seluruh kegiatan pembelajaran, kemudian didampingi oleh panitia
menginformasikan tes akhir yang akan dilakukan oleh seluruh peserta yang
dinyatakan layak tes akhir.
2. Deskripsi Kegiatan Diklat Tatap Muka In-On-In
Kegiatan diklat tatap muka dengan model In-On-In adalan kegiatan fasilitasi peningkatan
kompetensi guru yang menggunakan tiga kegiatan utama, yaitu In Service Learning 1 (In-
1), on the job learning (On), dan In Service Learning 2 (In-2). Secara umum, kegiatan
pembelajaran diklat tatap muka In-On-In tergambar pada alur berikut ini.
Pendahuluan
12
Gambar 4. Alur Pembelajaran Tatap Muka model In-On-In
Kegiatan pembelajaran tatap muka pada model In-On-In dapat dijelaskan sebagai berikut,
a. Pendahuluan Pada kegiatan pendahuluan disampaikan bertepatan pada saat pelaksanaan In service
learning 1 fasilitator memberi kesempatan kepada peserta diklat untuk mempelajari
:
• latar belakang yang memuat gambaran materi • tujuan kegiatan pembelajaran setiap materi • kompetensi atau indikator yang akan dicapai melalui modul. • ruang lingkup materi kegiatan pembelajaran • langkah-langkah penggunaan modul
b. In Service Learning 1 (IN-1) • Mengkaji Materi Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok kompetensi F, fasilitator memberi
kesempatan kepada guru sebagai peserta untuk mempelajari materi yang diuraikan
secara singkat sesuai dengan indikator pencapaian hasil belajar. Guru sebagai peserta
dapat mempelajari materi secara individual maupun berkelompok dan dapat
mengkonfirmasi permasalahan kepada fasilitator.
PPKn SMP KK F
13
• Melakukan aktivitas pembelajaran Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rambu-
rambu atau instruksi yang tertera pada modul dan dipandu oleh fasilitator. Kegiatan
pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan menggunakan
pendekatan/metode yang secara langsung berinteraksi di kelas pelatihan, baik itu
dengan menggunakan metode berfikir reflektif, diskusi, brainstorming, simulasi,
maupun studi kasus yang kesemuanya dapat melalui Lembar Kerja yang telah disusun
sesuai dengan kegiatan pada IN1.
Pada aktivitas pembelajaran materi ini peserta secara aktif menggali informasi,
mengumpulkan dan mempersiapkan rencana pembelajaran pada on the job learning.
c. On the Job Learning (ON) • Mengkaji Materi Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok kompetensi F, guru sebagai peserta
akan mempelajari materi yang telah diuraikan pada in service learning 1 (IN1). Guru
sebagai peserta dapat membuka dan mempelajari kembali materi sebagai bahan
dalam mengerjaka tugas-tugas yang ditagihkan kepada peserta.
• Melakukan aktivitas pembelajaran Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran di sekolah maupun di
kelompok kerja berbasis pada rencana yang telah disusun pada IN1 dan sesuai dengan
rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul. Kegiatan pembelajaran pada
aktivitas pembelajaran ini akan menggunakan pendekatan/metode praktik,
eksperimen, sosialisasi, implementasi, peer discussion yang secara langsung di
dilakukan di sekolah maupun kelompok kerja melalui tagihan berupa Lembar Kerja
yang telah disusun sesuai dengan kegiatan pada ON.
Pada aktivitas pembelajaran materi pada ON, peserta secara aktif menggali informasi,
mengumpulkan dan mengolah data dengan melakukan pekerjaan dan menyelesaikan
tagihan pada on the job learning.
d. In Service Learning 2 (IN-2) Pada kegiatan ini peserta melakukan presentasi produk-produk tagihan ON yang akan
di konfirmasi oleh fasilitator dan dibahas bersama.
e. Refleksi pada bagian ini peserta dan penyaji me-review atau melakukan refleksi materi
berdasarkan seluruh kegiatan pembelajaran, kemudian didampingi oleh panitia
Pendahuluan
14
menginformasikan tes akhir yang akan dilakukan oleh seluruh peserta yang
dinyatakan layak tes akhir.
3. Lembar Kerja
Modul pembinaan karir guru kelompok komptetansi F terdiri dari beberapa kegiatan
pembelajaran yang didalamnya terdapat aktivitas-aktivitas pembelajaran sebagai
pendalaman dan penguatan pemahaman materi yang dipelajari.
Modul ini mempersiapkan lembar kerja yang nantinya akan dikerjakan oleh peserta,
lembar kerja tersebut dapat terlihat pada table berikut.
Tabel 2. Daftar Lembar Kerja Modul
No Kode LK Nama LK Keterangan
1. LK.01. Analisis SKL, KI, Kd TM, IN1 2. LK.02. Contoh penerapan nilai-niai Pancasila dalam
berbagai bidang kehidupan TM, IN1
3. LK.03. Penerapan bertutur kata, berperilaku dan bersikap baik dan buruk sesuai dengan nilai-nilai Pancsila
TM, ON
4. LK.04. Penerapan hak dan kewajiban warga negara dalam UUDNRI tahun 1945
TM, IN1
5. LK.05. Permasalahan penerapan isi pembukaan UUDNRI tahun 1945
TM, ON
6. LK.06. Penerapan kewenangan lembaga negara dalam UUDNRI tahun 1945
TM, IN1
7. LK.07. Penerapan fungsi lembaga perlindungan dan penegakan HAM di Indonesia
TM, ON
8. LK.08. Proses penyusunan peraturan perundang-undangan
ON
9. LK.09. Proses beracara di pengadilan TM 10. LK.10. Menunjukkan contoh perilaku toleransi
masyarakat terhadap keberagaman TM, ON
n LK.11 Permasalahan keberagaman dalam masyarakat Indonesia
TM. ON…
0 LK 12 Prwujudan konsepsi wilayah NKRI TM. ON… p Lk 13 Permasalahan penyusunan model pendekatan
saintifik pembelajaran PPKn TM. ON…
q LK 14 Permasalahan penyusunan model pembelajaran PPKn
TM. ON…
PPKn SMP KK F
15
No Kode LK Nama LK Keterangan
r LK 15 Pengolahan instrumen penilaian TM. ON… s LK 16 Permasalahan penyusunan RPP PPKn SMP TM. ON… t LK 17 Penggunaan media pembelajaran dalam proses
pembelajaran PPKn TM. ON…
u LK 18 Permasalahan pelaksanaan PTK
Keterangan.
TM : Digunakan pada Tatap Muka Penuh IN1 : Digunakan pada In service learning 1 ON : Digunakan pada on the job learning
Kisi – kisi USBN PPKn Kurikulum 2006 dan Kurikulum 2013
KISI – KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL SEKOLAH MENENGAH PERAMA/MADRASAH TSANAWIYAH
KURIKULUM 2006 TAHUN PELAJARAN 2016 / 2017
Mata Pelajaran : PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN Tabel 3. Kisi – kisi USBN PPKn Kurikulum 2006
LEVEL KOGNITIF
LINGKUP MATERI
ATURAN DAN IDEOLOGI
HAK DAN KEWAJIBAN
WARGA NEGARA
KEDAULATAN RAKYAT
GLOBALISASI DDAN PRESTASI
DIRI
Pengetahuan dan Pemahaman
• Mengidentifikasi • Menunjukkan • Menjelaskan • Mendeskripsikan
Siswa dapat memahami dan menguasai :
• Norma • Konstitusi dan
Proklamasi • Bahaya Korupsi • Pancasila
Siswa dapat memahami dan menguasai :
• Hak Asasi Manusia
• Usaha Bela Negara
Siswa dapat mema-hami dan menguasai :
• Demokrasi dan Kedaulatan
• Kemerdekaan mengemukakan pendapat
• Otonomi daerah
Siswa dapat memahami dan menguasai :
• Globalisasi • Prestasi diri
Aplikasi
• Memberi contoh • Menentukan • Menerapkan • Menginterpretasi • Mengurutkan
Siswa dapat menerapkan pengetahuan dan pemahaman tentang :
• Norma • Konstitusi dan
Proklamasi • Bahaya Korupsi • Pancasila
Siswa dapat menerapkan pengetahuan dan pemahaman tentang :
• Hak Asasi Manusia
• Usaha Bela Negara
Siswa dapat mene-rapkan pengetahuan dan pemahaman tentang :
• Demokrasi dan Kedaulatan
• Kemerdekaan mengemukakan pendapat
• Otonomi daerah
Siswa dapat menerapkan pengetahuan dan pemahaman tentang:
• Globalisasi • Prestasi diri
Pendahuluan
16
LEVEL KOGNITIF
LINGKUP MATERI
ATURAN DAN IDEOLOGI
HAK DAN KEWAJIBAN
WARGA NEGARA
KEDAULATAN RAKYAT
GLOBALISASI DDAN PRESTASI
DIRI
Penalaran
• Menganalisis • Mengevaluasi • Mengaitkan • Menyimpulkan
Siswa dapat menganalisis :
• Norma • Konstitusi dan
Proklamasi • Bahaya Korupsi • Pancasila
Siswa dapat menganalisis :
• Hak Asasi Manusia
• Usaha Bela Negara
Siswa dapat menganalisis:
• Demokrasi dan Kedaulatan
• Kemerdekaan mengemukakan pendapat
• Otonomi daerah
Siswa dapat menganalisis
• Globalisasi • Prestasi diri
KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL SEKOLAH MENENGAH PERTAMA/MADRASAH TSANAWIYAH
KURIKULUM 2013 TAHUN PELAJARAN 2016/2017
MATA PELAJARAN: PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
Tabel 4. Kisi – kisi USBN PPKn Kurikulum 2006 dan Kurikulum 2013
LEVEL KOGNITIF CAKUPAN MATERI
PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI
NEGARA NORMA DAN KONSTITUSI
KOMITMEN TERHADAP KEUTUHAN NKRI
Pengetahuan dan Pemahaman • Mengidentifikasi • Menunjukkan • Menjelaskan • Mendeskripsikan
Siswa dapat memahami dan menguasai : • Proses perumusan
Pancasila • Nilai-nilai dan moral
dalam Pancasila
Siswa dapat memahami dan menguasai : • Proses perumusan
UUD NRI Tahun 1945
• Penerapan Norma • Lembaga negara
berdasarkan UUD NRI 1945
• Hak Asasi Manusia
Siswa dapat memahami dan menguasai : • Aspek-aspek
pengokohan NKRI • Keberagaman dalam
masyarakat • Semangat persatuan
dan kesatuan
Aplikasi • Memberi contoh • Menentukan • Menerapkan • Menginterpretasi • Mengurutkan
Siswa dapat menerapkan pengetahuan dan pemahaman tentang : • Proses perumusan
Pancasila • Nilai-nilai dan moral
dalam Pancasila
Siswa dapat menerapkan pengetahuan dan pemahaman tentang : • Proses perumusan
UUD NRI Tahun 1945
• Penerapan Norma • Lembaga negara
berdasarkan UUD NRI 1945
• Hak Asasi Manusia
Siswa dapat menerapkan pengetahuan dan pemahaman tentang : • Aspek-aspek
pengokohan NKRI • Keberagaman dalam
masyarakat • Semangat persatuan
dan kesatuan
Penalaran • Menganalisis • Mengevaluasi • Mengaitkan • Menyimpulkan
Siswa dapat menganalisis : • Proses perumusan
Pancasila
Siswa dapat menganalisis : • Proses perumusan
UUD NRI Tahun 1945
Siswa dapat menganalisis : • Aspek-aspek
pengokohan NKRI
PPKn SMP KK F
17
LEVEL KOGNITIF CAKUPAN MATERI
PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI
NEGARA NORMA DAN KONSTITUSI
KOMITMEN TERHADAP KEUTUHAN NKRI
• Nilai-nilai dan moral dalam Pancasila
• Penerapan Norma • Lembaga negara
berdasarkan UUD NRI 1945
• Hak Asasi Manusia
• Keberagaman dalam masyarakat
• Semangat persatuan dan kesatuan
PPKn SMP KK F
21
Kegiatan Pembelajaran 1 Analisis Standar Kompetensi Lulusan, Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
A. Tujuan
Dengan membaca materi modul peserta diklat dapat menganalisis keterkaitan
SKL, KI dan KD
B. Indikator Pencapaian Kompetensi
Menganalisis Standar Kompetensi Lulusan, KI dan KD
C. Uraian Materi
1. Standar Kompetensi Lulusan (SKL) Jenjang SMP/MTs Standar Kompetensi Lulusan adalah kriteria mengenai kualifikasi kemampuan
lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.. Standar
Kompetensi Lulusan terdiri atas kriteria kualifikasi kemampuan peserta didik yang
diharapkan dapat dicapai setelah menyelesaikan masa belajarnya di satuan
pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah.
Standar Kompetensi Lulusan Sekolah Menengah Pertama (SMP)/ Madrasah
Tsanawiyah (MTs) sebagaimana dituangkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan Nomor 20 Tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan
(SKL) Pendidikan Dasar dan Menengah sebagai berikut.
Kegiatan Pembelajaran 1
22
Tabel 5. Standar Kompetensi Lulusan (SKL) Pendidikan Dasar dan Menengah
Dimensi Kualifikasi Kemampuan
Sikap Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap: 1. beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, 2. berkarakter, jujur, dan peduli, 3. bertanggungjawab, 4. pembelajar sejati sepanjang hayat, dan 5. sehat jasmani dan rohani sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, dan kawasan regional.
Pengetahuan Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif pada tingkat teknis dan spesifik sederhana berkenaan dengan: 1. ilmu pengetahuan, 2. teknologi, 3. seni, dan 4. budaya. Mampu mengaitkan pengetahuan di atas dalam konteks diri sendiri, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, dan kawasan regional.
Keterampilan Memiliki keterampilan berpikir dan bertindak: 1. kreatif, 2. produktif, 3. kritis, 4. mandiri, 5. kolaboratif, dan 6. komunikatif melalui pendekatan ilmiah sesuai dengan yang dipelajari di satuan pendidikan dan sumber lain secara mandiri.
2. Kompetensi Inti (KI) Jenjang SMP/MTs Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu: (1) kompetensi sikap
spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Keempat
kompetensi tersebut selanjutnya disebut Kompetensi Inti.
Kompetensi Inti Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs)
merupakan tingkat kemampuan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan
(SKL) yang harus dimiliki seorang peserta didik SMP/MTs pada setiap tingkat
kelas. Kompetensi inti dirancang untuk setiap kelas. Melalui kompetensi inti,
PPKn SMP KK F
23
sinkronisasi horisontal berbagai kompetensi dasar antar-mata pelajaran pada
kelas yang sama dapat dijaga. Selain itu sinkronisasi vertikal berbagai kompetensi
dasar pada mata pelajaran yang sama pada kelas yang berbeda dapat dijaga pula.
Kompetensi inti yang bersifat generik mencakup 3 (tiga) ranah yakni sikap,
pengetahuan, dan keterampilan. Ranah sikap dipilah menjadi sikap spiritual dan
sikap sosial. Pemilahan ini diperlukan untuk menekankan pentingnya
keseimbangan fungsi sebagai manusia seutuhnya yang mencakup aspek spiritual
dan aspek sosial sebagaimana diamanatkan dalam tujuan pendidikan nasional.
Dengan demikian, kompetensi yang bersifat generik terdiri atas 4 (empat) dimensi
yang merepresentasikan sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan
keterampilan yang dituangkan dalam kompetensi inti.
Rumusan kompetensi inti menggunakan notasi sebagai berikut:
Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual;
Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial;
Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan; dan
Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan.
Kompetensi Inti untuk jenjang SMP/MTs sebagaimana diatur dalam Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 21 Tahun 2016 tentang Standar Isi
Pendidikan Dasar dan Menengah dapat dilihat pada tabel berikut.
Kelas VII-IX
Tabel 6. Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah KOMPETENSI INTI 1 (SIKAP SPIRITUAL)
KOMPETENSI INTI 2 (SIKAP SOSIAL)
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghargai dan menghayati perilaku: a. jujur, b. disiplin, c. santun, d. percaya diri, e. peduli, dan f. bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar,
Kegiatan Pembelajaran 1
24
KOMPETENSI INTI 1 (SIKAP SPIRITUAL)
KOMPETENSI INTI 2 (SIKAP SOSIAL)
bangsa, negara, dan kawasan regional.
KOMPETENSI INTI 3 (PENGETAHUAN) KOMPETENSI INTI 4 (KETERAMPILAN)
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif pada tingkat teknis dan spesifik sederhana berdasarkan rasa ingin tahunya tentang: a. ilmu pengetahuan, b. teknologi, c. seni, d. budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, dan kenegaraan terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
4. Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara: a. kreatif b. produktif, c. kritis, d. mandiri, e. kolaboratif, dan f. komunikatif dalam ranah konkret dan ranah abstrak sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang teori.
Kompetensi inti sikap spiritual (KI-1) dan kompetensi inti sikap sosial (KI-2) untuk
Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dicapai melalui
pembelajaran langsung (direct teaching) dan juga pembelajaran tidak langsung
(indirect teaching). Dalam pembelajaran tidak langsung antara lain melalui
keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah dengan memperhatikan
karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses
pembelajaran berlangsung dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru
dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.
3. Kompetensi Dasar (KD) Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Kompetensi dasar pada Kurikulum 2013 SMP/MTs berisi kemampuan dan muatan
pembelajaran untuk mata pelajaran pada SMP/MTs yang mengacu pada
Kompetensi Inti. Kompetensi dasar dirumuskan untuk mencapai Kompetensi Inti.
Rumusan Kompetensi dasar dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik
dan kemampuan peserta didik, dan kekhasan masing-masing mata pelajaran.
PPKn SMP KK F
25
Kompetensi dasar untuk Mata Pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti dan
Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan meliputi empat
kelompok sesuai dengan pengelompokan Kompetensi Inti sebagai berikut.
b. Kelompok 1: kelompok KD sikap spiritual dalam rangka menjabarkan KI-1; c. Kelompok 2: kelompok KD sikap sosial dalam rangka menjabarkan KI-2; d. Kelompok 3: kelompok KD pengetahuan dalam rangka menjabarkan KI-3; dan e. Kelompok 4: kelompok KD keterampilan dalam rangka menjabarkan KI-4.
Adapun untuk mata pelajaran selain Mata Pelajaran Pendidikan Agama dan Budi
Pekerti dan Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan,
kompetensi dasar yang dikembangkan terdiri atas dua kelompok yaitu kelompok
kompetensi dasar pengetahuan dalam rangka menjabarkan KI-3 dan kelompok
kompetensi dasar keterampilan dalam rangka menjabarkan KI-4. Kompetensi-
kompetensi dasar tersebut kemudian dikembangkan ke dalam silabus.
Berikut contoh kompetensi-kompetensi dasar mata pelajaran Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 24 Tahun 2016 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi
Dasar Pelajaran pada Kurikulum 2013 pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan
Menengah.
KELAS VII
Tabel 7. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pelajaran pada Kurikulum 2013 pada
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah KOMPETENSI INTI 1 (SIKAP SPIRITUAL)
KOMPETENSI INTI 2 (SIKAP SOSIAL)
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleran, gotong royong), santun, dan percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR 1.1 Bersyukur kepada Tuhan Yang
Maha Esa atas semangat dan komitmen para pendiri negara dalam merumuskan dan menetapkan Dasar Negara Pancasila
2.1 Mengembangkan sikap bertanggung jawab dan berkomitmen sebagai warga negara indonesia sepeti yang diteladankan para pendiri negara dalam perumusan dan
Kegiatan Pembelajaran 1
26
KOMPETENSI INTI 1 (SIKAP SPIRITUAL)
KOMPETENSI INTI 2 (SIKAP SOSIAL)
penetapan Pancasila sebagai dasar negara
1.2 Menghargai norma-norma keadilan yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat sebagai anugerah Tuhan yang Maha Esa
2.2 Mematuhi norma-norma yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat untuk mewujudkan keadilan
1.3 Menghargai nilai kesejarahan perumusan dan pengesahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sebagai bentuk sikap beriman
2.3 Mengembangkan sikap bertanggung jawab yang mendukung nilai kesejarahan perumusan dan pengesahan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945
1.4 Menghormati keberagaman norma-norma, suku, agama, ras dan antargolongan dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika sebagai sesama ciptaan Tuhan
2.4 Menghargai keberagaman suku, agama, ras dan antargolongan dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika
1.5 Mensyukuri makna kerja sama dalam berbagai bidang kehidupan di masyarakat
2.5 Mendukung bentuk-bentuk kerja sama dalam berbagai bidang kehidupan di masyarakat
1.6 Menghargai karakteristik daerah tempat tinggalnya dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa
2.6 Bersikap antusias terhadap persatuan dan kesatuan dengan mempertimbangkan karakteristik daerah tempat tinggalnya
KOMPETENSI INTI 3
(PENGETAHUAN) KOMPETENSI INTI 4 (KETERAMPILAN)
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.
KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR 3.1 Menganalisis proses perumusan
dan penetapan Pancasila sebagai Dasar Negara
4.1 Menyaji hasil analisis proses perumusan dan penetapan
PPKn SMP KK F
27
KOMPETENSI INTI 3 (PENGETAHUAN)
KOMPETENSI INTI 4 (KETERAMPILAN)
Pancasila sebagai Dasar Negara
3.2 Memahami norma-norma yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat untuk mewujudkan keadilan
4.2 Mengampanyekan perilaku sesuai norma-norma yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat untuk mewujudkan keadilan
3.3 Menganalisis kesejarahan perumusan dan pengesahan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
4.3 Menjelaskan proses kesejarahan perumusan dan pengesahan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
3.4 Mengidentifikasi keberagaman suku, agama, ras dan antargolognan dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika
4.4 Mendemonstrasikan hasil identifikasi suku, agama, ras dan antargolongan dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika
3.5 Menganalisis bentuk-bentuk kerja sama dalam berbagai bidang kehidupan di masyarakat
4.5 Menunjukkan bentuk-bentuk kerja sama di pelbagai bidang kehidupan masyarakat
3.6 Mengasosiasikan karakteristik daerah dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia
4.6 Melaksanakan penelitian sederhana untuk mengilustrasikan karakteristik daerah tempat tinggalnya sebagai bagian utuh dari Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan rancangan yang telah dibuat
4. Analisis SKL, KI dan KD Alur pencapaian standar kompetensi lulusan, kompetensi inti, dan kompetensi
dasar melalui proses pembelajaran dan penilaian adalah sebagai berikut.
1. Kompetensi inti (KI-1, KI-2, KI-3, dan KI-4) memberikan arah tingkat
kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan minimal yang harus dicapai
peserta didik.
2. Kompetensi dasar dari KI-3 adalah dasar pengembangan materi
pembelajaran, sedangkan kompetensi dasar dari KI-4 mengarahkan
keterampilan dan pengalaman belajar yang perlu dilakukan peserta didik. Dari
sinilah pendidik dapat mengembangkan proses belajar dan cara penilaian
yang diperlukan melalui pembelajaran langsung.
3. Dari proses belajar dan pengalaman belajar yang dikembangkan KD dari KI-3
dan KI-4, peserta didik mengembangkan sikap sosial dan sikap spiritual
Kegiatan Pembelajaran 1
28
tertentu berpedoman pada KD dari KI-2 dan KI-1. Dengan demikian dalam
proses analisis ini akan diperoleh rumusan Indikator Pencapaian Kompetensi
(IPK) untuk KD dari KI-1, KI-2, KI-3, dan KI-4.
4. Perumusan IPK memberikan gambaran rincian materi pembelajaran dalam
cakupan KD dari KI-1, KI-2, KI-3, dan KI-4 sehingga dapat ditentukan materi
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan penilaian.
5. Perumusan IPK memberikan gambaran rincian materi pembelajaran dalam
cakupan KD dari KI-1, KI-2, KI-3, dan KI-4 sehingga dapat ditentukan materi
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan penilaian.
Gambar 5. Keterkaitan Skl, Ki, Kd, Pembelajaran, Dan Penilaian
KI-1-KD-1*) KI-2-KD-2*) KI-3-KD-3 KI-4-KD-4
S
K
L
Materi Pem-belajaran
Kegiatan Pembela-
jaran
S
K
L
KETERKAITAN SKL, KI, KD, PEMBELAJARAN, DAN PENILAIAN
IPK*)
IPK*)
IPK
IPK
*) Untuk mata pelajaran:
Pendidikan Agama dan Budi Pekerti dan Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan.
Penilaian
• Sikap*) • Pengeta
huan • Ketera
m-pilan
PPKn SMP KK F
29
D. Aktivitas Pembelajaran
1. Aktivitas Pembelajaran Tatap Muka Penuh
Tabel 8. Akitivitas pembelajaran diklat dengan mata diklat “Analisis Standar Kompetensi Lulusan, Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu
Pendahuluan
a. Memotivasi peserta diklat. b. menyampaikan tujuan dan garis besar cakupan
materi Analisis SKL, KI, KD
Kegiatan Inti
Membagi peserta diklat ke dalam beberapa kelompok (sesuai dengan tipe STAD) dimana langkah-langkahnya sebagai berikut. 1) Instruktur memberi informasi proses pelatihan. 2) Kelas dibagi menjadi 6 kelompok ( A, B, C, …….s/d
kelompok ) masing-masing beranggotakan 5 orang. 3) Instruktur memberi tugas mencari sumber informasi/
data untuk menemukan jawaban terhadap permasalahan.
4) Berdasarkan kelompok yang sudah dibentuk: setiap kelompok melakukan diskusi untuk memecahkan permasalahan yang diajukan peserta diklat hingga selesai dalam waktu yang sudah ditentukan instruktur.
5) Peserta diklat mengerjakan LK tentang permasalahan konsep pembelajaran yang telah disepakati bersama.
6) Melaksanakan penyusunan laporan hasil diskusi. 7) Masing masing kelompok melakukan presentasi
hasil diskusi. 8) Instruktur memberikan klarifikasi berdasarkan hasil
pengamatannya pada diskusi dan kerja kelompok .
Kegiatan Penutup
a. Narasumber bersama-sama dengan peserta menyimpulkan hasil pembelajaran
b. melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.
c. memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.
d. merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran.
Kegiatan Pembelajaran 1
30
2. Aktivitas Pembelajaran In-On-In a. Aktivitas In -1
Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi “Analisis Standar
Kompetensi Lulusan, Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar”, maka Anda
perlu mengikuti aktivitas pembelajaran sebagai berikut.
Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran
dan kebermaknaan mempelajari materi modul “Analisis Standar
Kompetensi Lulusan, Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar ”.
Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan
yang hendak dicapai pada modul ini.
Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan
hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam
penguasaan materi modul yang dikerjakan secara individual
Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas dan
kerja keras memahami terhadap materi modul b. Kegiatan on Peserta diklat mengerjakan latihan/tugas (LK/ Lembar Kerja) secara
individu sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Dengan
harapan peserta diklat dengan berani mengemukakan pendapat, bekerja
keras dalam mengerjakan LK yang ada.
c. Kegiatan In 2 Peserta diklat mempresentasikan hasil LK yang dikerjakan dan
pertanyaan, saran dan komentar.
Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya
dan menghargai pendapat peserta lain
Menyimpulkan hasil pembelajaran
Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.
Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
Merencanakan kegiatan tindak lanjut
PPKn SMP KK F
31
E. Latihan/Kasus/Tugas
AKTIVITAS 1 : Melakukan Analisis SKL, KI dan KD
LK.1.1 : Analisis SKL, KI dan KD Prosedur Kerja : a) Bacalah dengan cermat uraian materi “Analisis Standar Kompetensi Lulusan,
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar”
b) Carilah dari berbagai sumber materi tentang “Analisis Standar Kompetensi
Lulusan, Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar”
c) Kerjakan soal-soal di bawah ini !
Kerjakan Soal-soal di bawah ini! 1. Buatlah Analisis tentang materi/konsep esensial, kegiatan pembelajaran dan
penilaian hasil belajar kompetensi pengetahuan dengan KD:3.1 Menganalisis
proses perumusan dan penetapan Pancasila sebagai Dasar Negara”
2. Analisis, kegiatan pembelajaran dan penilaian hasil belajar kompetensi
keterampilan dengan KD: 4.1 ”Menyaji hasil analisis proses perumusan dan
penetapan Pancasila sebagai dasar negara
AKTIVITAS 2: Menganalisis keterkaitan SKL, KI, KD, Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran dan Teknik Penilaian LK.1.2. Analisislah keterkaitan SKL, KI, KD, Materi Pembelajaran, Kegiatan Pembelajaran dan Teknik Penilaian. Prosedur Kerja : 1. Siapkan dokumen SKL, KI, KD, Silabus dan Pedoman Mata Pelajaran PPKn
2. Bacalah dengan cermat substansi SKL, KI, KD, Silabus Kurikulum 2013 SMP.
3. Identifikasikan setiap komponen yang terkait, SKL, KI, KD dan Silabus
4. Untuk memudahkan bekerja isilah tabel di bawah ini!
SKL KI KD IPK Materi Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Teknik Penilaian
Kegiatan Pembelajaran 1
32
5. Presentasikan hasil analisis kelompok Anda dan kelompok yang lain dapat
memberikan masukan, agar dapat menghasilkan kesepakatan bersama dalam
memahami Analisis Dokumen: SKL, KI, KD, Silabus, dan Pedoman Mata
Pelajaran.
F. Rangkuman
Setelah semua kegiatan latihan Anda kerjakan, ada baiknya Anda membuat
rangkuman dan butir-butir yang telah Anda capai. Anda dapat mencocokkan
rangkuman Anda dengan rangkuman berikut ini.
1. Standar Kompetensi Lulusan terdiri atas kriteria kualifikasi kemampuan
peserta didik yang diharapkan dapat dicapai setelah menyelesaikan masa
belajarnya di satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah.
2. Kompetensi Inti merupakan tingkat kemampuan untuk mencapai Standar
Kompetensi Lulusan (SKL) yang harus dimiliki seorang peserta didik pada
setiap tingkat kelas.
3. Penentuan cakupan materi pembelajaran untuk menunjang pencapaian
kompetensi dasar mempertimbangkan indikator pencapaian kompetensi;
potensi peserta didik; karakteristik mata pelajaran; relevansi dengan
karakteristik daerah; relevansi materi pokok dengan SKL, KI dan KD.
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Setelah Anda mempelajari Modul dan mengerjakan Latihan Kerja, Cocokan
jawaban Anda dengan kunci jawaban terlampir. Apabila Anda belum mencapai
85%, dipersilakan mempelajari kembali,. Sebaiknya apabila sudah mencapai 85%
ke atas silakan mempelajari modul pada kegiatan pembelajaran berikutnya (nilai
tanggung jawab, komitmen moral)
PPKn SMP KK F
33
Kegiatan Pembelajaran 2 Penerapan Nilai-Nilai Pancasila dalam Berbagai Kehidupan
A. Tujuan
1. Melalui kegiatan membaca dan berdiskusi, peserta diklat dapat menjelaskan
tentang nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila dengan benar
2. Melalui kegiatan membaca dan berdiskusi, peserta diklat dapat menjelaskan
perwujudan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari dengan benar
3. Melalui kegiatan membaca dan berdiskusi, peserta diklat dapat menunjukkan
penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan ekonomi, politik, sosial-
budaya serta pertahanan dan kemanan dengan benar
B. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Menjelaskan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila
2. Menjelaskan perwujudan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari
3. Menunjukkan penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan ekonomi
4. Menunjukkan penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan politik
5. Menunjukkan penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sosial-budaya
6. Menunjukkan penerapan nilai-nilai Pancasila dalam pertahanan dan
keamanan.
C. Uraian Materi
1. Nilai-nilai Yang Terkandung Dalam Pancasila
Pancasila merupakan suatu sistem nilai. Oleh karena itu, Pancasila pada
hakikatnya merupakan suatu kesatuan. Meskipun dalam setiap sila terkandung nilai
yang memiliki perbedaan satu sama lain, namun kesemua sila yang ada
merupakan suatu kesatuan yang sistematis. Nilai-nilai yang terkandung dalam sila
Kegiatan Pembelajaran 2
34
I sampai dengan sila V dari Pancasila merupakan cita-cita, harapan, dambaan
bangsa Indonesia yang akan diwujudkan dalam kehidupannya agar terwujud
masyarakat yang sejahtera.
Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila mempunyai tingkatan dan bobot yang
berbeda tetapi tidak saling bertolak belakang, akan tetapi saling melengkapi.
Dengan demikian berarti nilai yang terkandung dalam Pancasila nerupakan satu
kesatuan utuh dan bulat, tidak dapat dipisahkan dan berhubungan erat. Nilai-nilai
itulah yang dimiliki bangsa Indonesia yang memberikan pola bagi sikap, tingkah
laku, dan perbuatan bangsa Indonesia.
Adapun nilai-nilai yang terkandung dalam setiap sila Pancaasila adalah sebagai
berikut :
a. Ketuhanan Yang Maha Esa
Sila ini berkaitan dengan pelaksanaan dan penyelenggaraan negara bahkan
moral negara, moral penyelenggara negara, hukum dan peraturan perundang-
undangan negara, kebebasan dan hak asasi warga negara harus dijiwai nilai-
nilai Ketuhanan Yang Maha Esa.
b. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
Dalam sila kemanusiaan terkandung nilai-nilai bahwa negara harus
menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sebagai makhluk yang
beradab.
c. Persatuan Indonesia
Sila Persatuan Indonesia terkandung nilai bahwa negara adalah sebagai
penjelmaan sifat kodrat manusia monodualis yaitu sebagai makhluk individu
dan makhluk sosial.
d. Kerakyatan Yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/ Perwakilan.
Nilai yang terkandung dalam sila ini adalah bahwa hakikatnya negara
merupakan sebuah penjelmaan sifat kodrat manusia sebagai makhluk individu
dan makhluk sosial.
e. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Nilai keadilan sosial juga diterapkan dalam pergaulan antar negara sesama
bangsa di dunia dan prinsip ingin menciptakan ketertiban bersama dalam
suatu pergaulan antar bangsa di dunia.
PPKn SMP KK F
35
2. Perwujudan Nilai-Nilai Pancasila Dalam Kehidupan Sehari-hari
Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila dari Sila ke I sampai Sila Sila ke V
harus diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari dengan berpedoman pada nilai –
nilai pengamalan Pancasila yaitu:
a. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa
Sila pertama dari Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa Sila ini
berhubungan terhadap perilaku kita sebagai umat beragama pada Tuhannya.
Berikut ini contoh sikap yang mencerminkan sila Pertama :
1) Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketakwaannya
terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
2) Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar
kemanusiaan yang adil dan beradab.
3) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antara
pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda
terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
4) Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
5) Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah
yang menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha
Esa.
6) Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan
ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.
7) Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa kepada orang lain.
b. Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Sila ini berhubungan terhadap perilaku kita sebagai manusia yang pada
hakikatnya semua sama di Dunia ini. Berikut contoh sikap yang mencerminkan
di sila Kedua :
1) Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan
martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
Kegiatan Pembelajaran 2
36
2) Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban asasi setiap
manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan,
jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.
3) Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
4) Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
5) Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
6) Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
7) Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
8) Berani membela kebenaran dan keadilan.
9) Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat
manusia.
10) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan
bangsa lain.
c. Sila Persatuan Indonesia (cinta tanah air)
Sila ini berhubungan terhadap perilaku kita sebagai warna Negara Indonesia
untuk bersatu membangun negeri ini. Berikut contoh sikap yang mencerminkan
sila Ketiga :
1) Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan
keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas
kepentingan pribadi dan golongan.
2) Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila
diperlukan.
3) Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
4) Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air
Indonesia.
5) Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi, dan keadilan sosial.
6) Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.
7) Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.
d. Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan
PPKn SMP KK F
37
Sila ini beruhubungan terhadap perilaku kita untuk selalu bermusyawarah
dalam menyelesaikan masalah. Berikut contoh sikap yang mencerminkan di
sila Keempat
1) Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia
mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama.
2) Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
3) Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk
kepentingan bersama.
4) Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.
5) Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai
hasil musyawarah.
6) Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan
hasil keputusan musyawarah.
7) Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas
kepentingan pribadi dan golongan.
8) Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani
yang luhur.
9) Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral
kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat
manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan mengutamakan persatuan dan
kesatuan demi kepentingan bersama.
10) Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk
melaksanakan pemusyawaratan.
e. Sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Sila ini berhubungan dengan perilaku kita dalam bersikap adil terhadap semua
orang. Berikut contoh sikap yang mencerminkan di sila Kelima :
1) Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan
suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.
2) Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
3) Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
4) Menghormati hak orang lain.
5) Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri.
Kegiatan Pembelajaran 2
38
6) Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan
terhadap orang lain.
7) Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan
gaya hidup mewah.
8) Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan
kepentingan umum.
9) Suka bekerja keras.
10) Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan
dan kesejahteraan bersama.
11) Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang
merata dan berkeadilan sosial.
3. Penerapan Nilai-Nilai Pancasila Dalam Bidang Ekonomi
Ekonomi Pancasila dijiwai oleh setiap sila Pancasila, yaitu :
1) Sila Pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa
Sistem ekonomi Pancasila dikendalikan oleh kaidah-kaidah moral dan etika,
sehingga pembangunan nasional kita adalah pembangunan yang berakhlak.
2) Sila Kedua, Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab
Ekonomi Pancasila, menghormati martabat kemanusiaan serta hak dan
kewajiban asasi manusia dalam kehidupan ekonomi.
3) Sila Ketiga, Persatuan Indonesia
Ekonomi Pancasila berwawasan kebangsaan dan tetap membutuhkan sikap
patriotik meskipun kegiatannya sudah mengglobal.
4) Sila Keempat, Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
Di bidang ekonomi, Ekonomi Pancasila dikelola dalam sebuah sistem
demokratis yang dalam Undang-undang Dasar yang disebut sebagai
demokrasi ekonomi.
5) Sila Kelima, Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Menunjukkan seluruh upaya pembangunan untuk mengembangkan
pertumbuhan ekonomi dikaitkan dengan pemerataan pembangunan dan hasil-
hasilnya menuju kepada terciptanya kemakmuran yang berkeadilan bagi
PPKn SMP KK F
39
seluruh rakyat Indonesia dalam sistem ekonomi yang disusun sebagai usaha
bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan.
4. Penerapan Nilai-Nilai Pancasila Dalam Kehidupan Politik
Pedoman yang perlu dijadikan pegangan dalam kehidupan partai politik adalah :
1) Mengaktualisasikan kebersamaan dalam kemajemukan untuk mewujudkan
cita-cita dan tujuan nasional.
2) Penyampaian aspirasi rakyat dan segenap perilaku partai politik harus
menjamin tegaknya keselarasan dan kerukunan serta budi luhur.
3) Segenap perilaku partai politik selalu bersendi pada keputusan bersama yang
mengikat dan mengandung sanksi terhadap penyimpangan penyalahgunaan
kekuasaan dan wewenang.
4) Program partai politik harus mengarah pada kokohnya Pancasila sebagai dasar
negara, utuh dan kuatnya Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang
berpemerintahan presidensial dan bersemboyan Bhinneka Tunggal Ika
5. Penerapan Nilai-Nilai Pancasila Dalam Kehidupan Sosial-Budaya
Secara sistematik, wujud sistem sosial-kebudayaan dapat dikelompokkan menjadi
tiga yaitu (1) sistem nilai, (2) sistem sosial dan (3) wujud fisik baik dalam
kebudayaan maupun kehidupan masyarakat. Dalam hubungan ini Pancasila
merupakan core values sistem sosial kebudayaan masyarakat Indonesia, yaitu
merupakan suatu esensi nilai kehidupan sosial-kebudayaan yang multikultural.
Secara kausalitas Pancasila sebelum disahkan menjadi dasar filsafat negara, nilai-
nilainya telah ada dan berasal dari bangsa Indonesia sendiri yang berupa nilai adat
istiadat, kebudayaan dan nilai religius. Penerapan positif nilai-nilai Pancasila
dalam bidang sosial budaya perlu terus dikembangkan dan ditanamkan agar
keanekaragaman yang ada tidak menimbulkan perpecahan dalam kehidupan
bangsa Indonesia.
6. Penerapan Nilai-Nilai Pancasila Dalam Pertahanan Dan Keamanan
Pada dasarnya segala macam bentuk ancaman, tantangan, hambatan dan
gangguan yang dihadapi oleh setiap bangsa dalam perjalannya selalu berubah.
Kegiatan Pembelajaran 2
40
Pada umumnya suatu bangsa selalu dapat mengatasi sendiri hakikat yang
dihadapi tersebut berdasarkan potensi yang dimiliki. Dengan kemampuan itulah
kemerdekaan dan kedaulatan bangsa dan negaranya tetap dapat dipertahankan
dalam rangka mewujudkan kesejahteraan rakyat. Dari pengalaman sejarah suatu
bangsa diperlukan adanya upaya untuk terus menjaga, memelihara dan
meningkatkan ketahanan dan ketangguhan.
D. Aktivitas Pembelajaran
Dalam aktivitas pembelajaran kegiatan pembelajaran 1 ini, peserta yang mengikuti
moda tatap muka penuh melakukan aktivitas pembelajaran pada point 1.
Sedangkan bagi peserta yang mengikuti model In-On-In melakukan aktivitas
pembelajaran pada point 2.
1. Aktivitas Pembelajaran Tatap Muka Penuh Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi “Penerapan nilai-nilai
Pancasila Dalam Berbagai Bidang Kehidupan”, maka Anda perlu mengikuti
aktivitas pembelajaran sebagai berikut.
a. Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran dan kebermaknaan mempelajari materi modul ““Penerapan nilai-nilai Pancasila Dalam Berbagai Bidang Kehidupan”.
b. Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan yang hendak dicapai pada modul ini.
c. Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam penguasaan materi modul baik yang dikerjakan secara individual atau kelompok.
d. Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas dan kerja keras memahami terhadap materi modul
e. Membagi peserta diklat ke dalam beberapa kelompok (sesuai dengan keperluan);
f. Mempersilahkan kelompok untuk berdiskusi tentang materi latihan/kasus/tugas sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Diskusi dilakukan dengan kerjasama setiap anggota kelompok, berani mengemukakan pendapat, menghargai pendapat yang berbeda serta berkomitmen atas keputusan hasil yang dicapai oleh kelompok.
g. Presentasi kelompok, pertanyaan, saran dan komentar. h. Penyampaian hasil diskusi; i. Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya
pada diskusi dan kerja kelompok
PPKn SMP KK F
41
j. Menyimpulkan hasil pembelajaran k. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan. l. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran m. Merencanakan kegiatan tindak lanjut
2. Aktivitas Pembelajaran In-On-In 1) Aktivitas In -1 Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi “Penerapan Nilai-nilai
Pancasila Dalam Berbagai Kehidupan”, maka Anda perlu mengikuti aktivitas
pembelajaran sebagai berikut.
Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran
dan kebermaknaan mempelajari materi modul “Penerapan Nilai-nilai
Pancasila Dalam Berbagai Kehidupan”.
Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan
yang hendak dicapai pada modul ini.
Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan
hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam
penguasaan materi modul yang dikerjakan secara individual
Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas dan
kerja keras memahami terhadap materi modul
2) Kegiatan on
Peserta diklat mengerjakan latihan/tugas (LK/ Lembar Kerja) secara
individu sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Dengan
harapan peserta diklat dengan berani mengemukakan pendapat, bekerja
keras dalam mengerjakan LK yang ada.
3) Kegiatan In 2
Peserta diklat mempresentasikan hasil LK yang dikerjakan dan
pertanyaan, saran dan komentar.
Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya
dan menghargai pendapat peserta lain
Menyimpulkan hasil pembelajaran
Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.
Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
Merencanakan kegiatan tindak lanjut
Kegiatan Pembelajaran 2
42
E. Latihan/ Kasus /Tugas
1. Soal Pilihan Ganda Aktifitas 2.1 : Mengerjakan latihan soal Pilihan Ganda
LK2.1. :
Kerjakan soal Pilihan Ganda dibawah ini !
1. Yang merupakan wujud pengamalan sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
adalah ....
a. Membina kerukunan hidup diantara sesama umat beragama dan
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
b. Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan
martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
c. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antara
pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda
terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
d. Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar
kemanusiaan yang adil dan beradab.
2. Yang merupakan wujud pengamalan pengamalan sila Keadilan Sosial bagi
Seluruh Rakyat Indonesia adalah ....
a. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
b. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan
c. Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
d. Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri.
3. Berikut ini merupakan pernyataan yang sesuai dengan sistem ekonomi
Indonesia ....
a. sistem ekonomi yang dibangun oleh bangsa Indonesia adalah sistem
ekonomi Pancasila
b. Perkembangan ekonomi harus disesuaikan dengan perkembangan
ekonomi mengarah dunia yang mengarah pada persaingan bebas
c. Pembangunan ekonomi bangsa Indonesia berlandaskan Pancasila,
sebagai satu-satunya tujuan untuk memaksimalkan SDA yang ada
d. Sistem ekonomi di Indonesia mendasarkan atas kekeluargaan dan
kesejahteraan seluruh bangsa serta sekelompok golongan
PPKn SMP KK F
43
4. Pedoman yang perlu dijadikan pegangan dalam kehidupan partai politik adalah
....
a. Mengaktualisasikan kebersamaan dalam kemajemukan untuk
mewujudkan cita-cita dan tujuan nasional.
b. Penyampaian aspirasi rakyat melalui partai politik harus selaras antara
kepentingan masyarakat dengan kepentingan politik
c. Segenap perilaku partai politik selalu bersendi pada keputusan bersama
yang disetujui oleh ketua politik dan mengandung sanksi terhadap
penyimpangan penyalahgunaan kekuasaan dan wewenang.
d. Program partai politik harus mengarah pada kokohnya Pancasila sebagai
dasar negara, utuh dan kuatnya Negara Kesatuan Republik Indonesia,
yang berpemerintahan absolut dan bersemboyan Bhinneka Tunggal Ika
5. Berikut ini yang merupakan wujud sistem sosial-kebudayaan adalah ....
a. Sistem nilai, sistem sosial dan wujud fisik baik dalam kebudayaan maupun
kehidupan masyarakat
b. Sistem nilai, sistem sosial-ekonomi dan wujud fisik baik dalam kebudayaan
maupun kehidupan masyarakat
c. Sistem nilai ekonomi, sistem sosial dan wujud fisik baik dalam kebudayaan
maupun kehidupan masyarakat
d. Sistem nilai yang berbentuk piramida hierarki, sistem sosial-ekonomi dan
kebudayaan maupun kehidupan masyarakat
2. Lembar Kerja Aktivitas 2.2 : Penerapan Nilai-Nilai Pancasila dalam berbagai bidang kehidupan
LK. 2.2 : Berikan contoh penerapan nilai-nilai Pancasila dalam berbagai bidang
kehidupan
Prosedur Kerja : 1. Bacalah dengan cermat uraian materi “Penerapan Nilai-Nilai Pancasila Dalam
Berbagai Bidang Kehidupan”
2. Carilah dari berbagai sumber Penerapan Nilai-Nilai Pancasila dalam berbagai
Lingkungan (keluarga, sekolah dan masyarakat)
3. Untuk membantu jawaban anda isilah masukan kedalam tabel 2.
4. Presentasikan hasil kerja Saudara
Kegiatan Pembelajaran 2
44
Tabel 2.2 Contoh Penerapan Nilai-nilai Pancasila dalam berbagai bidang kehidupan
No Penerapan Nilai-Nilai Pancasila dan berbagai bidang kehidupan Contoh
1. Ekonomi Dalam berjualan mengutamakan nilai-nilai kejujuran (sila1) Dalam menerima pegawai tidak boleh diskriminasi (sila2)
2. Sosial Budaya
3. Pertahanan dan Keamanan
4. Politik
AKTIVITAS: PMENGEMBANGKAN SOAL
3. Lembar Kerja Pembuatan Soal Aktivitas pengembangan butir soal penilaian berbasis kelas LK 2. 3 Menyusun soal USBN/Penilaian Berbasis Kelas Prosedur Kerja 1. Cermatilah kisi-kisi penyusunan soal USBN yang dikeluarkan oleh Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan pada pendahuluan E 4.
2. Buatlah kisi-kisi soal USBN pada lingkup materi yang dipelajari pada kegiatan
pembelajaran ini sesuai format berikut ( sesuaikan dengan kurikulum yang
berlaku di sekolah Anda)
3. Buatlah soal USBN pada lingkup materi yang dipelajari pada modul ini
berdasarkan kisi-kisi yang dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan seperti pada tabel di bawah ini (Kurikulum 2006/2013)
4. Buatlah soal pilihan ganda (PG)sebanyak 3 soal dan soal uraian sebanyak 3.
PPKn SMP KK F
45
TABEL 2.3 KISI-KISI PENULISAN SOAL TES PRESTASI AKADEMIK
a. Kurikulum 2006 (Permendikbud nomor 22 Tahun 2006) Jenis Sekolah : SMP/MTs Mata Pelajaran : PPKn
No. Urut
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Bahan Kelas Materi Indikator Bentuk
Soal 1 VIII Sikap positif
Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
PG dan Esaay Level Kognitif Aplikasi
VIII Sikap positif Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
PG dan Essay Level Kognitif Aplikasi
b. Kurikulum 2013 (Permendikbud Nomor 24 tahun 2016) Jenis Sekolah : SMP/MTs Mata Pelajaran : PPKn
No. Urut
Kompetensi Dasar
Bahan Kelas Materi Indikator Bentuk
Soal 1, 2 9 • Langkah-langkah
perwujudan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara dalam berbagai kehidupan
PG dan Essay Level Kognitif Aplikasi
2
8 • Membiasakan berperilaku sesuai nilai-nilai Pancasila sebagai dasar Negara dan pandangan hidup bangsa
PG dan Essay Level Kognitif Aplikasi
Kegiatan Pembelajaran 2
46
KARTU SOAL KURIKULUM 2006/2013
Jenjang :
Mata Pelajaran :
Kelas :
Kompetensi :
Level :
Materi :
Bentuk Soal :
BAGIAN SOAL DISINI
Kunci Jawaban : :
F. Rangkuman
1. Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila mempunyai tingkatan dan bobot
yang berbeda tetapi tidak saling bertolak belakang, akan tetapi saling
melengkapi. Dengan demikian berarti nilai yang terkandung dalam Pancasila
nerupakan satu kesatuan utuh dan bulat, tidak dapat dipisahkan dan
berhubungan erat. Nilai-nilai itulah yang dimiliki bangsa Indonesia yang
memberikan pola bagi sikap, tingkah laku, dan perbuatan bangsa Indonesia.
2. Perwujudan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari:
a. Sila pertama dari Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa Sila ini
berhubungan terhadap perilaku kita sebagai umat beragama pada
Tuhannya.
b. Sila kedua ini berhubungan terhadap perilaku kita sebagai manusia yang
pada hakikatnya semua sama di Dunia ini.
PPKn SMP KK F
47
c. Sila ketiga ini berhubungan terhadap perilaku kita sebagai warga Negara
Indonesia untuk bersatu membangun negeri ini.
d. Sila keempat
e. Sila ini beruhubungan terhadap perilaku kita untuk selalu bermusyawarah
dalam menyelesesaikan masalah.
f. Sila kelima
g. Sila ini berhubungan dengan perilaku kita dalam bersikap adil terhadap
semua orang.
3. Perwujudan nilai Pancasila dalam bidang ekonomi
Sistem ekonomi di Indonesia mendasarkan atas kekeluargaan dan
kesejahteraan seluruh bangsa dan bukan untuk dimonopoli oleh
sekelompok orang saja.
Ekonomi Negara haruslah berlandaskan pada sila-sila dalam pancasila,
dan pancasila memiliki peran sebagai dasar dari berlangsungnya kegiatan
ekonomi, sehingga perekonomianpun berjalan sesuai jati diri bangsa.
Sistem ekonomi Pancasila adalah sistem ekonomi pasar yang terkelola
dan kendali pengelolaannya adalah nilai-nilaiPancasila. Dengan perkataan
lain ekonomi Pancasila tentulah harus dijiwai oleh nilai-nilai Pancasila.
4. Implementasi Ideologi Pancasila dalam perkembangan politik di Indonesia
harus bertujuan sesuai dengan cita-cita dan tujuan nasional yang diamanatkan
Pembukaan UUD NRI Tahun1945. 5. Perwujudan nilai–nilai Pancasila dalam bidang sosial budaya hendaknya
didasarkan atas sistem nilai yang sesuai dengan nilai-nilai budaya yang dimiliki
oleh masyarakat tersebut. Pengembangan sosial budaya kita harus
mengangkat nilai-nilai yang dimiliki bangsa Indonesia sebagai dasar nilai yaitu
nilai-nilai pancasila itu sendiri. 6. Perwujudan nilai-nilai Pancasila dalam bidang pertahanan dan keamanan
adalah negara pada hakikatnya adalah merupakan suatu masyarakat hukum.
Demi tegaknya hak-hak warga negara maka diperlukan peraturan perundang-
undangan negara, baik dalam rangka mengatur ketertiban warga maupun
dalam rangka melindungi hak-hak warganya.
Kegiatan Pembelajaran 2
48
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban yang terdapat di bagian akhir
modul ini. Hitunglah jawaban yang benar, gunakan rumus berikut untuk
mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Pembelajaran 2.
Arti tingkat penguasaan: 90 – 100% = baik sekali
80 – 89% = baik
70 – 79% = cukup
< 70% = kurang
Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih maka Anda dapat
meneruskan dengan Kegiatan Pembelajaran 3, jika masih di bawah 80% Anda
harus mengulangi materi Kegiatan Pembelajaran 2, terutama yang belum dikuasai.
𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑝𝑝𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑝𝑝𝑇𝑇𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 =𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽𝐽𝐽𝑇𝑇ℎ 𝑗𝑗𝑇𝑇𝑗𝑗𝑇𝑇𝑗𝑗𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑗𝑗𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑏𝑏
𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽𝐽𝐽𝑇𝑇ℎ 𝑝𝑝𝑠𝑠𝑇𝑇𝐽𝐽𝑥𝑥 100%
PPKn SMP KK F
49
Kegiatan Pembelajaran 3 Penerapan Bertutur Kata, Berperilaku dan Bersikap Sesuai dengan Nilai-Nilai Pancasila
A. Tujuan
1. Melalui membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu mengidentifikasi
penerapan bertutur kata, berperilaku dan bersikap baik dan buruk di lingkungan
keluarga dengan benar.
2. Melalui membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu mengidentifikasi
penerapan bertutur kata, berperilaku dan bersikap baik dan buruk di lingkungan
sekolah dengan benar.
3. Melalui membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu mengidentifikasi
penerapan bertutur kata, berperilaku dan bersikap baik dan buruk di lingkungan
masyarakat dengan benar.
B. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Mengidentifikasi penerapan bertutur kata, berperilaku dan bersikap baik dan
buruk di lingkungan keluarga.
2. Mengidentifikasi penerapan bertutur kata, berperilaku dan bersikap baik dan
buruk di lingkungan sekolah.
3. Mengidentifikasi penerapan bertutur kata, berperilaku dan bersikap baik dan
buruk di lingkungan masyarakat.
C. Uraian Materi Pembelajaran
1. Penerapan Bertutur Kata, Berperilaku dan Bersikap Baik dan Buruk di Lingkungan Keluarga
Dalam lingkungan keluarga perlu ditanamkan kepada anak-anak kita sedini
mungkin perilaku-perilaku yang baik seperti rajin beribadah, sopan santun,
Kegiatan Pembelajaran 3
50
bertanggung jawab, suka memberi kepada sesama dan juga perlu dibudayakan
bertutur kata baik, berperilaku dan bersikap baik, sikap kasih sayang, saling
menghormati antar sesama anggota keluarga, rukun, dan lain sebagainya. Untuk
lebih jelasnya berikut perilaku-perilaku yang menerapkan nilai-nilai Pancasila
dalam lingkungan keluarga : :
1. Saling menghormati antar sesama anggota keluarga
2. Saling menyayangi satu sama lain (saling melindungi)
3. Sebagai orang tua harus mendidik anak-anaknya agar selalu patuh terhadap
agama dan hukum
4. Sebagai orang tua juga harus menjadi teladan yang baik bagi anak-anaknya,
dan memberikan contoh perilaku yang sesuai dengan norma agama, norma
kesusilaan, norma kesopanan, norma hukum dan adat.
5. Sebagai orang tua harus mengajarkan/mendidik anak-anaknya untuk selalu
berbuat kebaikan (seperti sedekah kepada orang lain, saling menghormati dll).
6. Sebagai orang tua bersikap adil terhadap anak-anaknya, tidak boleh pilih kasih
7. Sebagai anak harus berbakti kepada orang tua dll
Penerapan sikap diatas akan menjadikan anak untuk bertutur kata, berperilaku
dan bersikap baik
2. Penerapan Bertutur Kata, Berperilaku dan Bersikap Baik dan Buruk di Lingkungan Sekolah
Cara efektif agar anak mempunyai tutur kata, bersikap dan berperilaku baik di
lingkungan sekolah
1. Melalui pelajaran, Pendidikan Kewarganegaraan atau Pendidikan Pancasila
Melalui mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan atau Pendidikan
Pancasila diharapkan peserta didik memperoleh pengetahuan tentang apa itu
Pancasila, apa saja nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila dan apa saja
manfaat mengamalkan nilai-nilai Pancasila
2. Nasihat Guru kepada murid
Kebanyakan orang setelah mereka mendengarkan nasihat atau ceramah
mereka akan memperoleh ilmu dan pengetahuan baru atau koreksi-koreksi
yang mungkin ia dapatkan karena nasihat atau ceramah itu menyingung
perbuatan-perbuatan tercela yang mungkin pernah ia lakukan terlebih jika
nasihat itu disampaikan oleh guru.
PPKn SMP KK F
51
3. Memberikan contoh sikap-sikap yang mencerminkan nilai-nilai Pancasila
Seorang guru harus berperilaku selayaknya seorang pendidik yang
berkepribadian baik, karena setiap perilaku yang ia lakukan akan dicontoh oleh
muridnya
4. Menanamkan sikap disiplin terhadap siswa melalui berbagai cara :
a) Guru Memberikan contoh keteladan terhadap siswa.
b) Memberlakukan peraturan tata tertib yang jelas dan tegas
c) Secara konsisten guru terus mensosialisasikan kepada siswa tentang
pentingnya disiplin
5. Melatih siswa untuk rajin beribadah
Nilai-nilai Ketuhanan ini menjadi fondasi dasar manusia dalam menjalankan
kehidupannya, sehingga setiap siswa harus benar-benar menjiwai nilai
Ketuhanan ini. Untuk itu siswa dapat dilatih dan diarahkan agar selalu rajin
dalam menjalankan ibadah dalam agama mereka masing-masing dengan
cara-cara yang sederhana dan menarik
6. Siswa diajak dan dilatih untuk membudayakan
Dengan membudayakan 3S (Senyum, Salam, Sapa) kepada siswa dan
sesama guru maka akan tercipta suasana yang nyaman dan kondusif
3. Penerapan Bertutur Kata, Berperilaku dan Bersikap Baik dan Buruk di Lingkungan Masyarakat
Perilaku yang mencerminkan nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila dalam
lingkungan masyarakat :
1. Saling menghormati dan memberikan toleransi antar umat beragama
2. Rukun dengan tetangga yang berbeda agama.
3. Berbuat adil kepada tetangga, tidak membeda-bedakan tetangga.
4. Menyeimbangkan hak dan kewajiban kita di masyarakat.
5. Mematuhi norma-norma dan aturan yang berlaku di dalam masyarakat.
6. Selalu aktif dalam kegiatan sosial seperti kerja bakti, ronda malam dll.
Kegiatan Pembelajaran 3
52
D. Aktivitas Pembelajaran
Dalam aktivitas pembelajaran kegiatan pembelajaran 1 ini, peserta yang mengikuti
moda tatap muka penuh melakukan aktivitas pembelajaran pada point 1.
Sedangkan bagi peserta yang mengikuti model In-On-In melakukan aktivitas
pembelajaran pada point 2.
1. Aktivitas Pembelajaran Tatap Muka Penuh Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi “Penerapan bertutur
kata, berperilaku dan bersikap baik dan buruk sesuai nilai-nilai Pancasila”, maka
Anda perlu mengikuti aktivitas pembelajaran sebagai berikut.
a. Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran
dan kebermaknaan mempelajari materi modul ““Penerapan bertutur kata,
berperilaku dan bersikap baik dan buruk sesuai nilai-nilai Pancasila”.
b. Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan
yang hendak dicapai pada modul ini.
c. Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan hasil
kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam penguasaan
materi modul baik yang dikerjakan secara individual atau kelompok.
d. Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas dan
kerja keras memahami terhadap materi modul
e. Membagi peserta diklat ke dalam beberapa kelompok (sesuai dengan
keperluan);
f. Mempersilahkan kelompok untuk berdiskusi tentang materi
latihan/kasus/tugas sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul.
Diskusi dilakukan dengan kerjasama setiap anggota kelompok, berani
mengemukakan pendapat, menghargai pendapat yang berbeda serta
berkomitmen atas keputusan hasil yang dicapai oleh kelompok.
g. Presentasi kelompok, pertanyaan, saran dan komentar. (percaya diri)
h. Penyampaian hasil diskusi; (profesional)
i. Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya
pada diskusi dan kerja kelompok (kreatif)
j. Menyimpulkan hasil pembelajaran
k. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.
l. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
PPKn SMP KK F
53
m. Merencanakan kegiatan tindak lanjut
2. Aktivitas Pembelajaran In-On-In a. Aktivitas In -1 Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi “Penerapan bertutur
kata, berperilaku dan bersikap baik dan buruk sesuai dengan nilai-nilai Pancasila”.,
maka Anda perlu mengikuti aktivitas pembelajaran sebagai berikut.
Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran
dan kebermaknaan mempelajari materi modul “Penerapan bertutur kata,
berperilaku dan bersikap baik dan buruk sesuai dengan nilai-nilai
Pancasila”.
Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan
yang hendak dicapai pada modul ini.
Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan
hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam
penguasaan materi modul yang dikerjakan secara individual
Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas dan
kerja keras memahami terhadap materi modul
b. Kegiatan on Peserta diklat mengerjakan latihan/tugas (LK/ Lembar Kerja) secara
individu sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Dengan
harapan peserta diklat dengan berani mengemukakan pendapat, bekerja
keras dalam mengerjakan LK
c. Kegiatan In 2 Peserta diklat mempresentasikan hasil LK yang dikerjakan dan
pertanyaan, saran dan komentar.
Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya
dan menghargai pendapat peserta lain
Menyimpulkan hasil pembelajaran
Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.
Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
Merencanakan kegiatan tindak lanjut
Kegiatan Pembelajaran 3
54
E. Latihan/Kasus/Tugas
1. Penguasaan Konsep/TesFormatif Aktivitas 2.1 : Mengerjakan soal Pilihan Ganda LK 3.2 : Kerjakan soal Pilihan Ganda di bawah ini! Prosedur Kerja: 1) Bacalah dengan cermat uraian materi “Penerapan bertutur kata, berperilaku
dan bersikap baik dan buruk sesuai dengan nilai-nilai Pancasila”.
2) Carilah dari berbagai sumber “Penerapan bertutur kata, berperilaku dan
bersikap baik dan buruk sesuai dengan nilai-nilai Pancasila”
3) Kerjakan soal di bawah!
Pilih salah satu jawaban yang paling tepat dari alternatif jawaban yang tersedia
1. Yang dimaksud dengan Pancasila sebagai sumber nilai adalah ...
a. Kehidupan bangsa Indonesia itu harus sesuai dengan kepribadiannya
b. Keberhasilan dan kemajuan bangsa Indonesia diukur dengan
kepribadiannya
c. Yang menjadi sumber ukuran baik atau tidak adalah kepribadiannya
d. Masyarakat Indonesia yang maju adalah yang tinggi intelektualnnya
2. Pancasila dilaksanakan secara objektif , artinya ...
a. Pancasila digunakan sebagai pedoman perilaku sehari-hari
b. Pancasila digunakan sebagai asas tunggal partai politik
c. Pancasila digunakan sebagai sumber hukum negara
d. Pancasila digunakan sebagai dasar hukum penyelenggaraan negara
3. “Merusak sarana umum” termasuk perbuatan yang tidak sesuai dengan nilai
Pancasila, hususnya ...
a. Sila kelima
b. Sila ketiga
c. Sila keempat
d. Sila kedua
4. Berikut ini adalah contoh berperilaku baik kepada orang tua, kecuali ...
a. Bertegur sapa
b. Mengucapkan salam
c. Berbicara sopan
d. Menolak perintah
PPKn SMP KK F
55
5. Perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila di lingkungan masyarakat
adalah ...
a. Berperan aktif dalam pembangunan sekolah
b. Membangun pos ronda
c. Menghormati HAM
d. Tidak memaksakan kehendak
6. Norma yang berlaku di lingkungan masyarakat yang sanksi bagi pelanggarnya
dikucilkan adalah ...
a. Kesopanan
b. Kesusilaan
c. Agama
d. Moral
7. Semangat atau dorongan bathin dalam diri seseorang untuk melakukan atau
tidak melakukan sesuatu disebut ...
a. Etika
b. Keteladanan
c. Moral
d. Kepatutan
8. Nilai yang menjadi dasar masyarakat indonesia untuk berperilaku adalah ...
a. Bhinneka Tunggal Ika
b. Norma-norma
c. Pancasila
d. Sumpah Pemuda
9. Berikut ini adalah nilai-nilai pokok dari Pancasila yaitu ...
a. Nilai moral
b. Nilai sosial
c. Nilai kemanusiaan
d. Nilai budaya
10. Masalah sikap dan bertingkah laku yang baik diatur di dalam nilai-nilai ...
a. Persatuan
b. Ketuhanan
c. Kemanusiaan
d. Kedaulatan rakyat
Kegiatan Pembelajaran 3
56
2. Lembar Kerja Aktivitas 3.2 : Menunjukkan penerapan bertutur kata, berperilaku daan bersikap baik dan buruk sesuai dengan nilai-nilai Pancasilan
LK 3.2 : Penerapan bertutur kata, berperilaku daan bersikap baik dan
buruk sesuai dengan nilai-nilai Pancasila
Prosedur Kerja : 1) Bacalah dengan cermat uraian materi “Penerapan bertutur kata,
berperilaku dan bersikap baik dan buruk sesuai dengan nilai-nilai
Pancasila”.
2) Carilah dari berbagai sumber “Penerapan bertutur kata, berperilaku dan
bersikap baik dan buruk sesuai dengan nilai-nilai Pancasila”
3) Isilah lembar kerja di bawah ini! Bacalah kasus di bawah ini dan jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini !
Saling Membantu Sesama Korban Gempa
Liputan6 on 22 Okt 2009 at 00:36 WIB
Liputan6.com, Padang: Sekelompok pelajar sekolah menengah pertama di Padang memberikan bantuan langsung kepada korban gempa di Desa Salisikan, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatra Barat, Rabu (21/10) siang. Para pelajar yang memberikan bantuan ini adalah juga korban gempa di Padang.
Tak hanya memberi bantuan, para pelajar juga ikut membangun ruang belajar darurat di lokasi bencana Desa Salisikan. Di desa ini, puluhan rumah warga hancur. Meski tidak ada korban jiwa, puluhan korban luka sempat dirawat di sejumlah rumah sakit di Pariaman dan Padang. Sementara itu ratusan warga Tasikmalaya, Jawa Barat, masih bertahan di pengungsian setelah daerah mereka diguncang gempa pada satu bulan lalu. Mereka berharap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang baru dilantik membantu pembangunan kembali rumah yang roboh. Sejumlah warga yang rumahnya tak rusak parah, mulai membangun kembali. Gempa Tasikmalaya awal September lalu merusak ribuan rumah warga. Belum lagi rehabilitasi selesai, gempa mengguncang Padang dengan kekuatan lebih besar sehingga pusat perhatian beralih kepada korban di Padang.(JUM/YUS)
SUMBER: http://news.liputan6.com/read/248321/saling-membantu-sesama-korban-gempa diakses 9 desember 2015
PPKn SMP KK F
57
Tabel 3.2 Contoh Penerapan bertutur kata, berperilaku dan bersikap baik dan buruk sesuai dengan nilai-nilai Pancasila”. SALING MEMBANTU SESAMA KORBAN GEMPA
No Kinerja Pemecahan Rumusan Kinerja Pemecahan Kasus
1. Bacalah dengan kritis dan cermat wacana di atas, dan selanjutnya identifikasi termasuk bentuk-bentuk penerapan di lingkungan manakah kejadian tersebut?
Berita tersebut merupakan bentuk penerapan berperilaku dan bersikap sesuai dengan nilai-nilai Pancasila 1. Sila 1 Alasan :
2. Setelah kelompok anda mencermati wacana tersebut, coba dianalisis apa yang melatar belakangi masalah tersebut
Perilaku baik tersebut menjelaskan bahwa sekelompok pelajar melakukan,: 1........................................................... alasannya............................................ 2........................................................... alasannya............................................
3. Menurut Kelompok anda siapakah yang membantu korban gempa
Kelompok yang membantu korban gempa adalah: ............................................................. .............................................................
4. Bagaimana perasaan anda atau pandangan anda tentang hal tersebut .
Kelompok memiliki pandangan masing-masing: ............................................................. alasannya............................................
3. Lembar Kerja Pembuatan Soal Aktivitas pengembangan butir soaal penilaian berbasis kelas LK 3. 3 Menyusun soal USBN/Penilaian Berbasis Kelas Prosedur Kerja
1. Cermatilah kisi-kisi penyusunan soal USBN yang dikeluarkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan pada pendahuluan E 4.
2. Buatlah kisi-kisi soal USBN pada lingkup materi yang dipelajari pada kegiatan pembelajaran ini sesuai format berikut ( sesuaikan dengan kurikulum yang berlaku di sekolah Anda)
3. Buatlah soal USBN pada lingkup materi yang dipelajari pada modul ini berdasarkan kisi-kisi yang dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan seperti pada tabel di bawah ini (Kurikulum 2006/2013)
4. Buatlah soal pilihan ganda (PG)sebanyak 3 soal dan soal uraian sebanyak 3.
Kegiatan Pembelajaran 3
58
Tabel 3.3.. Kisi-kisi penulisan soal tes prestasi akademik Matapelajaran PPKn
SMP/MTs Kegiatan Pembelajaran 1 Kurikulum 2006
No. Urut
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Bahan Kelas Materi Indikator Bentuk
Soal 1, 2, 3
7 Menerapkan norma-norma, kebiasaan, adat istiadat dan peraturan yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
PG dan essay Level Kognitif penerapan
Tabel 3.4 Kisi-kisi Penulisan Soal Tes Prestasi Akademik Mata Pelajaran PPKn
SMP/MTs Kegiatan pembelajaran 1 Kurikulum 2013
No. Urut
Kompetensi Dasar
Bahan Kelas Materi Indikator Bentuk Soal
1, 2 9 Penerapan bertutur kata bersikap, berperilaku, sesuai dengan nilai-nilai Pancasila
PG dan essay Level Kognitif penerapan
3
7 Perilaku sesuai norma yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari
PG dan Essay Level Kognitif penerapan
KARTU SOAL KURIKULUM 2006/2013
Jenjang : Mata Pelajaran : Kelas : Kompetensi : Level : Materi : Bentuk Soal :
BAGIAN SOAL DISINI
Kunci Jawaban : :
PPKn SMP KK F
59
F. Rangkuman
1. Pancasila adalah merupakan suatu ideologi bangsa yang menjadi pedoman
hidup warga negara dalam berperilaku sehingga apabila diterapkan akan
tercipta suasana kehidupan yang religius, damai, harmonis, demokratis dan
sejahtera. Penerapan bertutur kata yang baik sangat penting untuk dilakukan.
Dengan bertutur kata yang baik maka akan menciptakan suatu kondisi yang
damai.
2. Penerapan berperilaku dan bersikap baik penting untuk dilakukan sebagai
acuan untuk menjalani kehidupan. Penerapan bertutur kata, berperilaku dan
bersikap baik harus dilakukan di berbagai kehidupan. Baik dilingkungan
keluarga, sekolah dan masyarakat. Sehingga apabila hal tersebut
dilaksanakan, akan terjamin kondisi kehidupan yang damai dan harmonis.
3. Penerapan bertutur kata, berperilaku, bersikap baik dan buruk di lingkungan
masyarakat harus sesuai dengan norma-norma dan aturan yang berlaku di
dalam masyarakat tersebut.
Kegiatan Pembelajaran 3
60
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban yang terdapat di bagian akhir
modul ini. Hitunglah jawaban yang benar, gunakan rumus berikut untuk
mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Pembelajaran 1.
Arti tingkat penguasaan: 90 – 100% = baik sekali
80 – 89% = baik
70 – 79% = cukup
< 70% = kurang
Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih maka Anda dapat
meneruskan dengan Kegiatan Pembelajaran 2, jika masih di bawah 80% Anda
harus mengulangi materi Kegiatan Pembelajaran 1, terutama yang belum dikuasai
𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑝𝑝𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑝𝑝𝑇𝑇𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 =𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽𝐽𝐽𝑇𝑇ℎ 𝑗𝑗𝑇𝑇𝑗𝑗𝑇𝑇𝑗𝑗𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑗𝑗𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑏𝑏
𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽𝐽𝐽𝑇𝑇ℎ 𝑝𝑝𝑠𝑠𝑇𝑇𝐽𝐽𝑥𝑥 100%
PPKn SMP KK F
61
Kegiatan Pembelajaran 4 Penerapan Hak dan Kewajiban Warga Negara dalam UUD Negara RI Tahun 1945
A. Tujuan
1. Dengan membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu mengidentifikasi hak
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 .
2. Dengan membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu mengidentifikasi
kewajiban warga negara dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945
3. Dengan membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu menunjukkan contoh
penerapan hak dan kewajiban warga negara dalam UUDNRI Tahun 1945
B. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Peserta diklat mampu mengidentifikasi hak warga negara dalam Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
2. Peserta diklat mampu mengidentikasi kewajiban warga negara dalam
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
3. Peserta diklat mampu menunjukkan contoh Penerapan hak dan kewajiban
warga negara dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945.
C. Uraian Materi
1. Hak Warga Negara Dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Hak adalah sesuatu yang mutlak menjadi milik kita dan penerapannya tergantung
pada diri kita sendiri. Adapaun Prof. Dr Notonagoro mendeinisikan hak adalah kuasa
untuk menerima atau melakukan sesuatu yang semestinya diterima atau dilakukan
melulu oleh pihak tertentu dan tidak dapat oleh pihak lain manapun juga yang pada
prinsipnya dapat dituntut secara paksa olehnya.
Kegiatan Pembelajaran 4
62
Pasal-pasal dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia yang
mengatur tentang hak warga negara adalah :
1. Setiap warga negara berhak mendapatkan status kewarganeagaraan (Pasal
26 (1, 2)
2. Hak atas kedudukan yang sama di bidang hukum dan pemerintahan (Pasal
27 (1), maksud yang terkandung dalam pasal 27adalah bahwa semua warga
neagra baik pejabat maupun rakyat baik kaya maupun miskin harus
mendapatkan perlakuan yang sama di bidang hukum.
3. Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak
Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak diatur dalam pasal 27 ayat
2. Pasal ini merupakan pengakuan bahwa setiap warga negara yang telah
memenuhi persyaratan tertentu tanpa memandang suku, ras dan agama
berhak memperoleh pekerjaan dan penghasilan yang layak bagi
kemanusiaan
4. Hak untuk hidup dan mempertahankan kehidupannya (Pasal 28 (A,) Hak untuk
membentuk keluarga dan keturunan melalui perkawinan yang sah (pasal 28 B
ayat 1)
5. Hak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya dan
berhak mendapat pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi seni dan
budaya demi meningkatkan kualitas hidupnya demi kesejahteraan hidup
manusia (pasal 28 C ayat 1)
6. Hak atas pengakuan, jaminan perlindungan dan kepastian hukum yang adil
serta perlakuan yang sama di depan hukum (pasal 28 D aayat 1)
7. Hak untuk mempunyai hak milik pribadi, hak untuk hidup, hak untuk tidak
disiksa, hak kemerdekaan pikiran dan hati nurani , hak beragama, hak untuk
tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai pribadi di hadapan hukum, dan hak
untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut adalah hak asasi
manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apapun (pasal 8 I ayat 1)
8. Hak atas kebebasan memeluk agama (Pasal 29 (2)
9. Hak ikut serta dalam pertahanan negara Pasal (30 ayat 1
10. Hak mendapat pengajaran Pasal 31 ayat 1
11. Hak dipelihara oleh negara pasal 34
PPKn SMP KK F
63
2. Kewajiban Warga Negara menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Kewajiban adalah segala sesuatu yang harus dilakukan dengan penuh rasa
tanggung jawab. Pasal-pasal dalam UUDNRI Tahun 1945 yang mengatur tentang
kewajiban warga negara adalah:
a) Kewajiban menjunjung hukum dan pemerintahan.
Dalam pasal 27 ayat 1 disebutkan bahwa segala warga negara bersamaan
kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum
dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.
Berdasarkan pasal tersebut setiap warga negara wajib mentaati peraturan tanpa
kecuali. Semua peraturan yang dikeluarkan oleh negara wajib ditaati oleh setiap
warganegara agar terwujud masayarakat, bangsa dan negara yang aman dan
tertib. Kewajiban untuk patuh pada hukum bersifat memaksa, artinya barang siapa
yang melanggar hukum akan mendapat sanksi sesuai dengan jenis
pelanggaran/kejahatannya.
Tuntutan patuh pada aturan hukum bukan hanya dalam aspek kehidupan politik,
tetapi juga dalam aspek kehidupna ekonomi, sosial, budaya, hankam, dan agama,
serta dalam lingkungan kehidupan keluarga, sekolah dan masyarakat.
Selain itu setiap warga negara berkewajiban untuk menjunjung pemerintahan dan
patuh terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah baik pemerintah pusat maupun
pemerintah daerah serta pemerintah setempat.
b) Wajib menghormati hak asasi orang lain (pasal 28 J ayat 1
c) Wajib tunduk pada pembatasan yang ditetapkan dengan Undang-Undang
(pasal 28 J ayat 2)
d) Kewajiban membela negara
Berdasarkan pasal 27 ayat 3 UUUDNRI tahun 1945, membela negara merupakan
kewajiban selain hak setiap warganegra. Apabila negara memandang perlu, setiap
warga negara mau tidak mau harus ikut serta membela negara baik terhadap
gangguan dari dalam maupun dari luar. Misalnya keharusan ikut serta dalam wajib
militer.
e) Wajib ikut serta dalam pertahanan dan keamanan negara
Hak dan kewajiban warga negara dalam pertahanan dan keamanan diatur
Kegiatan Pembelajaran 4
64
didalam pasal 30 UUD NRI tahun 1945 diatur lebih lanjut dalam UU no. 20
tahun 1982 tentang ketentuan ketentuan pokok Pertahanan Dan Keamanan
Negara Republik Indonesia. Dalam Undang-Undang tersebut disebutkan
bahwa komponen kekuatan pertahanan negara terdiri atas:
1) Rakyat terlatih sebagai komponen dasar.
2) Angkatan bersenjata beserta cadangan tentara nasional Indonesia sebagai
komponen utama.
3) Perlindungan masyarakat sebagai komponen khusus
4) Sumber daya alam, sumber daya buatan, dan pra sarana nasional sebagai
komponen pendukung
3. Penerapan Hak dan Kewajiban Warganegara menurut Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Penerapan hak sangat berkaitan dengan kewajiban, sehingga keduanya tidak dapat
dipisahkan, karena setiap hak selalu didahului atau diikuti kewajiban, yang berarti
tiada hak tanpa kewajiban.
Mengapa setiap hak selalu didahului atau diikuti kewajiban? Hal ini dimaksudkan
justru untuk menjaga supaya tidak terjadinya kesewenang-wenangan penggunaan
hak atau untuk membatasi pelaksanaan hak.
Bangsa Indonesia melihat hak tidak terlepas dari kewajiban. Dengan demikian,
manusia Indonesia baik sebagai warga negara maupun sebagai warga masyarakat,
mempunyai hak dan kewajiban yang sama. Hak dan kewajiban dapat dibedakan
tetapi tidak dapat dipisahkan, karena keduanya merupakan satu kesatuan dimana
setiap hak mengandung kewajiban, demikian pula sebaliknya, keduanya-duanyan
merupakan dua sisi dari mata uang yang sama. Negara Indonesia yang berdasarkan
atas paham persatuan menempatkan kewajiban di muka, sehingga kepentingan
umum, masyarakat, bangsa dan negara harus didahulukan dari kepentingan pribadi.
D. Aktivitas Pembelajaran
Dalam aktivitas pembelajaran kegiatan pembelajaran 3 ini, peserta yang mengikuti
moda tatap muka penuh melakukan aktivitas pembelajaran pada point 1.
Sedangkan bagi peserta yang mengikuti model In-On-In melakukan aktivitas
pembelajaran pada point 2.:
PPKn SMP KK F
65
1. Aktivitas Pembelajaran Tatap Muka Penuh Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi “Penerapan Hak Dan
Kewajiban Warga Negara Dalam UUDNRI Tahun 1945”, maka Anda perlu
mengikuti aktivitas pembelajaran sebagai berikut.
a. Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran
dan kebermaknaan mempelajari materi modul “Penerapan Hak Dan
Kewajiban Warga Negara Dalam UUDNRI Tahun 1945”.
b. Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan
yang hendak dicapai pada modul ini.
c. Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan hasil
kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam penguasaan
materi modul baik yang dikerjakan secara individual atau kelompok.
d. Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas dan kerja
keras memahami terhadap materi modul
e. Membagi peserta diklat ke dalam beberapa kelompok (sesuai dengan
keperluan);
f. Mempersilahkan kelompok untuk berdiskusi tentang materi
latihan/kasus/tugas sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul.
Diskusi dilakukan dengan kerjasama setiap anggota kelompok, berani
mengemukakan pendapat, menghargai pendapat yang berbeda serta
berkomitmen atas keputusan hasil yang dicapai oleh kelompok.
g. Presentasi kelompok, pertanyaan, saran dan komentar.
h. Penyampaian hasil diskusi;
i. Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya
pada diskusi dan kerja kelompok
j. Menyimpulkan hasil pembelajaran
k. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.
l. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
m. Merencanakan kegiatan tindak lanjut
2. Aktivitas Pembelajaran In-On-In 1) Aktivitas In -1 Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi “Penerapan Hak Dan
Kewajiban Warga Negara Dalam UUDNRI Tahun 1945”, maka Anda perlu
Kegiatan Pembelajaran 4
66
mengikuti aktivitas pembelajaran sebagai berikut.
a) Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran
dan kebermaknaan mempelajari materi modul ““Penerapan Hak dan
Kewajiban Warga Negara Dalam UUDNRI Tahun 1945”.
b) Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan
yang hendak dicapai pada modul ini.
c) Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan
hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam
penguasaan materi modul yang dikerjakan secara individual
d) Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas dan
kerja keras memahami terhadap materi modul
2) Kegiatan on
Peserta diklat mengerjakan latihan/tugas (LK/ Lembar Kerja) secara
individu sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Dengan
harapan peserta diklat dengan berani mengemukakan pendapat, bekerja
keras dalam mengerjakan LK yang ada.
3) Kegiatan In 2
a. Peserta diklat mempresentasikan hasil LK yang dikerjakan dan
pertanyaan, saran dan komentar.
b. Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya
dan menghargai pendapat peserta lain
c. Menyimpulkan hasil pembelajaran
d. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.
e. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
f. Merencanakan kegiatan tindak lanjut
PPKn SMP KK F
67
E. Latihan/Kasus/Tugas
1. Tes Formatif
Aktivitas : Menunjukkan Penerapan Hak dan Kewajiban Warga negara Dalam UUDNRI Tahun 1945 LK 4.1.: Penerapan Hak dan Kewajiban Warga negara Dalam UUDNRI Tahun 1945 Prosedur Kerja : 1. Bacalah dengan cermat uraian materi “Penerapan Hak dan Kewajiban Warga
negara Dalam UUDNRI Tahun 1945
2. Carilah dari berbagai sumber “Penerapan Hak dan Kewajiban Warga negara
Dalam UUDNRI Tahun 1945
3. Jawablah pertanyaan di bawah ini.
4. Presentasikan hasil kerja Saudara
Jawablah soal-soal di bawah ini ! 1. Jelaskan pengertian warganegara dan mengapa diperlukan status
kewarganegaraan !
2. Bagaimana penerapan hubungan antara hak dan kewajiban warga negara
dalam proses demokrasi!
3. Deskripsikan karaktertisik /prinsip-prinsip bangsa Indonesia berkaitan dengan
hak dan kewajiban dengan benar
4. Jelaskan kedudukan hak dan kewajiban warga negara menurut UUDNRI 1945
secara benar.
5. Tunjukkan contoh bagimanakah penerapan hak dan kewajiban warga negara
di bidang pendidikan menurut UUDNRI 1945.
2. Lembar Kerja Pembuatan Soal Aktivitas pengembangan butir soaal penilaian berbasis kelas LK 4. 2 Menyusun soal USBN/Penilaian Berbasis Kelas Prosedur Kerja
1. Cermatilah kisi-kisi penyusunan soal USBN yang dikeluarkan oleh Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan pada pendahuluan E 4.
2. Buatlah kisi-kisi soal USBN pada lingkup materi yang dipelajari pada kegiatan
Kegiatan Pembelajaran 4
68
pembelajaran ini sesuai format berikut ( sesuaikan dengan kurikulum yang
berlaku di sekolah Anda)
3. Buatlah soal USBN pada lingkup materi yang dipelajari pada modul ini
berdasarkan kisi-kisi yang dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan seperti pada tabel di bawah ini (Kurikulum 2006/2013)
4. Buatlah soal pilihan ganda (PG)sebanyak 3 soal dan soal uraian sebanyak 3.
Tabel 4.2 Kisi-kisi Penulisan Soal Tes Prestasi Akademik Mata
Pelajaran PPKn SMP/MTs Kegiatan pembelajaran 1 Kurikulum 2006
No. Urut
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar Bahan
Kelas Materi Indikator Bentuk
Soal
1, 2 7 Menguraikan hakikat, hukum dan kelembagaan HAM
PG dan Essay Level Kognitif penerapan
2 Menjelaskan hakikat kemerdekaan mengemukakan pendapat
PG dan Essay Level Kognitif penerapan
3 Menjelaskan pentingnya usaha pembelaan negara
PG dan Essay Level Kognitif penerapan
Tabel 4.3 Kisi-kisi Penulisan Soal Tes Prestasi Akademik Mata Pelajaran
PPKn SMP/MTs Kegiatan pembelajaran 1 Kurikulum 2006
No. Urut
Kompetensi Dasar
Bahan Kelas Materi Indikator Bentuk Soal
1, 8 Menguraikan hakikat hukum dan kelembagaan HAM
PG dan Essay Level Kognitif penerapan
2,3 9
cinta tanah air/bela negara dalam konteks negara kesatuan republik indonesia
PPKn SMP KK F
69
KARTU SOAL KURIKULUM 2006/2013
Jenjang :
Mata Pelajaran :
Kelas :
Kompetensi :
Level :
Materi :
Bentuk Soal :
BAGIAN SOAL DISINI
Kunci Jawaban : :
F. Rangkuman
1. Hak warga negara diatur dalam UUDNRI tahun 1945 yaitu
a) Pasal 26 ayat 1
b) Pasal 27 (1,2,3)
c) Pasal 28 (A, B, C, D, E, F, G, H, I, J)
d) Pasal 29 (2)
e) Pasal 30
f) Pasal 31
g) Pasal 32, 34
2. Kewajiban warga negara diatur dalam UUDNRI yaitu :
a) 27 ayat (1,2)
b) Pasal 28 J (1,2)
c) Penerapan hak dan kewajiban warga negara menurut UUDNRI tahun 1945
diatur dalam pasal 26 sampai 34. Pada intinya semua hak dan kewajiban
haruslah dilakukan secara seimbang
Kegiatan Pembelajaran 4
70
3. Penerapan hak dan kewajiban warga negara dalam UUDNRI Tahun 1945 yaitu
dilakukan secara seimbang, dalam arti kedua hal itu tidak dapat dipisahkan
karena setiap hak selalu didahului atau diikuti kewajiban.
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban yang terdapat di bagian akhir
modul ini. Hitunglah jawaban yang benar, gunakan rumus berikut untuk
mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Pembelajaran 2.
Arti tingkat penguasaan: 90 – 100% = baik sekali
80 – 89% = baik
70 – 79% = cukup
< 70% = kurang
Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih maka Anda dapat
meneruskan dengan Kegiatan Pembelajaran 3, jika masih di bawah 80% Anda
harus mengulangi materi Kegiatan Pembelajaran 2, terutama yang belum dikuasai.
𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑝𝑝𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑝𝑝𝑇𝑇𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 =𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽𝐽𝐽𝑇𝑇ℎ 𝑗𝑗𝑇𝑇𝑗𝑗𝑇𝑇𝑗𝑗𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑗𝑗𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑏𝑏
𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽𝐽𝐽𝑇𝑇ℎ 𝑝𝑝𝑠𝑠𝑇𝑇𝐽𝐽𝑥𝑥 100%
PPKn SMP KK F
71
Kegiatan Pembelajaran 5 Permasalahan Penerapan Isi Pembukaan UUD Negara RI Tahun 1945
A. Tujuan
1. Dengan membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu menjelaskan Isi
Pembukaan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 dengan
benar.
2. Dengan membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu mengidentifikasi
Permasalahan Penerapan isi Pembukaan Undang-Undang Dasar Republik
Indonesia Tahun 1945 secara benar
B. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Peserta diklat mampu menjelaskan Isi Pembukaan Undang-Undang Dasar
Republik Indonesia Tahun 1945.
2. Peserta diklat mampu mengidentifikasi Permasalahan Penerapan isi
Pembukaan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945.
C. Uraian Materi
1. Isi Pembukaan UUDNRI Tahun 1945
a. Alinea I memuat dasar/motivasi pernyataan kemerdekaan Indonesia. Di
dalamnya (secara obyektif) dinyatakan bahwa segala bentuk penjajahan di
atas dunia ini tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.
Untuk itu (secara subyektif) bangsa Indonesia memiliki aspirasi untuk
membebaskan diri dari penjajahan itu guna membangun masa depan
bersama yang lebih baik.
Alinea ini memberikan jaminan yang universal bahwa kemerdekaan dan
kebebasan adalah hak segala bangsa. Pernyataan inilah yang kemudian
Kegiatan Pembelajaran 5
72
mengilhami bangsa Indonesia untuk aktif dalam memperjuangkan
kemerdekaan bagi bangsa- bangsa terjajah di seluruh dunia.
b. Alinea II memuat cita-cita kemerdekaan bangsa Indonesia. Dengan
pernyataan kemerdekaan Indonesia itu berarti perjuangan pergerakan
kemerdekaan telah sampai pada saat yang berbahagia. Pernyataan
kemerdekaan itu sendiri barulah awal dari proses pembangunan bangsa
ini menuju kepada negara yang bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
Alinea ini mengandung pengertian bahwa setelah bangsa Indonesia
merdeka maka rakyat Indonesia dijamin dan diwujudkan hak politik dan hak
ekonomi atau hak kesejahteraannya. Hak politik termuat dalam pernyataan
bersatu dan berdaulat dan hak ekonomi yaitu terwujudnya masyarakat adil
dan makmur
c. Alinea III memuat pernyataan kemerdekaan bangsa Indonesia. Di situ
ditegaskan bahwa kemerdekaan bangsa Indonesia itu selain upaya
manusia, juga tidak terlepas dari berkat rahmat Allah Yang Mahakuasa.
Dengan demikian tampak jelas ada keseimbangan antara motivasi material
dan spiritual dari pernyataan kemerdekaan bangsa Indonesia itu.
Keseimbangan ini pula yang selalu eksis dalam pernjuangan mengisi
kemerdekaan berupa pembangunan nasional sebagai pengalaman
Pancasila.
Alinea ini mengandung pengertian bahwa hak-hak yang telah
bangsa Indonesia dapatkan yaitu kemerdekaan dan berbagai hak yang
melekat didalamnya, adalah tidak hanya hasil perjuangan manusia
semata melainkan anugerah Tuhan Yang Maha Esa. Pernyataan tersebut
akan menimbulkan kesadaran ketuhanan, sebagai penyeimbang dari nilai-
nilai keduniaan semata.
d. Alinea IV memuat tujuan nasional, penyusunan negara hukum, bentuk
negara Republik Indonesia, negara berkedaulatan rakyat, dan lima dasar
negara (yang kemudian dikenaldengan Pancasila). Fungsi dan tujuan
negara Indonesia secara gamblang ditegaskan dalam alinea ini, yakni
PPKn SMP KK F
73
untuk melindungi segenap bangsa Indonesiadan seluruh tumpah darah
Indonesia, memajukan kesejahteraan dunia yang berdasarkan kehidupan
bangsa, dan ikut melaksanakan ketrtiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Untuk menjalankan
fungsi dan mencapai tujuan yang mulia tersebut, maka disusunlah
kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu undang-undang
dasar (UUD1945). Di situ juga ditegaskan bahwa bentuk negara yang
dipilih adalah republik, yang berkedaulatan rakyat berdasar Pancasila.
Di dalam alinea keempat ini mengandung berbagai hak seperti hak
perlindungan keamanan dan perlindungan hukum, hak ekonomi, dan hak
sosial-budaya. Serta hak kemerdekaan dan keamanan bagi seluruh dunia.
Yang dimaksud dasar negara dalam alinea keempat tersebut adalah dasar
negara Pancasila.
Selain mempunyai makna yang sangat mendalam, Pembukaan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 juga mengandung
pokok-pokok pikiran. Pokok-pokok pikiran menggambarkan suasana
kebatinan dari Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945, serta mewujudkan cita hukum yang melandasi hukum dasar negara,
baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis. Pokok-pokok pikiran tersebut
adalah
sebagai berikut:
1. Pokok Pikiran I menyatakan, bahwa negara melindungi segenap
bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia berdasarkan
atas persatuan dengan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia. Ini sekaligus berarti, dalam Pembukaan UUD 1945
diterima aliran pengertian (paham) negara persatuan, negara yang
melindungi dan meliputi segenap bangsa seluruhnya, mengatasi
segala paham golongan dan perseorangan. Aliran inilah yang
kemudian dikenal sebagai paham negara persatuan (integralistik
atau kekeluargaan). Tampak di sini, bahwa pokok pikiran ini identik
dengan Sila ke-3 dari Pancasila.
2. Pokok Pikiran II menyatakan, bahwa negara hendak mewujudkan
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Kegiatan Pembelajaran 5
74
Pokok pikiran ini menempatkan suatu tujuan atau cita-cita yang ingin
dicapai dalam Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun
1945, dan merupakan suatu kausa-finalis (sebab-tujuan) sehingga
dapat menentukan jalan serta aturan yang harus dilaksanakan dalam
Undang-Undang Dasar untuk sampai pada tujuan tersebut dengan
modal persatuan. Ini merupakan pokok pikiran keadilan sosial yang
didasarkan pada kesadaran bahwa manusiamempunyai hak hak dan
kewajiban dalam kehidupan masyarakat. Pokok pikiran ini
merupakan penjabaran sila kelima Pancasila.
3. Pokok Pikiran III menyatakan, bahwa negara berkedaulatan rakyat,
berdasar atas kerakyatan dan permusyawaratan perwakilan.
Pokok pikiran ini mengandung konsekuensi logis bahwa sistem
negara yang terbentuk dalam Undang-Undang Dasar harus
berdasarkan atas kedaulatan rakyat dan
permusyawaratan/perwakilan. Aliran ini sesuai dengan sifat
masyarakat Indonesia, yang selalu mengedapankan asas
musyawarah untuk mufakat dalam menyelesaikan suatu persoalan.
Ini merupakan pokok pikiran kedaulatan rakyat, yang menyatakan
bahwa kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan
menurut Undang-Undang Dasar. Pokok pikiran inilah yang
merupakan dasar politik negara. Pokok pikiran ini merupakan
penjabaran sila keempat Pancasila.
4. Pokok Pikiran IV menyatakan, bahwa negara berdasar atas
Ketuhanan Yang Maha Esa menurut dasar kemanusiaan yang adil dan
beradab
Pokok pikiran ini mengandung makna bahwa Undang-Undang Dasar
harus mengandung isi yang mewajibkan pemerintah dan
penyelenggara negara lainnya untuk memelihara budi pekerti yang
luhur. Hal ini menegaskan bahwa pokok pikiran Ketuhanan Yang Maha
Esa mengandung pengertian taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
dan pokok pikiran kemanusian yang adil dan beradab mengandung
pengertian menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia atau nilai
PPKn SMP KK F
75
kemanusian yang luhur. Pokok pikiran keempat ini merupakan dasar
moral negara yang pada hakikatnya merupakan suatu penjabaran dari
sila pertama dan sila kedua Pancasila.
Empat pokok pikiran ini merupakan penjelasan dari inti alinea keempat
Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945. Atau dengan kata lain keempat pokok pikiran tersebut tidak lain
adalah merupakan penjabaran dari dasar negara, yaitu Pancasila.
2. Permasalahan Penerapan Isi Pembukaan UUDNRI Tahun 1945 Apabila kita perhatikan keempat pokok pikiran di atas maka tampaklah bahwa
pokok-pokok pikiran Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 adalah pancaran dari nilai-nilai Pancasila.
Kemudian penjelasan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 menegaskan bahwa “Pokok-pokok pikiran tersebut meliputi suasana
kebatinan dari Undang-Undang Dasar Negara Indonesia. Pokok-pokok pikiran ini
mewujudkan cita-cita hukum (Reichsidee) yang menguasai hukum dasar negara,
baik hukum yang tertulis (Undang-Undang Dasar)maupun hukum yang tidak
tertulis. Undang-Undang Dasar menciptakanpokok-pokok pikiran ini dalam pasal-
pasalnya.” Dalam pengertian ini maka dapat disimpulkan bahwa pokok pikiran
yang terkandung dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 adalah “sumber hukum tertinggi di Indonesia”. Sebagai
konsekuensi dari kedudukannya sebagai sumber hukum tertinggi di Indonesia
maka pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam Pembukaan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam berlaku di Indonesia, seperti
Ketetapan MPR, undang-undang, Peraturan Pemerintah dan sebagainya.
Dengan demikian, seluruh peraturan perundang-undangan di Indonesia harus
bersumber pada Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 yang didalamnya terkandung asas kerohanian bangsa yaitu
Pancasila.
Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang
memuat dasar falsafah negara Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 merupakan satu kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan, bahkan merupakan satu rangkaian kesatuan nilai dan norma yang
Kegiatan Pembelajaran 5
76
terpadu. Undang-Undang dasar 1945 terdiri dari rangkaian pasal-pasal yang
merupakan perwujudan pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam Pembukaan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yang tidak lain
adalah nilai-nilai Pancasila. Adapun Pancasila itu sendiri memancarkan nilai-nilai
luhur yang telah mampu memberikan semangat dan terpancang dengan khidmat
dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
D. Aktivitas Pembelajaran
Dalam aktivitas pembelajaran kegiatan pembelajaran 1 ini, peserta yang mengikuti
moda tatap muka penuh melakukan aktivitas pembelajaran pada point 1.
Sedangkan bagi peserta yang mengikuti model In-On-In melakukan aktivitas
pembelajaran pada point 2.
1. Aktivitas Pembelajaran Tatap Muka Penuh Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi “Menunjukkan
permasalahan penerapan isi Pembukaan UUDNRI tahun 1945”, maka Anda perlu
mengikuti aktivitas pembelajaran sebagai berikut.
a. Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran
dan kebermaknaan mempelajari materi modul “Menunjukkan permasalahan
penerapan isi Pembukaan UUDNRI tahun 1945”.
b. Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan
yang hendak dicapai pada modul ini.
c. Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan hasil
kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam penguasaan
materi modul baik yang dikerjakan secara individual atau kelompok.
d. Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas dan
kerja keras memahami terhadap materi modul
e. Membagi peserta diklat ke dalam beberapa kelompok (sesuai dengan
keperluan);
f. Mempersilahkan kelompok untuk berdiskusi tentang materi
latihan/kasus/tugas sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul.
Diskusi dilakukan dengan kerjasama setiap anggota kelompok, berani
PPKn SMP KK F
77
mengemukakan pendapat, menghargai pendapat yang berbeda serta
berkomitmen atas keputusan hasil yang dicapai oleh kelompok.
g. Presentasi kelompok, pertanyaan, saran dan komentar. (percaya diri)
h. Penyampaian hasil diskusi; (profesional)
i. Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya
pada diskusi dan kerja kelompok (kreatif)
j. Menyimpulkan hasil pembelajaran
k. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.
l. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
m. Merencanakan kegiatan tindak lanjut
2. Aktivitas Pembelajaran In-On-In a. Aktivitas In -1
Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi “Menunjukkan
permasalahan penerapan isi Pembukaan UUDNRI tahun 1945”, maka
Anda perlu mengikuti aktivitas pembelajaran sebagai berikut.
Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses
pembelajaran dan kebermaknaan mempelajari materi modul
“Permasalahan Penerapan Isi Pembukaan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945”.
Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan
tujuan yang hendak dicapai pada modul ini.
Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan
hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam
penguasaan materi modul yang dikerjakan secara individual
Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas
dan kerja keras memahami terhadap materi modul
b. Kegiatan on
Peserta diklat mengerjakan latihan/tugas (LK/ Lembar Kerja) secara
individu sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul.
Dengan harapan peserta diklat dengan berani mengemukakan
pendapat, bekerja keras dalam mengerjakan LK yang ada.
Kegiatan Pembelajaran 5
78
c. Kegiatan In 2
Peserta diklat mempresentasikan hasil LK yang dikerjakan dan
pertanyaan, saran dan komentar.
Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil
pengamatannya dan menghargai pendapat peserta lain
Menyimpulkan hasil pembelajaran
Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.
Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
Merencanakan kegiatan tindak lanjut
E. Latihan/Kasus/Tugas
1. Penguasaan Konsep 1. Alinea keempat Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
mempunyai makna ... A. Bahwa perjuangan bangsa Indonesia telah mencapai tingkat yang
menentukan bangsa Indonesia B. Kemerdekaan didorong oleh motivasi spiritual, yaitu sikap dan
keyakinan bangsa Indonesia terhadap Tuhan YME. C. Bahwa momentum yang telah dicapai harus dimanfaatkan untuk
menyatakan kebenaran dan ketangguhan. D. Memuat prinsip bentuk negara yaitu susunan negara republik
Indonesia yang berkedaulatan rakyat. 2. 2. Perhatikan pokok-pokok pikiran dalam pembukaan UUD 1945 di bawah
ini! 1. Negara berdasar atas ketuhanan Yang Maha Esa menurut dasar
Kemanusiaan Yang adil dan Beradab 2. Negara hendak mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat 3. Negara hendak melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah 4. Indonesia atas dasar persatuan 5. Negara yang berkedaulatan rakyat atas dasar permusyawaratan
perwakilan Pokok pikiran pembukaan UUD 1945 secara berurutan ditunjukan nomor…. a. 1, 2, 3, 4 b. 3, 2, 4, 1 c. 1, 3, 2, 4 d. 4, 3, 2, 1
PPKn SMP KK F
79
3. Pada bagian pembukaan UUD 1945 terdapat pokok pikiran yang merupakan suasanan kebatinan dari UUD 1945 yang pada hakikatnya adalah…. a. nilai-nilai kegotong - royongan b. nilai-nilai persatuan c. nilai-nilai luhur pancasila d. rangkuman nilai-nilai budaya seluruh bangsa
4. Pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 merupakan perwujudan dari sila-sila dalam Pancasila. Selanjutnya, pokok-pokok pikiran tersebut dijabarkan atau dijelaskan dalam Batang Tubuh UUD 1945 melalui .... a. Bentuk-bentuknya b. Jumlah kalimatnya c. Alenia-alenianya d. Pasal-pasalnya
5. Konsekuensi dari hubungan kausal organis antara pancasila, pembukaan UUD 1945, dan batang tubuh UUD 1945 yang tidak dapat dipisahkan adalah… a. Tiap pasal tidak boleh saling bertentangan b. Nilai pancasila harus ada dalam tiap pasal c. Unsur tersebut harus saling mengisi d. UUD 1945 harus merangkum sila-sila pada pancasila
2. Pengembaangan Soal
AKTIVITAS: MENGEMBANGKAN SOAL
LK 5. 2 Pengembangan Soal a. Prosedur Kerja
1. Bacalah bahan bacaan berupa Modul Pengembangan Penilaian di Modul
Profesional Kelompok Kompetensi A Pengembangan Pembelajaran soal
pada Kegiatan Pembelajaran 5 “Permasalahan penerapan isi pembukaan
UUDNRI tahun 1945 “
2. Pelajari kisi-kisi yang dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan seperti pada tabel 3
3. Buatlah kisi-kisi soal USBN pada lingkup materi yang dipelajari pada
kegiatan pembelajaran ini sesuai format berikut. (Sesuaikan dengan
kurikulum yang berlaku di sekolah anda)
Kegiatan Pembelajaran 5
80
Tabel 5 . 2 KISI-KISI PENULISAN SOAL TES PRESTASI AKADEMIK
a. Kurikulum 2006 (Permendikbud nomor 22 Tahun 2006)
Jenis Sekolah : SMP/MTs Mata Pelajaran : PPKn
No. Urut
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Bahan Kelas Materi Indikator Bentuk Soal
PG Level Kognitif penerapan
b. Kurikulum 2013 (Permendikbud Nomor 24 tahun 2016)
Jenis Sekolah : SMP/MTs Mata Pelajaran : PPKn
No. Urut
Kompetensi Dasar
Bahan Kelas Materi Indikator Bentuk
Soal • Makna alinea
Pembukaan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945
PG Level Kognitif penerapan
• Makna alinea Pembukaan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945
PG Level Kognitif penerapan
Sikap positif terhadap Pembukaan UUDNRI tahun 1945
PPKn SMP KK F
81
F. Rangkuman
a. Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 merupakan uraian
terperinci dari Proklamasi Kemerdekaan.
b. Pembukaan merupakan pokok kaidah negara yang fundamental, memuat
prinsip-prinsip negara seperti tujuan negara, bentuk negara, dan dasar negara.
c. Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 memiliki nilai
universal dan lestari. Universal mengandung arti bahwa diterima oleh bangsa-
bangsa beradab di dunia. Sedangkan lestari adalah mampu menampung
dinamika masyarakat dan akan tetap menjadi landasan perjuangan bangsa.
d. Makna alinea Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
a. Alinea pertama mengandung makna dalil objektif dan dalil subjektif.
b. Alinea kedua mengandung makna perjuangan bangsa Indonesia
c. telah mencapai tingkat yang menentukan.
d. Alinea ketiga mengandung makna pengukuhan makna dari proklamasi
yang luhur. Makna tersebut didorong dari motivasi spiritual yang luhur.
e. Alinea keempat mengandung tujuan Negara, bentuk negara, dan dasar
negara.
e. Bangsa Indonesia bertekad untuk tidak mengubah Pembukaan UUD Negara
Republik Indonesia Tahun 1945. Karena mengubah Pembukaan UUD Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 pada hakekatnya mengubah Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang diproklamasikan 17 Agustus 1945.
Kegiatan Pembelajaran 5
82
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban yang terdapat di bagian akhir
modul ini. Hitunglah jawaban yang benar, gunakan rumus berikut untuk
mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Pembelajaran 2.
Arti tingkat penguasaan: 90 – 100% = baik sekali
80 – 89% = baik
70 – 79% = cukup
< 70% = kurang
Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih maka Anda dapat
meneruskan dengan Kegiatan Pembelajaran 3, jika masih di bawah 80% Anda
harus mengulangi materi Kegiatan Pembelajaran 2, terutama yang belum dikuasai.
𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑝𝑝𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑝𝑝𝑇𝑇𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 =𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽𝐽𝐽𝑇𝑇ℎ 𝑗𝑗𝑇𝑇𝑗𝑗𝑇𝑇𝑗𝑗𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑗𝑗𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑏𝑏
𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽𝐽𝐽𝑇𝑇ℎ 𝑝𝑝𝑠𝑠𝑇𝑇𝐽𝐽𝑥𝑥 100%
PPKn SMP KK F
83
Kegiatan Pembelajaran 6 Penerapan Kewenangan Lembaga Lembaga Negara Dalam UUD Negara RI Tahun 1945
A. Tujuan Pembelajaran 1. Setelah mempelajari modul ini peserta diklat dapat menunjukkan contoh
penerapan kewenangan MPR
2. Setelah mempelajari modul ini peserta diklat dapat menunjukkan contoh
penerapan kewenangan MPR
3. Setelah mempelajari modul ini peserta diklat dapat menunjukkan contoh
penerapan kewenangan DPD
4. Setelah mempelajari modul ini peserta diklat dapat menunjukkan contoh
penerapan kewenangan Presiden
5. Setelah mempelajari modul ini peserta diklat dapat menunjukkan contoh
penerapan kewenangan BPK
6. Setelah mempelajari modul ini peserta diklat dapat menunjukkan contoh
penerapan kewenangan MA
7. Setelah mempelajari modul ini peserta diklat dapat menunjukkan contoh
penerapan kewenangan MK
8. Setelah mempelajari modul ini peserta diklat dapat menunjukkan contoh
penerapan kewenangan KY
B. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Menunjukkan contoh penerapan kewenangan MPR;
2. Menunjukkan contoh penerapan kewenangan DPR;
3. Menunjukkan contoh penerapan kewenangan DPD;
4. Menunjukkan contoh penerapan kewenangan Presiden;
5. Menunjukkan contoh penerapan kewenangan BPK;
6. Menunjukkan contoh penerapan kewenangan MA;
7. Menunjukkan contoh penerapan kewenangan MK; dan
8. Menunjukkan contoh penerapan kewenangan KY.
Kegiatan Pembelajaran 6
84
C. Uraian Materi
1. Penerapan kewenangan MPR
Berdasarkan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal 3, dan pasal 8
ayat (2) dan (3) UUDNRI tahun 1945 MPR memiliki tugas dan wewenang sebagai
berikut: (1) mengubah dan menetapkan UUD; (2) MELANTIK Presiden dan Wakil
Presiden (3) memutuskan usul DPR untuk memberhentikan Presiden dan / Wakil
Presiden dalam masa jabatannya (4) Melantik Wakil Presiden menjadi Presiden
apabila Presiden mangkat, berhenti atu diberhentikan atau tidak dapat
melaksanakan kewajibannya dalam masa jabatannya selambat-lambatnya dalam
waktu 60 hari (5) memilih Presiden dan atau Wakil Presiden apabila keduanya
berhenti secara bersamaan dalam masa jabatannya, dari dua pasangan calon
Presiden dan Calon Wakil Presiden yang diusulkan oleh partai politik atau
gabungaan partai politik yang pasangan calon Presiden dan wakil presidennya
meraih suara terbanyak pertama dan kedua dalam pemilihan umumsebelumnya,
sampai berakhir masa jabatannya.(7) Menetapkan Peraturan Tata Tertibdan Kode
Etik (8) memilih dan menetapkan Pimpinan Majelis (8) membentuk alat
kelengkapan.
2. Penerapan kewenangan DPR
Menurut UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, kewenangan DPR antara
lain:
1) Fungsi legislasi,
2) Fungsi pengawasan
3) Fungsi anggaran
4) Fungsi-fungsi lainnya yang tersebar dalam bab-bab lain dari UUD Negara
Republik Indonesia Tahun 1945
3. Penerapan kewenangan DPD
Kewenangan DPD dalam sistem ketatanegaraan Indonesia hanya bersifat
tambahan dan terbatas dalam hal-hal yang berkaitan langsung dengan
kepentingan daerah. Dalam UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945 Pasal 22
D ayat (1), (2), dan (3) hasil amandemen dinyatakan:
PPKn SMP KK F
85
(1) Dewan Perwakilan Daerah dapat mengajukan kepada Dewan Perwakilan
Rakyat rancangan undang-undang yang berkaitan dengan otonomi
daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan dan pemekaran serta
penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya
ekonomi lainnya, serta yang berkaitan dengan perimbangan keuangan
pusat dan daerah.
(2) Dewan Perwakilan Daerah ikut membahas rancangan undang-undang
yang berkaitan dengan otonomi daerah; hubungan pusat dan daerah;
pembentukan, pemekaran, dan penggabungan daerah; pengelolaan
sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, serta perimbangan
keuangan pusat dan daerah; serta memberikan pertimbangan kepada
Dewan Perwakilan Rakyat atas rancangan undang-undang anggaran
pendapatan dan belanja negara dan rancangan undang-undang yang
berkaitan dengan pajak, pendidikan, dan agama.
(3) Dewan Perwakilan Daerah dapat melakukan pengawasan atas
pelaksanaan undang-undang mengenai : otonomi daerah, pembentukan,
pemekaran dan penggabungan daerah, hubungan pusat dan daerah,
pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya,
pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja negara, pajak, pendidikan,
dan agama serta menyampaikan hasil pengawasannya itu kepada Dewan
Perwakilan Rakyat sebagai bahan pertimbangan untuk ditindaklanjuti.
4. Penerapan kewenangan Presiden
Presiden sebagai kepala negara sekaligus kepala pemerintahan melaksanakan
tugas-tugas sebagai berikut.
1) Tugas eksekutif kepala pemerintahan
2) Tugas legislatif kepala pemerintahan
3) Tugas yudisial atau kehakiman
Presiden juga dapat memberikan gelar, tanda jasa, dan lain-lain tanda kehormatan
yang diatur dengan undang-undang (pasal 15). Selain itu presiden juga berwenang
membentuk dewan pertimbangan dengan tugas memberikan nasehat dan
pertimbangan kepada presiden, yang selanjutnya diatur dengan undang-undang
(pasal 16).
Kegiatan Pembelajaran 6
86
5. Penerapan kewenangan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
BPK memiliki posisi strategis dalam sistem ketatanegaraan Indonesia. BPK diatur
dalam satu bab tersendiri dalam UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
yaitu bab VIIIA, 3 pasal dan tujuh ayat. Pasal 23E mengatur tentang kewenangan
BPK memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab t keuangan negara (ayat 1)
yang hasilnya diserahkan kepada DPR, DPD, dan DPRD sesuai kewenangannya
(ayat 2) dan ditindaklanjuti oleh lembaga perwakilan/atau badan lain sesuai
undang-undang (ayat 3). Penambahan kata pengelolaan pada ayat (1)
dimaksudkan untuk menegaskan bahwa BPK memeriksa pengelolaan keuangan
negara dan dalam pengelolaan itu terkandung tanggung jawab tentang keuangan
negara.
6. Penerapan kewenangan Mahkamah Agung
Kewenangan MA adalah (1) mengadili perkara pada tingkat kasasi, yaitu
pembatalan atau pernyataan tidak sah terhadap putusan hakim karena tidak
sesuai dengan UU; (2) menguji peraturan perundang-undangan di bawah UU;
serta (3) memberikan pertimbangan kepada presiden, jika presiden akan
memberikan grasi dan rehabilitasi.
7. Penerapan kewenangan Mahkamah Konstitusi
Mahkamah Konstitusi diberikan wewenang oleh UUD Negara Republik Indonesia
1945 (Pasal 24 C) untuk mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang
putusannya bersifat final untuk:
a) menguji undang-undang terhadap UUD;
b) memutus sengketa kewenangan antar lembaga negara yang
kewenangannya diberikan oleh UUD;
c) memutus pembubaran partai politik;
d) memutus sengketa hasil pemilu;
e) memberikan putusan atas pendapat DPR mengenai dugaan pelanggaran
oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden menurut UUD.
PPKn SMP KK F
87
8. Penerapan Kewenangan KomisiYudisial
Pembentukan Komisi Yudisial oleh UUD Negara Republik Indonesia 1945
dilatarbelakangi oleh pemikiran bahwa kekuasan kehakiman yang merdeka tidak
bisa dibiarkan menjadi sangat bebas tanpa dapat dikontrol dan diawasi, walaupun
pengawasan itu sendiri dalam batas-batas tertentu. Itulah sebabnya dibentuk
Komisi Yudisial dimaksudkan untuk menjaga dan menegakkan kehormatan,
keluhuran, martabat serta perilaku hakim serta mengusulkan pengangkatan hakim
agung. (Zoelva, 2002).
D. Aktivitas Pembelajaran
Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi , Anda perlu mengikuti
aktivitas pembelajaran sebagai berikut.
Dalam aktivitas pembelajaran kegiatan pembelajaran 1 ini, peserta yang mengikuti
moda tatap muka penuh melakukan aktivitas pembelajaran pada point 1.
Sedangkan bagi peserta yang mengikuti model In-On-In melakukan aktivitas
pembelajaran pada point 2.
1) Aktivitas Pembelajaran Tatap Muka Penuh Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi “Penerapan
Kewenangan Lembaga Negara”, maka Anda perlu mengikuti aktivitas
pembelajaran sebagai berikut.
a) Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran
dan kebermaknaan mempelajari materi modul “Penerapan Kewenangan
Lembaga –Lembaga Negara Dalam UUDNRI Tahun 1945”.
b) Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan
yang hendak dicapai pada modul ini.
c) Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan
hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam
penguasaan materi modul baik yang dikerjakan secara individual atau
kelompok.
d) Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas dan
kerja keras memahami terhadap materi modul
Kegiatan Pembelajaran 6
88
e) Membagi peserta diklat ke dalam beberapa kelompok (sesuai dengan
keperluan);
f) Mempersilahkan kelompok untuk berdiskusi tentang materi
latihan/kasus/tugas sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul.
Diskusi dilakukan dengan kerjasama setiap anggota kelompok, berani
mengemukakan pendapat, menghargai pendapat yang berbeda serta
berkomitmen atas keputusan hasil yang dicapai oleh kelompok.
g) Presentasi kelompok, pertanyaan, saran dan komentar. (percaya diri)
h) Penyampaian hasil diskusi; (profesional)
i) Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya
pada diskusi dan kerja kelompok (kreatif)
j) Menyimpulkan hasil pembelajaran
k) Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.
l) Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
m) Merencanakan kegiatan tindak lanjut
2) Aktivitas Pembelajaran In-On-In a. Aktivitas In -1
Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi “Penerapan
Kewenangan Lembaga-Lembaga Negara Dalam UUDNRI Tahun 1945”, maka
Anda perlu mengikuti aktivitas pembelajaran sebagai berikut.
Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran
dan kebermaknaan mempelajari materi modul ““Penerapan Kewenangan
Lembaga-Lembaga Negara Dalam UUDNRI Tahun 1945”
Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan
yang hendak dicapai pada modul ini.
Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan
hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam
penguasaan materi modul yang dikerjakan secara individual
Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas dan
kerja keras memahami terhadap materi modul
b. Kegiatan on
PPKn SMP KK F
89
Peserta diklat mengerjakan latihan/tugas (LK/ Lembar Kerja) secara individu sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Dengan harapan peserta diklat dengan berani mengemukakan pendapat, bekerja keras dalam mengerjakan LK yang ada. (nilai kemandirian, tanggung jawab, etos kerja, keberanian)
c. Kegiatan In 2
1) Peserta diklat mempresentasikan hasil LK yang dikerjakan dan
pertanyaan, saran dan komentar.
2) Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil
pengamatannya dan menghargai pendapat peserta lain
3) Menyimpulkan hasil pembelajaran
4) Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.
5) Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
6) Merencanakan kegiatan tindak lanjut
E. Latihan/Kasus/Tugas
1. Penguasaan Konsep
Aktivitas: Menunjukkan contoh Penerapan Kewenangan Lembaga Negara LK 6.1 : Contoh penerapan Kewenangan Lembaga-lembaga Negara dibawah ini.
Prosedur Kerja :
1. Bacalah dengan cermat uraian materi “Penerapan Kewenangan Lembaga-
Lembaga Negara Dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945.
2. Carilah dari berbagai sumber Penerapan Kewenangan Lembaga-Lembaga
Negara Dalam UUD NRI Tahun 1945
3. Untuk membantu jawaban saudara isilah kedalam tabel di atas.
4. Presentasikan hasil kerja Saudara !
Kegiatan Pembelajaran 6
90
Isilah tabel di bawah !
No Lembaga Negara Kewenangan Contoh
1 Presiden ………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
2 MPR ………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
3 DPR ………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
4 DPD ………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
5 BPK ………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
6 MA ………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
7 MK ………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
8 KY ………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
Lembar Kerja
Aktivitas : Memahami Konsep Penerapan Lembaga Negara
L.K. 6.2. : Bacalah wacana berikut dengan baik, kemudian diskusikan wacana tersebut bersama kelompok Anda dengan terlebih dahulu menjawab pertanyaan yang ada.
PPKn SMP KK F
91
Kini DPD Miliki Kewenangan Setara DPR dan Presiden
Rep: Eric Iskandarsjah Z/ Red: Ilham
Selasa, 22 September 2015, 19:34 WIB
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mahkamah Konstitusi (MK) mengabulkan
sebagian permohonan judicial review Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014
tentang MPR, DPD, DPR, dan DPRD (UU MD3). Dalam putusannya, MK
mengabulkan permohonan DPD terkait kewenangan dalam membahas RUU
dan kewenangan menyusun anggaran secara mandiri.
Hakim MK, Anwar Usman mengatakan, dengan dikabulkanya
permohonan itu, maka kini DPD memiliki kewenangan yang sama dengan DPR
dan presiden untuk mengajukan RUU dan membahas RUU mengenai
pembentukan dan pemekaran serta penggabungan daerah, pengelolaan SDA,
dan sumber daya ekonomi lainnya.
"Kewenangan yang sama juga dimiliki DPD dalam mengajukan RUU
yang berkaitan dengan perimbangan keuangan pusat dan daerah," ucapnya
usai sidang pembacaan putusan judicial review UU MD 3 di Gedung MK, Jakarta
Pusat, Selasa (22/9).
Pasal lain yang juga dikabulkan MK adalah pasal 250 ayat 1 terkait
anggaran DPD. Sebelumnya, disebutkan bahwa dalam melaksanakan
wewenang dan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 249, DPD menyusun
anggaran yang dituangkan dalam program dan kegiatan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Setelah ini, DPD memiliki kemandirian menyusun anggaran yang
dituangkan dalam program dan kegiatan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan. "Sebagai salah satu lembaga negara, maka tugas DPD
harus didukung dengan ketersediaan anggaran yang cukup," kata Anwar.
Ketua DPD, Irman Gusman mengharapkan DPR dan Pemerintah dapat
segera menindaklanjuti putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang mengabulkan
sebagian permohonan judicial review Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014
tentang MPR, DPD, DPR dan DPRD (UU MD3).
Kegiatan Pembelajaran 6
92
Irman mengatakan, DPR dan Pemerintah harus segera menindaklanjuti
putusan ini dengan merevisi UU MD3. “Kami bersyukur dengan apa yang
diputuskan MK hari ini. Selanjutnya, diharapkan putusan itu segera
ditindaklanjuti DPR dan Presiden. Kita tetap berharap, saat ini kita cari lagi posisi
legal standing. Tapi yang terpenting memperkuat posisi DPD RI di UU MD3,”
ujar Irman.
Sumber: http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/politik/15/09/22/nv2w9j361-kini-dpd-miliki-kewenangan-setara-dpr-dan-presiden
diunduh pada 6 desember 2015
a) Apa saja kewenangan DPD dalam legislasi?
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
b) Apa saja kewenangan DPD dalam pengawasan?
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
.
c) Secara umum, bagaimana pendapat Anda tentang wacana di atas? Jelaskan!
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
2. Lembar Kerja Pembuatan Soal
Aktivitas pengembangan butir soaal penilaian berbasis kelas LK 6. 3 Menyusun soal USBN/Penilaian Berbasis Kelas Prosedur Kerja
1. Cermatilah kisi-kisi penyusunan soal USBN yang dikeluarkan oleh Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan pada pendahuluan E 4.
2. Buatlah kisi-kisi soal USBN pada lingkup materi yang dipelajari pada kegiatan
pembelajaran ini sesuai format berikut ( sesuaikan dengan kurikulum yang
berlaku di sekolah Anda)
PPKn SMP KK F
93
3. Buatlah soal USBN pada lingkup materi yang dipelajari pada modul ini
berdasarkan kisi-kisi yang dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan seperti pada tabel di bawah ini (Kurikulum 2006/2013)
4. Buatlah soal pilihan ganda (PG)sebanyak 3 soal dan soal uraian sebanyak 3.
Tabel 6.3 Kisi-kisi Penulisan Soal Tes Prestasi Akademik Mata Pelajaran
PPKn SMP/MTs Kegiatan pembelajaran 1 Kurikulum 2006
No. Urut
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Bahan Kelas Materi Indikator Bentuk Soal
1, 2, 3 8 Kewenangan Lembaga negara
PG dan Essay Level Kognitif penerapan
Tabel 6.3 Kisi-kisi Penulisan Soal Tes Prestasi Akademik Mata Pelajaran
PPKn SMP/MTs Kegiatan pembelajaran 1 Kurikulum 2013 No. Urut
Kompetensi Dasar
Bahan Kelas Materi Indikator Bentuk Soal
1, 2, 3
• Penerapan kewenangan lembaga negara
PG dan Essay Level Kognitif penerapan
F. Rangkuman
1. Penerapan kewenangan MPR diatur dalam pasal UUDNRI tahu 1945 pasal 3
dan pasal 8
2. Penerapan kewenangan DPR diatur dalam UUDNRI tahun dalam UUDNRI
Tahun 1945 Pasal 7 A, 9, 11, 13, 14 ayat 2, 23 F, 24 A ayat 3, 24 B ayat 3, 24
C ayat 4
3. Penerapan Kewenangan DPD diatur dalam UUDNRI Tahun 1945 pasal 22
4. Penerapan Kewenangan Presiden diatur dalam UUDNRI Tahun 1945 pasal 5
(2) 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16
5. Penerapan Kewenangan BPK diatur dalam UUDNRI Tahun 1945 pasal 23 E
Kegiatan Pembelajaran 6
94
6. Penerapan Kewenangan Mahkamah Agung diatur dalam UUDNRI Tahun
1945 pasal 22
7. Penerapan Kewenangan Mahkamah Konstitusi diatur dalam UUDNRI Tahun
1945 pasal 24
8. Penerapan Kewenangan Komisi Yudisial diatur dalam UUDNRI Tahun 1945
pasal 24 B
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban yang terdapat di bagian akhir
modul ini. Hitunglah jawaban yang benar, gunakan rumus berikut untuk
mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Pembelajaran 2.
Arti tingkat penguasaan: 90 – 100% = baik sekali
80 – 89% = baik
70 – 79% = cukup
< 70% = kurang
Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih maka Anda dapat
meneruskan dengan Kegiatan Pembelajaran 3, jika masih di bawah 80% Anda
harus mengulangi materi Kegiatan Pembelajaran 2, terutama yang belum dikuasai.
𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑝𝑝𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑝𝑝𝑇𝑇𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 =𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽𝐽𝐽𝑇𝑇ℎ 𝑗𝑗𝑇𝑇𝑗𝑗𝑇𝑇𝑗𝑗𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑗𝑗𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑏𝑏
𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽𝐽𝐽𝑇𝑇ℎ 𝑝𝑝𝑠𝑠𝑇𝑇𝐽𝐽𝑥𝑥 100%
PPKn SMP KK F
95
Kegiatan Pembelajaran 7 Penerapan Fungsi Lembaga Perlindungan dan Penegakan Hak Asasi Manusia di Indonesia
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta diklat dapat menunjukkan penerapan
fungsi lembaga perlindungan dan penegakan hak asasi manusia di indonesia
sesuai fakta.
B. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Menunjukkan penerapan fungsi lembaga perlindungan hak asasi manusia di
Indonesia
2. Menunjukkan penerapan fungsi lembaga penegakan hak asasi manusia di
Indonesia
C. Uraian Materi
1. Penerapan Fungsi Lembaga Perlindungan Hak Asasi Manusia
Di Indonesia pelaksanaan upaya pelindungan HAM dilakukan oleh lembaga milik
pemerintah dan lembaga milik swasta lain yang berwenang,antara lain :
1) Kementerian Hukum dan Hak asasi manusia (Kemenkumham) RI
Dalam kementrian hukum dan HAM terdapat direktorat Jenderal Peraturan
Perlindungan HAM yang mempunyai tugas merumuskan dan
melaksanakan kebijakan dan standarisasi teknis di bidang perlindungan
HAM
2) Kepolisian
UU RI No 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia
menyatakan bahwa “Kepolisian Negara Republik Indonesia bertujuan
untuk mewujudkan keamanan dalam negeri yang meliputi terpeliharanya
Kegiatan Pembelajaran 7
96
keamanan dan ketertiban masyarakat, tertib dan tegak hukum,
terselenggaranya perlindungan, pengayoman dan pelayanan masyarakat,
serta terbinanya ketentraman masyarakat dengan menjunjung tinggi hak
asasi manusia.
Adapun fungsi kepolisian adalah salah satu fungsi pemerintahan Negara di
bidang pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat. Jadi, lembaga
kepolisian ini sebagai lembaga yang paling awal, dalam menangani
berbagai permasalahan yang terjadi di masyarakat, termasuk menangani
dan menindaklanjuti kasus pelanggaran hak asasi manusia. Mulai dari
proses penyelidikan kasusnya hingga proses penyidikannya.
Tugas pokok Kepolisian Negara Republik adalah
a. memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat b. menegakkan hukum c. memberikan pengayoman dan pelayanan pada masyarakat d. membina ketentraman masyarakat dengan menjunjung tinggi HAM
3) Kejaksaan
Kejaksaan ini adalah lembaga pemerintah yang melaksanakan kekuasaan
negara di bidang penuntutan. Penuntutan yang dilakukan oleh kejaksaan
dapat dilaksanakan setelah memperoleh berkas kumpulan fakta, data
akurat yang diserahkan oleh kepolisian melalui proses penyelidikan dan
penyidikan
4) Komnas HAM
Komnas HAM pada awalnya dibentuk dengan Keputusan Presiden Nomor
50 Tahun 1993 untuk melaksanakan fungsi pengkajian dan penelitian,
penyuluhan, pemantauan dan mediasi. Tujuan Komnas HAM adalah
memberikan perlindungan sekaligus penegakan hak asasi manusia di
Indonesia.
Komnas HAM beranggotakan tokoh masyarakat yang profesional,
berdedikasi dan berintegrasi tinggi, menghayati cita-cita negara hukum dan
kesejahteraan yang berintikan keadilan, menghormati hak asasi manusia
dan kewajiban dasar manusia
5) Pengadilan HAM di Indonesia
Lembaga pengadilan yang dimaksud disini adalah Pengadilan Hak Asasi
Manusia. Pengadilan HAM merupakan pengadilan khusus yang berada
dilingkungan peradilan umum yang menangani kasus pelanggaran HAM
PPKn SMP KK F
97
yang bersifat berat. Pengadilan ini berkedudukan di kota atau ibu kota,
kabupaten dan daerah hukumnya sesuai dengan hukum Pengadilan
Negeri yang bersangkutan Pengadilan HAM ini ditetapkan dengan UU
nomor 26 tahun 2000. Pengadilan HAM khusus diperuntukan dalam
menangani pelanggaran hak asasi manusia yang berat yaitu kejaksaan
genosida dan kejahatan terhadap kemanusiaan. Proses pemeriksaan
perkara dalam Pengadilan HAM tidak jauh berbeda dengan prosedur-
prosedur pemeriksaan di Pengadilan sipil
6) Mahkamah Agung
Mahkamah Agung adalah salah satu lembaga tinggi negara Republik
Indonesia, yang melaksanakan kekuasaan yudikatif atau kehakiman
7) Lembaga Bantuan Hukum
LBH mempunyai peran antara lain:
a. sebagai relawan membantu kepada pihak-pihak yang membutuhkan
bantuan hukum
b. sebagai pembela dalam menegakkan keadilan dan kebenaran
c. sebagai pembela dan melindungi HAM
d. sebagai penyuluh dan penyebar informasi di bidang hukum dan HAM
8) LSM
Merupakan organisasi non pemerintah (lembaga swadaya masyarakat)
yang berfokus pada pengembangan kehidupan demokratis dan
pengembangan HAM
Yang termasuk LSM ini antara lain: YLBHI (Yayasan Lembaga Bantuan
Hukum Indonesia) sebagai upaya penegakan dan perlindungan HAM pada
masyarakat menengah ke bawah., Kontras (Komisi untuk orang hilang dan
korban kekerasan), Elsam (lembaga studi dan advokasi masyarakat), PBHI
(Perhimpunan bantuan Hukum dan Hak Asasi Manusia) dan lain-lain
9) Biro Konsultasi dan Bantuan Hukum Perguruan Tinggi
Biro Konsultasi dan Bantuan Hukum Perguruan Tinggi berperan sebagai:
a. kantor, pusat kegiatan untuk memberikan layanan kepada semua pihak
yang ingin berkonsultasi dan meminta bantuan di bidang hukum dan
HAM
b. Pelaksana program tridharma perguruan tinggi di bidang hukum dan
HAM
Kegiatan Pembelajaran 7
98
c. Menangani masalah-masalah pengabdian kepada masyarakat, seperti
perselisihan warisan, uang ganti pembebasan tanah.
10) Komnas Anak
Tugas utama menyelenggarakan perlindungan terhadap hak-hak anak.
Ada dua jenis Komnas Anak, yaitu Komisi Nasional Perlindungan Anak
(KNPA) dan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI)
KNPA lahir berawal dari gerakan nasional perlindungan anak sejak 1997.
Setelah reformasi, tanggung jawab tersebut diserahkan pada masyarakat.
KNPA melakukan perlindungan anak dari perlakuan diskriminasi,
eksploitasi, penelantaran, kekejaman, kekerasan, penganiayaan,
ketidakadilan dan perlakuan salah yang lain.
11) Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan
Komnas Anti Kekerasan terhadap Perempuan dibentuk berdasarkan
Keppres No. 181 Tahun 1998. Dasar pertimbangan pembentukan Komisi
Nasional ini adalah sebagai upaya mencegah terjadinya dan menghapus
segala bentuk kekerasan terhadap perempuan
12) Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi
Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi adalah lembaga yang melakukan
penyelesaian terhadap kasus pelanggaran HAM di luar pengadilan HAM.
komisi ini di bentuk berdasarkan UU RI nomor 27 tahun 2004. Menurut
pasal 43 UU No. 26 tahun 2000 menyatakan bahwa kasus pelanggaran
HAM Berat yang tidak dapat di selesaikan melalui pengadilan HAM akan
ditangani oleh Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi. Komisi Kebenaran dan
Rekonsiliasi dibentuk berdasar UU No. 27 tahun 2004
2. Penerapan Fungsi Lembaga Penegakan Hak Asasi Manusia
Peranan Komnas HAM dalam penegakkan HAM antara lain sebagai berikut:
a. sebagai salah satu lembaga penggerak dalam menjalankan perlindungan
HAM
b. sebagai salah satu lembaga yang melaksanakan kajian tentang HAM
c. sebagai salah satu lembaga yang turut serta secara aktif dalam
menegakkan HAM
PPKn SMP KK F
99
d. sebagai salah satu lembaga yang bergerak sebagai media (perantara) bagi
pihak-pihak yang berkepentingan dengan HAM
Komnas HAM bertujuan:
a. membantu pengembangan kondisi yang kondusif bagi pelaksanaan hak
asasi manusia.
b. meningkatkan perlindungan dan penegakan hak asasi manusia guna
berkembangnya pribadi manusia Indonesia seutuhnya dan kemampuan
berpartisipasi dalam berbagai bidang kehidupan.
Untuk melaksanakan tujuan tersebut, Komnas HAM melaksanakan fungsi :
a. Fungsi pengkajian dan penelitian.
b. Fungsi penyuluhan.
c. Fungsi pemantauan.
d. Fungsi mediasi.
Adapun tugas dan wewenang pengadilan HAM adalah sebagai berikut:
1) Memeriksa dan memutus perkara pelanggaran HAM yang berat
2) Memeriksa dan memutuskan perkara pelanggaran HAM yang berat yang
dilakukan di luar batas teritorial wilayah Negara RI oleh WNI
3) Pengadilan HAM tidak berwenang mengadili seseorang yang berumur di
bawah 18 tahun
D. Aktivitas Pembelajaran
Dalam aktivitas pembelajaran kegiatan pembelajaran 1 ini, peserta yang mengikuti
moda tatap muka penuh melakukan aktivitas pembelajaran pada point 1.
Sedangkan bagi peserta yang mengikuti model In-On-In melakukan aktivitas
pembelajaran pada point 2.
1. Aktivitas Pembelajaran Tatap Muka Penuh
Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi “Penerapan
Kewenangan Lembaga Negara”, maka Anda perlu mengikuti aktivitas
pembelajaran sebagai berikut.
a. Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran
dan kebermaknaan mempelajari materi modul “Penerapan Kewenangan
Lembaga Negara”.
Kegiatan Pembelajaran 7
100
b. Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan
yang hendak dicapai pada modul ini.
c. Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan
hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam
penguasaan materi modul baik yang dikerjakan secara individual atau
kelompok.
d. Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas dan
kerja keras memahami terhadap materi modul
e. Membagi peserta diklat ke dalam beberapa kelompok (sesuai dengan
keperluan);
f. Mempersilahkan kelompok untuk berdiskusi tentang materi
latihan/kasus/tugas sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul.
Diskusi dilakukan dengan kerjasama setiap anggota kelompok, berani
mengemukakan pendapat, menghargai pendapat yang berbeda serta
berkomitmen atas keputusan hasil yang dicapai oleh kelompok.
g. Presentasi kelompok, pertanyaan, saran dan komentar. (percaya diri)
h. Penyampaian hasil diskusi; (profesional)
i. Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya
pada diskusi dan kerja kelompok (kreatif)
j. Menyimpulkan hasil pembelajaran
k. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.
l. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
m. Merencanakan kegiatan tindak lanjut
2. Aktivitas Pembelajaran In-On-In a. Aktivitas In -1
Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi “Penerapan Fungsi
Lembaga Perlindungan dan Penegakan HAM di Indonesia”, maka Anda perlu
mengikuti aktivitas pembelajaran sebagai berikut.
Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran
dan kebermaknaan mempelajari materi modul ““Penerapan Fungsi
Lembaga Perlindungan dan Penegakan HAM di Indonesia”.
PPKn SMP KK F
101
Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan
yang hendak dicapai pada modul ini.
Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan
hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam
penguasaan materi modul yang dikerjakan secara individual
Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas dan
kerja keras memahami terhadap materi modul
b. Kegiatan on Peserta diklat mengerjakan latihan/tugas (LK/ Lembar Kerja) secara
individu sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Dengan
harapan peserta diklat dengan berani mengemukakan pendapat, bekerja
keras dalam mengerjakan LK yang ada.
c. Kegiatan In 2 Peserta diklat mempresentasikan hasil LK yang dikerjakan dan
pertanyaan, saran dan komentar.
Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya
dan menghargai pendapat peserta lain
Menyimpulkan hasil pembelajaran
Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.
Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
Merencanakan kegiatan tindak lanjut
Kegiatan Pembelajaran 7
102
E. Latihan/ Kasus/Tugas
1. Penguasaan Konsep Perlindangan dan Penegakan HAM
Aktivitas : Menunjukkan penerapan fungsi lembaga perlindngan dan penegakan HAM LK 7.1 : Penerapan fungsi perlindungan dan penegakan HAM
Prosedur Kerja : 1. Bacalah dengan cermat uraian materi “Penerapan Fungsi Lembaga
Perlindungan dan Penegakan HAM” 2. Carilah dari berbagai sumber Penerapan Fungsi Lembaga Perlindungan dan
Penegakan HAM
3. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini.
4. Presentasikan hasil kerja Saudara
Jawablah pertanyaan di bawah ini! 1. Jelaskan mengapa istilah pengadilan HAM sering dipertentangkan dengan
istilah peradilan pidana.
2. Bagaimanakah hambatan dan tantangan dalam penegakkan HAM !
3. Buktikan bahwa pemerintah Indonesia memiliki komitmen yang tinggi
terhadap perlindungan dan penegakan HAM.
4. Kegiatan seperti apa yang dapat digolongkan sebagai menghargai upaya
penegakan HAM?
2. Lembar Kerja Aktivitas 7.2 : Memberikan contoh Penerapan Fungsi Lembaga Perlindungan dan Penegakan HAM di Indonesia LK 7.2 : Contoh Penerapan fungsi lembaga perlindungan dan penegakan HAM di Indonesia. Prosedur Kerja : 1. Bacalah dengan cermat uraian materi “Penerapan Fungsi Lembaga
Perlindungan dan Penegakan HAM”
2. Carilah dari berbagai sumber Penerapan Fungsi Lembaga Perlindungan dan
Penegakan HAM
3. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini.
4. Presentasikan hasil kerja Saudara
PPKn SMP KK F
103
Tabel 7.2 Contoh Penerapan Fungsi Lembaga Perlindungan dan Penegakan Hak Asasi Manusia di Indonesia
No Lembaga Hak Asasi Manusia
Fungsi, Tugas dan Peran
Contoh Penerapan (Kasus yang
pernah/sudah ditangani)
Lembaga Perlindungan HAM :
Lembaga Penegakan HAM :
3. Lembar Kerja Pembuatan Soal
Aktivitas pengembangan butir soaal penilaian berbasis kelas LK 2. 3 Menyusun soal USBN/Penilaian Berbasis Kelas Prosedur Kerja : 1. Cermatilah kisi-kisi penyusunan soal USBN yang dikeluarkan oleh Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan pada pendahuluan E 4.
2. Buatlah kisi-kisi soal USBN pada lingkup materi yang dipelajari pada kegiatan
pembelajaran ini sesuai format berikut ( sesuaikan dengan kurikulum yang
berlaku di sekolah Anda)
3. Buatlah soal USBN pada lingkup materi yang dipelajari pada modul ini
berdasarkan kisi-kisi yang dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan seperti pada tabel di bawah ini (Kurikulum 2006/2013)
4. Buatlah soal pilihan ganda (PG)sebanyak 3 soal dan soal uraian sebanyak 3.
Kegiatan Pembelajaran 7
104
Tabel 7.3 Kisi-kisi Penulisan Soal Tes Prestasi Akademik Mata Pelajaran PPKn SMP/MTs Kegiatan pembelajaran 1 Kurikulum 2006
No. Urut
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Bahan Kelas Materi Indikator Bentuk Soal
1,2 7 Lembaga Perlindungan HAM
PG dan Level Kognitif penerapan
3 Lembaga Penegakan HAM
PG dan Level Kognitif penerapan
Tabel 3.3 Kisi-kisi Penulisan Soal Tes Prestasi Akademik Mata Pelajaran
PPKn SMP/MTs Kegiatan pembelajaran 1 Kurikulum 2013 No. Urut
Kompetensi Dasar
Bahan Kelas Materi Indikator Bentuk Soal
1,2,3
8 Perlindungan dan penegakan HAM
PG Level Kognitif penerapan
F. Rangkuman
1. Penerapan fungsi lembaga perlindungan HAM, Negara wajib melindungi dan
menjunjung tinggi HAM karena masyarakat telah menyerahkan sebagian hak-
haknya kepada negara untuk dijadikan hukum (Teori Kontrak Sosial). Negara
memiliki hak membuat hukum dan menjatuhkan hukuman atas pelanggaran
HAM. Negara, pemerintah atau organisasi berkewajiban untuk melindungi hak
asasi manusia pada setiap manusia.
2. Penerapan perlindungan penegakan HAM dilakukan oleh lembaga pemerintah
dan lembaga milik swasta lain yang berwenang antara lain-
a. Kepolisian
b. Kejaksaan
c. Komnas HAM
d. Pengadilan HAM di Indonesia
e. Lembaga Bantuan Hukum Perguruan Tinggi
f. Biro Konsultasi dan Bantuan Hukum Perguruan Tinggi
g. Komnas HAM
PPKn SMP KK F
105
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban yang terdapat di bagian akhir
modul ini. Hitunglah jawaban yang benar, gunakan rumus berikut untuk
mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Pembelajaran 7
Arti tingkat penguasaan: 90 – 100% = baik sekali
80 – 89% = baik
70 – 79% = cukup
< 70% = kurang
Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih maka Anda dapat
meneruskan dengan Kegiatan Pembelajaran 8, jika masih di bawah 80% Anda
harus mengulangi materi Kegiatan Pembelajaran 7, terutama yang belum dikuasai.
𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑝𝑝𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑝𝑝𝑇𝑇𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 =𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽𝐽𝐽𝑇𝑇ℎ 𝑗𝑗𝑇𝑇𝑗𝑗𝑇𝑇𝑗𝑗𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑗𝑗𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑏𝑏
𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽𝐽𝐽𝑇𝑇ℎ 𝑝𝑝𝑠𝑠𝑇𝑇𝐽𝐽𝑥𝑥 100%
PPKn SMP KK F
107
Kegiatan Pembelajaran 8 Proses Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan
A. Tujuan
1. Dengan membaca materi modul peserta diklat dapat menunjukkan proses
perubahan dan penetapan UUD NRI Tahun 1945 secara benar
2. Dengan membaca materi modul peserta diklat dapat menunjukkan proses
pembentukan Undang-Undang secara benar
3. Dengan membaca materi modul peserta diklat dapat menunjukkan proses
pembentukan Peraturan Pemerintah secara benar
4. Dengan membaca materi modul peserta diklat dapat menunjukkan proses
pembentukan Peraturan Presiden secara benar
5. Dengan membaca materi modul peserta diklat dapat menunjukkan proses
pembentukan Peraturan Daerah Provinsi secara benar
6. Dengan membaca materi modul peserta diklat dapat menunjukkan proses
pembentukan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota secara benar
B. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Menunjukkan proses perubahan dan penetapan UUD NRI Tahun 1945
2. Menunjukkan proses pembentukan Undang-Undang
3. Menunjukkan proses pembentukan Peraturan Pemerintah
4. Menunjukkan proses pembentukan Peraturan Presiden
5. Menunjukkan proses pembentukan Peraturan Daerah Provinsi
6. Menunjukkan proses pembentukan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota
Kegiatan Pembelajaran 8
108
C. Uraian Materi
1. Proses perubahan dan penetapan UUD NRI Tahun 1945 Berdasarkan Peraturan Tata Tertib MPR, pasal 78, tata cara perubahan UUD
adalah sebagai berikut
a. Di usulkan oleh sekurang-kurangnya 1/3 (sepertiga) dari jumlah anggota
Majelis;
b. Setiap usul perubahan diajukan secara tertulis dan ditunjukkan dengan jelas
bagian yang diusulkan untuk diubah beserta ulasannya;
c. Usul diajukan kepada Pimpinan Majelis dan Pimpinan Majelis melaksanakan
rapat untuk membahas usul tersebut paling lambat 90 (sembilan puluh) hari
sejak diterimanya usul;
d. Apabila rapat Pimpinan Majelis menilai usul tersebut telah memenuhi
persyaratan (di usulkan oleh sekurang-kurangnya 1/3 (sepertiga) dari jumlah
anggota Majelis dan setiap usul perubahan diajukan secara tertulis dan
ditunjukkan dengan jelas bagian yang diusulkan untuk diubah beserta
ulasannya), Pimpinan Majelis mengundang Anggota Majelis untuk
melaksanakan Sidang Majelis.
Sedangkan pada pasal 71 ayat (1) huruf a Peraturan Tata Tertib MPR
menyatakan bahwa ”diambil dalam rapat yang dihadiri oleh sekurang-
kurangnya 2/3 dari jumlah anggota Majelis untuk mengubah dan
menetapkan Undang-Undang Dasar (kuorum), dan disetujui oleh lima puluh
persen ditambah satu anggota dari seluruh anggota Majelis”.
2. Proses pembentukan Undang-Undang a. Perencanaan penyusunan Undang-Undang
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 tahun 2011
tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan, menyatakan
bahwa perencanaan penyusunan Undang-Undang yang dilakukan dalam
Prolegnas Rancangan Undang-Undang didasarkan atas
1) perintah Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945;
2) perintah Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat;
3) perintah Undang-Undang lainnya;
4) sistem perencanaan pembangunan nasional;
PPKn SMP KK F
109
5) rencana pembangunan jangka panjang nasional;
6) rencana pembangunan jangka menengah;
7) rencana kerja pemerintah dan rencana strategis DPR; dan
8) aspirasi dan kebutuhan hukum masyarakat.
b. Penyusunan Undang-Undang
Tahap penyusunan RUU merupakan tahap penyiapan sebelum sebuah
RUU dibahas bersama antara DPR dan pmerintah Pada tahap ini terdari
dari pembuatan naskah akademik, penyusunan RUU, Harmonisasi,
pembuatan dan pemantapan konsepsi
c. Pembahasan
Pembahasan materi RUU antara DPR dan Presiden (juga DPD) khusus
untuk topik-topik tertentu. melalui 2 tingkat pembicaraan. Tingkat 1 adalah
pembicaraan dalam rapat komisi, rapat gabungan komisi, rapat badan
legislasi, rapat anggaran atau rapat panitia khusus.Tingkat 2 adalah
pembicaraan dalam rapat komisi.
d. Pengesahan
Setelah ada persetujuan bersama antara DPR dan Presiden terkait RUU
yang dibahas Presiden mengesaahkan RUU tersebut. Jika dalam jangka
waktu 30 hari Presiden tidak menandatangani maka RUU tersebut wajib
diundangkan
e. Pengundangan
3. Penyusunan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang dibentuk oleh Presiden tanpa
terlebih dahulu mendapat persetujuan DPR, hal ini dikarenakan Perppu dibuat
dalam keadaan darurat. Namun demikian harus diajukan ke DPR dalam
persidangan yang berikut. Pengajuan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
Undang dilakukan dalam bentuk pengajuan Rancangan Undang-Undang tentang
penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang menjadi Undang-
Undang. DPR hanya memberikan persetujuan atau tidak memberikan
persetujuan terhadap Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang. Dalam
hal Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang mendapat persetujuan
DPR dalam rapat paripurna, Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang
tersebut ditetapkan menjadi Undang-Undang.
Kegiatan Pembelajaran 8
110
4. Pembahasan dan Pengesahan Rancangan Undang-Undang
Ketentuan mengenai mekanisme khusus dilaksanakan dengan tata cara sebagai berikut:
1) Rancangan Undang-Undang tentang Pencabutan Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-Undang diajukan oleh DPR atau Presiden;
2) Rancangan Undang-Undang tentang Pencabutan diajukan pada saat
Rapat Paripurna DPR tidak memberikan persetujuan atas Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-Undang yang diajukan oleh Presiden; dan
3) Pengambilan keputusan persetujuan terhadap Rancangan Undang-
Undang tentang Pencabutan dilaksanakan dalam Rapat Paripurna DPR
yang sama dengan rapat paripurna penetapan tidak memberikan
persetujuan atas Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang
tersebut.
5. Proses Penyusunan Peraturan Pemerintah a. Perencanaan Peraturan Pemerintah
Perencanaan penyusunan Peraturan Pemerintah dikoordinasikan oleh
menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang hukum.
Perencanaan penyusunan Peraturan Pemerintah ditetapkan dengan
Keputusan Presiden. Rancangan Peraturan Pemerintah berasal dari
kementerian dan/atau lembaga pemerintah nonkementerian sesuai
dengan bidang tugasnya.
b. Penyusunan Peraturan Pemerintah
Dalam penyusunan Rancangan Peraturan Pemerintah, pemrakarsa
membentuk panitia antar kementerian dan/atau lembaga pemerintah
nonkementerian. Pengharmonisasian, pembulatan, dan pemantapan
konsepsi Rancangan Peraturan Pemerintah dikoordinasikan oleh menteri
yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang hukum.
6. Proses Penyusunan Peraturan Presiden a. Perencanaan PeraturanPresiden
Perencanaan penyusunan Peraturan Presiden dilakukan dalam suatu
program penyusunan Peraturan Presiden. Ketentuan mengenai
perencanaan penyusunan Peraturan Pemerintah berlaku secara mutatis
mutandis terhadap perencanaan penyusunan Peraturan Presiden.
b. Penyusunan Peraturan Presiden
PPKn SMP KK F
111
Dalam penyusunan Rancangan Peraturan Presiden, pemrakarsa
membentuk panitia antarkementerian dan/atau antarnonkementerian.
Pengharmonisasian, pembulatan, dan pemantapan konsepsi Rancangan
Peraturan Presiden dikoordinasikan oleh menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang hukum. Ketentuan
lebih lanjut mengenai tata cara pembentukan panitia antarkementerian
dan/atau antarnonkementerian, pengharmonisasian, penyusunan, dan
penyampaian Rancangan Peraturan Presiden diatur dalam Peraturan
Presiden.
7. Proses Penyusunan Peraturan Daerah Provinsi a. Perencanaan PeraturanDaerah Provinsi
Perencanaan penyusunan Peraturan Daerah Provinsi dilakukan dalam
Prolegda Provinsi. Prolegda Provinsi memuat program pembentukan
Peraturan Daerah Provinsi dengan judul Rancangan Peraturan Daerah
Provinsi, materi yang diatur, dan keterkaitannya dengan Peraturan
Perundang-undangan lainnya. Materi yang diatur serta keterkaitannya
dengan Peraturan Perundang-undangan lainnya merupakan keterangan
mengenai konsepsi Rancangan Peraturan Daerah Provinsi yang meliputi
latar belakang dan tujuan penyusunan; sasaran yang ingin diwujudkan;
pokok pikiran, lingkup, atau objek yang akan diatur; dan jangkauan dan
arah pengaturan.
b. Penyusunan Peraturan Daerah Provinsi
Rancangan Peraturan Daerah Provinsi dapat berasal dari DPRD Provinsi
atau Gubernur. Rancangan Peraturan Daerah Provinsi dengan
penjelasan atau keterangan dan/atau Naskah Akademik. Rancangan
Peraturan Daerah Provinsi mengenai Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah Provinsi; pencabutan Peraturan Daerah Provinsi; atau perubahan
Peraturan Daerah Provinsi yang hanya terbatas mengubah beberapa
materi, disertai dengan keterangan yang memuat pokok pikiran dan
materi muatan yang diatur.
c. Pembahasan Peraturan Daerah Provinsi
Pembahasan Rancangan Peraturan Daerah Provinsi dilakukan oleh
DPRD Provinsi bersama Gubernur. Pembahasan bersama dilakukan
melalui tingkat-tingkat pembicaraan. Tingkat-tingkat pembicaraan
Kegiatan Pembelajaran 8
112
dilakukan dalam rapat komisi/panitia/ badan/alat kelengkapan DPRD
Provinsi yang khusus menangani bidang legislasi dan rapat paripurna.
Rancangan Peraturan Daerah Provinsi dapat ditarik kembali sebelum
dibahas bersama oleh DPRD Provinsi dan Gubernur. Rancangan
Peraturan Daerah Provinsi yang sedang dibahas hanya dapat ditarik
kembali berdasarkan persetujuan bersama DPRD Provinsi dan Gubernur.
d. Penetapan Peratutan Daerah Provinsi
Rancangan Peraturan Daerah Provinsi yang telah disetujui bersama oleh
DPRD Provinsi dan Gubernur disampaikan oleh pimpinan DPRD Provinsi
kepada Gubernur untuk ditetapkan menjadi Peraturan Daerah Provinsi.
Penyampaian Rancangan Peraturan Daerah Provinsi dilakukan dalam
jangka waktu paling lama 7 (tujuh) hari terhitung sejak tanggal
persetujuan bersama.
8. Proses Penyusunan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota a. Perencanaan PeraturanDaerah Kabupaten/kota
Perencanaan penyusunan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota dilakukan
dalam Prolegda Kabupaten/Kota.
b. Penyusunan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota
Ketentuan mengenai penyusunan Peraturan Daerah Provinsi berlaku
secara mutatis mutandis terhadap penyusunan Peraturan Daerah
Kabupaten/Kota.
c. Penetapan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota
Ketentuan mengenai penetapan Rancangan Peraturan Daerah Provinsi
berlaku secara mutatis mutandis terhadap penetapan Peraturan Daerah
Kabupaten/Kota.
D. Aktivitas Pembelajaran
Dalam aktivitas pembelajaran kegiatan pembelajaran 1 ini, peserta yang mengikuti
moda tatap muka penuh melakukan aktivitas pembelajaran pada point 1.
Sedangkan bagi peserta yang mengikuti model In-On-In melakukan aktivitas
pembelajaran pada point 2.
PPKn SMP KK F
113
1. Aktivitas Pembelajaran Tatap Muka Penuh Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi Proses Pembentukan
Peraturan Perundang-Undangan”, maka Anda perlu mengikuti aktivitas
pembelajaran sebagai berikut.
1. Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran
dan kebermaknaan mempelajari materi modul “Proses Pembentukan
Peraturan Perundang-Undangan “.
2. Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan
yang hendak dicapai pada modul ini.
3. Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan hasil
kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam penguasaan
materi modul baik yang dikerjakan secara individual atau kelompok.
4. Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas dan
kerja keras memahami terhadap materi modul
5. Membagi peserta diklat ke dalam beberapa kelompok (sesuai dengan
keperluan);
6. Mempersilahkan kelompok untuk berdiskusi tentang materi
latihan/kasus/tugas sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul.
Diskusi dilakukan dengan kerjasama setiap anggota kelompok, berani
mengemukakan pendapat, menghargai pendapat yang berbeda serta
berkomitmen atas keputusan hasil yang dicapai oleh kelompok.
7. Presentasi kelompok, pertanyaan, saran dan komentar. (percaya diri)
8. Penyampaian hasil diskusi; (profesional)
9. Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya
pada diskusi dan kerja kelompok (kreatif)
10. Menyimpulkan hasil pembelajaran
11. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.
12. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
13. Merencanakan kegiatan tindak lanjut
2. Aktivitas Pembelajaran In-On-In a. Aktivitas In -1 Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi “Proses
Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan”, maka Anda perlu mengikuti
Kegiatan Pembelajaran 8
114
aktivitas pembelajaran sebagai berikut.
Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses
pembelajaran dan kebermaknaan mempelajari materi modul “ Proses
Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan “
Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan
tujuan yang hendak dicapai pada modul ini.
Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan
hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam
penguasaan materi modul yang dikerjakan secara individual
Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas
dan kerja keras memahami terhadap materi modul
b. Kegiatan on Peserta diklat mengerjakan latihan/tugas (LK/ Lembar Kerja) secara
individu sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul.
Dengan harapan peserta diklat dengan berani mengemukakan
pendapat, bekerja keras dalam mengerjakan LK yang ada.
c. Kegiatan In 2 Peserta diklat mempresentasikan hasil LK yang dikerjakan dan
pertanyaan, saran dan komentar.
Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil
pengamatannya dan menghargai pendapat peserta lain
Menyimpulkan hasil pembelajaran
Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.
Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
Merencanakan kegiatan tindak lanjut
PPKn SMP KK F
115
E. Latihan/Kasus/Tugas
1. Penguasaan Konsep
Aktivitas 8.1 : Menunjukkan Proses Pembentukan Peraturan Perundang-
undangan
LK 8.1 : Proses pembentukaan peraturaan perundang-undangan
Prosedur Kerja : 1. Bacalah dengan cermat uraian materi “Proses Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan. 2. Carilah dari berbagai sumber materi tentang Proses Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan 3. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini. 4. Presentasikan hasil kerja Saudara Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini 1. Jelaskan pemberlakuan secara mutatis mutandis bagi teknik penyusunan
dan/atau bentuk peraturan perundang-undangan!
2. Jelaskan partisipasi masyarakat dalam pembentukan peraturan perundang-
undangan!
2. Lembar Kerja Pembuatan Soal
Aktivitas pengembangan butir soaal penilaian berbasis kelas LK 8. 3 Menyusun soal USBN/Penilaian Berbasis Kelas Prosedur Kerja
1. Cermatilah kisi-kisi penyusunan soal USBN yang dikeluarkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan pada pendahuluan E 4.
2. Buatlah kisi-kisi soal USBN pada lingkup materi yang dipelajari pada kegiatan pembelajaran ini sesuai format berikut ( sesuaikan dengan kurikulum yang berlaku di sekolah Anda)
3. Buatlah soal USBN pada lingkup materi yang dipelajari pada modul ini berdasarkan kisi-kisi yang dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan seperti pada tabel di bawah ini (Kurikulum 2006/2013)
4. Buatlah soal pilihan ganda (PG)sebanyak 3 soal dan soal uraian sebanyak 3.
Kegiatan Pembelajaran 8
116
Tabel 8.3 Kisi-kisi Penulisan Soal Tes Prestasi Akademik Mata Pelajaran PPKn
SMP/MTs Kegiatan pembelajaran 1 Kurikulum 2006. No. Urut
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Bahan Kelas Materi Indikator Bentuk Soal
1,2,3 8 Penatapan peraturan perundang-undangan
PG dan Essay Level Kognitif penerapan
Tabel 8.4 Kisi-kisi Penulisan Soal Tes Prestasi Akademik Mata Pelajaran PPKn
SMP/MTs Kegiatan pembelajaran 1 Kurikulum 2013 No. Urut
Kompetensi Dasar
Bahan Kelas Materi Indikator Bentuk Soal
1,2,3 Proses penyusunan peraturan perundang-undangan
PG dan Essay Level Kognitif penerapan
KARTU SOAL KURIKULUM 2006/2013
Jenjang :
Mata Pelajaran :
Kelas :
Kompetensi :
Level :
Materi :
Bentuk Soal :
BAGIAN SOAL DISINI
Kunci Jawaban : :
PPKn SMP KK F
117
F. Rangkuman
Setelah semua kegiatan latihan Anda kerjakan, ada baiknya Anda membuat
rangkuman dan butir-butir yang telah Anda capai. Anda dapat mencocokkan
rangkuman Anda dengan rangkuman berikut ini.
1. Proses perubahan dan penetapan UUDNRI Tahun 1945 dilakukan
berdasarkan Peraturan Tata Tertib MPR pasal 78, Lembaga yang berwenang
untuk melakukan perubahan dan penetapan UUDNRI tahun 1945 adalah
MPR.
2. Proses pembentukan Undang-Undang dilakukan dalam Prolegnas melalui 5
tahap yaitu perencanaan, penyusunan, pembahasan dan pengesahan.
3. Proses pembentukan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang
dilakukan dalam keadaan “darurat” sehingga Perppu tersebut harus
mendapatkan persetujuan dari DPR. DPR dapat menerima atau menolak
Perppu tersebut. Jika ditolak maka Perppu tersebut harus dicabut.
4. Peraturan Pemerintah dibentuk untuk melaksanakan Undang-Undang
5. 5.. Peraturan Presiden dibentuk untuk menyelenggarakan pengaturan lebih
lanjut perintah Undang-Undang atau Peraturan Pemerintah secara tegas
maupun tidak tegas diperintahkan pembentukannya.
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban yang terdapat di bagian akhir
modul ini. Hitunglah jawaban yang benar, gunakan rumus berikut untuk
mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Pembelajaran 8
Arti tingkat penguasaan: 90 – 100% = baik sekali
80 – 89% = baik
70 – 79% = cukup
< 70% = kurang
𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑝𝑝𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑝𝑝𝑇𝑇𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 =𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽𝐽𝐽𝑇𝑇ℎ 𝑗𝑗𝑇𝑇𝑗𝑗𝑇𝑇𝑗𝑗𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑗𝑗𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑏𝑏
𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽𝐽𝐽𝑇𝑇ℎ 𝑝𝑝𝑠𝑠𝑇𝑇𝐽𝐽𝑥𝑥 100%
Kegiatan Pembelajaran 8
118
Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih maka Anda dapat
meneruskan dengan Kegiatan Pembelajaran 9, jika masih di bawah 80% Anda
harus mengulangi materi Kegiatan Pembelajaran 8, terutama yang belum dikuasai.
PPKn SMP KK F
119
Kegiatan Pembelajaran 9 Proses Beracara di Pengadilan
A. Tujuan
Setelah mengikuti diklat dan membaca modul secara seksama, diharapkan
peserta dapat:
1. Menguraikan proses beracara di Pengadilan Negeri dengan benar.
2. Mengidentifikasi proses beracara di Pengadilan Tata Usaha Negara dengan
benar.
3. Menjelaskan proses beracara di Mahkamah Konstitusi dengan benar.
B. Indikator Pencapain Kompetensi
Indikator pencapaian kompetensi setelah mempelajari modul berikut adalah
1. Peserta diklat mampu menguraikan proses beracara di Pengadilan Negeri.
2. Peserta diklat mampu mengidentifikasi proses beracara di Pengadilan Tata
Usaha Negara.
3. Peserta diklat mampu menjelaskan proses beracara di Mahkamah Konstitusi.
C. Uraian Materi
1. Beracara di Pengadilan Negeri a. Pokok-Pokok Beracara dalam Kasus Hukum Perdata
Prosedur pengajuan gugatan keperdataan:
1. Pihak yang merasa dirugikan mengajukan perkaranya ke pengadilan
untuk memperoleh penyelesaian, istilahnya sebagai penggugat.
2. Surat gugatan diajukan kepada Ketua Pengadilan Negeri yang
berwenang (tempat peristiwa sengketa perdata terjadi).
3. Surat gugatan diserahkan kepada panitera pengadilan negeri. Panitera
menghitung biaya perkara yang dibutuhkan.
Kegiatan Pembelajaran 9
120
4. Pemeriksaan perkara dilakukan oleh Majelis hakim yang terdiri dari 3
(tiga) orang hakim atau lebih.
5. Pihak penggugat dan tergugat menghadiri sidang pada waktu yang
telah ditentukan bersama saksi- saksi dan alat bukti yang diperlukan.
6. Sidang dibuka dan terbuka untuk umum oleh Ketua Majelis.
7. Majelis hakim memeriksa dan memperhatikan peristiwa/ kejadian yang
dikemukakan oleh para pihak.
8. Majelis Hakim memberikan keputusan terhadap sengketa yang ada.
Putusan hakim pengadilan dalam bidang keperdataan ditinjau dari sifatnya
ada tiga jenis putusan hakim (Harahap, 2008:876-878), yaitu putusan
deklarator, putusan konstitutif, dan putusan kondemnator.
b. Pokok-pokok Kasus Hukum Pidana Penerapan aturan-aturan dalam hukum harus didasarkan pada asas-asas
hukumnya. Asas-asas hukum acara pidana menurut Kansil (1993:176-177)
sebagai berikut.
1) Asas persamaan di muka hukum
2) Asas perintah tertulis dari pihak berwenang
3) Asas praduga tak bersalah/presumption of innocent
4) Asas pemberian ganti rugi dan rehabilitasi atas salah tangkap, salah
tahan, dan salah tuntut
5) Asas peradilan cepat, sederhana, biaya ringan, bebas, jujur, dan tidak
memihak
6) Asas memperoleh bantuan hukum seluas-luasnya
7) Asas wajib diberai tahu dakwaan dan dasar hukum dakwaan
8) Asas hadirnya terdakwa
9) Asas pemeriksaan di muka hukum
10) Asas pengawasan putusan pelaksanaan
Pihak-pihak yang berwenang dalam penanganan kasus ini adalah
kepolisian, kejaksaan, dan pengadilan.
2. Proses Beracara di Pengadilan Tata Usaha Negara Sengketa Tata Usaha Negara berkaitan dengan adanya gugatan yang dilakukan
oleh pihak- pihak yang merasa kepentingannya dirugikan akibat dikeluarkannya
keputusan Tata Usaha Negara. Pihak-pihak tersebut dapat perorangan maupun
badan hukum perdata. Gugatan adalah permohonan yang berisi tuntutan terhadap
PPKn SMP KK F
121
badan atau pejabat Tata Usaha Negara dan diajukan ke pengadilan untuk
mendapatkan keputusan. Hal ini dapat dilihat pada bunyi Pasal 53 ayat (1)
Gugatan dapat diajukan hanya dalam tenggang waktu 90 hari setelah
keputusan badan atau pejabat tata usaha negara tersebut dikeluarkan. Jika
dalam waktu tersebut tidak diajukan gugatan maka tidak dapat diajukan
gugatan setelah masa tersebut. Obyek gugatan keputusan tata usaha negara
adalah:
(a) penetapan tertulis,
(b) berisi tindakan hukum tata usaha negara,
(c) berdasarkan peraturan perundang-undangan.
(d) bersifat konkrit, individual, dan final,
(e) menimbulkan akibat hukum.
Subyek atau pihak-pihak yang berperkara dalam Pengadilan Tata Usaha
Negara ada 2 pihak, yaitu penggugat dan tergugat. Menurut Tutik (2010:335-
338) pihak penggugat memiliki hak untuk:
(1) Mengajukan gugatan tertulis kepada PTUN terhadap suatu keputusan
Tata Usaha Negara.
(2) Mendapat pendampingan dari kuasa hukum.
(3) Mengajukan kepada ketua pengadilan untuk bersengketa cuma-cuma.
(4) Mendapat panggilan secara sah.
(5) Mengajukan permohonan agar pelaksanaan keputusan TUN itu ditunda
selama pemeriksaan sengketa TUN sedang berjalan, sampai ada putusan
pengadilan yang memperoleh kekuatan hukum yang tetap.
(6) Mengubah alasan yang mendasari gugatannya hanya sampai dengan
replik asal disertai alasan yang cukup serta tidak merugikan kepentingan
tergugat.
(7) Mencabut jawaban sebelum tergugat memberikan jawaban.
(8) Mempelajari berkas perkara dan surat-surat resmi lainnya bersangkutan
di kepaniteraan dan membuat kutipan seperlunya.
(9) Membuat atau menyuruh membuat salinan atau petikan segala surat
pemeriksaan perkaranya dengan biaya sendiri setelah mendapat ijin ketua
pengadilan
(10) Mencantumkan dalam gugatannya permohonan mempercepat
pemeriksaan sengketa.
Kegiatan Pembelajaran 9
122
(11) Mencantumkan dalam gugatannya permohonan ganti rugi.
(12) Mengajukan permohonan pemeriksaan banding.
(13) Mengajukan permohonan kasasi.
Penggugat memiliki hak-hak yang cukup luas agar kepentingannya dapat
terlindungi. Perlindungan tidak hanya diberikan kepada penggugat, tetapi juga
kepada tergugat. Hal ini dapat dilihat pada hak-hak tergugat berikut ini.
(1) Mendapat pendampingan dari kuasa hukum
(2) Mendapat panggilan secara sah.
(3) Mengubah alasan yang mendasari jawaban hanya sampai dengan duplik
asal disertai alasan yang cukup serta tidak merugikan kepentingan
penggugat.
(4) Apabila tergugat sudah memberikan jawaban atas gugatan, pencabutan
gugatan oleh penggugat akan dikabulkan oleh pengadilan jika mendapat
persetujuan dari tergugat.
(5) Mempelajari berkas perkara dan surat-surat resmi lainnya yang
bersangkutan.
(6) Mengemukan pendapat yang terakhir berupa kesimpulan.
(7) Bermusyawarah dalam ruangan tertutup untuk mempertimbangkan segala
sesuatu guna putusan sengketa tersebut.
(8) Mengajukan permohonan pemeriksaan banding.
(9) Menyerahkan memori banding kepada pihak lainnya dengan perantara
panitera.
(10) Mengajukan permohonan pemeriksaan kasasi.
Tahapan penanganan sengketa acara biasa terdiri dari prosedur dismisal,
pemeriksaan persiapan, dan pemeriksaan di sidang pengadilan.
3. Mahkamah Konstitusi Alat bukti dalam pemeriksaan berbagai perkara di Mahkamah Konstitusi tidak
berbeda jauh dengan alat-alat bukti pada kasus perdata, pidana maupun Tata
Usaha Negara, yaitu: a. surat atau tulisan,
b. keterangan saksi,
c. keterangan ahli,
d. keterangan para pihak,
e. petunjuk,
PPKn SMP KK F
123
f. alat bukti lain berupa informasi yang diucapkan, dikirimkan, diterima, atau
disimpan secara elektronik dengan alat optik atau yang serupa dengan itu.
Prosedur permohonan penyelesian perkara melalui Mahkamah Konstitusi dapat
dilaksanakan secara langsung atau online.
D. Aktivitas Pembelajaran
Dalam aktivitas pembelajaran kegiatan pembelajaran 1 ini, peserta yang mengikuti
moda tatap muka penuh melakukan aktivitas pembelajaran pada point 1.
Sedangkan bagi peserta yang mengikuti model In-On-In melakukan aktivitas
pembelajaran pada point 2.
1. Aktivitas Pembelajaran Tatap Muka Penuh Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi “Proses Beracara di
pengadilan”, maka Anda perlu mengikuti aktivitas pembelajaran sebagai berikut.
a. Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran
dan kebermaknaan mempelajari materi modul ““Proses Beracara di
pengadilan”.
b. Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan
yang hendak dicapai pada modul ini.
c. Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan
hasil kerja sebagai indikator pencapaian kompetensi peserta dalam
penguasaan materi modul baik yang dikerjakan secara individual atau
kelompok.
d. Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas dan
kerja keras memahami terhadap materi modul
e. Membagi peserta diklat ke dalam beberapa kelompok (sesuai dengan
keperluan);
f. Mempersilahkan kelompok untuk berdiskusi tentang materi
latihan/kasus/tugas sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul.
Diskusi dilakukan dengan kerjasama setiap anggota kelompok, berani
mengemukakan pendapat, menghargai pendapat yang berbeda serta
berkomitmen atas keputusan hasil yang dicapai oleh kelompok.
g. Presentasi kelompok, pertanyaan, saran dan komentar. (percaya diri)
Kegiatan Pembelajaran 9
124
h. Penyampaian hasil diskusi; (profesional)
i. Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya
pada diskusi dan kerja kelompok (kreatif)
j. Menyimpulkan hasil pembelajaran
k. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.
l. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
m. Merencanakan kegiatan tindak lanjut
2. Aktivitas Pembelajaran In-On-In a. Aktivitas In -1
Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi ““Proses Beracara di
pengadilan”, maka Anda perlu mengikuti aktivitas pembelajaran sebagai
berikut.
Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran
dan kebermaknaan mempelajari materi modul ““Proses Beracara di
pengadilan”
Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan
yang hendak dicapai pada modul ini.
Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan
hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam
penguasaan materi modul yang dikerjakan secara individual
Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas dan
kerja keras memahami terhadap materi modul
b. Kegiatan on
Peserta diklat mengerjakan latihan/tugas (LK/ Lembar Kerja) secara
individu sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Dengan
harapan peserta diklat dengan berani mengemukakan pendapat, bekerja
keras dalam mengerjakan LK yang ada.
c. Kegiatan In 2
PPKn SMP KK F
125
Peserta diklat mempresentasikan hasil LK yang dikerjakan dan
pertanyaan, saran dan komentar.
Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya
dan menghargai pendapat peserta lain
Menyimpulkan hasil pembelajaran
Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.
Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
Merencanakan kegiatan tindak lanjut
E. Latihan/Kasus/Tugas
1. Penguasaan Konsep/Tes Formatif Aktivitas 9.1 : Menguraikan proses beracara di Pengadilan
LK 9.1 : Proses beracara di pengadilan
Pilihlah satu jawaban yang benar! 1. Putusan hakim pengadilan dalam bidang keperdataan ada tiga jenis yaitu ....
a. putusan konstitutif, deklarator, kondemnator
b. putusan deklarator, kondemnator, dismissal
c. putusan dismissal, konstitutif, kondemnator
d. putusan kondemnator, deklarator, obyektif
2. Putusan yang menguatkan hak seseorang disebut ….
a. putusan konstitutif
b. putusan deklarator
c. putusan dismissal
d. putusan subyektif
3. Semua orang yang disangka, ditangkap, ditahan, dituntut dan dihadapkan di
muka sidang pengadilan wajib dianggap tidak bersalah sampai adanya
putusan pengadilan merupakan salah satu asas hukum pidana yaitu ….
a. asas pemeriksaan di muka hukum
b. asashadirnya terdakwa
c. asas praduga tak bersalah
d. asas persamaan di muka hukum
Kegiatan Pembelajaran 9
126
4. Serangkaian tindakan penyidik untuk mencari serta mengumpulkan bukti untuk
membuat terang terjadinya tindak pidana untuk menemukan tersanngkanya
disebut ….
a. penyitaan
b. penggeledahan
c. penyelidikan
d. penyidikan
5. Seseorang yang karena keadaanya, berdasarkan bukti permulaan patut diduga
sebagai pelaku tindak pidana disebut ….
a. pelaku
b. tergugat
c. terpidana
d. tersangka
6. Berikut ini yang bukan merupakan obyek gugatan keputusan tata usaha
negara adalah ….
a. penetapan tidak tertulis
b. berisi tindakan hukum tata usaha negara
c. berdasarkan peraturan perundang-undangan
d. bersifat kongkrit, individual, dan final
7. Pemeriksaan administrasi untuk menetapkan apakah suatu gugatan dapat
diterima atau tidak dapat diterima, tahap uji kelayakan gugatan disebut ….
a. pemeriksaan persiapan
b. prosedur dismissal
c. pemeriksaan di pengadilan
d. penyelidikan
8. Berikut ini yang bukan merupakan alat bukti dalam pemeriksaan perkara di
Mahkamah Konstitusi adalah….
a. surat atau tulisan
b. keterangan saksi
c. keterangan polisi
d. keterangan ahli
9. Berikut ini yang bukan merupakan putusan pengadilan yang dapat diambil oleh
hakim setelah melalui proses persidangan adalah ….
a. gugatan ditolak
PPKn SMP KK F
127
b. gugatan dikabulkan
c. gugatan tidak diterima
d. gugatan diabaikan
10. Berikut ini yang merupakan kewenangan Mahkamah Konstitusi berdasarkan
UUD NRI Tahun 1945 adalah ….
a. mengadili pada tingkat kasasi
b. menguji peraturan perundang-undangan di bawah undang-undang terhadap
undang-undang
c. mengajukan tiga orang hakim konstitusi
d. menguji undang-undang terhadap Undang-undang Dasar
F. Rangkuman
1. Pengadilan negeri menyelesaikan berbagai kasus hukum perdata dan pidana.
Prosedur beracara untuk kedua kasus tersebut memiliki perbedaan, termasuk
istilah pihak-pihak yang duduk berperkara. Putusan hakim pengadilan dalam
bidang keperdataan ditinjau dari sifatnya ada tiga jenis putusan hakim yaitu
putusan deklarator, putusan konstitutif, dan putusan kondemnator. Beberapa
istilah yang berkaitan dengan prosedur penyelesaian hukum pidana adalah
penyidikan, penyelidikan, jaksa penuntut umum, penasehat hukum, terdakwa,
tersangka, penyitaan, penggeledahan, penangkapan, dan penggeledahan.
2. Proses beracara di pengadilan Tata Usaha Negara:
Tahapan penanganan segngketa acara biasa terdiri dari prosedur dismisal,
pemeriksaan persiapan, dan pemeriksaan di sidang pengadilan.
3. Proses beracara di Makamah Konstitusi dapat dilaksanakan secaralangsung
atau online. Prosedur pendaftaran langsung (datang ke kantor MK)
Kegiatan Pembelajaran 9
128
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban yang terdapat di bagian akhir
modul ini. Hitunglah jawaban yang benar, gunakan rumus berikut untuk
mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Pembelajaran 9.
Arti tingkat penguasaan: 90 – 100% = baik sekali
80 – 89% = baik
70 – 79% = cukup
< 70% = kurang
Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih maka Anda dapat
meneruskan dengan Kegiatan Pembelajaran 10, jika masih di bawah 80% Anda
harus mengulangi materi Kegiatan Pembelajaran 9, terutama yang belum dikuasai.
𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑝𝑝𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑝𝑝𝑇𝑇𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 =𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽𝐽𝐽𝑇𝑇ℎ 𝑗𝑗𝑇𝑇𝑗𝑗𝑇𝑇𝑗𝑗𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑗𝑗𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑏𝑏
𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽𝐽𝐽𝑇𝑇ℎ 𝑝𝑝𝑠𝑠𝑇𝑇𝐽𝐽𝑥𝑥 100%
PPKn SMP KK F
129
Kegiatan Pembelajaran 10 Perilaku Toleransi Masyarakat Terhadap Keberagaman Suku, Agama, Ras, Budaya, dan Gender
A. Tujuan Pembelajaran
a. Melalui membaca modul dan berdiskusi peserta diklat mampu menjelaskan
perilaku toleransi masyarakat terhadap keberagaman agama.
b. Melalui membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu menjelaskan perlunya
perilaku toleransi masyarakat terhadap keberagaman budaya dengan benar.
c. Melalui membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu menjelaskan perlunya
perilaku toleransi masyarakat terhadap keberagaman agama dengan benar.
d. Melalui membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu menjelaskan perlunya
perilakun toleransi masyarakat terhadap keberagaman gender dengan benar.
B. Indikator Pencapaian Kompetensi
a. Peserta diklat mampu menjelaskan perlunya perilaku toleransi masyarakat
terhadap keberagaman suku dan ras.
b. Peserta diklat mampu menjelaskan perlunya perilaku toleransi masyarakat
terhadap keberagaman budaya.
c. Peserta diklat mampu menjelaskan perlunya perilaku toleransi masyarakat
terhadap keberagaman agama.
d. Peserta diklat mampu menjelaskan perlunya perilaku toleransi masyarakat
terhadap keberagaman gender.
Kegiatan Pembelajaran 10
130
C. Uraian Materi
1. Perilaku Toleran terhadap Keberagaman Agama Semua orang di Indonesia tentu menyakini salah satu agama atau kepercayaan
yang ada di Indonesia. Pemerintah Indonesia mengakui enam agama yang ada di
Indonesia. Agama tersebut adalah Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan
Khonghucu.
Negara menjamin warga negaranya untuk menganut dan mengamalkan ajaran
agamanya masing-masing. Jaminan negara terhadap warga negara untuk
memeluk dan beribadah diatur dalam UUD 1945 Pasal 29 ayat (2). Bunyi lengkap
Pasal 29 ayat (2) adalah “Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk
untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut
agamanya dan kepercayaannya itu”.
Dalam kehidupan berbangsa, keberagaman dalam agama itu benar-benar terjadi.
Agama apap pun tidak mengajarkan untuk memaksakan keyakinan atau
agamanya kepada orang lain. Bentuk perilaku toleransi dalam kehidupan
beragama di antaranya adalah:
- menghormati agama yang diyakini oleh orang lain;
- tidak memaksakan keyakinan agama kita kepada orang yang berbeda agama;
- menghormati dan mmenghargai keyakinan dan ibadah yang dilaksanakan
oleh orang yang memiliki keyakinan dan agama yang berbeda;
- tidak memandang rendah agama yang berbeda yang dianut oleh orang lain.
2. Perilaku Toleransi terhadap Keberagaman Suku dan Ras di Indonesia Perbedaan suku dan ras antara manusia yang satu dengan manusia yang lain
bukanlah menjadi kendala dalam membangun persatuan dan kesatuan bangsa
Indonesia maupun dalam pergaulan dunia. Sikap dan perilaku toleransi akan
mendorong terwujudnya semangat persaudaraan dengan sesama manusia
dengan menjunjung nilai-nilai kemanusiaan. Melalui toleransi akan dapat
diwujudkan sikap menghormati harkat dan martabat kemanusiaan.
Perbedaan suku dan ras bukanlah ukuran baik dan buruknya seseorang. Baik dan
buruk seseorang tidak diitentukan oleh warna, rupa, dan bentuk fisik, melainkan
oleh baik dan buruknya berperilaku. Karenanya, harus dikembangkan perilaku
yang baik kepada semua orang tanpa memandang perbedaan suku dan ras.
Bentuk perilaku toleransi terhadap keberagaman suku dan ras diantarnya adalah
PPKn SMP KK F
131
dengan menghormati semua suku dan ras yang ada seta tidak memandang
rendah terhadap orang lain yang berbeda suku dan ras.
3. Perilaku Toleran terhadap Keberagaman Sosial Budaya Bentuk perilaku toleransi terhadap keberagaman sosial budaya masyarakat
Indonesia diantaranya adalah:
- mengenal dan memahami kebudayaan suku atau masyarakat lain yang
berbeda dengan kebudayaan sendiri;
- menghormati dan menghargai kebudayaan yang dimiliki suku lain;
- tidak memaksakan kebudayaan kita kepada orang yang berbeda suku dan
budaya;
- tidak memandang rendah kebudayaan yang berbeda yang dimiliki oleh suku
lain.
4. Perilaku toleran Gender Tuhan menciptakan manusia dalam dua jenis, yaitu laki-laki dan perempuan. Laki-
laki dan perempuan pada dasarnya sama. Konsep hubungan sosial yang
membedakan kedudukan, fungsi, dan peran antara laki-laki dan perempuan
dalam masyarakat disebut dengan Gender. Gender dibentuk dan berkembang
seiring dengan budaya masyarakat.
Pemahaman gender di Indonesia tentulah akan sejalan dengan perkembangan
budaya bangsa Indonesia. Oleh karena itu, pemahaman dan kesadaran gender
bersifat dinamis dan dapat berbeda antara masyarakat yang satu dengan
masyarakat yang lain.
Kesadaran gender bararti meletakan kedudukan, fungsi, dan peran antara laki-
laki dan perempuan dalam masyarakat secara sejajar. Misalnya dalam keluarga,
maka setiap anggota keluarga bertanggung jawab atas kebersihan dan kerapian
rumah tempat tinggalnya. Anak laki-laki atau anak perempuan, keduanya bisa
menjaga kebersihan dan kerapian rumah tempat tinggalnya. Di sekolah, laki-laki
atau perempuan sama-sama dapat menjadi guru. Dalam kehidupan masyarakat,
baik baik laki-laki maupun perempuan sama-sama dapat mengambil peran yang
berguna bagi sesama manusia lainnya. Perbedaan jenis kelamin antara laki-laki
dan perempuan tidaklah menjadi alasan perbedaan sikap dan perilaku yang
semata-mata hanya didasarkan atas perbedaan jenis kelamin.
Kegiatan Pembelajaran 10
132
D. Aktivitas Pembelajaran
Dalam aktivitas pembelajaran kegiatan pembelajaran 1 ini, peserta yang mengikuti
moda tatap muka penuh melakukan aktivitas pembelajaran pada point 1.
Sedangkan bagi peserta yang mengikuti model In-On-In melakukan aktivitas
pembelajaran pada point 2.
1. Aktivitas Pembelajaran Tatap Muka Penuh Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi “Perilaku Toleransi
Masyarakat Terhadap Keberagaman Suku, Agama, Ras, Budaya, Dan Gender”,
maka Anda perlu mengikuti aktivitas pembelajaran sebagai berikut.
a. Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran
dan kebermaknaan mempelajari materi modul ““Proses Beracara di
pengadilan”.
b. Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan
yang hendak dicapai pada modul ini.
c. Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan
hasil kerja sebagai indikator pencapaian kompetensi peserta dalam
penguasaan materi modul baik yang dikerjakan secara individual atau
kelompok.
d. Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas dan
kerja keras memahami terhadap materi modul
e. Membagi peserta diklat ke dalam beberapa kelompok (sesuai dengan
keperluan);
f. Mempersilahkan kelompok untuk berdiskusi tentang materi
latihan/kasus/tugas sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul.
Diskusi dilakukan dengan kerjasama setiap anggota kelompok, berani
mengemukakan pendapat, menghargai pendapat yang berbeda serta
berkomitmen atas keputusan hasil yang dicapai oleh kelompok.
g. Presentasi kelompok, pertanyaan, saran dan komentar. (percaya diri)
h. Penyampaian hasil diskusi; (profesional)
i. Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya
pada diskusi dan kerja kelompok (kreatif)
j. Menyimpulkan hasil pembelajaran
k. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.
PPKn SMP KK F
133
l. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
m. Merencanakan kegiatan tindak lanjut
2. Aktivitas Pembelajaran In-On-In a. Aktivitas In -1 Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi ““Perilaku Toleransi
Masyarakat Terhadap Keberagaman Suku, Agama, Ras, Budaya, Dan
Gender”, maka Anda perlu mengikuti aktivitas pembelajaran sebagai berikut.
Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran
dan kebermaknaan mempelajari materi modul ““Proses Beracara di
pengadilan”
Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan
yang hendak dicapai pada modul ini.
Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan
hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam
penguasaan materi modul yang dikerjakan secara individual
Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas dan
kerja keras memahami terhadap materi modul
b. Kegiatan on Peserta diklat mengerjakan latihan/tugas (LK/ Lembar Kerja) secara
individu sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Dengan
harapan peserta diklat dengan berani mengemukakan pendapat, bekerja
keras dalam mengerjakan LK yang ada.
c. Kegiatan In 2 Peserta diklat mempresentasikan hasil LK yang dikerjakan dan
pertanyaan, saran dan komentar.
Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya
dan menghargai pendapat peserta lain
Menyimpulkan hasil pembelajaran
Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.
Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
Merencanakan kegiatan tindak lanjut
Kegiatan Pembelajaran 10
134
E. Latihan/Kasus/Tugas
1. Penguasaan Konsep Aktivitas : Menunjukkan perilaku toleransi masyarakat terhadap
keberagaman agama, suku, ras, budaya dan gender”
LK 10.1 : Menjelaskan Perilaku toleransi masyarakat terhadap
keberagaman agama, suku, ras, budaya dan gender
Prosedur Kerja :
1. Bacalah dengan cermat uraian materi ““Menunjukkan perilaku toleransi
masyarakat terhadap keberagaman suku, agama, ras, budaya dan gender”.
2. Carilah dari berbagai sumber materi tentang “Menunjukkan perilaku toleransi
masyarakat terhadap keberagaman suku, agama, ras, budaya dan gender”
3. Presentasikan hasil kerja Saudara
Jawablah Pertanyaan-pertaanyaan di bawah ini
1. Jelaskan perlunya perilaku toleransi masyarakat terhadap keberagaman suku
dan ras disertai dengan 2 (dua) contoh nyata dari perilaku toleransi diimaksud.
2. Jelaskan perlunya perilaku toleransi masyarakat terhadap keberagaman
agama disertai dengan 2 (dua) contoh nyata dari perilaku toleransi dimaksud.
3. Jelaskan perlunya perilaku toleransi masyarakat terhadap keberagaman
budaya disertai dengan 2 (dua) contoh nyata dari perilaku toleransi diimaksud.
4. Jelaskan perlunya perilaku toleransi masyarakat terhadap keberagaman
gender disertai dengan 2 (dua) contoh nyata dari perilaku toleransi diimaksud.
2. Lembar Kerja Aktivitas : Menunjukkan Perilaku Toleransi Masyarakat Terhadap Keberagaman Suku, Agama, Ras, Budaya dan Gender. LK 10.2 : Membuat makalaah tentang Perilaku Toleran Prosedur Pembuatan 1. Makalah adalah betul-betul karya Saudara sendiri. Hal-hal yang bukan karya
Saudara dalam makalah tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam
daftar pustaka.
2. Sistematika Makalah:
a. Pendahuluan/ Latar belakang Masalah
PPKn SMP KK F
135
b. Pembahasan
c. Penutup/ Kesimpulan
3. Ketentuan lain
a. Makalah terdiri dari 7 sampai 10 halaman.
b. Jenis huruf: Arial
c. Besar/ukuran huruf atau font adalah 11.
d. Spasi:1,5 spasi
e. Jangan lupa untuk mencantumkan identitas Saudara pada makalah
Buatlah makalah dengan tema Perilaku Toleransi Terhadapa keberagaman Suku,
Agama, Ras Budaya dan Gender
3. Lembar Kerja Pembuatan Soal
Aktivitas pengembangan butir soaal penilaian berbasis kelas LK 10. 3 Menyusun soal USBN/Penilaian Berbasis Kelas Prosedur Kerja
1. Cermatilah kisi-kisi penyusunan soal USBN yang dikeluarkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan pada pendahuluan E 4.
2. Buatlah kisi-kisi soal USBN pada lingkup materi yang dipelajari pada kegiatan pembelajaran ini sesuai format berikut ( sesuaikan dengan kurikulum yang berlaku di sekolah Anda)
3. Buatlah soal USBN pada lingkup materi yang dipelajari pada modul ini berdasarkan kisi-kisi yang dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan seperti pada tabel di bawah ini (Kurikulum 2006/2013)
4. Buatlah soal pilihan ganda (PG)sebanyak 3 soal dan soal uraian sebanyak 3.
Tabel 10.3 Kisi-kisi Penulisan Soal Tes Prestasi Akademik Mata
Pelajaran PPKn SMP/MTs Kegiatan pembelajaran 1 Kurikulum 2006 No. Urut
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Bahan Kelas Materi Indikator Bentuk
Soal 1 Mendeskripsikan
hakikat norma-norma, kebiasaan, adat istiadat, peraturan, yang berlaku dalam masyarakat
PG Level Kognitif penerapan
2.3 Menerapkan norma-norma, kebiasaan, adat istiadat dan peraturan yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
PG dan Essay Level Kognitif penerapan
Kegiatan Pembelajaran 10
136
Tabel 10.4 Kisi-kisi Penulisan Soal Tes Prestasi Akademik Mata Pelajaran PPKn
SMP/MTs Kegiatan pembelajaran 1 Kurikulum 2013 No. Urut
Kompetensi Dasar
Bahan Kelas Materi Indikator Bentuk Soal
1,2, 3
7 PerilakuToleransi masyarakat terhadap keberagaman suku, agama ras dan gender
PG dan Essay Level Kognitif penerapan
KARTU SOAL KURIKULUM 2006/2013
Jenjang :
Mata Pelajaran :
Kelas :
Kompetensi :
Level :
Materi :
Bentuk Soal :
BAGIAN SOAL DISINI
Kunci Jawaban : :
PPKn SMP KK F
137
F. Rangkuman
1. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang terdiri dari berbagai suku, ras,
pemeluk agama, budaya, dan kebiasaan;
2. Keberagaman adalah sebuah keniscayaan bagi bangsa Indonesia yang
harus diterima dengan lapang dada dan penuh rasa syukur dengan segala
dampak positif dan negatifnya.
3. Menghormati dan mengghargai keberagaman masyarakat Indonesia
adalah sikap dan perilaku yang dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk
dan cara dalam bingkai semboyan “Bhinneka Tunggal Ika”.
4. Sikap dan perilaku toleransi terhadap keberagaman suku, ras, agama,
budaya, dan gender yang ada dalam masyarakat Indonesia adalah salah
satu sikap dan perilaku yang perlu dikembangkan dalam kehidupan
bermasyarakat sehari-hari dan kehidupan bernegara.
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban yang terdapat di bagian akhir
modul ini. Hitunglah jawaban yang benar, gunakan rumus berikut untuk
mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Pembelajaran 2.
Arti tingkat penguasaan: 90 – 100% = baik sekali
80 – 89% = baik
70 – 79% = cukup
< 70% = kurang
𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑝𝑝𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑝𝑝𝑇𝑇𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 =𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽𝐽𝐽𝑇𝑇ℎ 𝑗𝑗𝑇𝑇𝑗𝑗𝑇𝑇𝑗𝑗𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑗𝑗𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑏𝑏
𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽𝐽𝐽𝑇𝑇ℎ 𝑝𝑝𝑠𝑠𝑇𝑇𝐽𝐽𝑥𝑥 100%
Kegiatan Pembelajaran 10
138
Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih maka Anda dapat
meneruskan dengan Kegiatan Pembelajaran 11, jika masih di bawah 80% Anda
harus mengulangi materi Kegiatan Pembelajaran 10, terutama yang belum
dikuasai.
PPKn SMP KK F
139
Kegiatan Pembelajaran 11 Permasalahan Keberagaman dalam Masyarakat Indonesia
A. Tujuan
1. Dengan mencermati materi modul peserta diklat mampu menjelaskan bentuk
konflik pada masyarakat Indonesia dengan benar.
2. Dengan berdiskusi peserta diklat dapat menjelaskan penyebab timbulnya
konflik dalam masyarakat Indonesia dengan benar.
3. Dengan diskusi kelompok peserta diklat mampu menjelaskan akibat konflik
dalam masyarakat Indonesia dengan benar.
4. Dengan berdiskusi peserta diklat mampu menunjukkan alternatif penyelesaian
permasalahan dalam keberagamana masyarakat Indonesia dengan benar.
B. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Menjelaskan bentuk konflik pada masyarakat Indonesia
2. Menjelaskan penyebab timbulnya konflik dalam masyarakat Indonesia
3. Menjelaskan dampak konflik dalam masyarakat Indonesia
4. Mengidentifikasi alternatif penyelesaian permasalahan dalam keberagaman
masyarakat Indonesia.
C. Uraian Materi
1. Bentuk Konflik Dalam masyarakat Indonesia a. Konflik dalam masyarakat dapat dikelompokkan berdasarkan tingkatnya,
yaitu:
a) Konflik Ideologi : adalah konflik yang terjadi karena perbedaan ideologi
dalam masyarakat.
b) Konflik politik :merupakan pertentangan yang disebabkan perbedaan
kepentingan dalam memperoleh kekuasaan atau merumuskan
kebijakan pemerintah.
Kegiatan Pembelajaran 11
140
2. Berdasarkan jenisnya, konflik dapat dibedakan menjadi : 1) Konflik antarsuku yaitu pertentangan antara suku yang satu dengan suku
yang lain. Perbedaan suku seringkali menjadi faktor utama pemicu
terjadinya pertentangan antarsuku.
2) Konflik antaragama yaitu perentangan antara kelompok yang memiliki
keyakinan atau agama berbeda.
3) Konflik antarras yaitu pertentangan antara ras yang satu dengan ras yang
lain. Hal ini disebabkan sikap realustis yaitu memperlakukan orang
berbeda-beda sesuai rasnya.
4) Konflik antargolongan yaitu pertentangan antara kelompok atau golongan
dalam masyarakat.
3. Faktor penyebab konflik dalam masyarakat Indonesia Berikut ini dikemukakan beberapa penyebab konflik dalam masyarakat Indoneia,
antara lain sebagai berikut.
(1) Perbedaan pendirian dan perasaan orang seorang makin tajam sehingga
timbul bentrokan perseorangan (konflik individual).
(2) Perubahan sosial yang terlalu cepat di dalam masyarakat sehingga terjadi
disorganisasi dan perbedaan pendirian mengenai reorganisasi dari sistem
nilai baru.
(3) Perbedaan kebudayaan yang mempengaruhi pola pemikiran dan tingkah
laku perseorangan dalam kelompok kebudayaan yang bersangkutan.
(4) Bentrokan antar kepentingan, baik perseorangan maupun kelompok,
misalnya kepentingan ekonomi, sosial, politik, ketertiban, dan keamanan
(konflik interes, konflik individual dan kelompok)
(5) Permasalahan di bidang ekonomi, seperti kelangkaan beberapa kebutuhan
pokok masyarakat (kesenjangan sosial, kaya-miskin)
(6) Lemahnya kepemimpinan pada berbagai tingkatan (weak leadership).
Pemimpin kurang tegas, lamban dalam mengatasi masalah bangsa
(seakan reformasi di persimpangan);
(7) Ketidak-adilan yang dirasakan oleh sebagian atau seluruh kelompok
masyarakat.
PPKn SMP KK F
141
(8) Rendahnya tingkat penegakan hukum (lack of legal mechanism).
Penegakan hukum lemah, praktik hukum diwarnai pelanggaran pada
norma, hukum tumpul ke atas dan tajam ke bawah.
(9) Tererosinya nilai-nilai tradisional yang mengedepankan kebersamaan dan
harmoni (erosion of traditional community strengthening values).
(10) Sejarah operasi pemerintah pada masa lalu terutama melalui kekuatan
militer bersenjata (past history of goverment oppression), bisa menjadi
pemicu terjadi konflik vertikal.
(Sumber:http://visiuniversal.blogspot.co.id/2014/04/10-pe-nyebab-konflik-
dalam-masyarakat.html. diakses pada tanggal 5 Desember 2015).
4. Dampak konflik dalam masyarakat Indonesia Dampak konflik dapat dibedakan menjadi dua, yakni dampak positif dari konflik
dan dampak negatif dari konflik itu sendiri yang dapat dikemukakan dalam daftar
sebagai berikut (Muin, 2013; Maryati, 2006).
Dampak Positif Konflik Sosial, antara lain dapat diidentifikasi berikut.
Konflik dapat menciptakan integrasi yang harmonis
Konflik dapat memperkuat identitas pihak yang berkonflik
Dengan konflik dapat menciptakan kelompok baru
Dengan konflik, justru dapat membuka wawasan seseorang (masyarakat)
Dengan konflik dapat memperjelas berbagai aspek kehidupan yang belum
tuntas;
Dapat meningkatkan solidaritas antara anggota kelompok
Dapat mengurangi rasa ketergantungan individu atau kelompok
Dapat memunculkan kompromi baru, dan sebagainya.
Sedangkan Dampak Negatif Konflik dalam masyarakat, dapat diidenfikasi antara
lain sebagai berikut.
Rusaknya fasilitas umum
Terjadi perubahan kepribadian
Menyebabkan domnasi kelompok pemenang
Menimbulkan keretakan hubungan antara individu dan kelompok
Menyebabkan rusaknya berbagai harta benda dan jatuhnya korban jiwa,
dan sebagainya.
Kegiatan Pembelajaran 11
142
5. Alternatif Penyelesaian Permasalahan Keberagaman Dalam masyarakat Indonesia
Ada beberapa alternatif metode penyelesaian konflim dala masyarakat, antara lain
didemukakan sebagai berikut.
a. Hodge dan Anthony (1991), memberikan gambaran melalui berbagai
metode penyelesaian konflik (conflict resolution methods).
Pertama, dengan metode penggunaan paksaan.
Kedua, penyelesaian konflik dengan menggunakan metode penghalusan
(smoothing).
Ketiga, penyelesaian konflik dengan cara demoktratis.
b. Cribbin (1985) menegaskan adalah tidak tiga startegi penyelesaian konflik,
yaitu (1) Strategi yang paling tidak efektif; (2) Strategi yang efektif; dan (3)
Strategi yang paling efektif.
c. Nasikun (1993), mengidentifikasi pengendalian konflik melalui tiga cara,
yaitu dengan konsiliasi (conciliation), mediasi (mediation), dan perwasitan
(arbitration).
Beberapa metode untuk penyelesaikan konflik dalam masyarakat Indonesia yang
bersifat majemuk antara lain adalah sebagai berikut.
1. Pertama, dengan cara dialog mendalam (deep dialogue).
2. Kedua, dengan metode Membangun empati dan Pengurangan Prasangka.
3. Ketiga, dengan cara pandang perspektif ganda (multiple perspectives).
4. Keempat, dengan pendekatan "multikultural'.
D. Aktivitas Pembelajaran
Dalam aktivitas pembelajaran kegiatan pembelajaran 1 ini, peserta yang mengikuti
moda tatap muka penuh melakukan aktivitas pembelajaran pada point 1.
Sedangkan bagi peserta yang mengikuti model In-On-In melakukan aktivitas
pembelajaran pada point 2.
1. Aktivitas Pembelajaran Tatap Muka Penuh Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi “Permasalahan
Keberagaman Dalam Masyarakat Indonesia”, maka Anda perlu mengikuti
aktivitas pembelajaran sebagai berikut.
PPKn SMP KK F
143
a. Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran
dan kebermaknaan mempelajari materi modul ““Proses Beracara di
pengadilan”.
b. Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan
yang hendak dicapai pada modul ini.
c. Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan
hasil kerja sebagai indikator pencapaian kompetensi peserta dalam
penguasaan materi modul baik yang dikerjakan secara individual atau
kelompok.
d. Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas dan
kerja keras memahami terhadap materi modul
e. Membagi peserta diklat ke dalam beberapa kelompok (sesuai dengan
keperluan);
f. Mempersilahkan kelompok untuk berdiskusi tentang materi
latihan/kasus/tugas sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul.
Diskusi dilakukan dengan kerjasama setiap anggota kelompok, berani
mengemukakan pendapat, menghargai pendapat yang berbeda serta
berkomitmen atas keputusan hasil yang dicapai oleh kelompok.
g. Presentasi kelompok, pertanyaan, saran dan komentar. (percaya diri)
h. Penyampaian hasil diskusi; (profesional)
i. Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya
pada diskusi dan kerja kelompok (kreatif)
j. Menyimpulkan hasil pembelajaran
k. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.
l. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
m. Merencanakan kegiatan tindak lanjut
2. Aktivitas Pembelajaran In-On-In a. Aktivitas In -1 Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi ““Permasalahan
Keberagaman Dalam Masyarakat Indonesia”, maka Anda perlu mengikuti
aktivitas pembelajaran sebagai berikut.
Kegiatan Pembelajaran 11
144
Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran
dan kebermaknaan mempelajari materi modul ““Proses Beracara di
pengadilan”
Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan
yang hendak dicapai pada modul ini.
Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan
hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam
penguasaan materi modul yang dikerjakan secara individual
Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas dan
kerja keras memahami terhadap materi modul
b. Kegiatan on Peserta diklat mengerjakan latihan/tugas (LK/ Lembar Kerja) secara
individu sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Dengan
harapan peserta diklat dengan berani mengemukakan pendapat, bekerja
keras dalam mengerjakan LK yang ada.
c. Kegiatan In 2 Peserta diklat mempresentasikan hasil LK yang dikerjakan dan
pertanyaan, saran dan komentar.
Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya
dan menghargai pendapat peserta lain
Menyimpulkan hasil pembelajaran
Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.
Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
Merencanakan kegiatan tindak lanjut
PPKn SMP KK F
145
E. Latihan/Kasus/Tugas
1. Penguasaan Konsep Aktifitas : Menganalisis Permasalahan Keberagaman Dalam Masyarakat Indonesia LK 11.1 : Permasalahan Keberagaman Dalam Masayarakat Indonesia Prosedur Kerja : 1. Bacalah dengan cermat uraian materi “Proses Permasalahan Keberagaman
Dalam Masyarakat Indonesia
2. Carilah dari berbagai sumber materi tentang “Proses Permasalahan Keberagaman Dalam Masyarakat Indonesia”
3. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini.
4. Presentasikan hasil kerja Saudara
Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar ! 1. Berikut ini bukan merupakan penyebab terjadinya keberagaman masyarakat
Indonesia .... a. Letak strategis wilayah Indonesia. b. Indonesia adalah negara yang kaya raya c. Kondisi negara kepulauan d. Penerimaan masyarakat terhadap perubahan
2. Kebhinnekaan masyarakat Indonesia mudah membuat penduduk Indonesia berbeda pendapat, lepas kendali, mudah tumbuh perasaan kedaerahan, hal ini dikatakan sebagai .. a. Tantangan bangsa Indonesia b. Potensi yang dimiliki bangsa Indonesia. c. Tantangan sekaligus potensi bangsa Indonesia d. Ciri khas bangsa Indonesia
3. Konflik yang disebabkan perbedaan kepentingan dalam memperoleh kekuasaan atau merumuskan kebijakan disebut ................ a. Konflik ideologi b. Konflik kepentingan c. Konflik politik d. Konflik kekuasaan
4. Di bawah ini bukan merupakan gejala yang menunjukkan adanya konflik sosial adalah ... a. Adanya persamaan pandangan antar kelompok, seperti persamaan
tujuan, cara melakukan sesuatu. b. Norma-norma sosial tidak berfungsi dengan baik, sebagai alat mencapai
tujuan.
Kegiatan Pembelajaran 11
146
c. Adanya pertentangan norma-norma dalam masyarakat sehingga menimbulkan keingungan bagi masyarakat.
d. Sanksi terhadap pelanggar atas norma tidak tegas atau lemah. 5. Pernyataan dibawah ini termasuk pengertian Stereotip yang merupakan
salah satu penyebab terjadinya konflik sosial dalam masyarakat adalah .................... a. Proses yang mengarah pada persaingan yang tidak sehat. b. Perasaan kelompok dimana kelompok merasa dirinya paling baik, paling
benar, paling hebat. c. Anggapan yang dimiliki terhadap suatu kelompok yang bersifat tidak
baik. d. Hubungan antara penduduk asli dan penduduk pendatang yang kurang
harmonis. 6. Masyarakat Indonesia diwarnai dengan berbagai macam perbedaan suku,
agama, ras, kebudayaan dan bahasa. Kondisi yang demikian menjadikan kehidupan bangsa Indonesia rawan dengan konflik. Pernyataan tersebut meropakan faktor keberagaman dilihat dari aspek ...................... a. Sosial budaya c. Strategi b. Ekonomi d. Kewilayahan
7. Perhatikan pernyataan di bawah ini 1. Persoalan pribadi antar siswa baik dalam lingkungan sekolah maupun
masyarakat 2. Kejenuhan siswa dalam lingkungan sekolah 3. Pengaruh orang lain di luar sekolah 4. Permasalahan cita-cita yang berbeda yang ingin dicapai siswa Pernyataan di atas yang menunjukkan adanya pertentangan antar pelajar di sekolah ditunjukkan pada nomor .....
a. 1, 2, 3 b. 1 dan 3 c. 2 dan 4 d. 4
8. Salah satu gejala dalam masyarakat yang memiliki potensi menjadi penyebab konflik sosial dalam masyarakat yaitu menguatnya etnosentrisme kelompok yang artinya .... a. Proses yang mengarah pada persaingan yang tidak sehat. b. Perasaan kelompok dimana kelompok merasa dirinya paling baik, paling
benar, paling hebat. c. Anggapan yang dimiliki terhadap suatu kelompok yang bersifat tidak
baik. d. Hubungan antara penduduk asli dan penduduk pendatang yang kurang
harmonis 9. Upaya menyelesaikan masalah yang muncul dalam keberagaman
masyarakat dengan cara kuratif adalah .... a. Mengembangkan sikap toleransi dan kerjasama antar umat beragama.
PPKn SMP KK F
147
b. Melakukan penangkapan terhadap pihak-pihak yang terlibat konflik. c. Mengadakan rehabilitasi masyarakat pasca terjadi konflik d. Melakukan pembubaran paksa konflik yang terjadi dalam masyarakat
10. Sikap yang harus dikembangkan dalam mewujudkan persatuan dalam keragaman adalah
a. Menghapus segala perbedaan. b. Memandang rendah suku atau budaya bangsa lain c. Memandang budaya sendiri sebagai budaya yang paling baik d. Menerima keragaman suku dan budaya sebagai kekayaan bangsa.
2. Lembar Kerja Pembuatan Soal Aktivitas pengembangan butir soaal penilaian berbasis kelas LK 11. 2 Menyusun soal USBN/Penilaian Berbasis Kelas Prosedur Kerja
1. Cermatilah kisi-kisi penyusunan soal USBN yang dikeluarkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan pada pendahuluan E 4.
2. Buatlah kisi-kisi soal USBN pada lingkup materi yang dipelajari pada kegiatan pembelajaran ini sesuai format berikut ( sesuaikan dengan kurikulum yang berlaku di sekolah Anda)
3. Buatlah soal USBN pada lingkup materi yang dipelajari pada modul ini berdasarkan kisi-kisi yang dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan seperti pada tabel di bawah ini (Kurikulum 2006/2013)
4. Buatlah soal pilihan ganda (PG)sebanyak 3 soal dan soal uraian sebanyak 3.
Tabel 11.2 Kisi-kisi Penulisan Soal Tes Prestasi Akademik Mata
Pelajaran PPKn SMP/MTs Kegiatan pembelajaran 1 Kurikulum 2013
No. Urut
Kompetensi Dasar
Bahan Kelas Materi Indikator Bentuk Soal
1,2 9 • Permasalahan keberagaman dalam masyarakat Indonesia
PG dan Essay Level Kognitif penerapan
3
9 • Upaya menyelesaikan permasalahan keberagaman masyarakat Indonesia
PG dan Essay Level Kognitif penerapan
Kegiatan Pembelajaran 11
148
F. Rangkuman
1. Bentuk konflik pada masyarakat Indonesia:
a) Menurut tingkatannya : Konflik ideologi, konflik politik
b) Menurut sifatnya : Konflik aantar agama, suku, ras antar golongan
2. Penyebab timbulnya konflik
a) Perbedaan pendirian dan perasaan orang.
b) Perubahan sosial
c) Perbedaan kebudayaan
d) Faktor ekonomi
3. Dampak konflik dalam masyarakat :
Konflik dalam masyarakat memiliki akibat yang positif maupun negatif. Akibat
negatif dari konflik yang terjadi antara lain perpecahan atau disintegrasi
masyarakat, kehancuran nilai-nilai dan norma sosial yang ada, kerugian harta
benda dan korban manusia, dan perubahan kepribadian.
4. Upaya mencegah dan mengatasi masalah akibat keberagaman masyarakat
Indonesia dapat dilakukan secara prefentif, represif maupun kuratif. .
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban yang terdapat di bagian akhir
modul ini. Hitunglah jawaban yang benar, gunakan rumus berikut untuk
mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Pembelajaran 11.
Arti tingkat penguasaan: 90 – 100% = baik sekali
80 – 89% = baik
70 – 79% = cukup
< 70% = kurang
Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih maka Anda dapat
meneruskan dengan Kegiatan Pembelajaran 12, jika masih di bawah 80% Anda
harus mengulangi materi Kegiatan Pembelajaran 11, terutama yang belum
dikuasai.
𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑝𝑝𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑝𝑝𝑇𝑇𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 =𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽𝐽𝐽𝑇𝑇ℎ 𝑗𝑗𝑇𝑇𝑗𝑗𝑇𝑇𝑗𝑗𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑗𝑗𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑏𝑏
𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽𝐽𝐽𝑇𝑇ℎ 𝑝𝑝𝑠𝑠𝑇𝑇𝐽𝐽𝑥𝑥 100%
PPKn SMP KK F
149
Kegiatan Pembelajaran 12 Perwujudan Konsepsi Wilayah Nkri
A. Tujuan
1. Dengan membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu menjelaskan
pengertian konsepsi wilayah NKRI dengan benar.
2. Dengan membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu menunjukkan contoh
Perwujudan konsepsi Kewilayahan NKRI secara benar
B. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Peserta diklat mampu menjelaskan pengertian konsepsi wilayah NKRI.
2. Peserta diklat mampu menunjukkan contoh Perwujudan konsepsi wilayah
NKRI.
C. Uraian Materi
1. Konsepsi Kewilayahan Negara Republik Salah satu persyaratan mutlak yang harus dimiliki oleh sebuah negara adalah
wilayah kedaulatan, di samping rakyat dan pemerintahan yang diakui. Konsep
dasar wilayah kepulauan telah diletakkan melalui Deklarasi Djuanda 13 Desember
1957. Deklarasi tersebut memiliki nilai sangat strategis bagi bangsa Indonesia,
karena telah melahirkan konsep Wawasan Nusantara yang menyatukan wilayah
.negara kesatuan Republik Indonesia.
Deklarasi Djuanda pada 13 Desember 1957. Mengisyaratkan aadanya pokok –
pokok pengertian tentang perairan yang disebutkan dalam deklarasi itu kemudian
disempurnakan dalam Peraturan Pemerintah pengganti Undang-Undang No. 4
Tahun 1960 (18 februari 1960) tentang perairan Indonesia. Menurut ketentuan ini
dinyatakan bahwa lautan Republik Indonesia adalah selain “ laut-laut dalam ” dan
“selat-selat dalam “ (maksudnya lautan dan diantara pulau-pulau), juga termasuk
lautan territorial sepanjang 12 mil, yang dihitung mulai dari suatu “ garis dasar ”
yang telah ditetapkan ke lautan (bebas). Adapun yang dimaksud dengan “ garis
Kegiatan Pembelajaran 12
150
dasar ” tersebut adalah garis dalam peta yang dibuat disekeliling seluruh
kepulauan Indonesia dan terdiri atas garis-garis lurus yang menghubungkan
pulau-pulau yang terujung di sekitar kepulauan Republik Indonesia.
Setelah melalui perjuangan panjang dan sangat rumit di forum internasional,
akhirnya konferensi PBB tentang Hukum Laut III di New York pada 30 April 1940
telah menghasilkan United Nations Convention on the Law of the Sea (Konvensi
PBB tentang Hukum Laut). Konvensi ini kemudian ditandatangani di Montego Bay,
Jamaica, pada 10 Desember 1982 oleh 117 negara peserta termasuk Republik
Indonesia. Konvensi ini antara lain mengakui tentang asas Negara kepulauan
(Archipelago State Principle) dan ZEE (Zona Ekonomi Ekslusif). Pada 18 Oktober
1983, pemerintah Republik Indonesia telah mengeluarkan Undang-Undang No. 17
Tahun 1985 tentang pengesahan UN Convention on the Law of the Sea.
2. Perwujudan Konsepsi Wilayah Indonesia Wawasan Nusantara sebagai wawasan kewilayahan. Sebagai faktor eksistensi
suatu negara, wilayah nasional perlu ditentukan batas-batasnya agar tidak terjadi
sengketa dengan negara tetangga. Mengenai batas negara, UUD 1945 tidak
menjelaskan secara jelas tentang batas negara, melainkan hanya menyebut
“seluruh tumpah darah Indonesia” (Pembukaan UUD 1945) dan pasal 18 UUD
1945 menyebutkan “pembagian daerah Indonesia atas daerah besar dan kecil”.
Dengan berpegang teguh pada prinsip-prinsip wawasan nusantara itu, bangsa
Indonesia akan mampu menegakkan kebenaran dan keadilan. Pada dasarnya,
wawasan nusantara berusaha untuk memperlakukan segenap manusia Indonesia
secara adil dan benar. Hal ini ditunjukan oleh wawasan nusantara yang
memandang bahwa Indonesia adalah satu kesatuan dalam bidang wilayah,
ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, hankam. Pernyataan tersebut dijelaskan
sebagai berikut:
a. Kesatuan wilayah, artinya wilayah Indonesia yang terdiri dari beribu-ribu pulau
besar dan kecil yang dihubungkan oleh lautan harus dijaga dan diusahakan
tetap menjadi satu kebulatan wilayah nasional dengan segala isi dan
kekayaannya.
PPKn SMP KK F
151
b. Kesatuan bangsa, artinya bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai macam
suku bangsa, bahasa, dan agama harus diusahakan terwujud dalam satu
kesatuan bangsa yang bulat dan utuh.
c. Kesatuan ideologi, artinya bangsa Indonesia yang berBhineka Tunggal Ika
dituntut untuk memiliki dan menganut satu ideologi bangsa, yaitu Pancasila.
Artinya, Pancasila merupakan satu-satunya ideologi bangsa dan negara yang
melandasi, membimbing, dan mengarahkan bangsa menuju tercapainya cita-
cita nasional.
d. Kesatuan dalam bidang hukum, artinya seluruh kepulauan nusantara
merupakan kesatuan hukum dalam arti hanya ada satu hukum nasional yang
mengabdi pada kepentingan nasional.
e. Kesatuan dalam bidang ekonomi, artinya kekayaan wilayah Indonesia, baik
yang potensial maupun yang efektif adalah modal bersama milik bangsa.
Segala keperluan sehari-hari harus tersedia diseluruh wilayah tanah air, tingkat
perkembangan ekonomi pun harus sama, setidak-tidaknya berimbang
diseluruh daerah.
f. Kesatuan dalam bidang sosial, artinya bahwa masyarakat Indonesia adalah
satu. Oleh karena itu, perikehidupan bangsa harus merupakan satu kehidupan
dengan tingkat kemajuan masyarakat yang seimbang dan merata serta
keselarasan hidup sesuai dengan kemajuan bangsa.
g. Kesatuan dalam bidang budaya, artinya bahwa kebudayaan Indonesia adalah
satu corak ragam budaya yang menggambarkan kekayaan budaya bangsa.
h. Kesatuan dalam bidang hukum, artinya bahwa ancaman dan gangguan
terhadap salah satu pulau atau daerah, hakikatnya merupakan ancaman
terhadap seluruh bangsa dan negara.
i. Kesatuan dalam bidang psikologi, artinya bahwa secara psikologis bangsa
Indonesia merasa dirinya satu, senasib sepenanggungan, sebangsa, dan
setanah air, serta mempunyai satu tekad didalam usaha mencapai cita-cita
bangsa
Kegiatan Pembelajaran 12
152
D. Aktivitas Pembelajaran
Dalam aktivitas pembelajaran kegiatan pembelajaran 1 ini, peserta yang mengikuti
moda tatap muka penuh melakukan aktivitas pembelajaran pada point 1.
Sedangkan bagi peserta yang mengikuti model In-On-In melakukan aktivitas
pembelajaran pada point 2.
1. Aktivitas Pembelajaran Tatap Muka Penuh Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi “Perwujudan Konsepsi
Wilayah Nkri”, maka Anda perlu mengikuti aktivitas pembelajaran sebagai berikut.
a. Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran
dan kebermaknaan mempelajari materi modul ““Proses Beracara di
pengadilan”.
b. Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan
yang hendak dicapai pada modul ini.
c. Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan
hasil kerja sebagai indikator pencapaian kompetensi peserta dalam
penguasaan materi modul baik yang dikerjakan secara individual atau
kelompok.
d. Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas dan
kerja keras memahami terhadap materi modul
e. Membagi peserta diklat ke dalam beberapa kelompok (sesuai dengan
keperluan);
f. Mempersilahkan kelompok untuk berdiskusi tentang materi
latihan/kasus/tugas sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul.
Diskusi dilakukan dengan kerjasama setiap anggota kelompok, berani
mengemukakan pendapat, menghargai pendapat yang berbeda serta
berkomitmen atas keputusan hasil yang dicapai oleh kelompok.
g. Presentasi kelompok, pertanyaan, saran dan komentar. (percaya diri)
h. Penyampaian hasil diskusi; (profesional)
i. Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya
pada diskusi dan kerja kelompok (kreatif)
j. Menyimpulkan hasil pembelajaran
k. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.
l. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
PPKn SMP KK F
153
m. Merencanakan kegiatan tindak lanjut
2. Aktivitas Pembelajaran In-On-In a. Aktivitas In -1 Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi ““Perwujudan
Konsepsi Wilayah Nkri”, maka Anda perlu mengikuti aktivitas pembelajaran
sebagai berikut.
Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran
dan kebermaknaan mempelajari materi modul ““Proses Beracara di
pengadilan”
Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan
yang hendak dicapai pada modul ini.
Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan
hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam
penguasaan materi modul yang dikerjakan secara individual
Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas dan
kerja keras memahami terhadap materi modul
b. Kegiatan on Peserta diklat mengerjakan latihan/tugas (LK/ Lembar Kerja) secara
individu sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Dengan
harapan peserta diklat dengan berani mengemukakan pendapat, bekerja
keras dalam mengerjakan LK yang ada.
c. Kegiatan In 2 Peserta diklat mempresentasikan hasil LK yang dikerjakan dan
pertanyaan, saran dan komentar.
Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya
dan menghargai pendapat peserta lain
Menyimpulkan hasil pembelajaran
Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.
Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
Merencanakan kegiatan tindak lanjut.
Kegiatan Pembelajaran 12
154
E. Latihan/Kasus/Tugas
1. Penguasaan Konsep Aktivitas 12.1 : Menjelaskan Konsepsi Kewilayahan Negara Kesatuan
Republik Indonesia
LK 12.1 : Konsepsi Kewilyahan Negara Kesatuan Republik Indonesia Prosedur Kerja : 1. Bacalah dengan cermat uraian materi “Konsepsi Kewilayahan Negara
Kesatuan Republik Indonesia”
2. Carilah dari berbagai sumber materi tentang “Konsepsi Kewilayahan Negara
Kesatuan Republik Indonesia”
3. Presentasikan hasil kerja Saudara
LK 12.1 : Konsepsi Kewilyahan Negara Kesatuan Republik Indonesia Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini
1. Jelaskan pengertian konsepsi kewilayahan Negara Kesatuan Republik
Indonesia dengan benar.
2. Deskripsikan Konsepsi kewilayahan NKRI secara benar
2. Lembar Kerja Aktivitas : Menunjukkan contoh perwujudan Konsepsi Kewilayahan Negara
Kesatuan Republik Indonesia
LK 12.2 : Perwujudan Konsepsi Kewilayahan NKRI
Prosedur Kerja : a. Bacalah dengan cermat uraian materi “Perwujudan Konsepsi Kewilayahan
Negara Kesatuan Negara Republik Indonesia”
b. Carilah dari berbagai sumber materi tentang Perwujudan Konsepsi
Kewilayahan Negara Kesatuan Negara Republik Indonesia”
c. Diskusikan bersama kelompok pertanyaan-pertanyaan di bawah ini!
d. Presentasikan hasil kerja Kelompok Anda
Berikan contoh perwujudan konsepsi kewilayahan NKRI dalam berbagai bidang
kehidupan berbangsa dan bernegara
PPKn SMP KK F
155
No Bidang Kehidupaan Contoh Perwujudan Konsepsi
Kewilayahan dan berbagai bidang Kehidupan
1 Politik 2 Ekonomi 3. Sosial Budaya 4. Hankam
F. Rangkuman
1) Wawasan Nusantara merupakan perwujudan konsepsi kewilayahan NKRI. Konsep
dasar wilayah NKRI telah diletakkan melalui Deklarasi Djuanda 13 Desember
1957. Deklarasi tersebut memiliki nilai sangat strategis bagi bangsa
Indonesia,karena telah melahirkan konsep Wawasan Nusantara yang
menyatukan wilayah .negara kesatuan Republik
2) Perwujudan konsepsi kewilaayahan NKRI meliputi bidang ideologi, politik, ekonomi,
sosial dan budaya serta pertahanan dan keamanan
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban yang terdapat di bagian akhir
modul ini. Hitunglah jawaban yang benar, gunakan rumus berikut untuk
mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Pembelajaran 13
Arti tingkat penguasaan: 90 – 100% = baik sekali
80 – 89% = baik
70 – 79% = cukup
< 70% = kurang
𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑝𝑝𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑝𝑝𝑇𝑇𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 =𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽𝐽𝐽𝑇𝑇ℎ 𝑗𝑗𝑇𝑇𝑗𝑗𝑇𝑇𝑗𝑗𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑗𝑗𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑏𝑏
𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽𝐽𝐽𝑇𝑇ℎ 𝑝𝑝𝑠𝑠𝑇𝑇𝐽𝐽𝑥𝑥 100%
Kegiatan Pembelajaran 12
156
Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih maka Anda dapat
meneruskan dengan Kegiatan Pembelajaran 13, jika masih di bawah 80% Anda
harus mengulangi materi Kegiatan Pembelajaran 12, terutama yang belum
dikuasai.
PPKn SMP KK F
159
Kegiatan Pembelajaran 13 Permasalahan Penyusunan Model Pendekatan Saintifik
A. Tujuan
1. Dengan membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu menggali informasi
tentang permasalahan materi pelajaran dalam penyusunan model
pendekatan saintifik dengan benar.
2. Dengan membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu menggalil informasi
tentang Permasalahan sumber belajar dan media pembelajaran dalam
penyusunan model pendekatan saintifik dengan benar.
3. Dengan membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu menggali informasi
permasalan penyusunan langkah-langkah pendekatan saintifik dalam dengan
benar.
B. Indikator Pencapain Kompetensi
1. Peserta diklat mampu menunjukkan permasalahan materi pelajaran dalam
penyusunan model pendekatan saintifik .
2. Peserta diklat mampu menunjukkan permasalahan sumber belajar dan media
pembelajaran dalam penyusunan model pendekatan saintifik
3. Peserta diklat mampu menunjukkan permasalahan pendekatan saintifik
dalam pembelajaran
C. Uraian Materi
1. Permasalahan Materi Pelajaran dalam Penyusunan Model Pendekatan saintifik
Pembelajaran dengan pendekatan scientific adalah proses pembelajaran yang
dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengkonstruk konsep,
hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi
Kegiatan Pembelajaran 13
160
atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau
merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik,
menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum
atau prinsip yang ditemukan. (Hariadi, 2013).
Materi pelajaran merupakan komponen pembelajaran yang selama ini dipahami
oleh sebagian guru adalah buku paket mata pelajaran yang diwajibkan untuk
dimiliki oleh peserta didik. Sumber belajar yang terbatas itu tentunya akan
mempengaruhi pembelajaran tekstual terbatas pada buku paket yang dimiliki. Jika
hal ini terjadi pada mata pelajaran PPKn, maka peserta didik hanya memahami
konsep-konsep PPKn sebatas teoritis seperti yang ada dalam buku paket, yang
berakibat peserta didik tidak dapat menerapkannya dalam kehidupan
bermasyarakat dan juga tidak dapat mengkritisi masalah yang ada sehingga pada
saat siswa diminta untuk menerapkan langkah saintitik yang pertama yaitu “
mengamati” sebagaian guru dan siswa hanya memanfaat buku penunjang yang
berasal dr pemerintah. Mengingat Materi pelajaran adalah substansi yang akan
disampaikan dalam proses belajar mengajar (Djamarah dan Zain, 2006: 43). Maka
Tanpa materi pelajaran proses belajar mengajar tidak akan berjalan. Guru yang
akan mengajar pasti memiliki dan harus menguasai materi pelajaran yang akan
disampaikan pada peserta didik. Biasanya aktivitas peserta didik akan berkurang
bila bahan pelajaran yang diberikan guru kurang menarik perhatiannya. Materi
pelajaran harus disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik karena akan
memotivasi peserta didik untuk belajar.
2. Permasalahan sumber belajar dan media pembelajaran dalam penyusunan model pendekatan saintifik
Pola pendidikan tradisional menganggap pemanfaatan sumber belajar dan media
sebagai penghambat atau tidak efisien, karena ketidaktahuan dengan pola baru,
dan menganggap yang menjadi pusat perhatian adalah medianya, bukan
informasi atau pengalaman yang disalurkan melalui media (Danim, 1994: 10).
Tuntutan masyarakat yang semakin besar terhadap pendidikan dan kemajuan
IPTEK menuntut pemanfaatan media yang harus dioptimalkan. Keterbatasan
kemampuan guru dan minimnya media pembelajaran di sekolah menyebabkan
pembelajaran PPKn di kelas masih menggunakan media konvensional sampai
sekarang hal inilah yang menjadi kendala bagi guru pada saat menerapkan
pendekatan saintifik pada saat proses “mengamati” .
PPKn SMP KK F
161
Agar pendekatan saintifik dapat diterapkan dengan baik maka menuntut peran
guru dalam merancang pembelajaran yang dimulai dari merumuskan indikator dan
menentukan tujuan pembelajaran sesuaidengan KD, langkah-langkah
pembelajaran samapi merancang kegiatan pembelajaran , media pembelajaran.
Media pendidikan menurut Santoso S Hamidjojo dalam Rumamouk (1988 : 6)
adalah media yang penggunaannya diintegrasikan dengan tujuan dan isi
pengajaran, dimaksudkan untuk mempertinggi mutu kegiatan belajar mengajar.
Hal tersebut biasanya sudah dituangkan dalam garis-garis besar tujuan
pembelajaran.
a) Danim (1994 : 12-13) mengemukakan penggunaan media oleh guru dapat
diperoleh beberapa manfaat yaitu :
b) Meningkatkan mutu pendidikan, di mana dapat mempercepat dan
membantu guru menggunakan waktu belajar dengan lebih baik,
c) Pendidikan yang individual, dengan mengurangi kontrol guru yang
tradisional dan kaku, memberi kesempatan luas kepada anak untuk
berkembang menurut kemampuannya dan belajar sesuai cara yang
dikehendakinya;
d) Pengajaran lebih ilmiah, dengan merencanakan program pengajaran yang
logis, dan sistematis, serta mengembangkan kegiatan pengajaran melalui
penelitian,
e) Data lebih konkret;
f) Membawa dunia nyata ke dalam kelas
g) Penyajian pendidikan lebih luas.
Namun kenyataannya sebagian guru belum mampu memanfaatkan dan
menggunkan media dengan baik sehingga pembelajaran
3. Permasalahan Penyusunan pendekatan saintifik dalam pembelajaran Dalam rangka meningkatkan kualitas belajar mengajar di Indonesia, pemerintah
menerapkan kurikulum baru yaitu Kurikulum 2013 untuk menyempurnakan
kurikulum sebelumnya, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Salah satu
perubahan mendasar dalam Kurikulum 2013 adalah pendekatan pembelajaran.
Pendekatan pembelajaran Kurikulum 2013 berbasis scientific dengan lima langkah
pembelajaran yaitu mengamati, bertanya, mencoba, mengasosiasi dan
Kegiatan Pembelajaran 13
162
mengomunikasikan.
Namun, masih banyak guru yang mengalami kesulitan dalam menggunakan
pendekatan scientific untuk mengajar di dalam kelas. Kesulitan yang dihadapi oleh
guru dalam menggunakan pendekatan ini dapat timbul karena kurangnya
persiapan yang dilakukan.
Pembelajaran saintifik merupakan pembelajaran yang mengadopsi langkah-
langkah saintis dalam membangun pengetahuan melalui metode ilmiah. Model
pembelajaran yang diperlukan adalah yang memungkinkan terbudayakannya
kecakapan berpikir sains, terkembangkannya “sense of inquiry” dan kemampuan
berpikir kreatif siswa (Alfred De Vito, 1989). Model pembelajaran yang dibutuhkan
adalah yang mampu menghasilkan kemampuan untuk belajar (Joice & Weil:
1996), bukan saja diperolehnya sejumlah pengetahuan, keterampilan, dan sikap,
tetapi yang lebih penting adalah bagaimana pengetahuan, keterampilan, dan sikap
itu diperoleh peserta didik (Zamroni, 2000; &Semiawan, 1998).
Langkah-langkah pembelajaran dengan metode scientic yaitu
a. Mengamati
Metode mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran
(meaningfull learning). Metode ini memiliki keunggulan tertentu, seperti
menyajikan media obyek secara nyata, peserta didik senang dan
tertantang, dan mudah pelaksanaannya.
Sedangkan dalam pembelajaran di kelas, mengamati dapat dilakukan
melalui berbagai media yang dapat diamati siswa, misalnya: video,
gambar, grafik, bagan, dsb.
Kegiatan mengamati dalam pembelajaran dilakukan dengan menempuh
langkah-langkah seperti berikut ini.
• Menentukan objek apa yang akan diobservasi
• Membuat pedoman observasi sesuai dengan lingkup objek yang akan
diobservasi
• Menentukan secara jelas data-data apa yang perlu diobservasi, baik
primer maupun sekunder
• Menentukan di mana tempat objek yang akan diobservasi
• Menentukan secara jelas bagaimana observasi akan dilakukan untuk
mengumpulkan data agar berjalan mudah dan lancar
PPKn SMP KK F
163
• Menentukan cara dan melakukan pencatatan atas hasil observasi ,
seperti menggunakan buku catatan, kamera, tape recorder, video
perekam, dan alat-alat tulis lainnya.
b. Menanya
Guru yang efektif mampu menginspirasi peserta didik untuk
meningkatkan dan mengembangkan ranah sikap, keterampilan, dan
pengetahuannya. Pada saat guru bertanya, pada saat itu pula dia
membimbing atau memandu peserta didiknya belajar dengan baik. Ketika
guru menjawab pertanyaan peserta didiknya, ketika itu pula dia
mendorong siswa untuk menjadi penyimak dan pembelajar yang baik.
Artinya guru dapat menumbuhkan sikap ingin tahu siswa, yang
diekspresikan dalam bentuk pertanyaan. Misalnya: manfaat / fungsi
bertanya:
• Membangkitkan rasa ingin tahu, minat, dan perhatian peserta didik
tentang suatu tema atau topik pembelajaran.
• Mendorong dan menginspirasi peserta didik untuk aktif belajar, serta
mengembangkan pertanyaan dari dan untuk dirinya sendiri.
• Mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik sekaligus menyampaikan
ancangan untuk mencari solusinya.
• Menstrukturkan tugas-tugas dan memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk menunjukkan sikap, keterampilan, dan
pemahamannya atas substansi pembelajaran yang diberikan.
• Membangkitkan keterampilan peserta didik dalam berbicara,
mengajukan pertanyaan, dan memberi jawaban secara logis,
sistematis, dan menggunakan bahasa yang baik dan benar.
• Mendorong partisipasi peserta didik dalam berdiskusi, berargumen,
mengembangkan kemampuan berpikir, dan menarik simpulan.
• Membangun sikap keterbukaan untuk saling memberi dan menerima
pendapat atau gagasan, memperkaya kosa kata, serta mengembangkan
toleransi sosial dalam hidup berkelompok.
• Membiasakan peserta didik berpikir spontan dan cepat, serta sigap
dalam merespon persoalan yang tiba-tiba muncul.
Kegiatan Pembelajaran 13
164
• Melatih kesantunan dalam berbicara dan membangkitkan kemampuan
berempati satu sama lain.
1) Mencoba/mengumpulkan data atau informasi dengan berbagai teknik
Siswa mengumpulkan informasi / data dengan satu atau lebih teknik yang
sesuai, misalnya eksperimen, pengamatan, wawancara, survey dan membaca
dokumen-dokumen.
2) Mengasosiasi /menganalisis data atau informasi untuk menarik kesimpulan.
Dalam tahap ini siswa menggunakan informasi/data yang sudah dikumpulkan
untuk menjawab pertanyaan dan menarik kesimpulan
3) Mengomunikasikan kesimpulan
Siswa menyampaikan jawaban atas pertanyaan (kesimpulan) secara lisan dan
/ atau tertulis.
4) Mencipta
Siswa mencipta dan atau menginovasi produk, mpdel, gagasan dengan
pengetahuan yang diperoleh. Mencipta merupakan penerapan dari
pengetahuan yang diperoleh, hasilnya berupa sesuatu yang berwujud seperti
produk dan karya, maupun yang tidak berwujud seperti gagasan atau ide.
D. Aktivitas Pembelajaran
Dalam aktivitas pembelajaran kegiatan pembelajaran 1 ini, peserta yang mengikuti
moda tatap muka penuh melakukan aktivitas pembelajaran pada point 1.
Sedangkan bagi peserta yang mengikuti model In-On-In melakukan aktivitas
pembelajaran pada point 2.
1. Aktivitas Pembelajaran Tatap Muka Penuh Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi “Permasalahan
Penyusunan Model Pendekatan Saintifik”, maka Anda perlu mengikuti aktivitas
pembelajaran sebagai berikut.
a. Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran
dan kebermaknaan mempelajari materi modul ““Proses Beracara di
pengadilan”.
b. Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan
yang hendak dicapai pada modul ini.
PPKn SMP KK F
165
c. Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan
hasil kerja sebagai indikator pencapaian kompetensi peserta dalam
penguasaan materi modul baik yang dikerjakan secara individual atau
kelompok.
d. Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas dan
kerja keras memahami terhadap materi modul
e. Membagi peserta diklat ke dalam beberapa kelompok (sesuai dengan
keperluan);
f. Mempersilahkan kelompok untuk berdiskusi tentang materi
latihan/kasus/tugas sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul.
Diskusi dilakukan dengan kerjasama setiap anggota kelompok, berani
mengemukakan pendapat, menghargai pendapat yang berbeda serta
berkomitmen atas keputusan hasil yang dicapai oleh kelompok.
g. Presentasi kelompok, pertanyaan, saran dan komentar. (percaya diri)
h. Penyampaian hasil diskusi; (profesional)
i. Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya
pada diskusi dan kerja kelompok (kreatif)
j. Menyimpulkan hasil pembelajaran
k. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.
l. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
m. Merencanakan kegiatan tindak lanjut
2. Aktivitas Pembelajaran In-On-In a. Aktivitas In -1 Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi ““Permasalahan
Penyusunan Model Pendekatan Saintifik”, maka Anda perlu mengikuti
aktivitas pembelajaran sebagai berikut.
Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran
dan kebermaknaan mempelajari materi modul ““Proses Beracara di
pengadilan”
Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan
yang hendak dicapai pada modul ini.
Kegiatan Pembelajaran 13
166
Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan
hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam
penguasaan materi modul yang dikerjakan secara individual
Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas dan
kerja keras memahami terhadap materi modul
b. Kegiatan on Peserta diklat mengerjakan latihan/tugas (LK/ Lembar Kerja) secara
individu sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Dengan
harapan peserta diklat dengan berani mengemukakan pendapat, bekerja
keras dalam mengerjakan LK yang ada.
c. Kegiatan In 2 Peserta diklat mempresentasikan hasil LK yang dikerjakan dan
pertanyaan, saran dan komentar.
Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya
dan menghargai pendapat peserta lain
Menyimpulkan hasil pembelajaran
Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.
Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
Merencanakan kegiatan tindak lanjut.
E. Latihan / Tugas/ Kasus
1. Penguasaan Konsep Aktifitas 13. 1. : Menunjukkan Permasalahan Penyusunan Pendekatan Saintifik PPKn LK : Permasalahan Penyusunan Penyusunan Pendekatan Saintifik PPKn Prosedur Kerja: 1. Bacalah dengan cermat uraian materi “Permasalahan Penyusunan Pendekatan
Saintifik PPKn SMP ” dan Panduan Pembelajaran untuk Sekolah Menengah
Pertama.
PPKn SMP KK F
167
2. Carilah dari berbagai sumber materi tentang “Permasalahan Penyusunan
Pendekatan Saintifik PPKn SMP ”
3. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini.
4. Presentasikan hasil kerja Saudara
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini ! 1. Jelaskan pengertian model pendekatan saintifik ?
2. Jelaskan sumber-sumber belajar ?
3. Jelaskan permasalahan dalam penyusunan model pendekatan saintifik ?
2. Penguasaan Konsep
Aktifitas 13. 2. : Penyusunan Pendekatan Saintifik PPKn LK : Penyusunan Pendekatan Saintifik PPKn Prosedur Kerja: 1. Bacalah dengan cermat uraian materi “Permasalahan Penyusunan
Pendekatan Saintifik PPKn SMP ” dan Panduan Pembelajaran untuk Sekolah
Menengah Pertama.
2. Carilah dari berbagai sumber materi tentang “Permasalahan Penyusunan
Pendekatan Saintifik PPKn SMP ”
3. Buatlah satu RPP dengan menggunakan pendekatan Saintifik
4. Presentasikan hasil kerja Saudara
F. Rangkuman
Permasalahan Materi Pelajaran dalam Penyusunan Model Pendekatan saintifik
yaitu Materi pelajaran merupakan komponen pembelajaran yang selama ini
dipahami oleh sebagian guru adalah buku paket mata pelajaran yang diwajibkan
untuk dimiliki oleh peserta didik. Sumber belajar yang terbatas itu tentunya akan
mempengaruhi pembelajaran tekstual terbatas pada buku paket yang dimiliki. Jika
hal ini terjadi pada mata pelajaran PPKn, maka peserta didik hanya memahami
konsep-konsep PPKn sebatas teoritis seperti yang ada dalam buku paket, yang
berakibat peserta didik tidak dapat menerapkannya dalam kehidupan
bermasyarakat dan juga tidak dapat mengkritisi masalah yang ada.
Kegiatan Pembelajaran 13
168
Permasalahan sumber belajar pada waktu penyusunan pendekatan saintifik yaitu
Keterbatasan kemampuan guru dan minimnya media pembelajaran di sekolah.
Permasalahan yang dihadapi guru dalam memberikan materi pelajaran dengan
menggunakan model pendekatan saintifik antara lain :
keterbatasan waktu
keterbatasan sumber daya pendamping
penyusunan RPP
pelaksanaan pembelajaran yang berkualitas dan
penerapan pendekatan saintifik
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban yang terdapat di bagian akhir
modul ini. Hitunglah jawaban yang benar, gunakan rumus berikut untuk
mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Pembelajaran 14
Arti tingkat penguasaan: 90 – 100% = baik sekali
80 – 89% = baik
70 – 79% = cukup
< 70% = kurang
Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih maka Anda dapat
meneruskan dengan Kegiatan Pembelajaran 14, jika masih di bawah 80% Anda
harus mengulangi materi Kegiatan Pembelajaran 13, terutama yang belum
dikuasai.
𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑝𝑝𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑝𝑝𝑇𝑇𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 =𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽𝐽𝐽𝑇𝑇ℎ 𝑗𝑗𝑇𝑇𝑗𝑗𝑇𝑇𝑗𝑗𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑗𝑗𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑏𝑏
𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽𝐽𝐽𝑇𝑇ℎ 𝑝𝑝𝑠𝑠𝑇𝑇𝐽𝐽𝑥𝑥 100%
PPKn SMP KK F
169
Kegiatan Pembelajaran 14 Permasalahan Penyusunan Model Pembelajaran PPKn SMP
A. Tujuan
1. Dengan membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu menjelaskan model-
model pembelajaran PPKn SMP
2. Dengan membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu menunjukkan
permasalahan penyusunan model pembelajaran PPKn SMP
B. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Dengan membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu menjelaskan model-
model pembelajaran PPKn SMP
2. Dengan membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu menunjukkan
permasalahan penyusunan model pembelajaran PPKn SMP
C. Uraian Materi Pembelajaran
1. Model pembelajaran PPKn SMP
Model pembelajaran adalah bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal
sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model
pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan,
metode, dan teknik pembelajaran. Bruce Joyce dan Marsha Weil (dalam Dedi
Supriawan dan A. Benyamin Surasega, 1990) mengetengahkan 4 (empat)
kelompok model pembelajaran, yaitu: (1) model interaksi sosial; (2) model
pengolahan informasi; (3) model personal-humanistik; dan (4) model modifikasi
tingkah laku.
Berdasarkan Permendikbud No.22 tahun 2016 tentang Standar Proses,
disebutkan bahwa untuk memperkuat pendekatan saaintifik tersebut, perlu
Kegiatan Pembelajaran 14
170
diterapkan pembelajaran berbasis penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry
learning). Di samping pendekatan saintifik, dapat diterapkan model-model
pembelajaran lainnya, antara lain discovery learning, project-based learning,
problem-based learning, inquiry learning.
Untuk menentukan model pembelajaran yang akan dilaksanakan dapat
mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
Kesesuaian model pembelajaran dengan kompetensi sikap pada KI-1 dan KI-2
serta kompetensi pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan KD-3 dan/atau
KD-4.
Kesesuaian model pembelajaran dengan karakteristik KD-1 (jika ada) dan KD-2
yang dapat mengembangkan kompetensi sikap, dan kesesuaian materi
pembelajaran dengan tuntutan KD-3 dan KD-4 untuk memgembangkan
kompetensi pengetahuan dan keterampilan.
Penggunaan pendekatan saintifik yang mengembangkan pengalaman belajar
peserta didik melalui kegiatan mengamati (observing), menanya (questioning),
mencoba/mengumpulkan informasi (experimenting/ collecting information),
mengasosiasi/menalar (assosiating), dan mengomunikasikan (communicating).
Berikut adalah contoh kegiatan dalam model pembelajaran PPKn yaitu
Model Inquiry Learning Dalam Permendikbud No 22 tahun 2016 dikatakan pembelajaran inquiry disebut
bersama dengan discovery. Dalam Webster’s Collegiate Dictionary inquiry
didefinisikan sebagai “bertanya tentang” atau “mencari informasi”. Discovery
disebut sebagai “tindakan menemukan”. Jadi, pembelajaran ini memiliki dua
proses utama. Pertama, melibatkan siswa dalam mengajukan atau merumuskan
pertanyaan-pertanyaan (to inquire), dan kedua, siswa menyingkap, menemukan
(to discover) jawaban atas pertanyaan mereka melalui serangkaian kegiatan
penyelidikan dan kegiatan-kegiatan sejenis (Sutman, et.al., 2008: x dalam Materi
Bimtek K13 :52)
Langkah-langkah dalam model inkuiri terdiri atas:
1. Observasi/Mengamati berbagi fenomena alam. Kegiatan ini memberikan
PPKn SMP KK F
171
pengalaman belajar kepada peserta didik bagaimana mengamati berbagai
fakta atau fenomena dalam mata pelajaran tertentu.
2. Mengajukan pertanyaan tentang fenomana yang dihadapi. Tahapan ini melatih
peserta didik untuk mengeksplorasi fenomena melalui kegiatan menanya baik
terhadap guru, teman, atau melalui sumber yang lain.
3. Mengajukan dugaan atau kemungkinan jawaban. Pada tahapan ini peserta
didik dapat mengasosiasi atau melakukan penalaran terhadap kemungkinan
jawaban dari pertanyaan yang diajukan.
4. Mengumpulkan data yang terakait dengan dugaan atau pertanyaan yang
diajukan, sehingga pada kegiatan tersebut peserta didik dapat memprediksi
dugaan atau yang paling tepat sebagai dasar untuk merumuskan suatu
kesimpulan.
5. Merumuskan kesimpulan-kesimpulan berdasarkan data yang telah diolah atau
dianalisis, sehingga peserta didik dapat mempresentasikan atau menyajikan
hasil temuannya.
Model Discovery Learning. 1. Stimulation (memberi stimulus). Pada kegiatan ini guru memberikan stimulan,
dapat berupa bacaan, atau gambar, atau situasi, sesuai dengan materi
pembelajaran/topik/tema yang akan dibahas, sehingga peserta didik
mendapat pengalaman belajar mengamati pengetahuan konseptual melalui
kegiatan membaca, mengamati situasi atau melihat gambar.
2. Problem Statement (mengidentifikasi masalah). Dari tahapan tersebut, peserta
didik diharuskan menemukan permasalahan apa saja yang dihadapi, sehingga
pada kegiatan ini peserta didik diberikan pengalaman untuk menanya, mencari
informasi, dan merumuskan masalah.
3. Data Collecting (mengumpulkan data). Pada tahapan ini peserta didik
diberikan pengalaman mencari dan mengumpulkan data/informasi yang dapat
digunakan untuk menemukan solusi pemecahan masalah yang dihadapi.
Kegiatan ini juga akan melatih ketelitian, akurasi, dan kejujuran, serta
membiasakan peserta didik untuk mencari atau merumuskan berbagai
alternatif pemecahan masalah, jika satu alternatif mengalami kegagalan.
Kegiatan Pembelajaran 14
172
4. Data Processing (mengolah data). Kegiatan mengolah data akan melatih
peserta didik untuk mencoba dan mengeksplorasi kemampuan pengetahuan
konseptualnya untuk diaplikasikan pada kehidupan nyata, sehingga kegiatan
ini juga akan melatih keterampilan berfikir logis dan aplikatif.
5. Verification (memferifikasi). Tahapan ini mengarahkan peserta didik untuk
mengecek kebenaran atau keabsahan hasil pengolahan data, melalui
berbagai kegiatan, antara lain bertanya kepada teman, berdiskkusi, atau
mencari sumber yang relevan baik dari buku atau media, serta
mengasosiasikannya sehingga menjadi suatu kesimpulan.
6. Generalization (menyimpulkan). Pada kegiatan ini peserta didik digiring untuk
menggeneralisasikan hasil simpulannya pada suatu kejadian atau
permasalahan yang serupa, sehingga kegiatan ini juga dapat melatih
pengetahuan metakognisi peserta didik.
Problem Based Learning Model pembelajaran ini bertujuan merangsang peserta didik untuk belajar melalui
berbagai permasalahan nyata dalam kehidupan sehari-hari dikaitkan dengan
pengetahuan yang telah atau akan dipelajarinya melalui langkah-langkah
pembelajaran sebagai berikut:
1. Mengorientasi peserta didik pada masalah. Tahap ini untuk memfokuskan
peserta didik mengamati masalah yang menjadi objek pembelajaran.
2. Mengorganisasikan kegiatan pembelajaran. Pengorganisasian pembelajaran
salah satu kegiatan agar peserta didik menyampaikan berbagai pertanyaan
(atau menanya) terhadap malasalah kajian.
3. Membimbing penyelidikan mandiri dan kelompok. Pada tahap ini peserta didik
melakukan percobaan (mencoba) untuk memperoleh data dalam rangka
menjawab atau menyelesaikan masalah yang dikaji.
4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya. Peserta didik mengasosiasi
data yang ditemukan dari percobaan dengan berbagai data lain dari berbagai
sumber.
5. Analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah. Setelah peserta didik
mendapat jawaban terhadap masalah yang ada, selanjutnya dianalisis dan
dievaluasi.
PPKn SMP KK F
173
Project Based Learning Model pembelajaran ini bertujuan untuk pembelajaran yang memfokuskan pada
permasalahan komplek yang diperlukan peserta didik dalam melakukan
insvestigasi dan memahami pembelajaran melalui investigasi, membimbing
peserta didik dalam sebuah proyek kolaboratif yang mengintegrasikan berbagai
subjek (materi) dalam kurikulum, memberikan kesempatan kepada para peserta
didik untuk menggali konten (materi) dengan menggunakan berbagai cara yang
bermakna bagi dirinya, dan melakukan eksperimen secara kolaboratif.
Langkah pembelajaran dalam project based learning adalah sebagai berikut:
1. Menyiapkan pertanyaan atau penugasan proyek. Tahap ini sebagai langkah
awal agar peserta didik mengamati lebih dalam terhadap pertanyaan yang
muncul dari fenomena yang ada.
2. Mendesain perencanaan proyek. Sebagai langkah nyata menjawab
pertanyaan yang ada disusunlah suatu perencanaan proyek bisa melalui
percobaan.
3. Menyusun jadwal sebgai langkah nyata dari sebuah proyek. Penjadwalan
sangat penting agar proyek yang dikerjakan sesuai dengan waktu yang
tersedia dan sesuai dengan target.
4. Memonitor kegiatan dan perkembangan proyek. Guru melakukan monitoring
terhadap pelaksanaan dan perkembangan proyek. Peserta didik mengevaluasi
proyek yang sedang dikerjakan.
5. Menguji hasil. Fakta dan data percobaan atau penelitian dihubungkan dengan
berbagai data lain dari berbagai sumber.
6. Mengevaluasi kegiatan/pengalaman. Tahap ini dilakukan untuk mengevaluasi
kegiatan sebagai acuan perbaikan untuk tugas proyek pada mata pelajaran
yang sama atau mata pelajaran lain.
2. Permasalahan penyusunan model pembelajaran PPKn SMP diatasi Dalam penerapannya di sekolah-sekolah, masih ada guru yang kesulitan dalam
mengajar dengan Kurikulum 2013. Bantuan guru masih diperlukan dalam
melaksanakan proses pembelajaran. Akan tetapi bantuan guru tersebut harus
semakin berkurang dengan semakin bertambah dewasanya siswa atau semakin
tingginya kelas siswa.
Kegiatan Pembelajaran 14
174
Untuk mengatasi kesulitan itu, perlu dijalankan program pendampingan untuk
guru-guru di sekolah sasaran. Selain itu, guru-guru di sekolah sasaran juga
diberikan video pembelajaran untuk mengembangkan metode pembelajaran
mereka. Dalam menjalankan Kurikulum 2013, guru harus melakukan
perubahan mindset dan persiapan, diantaranya persiapan pengetahuan,
persiapan fisik dan mental, serta persiapan hati untuk dapat menjalankan tugas
dengan keikhlasan. Tujuannya untuk mempersiapkan siswa yang berkualitas. ke
depan Guru perlu diberi program pendampingan dan video pembelajaran untuk
mengembangkan metode pembelajaran mereka. Guru harus melakukan
perubahan mindset dan persiapan, diantaranya persiapan pengetahuan,
persiapan fisik dan mental, serta persiapan hati untuk dapat menjalankan tugas
dengan keikhlasan untuk mempersiapkan siswa yang berkualitas.
Guru perlu diberi program pendampingan dan video pembelajaran untuk
mengembangkan metode pembelajaran mereka. Guru harus melakukan
perubahan mindset dan persiapan, diantaranya persiapan pengetahuan,
persiapan fisik dan mental, serta persiapan hati untuk dapat menjalankan tugas
dengan keikhlasan untuk mempersiapkan siswa yang berkualitas.
D. Aktivitas Pembelajaran
Dalam aktivitas pembelajaran kegiatan pembelajaran 1 ini, peserta yang mengikuti
moda tatap muka penuh melakukan aktivitas pembelajaran pada point 1.
Sedangkan bagi peserta yang mengikuti model In-On-In melakukan aktivitas
pembelajaran pada point 2.
1. Aktivitas Pembelajaran Tatap Muka Penuh Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi “Permasalahan
Penyusunan Model Pembelajaran Ppkn Smp”, maka Anda perlu mengikuti
aktivitas pembelajaran sebagai berikut.
a. Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran
dan kebermaknaan mempelajari materi modul ““Proses Beracara di
pengadilan”.
b. Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan
yang hendak dicapai pada modul ini.
PPKn SMP KK F
175
c. Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan
hasil kerja sebagai indikator pencapaian kompetensi peserta dalam
penguasaan materi modul baik yang dikerjakan secara individual atau
kelompok.
d. Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas dan
kerja keras memahami terhadap materi modul
e. Membagi peserta diklat ke dalam beberapa kelompok (sesuai dengan
keperluan);
f. Mempersilahkan kelompok untuk berdiskusi tentang materi
latihan/kasus/tugas sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul.
Diskusi dilakukan dengan kerjasama setiap anggota kelompok, berani
mengemukakan pendapat, menghargai pendapat yang berbeda serta
berkomitmen atas keputusan hasil yang dicapai oleh kelompok.
g. Presentasi kelompok, pertanyaan, saran dan komentar. (percaya diri)
h. Penyampaian hasil diskusi; (profesional)
i. Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya
pada diskusi dan kerja kelompok (kreatif)
j. Menyimpulkan hasil pembelajaran
k. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.
l. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
m. Merencanakan kegiatan tindak lanjut
2. Aktivitas Pembelajaran In-On-In a. Aktivitas In -1 Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi ““Permasalahan
Penyusunan Model Pembelajaran Ppkn Smp”, maka Anda perlu mengikuti
aktivitas pembelajaran sebagai berikut.
Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran
dan kebermaknaan mempelajari materi modul ““Proses Beracara di
pengadilan”
Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan
yang hendak dicapai pada modul ini.
Kegiatan Pembelajaran 14
176
Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan
hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam
penguasaan materi modul yang dikerjakan secara individual
Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas dan
kerja keras memahami terhadap materi modul
b. Kegiatan on Peserta diklat mengerjakan latihan/tugas (LK/ Lembar Kerja) secara
individu sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Dengan
harapan peserta diklat dengan berani mengemukakan pendapat, bekerja
keras dalam mengerjakan LK yang ada.
c. Kegiatan In 2 Peserta diklat mempresentasikan hasil LK yang dikerjakan dan
pertanyaan, saran dan komentar.
Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya
dan menghargai pendapat peserta lain
Menyimpulkan hasil pembelajaran
Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.
Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
Merencanakan kegiatan tindak lanjut.
E. Latihan / Kasus/ Tugas
1. Penguasaan Konsep Aktivitas 14.1 : Menunjukkan Permasalahan Penyusunan Model Pembelajaran PPKn LK : Permasalahan Penyusunan Model Pembelajaran PPKn SMP 1. Perhatikan pernyataan di bawah ini
1. Menentukan dimana tenpat objek yang yang akan diobservasi
2. membuat pedoman observasi
3. menentukan secara jelas dimana tempat objek yang akan diobservasi
4. Menentukan secara jelas data-data apa yang perlu diobservasi baik data
PPKn SMP KK F
177
primer maupun skunder
5. Menentukan objek apa yang akan diobservasi
6. 6 menentukan cara dalam melakukan atas hasil observasi
Kegiatan mengamati dalam pembelajaran dilakukan dengan menenmpuh
langkah-langkah ....
a. 5, 4, 2, 3, 6,1
b. 2, 3, 6, 1, 5, 4
c. 4, 5, 2, 2, 3, 6
d. 5, 2, 4, 1, 6, 3
2. Tujuan pembelajaran berbasis proyek adalah ...
a. Meningkatkan motivasi siswa untuk belajar
b. Membuat siswa lebih aktif dalam memecahkan masalah yang kompleks
dengan hasil produk nyata berupa barang atau jasa
c. Mendorong siswa untuk mendorong siswa agar semakin berani dan kreatif
berimajinasi
d. Agar siswa mampu merumuskan daan menjawab pertanyaan apa, siapa,
kapan dan bagaimana
3. Dalam menerapkan model pembelajaran berbasis masalah peran guru
memfasilitasi siswa terlihat dalam kegiatan sebagai berikut ..
a. Memfasilitasi dan memberikan klarifikasi dalam kegiatan siswa
b. Mengondisikan atau membangun situasi untuk kegiatan investigasi
c. Kegiatan brainstorming dalam menganalisis masalah dan presentasi
d. Melakukan intervensi terhadap kegiatan kelompok yang tidak kondusif
4. Prinsip-prinsip pembelajaran berbasis masalah adalah..
a. belajar secara integrated
b. siswa dipandang sebagai pusat proses pembelajaran
c. guru selain sebagai fasilitator juga bertindak sebagai pembelajar
d. d.terjadinya kegiatan belajar aktif siswa untuk mendorong pemikiran kritis
dan kreatif
Kegiatan Pembelajaran 14
178
5. Model pembelajaran dalam Mata Pelajaran PPKn yang sesuai dengan
pembelajaran berbasis masalah (Problem Base Learning)diterapkan melalui
kegiatan ...
a. debat pro dan kontra
b. pembiasaan
c. keteladanan
d. kajian dokumen historis
F. Rangkuman
Bruce Joyce dan Marsha Weil (dalam Dedi Supriawan dan A. Benyamin Surasega,
1990) mengetengahkan 4 (empat) kelompok model pembelajaran, yaitu
(1) model interaksi sosial;
(2) model pengolahan informasi;
(3) model personal-humanistik; dan
(4) model modifikasi tingkah laku.
Untuk menentukan model pembelajaran yang akan dilaksanakan dapat
mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
• Kesesuaian model pembelajaran dengan kompetensi sikap pada KI-1 dan KI-
2 serta kompetensi pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan KD-3
dan/atau KD-4.
• Kesesuaian model pembelajaran dengan karakteristik KD-1 (jika ada) dan KD-
2 yang dapat mengembangkan kompetensi sikap, dan kesesuaian materi
pembelajaran dengan tuntutan KD-3 dan KD-4 untuk memgembangkan
kompetensi pengetahuan dan keterampilan.
• Penggunaan pendekatan saintifik yang mengembangkan pengalaman belajar
peserta didik melalui kegiatan mengamati (observing), menanya (questioning),
mencoba/mengumpulkan informasi (experimenting/ collecting information),
mengasosiasi/menalar (assosiating), dan mengomunikasikan
(communicating).
Berikut adalah contoh kegiatan dalam model pembelajaran dikaitkan dengan
pendekatan saintifik (5M).
1. Model Inquirilearning
PPKn SMP KK F
179
2. Model Discovery Learning Learning
3. Model Problem Based Learning
4. Model Project Based Learning
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban yang terdapat di bagian akhir
modul ini. Hitunglah jawaban yang benar, gunakan rumus berikut untuk
mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Pembelajaran 15
Arti tingkat penguasaan: 90 – 100% = baik sekali
80 – 89% = baik
70 – 79% = cukup
< 70% = kurang
Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih maka Anda dapat
meneruskan dengan Kegiatan Pembelajaran 16, jika masih di bawah 80% Anda
harus mengulangi materi Kegiatan Pembelajaran 15, terutama yang belum
dikuasai.
𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑝𝑝𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑝𝑝𝑇𝑇𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 =𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽𝐽𝐽𝑇𝑇ℎ 𝑗𝑗𝑇𝑇𝑗𝑗𝑇𝑇𝑗𝑗𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑗𝑗𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑏𝑏
𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽𝐽𝐽𝑇𝑇ℎ 𝑝𝑝𝑠𝑠𝑇𝑇𝐽𝐽𝑥𝑥 100%
PPKn SMP KK F
181
Kegiatan Pembelajaran 15 Pengolahan Instrumen Penilaian Hasil Belajar
A. Tujuan
Dengan membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu menguraikan pengolahan
instrumen penilaian hasil belajar dengan benar.
B. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Peserta diklat mampu Menguraikan pengolahan instrumen penilaian hasil
belajar.
2. Peserta diklat mampu menguraikan pengolahan instrumen penilaian hasil
belajar Sikap.
3. Peserta diklat mampu menguraikan pengolahan instrumen penilaian hasil
belajar pengetahuan.
4. Peserta diklat mampu menguraikan pengolahan instrumen penilaian hasil
belajar ketrampilan.
C. Uraian Materi
1. Pengolahan Instrumen Penilaian Hasil Belajar a. Pengolahan penilaian hasil belajar
Penilaian Hasil Belajar dilakukan oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan
pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah pada pasal 1 ayat (1)
dan (2) dinyatakan bahwa:
a) Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik adalah proses pengumpulan
informasi/data tentang capaian pembelajaran peserta didik dalam
aspek sikap, aspek pengetahuan, dan aspek keterampilan yang
dilakukan secara terencana dan sistematis yang dilakukan untuk
memantau proses, kemajuan belajar, dan perbaikan hasil belajar
melalui penugasan dan evaluasi hasil belajar.
Kegiatan Pembelajaran 15
182
b) Penilaian Hasil Belajar oleh Satuan Pendidikan adalah proses
pengumpulan informasi/data tentang capaian pembelajaran peserta
didik dalam aspek pengetahuan dan aspek keterampilan yang
dilakukan secara terencana dan sistematis dalam bentuk penilaian
akhir dan ujian sekolah/madrasah
b. Pengolahan Instrumen Penilaian Sikap Berdasarkan Permendikbud No. 24 Tahun 2016, mengenai kompetensi Inti
dan Kompetensi Dasar, diketahui bahwa KD dari KI-1 dan KI-2 hanya ada
pada mata pelajaran PABP (Pendidikan Agama Budi Pekerti dan PPKn
akan diturunkan dari KD pada KI-1 dan KI-2, yang kemudian dirumuskan
indikatornya.Indikator sikap ini diamati dan dicatat pada jurnal.
Nilai-nilai yang akan diobservasi terkait dengan KD dan indikator yang
dikembangkan, selanjutnya pendidik menentukan teknik penilaian sikap,
yaitu terutama teknik observasi, penilaian diri dan antar teman.
Pelaksanaan Penilaian sikap dilakukan oleh guru mata pelajaran (selama
proses pembelajaran pada jam pelajaran) dan /atau di luar jam pelajaran,
guru bimbingan konseling(BK), dan wali kelas (selama peserta didik di luar
jam pelajaran)
Langkah-langkah untuk membuat deskripsi nilai perkembangan sikap
selama satu semester adalah :
a. Guru mata pelajaran, wali kelas dan guru BK masing-masing
mengelompokan (menandai) catatan-catatan sikap pada jurnal yang
dibuatnya ke dalam sikap spiritual dan sikap sosial (apabila pada
jurnal belum ada butir nilai)
b. Guru mata pelajaran, wali kelas dan Guru BK masing-masing
membuat rumusan deskripsi singkat sikap spiritual dan sikap sosial
berdasarkan catatan-catatan jurnal untuk setiap peserta didik.
c. Wali kelas mengumpulkan deskripsi singkat sikap dari guru mata
pelajaran dan guru BK. Dengan memperhatikan deskripsi singkat
sikap spiritual dan sosial dari guru mata pelajaran, guru BK, dan wali
kelas yang bersangkutan, wali kelas menyimpulkan (merumuskan
deskripsi) capaian sikap spiritual dan sosial peserta didik.
PPKn SMP KK F
183
d. Pelaporan hasil penilaian sikap dalam bentuk predikat dan deskripsi.
c. Pengolahan Instrumen Penilaian Pengetahuan.
Penilaian pengetahuan dilakukan dengan berbagai teknik yaitu tes tulis, tes
lisan dan penugasan.Langkah-langkah dalam mengolah penilaian
pengetahuan yaitu:
a) Menentukan perencanaan penilaian
Perencanaan penilaian pengetahuan oleh pendidik merupakan
kegiatan perancangan penilaian yang dilakukan sebelum kegiatan
tersebut dilaksanakan. Perencanaan dilakukan untuk menetapkan
tujuan penilaian dan KD tertentu akan dinilai menggunakan bentuk
apa, teknik apa, berapa frekuensinya, untuk apa pemanfaatannya,
serta bagaimana tindak lanjutnya. Perancangan strategi penilaian
dilakukan pada saat penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP) berdasarkan silabus
b) Penyusunan kisi-kisi
c) Menyusun Soal
d) Menyusun pedoman penskoran
e) Pelaksanaan Penilaian
Berdasarkan bentuknya, pelaksanaan penilaian terdiri dari
pelaksanaan penilaian harian (PH) dan penilaian tengah semester
(PTS). Penilaian harian dilaksanakan setelah serangkaian kegiatan
pembelajaran berlangsung sebagaimana yang direncanakan dalam
RPP. Penilaian tengah semester (PTS) merupakan kegiatan penilaian
yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi dasar mata
pelajaran setelah kegiatan pembelajaran berlangsung 8-9 minggu.
Cakupan PTS meliputi seluruh KD pada periode tersebut.
Berikut ini contoh penghitungan HPA atas nama peserta didik ani dengan pembobotan HPH : HPTS : HPAS = 2 : 1 : 1, yaitu: HPA = ((2 x HPH) + (1 x HPTS) + (1 x HHPAS))/4
d. Pengolahan Instrumen Penilaian Ketrampilan
Teknik penilaian kompetensi ketrampilan Mata Pelajaran Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan menggunakan tes praktik, projek, dan
portofolio. Instrumen yang digunakan berupa daftar cek atau skala
Kegiatan Pembelajaran 15
184
penilaian (rating scale) yang dilengkapi rubrik.
a. Tes Praktik/Penilaian Kinerja Penilaian kinerja adalah penilaian untuk mengukur capaian
pembelajaran yang berupa keterampilan proses dan/atau hasil
(produk). Dengan demikian, aspek yang dinilai dalam penilaian kinerja
adalah kualitas proses mengerjakan/melakukan suatu tugas atau
kulaitas produknya atau kedua-duanya. Contoh keterampilan proses
adalah keterampilan melakukan tugas/tindakan dengan menggunakan
alat dan/atau bahan dengan prosedur kerja tertentu, sementara
produk adalah sesuatu (bisa barang) yang dihasilkan dari
penyelesaian sebuah tugas. Produk bisa berbentuk dua dimensi (Misal
PPKn : poster ,slogan, kartun, foto, film dengan tema sesuai KD) atau
tiga dimensi seperti miniatur ruang sidang di Pengadilan Negeri,
miniatur gedung MPR/DPR.
Contoh penilaian kinerja yang menekankan aspek proses pada Mata
Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan adalah
berpidato dan simulasi. Contoh penilaian kinerja yang mengutamakan
aspek produk adalah membuat gambar grafik, menyusun karangan,
dan membuat laporan.
Langkah-langkah umum penilaian kinerja adalah:
a) menyusun kisi-kisi;
b) mengembangkan/menyusun tugas yang dilengkapi dengan
langkah-langkah, bahan, dan alat;
c) menyusun rubrik penskoran dengan memperhatikan aspek-aspek
yang perlu dinilai;
d) melaksanakan penilaian dengan mengamati siswa selama proses
penyelesaian tugas dan/atau menilai produk akhirnya berdasarkan
rubrik;
e) mengolah hasil penilaian dan melakukan tindak lanjut.
PPKn SMP KK F
185
b. Penilaian Proyek Penilaian proyek adalah suatu kegiatan untuk mengetahui kemampuan siswa
dalam mengaplikasikan pengetahuannya melalui penyelesaian suatu tugas
dalam periode/waktu tertentu. Penilaian proyek dapat dilakukan untuk
mengukur satu atau beberapa KD dalam satu atau beberapa mata
pelajaran.Tugas tersebut berupa rangkaian kegiatan mulai dari perencanaan,
pengumpulan data, pengorganisasian data, pengolahan dan penyajian data,
serta pelaporan.
Pada penilaian proyek setidaknya ada 4 (empat) hal yang perlu
dipertimbangkan, yaitu:
1) Pengelolaan
Kemampuan siswa dalam memilih topik, mencari informasi, dan mengelola
waktu pengumpulan data, serta penulisan laporan.
2) Relevansi
Topik, data, dan produk sesuai dengan KD.
3) Keaslian
Produk (misalnya laporan) yang dihasilkan siswa merupakan hasil
karyanya, dengan mempertimbangkan kontribusi guru berupa petunjuk
dan dukungan terhadap proyek siswa.
4) Inovasi dan kreativitas
Hasil proyek siswa terdapat unsur-unsur kebaruan dan menemukan
sesuatu yang berbeda dari biasanya.
D. Aktivitas Pembelajaran
Dalam aktivitas pembelajaran kegiatan pembelajaran 1 ini, peserta yang mengikuti
moda tatap muka penuh melakukan aktivitas pembelajaran pada point 1.
Sedangkan bagi peserta yang mengikuti model In-On-In melakukan aktivitas
pembelajaran pada point 2.
1. Aktivitas Pembelajaran Tatap Muka Penuh Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi “Pengolahan Instrumen
Penilaian Hasil Belajar”, maka Anda perlu mengikuti aktivitas pembelajaran
sebagai berikut.
Kegiatan Pembelajaran 15
186
a. Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran
dan kebermaknaan mempelajari materi modul ““Proses Beracara di
pengadilan”.
b. Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan
yang hendak dicapai pada modul ini.
c. Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan
hasil kerja sebagai indikator pencapaian kompetensi peserta dalam
penguasaan materi modul baik yang dikerjakan secara individual atau
kelompok.
d. Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas dan
kerja keras memahami terhadap materi modul
e. Membagi peserta diklat ke dalam beberapa kelompok (sesuai dengan
keperluan);
f. Mempersilahkan kelompok untuk berdiskusi tentang materi
latihan/kasus/tugas sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul.
Diskusi dilakukan dengan kerjasama setiap anggota kelompok, berani
mengemukakan pendapat, menghargai pendapat yang berbeda serta
berkomitmen atas keputusan hasil yang dicapai oleh kelompok.
g. Presentasi kelompok, pertanyaan, saran dan komentar. (percaya diri)
h. Penyampaian hasil diskusi; (profesional)
i. Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya
pada diskusi dan kerja kelompok (kreatif)
j. Menyimpulkan hasil pembelajaran
k. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.
l. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
m. Merencanakan kegiatan tindak lanjut
2. Aktivitas Pembelajaran In-On-In a. Aktivitas In -1 Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi ““Pengolahan
Instrumen Penilaian Hasil Belajar”, maka Anda perlu mengikuti aktivitas
pembelajaran sebagai berikut.
PPKn SMP KK F
187
Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran
dan kebermaknaan mempelajari materi modul ““Proses Beracara di
pengadilan”
Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan
yang hendak dicapai pada modul ini.
Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan
hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam
penguasaan materi modul yang dikerjakan secara individual
Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas dan
kerja keras memahami terhadap materi modul
b. Kegiatan on Peserta diklat mengerjakan latihan/tugas (LK/ Lembar Kerja) secara
individu sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Dengan
harapan peserta diklat dengan berani mengemukakan pendapat, bekerja
keras dalam mengerjakan LK yang ada.
c. Kegiatan In 2 Peserta diklat mempresentasikan hasil LK yang dikerjakan dan
pertanyaan, saran dan komentar.
Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya
dan menghargai pendapat peserta lain
Menyimpulkan hasil pembelajaran
Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.
Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
Merencanakan kegiatan tindak lanjut.
Kegiatan Pembelajaran 15
188
E. Latihan/Kasus/Tugas
1. Penguasaan Konsep Aktivitas : Menunjukkan pengolahan Instrumen Penilaian LK : .Buatlah jurnal penilaian sikap sosial dan buatlah deskripsi penilaian sikap Prosedur Kerja: 1. Bacalah materi tentang Pengolahan instrumen hasil belajar
2. Kerjakan LK di bawah ini
No Tanggal Nama Siswa
Catatan Perilaku
Butir Sikap Ttd Tindak
lanjut
Deskripsi Sikap Sosial
No Nama Deskripsi Nilai Sikap Sosial
F. Rangkuman
Penilaian merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk
mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik. Penilaian hasil belajar oleh
pendidik dilakukan untuk memantau proses, kemajuan belajar, dan perbaikan hasil
belajar peserta didik secara berkesinambungan.
PPKn SMP KK F
189
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban yang terdapat di bagian akhir
modul ini. Hitunglah jawaban yang benar, gunakan rumus berikut untuk
mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Pembelajaran 15.
Arti tingkat penguasaan: 90 – 100% = baik sekali
80 – 89% = baik
70 – 79% = cukup
< 70% = kurang
Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih maka Anda dapat
meneruskan dengan Kegiatan Pembelajaran 16, jika masih di bawah 80% Anda
harus mengulangi materi Kegiatan Pembelajaran 15, terutama yang belum
dikuasai.
𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑝𝑝𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑝𝑝𝑇𝑇𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 =𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽𝐽𝐽𝑇𝑇ℎ 𝑗𝑗𝑇𝑇𝑗𝑗𝑇𝑇𝑗𝑗𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑗𝑗𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑏𝑏
𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽𝐽𝐽𝑇𝑇ℎ 𝑝𝑝𝑠𝑠𝑇𝑇𝐽𝐽𝑥𝑥 100%
PPKn SMP KK F
191
Kegiatan Pembelajaran 16 Permasalahan Penyusunan RPP PPKn SMP
A. Tujuan
1. Dengan membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu memahami prinsip
penyusunan RPP dengan benar.
2. Dengan membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu mendeskripsikan
perumusan indikator pencapaian kompetensi dengan benar.
3. Dengan membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu mendeskripsikan
perumusan materi pembelajaran dengan benar.
4. Dengan membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu mengidentifikasi
permasalahan penyusunan RPP dengan benar.
B. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Peserta diklat mampu memahami prinsip penyusunan RPP
2. Peserta diklat mampu menjelaskan perumusan Indikator,
3. Peserta diklat mampu mendeskripsikan perumusan materi pembelajaran
4. Permasalahan yang dihadapi guru pada saat menyusun RPP
C. Uraian Materi
1. Prinsip Penyusunan RPP RPP pada kurikulum 2013 disusun berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan
kebudayaan, RPP harus memuat komponen (1) identitas sekolah/madrasah, mata
pelajaran,dan kelas/semester; (2) alokasi waktu; KI; KD; (3) Iindikator Pencapaian
Kompetensi; (4) Materi pembelajaran; (5) kegiatan pembelajaran; (6) penilaian; (7)
media/alat; bahan; dan sumber belajar.
Kegiatan Pembelajaran 16
192
Untuk menumbuhkan budi pekerti, RPPperlu memuat antara lain :
(1) KD sikap, baik spiritual maupun sosial ( untuk mata pelajaran Pendidikan
Agama dan Budi Pekerti dan PPKn);
(2) Indikator pencapaian kompetensi sikap spiritual dan sosial (untuk mata
pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti dan PPKn);
(3) Kegiatan pembelajaran yang efektif mengembangkan pengetahuan dan
ketrampilan siswa tetapi sekaligusmenumbuhkan karakter.
(4) Teknik penilaian untuk memantau pertumbuhan karakters siswa
Prinsip-prinsip yang harus diikuti pada saat penyusunan RPP sesuai
Permendikbud Nomor 22 tahun 2016 adalah:
1. Perbedaan individual peserta didik antara lain kemampuan awal, tingkat
intelektual, bakat, potensi, minat, motivasi belajar, kemampuan sosial,
emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang
budaya, norma, nilai, dan /atau lingkungan peserta didik.
2. Partisipasi aktif peserta didik
3. Berpusat pada peserta didik untuk mendorong semangat belajar, motivasi,
minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi, inovasi dan kemadirian.
4. Pengembangan budaya membaca dan menulis yang dirancang untuk
mengembangkan kegemaran membaca, pemahaman beragam bacaan,
dan berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan.
5. Pemberian umpan balik dan tindak lanjut RPP memuat rancangan program
pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan dan remidi.
6. Penekanan pada keterkaitan dan keterpaduan antara KD, materi
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi,
penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar.
7. Mengakomodasi pembelajaran tematik-terpadu, keterpaduan lintas mata
pelajaran, lintas aspek belajar, dan keragaman budaya.
8. Penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi.
2. Perumusan Indikator Pencapaian Kompetensi Indikator merupakan salah satu komponen penting dalam kegiatan pembelajaran.
Keberadaan indikator akan menjadi acuan terhadap berhasil atau tidak
PPKn SMP KK F
193
berhasilnya pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan. Indikator
pencapaian kompetensi dirumuskan dengan memperhatikan beberapa ketentuan
berikut
a. Indikator pencapaian kompetensi meliputi indikator pencapaian domain
pengetahuan dan keterampilan. Untuk Mata Pelajaran PPKn dan
Pendidikan Agama dan Budi Pekerti IPK juga mencakup domain sikap.
b. Rumusan IPK sekurang-kurangnya memuat kata kerja operasional (dapat
diamati dan diukur) dan materi pembelajaran.
c. Indikator yang dikembangkan hars menggambarkan hierarkhi kompetensi
3. Perumusan Materi Pembelajaran Dalam penulisan materi pembelajaran Tulislah tema/sub-tema dan butir-butir
materi yang dicakup untuk materi pembelajaran:
1) Pembelajaran reguler (butir-butir materi sebagaimana dicakup oleh KD)
2) Pengayaan (sejumlah butir materi pengayaan/perluasan/ pendalaman
dari yang dicakup oleh materi pembelajaran reguler)
3) Remedial (butir-butir materi reguler yang diperkirakan sulit dikuasai oleh
sebagian/seluruh peserta didik).
4) Permasalahan guru dalam menyusun RPP yaitu
Masalah yang sering dihadapi guru dalam menyusun RPP yaitu:
a) Guru belum memahami benar bagaimana prinsip-prinsip penyusunan RPP
yang benar sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku
b) Perubahan kurikulum akan berimbas pada perubahan susunan komponen
dalam RPP. RPP disusun mengikuti kaidah-kaidah yang berlaku sehingga
hal ini sering menyulitkan guru dalam mengimplementasikannya
c) Minimnya penguasaan teknologi komputerisasi para guru terutama guru
yang berusia tua, sehingga mereka cenderung copy paste RPP yang
dimiliki oleh temannya
Kegiatan Pembelajaran 16
194
D. Aktivitas Pembelajaran
Dalam aktivitas pembelajaran kegiatan pembelajaran 1 ini, peserta yang mengikuti
moda tatap muka penuh melakukan aktivitas pembelajaran pada point 1.
Sedangkan bagi peserta yang mengikuti model In-On-In melakukan aktivitas
pembelajaran pada point 2.
1. Aktivitas Pembelajaran Tatap Muka Penuh Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi “Pengolahan Instrumen
Penilaian Hasil Belajar”, maka Anda perlu mengikuti aktivitas pembelajaran
sebagai berikut.
a. Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran
dan kebermaknaan mempelajari materi modul ““Proses Beracara di
pengadilan”.
b. Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan
yang hendak dicapai pada modul ini.
c. Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan
hasil kerja sebagai indikator pencapaian kompetensi peserta dalam
penguasaan materi modul baik yang dikerjakan secara individual atau
kelompok.
d. Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas dan
kerja keras memahami terhadap materi modul
e. Membagi peserta diklat ke dalam beberapa kelompok (sesuai dengan
keperluan);
f. Mempersilahkan kelompok untuk berdiskusi tentang materi
latihan/kasus/tugas sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul.
Diskusi dilakukan dengan kerjasama setiap anggota kelompok, berani
mengemukakan pendapat, menghargai pendapat yang berbeda serta
berkomitmen atas keputusan hasil yang dicapai oleh kelompok.
g. Presentasi kelompok, pertanyaan, saran dan komentar. (percaya diri)
h. Penyampaian hasil diskusi; (profesional)
i. Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya
pada diskusi dan kerja kelompok (kreatif)
j. Menyimpulkan hasil pembelajaran
k. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.
PPKn SMP KK F
195
l. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
m. Merencanakan kegiatan tindak lanjut
2. Aktivitas Pembelajaran In-On-In a. Aktivitas In -1 Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi ““Pengolahan
Instrumen Penilaian Hasil Belajar”, maka Anda perlu mengikuti aktivitas
pembelajaran sebagai berikut.
Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran
dan kebermaknaan mempelajari materi modul ““Proses Beracara di
pengadilan”
Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan
yang hendak dicapai pada modul ini.
Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan
hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam
penguasaan materi modul yang dikerjakan secara individual
Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas dan
kerja keras memahami terhadap materi modul
b. Kegiatan on Peserta diklat mengerjakan latihan/tugas (LK/ Lembar Kerja) secara
individu sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Dengan
harapan peserta diklat dengan berani mengemukakan pendapat, bekerja
keras dalam mengerjakan LK yang ada.
c. Kegiatan In 2 Peserta diklat mempresentasikan hasil LK yang dikerjakan dan
pertanyaan, saran dan komentar.
Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya
dan menghargai pendapat peserta lain
Menyimpulkan hasil pembelajaran
Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.
Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
Merencanakan kegiatan tindak lanjut.
Kegiatan Pembelajaran 16
196
E. Latihan/Kasus/Tugas
1. Penguasaan Konsep
Aktivitas 16.1 : Menunjukkan Permasalahan Penyusunan RPP PPKn SMP LK 16.1 : Permasalahan Penyusunan RPP PPKn SMP Prosedur Kerja : 1. Bacalah dengan cermat uraian materi “Permasalahan Penyusunan RPP PPKn
SMP dan Permendikbud No. 22 tahun 2016”.
2. Carilah dari berbagai sumber materi tentang “Permasalahan Penyusunan
RPP PPKn SMP”.
3. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini.
4. Presentasikan hasil kerja Saudara
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini! 1. Jelaskan prinsip-prinsip dalam penyusunan RPP berdasarkan Permendikbud
nomor 22 tahun 2016
2. Jelaskan bagaimana perumusan Indikator yang bernar
3. Deskripsikan perumusan materi pembelajaran yang ada didalam RPP
2. Lembar Kerja
Aktivitas 16.2 : Menunjukkan Permasalahan Penyusunan RPP PPKn SMP LK 16.2 : Permasalahan Penyusunan RPP PPKn SMP Prosedur Kerja : 1. Bacalah dengan cermat uraian materi “Permasalahan Penyusunan RPP PPKn
SMP dan Permendikbud No. 22 tahun 2016”.
2. Carilah dari berbagai sumber materi tentang “Permasalahan Penyusunan
RPP PPKn SMP”.
3. Kerjakan Soal di bawah ini!
4. Presentasikan hasil kerja Saudara
Soal: 1. Buatlah RPP untuk 1 KD
2. Identifikasikan permasalahan-permasalahan apa yang Bapak / Ibu hadapi
pada saat menyusun RPP
PPKn SMP KK F
197
F. Rangkuman
1. Prinsip dalam menyusun RPP disesuaikan dengan Permendikbud yang berlaku
yaitu Permendikbud No 22 Tahun 2016
2. Setelah semua kegiatan latihan Anda kerjakan, ada baiknya Anda membuat
rangkuman dan butir-butir yang telah Anda capai. Anda dapat mencocokkan
rangkuman Anda dengan rangkuman berikut ini
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban yang terdapat di bagian akhir
modul ini. Hitunglah jawaban yang benar, gunakan rumus berikut untuk
mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Pembelajaran 17
Arti tingkat penguasaan: 90 – 100% = baik sekali
80 – 89% = baik
70 – 79% = cukup
< 70% = kurang
Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih maka Anda dapat
meneruskan dengan Kegiatan Pembelajaran 17, jika masih di bawah 80% Anda
harus mengulangi materi Kegiatan Pembelajaran 16, terutama yang belum
dikuasai.
𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑝𝑝𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑝𝑝𝑇𝑇𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 =𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽𝐽𝐽𝑇𝑇ℎ 𝑗𝑗𝑇𝑇𝑗𝑗𝑇𝑇𝑗𝑗𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑗𝑗𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑏𝑏
𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽𝐽𝐽𝑇𝑇ℎ 𝑝𝑝𝑠𝑠𝑇𝑇𝐽𝐽𝑥𝑥 100%
PPKn SMP KK F
199
Kegiatan Pembelajaran 17 Penggunaan Media Pembelajaran dalam Proses Pembelajaran PPKn SMP
A. Tujuan
1. Dengan membaca cermat peserta diklat mampu menjelaskan penggunaan
media menurut ilmu komunikasi dengan benar.
2. Dengan tugas kelompok peserta diklat dapat menjelaskan penggunaan media
menurut ilmu informasi dengan benar.
3. Dengan diskusi kelompok peserta diklat dapat menggunakan media
berdasarkan kerucut pengalaman dengan benar.
B. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Menjelaskan penggunaan media menurut ilmu komunikasi
2. Menjelaskan penggunaan media menurut ilmu informasi dengan benar.
3. Menggunakan media berdasarkan kerucut pengalaman dengan benar.
C. Uraian Materi Kegiatan Pembelajaran 1
1. Penggunaan media menurut ilmu komunikasi Penggunaan media pembelajaran jelas tidak bisa dipisahkan dengan ilmu
komunikasi. Penggunaan media pembelajaran dalam kegiatan pembelajaran
menggambarkan bagaimana proses komunikasi antara pemberi pesan
(komunikator = guru) dengan penerima pesan (komunikan = siswa) berlangsung
dalam proses yang direncanakan. Dalam proses ini media pembelajaran berfungsi
sebagai ’kendaraan bermakna” bagaimana pesan pembelajaran yang
disampaikan guru bisa sampai kepada siswa sesuai dengan pesan awalnya.
Secara demikian penggunaan media yang tepat dalam proses pembelajaran akan
menentukan keberhasilan proses komunikasi antara guru dengan siswa. Dan
pada gilirannya pesan pembelajaran akan terinternalisasi dengan baik, lantaran
media yang digunakan juga baik, tepat dan fungsional
Kegiatan Pembelajaran 17
200
2. Penggunaan Media Menurut Ilmu informasi. a. Pengertian informasi
Ilmu informasi adalah ilmu yang mempelajari data dan informasi, dan
mencakup cara bagaimana menginterpretasi, menganalisis, menyimpan,
dan mengambil kembali data dan informasi tersebut. Ilmu informasi
merupakan dasar dari analisis komunikasi dan basis data.Secara lebih
luas, ilmu informasi merupakan bidang interdisipliner yang berkaitan
dengan beberapa aspek ilmu komputer, ilmu perpustakaan, dengan bidang
kognitif, dan ilmu sosial (wikipedia bahasa Indonesia).
b. Hal yang harus dimiliki calon profesional informasi Keahlian yang harus dimiliki calon profesional informasi adalah
kemampuan kebahasaan, kemampuan keilmuan, kemampuan Teknologi
Informasi dan perilaku ingin tahu serta membaca (Wersig & Neveling
(1975); Belkin & Robertson (1976).
3. Penggunaan Media Pembelajaran Berdasarkan Kerucut Pengalaman Pembelajaran dengan Kerucut Pengalaman antara lain dielaborasi dari Edgar
Dale merupakan tokoh yang berjasa dalam pengembangan Teknologi
Pembelajaran modern. Edgar Dale mengemukakan tentang Kerucut Pengalaman
(Cone of Experience) sebagaimana tampak dalam gambar berikut.
Gambar 6. Penggunaan Media Pembelajaran Kerucut Pengalaman
PPKn SMP KK F
201
D. Aktivitas Pembelajaran
Dalam aktivitas pembelajaran kegiatan pembelajaran 1 ini, peserta yang mengikuti
moda tatap muka penuh melakukan aktivitas pembelajaran pada point 1.
Sedangkan bagi peserta yang mengikuti model In-On-In melakukan aktivitas
pembelajaran pada point 2.
1. Aktivitas Pembelajaran Tatap Muka Penuh Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi “Penggunaan Media
Pembelajaran Dalam Proses Pembelajaran Ppkn Smp”, maka Anda perlu
mengikuti aktivitas pembelajaran sebagai berikut.
a. Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran
dan kebermaknaan mempelajari materi modul ““Proses Beracara di
pengadilan”.
b. Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan
yang hendak dicapai pada modul ini.
c. Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan
hasil kerja sebagai indikator pencapaian kompetensi peserta dalam
penguasaan materi modul baik yang dikerjakan secara individual atau
kelompok.
d. Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas dan
kerja keras memahami terhadap materi modul
e. Membagi peserta diklat ke dalam beberapa kelompok (sesuai dengan
keperluan);
f. Mempersilahkan kelompok untuk berdiskusi tentang materi
latihan/kasus/tugas sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul.
Diskusi dilakukan dengan kerjasama setiap anggota kelompok, berani
mengemukakan pendapat, menghargai pendapat yang berbeda serta
berkomitmen atas keputusan hasil yang dicapai oleh kelompok.
g. Presentasi kelompok, pertanyaan, saran dan komentar. (percaya diri)
h. Penyampaian hasil diskusi; (profesional)
i. Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya
pada diskusi dan kerja kelompok (kreatif)
j. Menyimpulkan hasil pembelajaran
k. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.
Kegiatan Pembelajaran 17
202
l. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
m. Merencanakan kegiatan tindak lanjut
2. Aktivitas Pembelajaran In-On-In a. Aktivitas In -1 Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi ““Penggunaan Media
Pembelajaran Dalam Proses Pembelajaran Ppkn Smp”, maka Anda perlu
mengikuti aktivitas pembelajaran sebagai berikut.
Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran
dan kebermaknaan mempelajari materi modul ““Proses Beracara di
pengadilan”
Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan
yang hendak dicapai pada modul ini.
Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan
hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam
penguasaan materi modul yang dikerjakan secara individual
Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas dan
kerja keras memahami terhadap materi modul
b. Kegiatan on Peserta diklat mengerjakan latihan/tugas (LK/ Lembar Kerja) secara
individu sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Dengan
harapan peserta diklat dengan berani mengemukakan pendapat, bekerja
keras dalam mengerjakan LK yang ada.
c. Kegiatan In 2 Peserta diklat mempresentasikan hasil LK yang dikerjakan dan
pertanyaan, saran dan komentar.
Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya
dan menghargai pendapat peserta lain
Menyimpulkan hasil pembelajaran
Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.
Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
Merencanakan kegiatan tindak lanjut.
PPKn SMP KK F
203
E. Latihan/Kasus/Tugas
1. Penguasaan Konsep
Aktivitas 17.1 : Menunjukkan Penggunaan Media Pembelajaran Dalam Proses Pembelajaran PPKn SMP LK 17.1 : Penggunaan Media Pembelajaran Dalam Proses Pembelajaran PPKn SMP Prosedur Kerja : 1. Bacalah dengan cermat uraian materi “Penggunaan Media Pembelajaran
PPKn SMP..
2. Carilah dari berbagai sumber materi tentang “Pernggunaan Media
Pembelajaran Dalam Proses Pembelajaraan PPKn SMP.
3. Kerjakan Soal di bawah ini!
4. Presentasikan hasil kerja Saudara
Diskusikan bersama Kelompok Anda (4-5) orang teman diklat, beberapa persoalan
berikut!
1. Ada tiga pandangan tentang pembelajaran. Pertama mengajar di laksanakan
guru tanpa media; kedua mengajar dilakanakan guru dengan bantuan media;
dan ketiga mengajar dilaksanakan dengan media. Pandangan di atas
mengajar pada pandangan ekstrem mengajar dan akomodatif dalam
mengajar. Kemukakan dan beri rasional mana pandangan mengajar yang
dipandang ekstrem dan mana yang dipandang akomodatif. Menurut kelompok
Anda, mana di antara pandangan itu yang paling cocok dalam kajian modul
ini?
2. Analisis Kasus. “Pak Akim adalah Guru PPKn SMP. Sebagai guru dia punya
kelebihan dalam eksplanasi (menjelaskan) dengan baik. Setiap mengajar dia
jarang memakai media. Filosofi andalan mengajarnya adalah “menjelaskan
dengan baik, anak mengerti dan hasilnya pasti baik”. Terbukti dalam setia hasil
ulangan siswanya selalu baik-baik. Anak-anak merasa puas dan merasa
senang diajar oleh Pak Akim”. Terhadap kasus tadi, lakukan analisis di dalam
kelompok Anda! Bagamainakah jika ala pembelajaran Pak Akim tadi dikaji
berdasarkan teori pembelajaran yang berkembang dewasa Ini?
Kegiatan Pembelajaran 17
204
F. Rangkuman
1. Penggunaan media pembelajaran tidak bisa dipisahkan dengan ilmu
komunikasi. Penggunaan media dalam kegiatan pembelajaran
menggambarkan bagaimana proses komunikasi antara pemberi pesan
(komunikator = guru) dengan penerima pesan (komunikan = siswa)
berlangsung dalam proses yang direncanakan.
2. Dalam dunia pembelajaran, bahwa penggunaan media pembelajaran jelas
memiliki hubungan erat dengan ilmu informasi. Informasi disalurkan melalui
media teks, dokumen atau cantuman artinya apa yang dipahami seorang
pembaca dari teks atau dokumen, yang mencakup juga tanda (sign), sinyal
dan simbol. Secara demikian, penggunaan media dalam praktik pembelajaran
PPKn adalah syarat dengan ilmu informasi.
3. Penggunaan media dengan berdasarkan kerucut pengalaman menunjukkan
bahwa persentasi pengalaman konkrit lebih besar kadar ketimbang belajar
pada pengalaman yang abstrak.
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban yang terdapat di bagian akhir
modul ini. Hitunglah jawaban yang benar, gunakan rumus berikut untuk
mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Pembelajaran 17.
Arti tingkat penguasaan: 90 – 100% = baik sekali
80 – 89% = baik
70 – 79% = cukup
< 70% = kurang
Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih maka Anda dapat
meneruskan dengan Kegiatan Pembelajaran 18, jika masih di bawah 80% Anda
harus mengulangi materi Kegiatan Pembelajaran 17, terutama yang belum
dikuasai.
𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑝𝑝𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑝𝑝𝑇𝑇𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 =𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽𝐽𝐽𝑇𝑇ℎ 𝑗𝑗𝑇𝑇𝑗𝑗𝑇𝑇𝑗𝑗𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑗𝑗𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑏𝑏
𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽𝐽𝐽𝑇𝑇ℎ 𝑝𝑝𝑠𝑠𝑇𝑇𝐽𝐽𝑥𝑥 100%
PPKn SMP KK F
205
Kegiatan Pembelajaran 18 Permasalahan Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
A. Tujuan
1. Dengan membaca modul dan berdiskusi peserta diklat mampu menjelaskan
permasalahan penetapan fokus permasalahan penelitian tindakan kelas
dengan benar.
2. Dengan membaca modul dan berdiskusi peserta diklat mampu
mendeskripsikan permasalahan perencanaan tindakan kelas secara benar.
3. Dengan membaca modul dan berdiskusi peserta diklat mampu
mendeskripsikan permasalahan pelaksanaan penelitian tindakan kelas (PTK)
secara benar.
B. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Menjelaskan permasalahan penetapan fokus permasalahan penelitian
tindakan kelas .
2. Mendeskripsikan permasalahan perencanaan tindakan kelas .
3. Mendeskripsikan permasalahan pelaksanaan penelitian tindakan kelas (PTK)
C. Uraian Materi
1. Permasalahan penetapan fokus permasalahan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Penelitian Tindakan Kelas berasal dari bahasa Inggris, yaitu Classrom Action
Research, diartikan penelitian dengan tindakan yang dilakukan dikelas.
Untuk lebih jelasnya, mari kita perhatikan beberapa pengertian PTK berikut ini :
a. Menurut Lewin (Tahir 2012:77), PTK merupakan siasat guru dalam
mengaplikasikan pembelajaran dengan berkaca pada pengalamnya sendiri
Kegiatan Pembelajaran 18
206
atau dengan perbandingan dari guru lain.
b. Menurut Bahri (2012:8), Penelitian Tindakan Kelas merupakan sebuah
kegiatan yang dilaksanakan untuk mengamati kejadian-kejadian dalam kelas
untuk memperbaiki praktek dalam pembelajaran agar lebih berkualitas dalam
proses sehingga hasil belajarpun menjadi lebih baik.
Berdasarkan beberapa pemahaman mengenai PTK diatas dapat disimpulkan
bahwa penelitian tindakan kelas (PTK) adalah suatu pengamatan yang
menerapkan tindakan didalam kelas dengan menggunakan aturan sesuai dengan
metodologi penelitian yang dilakukan dalam beberapa periode atau
siklus.Berdasarkan jumlah dan sifat perilaku para anggotanya, PTK dapat
berbentuk individual dan kaloboratif, yang dapat disebut PTK individual dan PTK
kolaboratif. Dalam PTK individual seorang guru melaksanakan PTK di kelasnya
sendiri atau kelas orang lain, sedang dalam PTK kolaboratif beberapa orang guru
secara sinergis melaksanakan PTK di kelas masing-masing dan diantara anggota
melakukan kunjungan antar kelas.
Dengan menggabungkan batasan pengertian tiga kata inti tersebut, dapat
disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan
terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan
terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.Tindakan tersebut diberikan oleh guru
atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa. Dengan kata lain, guru
melaporkan berlangsungnya proses belajar yang dialami oleh siswa, perilakunya,
perhatian mereka pada proses yang terjadi, mengamati hasil dari proses,
mengadakan pencatatan hasil, mendiskusikan dengan teman kelompoknya,
melaporkan di depan kelas, dan sebagainya.
prosedur pelaksanaan PTK yang meliputi penetapan fokus permasalahan,
perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan yang diikuti dengan kegiatan
observasi, interpretasi, dan analisis, serta refleksi. Apabila diperlukan, pata tahap
selanjutnya disusun rencana tinda lanjut.Upaya tersebut dilakukan secara berdaur
membentuk suatu siklus.
Penetapan fokus permasalahan PTK diawali dari munculnya suatu masalah
dalam pembelajaran. Masalah ini kemudian dikaji, diamati, dan dicermati yang
dikenal dengan identifikasi masalah. Dari sejumlah masalah, kemudian dipilih dan
PPKn SMP KK F
207
dipilah yang menjadi masalah utama pembelajaran atau fokus masalah. Masalah
ibarat penyakit yang harus disebutkan. Obat penyembuhnya harus bentul-betul
tepat
Hal-hal yang perlu di perhatikan pada saat memilih fokus permasalahan adalah
a. Pilihlah permasalahan yang dirasa penting oleh guru
b. Pilih ddan tetapkan permasalahan yang terjadi /dihadapi dalam kelas
usahakan untuk bekerja secara kolaboratif dalam pengembangan focus
penelitian.
c. Kaitkan PTK yang akan dilakukan dengan prioritas-prioritas yang ditetapkan
dalam rencana pengembangan sekolah
d. Letak keberhasilan PTK ditentukan pada saat guru menentukan fokus
penelitian
e. Perumusan masalah yang jelas akan membuka peluang bagi guru untuk
menentukan alternatif tindakan
f. Banyak kendala yang dialami oleh guru dalam melaksanakan fokus penelitian
ini adalah kurang pahamnya guru terhadap teknik penulisan PTK, dan tugas
guru yanga banyak menyebabkan guru tidak punya kesempatna untuk
melakukan penelitian Permasalahan yang dihadapi guru dalam
2. Permasalahan perencananaan tindakan kelas Kegiatan Perencanaan (Planning) adalah langkah awal dalam melakukan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Langkah ini menjadi landasan bagi langkah-
langkah berikutnya, yaitu pelaksanaan, obsevasi dan refleksi. Meskipun,
pelaksanaan tindakan memiliki nilai strategis dalam kegiatan pembelajaran,
namun tindakan tersebut tidaklah berdiri sendiri, melainkan merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari kegiatan perencanaan. Dengan perencanaan yang
baik, guru pelaksana PTK akan lebih mudah untuk mengatasi kesulitan dan
mendorong guru untuk bertindak dengan lebih efektif. Sebagai bagian dari
perencanaan, guru sebagai peneliti harus berkolaborasi (bekerja sama) dan
berdiskusi dengan sejawat untuk membangun kriteria dan kesamaan bahasa dan
persepsi dalam merancang tindakan perbaikan. Tahapan yang dilaksaksanakan
pada tahap perencanaan meliputi Identifikasi masalah, analisis masalah,
Kegiatan Pembelajaran 18
208
perumusan masalah, dan formulasi tindakan dalam bentuk hipotesis tindakan.
Pada tahapan perencanaan terdiri dari kegiatan sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi masalah
Suatu rencana PTK diawali dengan adanya masalah yang dirasakan atau disadari
oleh guru sebagai pengelola pembelajaran. Guru merasa bahwa ada sesuatu yang
harus diperbaiki di kelasnya, yang jika dibiarkan akan berdampak buruk bagi
peroses dan hasil belajar siswa. Misalnya, ada sekelompok siswa yang mengalami
kesulitan yang sama dalam mempelajari suatu bagian pelajaran, ada siswa yang
tidak disiplin mengerjakan tugas, atau hasil belajar siswa menurun secara drastic.
Anda dapat mengemukakan contoh lain dari pengalaman Anda sendiri dalam
mengelola peroses pembelajaran. Masalah yang dirasakan guru mungkin masih
kabur, sehingga guru perlu merenung atau melakukan refleksi agar masalah
tersebut menjadi semakin jelas.
2. Menganalisis dan merumuskan masalah
Menganalisis masalah merupakan langkah yang harus dilakukan guru setelah
melakukan identifikasi. Jika melalui identifikasi anda dapat menemukan beberapa
masalah yang terkait dengan kegiatan pembelajaran di kelas, maka analisis
bertujuan agar masalah tersebut menjadi lebih jelas dan dapat menduga faktor-
faktor penyebabnya. Analisis dapat kita lakukan dengan mengajukan pertanyaan
kepada diri sendiri atau yang disebut rifleksi, dan dapat pula mengkaji ulang
berbagai dokumen seperti pekerjaan siswa, daftar hadir, atau daftar nilai,
persiapan mengajar atau bahkan mungkin bahan pelajaran yang kita siapkan.
Analisis masalah mempunyai beberapa tujuan, yaitu :
a) Mendapatkan Kejelasan Masalah yang Sesungguhnya
b) Menemukan kemungkinan faktor penyelesaian
3. Permasalahan pelaksanaan tindakan kelas Permasalahan yang dihadapi guru pada saat melakukan penelitian tindakan kelas
adalah:
1. kendala yang berhubungan dengan lemahnya pemahaman konsep dan
prinsip PTK.
2. Kendala yang berhubungaan dengan PTK sebagai strategi pengembang
profesi guru , sehingga perlu kiranya pihak-pihak terkait untuk
PPKn SMP KK F
209
memprogramkan dan menyediakan anggaran yang memadai untuk
melaksanakannya.
3. Kendala yang berhubungan dengan tidak adanya pembimbing penelitian
di sekolah.
4. Guru sering mengalami kendala atau hambatan dalam rangka
melaksanakan rangkaian kegiatan PTK dimana PTK merupakan rangkaian
kegiatan yang harus dilakukan sendiri oleh guru tahap demi tahap, selain
itu PTK juga melibatkan kolaborasi dengan teman sejawat. Keengganan
diri untuk melibatkan teman sejaawat menjadi kendala tersendiri bagi guru
secara psikologis.
5. Kendala penulisan laporan kegiatan PTK
6. Menulis laporan kegiatan PTK menjadi kendala utama bagi guru. Hal ini
berkaitan dengan kemampuan menulis atau menyusun laporan kegiatan
PTK secara tertulis. Bekal dasar yang diperoleh guru pada saat mengikuti
diklat PTK dan diklat lainnya belum dapat diterapkan secara optimal karena
memang jarang dilatih
D. Aktivitas Pembelajaran
Dalam aktivitas pembelajaran kegiatan pembelajaran 1 ini, peserta yang mengikuti
moda tatap muka penuh melakukan aktivitas pembelajaran pada point 1.
Sedangkan bagi peserta yang mengikuti model In-On-In melakukan aktivitas
pembelajaran pada point 2.
1. Aktivitas Pembelajaran Tatap Muka Penuh Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi “Penggunaan Media
Pembelajaran Dalam Proses Pembelajaran Ppkn Smp”, maka Anda perlu
mengikuti aktivitas pembelajaran sebagai berikut.
a. Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran
dan kebermaknaan mempelajari materi modul ““Proses Beracara di
pengadilan”.
b. Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan
yang hendak dicapai pada modul ini.
c. Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan
Kegiatan Pembelajaran 18
210
hasil kerja sebagai indikator pencapaian kompetensi peserta dalam
penguasaan materi modul baik yang dikerjakan secara individual atau
kelompok.
d. Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas dan
kerja keras memahami terhadap materi modul
e. Membagi peserta diklat ke dalam beberapa kelompok (sesuai dengan
keperluan);
f. Mempersilahkan kelompok untuk berdiskusi tentang materi
latihan/kasus/tugas sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul.
Diskusi dilakukan dengan kerjasama setiap anggota kelompok, berani
mengemukakan pendapat, menghargai pendapat yang berbeda serta
berkomitmen atas keputusan hasil yang dicapai oleh kelompok.
g. Presentasi kelompok, pertanyaan, saran dan komentar. (percaya diri)
h. Penyampaian hasil diskusi; (profesional)
i. Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya
pada diskusi dan kerja kelompok (kreatif)
j. Menyimpulkan hasil pembelajaran
k. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.
l. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
m. Merencanakan kegiatan tindak lanjut
2. Aktivitas Pembelajaran In-On-In a. Aktivitas In -1 Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi ““Penggunaan Media
Pembelajaran Dalam Proses Pembelajaran Ppkn Smp”, maka Anda perlu
mengikuti aktivitas pembelajaran sebagai berikut.
Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran
dan kebermaknaan mempelajari materi modul ““Proses Beracara di
pengadilan”
Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan
yang hendak dicapai pada modul ini.
Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan
hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam
penguasaan materi modul yang dikerjakan secara individual
PPKn SMP KK F
211
Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas dan
kerja keras memahami terhadap materi modul
b. Kegiatan on Peserta diklat mengerjakan latihan/tugas (LK/ Lembar Kerja) secara
individu sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Dengan
harapan peserta diklat dengan berani mengemukakan pendapat, bekerja
keras dalam mengerjakan LK yang ada.
c. Kegiatan In 2 Peserta diklat mempresentasikan hasil LK yang dikerjakan dan
pertanyaan, saran dan komentar.
Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya
dan menghargai pendapat peserta lain
Menyimpulkan hasil pembelajaran
Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.
Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
Merencanakan kegiatan tindak lanjut.
E. Latihan/ Kasus /Tugas
Penguasaan Konsep Aktivitas : Menunjukkan Permasalahan Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas LK : Permasalahan Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
Prosedur Kerja : 1. Bacalah dengan cermat uraian materi “Permasalahan Pelaksanaan Penelitian
Tindakan Kelas”.
2. Carilah dari berbagai sumber materi tentang Pelaksanaan Penelitan Tindakan
Kelas
3. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini.
4. Presentasikan hasil kerja Saudara
Kegiatan Pembelajaran 18
212
Pilihlah satu jawaban yang benar!
1. PTk adalah suatu bentuk inkuiri yang didahului dengan refleksi . Pendapat
tersebut dikemukakan oleh ..
a. Mc Taggard
b. Carr dan Kemis
c. Rochman
d. Schmuck
2. Langkah awal PTK oleh guru dimulai dengan melakukan ...
a. perumusan masalah
b. identifikasi masalah
c. analisis masalah
d. pembatasan masalah
3. Berikut ini merupakan beberapa langkah yang dapat ditempuh dalam
melakukan analisis masalah kecualai ...
a. melakukan refleksi
b. berdiskusi dengan dengan teman sejawat
c. mengkaji dokumen-dokumen kelas tentang siswa
d. melakukan studi banding ke sekolah lain
4. Refleksi paling tepat dilakukan oleh peneliti PTK pada saat ...
a.sebelum menyusun proposal
b. sesudah menentukan upaya tindakan
c. sesudah menyusun proposal
d. sesudah melakukan upaya perbaikan
5. Berikut ini merupakan kriteria yang harus dipertimbangkan sebelum
menentukan apakah masalah yang muncul dalam kelas layak diteliti atau tidak
, kecuali ...
a. relevan dengan pengembangan sekolah
b. mendapat persetujuan dari Kepala Sekolah
c. guru mampu untuk melaksanakannya
d. masalah pembelajaran bersifat specifik dan bermanfaat bagi siswa
PPKn SMP KK F
213
F. Rangkuman
Gambar 7. Prosedur Pelaksanaan PTK Lebih Terperinci
Prosedur Pelaksanaan PTK :
PTK dimulai dengan refleksi awal, yaitu guru merefleksikan masalah-masalah
yang ada di kelasnya.
Kegiatan ini meliputi:
identifikasi masalah,
analisis masalah,
perumusan masalah, dan perumusan hipotesis tindakan
Setelah melakukan refleksi tentang pembelajaran yang terjadi sebelumnya,
selanjutnya dilakukan:
(1) planning (perencanaan),
(2) acting (pelaksanaan),
(3) observing (pengamatan)
(4) reflecting (refleksi).
Kegiatan Pembelajaran 18
214
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban yang terdapat di bagian akhir
modul ini. Hitunglah jawaban yang benar, gunakan rumus berikut untuk
mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Pembelajaran 18.
Arti tingkat penguasaan: 90 – 100% = baik sekali
80 – 89% = baik
70 – 79% = cukup
< 70% = kurang
Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih maka Anda dapat
meneruskan dengan Kegiatan Evaluasi, jika masih di bawah 80% Anda harus
mengulangi materi Kegiatan Pembelajaran 18, terutama yang belum dikuasai.
𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑝𝑝𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑝𝑝𝑇𝑇𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 =𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽𝐽𝐽𝑇𝑇ℎ 𝑗𝑗𝑇𝑇𝑗𝑗𝑇𝑇𝑗𝑗𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑗𝑗𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑏𝑏
𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽𝐽𝐽𝑇𝑇ℎ 𝑝𝑝𝑠𝑠𝑇𝑇𝐽𝐽𝑥𝑥 100%
PPKn SMP KK F
215
Kunci Jawaban dan Pedoman Penskoran Latihan/Kasus/Tugas
1. Kunci Jawaban KP 1
No Kunci Jawaban Skor
1 Analisis materi/konsep esensial KD: 3.1 Menganalisis
proses perumusan dan penetapan Pancasila sebagai
Dasar Negara.
a. SKL:3. Memiliki (melalui mengetahui, memahami,
menerapkan, menganalisis, mengevaluasi)
pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural
dalam ilmu pengetahuan, teknologi,seni, budaya
dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan
kejadian yang tampak mata.
b. KI: 3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual,
dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya
terkait fenomena dan kejadian tampak mata
c. KD:3.1 Menganalisis proses perumusan dan
penetapan Pancasila sebagai Dasar Negara.
d. Materi/konsep esensial :Pembentukan BPUPKI;
Perumusan Dasar Negara; Penetapan Pancasila
sebagai dasar negara; dan Semangat pendiri
negara dalam merumuskan dan menetapkan
Pancasila sebagai dasar negara.
2. Analisis materi/konsep esensial KD: 4.1
4
Kunci Jawaban Latihan/Kasus/Tugas
216
a. SKL:4. Memiliki [melalui mengamati, menanya,
mencoba, mengolah, menyaji, menalar, mencipta]
kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan
kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sesuai
dengan yang dipelajari disekolah dan sumber lain
sejenis
b. KI: 4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam
ranah konkret (menggunakan, mengurai,
merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan
ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung,
menggambar, dan mengarang) sesuai dengan
yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang
sama dalam sudut pandang/teori
c. KD:4.1 Menyaji hasil analisis proses perumusan
dan penetapan Pancasila sebagai dasar Negara”
d. Materi/konsep esensial : Menyusun hasil telaah
proses perumusan dan penetapan Pancasila
sebagai dasar negara; Menyusun hasil telaah
tentang sejarah penetapan Pancasila sebagai
dasar negara; Menyusun hasil telaah tentang
semangat dam komitmen para pendiri negara
dalam merumuskan dan menetapkan Pancasila
sebagai dasar negara.
3. Kegiatan belajar KD 3.1 dan 4.1
a. Mengamati
• Membaca dari berbagai sumber belajar
tentang pembentukan BPUPKI, perumusan
dan penetapan Pancasila sebagai dasar
negara;
PPKn SMP KK F
217
• Membaca salinan Piagam Jakarta;
• Mencatat rumusan dasar negara dalam
Piagam Jakarta
b. Menanya
• Mengajukan pertanyaan tentang
pembentukan BPUPKI, perumusan dan
penetapan Pancasila sebagai dasar negara
c. Mengumpulkan informasi
• Mendiskusikan semangat komitmen para
pendiri negara dalam merumuskan dan
menetapkan Pancasila sebagai dasar
negara
d. Mengasosiasi
• Mengambil kesimpulan semangat dan komitmen
yang dimiliki para pendiri negara dalam
merumuskan dan menetapkan Pancasila sebagai
dasar negara
e. Mengomunikasikan
• Menyusun tulisan singkat (bahan paparan,
display, artikel dan sebagainya) tentang
sejarah dan semangat komitmen para pendiri
negara dalam merumuskan Pancasila
sebagai dasar negara
• Menyusun ikrar mempertahankan Pancasila
sebagai perwujudan komitmen terhadap
Pancasila sebagai dasar negara.
Kunci Jawaban Latihan/Kasus/Tugas
218
2 Analisis materi/konsep esensial KD: 4.1
a. SKL:4. Memiliki [melalui mengamati, menanya,
mencoba, mengolah, menyaji, menalar, mencipta]
kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan
kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sesuai
dengan yang dipelajari disekolah dan sumber lain
sejenis
b. KI: 4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam
ranah konkret (menggunakan, mengurai,
merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan
ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung,
menggambar, dan mengarang) sesuai dengan
yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang
sama dalam sudut pandang/teori
c. KD:4.1 Menyaji hasil analisis proses perumusan
dan penetapan Pancasila sebagai dasar Negara”
d. Materi/konsep esensial : Menyusun hasil telaah
proses perumusan dan penetapan Pancasila
sebagai dasar negara; Menyusun hasil telaah
tentang sejarah penetapan Pancasila sebagai
dasar negara; Menyusun hasil telaah tentang
semangat dam komitmen para pendiri negara
dalam merumuskan dan menetapkan Pancasila
sebagai dasar negara.
3. Kegiatan belajar KD 3.1 dan 4.1
a. Mengamati
• Membaca dari berbagai sumber belajar
tentang pembentukan BPUPKI, perumusan
dan penetapan Pancasila sebagai dasar
4
PPKn SMP KK F
219
negara;
• Membaca salinan Piagam Jakarta;
• Mencatat rumusan dasar negara dalam
Piagam Jakarta
b. Menanya
• Mengajukan pertanyaan tentang
pembentukan BPUPKI, perumusan dan
penetapan Pancasila sebagai dasar negara
c. Mengumpulkan informasi
• Mendiskusikan semangat komitmen para
pendiri negara dalam merumuskan dan
menetapkan Pancasila sebagai dasar
negara
d. Mengasosiasi
• Mengambil kesimpulan semangat dan komitmen
yang dimiliki para pendiri negara dalam
merumuskan dan menetapkan Pancasila sebagai
dasar negara
e. Mengomunikasikan
• Menyusun tulisan singkat (bahan paparan,
display, artikel dan sebagainya) tentang
sejarah dan semangat komitmen para pendiri
negara dalam merumuskan Pancasila
sebagai dasar negara
• Menyusun ikrar mempertahankan Pancasila
sebagai perwujudan komitmen terhadap
Pancasila sebagai dasar negara.
Kunci Jawaban Latihan/Kasus/Tugas
220
Penilaian hasil belajar KD 3.1 dan 4.1
a. Portofolio, penilaian ini digunakan untuk menilai
hasil pekerjaan baik individu maupun kelompok
tentang sejarah dan semangat komitmen para
pendiri negara dalam merumuskan dan
menetapkan Pancasila sebagai dasar negara
b. Tes digunakan untuk menilai hasil belajar secara
individu tentang pengetahuan sejarah perumusan
dan penetapan Pancasila sebagai dasar negara.
c. Pengamatan, penilaian ini merupakan penilaian
proses menilai perilaku dan sikap peserta didik
dalam proses pembelajaran
Total Skor 8
2. Kunci Jawaban KP 2
Petunjuk mengisi skor
Skor Rubrik
4 apabila materi/jawaban benar, rasional, dan sempurna
3 apabila materi/jawaban benar, rasional, dan kurang sempurna
2 Apabila materi/jawaban benar, tidak rasional, dan tidak sempurna
1 apabila materi/jawaban tidak benar, tidak rasional, dan tidak sempurna
𝑁𝑁𝑇𝑇𝐽𝐽𝑇𝑇𝑇𝑇 =𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽𝐽𝐽𝑇𝑇ℎ 𝑗𝑗𝑇𝑇𝑗𝑗𝑇𝑇𝑗𝑗𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑗𝑗𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑏𝑏
𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽𝐽𝐽𝑇𝑇ℎ 𝑝𝑝𝑠𝑠𝑇𝑇𝐽𝐽𝑥𝑥 100%
PPKn SMP KK F
221
KP 2
No Kunci Jawaban Skor
1 B 20
2 D 20
3 D 20
4 A 20
5 A 20
Skor Maximum 100
𝑁𝑁𝑇𝑇𝐽𝐽𝑇𝑇𝑇𝑇 =𝑆𝑆𝑇𝑇𝑠𝑠𝑏𝑏 𝑦𝑦𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑑𝑑𝑇𝑇𝑝𝑝𝑝𝑝𝑏𝑏𝑠𝑠𝐽𝐽𝑝𝑝ℎ𝑆𝑆𝑇𝑇𝑠𝑠𝑏𝑏 𝑀𝑀𝑇𝑇𝑥𝑥𝑇𝑇𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽
𝑥𝑥 100%
3. Kunci Jawaban KP 3 No Kunci Jawaban Skor 1 A 10 2 A 10 3 D 10 4 D 10 5 D 10 6 A 10 7 C 10 8 C 10 9 C 10
10 C 10 Total Skor 100
𝑁𝑁𝑇𝑇𝐽𝐽𝑇𝑇𝑇𝑇 =𝑆𝑆𝑇𝑇𝑠𝑠𝑏𝑏 𝑦𝑦𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑑𝑑𝑇𝑇𝑝𝑝𝑝𝑝𝑏𝑏𝑠𝑠𝐽𝐽𝑝𝑝ℎ𝑆𝑆𝑇𝑇𝑠𝑠𝑏𝑏 𝑀𝑀𝑇𝑇𝑥𝑥𝑇𝑇𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽
𝑥𝑥 100%
Kunci Jawaban Latihan/Kasus/Tugas
222
4. Kunci Jawaban KP 4
No. Kunci Jawaban Skor
1 Menurut KBBI warga negara adalah penduduk sebuah negara atau bangsa berdasarkan keturunan , tempat kelahiran, dan sebagainya, yang mempunyai kewajiban dan hak penuh sebagai warga negara dari negara itu.
Pasal 26 ayat (1) warga negara adalah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang bangsa lain yang disahkan dengan Undang-undang sebagai warga negara. Diperlukan status kewarganegaraan karena dengan menjadi warga negara seseorang dapat melaksankan hak dan kewajibannya sebagai warga Negara
4
2 Hak : hak ini seharusnya membuka ruang yang seluas-luasnya bagi setiap warga untuk menggunakan hak pilihnya dalam pemilihan umum, sebab pembatasan hak pilih warga negara merupakan salah satu bentuk pelanggran hak asasi
Kewajiban : sebagai warga negara kita harus melaksanakan kewajiban kita sesuai dengan Undang-Undang Misalnya : Mentaati hukum dan pemerintahan, wajib ikut serta dalam pembelaan negara, menghormati hak asasi orang lain, tunduk pada pembatasan yang ditetapkan dengan Undang-Undang.
4
3 Prinsip utama dalam penerapan hak dan kewajiban warga negara adalah terlibatnya warga negara secara langsung ataupun perwakilan dalam setiap perumusan dan kewajiban tersebut sehingga warga sadar dan menganggap hak dan kewajiban tersebut sebagai bagian dari kesepakatan mereka yang dibuat sendiri. Contoh: Setiap warga negara memiliki kedudukan yang sama di mata hukum dan di dalam pemerintahan. Semua masyarakat
4
PPKn SMP KK F
223
mempunyai hak yang sama tanpa ada batasan misalnya dalam kasus hukum yang dialami anak Gubernur Jawa Barat meskipun ayahnya mempunyai kekuasaan namun tetap menjalani proses sesuai dengan peraturan yang berlaku.
4 Kedudukan hak dan kewajiban warga negara menurut UUDNRI tahun 1945 Warga negara adalah sama kedudukannya, hak dan kewajibannnya hal ini bisa dilihat dari bunyi pasal 27 UUDNRI tahun 1945
4
5 Contoh bagimanakah penerapan hak dan kewajiban warga negara di bidang pendidikan menurut UUDNRI 1945.
Jawab : UUDNRI tahun 1945 dalam rangka melindungi hak warga negara untuk mendapatkan pendidikan tertuang dalam pasal 31 . Dalam pasal tersebut dijelaskan bahwa pendidikan merupakan hak setiap warga negara. Dengan kata lain pendidikan merupakan tanggung jawab pemerintah yang diberikan kepada setiap warga negara di Indonesia.D alam rangka merealisasi bunyi pasal 31 tersebut pemerintah mengeluarkan UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dalam pasal 34 UU No. 20 tahun 2003 disebutkan bahwa setiap warga negara yang berusia 6 tahun dapat mengikuti program wajib belajar; wajib belajar merupakan tanggung jawab negara yang diselenggarakan oleh lembaga pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat. Dari bunyi pasal itu jelas bahwa pemerintah telah merealisasikan hak warga negara untuk memperoleh pendidikan . (jawaban dapat bervariasi dan mengambil dari berbagai sumber
4
Skor Total 20
Kunci Jawaban Latihan/Kasus/Tugas
224
5. Kunci Jawaban KP 5 Petunjuk mengisi skor
Skor Rubrik 4 apabila materi/jawaban benar, rasional, dan sempurna
3 apabila materi/jawaban benar, rasional, dan kurang sempurna
2 Apabila materi/jawaban benar, tidak rasional, dan tidak sempurna
1 apabila materi/jawaban tidak benar, tidak rasional, dan tidak
sempurna
𝑁𝑁𝑇𝑇𝐽𝐽𝑇𝑇𝑇𝑇 =𝑆𝑆𝑇𝑇𝑠𝑠𝑏𝑏 𝑦𝑦𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑑𝑑𝑇𝑇𝑝𝑝𝑝𝑝𝑏𝑏𝑠𝑠𝐽𝐽𝑝𝑝ℎ 𝑆𝑆𝑇𝑇𝑠𝑠𝑏𝑏 𝐽𝐽𝑇𝑇𝑥𝑥𝑇𝑇𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽
𝑥𝑥 100
No Lembaga
Negara Kewenanagan Contoh Skor
1. MPR Melantik Presiden dan wakil Presiden
Presiden dan Wakil Presiden Joko Widodo dan Yusuf Kalla akan dilantik oleh MPR, pada 20 Oktober 2014 Dalam UU No. 42 ahun 2008 tentang Pemilu Presiden dan Wakil Preside terpililih harus dilantik berteptan dngan berakhirnya masa jabatan presiden dan wakil Preside, (metotvnews.com jkarta 11 Oktober 2014
4
2 DPR Fungsi Pengawasan
Enam fraksi partai politik pendukung pemerintah yakni PDIP, Golkar, PKB, PPP, Nasdem, dan Hanura menyatakan menolak usulan hak angket dari empat fraksi di DPR, terkait pengaktifan kembali Basuki Tjahaja sebagai gubernur DKI
4
PPKn SMP KK F
225
3 DPD Dewan Perwakilan Daerah dapat mengajukan kepada DPR rancangan Undang-Undang yang berkaiatan dengan otonomi
Presiden Joko Widodo menerima kunjungan Pimpinan dan Ketua Alat kelengkapan DPD untuk rapat konsultasi bersama. Dalam pertemuan tersebut dibahas tentang Otsus Papua, masalah pembentukan daerah otonomi baru. (Liputan 6.com diunduh 19 feb 2017)
4
4 BPK Memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara
BPK memberikan laporan hasil pemeriksaan terhadap laporan keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) 2015 kepada Presiden JOKOWI. Dalam laporan tersebut BPK menemukan enam permasalahan dalam pemeriksaan LKPP 2015. Permasalahan tersebut merupakan gabungan ketidaksesuaian dengan standar akuntansi pemerintah, kelemahan sistem pengendalian intern dan ketidakpatuhan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan (sindonews.com,6 Juni 2016)
4
6. Kunci Jawaban KP 6
Petunjuk mengisi skor
Skor Rubrik
4 apabila materi/jawaban benar, rasional, dan sempurna
3 apabila materi/jawaban benar, rasional, dan kurang sempurna
2 Apabila materi/jawaban benar, tidak rasional, dan
Kunci Jawaban Latihan/Kasus/Tugas
226
tidak sempurna 1 apabila materi/jawaban tidak benar, tidak rasional, dan
tidak sempurna
𝑁𝑁𝑇𝑇𝐽𝐽𝑇𝑇𝑇𝑇 =𝑆𝑆𝑇𝑇𝑠𝑠𝑏𝑏 𝑦𝑦𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑑𝑑𝑇𝑇𝑝𝑝𝑝𝑝𝑏𝑏𝑠𝑠𝐽𝐽𝑝𝑝ℎ 𝑆𝑆𝑇𝑇𝑠𝑠𝑏𝑏 𝐽𝐽𝑇𝑇𝑥𝑥𝑇𝑇𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽
𝑥𝑥 100
LK 6.2 a) Kewenanagan DPD dalam Legislasi yaitu:
DPD dapt mengajukan kepada DPR rancangan undang-undang yang
berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah,
pembentukan dan pemekaran serta penggabungan daerah pengelolaan
sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya
b) Kewenangan DPD dalam pengawasan
• Melakukan pengawasan atas pelaksanaan undang-undang dan
menyampaikan hasil pengawasaannya kepada DPR sebagai bahan
pertimbangan untuk ditindaklanjuti terkait APBN, Pajak, Pendidikan dan
Agama
• Menerima hasil pemeriksaan keuangan negara yang dilakukan oleh BPK
7. Kunci Jawaban KP 7
No Kunci Jawaban Skor
1 Istilah pengadilan HAM sering dipertentangkan dengaan istilah peradilan pidana karena pada hakekatnya untuk menangani kejahatan pada hakekatnya menjadi kewenangan pengadilan HAM juga merupakan perbuatan pidana. UU No. 26 Tahun 2000 yang menjadi landasan berdirinya pengadilan HAM mengatur tentang beberapa kekhususan atau pengaturan yang berbeda dengan
4
PPKn SMP KK F
227
pengaturan dalam hukum acara pidana. Pengaturan yang berbeda atau khusus ini mulai sejak tahap penyelidikan oleh Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) sebagai lembaga yang berwenang menyelidiki terjadinya pelanggaran HAM berat, sampai pengaturan tentang majelis hakim yang komposisinya berbeda dengan pengadilan pidana biasa
3 Tantangan dan hambatan dalam penegakkan HAM yaitu:
a) Masalah ketertiban dan keamanan social
b) Rendahnya kesadaran akan hak-hak asasi manusia yang dimiliki orang lain
c) Terbatasnya perangkat hukum dan perundang-undangan yang ada
d) Adanya dikotomi antara individualism dan kolektivisme
e) Kurang berfungsinya lembaga-lembaga penegakan hukum
f) Pemahaman belum merata, baik kalangan sipil maupun kalangan militer
g) Belum adanya kesepakatan pada tatanan konsep HAM antara aliran universalisme dengan partikularisme
4
3 Bukti komitmen bahwa pemerintah Indonesia memiliki komitmen dalam memajukan dan menegakkan hak asasi
4
Kunci Jawaban Latihan/Kasus/Tugas
228
manusia !
Pembentukkan komnas HAM pada tahun 1993
Dimasukannya materi HAM dalam kurikulum sekolah
Diratifikasikannya beberapa instrument hukum HAM sedunia
Pengesahan UU. No. 39/1999, tentang HAM
Penambahan pasal-pasal khusus mengenai HAM dalam amandemen UUD 1945
4 Kegiatan yang dapat digolongkan sebagai menghargai upaya penegakan HAM yaitu ukuran yang dapat dipakai untuk menentukan kegiatan yang dapat digolongkan (dikategorikan) menghargai upaya penegakan HAM adalah setiap sikap dan perilaku yang positif untuk mendukung upaya–upaya menindak secara tegas pelaku pelanggaran HAM baik melalui jalur hukum maupun melalui jalur politik, seperti KKR, pemberian rehabilitasi, restitusi, dan kompensasi. Beberapa contoh Kegiatan yang dapat dimasukan menghargai upaya penegakan HAM, antara lain:
a) Membantu dengan menjadi saksi dalam penegaakan HAM
b) Mendukung para korban untuk memperoleh restitusi maupun kompensasi serta rehabilitasi
c) Tidak mengganggu jalannya persidangan HAM di Pengadilan HAM
4
PPKn SMP KK F
229
Skor maximum 16
Petunjuk mengisi skor
Skor Rubrik 4 apabila materi/jawaban benar, rasional, dan sempurna 3 apabila materi/jawaban benar, rasional, dan kurang
sempurna 2 Apabila materi/jawaban benar, tidak rasional, dan tidak
sempurna 1 apabila materi/jawaban tidak benar, tidak rasional, dan
tidak sempurna
𝑁𝑁𝑇𝑇𝐽𝐽𝑇𝑇𝑇𝑇 =𝑆𝑆𝑇𝑇𝑠𝑠𝑏𝑏 𝑦𝑦𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑑𝑑𝑇𝑇𝑝𝑝𝑝𝑝𝑏𝑏𝑠𝑠𝐽𝐽𝑝𝑝ℎ 𝑆𝑆𝑇𝑇𝑠𝑠𝑏𝑏 𝐽𝐽𝑇𝑇𝑥𝑥𝑇𝑇𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽
𝑥𝑥 100
LK 7.2
No Lembaga Hak
Asasi Manusia
Fungsi, Tugas
dan Peran
Contoh Penerapan (Kasus
yang pernah/sudah ditangani)
1 Komnas HAM Penyelidikan dan pemamtauan terhadap pelanggaran HAM
Komisi Nasional HAM menurunkan tim ke Medan terkait bentrok antara warga Sari Rejo dengan TNI AU. Dalam bentrok tersebut sejumlah warga dan dua jurnalis mengalami penganiayaan. (Liputan 6 com,16 Agustus 2016)
2
Lembaga Penegakan HAM : Pengadilan HAM
Mencari kejelasan kasus HAM
Pengadian HAM Makasar pada tanggal 8-9 November 2005 telah menyelesaikan kasus Abepura. Kasus Abepura adalah kasus penyerangan terhadap polsek Abepura pada 7 Desember 2000 yang menimbulkan kurban 105 orang.Kurban meninggal karena aparat keamanan melakukan penyisiran tanpa prosedur hukum
Kunci Jawaban Latihan/Kasus/Tugas
230
8. Kunci Jawaban KP 8
No Kunci Jawaban Skor
1 Pemberlakuan secara mutatis mutandis bagi
teknik penyusunan dan /atau bentuk peraturan
perundang-undangan yaitu penyusunan
perubahan peraturan perudang-undangan yang
diperlukan saja yaitu bagi teknik penyusunan
dan/atau bentuk Keputusan Presiden, Keputusan
Pimpinan Majelis Permusyawaratan Rakyat,
Keputusan Pimpinan DPR, Keputusan Pimpinan
DPD, Keputusan Ketua Mahkamah Agung,
Keputusan Ketua Mahkamah Konstitusi,
Keputusan Ketua Komisi Yudisial, Keputusan
Kepala Badan Pemeriksa Keuangan, Keputusan
Gubernur Bank Indonesia, Keputusan Menteri,
Keputusan Kepala Badan, Keputusan Kepala
Lembaga, atau Keputusan Ketua Komisi yang
setingkat, Keputusan Pimpinan DPRD Provinsi,
Keputusan Gubernur, Keputusan Pimpinan
DPRD Kabupaten/Kota, Keputusan
Bupati/Walikota, Keputusan Kepala Desa atau
yang setingkat.
4
2 Partisipasi masyarakat dalam pembentukan
peraturan perundang-undangan
Masyarakat berhak memberikan masukan secara
lisan dan/atau tertulis dalam Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan.Masukan secara
lisan dan/atau tertulis dapat dilakukan melalui:
a. rapat dengar pendapat umum;
4
PPKn SMP KK F
231
b. kunjungan kerja;
c. sosialisasi; dan/atau
d. seminar, lokakarya, dan/atau diskusi.
Masyarakat adalah orang perseorangan atau
kelompok orang yang mempunyai kepentingan
atas substansi Rancangan Peraturan Perundang-
undangan. Untuk memudahkan masyarakat
dalam memberikan masukan secara lisan
dan/atau tertulis setiap Rancangan Peraturan
Skor Maximum 8
Petunjuk mengisi skor
Skor Rubrik
4 apabila materi/jawaban benar, rasional, dan sempurna
3 apabila materi/jawaban benar, rasional, dan kurang sempurna
2 Apabila materi/jawaban benar, tidak rasional, dan tidak sempurna
1 apabila materi/jawaban tidak benar, tidak rasional, dan tidak sempurna
𝑁𝑁𝑇𝑇𝐽𝐽𝑇𝑇𝑇𝑇 =𝑆𝑆𝑇𝑇𝑠𝑠𝑏𝑏 𝑦𝑦𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑑𝑑𝑇𝑇𝑝𝑝𝑝𝑝𝑏𝑏𝑠𝑠𝐽𝐽𝑝𝑝ℎ 𝑆𝑆𝑇𝑇𝑠𝑠𝑏𝑏 𝐽𝐽𝑇𝑇𝑥𝑥𝑇𝑇𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽
𝑥𝑥 100
Kunci Jawaban Latihan/Kasus/Tugas
232
9. Kunci Jawaban Kp 9
No Kunci Jawaban Skor
1 A 10
2 B 10
3 C 10
4 D 10
5 D 10
6 A 10
7 B 10
8 C 10
9 D 10
10 D 10
Skor Maximum 100
10. Kunci Jawaban Kp 10
No KUNCI jAWABAN SKOR
1 Perlunya perilaku toleran terhadap
keberagaman suku dan ras adalah Bentuk
perilaku toleransi terhadap keberagaman suku
dan ras diantarnya adalah dengan
menghormati semua suku dan ras yang ada
seta tidak memandang rendah terhadap orang
lain yang berbeda suku dan ras.
4
PPKn SMP KK F
233
2 Perlunya perilaku toleran terhadap umat
beragama yaitu:
a. Dapat terhindar dari adanya perpecahan
antar umat beragama
b. Dapat mempererat tali silaturahmi
c. Pembangunan akan lebih terjamin
pelaksanaannya
d. Dapat menciptakan ketentraman dalam
masyarakat.
Bentuk perilaku toleransi dalam kehidupan
beragama di antaranya adalah:
a. menghormati agama yang diyakini oleh
orang lain;
b. tidak memaksakan keyakinan agama kita
kepada orang yang berbeda agama;
c. menghormati dan mmenghargai keyakinan
dan ibadah yang dilaksanakan oleh orang
yang memiliki keyakinan dan agama yang
berbeda;
d. tidak memandang rendah agama yang
berbeda yang dianut oleh orang
lain.Bentuk perilaku toleransi terhadap
keberagaman sosial budaya masyarakat
Indonesia diantaranya adalah:
4
3 Contoh perilaku toleran dalam budaya: 4
Kunci Jawaban Latihan/Kasus/Tugas
234
mengenal dan memahami kebudayaan
suku atau masyarakat lain yang berbeda
dengan kebudayaan sendiri;
4 Contoh perilaku toleran masayarakat terhadap
keberagaman gender adalah dalam keluarga,
maka setiap anggota keluarga bertanggung
jawab atas kebersihan dan kerapian rumah
tempat tinggalnya. Anak laki-laki atau anak
perempuan, keduanya bisa menjaga
kebersihan dan kerapian rumah tempat
tinggalnya. Di sekolah, laki-laki atau
perempuan sama-sama dapat menjadi guru.
Dalam kehidupan masyarakat, baik baik laki-
laki maupun perempuan sama-sama dapat
mengambil peran yang berguna bagi sesama
manusia lainnya
4
Skor maximum 16
Petunjuk mengisi skor
Skor Rubrik 4 apabila materi/jawaban benar, rasional, dan sempurna
3 apabila materi/jawaban benar, rasional, dan kurang sempurna
2 Apabila materi/jawaban benar, tidak rasional, dan tidak sempurna
1 apabila materi/jawaban tidak benar, tidak rasional, dan tidak
sempurna
𝑁𝑁𝑇𝑇𝐽𝐽𝑇𝑇𝑇𝑇 =𝑆𝑆𝑇𝑇𝑠𝑠𝑏𝑏 𝑦𝑦𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑑𝑑𝑇𝑇𝑝𝑝𝑝𝑝𝑏𝑏𝑠𝑠𝐽𝐽𝑝𝑝ℎ 𝑆𝑆𝑇𝑇𝑠𝑠𝑏𝑏 𝐽𝐽𝑇𝑇𝑥𝑥𝑇𝑇𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽
𝑥𝑥 100
PPKn SMP KK F
235
11. Kunci Jawaban Kp 11
No Kunci Jawaban No Kunci Jawaban
1 B 6 B
2 A 7 B
3 C 8 B
4 A 9 C
5 C 10 D
Total Skor = 10 X 10
12. KUNCI JAWABAN KP 12
KP 12.1
No Kunci Jawaban Skor
1 Pengertian konsepsi kewilayahan
Negara Kesatuan Republik Indonesia
adalah
Konsep kewilayahan negara kesatuan
Republik Indonesia adalah wawasan
nusantara yang dicetuskan dalam
Deklarasi Djuanda pada 13 Desember
1957. Yang dimaksud dengan
Wawasan Nusantara adalah cara
pandang dan sikap Bangsa Indonesia
mengenai diri dan lingkungannya yang
serba beragam dan bernilai strategis
dengan mengutamakan persatuan
dan kesatuan dengan tetap
menghargai dan menghormati
kebhinekaan di dalam setiap aspek
kehidupan nasional untuk mencapai
4
Kunci Jawaban Latihan/Kasus/Tugas
236
tujuan nasional Indonesia
2 Mendiskripsikan Konsepsi kewilayahan
NKRI meliputi:
h. Landasan hukum
i. Unsur-unsur Wawasan Nusantara
j. Kedudukan, fungsi dan tujuan
4
Skor Total 8
13. Kunci Jawaban KP 12
Petunjuk mengisi skor
Skor Rubrik
4 apabila materi/jawaban benar, rasional, dan sempurna
3 apabila materi/jawaban benar, rasional, dan kurang
sempurna
2 Apabila materi/jawaban benar, tidak rasional, dan
tidak sempurna
1 apabila materi/jawaban tidak benar, tidak rasional, dan
tidak sempurna
𝑁𝑁𝑇𝑇𝐽𝐽𝑇𝑇𝑇𝑇 =𝑆𝑆𝑇𝑇𝑠𝑠𝑏𝑏 𝑦𝑦𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑑𝑑𝑇𝑇𝑝𝑝𝑝𝑝𝑏𝑏𝑠𝑠𝐽𝐽𝑝𝑝ℎ 𝑆𝑆𝑇𝑇𝑠𝑠𝑏𝑏 𝐽𝐽𝑇𝑇𝑥𝑥𝑇𝑇𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽
𝑥𝑥 100
PPKn SMP KK F
237
LK 12.2
No Bidang Kehidupaan Contoh Perwujudan Konsepsi
Kewilayahan dan berbagai bidang Kehidupan
1 Politik Pelaksanaan kehidupan politik diatur
dalam Undang-Undang, seperti UU
No. 8 tahun 2012 tentang Pemilihan
Umum anggota DPR, DPD dan
DPRD.Contoh : dalam pemilihan
Presiden, anggota DPR dan Kepala
Daerah harus menjalankan prinsip
demokrasi dan keadilan sehingga
tidak menghancurkan persatuan dan
kesatuan bangsa, Meningkatkan
peran Indonesia dalam kancah
internasional dan memperkuat korps
diplomatic sebagai upaya penjagaan
wilayah Indonesia terutama pulau-
pulau terluar dan pulau kosong
2 Ekonomi Wilayah nusantara mempunyai
potensi ekonomi yang tinggi, seperti
posisi khatulistiwa, wilayah laut yang
luas, hutan tropis yang besar, hasil
tambang atau minyak yang besar,
serta memiliki penduduk dalam
jumlah cukup besar. Oleh karena itu,
implementasi dalam kehidupan
ekonomi harus berorientasi pada
sector pemerintahan, pertanian, dan
perindustrian.
Contoh :
Menyeimbangkan Keuangan Pusat
dan Daerah dengan keluarnya
Undang-Undang No. 25 Tahun 1999
Kunci Jawaban Latihan/Kasus/Tugas
238
tentang Perimbangan Keuangan
Antara Pusat dan Daerah.
Pembagian keuangan yang semula
hampir 80% anggaran daerah harus
menunggu didatangkan dari pusat,
padahal 90% hasil-hasil daerah
diserahkan pada pemerintahan
pusat, kini pada UU tersebut diubah
menjadi:
1) Hasil Pajak Bumi dan Bangunan,
10% untuk pemerintah pusat dan
90% untuk daerah.
2) Hasil Bea Perolehan Hak atas
Tanah dan Bangunan, 20% untuk
pusat, 80% untuk daerah.
3) Hasil kehutanan, pertambangan
umum dan perikanan, 20% untuk
pusat dan 80% untuk daerah.
4) Hasil minyak bumi, 85% untuk
pusat, 15% untuk daerah dan gas
alam, 70% untuk pusat dan 30%
untuk daerah. Bahkan, porsi daerah
ditambah lagi dengan adanya “Dana
Alokasi Umum” yang dialokasikan
untuk daerah-daerah dengan
perimbangan tertentu, yang jumlah
totalnya adalah 25% dari
penerimaan dalam negeri APBN,
sebagai perimbangan.
3. Sosial Budaya Mengembangkan kehidupan bangsa
yang serasi antara masyarakat yang
berbeda, dari segi budaya, status
sosial, maupun daerah. Contohnya
PPKn SMP KK F
239
dengan pemerataan pendidikan di
semua daerah dan program wajib
belajar harus diprioritaskan bagi
daerah tertinggal.
Pengembangan budaya Indonesia,
untuk melestarikan kekayaan
Indonesia, serta dapat dijadikan
kegiatan pariwisata yang
memberikan sumber pendapatan
nasional maupun daerah. Contohnya
dengan pelestarian budaya,
pengembangan museum, dan cagar
budaya
4. Hankam Kegiatan pembangunan pertahanan
dan keamanan harus memberikan
kesempatan kepada setiap warga
negara untuk berperan aktif, karena
kegiatan tersebut merupakan
kewajiban setiap warga negara,
seperti memelihara lingkungan
tempat tinggal, meningkatkan
kemampuan disiplin, melaporkan
hal-hal yang mengganggu
keamanan kepada aparat dan
belajar
Membangun rasa persatuan,
sehingga ancaman suatu daerah
atau pulau juga menjadi ancaman
bagi daerah lain. Rasa persatuan ini
dapat diciptakan dengan
membangun solidaritas dan
hubungan erat antara warga negara
yang berbeda daerah dengan
Kunci Jawaban Latihan/Kasus/Tugas
240
kekuatan keamanan.
Membangun TNI yang profesional
serta menyediakan sarana dan
prasarana yang memadai bagi
kegiatan pengamanan wilayah
Indonesia, terutama pulau dan
wilayah terluar Indonesia.
14. Kunci Jawaban KP 13
No Kunci Jawaban Skor
1 Pengertian model pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengonstruksikan konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang ditemukan.
4
2 Sumber-sumber belajar terdiri dari :
Tempat atau lingkungan alam sekitar dimana saja seseorang dapat
melakukan belajar atau proses perubahan tingkah laku, misalnya : perpustakaan, pasar, museum, sungai, gunung, dan lain-lain.
Benda, yaitu segala benda yang memungkinkan terjadinya
perubahan tingkah laku bagi peserta didik, misalnya : candi, masjid, dan sebagainya
Buku, yaitu segala macam jenis buku yang dapat dibaca secara mandiri oleh peserta didik, misalnya : buku pelajaran, majalah, koran, dan sebagainya
4
PPKn SMP KK F
241
Peristiwa dan fakta yang sedang terjadi, misalnya kerusuhan, peristiwa bencana, dan peristiwa lainnya.
3 Permasalahan dalam penyusunan model pendekatan saintifik terdiri dari beberapa factor antara lain :
1. Adanya keterbatasan waktu 2. Adanya keterbatasan sumber daya pendamping 3. Penyusunan RPP yang sesuai dengan langkah –
langkah pendekatan saintifik 4. pelaksanaan pembelajaran yang berkualitas dan 5. penerapan pendekatan saintifik
4
4 Permasalahan dalam penyusunan model pendekatan saintifik terdiri dari
beberapa factor antara lain :
1. Adanya keterbatasan waktu 2. Adanya keterbatasan media dan sumber
belajar 3. Niat guru untuk menerapkan model
pendekatan saintific kurang 4. Sebagian siswa masih kurang memiliki
keberanian untuk mengemukakan pendapat
4
Petunjuk mengisi skor
Skor Rubrik
4 apabila materi/jawaban benar, rasional, dan sempurna
3 apabila materi/jawaban benar, rasional, dan kurang sempurna
2 Apabila materi/jawaban benar, tidak rasional, dan tidak sempurna
1 apabila materi/jawaban tidak benar, tidak rasional, dan tidak sempurna
𝑁𝑁𝑇𝑇𝐽𝐽𝑇𝑇𝑇𝑇 =𝑆𝑆𝑇𝑇𝑠𝑠𝑏𝑏 𝑦𝑦𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑑𝑑𝑇𝑇𝑝𝑝𝑝𝑝𝑏𝑏𝑠𝑠𝐽𝐽𝑝𝑝ℎ 𝑆𝑆𝑇𝑇𝑠𝑠𝑏𝑏 𝐽𝐽𝑇𝑇𝑥𝑥𝑇𝑇𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽
𝑥𝑥 100
Kunci Jawaban Latihan/Kasus/Tugas
242
15. Kunci Jawaban Kp 14
No Kunci Jawaban Skor
1 D 20
2 B 20
3 C 20
4 A 20
5 A 20
Total Skor 100
Nilai = jumlah skor yang benar
16. Kunci Jawaban KP 15
Jawaban berfariasi
No Kunci Jawaban Skor
1 Sebagaimana pernyataan dalam latihan,
bahwa yang termasuk pandangan ekstrem
adalah pandangan ke satu dan ke dua, yaitu
guru mengajar tidak menggunakan media
sama sekali dan guru mengajar hanya
mengandalkan dan menyerahkan pada media
saja. Sedangkan pandangan yang ke dua,
termasuk pandangan yang akomidatif, di
mana guru mengajar dengan menggunakan
media merupakan akomodasi pandangan
kesatu dan kedua. Dan pandangan ke dua,
sekaligus merupakan pandangan yang
4
PPKn SMP KK F
243
cocok/sesuai dengan kajian Modul ini, yaitu
Penggunan Media dalam Pembelajaran
PPKn”.
Secara empirik pembelajaran PPKn Pak
Akim baik. Mengantarkan siswa untuk
menguasai kemampuan akademik pesan
belajar PPKn dan mereduksikan dalam
ulangan dengan hasil yang baik. Namun jika
ditilik dari kompetensi mengajar guru,
kemampuan mengajar profesional itu tidak
hanya menjelaskan. Ada kemampuan lain
yang harus dikuasai oleh guru misalnya,
kemampuan bertanya, kemampuan
memberi penguatan, kemampuan
mengelola kelas, menerapkan metode
mengajar, termasuk kemampuan
menerapkan media. Oleh karena itu, jika
dianalisis dengan perkembangan teori
pembelajaran dewasa ini, praktik dan
perfomansi mengajar Pak Akim, tidak bisa
diterima. Walaupun hasil ulangan siswa
baik, itu masih sebatas kemampuan
akademik ranah kognisi saja. Hal ini
bertentangan dengan ranah pembelajaran
materi PPKn, yang meliputi ranah kognisi
(pengetahuan); psikomorik (keterampilan),
disposision (karakter), dan ranah konasi
(kemauan untuk bertindak). Capaian
terhadap ragam ranah itu tidak mungkin
hanya dijawab dengan perlakuan
penjelasan guru. Terlebih lagi, tuntutan baru
dalam dunia mengajar sesorang guru
profesional harus mampu mengajar dengan
4
Kunci Jawaban Latihan/Kasus/Tugas
244
menggunakan beberapa media, jadi pola
mengajar dengan sistem multi media
Total Skor 8
17. Kunci Jawaban KP 16
Petunjuk mengisi skor
Skor Rubrik 4 apabila materi/jawaban benar, rasional, dan sempurna
3 apabila materi/jawaban benar, rasional, dan kurang sempurna
2 Apabila materi/jawaban benar, tidak rasional, dan tidak sempurna
1 apabila materi/jawaban tidak benar, tidak rasional, dan tidak sempurna
𝑁𝑁𝑇𝑇𝐽𝐽𝑇𝑇𝑇𝑇 =𝑆𝑆𝑇𝑇𝑠𝑠𝑏𝑏 𝑦𝑦𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑑𝑑𝑇𝑇𝑝𝑝𝑝𝑝𝑏𝑏𝑠𝑠𝐽𝐽𝑝𝑝ℎ 𝑆𝑆𝑇𝑇𝑠𝑠𝑏𝑏 𝐽𝐽𝑇𝑇𝑥𝑥𝑇𝑇𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽
𝑥𝑥 100
18. Kunci Jawaban KP 17
Jawaban bervariasi
19. Kunci Jawaban KP 18
No Kunci Jawaban Skor
1 C 20
2 C 20
3 C 20
4 D 20
5 B 20
Skor total 100
Nilai = skor yang diperoleh
PPKn SMP KK F
245
Evaluasi
Bacalah dengan cermat pertanyaan atau pernyataan di bawah ini, kemudian
pilihlan salah satu dari alternatif jawaban (a, b, c, atau d) yang paling tepat dengan
cara membubuhkan tanda silang (x) pada huruf alternatif jawaban di bawah ini.
1. Materi/konsep esensial yang diajarkan hendaknya cukup memadai dalam
membantu peserta didik menguasai kompetensi dasar yang diajarkan
adalah salah satu prinsip dalam menentukan materi/konsep esensial, yaitu
...
(A) keajegan
(B) ketepatan
(C) kecukupan
(D) kesesuaian
2. Yang merupakan wujud pengamalan sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
adalah ...
(A) membina kerukunan hidup diantara sesama umat beragama dan
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
(B) mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan
martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa
(C) mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antara
pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda
terhadap Tuhan Yang Maha Esa
(D) manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut
dasar kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila di lingkungan masyarakat
adalah ...
(A) berperan aktif dalam pembangunan sekolah
(B) tidak memaksakan kehendak
(C) membangun pos ronda
(D) menghormati HAM
Evaluasi
246
5. Keinginan luhur bangsa Indonesia supaya berkehidupan yang bebas
tercantum dalam pembukaan UUD 1945 alinea ...
(A) Pertama
(B) Kedua
(C) Ketiga
(D) Keempat
6. Pemulihan nama baik atau kehormatan seseorang yang telah dituduh secara
tidak sah atau dilanggar kehormatannya, merupakan peran Presiden
sebagai …
(A) Kepala negara
(B) Pemimpin kabinet
(C) Kepala pemerintahan
(D) Hak yudikatif presiden
7. Melakukan kerjasama dengan organisasi, lembaga atau pihak-pihak
lain merupakan penerapan fungsi Komnas HAM yaitu ...
(A) fungsi penelitian
(B) fungsi pengkajian
(C) fungsi penyuluhan
(D) fungsi pemantauan
8. Syarat Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (PERPU)
dapat dikeluarkan oleh Presiden apabila …
(A) keadaan darurat dan sudah ada undang-undang yang
mengaturnya
(B) keadaan darurat belum ada undang-undang yang mengaturnya
(C) ada tekanan politik dari partai politik pemenang PEMILU
(D) ada tekanan dari kelompok kepentingan di masyarakat
4. Dalam menjalankan hak nya, setiap warga negara wajib menghormati hak
orang lain, hal ini diatur dalam UUD 1945 pasal ...
(A) 28 G
(B) 28 H
(C) 28 I
(D) 28 J
PPKn SMP KK F
247
9. Semua orang yang disangka, ditangkap, ditahan, dituntut dan
dihadapkan di muka sidang pengadilan wajib dianggap tidak bersalah
sampai adanya putusan pengadilan merupakan salah satu asas
hukum pidana yaitu …
(A) asas hadirnya terdakwa
(B) asas praduga tak bersalah
(C) asas persamaan di muka hukum
(D) asas pemeriksaan di muka hukum
10. Perhatikan pernyataan berikut ini :
1) mengenal dan memahami kebudayaan suku atau masyarakat lain
yang berbeda dengan kebudayaan sendiri;
2) menghormati dan menghargai kebudayaan yang dimiliki suku lain;
3) tidak memaksakan kebudayaan kita kepada orang yang berbeda
suku dan budaya;
4) tidak memandang rendah kebudayaan yang berbeda yang
dimiliki oleh suku lain.
Pernyataan diatas merupakan bentuk perilaku toleransi dalam
terhadap ...
(A) keberagaman suku dan ras di indonesia
(B) keberagaman sosial budaya
(C) kehidupan beragama
(D) perbedaan gender
11. Agar tidak terjadi konflik dalam kehidupan bermasyarakat yang
beragam, maka kita harus mampu …
(A) mengendalikan diri dalam melihat kenyataan di masyarakat
(B) menempatkan diri agar diri kita di hargai orang di sekitarnya
(C) menghindarkan diri dari aktivitas yang berbau syirik di masyarakat
(D) mengandalkan kekuasaan ketika aktivitas masyarakat tidak
sejalan
Evaluasi
248
12. Wilayah yang diakui sebagai wilayah kekuasaan suatu negara
meskipun wilayah tersebut letaknya di negara lain disebut wilayah ...
(A) teritorial
(B) ekstra teritorial
(C) pangkalan militer
(D) Zona Ekonomi Eksklusif 13. Penentuan skala prioritas, menjadwal ulang semua kegiatan dan pembagian
tugas yang jelas merupakan strategi dalam mengatasi permasalahan ...
(A) keterbatasan waktu
(B) kesulitan penyusunan RPP
(C) keterbatasan sumber daya pendamping
(D) kesulitan pelaksanaan pembelajaran yang berkualitas
14. Penggunaan model discovery learning dalam pembelajaran PPKn,
dimaksudkan agar peserta didik dapat …
(A) menemukan konsep
(B) menemukan masalah
(C) memecahkan masalah
(D) mengasosiasi informasi
15. Guru menilai aspek penilaian mulai dari persiapan, pelaksanaan,
laporan kegiatan hingga penyajian laporan, maka guru tersebut
melakukan penilaian ...
(A) projek
(B) produk
(C) kinerja
(D) portofolio
16. Acuan kriteria menggunakan rerata dipakai untuk melakukan
penilaian ...
(A) ketrampilan
(B) sikap sosial
(C) pengetahuan
(D) sikap spiritual
PPKn SMP KK F
249
17. Pada saat menyusun RPP, pemilihan dan penetapan komponen
media pembelajaran mengacu pada …
(A) tujuan/indikator dan materi pembelajaran
(B) metode dan kegiatan pembelajaran
(C) indikator dan materi pembelajaran
(D) tujuan dan indikator
18. Agar peserta didik lebih memahami sesuai dengan tingkat
perkembangannya, maka materi pembelajaran PKn perlu dikemas
dalam bentuk ...
(A) diktat
(B) modul
(C) makalah
(D) lembar kerja siswa
19. Prinsip penggunaan media adalah ...
(A) media seharusnya mengikuti perkembangan teknologi
(B) media merupakan salah satu bagian dari sumber belajar
(C) media merupakan bagian integrasi dari sistem instruksional
(D) menggunakan media yang sama bila karakteristik materinya sama
20. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas berpedoman pada …
(A) Rencana kerja sekolah
(B) Metodologi penelitian
(C) Kalender pendidikan
(D) Proposal penelitian
Evaluasi
250
KUNCI JAWABAN EVALUASI
N0 Kunci No Kunci
1 D 11 A
2 B 12 A
3 B 13 A
4 D 14 A
5 A 15 A
6 A 16 C
7 C 17 A
8 A 18 D
9 B 19 B
10 A 20 C
PPKn SMP KK F
251
Penutup
Demikianlah modul Pengembangan Keprofesionalan Berkelanjutan Kelompok
Kompetensi F Mata Pelajaran PPKn SMP.
Mudah-mudahan anda dapat memahami secara menyeluruh apa yang diuraikan
dalam modul ini, sebab pemahaman tersebut akan menjadi bekal dalam
menyusun materi PPKn, pelaksanaan proses pembelajaran yang bermutu yaitu
kesesuaian, daya tarik, efektivitas, efisiensi dan produktivitas pembelajaran serta
bermakna bagi para peserta didik.
Kemampuan-kemampuan yang anda kuasai setelah mempelajari modul ini akan
berguna bagi anda dalam membimbing teman sejawat dalam meningkatkan
kualitas pembelajaran.
Semoga bahan modul ini mampu memfasilitasi kinerja Anda tidak saja pada saat
pendidikan latihan tetapi pada saat Anda melaksanakan tugas di daerah masing-
masing
Modul ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penyusun berharap saran dan
kritik yang membangun untuk kesempurnaan modul.
PPKn SMP KK F
253
Daftar Pustaka
Al Hakim, Suparlan dkk. 2014. Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Konteks Indonesia. Malang: Madani (Kelompok Intrans Publishing).
Akbar, Patrialis. 2013. Lembaga-Lembaga Negara Menurut UUD Negara RI Tahun 1945. Jakarta: Sinar Grafika.
Asshiddiqie, Jimly, 2012. Perkembangan dan Konsolidasi Lembaga Negara Pasca Reformasi, Jakarta: Sinar Grafika.
Ali, M. 2003. Teologi Pluralis-Multikultural: Menghargai Kemajemukan Menjalin Kebersamaan. Jakarta. PT Kompas Media Nusantara.
Al-Hakim, Suparlan. 2006. Manajemen Konflik. Makalah Diasajikan pada: Diklat Instruktur Nasional Sosiologi Jenjang MenengahTanggal 7 s/d 20 Juni
Al-Hakim, Suparlan. 2006. Manajemen Konflik. Makalah Diasajikan pada: Diklat Instruktur Nasional Sosiologi Jenjang MenengahTanggal 7 s/d 20 Juni 2006. Depdiknas. Dirjen Dikdasmen. PPPG IPS dan PMP Malang
Ali, Fachry. 1997. “Budaya Lokal Di Indonesia”. Dalam Aspi, ,orasi Budaya Lokal Dalam Konteks negara Kesatuan. (Halaman 1-34). Jakarta. Penerbit Badan Pendidikan dan Pelatihan Departemen Dalam Negeri.
Arsyad, Azhar . 2003. Media Pembelajaran. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Eko Purwana, Agung dkk. 2009. Pembelajaran PPKn Edisi Pertama. Surabaya : LAPIS PGMI.
Budiarjo, Miriam. 2003. Dasar- Dasar Ilmu Politik, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Berger, P. dan Neuhauss, R. 1977. To Empower People: The Role Mediating Structure in Public Policy. Washington: American Enterprice Institute for Public Policy Research.
Cribbin, J.J. 1985. Kepemimpinan: Strategi Mengefektifkan Organisasi. Terjemahan Rochmulyati Hamzah. Jakarta. PT Pustaka Bina Persindo.
Darmiyati, Zuchdi. 1955. Pembentukan Sikap. Cakrawala Pendidikan. No. 3 Th. XIV. November. Yogyakarta: LPM IKIP Yogyakarta. Hlm. 51-63
Darji Darmodiharjo, Prof, S.H.; 1986; Pancasila Sebagai Filsafat dan Ideologi Nasional; Malang: Laboratorium IKIP Malang
Gaffar, Afan. 2000. Politik Indonesia: Transisi Menuju Demokrasi, Yogyakarta : Pusataka Pelajar.
Daftar Pustaka
254
Geertz, Clifford, 1973. The Interpretation of Culture. New York. Basic Books. Inc.
http://muklis-superband.blogspot.co.id/2011/04/kendala-kendala-yang-dialami-guru-dalam.html
.Hosnan. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21. Jakarta : Ghalia Indonesia
Freedman, P.I. 1984. “Multicultural Education: Establishing the Foundations”. The Social Studies. 75 (200-203).
Harahap, Yahya. 2008. Hukum Acara Perdata. Sinar Grafika. Jakarta.
Hosnan. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21. Jakarta : Ghalia Indonesia
El-Muhtaj, Majda. 2007. Hak Asasi Indonesia dalam Konstitusi Indonesia. Jakarta: Kencana
Juliardi, Budi. 2014. Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Kaelan. 2014. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: Paradigma
Kaelan. 2012. Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta: Paradigma
Kansil, C.S.T, dkk. 2006. Pendidikan Kewarganegaraan SMP/MTs. Jakarta: Bumi Nusantara
Kemendikbud, 2017. Materi Bimbingan Teknis Instruktur Kurikulum Sekolah Menengah Pertama Mata Pelajaran PPKn. Jakarta : Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
Pranarka. A.M.W. 1985. Sejarah Pemikiran Tentang Pancasila. Jakarta: Yayasan Proklamasi
Saksono, Ign. Gatut . 2007. Pancaila Soekarno. Yogyakarta: Rumah Belajar Tabinkas
Suteng, dkk. Pendidikan Kewarganegaraan untuk SMA Kelas XII. Jakarta:
Penerbit Erlangga
Taniredja, Tukiran, dkk. 2014. Kedudukan dan Fungsi Pancasila Bagi Bangsa dan Negara Indonesia. Bandung: Alfabeta
Wahidin, Samsul. 2015. Dasar-dasar Pendidikan Pancasila dan Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta:Pustaka Pelajar
-------------------------------. 2009. Buku Pintar Politik Sejarah, Pemerintahan dan Ketatanegaraan. Yogyakarta: Great Publisher
PPKn SMP KK F
255
--------------------------------. 2014. Pendidikan Kewarganegaraan Kelas VIII. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
--------------------------------. 2013. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VII. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
--------------------------------. 2013. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VIII. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
_____. 2014. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMP Kelas VIII.Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
_____. 2014. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMP Kelas VIII.Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013.Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2013 Tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar Dan Menengah. Jakarta : Kemendikbud.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013.Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2013.Tentang Standar Isi Pendidikan Dasar Dan Menengah. Jakarta : Kemdikbud
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013.Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 68 Tahun 2013. Tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMP-MTs. Jakarta : Kemdikbud
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013.Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2013. Tentang Kurikulum Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah. Jakarta : 2014
Kansil, C.S.T. 1993. Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia. Balai Pustaka.Jakarta.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Buku Siswa Kelas 8, 2014
Surya Saputra, Lukman, (2007), Pendidikan Kewarganegaraan Menumbuhkan Nasionalisme dan Patriotisme untuk kelas VIII Sekolah Menengah Pertama / MadrasahTsanawiyah,Jakarta:Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Daftar Pustaka
256
PimpinanMPR dan Tim Kerja Sosialisasi MPRPeriode 2009-2014. Empat Pillar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara. Jakarta; Sekretariat Jenderal MPR RI, 2012.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) turunan dari Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 2013 yang merupakan Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 54 tahun 2013 Tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah.
Muhtadi, Ali. Pengembangan Sikap dan Perilaku Siswa yang Bermoral Dalam Kegiatan Pembelajaran di Sekolah, diambil dari http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/132280878/Pengem%20sikap%20dan%20perilaku%20bermoral%20di%20sekolah-Majalah%20Ilmiah%20Pembelajaran-Mei-2011.pdf (diakses tanggal 9 Desember 2015)
Mertokusumo, Sudikno. 1991. Pengenal Hukum, Suatu Pengantar. Yogyakarta: Liberty.
Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia. 2014. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan Undang-Undang Tentang Mahkamah Konstitusi. Kepeniteraan dan Sekretariat Jenderal Mahkamah Konstitusi RI. Jakarta.
Muhammad. Abdul Kadir. 2000. Hukum Acara Perdata Indonesia. PT. Citra Aditya Bakti. Bandung.
Mahkamah Agung Republik Indonesia Pengadilan Negeri Metro Lampung. 2015. Prosedur Beracara Pidana. Online.http://pn-metro.go.id/main/index.php/transparansi/pidana/prosedur-beracara-pidana.html. diakses pada tanggal 10 Desember 2015.
Muhammad. Abdul Kadir. 2000. Hukum Acara Perdata Indonesia. PT. Citra Aditya Bakti. Bandung.
Mas’oed, Mochtar dan MacAndrews, Colin, Editor. 2001. Perbandingan Sistem Politik. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Malian, Sobirin dan Marzuki, Suparman. 2003. Pendidikan Kewarganegaraan dan Hak Asasi Manusia. Yogyakarta: UII Press
Nasution, DR. Bahder Johan. 2014. Negara Hukum dan Hak Asasi Manusia. Bandung: CV. Mandar Maju
Nickel, James W. 1996. Hak Asasi Manusia. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
PPKn SMP KK F
257
Notonagoro, Prof.,Dr., h.c.Mr. Drs, 1980, Pancasila Secara Ilmiah Populer, Djakarta: Pantjuran Tudjuh
Persada.Eko Purwana, Agung dkk. 2009. Pembelajaran IPS EdisiPertama. Surabaya : LAPIS PGMI
Ridwan, R. 2014. Hukum Administrasi Negara. PT. Raja Grafindo Persada. Jakart
Rohani, Ahmad. 2014. Media Instruksional Edukatif. Jakarta : Rineka Cipta.
Republik Indonesia. UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Saraswati, LG. 2006. Hak Asasi Manusia (Teori, Hukum, Kasus).Jakarta: Filsafat UI Press
Sujatmoko, Andrey. 2015. Hukum HAM dan Hukum Humaniter. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada
Soekanto, Soerjono, Dr., S.H., MA., 1982, Kesadaran Hukum dan Kepatuhan Hukum; Jakarta: CV Rajawali
Tim Dosen PKn UPI. 2008. Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung: CV Maulana Media Grafika.
Tutik, Titik Tri Wulan. 2014. Pengantar Hukum Tata Usaha Negara Indonesia. Prsetasi Pustakaraya. Jakarta.
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945.
Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang HAM
Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan
Yuda AR, Hanta. 2010. Presidensialisme Setengah Hati: Dari Dilema Ke Kompromi, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Zoelva, Hamdan. 2002. Sistem Penyelenggaraan Kekuasaan Negara Setelah Perubahan UUD 1945. Makalah. Jakarta : Sekretaris Negara RI.
Wiriatmadja. 2009. Perspektif Multikultural dalam Pengajaran Sejarah. Jurnal Pendidikan. Vol 15 (4): 368-382.
Liliweri, Alo. 2005. Prasangka & Konflik: Komunikasi Lintas Budaya Masyarakat Multikultural. Yogyakarta. LKiS.
Maryati, Kun, dan Suryawati, Juju. 2006. Sosiologi untuk SMA dan MA Kelas X. Jakarta : Esis.
Muin, Idianto. 2013. Sosiologi untuk SMA/MA Kelas X. Kelompok Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta: Erlangga. Hal: 72-74.
Daftar Pustaka
258
Nasikun. 1993. Sistem Sosial Indonesia. Jakarta. Penerbit PT Raja-Grafindo Persada.
Nugroho, Heru. 1997. “Pemahaman Kritis SARA dan Kemajemukan Masyarakat Indonesia”. Dalam Cara pandang Kebangsaan. (Halaman 49-66). Jakarta. Penerbit Badan Pendidikan
Sujak, Abi. 1990. Kepemimpinan Manajemen: Eksistensi dan Perilaku Organisasi. Jakarta. Rajawali Press.
Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar & Pembelajaran di SekolahDasar. Jakarta : Kencana.
Triyanto. 2009. Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik. Jakarta : Prestasi Pustaka.
Triyanto. 2009. Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik. Jakarta : Prestasi Pustaka.
Republik Indonesia, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan No. 160 Tahun 2014 tentang Pemberlakuan Kurikulum Tahun 2006 dan Kurikulum 2013.
Republik Indonesia, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan No. 58 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Pertama/ Madrasah Tsanawiyah
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI,2014. Buku Guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMP , Jakarta, Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Jakarta.
Republik Indonesia , Kementeri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 104 Tahun 2014 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan, 2015, Jakarta
Drs. Supandi M.Pd (2015) Materi Implementasi guru Implementasi Kurikulum 2013. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
RPP. (2015) Materi Pendampingan Kurikulum 2013 di Hotel Surya Indah Kota Batu oleh KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
DIREKTORAT PEMBINAAN SMP
AECT, (1977), The Definition of Educational Technology. Association For Educational Communication and Technology.
PPKn SMP KK F
259
Al Hakim, S. (2011), Modul Pengembangan Media Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn), Malang: Panitia Sertifikasi Guru (PSG) Rayon 15 Universitas Negeri Malang.
Ariani, Niken, dan Haryanto, Dany, (2010) Pembelajaran Multi Media di Sekolah, Jakarta: Prestasi Pustaka Publishe.
Asmani, Jamal Ma’mur, (2012), Tips Menjadi Guru Inspiratif, Kreatif dan Inovatif, Jogjakarta: Diva Press.
Cangara, Hafidz ,2005, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta:PT RajaGrafindo Persada.
Effendy, Onong Uchjana, Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung: Remaja Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta:Grasindo.Rosdakarya.
Komalasari, Kokom. (2010), Pembelajaran Kontekstual, Konsep dan Aplikasi, Bandung: PT. Refika Aditama.
Mulyana, Deddy. 2001. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: Rosda.
Mulyasa, E.m(2011), Menjadi Guru Profesional, Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Pudjantoro, P. 2012. Modul PengembanganMedia Pembelajaran PKn. Modul untuk Diklat Sertifikasi Guru. Malang. PSP 115.
Ruben, Brent D, Stewart, Lea P, 2005, Communication and Human Behaviour,USA:Alyn and Bacon .
Sadiman. Arief, dkk. 2003. Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatan . Di Jakarta. Penerbit : PT. Raja Grapindo Persada.
Sendjaja,S.D. 1994, Pengantar Komunikasi,Jakarta:Universitas Terbuka.
Sudjana, Nana, dan Ahmad Rivai (2010), Media Pengajaran, Bandung: Sinar Baru Agelsindo.