evaluasi penerimaan sistem e-ticket di taman...
TRANSCRIPT
EVALUASI PENERIMAAN SISTEM E-TICKET DI TAMAN
MARGASATWA RAGUNAN BERDASARKAN TEMA UNIFIED THEORY
OF ACCEPTANCE AND USE OF TECHNOLOGY (UTAUT)
Skripsi
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Komputer (S.Kom)
Oleh :
Fauzan Arifin
1113093000137
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2018 M/1439 H
EVALUASI PENERIMAAN SISTEM E-TICKET DI TAMAN
MARGASATWA RAGUNAN BERDASARKAN TEMA UNIFIED THEORY
OF ACCEPTANCE AND USE OF TECHNOLOGY (UTAUT)
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Komputer
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Oleh:
FAUZAN ARIFIN
1113093000137
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2018 M/1439 H
ii
EVALUASI PENERIMAAN SISTEM E-TICKET DI TAMAN
MARGASATWA RAGUNAN BERDASARKAN TEMA UNIFIED THEORY
OF ACCEPTANCE AND USE OF TECHNOLOGY (UTAUT)
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Komputer
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Oleh:
FAUZAN ARIFIN
1113093000137
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2018 M/1439 H
iii
iv
v
vi
ABSTRAK
Fauzan Arifin – 1113093000137, Evaluasi Penerimaan Sistem E-Ticket Di
Taman Margasatwa Ragunan Berdasarkan Tema Unified Theory of Acceptance
and Use of Technology (UTAUT) di bawah bimbingan DR.Syopiansyah Jaya
Putra, M.Sis dan A’ang Subiyakto, M.Kom
Implementasi teknologi informasi yang baru mengharuskan pengguna untuk
terbiasa menggunakannya, guna agar dapat di terima oleh pengguna. sesuai dengan
visi misi yaitu menjadi Kebun Binatang yang terkenal dan sejajar dengan Kebun
Binatang di negara-negara maju, Taman Margasatwa Ragunan menerapkan sistem
baru yaitu sistem e-ticket. Dalam penerapan sistem e-ticket di Taman Margasatwa
Ragunan, pengguna masih menemukan kendala seperti kurangnya sosialisasi
mengenai sistem e-ticket tersebut sehingga menimbulkan permasalahan baru yaitu
antrian tiket yang semakin panjang. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi
faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi penerimaan pengguna dan menentukan
sejauh mana sistem e-ticket di terima oleh penggunanya. Pada penelitian ini peneliti
menggunakan metode pendekatan kualitatif. Teori yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Unified Theory of Acceptance and Use of Techonology
(UTAUT). Penelitian ini terdiri dari 7 faktor yang yang mempengaruhi penerimaan
pengguna yaitu faktor harapan kinerja (performance expectancy), harapan usaha
(effort expectancy), pengaruh sosial (social influence), kondisi memfasilitasi
(faciltating condition), nilai harga (price value), niat perilaku (behavioral
intention), perilaku pengguna (use behavior). Pengambilan sampel dilakukan
dengan teknik purposive sampling. Pemrosesan data menggunakan pendekatan
kualitatif dengan proses Coding antara lain open coding, axial coding dan selective
coding dengan MS.Excel 2013. Hasilnya, 6 tema pertanyaan yang di ajukan peneliti
kepada informan semuanya berpengaruh dan adapun faktor-faktor yang
berpengaruh antara lain faktor harapan kinerja (performance expectancy), harapan
usaha (effort expectancy), pengaruh sosial (social influence), kondisi memfasilitasi
(faciltating condition), nilai harga (price value), niat perilaku (behavioral
intention), perilaku pengguna (use behavior). Dengan kata lain, sistem e-ticket di
taman margasatwa ragunan sudah dapat di terima. Tema yang memiliki pengaruh
paling besar adalah hubungan nilai harga (price value) terhadap niat perilaku
(behavioral intention). Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi
kepada pihak pengelola sistem e-ticket di Taman Margasatwa Ragunan akan
penerimaanya terhadap penggunaan sistem tersebut dan dapat menjadi acuan
dengan melihat aspek pengelola dan aspek eksternal.
Kata Kunci : Evaluasi Penerimaan, Sistem E-Ticket, Taman Margasatwa Ragunan,
Unified Theory of Acceptance and Use of Techonology (UTAUT)
Bab I-V + 143 Halaman + xvi Halaman + 23 Gambar + 6 Tabel + Daftar Pustaka
+ Lampiran
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat, hidayah dan nikmat-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Evaluasi
Penerimaan Sistem E-Ticket Di Taman Margasatwa Ragunan Berdasarkan
Tema Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT)” dengan
baik. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Besar
Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat serta para pengikutnya hinga akhir
zaman.
Penulis menyadari bahwa selesainya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan
berbagai pihak. Oleh karena itu, perkenankanlah penulis untuk mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1) Bapak Dr. Agus Salim, M.Si selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
2) Ibu Nia Kumaladewi, MMSI selaku Ketua Program Studi Sistem Informasi
Fakultas Sains dan Teknologi. Ibu Meinarini Catur Utami, M.T. selaku
sekertaris Program Studi Sistem Informasi Fakultas Sains dan Teknologi.
3) Bapak Dr.Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis sebagai Dosen Pembimbing I dan
A’ang Subiyakto, M.Kom sebagai Dosen Pembimbing II yang telah
memberikan arahan, bimbingan, motivasi dan dukungan baik secara moral
maupun teknis selama melakukan penulisan skripsi ini.
4) Seluruh dosen Program Studi Sistem Informasi yang telah memberikan ilmu
kepada penulis selama perkuliahan.
viii
5) Seluruh karyawan Fakultas Sains dan Teknologi yang telah banyak
membantu penulis dalam perkuliahan, terutama dalam menyelesaikan
administrasi yang berkaitan dengan skripsi.
6) Bapak Nashrul Hakiem M.T, Ph.D, bapak Achmad Nur Sholeh, M.Kom,
bapak Indra Munawar, bapak Reza Alamsyah, bapak Purwohandoyo, bapak
Mahbubul Wathoni, bapak Arif Richiawan dan ibu Tri Kiswati
Nurhidayatullah selaku narasumber yang telah banyak membantu penulis
dalam memperoleh data-data yang dibutuhkan dalam penyusunan skripsi ini.
7) Ibu dan Bapak yang selalu berjuang sekuat tenaga agar penulis dapat menjadi
orang yang sukses dan berpendidikan tinggi. Terima kasih atas segala doa,
nasihat, motivasi, dan waktumu yang sangat berarti, berharap agar penulis
dapat menjadi seseorang yang lebih baik lagi, dan kuat dalam menjalani
kehidupan serta dapat menjadi anak yang dapat dibanggakan. Serta adik yang
selalu memberikan doa dan dukungan bagi penulis. Terima kasih untuk
semua.
8) Abyan, keponakan yang selalu menghibur dan membangkitkan semangat
penulis dalam menyusun skripsi ini.
9) Gregoryo Gusti, Tris Renanda dan M. Ariful Hikami yang tergabung dalam
JAPOS squad, Andikacosa dan Ammar Maulana yang tergabung dalam
Bulak Wareng squad, Kamal Sani Firdaus, Putra Rama Mahadika, Ridwan
Halifi, Andi Adnan Kumala, Atthiya Primasari, Hersy Ayu Qadrya, Bella
Marisella dan (alm) Aditya Surya Kusuma selaku teman seperjuangan dalam
ix
menyelesaikan kuliah ini, ISDM Research Group serta seluruh teman-teman
SI 2013.
Penulis memohon kepada Allah SWT agar seluruh dukungan, bantuan, dan
bimbingan dari semua pihak dibalas pahala yang berlipat-lipat. Selain itu, penulis
menyadari penyusunan skripsi ini masih terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna sehingga saran dan kritik dapat disampaikan melalui kepada penulis.
Akhir kata, semoga penelitian ini dapat memberikan manfaat dan sekaligus
menambah ilmu bagi kita semua. Amiin Allahuma Aamiin.
x
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL ................................................................................................. ii
LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................. iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN ...................................................................... iv
LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................... v
ABSTRAK ............................................................................................................ vi
KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiv
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xvi
BAB I ...................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2 Perumusan Masalah .......................................................................... 6
1.3 Ruang Lingkup dan Batasan Masalah ............................................... 6
1.4 Tujuan dan Sasaran Penelitian .......................................................... 7
1.5 Pertanyaan Penelitian ........................................................................ 8
1.6 Manfaat Penelitian ............................................................................ 8
1.7 Metodologi Penelitian ....................................................................... 9
1.8 Sistematika Penulisan ..................................................................... 10
BAB II ................................................................................................................... 12
2.1 Definisi Evaluasi ............................................................................. 12
2.1.1 Tujuan Evaluasi ....................................................................... 13
2.1.2 Jenis-Jenis Evaluasi ................................................................. 13
2.1.2.1 Evaluasi Menurut Objek ....................................................... 13
2.1.2.2 Evaluasi Menurut Fokus ....................................................... 15
2.1.2.3 Evaluasi Menurut Waktu dan Pelaksanaan .......................... 17
2.2 Definisi penerimaan Pengguna Terhadap Teknologi Informasi ..... 18
2.3 Konsep Dasar Sistem Informasi ...................................................... 20
2.3.1 Pengertian Sistem .................................................................... 20
xi
2.3.2 Karakteristik Sistem ................................................................ 23
2.3.3 Klasifikasi Sistem .................................................................... 24
2.3.4 Informasi ................................................................................. 26
2.3.5 Kualitas Informasi ................................................................... 27
2.3.6 Sistem Informasi ..................................................................... 28
2.4 Komponen Sistem Informasi .......................................................... 31
2.5 Definisi E-Commerce ...................................................................... 33
2.6 Definisi E-Ticket ............................................................................. 36
2.7 Definisi Smart Card ........................................................................ 37
2.8 Metode Pengumpulan Data ............................................................. 39
2.9 Populasi dan Teknik Sampling........................................................ 43
2.10 Metode Analisis Data ...................................................................... 46
2.11 Konsep Dasar kualitatif ................................................................... 48
2.12 Metode Kualitatif dan Kuantitatif dalam Perbandingan ................ 50
2.13 Keunggulan dan Kelemahan Penelitian Kualitatif .......................... 52
2.14 Dasar Teori UTAUT ....................................................................... 53
2.14.1 Theory of Reasoned Action (TRA) ........................................ 53
2.14.2 Theory of Planned Behavior (TPB) ....................................... 54
2.14.3 Technology Acceptance Model (TAM) ................................. 55
2.14.4 Motivation Model (MM) ....................................................... 56
2.14.5 Combined TAM and TPB (C-TAM-TPB) ............................ 56
2.14.6 Model of PC Utilization (MPCU) ......................................... 57
2.14.7 Innovation Diffusion Theory (IDT) ....................................... 57
2.14.8 Social Cognitive Theory (SCT) ............................................. 59
2.15 Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT) 59
2.15.1 Ekspektasi Kinerja (Perfomance Expectancy) ...................... 61
2.15.2 Ekspektasi Usaha (Effort Expectancy) .................................. 63
2.15.3 Faktor Sosial (Social Influence) ............................................ 65
2.15.4 Nilai Harga (Price Value) ...................................................... 67
2.15.5 Kondisi Yang Memfasilitasi (Facilitating Conditions) ......... 68
2.15.6 Minat Pemanfaatan (Behavioral Intention) ........................... 69
xii
2.15.7 Perilaku Penggunaan (Use Behavior) .................................... 70
2.16 Penelitian Terdahulu ....................................................................... 70
2.16.1 Penelitian UTAUT Moerti et al. (2015) ................................ 70
2.16.2 Penelitian UTAUT Firdaus (2004) ........................................ 72
2.16.3 Penelitian UTAUT Malau (2016) .......................................... 72
2.16.4 Penelitian UTAUT Bendi & Andayani (2013) ...................... 73
2.16.5 Penelitian UTAUT Yang (2013) ........................................... 73
2.16.6 Penelitian UTAUT Wu, Wu & Weng (2012) ........................ 74
2.16.7 Penelitian UTAUT Prasetyo & Anubakti (2011) .................. 74
2.16.8 Penelitian UTAUT Nasir (2013) ........................................... 75
2.16.9 Penelitian UTAUT Alalwan et al. (2018) ............................. 75
2.16.10 Penelitian UTAUT Hoque & Sorwar (2017) ........................ 76
2.16.11 Ringkasan Penelitian Terdahulu .......................................... 76
2.17 Tema Penelitian ............................................................................... 81
BAB III ................................................................................................................. 83
3.1 Pendekatan Penelitian ..................................................................... 83
3.2 Lokasi dan Objek penelitian............................................................ 85
3.3 Teknik Sampling ............................................................................. 86
3.4 Prosedur Penelitian.......................................................................... 87
3.5 Metode Pengumpulan Data ............................................................. 88
3.5.1 Studi Literatur ......................................................................... 88
3.5.2 Observasi ................................................................................. 89
3.5.3 Wawancara .............................................................................. 92
3.5.4 Focus Group Discussion (FGD) ............................................. 94
3.6 Teknik Analisis Data ....................................................................... 94
3.7 Instrumen penelitian ........................................................................ 98
BAB IV ................................................................................................................. 99
4.1 Profil Informan ................................................................................ 99
4.2 Hasil Analisis Data Coding .......................................................... 101
4.2.1 Open Coding ......................................................................... 101
4.2.2 Axial Coding .......................................................................... 102
xiii
4.2.3 Selective Coding .................................................................... 104
4.3 Hasil Analisis dan Interpretasi Wawancara .................................. 106
4.3.1 Tema 1 : Hubungan Harapan kinerja (Performance
Expectancy) Terhadap Niat Perilaku (Behavioral Intention) 106
4.3.2 Tema 2 : Hubungan Harapan Usaha (Effort Expectancy)
Terhadap Niat Perilaku (Behavioral Intention) ..................... 108
4.3.3 Tema 3 : Hubungan Pengaruh Sosial (Social Influence)
terhadap Niat Perilaku (Behavioral Intention) ...................... 111
4.3.4 Tema 4 : Hubungan Kondisi Memfasilitasi (Facilitating
Conditions) terhadap perilaku pengguna (Use Behavior) ..... 113
4.3.5 Tema 5 : Hubungan Nilai Harga (Price Value) terhadap Niat
Perilaku (Behavioral Intention) ............................................. 116
4.3.6 Tema 6 : Hubungan Niat Perilaku (Behavioral Intention)
terhadap Perilaku Pengguna (Use Behavior) ........................ 118
4.4.7 Penerimaan Sistem E-ticket di Taman Margasatwa Ragunan 120
4.5 Pembahasan ................................................................................... 125
BAB V ................................................................................................................. 128
5.1 Kesimpulan ................................................................................... 128
5.3 Saran .............................................................................................. 129
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 130
LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................ 142
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Model Sistem ............................................................................... 21
Gambar 2.2 Model hubungan elemen-elemen sistem …................................... 22
Gambar 2.3 Sistem Informasi ........................................................................... 28
Gambar 2.4 Komponen Sistem Informasi ........................................................ 31
Gambar 2.5 Gambar E-Commerce …................................................................ 33
Gambar 2.6 Gambar E-Ticketing …........................ ......................................... 36
Gambar 2.7 Smart Card …............................... ................................................ 37
Gambar 2.8 Model Theory of Reasoned Action .............................................. 53
Gambar 2.9 Model Theory of Planned Behavior ............................................. 54
Gambar 2.10 Technology Acceptance Model …............................................... 55
Gambar 2.11 Combined TAM and TPB (C-TAM-TPB) .................................. 56
Gambar 2.12 Innovations Diffusion Theory (IDT) ........................................... 58
Gambar 2.13 Pengembangan IDT …................................................................. 58
Gambar 2.14 Model Unified Theory of Acceptance and Use of
Technology.................................................................................... 59
Gambar 2.15 Tema penelitian ........................................................................... 81
Gambar 3.1 Prosedur Penelitian ....................................................................... 88
Gambar 3.2 Tahapan Pembuatan Studi Literatur .............................................. 90
Gambar 3.3 Tahapan Observasi ........................................................................ 91
Gambar 3.4 Tahapan Wawancara ..................................................................... 93
Gambar 3.5 Tahapan FGD ................................................................................ 95
Gambar 3.6 Denah FGD ................................................................................... 96
Gambar 3.7 Proses Pengkodean ........................................................................ 97
Gambar 4.1 Tabel Data Coding ......................................................................... 104
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Perbedaan Aksioma antara Kualitatif dan Kuantitatif .................. 50
Tabel 2.2 Perbedaan Karakteristik Metode Kualitatif dan Kuantitatif ......... 50
Tabel 2.3 Perbedaan Kualitatif dan Kuantitatif dilihat dari Proses
Penelitian ....................................................................................... 52
Tabel 2.4 Teori-teori Konstruk yang Mendasari Model Unified Theory
of Acceptance and Use of Technology ......................................... 60
Tabel 2.5 Ringkasan Penelitian Terdahulu ................................................... 79
Tabel 4.1 Profil Informan Penelitian ............................................................ 99
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Instrument Penelitian ................................................................. xvii
Lampiran 2 Transkrip Wawancara dan Focus Group Discussion ................. xviii
Lampiran 3 Narasumber Penelitian ............................................................... xviv
Lampiran 4 Dokumentasi .............................................................................. xvv
Lampiran 5 Hasil Analisis Data .................................................................... xvvi
Lampiran 6 Dokumen Lain ........................................................................... xvvii
ii
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dunia teknologi di era modern saat ini telah berkembang pesat, hal ini
menimbulkan perubahan besar khususnya dibidang teknologi informasi dan sistem
informasi. Dengan berkembangnya teknologi informasi saat ini semakin banyak
memberikan kontribusi dalam kehidupan terutama yaitu dalam segi kemudahan.
Perkembangan mungkin penting untuk mengeksplorasi peluang baru peningkatan
kinerja IS (Subiyakto, 2017). Kebutuhan akan kemudahan dalam mengakses
teknologi mengharuskan suatu perushaan untuk meningkatkan kinerjanya demi
mengetahui faktor kepuasan pelanggan (Jati & Laksito, 2012). Bagi perusahaan-
perusahaan berskala menengah keatas, teknologi informasi dan sistem informasi
adalah hal yang sangat penting dan berpengaruh pada kemajuan perusahaan
tersebut dalam menjalankan proses bisnisnya. Perusahaan atau lembaga
menempatkan teknologi informasi (TI) sarana penunjang (tool) yang dapat
mendukung pencapaian rencana strategis perusahaan untuk mencapai sasaran visi,
misi dan tujuan perusahaan atau lembaga tersebut.
Menurut Subiyakto et al. (2014) sistem informasi telah diindikasikan sebagai
senjata dalam persaingan bisnis. Bahkan tanpa bersaing sekalipun, pemanfaatanya
sudah menentukan sisklus hidup organisasi karena tuntutan era ilmu pengetahuan
dan teknologi saat ini. Berdasarkan riset yang dilakukan oleh Handayani & Sudiana
(2015) pentingnya penggunaan teknologi informasi mulai disadari oleh organisasi
2
modern, terutama dalam era globalisasi di mana perusahaan dituntut untuk semakin
kompetitif dan berdaya saing. Dengan Teknologi ini perusahaan pastinya akan
mampu menunjang berbagai kegiatan untuk meningkatkan daya saing dan nilai
tambah pada kegiatan berbasis jaringan.
Pemanfaatan dalam sistem informasi dan teknologi informasi dalam
menyajikan kebutuhan akan informasi yang cepat, andal dan akurat sangat perlu
dilakukan (Suzanto & Sidharta, 2015). Menurut Subiyakto & Syafei (2014) melalui
TI, proses bisnis bisa diimplementasikan lebih mudah, cepat, efisien dan efektif.
Penerapan teknologi informasi yang selaras dengan proses/strategi bisnis suatu
organisasi akan meningkatkan kinerja organisasi tersebut dan memberikan nilai
tambah keunggulan kompetisi dalam persaingan bisnis (Adityawarman, Nastiti &
Hadi, 2014). Untuk dapat tetap bertahan seiring waktu, setiap organisasi harus
selalu dapat mengenali dirinya, mendapat gagasan baru untuk kemudian memulai
kembali upaya memperbarui diri dalam mempertahankan eksistensi, menjadi
pemenang dan pionir penentu arah bisnis (Subiyakto, 2014). Masyarakat saat ini
mempunyai pemikiran maju yang lambat laun akan meninggalkan cara-cara manual
dan membuat terobosan baru untuk mendapatkan informasi. Akan tetapi, perlu
disadari bahwa pembangunan suatu sistem informasi pada organisasi memerlukan
investasi biaya yang tidak sedikit. Oleh karena itu, dalam proses pembangunan
sistem informasi diperlukan perencanaan yang matang sehingga sistem informasi
akan bekerja sesuai kebutuhan dan terintegrasi dengan baik.
Taman Margasatwa Ragunan yang beralamat di Jl. Harsono No.1, Ragunan,
Pasar Minggu, Kota Jakarta Selatan, DKI Jakarta, merupakan salah satu perusahaan
3
yang bergerak di bidang tempat pelayanan rekreasi bagi masyarakat luas. Taman
Margasatwa Ragunan menyediakan lahan seluas kurang lebih 147 hektar untuk
masyarakat dapat menikmati hari libur mereka untuk bersantai di Taman
Margasatwa Ragunan. Suasana alam yang sejuk, dan kayanya flora dan fauna
menjadi daya tarik utama bagi masyarakat untuk berkunjung dan menikmati hari
santai mereka di Taman Margasatwa Ragunan (Wahyudi, 2016).
Sebagai tempat rekreasi masyarakat, tentu pelayanan yang baik dari pihak
pengelola Taman Margasatwa Ragunan sangat di harapkan. Fasilitas, sarana &
prasarana yang baik untuk pengunjung juga menjadi kewajiban bagi pihak
pengelola Taman Margasatwa Ragunan untuk memenuhinya. Tidak hanya itu,
pelayanan dalam pembelian tiket masuk juga menjadi tugas besar bagi pihak
pengelola. Kemudahan dan kenyamanan pengunjung dalam membeli tiket adalah
faktor utama yang membuat para pengunjung memiliki rasa senang sebelum
memasuki area Taman Margasatwa Ragunan.
Untuk menyelesaikan permasalahan ini akhirnya pihak pengelola Taman
Margasatwa Ragunan pada tahun 2016 mengimplementasikan sistem e-ticket
dengan media kartu yaitu JakCard. Menurut Subiyakto et al. (2016) menyatakan
bahwa tahap implementasi proyek merupakan siklus hidup produk. Tetapi pada
awal pengimplentasiannya ini ternyata banyak keluhanan-keluhan dari masyarakat
terkait perubahan sistem yang ada. Masyarakat kebingungan dengan sistem baru
yang menggunakan kartu, karena selama ini mereka selalu membayar tiket masuk
dengan uang tunai, walaupun pihak pengelola Taman Margasatwa Ragunan
mengaku sudah berulang-ulang memberitahukan informasi ini tetapi pada
4
kenyataannya, pengunjung masih belum tahu apakah sebenarnya sistem e-ticket
tersebut. Hal ini menyebabkan petugas loket harus menjelaskan berkali-kali
mengenai sistem baru ini (Hanifiyani, 2016). Sistem e-ticket di Taman Margasatwa
Ragunan ini telah berjalan hampir 2 (dua) tahun, dan sampai sekarang belum
diketahui secara konkrit apakah sistem e-ticket di Taman Margasatwa Ragunan ini
sudah berhasil di terapkan dan diterima oleh masyarakat sebagaimana tujuan dari
pengadaan sistem e-ticket tersebut.
Untuk keberhasilan pengimplementasian sistem baru pada perusahaan perlu
adanya evaluasi penerimaan pengguna terhadap sistem tersebut. Hal ini bertujuan
untuk mengetahui bagaimana sistem baru yang telah terimplementasi tersebut telah
membawa manfaat bagi perusahaan sesuai dengan tujuan pembuatan sistem
tersebut. Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT) yang di
ciptakan Ventakesh et al pada tahun 2003 adalah salah satu teori untuk
mengevaluasi penerimaan pengguna pada suatu sistem.
Unified Theory of Acceptance and Use of Techonology (UTAUT) merupakan
teori yang berpengaruh dan banyak diadopsi untuk melakukan penelitian
penerimaan pengguna (user acceptance) terhadap suatu teknologi informasi (Jati,
2012). Putra et al. (2017) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi
penerimaan pengguna sangat membantu bagi para pemimpin untuk merumuskan
kebijakan atau strategi yang akan digunakan pengembangan sistem untuk masa
depan. Teori ini menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan
pengguna seperti, harapan kinerja (performance expectancy), harapan usaha (effort
expectancy), pengaruh sosial (social influence), kondisi memfasilitasi (facilitating
5
conditions), niat perilaku (behavioral intention) dan perilaku pengguna (use
behavior). Kegunaan menunjukkan apakah sistem tiket baru ini berguna atau
bahkan lebih efisien daripada sistem tiket tradisional, Kemudahan penggunaan
mengacu pada apakah teknologi ini membutuhkan usaha yang lebih sedikit dan
mudah dioperasikan, pengaruh sosial mengacu pada apakah pengguna dipengaruhi
oleh orang lain untuk menggunakan teknologi ini, Kondisi fasilitasi mengacu pada
apakah fasilitas yang ada memudahkan penggunaan teknologi ini (Wu, Wu, &
Weng, 2012). Penggunaan teori UTAUT juga pernah dilakukan oleh berbagai
peneliti guna mengetahui tingkat penerimaan suatu sistem dari berbagai objek.
(Moerti et al. 2013; Firdaus, 2004; Malau, 2016; Bendi & Andayani, 2013; Yang,
2013; Wu et al. 2012; Prasetyo & Anubakhti, 2011; Nasir, 2013; Alalwan et al.
2018; Hoque & Sorwar, 2017). Dari pernyataan tersebut secara garis besar harapan
kinerja, harapan usaha, pengaruh sosial, kondisi memfasilitasi, niat perilaku dan
perilaku pengguna sangatlah berhubungan dengan penerimaan pengguna suatu
sistem. Namun, penelitian yang pernah digunakan sebagian besar di dominasi
menggunakan pendekatan kuantitatif. Schwaninger & Sargent dalam Subiyakto et
al. (2015) menjelaskan bahwa aspek validitas merupakan isu penting dalam setiap
disiplin sains. Ini mencerminkan bagaimana sistem tersebut dimodelkan secara
kuantitatif dan kualitatif untuk membangun kepercayaan dan kepercayaan model
dalam kemustahilan penerimaan absolut. Tetapi dalam perkembangannya, data
yang berupa angka dan pengolahan matematis tidak dapat menerangkan kebenaran
secara meyakinkan. Oleh sebab itu, digunakan metode kualitatif yang dianggap
6
mampu menerangkan gejala atau fenomena secara lengkap dan menyeluruh
(Rahmat, 2009).
Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan riset lebih dalam
menggunakan pendekatan kualitatif untuk mengeksplorasi bagaimana faktor-faktor
penerimaan pengguna sistem e-ticket di Taman Margasatwa Ragunan dan
memahami sejauh mana sistem ini telah berjalan sesuai dengan tujuannya. Maka
dari itu penulis akan melakukan riset dengan judul “Evaluasi Penerimaan Sistem
E-Ticket Di Taman Margasatwa Ragunan Berdasarkan Tema Unified Theory
of Acceptance and Use of Technology (UTAUT)”
1.2 Perumusan Masalah
Rumusan masalah berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka dapat
dirumuskan bahwa permasalahan yang akan dibahas adalah bagaimana
mengevaluasi penerimaan pengguna sistem e-ticket di Taman Margsatwa Ragunan
dengan pendekatan kualitatif.
1.3 Ruang Lingkup dan Batasan Masalah
Ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada :
1) Penelitian ini dilakukan di kantor unit pengelola Taman Margasatwa
Ragunan yang beralamat di Jl. Harsono No.1, Ragunan, Pasar Minggu,
Kota Jakarta Selatan, DKI Jakarta dengan melibatkan pengunjung,
petugas tiket, IT support, network enggineering dan kepala satuan
pelaksana pelayanan pengunjung dan TI
7
2) Teori penelitian yang dikembangkan adalah Unified Theory of
Acceptance and Use of Technology (UTAUT) Venkatesh et al. (2003)
melalui 6 tema penelitian dari faktor-faktor yang mempengaruhi
penerimaan pengguna yaitu harapan kinerja (performance expectancy),
harapan usaha (effort expectancy), pengaruh sosial (social influence),
kondisi memfasilitasi (facilitating conditions), nilai harga (price value)
yang di adopsi dari Venkatesh et al. (2012), niat perilaku (behavioral
intention), dan yang terakhir adalah perilaku pengguna (use behavior)
3) Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kualitatif, serta untuk
pengumpulan data utama menggunakan wawancara dengan teknik
purposive sampling
4) Untuk pengelolaan data yang didapat peneliti menggunakan MS.Excel
2013 dan pengolahan data tersebut terdapat pada tiga tahapan
pengolahan data yaitu open coding, axial coding dan selective coding.
1.4 Tujuan dan Sasaran Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
1) Menggali bagaimana faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan
pengguna sistem e-ticket di Taman Margasatwa Ragunan.
2) Memahami sejauh mana penerimaan pengguna sistem e-ticket yang ada
pada Taman Margasatwa Ragunan dengan menggunakan sudut
pandang dari informan yang telah di tetapkan oleh peneliti.
8
3) Memberikan hasil evaluasi berupa rekomendasi dan bahan
pertimbangan kepada perusahaan/institusi terkait untuk
mengembangkan sistem e-ticket di Taman Margasatwa Ragunan.
1.5 Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan kepada tujuan penelitian, maka pertanyaan penelitian dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut.
1) Bagaimana faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan pengguna
sistem e-ticket di Taman Margasatwa Ragunan?
2) Bagaimana memaknai penerimaan pengguna sistem e-ticket di Taman
Margasatwa Ragunan?
1.6 Manfaat Penelitian
1) Penelitian ini diharapkan dapat menjadi arsip dokumen akademik yang
bisa bermanfaat sebagai landasan untuk penelitian selanjutnya terkait
dengan penerimaan pengguna sistem.
2) Penelitian ini diharapkan dapat mendorong pemanfaatan metode
kualitatif untuk penyusunan skripsi khususnya di Program Studi Sistem
Informasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3) Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan bagi pihak pengelola sistem e-ticket di Taman
Margasatwa Ragunan dalam mengembangkan sistem e-ticket
khususnya pada aspek penerimaan penggunanya.
9
1.7 Metodologi Penelitian
Metode penelitian ini yang digunakan pada penelitian ini adalah menggunakan
metode pendekatan kualitatif. Menurut Moleong (2008) metode kualitatif sebagai
suatu prosedur dalam sebuah penelitian yang menghasilkan data secara deskriptif
dimana data yang di di peroleh berupa kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan
perilaku yang diamati. Pengumpulan data dimulai dengan melakukan studi literatur
yaitu dengan mempelajari berbagai buku referensi serta hasil penelitian sebelumnya
yang sejenis yang berguna untuk mendapatkan landasan teori mengenai masalah
yang akan di teliti (Sarwono, 2006). Tujuan dilaksanakannya studi literatur adalah
sebagai sumber informasi dan pembanding pada penelitian yang akan dibuat.
Sumber-sumber yang dapat dijadikan studi literatur antara lain buku, jurnal, dan
artikel yang terkait dengan penelitian yang akan diteliti.
Setelah melakukan studi literatur, pengumpulan data selanjutnya yaitu
dengan teknik observasi. Observasi dalam penelitian kualitatif sebagaimana yang
diungkapkan oleh Djam’an & Aan (2012) adalah pengamatan langsung terhadap
objek untuk mengetahui keberadaan objek, situasi, konteks dan maknanya dalam
upaya mengumpulkan data penelitian. Selanjutnya adalah dengan teknik
wawancara, wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan
penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara si penanya atau
pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang
dinamakan interview guide (panduan wawancara) (Nazir, 2009). Yang terakhir
adalah dengan teknik Focus Group Disscusion (FGD). Diskusi terpusat (Focus
Group Discussion) merupakan upaya menemukan makna sebuah isu oleh kelompok
10
orang lewat diskusi unttuk menghindari diri pemaknaan yang salah oleh seorang
peneliti (Rahardjo, 2011). Setelah itu, peneliti melakukan analisis data dengan
melakukan tiga tahap coding, yaitu open coding, axial coding dan selective coding.
1.8 Sistematika Penulisan
Dalam penyusunan laporan penelitian, pembahasan terbagi dalam lima bab yang
secara singkat akan diuraikan sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi penjelasan secara singkat mengenai latar belakang
masalah, perumusan masalah, ruang lingkup dan batasan penelitian,
tujuan dan sasaran penelitian, pertanyaan penelitian, manfaat penelitian
dan metodologi penelitian. Pada bab ini bertujuan untuk menjelaskan
seluruh ruang lingkup dari penelitian ini.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini membahas mengenai dasar-dasar teori yang mendukung tentang
evaluasi penerimaan pengguna sistem e-ticket yang berdasarkan tema
Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT). Pada
bab ini bertujuan untuk menjabarkan seluruh teori pendukung yang
terdapat pada penelitian ini.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini membahas tentang metodologi yang digunakan dalam penelitian
ini, yaitu pendekatan penelitian, lokasi dan objek penelitian, teknik
sampling, prosedur penelitian, metode pengumpulan data, metode
11
analisis data yang digunakan serta instrumen penelitian. Pada bab ini
bertujuan untuk menjelaskan seluruh proses yang dilakukan dalam
penelitian ini..
BAB IV HASIL DAN INTERPRETASI
Bab ini menguraikan profil dari setiap narasumber dan membahas hasil-
hasil yang diperoleh serta interpretasinya dari hasil pengumpulan data
dalam penelitian ini baik dari hasil observasi, wawancara maupun FGD.
Pada bab ini bertujuan untuk memaparkan hasil dan interpretasi dari hasil
yang di peroleh dalam penelitian ini.
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan yang berkenaan dengan hasil pemecahan
masalah serta beberapa saran untuk pengembangan sistem e-ticket lebih
lanjut pada Taman Margasatwa Ragunan. Pada bab ini bertujuan untuk
memaparkan kesimpulan dari penelitian ini dan beberapa saran untuk
pengembangan penelitian selanjutnya.
1
12
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Definisi Evaluasi
Menurut Hendarti et al. (2010), evaluasi adalah suatu proses untuk menyediakan
informasi mengenai hasil penilaian atas permasalahan yang di temukan. Arikunto
(2004) mengatakan bahwa evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan
informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut
digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil keputusan.
Fungsi utama evaluasi dalam hal ini adalah menyediakan informasi-informasi yang
berguna bagi pihak decision maker untuk menentukan kebijakan yang akan diambil
berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan.
Evaluasi adalah sebuah riset untuk mengumpulkan, menganalisis, dan
menyajikan informasi yang bermanfaat mengenai objek evaluasi, kemudian
menilainya dengan membandingkan dengan indikator evaluasi dan hasilnya di
pergunakan untuk mengambil keputusan mengenai objek evaluasi tersebut
(Wirawan, 2012).
Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa evaluasi adalah proses
penilaian. Penilaian ini bisa menjadi netral, positif atau negatif atau merupakan
penggabungan dari keduanya. Saat sesuatu dievaluasi biasanya orang yang
mengevaluasi mengambil keputusan tentang nilai atau manfaatnya.
13
2.1.1 Tujuan Evaluasi
Menurut Wirawan (2012) tujuan evaluasi adalah mengumpulkna informasi yang
bermanfaat mengenai objek evaluasi. Informasi tersebut kemudian di bandingkan
atau dinilai dengan indikator evaluasi dan muncul hasil perbandingan tersebut
apakah sudah memenuhi kriteria atau belum memenuhi dari indikator evaluasi.
2.1.2 Jenis-Jenis Evaluasi
Evaluasi dapat di kelompokan berdasarkan objeknya dan menurut fokus dalam
suatu program (Wirawan, 2012). Lalu, Davies (2002) menambahkan evaluasi dapat
di kelompokkan berdasarkan waktu pelaksanaanya.
2.1.2.1 Evaluasi Menurut Objek
Menurut Wirawan (2012) jenis-jenis evaluasi dapat di kelompokkan berdasarkan
objeknya yaitu: evaluasi kebijakan, evaluasi program, evaluasi proyek, evaluasi
material dan evaluasi sumber daya manussia.
1) Evaluasi kebijakan
Evaluasi kebijakan adalah menilai kebijakan yang sedang atau telah
dilaksanakan. Setiap kebijakan yang baru harus dievaluasi menentukan
apakah kebijakan bermanfaat, dapat mencapai tujuannya, dilaksanakan
secara efisien dan untuk pertanggungjawaban pelaksanaanya.
14
2) Evaluasi program
Evaluasi program adalah metode sistematik untuk mengumpulkan,
menganalisis dan memakai informasi untuk menjawab pertanyaan
dasar mengenai program. Menurut Wirawan (2012) evaluasi program
dapat dikelompokkan menjadi evaluasi proses (process evaluation)
yaitu meneliti dan menilai apakah intervensi atau layanan program telah
dilaksanakan seperti yang direncanakan, lalu evaluasi manfaat
(outcome evaluation) yaitu meneliti, menilai dan menentukan apakah
progrem telah menghasilkan perubahan yang telah diarahkan.
3) Evaluasi proyek
Proyek adalah kegiatan atau aktivitas dilaksanakan untuk jangka waktu
tertentu untuk melaksanakan program. Sebelum dijadikan suatu
program aktivitas dilaksanakan dalam bentuk proyek. Sehingga
evaluasi proyek adalah mengumpulkan, menganalisis dan menyajikan
informasi kegiatan tertentu untuk melaksanakan program.
4) Evaluasi material
Evaluasi material adalah menganalisis material-material apa saja yang
sesuai dengan kriteria yang diinginkan. Untuk melaksanakan kebijakan,
program atau proyek di perlukan sebuah material. Sebagai contoh :
untuk membuat program mobil murah diperlukan mobil yang
berkualitas dengan harga yang terjangkau oleh semua masyarakat. Oleh
karena itu diperlukan evaluasi maerial untuk mengetahui material-
15
material apa yang dapat memenuhi kriteria yang baik dari mobil
tersebut.
5) Evaluasi sumber daya manusia
Evaluasi sumber daya manusia, evaluasi personalia atau evaluasi
kinerja digunakan untuk merekrut dan menilai kinerja karyawan.
Keberhasilam organisasi dan lembaga sangat ditentukan oleh kinerja
para karyawan. Oleh karena itu, dibutuhkan evaluasi secara periodik.
Sehingga berdasarkan penjelasan diatas maka penelitian yang dilakukan
dalam penelitian ini adalah evaluasi program karena berdasarkan objeknya sistem
e-ticket di Taman Magrasatwa Ragunan sehingga dapat melihat sistem e-ticket di
Taman Magrasatwa Ragunan sudah sesuai dengan yang direncanakan atau belum
diharapkan.
2.1.2.2 Evaluasi Menurut Fokus
Menurut Wirawan (2012) evaluasi menurut fokusnya, dapat digolongkan menjadi
asesmen kebutuhan program (program need asesment), evaluasi proses program
(process program evaluation), evaluasi keluaran program (outcome program
evaluation), dan evaluasi efisiensi (program efficiency evaluation).
1) Assesment kebutuhan
Assesment kebutuhan adalah mengidentifikasi dan mengukur level
kebutuhan yang diperlukan dan diinginkan oleh organisasi atau
masyarakat. Selain itu menurut Wirawan (2012) kebutuhan (need)
adalah ketimpangan (gaps) antara kondisi atau keadaan sekarang atau
16
apa yang terjadi dengan keadaan yang diinginkan atau keadaan yang
seharusnya.
2) Evaluasi proses
Evaluasi proses merupakan evaluasi formatif yang berfungsi mengukur
kinerja program untuk mengontrol pelaksanaan program. Menurut
Wirawan (2012) evaluasi proses dimulai daat ketika program mulai di
jalankan.
3) Evaluasi keluaran
Evaluasi keluaran (outcome) merupakan evaluasi yang mengukur dan
menilai keluaran dan akibat pengaruh dari program (Wirawan, 2012).
Data yang dievaluasi antara lain:
a. Hasil atau keluaran program sudah sesuai yang direncanakan.
b. Jumlah dan jenis orang yang dilayani apakah sudah sesuai dengan
yang di rencanankan.
c. Pengaruh atau akibat dari program tehadap orang yang
mendapatkan layanan.
d. Evaluasi keluaran juga mengidentifikasi apa yang harus
dilakukan agar pengaruh program dapat berlangsung terus
menerus.
4) Evaluasi Efisien
Evaluasi efisiensi yaitu evaluasi yang mengukur nilai keuntungan dan
nilai biaya dalam suatu proyek (Wirawan, 2012). Evaluasi efisiensi
dibagi menjadi 2 yaitu: cost-benefit evaluation (evaluasi benefit biaya)
17
adalah evaluasi yang mengukur masukan dan keluaran dalam
pengertian keuangan dan cost-effectiveness evaluation (evaluasi
efektifitas biaya) adalah mengukur input program dalam pengertian
keuangan dan keluaran dalam penegrtian non keuangan misalnya
peningkatan kemampuan berbahasa indonesia siswa (Wirawan, 2012).
Sehingga berdasarkan penjelasan diatas maka, evaluasi yang dilakukan
penelitian ini menurut fokusnya yaitu evaluasi keluaran artinya peneliti
mengevaluasi selama diimplementasikan sistem dapat dilihat dari sistem e-ticket di
Taman Margasatwa Ragunan telah memenuhi hasil yang diinginkan, pengguna
sistem atau orang yang memakai sistem e-ticket di Taman Margasatwa Ragunan
telah sesuai yang direncanakan dan lain-lain.
2.1.2.3 Evaluasi Menurut Waktu dan Pelaksanaan
Menurut Davies (2002) terdapat perbedaan jenis-jenis evaluasi berdasarkan waktu
pelaksanaanmya yaitu: strategic evaluation, formative evaluation dan summative
evaluation.
1) Strategic evaluation
Strategic evaluation merupakan evaluasi yang dilakukan sebelum
sebuah sistem diimplementasikan (pre implementation evaluation).
Evaluasi dilakukan melalui penilaian atas perkiraan investasi biaya
yang dibutuhkan dengan keuntungan yang didapat dari implementasi
sebuah sistem informasi.
18
2) Formative evaluation
Formative evaluation merupakan evaluasi yang dilakukan pada saat
sebuah sistem saat diimplementasikan. Evaluasi ini dapat digunakan
untuk membuat keputusan penting dalam membuat perubahan pada
desain sistem informasi.
3) Summative evaluation
Summative evaluation merupakan evaluasi yang dilakukan setelah
sebuah sistem diimplementasikan (post implementation evaluation).
Evaluasi digunakan untuk menilai keuntungan yang telah dicapai.
Sehingga berdasarkan penjelasan diatas maka peneliti menggunakan
formative evaluation karena proses evaluasi yang dilakukan pada penelitian ini
pada saat objek evaluasi atau sistem e-ticket di Taman Margasatwa Ragunan sedang
diimplementasikan.
2.2 Definisi penerimaan Pengguna Terhadap Teknologi Informasi
Menurut Succi dan Walter dalam Pikkarainen et al. (2004) penerimaan pengguna
terhadap sistem teknologi informasi adalah kemauan yang nampak didalam
kelompok pengguna untuk menerapkan sistem teknologi informasi tersebut dalam
pekerjaannya. Sedangkan menurut Nasir (2013) penerimaan pengguna
didefinisikan sebagai keinginan sebuah grup pengguna dalam memanfaatkan
teknologi informasi yang di desain untuk membantu pekerjaan mereka. Maka dari
itu, semakin besar penerimaan sistem teknologi informasi baru makan semakin
besar juga kemauan pengguna untuk merubah praktek yang sudah ada dalam
19
penggunaan waktu serta usaha untuk penerapannya secara nyata pada sistem
teknologi informasi yang baru.
implementasi suatu teknologi informasi sangatlah berhubungan dengan
penerimaan pengguna. Sejauh mana pengguna dapat menerima dan memahami
teknologi tersebut merupakan hal yang penting untuk mendapatkan informasi
bahwa sejauh mana keberhasilan pengimplementasian sistem tersebut. Sehingga
penerimaan pengguna atau user acceptance merupakan hal penting yang dapat
berpengaruh terhadap keberhasilan pengimplementasian suatu sistem (Nasir,
2013). Jika pengguna tidak bisa menerima atau kurang menerima suatu teknologi
informasi dapat sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pngimplementasian
suatu sistem teknologi informasi. Oleh kerena itu, penerimaan pengguna harus di
jadikan suatu penentu kesusksesan atau tidaknya pengimplementasian suatu
teknologi informasi. Berikut adalah konsep menudalam penerimaan sistem itu
diterima atau tidaknya menurut Davis (1989) di tentukan oleh dua faktor penentu
antara lain :
1) Orang akan cenderung untuk menggunakan atau tidaknya
menggunakan suatu aplikasi apabila mereka mempercayai hal itu
apakah dengan menggunakan aplikasi itu tersebut dapat membantu
mereka melakukan pekerjaan mereka menjadi lebih baik.
2) Jika orang percaya bahwa apa yang diberikan oleh sebuah sistem itu
memiliki manfaat, namun mereka mempercayai bahwa sistem tersebut
sulit untuk digunakan. Maka mereka akan enggan untuk menggunakan
sistem tersebut dalam artian, di samping manfaat dalam suatu sistem
20
maka faktor kemudahan dalam menggunakan sistem merupakan hal
yang penting.
Dari pemaparan diatas dapat di simpulkan bahwa keberhasilan suatu sistem
teknologi informasi sangat bergantung pada penerimaan pengguna. Seperti dalam
penelitian Verdegem & Verleye dalam Yunita (2016) “predecting user acceptance
and measuring user staticfaction can be seen as two separate domains”.
Penerimaan pengguna berkaitan dengan diterima atau tidaknya suatu penerapan
sistem teknologi informasi. teori penerimaan teknologi informasi tersebut salah
satunya adalah UTAUT (Theory Of Acceptance and Use Of Technology).
2.3 Konsep Dasar Sistem Informasi
2.3.1 Pengertian Sistem
Sistem sangatlah di perlukan dalam suatu perusahaan atau instansi pemerintah
sebab sistem sangatlah menunjang terhadap kinerja perusahaan atau instansi, baik
yang berskala kecil maupun besar. Oleh karena itu, agar dapat berjalan dengan baik
sangat lah dibutuhkan kerjasama di antara unsur-unsur yang terkait dalam sistem
tersebut.
Marimin et al. (2006) mendefinisikan sistem sebagai suatu kesatuan usaha
yang terdiri dari bagian-bagian yang berkaitan satu sama lain yang berusaha untuk
mencapai suatu tujuan dalam suatu lingkungan yang kompleks. Menurut Jogiyanto
(2005) sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling
berhubungan, berkumpul, bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan agar
dapat menyelesaikan suatu sasaran tertentu.
21
Menurut Kristanto (2008) sistem adalah elemen-elemen yang saling terkait
dan bekerja sama untuk memproses masukan (input) yang ditujukan kepada sistem
tersebut dan mengolah masukan tersebut sampai menghasilkan keluaran (output)
yang diinginkan. Menurut Scott dalam Hanif Al Fatta (2007) sistem terdiri dari
unsur-unsur seperti masukan (input), pengolahan (processing), serta keluaran
(output).
Gambar 2.1 Model Sistem (Scott, 1996)
Gambar diatas menunjukan bahwa sistem atau pendekatan sistem minimal
harus mempunyai empat komponen yakni masukan, pengolahan, keluaran, dan
balikan atau control.
Sementara menurut Mc. Leod (1995) mendefinisikan sistem sebagai
sekelompok elemen-elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk
mencapai suatu tujuan. Sumber daya mengalir dari elemen output dan untuk
menjamin prosesnya berjalan dengan baik maka dihubungkan dengan mekanisme
control. Untuk lebih jelasnya elemen sistem tersebut dapat digambarkan model
sebagai berikut:
22
Gambar 2.2 Model Hubungan Elemen-Elemen Sistem (Mc.Leod, 1995)
Banyak ahli mengajukan konsep sistem dengan deskripsi yang berbeda, tetapi
pada prinsipnya hampir sama dengan konsep dasar sistem umumnya.
Schronderberg (1971) dalam Suradinata (1996) secara ringkas menjelaskan bahwa
sistem adalah :
1) Komponen-komponen yang saling berhubungan satu sama lain.
2) Suatu keseluruhan tanpa memisahkan komponen pembetukannya.
3) Bersama-sama dalam mencapai tujuan.
4) Memiliki input dan output yang dibutuhkan oleh sistem lainnya.
5) Terdapat proses yang mengubah input menjadi output.
6) Menunjukan adanya entropi.
7) Memiliki aturan.
8) Memiliki subsistem yang lebih kecil.
9) Memiliki deferensiasi antara subsistem.
10) Memiliki tujuan yang sama meskipun mulainya berbeda.
23
2.3.2 Karakteristik Sistem
Menurut Ladjamudin (2005) suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat
tertentu yaitu:
1) Bagian (Component), suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang
saling berinteraksi satu dengan yag lainnya bekerjasama membentuk
satu kesatuan.
2) Batas sistem (boundry), merupakan daerah yang membatasi antara
suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luar.
3) Lingkungan luar (environment), lingkungan luar dari suatu sistem
adalah apapun diluar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi
sistem. Lingkungan luar sistem dapat bersifat menguntungkan dan
dapat juga bersifat merugikan sistem tersebut.
4) Penghubung sistem (interface), penghubung (interface) adalah media
penghubung antara satu sub sistem dengan sub sistem yang lainnya.
Melalui penghubungan ini memungkinkan sumber daya mengalir dari
satu sub sistem akan menjadi masukan untuk sub sistem lainnya melalui
penghubung ini, dengan begitu suatu sistem dapat berintegrasi dengan
sub sistem yang lainnya dengan membentuk satu kesatuan.
5) Masukkan (input), energi yang dimasukkan ke dalam sistem. Masukkan
dapat berupa maintenance input dan signal input. Maintenance input
adalah energi yang di masukkan supaya sistem tersebut beroprasi.
Signal input adalah energi yang di proses untuk di peroleh keluarannya.
24
6) Keluaran sistem (output), merupakan hasil dari energi yang di olah dan
di kasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan
keluaran dapat merupakan masukkan untuk subsistem yang lain.
7) Pengolahan sistem (process), suatu sistem dapat mempunyai suatu
bagian pengolahan yang akan merubah masukkan menjadi keluaran.
Suatu sistem pengolahan akan mengolah berupa bahan baku dalam hal
ini adalah data serta bahan-bahan lainnya untuk menghasilkan keluaran
berupa laporan dan informasi yang berguna.
8) Sasaran sistem (objective), suatu sistem pasti punya tujuan (goal) atau
sasaran (objective), kalau suatu sistem tidak mempunyai sasaran maka
operasi tidak ada gunanya. Sasaran dari sistem sangat menentukan
sekali masukkan yang di butuhkan dan keluaran sistem yang akan
dihasilkan oleh sistem itu sendiri.
2.3.3 Klasifikasi Sistem
Menurut Jogiyanto (2005) sistem dapat di kasifikasikan dari beberapa sudut
pandangan, diantaranya adalah sebagai berikut:
1) Sistem diklasifikasikan berdasarkan sebagai sistem abstrak (abstract
system) dan sistem fisik (physical system). Sistem abstrak adalah sistem
yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak nampak, misalnya
sistem teologi. Sistem fisik adalah sistem yang ada secara fisik misalnya
sistem komputer.
25
2) Sistem diklasifikasikan sebagai sistem alamiah (natural system) dan
sistem buatan manusia. Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi
melalui proses alam dan tidak di buat manusia. Misalnya sistem
perputaran bumi. Sistem buatan manusia adalah sistem yang di rancang
oleh manusia yang melibatkan interaksi manusia dengan mesin yang
disebut dengan human-machine system atau man-machine system.
3) Sistem diklasifikasikan sebagai sistem tertentu (deterministic system)
dan sistem tak tentu (probabilistic system). Sistem tertentu beroperasi
dengan tingkah laku yang sudah dapat diprediksi. Interaksi diantara
bagian-bagiannya didekteksi dengan pasti, sehingga keluaran dari
sistem dapat diramalkan. Misalnya sistem pada komputer. Sistem tak
tentu adalah sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat
dipredisikan karena mengandung unsur probabilitas.
4) Sistem diklasifikasikan sebagai sistem tertutup (closed system) dan
sistem terbuka (open system). Sistem tertutup adalah sistem yang tidak
berhubungan dan tidak terpengaruh dengan lingkungan luarnya. Sistem
ini bekerja secara otomatis tanpa adanya turut campur tangan dari pihak
luarnya. Secara teoritis sistem tertutup ini ada, tetapi kenyataannya
tidak ada sistem yang benar-benar tertutup, yang ada hanyalah
relatively closed system (secara relatif tertutup, tidak benar-benar
tertutup). Sistem terbuka adalah sistem yang berhubungan dan
terpengaruh dengan lingkungan luar atau subsistem yang lainnya.
Karena sistem sifatnya terbuka dan terpengaruh oleh lingkungan
26
luarnya, maka suatu sistem harus mempunyai suatu sistem
pengendalian yang baik. Sistem yang baik harus dirancang sedemikian
rupa, sehingga secara relatif tertutup karena sistem tertutup akan secara
otomatis dan terbuka hanya untuk pengaruh yang baik.
2.3.4 Informasi
Informasi adalah data yang telah disusun sedemikian rupa sehingga memiliki
makna dan memiliki manfaat karena dapat di komunikasikan kepada seseorang
yang bertujuan untuk membuat keputusan. Sedangkan data adalah sebagai bahan
baku informasi. Berikut ini adalah beberapa definisi informasi menurut para ahli:
Dalam buku Tata Sutabri (2005) mengatakan informasi adalah data yang telah
diklasifikasikan atau diolah atau diinterprestasi untuk di gunakan dalam proses
pengambilan keputusan.
Menurut Yusuf (2009) informasi adalah suatu rekaman fenomena yang di
amati, atau bisa juga berupa keputusan-keputusan yang di buat oleh seseorang.
Sebuah fenomena akan menjadi informasi jika ada yang melihatnya atau
menyaksikannya atau bahkan mungkin merekamnya. Hasil kesaksian atau rekaman
dari orang yang melihat atau menyaksikan kejadian atau fenomena itulah yang di
maksud dengan informasi. Jadi dalam hal ini informasi merupakan lebih bermakna
berita.
Menurut O’Brien & Markas (2010) kita dapat mendefinisikan informasi
sebagai data yang telah diubah menjadi konteks yang berarti dan berguna bagi
pengguna akhir tertentu. Dengan demikian, data yang umumnya mengalami proses
27
nilai tambah (pengolahan data atau informasi pengolahan) dimana (1) bentuknya
dikumpulkan, dimanipulasi dan terorganisir, (2) kontennya dianalisis dan
dievaluasi dan (3) mereka di tempatkan dalam konteks yang tepat untuk pengguna
2.3.5 Kualitas Informasi
Menurut Mulyanto (2009) kualitas informasi sangat di tentukan oleh tiga hal
pokok yaitu, akurasi (accuracy), relevansi (relevancy) dan tepat waktu (on time).
1) Akurat (accuracy)
Sebuah informasi harus akurat karena dari sumber informasi hingga
penerima informasi kemungkinan banyak terjadi gangguan yang dapat
merubah dan merusak informasi tersebut. Informasi yang lengkap
memiliki kelengkapan yang baik, karena apabila informasi yang
dihasilkan, sebagian tertentu akan mempengaruhi dalam pengambilan
keputusan atau menentukan tindakan secara keseluruhan. Sehingga
mampu mengontrol dan memecahkan masalah dengan baik.
2) Relevansi (relevancy)
Informasi dikatakan berkualitas jika relevan bagi pemakainya. Hal ini
berarti bahwa informasi tersebut harus bermanfaat bagi pemakainya.
Relevansi informasi tiap-tiap orang satu dengan yang lainnya berbeda.
3) Tepat Waktu (on time)
Informasi yang dihasilkan oleh suatu data datangnya tidek boleh
terlambat karena informasi yang terlambat tidak akan mempunyai nilai
28
yang baik karena informasi mrupakan landasan dalam pengambilan
keputusan.
2.3.6 Sistem Informasi
Gambar 2.3 Sistem Informasi (Vytila & Kochi, 2007)
Sistem informasi dapat didefinisikan secara teknis sebagai suatu komponen yang
saling berhubungan yang mengumpulkan (mendapatkan-kembali), memproses,
menyimpan, dan mendistribusikan informasi untuk mendukung pengambilan
keputusan, koordinasi dan pengawasan dalam organisasi (Laudon & Laudon,
2005). Menurut Hall (2001) sistem informasi adalah sebuah rangkaian prosedur
formal dimana data dikelompokkan, di proses menjadi informasi, dan
didistribusikan kepada pemakai.
29
Menurut Maulyanto (2009) mendefinisikan sistem informasi sebagai
kombinasi antar prosedur kerja, informasi, orang dan teknologi informasi yang
diorganisasikan untuk mencapai tujuan dalam sebuah organisasi. Pengertian lain
sistem informasi menurut Sutanta (2011) adalah sekumpulan subsistem yang lain
saling berhubungan, berkumpul bersama-sama dan membentuk satu kesatuan,
saling berinteraksi dan bekerja sama antara bagian satu dengan yang lainnya dengan
cara-cara tertentu untuk melakukan fungsi pengolahan data, menerima masukan
(input) berupa data-data, kemudian mengolahnya (Proccessing) dan menghasilkan
keluaran (output) berupa informasi sebagai dasar bagi pengambilan keputusan
yang berguna dan mempunyai nilai nyata yang dapat dirasakan akibatnya baik pada
saat ini maupun di masa mendatang, mendukung kegiatan operasi dengan
memanfaatkan berbagai sumber daya yang ada guna mencapai satu tujuan.
Selain mendukung pembuatan keputusan, koordinasi, dan pengawasan,
sistem informasi dapat membantu manajer dalam menganalisa masalah dan
menvisualisasi masalah-masalah kompleks. Informasi yang diberikan oleh sistem
informasi menjelaskan salah satu sistem utama dilihat dari apa yang telah terjadi di
masa lalu, apa yang sedang terjadi, dan apa yang mungkin terjadi di masa depan
(Jati, 2012).
Penggunaan SI dapat memberikan banyak manfaat, baik bagi organisasi/
perusahaan maupun bagi pengguna individual (user). Manfaat penggunaan SI bagi
perusahaan adalah dapat meningkatkan keunggulan kompetitif perusahaan.
Perusahaan dapat memperoleh informasi yang relevan, akurat, tepat waktu, dan
lengkap yang diperlukan oleh perusahaan yang berasal dari lingkungan internal
30
maupun ekternal perusahaan. Sedangkan bagi pengguna individual (user)
penggunaan SI dapat memberikan manfaat yaitu meningkatkan produktivitas kerja,
kualitas output, dan efektifitas pekerjaan. Selain itu, perusahaan menginvestasikan
sistem informasi (SI) untuk beberapa alasan, seperti untuk mengurangi biaya,
meningkatkan produksi tanpa peningkatan biaya yang besar, dan meningkatkan
kualitas jasa atau produk (Lederer et al. 1998).
Kesuksesan dari pengguna sistem informasi sangat dipengaruhi oleh perilaku
(user’s attitude) dan penerimaan pengguna (user’s acceptace) atas SI yang baru
(Davis, 1989; Venkatesh & Davis, 1996; Succi & Walter, 1999). Jika pengguna
tidak menginginkan untuk menerima SI yang baru, tentu saja hal ini tidak akan
memberikan manfaat yang penuh pada perusahaan (Davis, 1993; Venkatesh &
Davis, 1996). Sebaliknya, jika lebih besar penerimaan dari pengguna, lebih banyak
keinginan dari mereka untuk membuat perubahan pada prakteknya serta untuk
menggunakan segala waktu dan usaha guna memulai menggunakan SI yang baru
(Succi & Walter, 1999)
Kepuasan pengguna (user’s satisfaction) merupakan ukuran kesuksesan SI
yang perceptual dan sangat subjektif. Dengan kata lain, pengguna sistem adalah
indikator dari kesuksesan dan penerimaan SI. Sebuah sistem itu baik atau buruk
sangat tergantung pada apa yang dirasakan oleh pengguna setelah menggunakan SI
tersebut. Apabila sistem tersebut dapat meningkatkan kinerja pekerjaan pengguna,
maka pengguna akan cendereung menggunakan sistem. Begitu juga sebaliknya, jika
sistem dirasa tidak dapat meningkatkan kinerja pekerjaan pengguna, maka
pengguna akan cenderung menghindari untuk menggunakan sistem (Jati, 2012).
31
2.4 Komponen Sistem Informasi
Gambar 2.4 Komponen Sistem Informasi (Jogiyanto, 2005)
Sistem informasi terdiri dari lima sumber daya yang dikenal sebagai komponen
sistem informasi. Kelima sumber daya tersebut adalah manusia, hardware,
software, data, dan jaringan. Kelima komponen tersebut memainkan peranan yang
sangat penting dalam suatu sistem informasi. Namun, dalam kenyataannya, tidak
semua sistem informasi mencakup kelima komponen tersebut. Misalnya, sistem
informasi pribadi yang tidak mencakup jaringan telekomunikasi (Mulyanto, 2009).
Berikut merupakan penjelasan komponen dari sistem informasi:
1) Sumber Daya Manusia
Manusia mengambil peranan yang penting bagi sistem informasi.
Manusia dibutuhkan untuk mengoperasikan sistem informasi. Sumber
daya manusia dapat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu pengguna
akhir dan pakar sistem informasi. Pengguna akhir adalah orang-orang
32
yang menggunakan informasi yang dihasilkan dari sistem informasi,
sedangkan pakar sistem informasi orang-orang yang mengembangkan
dan mengoperasikan sistem informasi.
2) Sumber Daya Hardware
Sumber daya hardware adalah semua peralatan yang digunakan dalam
pemrosesan informasi. Sumber daya ini tidak hanya sebatas komputer
saja, melainkan semua media data seperti lembaran kertas dan disk
magnetik atau optikal.
3) Sumber Daya Software
Sumber daya software adalah semua rangkaian perintah (instruksi)
yang digunakan untuk memproses informasi. Sumber daya ini tidak
hanya berupa program saja, tetapi juga berupa prosedur.
4) Sumber Daya Data
Sumber daya data bukan hanya sekedar bahan baku untuk memasukkan
sebuah sistem informasi, melainkan sebagai dasar membentuk sumber
daya organisasi.
5) Sumber Daya Jaringan
Sumber daya jaringan merupakan media komunikasi yang
menghubungkan komputer, memproses komunikasi, dan peralatan
lainnya, serta dikendalikan melalui software komunikasi. Sumber daya
ini dapat berupa media komunikasi seperti kabel, satelit, dan dukungan
jaringan seperti modem, software, pengendalian, serta prosesor antar
jaringan.
33
2.5 Definisi E-Commerce
Gambar 2.5 Gambar E-Commerce (Moinur, 2014)
E-Commerce atau yang disebut Internet Commerce pada dasarnya mempunyai
makna yang sama, yang berarti suatu cara bagi seorang konsumen membeli barang
yang diinginkan secara online melalui jaringan internet. E-commerce juga dapat
diartikan sebagai suatu proses berbisnis dengan menggunakan teknologi elektronik
yang menghubungkan antara perusahaan, konsumen dan masyarakat dalam bentuk
transaksi elektronik dan pertukaran/ penjualan barang, servis, dan informasi secara
elektronik (Munawar, 2009).
Sedangkan Purbo & Wahyudi (2001) yang mengutip pendapat dari David
Baum yang menyebutkan bahwa: “E-commerce is a dynamic set of technologies,
applications, dan business process that link enterprises, consumers, and
communities trough electronic transaction and the electronic exchange of goods,
34
services¸ and information”. Bahwa E-commerce merupakan set dinamis teknologi,
aplikasi dan proses bisnis yang menghubungkan perusahaan, konsumen, dan
komunitas melalui transaksi elektronik dan perdagangan barang, pelayanan, dan
informasi yang dilakukan secara elektronik (Munawar, 2009).
Garner (1999) juga menyatakan bahwa “E-commerce the practice of buying
and selling goods and services through online consumer services on the internet.
The e, shortened from electronic, has become a popular prefix for other terms
associated with electronic transaction”. Dapat dikatakan bahwa pengertian e-
commerce yang dimaksud adalah pembelian dan penjualan barang dan jasa dengan
menggunakan jasa komputer online di internet (Munawar, 2009).
Pendapat lainnya dikemukakan oleh Clarke (2016) “Electronic Commerce
Definitions” yang menyatakan bahwa E-commerce adalah “The conduct of
commerce in goods and services, with assistance of telecomunications and
telecomunications-based tools” (E-commerce adalah tata cara perdagangan barang
dan jasa yang menggunakan media telekomunikasi dan informasi sebagai alat
bantunya).
Definisi dari E-commerce menurut Kalakota & Whinston (1977) dapat
ditinjau dalam 4 perspektif berikut:
1) Dari perspektif komunikasi, e-commerce adalah pengiriman barang,
layanan, informasi, atau pembayaran melalui jaringan komputer atau
melalui peralatan elektronik lainnya.
35
2) Dari perspektif proses bisnis, e-commerce adalah aplikasi dari
teknologi yang menuju otomatisasi dari transaksi bisnis dan aliran
kerja.
3) Dari perspektif layanan, e-commerce merupakan suatu alat yang
memenuhi keinginan perusahaan, konsumen, dan manajemen untuk
memangkas biaya layanan (service cost) ketika meningkatkan kualitas
barang dan meningkatkan kecepatan layanan pengiriman.
4) Dari perspektif online, e-commerce menyediakan kemampuan untuk
membeli dan menjual barang ataupun informasi melalui internet dan
sarana online lainnya.
e-commerce pada umumnya dapat di klasifikasikan berdasarkan transaksi. Tipe-tipe
e-commerce dapat digambarkan sebagai berikut Turban et al. (2004):
1) Business to Business (B2B)
Hampir seluruh e-commerce saat ini merupakan tipe B2B. Hal tersebut
karena tipe ini sudah termasuk transaksi IOS dan transaksi pasar
elektronik antar organisasi.
2) Business to Costumer (B2C)
Secara umum, transaksi eceran melibatkan pembelanja individu dan
perusahaan yang menyelidiki aplikasi e-commerce.
3) Consumer to consumer (C2C)
Dalam kategori ini, konsumen menjual produk atau jasa langsung ke
konsumen lainnya. Ada beberapa yang menjual produk atau jasa
menggunakan iklan dan setelah itu penjualan dilakukan di website.
36
4) Consumer to Business(C2C)
Kategori ini termasuk individual yang menjual produk atau jasa ke
organisasi.
5) Non Business E-commerce (C2B)
Jenis dari e-commerce ini termasuk juga institusi non bisnis seperti
institusi akademik, organisasi non-profit, organisasi keagamaan dan
agen pemerintahan yang menggunakan e-commerce untuk menekan
pengeluaran mereka
6) Intra Business (organizational)
E-commerce kategori ini termasuk semua aktifitas internal, biasanya
dilakukan dalam bentu intranet yang melibatkan pertukaran produk
dan jasa atau informasi.
2.6 Definisi E-Ticket
Gambar 2.6 Gambar E-Ticketing (Wulandari, 2017)
37
Menurut Ng-kruelle & Swatman (2006) electronic ticketing atau E-ticketing adalah
suatu cara untuk mendokumentasikan proses penjualan dari aktivitas perjalanan
pelanggan tanpa harus mengeluarkan dokumen berharga secara fisik ataupun paper
ticket. Menurut Bienz (2008) e-ticket adalah sebuah metode perdagangan,
pembelian, dan penjualan tiket dari berbagai produk jasa khususnya jasa perjalanan
melalui media internet dan komputer.
2.7 Definisi Smart Card
Gambar 2.7 Smart Card (Baratelli, 2001)
Smart card sering disebut sebagai chip card atau integrated circuit (IC) card.
Definisi chip card sendiri yaitu kategori umum yang mencakup smart card dan
memory card. Smart card adalah plastic card yang mengandung memory chip dan
microprocessor. Kartu ini bisa menambah, menghapus, mengubah informasi yang
terkandung. Keunggulannya adalah smart card tidak perlu mengakses database di
38
server karena sudah ada sebagian terkandung di kartu Sedangkan memory card
dipasangi memory silicon tanpa microprocessor (Satria et al. 2005).
Menurut Donny (2008), smart card adalah kartu yang berukuran seperti kartu
kredit tetapi memiliki sebuah chip computer atau microprocessor di dalamnya.
Kartu ini dapat di program untuk melakukan suatu tugas dan menyimpan informasi,
tetapi harus diingat bahwa microprocessor pada kartu tidak sekuat microprocessor
Personal Computer (PC), sehingga kemampuannya tidak dapat disamakan dengan
PC. Untuk mengkoneksikan kartu dan komputer diperlukan Card Acceptance
Device (CAD), seperti card reader, yang bertindak sebagai terminal penghubung
atau interface device.
Menurut Donny (2008), terdapat dua tipe dasar dari Smart Card, yaitu
Intelligent Smart Card dan memory card. Pada Intelligent Smart Card terdapat
microprocessor dan memiliki kemampuan untuk membaca, menulis, dan
menghitung, seperti komputer kecil. Sebaiknya, memory card, tidak memiliki
microprocessor di dalamnya dan hanya diperuntukkan bagi penyimpanan
informasi.
Menurut Donny (2008), penggunaan Smart Card memiliki beberapa
keuntungan jika dibandingkan dengan magnetic card. Keuntungannya adalah lebih
dapa diandalkan, dapat menyimpan informasi ratusan kali lebih banyak, lebih sulit
untuk dirusak atau dipalsukan, cukup mudah dalam pemrogramannya, mampu
melakukan berbagai fungsi dalam jangkauan industri yang luas, kompatibel dengan
perangkat elektronik yang mudah dibawa seperti ponsel, notebook, PC dan
merupakan teknologi yang terus berkembang.
39
2.8 Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan salah satu tahapan yang sangat penting dalam
melakukan penelitian. Sebab, kesalahan atau ketidak sempurnaan dalam metode
pengumpulan data akan berakibat fatal, yakni berupa data yang tidak credible,
sehingga hasil penelitian tidak bisa di pertanggung jawabkan (Rahardjo, 2011).
1) Studi literatur
menurut Sugiyono (2013) dokumen merupakan catatan peristiwa yang
sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-
karya monumental dari seorang. Dokumen yang berbentuk tulisan
misalnya catatan harian, sejarah kehidupan (life histories), ceritera,
biografi, peraturan, kebijakan. Sedangkan menurut Sarwono (2006)
studi pustaka adalah mempelajari berbagai buku referensi serta hasil
penelitian sebelumnya yang sejenis yang berguna untuk mendapatkan
landasan teori mengenai masalah yang akan diteliti. Dokumen yang
berbentuk gambar misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain.
Dokumen yang berbentuk karya misalnya karya seni, yang dapat berupa
gambar, patung, film dan lain-lain. Studi dokumen merupakan
pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam
penelitian kualitatif
2) Observasi
observasi dalam penelitian kualitatif sebagaimana yang diungkapkan
oleh Djam’an & Aan, (2012) adalah pengamatan langsung terhadap
objek untuk mengetahui keberadaan objek, situasi, konteks dan
40
maknanya dalam upaya mengumpulkan data penelitian. pengumpulan
data dengan observasi langsung adalah cara pengambilan data dengan
menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat standar lain untuk
keperluan tersebut (Nazir, 2009). Moleong (2011) mengatakan
observasi adalah pengamatan digunakan untuk mengoptimalkan
kemampuan peneliti dari segi motif, kepercayaan, perhatian, perilaku
tak sadar, kebiasaan dan sebagainya. Observasi sesungguhnya
dilakukan dengan memiliki tujuan atau manfaat. Dari berbagai macam
observasi dimaksud tentunya memiliki manfaat dalam sebuah
penelitian kualitatif. Menurut Sugiyono (2007) mengungkapkan bahwa
manfaat observasi adalah sebagai berikut:
a. Dengan observasi di lapangan peneliti lebih mampu memahami
konteks data dalam keseluruhan situasi sosial, untuk mendapat
pandangan yang holistik atau menyeluruh.
b. Dengan observasi maka akan diperoleh pengalaman langsung,
sehingga memungkinkan peneliti menggunakan pendekatan
induktif, jadi tidak dipengaruhi oleh konsep atau pandangan
sebelumnya. Pendekatan induktif membuka kemungkinan
melakukan penemuan atau discovery.
c. Dengan observasi, peneliti dapat melihat hal-hal yang kurang dan
tidak diamati oleh orang lain, khususnya orang yang berada
dalam lingkungan itu karena telah dianggap biasa dan olehnya itu
tidak terungkap dalam wawancara.
41
d. Dengan observasi, peneliti dapat menemukan hal-hal yang
sedianya tidak akan terungkap oleh responden dalam wawancara
karena bersifat sensitif atau ingin ditutupi karena dapat
merugikan nama lembaga.
e. Dengan observasi, peneliti dapat menemukan hal-hal yang di luar
persepsi responden, sehingga peneliti memperoleh gambaran
yang lebih komprehensif.
f. Melalui pengamatan lapangan, peneliti tidak hanya
mengumpulkan data yang kaya, tetapi juga memperoleh kesan-
kesan pribadi dan merasakan situasi sosial yang diteliti.
3) Wawancara
Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan
penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara si
penanya atau pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan
menggunakan alat yang dinamakan interview guide (panduan
wawancara) (Nazir, 2009). Wawancara dapat dibagi menjadi tiga jenis
yaitu :
a. Wawancara terstruktur, wawancara ini digunakan sebagai teknik
pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telah
mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang diperoleh.
Oleh karena itu, dalam melakukan wawancara pengumpulan data
telah menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-
pertanyaan tertulis (Sugiyono, 2012).
42
b. Wawancara semi terstruktur, wawancara ini adalah wawancara
yang dalam pelaksanaanya lebih bebas bila di bandingkan dengan
wawancara terstruktur (Sugiyono, 2013).
c. Wawancara tidak terstruktur, wawancara ini adalah wawancara
yang bebas dan peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara
yang tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan
datanya (Sugiyono, 2012).
4) Focus group discussion (FGD)
Diskusi terpusat (Focus Group Discussion) merupakan upaya
menemukan makna sebuah isu oleh kelompok orang lewat diskusi
unttuk menghindari diri pemaknaan yang salah oleh seorang peneliti
(Rahardjo, 2011). Irwanto (2006) mendefinisikan FGD adalah suatu
proses pengumpulan data dan informasi yang sistematis mengenai suatu
permasalahan tertentu yang sangat spesifik melalui diskusi kelompok.
Sesuai namanya, pengertian Focus Group Discussion mengandung tiga
kata kunci:
a. Diskusi (bukan wawancara atau obrolan)
b. Kelompok (bukan individual)
c. Terfokus/terarah (bukan bebas).
Artinya, walaupun hakikatnya adalah sebuah diskusi, FGD tidak
sama dengan wawancara, rapat, atau obrolan beberapa orang di kafe-
kafe. FGD bukan pula sekadar kumpul-kumpul beberapa orang untuk
membicarakan suatu hal. Banyak orang berpendapat bahwa FGD
43
dilakukan untuk mencari solusi atau menyelesaikan masalah. Artinya,
diskusi yang dilakukan ditujukan untuk mencapai kesepakatan tertentu
mengenai suatu permasalahan yang dihadapi oleh para peserta, padahal
aktivitas tersebut bukanlah FGD, melainkan rapat biasa. FGD berbeda
dengan arena yang semata-mata digelar untuk mencari konsensus.
Sebagai alat penelitian, FGD dapat digunakan sebagai metode
primer maupun sekunder. FGD berfungsi sebagai metode primer jika
digunakan sebagai satu-satunya metode penelitian atau metode utama
(selain metode lainnya) pengumpulan data dalam suatu penelitian. FGD
sebagai metode penelitian sekunder umumnya digunakan untuk
melengkapi riset yang bersifat kuantitatif dan atau sebagai salah satu
teknik triangulasi. Dalam kaitan ini, baik berkedudukan sebagai metode
primer atau sekunder, data yang diperoleh dari FGD adalah data
kualitatif.
2.9 Populasi dan Teknik Sampling
Populasi memeliki keterkaitan dengan seluruh orang, peristiwa, atau benda yang
menjadi pusat perhatian penelitian untuk diteliti. Misalnya jika seorang eksekutif
puncak sebuah bank ingin mengetahui strategi-strategi pemasaran yang dilakukan
semua bank di Jakarta maka semua bank yang ada di Jakarta merupakan populasi.
Dengan kata lain, populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek atau
subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Guritno et al. 2011).
44
Sampel merupakan suatu bagian populasi. Dengan mengambil sampel, peneliti
ingin menarik kesimpulan yang akan digeneralisasi terhadap populasi. Penarikan
sampel merupakan proses pemilihan sejumlah elemen dari populasi. Teknik
sampling adalah teknik pengambilan sampel. Terdapat dua metode dasar penarikan
sampel yaitu (Guritno et al. 2011) :
1) Probability Sampling
Probability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang
memberikan peluang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi
untuk dipilih menjadi sampel. Beberapa metode penarikan sampel
probabilitas adalah sebagai berikut.
a. Simple Random Sampling
Simple Random Sampling dikatakan simple (sederhana) karena
pengambilan sampel populasi dilakukan secara acak tanpa
memperhatikan strata yang ada dalam populasi.
b. Stratified Random Sampling
Stratified Random Sampling merupakan suatu prosedur penarikan
sampel berstrata, yaitu suatu subsampel acak sederhana ditarik
dari setiap strata yang kurang lebih sama dalam beberapa
karakteristik.
c. Cluster Sampling
Cluster Sampling merupakan suatu prosedur penarikan sampel
probabilitas yang memilih subpopulasi yang disebut cluster.
45
Kemudian, setiap elemen didalam kelompok (cluster tersebut)
dipilih sebagai anggota sampel.
2) Nonprobability Sampling
Nonprobability Sampling merupakan suatu prosedur penarikan sampel
bersifat subyektif. Dalam hal ini, probabilitas pemilihan elemen-elemen
populasi tidak dapat ditentukan. Hal ini disebabkan setiap elemen
populasi tidak memiliki peluang yang sama untuk dipilih sebagai
sampel. Beberapa teknik pengambilan sampel nonprobabilitas sebagai
berikut.
a. Covenience Sampling
Convenience Sampling adalah teknik penarikan sampel
berdasarkan kemudahan. Prosedurnya adalah semata-mata
langsung menghubungi unit-unit penarikan sampel yang mudah
dijumpai seperti mahasiswa-mahasiswa dalam satu kelas, jamaah
tempat ibadah, pengunjung toko dan lain-lain. Seringkali teknik
pengambilan sampel ini dilakukan untuk menguji kuesioner atau
penelitian eksplorasi.
b. Quota Sampling
Quota Sampling adalah penarikan sampel berdasarkan quota.
Prinsipnya adalah karakteristik tertentu yang relevan menjelaskan
dimensi populasi. Peneliti harus mengetahui distribusi populasi.
46
c. Purposive Sampling
Purposive Sampling adalah penarikan sampel berdasarkan
pertimbangan atau kriteria tertentu.
d. Snowball Sampling
Snowball Sampling adalah metode penarikan sampel dengan
responden yang berhasil diperoleh diminta untuk menunjukan
responden lainnya secara berantai.
2.10 Metode Analisis Data
Menurut Bogdan dalam Sugiyono (2013) Analisis data adalah proses mencari dan
menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan
lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya
dapat diinformasikan kepada orang lain. Menurut Moleong (2004) analisis data
adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data kedalam pola, kategori,
dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan tempat dirumuskan
hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. Banyak kasus, setelah data
kualitatif dikumpulkan, peneliti harus menuliskan semua data audio atau tertulis ke
dalam format teks elektronik untuk memudahkan analisis. Sementara ada pilihan
perangkat lunak yang sangat baik tersedia untuk membeli yang dapat membantu
dengan proses analisis itu sendiri (misalnya Nvivo oleh QSR International atau
Atlas.ti), pada saat ini iklim ekonomi mungkin tidak layak bagi banyak institusi
Pendidikan Tinggi untuk terus meningkat bidang penelitian.
47
Menrurut Bree & Gallagher (2016) proses evaluasi memerlukan
pengumpulan dan analisis data yang valid dan andal prosedur yang harus ditetapkan
Dalam banyak kasus, metode kualitatif seperti wawancara, kelompok fokus dan
tanggapan teks bebas digunakan untuk tujuan ini. Metode ini menghasilkan data
dalam jumlah besar, yang harus diberi kode dan dianalisis secara menyeluruh dan
profesional. Sedangkan software komersial Paket dapat membantu dalam analisis
ini, dalam iklim ekonomi yang sulit, biaya lisensi di seluruh kampus untuk hal
seperti itu bisa sangat mahal. Proses analisis data dapat dilakukan dengan
menggunakan MS. Excel 2013. Excel dapat menangani sejumlah besar data,
menyediakan beberapa atribut, dan memungkinkan untuk berbagai teknik tampilan
(Meyer & Avery, 2009).
Analisis Data Kualitatif menurut Bogdan & Biklen (1982) dalam Moleong
adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja data, mengorganisasikan data,
memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya,
mencari dan menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan
memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. Menurut Strauss &
Corbin (1997) pemrosesan data menggunakan pendekatan kualitatif dengan proses
Coding. Terdapat tiga teknik Coding antara lain open coding, axial coding dan
selective coding.
1) Proses open coding adalah proses identifikasi konsep, dimana fitur dan
dimensi mereka ditemukan dalam data.
2) Axial coding adalah proses yang merelasikan kategori-kategori kepada
sub-kategori yang disebut “aksial‟ karena penyandian terjadi disekitar
48
suatu kategori sebagai sumbu, dan demikian menghubungkan kategori
pada tingkat sifat dan dimensi. Tujuan dari Axial coding untuk
mengumpulkan kembali data yang telah dipenggal-penggal selama
Open coding.
3) Selective coding adalah kategori-kategori yang didapat selama Open
coding dan Axial coding secara sistematis diintegrasi untuk membentuk
skema yang lebih besar, yang merupakan suatu katerori utama.
Prosedur Selective coding sangat mirip dengan Axial coding, kecuali
untuk tingkat agregasi dimana Axial coding kategori-kategori
dihubungkan kepada sub-kategori, sedangkan dalam Selective coding
terjadi integrasi antara kategori inti dengan kategori-kategori untuk
mencari makna dari setiap kategori.
2.11 Konsep Dasar kualitatif
Metode penelitian kualitatif sebagaimana yang diungkapkan Bogdan dan Taylor
dalam Moleong (2011) sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang
dapat diamati. Penggunaan aspek kualitatif menjadi perhatian khusus dalam studi
IS dan TI untuk bertahun-tahun, terutama untuk mengeksplorasi manusia, proses,
prosedur, dan hubungan mereka dengan teknologi dan sistem (Arshad, Ahlan,
Ibrahim, & Norhafiza, 2013; O'Neill, 2012) dalam (Subiyakto et al. 2015). Selain
itu, metode penelitian kualitatif menurut Nana (2007) adalah cara untuk
49
mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap
kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual maupun kelompok.
Menurut Sugiyono (2008) bahwa penelitian kualitatif deskriptif adalah
metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme yang biasanya
digunakan untuk meneliti pada kondisi objektif yang alamiah dimana peneliti
berperan sebagai instrumen kunci. Sementara itu Nawawi & Martini (1994)
mendefinisikan metode deskriptif sebagai metode yang melukiskan suatu keadaan
objektif atau peristiwa tertentu berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau
sebagaimana mestinya yang kemudian diiringi dengan upaya pengambilan
kesimpulan umum berdasarkan fakta-fakta historis tersebut. Selain itu, studi
deskriptif analitis menurut Winarno dalam Supardan (2000) adalah suatu penelitian
yang tertuju pada penelaan masalah yang ada pada masa sekarang.
Penelitian kualitatif memiliki ciri-ciri atau karakteristik yang hendaknya
menjadi pedoman oleh peneliti, sebagaimana yang dikonstantir oleh Bogdan &
Biklen (1982) bahwa karakteristik penelitian kualitatif diantaranya:
1) Peneliti sendiri sebagai instrument utama untuk mendatangi secara
langsung sumber data
2) Mengimplementasikan data yang dikumpulkan dalam penelitian ini
lebih cenderung kata-kata dari pada angka
3) Menjelaskan bahwa hasil penelitian lebih menekankan kepada proses
tidak semata-mata kepada hasil
4) Melalui analisis induktif, peneliti mengungkapkan makna dari keadaan
yang terjadi
50
2.12 Metode Kualitatif dan Kuantitatif dalam Perbandingan
Kebutuhan akan pemahaman yang benar dalam menggunakan pendekatan, metode
ataupun teknik melakukan penelitian merupakan hal yang penting agar dapat
dicapai hasil yang akurat dan sesuai dengan tujuan penelitian yang sudah ditentukan
sebelumnya. Dalam bab ini akan memberikan ulasan singkat mengenai pengertian
dasar dari kedua pendekatan tersebut.
1) Perbedaan aksioma antara kualitatif dan kuantitatif (Sugiyono, 2008).
Tabel 2.1 Perbedaan Aksioma antara Kualitatif dan Kuantitatif
Aksioma Dasar Kualitatif Kuantitatif
Sifat realitas Ganda, holistik, dinamis, hasil
konstruksi dan pemahaman.
Dapat diklasifikasi,
konkrit, teramati, terukur.
Hubungan peneliti
dengan yang diteliti
Interaktif dengan sumber data supaya
memperoleh makna.
Independen, supaya
terbangun obyektivitas.
Hubungan variabel Timbal balik/interaktif. Sebab-akibat (kausal).
Kemungkinan
generalisasi
Transferability (hanya mungkin
dalam ikatan konteks dan waktu).
Cenderung membuat
generalisasi.
Peranan nilai Terikat nilai-nilai yang dibawa
peneliti dan sumber data. Cenderung bebas nilai.
2) Perbedaan karakteristik metode kualitatif dan kuantitatif (Sugiyono, 2008).
Tabel 2.2 Perbedaan Karakteristik Metode Kualitatif dan Kuantitatif
No. Karakteristik Kualitatif Kuantiatif
1. Desain
a. Umum
b. Fleksibel
c. Berkembang dan muncul
dalam proses penelitian.
a. Spesifik, jelas, rinci.
b. Ditentukan secara mantap
sejak awal.
c. Menjadi pegangan langkah
demi langkah.
2. Tujuan
a. Menemukan pola hubungan
yang bersifat interaktif.
b. Menemukan teori.
c. Menggambarkan realitas yang
kompleks.
d. Memperoleh pemahaman
makna.
a. Menunjukkan hubungan antar
variabel.
b. Menguji teori.
c. Mencari generalisasi yang
mempunyai nilai prediktif.
51
Tabel 2.2 Perbedaan Karakteristik Metode Kualitatif dan Kuantitatif (Lanjutan)
3. Teknik
Pengumpulan Data
a. Participant observation.
b. In depth interview.
c. Dokumentasi.
d. Triangulasi.
a. Kuesioner.
b. Observasi dan wawancara
terstruktur.
4. Instrumen
Penelitian
a. Peneliti sebagai instrumen
(human instrument).
b. Buku catatan, tape recorder,
kamera, handycam, dll
a. Test, angket, wawancara
terstruktur.
b. Instrumen yang telah
terstandar.
5. Data
a. Deskriptif kualitatif.
b. Dokumen pribadi, catatan
lapangan, ucapan dan
tindakan partisipan,
dokumen, dll.
a. Kuantitatif.
b. Hasil pengukuran variabel
yang dioperasikan dengan
menggunakan instrumen.
6. Sampel
a. Kecil.
b. Tidak representatif.
c. Purposive, snowball.
d. Berkembang selama
penelitian.
e. Besar.
f. Representatif.
g. Sedapat mungkin random.
h. Ditentukan sejak awal.
7. Analisis
a. Terus-menerus sejak awal
penelitian sampai akhir
penelitian.
b. Induktif.
c. Mencari pola, model, tema,
teori.
a. Setelah selesai
pengumpulan data.
b. Deduktif.
c. Menggunakan statistik
untuk menguji hipotesis.
8. Hubungan dengan
Responden
a. Empati, akrab, supaya
memperoleh pemahaman
yang mendalam.
b. Kedudukan sama bahkan
sebagai guru, konsultan.
c. Jangka lama, sampai datanya
jenuh dan dapat ditemukan
hipotesis atau teori.
a. Dibuat berjarak, bahkan
sering tanpa kontak supaya
obyektif.
b. Kedudukan peneliti lebih
tinggi dari responden.
c. Jangka pendek sampai
hipotesis dapat dibuktikan.
9. Usulan Desain
a. Singkat, umum dan bersifat
sementara.
b. Literatur yang digunakan
bersifat sementara, tidak
menjadi pegangan utama.
c. Prosedur bersifat umum.
d. Masalah bersifat sementara
dan akan ditemukan setelah
studi pendahuluan.
e. Tidak dirumuskan hipotesis
karena justru akan
menemukan hipotesis.
f. Fokus penelitian ditetapkan
setelah diperoleh data awal
dari lapangan.
a. Luas dan rinci.
b. Literatur yang berhubungan
dengan masalah, dan
variabel yang diteliti.
c. Prosedur yang spesifik dan
rinci langkah-langkahnya.
d. Masalah dirumuskan
dengan spesifik dan jelas.
e. Hipotesis dirumuskan
dengan jelas.
f. Ditulis secara rinci dan jelas
sebelum terjun ke lapangan.
10. Kapan penelitian
dianggap selesai?
Setelah tidak ada data yang
dianggap baru.
Setelah semua kegiatan yang
direncanakan dapat
diselesaikan.
11.
Kepercayaan
terhadap Hasil
Penelitian
Pengujian kredibilitas,
dependabilitas, proses dan hasil
penelitian
Pengujian validitas dan
reabilitas instrumen.
52
3) Perbedaan kualitatif dan kuantitatif dilihat dari proses penelitian (Sugiyono,
2008).
Tabel 2.3 Perbedaan Kualitatif dan Kuantitatif dilihat dari Proses Penelitian
Kualitatif Kuantiatif
Sirkuler, prosesnya adalah:
d. Tahap orientasi/deskripsi (apa yang dilihat, didengar,
dirasakan, dan ditanyakan).
e. Tahap reduksi/fokus (mereduksi informasi yang
diperoleh pada tahap pertama).
f. Tahap seleksi (menguraikan fokus yang telah ditetapkan
menjadi lebih rinci).
Linear, langkah-langkahnya
jelas, yaitu:
a. Rumusan masalah.
b. Berteori.
c. Berhipotesis.
d. Mengumpukan data.
e. Analisis data.
f. Kesimpulan dan saran.
2.13 Keunggulan dan Kelemahan Penelitian Kualitatif
Setiap penelitian memiliki keunggulan dan kelemahan. Penelitian kualitatif banyak
memakan waktu, reliabiltasnya dipertanyakan, prosedurnya tidak baku, desainnya
tidak terstruktur dan tidak dapat dipakai untuk penelitian yang berskala besar dan
pada akhirnya hasil penelitian dapat terkontaminasi dengan subyektifitas peneliti.
Yang menjadi keunggulan penelitian kualitatif yaitu, peneliti hadir dan berada di
tempat penelitian serta memahami konteks yang ada. Data yang diperoleh dari
tangan pertama dan berupa pengalaman langsung dari partisipan, sehingga peneliti
mampu mengungkapkan dengan lebih jelas (Sarwono, 2011).
53
2.14 Dasar Teori UTAUT
2.14.1 Theory of Reasoned Action (TRA)
Gambar 2.8 Theory of Reasoned Action (Fishbein & Azjen, 1975)
Jati (2012) Theory of Reasoned Action (TRA) adalah dasar teori untuk memprediksi
perilaku manusia. Diusulkan oleh Fisbein & Azjen (1975), menganalisis hubungan
antara berbagai kriteria kinerja dan sikap seseorang, niat, dan norma subyektif
(Sheppard et al. 1988). TRA menunjukkan bahwa setiap individu mempertibangkan
konsekuensi dari tindakan mereka sebelum mereka melakukan perilaku tertentu.
Menurut teori ini, niat seseorang untuk melakukan perilaku tertentu dipengaruhi
oleh sikap seseorang terhadap perilaku dan norma subyektif (Azjen & Madden,
1986). Sikap seseorang individu terhadap perilaku didefinisikan sebagai “perasaan
posifif atau negatif seseorang tentang melakukan tujuan perilaku” sedangkan norma
subyektif didefenisikan sebagai “persepsi orang bahwa kebanyakan orang yang
penting baginya berpikir ia harus atau tidak harus melakukan perilaku yang
bersangkutan” (Fishbein & Ajzen, 1975). Ini mengasumsikan bahwa orang tersebut
selalu memiliki pilihan untuk melakukan perilaku, sehingga niat individu untuk
melakukan perilaku merupakan penentu langsung tindakan.
54
2.14.2 Theory of Planned Behavior (TPB)
Gambar 2.9 Theory of Planned Behavior (Azjen, 1988)
Ajzen (1985) mengusulkan perluasan TRA untuk mengatasi masalah kontrol
kehendak yang tidak lengkap. TRA yang diperluas ini kemudian dikenal sebagai
teori perilaku terencana (TPB). Jati (2012) Theory of Planned Behavior (TPB)
adalah sebuah teori yang direvisi dan dirumuskan dari TRA. TPB diperkenalkan
untuk memenuhi keadaan ketika perilaku seseorang tidak sukarela. Teori ini adalah
suplemen TRA dengan memasukkan Perceived Behavioral Control (PBC) sebagai
prediktor niat dan perilaku. PBC adalah fungsi dari control beliefs, yaitu beliefs
mengenai faktor-faktor yang mempermudah atau mempersulit dilaksanakannya
suatu perilaku dan persepsi mengenai kekuatan-kekuatan faktor-faktor tersebut.
PBC mengacu pada keyakinan tentang adanya faktor yang dapat memfasilitasi atau
menghalangi kinerja suatu perilaku tertentu. Dengan kata lain, itu adalah persepsi,
kendala, dan atau kesempatan yang terkait dengan melakukan perilaku tertentu,
misalnya: waktu, uang, dan keahlian.
55
2.14.3 Technology Acceptance Model (TAM)
Gambar 2.10 Technology Acceptance Model (Davis, 1989)
Jati (2012) Model Technology Accceptance Model (TAM) yang dikembangkan oleh
Davis (1989) merupakan salah satu model yang paling banyak digunakan dalam
penelitian Sistem Informasi (SI) karena model ini lebih sederhana dan mudah
diterapkan. Model TAM diadopsi dari model The Theory of Reasoned Action
(TRA), dengan satu premis bahwa reaksi dan persepsi seseorang terhadap suatu hal
akan menentukan sikap dan perilaku orang tersebut. Teori ini membuat model
perilaku seseorang sebagai suatu fungsi dari tujuan perilaku. Tujuan perilaku
ditentukan oleh sikap atas perilaku tersebut. Oleh karena itu, dapat dipahami bahwa
reaksi dari persepsi pengguna Sistem Informasi (SI) akan mempengaruhi sikapnya
dalam penerimaan penggunaan SI.
Model TAM menempatkan faktor sikap dari tiap-tiap perilaku pengguna
dengan dua faktor yaitu kemanfaatan (usefulness) dan kemudahan penggunaan
(ease of use) sebagai instrumen untuk menjelaskan varians pada minat pengguna
(user’s intention). Kemanfaatan (usefulness) didefinisikan sebagai tingkat
56
kepercayaan pengguna bahwa dengan menggunakan sistem, maka akan dapat
meningkatkan kinerja mereka. Sedangkan kemudahan menggunakan (ease if use)
didefinisikan sebagai tingkat kepercayaan pengguna bahwa sistem dapat digunakan
dengan mudah dan dapat dipelajari sendiri. TAM telah muncul sebagai cara yang
ampuh untuk mewakili pendahuluan penggunaan sistem melalui kepercayaan
tentang kedua faktor ini (Davis, Bagozzi, & Warshaw, 1992). Kedua faktor model
TAM tersebut dapat menjelaskan aspek keperilakuan pengguna (David et al. 1989).
2.14.4 Motivation Model (MM)
Motivation Model (MM) Merupakan teori yang dibuat oleh davis pada tahun 1992
yaitu teori motivasi yang di kembangkan untuk memprediksi penerimaan dan
penggunaan teknologi. Terdiri dari 2 tema yaitu extrinsic motivation dan intrinsic
Motivation (Venkatesh et al. 2003).
2.14.5 Combined TAM and TPB (C-TAM-TPB)
Gambar 2.11 Combined TAM and TPB (C-TAM-TPB)(Tan,2014)
57
Pada gambar 2.11 Combined TAM and TPB (C-TAM-TPB) ditemukan oleh
Taylor dan Todd pada tahun 1995 yaitu model gabungan dari TPB dengan TAM
(Venkatesh et al. 2003).
2.14.6 Model of PC Utilization (MPCU)
Model of PC Utilization (MPCU) yang di tentukan oleh Thompson pada tahun 1994
yang berfungsi untuk menilai pengaruh dari kondisi-kondisi yang mempengaruhi
dan memfasilitasi, faktor sosial, kompleksitas, kesesuaian tugas dan konsekuensi
jangka panjang terhadap pemanfaatan PC (Venkatesh et al. 2003).
2.14.7 Innovation Diffusion Theory (IDT)
Menurut Venkatesh et al. (2003) Innovations Diffusion Theory (IDT) yang
ditemukan oleh Rogers pada tahun 1995 berfungsi untuk mempelajari inovasi dapat
mengukur persepsi masyarakat. Moore dan Benbasat pada tahun 1991
mengadaptasi karakteristik inovasi yang disajikan dalam Rogers dan mengolah satu
aturan konstruksi yang bisa digunakan untuk mempelajari penerimaan teknologi
informasi individu. Sehingga Moore dan Benbasat dapat menemukan dukungan
untuk prediksi validitas karakteristik inovasi tersebut.
58
Gambar 2.12 Innovations Diffusion Theory (IDT)(Tan,2014)
Gambar 2.12 merupakan teori IDT dilihat Rogers, kemudian di kembangkan lagi
oleh Moore dan Benbasat menjadi gambar 2.13.
Gambar 2.13 Pengembangan IDT (Moore & Benbasat, 1991)
Lalu IDT dikembangkan lagi menjadi tujuh faktor yang terdiri dari relative
advantage, ease of ause, image, visibility, compability result demonstrability,
voluntariness of use (Moore & Benbasat, 1991).
59
2.14.8 Social Cognitive Theory (SCT)
Social Cognitive Theory (SCT) yang di temukan oleh Bandurapada tahun 1973
yang berfungsi untuk mengidentifikasi perilaku manusia sebagai interaksi dari
faktor pribadi, perilaku dan lingkungan yang bertujuan memberikan kerangka untuk
memahami, memprediksi dan mengubah perilaku manusia .
2.15 Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT)
Gambar 2.14 Model Unified Theory of Acceptance and Use of Technology
(Venkatesh, et al. 2003)
Jati (2012) Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT)
merupakan teori yang berpengaruh dan banyak diadopsi untuk melakukan
penelitian penerimaan pengguna (user acceptance) terhadap suatu teknologi
informasi. Venkatesh et al. (2003) menciptakan teori yang disintesis ini untuk
menyajikan gambaran yang lebih lengkap tentang proses penerimaan daripada teori
60
individual sebelumnya.UTAUT yang dikembangkan oleh Ventakesh et al. (2003)
menggabungkan fitur-fitur yang berhasil dari delapan teori penerimaan teknologi
terkemuka menjadi satu teori. Kedelapan teori terkemuka yang disatukan didalam
UTAUT adalah:
1) Theory of Reasoned Action (TRA)
2) Technology Acceptance Model (TAM)
3) Motivational Model (MM)
4) Theory of Planned Behavior (TPB)
5) Combined TAM and TPB (C-TAM-TPB)
6) Model of PC Utilitzation (MPCU)
7) Innovation Diffusion Theory (IDT),
8) Social Cognitive Theory (SCT).
UTAUT terbukti lebih berhasil dibandingkan kedelapan teori yang lain dalam
menjelaskan hingga 70% varian pengguna (Venkatesh et al. 2003). Lebih jelas lagi
penjabaran 8 teori-teori yang mendasari UTAUT akan di jelaskan pada tabel 2.4
Tabel 2.4 Teori-teori Konstruk yang Mendasari Unified Theory of Acceptance
and Use of Technology (UTAUT)
No.
Nama Teori
Peneliti
Pengertian
1. Theory of
Reasoned
Action (TRA)
Fishbein dan
Azjen (1975)
Teori untuk memprediksi perilaku manusia yaitu
dengan cara menganalisis hubungna antara berbagai
kriteria kinerja dan sikap seseorang, niat, dan norma
subyektif.
2. Theory of
Planned
Behavior (TPB)
Azjen
(1988)
Teori yang digunakan untuk memenuhi keadaan ketika
perilaku seseorang tidak sukarela dengan memasukkan
prediktor niat dan perilaku
61
Tabel 2.4 Teori-teori Konstruk yang Mendasari Unified Theory of Acceptance
and Use of Technology (UTAUT) (Lanjutan)
3. Technology
Acceptance
Model (TAM)
Davis
(1989)
Mengindentifikasi reaksi dan persepsi seseorang
terhadap suatu yang menentukan sikap dan perilaku
orang tersebut dengan cara membuat model perilaku
seseorang sebagai suatu fungsi dari tujuan perilaku
ditentukan oleh sikap perilaku tersebut.
4. Motivational
Model (MM)
Davis, et al.,
(1992)
Teori motivasi yang dikembangkan untuk
memprediksi penerimaan dan perilaku penggunaan
suatu teknologi tertentu
5. Combined TAM
and TPB (C-
TAM-TPB)
Taylor dan
Todd (1995)
Model hibrida dari TPB dengan TAM yang
memberikan penjelasan akurat mengenai penentu
penerimaan dan perilaku penggunaan suatu teknologi
tertentu
6. Model of PC
Utilization
(MPCU)
Thompson,
et al., (1991)
Menilai pengaruh dari kondisi-kondisi yang
mempengaruhi dan memfasilitasi, faktor sosial,
kompleksitas, kesesuaian tugas dan konsekuensi jangka
panjang terhadap pemanfaatan PC.
7. Innovation
Diffusion Theory
(IDT)
Rogers
(1962)
Diadopsi dari penerapan teknologi IDT dapat mengukur
persepsi masyarakat dengan menggunakan tujuh atribut
kunci.
8. Social Cognitive
Theory (SCT)
Bandura
(1977)
Mengindentifikasi perilaku manusia sebagai interaksi
dari faktor pribadi, perilaku, dan lingkungan yang
bertujuan memberikan kerangka untuk memahami,
memprediksi, dan mengubah perilaku manusia.
2.15.1 Ekspektasi Kinerja (Perfomance Expectancy)
Venkatesh et al. (2003) mendefinisikan Ekspektasi Kinerja (perfomance
expectancy) sebagai tingkat dimana seseorang mempercayai dengan menggunakan
sistem tersebut akan membantu orang tersebut untuk memperoleh keuntungan-
keuntungan kinerja pada pekerjaan. Jati (2012) Dalam konsep ini terdapat gabungan
faktor-faktor yang diperoleh dari penelitian sebelumnya tentang penerimaan dan
penggunaan teknologi. Adapun faktor tersebut adalah:
1) Persepsi Terhadap Kegunaan (perceived usefulness)
Venkatesh et al. (2003) persepsi terhadap kegunaan (perceived
usefulness) didefinisikan sebagai seberapa jauh seseorang percaya
62
bahwa menggunakan suatu sistem tertentu akan meningkatkan
kinerjanya. Faktor penelitian ini terdapat pada penelitian Davis, et al.
(1989).
2) Motivasi Ekstrinsik (extrinsic motivation)
Venkatesh et al. (2003) motivasi ekstrinsik (extrinsic motivation)
didefinisikan sebagai persepsi yang diinginkan pemakai untuk
melakukan suatu aktivitas karena dianggap sebagai alat dalam
mencapai hasil-hasil bernilai yang berbeda dari aktivitas itu sendiri,
semacam kinerja pekerjaan, pembayaran, dan promosi-promosi. Faktor
penelitian ini terdapat pada penelitian (Davis et al. 1992).
3) Kesesuaian Pekerjaan (job fit)
Venkatesh et al. (2003) kesesuaian pekerjaan (job fit) didefinisikan
bagaimana kemampuan-kemampuan dari suatu sistem meningkatkan
kinerja pekerjaan individual. Faktor penelitian ini terdapat pada
penelitian (Davis et al. 1992).
4) Keuntungan Relatif (relative advantage)
Venkatesh et al. (2003) keuntungan relatif (relative advantage)
didefinisikan sebagai seberapa jauh menggunakan sesuatu inovasi yang
dipersepsikan akan lebih baik dibandingkan menggunakan
pendahulunya. Faktor penelitian ini terdapat pada penelitian (Moore
dan Benbasat, 1991).
63
5) Ekspektasi-ekspektasi Hasil (outcome expectations)
Venkatesh et al. (2003) ekspektasi-ekspektasi hasil (outcome
expectations) berhubungan dengan konsekuensi-konsekuensi dari
perilaku. Berdasarkan pada bukti empiris, mereka dipisahkan ke dalam
ekspektasi-ekspektasi kinerja (perfomance expectations) dan ekpektasi-
ekspektasi personal (personal expectations). faktor penelitian ini
terdapat pada penelitian Compeau & Higgins (1995) dan Compeau et
al. (1999).
Davis (1989) mendefinisikan kemanfaatan (usefulness) sebagai suatu
tingkatan dimana seseorang percaya bahwa penggunaan suatu subyek tertentu akan
dapat meningkatkan prestasi kerja orang tersebut. Chin & Todd (1995)
memberikan dimensi tentang kemanfaatan TI, yaitu menjadikan pekerjaan lebih
mudah, bermanfaat, menambah produktivitas, mempertinggi efektivitas, dan
meningkatkan kinerja pekerjaan. Dari beberapa penjelasan yang telah disampaikan
di atas, dapat disimpulkan bahwa seseorang mempercayai dan merasakan dengan
menggunakan suatu teknologi informasi akan sangat berguna dan dapat
meningkatkan kinerja dan prestasi kerja.
2.15.2 Ekspektasi Usaha (Effort Expectancy)
Ekspektasi usaha (effort expectancy) merupakan tingkat kemudahan penggunaan
sistem yang akan dapat mengurangi upaya (tenaga dan waktu) individu dalam
melakukan pekerjaannya. Faktor tersebut diformulasikan berdasarkan 3 konstruk
pada teori sebelumnya yaitu persepsi kemudahan penggunaan (perceived easy of
64
use-PEOU) dari model TAM, kompleksitas dari model of PC utilitazation (MPCU),
dan kemudahan penggunaan dari teori difusi inovasi (IDT) (Viswanath et al. 2003).
Davis et al. (1989) mengidentifikasikan bahwa kemudahan pemakaian
mempunyai pengaruh terhadap penggunaan teknologi informasi. Hal ini konsisten
dengan penelitian Adam (1992) dan Iqbaria (1997). Kemudahan penggunaan
teknologi informasi akan menimbulkan perasaan dalam diri seseorang bahwa
sistem itu mempunyai kegunaan dan karenanya menimbulkan rasa yang nyaman
bila bekerja dengan menggunakannya (Venkatesh & Davis, 2000). Kompleksitas
yang dapat membentuk konstruk ekspektasi usaha yang didefinisikan oleh Rogers
dan Shoemaker (1971) dalam Venkatesh et al. (2003) adalah tingkat dimana inovasi
dipersepsikan sebagai sesuatu yang relatif sulit untuk diartikan dan digunakan oleh
individu. Thompson et al. (1991) menemukan adanya hubungan yang negatif antara
kompleksitas dan pemanfaatan teknologi informasi.
Davis (1989) memberikan beberapa indikator kemudahan penggunaan
teknologi informasi, yaitu: TI sangat mudah dipahami, TI mengerjakan dengan
mudah apa yang diinginkan oleh penggunanya, keterampilan pengguna akan
bertambah dengan menggunakan TI, dan TI tersebut sangat mudah untuk
dioperasikan. Dari beberapa penjelasan yang telah disampaikan di atas, pengguna
teknologi informasi mempercayai bahwa teknologi informasi yang lebih fleksibel
mudah dipahami dan mudah dalam hal pengoperasiannya akan menimbulkan minat
dalam menggunakan teknologi informasi tersebut dan seterusnya akan
menggunakan teknologi informasi tersebut.
65
2.15.3 Faktor Sosial (Social Influence)
Faktor sosial diartikan sebagai tingkat dimana seorang individu menganggap bahwa
orang lain meyakinkan dirinya bahwa dia harus menggunakan sistem baru. Kelman
(1958) mengidentifikasi tiga varietas luas dari faktor sosial:
1) Kepatuhan adalah ketika orang tampaknya setuju dengan orang lain,
namun sebenarnya tetap tidak setuju dan sesuai pendapat mereka
pribadi.
2) Identifikasi adalah ketika orang dipengaruhi oleh seseorang yang
disukai dan dihormati, seperti selebriti terkenal atau seorang pemain
favorit.
3) Internalisasi adalah ketika orang menerima keyakinan atau perilaku dan
setuju baik umum dan pribadi.
Dalam konsep ini terdapat gabungan faktor-faktor yang diperoleh dari teori
penelitian sebelumnya tentang penerimaan dan penggunaan teknologi. Adapun
faktor tersebut adalah:
1) Norma subyektif (subjective norms)
Menurut Ajzen dalam Venkatesh et al. (2003) norma subjektiv
merupakan persepsi seseorang bahwa kebanyakan orang yang penting
baginya memikirkannya harus atau tidak moleh melakukan tingkah
laku yang bersangkutan.
2) Faktor-faktor sosial (social factors)
Menurut Thompson dalam Venkatesh et al. (2003) faktor-faktor sosial
adalah internalisasi individu dari referensi budaya subyektif kelompok,
66
kesepakatan secara spesifik yang dibuat individu dengan orang lain,
dalam situasi sosial tertentu.
3) Gambaran (image)
Menurut Moore dan Benbast dalam Venkatesh et al. (2003) gambaran
merupakan tingkat penggunaan inovasi dianggap meningkatkan citra
seseorang atau status dalam sistem sosial seseorang.
Faktor sosial merupakan faktor penentu terhadap tujuan perilaku dalam
menggunakan teknologi informasi yang direpresentasikan sebagai norma subyektif
dalam TRA, TAM, TPB, faktor sosial dalam MPCU, serta citra dalam teori difusi
inovasi (IDT) (Venkatesh et al. 2003). Moore & Benbasat (1991) menyatakan
bahwa pada lingkungan tertentu, penggunaan teknologi informasi akan
meningkatkan status (image) seseorang di dalam sistem sosial.
Menurut Ventakesh & Davis (2000), pengaruh sosial mempunyai dampak
pada perilaku individual melalui tiga mekanisme yaitu ketaatan (compliance),
internalisasi (internalization), dan identifikasi (identification). Dapat disimpulkan
bahwa semakin banyak pengaruh yang diberikan sebuah lingkungan terhadap calon
pengguna teknologi informasi untuk menggunakan suatu teknologi informasi yang
baru maka semakin besar minat yang timbul dari personal calon pengguna tersebut
dalam menggunakan teknologi informasi tersebut karena pengaruh yang kuat dari
lingkungan sekitarnya.
67
2.15.4 Nilai Harga (Price Value)
Dalam penelitian Dodds et al. (1991) Nilai harga adalah pengorbanan kepercayaan
seseorang antara memperoleh keuntungan yang dirasakan dari aplikasi dan harga
aktual yang harus di bayar seseorang untuk menggunakannya. Struktur biaya
mungking sangat mempengaruhi pada penggunaan teknologi konsumen. Misalnya
seperti apa yang di contohkan oleh Chan et al. (2008) ada bukti bahwa popularitas
layanan pesan singkat (SMS) di china yaitu disebabkan oleh rendahnya harga SMS
di bandingkan dengan aplikasi mobile internet lainnya. Dalam konsep ini terdapat
beberapa faktor penambahan yang di tambahkan dari UTAUT 2 diantara faktor-
faktor tersebut adalah :
1) kualitas (Quality)
Menurut NL Supadami (2009) kualitas merupakan suatu kondisi
dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa manusia, proses, dan
lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan pihak yang
menginginkannya.
2) Harga (Price)
Menurut Erwin Rediono Tan (2011) harga merupakan jumlah uang
yang harus di bayar pelanggan untuk memperoleh produk tersebut.
3) Nilai (Value)
Menurut Djahiri (1996) nilai merupakan sesuatu yang berharga yang
dianggap memiliki nilai, adil, baik dan benar.
68
Nilai harga akan cenderung positif bila manfaat dari penggunaan teknologi
lebih bisar di bandingkan dengan biaya moneter dan nila harga tersebut akan
berdampak positif pada niat.
2.15.5 Kondisi Yang Memfasilitasi (Facilitating Conditions)
Kondisi yang memfasilitasi penggunaan teknologi informasi adalah tingkat dimana
seseorang percaya bahwa infrastruktur organisasi dan teknis ada untuk mendukung
penggunaan sistem. Triandis (1980) mendefinisikan kondisi pendukung sebagai
“faktor-faktor obyektif” yang dapat mempermudah melakukan suatu tindakan.
Teori sikap dan perilaku (theory of attitude and behavior) dari Triandis
(1980) dalam Tjhai (2003) menyatakan bahwa pemanfaatan teknologi informasi
oleh pekerja dipengaruhi oleh perasaan individual (affect) terhadap penggunaan
komputer personal, normal sosial (social norms) dalam tempat kerja yang
memperhatikan penggunaan komputer personal, kebiasaan (habit) sehubungan
dengan penggunaan komputer, konsekuensi individual yang diharapkan
(consequencies) dari penggunaan komputer personal, dan kondisi yang
memfasilitasi (facilitating conditions) dalam penggunaan teknologi informasi.
Penelitian Thompson et al. (1991) yang mengadopsi sebagian teori yang
diusulkan oleh Triandis (1980) menemukan bahwa tidak ada hubungan antara
kondisi yang memfasilitasi pemakai dengan penggunaan teknologi informasi.
Dalam konsep ini terdapat gabungan faktor-faktor yang diperoleh dari teori
penelitian sebelumnya tentang penerimaan dan penggunaan teknologi. Adapun
faktor tersebut adalah:
69
1) Kontrol perilaku persepsian (perceived behavioral control)
Menurut Ajzen, Taylor dan Todd dalam Venkatesh et al. (2003) kontrol
perilaku persepsian merupakan mencerminkan persepsi kendala
internal dan eksternal terhadap perilaku dan mencakup selfficacy,
kondisi fasilitasi sumber daya, dan teknologi yang memfasilitasi
kondisi.
2) Kondisi-kondisi yang memfasilitasi (facilitating conditions)
Menurut Thompson dalam Venkatesh et al. (2003) kondisi-kondisi
yang memfasilitasi merupakan faktor obyektif dalam lingkungan yang
menurut pengamat membuat tindakan mudah dilakukan, termasuk
penyediaan dukungan komputer.
3) Kompatibilitas (compatibility).
Menurut Moore dan Benbast dalam Venkatesh et al. (2003)
kompatibilitas merupakan tingkat dimana inovasi dianggap konsisten
dengan nilai, kebutuhan, dan pengalaman pengadopsi potensial yang
ada.
2.15.6 Minat Pemanfaatan (Behavioral Intention)
Menurut Venkatesh et al. (2003) Minat pemanfaatan teknologi informasi
(behavioral intention) didefinisikan sebagai tingkat keinginan atau niat pemakai
menggunakan sistem secara terus menerus dengan asumsi bahwa mereka
mempunyai akses terhadap informasi. Seseorang akan berminat menggunakan
suatu teknologi informasi yang baru apabila si pengguna tersebut meyakini dengan
70
menggunakan teknologi informasi tersebut akan meningkatkan kinerjanya,
menggunakan teknologi informasi dapat dilakukan dengan mudah, dan si pengguna
tersebut mendapatkan pengaruh lingkungan sekitarnya dalam menggunakan
teknologi informasi tersebut.
2.15.7 Perilaku Penggunaan (Use Behavior)
Perilaku penggunaan teknologi informasi (use behavior) didefinisikan sebagai
intensitas dan atau frekuensi pemakai dalam menggunakan teknologi informasi.
Triandis (1980) berpendapat bahwa perilaku seseorang merupakan ekspresi dari
keinginan atau minat seseorang (intention), dimana keinginan tersebut di pengaruhi
oleh faktor-faktor sosial, perasaan (affect) dan konsekuensi-konsekuensi yang di
rasakan (perceived consequences).
2.16 Penelitian Terdahulu
2.16.1 Penelitian UTAUT Moerti et al. (2015)
Penelitian yang dilakukan Moerti et al. (2015) ini bertujuan untuk menganalisis
penggunaan Sistem Informasi kepada pengguna situs e-commerce berdasarkan
tema Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT). Penelitian
ini menggunakan moderasi yaitu umur karena menurut Venkatesh et al. (2003)
umur di teorikan mempunyai peran moderasi.
Penelitian ini menghasilkan yaitu faktor ekspektasi kinerja (EK) berpengaruh
positif terhadap niat keprilakuan yang artinya semakin tinggi ekspektasi kinerja
(EK) maka akibatnya akan meninggikan faktor niat keprilakuan (NK). Setelah
71
diinteraksikan dengan moderator (umur), faktor ekspektasi kinerja (EK) memiliki
pengaruh negatif terhadap niat keprilakuan (NK), artinya semakin tinggi artinya
semakin tinggi umur dalam Ekspektasi Kinerja (EK), maka Niat Keperilakuan (NK)
cenderung menurun. faktor Ekspektasi Usaha (EU) memiliki pengaruh positif
terhadap Niat Keperilakuan (NK), artinya semakin tinggi Ekspektasi Usaha (EU)
maka akibatnya akan meninggikan faktor Niat Keperilakuan (NK). Setelah
diinteraksikan dengan moderator (Umur), faktor Ekspektasi Usaha (EU) memiliki
pengaruh negatif terhadap Niat Keperilakuan (NK), artinya semakin tinggi umur
dalam Ekspektasi Usaha (EU), maka Niat Keperilakuan (NK) cenderung menurun.
Faktor Pengaruh Sosial (PS) memiliki pengaruh positif terhadap Niat Keperilakuan
(NK), artinya semakin tinggi Pengaruh Usaha (PS) maka akibatnya akan
menurunkan faktor Niat Keperilakuan (NK). Setelah diinteraksikan dengan
moderator (Umur), faktor Pengaruh Sosial (PS) memiliki pengaruh positif terhadap
Niat Keperilakuan (NK), artinya semakin tinggi umur dalam pengaruh Pengaruh
Sosial (PS), maka Niat Keperilakuan (NK) cenderung meningkat. faktor Kondisi-
kondisi Pemfasilitasi (KP) memiliki pengaruh positif terhadap Perilaku
Menggunakan (PM), artinya semakin tinggi pengaruh kondisi-kondisi pemfasilitasi
(KP) maka akibatnya akan meningkatkan faktor Perilaku Menggunakan (PM).
Setelah diinteraksikan dengan moderator (Umur), faktor Kondisi-kondisi
Pemfasilitasi (KP) memiliki pengaruh negatif terhadap Perilaku Menggunakan
(PM), artinya semakin tinggi umur dalam pengaruh Kondisi-kondisi Pemfasilitasi
(KP). Faktor Niat Keperilakuan (NK) memiliki pengaruh positif terhadap Perilaku
Menggunakan (PM), artinya semakin tinggi Niat Keperilakuan (NK) maka
72
akibatnya akan meninggikan faktor Perilaku Menggunakan (PM). Setelah
diinteraksikan dengan moderator (Umur), faktor Kondisi-kondisi Pemfasilitasi
(KP) memiliki pengaruh negatif terhadap Perilaku Menggunakan (PM), artinya
semakin tinggi umur dalam pengaruh Kondisi-kondisi Pemfasilitasi (KP).
2.16.2 Penelitian UTAUT Firdaus (2004)
Penelitian yang dilakukan Firdaus (2004) ini bertujuan untuk menganalisis perilaku
pengguna “UNIKOM Kuliah Online” menggunakan Unified Teory of Acceptance
and Use of Technology (UTAUT). Penelitian ini menambahkan Tema intervensi
manager dan menggunakan moderasi jenis kelamin.
Hasil dari penelitian ini adalah Performance expectation (ekspektasi kinerja)
memiliki hubungan dengan minat pemanfaatan , effort expectation (ekpektasi
usaha), social influence (faktor sosial) kondisi memfasilitasi berpangaruh positif
signifikan terhadap minat pemanfaatan. Intervensi manager memliki hubungan
dengan minat pemanfaatan. Minat pemanfaatan memiliki pengaruh positif
signifikan terhadap perilaku pengguna.
2.16.3 Penelitian UTAUT Malau (2016)
Penelitian yang di lakukan oleh Malau (2016) ini bertujuan untuk mengetahui
faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan pengguna sistem tiket kereta api
berdasarkan tema UTAUT. Hasil dari penelitian ini yaitu Faktor yang tidak
berpengaruh dalam sistem ini performance expectancy (harapan kinerja) dan
73
facilitating conditions (kondisi memfasilitasi) dan yang memiliki pengaruh
signifikan adalah effort expectancy, social influence dan behavioral intention.
2.16.4 Penelitian UTAUT Bendi & Andayani (2013)
Penelitian yang dilakukan Bendi & Andayani (2013) ini bertujuan untuk Melihat
niat pengguna SIAK di STT Musi dan STIE Musi berdasarkan tema UTAUT.
Penelitian ini menghilangkan salah satu faktor yang terdapat pada tema UTAUT
yaitu use behavior. Penelitian ini menghasilkan yaitu faktor Performance
Expectancy, Effort Expectancy dan Facilitating Condition berpengaruh secara
signifikan terhadap Behavioral Intention, sedangkan faktor Social Influence
memberikan hasil yang tidak signifikan.
2.16.5 Penelitian UTAUT Yang (2013)
Penelitian yang di lakukan oleh Yang (2013) ini bertujuan untuk untuk memahami
faktor-faktor yang menentukan niat mahasiswa untuk menggunakan m-learning.
Penelitian ini mengadopsi tema UTAUT 2 yang dilakukan oleh Venkatesh (2012)
dan menambahkan faktor self-management of learning.
Penelitian ini menghasilkan yaitu efek motivasi hedonis pada niat untuk
menggunakan m-learning lebih besar dari pada harapan kinerja. Pengaruh sosial
berpengaruh positif terhadap niat mahasiswa sarjana untuk menggunakan m-
learning. nilai harga memberi dampak positif pada niat siswa sarjana untuk
mengadopsi m-learning. harapan usaha tidak ditemukan memiliki pengaruh
74
signifikan terhadap niat mahasiswa untuk menggunakan m-learning. Pengelolaan
diri pembelajaran memiliki efek negatif terhadap niat mahasiswa sarjana untuk
mengadopsi m-learning.
2.16.6 Penelitian UTAUT Wu, Wu & Weng (2012)
Penelitian yang dilakukan oleh Wu, Wu & Weng (2012) ini adalah untuk
Mengeksplorasi faktor-faktor utama yang mempengaruhi penggunaan pengguna
Melalui penelitian empiris dan untuk memberikan referensi bagi Kaohsiung Rapid
Transit Corporation (KRTC) untuk pengembangan I Pass di masa depan. Penelitian
ini menggunakan moderator seperti kelamin, umur, pengalaman dan kerukarelaan.
Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa "Effect Expectancy" dan "Social
Influence" berpengaruh signifikan dan positif terhadap "Behavioral Intention";
"Facilititating Conditions" dan "Behavioral Intention" memiliki signifikan dan
positif pengaruh pada "Use Behavior". Selain itu, semua moderator memiliki
pengaruh moderat terhadap hubungan antara konstruksi laten.
2.16.7 Penelitian UTAUT Prasetyo & Anubakti (2011)
Penelitian yang dilakukan oleh Prasetyo & Anubakti (2011) ini bertujuan untuk
mengetahui faktor-faktor yang saling terkait dan mempengaruhi tingkat penerimaan
teknologi untuk pembelajaran antara mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Budi Luhur. Penelitian ini memodifikasi behavioral intention dan use
75
behavior menjadi attitude toward using system e-learning dan accceptance to use
system e-learning.
Hasil dari penelitian ini yaitu Faktor-faktor yang mempengaruhi hanya
terhadap sikap untuk menggunakan e-learning system yaitu performance
expectation (PE), effort expectation (EE) dan social influence (SI). Gender pada
faktor performance expectation (PE) hanya pria yang mempengaruhi dalam
sikapnya untuk menggunakan e-learning system. Pada faktor effort expectation
(EE) gender dan experience mempengaruhi dalam sikap untuk menggunakan e-
learning system. Pada faktor social influence (SI) sikap menggunakan e-learning
system di pengaruhi oleh adanya kesadaran seseorang yang telah menggunakan
dengan interaksi gender dan experience.
2.16.8 Penelitian UTAUT Nasir (2013)
Pada penelitian yang dilakukan Nasir (2013) ini bertujuan untuk mengetahui
Sejauh mana pengguna dapat menerima dan memahami teknologi tersebut. hasil
dari penelitian ini menunjukan bahwa Terdapat hubungan positif dan signifikan
terhadap faktor performance expetancy (PE), effort expectancy (EE) dan social
influence (SI).
2.16.9 Penelitian UTAUT Alalwan et al. (2018)
Pada penelitian yang dilakukan oleh Alallwan et al. (2018) ini bertujuan untuk
mengusulkan dan menguji teori konseptual yang paling tepat untuk menjelaskan
76
faktor-faktor utama mempengaruhi niat pelanggan Yordania dan adopsi perbankan
Internet. Faktor UTAUT2 yaitu, harapan kinerja, harapan usaha, motivasi hedonis
dan nilai harga mampu memprediksi secara signifikan niat pelanggan. Namun,
pengaruh sosial tidak ditemukan signifikan pada niat perilaku. Dengan demikian,
penelitian saat ini mampu memberi kontribusi akademis dan praktisi secara
signifikan.
2.16.10 Penelitian UTAUT Hoque & Sorwar (2017)
Pada penelitian yang dilakukan oleh Hoque & Sorwar (2017) ini bertujuan untuk
mengembangkan model teoritis berdasarkan Unified Theory of Acceptance and Use
of Technology (UTAUT) dan kemudian menguji secara empiris untuk menentukan
faktor kunci yang mempengaruhi niat pengguna lanjut usia untuk mengadopsi dan
menggunakan layanan Mhealth. Hasil dari penelitian ini yaitu performance
expectation, effort expectation, social influence, technology anxiety, resistance to
change berpengaruh signifikan terhadap behavioral intention dan behavioral
intention berpengaruh signifikan terhadap use behavior. Namun facilitating
condition tidak berpengaruh terhadap behavioral intention dan use behavior.
2.16.11 Ringkasan Penelitian Terdahulu
Hasil penelitian sejenis terdahulu yang telah di lakukan menggambarkan bahwa
Performance Expectancy berpengaruh terhadap Behavioral intention. Hal ini
serupa dari 6 hasil penelitian yang dilakukan oleh penelitian sebelumnya serta
77
penelitian yang dilakukan oleh Moerti (2015) yang menyatakan bahawa artinya
semakin tinggi ekspektasi kinerja maka akibatnya akan meninggikan faktor niat
keprilakuan. Namun beberapa peneliti Wu, Wu & Weng (2012) dan Malau (2016)
menyatakan bahwa Performance Expectancy tidak berpengaruh terhadap
Behavioral intention. Selanjutnya, yaitu effort expectancy berpengaruh terhadap
Behavioral intention. Hal ini serupa dengan 7 hasil penelitian yang pernah
dilakukan sebelumnya serta penelitian yang dilakukan oleh Moerti (2015) yang
menyatakan bahwa artinya semakin tinggi Ekspektasi Usaha maka akibatnya akan
meninggikan faktor Niat Keperilakuan. Namun, salah satu peneliti Yang (2013)
menyatakan bahwa yaitu effort expectancy tidak berpengaruh terhadap Behavioral
intention. Selanjutnya, yaitu social influence berpengaurh terhadap Behavioral
intention. Hal ini serupa dengan 6 hasil penelitian yang pernah dilakukan
sebelumnya serta penelitian yang dilakukan oleh Moerti (2015) yang menyatakan
bahwa artinya semakin tinggi Pengaruh Usaha maka akibatnya akan menurunkan
faktor Niat Keperilakuan. Namun beberapa peneliti Bendi & Andayani (2013) dan
Alalwan (2018) menyatakan bahwa social influence tidak berpengaruh terhadap
Behavioral intention Selanjutnya, yaitu facilitating condition berpengaruh
terhadap use behavior. Hal ini serupa dengan 4 hasil penelitian yang pernah
dilakukan sebelumnya serta penelitian yang dilakukan oleh Moerti (2015) yang
menyatakan bahwa artinya semakin tinggi pengaruh kondisi-kondisi pemfasilitasi
maka akibatnya akan meningkatkan faktor Perilaku Menggunakan. Namun,
beberapa peneliti Malau (2016) dan Hoque & Sorwar (2017) menyatakan bahwa
facilitating condition tidak berpengaruh terhadap use behavior. Selanjutnya, yaitu
78
Behavioral intention berpengaruh terhadap use behavior. Hal ini serupa dengan 5
hasil penelitian yang dilakukan oleh penelitian sebelumnya serta peneliti yaitu
Moerti (2015) yang menyatakan bahwa artinya faktor Niat keperilakuan memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap faktor Perilaku Menggunakan.
Beberapa penelitian sebelumnya menambahkan dan memodifikasi tema yang
terdapat dalam UTAUT seperti yang dilakukan oleh Firdaus (2004) yang
menambahkan faktor intervensi manager. Dalam penelitian Prasetyo & Anubakti
(2011) terdapat suatu modifikasi tema dengan mengganti behavioral intention
dengan attitude toward using system e-learning dan menggantikan use behavior
dengan acceptance to use system e-learning. Dalam penelitian Nasir (2013)
memodifikasi faktor behavioral intention dan use behavior dengan Penerimaan
Teknologi informasi. Hal ini serupa dengan penelitian yang dilakukan oleh Bendi
& Andayani (2013) yang menghilangkan faktor use behavior. Peneliti sebelumnya
juga terdapat peneliti Yang (2013) dan alalwan (2018) yang melakukan penelitian
mengenai UTAUT 2 dengan menambahkan faktor Self management of learning dan
menghilangkan faktor use behavior. Tidak hanya itu faktor price value
memberikan hasil yang signifikan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat di tabel
berikut.
79
Tabel 2.5 Ringkasan Penelitian Terdahulu
Peneliti PE-BI EE-BI SI-BI FC-UB BI-UB
Moerti
(2013)
Berpengaruh Berpengaruh Berpengaruh Berpengaruh Berpengaruh
Firdaus
(2014)
Berpengaruh Berpengaruh Berpengaruh Berpengaruh Berpengaruh Intervensi
manager
berpengaruh
Malau
(2016)
Tidak
berpengaruh
Berpengaruh Berpengaruh Tidak
berpengaruh
Berpengaruh
Andayani
(2013)
Berpengaruh Berpengaruh Tidak
berpengaruh
Berpengaruh Dihilangkan
Yang
(2013)
Berpengaruh Tidak
berpengaruh
Berpengaruh self
management
of learning
tidak
berpengaruh
terhadap
performance
expectancy
Self
management
of learning
tidak
berpengaruh
terhadap
intention to
use m-
learning
Self
management
of learning
tidak
berpengaruh
terhadap
hedonic
motivation
Hedonic
motivation
berpengaruh
terhadap
intention to
use m-
learning
Price value
berpengaruh
terhadap
intention to
use m-
learning
Habit of
using mobile
phone
berpengaruh
terhadap
intention to
use m-
learning
Weng
(2012)
Tidak
berpengaruh
Berpengaruh Berpengaruh Berpengaruh Berpengaruh
Prasetyo
(2011)
Berpengaruh
terhadap
attitude
toward using
system e-
learning
Berpengaruh
Terhadap
attitude
toward using
system e-
learning
Berpengaruh
terhadap
attitude
toward using
system e-
learning
Tidak
berpengaruh
terhadap
attitude
toward using
system e-
learning
Facilitating
condition
Tidak
berpengaruh
terhadap
acceptance to
use system e-
learning
80
Tabel 2.5 Ringkasan Penelitian Terdahulu (Lanjutan)
Nasir
(2013)
Berpengaruh
terhadap
penerimaan TI
Berpengaruh
terhadap
penerimaan
TI
Berpengaruh
terhadap
penerimaan
TI
Tidak
berpengaruh
terhadap
penerimaan
TI
Dihilangkan
Alalwan
(2018)
Berpengaruh Berpengaruh Tidak
berpengaruh
Berpengaruh
terhadap
internet
banking
Digantikan
internet
banking
Hedonic
motivation
berpengaruh
terhadap BI
Price value
berpengaruh
terhadap BI
Habbit
dihilangkan
Hoque &
Sorwar
(2017)
Berpengaruh Berpengaruh Berpengaruh Tidak
berpengaruh
Berpengaruh technology
anxiety,
berpengaruh
terhadap BI
resistance to
change
berpengaruh
terhadap BI
Facilitating
condition
tidak
berpengaruh
terhadap UB
81
2.17 Tema Penelitian
Penelitian ini memodifikasi tema UTAUT yang di adopsi dari penelitian Venkatesh
et al. (2003) dan mengadopsi faktor price value dari penelitian (Venkatesh et al.
2012). Struktur biaya dan harga mungkin berpengaruh signifikan terhadap
penggunaan teknologi konsumen (Venkatesh et al. 2012). Selain itu dalam tema
usulan ini peneliti tidak meggunakan keempat moderator, dikarenakan objek
penelitian ini cenderung homogen dan penelitian ini merupakan penelitian cross-
sectional. Selain itu didalam penelitian Sundaravej (2010) juga tidak mencantumkan
moderator dikarenakan penelitian yang dilakukan dengan satu kerangka waktu
(single time frame) yang merupakan masa pasca adopsi (post-adoption).
Gambar 2.15 Tema penelitian
82
Tema ini dikembangkan berdasarkan teori-teori dari Davis et al. (1989), Taylor
& Todd (1995),Venkatesh, et al. (2003) dan Venkatesh et al. (2012). Maka dari itu
dapat dijabarkan tema untuk faktor construct sebagai berikut:
T1 Hubungan antara harapan kinerja (Performance Expectancy) dengan
niat perilaku (Behavioral Intention)
T2 Hubungan antara harapan usaha (Effort Expectancy) dengan niat
perilaku (Behavioral Intention)
T3 Hubungan antara pengaruh sosial (Social Influence) dengan niat
perilaku (Behavioral Intention)
T4 Hubungan antara kondisi memfasilitasi (Facilitating conditions)
dengan perilaku pengguna (Use Behavior)
T5 Hubungan antara nilai harga (Price Value) dengan niat perilaku
(Behavioral Intention)
T6 Hubungan antara niat perilaku (Behavioral Intention) dengan perilaku
pengguna (Use Behavior)
83
83
BAB III
METODE PENELITIAN
Sugiyono (2010) menyatakan bahwa metode penelitian pada dasarnya merupakan
cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu dimana
cara ilmiah tersebut memiliki arti bahwa kegiatan penelitian tersebut didasarkan
pada ciri-ciri keilmuan yaitu rasional,empiris dan sistematis. Hadi (2007)
menjelaskan bahwa metode yang baik adalah salah satu syarat terpenting dalam
suatu penelitian, karena benar ataupun salahnya suatu kesimpulan yang di ambil
sangat di tentukan oleh baik atau tidaknya metode yang digunakan. Terjadinya
kesalahan dalam menentukan metode akan mengakibatkan kesalahan dalam
pengambilan data serta kesalahan dalam pengambilan keputusan. Namun
sebaliknya, semakin tepat metode yang akan di gunakan di harapkan semakin baik.
Dengan pemaparan diatas dapat di simpulkan bahwa metode penelitian
adalah merupakan suatu cara ilmiah untuk memperoleh data dengan tujuan dan
kegunaan tertentu agar tidak adanya kesalahan dalam pengambilan data dan
pengambilan keputusan.
3.1 Pendekatan Penelitian
Dilihat dari proses penelitian ini, jenis penelitian ini merupakan penelitian yang
bersifat deskriptif dimana dengan permasalahan yang menggambarkan keadaan
sebenarnya pada objek penelitian. Kegiatan ini dilakukan dengan mempelajari secara
langsung peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam penggunaan e-ticket Taman Marga
84
Satwa Ragunan. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang dimana
peneliti langsung terjun untuk mengamati, mencatat, bertanya, menggali sumber
yang erat hubungannya dengan peristiwa itu. Menurut Sugiyono (2010) menjelaskan
bahwa metode penelitian kualitatif merupakan metode penelitian yang berlandaskan
pada filsafat positivme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah,
(sebagai awal eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci,
pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowballl, teknik
pengumpulan dengan triangulasi, analisis data bersifat induktif/kualitatif dan hasil
penelitian kulitatif lebih menekan makna dari pada generalisasi.
Moleong (2008) menyatakan bahwa metode kualitatif sebagai suatu prosedur
dalam sebuah penelitian yang menghasilkan data secara deskriptif dimana data yang
di di peroleh berupa kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang
diamati. Sukmadinata (2009) penelitian kualitatif adalah penelitian yang digunakan
untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena atau, peristiwa, aktivitas sosial,
sikap, kepercayaan, persepsi dan orang secara individual maupun kelompok.
Metode deskriptif itu sendiri adalah suatu metode dalam meneliti status
sekelompok manusia, suatu objek, kondisi, sistem pemikiran ataupun sebuah
peristiwa atau kejadian pada masa saat ini. Jenis penelitian ini berusaha menerangkan
fenomena sosial tertentu. Menurut Singarimbun (1989) penelitian deskriptif
dimaksudkan untuk pengukuran yang cermat terhadap fenomena sosial tertentu,
misalnya keadaan gizi, pengangguran, perceraian, preferensi terhadap politik tertentu
dan lain-lain. Sukmadinata (2009) menyatakan bahwa penelitian deskriptif bertujuan
mendefinisikan suatu keadaan atau fenomena secara apa adanya. Berdasarkan uraian
85
di atas dapat disimpulkan bahwa jenis penelitian ini meng-gunakan penelitian
kualitatif karena analisis datanya berupa kata-kata tertulis atau lisan dan
mempertimbangkan pendapat orang lain yang bisa disebut dengan narasumber.
Dalam penelitian ini peneliti akan mengumpulkan data-data empiris yang
bersangkutan dengan e-ticket di Taman Marga Satwa Ragunan. Dilihat dari hasil
penelitian, jenis penelitian ini menggunakan penelitian terapan yaitu penelitian yang
dilakukan untuk mendapatkan informasi yang dapat di gunakan untuk pemecahan
masalah.
3.2 Lokasi dan Objek penelitian
Objek pada penelitian ini adalah sistem e-ticket yang terdapat di Taman
Margasatwa Ragunan.Peneliti melakukan penelitian bertempatan di Jl. Harsono
No.1, Ragunan, Ps. Minggu, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
Penelitian ini dilaksanakan pada 7 Oktober 2017 sampai 7 november 2017 namun,
peneliti melakukan observasi pada tanggal 1 oktober 2017 untuk mencari dan
menentukan informan penelitian ini. Akan tetapi, para informan tidak bersedia
untuk memberikan data berupa informasi. Dalam bukunya yang berjudul Metode
Penelitian Kualitatif, Raco (2010) mengelompokkan siapa saja yang dimaksud
dengan partisipan. Pertama, partisipan adalah mereka yang tentunya memiliki
informasi yang dibutuhkan. Kedua, mereka yang memiliki kemampuan untuk
menceritakan pengalamannya atau memberikan informasi yang dibutuhkan.
Ketiga, yang benar-benar terlibat dengan gejala, peristiwa, masalah itu, dalam arti
mereka mengalaminya secara langsung. Keempat, bersedia untuk ikut serta
86
diwawancarai. Kelima, mereka harus tidak dibawah tekanan, tetapi penuh kerelaan
dan kesadaran akan keterlibatannya. Jadi syarat utamanya yaitu kredibel dan
kekayaan informasi yang dibutuhkan (information rich). Oleh sebab itu, peneliti
menentukan informan yang sekiranya dapat memberikan data berupa informasi
yang sesuai kebutuhan peneliti. Selaras dengan hal tersebut, Subiyakto et al. (2014)
mengatakan bahwa bahwa keterlibatan informan kunci (key informan) ini akan
memberikan penilaian yang valid di konteks penelitian. Temuan dalam penelitian
ini dipertimbangkan oleh faktor pengalaman pengguna atas penggunaan sistem.
Berdasarkan pemaparan apa yang di jelaskan di bab sebelumnya, informan
pada penelitian ini adalah Kepala Satuan Pelaksana Pelayanan Pengunjung dan TI,
staff, petugas loket dan yang terakhir adalah pengunjung. Menurut Eisenhart dalam
Rahman (2016) Jumlah yang di anggap cukup adalah sekitar 4-8. Dalam penelitian
ini melibatkan 17 orang informan yang akan memberikan informasi mengenai e-
ticket di Taman Margasatwa Ragunan. Dalam penentuan informan menurut
Kajornboon (2005), apabila responden tidak mudah ditemui dan marah, maka
interview dapat dibatalkan atau ditunda.
3.3 Teknik Sampling
Pengambilan informan atau yang biasa disebut teknik sampling dalam penilitian
ini yaitu menggunakan purposive sampling, teknik ini biasanya dilakukan pada
penelitian kualitatif (Sarwono, 2006). Purposive sampling sendiri sering dianggap
lebih tepat digunakan dalam penelitian kualitatif daripada random sampling Corbin
& Strauss dalam (Rahman, 2016). Purposive sampling merujuk pada seleksi acak
87
unit sampel dalam populasi yang sudah tersegmentasi sesuai kebutuhan peneliti
(Guarte & Barrios, 2006).
Pengambilan informan dengan metode purposive sampling ini di harapkan
tujuan dalam penelitian ini akan dapat terpenuhi secara baik.
Informan penelitian ini di dapatkan dengan cara sebagai berikut:
1) Peneliti mencari informasi dari ketua bagian pendidikan mengenai staff
dan Kepala Satuan Pelaksana Pelayanan Pengunjung dan TI Taman
Margasatwa Ragunan.
2) Peneliti melakukan pendekatan dengan membangun hubungan baik
dengan calon informan.
3.4 Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilakukan dalam tujuh tahap yang secara prosedural diperlihatkan pada
Gambar 3.1 dibawah ini, meliputi: mencari permasalahan, permasalahan, kajian
pustaka, perancangan penelitian, penetapan tema penelitian pembuatan instrumen
penelitian, data collecting, analisis dan interpretasi data dan yang terakhir
pembuatan laporan. Untuk lebih jelas lagi mengenai prosedur penelitian, dapat dilihat
pada gambar 3.1 di bawah ini.
88
Gambar 3.1 Prosedur Penelitian
3.5 Metode Pengumpulan Data
3.5.1 Studi Literatur
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, menurut Sarwono (2006), studi pustaka adalah
mempelajari berbagai buku referensi serta hasil penelitian sebelumnya yang sejenis
yang berguna untuk mendapatkan landasan teori mengenai masalah yang akan
diteliti. Terkait dengan penelitian kali ini, peneliti melakukan studi literatur berupa
membandingkan dengan 10 (sepuluh) penelitian sejenis yang berkaitan dengan
penelitian kali ini. Dari 10 paper penelitian sejenis yang peneliti bandingkan, peneliti
menganalisa metode yang digunakan, menganalisa tujuan dari penelitian tersebut,
tahun penelitian serta hasil penelitian tersebut dan membandingkannya dengan
89
penelitian yang peneliti lakukan. untuk tahapan studi literatur dapat dilihat di gambar
3.2.
3.5.2 Observasi
Seperti yang dijelaskan sebelunya, observasi dalam penelitian kualitatif sebagaimana
yang diungkapkan oleh Djam’an & Aan (2012) adalah pengamatan langsung
terhadap objek untuk mengetahui keberadaan objek, situasi, konteks dan maknanya
dalam upaya mengumpulkan data penelitian. Terkait dengan penelitian ini, peneliti
melakukan observasi langsung di Taman Margasatwa Ragunan guna untuk
mengetahui berbagai aktivitas di gate (pintu masuk) Taman Margasatwa Ragunan
baik pengunjung maupun petugas loket. Selain itu, observasi di Taman Margasatwa
Ragunan di lakukan untuk mengetahui sejauh mana penerimaan sistem e-ticket di
Taman Margasatwa Ragunan. Dari hasil observasi ini, peneleliti memperoleh data
berupa permasalahan yang terjadi pada sistem e-ticket di Taman Margasatwa
Ragunan dan siapa-siapa saja yang nantinya akan menjadi informan yang terkait
dengan penelitian ini. Observasi yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah
observasi non sistematis yaitu dimana hal ini dilakukan tidak dengan menggunakan
pedoman buku akan tetapi pengamatan dilakukan secara spontan dengan cara
mengamati apa adanya. Tahapan observasi yang di lakukan pada penelitian ini, dapat
dilihat pada gambar 3.3 di bawah.
90
Gambar 3.2 Tahapan Pembuatan Studi Literatur
91
Gambar 3.3 Tahapan Observasi
92
3.5.3 Wawancara
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, menurut Esterberg dalam Sugiyono (2013)
wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide
melalui tanya jawab, sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu topik
tertentu. Terkait penelitian ini, peneliti melakukan wawancara secara langsung untuk
memperoleh data-data terkait dengan penerimaan pengguna sistem e-ticket di Taman
Margasatwa Ragunan. Tahap wawancara dilakukan dalam rangka untuk memperkuat
data-data yang di peroleh saat melakukan observasi yang telah dilakukan sebelumnya
oleh peneliti. Pada tahap ini yang akan di lakukan penelitian ini, yaitu dengan cara
tanya jawab langsung atau dengan menggunakan teknik analisis data (interactive
model) berdasarkan pertanyaan yang telah dibuat melalui 15 orang yang berperan
dalam sistem e-ticket di Taman Margasatwa Ragunan yang terdiri dari 13
pengunjung Taman Margasatwa Ragunan, 1 staff yang ada di Taman Margasatwa
Ragunan dan yang terakhir adalah 1 Kepala Satuan Pelaksana Pelayanan Pengunjung
dan TI Taman Margasatwa Ragunan. Pada penelitian ini melibatkan 15 orang
informan yang akan di wawancarai secara total.
Dalam proses wawancara peneliti menggunakan wawancara semi terstruktur
yaitu peneliti sangat memberikan keleluasaan kepada para informan dalam
menjawab semua pertanyaan yang diajukan peneliti. Wawancara dalam penelitian ini
ditujukan untuk memperoleh data yang valid tentang faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhi penerimaan pengguna sistem e-ticket di Taman Margasatwa
Ragunan. Seluruh proses wawancara dilakukan peneliti dengan pedoman tema
penelitian yang digunakan dalam penelitian kali ini sebagaimana telah dijelaskan
93
pada bab sebelumnya. Dalam proses wawancara ini juga, peneliti mengabadikannya
dalam bentuk foto dan juga rekaman suara. Untuk lebh jelasnya dapat dilihat tahap
wawancara pada gambar 3.4.
Gambar 3.4 Tahapan Wawancara
94
3.5.4 Focus Group Discussion (FGD)
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, menurut Irwanto (2006) mendefinisikan FGD
adalah suatu proses pengumpulan data dan informasi yang sistematis mengenai suatu
permasalahan tertentu yang sangat spesifik melalui diskusi kelompok.
Dalam rangka lebih memperkuat data-data yang diperoleh saat observasi dan
wawancara yang telah dilakukan sebelumnya oleh peneliti, pada tahapan yang
terakhir ini peneliti mengadakan sebuah diskusi oleh beberapa informan yang
bersangkutan dengan sistem e-ticket diantaranya yaitu 1 orang pakar sistem e-ticket
di Taman Margasatwa ragunan , 3 orang staff dan yang terakhir adalah 1 orang
pengunjung. Tahap focus group discussion ini dilakukan di Taman Margasatwa
Ragunan pada tanggal Dalam proses FGD ini juga peneliti mengabadikannya dalam
bentuk foto, rekaman suara dan video. Untuk lebh jelasnya dapat dilihat tahapan dan
denah ruangan pada saat melakukan FGD pada gambar 3.5 dan 3.6 dibawah.
3.6 Teknik Analisis Data
Untuk mengawali analisis data, pertama yang dilakukan peneliti adalah menulis
kembali hasil wawancara dan FGD ke dalam bentuk tulisan di MS. Word 2013.
Setelah itu peneliti melakukan tiga tahap coding, yaitu open coding, axial coding and
selective coding (Corbin, Penyadur, & Strauss, 1997). Tiga tahap pengkodean ini di
lakukan menggunakan perangkat lunak MS.Excel 2013. Dari hasil pengkodean
tersebut di peroleh kecenderungan jawaban dari setiap informan mengenai 6 tema
pertanyaan penelitian yang diajukan.
95
Dalam melakukan data coding, peneliti menelaah dan memeriksa data setiap
informan (individual informant basis). Selanjutnya peneliti melakukan content
analysis. Content analysis (analisa isi wawancara) adalah cara yang paling tepat
dalam menentukan hubungan antara konsep, data wawancara dan kerangka teori
(Flick, 2007). Lebih jelasnya dengan proses analisa data yang dilakukan dapat dilihat
pada gambar 3.7 di bawah .
Gambar 3.5 Tahapan FGD
96
Gambar 3.6 Denah FGD
97
Gambar 3.7 Proses Pengkodean
98
Gambar 3.7 di atas menjelaska proses analisis dan pengkodean dari data mentah yang
di dapat saat pengumpulan data hingga menghasilkan data valid untuk penelitian ini.
Pada proses open coding, peneliti mengumpulkan data-data yang diperoleh pada saat
FGD maupun wawancara. Setelah di kumpulkan, peneliti mentranskrip data secara
keseluruhan menggunakan MS. Word 2013. Selanjutnya, peneliti melakukan proses
axial coding. Pada proses ini, peneliti memilah-milah jawaban informan yang
dianggap penting dan mewakili pertanyaan serta memberikan kode. Proses terakhir
yang dilakukan adalah selective coding, pada proses ini peneliti menganalisis pola
kecenderungan jawaban dari setiap informan dan menjadikannya pola data baru yang
dijadikan sebagai data valid dalam penelitian kali ini. Data-data valid yang telah di
analisis dan diolah selengkapnya dapat dilihat di bab selanjutnya.
3.7 Instrumen penelitian
Instrumen penelitian yang terdapat dalam penelitian ini terdiri dari dua lembar surat
yaitu satu lembar surat pengantar dari peneliti sebagai permohonan untuk
pengisiannya dan satu lembar pertanyaan penelitian yang terdiri dari enam
pertanyaan pengujian berdasarkan tema penelitian yang telah diajukan. Untuk
pertanyaan pengujian dari setiap tema secara lengkap dapat dilihat pada lampiran
no. 1. Selain dua lembar surat, terdapat juga satu lembar surat hasil observasi yang
telah dilakuan secara lengkap dapat dilihat di lampiran, satu buah handphone
sebagai alat dokumentasi saat wawancara dan FGD, satu buah software Ms. Visio,
Umlet , satu buah software Ms. Word 2013, satu buah software Ms. Exel 2013 untuk
mengolah data kualitatif dan satu buah laptop.
99
99
BAB IV
HASIL DAN INTERPRETASI
4.1 Profil Informan
Pada bagian profil informan ini akan di jelaskan secara rinci latar belakang dari
setiap informan dari penelitian ini, meliputi pengalaman kerja untuk informan yang
bekerja di Taman Margasatwa Ragunan dan intensitas berkunjung ke Taman
Margasatwa Ragunan untuk pengunjung, status pekerjaan, riwayat pendidikan,
jenis kelamin dan umur dari setiap informan. Profil dari setiap informan secara
ringkas dapat dilihat pada table di bawah ini.
Tabel 4.1 Profil Informan Penelitian
No Informan Status Pendidikan Jenis
Kelamin
Umur pengalaman
1. Yayan
AryaWisesa
Kepala Satuan
Pelaksana Pelayanan
Pengunjung dan TI
S1 Laki-Laki 34
2005 – 2017
2. Selamet
Ferianto
Network
Engginering
S1 (on
going)
Laki-Laki 22 3 tahun
bekerja
3. Ravi Aditya
Fadillah
IT Support S1 (on
going)
Laki-Laki 21 2 tahun
bekerja
4. Putra rama
mahadika
Petugas Ticket
Taman Margasatwa
Ragunan serta
pengunjung
S1 (on
going)
Laki-Laki
22
5 bulan
bekerja
5 Tris Renanda Pengunjung S1 (on
going)
Laki-Laki 22 3 kali
berkunjung
6 Gregoryo
Gusti
Pengunjung S1 (on
going)
Laki-Laki 22 2 kalii
berkunjung
7 Ridwan
Halifi
Pengunjung S1 (on
going)
Laki-Laki 22 3 kali
berkunjung
8 Ariful
Hikami
Pengunjung S1 (on
going)
Laki-Laki 22 4 kali
berkunjung
9 Rita
Herawati
Pengunjung S1 Perempuan 54 5 kali
berkunjung
100
Tabel 4.1 Profil Informan Penelitian (Lanjutan)
No Informan Status Pendidikan Jenis
kelamin
Umur Pengalaman
10. M.Nur Pengunjung S1 Laki-
Laki
58 6 kali
berkunjung
11. Bikriya Eva
Humaira
Pengunjung S1 Perempu
an
25 4 kali
berkunjung
12. Lutfia
Nurita
Pengunjung SMA Perempu
an
16 2 kali
berkunjung
13. Andika
Cosa
Pengunjung SMA Laki-
Laki
19 3 kali
berkunjung
14. Yudhistira
Maulana
Pengunjung S1 Laki-
Laki
25 3 kali
berkunjung
15. Novita Sari Pengunjung SMA Perempu
an
21 5 kali
berkunjung
16. Siti Salma Pengunjung SMA Perempu
an
21 2 kali
berkunjung
17. Agus
Dwiyanto
Pengunjung S1 Laki-
Laki
32 1 kali
berkunjung
Tabel 4.1 diatas adalah tabel yang berisikan profil dari seluruh informan dalam
penelitian ini. Dilihat dari tabel diatas, informan dalam penelitian ini yang
merupakan memiliki pengalaman bekerja di Taman Margasatwa Ragunan yaitu 4
informan yang terdiri dari 3 orang yang memang merupakan dari bagian IT dan satu
1 orang yang merupakan petugas loket. Tidak hanya itu dari tabel diatas juga
terdapat 14 orang yang memang berpengalaman sebagai pengunjung Taman
Margasatwa Ragunan. Dalam penelitian ini, terdapat 5 orang yang berjenis kelamin
perempuan dan 12 orang berjenis kelamin laki-laki dan berkisar memiliki umur 16
hingga 58 tahun. Latar belakang pendidikan dalam penelitian ini juga memiliki
banyak variasi dari SMA hingga S1.
101
4.2 Hasil Analisis Data Coding
4.2.1 Open Coding
Pada tahap ini peneliti menyimpulkan jawaban informan yang berupa kode dengan
menggunakan software MS.Excel 2013. Excel sering dipandang sebagai
penghitung angka dan karena itu terkait dengan analisis data kuantitatif, namun
kami juga menganggapnya berguna sebagai alat kualitatif (Meyer & Avey, 2009).
Dapat dilihat pada gambar 4.1 tabel data coding dalam tabel tersebut terdapat kode
“P” dan “T” yang dimana “P”itu adalah person (informan) dan “T” itu adalah tema
pertanyaan penelitian yang diajukan. Dalam metode kualitatif, termasuk penelitian
kasus, pengkodean merupakan alat lain untuk mendukung peneliti selama analisis
awal (Kartalis, Velentzas, & Broni, 2013). Coding merupakan proses mengolah
materi atau informasi menjadi segmen-segmen tulisan sebelum memaknainya
(Rossman & Rallis, 1998). Tidak hanya itu, di dalam tabel tersebut juga terdapat
skala pengukuran kecenderungan jawaban informan dari 0 sampai 100%. Miles dan
Huberman (1992) dalam Kadang (2016) menyatakan bahwa “But many qualitative
researcher still consider analysis as art and stress intuitive approach to it”. jadi
analisis data kualitatif ini bersifat seni, dan menekankan pada intuisi peneliti. Dalam
pengkodean terdapat angka “1-6” dimana maksud dari angka 1 adalah tidak
berpengaruh 0-20%, angka 2 adalah kurang berpengaruh 21-40%, angka 3 adalah
cukup berpengaruh 41-60%,angka 4 adalah berpengaruh 61-80%, angka 5 adalah
sangat berpengaruh 81-100% dan yang terakhir adalah angka 6 yang dimana itu
adalah bila ada informan yang cenderung memberi masukan-masukan atau saran
102
untuk kedepepannya sistem e-ticket di Taman Margasatwa Ragunan tersebut harus
seperti apa. Di bawah masing masing kolom pembobotan 1-6 terdapat jumlah dari
seluruh informan yang menjawab tema itu. Di dalam tabel tersebut terdapat isi dari
“P1” dan “T1” yaitu “T1.1.4” yang dimana dimaksudkan adalah jawabam informan
pertama dari tema pertanyaan penelitian yang pertama adalah memiliki
kencenderungan jawaban berpengaruh. Di akhir sebelah kanan tabel terdapat angka
“1-6” dan “T7” dimana angka 1-6 tersebut adalah jumlah total dari kecenderungan
jawaban informan pertama dari “T1-T6” begitupun dengan informan selanjutnya
dan maksud dari “T7” adalah dimana peneliti melakukan pertanyaan di luar tema
dengan menarik kesimpulan dari pertanyaan tema penelitian yang diajukan.
4.2.2 Axial Coding
Tahapam axial coding dilakukan dengan cara pembobotan data serta
mengumpulkan melakukan penyesuaian data berdasarkan tema penelitian dan
narasumber yang terlibat. Berdasarkan axial coding pada gambar 4.1 tabel data
coding dapat di ketauhi “T1.1.4” mengacu pada hasil pengkodean “T1 adalah tema
1, lalu 1 adalah informan ke-1 dan 4 mengacu kepada pembobotan jawaban
informan. pada pembobotan terdiri dari kode 1-5 yang dimana 1 itu adalah tidak
berpengaruh, 2 adalah kurang berpengaruh, 3 adalah cukup berpengaruh, 4 adalah
berpengaruh, 5 adalah sangat berpengaruh dan yang terakhir adalah 6 yang dimana
pembobotan tersebut adalah informan yang memberikan saran. T7 merupakan
pertanyaan yang berkaitan dengan penerimaan penggunaan sistem e-ticket.
103
“T6.17.4” yang memiliki hasil “Tema 5 pada informan ke-17 dan memiliki
pembobotan nilai 4 yaitu berpengaruh.
104
4.2.3 Selective Coding
Gambar 4.1 Tabel Data Coding
105
Berdasarkan hasil akhir data coding itu berupa selective coding yang dapat
dilihat di gambar 4.1 Tabel data coding pada Tema 1 terdapat 10 orang menyatakan
berpengaruh dan 7 orang menyatakan berpengaruh signifikan. Pada Tema 2
terdapat 8 orang menyatakan berpengaruh signifikan, 7 orang menyatakan
berpengaruh dan 2 orang menyatakan cukup berpengaruh. Pada Tema 3 terdapat 7
orang menyatakan berpengaruh, 4 orang menyatakan berpengaruh signifikan, 5
orang menyatakan cukup berpengaruh dan 1 orang menyatakan kurang
berpengaruh. Pada Tema 4 terdapat 10 orang menyatakan berpengaruh, 6 orang
menyatakan berpengaruh signifikan dan 1 orang menyatakan cukup berpengaruh.
Pada Tema 5 terdapat 10 orang menyatakan berpengaruh signifikan dan 7 orang
menyatakan berpengaruh. Pada Tema 6 terdapat 10 orang menyatakan bahwa
berpengaruh signifikan, 6 orang menyatakan berpengaruh dan 1 orang menyatakan
cukup berpengaruh.
Maka berdasarkan gambar 4.1 Tabel data coding juga dapat di peroleh
hasil yaitu berupa temuan bahwa secara keseluruhan jawaban informan bahwa 50
orang menyatakan berpengaruh, 42 orang menyatakan berpengaruh signifikan, 9
orang menyatakan cukup berpengaruh, 1 orang menyatakan kurang berpengaruh,
tidak ada yang mengatakan tidak berpengaruh dan 11 orang memberikan saran
berupa masukan.
106
4.3 Hasil Analisis dan Interpretasi Wawancara
4.3.1 Tema 1 : Hubungan Harapan kinerja (Performance Expectancy)
Terhadap Niat Perilaku (Behavioral Intention)
Dari hasil penelitian yang terdapat dalam tema 1 ini, para informan menyatakan
bahwa faktor harapan kinerja (Performance Expectancy) berpengaruh Terhadap
faktor niat perilaku (Behavioral Intention). Hal ini diperoleh dari total keseluruhan
17 orang informan yang meberikan keterangan jawabannya. Di dalam tema ini
terdapat 10 informan menyatakan bahwa faktor harapan kinerja (Performance
Expectancy) berpengaruh Terhadap faktor niat perilaku (Behavioral Intention) dan
7 orang informan menyatakan bahwa faktor harapan kinerja (Performance
Expectancy) berpengaruh signifikan terhadap faktor niat perilaku (Behavioral
Intention). Selain itu, hal ini dapat di lihat dari jawaban contoh kecenderungan
jawaban informan sebagai berikut:
” Pasti, ini berpengaruh besar sih karena yaa mempermudah masuk jadi tuh
ga ribet dan kalo bisa sih di integrasikan dengan krl juga ya biar satu kartu
menjadi banyak fungsi. Ya ini sangat berpengaruh 90% (T1.7.5/T1.7.6)”
Hal ini di perkuat oleh informan lain yang memberikan keterangan :
“Kalau dari profitnya sih melihat pengunjung kita yang selalu antusias datang
ke ragunan ya di pick season maupun di hari biasa itu kita lihat pasti
berpengaruh banget karena kan pengguna dari kartu kan tidak hanya jack card
saja ada dari flazz dari bank-bank lain bisa lebih memudahkan pengunjung
lagi untuk menggunakan semua kartunya jadi pengungjung jadi maulah untuk
107
datang ke ragunan karena saya punya kartu lain nih selain kartu yang ada di
ragunan jadinya bisa di gunain juga, sekarang kan kita masih ada kendala ya
karena di bagi menjadi dau tarif , yang pertama itu dewasa dan yang kedua
itu anak-anak kebanyakan orang itu berfikir dua tarif ini akan menyulitkan
gitu untuk proses masuk yaa sangat berpengaruh lah ini 90-95%
(T1.2.5/T1.2.6)”
“Kalau menurut pengamatan saya akan sangat berpengaruh, karena ya seperti
tadi sudah menguntungkan, ngga lama nunggu di tempat tiket nya yaa 100%
sangat berpengaruh (T1.12.5)”
“Kejenuhan orang dalam memasuki suatu tempat rekreasi adalah antrian jadi
dengan sistem ini jadi sangat menguntungkan pengunjung untuk menghindari
antrian-antrian yang panjang, berarti sangat berpengaruh ya 100% (T1.14.5)”
Sementara itu beberapa informan menyatakan bahwa faktor harapan kinerja
(Performance Expectancy) berpengaruh 70-80% terhadap faktor niat perilaku
(Behavioral Intention), dapat dilihat dari hasil wawancara sebagai berikut :
“Kalau dari segi itu si menurut saya berpengaruh ya, karena e-ticket itu sendiri
sangat menguntungkan dan mempermudah untuk pengunjung masuk ke
ragunan itu sendiri. Kaya saya tadikan untuk masuk jadi efesiensi waktu lebih
efektif dan segala macam jadi menurut saya itu berpengaruh 80% (T1.8.4)”
“Performance expectancy dengan behavioral intention itu bisa berpengaruh
ya karena yang saya lihat disini orang merasa terbantu dengan adanya
implementasi sistem e-ticket yang mungkin tadinya tuh orang lebih lama
108
untuk masuk ke taman margasatwa ragunan ngantri yaaa berpengaruh 75%
(T1.4.4)”
“Performance expectancy nya itu kan sistem e-ticketing ini lebih baik dari
sistem manual lebih tersusun lalu masalah yang ada di sistem manual seperti
record penjualan atau segala macem itu bisa jadi tersusun lagi, ya itu juga
mempermudah dan pasti meningkatkan kualitas pelayanannya. Ya jadi orang
tuh akan berencana untuk menggunakan kembali gitu berpengaruh 70%
(T1.3.4)”
Berdasarkan hasil penelitian hubungan antara faktor harapan kinerja
(performance expectancy) berpengaruh terhadap faktor niat perilaku (behavioral
intention). Hal ini terbukti dengan pengimplementasian sistem e-ticket ini memiliki
pengaruh yaitu dapat meminimalisir antrian karena lebih memudahkan pengunjung
dalam proses masuk
4.3.2 Tema 2 : Hubungan Harapan Usaha (Effort Expectancy) Terhadap Niat
Perilaku (Behavioral Intention)
Pada tema 2 ini, faktor harapan usaha (Effort Expectancy) berpengaruh signifikan
terhadap faktor niat perilaku (Behavioral Intention), hal ini diperoleh dari total
keseluruhan 17 orang informan yang memberikan keterangan jawabannya. Di
dalam tema ini terdapat 8 orang informan menyatakan bahwa faktor harapan usaha
(Effort Expectancy) berpengaruh signifikan terhadap faktor niat perilaku
(Behavioral Intention), 7 orang informan menyatakan bahwa faktor harapan usaha
109
(Effort Expectancy) berpengaruh terhadap faktor niat perilaku (Behavioral
Intention) dan 2 orang informan menyatakan bahwa faktor harapan usaha (Effort
Expectancy) cukup berpengaruh terhadap faktor niat perilaku (Behavioral
Intention). Selain itu, hal ini dapat di lihat dari jawaban contoh kecenderungan
jawaban informan sebagai berikut:
“Kalau menurut saya sih ini sangat berpengaruh ini mas, soalnya kan sistem
e-ticket ini kan sebenarnya kan pembaruan dari sistem yang sebelumnya ya
yang manual nahh dengan adanya sistem yang baru ini saya merasa tuh lebih
simpel. mungkin disini bisa mempersulit jika tidak adanya sosialisasi untuk
orang-orang mohon maaf unutk yang sepuh gitu mas ya, orang yang belum
terbiasa contoh nenek dan kakek kita yang menggunakan yaa ini berpengaruh
90% (T2.6.5)”
Dari pernyataan yang sudah di paparkan, hal ini juga dapat di perkuat oleh
jawaban dari informan lain yang mengatakan bahwa :
“Effort expectancy ini dalam mepengaruhi behavioral intention iya cukup
besar ya karena sesuai dengan tujuan sistem e-ticket ini kan memang di
peruntukan dari implementasinya ini tentunya untuk memudahkan
pengunjung dalam memasuki Taman Margastwa Ragunan yaa sangat
berpengaruh 85% (T2.4.5)”
“E-ticket ini kan mengefesiensi waktu sehingga yang tadinya harus mengantri
1 jam ini bisa saja mengantri tidak sampai satu jam karena kita ketauhi bahwa
e-ticket ini terbilang tidak sampai satu menit inilah yang sangat
110
menguntungkan bagi pengunjung dengan penggunaan e-ticket di ragunan ini
yaa sangat berpengaruh 90% (T2.14.5)”
“Kalau menurut saya sih sangat memudahkan pengguna ya karena kan yang
seperti tadi saya bilang sudah cashless dan tidak membuat kita repot lagi dari
rumah harus menyiapkan uang untuk jajan nanti, dengan e-ticket ini kita juga
sudah tidak mengantri banyak-banyak orang kan ini sangat berpengaruh 85%
(T2.15.5)”
Sementara itu salah satu informan menyatakan cukup berpengaruh dan
menyertakan saran untuk pengembangan sistem e-ticket kedepannya seperti apa.
Jawaban wawancara tersebut adalah sebagai berikut :
“Iya berpengaruh, kalau dari harapan usaha ini kan menyangkut dengan
pendapatan ya kalau untuk dari harapan usaha kita kembalikan lagi
kepenggunaan dari pengunjung sendiri kalau dari pengunjung kita untuk
penggunaan sih saat ini 60% mudah ya. yang tadi saya bilang itu karena
penggunaan tarif dewasa dan anak-anak itu di bedakan jadi yang mempersulit
itu makanya kita untuk kedepannya ingin untuk pengembangannya lagi itu di
satukan trarif nya nah untuk harapan usaha selanjutnya pengunjung kita
harapkan lebih antusias ya datang ke ragunan (T2.2.3/T2.2.6)”
Berdasarkan hasil penelitian hubungan antara faktor harapan usaha (Effort
Expectancy) berpengaruh signifikan terhadap faktor niat perilaku (Behavioral
Intention). Terbukti pada saat penelitian di lakukan peneliti melihat sistem e-ticket
111
yang terdapat di Taman Margasatwa Ragunan cukup mudah untuk di gunakan dan
tidak mempersulit pengunjung.
4.3.3 Tema 3 : Hubungan Pengaruh Sosial (Social Influence) terhadap Niat
Perilaku (Behavioral Intention)
Hasil temuan pada tema ketiga ini faktor pengaruh sosial (Social Influence)
berpengaruh terhadap faktor niat perilaku (Behavioral Intention), hal ini diperoleh
dari total 17 orang informan yang memberikan keterangan jawabannya. Di dalam
tema ini terdapat 7 orang informan menyatakan bahwa faktor pengaruh sosial
(Social Ifluence) berpengaruh terhadap factor niat perilaku (Behavioral Intention),
4 orang informan menyatakan bahwa faktor pengaruh sosial (Social Ifluence)
berpengaruh signifikan terhadap faktor niat perilaku (Behavioral Intention). 5 orang
informan menyatakan bahwa faktor pengaruh sosial (Social Ifluence) cukup
berpengaruh terhadap faktor niat perilaku (Behavioral Intention) dan 1 orang
informan menyatakan bahwa faktor pengaruh sosial (Social Ifluence) kurang
berpengaruh terhadap faktor niat perilaku (Behavioral Intention). Selain itu, hal ini
dapat di lihat dari jawaban contoh kecenderungan jawaban informan sebagai
berikut:
“Tidak terlalu berpengaruh sih, balik lagi dengan fasilitas yang di berikan
ragunan seperti apa, karena e-ticket pun hanya untuk mempermudah
sebenarnya ya 40% lah (T3.5.2)”
112
Namun hasil keterangan informan lainnya menyatakan bahwa faktor
pengaruh sosial (Social Influence) sangat berpengaruh terhadap faktor niat perilaku
(Behavioral Intention). Hal ini dapat dilihat dari jawaban informan sebagai berikut:
“Ya karena kan sebelumnya saya juga tidak tahu ya saya juga ikut-ikutan
teman karena belum paham untuk pertama kalinya juga saya tidak mengerti
e-ticket itu apa, karena ada temen yang menggunakan jadi paham ikut
menggunakan e-ticket, untuk berpengaruh atau tidaknya hal ini sih saya fikir
berpengaruh ya 85% lah (T3.10.5)”
Hal tersebut di perkuat kembali oleh penjelasan informan lain yang memberi
pernyataan bahwa :
“Iya pasti, ya ini kan jadi antara temen atau orang terdekat ya kaya sharing
gitu, kalu untuk itu sih biasanya kalau di ragunan sudah memudahkan
biasanya mereka merekomendasikan ke keluarganya atau ke temannya itu
untuk liburan ke ragunan yaa berpengaruh lah 80% (T3.2.4)”
“Berpengaruh, karena dari pengalaman orang kan akan membuat dia
mangajak orang lain yaa berpengaruh ini 80% (T3.13.4)”
“Mengarah ke informasi yang didapatkan dari teman atau dunia maya dan di
situ informasi-informasi yang sifatnya memudahkan itu memancing orang
untuk mau tahu kemudain mau mangggunakan dan seteleah dia gunakan
ternyata memang memnguntungkan untuk orang tersebut sehingga itu yang
akan jadi bahan untuk dia menyampaikan kepada orang lain juga dengan
keuntungan tersebut, ya jadi berpengaruh 80% (T3.14.4)”
113
Hal ini semakin di perkuat kembali oleh jawaban informan yang mengatakan
berdasarkan hasil persentase mencapai tingkat sangat berpengaruh :
“Pengunjung kita ini kan masih belum tau untuk sistem ini tapi kebanyakan
mereka pasti mengikut sertakan teman-teman atau orang tuanya yang biasa
menggunakan kartu. Nah misalkan kalau untuk cukup mempengaruhi itu
cukup mempengaruhi ya 85% (T3.3.5)”
Berdasarkan hasil penelitian, hubungan antara faktor pengaruh sosial (Social
Influence) berpengaruh terhadap faktor niat perilaku (Behavioral Intention). Hal
ini dapat dilihat di Taman Margasatwa Ragunan banyak sekali pengunjung yang
datang bersama kelurga, teman-teman, maupun kekasihnya.
4.3.4 Tema 4 : Hubungan Kondisi Memfasilitasi (Facilitating Conditions)
terhadap perilaku pengguna (Use Behavior)
Pada tema 4 ini semua informan menyatakan bahwa faktor kondisi memfasilitasi
(Facilitating Conditions) ini berpengaruh terhadap faktor perilaku pengguna (Use
Behavior), hal ini diperoleh dari total 17 orang informan yang memberikan
keterangan jawabannya. Di dalam tema ini terdapat 10 orang informan menyatakan
bahwa faktor kondisi memfasilitasi (Facilitating Conditions) berpengaruh terhadap
faktor perilaku pengguna (Use Behavior), 6 orang informan menyatakan bahwa
faktor kondisi memfasilitasi (Facilitating Conditions) berpengaruh signifikan
terhadap faktor perilaku pengguna (Use Behavior) dan 1 orang menyatakan bahwa
faktor kodisi memfasilitasi (Facilitating Conditions) cukup berpengaruh terhadap
114
faktor perilaku pengguna (Use Behavior). Selain itu, hal ini dapat di lihat dari
jawaban contoh kecenderungan jawaban informan sebagai berikut:
“Iya betul petugas disini pun sudah kita ajarkan sudah ada standarnya mereka
untuk senyum, mereka untuk sapa, merepa untuk tegur kepada pengunjung,
ya ibarat kata kalau di depan ya kalau kita di sambut di rumah saja sudah
dengan baik insyaallah pastinya mereka di dalam ragunan pun akan
senang.pengharapan kita nantinya dengan sudah adanya kan kalau ini kan
sudah otomatis ya untuk nantinya kalau sudah terimplementasi secara
maksimal mungkin kita akan mengurangi petugas yang ada di depan ya
berpengaruh lah ini 80% (T4.1.5/T4.1.6)”
“Menurut saya facilitating conditions ini sangat mempengaruhi karena kita
cukup puas tehadap pelayanan dari penerapan e-ticket ini dari petugasnya
yang membari tahu kita cara tappingnya bagaimana, misalnya anak kecil dan
dewasa juga kan di bedakan tempatnya, ya jadi biar tidak ada kesalahan
menggunakannya yaa berpengaruh 80% (T4.15.4)”
Hal ini semakin di perkuat dengan jawaban informan jika di persentasekan
mencapai hasil sangat berpengaruh, jawaban tersebut adalah sebagai berikut:
“Facilitating conditions ini dan tentunya saya setuju juga facilitating
conditions ini berpengaruh terhadap use behavior karena mungkin saya
tembahkan dari sarana prasarana yang ada pastinya juga sudah umum untuk
warga DKI karena mayoritas pasti orang-orang sudah menggunakan
transportasi busway. Cuma mungkin kan banyak juga yang dari daerah yang
115
berkunjung ke Taman Margasatwa Ragunan ini yang tahun lalu mungkin dia
menggunakan sistem karcis manual dan belum ada gate sehingga mungkin
dengan sistem yang barunya itu orang jadi kebingungan kan yang dari derah
jadi banyak yang masih simpang siur bagaimana menggunakannya dan lain-
lain ya sangat berpengaruh lah ini 90% (T4.4.5)”
“Dengan adanya fasilitas yang bagus itu justru menurut saya sangat
berpengaruh. Cuma saran saya bisa saja kan penambahan dari gate masuknya
sendiri atau letak antrian pria dengan wanita kan dipisah akan membuat
menjadi lebih nyaman seperti saya penggunanya sendiri gitu sihh
penambahan gate-gate (pintu masuk) 90% (T4.6.5/T4.6.5)”
“Sesuatu yanng di layani dengan baik pengunjung puas itu membuat
memang di samping senang juga membuat suatu hal yang bisa ketagihan dan
sebagainya jadi service itu memang memudahkan itu penting ya berpengaruh
90% (T4.14.5)”
Berdasarkan hasil penelitian, hubungan antara faktor kondisi memfasilitasi
(Facilitating Conditions) ini berpengaruh terhadap faktor perilaku pengguna (Use
Behavior). Hal ini dapat diliht dari pelayanan dalam pembeliatn tiket yang bagus
serta fasilitas yang digunakan sudah umum.
116
4.3.5 Tema 5 : Hubungan Nilai Harga (Price Value) terhadap Niat Perilaku
(Behavioral Intention)
Pada tema 5 ini faktor nilai harga (Price Value) berpengaruh signifikan terhadap
faktor niat perilaku (Behavioral Intention), hal ini diperoleh dari total 17 orang
informan yang memberikan keterangan jawabannya. Di dalam tema ini terdapat 10
orang yang menyatakan bahwa faktor nilai harga (Price Value) berpengaruh
siginifikan terhadap faktor niat perilaku (Behavioral Intention) dan 7 orang
menyatakan bahwa faktor nilai harga (Price Value) berpengaruh terhadap faktor
niat perilaku (Behavioral Intention). Selain itu, hal ini dapat di lihat dari jawaban
contoh kecenderungan jawaban informan sebagai berikut:
“Sebenarnya potensi untuk di kembangkan itu masih banyak ya mas. Tapi
untuk balik lagi keharga yang terjangkau lalu fasilitas yang cukup bagus, yaa
berpengaruh lah 70%. Kan kartunya kita hanya bisa memakai jack card ya
mas mungkin kedepannya kita bisa memakai atau mungkin pihak ragunan
sendiri bisa bekerja sama dengan flash,brizzi nah itu kan tidak menutup
kemungkinan semakin banyak lagi pengunjung yang datang untuk menikmati
hiburan rakyat ini (T5.6.4/T5.6.6)”
“Untuk sekarang sih cukup berpengaruh ya 80%, kan dengan harga sekarang
ada tingkat dewasa dan anak anak apalagi kalu misalkan dengan
menggunakan e-ticket itu di tembah lagi diskon seperti kartu pelajar, dari e-
ticket itu sendiri. Misalkan ada promo seperti 3kali datang menggunakan e-
ticket bisa geratis nah itu akan semakin pengunjung berminat untuk kembali
lagi (T5.8.4/T5.8.6)”
117
Hal ini semakin di perkuat oleh jawaban informan berdasarkan persentase
yang mencapai 90-100%. Jawaban informan tersebut adalah sebagai berikut:
“Lebih worth it banget pengunjung menggunakan kartu kita jadi disini tuh
untuk orang kembali lagi itu berpengaruh banget ya karena mereka juga kalau
kembali lagi tidak hanya membawa satu orang yang pasti mereka akan
membawa keluarga atau pun teman jadi ini yaa 90% berpengaruh (T5.2.5)”
“Untuk harga tiket saat ini memang memiliki nilai yang baik dan murah. Jadi
sangat berpengaruh ya 95 %” (T5.3.5)”
“Menurut saya itu worth it karena tidak terlalu mahal jika di bandingkan
dengan tempat-tempat wisata lain ya seperti ancol ya taman mini dan lain-
lain.menurut saya ragunan harga tiket ragunan sudah oke dan untuk dalam
segi biaya pastinya mempengaruhi orang untuj kemabli menggunakan sistem
e-ticket di Taman Margasatwa Ragunan dengan harga yang seperti itu, ini
berpengaruh 100% (T5.4.5)”
“Artinya kalau memang mereka yang uangnya tidak berkelebihan pasti sarana
hiburan yang dituju ya ini ragunan karena memang kita lihat disini tempat-
tempat disini memang sangat memfasilitasi untuk bersantai, ini suatu tempat
yang tepat untuk refreshing , ya jadi berpengaruh 100% (T5.14.5)”
“Pastinya berpengaruh soalnya kan murah banget gitu yaa berpengaruh 100%
(T5.17.5)”
Berdasarkan hasil penelitian, hubungan antara faktor nilai harga (Price Value)
berpengaruh signifikan terhadap faktor niat perilaku (Behavioral Intention). hal ini
118
semakin kuat dengan tiket masuk yang sangat murah bahkan sampai mendapatkan
nominasi “termurah” hal ini menjadi tidak dapat diragukan lagi
4.3.6 Tema 6 : Hubungan Niat Perilaku (Behavioral Intention) terhadap
Perilaku Pengguna (Use Behavior)
Pada tema ke 6 ini faktor niat perilaku (Behavioral Intention) berpengaruh terhadap
faktor perilaku pengguna (Use Behavior), hal ini diperoleh dari total 17 orang
informan yang memberikan keterangan jawabannya. Di dalam tema ini terdapat 10
orang informan yang menyatakan bahwa faktor niat perilaku (Behavioral Intention)
berpengaruh terhadap faktor perilaku pengguna (Use Behavior), 6 orang informan
menyatakan bahwa faktor niat perilaku (Behavioral Intention) berpengaruh
signifikan terhadap faktor perilaku pengguna (Use Behavior) dan 1 orang informan
menyatakan bahwa faktor niat perilaku (Behavioral Intention) cukup berpengaruh
terhadap faktor perilaku pengguna (Use Behavior). Selain itu, hal ini dapat di lihat
dari jawaban contoh kecenderungan jawaban informan sebagai berikut:
“Kalau menurut saya niat perilaku mempengaruhi perilaku pengguna, dilihat
dari kegunaanya tidak hanya untuk masuk ke ragunan saja, bisa juga untuk
trans jakarta , monas dan museum. Menurut saya ini hal yang baik ya bisa
diintegrasikan di tempat-tempat wisata lain ya bisa jadi multifungsi menurut
saya sih alangkah baiknya bank dki bisa sampai di perluas diinteggrasikannya
bisa di alfamart, indomart dan sebagainya, Jadi orang akan terus isi saldo
kartu ini karena kegunaanya banyak bisa bayar ini bisa masuk sana. Ya jadi
119
itu jika di perluas lagi mungkin akan membuat orang tuh intensitas untuk
menggunakan sistem ini akan lebih. 70% ini berpengaruh (T6.4.5/T6.4.6)”
“Kalau menurut saya pasti ya senang, karena mereka tidak perlu mengatri lagi
di loket dan untuk masuk gatenya pun tidak terlalu banyak lagi antrian jadi
kalau di bilang ya senang pasti senang ya karena kan masuk tanpa mengantri
ya pasti senang dan yang pasti berpengaruh 80% (T6.1.4)”
Hal ini semakin diperkuat oleh jawaban informan yang menyatakan bahwa
faktor niat perilaku (Behavioral Intention) sangat berpengaruh terhadap faktor
perilaku pengguna (Use Behavior).
“Pada dasarnya manusia itu senang di mudahakan dan senang mancari
kemudahan artinya manusia itu tidak mau di bebani. sekarang hampir semua
tempat bahkan mungkin kereta dll trasnportasinya mulai mengarah ke e-ticket
bahkan di negara luar itu hampir semua sudah menggunakan e-ticket , nah ini
lah masyarakat memang harus sudah di tuntut menggunakan e-ticket, jadi ini
berpengaruh ya 90% (T6.14.5)”
“Bagi saya sih dengan kemajuan teknologi ini sih nanti pasti mau ngga mau
kita harus terbiasa dengan e-ticket menjadi e-ticket, pasti akan senang karena
kan selain mempermudah kan juga memberi manfaat kepada kita ya, mungkin
sekarang kan kita belum terbiasa ya nanti kalu sudah terbiasa kan pasti kita
lebih seneng ya berpengaruh 90% (T6.15.5)”
“Kartu itu bukan hanya untuk digunakan di ragunan ya mungkin bisa di trans
jakarta dan lain sebagainya dan bahkan misalkan jack card ini bisa di gunakan
120
di alfamart mungkin tingkat kesenangan pengunjung bisa lebih ya ini
berpengaruh 90% (T6.3.5/T6.3.6)”
“Saya rasa bisa saja orang kembali lagi akan senang, apalagi mungkin perlu
di tambah juga nih fasilitas yang lain seperti parkir mungkin ini berpengaruh
85% (T6.16.5/T6.16.6)”
Berdasarkan hasil penelitian, hubungan antara faktor niat perilaku
(Behavioral Intention) berpengaruh terhadap faktor perilaku pengguna (Use
Behavior). Hal ini semakin di perkuat oleh pengunjung yang datang berulang kali
yang memiliki arti bahawa pengunjung memiliki rasa senang.
4.4.7 Penerimaan Sistem E-ticket di Taman Margasatwa Ragunan
Dari hasil penelitian ini secara umum informan menyatakan bahwa sistem e-ticket
ini sudah bisa di terima oleh informan. Hal ini dapat dilihat dari penjelasan jawaban
informan sebagai berikut.
“Untuk sistem ini sebenarnya sudah bagus dan sangat membantu ya, sangat
di terimalah dengan saya. Kedepannya mungkin dengan adanya inovasi
seperti berbagai kartu e-money seperti flash mungkin bisa lebih memudahkan,
tetapi untuk sistem e-ticket disini sudah cukup baik bisa di terima lah.
Mungkin dengan adanya inovasi kedepannya yaa mungkin kan untuk dengan
adanya di perbagusnya sistem saat ini kan tidak menutup kemungkingkinan
kan kedepannya untuk penggunanya lagi kan akan semakin banyak lagi kan,
mungkin dengan adanya inovasi tadi sangat membantu lah seperti di kantin
121
menggunakan kartu transaksi seperti pintu masuk gate tadi seperti itu mas
sangat membantulah bisa di terima (T7.6)”
“Bisa banget yaaa apalagi sistem e-ticket untuk wahana ragunan tidak hanya
untuk masuk ragunan saja ya, misalkan kita kemonumen nasional juga bisa
lalu busway juga bisa apalagi kalau nantinya bisa untuk kereta juga saya yakin
makin banyak yang akan menggunakan (T7.7)”
“Sudah bisa di terima ya, karena pengunjung disini pun juga tidak keberatan
ya untuk menggunakan itu dan mudah lalu menguntungkannya, Cuma masih
banyak kekurangannya ya dalam integrasinya, tidak hanya ke jack card saja,
untuk kedepannya mungkin bisa di integrasikan dengan brizzi, e-money, jadi
yaa bisa terus di kembangkan lagi lah, tapi mungkin untuk di terima atau tidak
nya bisa di terimalah sistem e-ticket ini karena mamudahkan juga (T7.9)”
“menurut saya sih sudah dapat di terima ya karena kan kalau tidak di terima
kan percuma kan pasti ngga bisa masuk, ya sama ya kaya tol kalau tidak
memakai e-ticket ya ngga bisa masuk jadi pasti kedepannya sudah bisa di
terima oleh banyak orang karena mau ngga mau ya, yakan memang sudah
kemajuan teknologi (T7.15)”
“Iya untuk saat ini untuk penggunaan sistem e-ticketing karena kita lebih di
mudahkan ya untuk metode pembayaran tidak ada kembalian seperti ya
recehan, jadi masih dapat di di terima oleh masyarakat karena kan
memudahkan (T7.2)”
“Untuk kedepannya dengan seiring waktu mungkin orang juga sudah harus
terbiasa ya dengan sistem ini ya, kan dengan kemajuan teknologi kan orang
122
juga harus mengikuti ya. Yaa sudah di terima ya melihat orang banyak yang
memakainya apalagi mungkin sekarang kan sekarang di depan sudah
memakai elektronik juga ya pasti kan orang juga harus butuh lah harus bisa
(T7.16)”
“Ya menurut saya sudah dapat di terima ya mas, untuk sekarang ini. Mungkin
perlu adanya sosialisasi secara luas untuk masyarakat yang berada di luar
daerah ya agar dia lebih tahu bagaimana sistem e-ticket disini itu seperti
apa.”(T7.9)
Di samping itu beberapa informan menyatakan bahwa untuk penerimaan
pengguna sistem e-ticket di Taman Margasatwa sudah dapat di terima akan tetapi,
untuk jangkauannya masih belum di terima secara luas. Hal ini dapat di lihat oleh
penjelasan informan sebagai berikut.
“Oke kalau menurut saya yang masih bertugas untuk melayani pengunjung
dalam memasuki area ragunan menurut saya orang tuh ada menerimanya
sekitar 50/50 karena sistem ini juga belum lama ya sekitar setahunan lebih
lah. Jadi menurut saya dengan peralihan manual ke sistem e-ticket saat ini
mungkin banyak orang yang selama dua tahun masih manual terus tiba-tiba
berubah sehingga orang menjadi bertanya-tanya “ini gimana nih mas
sistemnya” nah itu membuat orang jadi membedakan “wah dulu ngga
semahal ini mas nah dulu saya Cuma 4000” ya mau ngga mau dia harus
menggunakan sistem e-ticket itu ya nah dari situ mungkin orang banyak yang
tidak terima dengan harga 30ribu terutama yang dari daerah “dulu saya masuk
Cuma 4000 mas ko jadi 30ribu nih gimana” jadi mungkin dari situ orang
123
masih belum bisa menerima makanya saya dapat menyimpulkan itu 50/50
karena juga implementasi sistem ini belum lama juga mungkin untuk 2
sampai 3 tahun kedepan mungkin bisa lebih baik lagi penerimaan dari
pengunjung dalam penggunaan sistem e-ticket di ragunan ini (T7.4)”
“Belum secara keseluruhan sih ya karena mungkin kan kalau masyarakat
yang gaptek dan tidak mengetahui perkembangan teknologi pastikan mereka
tida tahu gitu ya apalagi kalau dia bekerja di desa gitu (T7.10)”
“Oke untuk tingkat penetimaan kalau khususnya warga DKI jakarta yang
berkunjung ke ragunan mereka pasti sangat menerima karena mereka bisa
masuk berulang-ulang kali hanya dengan satu kartu dan mereka dimudahkan
itu mereka sangat menerima, nah untuk kalau masyarakat luar jakarta itu
mereka masih agak keberatan karena kartu yang mereka beli disini belum
tentu bisa di gunakan di daerah mereka, nah itu kadang kala mereka merasa
keberatan. Makanya kita terbitkan kartu itu ada yang saldonya 20 ribu dengan
saldo 30 ribu dan ada juga yang 50 ribu dengan harga 60 ribu. Kenapa kita
ada harga saldo yang minimal yang 20 ribu ? itu untuk pengunjung-pengujung
yang menggunakan kendaraan roda dua sehingga jadi sisa saldo yang
mengendap di kartu sudah di pastikan bisa hampir abis, jadi mereka tidak rugi
dan tidak ada saldo yang mengendap dan kita pun sudah meminta kepada
bank DKI tolong di perluas lagi untuk penggunaan kartu jack card ini entah
sudah bisa di belanja kan ke alfamart atau apa, mungkin inovasi kartu ini
karena kita dapat kabar sudah bisa di gunakan di alfamart walaupun masih di
DKI Jakarta itu tidak menutup kemungkinan pasti akan berkembang di luar
124
DKI Jakarta dengan adanya seperti minimarket yang sudah tersebar di semua
daerah nantinya penggunaan kartu ini yang membeli kartu dari luar DKI
Jakarta pun saya bilang akan senang juga menggunakan karena mereka bisa
manggunakan sisa saldo mereka di daerah mereka di tempat-tempat terdekat
mereka-pak (T7.1)”
“Kalau dilihat dari jangkauan masyarakat ya ada masyarakat yang gaptek kan
ya nah sistem ini bagaimana bisa menembus masyarakat gaptek, nah kalau
untuk masyarakat luas saya rasa ini belum ya jadi memang harus masih teteap
di sosialisasikan baik itu lewat individu atau dunia maya sehingga membuat
orang itu tahu dan mau mencoba kalau dilihat dari persentasenya ini baru 70%
banyak masyarakat kita walaupun hidup di kota besar tapi masih banyak yang
gaptek, jadi belum bisa di terima sepenuhnya. Sejauh aman informasi itu
masuk ke masyarakat luas kalau memang nantinya lebih di sosialisasikan
lewat media elektronik mungkin bisa akan lebih cepat menembus ke
masyarakat luas (T7.14)”
Dari hasil keterangan informan diatas dapat dikatakan bahwa sistem e-ticket
di Taman Margasatwa Ragunan sudah dapat di terima. Tidak hanya itu, para
informan juga memberikan masukan untuk pengembangan sistem e-ticket di Taman
Margasatwa Ragunan untuk kedepannya.
125
4.5 Pembahasan
Dari hasil temuan penelitian maka akan dibahas bahwa sistem e-ticket di
Taman Margasatwa Ragunan sudah dapat di terima oleh pengguna. hal ini dapat
dilihat pada gambar 4.1 tabel data coding bahwa keseluruhan jawaban informan
bahwa 50 orang menyatakan berpengaruh, 42 orang menyatakan berpengaruh
signifikan, 9 orang menyatakan cukup berpengaruh, 1 orang menyatakan kurang
berpengaruh, tidak ada yang mengatakan tidak berpengaruh dan 11 orang
memberikan saran berupa masukan.
Pada tema pertama yaitu faktor harapan kinerja (performance expectancy)
memiliki keterkaitan dengan niat perilaku (behavioral intention). peneliti lain juga
menyatakan bahwa faktor harapan kinejra (Performance Expectancy) berpengaruh
Terhadap faktor niat perilaku (Behavioral Intention)(Moerti, Astuti, & Suyadi,
2015).
Pada tema kedua yaitu faktor harapan usaha (effort expectancy) memiliki
keterkaitan dengan niat perilaku(behavioral intention). penelitian sebelumnya juga
menyatakan bahwa faktor harapan usaha (Effort Expectancy) berpengaruh
signifikan terhadap faktor niat perilaku (Behavioral Intention) (Firdaus, 2004).
Pada tema ketiga yaitu faktor pengaruh sosial (social influence) memiliki
keterkaitan dengan niat perilaku (behavioral intention). Sesuai dengan penelitian
sebelumnya menyatakan bahwa menyatakan bahwa faktor pengaruh sosial (social
influence) berpengaruh signifikan terhadap faktor niat perilaku (Behavioral
Intention) (Malau, 2016).
126
Pada tema keempat yaitu faktor kondisi memfasilitasi (facilitating condition)
memiliki keterkaitan dengan perilaku pengguna (use behavior). Hal ini juga sesuai
dengan penelitian sebelumnya yang manyatakan bahwa faktor kondisi
memfasilitasi (Facilitating Conditions) ini berpengaruh terhadap faktor perilaku
pengguna (Use Behavior) (Andayani, 2013).
Pada tema kelima yaitu faktor nilai harga (price value) memiliki keterkaitan
dengan niat perilaku (behavioral intention). penelitian sebelumnya juga
menyatakan bahwa faktor nilai harga (Price Value) berpengaruh positif terhadap
faktor niat perilaku (Behavioral Intention) (Yang, 2013).
Pada tema yang terakhir yaitu tema keenam adalah faktor niat perilaku
(behavioral intention) memiliki keterkaitan terhadap perilaku pengguna (use
behavior). Penelitian sebelumnya menyatakan bahwa faktor niat perilaku
(Behavioral Intention) bepengaruh signifikan terhadap faktor perilaku pengguna
(Use Behavior) (Malau, 2016).
Informan pada penelitian ini juga memberikan sebuah rekomendasi untuk
pengembangan sistem e-ticket di Taman Margasatwa Ragunan. Rekomendasi
tersebut antara lain yaitu :
1) Perluasannya integrasi e-ticket dengan fasilitas yang ada di dalam
Taman Margasatwa Ragunan
2) Pengembangan sistem e-ticket kedepannya sebagai alat transaksi
seperti e-money
127
3) Perluasan sosialisasi mengenai sistem e-ticket di Taman Margasatwa
Ragunan dan pengembangan gate (pintu masuk) yang digunakan untuk
melakukan tapping di Taman Margasatwa Ragunan.
Penelitian ini juga memiliki keterbatasan diantara keterbatasan itu antara lain
adanya faktor keterbatasan waktu yang diberikan pada penelitian ini cukup singkat
sehingga dapat dikatakan waktu yang di berikan merupakan suatu keterbatasan
dalam penelitian ini, informan yang kurang bervariasi karena dalam penelitian ini
hanya terdapat 1 informan yang bertempat tinggal di luar daerah serta pada segi
kebijakan yang bukan top level management sehingga masih memiliki keterbatasan
dalam segi informannya.
128
128
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan penelitian yang telah dilakukan, dapat ditarik
beberapa kesimpulan diantaranya yaitu:
1) Semua tema pertanyaan penelitian yang diajukan berpengaruh dan yang
memiliki pengaruh paling besar yaitu pada tema nilai harga (price
value) hal ini dapat di buktikan oleh banyaknya informan yang
menyatakan berpengaruh signifikan yaitu 10 dan yang menyatakan
berpengaruh yaitu 7.
2) Dalam hasil temuan menyatakan bahwa sistem e-ticket di Taman
Margasatwa Ragunan sudah dapat diterima.
3) Berdasarkan hasil temuan itu juga dapat di simpulkan bahwa penelitian
ini telah memberikan implikasi/rekomendasi pada pengelola sistem e-
ticket di Taman Margasatwa Ragunan, yaitu agar di perluas kembali
untuk penyebaran serta penggunaan sistem ini. Pengembangan gate,
agar tidak ada lagi pemisah antara dewasa dan anak. Satu kartu berbagai
transaksi, hal ini dimaksudkan adalah untuk transaksi apapun di Taman
Margasatwa Ragunan hanya menggunakan e-ticket saja.
129
5.3 Saran
Berdasarkan dari kesimpulan diatas, Bagian ini berisikan saran yang untuk
penelitian selanjutnya dapat mempertimbangkan beberapa hal sebagai berikut:
1) Melakukan penambahan cakupan informan dalam penelitian agar data
yang diperoleh lebih variatif dan lengkap.
2) Mengeksplorasi lebih dalam lagi faktor-faktor lain yang tidak ada
dalam tema penelitian
130
DAFTAR PUSTAKA
Adams, D. A., Nelson, R. R., & Todd, P. A. (1992). Perceived Usefulness, Ease of
Use, and Usage of Information Technology: A Replication. MIS Quaterly
16(2), 227-247.
Adityawarman. (2012). Pengukuran Tingkat Kematangan Penyelarasan Strategi
Teknologi Informasi Terhadap Strategi Bisnis Analisis Menggunakan
Framework COBIT 4.1 (Studi Kasus PT.BRI, TBK), Vol. 8 No. 2, ISSN:
1412-6699.
Ajzen, I. (1988). Attitudes, personality, and behavior. Milton Keynes: Open
University Press.
Alalwan, A. A., Dwivedi, Y. K., Rana, N. P., & Algharabat, R. (2018). Examining
factors influencing Jordanian customers’ intentions and adoption of internet
banking: Extending UTAUT2 with risk. Journal of Retailing and Consumer
Services, 40, 125-138.
Al Bahra Bin Ladjamudin, 2005, Analisis dan Desain Sistem Informasi, Graha
Ilmu, Jogjakarta.
Andayani, S. (2013). R.Kristoforus Jawa Bendi. Analisis Perilaku Penggunaan
Sistem Informasi Menggunakan Model UTAUT, 277-282.
Arikunto, Suharsimi dan Safruddin, Cepi. (2004). Evaluasi Program Pendidikan
Pedoman Teoritis Praktis Bagi Mahasiswa dan Praktisi Pendidikan. Jakarta:
Bumi Aksara.
Bandura, A. (1977). Self-efficacy: Toward A Unifying Theory of Behavioral
131
Change . Pyschological Review, 191-215.
Baratelli, P. J. (2001). U.S. Patent No. 6,325,285. Washington, DC: U.S. Patent and
Trademark Office.
Bendi, R. J., & Andayani, S. (2013). Analisis Perilaku Penggunaan Sistem
Informasi Menggunakan Model UTAUT, 277-282.
Beynon-Davies. (2002). information system : an introduction to informatics in
organization.
Bogdan, Robert C. and Biklen, Sari Knopp (1982) Qualitative Research for
Education: An Introduction to Theory and Methods, Boston and London:
Allyn & Bacon Inc.
Chan, K. Y., Gong, M., Xu, Y., & Thong, J. Y. (2008). Examining User Acceptance
of SMS: An Empirical Study in China and Hong Kong. Proceedings of 12th
Pacific Asia Conference on Information System, (hal. 3-7). Suzhou.
Chin, W. W., & Todd, P. A. (1995). On the use, usefulness, and ease of use of
structural equation modeling in MIS research: A note of caution . MIS
research: A note of caution, 19(2), 237-246.
Clarke, R. (2016). Definitions of commerce.
Compeau, D. R., & Higgins, C. A. (1995). Computer self-efficacy: Development
of a measure and initial test. MIS Quarterly, 19 (2), 189–211.
Compeau, D., Higgins, C. A., & Huff, S. (1999). Social cognitive theory and
individual reactions to computing technology: A longitudinal study. MIS
quarterly, 145-158.
132
Corbin, J., & Strauss, A. (2008). Basics of Qualitative Research : Techniques and
Procedures for Developing Grounded Theory, 1-3.
Corbin, J., Penyadur, G. D., & Strauss, A. (1997). Dasar-Dasar Penelitian
kualitatif.
Davis, Bagozzi, & Warshaw. (1992). Extrinsic and intrinsic motivation to use
computers in the workplace. Journal of Applied Social Psychology, 111-1132.
Davis, F. (1989). Perceived Usefullness, Perceived Ease of Use, dan User
Acceptance of Information Technology, 318-340.
Djam‟an Satori dan Komariah Aan. 2012. Metodelogi Penelitian Kualitatif.
Bandung: Alfabeta.
Djahiri, A.K. (1996). Menelusuri Dunia Afektif. Bandung: Lab. Pengajaran PMP
IKIP.
Dodds, W. B., Monroe, K. B., & Grewal, D. (1991). Effects of price, brand, and
store information on buyers' product evaluations. Journal of marketing
research, 307-319.
Donny. (2008). Implementasi Aplikasi Smart Health Pada Smart Card UI Berbasis
Javacard. Depok: Departemen Teknik Elektro Universitas Indonesia.
Eisenhardt. (1989). Building theories from case study research. The Academy of
management review, 236-248.
Fatta, H. A. (2007). Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Untuk Keunggulan
Bersaing Perusahaan dan Organisasi Modern. Yogyakarta: Andi .
Firdaus, E. (2004). ANALISIS PERILAKU PENGGUNA SISTEM “UNIKOM
KULIAH ONLINE” MENGGUNAKAN MODEL UTAUT, 297-310.
133
Firdaus, E. (2004). ANALISIS PERILAKU PENGGUNA SISTEM “UNIKOM
KULIAH ONLINE, 297-310.
Fishbein, M., & Ajzen, I. (1975). Belief, Attitude, Intention, and Behavior: An
Introduction to Theory and Research. Reading, MA: Addison-Wesley.
Flick, Uwe (2007) Managing Quality in Qualitative Research. London: Sage.
Garner, R. 1999. Mad as hell.Sales & Marketing ManagementJune 154.
Guritno, S., Sudaryono, & Rahardja, U. (2011). Theory and Application of IT
Research : Metodologi Penelitian Teknologi Informasi. Edisi 1. Andi.
Yogyakarta.
G. Ng-Kruelle and P. A. Swatman.e-Ticketing Strategy and Implementation in an
Open AccessSystemThe case of Deutsche Bahn," reasearchgate.net, 2006.
Handayani, T., & Sudiana. (2015). Analisis Penerapan Model UTAUT (UNIFIED
THEORY OF ACCEPTANCE AND USE OF TECHNOLOGY)
TERHADAP PERILAKU PENGGUNA SISTEM INFORMASI. JURNAL
ANGKASA, 2.
Hanifiyani, M. N. (2016). Siapkan, Tiket Kebun Binatang Ragunan Gunakan
JakCard. Jakarta: Tempo.
Hall A James.2001. Accounting Information System, ThomsonLearning South
Western College publishing, edisi Indonesia, Penerbit Salemba Empat,
Jakarta.
Hari Moerti, E. S. (2015). ANALISIS PENGARUH VARIABEL-VARIABEL PADA
MODEL UTAUT YANG DIMODIFIKASI TERHADAP PENGGUNAAN
134
WEBSITE E-COMMERCE (Studi Pada Pengguna Toko Fashion Online
www.zalora.co.id), 37-47.
Hendarti, H., Husni, H. S., Udiono, T., & Anugrah, A. (2010). EVALUASI
PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN, B97-B104.
Henderi, H., & Subiyakto, A. (2009). Framework dan Prototype Tata Kelola
Teknologi Informasi (TI) Pendidikan Tinggi. STUDIA INFORMATIKA:
JURNAL SISTEM INFORMASI, 2(1).
Hoque, R., & Sorwar, G. (2017). Understanding factors influencing the adoption of
mHealth by the elderly: An extension of the UTAUT model. International
Journal of Medical Informatics, 101, 75-84.
Iqbaria, M., Parasuraman, S., & Badawy, M. K. (1994). Work Experiences, Job
Involvement, And Quality Of Worl Life Among Information Systems
Personnel. MIS Quaterly, 18(2), 175-201.
Irwanto, J. (2006). Focused Group Discussion (FGD): Sebuah Pengantar Praktis.
Jati, N. J., & Laksito, H. (2012). ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI MINAT PEMANFAATAN DAN PENGGUNAAN
SISTEM E-TICKET, 1-5.
Jaya, M. K., Mulyadi, D. & Sulaeman, E., 2012. Pengaruh Kecerdasan Emosional
Terhadap Kinerja Karyawan Pada Kantor Kementerian Agama Kabupaten
Kerawang. Jurnal Manajemen, 10(1), pp. 1038-1046. Kasim, 1993. Kinerja
Pegawai. Jakarta : Bumi Aksara.
Jogiyanto, H. M. (2005). Analisis dan desain sistem Informasi Penerbit andi Offset
Yogyakarta.
135
Kajornboorn,A. B. (2005). Using Interviews as research instruments. E-journal for
Research Teachers, 2(1), 1-9.
Kartalis, N., Velentzas, J., & Broni, G. (2013). Balance Scorecard and
Performance Measurement in a Greek Industry, 413-422.
Kristanto. Andri. (2008). Perancangan Sistem Informasi dan Aplikasi nya. Edisi 1,
Yogyakarta : Gava Media.
Laudon, K.C., dan Laudon, J.P. 2005. Organization and Technology in The
Networked Enterprise.
Laksmi Dewi, GAA. 2010. Pengaruh Tingkat Pendidikan, Pelatihan Kerja,
Pengalaman Kerja, dan Profesionalisme Petugas Pemeriksa Pajak Pada
Penyelesaian Pemeriksaan Pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama se-Bali.
Skripsi. Jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas Udayana,
Denpasar.
Lederer, A., & R, M. (1998). An instrument for assessing the organizational
benefits of IS projects.
Media Al-Bahra bin Ladjamudin. 2005.Analisis dan Desain SistemInformasi.
Yogyakarta :Graha Ilmu.
Meyer, D. Z., & Avey, L. M. (2009). Excel as a Qualitative Data Analysis Tool,
91-112.
Malau, Y. (2016). ANALISIS PENERIMAAN RAIL TICKET SYSTEM PADA
PT.KAI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL UTAUT, 102-112.
Marimin, Tanjung, H. & Prabowo, H. (2006). Sistem Informasi Manajemen
Sumber Daya Manusia. Jakarta: Grasindo.
136
Miles &Huberman. (1992). Analisis Data Kualitatif: SumbertentangMetode-
MetodeBaru. TerjemahanTjejepRohendiRohidi. Jakarta :Universitas
Indonesia Press.
Moerti, H., Astuti, E. S., & Suyadi, I. (2015). ANALISIS PENGARUH VARIABEL-
VARIABEL PADA MODEL UTAUT YANG DI MODIFIKASI TERHADAP
PENGGUNAAN WEBSITE E-COMMERCE, 36-47.
Moore, G. C., & Benbasat, I. (1991). Development of an instrument to measure the
perceptions of adopting an information technology innovation. Information
systems research, 2(3), 192-222.
Mukhyi , M. A., & Mujiyana. (2008). PENERAPAN TEKNOLOGI SISTEM
INFORMASI DAN. KOMMIT 2008, 20-21.
Mulyanto, A. (2009). Sistem Informasi Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka
Belajar.
Munawar, Kholil. 2009. E-commerce. http://staff.uns.ac.id.
Moleong, L. J. (2004). Metodologi gabungan kuantitatif/kualitatif dan analisis data.
Moleong, J. (2008). Pengantar Metode Kualitatif. Jakarta: Obor Nasional.
Moleong, L.J. (2011). Metodologi Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi. Bandung:
PT.Remaja Rosdakarya.
Nana Syaodih, 2007.Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Nasir, M. (2013). Evaluasi Penerimaan Pengguna Teknologi Informasi Mahasiswa
di Palemban Menggunakan Model UTAUT, 1-5.
137
Nawawi, Hadari dan Martini, Mimi. 1994. Peneletian Terapan. Yogyakarta: Gajah
Mada Universitas Press.
Nazir, M. (2009). Metode penelitian. jakarta.
Nicholas, Bienz. (2008). Electronic Ticketing: Electronic Business Course:
Fribourg. Project Paper,
O’Brien. J. 2005.Pengantar Sistem Informasi Perspektif Bisnis dan Manajerial.
Edisi 12. Salemba Empat. Jakarta.
Prasetyo, B. H., & Anubakhti, D. (2011). Kajian penerimaan sistem e-learning
dengan menggunakan pendekatan UTAUT studi kasus fakultas teknologi
informasi universitas budi luhur., 45-47.
Purbo, O.W., dan Aang A.W. (2001). Mengenal E-Commerce, Jakarta: PT Elex
Media Komputindo.
Putra, S. J., Ahlan, A. R., & Kartiwi, M. (2016). A Coherent Framework for
Understanding the Success of an Information System Project. TELKOMNIKA
(Telecommunication Computing Electronics and Control), 14(1), 302-308.
Putra, S. J., Gunawan, M. N., Hutomo, Y. T., Kumaladewi, N., & Durachman, Y.
(2017, November). Factors influencing the user acceptance of integrated
service management information system on local government in Indonesia.
In Computing, Engineering, and Design (ICCED), 2017 International
Conference on (pp. 1-6). IEEE.
Raco, J. R. (2010). Metode penelitian kualitatif: jenis, karakteristik dan
keunggulannya. Jakarta: Grasindo.
Rahardjo, M. (2011). Metode pengumpulan data penelitian kualitatif.
138
Rahman, A. (2016). Evaluasi Kesuksesan E-government: Studi Di Kabupaten
Sleman Dan Kabupaten Tulungagung. Jurnal Akuntansi dan Auditing
Indonesia, 15(2).
Rahmat, P. S. (2009). penelitian kualitatif, 1-8.
Rallis, S. F., & Rossman, G. B. (1998). Learning in the field: An introduction to
qualitative research. Learning in the field: an introduction to qualitative
research.
Rogers, E. M. (1962). Diffusion of Innovations. New York: The Free Press.
Sargent, R. G. (2013). Verification and validation of simulation models. Journal of
Simulation, 7, 12-24. doi:10.1057/jos.2012.20
Sarwono, J. (2006). Kuantitatif Kualitatif.
Sarwono, J. (2011). Mixed methods: cara menggabung riset kuantitatif dan riset
kualitatif secara benar. Jakarta: Elex Media Komputindo.
Singarimbun, Masri dan Sofian Effedi (ed.), 1989. Metode Penelitian Sunei.
Jakarta: LP3ES.
Subiyakto, A., Alan, A. R., Kartiwi, M., & Putra, S. J. (2014). Model Keberhasilan
Proyek Sistem Informasi, 1-12.
Subiyakto, A. (2014). Manajemen Perubahan Dalam Pengembangan Sistem
Informasi Perguruan Tinggi.
Subiyakto, A. A., Ahlan, A. R., Putra, S. J., & Kartiwi, M. (2015). Validation of
Information System Project Success Model: A Focus Group Study. SAGE
Open, 5(2), 2158244015581650.
139
Subiyakto, A. (2017). Development of the Readiness and Success Model for
Assessing the Information System Integration.
Succi, M., & Walter, Z. (1999). Theory of User Acceptance of Information
Technologies: an Examination of Health Care Professionals. Hawaii
International Conference on System Sciences (HICSS), 1-7.
Sundaravej, T. (2010). Empirical Validation of Unified Theory of Acceptance and
Use of Technology Model.
Sugiyono, 2007. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : CV. Alfabeta
Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R7D. Bandung:
Penerbit Alfabeta.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif
dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif. Bandung: CV.
Alfabeta.
Sugiyono.(2013). Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kulaitatif,
dan R&D). Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2013). Memahami penelitian kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Supadmi, N. L. (2009). Meningkatkan kepatuhan wajib pajak melalui kualitas
pelayanan. Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Bisnis, 4(2).
Sutanta. (2011). Basis Data Dalam Tinjauan Konseptual.
Sutabri, Tata. (2012). Analisis Sistem Informasi. Jakarta: CV. Andi Offset.
140
Sutabri, T. (2005). Analisa Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi.
Suzanto, B., & Sidharta, I. (2015). Pengukuran End-User Computing Statisfaction
atas penggunaan sistem informasi akademik, 16-28.
Tan, Erwin Rediono. 2011. Pengaruh Faktor Harga, Promosi dan Pelayanan
Terhadap Keputusan Konsumen untuk Belanja di Alfamart Surabaya. Jurnal
Universitas Airlangga. Hal 1-14.
Taylor, S., & Todd, P. A. (1995). Understanding the information technology usage:
A test of competing models.pdf>. Information Systems Research, 6(2), 144–
176.
Thompson, R. L., Higgins, C. A., & Howell, J. M. (1991). Personal computing:
toward a conceptual model of utilization. MIS Quarterly, 15(1), 124-143.
Tjhai, F. J. (2003). Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan
Teknologi Informasi dan Pengaruh Pemanfaatan Teknologi Informasi
terhadap Kinerja Akuntan Publik. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, 5(1), 1-26.
Triandis, H. C. (1980). Values, Attitudes, and Interpersonal Behavior. In University
of Nebraska (Lincoln campus). Dept. of Psychology. (Ed.),
NebraskaSymposium on Motivation. Nebraska: University of Nebraska Press.
T. Pikkarainen, K. Pikkarainen, K. Harjaluoto, & S. Pahnila. (2004). Consumer
Acceptance Of Online Banking: An Extension Of The Technology
Acceptance Model. Internet Research, 224-235.
Turban, E. (2004) Introduction to e-commerce. Pearce.
141
Venkatesh, V., Morris, M. G., Davis, G. B., & Davis, F. D. (2003). User
acceptance of information technology: Toward a unified view. MIS
quarterly, 425-478.
Venkatesh, V., Thong, J. Y., & Xu, X. (2012). CONSUMER ACCEPTANCE AND
USE OF INFORMATION TECHNOLOGY: EXTENDING THE UNIFIED
THEORY OF ACCEPTANCE AND USE OF TECHNOLOGY, 1-43.
Venkatesh, V., & Davis, F.D. (1996). A model of antecedents of perceived ease of
use: Development and test. Decision Science, 27 (3), 451-481.
Wahyudi, B. (2016). RagunanZoo. Diambil kembali dari RagunanZoo:
http://ragunanzoo.jakarta.go.id/tentang/ragunan-zoological-park/
Wardiana, W. (2003). Peranan Teknologi Informasi pada Era Globalisasi .
Wirawan. (2012). Evaluasi : Teori, Model, Standard, Aplikasi, dan Profesi.
Wu, M.-Y., Wu, P. -Y., & Weng, Y. -C. (2012). A Study on User Behavior for I
Pass by UTAUT:Using Taiwan's MRT as an Example, 91-111.
Yang, S. (2013). Understanding Undergraduate Students’ Adoption of Mobile
Learning Model : A Perspective of the Extended UTAUT2, 969-979.
Yusuf, Pawit M. 2009. Ilmu Informasi, Komunikasi dan Kepustakaan, Jakarta:
Bumi Aksara. Universitas.
Yunita, I. (2017). Pengukuran Kepuasan Pengguna terhadap Tulis (Technology Uin
Library Information System) pada Pusat Perpustakaan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Skripsi. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta.
142
143
LAMPIRAN-LAMPIRAN
LAMPIRAN 1
INSTRUMENT PENELITIAN
Tanggal :
1. Apakah harapan kinerja (Performance Expectancy) berpengaruh positif
terhadap niatperilaku (Behavioral Intention) ?
2. Apakah harapan usaha (Effort Expectancy) berpengaruh positif terhadap niat
perilaku (Behavioral Intention) ?
3. Apakah pengaruh sosial (Social Influence) berpengaruh positif terhadap niat
perilaku (Behavioral Intention) ?
4. Apakah kondisi memfasilitasi (Facilitating conditions) berpengaruh positif
terhadap perilaku pengguna (Use Behavior) ?
5. Apakah nilai harga (Price Value) berpengaruh positif terhadap niat perilaku
(Behavioral Intention) ?
6. Apakah niat perilaku (Behavioral Intention) berpengaruh positif terhadap
perilaku pengguna (Use Behavior) ?
7. Apakah sistem e-ticket di Taman Margasatwa Ragunan sudah dapat di
terima?
Nama Narasumber :
Jenis kelamin :
Umur :
LAMPIRAN 2
TRANSKRIP WAWANCARA DAN FOCUS GROUP DISCUSSION (FGD)
Nama : Yayan Aryawisesa
Status : Kepala Satuan Pelaksana Pelayanan Pengunjung dan TI
Jenis Kelamin : Laki-Laki
1. F: Apakah harapan kinerja (Performance Expectancy) berpengaruh positif
terhadap niat perilaku (Behavioral Intention) ? harapan kinerja ini tuh
dimaksudkan seperti membantu lebih mudah dalam proses masuk terus juga
meminimalisir antrian masuk dan meningkatkan kualitas pelayanan. Itu akan
berpengaruh nggasih dengan orang akan berencana kembali untuk
menggunakan sistem e-ticket
Y : okey pertama, yang namanya sistem e-ticketing yang kita gunakan saat ini itu
sistem e-ticketing nya tuh pembaruan dari sistem yang ada sebelumnya,
sebelumnya pun kita sudah menggunakan kartu tapi hanya sebagai akses masuk tapi
belum cashless akhirnya kita di indtruksikan oleh gubernur itu untuk menerapkan
ticket masuk itu berdasarkan cashless, jadi tidak hanya di gunakan di ragunan saja
tapi bisa di gunakan di beberapa tempat. Ragunan itu dijadikan pilot project lah gitu
istilahnya di uji coba gimana kalau kita uji coba di ragunan untuk tempat wisata
yang pertama kali menggunakan cashless awal-awal untuk penggunaan ini kartu
masyarakat itu merasa keberatan pada awalnya karena mereka belum mengetahui
penggunaan kartu ini sudah dimana saja dan menurut mereka ini ribet karena
biasanya kalau ada pengunjung yang tidak banyak membawa keluarga hanya satu
orang mereka harusnya bayar 4000 rupiah nah sekarang mereka di tuntut untuk
membayar 30000 rupiah, 30 ribu itu yang terdiri dari saldonya 20 ribu dan harga
kartunya sendiri 10 ribu tapi seiring kita memberikan pengertian, kita memberikan
penjelasan, kita memberikan promosi dan kita memberikan transfer pengetahuan
tentang penggunaan kartu ini semakin banyak pengunjung yang malah merasa
penggunaan e-ticketing di sini malah lebih memudahkan mereka gitu, pertama
karena mereka tidak perlu antri lagi di loket selama mereka masih mempunyai saldo
mereka hanya tinggal mentapping kartu di gate untuk bayar parkir kendaraan, jadi
lebih memudahkan mereka dalam arti mereka bisa memperkirakan “oh saya mau
masuk ragunan sekian orang” “ohh kalau begitu saya harus top up terlebih
dahulu/isi saldo terlebih dahulu” selama ini penggunaan untuk top up kartu ini
sudah bisa di gunakan di beberapa tempat seperti di monas, di museum-museum di
DKI, di museum kota tua dan di busway itupun bisa di gunakan di semua loket
busway. Semua loket busway itu kita juga bisa untuk top upnya nahhh semakin
lebih banyak pengunjung dapat mengakses kartunya akan semakin memudahkan
mereka untuk berkunjung ke ragunan yang tadinya mereka harus mengantri terlebih
dahulu di loket untuk membeli karcis sekarang mereka tidak perlu lagi mengantri
dan mereka lebih senang seperti itu, jadi mereka tinggal masuk saja tinggal tapping
sendiri dan ini pun kita sudah uji coba di lebaran kemarin, antrian yang di loket
ataupun pintu masuk itu sudah berkurang scara signifikan sudah jauh, Cuma untuk
antrian kendaraan itu masih terjadi karena memang arus parkir kendaraan dengan
yang datang itu berbarengan dan itu pun antriannya pun lancar mengalir saja dan
tidak sampai stuck lah gitu. Jadi kalau menurut saya sistem e-ticketing ini sangat
membantu pengunjung untuk masuk ke Taman Margasatwa Ragunan. Jadi ya
berpengaruh
F : kira-kira akan mengenai hal ini tingkat berpengaruhnya berapa persen ya pak
Y : kalau berpengaruhnya secara persen tergantung patokannya terhadap apa, kalau
patokannya terhadap seberapa panjang antrian seberapa cepat mereka masuk ke
Ragunan tanpa mengantri itu kalau menurut saya bisa berpengaruh sekitar 70% di
bandingkan tiket yang kemarin, lalu untuk transparansinya terhadap pengunjung
disitu lebih jelas, jadi pengunjung yang masuk ke Taman Margasatwa Ragunan
misalkan mereka jumlahnya 5 orang karena sekarang melalui gate atau melalui
pintu yang di buka hanya dengan tapping kartu jadi bisa jelas semua orang yang
masuk ke Taman Margasatwa Ragunan itu pasti melalui gate sudah melalu tapping
jadi untuk nilai transaksinya yang masuk pun semakin jelas. Karena ibarat kata ya
kalau sistem itu manual kalau ada niat kecuarangan dari petugas maupun dari
pengunjungnya pasti terjadi, tapi alhamdulillah semua sudah tercover dan aman.
Untuk rombongan pun karena itu sistemnya satu kartu jadi mereka hanya tinggal
top up saja berapapun jumlah pengunjung yang masuk itu bisa hanya dengan
menggunakan satu kartu saja. Dengan hanya kartu yang di keluarkan itu kita sudah
tidak lagi karcis manual atau kertas jadi sudah membantu untuk penggunaan
papperless. Kartunya itu sendiri itu di produksi oleh bank DKI karena untuk kartu
e-ticketing ini hanya boleh dari bank-bank yang di tunjuk oleh BI yang bisa
mengeluarkannya diluar itu saya rasa tidak bisa jadi harus izin terlebih dahulu oleh
BI.
2. F: Apakah harapan usaha (Effort Expectancy) berpengaruh positif terhadap
niat perilaku (Behavioral Intention) ? harapan usaha disini tuh dimaksudkan
seperti dengan sistemnya mudah di gunakan dan juga menjadi efisien dan
tidak terlalu banyak menghabiskan tenaga. Itu akan berpengaruh nggasih
dengan orang akan berencana kembali untuk menggunakan sistem e-ticket
Y : okey kalau untuk penggunaan kartunya saya pikir itu sangat memudahkan
karena pengunjung hanya tinggal menempelkan kartunya ke gatenya, untuk kalau
mereka inngin mencek saldonya di setiap loket kita itu ada yang namanya bct gitu
itu juga bisa cek saldo dan sebenarnya mereka juga bisa melihat saldonya di gate
nya ketika mereka menempelkan kartunya untuk pemotongan saldonya itu terlihat
keterangn sisa saldonya dan ini pun lebih memudahkan mereka untuk masuk dan
mereka bisa mengontrol kan mana keluarga saya “oh keluarga saya 10” nah dengan
kartu ini kita bisa mengawasi ohh hanya 10 orang saja yang masuk, jadi untuk
penggunaannya saya pikir sangat mudah semua orang pun pasti bisa dan ibarat kata
lebih modern jadi orang itu lebih tertarik gitu “oh kalau ke ragunan hanya
menggunakan kartu” dan terlebih lagi untuk kartunya tidak hanya untuk di ragunan
ternyata mereka bisa menggunakan untuk busway dan sebagainya, jadi mereka
merasa satu kartu ini untuk semua, walaupun belum semua tapi untuk kedepannya
saya berharap dan saya yakin pasti penggunaan kartu ini akan meluas apalagi
dengan programnya gubernur yang baru nanti mereka berharap satu kartu itu untuk
semua trasnportasi itu bikin masal tapi mereka bikin dengan saling terintegrasi
nahhh mungkin kartu itu bisa jadi jawabannya jadi satu kartuini bisa di gunakan di
semua tempat. Walaupun sementara baru bisa di gunakan di DKI saja, akan tetapi
yang saya dapatkan kabar dari bank DKI Bahwa bank DKI pun sudah
mengembangkan penggunaan kartu ini. Sementara di DKI itu ada sekitar 100 atau
200 alfamart itu sudah bisa menggunakan jack card dalam arti selama masih ada
saldonya itu bisa di gunakan untuk belanja/sebagai alat pembayaran dan ini pun
juga sudah di terapkan di MCD tapi saya belum mengetahui apakan di semua MCD
ataukah di MCD tertentu sudah dipakai untuk alat pembayaran. Yaaa hampir mirip-
mirip seperti flash.
F : dan itu tuh akan membuat orang berencana untuk menggunakan lagi ngga sih
pak ?
Y : kalau untuk ke Taman Margastawa Ragunan sendiri sayapikir karena Taman
Margastawa Ragunan ini adalah tempat wisata unik, selain harganya murah dengan
dewasa 4000 dan anak-anak 3000 mereka bisa mendapatkan berbagai macam
hiburan disini dalam arti a\yang ingin melihat binatang atau yang ingin
mengajarkan ke anak mereka tentang binatang,tentang konservasi atau mereka
hanya ingin bertamasya seperti glar tiker, makan-makan dan ngobrol-ngobrol
mereka bisa. Nah walaupun di DKI jakarta sudah banyak taman dan banyak tempat
olahraga tapi ternyata ragunan bisa di biliang tempat favorit juga untuk berolahraga
setiap pagi itu apa lagi sabtu atau minggu banyak sekali orang yang berlari entah
ataupun itu orang kita maupun orang asing banyak sekali, karena mereka
mendapatkannya sudah aksesnya mudah dimana lagi bisa dapat taman yang luasnya
sekitar 147 hektar ini di tengah-tengah kota jakarta, sudah udaranya bersih, airnya
juga bersih, mereka bisa berlari berkeliling Taman Margastawa Ragunan ya ibarat
mereka seperti berlari di tengah hutan. Dan karena dengan harga tadi itu jadi orang
berkunjung kesini pun ga rugi gitu “ahh Cuma 4000” “ahh Cuma 3000” saya datang
lagi deh dengan kartu ini, dengan kartu yang mereka punya apalagi itu masih
memiliki saldo secara tidak langsung itu mereka seperti menabung “oh masih ada
saldo nih, oh yaudah deh mingggu depan kita pinkin lagi” jadi untuk jalan jalan itu
mereka sudah terencana tidak hanya kalau hanya memiliki uang, nah karena di sini
sudah ada uang elektroniknya saldo yang ada itu bisa di manfaatkan “oh yaudah
deh kita jalan-jalan ke ragunan aja” sudah murah bisa mendapatkan semua
F : kira-kira akan mengenai hal ini tingkat berpengaruhnya berapa persen ya pak
Y : kalau untuk penggunaan e-ticket ini membuat pengunjung kembali lagi kita
tidak bisa mengukur dalam arti begini karena kalau melihat dari penjualan kartu e-
money ini atau jack card ini itu setiap hari atau setiap minggu ini itu hamoir rata
tapi memang untuk penjualan kartu ini sudah menurun tapi menurunnya penjualan
kartu ini itu bukannya menurunkan minat pengunjung yang datang tapi kalau
menurut saya itu karena orang-orang sudah memiliki banyak kartu, jadi kartu jack
card yang sudah tersebar itu banyak ke masyarakat jadi mereka datang kesini hanya
tinggal tapping saja, dan kalau melihat dari jumlah pengunjung maupun jumlah
pendapatan yang meningkat saya pikir membuat kalau untuk pengunjung datang
lagi sih mungkin sekitar 50-60% pengunjung bisa datang lagi untuk di daerah
jakarta khususnya tapi kalau yang di luar jakarta atau dari daerah-daerah kan butuh
dana yang lebih besar lagi
3. F: Apakah pengaruh sosial (Social Influence) berpengaruh positif terhadap
niat perilaku (Behavioral Intention) ? pengaruh sosial disini di maksudkan
seperti ikut-ikutan dengan teman bapak menggunakan sistem e-ticket atau
dengan teman bapak meyakinkan bapak untuk menggunakan siastem itu. Itu
akan berpengaruh nggasih dengan orang akan berencana kembali untuk
menggunakan sistem e-ticket
Y : jadi gini pengunjung yang datang ke ragunan pada awalnya sebelum
penggunaan e-ticketing itu karcis di bagikan satu persatu nahhh kita karena karena
satu kartu ini bisa di gunakan untuk semua orang dalam arti berapa alat itu tinggal
tergantung saldonya nahh mereka melihat terkadang itu desain nya apalagi yang
melihat anak kecil pas pada waktu melihat kartu buat masuk mereka tertarik “wah
ko masuknya hanya pake kartu hanya tinggal tempel doang saya dong pak saya”
nah mereka melihat tuh desain kartu ragunan, desain kartu itu ada beberapa macam
ada yang gambarnya harimau, ada yang gambarnya burung onta, ada yang
gambarnya orang hutan dan lain lain akhirnya untuk ada sebagian orang yang justru
malah yang mengumpulkan jenis kartu atau biasa di sebut kolektor. Jadi untuk
sebagai koleksi pun ada dan karena mereka masuk ke ragunan menggunakan kartu
memang ada kan sebagian orang menanya kan kepada temannya “gua mau masuk
ragunan dong” “oh ini dia gua ada nih kalo mau pinjem” itu tinggal diisi saldonya,
tapi ada juga yang ngomong “ah engga ah gua pengen punya” jadi kan kalu masuk
ragunan kan mudah ya gausah minjam dari teman dulu gitu dan ternyata kalau
misalkan karena ini kartu tidak hanya bisa di ragunan dan akhirnya mereka mau
untuk membeli kartu itu karena bisa untuk di gunakan ya tadi itu bisa di busway
dan di tempat-tempat yang lain akhirnya mereka tertarik untuk punya sendiri gitu,
ya karena ya itu karena bisa di berbagai akses hampir seluruh di DKI jakarta dengan
jack card ini.
F : kira-kira akan mengenai hal ini tingkat berpengaruhnya berapa persen ya mas
Y : memang dengan dengan harga yang murah dengan 4000 dan 3000 itu awalnya
mereka menganggap kita murahan tetapi dengan kita setelah penggunaan kartu jadi
orang tuh ngerasa masuk ragunan itu walaupun murah tapi canggih tapi modern.
Akhirnya itu mengubah perilaku pengunjung yang tadinya “ahh apaan si ragunan
murahan” jadi mereka berbuat seenaknya saja, tapi sekarang akhirnya malah
pengunjung bersifat disiplin dari yang tadinya mereka tidak mau ngantri atau desak-
desakan karena penggunaan kartu ini mereka jadi tidak desak-desakan mereka lebih
teratur lagi dan mereka lebih senang dengan penggunaan kartu ini. Ya kira kira pasti
diatas 50% ya walaupun jadi kita di tuntut kembali walau sudah menggunakan kartu
masuknya sudah modern tapi kita di bilang murahan dan malah mengurangkan
kualitas pelayanan itu tidak, justru karena ini loket penjualan ini adanya di depan
jadi kita e-ticket ini adalah ujung pertama kali yang melayani pengunjung jadi kita
menunjukkan kalu kita sudah bagus, kita sudah modern nah itu pun di ikuti oleh
bidang-bidang yang lain yaa kebersihan kita pun di jaga, mungkin bisa ddilihat
sekarang itu beberapa tahun yang lalu. Jalanan pun bersih dan tempat sampah sudah
kita letakkan di titik-titik yang baik jadi secara tidak langsung kita juga
mengajarkan masyarakat tentang kebersihan dan kita pun sudah melarang
pengunjung untuk penggunaan styrofoam sebagai tempat makanan, makanya kalau
ada pengunjung yang membawa makanan dengan menggunakan styrofoam pasti
sudah kita anjurkan untuk jangan menggunakan styrofoam jadi untuk sosialnya sih
saya rasa mengubah pengunjung pun sangat bagus dan kita pun punya social media
mereka terengang, ternyata ko kebun binatang yang harganya murah tapi
memberikan kualitas pelayanan yang bisa di bilang bagus. Dari tiket masuk yang
sudah modern dan kebersihan yang di jaga.
4. F: Apakah kondisi memfasilitasi (Facilitating conditions) berpengaruh positif
terhadap perilaku pengguna (Use Behavior) ? kondisi memfasilitasi disini tuh
dimaksudkan seperti dengan adanya petugas yang membantu proses masuk
lalu dengan sistem yang ada di gate (pintu) tuh umum sama kaya di busway.
Itu tuh akan membuat orang akan senang ngga sih
Y : memang awalnya itu di kita itu mamang bisa di masuki dewasa dan anak itu
maksudnya satu pintu bisa di masuki dewasa dan anak secara bersamaan tapi karena
penggunaan e-ticketing ini baru di gunakan di setiap gate itu jadi di bedakan untuk
tarifnya yang dewasa 4000 dan yang anak-anak 3000 dan memang pada awalnya
atau sampai saat ini pengunjung merasa ko di beda-bedakan gitu maksudnya karena
memang yang pertama tarif kita masih berbeda, beda kalau tarif kita sudah sama,
nah makanya kita letakkan petugas untuk penyortiran, itu untuk membantu dan atau
mengajarkan “ohhh kalau mau masuk ragunan yang dewasa itu sebelah sini
silahkan tempelkan kartunya di sebelah sini dan yang anak-anak itu sebelah sini”
terkadang anak-anak itu ya bisa dibilang ingin tahu gitu dan ingin mencoba,
akhirnya kartunya dia tempelkan sendiri dan dia dorong sendiri. Disitupun mereka
justru malah belajar dan mereka pun senang, nah untuk perbantuan hal seperti itu
mungkin pengharapan kita nantinya dengan sudah adanya kan kalau ini kan sudah
otomatis ya untuk nantinya kalau sudah terimplementasi secara maksimal mungkin
kita akn mengurangi petugas yang ada di depan ya. Sekalian kita mengajarkan
pengunjung itu untuk jujur dimana posisi dewasa dan dimana posisi anak-anak
kadang-kadang kalau tidak di jagain ya namanya masih di indonesia mungkin
tingkat kesadaran masih berkurang itu kan bisa saja “ohh saya masuk yang anak-
anak saja lumayan seribu” nah dengan adanya petugas itu setidaknya kita
mengajarkan orang-orang untuk jujur ya kalau dewasa tarifnya yang ini dan anak-
anak yang ini. Makanya kalu di bilang sangat membantu
F : jadi ya kira kira dengan adanya petugas yang mmbantu itu dan petugasnya pun
ramah mungkin akan menjadi senang gitu
Y : iya betul petugas disini pun sudah kita ajarkan sudah ada standarnya mereka
untuk senyum, mereka untuk sapa, merepa untuk tegur kepada pengunjung, ya
ibarat kata kalau di depan ya kalau kita di sambut di rumah saja sudah dengan baik
insyaallah pastinya mereka di dalam ragunan pun akan senang. Makanya itulah
yang kita tekankan kepada petugas-petugas kita untuk menjelaskan kepada
pengunjung itu dengan hati yang riang, jadi pengunjung itu kan kalau mereka kesini
itu kan ingin menghilangkan penat, ingin menghilangkan kelelahan, ya kalau
mereka melihat petugas yang senyum, yang ramah, apalagi yang cantik-cantik dan
ganteng-ganteng yajadi mereka merasa welcome gitu diterima dengan baik gitu
F : kira-kira akan mengenai hal ini tingkat berpengaruhnya berapa persen ya pak
N : sama mungkin perkiraannya diantara 50% juga ya mereka merasa senang ya
mereka merasa di terima dengan baik
5. F: Apakah nilai harga (Price Value) berpengaruh positif terhadap niat
perilaku (Behavioral Intention) ? nilai harga ini tuh di maksudkan seperti
dengan harga yang di berikan dewasa 4000 rupiah, anak-anak 3000 rupiah
dan fasilitas yang ada tuh worth it ngga sih. Itu akan berpengaruh nggasih
dengan orang akan berencana kembali untuk menggunakan sistem e-ticket
Y : oke kalau perkiraan dari harga tiket memang itu mempengaruhi dari segi
pelayan. Masih banyak pengunjung kita yang merasa karena tadi harga nya murah
mereka beranggapan “ahh fasilitas yang di gunakan di ragunan biasa saja atau
murahan” itu yang tidak mau kita kembangkan penilaian seperti itu jadi kita
tunjukan kepada masyarakat walaupun harganya 3000 dan 4000 untuk tiket
masuknya tapi dengan alat pembayaran yang sudah canggih mereka merasa “wihh
masuk ragunan harga murah tapi alat canggih” nah ketika mereka masuk kedalam
“tempatnya bersih dan fasilitasnya bagus ngga salah ini harganya 3000 dan 4000”
maka akhirnya mereka bertanya-tanya “hebat ternyata DKI“ dengan harga yang
murahpun ragunan telah menunjukan kualitas pelayanan yang ngga murahan.
Makanya kalau kita pernah mengadakan kajian untuk tiket masuk sebenarnya untuk
tiket masuk di ragunan itu untuk dibilang meutupi operasionalnya itu sekitar 12.500
perorangnya , akan tetapi pemerintah pusat dalam hal ini pemprof DKI ingin
menciptakan suatu tempat wisata yang tidak terlalu mahal jadi pengunjungnya itu
masyarakat DKI itu bisa berlibur, bisa bersenang-senang di suatu tempat yang
murah tapi pelayanannya bagus, nah makanya dengan harapan seperti itu kita
berusaha meningkatkan pelayanan kita, nah dengan adanya sistem e-ticketing ini
kita sudah mencipatakan image masuk ke ragunan itu murah tapi canggih dan di
dalamnya pun kita sudah kembangkan juga kebersihannya, kandangnya pun di jaga
kebersihannya segala macam, fasilitas-fasilitasnya kita perbaiki jadi mereka itu
merasa “wahh masuk ke ragunan itu worth it atau setimpal ” malah justru menurut
mereka ini seharusnya bisa lebih mahal lagi. ya kalau untuk hal itu kita kembalikan
lagi apapun keputusan dari pimpinan kita dalam arti ini walaupun dari pemprof DKI
di pusat maupun di DPRDnya kita terima, kita teteap menjalani, teteap memberikan
pelayanan yang terbaik kepada pengunjung
F : nah dengan adanya harga yang di berikan dan fasilitas yang luar biasa gitu akan
membuat pengunjung berencana kembali untuk menggunakan ngga sih?
Y : jadi memang kalau dengan harganya yang murah jadi kadang orang yang datang
ke ragunan itu sangat banyak walaupun kadang-kadang itu over kapasitas tapi untuk
itu hanya tempat parkirnya yang berkendala. Mungkin kalau nantinya harganya
akan di naikan mungkin yang datang agak berkurang tapi kalau di lihat dari segi
pendapatannya bisa menurun atau malah meningkat dan fasilitas yang kita gunakan
pun akan yaa kadang kala seperti ini kalau yang berkunjungnya itu banyak
(overload) fasilitas yang kita siapkan kadang kala tuh jadi tidak masksimal, karena
yang berkunjung itu banyak dan perilaku pengunjung itu pun berbeda-beda nah tapi
dengan peningkatan e-ticketing yang sudah kita terapkan ini ya kalau di bilang
berapa persen orang akan kembali lagi ya mungkin sama lah di atas 50% malah
kalau kita melihat pun seperti contoh di sabtu minggu ya banyaknya orang yang
pagi-pagi untuk berolahraga itu semakin banyak jadi orang ya lebih mudah
menggunakan kartu ya mereka berfikir “ya asldo ada” lari dari rumah masuk hanya
tinggal tapping
6. F: Apakah niat perilaku (Behavioral Intention) berpengaruh positif terhadap
perilaku pengguna (Use Behavior) ? niat perilaku disini dimaksudkan seperti
dengan orang berencana kembali menggunakan sistem e-ticket. Ituh tuh akan
membuat orang senang dan terbiasa nggasih
Y : nahh kalau itu sebenarnya relatif Cuma karena penggunaan untuk sistem e-
ticketing ini satu untuk seluruh dalam arti satu kartu bisa di gunakan banyak, kalau
menurut saya pasti ya senang, karena mereka tidak perlu mengatri lagi di loket dan
untuk masuk gatenya pun tidak terlalu banyak lagi antrian jadi kalau di bilang ya
senang pasti senang ya karena kan masuk tanpa mengantri ya pasti senang.
F : kira-kira akan mengenai hal ini tingkat berpengaruhnya berapa persen ya pak
Y : kalau itu signifikan mungkin bisa di atas 70% ya penggunaan kartu ini akan
membuat mereka senang ya itu tadi tidak adanya antrian dan memudahkan mereka,
ya sama halnya seperti kita mau menonton ke bioskop jadi kalu mau masuk kita
mengantri ada juga kita bisa membeli online tapi kita harus bisa mengisi saldo
terlebih dahulu, selama kita masih mempunyai saldo kita bisa memesan dari rumah,
kita datang tinggal cetak karcis langsung masuk tanpa mengantri secara manual
nahh sama halnya dengan e-ticketing misalkan ini kartu mereka selama masih ada
logo jack card entah itu mereka eli di ragunan atau di ragunan atau di monas selama
mereka masih memiliki saldo pasti akan memudahkan mereka “oh saldo saya masih
banyak ayo tinggal masuk tinggal tapping” masuk deh mereka dan sama halnyajuga
seperti sekarang ini tol harus non cash jadi semua harus menggunakan kartu ya
sama dengan adanya saldo itu kan dengan harapan sudah tidak adanya lagi
kembalian yang menyusahkan mereka tinggal tapping dan mereka pun percaya kan
ini mereka yang menempelkan kartunya sendiri dan ada layarnya saldonya sekian
jadi mereka tahu dan itu pun kalau saya bilang ya namanya inovasi pada awalnya
pasti sedikit tidak menyenangkan pasti kalau sudah terbiasa pasti menyenangkan
7. F : kira-kira menurut bapak sistem eticket ini sudah dapat di terima blm ya
oleh masyarakat ?
Y : oke untuk tingkat penetimaan kalau khususnya warga DKI jakarta yang
berkunjung ke ragunan mereka pasti sangat menerima karena mereka bisa masuk
berulang-ulang kali hanya dengan satu kartu dan mereka dimudahkan itu mereka
sangat menerima, nah untuk kalau masyarakat luar jakarta itu mereka masih agak
keberatan karena kartu yang mereka beli disini belum tentu bisa di gunakan di
daerah mereka, nah itu kadang kala mereka merasa keberatan. Makanya kita
terbitkan kartu itu ada yang saldonya 20 ribu dengan saldo 30 ribu dan ada juga
yang 50 ribu dengan harga 60 ribu. Kenapa kita ada harga saldo yang minimal yang
20 ribu ? itu untuk pengunjung-pengujung yang menggunakan kendaraan roda dua
sehingga jadi sisa saldo yang mengendap di kartu sudah di pastikan bisa hampir
abis, jadi mereka tidak rugi dan tidak ada saldo yang mengendap dan kita pun sudah
meminta kepada bank DKI tolong di perluas lagi untuk penggunaan kartu jack card
ini entah sudah bisa di belanja kan ke alfamart atau apa, mungkin inovasi kartu ini
karena kita dapat kabar sudah bisa di gunakan di alfamart walaupun masih di DKI
Jakarta itu tidak menutup kemungkinan pasti akan berkembang di luar DKI Jakarta
dengan adanya seperti minimarket yang sudah tersebar di semua daerah nantinya
penggunaan kartu ini yang membeli kartu dari luar DKI Jakarta pun saya bilang
akan senang juga menggunakan karena mereka bisa manggunakan sisa saldo
mereka di daerah mereka di tempat-tempat terdekat mereka. Kalau bisa dihitung
persennya untuk warga DKI Jakarta itu bisa sekitar 70% apalagi kalau misalkan
semua transportasi ataupun tempat wisata sudah di integrasikan dengan satu kartu
ini yang ada di DKI J akarta masyarakat pasti senang “oh jadi satu kartu bisa di
gunakan dimana saja” ya pasti mereka akan senang juga.
Nama : Selamet Ferianto
Status : Network Engginering
Jenis Kelamin : Laki-Laki
1. F: Apakah harapan kinerja (Performance Expectancy) berpengaruh positif
terhadap niat perilaku (Behavioral Intention) ? harapan kinerja ini tuh
dimaksudkan seperti membantu lebih mudah dalam proses masuk terus juga
meminimalisir antrian masuk dan meningkatkan kualitas pelayanan. Itu akan
berpengaruh nggasih dengan orang akan berencana kembali untuk
menggunakan sistem e-ticket
S : unutk penggunaan sistem sekarang kan kita masih ada kendala ya karena di bagi
menjadi dau tarif , yang pertama itu dewasa dan yang kedua itu anak-anak
kebanyakan orang itu berfikir dua tarif ini akan menyulitkan gitu untuk proses
masuk makanya untuk kedepannya itu kita ingin dalam transaksi itu di jadikan
hanya satu tarif jadi untuk pengunjung hanya pengunjung saja tidak ada perbedaan
antara dewasa dan anak-anak untuk kedepannya kita menginginkan sperti itu, dan
untuk lebih mudahnya lagi untuk saat ini kan kita hanya menggunakan satu bank
saja ya nah kita ingin menggunakan lebih dari satu bank agar memudahkan
pengguna lain dari bank lain itu masuk ke ragunan
F : nah itu tuh akan berpengaruh ngga sih orang akan kembali lagi kesini
S : kalau dari profitnya sih melihat pengunjung kita yang selalu antusias datang ke
ragunan ya di pick season maupun di hari biasa itu kita lihat pasti berpengaruh
banget karena kan pengguna dari kartu kan tidak hanya jack card saja ada dari flazz
dari bank-bank lain bisa lebih memudahkan pengunjung lagi untuk menggunakan
semua kartunya jadi pengungjung jadi maulah untuk datang ke ragunan karena saya
punya kartu lain nih selain kartu yang ada di ragunan jadinya bisa di gunain juga
F : iya soalnya kan juga sudah terintegrasi juga ya dengan busway monas dll
F : kira-kira akan mengenai hal ini tingkat berpengaruhnya berapa persen ya mas
S : kira-kira berpengaruh 90-95% lah
2. F: Apakah harapan usaha (Effort Expectancy) berpengaruh positif terhadap
niat perilaku (Behavioral Intention) ? harapan usaha disini tuh dimaksudkan
seperti dengan sistemnya mudah di gunakan dan juga menjadi efisien dan
tidak terlalu banyak menghabiskan tenaga. Itu akan berpengaruh nggasih
dengan orang akan berencana kembali untuk menggunakan sistem e-ticket
S : iya berpengaruh, kalau dari harapan usaha ini kan menyangkun dengan
pendapatan ya kalau untuk dari harapan usaha kita kembalikan lagi kepenggunaan
dari pengunjung sendiri kalau dari pengunjung kita untuk penggunaan sih saat ini
60% mudah ya, yang tadi saya bilang itu karena penggunaan tarif dewasa dan anak-
anak itu di bedakan jadi yang mempersulit itu makanya kita untuk kedepannya ingin
untuk pengembangannya lagi itu di satukan trarif nya nah untuk harapan usaha
selanjutnya pengunjung kita harapkan lebih antusias ya datang ke ragunan, iya jadi
akan kembali lagi ke ragunan karena lebih mudah tadi
3. F: Apakah pengaruh sosial (Social Influence) berpengaruh positif terhadap
niat perilaku (Behavioral Intention) ? pengaruh sosial disini di maksudkan
seperti ikut-ikutan dengan teman mas menggunakan sistem e-ticket atau
dengan teman mas meyakinkan mas untuk menggunakan siastem itu. Itu akan
berpengaruh nggasih dengan orang akan berencana kembali untuk
menggunakan sistem e-ticket
S : iya pasti, ya ini kan jadi antara temen atau orang terdekat ya kaya sharing gitu,
kalu untuk itu sih biasanya kalau di ragunan sudah memudahkan biasanya mereka
merekomendasikan ke keluarganya atau ke temannya itu untuk liburan ke ragunan.
Kalau disini kan pengunjung itu kan kalau kita sudah memudahkan mereka kan
pasti mereka akan sharing ke teman-temannya untuk kunjungan dan liburan
mereka. Kalau saat ini sih pengunjung kita jauh signifikan karena jack card ini,
karena kan penggunaan ini kan kita masih tidak ada jadi kita masih manual dan
untuk masyarakat kan untuk kebanyakan kan dari jakarta menggunakan kartu jack
card itu kan untuk trans jakarta jadi mereka bisa masuk untuk menggunakan kartu
itu lagi, yaa berpengaruh sekali karena kan kita juga menghimbau di social media
dan di website itu mengenai penggunaan cash less naah pasti pengaruh sosial sangat
berpengaruh menentukan untuk kunjungan dari masyarakat kesini
F : kira-kira akan mengenai hal ini tingkat berpengaruhnya berapa persen ya mas
S : 70-80 %
4. F: Apakah kondisi memfasilitasi (Facilitating conditions) berpengaruh positif
terhadap perilaku pengguna (Use Behavior) ? kondisi memfasilitasi disini tuh
dimaksudkan seperti dengan adanya petugas yang membantu proses masuk
lalu dengan sistem yang ada di gate (pintu) tuh umum sama kaya di busway.
Itu tuh akan membuat orang akan senang ngga sih
S : iya kalo disini kan kita masih ada petugas yang membantu ya kalau pengunjung
kita tidak hanya dari jakarta ya dari daerah banyak makanya pengunjung akan
dimudahkan lagi kalau ada yang membantu mereka di pintu masuk untuk sosialisasi
untuk penggunaannya gimanasih untuk tapping dan tappingnya dimanasih di
tempelnya pasti itu akan berpengaruh untuk pengunjung saat ini masuk , nah itu
berpengaruh positif ke pengguna jadi pengguna lebih mengerti “ohh iya saya bisa
masuk disini “ didepan dia sudah mengetahui “ohh jadi untuk masuk pintu taman
satwa anak dan pusat primata juga sama “ tanpa perlu mereka bertanya lagi mereka
jadi sudah mengerti ya pasti mereka akan merasa senang ya
F : kira-kira akan mengenai hal ini tingkat berpengaruhnya berapa persen ya mas
S : 85%
5. F: Apakah nilai harga (Price Value) berpengaruh positif terhadap niat
perilaku (Behavioral Intention) ? nilai harga ini tuh di maksudkan seperti
dengan harga yang di berikan dewasa 4000 rupiah, anak-anak 3000 rupiah
dan fasilitas yang ada tuh worth it ngga sih. Itu akan berpengaruh nggasih
dengan orang akan berencana kembali untuk menggunakan sistem e-ticket
S : iya kalau dari harga memang kita paling murah di jakarta ini ya kalau untuk
pembelian kartu awal itu kan di hargai 10 ribu untuk harga kartunya dan untuk isi
saldonya 20 ribu dan disini juga kita tidak mengenakan tarif untuk isi ulang jika
saldonya itu abis itu lebih woth it banget pengunjung menggunakan kartu kita jadi
disini tuh untuk orang kembali lagi itu berpengaruh banget ya karena mereka juga
kalau kembali lagi tidak hanya membawa satu orang yang pasti mereka akan
membawa keluarga atau pun teman dan mereka disini jika saldonya habis mereka
dapat isi ulang di loket pembelian jadi mereka tidak perlu isi ulang jauh jauh mereka
hanya datang langsung dan bisa langsung isi ulang
F : kira-kira akan mengenai hal ini tingkat berpengaruhnya berapa persen ya mas
S : 90%
6. F: Apakah niat perilaku (Behavioral Intention) berpengaruh positif terhadap
perilaku pengguna (Use Behavior) ? niat perilaku disini dimaksudkan seperti
dengan orang berencana kembali menggunakan sistem e-ticket. Ituh tuh akan
membuat orang senang dan terbiasa nggasih
S : iya kalu dari penggunaan saja mereka sudah di mudahkan biasanya mereka akan
kembali lagi dan mengajak saudara-saudaranya atau temannya untuk liburan ke
ragunan kalau dari perilaku pengunnjung saat ini sih mereka selalu antusias untuk
datang lagi dan pastinya mereka akan senang ya
F : kira-kira akan mengenai hal ini tingkat berpengaruhnya berapa persen ya mas
S : 70%
7. F : kira-kira menurut kaka sistem eticket ini sudah dapat di terima blm ya oleh
masyarakat ?
S : iya untuk saat ini untuk penggunaan sistem e-ticketing karena kita lebih di
mudahkan ya untuk metode pembayaran tidak ada kembalian seperti ya recehan,
jadi masih dapat di di terima oleh masyarakat karena kan memudahkan.
Nama : M.nur
Status : Pengunjung
Jenis Kelamin : Laki-Laki
1. F: Apakah harapan kinerja (Performance Expectancy) berpengaruh positif
terhadap niat perilaku (Behavioral Intention) ? harapan kinerja ini tuh
dimaksudkan seperti membantu lebih mudah dalam proses masuk terus juga
meminimalisir antrian masuk dan meningkatkan kualitas pelayanan. Itu akan
berpengaruh nggasih dengan orang akan berencana kembali untuk
menggunakan sistem e-ticket
N : dengan perkembangan-perkembangan teknologi ini sistem-sistem yang di
gunakan itu memang berupaya untuk memudahkan orang termasuk sistem e-ticket
itu dalam memasuki tempat-tempat rekresasi namun yang perlu kita sadari bahwa
kejenuhan orang dalam memasuki suatu tempat rekreasi adalah antrian jadi dengan
sistem ini jadi sangat menguntungkan pengunjung untuk menghindari antrian-
antrian yang panjang, berarti sangat berpengaruh
F : kira-kira akan mengenai hal ini tingkat berpengaruhnya berapa persen ya mas
N : 90% bahkan bisa sampai 100% karena memudahkan orang
2. F: Apakah harapan usaha (Effort Expectancy) berpengaruh positif terhadap
niat perilaku (Behavioral Intention) ? harapan usaha disini tuh dimaksudkan
seperti dengan sistemnya mudah di gunakan dan juga menjadi efisien dan
tidak terlalu banyak menghabiskan tenaga. Itu akan berpengaruh nggasih
dengan orang akan berencana kembali untuk menggunakan sistem e-ticket
N : dengan adanya kemudahan itu menimbulkan itu menimbulkan suatu upaya
untuk mencari hal yang lebih mudah karena yang perlu kita ketauhi bahwa
masyarakat sekarang umumnya sibuk sehingga waktu sangat berharga sekali
dengan adanya e-ticket ini kan mengefesiensi waktu sehingga yang tadinya harus
mengantri 1 jam ini bisa saja mengantri tidak sampai satu jam karena kita ketauhi
bahwa e-ticket ini terbilang tidak sampai satu menit inilah yang sangat
menguntungkan bagi pengunjung dengan penggunaan e-tciket di ragunan ini yaa
sangat berpengaruh
F : kira-kira akan mengenai hal ini tingkat berpengaruhnya berapa persen ya mas
N : 80-90% bisa
3. F: Apakah pengaruh sosial (Social Influence) berpengaruh positif terhadap
niat perilaku (Behavioral Intention) ? pengaruh sosial disini di maksudkan
seperti ikut-ikutan dengan teman mas menggunakan sistem e-ticket atau
dengan teman mas meyakinkan mas untuk menggunakan siastem itu. Itu akan
berpengaruh nggasih dengan orang akan berencana kembali untuk
menggunakan sistem e-ticket
N : perkembangan teknologi memudahkan orang untuk bereosialisasi dari hal yang
banyak seperti contoh sekarang pintu tol saja sudah memakai e-tol karena memang
perbedaannya jelas dengan sistem yang manual nah kemudian untuk sebetulnya itu
bukan ajakan tapi lebih mengarah ke informasi yang didapatkan dari teman atau
dunia maya dan di situ informasi-informasi yang sifatnya memudahkan itu
memancing orang untuk mau tahu kemudain mau mangggunakan dan seteleah dia
gunakan ternyata memang memnguntungkan untuk orang tersebut sehingga itu
yang akan jadi bahan untuk dia menyampaikan kepada orang lain juga dengan
keuntungan tersebut, ya jadi berpengaruh
F : kira-kira akan mengenai hal ini tingkat berpengaruhnya berapa persen ya mas
N : bisa 80%
4. F: Apakah kondisi memfasilitasi (Facilitating conditions) berpengaruh positif
terhadap perilaku pengguna (Use Behavior) ? kondisi memfasilitasi disini tuh
dimaksudkan seperti dengan adanya petugas yang membantu proses masuk
lalu dengan sistem yang ada di gate (pintu) tuh umum sama kaya di busway.
Itu tuh akan membuat orang akan senang ngga sih
N : dalam dunia bisnis ya service itu sangat penting, service itu ada service
teknologi dan ada juga service manusiawi , nah hal ini seperti yang saya lihat di
pintu-pintu masuk di samping itu adalah bagian daripada service juga itu bagian
daripada mungkin di antara pengunjung ada yang masih belum tahu sehingga ya
dia bisa memberitahukan bagaimana cara yang sebenarnya seperti itu
F : jadi itu berpengaruh ngg asih akan membuat orang senang
N : sesuatu yanng di layani dengan baik pengunjung puas itu membuat memang di
samping senang juga membuat suatu hal yang bisa ketagihan dan sebagainya jadi
service itu memang memudahkan itu penting ya
F : kira-kira akan mengenai hal ini tingkat berpengaruhnya berapa persen ya mas
N : BISA 80-90%
5. F: Apakah nilai harga (Price Value) berpengaruh positif terhadap niat
perilaku (Behavioral Intention) ? nilai harga ini tuh di maksudkan seperti
dengan harga yang di berikan dewasa 4000 rupiah, anak-anak 3000 rupiah
dan fasilitas yang ada tuh worth it ngga sih. Itu akan berpengaruh nggasih
dengan orang akan berencana kembali untuk menggunakan sistem e-ticket
N : kalau melihat dari ragunan ini itu harga-harga yang seperti tadi itu sangat
terjangkau sekali oleh masyarakat terutama masyaraka-masyarakat berekonomi
lemah karena kita ketauhi jakarta ini tidak semua orang yang tinggal di jakarta itu
berekonomi sukses kenyataanya seperti yang kita lihat sekarang sudah jam
setengah 11 nah ini pengunjung semakin banyak dan itu merupakan suatu bukti
bahwa hrga tiket masuk itu sangat membantu sekali untuk masyarakat-masyarakat
berekonomi lemah, mereka bisa bersantai, bisa melihat melihat wahana, bisa
melihat-lihat binatang ya memudahkan memberikan kepada masyarakat-
masyarakat lemah untuk bisa menikmati dengan harga yang seperti itu
F : lalu dengan adanya nilai harga ini akan membuat orang berencana kembali lagi
nggasi untuk menggunakan
N : ragunan adalah suatu bagian dari sarana-sarana hiburan diantara beberapa
sarana hiburan memang ini yang termurah. Artinya kalau memang mereka yang
uangnya tidak berkelebihan pasti sarana hiburan yang dituju ya ini ragunan karena
memang kita lihat disini tempat-tempat disini memang sangat memfasilitasi untuk
bersantai, ini suatu tempat yang tepat untuk refreshing , ya jadi berpengaruh
F : kira-kira akan mengenai hal ini tingkat berpengaruhnya berapa persen ya mas
N : kalu dilihat dari harga yang di berikan ini bisa saja mencapai 100% karena kalau
dibandingkan dengan objek dan nilai rupiah ini sangat murah sekali dengan objek
yang cukup bagus dan nilai rupiah yanb sangat rendah masyarakat yaa ada kepuasan
tersendiri
6. F: Apakah niat perilaku (Behavioral Intention) berpengaruh positif terhadap
perilaku pengguna (Use Behavior) ? niat perilaku disini dimaksudkan seperti
dengan orang berencana kembali menggunakan sistem e-ticket. Ituh tuh akan
membuat orang senang dan terbiasa nggasih
N : pada dasarnya manusia itu senang di mudahakan dan senang mancari
kemudahan artinya manusia itu tidak mau di bebani sehingga menjadi lebih sulit
nahh sistem apapun yang memudahkan itu orang akan ada mencari yang lebih
mudah lagi. sampai saat ini sistem eticket ini kalau di bandingkan dengan sistem-
sistem konvesional yang sebelumnya nah ini sistem seperti ini sangat memudahkan
untuk orang bahkan sekarang hampir semua tempat bahkan mungkin kereta dll
trasnportasinya mulai mengarah ke e-ticket bahkan di negara luar itu hampir semua
sudah menggunakan e-ticket , nah ini lah masyarakat memang harus sudah di tuntut
menggunakan e-ticket, jadi ini berpengaruh ya
F : kira-kira akan mengenai hal ini tingkat berpengaruhnya berapa persen ya mas
N : 90-100% kan memang kalau dilihat dari pada dasarnya kan orang yang di
mudahkan itu kan pasti senang ya karena merasa terbantu untuk efesiensi ke waktu
tenaga dan sebagainya
7. F : kira-kira menurut kaka sistem eticket ini sudah dapat di terima blm ya oleh
masyarakat ?
N : kalau dilihat dari jangkauan masyarakat ya ada masyarakat yang gaptek kan ya
nah sistem ini bagaimana bisa menembus masyarakat gaptek, nah kalau untuk
masyarakat luas saya rasa ini belum ya jadi memang harus masih teteap di
sosialisasikan baik itu lewat individu atau dunia maya sehingga membuat orang itu
tahu dan mau mencoba kalau dilihat dari persentasenya ini baru 70% banyak
masyarakat kita walaupun hidup di kota besar tapi masih banyak yang gaptek, jadi
belum bisa di terima sepenuhnya. Sejauh aman informasi itu masuk ke masyarakat
luas kalau memang nantinya lebih di sosialisasikan lewat media elektronik mungkin
bisa akan lebih cepat menembus ke masyarakat luas
Nama : Rita Herawati
Status : Pengunjung
Jenis Kelamin : Perempuan
1. F: Apakah harapan kinerja (Performance Expectancy) berpengaruh positif
terhadap niat perilaku (Behavioral Intention) ? harapan kinerja disini di
maksudkan seperti apakah lebih mudah dalamproses masuk, meminimalisir
antrian, lebih baik dari sistem manual dan mengingkatkan kualitas pelayanan.
Itu akan berpengaruh nggasih dengan orang akan berencana kembali untuk
menggunakan sistem e-ticket
R : kalau menurut pengamatan saya akan berpengaruh, karena ya seperti tadi sudah
menguntungkan, ngga lama nunggu di tempat ticket nya
F : kira-kira akan mengenai hal ini tingkat berpengaruhnya berapa persen ya bu
R : 100%
2. F: Apakah harapan usaha (Effort Expectancy) berpengaruh positif terhadap
niat perilaku (Behavioral Intention) ? harapan usaha ini tuh di maksudkan
seperti sistem itu mudah ngga sih untuk di gunakan, mempersulit proses
masuk nggasih. Itu akan berpengaruh nggasih dengan orang akan berencana
kembali untuk menggunakan sistem e-ticket
R : sangat berpengaruh ya, jadi kalu suatu saat make ini lagi jadi lebih mudah gitu
F : kira-kira akan mengenai hal ini tingkat berpengaruhnya berapa persen ya bu
R : 90 % ya
3. F: Apakah pengaruh sosial (Social Influence) berpengaruh positif terhadap
niat perilaku (Behavioral Intention) ? pengaruh sosial disini dimaksudkan
seperti orang terdekat ibu meyakinkan ibu untuk menggunakan sistem e-
ticket ini, dengan orang menggunakan sistem e-ticket ini ibu jadi ikut-ikutan.
Itu akan berpengaruh nggasih dengan orang akan berencana kembali untuk
menggunakan sistem e-ticket
R : mungkin ibu yang akan memberitahu kali ya, mungkin ibu akan menyarankan
ke teman ibu untuk menggunakan sistem e-ticket ini lagi. ini berpengaruh sih
F: kira-kira akan mengenai hal ini tingkat berpengaruhnya berapa persen ya bu
R : 60%
4. F: Apakah kondisi memfasilitasi (Facilitating conditions) berpengaruh positif
terhadap perilaku pengguna (Use Behavior) ? kondisi memfasilitasi disini di
maksudkan seperti ada bantuan dari petugas untuk menggunakan sistem e-
ticket lalu sistem gate yang ada di depan tadi tuh umum. Itu akan berpengaruh
ngga sih dengan orang akan senang menggunakan sistem itu
R : ya pastilah akan berpengaruh lah karena akan merasa senang karena kan di bantu
ya oleh petugasnya
F : kira-kira akan mengenai hal ini tingkat berpengaruhnya berapa persen ya bu
R : 80%
5. F: Apakah nilai harga (Price Value) berpengaruh positif terhadap niat
perilaku (Behavioral Intention) ? nilai harga disini tuh dimaksudkan seperti
harga yang di berikan ini kan sangat murah ya. Itu akan berpengaruh nggasih
dengan orang akan berencana kembali untuk menggunakan sistem e-ticket
R : berpengaruh ya , karena sangat murah ini murah banget, harganya tuh terjangkau
untuk masyarakat, coba kalau ke dufan, bisa abis sampai beratus ratus ribu deh.
F : kira-kira akan mengenai hal ini tingkat berpengaruhnya berapa persen ya bu
R : 90%
6. F: Apakah niat perilaku (Behavioral Intention) berpengaruh positif terhadap
perilaku pengguna (Use Behavior) ? niat perilaku ini tuh dimaksudkan seperti
dengan orang berencana menggunakan sistem ini tuh orang akan seneng ngga
sih menggunakan sistem ini
R : iyalah pasti akan senang
F : kira-kira akan mengenai hal ini tingkat berpengaruhnya berapa persen ya bu
R : 70%
7. F : kira-kira sistem e-ticket ini sudah bisa di terima nggasih oleh masyarakat
R : pasti sudah dapat diterima karena sangat mempermudah ya
Nama : Yudhistira Maulana
Status : Pengunjung
Jenis Kelamin : Laki-Laki
1. F: Apakah harapan kinerja (Performance Expectancy) berpengaruh positif
terhadap niat perilaku (Behavioral Intention) ? harpaan kinerja disini tuh
pengunjung tuh merasa untung dalam menggunakan sistem ini jadi kaya lebih
efisien dan akan bkembali menggunakan sistem e-ticket ini
Y : berpengaruh lah pastinya, karena kan jadi lebih cepat dan orang tidak perlu
mengantri juga
2. F: Apakah harapan usaha (Effort Expectancy) berpengaruh positif terhadap
niat perilaku (Behavioral Intention) ? harapan usah ini tuh di maksudkan tuh
pengunjung mudah menggunakan sistem e-ticket ini dan berpengaruh
nggasih orang akan kembali menggunakan sistem
Y : berpengaruh pastinya, balik lagi itu kan tujuannya mempermudah penggunaan
dan juga jadi orang tidak perlu membawa banyak-banyak uang, resiko kehilangan
pun dikit
3. F: Apakah pengaruh sosial (Social Influence) berpengaruh positif terhadap
niat perilaku (Behavioral Intention) ? pengaruh sosial ini maksudnya tuh
ajakan seseorang jadi tuh orang akan menggunakan kembali menggunakan
sistem e-ticket ngga sih
Y : ngga terlalu berpengaruh sih, balik lagi dengan fasilitas yang di berikan ragunan
seperti apa, karena e-ticket pun hanya untuk mempermudah sebenarnya
4. F: Apakah kondisi memfasilitasi (Facilitating conditions) berpengaruh positif
terhadap perilaku pengguna (Use Behavior) ? setiap fasilitas yang digunakan
tuh misal ada petugas yang membantu di depan itu dan akan membuat orang
jadi terbiasa nggasih menggunakan sistem e-ticket
Y : ya tujuannya petugas yang membantu di depan itu kan untuk orang orang yang
tidak terbiasa menggunakan sistem e-ticket , karena kan sistem e-ticket ini kan ngga
Cuma ada di ragunan ya seperti ada di busway, kereta (berpengaruh)
5. F: Apakah nilai harga (Price Value) berpengaruh positif terhadap niat
perilaku (Behavioral Intention) ? haraga yang di berikan tuh dengan fasilitas
yang ada disini tuh akan membuat orang kembali lagi menggunakan sistem
ini
Y : pasti sih berpengaaruh karena kan harganya yang terjangkau itu yang membuat
orang kembali lagi, karena kan tujuan orang disini itu kan berlibur, kumpul dengan
keluarga dan menjernihkan pikiran dan sebagainya.
6. F: Apakah niat perilaku (Behavioral Intention) berpengaruh positif terhadap
perilaku pengguna (Use Behavior) ? dengan orang kembali lagi menggunakan
sistem e-ticket ini tuh orang akan terbiasa nggasih menggunakan sistem e-
ticket
Y : ga mesti di ragunan sih e-ticket , sudah banyak di terapkan kan ya pasti sih akan
kembali lagi karena kan mepermudah ya pasti berpengaruh
7. F: Jadi kira-kira sistem e-ticket di Taman Margasatwa Ragunan ini sudah
dapat di terima atau belum ya mas?
Y: sudah dapat diterima akan tetapi kalo bisa ngga usah di pisahkan antara anak-
anak dan dewasa kan nanti malah jadi antrian panjang gitu kan. Nahh untuk
sosialisasinya mungkin lebih di tingkatkan ya agar minat pengunjjung makin
banyak karena kan tujuan sistem e-ticket ini kan mempermudah.
Nama : Tris Renanda
Status : Pengunjung
Jenis Kelamin : Laki-Laki
1. F: Apakah harapan kinerja (Performance Expectancy) berpengaruh positif
terhadap niat perilaku (Behavioral Intention) ? harapan kinerja disini di
maksudkan seperti pengunjung tuh merasa sistem e-ticket tuh
menguntungkannya terus berpengaruh ngga sih terhadap dia akan
menggunakan kembali atau berencana menggunakan untuk seterusnya.
T : kalo menurut saya berpengaruh ya, soalnya kan kita sebelum kesini kan kita
punya bayangan nih kita inginnya tuh ekspektasi pelayanan disini tuh seperti
apasih, kalau yang di bayangin di kita ekspetasi dengan realitanya itu bagus kan itu
sangat berpengaruh terhadap niat perilaku kita sendiri, toh kenyataannya kalau
disini kan sudah cukup bagus kalo menurut saya ya mas ya, sistemnya cepat,
sdmnya kan baik baik kalau ada kesalahan kan pasti mereka membantu gitu, kalau
menurut saya sih ini sangat berpengaruh banget nih, tingkat pengaruhnya mungkin
mencapai 85%.
2. F: Apakah harapan usaha (Effort Expectancy) berpengaruh positif terhadap
niat perilaku (Behavioral Intention) ? harapan usaha disini tuh dimaksudkan
seperti sistem tuh mudah di pelajarin atau mudah di gunakan, sistem e-ticket
ini tidak mempersulit dalam proses masuk dan lebih efisien. Dengan
kemudahan-kemudahan itu kira kira menurut mas berpengaruh nggasih
terhadap orang tuh akan menggunakan kembali atau berencana menggunakan
untuk seterusnya gitu
T : yaa kalau menurut saya sih ini sangat berpengaruh ini mas, soalnya kan sistem
e-ticket ini kan sebenarnya kan pembaruan dari sistem yang sebelumnya ya yang
manual nahh dengan adanya sistem yang baru ini saya merasa tuh lebih simpel dan
jadi saya merasa juga lebih mudah, jadi saya merasa dengan hadirnya sistem ini pun
sangat terbantu datang kembali lagi kesini dengan nyamannya tidak ada masalah-
masalah yang terlalu rasakan, masalah di sistemnya tuh belum terasa lah untuk saya,
jauh lebih bagus dari sistem yang ada sebelumnya seperti itu kalau untuk kan ini
pertanyaannya mempersulit ngga sih untuk proses masuk, nah mungkin disini bisa
mempersulit jika tidak adanya sosialisasi untuk orang-orang mohon maaf unutk
yang sepuh gitu mas ya, orang yang belum terbiasa contoh nenek dan kakek kita
yang menggunakan tapi kalau mahasiswa yang menggunakan seperti saya ya
dengan adanya sistem ini sih justru malah membantu mempermudah saya sangat
terbantu, sangat berpengaruhlah 90% gitu tingkat berpengaruhnya
3. F: Apakah pengaruh sosial (Social Influence) berpengaruh positif terhadap
niat perilaku (Behavioral Intention) ? pengaruh sosial di sini dimaksudkan
seperti orang-orang terdekat meyakinkan mas untuk menggunakan istem e-
ticket, mas tuh akan menggunakan sistem e-ticket jika teman-teman mas
menggunakan sistem e-ticket dan ada ajakan unutk menggunakan sistem itu.
Nah menurut mas tuh berpengaurh ngga sih dengan orang akan berencana
menggunakan untuk seterusnya.
T : berpengaruh tapi tidak terlalu signifikan ya mungking cukup berpengaruh range
nya itu 60%, karena ini balik lagi ke individu masing-masing, bisa saja saya
terpengaruh oleh pemberitaan di luar sana misalkan kalau sistem e-ticket ini mudah
di gunakan atau di media sosial nih seperti di jkt info ada promosi mengenai ini ada
sistem e-ticket sangat mudah di gunakan. Nah untuk mengetahui mudah
digunakannya kita kembali lagi ke individu kita masing masing apakah ini mudah
atau tidaknya mau ngga mau kita kan harus mencobanya. Kalau menurut saya sih
ini cukup berpengaruh tapi tidak signifikan
F: soalnya kan memang disini tergantung dari pengalaman orang itu sendiri ya dia
menggunakan sistem itu seperti adakan pengalaman yang misalnya tuh buruk,
misalkan kan pas orang masuk gate nya tuh ternyata pada saat itu sedang terjadi
error, nah jangan nih ini malah bikin error. Kan, itu jadi mempengaruhi orang lain
ya jadi tergantung individu
T : kalau sekarang kan sedang maraknya berita hoax tuh mas bisa saja kan ada
oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab memberi pernyataan bahwa wahh di
ragunan nih sistemnya gaenak atau ada orang ynag sentimentil atau seperti apa nah
itu menurut saya kurang berpengaruh sih mas, ya cukup berpengaruh tp tidak
signifikan
4. F: Apakah kondisi memfasilitasi (Facilitating conditions) berpengaruh positif
terhadap perilaku pengguna (Use Behavior) ? kondisi memfsilitasi disini
dimaksudkan dengan adanya orang yang membantu di gate masuknya itu,
fasilitas yang digunakan sistem e-ticket ini sudah umum dan itu akan
membuat orang merasa senang dan terbiasa ngga sih menggunakan sistem e-
ticket ini
T : ohh dengan adanya fasilitas yang bagus itu justru menurut saya sangat
berpengaruh ini 90% soalnya menurut saya fasilitas yang ada di sistem e-ticket ini
sudah bagus ya maksudnya tuh berpengaruh terhadap niat perilaku kita sendiri
kalau fasilitasnya bagus, banyak staff-staff yang membantu, ada banyak tempat
sholat. Seperti kalau misalkan hujan tempat berteduh yaa terus ya kalau misalnya
kan kita ngetapp kartunya misalnya kan kalau ada keasalahan atau pun saldo kita
abis kita misalkan tidak sadar itu terus ada fasilitas dari pihak ragunan sendiri untuk
memberitahukan, nah kebetulan kan di sistem tersebut sudah canggih ya ada sisa
saldonya di sebutkan nahh itu sangat berpengaruh Cuma saran saya sendiri untuk
fasilitas munkin di antrian kan kita dipisahnya kan dari dewasa ke anak-anak saja
ya mas ya, mungkin bisa saja untuk fasilitas sendiri untuk kedepannya bisa di pisah
anatara wanita dan pria, karena kan saya kebetulan sekarang ini datang kesini
sedang sepi di khawatirkan ketika ramai kan padet ya antrian masuknya nahh itu
bisa saja kan penambahan dari gate masuknya sendiri atau letak antrian pria dengan
wanita kan dipisah akan membuat menjadi lebih nyaman seperti saya penggunanya
sendiri gitu sihh penambahan gate gate. Tapi untuk kinerja sistemnya sendiri
dengan sekali nge tapp pintunya sudah bisa di buka menurut saya itu pencapaian
yang luar biasa sih
5. F: Apakah nilai harga (Price Value) berpengaruh positif terhadap niat
perilaku (Behavioral Intention) ? nilai harga disini di maksudkan seperti
harga yang diberikan dengan fasilitas yang diberikan tuh sudah worth it ngga
sih jadi sepadan gitu. Menurut mas tuh ini berpengaruh ngga sih orang-orang
akan kembali menggunakan atau berencana menggunakan untuk sterusnya
T : nah kalau dari harga sendiri kan ini sudah lumayan sangat terjangkau lah ya mas
untuk mahasiswa seperti saya. Nah ini menurut saya berpengaruh sekitar 75% ya
untuk saya balik lagi datang ke ragunan ini dengan catatan fasilitasnya tadi tuh
kedepannya bisa menjadi saran. Kan kartunya kita hanya bisa memakai jack card
ya mas mungkin kedepannya kita bisa memakai atau mungkin pihak ragunan
sendiri bisa bekerja sama dengan flash,brizzi nah itu kan tidak menutup
kemungkinan semakin banyak lagi pengunjung yang datang untuk menikmati
hiburan rakyat ini. Nah kartu ini juga sebenarnya saran saya bisa saja untuk kartu
jack card ini bisa di gunakan untuk membeli makanan atau apapun transaksi jual
beli di dalam ragunan . jadi lebih aman ya pengunjung jadi lebih simpel jadi
istilahnya tuh lebih memanjakan costumer lah dengan kita semakin di manjakan
kita juga semakin intens untuk datang kesini. Sebenarnya potensi untuk di
kembangkan itu masih banyak ya mas. Tapi untuk balik lagi keharga yang
terjangkau lalu fasilitas yang cukup bagus, yaa berpengaruh lah 75%
6. F: Apakah niat perilaku (Behavioral Intention) berpengaruh positif terhadap
perilaku pengguna (Use Behavior) ? niat perilaku disini kan dimaksudkan
seperti berencana menggunakan sistem ini untuk seterusnya, nah kira-kira tuh
orang akan senang ngga sih menggunakan sistem e-ticket dan orang tuh jadi
terbiasa gitu
T : ya menurut saya ini cukup berpengaruh ya sekitar 70% ya karena kan biasanya
saya ke ragunan ini kan Cuma memakai e-ticket yang jack card ya untuk
transportasi umum saya menggunakan e-money seperti bca flazz untuk itu kan saya
masih ketergantungan ya jadi harus menggunakan 2 kartu ya belum bisa satu kartu
ya, jadi menurut saya berpengaruh ya jadi untuk menggunakan kembali. Karena di
luar kan e-money sistemnya sama hanya tinggal tapping jadi ya sudah sering
menggunakan juga lah istilahnya kan kalau di krl modelnya hampir sama ya, nah
untuk di implementasikan disini nih saya rasa sudah sangat tepat dengan adanya
paradigma terseebarnya di masyarakat kalu menggunakan kartunya tinggal tapping
ya. Sebenarnya ini sudah sangat terbantu ya saya untuk kembali lagi ke sini teruskan
untuk menggunakan sistemnya intensitasnya makin tinggi karena saya merasa puas
dan senang
7. F: menurut mas sistem e-ticket ini sudah dapat di terima atau belum sih?
T :untuk sistem ini sebenarnya sudah bagus dan sangat membantu ya, sangat di
terimalah dengan saya. Kedepannya mungkin dengan adanya inovasi seperti
berbagai kartu e-money seperti flash mungkin bisa lebih memudahkan, tetapi untuk
sistem e-ticket disini sudah cukup baik bisa di terima lah. Mungkin dengan adanya
inovasi kedepannya yaa mungkin kan untuk dengan adanya di perbagusnya sistem
saat ini kan tidak menutup kemungkingkinan kan kedepannya untuk penggunanya
lagi kan akan semakin banyak lagi kan, mungkin dengan adanya inovasi tadi sangat
membantu lah seperti di kantin menggunakan kartu transaksi seperti pintu masuk
gate tadi seperti itu mas sangat membantulah bisa di terima
Nama : Siti Salma
Status : Pengunjung
Jenis Kelamin : Perempuan
1. F: Apakah harapan kinerja (Performance Expectancy) berpengaruh positif
terhadap niat perilaku (Behavioral Intention) ? harapan kinerja ini tuh
dimaksudkan seperti membantu lebih mudah dalam proses masuk terus juga
meminimalisir antrian masuk dan meningkatkan kualitas pelayanan. Itu akan
berpengaruh nggasih dengan orang akan berencana kembali untuk
menggunakan sistem e-ticket
S : pasti , ini berpengaruh besar sih karena yaa mempermudah masuk jadi tuh ga
ribet dan kalo bisa sih di integrasikan dengan krl juga ya biar satu kartu menjadi
banyak fungsi
F : kira-kira akan mengenai hal ini tingkat berpengaruhnya berapa persen ya ka
S : 90 %
2. F: Apakah harapan usaha (Effort Expectancy) berpengaruh positif terhadap
niat perilaku (Behavioral Intention) ? harapan usaha disini tuh dimaksudkan
seperti dengan sistemnya mudah di gunakan dan juga menjadi efisien dan
tidak terlalu banyak menghabiskan tenaga. Itu akan berpengaruh nggasih
dengan orang akan berencana kembali untuk menggunakan sistem e-ticket
S : berpengaruh, sekarang tuh sebagian tempat wahana-wahana tuh sebagian sudah
menggunakan sistem e-ticket, ya jadi lebih mudah
F : kira-kira akan mengenai hal ini tingkat berpengaruhnya berapa persen ya ka
S : 90% lah
3. F: Apakah pengaruh sosial (Social Influence) berpengaruh positif terhadap
niat perilaku (Behavioral Intention) ? pengaruh sosial disini di maksudkan
seperti ikut-ikutan dengan teman kaka menggunakan sistem e-ticket atau
dengan teman kaka meyakinkan kaka untuk menggunakan siastem itu. Itu
akan berpengaruh nggasih dengan orang akan berencana kembali untuk
menggunakan sistem e-ticket
S : ya berpengaruh sih yaaa karena yaitu efisien waktu mempermudah apa lagi
misalkan kan kalo mau kerja dan buru-buru yaa berpengaruh lah
F : kira-kira akan mengenai hal ini tingkat berpengaruhnya berapa persen ya ka
S : 95% lah
4. F: Apakah kondisi memfasilitasi (Facilitating conditions) berpengaruh positif
terhadap perilaku pengguna (Use Behavior) ? kondisi memfasilitasi disini tuh
dimaksudkan seperti dengan adanya petugas yang membantu proses masuk
lalu dengan sistem yang ada di gate (pintu) tuh umum sama kaya di busway.
Itu tuh akan membuat orang akan senang ngga sih
S : yaaa seneng lahhh, karena kan kita juga jadi merasa di bantu juga ya jadi seperti
kesan pertama tuh jadi beda gitu apa lagi kalau petugasnya tuh ramah gitu ada jadi
rasa senanglah gitu
F : kira-kira akan mengenai hal ini tingkat berpengaruhnya berapa persen ya ka
S : 90%
5. F: Apakah nilai harga (Price Value) berpengaruh positif terhadap niat
perilaku (Behavioral Intention) ? nilai harga ini tuh di maksudkan seperti
dengan harga yang di berikan dewasa 4000 rupiah, anak-anak 3000 rupiah
dan fasilitas yang ada tuh worth it ngga sih. Itu akan berpengaruh nggasih
dengan orang akan berencana kembali untuk menggunakan sistem e-ticket
S : bisa sih berpengaruh, dari tempat wisata yang lain yang sudah pernah saya
kunjungin ini merupakan yang termurah
F : kira-kira akan mengenai hal ini tingkat berpengaruhnya berapa persen ya ka
S : 95%
6. F: Apakah niat perilaku (Behavioral Intention) berpengaruh positif terhadap
perilaku pengguna (Use Behavior) ? niat perilaku disini dimaksudkan seperti
dengan orang berencana kembali menggunakan sistem e-ticket. Ituh tuh akan
membuat orang senang dan terbiasa nggasih
S : iya lah , pastinya akan berpengaruh yaa tadi dengan kemudahan
F : kira-kira akan mengenai hal ini tingkat berpengaruhnya berapa persen ya ka
S : 95 %
7. F : kira-kira sistem e-ticket ini sudah dapat di terima oleh masyarakat blm
sih?
S : bisa banget yaaa apalagi sistem e-ticket untuk wahana ragunan tidak hanya untuk
masuk ragunan saja ya, misalkan kita kemonumen nasional juga bisa lalu busway
juga bisa apalagi kalau nantinya bisa untuk kereta juga saya yakin makin banyak
yang akan menggunakan.
Nama : Gregoryo Gusti
Status : Pengunjung
Jenis Kelamin : Laki-Laki
1. F: apakah harapan kinerja berpengaruh signifikan terhadap niat perilaku
R: harapan kinerja ini tuh maksudnya apa ya ?
F: harapan kinerja itu jadi pengguna itu percaya bahwa dengan menggunakan
sistem itu (e-ticket) menguntungkannya gitu
R: kalo dari segi itu si menurut saya berpengaruh ya, karena e-ticket itu sendiri
sangat menguntungkan dan mempermudah untuk pengunjung masuk ke ragunan itu
sendiri. Kaya saya tadikan untuk masuk jadi efesiensi waktu lebih efektif dan segala
macam jadi menurut saya itu berpengaruh.
2. F: apakah harapan usaha berpengaruh signifikan terhadap niat perilaku ?
R: harapan usaha disini maksudnya gimana?
F: jadi harapan usaha itu menggunakan sistemnya tuh mudah gitu lebih kearah
penggunaannya
R: ohhh sejauh ini sih penggunaannya sendiri hanya tinggal tapping ya, jadi
menurut saya sangat mudah , yaa jadi menurut saya berpengaruh lah terhadap
behavioralnya.
3. F: apakah pengaruh sosial berpengaruh signifikan terhadap niat perilaku?
R: pengaruh sosial?
F: pengaruh sosial ini tuh dimaksudkan seperti orang lain meyakinkan kita untuk
menggunakan sistem e-ticket itu.
R: cukup berpengaruh ya, kan disini bisa dilihat berarti kan kalau pengaruh sosial
seperti keluarga dan teman.
F: pengaruh ga sih jadi orang akan kembali lagi ke sana
R: ohh, berpengaruh sih kan jadi sebenarnya awal kita tahu nya juga ga mungkin
tau langsung kan, ya saya sendiri kan tau dari teman saya mengenai e-ticket di
ragunan ini jadi ya berpengaruh lah. Kalau sosial itu jadi kite menambah
pengetahuan mengenai e-ticket itu sendiri , gimana sih e-ticket itu.
4. F: apakah kondisi memfasilitasi berpengaruh signifikan terhadap perilaku
pengguna? Perilaku pengguna ini tuh di maksudkan seperti pengguna merasa
senang dengan menggunakan sistem e-ticket itu. Jadi , tidak hanya
penggunaan e-ticket di ragunan saja , jadi seperti mereka terbiasa
menggunakan sistem e-ticket. Contohnya seperti pt.kai krl , nah jadi
pengguna tuh sudah berulang kali menggunakan sistem e-ticket itu. Nah
untuk maksud dari kondisi yang memfasilitasi itu adalah tingkat dimana
pengguna merasa percaya bahwa perangkat lunak ataupun perangkat keras
mendukung untuk kebiasaan menggunakan sistem itu Terbiasa menggunakan
sistem e-ticket.
R: ya kalau bisa dilihat dari segi itu kan jadi segi fasilitasnya ya, kalau misalkan
mudah dan membuat lebih cepat menurut saya itu berpengaruh, kaya misalkan
kalau saja tidak ada masalah itu fasilitas yang sudah di terapkan itu meungkin
sangat berjalan dengan baik. Karena kita hanya tinggal tapping saja.
5. F: apakah nilaharga berpengaruh signifikan terhadap nilai perilaku?
R: kalau harga disini kan bervariasi ya, kan ada dewasa dan ada juga anak-anak. Ya
itu sih sebetulnya mungkin kalau ada penambahan dari e-ticketnya misalkan ada
diskon segala macem, ya mungkin itu akan sangat berpengaruh pastikan
pengunjung seperti effortnya (usaha) itu buat kesananya gitu di kasih diskon
nah mungkin itu akan makin makin untuk peminatan pengunjung akan kembali lagi.
Untuk sekarang sih cukup berpengaruh ya, kan dengan harga sekarang ada tingkat
dewasa dan anak anak apalagi kalu misalkan dengan menggunakan e-ticket itu di
tembah lagi diskon seperti kartu pelajar, dari e-ticket itu sendiri. Misalkan ada
promo seperti 3kali datang menggunakan e-ticket bisa geratis nah itu akan semakin
pengunjung berminat untuk kembali lagi.
6. F: apakah niat perilaku berpengaruh signifikan terhadap perilaku
penggunaan? Jadi apakah orang itu akan kembali lagi dengan terbiasa
menggunakan sistem e-ticket.
R: menurut saya , jadi adanya sistem e-ticket itu maksudnya niat perilakunya akan
kembali lagi adasih, apa karena niat perilaku ini jadi kebiasaan gitu untuk
pengguna. Misalkan kita akan kembali lagi terus juga orang akan terbiasa.
Sebenarnya karena sistem untuk akses masuk disana hanya menggunakan sistem e-
ticket saja, jadi otomatis terbiasa karena yang digunakan disana hanya sistem e-
ticket saja. Kalau misalnya dibilang berpengaruh sih untuk ini cukup berpengaruh
ya karena sebenarnya sudah otorisasi dari sana sudah menggunakan sistem e-ticket
otomatis harus menggunakan sistem e-ticket untuk seterusnya.
7. F: kira kira sudah dapat di terima belum ya untuk sistem e-ticket di Taman
Margasatwa Ragunan ini
R: ya menurut saya sudah dapat di terima ya mas, untuk sekarang ini. Mungkin
perlu adanya sosialisasi secara luas untuk masyarakat yang berada di luar daerah ya
agar dia lebih tahu bagaimana sistem e-ticket disini itu seperti apa.
Nama : Ridwan Halifi
Status : Pengunjung
Jenis Kelamin : Laki-Laki
1. F: Apakah harapan kinerja (Performance Expectancy) berpengaruh positif
terhadap niat perilaku (Behavioral Intention) ? harapan kinerja disini di
maksudkan seperti menguntungkan pengunjung jadi seperti misalnya sistem
e-ticket tuh membantu saya jadi lebih mudah dalam proses masuk,
meminimalisir antrian, meningkatkan kualitas pelayanan, lebih baik dari
sistem manual, dan menurut mas ini tuh berpangaruh ngga sih terhadap niat
perilaku, niat perilaku disini di maksudkan tuh seperti saya akan
menggunakan sistem ini lagi dan saya akan berencana kembali menggunakan
sistem ini
R : berpengaruh, karena e-ticket tuh sangat apa ya , menguntungkan gitu jadi orang
tuh lebih mudah untuk masuk kesini tanpa harus bayar menggunakan uang cash dan
juga hanya tinggal tapping. Jadi akan meminimalisir antrian juga, mungking untuk
kedepannya akan banyak sih yang make sistem ini juga soalnya kan
menguntungkan juga tuh.
F: jadi tuh memang akses masuk disini hanya menggunakan sistem e-ticket saja
gitu mas
R : jadi menurut saya ya itu ini sangat menguntungkan lah
2. F: Apakah harapan usaha (Effort Expectancy) berpengaruh positif terhadap
niat perilaku (Behavioral Intention) ? harapan usaha disini dimaksudkan
seperti sistem itu mudah di pelajari, sistem tidak mempersulit mas dalam
proses masuk lalu sistem lebih efisien dalam segi tenaga waktu untuk proses
masuk, mudah untuk di pelajari disini juga maksudnya mudah untuk di
gunakan jadi tidak mempersulit proses masuk gitu. Menurut mas berpegaruh
ngga sih dengan dia akan kembali atau berencana menggunakan sistem ini.
R : berpengaruh ya, maksudnya kan dengan kemudahan ya, jadi mudah sih untuk
digunakan, ya jadi orang juga ketika membeli “oh gini nih jadi hanya tinggal
tapping saja” yaudahlah jadi orang mengerti lah tau semua lah caranya.
F : dan itu akan membuat dia untuk kembali menggunakan atau berencana
menggunakan untuk seterusnya
R : ya pasti soalnya kan mudah dan keuntungan tadi kan banyak
3. F: Apakah pengaruh sosial (Social Influence) berpengaruh positif terhadap
niat perilaku (Behavioral Intention) ? pengaruh sosial disini tuh dimaksudkan
seperti orang-orang terdekat mas meyakinkan mas untuk menggunakan
sistem e-ticket, jika teman-teman mas menggunakan sistem e-ticket mas juga
akan menggunakan sistem e-ticket lalu dengan menggunakan sistem e-ticket
tuh meningkatkan kepercayaan diri mas, misalnya seperti orang juga
mengajak atau ajakan untuk kesini untuk menggunakan sistem ini. Akan
berpengaruh ngga sih dengan dia akan kembali menggunakan atau berencana
menggunakan sistem ini untuk seterusnya.
R : ya pasti berpengaruh ya, seperti yang saya bilang tadi keuntungan tadi kan
banyak “wah keuntungan e-ticket ini banyak ya” “oh gitu e-ticket kegunaannya jadi
ngga bikin orang mengantri lagi dong, oh okedeh saya kesana deh sekarang ragunan
sudah lebih enak nih sudah menggunakan sistem e-ticket” apalagi sudah terintegrasi
kan dengan transjakarta, yaaa pasti orang akan terpengaruh sih dengan kemudahan-
kemudahan tersebut.
4. F: Apakah kondisi memfasilitasi (Facilitating conditions) berpengaruh positif
terhadap perilaku pengguna (Use Behavior) ? kondisi memfasilitasi ini tuh di
maksudkan seperti ada petugas yang siap membantu jika ada masalah di
sistem e-ticket, sarana prasarana yang digunakan sistem e-ticket itu sudah
umum gitu seperti gate masuknya itu sudah umumkah atau belumkah. Lalu
ada petugas kan ya tadi di depan yang membantu jika ada masalah itu tuh
akan membuat orang senang dan terbiasa ngga sih.
R : kalau menurut saya sih yaa dengan adanya orang-orang yang membantu dan
tadi kemudahan-kemudahan tadi dan ada orang yang mengarahkan di gate, ya pasti
orang juga tertarik lah dan ya pasti dia akan terbiasa menggunakan karena memang
tidak perlu pakai cash dan tidak perlu mengantri.
F: dan kira kira pengguna tuh akan senang nggasih dengan adanya seperti itu
R: ya pastinya
5. F: Apakah nilai harga (Price Value) berpengaruh positif terhadap niat
perilaku (Behavioral Intention) ? nilai harga disini tuh dimaksudkan seperti
harga yang di tawarkan tuh worth it lah dengan fasilitas yang ada di ragunan
ini dan harga tiketnya tuh terjangkau nggasih kan seperti di gate tadi harga
tiket untuk anak-anak dan dewasa dibedakan ya. Itu akan berpengaruh ngga
sih dengan orang akan kembali menggunakan atau berencana menggunakan
sistem e-ticket untuk seterusnya
R : ya pasti kalau memang dengan harga seperti itu lalu fasilitas disini tuh sudah
oke lah.
F: karena kan memang taman margasatwa ragunan ini itu memiliki harga tiket
masuk termurah se asia tenggara.
R: ya tapi mungkin kedepannya satwanya di perbanyak lagi ya supaya pengunjung
tidak merasa bosan
6. F: Apakah niat perilaku (Behavioral Intention) berpengaruh positif terhadap
perilaku pengguna (Use Behavior) ? niat perilaku disini kan tadi seperti yang
saya sudah jelaskan ya orang tuh akan kembali atau berencana menggunakan
sistem lagi ngga sih untuk seterusnya lalu ini tuh berpengaruh dengan orang
tuh akan senang dan terbiasa dia menggunakan sistem e-ticket ini.
R : iya pasti kalau memang sudah banyak keuntungan tuh oasti orang akan
menggunakan lagi lah, iya jadi dia akan senang
F: iya jadi tuh dengan dia sering kembali menggunakan dan berencana seterusnya
untuk menggunakan jadi tuh dia merasa senang ya
R: e-ticketnya itu Cuma ada disini atau pake yang lain juga?
F: nahhh e-ticket tuh bukan disini saja
R: nah pasti dia dengan kemudahan-kemudahan yang saya sebutin tuh, nah pasti
orang juga akan menggunakan itu lagi gitu soalnya kan bisa di pakai di transjakarta
dan monas.
7. F: jadi menurut mas ridwan sistem ini sudah bisa di terima belum sih?
R: sudah bisa di terima ya, karena pengunjung disini pun juga tidak keberatan ya
untuk menggunakan itu dan mudah lalu menguntungkannya, Cuma masih banyak
kekurangannya ya dalam integrasinya, tidak hanya ke jack card saja, untuk
kedepannya mungkin bisa di integrasikan dengan brizzi, e-money, jadi yaa bisa
terus di kembangkan lagi lah, tapi mungkin untuk di terima atau tidak nya bisa di
terimalah sistem e-ticket ini karena mamudahkan juga.
Nama : Novita Sari
Status : Pengunjung
Jenis Kelamin : Perempuan
1. F: Apakah harapan kinerja (Performance Expectancy) berpengaruh positif
terhadap niat perilaku (Behavioral Intention) ? harapan kinerja ini tuh
dimaksudkan seperti membantu lebih mudah dalam proses masuk terus juga
meminimalisir antrian masuk dan meningkatkan kualitas pelayanan. Itu akan
berpengaruh nggasih dengan orang akan berencana kembali untuk
menggunakan sistem e-ticket
N : kalau untuk sistem yang sudah modern sekarang sih ya tergantung pengguna
sekarang kan ada yang penggunanya sudah lansia ada juga yang masih kaya seperti
kita kan kalau kita kan masih mengerti namanya teknologi apalagi sudah modern.
Kalau misalnya yang dateng kesini pengunjungnya sudah tua pasti kan mereka
kesulitan gimana caranya dan mereka belum mengetahui soal e-ticket apalagi kalu
misalkan seperti kunjungan wisata kan di ragunan kan sudah banyak yang seumuran
anak muda ya nahhh untuk kedepannya mungkin bisa di kondisikan untuk lansia
karena ngga semua pengguna bisa kan menggunakan e-ticket.
F : walaupun ada sosialisasi terkadang budaya orang indonesia ya yang tidak mau
membaca padahal ada spanduk besar yang bertulisan pengarahan untuk
menggunakan sistem itu. Nah itu berpengaruh ngga sih terhadap niat perilaku ?
N : mau ya mau ngga mau kita kan menggunakan sistem ini ya , yaa jadi masyarakat
yang di tuntut untuk bisa gitu ya.
F : menurut ka novi kira kira ini dengan hal ini orang tuh akan berpengaruh nggasih
dengan orang akan berencana kembali untuk menggunakan sistem e-ticket
N : iya sih kalau di lihat dari sisi positifnya lebih mudah, lebih efiisien, hemat waktu
dan juga tenaga jadi juga tidak ada antri yang panjang, efisiensi waktu.
F : kira-kira akan mengenai hal ini tingkat berpengaruhnya berapa persen ya ka
N :kemungkinan 90%
2. F: Apakah harapan usaha (Effort Expectancy) berpengaruh positif terhadap
niat perilaku (Behavioral Intention) ? harapan usaha disini tuh dimaksudkan
seperti dengan sistemnya mudah di gunakan dan juga menjadi efisien dan
tidak terlalu banyak menghabiskan tenaga. Itu akan berpengaruh nggasih
dengan orang akan berencana kembali untuk menggunakan sistem e-ticket
N : iya sih berpengaruh
F : kira-kira akan mengenai hal ini tingkat berpengaruhnya berapa persen ya ka
N : 95% ya
3. F: Apakah pengaruh sosial (Social Influence) berpengaruh positif terhadap
niat perilaku (Behavioral Intention) ? pengaruh sosial disini di maksudkan
seperti ikut-ikutan dengan teman kaka menggunakan sistem e-ticket atau
dengan teman kaka meyakinkan kaka untuk menggunakan siastem itu. Itu
akan berpengaruh nggasih dengan orang akan berencana kembali untuk
menggunakan sistem e-ticket
N : ya karena kan sebelumnya saya juga tidak tahu ya saya juga ikut-ikutan teman
karena belum paham untuk pertama kalinya juga saya tidak mengerti e-ticket itu
apa, karena ada temen yang menggunakan jadi paham ikut menggunakan e-ticket,
untuk berpengaruh atau tidaknya hal ini sih saya fikir berpengaruh ya
F : kira-kira akan mengenai hal ini tingkat berpengaruhnya berapa persen ya ka
N : 85% ya
4. F: Apakah kondisi memfasilitasi (Facilitating conditions) berpengaruh positif
terhadap perilaku pengguna (Use Behavior) ? kondisi memfasilitasi disini tuh
dimaksudkan seperti dengan adanya petugas yang membantu proses masuk
lalu dengan sistem yang ada di gate (pintu) tuh umum sama kaya di busway.
Itu tuh akan membuat orang akan senang ngga sih
N : ya kalau misalkan yang membantu ramah ya pasti akan senang ya, ya jadi
berpengaruh ya
F : kira-kira akan mengenai hal ini tingkat berpengaruhnya berapa persen ya ka
N : 80%
5. F: Apakah nilai harga (Price Value) berpengaruh positif terhadap niat
perilaku (Behavioral Intention) ? nilai harga ini tuh di maksudkan seperti
dengan harga yang di berikan dewasa 4000 rupiah, anak-anak 3000 rupiah
dan fasilitas yang ada tuh worth it ngga sih. Itu akan berpengaruh nggasih
dengan orang akan berencana kembali untuk menggunakan sistem e-ticket
N : pasti berpengaruh, karena kan disini kan juga terjangkau ya tidak terlalu mahal
unutk menengah kebawah jadi pasti akan ada minat untuk datang kembali ya dan
menggunakan e-ticket
F : kira-kira akan mengenai hal ini tingkat berpengaruhnya berapa persen ya ka
N : 90%
6. F: Apakah niat perilaku (Behavioral Intention) berpengaruh positif terhadap
perilaku pengguna (Use Behavior) ? niat perilaku disini dimaksudkan seperti
dengan orang berencana kembali menggunakan sistem e-ticket. Ituh tuh akan
membuat orang senang dan terbiasa nggasih
N : yaa mungkin lama kelamaan akan terbiasa dan akan senang ya, karena lebih
mudah sih gitu, jadi tidak perlu lagi ada antri ke loket lalu ada kembalian kan jadi
lebih lama gitu dan memperpanjang antrian.
F : kira-kira akan mengenai hal ini tingkat berpengaruhnya berapa persen ya ka
N : 95%
7. F : kira-kira menurut kaka sistem eticket ini sudah dapat di terima blm ya oleh
masyarakat ?
N : belum secara keseluruhan sih ya karena mungkin kan kalau masyarakat yang
gaptek dan tidak mengetahui perkembangan teknologi pastikan mereka tida tahu
gitu ya apalagi kalau dia bekerja di desa gitu
Nama : Lutfia Nurita
Status : Pengunjung
Jenis Kelamin : Perempuan
1. F: Apakah harapan kinerja (Performance Expectancy) berpengaruh positif
terhadap niat perilaku (Behavioral Intention) ? harapan kinerja ini tuh di
maksudkan seperti jadi tuh lebih mudah gitu dalam proses
masuk,meminimalisir antrian dan terus meningkatkan kualitas pelayanannya
jadi bagus. Itu tuh akan berpengaruh ngga sih dengan orang akan berencana
untuk menggunakan kembali sistem e-tciket
L : iya berpengaruh
F: kira-kira akan mengenai hal ini tingkat berpengaruhnya berapa persen ya de
L : 90%
2. F: Apakah harapan usaha (Effort Expectancy) berpengaruh positif terhadap
niat perilaku (Behavioral Intention) ? harapan usaha ini di maksudkan
seperti sistem ini mudah nggasih dalam penggunaannya. Itu tuh akan
berpengaruh ngga sih dengan orang akan berencana untuk menggunakan
kembali sistem e-tciket
L : iya sangat berpengaruh, karena itu lebih mudah gitu
F: kira-kira akan mengenai hal ini tingkat berpengaruhnya berapa persen ya de
L: 95%
3. F: Apakah pengaruh sosial (Social Influence) berpengaruh positif terhadap
niat perilaku (Behavioral Intention) ?.pengaruh sosial ini tuh dimaksudkan
seperti misalnya temen ade ngegunain sistem e-ticket ini terus adek jadi
ikut-ikutan terus ada temen ade yang meyakinkan untuk menggunakan
sistem ini. Itu tuh akan berpengaruh ngga sih dengan orang akan berencana
untuk menggunakan kembali sistem e-tciket
L : berpengaruh ya
F: kira-kira akan mengenai hal ini tingkat berpengaruhnya berapa persen ya de
L : 60%
4. F: Apakah kondisi memfasilitasi (Facilitating conditions) berpengaruh
positif terhadap perilaku pengguna (Use Behavior) ? kondisi memfasilitasi
disini dimaksudkan seperti tadi akn di depan ada petugas yang membantu
lalu juga alat yang di gunakan sistem e-ticket tuh umum. Itu tuh akan
membuat adek merasa senang ngga sih.
L : berpengaruh lah , jadi akan senang
F: kira-kira akan mengenai hal ini tingkat berpengaruhnya berapa persen ya de
L : 85%
5. F: Apakah nilai harga (Price Value) berpengaruh positif terhadap niat
perilaku (Behavioral Intention) ? nilai harga disini dimaksudkan seperti kan
untuk anak-anak 3000 rupiah dan dewasa 4000 rupiah itu tuh udh terjangkau
nggasih dengan fasilitas yang ada. Itu tuh akan berpengaruh ngga sih
dengan orang akan berencana untuk menggunakan kembali sistem e-tciket
L : iya sangat terjangkau yaa sangat berpengaruh, ini tuh murah banget
F: kira-kira akan mengenai hal ini tingkat berpengaruhnya berapa persen ya de
L : 90%
6. F: Apakah niat perilaku (Behavioral Intention) berpengaruh positif terhadap
perilaku pengguna (Use Behavior) ? niat perilaku disini dimaksudkan
seperti dengan orang berencana untuk menggunakan kembali itu ruh
berpengaruh nggasih akan membuat orang senang
L : berpengaruh, iya seneng
F : kira-kira akan mengenai hal ini tingkat berpengaruhnya berapa persen ya de
L : 70%
7. F: menurut ade tuh sistem ini tuh sudah dapat di terima nggasih oleh
masyarakat? Dengan kaya menguntungkan dan kemudahan serta harga yang
diberikan?
L : iya sudah di terima, prosesnya pun ngga bikin susah ya
Nama : Andhika Cosa Pratama
Status : Pengunjung
Jenis Kelamin : Laki-Laki
1. F: apakah harapan kinerja berpengaruh signifikan terhadap niat perilaku? Jadi
harapan kinerja disini di maksudkan seperti orang yang menggunakan sistem
e-ticket ini tuh menguntungkannya dengan hal itu merekan akan
menggunakan kembaili sistem e-ticket lagi ga sih?
D: iya sih berpengaruh
2. F: apakah harapan usaha berpengaruh signifikan terhadap niat perilaku?
Harapan usaha disini tuh di maksudkan kemudahan penggunaannya, dengan
mudah di gunakan orang akan kembali lagi menggunakan ga sih?
D: berpengaruh
3. F: apakah pengaruh sosial berpengaruh signifikan terhadap niat perilaku?
Jadi tuh seperti ajakan seseorang tuh akan membuat dia kembali lagi ngga
sih untuk menggunakan sistem eticket?
D: berpengaruh, karena dari pengalaman orang kan akn membuat dia mangajak
orang lain
4. F: apakah kondisi memfasilitasi berpengaruh signifikan terhadap perilaku
penggunaan? Jadi fasilitas yang ada di sini tuh standar (umum) dan
membuat orang akan terbiasa ga sih?
D: akan terbiasa sih (berpengaruh)
5. F: apakah nilai harga berpengaruh signifikan terhadap niat perilaku? Nilai
harga disini di maksudkan harga yang di berikan dengan kondisi fasilitas
yang ada tuh sesuai ga sih, dan akan membuat orang kembali untuk
menggunakan kembali ngga sih sistem eticket?
D: sesuai sih, karena untuk semua ekonomi bisa sih terjangkau (dari kalangan
keatas hingga kebawah)
6. F: apakah niat perilaku berpengaruh signifikan terhadap perilaku
penggunaan? Jadi dengan orang itu akan kembali lagi menggunakan sistem
e-ticket tuh orang itu akan terbiasa ngga si menggunakan sistem e-ticket.
D: pasti akan terbiasa sih (berpengaruh)
7. F : Jadi menurut mas sistem e-ticket ini sudah dapat diterima blm sih?
D : sejauh ini sih yang saya lihat masyarakat sudah dapat menerima ya, sudah
mulai beradaptasi tapi untuk sistem yang antrian yang dewasa dan anak-anak saya
rasa sih harus di gabungin aja agar efektif. Untuk e-ticket nya mungkin juga di
perluas aja ya ngga Cuma di jakarta aja gitu.
Nama : Ariful Hikami
Status : Pengunjung
Jenis Kelamin : Laki-Laki
1. F: Apakah harapan kinerja (Performance Expectancy) berpengaruh positif
terhadap niat perilaku (Behavioral Intention) ? harapan kinerja disini tuh di
maksudkan seperti dengan menggunakan sistem ini tuh menguntungkan mas,
meminimalisir antrian, meningkatkan kualitas pelayanan dan juga lebih baik
dari sistem manual. Itu tuh berpengaruh signifikan nggasih terhadap mas tuh
akan menggunakan kembali atau berencana menggunakan untuk seterusnya.
I : menurut saya performance expectancy ini sangat berpengaruh terhadap
behavioral intention karena kan sistem e-ticket ini membantu dalam proses masuk
karena kan sekarang sudah cashless jadi mengurangi antrian kalu dulu kan masih
bayar tunai (cash) ya harus ngantri telebih dahulu di kasir lalu misalkan tidak ada
kembalian kan harus menunggu terlebih dahulu jadi membuat lebih lama lagi , kita
kan juga harus menyiapkan uang beda lagi nah kalu sudah ada sistem e-ticket ini
kan lebih enak jadi tinggal tapping tinggal masuk
F: dan kira kira tuh berpengaruh ngga sih mas tuh akan berencana untuk
menggunakan sistem e-ticket ini seterusnya
I: bagi saya sih akan berencana menggunakan kembali karena kan dengan
menguntungkan dari e-ticket ini kan juga bisa di gunakan di tempat lain, e-ticket
ini kan juga digunakan di monas, trans jakarta pokonya tempat wisata yang di kelola
oleh dki kan, sudah pasti kan e-ticket ini kan akan di gunakan di berbagai tempat
jadi menurut saya sangat berpengaruh.
F: kira kira berapa persen ya berpengaruhnya
I: 80% lah berpengaruh
2. F: Apakah harapan usaha (Effort Expectancy) berpengaruh positif terhadap
niat perilaku (Behavioral Intention) ? harapan usaha disini di maksudkan
sistem itu mudah untuk di gunakan, sistem e-ticket ini tidak mempersulit mas
dalam proses masuk dan lebih efisien dalm segi tenaga dan waktu. Kira-kira
hal ini depat membuat mas kembali untuk menggunakan atau berencana
menggunakan untuk seterusnya ngga sih
I : kalu menurut saya sih sangat memudahkan pengguna ya karena kan yang seperti
tadi saya bilang sudah cashless dan tidak membuat kita repot lagi dari rumah harus
menyiapkan uang untuk jajan nanti, dengan e-ticket ini kita juga sudah tidak
mengantri banyak-banyak orang kan
F: kira-kira berpengaruh nya berapa persen ya ini mas?
I : berpengaruhnya kira-kira 85% karena kan sangat memudahkan ya
3. F: Apakah pengaruh sosial (Social Influence) berpengaruh positif terhadap
niat perilaku (Behavioral Intention) ? pengaruh sosial disini tuh dimaksudkan
seperti orang-orang terdekat mas meyakinkan mas untuk menggunakan
sistem e-ticket ini, mas tuh akan menggunakan sistem e-ticket jika orang-
orang menggunakan sistem e-ticket, seperti misalkan mas di ajak juga untuk
keragunan ini kan, sekarang kan untuk proses masuk disini kan juga hanya
menggunakan sistem e-ticket ya jadi mau ngga mau kan hanya menggunakan
sistem e-ticket ya kan. Jadi tuh menurut mas tuh akan berpengaruh nggasih
dengan adanya ajakan lalu orang terdekat menggunakan sistem itu tuh mask
akan menggunakan juga gitu , itu tuh akan berpengaruh nggasih dengan mas
akan menggunakan atau berencana untuk menggunakannya seterusnya.
I : bagi saya sih social influence ini sih lumayan berpengaruh ya cukup gitu, karena
ini kan ajakan orang kan belum tentu menghasut kita atau mengajak kita untuk
menggunakan sistem e-ticket ini ya, tapi kan karena semakin berkembangnya
teknologi sekarang kan semua fasilitas yang di berikan negara kan sudah pakai e-
ticket kan baik tol, bayar-bayar segala macem, jadi memang sudah ada kesadaran
diri juga dan ajakan orang memang membuat kita mau ngga mau menggunakan e-
ticket
F: kira-kira berpengaruhnya berapa persen ya untuk hal ini
I : yaa berpengaruhnya 70% lah
4. F: Apakah kondisi memfasilitasi (Facilitating conditions) berpengaruh positif
terhadap perilaku pengguna (Use Behavior) ? kondisi memfasilitasi disini tuh
di maksudkan seperti msialkan sarana prasarana sistem e-ticket tadi tuh
sistem nya umum ngga sih di guanakannya, kan tadi di depan ada petugas ya
yang membantu nahh menurut mas tuh dengan adanya hal itu membuat mas
tuh merasa senang dan terbiasa tidak sih untuk menggunakan sistem e-ticket
itu.
I : menurut saya facilitating conditions ini sangat mempengaruhi karena kita cukup
puas tehadap pelayanan dari penerapan e-ticket ini dari petugasnya yang membari
tahu kita cara tappingnya bagaimana, misalnya anak kecil dan dewasa juga kan di
bedakan tempatnya, ya jadi biar tidak ada kesalahan menggunakannya
F : kira-kira untuk hal ini berpengaruh nya berapa persen ya mas?
I : yaaa kira-kira berpengaruhnya 80%
5. F: Apakah nilai harga (Price Value) berpengaruh positif terhadap niat
perilaku (Behavioral Intention) ? nilai harga ini di maksudkan seperti harga
yang diberikan dengan fasilitas yang ada itu tuh berpengaruh ngga sih
terhadap orang tuh akan berencana kembali untuk menggunakan sistem e-
ticket.
I : bagi saya price value ini sangat mempengaruhi ya karena kan ragunan ini kan
termurah di asia tenggara ya, Cuma 4000 kita bisa melihat satwa satwa baik dari
luar maupun dalam negri dan juga kita 4000 tidak usah meminta macam-macam
lah tapi sih harapan kita sih ada perbaikan lagi sih, lalu perbanyak fasilitas seperti
musholah kan masih dikit, tempat neduh, tempat istirahat dan untuk peminjaman
sepedah kan di ragunan ini sangat luas ya, kalau jalan kaki pasti lelah ya, kalau ada
peminjaman sepedah seharusnya ada di banyak titik jangan disatu titik aja di pintu
utama, jadi akan membuat orang lelah mencari sepedanya
F: kira-kira menurut mas ini berpengaruhnya berapa persen ya
I : ya bagi saya sih 90%
6. F: Apakah niat perilaku (Behavioral Intention) berpengaruh positif terhadap
perilaku pengguna (Use Behavior) ? niat perilaku disini kan orang kan dengan
berencana menggunakan sistem e-ticket ini untuk seterusnya kan akan
menbuat orang tuh senang nggasih untuk menggunakan sistem e-ticket ini
dan akan membuat orang akan terbiasa nggasih. Jadi kan dengan dia
berencana mengggunakan sistem e-ticket sterusnya itu tuh akan membuat
orang senang atau tertarik untuk menggunakan sistem e-ticket ini jadi orang
tuh akan seneng ngga sih dan akan terbiasa
I : bagi saya sih dengan kemajuan teknologi ini sih nanti pasti mau ngga mau kita
harus terbiasa dengan e-ticket menjadi e-ticket, karena kan teknologi sudah semakin
maju ya, kalau kita tidak menerima pasti kan tidak akan bisa bersaing jadi mau ngga
mau pasti akan menggunakan
F: dan kira-kira tuh dengan berencana lagi tuh orang tuh akan seneng nggasih
I: pasti akan senang karena kan selain mempermudah kan juga memberi manfaat
kepada kita ya, mungkin sekarang kan kita belum terbiasa ya nanti kalu sudah
terbiasa kan pasti kita lebih seneng ya
F: kira-kira berpengaruh berapa persen ya menurut mas?
I: yaa 90% lah
7. F: kira kira menurut mas sistem e-ticket disini sudah dapat di terima ngga
menurut mas oleh para pengunjung2 yang ada ?
I: menurut saya sih sudah dapat di terima ya karena kan kalau tidak di terima kan
percuma kan pasti ngga bisa masuk, ya sama ya kaya tol kalau tidak memakai e-
ticket ya ngga bisa masuk jadi pasti kedepannya sudah bisa di terima oleh banyak
orang karena mau ngga mau ya, yakan memang sudah kemajuan teknologi.
Nama : Bikriya Eva Humaira
Status : Pengunjung
Jenis Kelamin : Perempuan
1. F: Apakah harapan kinerja (Performance Expectancy) berpengaruh positif
terhadap niat perilaku (Behavioral Intention) ? harapan kinerja ini tuh
dimaksudkan seperti membantu lebih mudah dalam proses masuk terus juga
meminimalisir antrian masuk dan meningkatkan kualitas pelayanan. Itu akan
berpengaruh nggasih dengan orang akan berencana kembali untuk
menggunakan sistem e-ticket
E : kayanya tergantung umur sih menurut saya, karena kalau yang sudah lansi
kasian juga karena dia tidak mengerti dia tau nya terima jadi langsung, dia taunya
sistem nya manual tapi kalau misalkan umurnya yang masih muda sepertinya dia
tidak masalah dengan sistem seperti ini, tetapi kalau yang sudah lanci taunya
sistemnya yang manual.
F : nah kira kira ini tuh ini tuh berpengaruh ngga sih menguntungkannya lalu dia
akan berencana kembali untuk menggunakan sistem ini?
E : iya , tapi kan butuh proses kan ngga semuanya kan langsung mengerti
penggunaannya kan harus ada sosialisasi ya dan harus beredaptasi dengan sistem
nya juga
F : jadi kira kira ini berpengaruh atau kurang berpengaruh ya?
E : berpengaruh
F : kira-kira akan mengenai hal ini tingkat berpengaruhnya berapa persen ya ka
E : 70%
2. F: Apakah harapan usaha (Effort Expectancy) berpengaruh positif terhadap
niat perilaku (Behavioral Intention) ? harapan usaha disini tuh dimaksudkan
seperti dengan sistemnya mudah di gunakan dan juga menjadi efisien dan
tidak terlalu banyak menghabiskan tenaga. Itu akan berpengaruh nggasih
dengan orang akan berencana kembali untuk menggunakan sistem e-ticket
E : pastinya berpengaruh ya, kan meminimalisir waktu dan orang kan inginnya kan
cepet-cepet aja kan gitu.
F : lalu menurut kaka sistemnya mudah ngga sih untuk di gunakan
E : tergantung umur juga sih kan kalau yang lansi harus di dampingi, kecuali kalau
yang masih muda gitu kan mengerti ya teknologi sekarang itu
F : kira-kira akan mengenai hal ini tingkat berpengaruhnya berapa persen ya ka
E : 80%
3. F: Apakah pengaruh sosial (Social Influence) berpengaruh positif terhadap
niat perilaku (Behavioral Intention) ? pengaruh sosial disini di maksudkan
seperti ikut-ikutan dengan teman kaka menggunakan sistem e-ticket atau
dengan teman kaka meyakinkan kaka untuk menggunakan siastem itu. Itu
akan berpengaruh nggasih dengan orang akan berencana kembali untuk
menggunakan sistem e-ticket
E : kayanya berpengaruh deh, soalnya kan apalagi orang indonesia kan kaya ikut-
ikutan gitu ya misalnya “wah lagi apa nih yang sedang trend” biar keren gitu
F : kira-kira akan mengenai hal ini tingkat berpengaruhnya berapa persen ya ka
E : 90%
4. F: Apakah kondisi memfasilitasi (Facilitating conditions) berpengaruh positif
terhadap perilaku pengguna (Use Behavior) ? kondisi memfasilitasi disini tuh
dimaksudkan seperti dengan adanya petugas yang membantu proses masuk
lalu dengan sistem yang ada di gate (pintu) tuh umum sama kaya di busway.
Itu tuh akan membuat orang akan senang ngga sih
E : kayanya kalau sudah ada e-ticket itu menurut saya tidak usah ada orang lagi deh
di samping mesinnya itu
F : oh iya kembali lagi ke kekurangan sistem ini masih belum bisa membedakan
antara dewasa dan anak-anak, jadi pada saat beli saldo juga tidak di bedakan antara
anak-anak dan dewasa jadi belum adanya pembeda sistem dari bank dki tersebut
karena kan sistem e-ticket disini yang mengelola dan mendevelop itu kan bank dki
ya
F : nah menurut kaka kira kira berpengaruh ngga sih kondisi memfasilitasi ini
dengan adanya sdm yang membantu
E : berpengaruh
F : kira-kira akan mengenai hal ini tingkat berpengaruhnya berapa persen ya ka
E : 60%
5. F: Apakah nilai harga (Price Value) berpengaruh positif terhadap niat
perilaku (Behavioral Intention) ? nilai harga ini tuh di maksudkan seperti
dengan harga yang di berikan dewasa 4000 rupiah, anak-anak 3000 rupiah
dan fasilitas yang ada tuh worth it ngga sih. Itu akan berpengaruh nggasih
dengan orang akan berencana kembali untuk menggunakan sistem e-ticket
E : pastinya berpengaruh soalnya kan murah banget gitu
F : kira-kira akan mengenai hal ini tingkat berpengaruhnya berapa persen ya ka
E : 100%
6. F: Apakah niat perilaku (Behavioral Intention) berpengaruh positif terhadap
perilaku pengguna (Use Behavior) ? niat perilaku disini dimaksudkan seperti
dengan orang berencana kembali menggunakan sistem e-ticket. Ituh tuh akan
membuat orang senang dan terbiasa nggasih
E : oh iya berpengaruh, ya itu tadi kan soalnya kan dengan adanya efisiensi waktu
ya apalagi dengan harga yang murah pasti orang mempunyai keinginan untuk ke
sini lagi ya
F : kira-kira akan mengenai hal ini tingkat berpengaruhnya berapa persen ya ka
E : 80%
7. F : kira-kira menurut kaka sistem eticket ini sudah dapat di terima blm ya oleh
masyarakat ?
E : sudah sih kayanya ya, soalnya kan sudah umum ya e-ticket ini seperti di busway
Nama : Agus Dwiyanto
Status : Pengunjung
Jenis Kelamin : Laki-Laki
1. F: Apakah harapan kinerja (Performance Expectancy) berpengaruh positif
terhadap niat perilaku (Behavioral Intention) ? harapan kinerja ini tuh
dimaksudkan seperti membantu lebih mudah dalam proses masuk terus juga
meminimalisir antrian masuk dan meningkatkan kualitas pelayanan. Itu akan
berpengaruh nggasih dengan orang akan berencana kembali untuk
menggunakan sistem e-ticket
A : iya pastinya orang melihat kondisi sekarang dengan modernisasi sekarang pasti
orang akan menggunakan sistem ini gitu karena kan efisiensi waktu juga
F : kira-kira akan mengenai hal ini tingkat berpengaruhnya berapa persen ya mas
A : kalau melihat kondisi sekarang dapat dikatakan paling 70%
2. F: Apakah harapan usaha (Effort Expectancy) berpengaruh positif terhadap
niat perilaku (Behavioral Intention) ? harapan usaha disini tuh dimaksudkan
seperti dengan sistemnya mudah di gunakan dan juga menjadi efisien dan
tidak terlalu banyak menghabiskan tenaga. Itu akan berpengaruh nggasih
dengan orang akan berencana kembali untuk menggunakan sistem e-ticket
F : iya pasti ingin kembali ya untuk menggunakan karena kan dengan yang tadi
efisien waktu dan juga kemudahan jadi kan dengan menggunakan e-tciket ini kan
tinggal tapping ya jadi tinggal beli saldo lalu masuk kan udah langsung enak ya
berpengaruh lah
F : kira-kira akan mengenai hal ini tingkat berpengaruhnya berapa persen ya mas
A : 80%
3. F: Apakah pengaruh sosial (Social Influence) berpengaruh positif terhadap
niat perilaku (Behavioral Intention) ? pengaruh sosial disini di maksudkan
seperti ikut-ikutan dengan teman mas menggunakan sistem e-ticket atau
dengan teman mas meyakinkan mas untuk menggunakan siastem itu. Itu akan
berpengaruh nggasih dengan orang akan berencana kembali untuk
menggunakan sistem e-ticket
A : bisa jadi berpengaruh ya melihat dari kondisi orang indonesia kan yang lagi
ngetrend tuh apa jadi mereka juga kebiasaan juga kan latah ya, yaa bisa
mempengaruh orang
F : kira-kira akan mengenai hal ini tingkat berpengaruhnya berapa persen ya mas
A : 70%
4. F: Apakah kondisi memfasilitasi (Facilitating conditions) berpengaruh positif
terhadap perilaku pengguna (Use Behavior) ? kondisi memfasilitasi disini tuh
dimaksudkan seperti dengan adanya petugas yang membantu proses masuk
lalu dengan sistem yang ada di gate (pintu) tuh umum sama kaya di busway.
Itu tuh akan membuat orang akan senang ngga sih
A : ya kalau dengan bantuan petugas kalau misalkan mereka di layani dengan baik
pastinya juga mereka akan senang ya (berpengaruh)
F : kira-kira akan mengenai hal ini tingkat berpengaruhnya berapa persen ya mas?
5. F: Apakah nilai harga (Price Value) berpengaruh positif terhadap niat
perilaku (Behavioral Intention) ? nilai harga ini tuh di maksudkan seperti
dengan harga yang di berikan dewasa 4000 rupiah, anak-anak 3000 rupiah
dan fasilitas yang ada tuh worth it ngga sih. Itu akan berpengaruh nggasih
dengan orang akan berencana kembali untuk menggunakan sistem e-ticket
A : ya pasti dengan melihat harga apalagi di jakarta kan yang melihat tempat wisata
jarang atau apakan murah ya, ya ini juga salah satu tujuan juga kan ragunan ini kan
untuk masyarakat jakarta ya berpengaruh
F : kira-kira akan mengenai hal ini tingkat berpengaruhnya berapa persen ya mas
A : 80%
6. F: Apakah niat perilaku (Behavioral Intention) berpengaruh positif terhadap
perilaku pengguna (Use Behavior) ? niat perilaku disini dimaksudkan seperti
dengan orang berencana kembali menggunakan sistem e-ticket. Ituh tuh akan
membuat orang senang dan terbiasa nggasih
A : saya rasa bisa saja orang kembali lagi akan senang, apalagi mungkin perlu di
tambah juga nih fasilitas yang lain seperti parkir mungkin
F : kira-kira akan mengenai hal ini tingkat berpengaruhnya berapa persen ya mas
A : kalau bisa dimaksimalkan bisa 80-90% itu
7. F : kira-kira menurut kaka sistem eticket ini sudah dapat di terima blm ya oleh
masyarakat ?
A : untuk kedepannya dengan seiring waktu mungkin orang juga sudah harus
terbiasa ya dengan sistem ini ya, kan dengan kemajuan teknologi kan orang juga
harus mengikuti ya. Yaa sudah di terima ya melihat orang banyak yang
memakainya apalagi mungkin sekarang kan sekarang di depan sudah memakai
elektronik juga ya pasti kan orang juga harus butuh lah harus bisa.
TRANSKRIP FOCUSS GROUP DISCUSSION (FGD)
1. Nama : Putra Rama Mahadika
Status : Petugas sekaligus Pengunjung
Jenis Kelamin : Laki-Laki
2. Nama : Selamet Ferianto
Status : Network Enggineering
Jenis Kelamin : Laki-Laki
3. Nama : Ravi Aditya Fadillah
Status : IT Support
Jenis Kelamin : Laki-Laki
F : assalamualaikum wrb alhamdulillah alhamdulillahirabbil alamin wabihi
nasta’im wa ala umuridunya waddin wassalatu wassalamu alal asrofil ambiyai wa
mursalin wa ala alihi wa sahbihi ajma’in amma ba’du.
F : jadi pada pagi hari ini disini saya akan mengadakan focus group discussion
mengenai UTAUT jadi suatu penerimaan e-ticket di ragunan ini. Utaut itu
merupakan suatu penerimaan teknologi informasi nahh disini kan saya mengambil
tema e-ticket ya di ragunan. Jadi tuh tujuannya fgd ini adalah supaya lebih
mengkerucut gitu di bandingkan dengan metode yang lain jadi karena di fgd ini
lebih mengarah kepada mengungkapkan pendapat dan tidak secara individu jadi
kita disini seperti terbuka gitu.
F : disini ada performance expectancy di halaman ke dua nahhh performance
expectancy ini dimaksudkan seperti membantu lebih mudah dalam proses masuk
terus juga meminimalisir antrian masuk dan meningkatkan kualitas pelayanan.
F : nah yang kedua ada effort expectancy ini tuh tuh dimaksudkan seperti dengan
sistemnya mudah di gunakan dan juga menjadi efisien dan tidak terlalu banyak
menghabiskan tenaga.
F : yang ketiga ada social influence nahh ini tuh di maksudkan seperti ikut-ikutan
dengan teman mas menggunakan sistem e-ticket atau dengan teman mas
meyakinkan mas untuk menggunakan sistem itu.
F : yang ke empat adalah facilitating conditions ini tuh dimaksudkan seperti dengan
adanya petugas yang membantu proses masuk lalu dengan sistem yang ada di gate
(pintu) tuh umum sama kaya di busway
F : yang kelima adalah price value ini tuh di maksudkan seperti dengan harga yang
di berikan dewasa 4000 rupiah, anak-anak 3000 rupiah dan fasilitas yang ada tuh
worth it ngga sih.
F : yang keenam adalah behavioral intention ini tuh dimaksudkan seperti intensitas
orang akan berencana kembali menggunakan sistem e-ticket
F : yang ke tujuh adalah use behavior ini tuh dimaksudkan seperti pengunjung
mempunyai perasaan senang.
F : nah disini ada pertanyaan mengenai permodelan ini
1. F: Apakah harapan kinerja (Performance Expectancy) berpengaruh positif
terhadap niat perilaku (Behavioral Intention) ? harapan kinerja ini tuh
dimaksudkan seperti membantu lebih mudah dalam proses masuk terus juga
meminimalisir antrian masuk dan meningkatkan kualitas pelayanan. Itu akan
berpengaruh nggasih dengan orang akan berencana kembali untuk
menggunakan sistem e-ticket. Ada yang mau berpendapat mengenai hal ini?
S : oke untuk yang nomer satu saya coba untuk sharing ya, untuk performa yang
kita bayangkan dari penggunaan kartu ini ya transaksi non tunai ini, nah unutk
transaksi non tunai ini kan kita liat untuk antusias dari pengunjung sendiri itu
banyak yang ngasih masukan positif ke kita karena dari penggunaan kita kan
sekarang sudah tidak menggunakan uang manual lagi atau maksudnya ticket
manual nah kalu sekarang kan kita sudah menggunakan kartu nah kartu ini kan
penggunaannya tidak hanya bisa di ragunan saja bisa juga di trans jakarta makanya
kan pengunjung kita terutama dari Jakarta itu pasti sudah mengetahui penggunaan
untuk kartu jack card ini jadi untuk pengaruh positif dari penggunaan ini kan sangat
terlihat sekali kan dari pengguna jack card bisa menggunakan kartunya di ragunan
tidak hanya di trans jakarta saja. Jadi untuk perilaku pengguna masyarakat pasti
antusias untuk menggunakan kartu itu karena mereka sudah memilikinya
sebelumnya untuk trans jakarta.
F : dan di balik dengan adanya meminimalisir antrian masuk jadi mereka lebih
antusias ya untuk berencana lagi menggunakan itu
S : *menganggukan kepala*
F : kira-kira akan mengenai hal ini tingkat berpengaruhnya berapa persen ya mas
S : untuk pengaruh dari ini sekitar 80%
P : oke kalau menurut saya secara pribadi untuk performance expectancy dengan
behavioral intention itu bisa berpengaruh ya karen yang saya lihat disini orang
merasa terbantu dengan adanya implementasi sistem e-ticket yang mungkin tadinya
tuh orang lebih lama untuk masuk ke taman margasatwa ragunan ngantri apalagi
kalau misalnya lagi musim-musim liburan kan jadi padet gitu untuk masuk ke
taman margasatwa ragunan ini lalu dengan adanya sistem e-ticket ini mungkin bisa
dapat meminimalisir yang antrian itu menjadi lancar dalam proses masuk. Jadi
menurut saya dengan implementasi ssitem e-ticket ini ya mempengaruhi dari niat
perilaku orang menggunakan sistem e-ticket
F : kira-kira akan mengenai hal ini tingkat berpengaruhnya berapa persen ya mas?
P : bisa 75% lah
F : kira-kira ada yang mau berpendapat lagi ?
R : ya untuk performance expectancy nya itu kan sistem e-ticketing ini lebih baik
dari sistem manual lebih tersusun lalu masalah yang ada di sistem manual seperti
record penjualan atau segala macem itu bisa jadi tersusun lagi, ya itu juga
mempermudah dan pasti meningkatkan kualitas pelayanannya. Ya jadi orang tuh
akan berencana untuk menggunakan kembali gitu.
F : kira-kira akan mengenai hal ini tingkat berpengaruhnya berapa persen ya mas?
R : kalau menurut saya itu 70%
F : oke kalau begitu kita lanjut ke pertanyaan yang kedua
2. F: Apakah harapan usaha (Effort Expectancy) berpengaruh positif terhadap
niat perilaku (Behavioral Intention) ? harapan usaha disini tuh dimaksudkan
seperti dengan sistemnya mudah di gunakan dan juga menjadi efisien dan
tidak terlalu banyak menghabiskan tenaga. Itu akan berpengaruh nggasih
dengan orang akan berencana kembali untuk menggunakan sistem e-ticket
S : boleh saya lagi, disini kan kita kalau dari sisi DKI sendiri kita sudah mengetahui
banyak mengenai kartu non cash nah disini kan kita untuk penggunaannya ini kan
sudah banyak pengunjung yang mengerti ya penggunaanya walaupun kita di tiap-
tiap pintu masih menggunakan petugas untuk sosialisasi lagi karena dari
pengunjung tidak selalu dari DKI bahkan dari daerah juga banyak jadi kita butuh
petugas di pintu-pintu loket untuk menjelaskan. Nah dari saat ini dari yang kita
alami pengunjung kita semakin jadi mengetahui tentang penggunaan kartu ini serta
penggunaan mesin-mesin yang kita gunakan di setiap pintu masuk jadi untuk point
positifnya berpengaruh juga pengunjung akan datang balik lagi kesini untuk
menggunakan kartu itu
F : kira-kira akan mengenai hal ini tingkat berpengaruhnya berapa persen ya mas
S : 85%
F : mungkin ada yang mau berpendapat lagi?
P : oke kalau menurut saya effort expectancy ini dalam mepengaruhi behavioral
intention iya cukup besar ya karena sesuai dengan tujuan sistem e-ticket ini kan
memang di peruntukan dari implementasinya ini tentunya untuk memudahkan
pengunjung dalam memasuki Taman Margastwa Ragunan lalu juga untuk
meningkatkan kualitas pelayanan dari ragunan itu pula jadi menurut saya sistem e-
ticket ini yaa membantu pengunjung untuk dapat lebih mudah untuk masuk ke
Taman Margasatwa Ragunan
F : kira-kira akan mengenai hal ini tingkat berpengaruhnya berapa persen ya mas
P : 85% lah kalau di persenkan
F : ya mungkin ada yang mau berpendapat lagi ?
R : kalu saya untuk yang effort expectancy ini untuk sistem e-ticket lebih efisien
memang untuk dalam segi waktu jadi pengunjung yang masuk dia tidak perlu
mengantri lagi misalkan di sudah punya kartu yang saldonya mencukupi dan dalam
segi tenaga kalau msialkan dari tenaga dari bantuannya atau tenaga dari ragunannya
mungkin untuk saat ini memang di perlukan untuk tambahan bantuan di karenakan
mungkin kan pengunjung kan banyak yang belum mengetahui akan tetapi untuk
kedepannya pengunjung kan akan banyak mengetahui
F : kira kira dengan adanya kemudahan intu tadi akan membuat orang akan kembali
untuk menggunakan lagi ga sih kesini ?
R : iya pastinya
F : jadi kan tadi kan dari segi tenaga ragunan ya nah maksudnya disini tuh dari segi
tenaga meminimalisir tenaga dan waktu dalam segi pengunjung berarti itu juga
berpengaruh ya? Oh iya untuk hal ini berpengaruh nya berapa persen ya
R : untuk hal tadi itu 80%
3. F: Apakah pengaruh sosial (Social Influence) berpengaruh positif terhadap
niat perilaku (Behavioral Intention) ? pengaruh sosial disini di maksudkan
seperti ikut-ikutan dengan teman mas menggunakan sistem e-ticket atau
dengan teman mas meyakinkan mas untuk menggunakan siastem itu. Itu akan
berpengaruh nggasih dengan orang akan berencana kembali untuk
menggunakan sistem e-ticket
S : iya boleh saya lagi, nah disini kitakan selalu memberikan sosialisasi kepada
pengunjung, tiket kita ini dapat di gunakan dimana saja sih, kapan sih masa tidak
berlakunya yaitu ketika kartu itu rusak atau patah, yang penting saldonya bisa diisi
ulang. Nah untuk pengaruh sosial ini kebanyakan orang kan kita kunjungan kesini
itu dari sekolah-sekolah ya mas dan itu kebanyakan anak anak di bawah smp atau
tk nah mereka lebih antusias karena melihat tiket-tiket kita yang bervariasi dari
gambarnya pasti mereka akan tertarik terutama untuk kolektor-kolektor dan pasti
mereka akan sharing ke temen-temen mereka “wahh masuk ke ragunan sekarang
sudah menggunakan kartu yang menarik” tidak menggunakan cash lagi kalu cash
kan mereka sudah sering melihat nah kalau kartu kan mereka tidak sering ya. Kalau
untuk mereka untuk sosialisasi untuk datang kembali untuk menggunakan ini
sekitar 90% karena untuk saat ini kan lebih banyak ke social media untuk sharing.
F : ada yang mau menanggapi lagi?
P : oke kalau menurut saya tentang social influence ini pengaruh social ya dalam
mempengaruhi niat perilaku, menurut saya tuh bisa berpengaruh bisa juga orang
tuh disini untuk masuk kesini kan banyak yang dari keluarganya ada yang pernah
menggunakan namun tidak semuanya ya mungkin minioritas tidak terlalu banyak
yang mencoba karena faktor keluarga. Mungkin juga lebih banyak dari pengaruh
teman-teman ya mungkin sekolah atau kampusnya yang pernah menggunakan
sistem e-tcket dari mulut ke mulut ya akhirnya mempengaruhi dia untuk
menggunakan sistem e-tciket di Taman Margastwa Ragunan. Ya akalu unutk
keluarga menurut saya mungkin kurang berpengaruh
F : kira-kira akan mengenai hal ini tingkat berpengaruhnya berapa persen ya mas
P : 60%
F : ada lagi yang mau berpendapat ?
R : ya kalau untuk social influence mirip dengan mas putra juga untuk beberapa
pengunjung kita ini kan masih belum tau untuk sistem ini tapi kebanyakan mereka
pasti mengikut sertakan teman-teman atau orang tuanya yang biasa menggunakan
kartu. Nah misalkan kalau untuk cukup mempengaruhi itu cukup mempengaruhi ya
F : kira-kira akan mengenai hal ini tingkat berpengaruhnya berapa persen ya mas
R : itu 85 %
4. F: Apakah kondisi memfasilitasi (Facilitating conditions) berpengaruh positif
terhadap perilaku pengguna (Use Behavior) ? kondisi memfasilitasi disini tuh
dimaksudkan seperti dengan adanya petugas yang membantu proses masuk
lalu dengan sistem yang ada di gate (pintu) tuh umum sama kaya di busway.
Itu tuh akan membuat orang akan senang ngga sih
S : boleh saya lagi berarti nih ya, kayanya berurutan ini haha, oke untuk pertanyaan
keempat ini kalau untuk fasilitas yang sudah kita sediakan kan banyak ya pertama,
petugas yang selalu siap sedia untuk menjelaskan bagaimana cara penggunaan dan
kita juga ada yang namanya bct nah disana itu untuk reader atau membaca kartu ya
nah digunakan untuk mengecek saldo ya kalau mereka tidak mau mengantri hanya
untuk mengecek saja, di setiap loket juga sudah di sediakan namanya bct untuk
mengecek saldo mereka. Dari fasilitas yang sudha sediakan pasti banyak yang
sudah mengerti lah cara pengguanaannya dan seberapa sering mereka akan
menggunakan kartu itu seperti aoa yang sudah di jelaskan kan untuk
pengguanannya tidak hanya di ragunan saja ya, bisa di transjakarta, monas, dan
museum. Disini kita selalu menyediakan petugas bila mana mereka menemui
kendala di penggunaan kartu tersebut
F : kira-kira dengan adanya petugas lalu fasilitasi yang digunakan umum itu akan
membuat mereka senang nggasih?
S : iya pasti berpengaruh dengan fasilitas yang ada ya cara mereka menggunakan
fasilitas yang ada pasti mereka akan lebih senang.
F : kira-kira akan mengenai hal ini tingkat berpengaruhnya berapa persen ya mas
S : sekitar 85%
F : adalagi yang mau menanggapi?
R : iya untuk facilitiating conditions ini kalau menurut saya karena sarana dan
prasarana kan sistem eticketing ini kita juga sudah mengumumkan misalkan melalu
web, lalu kalu ada pengunnjung yang belum pernah menggunakan juga kita selalu
memberitahukan juga, itu memang ada bebeepa pengunjung mengalami kendala
bingung dia belum pernah menggunakan kartu apalagi kan diluar daerah itu
biasanya dia langsung minta infoemasi lagi tapi kembali lagi kita kan punya
beberapa petugas yang siap membantu dan itu hampir semua pengunjung akan
merasa senang pastinya. Pastikan di berikan kemudahan meskipun tidak
berdasarkan gambaran tapi kan dengan lisan ya.
F : iya bener bener apalagi kalo misalkan petugasnya ramah ya, oke kira-kira ini
menurut mas bila di persenkan berapa persen ya?
R : itu sekitar 80%
F : iya selanjutnya mungkin ma putra ingin berpendapat mengenai hal ini
P : oke kalau pendapat saya sepertinya sudah di jawab oleh bapak selamet dan pak
ravi ya sudah hampir semuanya terjawab tentang facilitating conditions ini dan
tentunya saya setuju juga facilitating conditions ini berpengaruh terhadap use
behavior karena mungkin saya tembahkan dari sarana prasarana yang ada pastinya
juga sudah umum untuk warga DKI karena mayoritas pasti orang-orang sudah
menggunakan transportasi busway Cuma mungkin kan banyak juga yang dari
daerah yang berkunjung ke Taman Margasatwa Ragunan ini yang tahun lalu
mungkin dia menggunakan sistem karcis manual dan belum ada gate sehingga
mungkin dengan sistem yang barunya itu orang jadi kebingungan kan yang dari
derah jadi banyak yang masih simpang siur bagaimana menggunakannya dll.
Tentunya disini bagusnya dari ragunan dari ragunan menyediakan staff ya inisiatif
untuk mempreventiv untuk orang-orang yang tadinya bingung dan adanya staff dia
berikan arahan bagaimana menggunakan sistem e-tciket tersebut dan bagaimana
cara kerjanya. Yaa menurut saya ini berpengaruh untuk perilaku penggunaan sistem
e-tciket ya untuk orang dapat nyaman menggunakan sistem e-ticket dan dapat lebih
sering untuk menggunakan e-ticket.
F : kira-kira akan mengenai hal ini tingkat berpengaruhnya berapa persen ya mas
P : 90%
5. F: Apakah nilai harga (Price Value) berpengaruh positif terhadap niat
perilaku (Behavioral Intention) ? nilai harga ini tuh di maksudkan seperti
dengan harga yang di berikan dewasa 4000 rupiah, anak-anak 3000 rupiah
dan fasilitas yang ada tuh worth it ngga sih. Itu akan berpengaruh nggasih
dengan orang akan berencana kembali untuk menggunakan sistem e-ticket
P : oke saya lagi nih, oke untuk yang price value ini yang mempenaruhi ke
behavioral intention, tentu disini berpengaruh tempat wisata pasti orang berfikir
berapa sih masuk tempat wisata itu mungkin hal pertama yang dilihat dari faktor
harga nah apa lagi dari kelas-kelas masyarakat yang mungkin menengah kebawah
yaa walaupun beda dengan yang menengah keatas, ya mungkin kalau yang
menengah kebawah itu masih mikir-mikir ya jadi beda beda orang. Tapi untuk
harga tiket di ragunan ini menurut saya sudah sangat murah ya karena terbukuti
harga e-tciket di ragunan ini termurah seasia tenggara jadi menurut saya kalau harga
ticket di ragunan terjangkau itu pasti dan e-ticket ini memiliki nilai yang baik
menurut saya iya karena di ragunan ini dengan hanya uang 30 ribu ya itu satu
keluarga sudah bisa masuk lalu juga bisa menikmati alam konservasi jantung kota
yang memiliki banyak oksigen yang tidak bisa di miliki oleh konservasi lain gitu.
Jadi menurut saya itu worth it karena tidak terlalu mahal jika di bandingkan dengan
tempat-tempat wisata lain ya seperti ancol ya taman mini dll.menurut saya
ragunanan harga tiket ragunan sudah oke dan untuk dalam segi biaya pastinya
mempengaruhi orang untuj kemabli menggunakan sistem e-ticket di Taman
Margasatwa Ragunan dengan harga yang seperti itu.
F : kira-kira akan mengenai hal ini tingkat berpengaruhnya berapa persen ya mas
P : 100% ya
F : ada lagi yang mau menambahkan ?
S : oke saya lagi deh biar mas ravi nanti yang mengikuti , biasanya seperti itu hehe.
Kalu dari untuk pengaruh harga sendiri ya untuk perilaku masyarakat mengenai
proses masuk ragunan. Ini sangat berperan penting banget ya karena di jakarta
sendiri kan mereka hanya dituntut untuk bekerja bekerja dan bekerja ya tapi mereka
lupa akan liburan mereka, disisni adalah salah satu tempat rekreasi untuk berlibur
mereka bisa datang kesini, pasti mereka akan bertanya-tanya dulu mengenai harga
msuk dan bagaimana sih proses masuk ke ragunan. Untuk harga sendiri memang
harga yang di berikan ragunan ini termurah se asia tenggara dengan dewasa 4000
dan anak-anak 3000 nah untuk wisata lain untuk DKI Jakarta sendiri mereka pasti
mametok harga diatas 50 ribu untuk tiket masuk mereka. Untuk di ragunan sendiri
50ribu itu bisa sampai dengan 4 orang untuk sekeluarga dan parkir mobil dan itu
sangat worth it sekali lah untuk pengunjung-pengunjung yang kebanyakan memang
pengunjung kita dari masyarakat menengah kebawah. Saat ini kita juga
menyediakan misalkan mereka baru datang kan kita disini memakai jack card ya
nah kita disini penjualan kartu jack card yang paling murah diantara kartu jack card
ditempat lain ya, kalau transjakarta menggunakan nominal 20 ribu nah kalau kita
hanya 10 ribu dan kita disini kita paling murah ya tapi kita tidak murahan yang pasti
untuk fasilitas kita berikan yang terbaiklah. Kalau dari sini saya sendiri
mempersentasikan hal ini kira-kira 90% lah untuk harga dari orang akan kembali
untuk menggunakan.
F : mungkin bang ravi ingin menambahkan?
R : ya sedikit share saja untuk price value ini memang untuk harga ini
mempengaruhi jumlah kedatangan pengunjung itu sendiri. Jadi ketika kita
menambahkan untuk biaya pembuatan karut otomatis kan harga melonjak naik yaa
itu sempat ada penurunan ya pastinya memang seperti itu ya tapi memang dari tiket
itu masih terjangkau masih bisa misal hanya mempunyai uang 30 ribu itu sudah
bisa untuk masuk ke ragunan menikamti fasilitas yang ada. Untuk harga tiket saat
ini memang memiliki nilai yang baik dan murah. Jadi sangat berpengaruh ya
F : kira-kira bila di persenkan berpengaurhnya berapa persen ya mas
R : 95%
6. F: Apakah niat perilaku (Behavioral Intention) berpengaruh positif terhadap
perilaku pengguna (Use Behavior) ? niat perilaku disini dimaksudkan seperti
dengan orang berencana kembali menggunakan sistem e-ticket. Ituh tuh akan
membuat orang senang dan terbiasa nggasih
S : ya mungkit bisa saya tangkep sedikit ya, disini kan kita lihat bagaimana apakah
pengunjung akan kembali lagi menggunakan sistem e-ticket ini di ragunan. Nah
kalau untuk pengunjung ragunan saat ini mereka sudah lumayan banyak yang
menggunakan kartu jack-card lagi tanpa mengisi saldo nah berarti kan cenderung
positif lah mereka awal pembelian kartu dan mereka kembali lagi menggunakan
kartu tanpa membeli kartu lagi berarti mereka masih menggunakan kartu itu untuk
sehari-hari untuk transportasi mungkin dll. Kalau saya persentasikan disini 80% lah
F : selanjutnya mungkin ada yang mau berpendapat?
R : nahh untuk niat perilaku ya jadi memang pengunjung disini mereka mempunyai
kartu itu bukan hanya untuk digunakan di ragunan ya mungkin bisa di trans jakarta
dan lain sebagainya dan bahkan misalkan jack card ini bisa di gunakan di alfamart
mungkin tingkat kesenangan pengunjung bisa lebih ya bahkan mungkin kalau
misalkan tempat makan di ragunan juga bisa menggunakan jack card itu akan lebih
“wahh ini kartu bisa multifungsi” jadi cukup perlu satu kartu saja.
F : kira-kira akan mengenai hal ini tingkat berpengaruhnya berapa persen ya mas
R : 90%
P : kalau menurut saya niat perilaku mempengaruhi perilaku pengguna, dilihat dari
kegunaanya tidak hanya untuk masuk ke ragunan saja, bisa juga untuk trans jakarta
, monas dan museum. Menurut saya ini hal yang baik ya bisa diintegrasikan di
tempat-tempat wisata lain ya bisa jadi multifungsi menurut saya sih alangkah
baiknya bank dki bisa sampai di perluas diinteggrasikannya bisa di alfamart,
indomart dan sebagainya, Jadi orang akan terus isi saldo kartu ini karena
kegunaanya banyak bisa bayar ini bisa masuk sana. Ya jadi itu jika di perluas lagi
mungkin akan membuat orang tuh intensitas untuk menggunakan sistem ini akan
lebih.
F : kira-kira akan mengenai hal ini tingkat berpengaruhnya berapa persen ya mas
P : 70%
7. F : kira-kira menurut kaka sistem eticket ini sudah dapat di terima blm ya oleh
masyarakat ?
S : oke kalau untuk secara luas atau general sekarang ini kita sedang mengalami
yang namanya modernisasi mau ngga mau mereka harus terima, karena kalu
mereka tidak mau menerima dengan perubahan pasti mereka akan tergerus oleh
perubahan tersebut nah makanya untuk pengaruh modernisasi ini harusnya dari diri
kita masing-masing harusnya kita menyesuaikan. Pasti untuk masyarakat saat ini
mereka sudah banyak menggunakannya lahwalaupun mereka hanya coba-coba
bagaimanasih menggunakan kartu ini karena mereka kita tahu mereka ingin
berkembang karena mereka mengetahui pastinya perubahan itu baik
F : selanjutnya mungkin ada yang mau berpendapat?
R : ya kaalau untuk tingkat penerimaanya mungkin masih 70/30 ya 70% masih bisa
menerimanya dan untuk 30% masih belum bisa menerimanya di karenakan masih
berhalangan tentang bingung cara penggunaan, dan penggunaannya untuk apa saja
diaman saja.
F : jadi untuk masyarakat luas berarti masih belum bisa ya
R : iya masih belum
F : mungkin mas putra ingin berpendapat mengenai hal ini ?
P : oke kalau menurut saya yang masih bertugas untuk melayani pengunjung dalam
memasuki area ragunan menurut saya orang tuh ada menerimanya sekitar 50/50
karena sistem ini juga belum lama ya sekitar setahunan lebih lah. Jadi menurut saya
dengan peralihan manual ke sistem e-ticket saat ini mungkin banyak orang yang
selama dua tahun masih manual terus tiba-tiba berubah sehingga orang menjadi
bertanya-tanya “ini gimana nih mas sistemnya” nah itu membuat orang jadi
membedakan “wah dulu ngga semahal ini mas nah dulu saya Cuma 4000” ya mau
ngga mau dia harus menggunakan sistem e-ticket itu ya nah dari situ mungkin orang
banyak yang tidak terima dengan harga 30ribu terutama yang dari daerah “dulu saya
masuk Cuma 4000 mas ko jadi 30ribu nih gimana” jadi mungkin dari situ orang
masih belum bisa menerima makanya saya dapat menyimpulkan itu 50/50 karena
juga implementasi sistem ini belum lama juga mungkin ut=ntuk 2 sampai 3 tahun
kedepan mungkin bisa lebih baik lagi penerimaan dari pengunjung dalam
penggunaan sistem e-tciket di ragunan ini.
F : nah mungkin bisa di kembangkan lagi ya untuk kedepannya sistemnya
S : iya mungkin terutama untuk tarif dewasa dan anak-anak mungkin di satukan
saja ya jadi tidak ada pemisahan antara dewasa dan anak-anak karena kan
tergandang di pisahin dengan anaknya pasti anaknya ngga mau tuh.
P : nah itu menylitkan tuh mas kan ketika saya bertugas melayani di bagian sortir
nih nah itu kalau masuk kan di bedakan ya nah itu anak kecil gimana sih kalau di
pisah dengan orang tuanya nahh itu yang bikin bermasalah kan jadi mau ngga mau
kita satukan saja untuk ngetapping nya nah itu yang bikir ribet. Seharusnya kan
sistem e-ticket itu mempermudah ya Cuma dengan terbentur hal ini dengan
harganya beda otomatis gatenya jadi beda nahh dari situ menurut saya jadi tidak
efisien dan jadi tidak efektif karena yaa harusnya sistem e-ticket itu menurut saya
pribadi tidak ada itu namanya pemisahan seperti itu , jadi satu gate bisa semuanya
dan seharusnya tidak ada sdm di bagian gate itu jadi hanya di letakkan satu staff
jika ada masalah karena kan sekarang kalau tidak ada staff orang ngetappingnya
sembarangan, yang harusnya dewasa di dewasa malah di anak-anak begitu juga
sebaliknya. Jadi dari situ kurang efektif gitu.
F : ada yang mau berpendapat lagi? kalau tidak ada bisa saya tutup.
F : oke terimakasih sekian dari focus group disscusion hari ini wabillahi taufik
walhidayah wassalamualaikum wrb.
LAMPIRAN 3
DOKUMENTASI
Dokumentasi Wawancara
Dokumentasi Focus Group Discussion
Dokumentasi Observasi Sebelum Penelitian di Mulai
Dokumentasi Ketika Penelitian di Lakukan
Lembar Observasi
Nama Pengamat : Fauzan Arifin
Tanggal Pengamatan : 7 Oktober s/d 7 November 2017
Lokasi Pengamtan : Taman Margasatwa Ragunan
Tujuan :
1. Memperoleh data awal yang berguna untuk penelitian.
2. Merekam data awal sebanyak-banyaknya data-data yang meliputi beberapa
aspek yang diamati.
Petunjuk :
1. Pengamat berada pada posisi yang tidak mengganggu kegiatan yang sedang
berlangsung namun tetap dapat memantau setiap kegiatan yang dilakukan.
2. Pengamat memberikan catatan tentang apa yang telah diamatinya.
No. Aspek yang diamati Tanggal Catatan
1. Penerimaan pengguna
sistem e-ticket di Taman
Margasatwa Ragunan
10
Oktober
2017
Temuan awal pengguna sistem e-
ticket di Taman Margasatwa
Ragunan
2. Narasumber yang
kompeten
11
Oktober
2017
Temuan awal dibantu oleh dosen
pembimbing dengan arahannya,
ditemukan calon-calon partisipan
yang tepat.
3. Perilaku user 12
Oktober
2017
Temuan awal saat pengamat
melihat perilaku user saat
menggunakan sistem e-ticket di
Taman Margasatwa Ragunan,
mereka merasa terbantu dengan
adanya sistem tersebut.
LAMPIRAN 4
NARASUMBER PENELITIAN
LAMPIRAN 5
HASIL ANALISIS DATA
LAMPIRAN 6
DOKUMEN LAIN