bab ii tinjauan pustaka a. masa bayi dan balita 1. masa...
TRANSCRIPT
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Masa Bayi dan Balita
1. Masa Bayi
Masa bayi merupakan masa yang sulit, terutama karena bayi tidak
bisa menceritakan bagaimana mereka melihat dirinya sendiri
(Santrock,2007) . Masa bayi di mulai sejak berumur 1-12 bulan yang mana
sebelum masa bayi terdapat masa neonatus yaitu umur 0-28 hari ( Hidayat,
2008). Pada masa perinatal dimulai dari periode kehamilan 28 minggu
sampai 7 hari setelah bayi lahir, yang mana bayi baru lahir harus melewati
masa transisi, walaupun mempunyai sistem pengaturan sendiri, bayi dan
anak-anak masih tergantung pada anggota keluarga yang lebih tua,kemudian
pada beberapa pertama kehidupannya akan ditandai dengan perkembangan
pesat terutama otaknya (Soetjiningsih, 1995). Pada dasarnya tiap-tiap
perkembangan memiliki potensi yang berbeda beda, perkembangan masa
neonatus ini dapat ditunjukkan dengan tanda-tanda tersenyum dan mulai
menatap muka untuk mengenali seseorang, bersuara dan bereaksi terhadap
suara, adanya kemampuan untuk mengikuti garis tengah bila direspon
menggunakan jari serta mampu menggerakan tubuh dengan seimbang dan
mengangkat kepalanya (Hidayat, 2008).
1
2
Saat bayi berusia 1-3 bulan bayi mulai belajar tengkurap dan
belajar mengangkat kepalanya, kemampuan penglihatannya telah
bertambah, tersenyum melihat muka seseorang, bereaksi terhadap suara,
mengenal ibunya dengan penciuman, penglihatan, pendengaran dan kontak
batin serta bayi mulai mengoceh dengan spontan. Usia 3-6 bulan bayi
berusaha memperluas pandangannya, berguling-guling, belajar meraih
benda-benda yang ada diluar jangkauannya, mencari dan menengok sumber
suara, giginya mulai tumbuh dan sering menaruh benda dimulutnya,
sedangkan saat bayi berusia 6-9 bulan tahapan perkembangan yang berhasil
diraih anak yakni bayi belajar duduk tanpa dibantu, merangkak untuk
meraih benda, mampu memindahkan benda dari satu tangan ke tangan yang
lain,bergembira dan melempar-lempar benda, mengenal anggota keluarga,
bayi dapat memegang dan memakan kue sendiri serta mulai bisa diajak
bermain tepuk tangan dan sembuyi-sembunyian. Ketika usia anak 9-12
bulan maka bayi sudah mulai belajar berdiri sendiri dengan berpegangan,
berjalan dengan berpegangan, mengulang bunyi atau suara, belajar
mengucapkan satu atau dua kata, mengerti perintah atau larangan dan
mampu untuk meraih benda kecil dengan tangannya serta pada usia ini bayi
sudah bisa diajak berpaartisipasi dalam permainan (Bambang, 2011).
Masa ini merupakan perkembangan interaksi yang berpengaruh
pada perkembangan anak untuk menjadi lebih mandiri, apabila pada masa
ini anak mengalami keterlambatan maupun gangguan dalam
perkembangannya maka anak mengalami gangguan emosional dan masalah
3
sosial pada masa mendatang, oleh karena itu orang tua harus lebih aktif
dalam memberikan stimulasi serta memerlukan hubungan yang lebih antara
orang tua dengan anaknya ( Nursalam, 2005).
2. Masa balita
Pada masa ini merupakan dasar pembentukan fisik dan
kepribadian pada masa berikutnya. Dengan kata lain merupakan masa emas
untuk mempersiapkan seorang individu untuk menghadapi tuntutan zaman
sesuai potensinya (Fadhli, 2010). Pada usia 1-3 tahun pertumbuhan anak
secara fisik akan lebih lambat bila dibandingkan pada masa bayi, tetapi
untuk perkembangan anak secara motorik lebih cepat. Pada masa ini sering
mengalami pengurangan pada nafsu makan, berdiri tegak dan kaku
kemudian berjalan dengan berpegangan, namun pada usia 16 bulan anak
akan berlari dan menaiki tangga tapi masih kaku, kemudian interaksi anak
dengan keluarga lebih besar dibandingkan pada masa bayi namun pada
masa ini rasa egois anak lebih bsar, apabila anak sudah memegang suatu
benda akan sulit untuk diambil karena dia merasa bahwa setiap benda yang
dipegang adalah miliknya (Nursalam, 2005).
Menurut teori Erikson, pada masa ini anak berada pada fase
mandiri, malu atau ragu. Hal ini terlihat dengan berkembangnya
kemampuan anak dengan belajar makan dan berpakaian sendiri, maka hal
ini akan membuat anak merasa malu atau ragu saat orang tua selalu
memanjakan anak dan mencela aktivitas yang dilakukan anak. Pada masa
ini anak sudah dilatih untuk buang air di toilet, anak juga sudah mampu
4
menyebutkan beberapa bagian tubuhnya, menyusun dua kata, dan
mengulang kata-kata baru (Nursalam, 2005).
Pada masa ini anak harus benar-benar dibimbing oleh oarang tua,
hubungan orang tua dengan anak harus akrab namun harus tegas sehingga
orang tua akan lebih mudah untuk mengetahui kebutuhan anak, sehingga
nantinya anak dapat berkembang dengan baik serta mampu mengendalikan
otot-otot dan rangsangan dari lingkungannya (Hidayat, 2008).
B. Perkembangan
1. Pengertian Perkembangan
Perkembangan merupakan tingkatan tumbuh dan kembangnya
anak menjadi seorang yang terampil dan cakap dalam komunikasi maupun
bergerak (Thompson, 2003). Perkembangan tersebut meliputi
perkembangan bahasa, sosial, motorik halus dan motorik kasar seperti
kemampuan gerakan tangan anak dan berjalan (Hidayat, 2002).
Perkembangan termasuk suatu proses yang berubah-ubah, pembentukan
tubuh serta anggota badan lain seperti tangan dan kaki, peningkatan drastis
dalam kekuatan dan kemampuan untuk mengendalikan otot-otot yang besar
maupun kecil, perkembangan sosial, pemikiran dan bahasa serta munculnya
kepribadian (Wahab, 2000).
Perkembangan merupakan perubahan sesuatu fungsi yang
disebabkan oleh proses pertumbuhan material yang memungkinkan adanya
fungsi itu, dan disamping itu disebabkan karena perubahan tingkah laku dan
kepribadian sebagai hasil belajar ( Ahmadi, 2005). Dalam perkembangan
5
anak akan menghadapi masa kritis dimana diperlukan rangsangan atau
stimulasi yang berguna bagi potensi berkembang sehingga perlu mendapat
perhatian. Perkembangan anak akan optimal bila interaksi sosial
diusahakan sesuai dengan kebutuhan anak pada berbagai tahap
perkembangan (Nursalam, 2005).
Dalam waktu perkembangannya kecepatan perkembangan anak
yang satu dengan yang lain mempunyai kecepatan perkembangan yang
berbeda-beda. Yang mana kematangan kemampuan intelektual anak dan
dari pergerakan yang di peroleh anak merupakan hasil belajar selama
periode waktu yang panjang.
2. Aspek Perkembangan
Dalam pemantauan perkembangan anak ada empat aspek yang
dapat dinilai yaitu: gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta
sosialisasi dan kemandirian (Vivian, 2010).
a. Sosial dan Kemandirian anak
Kemampuan anak berinteraksi dan bersosialisasi dengan lingkungannya
(Soetjiningsih, 1995). Berikut ini tahap perkembangan sosial dan
Kemandirian pada anak menurut Kementerian Kesehatan RI ( 2010 ) :
1) Tahapan perkembangan sosialisasi dan kemandirian bayi umur 3
bulan:
a) Pada waktu bayi terlentang, bayi dapat melihat atau menatap
wajah anda.
6
b) Pada waktu bayi diajak bicara dan tersenyum, bayi kembali
tersenyum kepada anda.
2) Tahapan perkembangan sosialisasi dan kemandirian bayi umur 6
bulan:
a) Bayi tersenyum ketika melihat mainan lucu, gambar atau binatang
peliharaan pada saat bermain sendiri.
3) Tahapan perkembangan sosialisasi dan kemandirian anak umur 9
bulan:
a) Bayi dapat memakan kue kering sendiri.
b) Bayi mencoba mendapatkan mainan yang diinginkannya yang
sengaja diletakkan diluar dengan mengulurkan tangan atau
badannya.
4) Tahapan perkembangan sosialisasi dan kemandirian anak umur 12
bulan:
a) Jika anda bersembunyi dibelakang sesuatu atau di pojok
kemudian muncul dan menghilang secara berulang-ulang
dihadapan anak, anak mencari atau mengharapkan anda muncul
kembali.
b) Anak dapat membedakan anda dengan orang yang belum dikenal,
anak akan menunjukkan sikap malu-malu atau ragu-ragu pada
saat permulaan bertemu dengan orang yang baru dikenalnya.
7
5) Tahapan perkembangan sosialisasi dan kemandirian anak umur 15
bulan:
a) Tanpa bantuan, anak dapat bertepuk tangan atau melambai-
lambai.
b) Anak dapat menunjukkan apa yang diinginkannya tanpa
menangis atau merengek.
6) Tahapan perkembangan sosialisasi dan kemandirian anak umur 18
bulan:
a) Tanpa bantuan, anak dapat bertepuk tangan atau melambai-
lambai.
b) Anak dapat menunjukkan apa yang diinginkannya tanpa
menangis atau merengek.
c) Jika anda menggelindingkan bola ke anak, maka anak akan
menggelindingkan ataumelemparkan bola kembali pada anda.
d) Anak dapat memegang sendiri cangkir atau gelas dan minum dari
tempat minum tanpa tumpah.
7) Tahapan perkembangan sosialisasi dan kemandirian anak umur 21
bulan:
a) Anak dapat menunjukkan apa yang diinginkannya tanpa
menangis atau merengek.
b) Anak dapat memegang sendiri cangkir atau gelas dan minum dari
tempat itu tanpa tumpah.
8
c) Anak dapat menirukan pekerjaan rumah tangga yang dikerjakan
orang tuanya.
8) Tahapan perkembangan sosialisasi dan kemandirian anak umur 24
bulan:
a) Anak dapat menirukan pekerjaan rumah tangga yang dikerjakan
orang tuanya.
b) Anak dapat melepas pakaiannya seperti: baju, rok atau celananya
c) Anak makan nasi sendiri tanpa banyak tumpah.
b. Bicara dan Bahasa
Bicara dan bahasa merupakan aspek yang berhubungan dengan
kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara, mengikuti
perintah, dan berbicara secara spontan ( Vivian, 2011). Berikut ini tahap
perkembangan bicara dan bahasa pada anak menurut Kementerian RI
(2010) :
1) Tahapan perkembangan bicara dan bahasa bayi umur 3 bulan:
a) Bayi dapat mengeluarkan suara-suara lain (mengoceh) disamping
menangis.
b) Bayi suka tertawa keras walau tidak digelitik atau diraba-raba.
2) Tahapan perkembangan bicara dan bahasa bayi umur 6 bulan:
a) Bayi mampu mengeluarkan suara gembira bernada tinggi atau
memekik tetapi bukan menangis.
9
3) Tahapan perkembangan bicara dan bahasa bayi umur 9 bulan:
a) Waktu bayi bermain sendiri dan anda diam-diam datang bediri
dibelakangnya, bayi akan menengok kebelakang seperti
mendengar kedatangan anda
4) Tahapan perkembangan bicara dan bahasa anak umur 12 bulan:
a) Anak dapat mengatakan 2 suku kata yang sama, misalnya “ma-
ma”, “da-da”, “pa-pa”.
b) Anak mencoba meniru 2-3 kata yang anda ucapkan.
5) Tahapan perkembangan bicara dan bahasa anak umur 15 bulan:
a) Anak dapat mengatakan “papa” ketika anak memanggil atau
melihat ayahnya dan mengatakan “mama” jika memanggil atau
melihat ibunya.
6) Tahapan perkembangan bicara dan bahasa anak umur 18 bulan:
a) Anak dapat mengatakan “papa” ketika anak memanggil atau
melihat ayahnya dan mengatakan “mama” jika memanggil atau
melihat ibunya.
7) Tahapan perkembangan bicara dan bahasa anak umur 21 bulan:
a) Anak dapat mengucapkan paling sedikit 3 kata yang mempunyai
arti selain “papa”dan “mama”.
8) Tahapan perkembangan bicara dan bahasa anak umur 24 bulan:
a) Anak dapat menyebutkan paling sedikit 3 kata yang mempunyai
arti selain “papa”dan “mama”.
10
b) Tanpa bimbingan, petunjuk atau bantuan dapatkah anak menunjuk
dengan benar paling sedikit satu bagian badannya, seperti:
rambut, hidung, mulut atau bagian badan lainnya.
C. Gerak Halus
Gerak halus merupakan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh
tertentu saja dan dilakukan otot-otot kecil tetapi diperlukan koordinasi
yang cermat, seperti memegang benda kecil dengan jari telunjuk dan ibu
jari ( Soetjiningsih, 1995). Berikut ini perkembangan gerak halus pada
anak menurut Kementerian Kesehatan RI ( 2010) :
1) Tahapan perkembangan gerak halus bayi umur 3 bulan:
a) Pada waktu bayi telentang, bayi dapat mengikuti gerakan anda
dengan menggerakkan kepalanya dari kanan atau kiri ke tengah.
b) Pada waktu bayi telentang, bayi dapat mengikuti gerakan anda
dengan menggerakkan kepalanya dari satu sisi hampir sampai
pada sisi yang lain.
2) Tahapan perkembangan gerak halus bayi umur 6 bulan:
a) Pada waktu bayi telentang, bayi dapat mengikuti gerakan anda
dengan menggerakkan kepala sepenuhnya dari satu sisi ke sisi yang
lain.
b) Sentuhkan pensil di punggung atau ujung jari bayi, dapatkah bayi
menggenggam pensil selama beberapa detik.
c) Bayi dapat mengarahkan matanya pada benda kecil sebesar kacang,
kismis atau uang logam.
11
d) Bayi dapat meraih mainan yang diletakkan agak jauh namun masih
berada dalam jangkauan tangannya.
3) Tahapan perkembangan gerak halus bayi umur 9 bulan:
a) Bayi mampu memindahkan mainan atau kue kering dengan satu
tangan ke tangan yang lain.
b) Bayi memperlihatkan perhatiannya dengan mencoba mencari
selendang, sapu tangan atau serbet yang dijatuhkan ke lantai
misalnya mencari di bawah meja atau di belakang kursi.
c) Bayi dapat memungut dua benda seperti mainan atau kue kering,
dan masing-masing tangan memegang satu benda pada saat yang
sama.
d) Bayi dapat memungut dengan tangannya benda-benda kecil seperti
kismis, kacang-kacangan, potongan biskuit, dengan gerakan miring
atau menggerapai.
4) Tahapan perkembangan gerak halus anak umur 12 bulan:
a) Saat pensil diletakkan pada telapak tangan anak kemudian diambil
secara perlahan-lahan, maka pensil sulit diambil kembali dari
genggaman anak.
b) Anak dapat mengambil benda kecil seperti kacang atau kismis
dengan meremas diantara ibu jari dan jarinya.
c) Tanpa bantuan anda, anak dapat mempertemukan dua kubus kecil
yang dia pegang.
12
5) Tahapan perkembangan gerak halus anak umur 15 bulan:
a) Tanpa bantuan anda, anak dapat mempertemukan dua kubus kecil
yang dia pegang.
b) Anak dapat mengambil benda kecil seperti kacang, kismis, atau
potongan biskuit dengan menggunakan ibu jari dan jari telunjuk.
6) Tahapan perkembangan gerak halus anak umur 18 bulan:
a) Anak dapat mengambil benda kecil seperti kacang, kismis, atau
potongan biskuit dengan menggunakan ibu jari dan jari telunjuk.
b) Anak menggelindingkan atau melempar kembali bola saat anda
menggelindingkan bola ke anak.
7) Tahapan perkembangan gerak halus anak umur 21 bulan:
a) Anak dapat mengambil benda kecil seperti kacang, kismis, atau
potongan biskuit dengan menggunakan ibu jari dan jari telunjuk.
b) Anak menggelindingkan atau melempar kembali bola saat anda
menggelindingkan bola ke anak.
c) Anak dapat meletakkan satu kubus diatas kubus yang lain tanpa
menjatuhkan kubus tersebut dengan ukuran kubus yang digunakan
2,5-5,0 Cm.
8) Tahapan perkembangan gerak halus anak umur 24 bulan:
a) Anak dapat meletakkan satu kubus diatas kubus yang lain tanpa
menjatuhkan kubus tersebut dengan ukuran kubus yang digunakan
2,5-5,0 Cm.
b) Anak dapat melepas pakaiannya seperti baju, rok, atau celananya.
13
a. Gerak Kasar
Merupakan Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh
(Vivian, 2011). Yang mana dalam gerak kasar memerlukan tenaga,
karena dilakukan oleh otot-otot tubuh yang lebih besar (Soetjiningsih,
1995). Berikut ini tahapan perkembangan gerak kasar anak menurut
Kementerian Kesehatan RI ( 2010 ) :
1) Tahapan perkembangan gerak kasar bayi umur 3 bulan :
a) Pada waktu bayi telentang, masing-masing lengan dan tungkai
bayi bergerak dengan mudah.
b) Pada waktu bayi telungkup dialas yang datar, bayi dapat
mengangkat kepalanya sehingga membentuk sudut 45˚.
c) Pada waktu bayi telungkup dialas yang datar, bayi dapat
mengangkat kepalanya dengan tegak.
2) Tahapan perkembangan gerak kasar bayi umur 6 bulan:
a) Bayi mampu mempertahankan posisi kepala dalam keadaan tegak
dan stabil.
b) Ketika bayi telungkup di alas datar, bayi mampu mengangkat
dada dengan kedua lengannya sebagai penyangga.
c) Bayi mampu terbalik paling sediki dua kali dari posisi telentang
ke posisi telungkup atau sebaliknya.
d) Pada posisi bayi telentang, saat kedua tangannya dipegang
kemudian perlahan-lahan ke posisi duduk, bayi dapat
mempertahankan lehernya secara kaku.
14
3) Tahapan perkembangan gerak kasar bayi umur 9 bulan:
a) Pada posisi bayi telentang, saat kedua tangannya dipegang
kemudian perlahan-lahan ke posisi duduk, bayi dapat
mempertahankan lehernya secara kaku.
b) Jika bayi diangkat melalui ketiaknya ke posisi berdiri, dapatkah
bayi menyangga sebagian berat badan dengan kakinya.
c) Tanpa disangga oleh bantal, kursi atau dinding, bayi dapat berdiri
sendiri selama 60 detik.
4) Tahapan perkembangan anak umur 12 bulan :
a) Anak dapat berdiri sendiri selama 30 detik atau lebih dengan
berpegangan pada kursi atau meja.
b) Anak dapat mengangkat badannya ke posisi berdiri tanpa
bantuan.
c) Anak dapat duduk sendiri tanpa bantuan.
5) Tahapan perkembangan anak umur 15 bulan:
a) Anak dapat berjalan sendiri atau jalan dengan berpegangan.
b) Anak dapat berdiri sendiri tanpa berpegangan selama kira-kira 5
detik.
c) Anak dapat berdiri sendiri tanpa berpegangan selamakira-kira 30
detik atau lebih.
d) Tanpa berpegangan atau menyentuh lantai, dapatkah anak
membungkuk atau memungut mainan dilantai kemudian berdiri
kembali.
15
e) Anak dapat berjalan di sepanjang ruangan tanpa terjatuh atau
terhuyung-huyung.
6) Tahapan perkembangan gerak kasar anak umur 18 bulan:
a) Anak dapat berdiri sendiri tanpa berpegangan selama kira-kira 5
detik.
b) Anak dapat berdiri sendiri tanpa berpegangan selamakira-kira 30
detik atau lebih.
c) Tanpa berpegangan atau menyentuh lantai, dapatkah anak
membungkuk atau memungut mainan dilantai kemudian berdiri
kembali.
d) Anak dapat berjalan di sepanjang ruangan tanpa terjatuh atau
terhuyung-huyung.
7) Tahapan perkembangan gerak kasar anak umur 21 bulan:
a) Tanpa berpegangan atau menyentuh lantai, dapatkah anak
membungkuk atau memungut mainan dilantai kemudian berdiri
kembali.
b) Anak dapat berjalan di sepanjang ruangan tanpa terjatuh atau
terhuyung-huyung.
c) Anak dapat berjalan mundur 5 langkah atau lebih tanpa
kehilangan keseimbangan.
8) Tahapan perkembangan gerak kasar anak umur 24 bulan:
a) Anak mampu membungkuk untuk memungut mainan dilantai
kemudian berdiri tanpa berpegangan atau menyentuh lantai.
16
b) Anak mampu berjalan disepanjang ruangan tanpa jatuh atau
berhuyung-huyung.
c) Anak dapat berjalan mundur 5 langkah atau lebih tanpa
kehilangan keseimbangan.
3. Faktor Perkembangan
Laju perkembangan pada setiap tahapan usia tidaklah selalu sama,
tergantung dari faktor keturunan, konsumsi gizi, perlakuan orang tua dan
dewasa, dan lingkungannya ( Bambang, 2011). Secara umum faktor yang
mempengaruhi tumbuh kembang anak ada 2 macam yaitu:
a. Faktor genetik
Merupakan faktor yang dapat diturunkan sebagai dasar dalam
mencapai tumbuh kembang anak disamping faktor-faktor lain
(Hidayat , 2008). Faktor genetik merupakan faktor yang telah dibawa
sejak masih dalam kandungan serta bawaan dari orang tua anak. Faktor
genetik akan mempengaruhi kecepatan pertumbuhan dan kematangan
tulang, alat seksual, serta saraf, sehinnga merupakan modal dasar dalam
mencapai hasil akhir proses tumbuh kembang, yakni perbedaan ras,
keluarga, umur, jenis kelamin, dan kelainan kromosom ( Nursalam,
2005).
b. Faktor lingkungan
Merupakan faktor yang paling penting dalam menentukan
perkembangan potensi maupun bakat yang ada dalam diri anak, karena
dengan lingkungan yang mendukung dan positif maka anak dengan
17
mudah akan mampu untuk mengembangkan potensi bawaannya secara
optimal. Menurut Adriana ( 2010 ), faktor lingkungan dapat digolongkan
menjadi:
1) Lingkungan pranatal, meliputi:
a) Gizi pada waktu hamil
Pada masa ini gizi ibu hamil akan berpengaruh terhadap
pertumbuhan janin, terutama selama trimester akhir kehamilan.
b) Mekanis
Posisi janin yang abnormal dalam kandungan dapat
menyebabkan kelainan conginetal.
c) Toksin, zat kimia, radiasi
beberapa obat-obatan seperti aminopetrin, thalidomide dapat
menyebabkan kelainan kongenital seperti palatokisis sehingga
anak akan mengalami kesulitan berbicara. Sedangkan radiasi
Paparan radium dan sinar rontgen dapat kelainan pada janin
seperti deformitas anggota gerak.
d) Endokrin
Penyakit DM pada ibu dapat menyebabkan makrosomi,
kardiomegali dan hiperplasia adrenal. Serta pada gangguan
hormonal dapat menyebabkan hipertiroid yang akan
menyebabkan anak mengalami hambatan dalam perkembangan.
18
e) Stres
Pada stres yang dialami ibu pada waktu hamil dapat
mempengaruhi tumbuh kembang pada janin, antara lain cacat
bawaan, kelainan jiwa dan lain-lain.
f) Imunitas
Sistem kekebalan tubuh pada ibu saat hamil sangat berpengaruh
pada kekebalan janin. Faktor imunitas dapat mempengaruhi
perkembangan janin karena menyebabkan terjadinya abortus
atau kerena ikterus ( Hidayat, 2008 ).
2) Faktor lingkungan post natal, meliputi:
a) Lingkungan biologis, seperti: Jenis kelamin, umur, Gizi, Ras
atau suku. Lingkungan biologis berpengaruh pada
perkembangan motorik anak seperti faktor gizi yang mana
makanan memegang peranan penting bagi tumbuh kembang
anak yang memiliki kebutuhan gizi yang berbeda dari orang tua
karena anak membutuhkan kecukupan gizi untuk pertumbuhan.
b) Faktor fisik seperti: Cuaca, sanitasi, Radiasi, keadaan rumah
c) Faktor psikososial seperti:Stimulasi, motivasi belajar, Kelompok
sebaya. Faktor psikososial seperti stimulasi sangat dibutuhkan
bagi pertumbuhan motorik anak, karena dengan adanya
stimulasi atau dukungan dari orang tua maka anak dapat
berkembang secara maksimal dan terarah dibandingkan anak
yang tidak mendapatkan stimulus yang baik dari orang tuanya
19
d) Faktor keluarga seperti: Pekerjaan orang tua, pendidikan orang
tua, jumlah saudara, jenis kelamin dalam keluarga, kepribadian
orang tua, agama. Pada faktor keluarga pekerjaan dan
pendidikan orang tua mempunyai pengaruh bagi perkembangan
anak karena dengan pendapatan dan pengetahuan orang tua
yang memadai maka kebutuhan gizi anak dapat terpenuhi.
C. Instrumen Pemeriksaan Perkembangan
Adanya variasi pada pertumbuhan manusia merupakan masalah
dalam menetukan patokan yang akan dipakai dalam melakukan deteksi
perkembangan. Akan tetapi dengan cara membandingkan perkembangan anak
yang sebaya dapat ditentukan apakah anak telah berkembang dengan baik.
Perkembangan anak harus dipantau sejak usia dini untuk memastikan tidak
ada penyimpangan ataupun gangguan dalam perkembangan dengan
melakukan deteksi dini yang memerlukan suatu instrumen untuk mengetahui
apakah anak berkembang secara normal ( Nursalam, 2005).
Dalam melakukan deteksi perkembangan menurut Vivian ( 2010)
terdapat beberapa jenis instrumen yang dapat digunakan sebagai pendeteksian
ada ataau tidaknya penyimpangan pada perkembangan anak yakni:
1. Denver Developmental Screening Test (DDST)
DDST merupakan salah satu tes psikomotorik yang sering
digunakan diklinik rumah sakit bagian tumbuh kembang anak yang
merupakan salah satu tes ataupun metode skrining yang sering digunakan
untuk menilai perkembangan anak mulai usia 1 bulan sampai 6 tahun yang
20
meliputi perkembangan personal sosial, motorik halus, bahasa dan motorik
kasar pada anak.
2. Kuesioner Perilaku Anak Sekolah (KPAP)
KPAP merupakan sekumpulan perilaku yang digunakan sebagai
alat untuk mendeteksi secara dini kelainan-kelainan perilaku pada anak
prasekolah yakni usia 3-6 tahun yang mana pada kuesioner ini berisi 30
perilaku yang perlu ditanyakan satu per satu pada orang tua.
3. Tes Daya Lihat dan Tes Kesehatan Mata Anak Prasekolah
Tes ini merupakan alat untuk memeriksa ketajaman daya lihat
serta adanya kelainan mata pada anakusia 3-6 tahun. Untuk melakukan tes
ini diperlukan ruangan dengan penyinaran yang baik dan alat kartu E berisi
empat baris. Baris pertama huruf E berukuran paling besar kemudian
berangsur-angsur mengecil pada baris ke empat. Apabila anak tidak dapat
melihat huruf E pada baris ketiga, maka perlu dirujuk untuk mendapatkan
pemeriksaan lebih lanjut.
4. Tes Daya Dengar Anak (TDD)
Tes Daya Dengar ini berupa bertanyaan yang disesuaikan
dengan anak kelompok usia 0-36 bulan. Yang mana setiap pertanyaan
perlu dijawab ‘ya’ atau ‘tidak’, apabila terdapat jawaban ‘tidak’ berarti
pendengaran anak tidak normal sehingga perlu memeriksakan lebih lanjut.
(Nursalam, 2005)
21
5. Kuesioner Pra Skrening Perkembangan (KPSP)
KPSP merupakan kuesioner pra skreening perkembangan yang
bertujuan untuk mengetahui gangguan perkembangan atau keterlambatan
perkembangan anak serta gangguan daya lihat maupun gangguan daya
dengar dengan melakukan pemeriksaan yang dilakukan oleh tenakes, guru
dan petugas PAUD terlatih. KPSP merupakan suatu daftar pertanyaan
singkat yang ditujukan pada orang tua dan dipergunakan sebagai alat
untuk melakukan skrining pendahuluan untuk perkembangan anak usia 3
bulan sampai 6 tahun yang mana daftar pertanyaan dalam KPSP kepada
orang tua maupun pengasuh berjumlah 10 pertanyaan yang harus di jawab
(Nursalam, 2005).
a. Jenis KPSP menurut Vivian (2010 ) :
1) Pertanyaan yang dijawab ibu atau pengasuh
2) Perintah kepada ibu atau pengasuh untuk melaksanakan tugas
tertulis pada KPSP
b. Jadwal pemeriksaan KPSP rutin menurut Vivian (2010) :
Umur 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24, 30, 36, 42, 48, 54, 60, 66, 72 bulan
sedangkan untuk umur anak bukan umur skrining, maka lakukan
pemeriksaan menggunakan Kuesioner Pra Skrining Perkembangan
untuk umur skrining terdekat (yang lebih muda) yang telah dicapai anak
22
c. Alat dan instrumen KPSP menurut Vivian (2010) :
1) Formulir KPSP sesuai umur yang berisi 9-10 pertanyaan tentang
kemampuan perkembangan yang telah dicapai anak dengan
sasaran umur 0-72 bulan
2) Alat bantu pemeriksaan: pensil, kertas, bola sebesar bola tenis,
kerincingan, kubus dengan ukuran sisi 2,5 cm sebanyak 6 buah,
kismis, kacang tanah, potongan biskuit kecil berukuran 0,5-1 cm
d. Cara menggunakan KPSP menurut Kementerian Kesehatan RI (2006):
1) Pada waktu pemeriksaan anak harus dibawa.
2) Tentukan umur anak, jika umur anak 16 hari bulatkan menjadi 1
bulan.
3) Pilih KPSP sesuai dengan umur anak.
4) Jelaskan kepada orang tua agar tidak ragu-ragu atau menjawab
pertanyaan dan pastikan mereka paham dengan pertanyaan yang
ditanyakan.
5) Tanyakan pertanyaan secara berurutan satu persatu, setiap
pertanyaan hanya butuh jawaban ya atau tidak kemudian catat
jawaban.
6) Ajukan pertanyaan berikutnya setelah ibu atau pengasuh menjawab
pertanyaan sebelumnya.
7) Pastikan pertanyaan telah terjawab semuanya.
23
e. Interpretasi hasil KPSP menurut Kementerian Kesehatan RI (2006) :
1) Apabila jawaban “ya” berjumlah 9-10 berarti anak tersebut Normal
(S).
2) Apabila jawaban “ya” berjumlah 7-8, berarti perkembangan anak
Meragukan (M).
3) Apabila jawaban “ya” berjumlah 6 atau kurang berarti
kemungkinan ada Penyimpangan (P).
4) Untuk jawaban “tidak” perlu dirinci jumlah jawaban “tidak”
menurut jenis keterlambatan baik dari motorik kasar, motorik
halus, bahasa, serta sosial dan kemandirian
f. Intervensi hasil KPSP menurur Kementerian Kesehatan RI (2006) :
1) Perkembangan anak sesuai umur (S), lakukan tindakan sebagai
berikut:
a) Berikan pujian kepada ibu karena telah mengasuh anaknya
dengan baik.
b) Teruskan pola asuh anak sesuai dengan tahap perkembangan
anak.
c) Beri stimulasi perkembangan anak setiap saat, sesering
mungkin, sesuia dengan umur dan kesiapan anak.
d) Lakukan pemeriksaan atau skrining rutin menggunakan KPSP
setiap 3 bulan pada anak berumur kurang dari 24 bulan dan
setiap 6 bulan pada anak berumur 24-72 bulan.
24
2) Perkembangan anak meragukan (M), maka lakukan tindakan:
a) Berikan petunjuk pada ibu agar melakukan stimulasi
perkembangan pada anak lebih sering lagi, setiap saat, dan
sesering mungkin.
b) Ajarkan ibu cara melakukan intervensi stimulasi
perkembangan anak untuk mengatasi penyimpangan atau
mengejar ketertinggalannya.
c) Lakukan pemeriksaan kesehatan untuk mencari kemungkinan
adanya penyakit yang menyebabkan penyimpangan
perkembangannya.
25
D. Kerangka Teori
Gambar 2.1. Kerangka Teori
Sumber: Vivian, 2010
E. Kerangka Konsep
Gambar 2.2. Kerangka Konsep
Sumber: Bambang, 2011
Genetik
Perkembangan
Faktor lingkungan
1. Lingk. Pra natal
a. Gizi saat hamil
b. Mekanis
c. Toksin
d. Endokrin
2. Lingk. Post natal
a. Biologis
b. Fisik
c. Psikososial
d. Keluarga
1. Sistem syaraf otot 2. Sistem syaraf pusat 3. Kesabaran pada anak 4. Kemampuan anak memahami
dan bereksplorasi 5. Tingkat kreatifitas anak 6. Kemampuan anak
berinteraksi dan bersosialisasi dengan lingkungan sekitar
Perkembangan:
1. Sosialisasi dan
Kemandirian
2. Bicara dan
Bahasa
3. Gerak Halus
4. Gerak Kasar