bab ii tinjauan pustaka a. landasan teori 1. diabetes mellitusrepository.ump.ac.id/4866/3/evi dwi...

14
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Diabetes Mellitus a. Definisi Menurut ADA (2005) diabetes mellitus adalah suatu kelompok penyakit metabolic dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi akibat kelainan sekresi insulin. Diabetes melitus merupakan kondisi hiperglikemia persisten yang disebabkan oleh defek pada sekresi insulin, aksi insulin atau keduanya (Konsensus, 2015). Diabetes melitus merupakan penyakit jangka panjang apabila kadar gula tidak terkontrol dan tidak ditangani dengan baik maka dapat menyebabkan komplikasi penyakit yang menyerang seluruh anggota tubuh. Salah satu komplikasi yang berbahaya adalah terjadinya hipoglikemia (kadar gula darah sangat rendah) yang dapat diakibatkan karena penderita tidak patuh pada jadwal makanan (diet) yang telah ditetapkan (Rinto, 2008). Penyakit diabetes militus dapat disertai berbagai komplikasi sebagai penyebab kematian (David B Suck, 2011). b. Diagnostic kriteria DM berdasarkan Konsensus (2009): 1). Adanya gejala klinis seperti polyuria, polidspia, polifagia, berat badan yang menurun, serta kadar glukoasa darah sewaktu >200 mg/dL. 2). Ditemukannya kadar gula darah sewaktu >200m/dL atau kadar glukosa puasa lebih tingi dari normal dengan tes toleransi glukosa yang terganggu pada lebih dari satu kali pemeriksaan pada penderita yang asimtomatis. c. Klasifikasi Klasifikasi diabetes mellitus dikelompokan menjadi beberapa kategori berdasarkan ADA tahun 2015 yaitu: 1) Diabetes Tipe 1 Kepatuhan Pemakaian Insulin..., Evi Dwi Kusuma Putri, Fakultas Farmasi UMP, 2017

Upload: truongcong

Post on 07-Mar-2019

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Diabetes Mellitusrepository.ump.ac.id/4866/3/EVI DWI KUSUMA PUTRI BAB II.pdf · kurangnya pengetahuan dan pemahaman pasien tentang penggunaan

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Diabetes Mellitus

a. Definisi

Menurut ADA (2005) diabetes mellitus adalah suatu kelompok

penyakit metabolic dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi

akibat kelainan sekresi insulin. Diabetes melitus merupakan kondisi

hiperglikemia persisten yang disebabkan oleh defek pada sekresi

insulin, aksi insulin atau keduanya (Konsensus, 2015). Diabetes melitus

merupakan penyakit jangka panjang apabila kadar gula tidak terkontrol

dan tidak ditangani dengan baik maka dapat menyebabkan komplikasi

penyakit yang menyerang seluruh anggota tubuh. Salah satu komplikasi

yang berbahaya adalah terjadinya hipoglikemia (kadar gula darah

sangat rendah) yang dapat diakibatkan karena penderita tidak patuh

pada jadwal makanan (diet) yang telah ditetapkan (Rinto, 2008).

Penyakit diabetes militus dapat disertai berbagai komplikasi sebagai

penyebab kematian (David B Suck, 2011).

b. Diagnostic kriteria DM berdasarkan Konsensus (2009):

1). Adanya gejala klinis seperti polyuria, polidspia, polifagia, berat

badan yang menurun, serta kadar glukoasa darah sewaktu >200

mg/dL.

2). Ditemukannya kadar gula darah sewaktu >200m/dL atau kadar

glukosa puasa lebih tingi dari normal dengan tes toleransi glukosa

yang terganggu pada lebih dari satu kali pemeriksaan pada

penderita yang asimtomatis.

c. Klasifikasi

Klasifikasi diabetes mellitus dikelompokan menjadi beberapa kategori

berdasarkan ADA tahun 2015 yaitu:

1) Diabetes Tipe 1

Kepatuhan Pemakaian Insulin..., Evi Dwi Kusuma Putri, Fakultas Farmasi UMP, 2017

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Diabetes Mellitusrepository.ump.ac.id/4866/3/EVI DWI KUSUMA PUTRI BAB II.pdf · kurangnya pengetahuan dan pemahaman pasien tentang penggunaan

5

Pada diabetes tipe 1 dikarenakan adanya kerusakan sel β, biasanya

disebabkan karena kekurangan Insulin.

2) Diabetes Tipe 2

3) Diabetes melitus gestasional (GDM)

4) Tipe spesifik diabetes karena penyebab lain, misalnya monogenic

diabetes sindrom (diabetes neonatal dan maturity-onset diabetes of

young (MODY), penyakit eksokrin pancreas ( seperti cyistic

fibrosis) dan penggunaan obat- obatan atau bahan kimia yang dapat

menyebabkan diabetes (seperti pengobatan HIV/AIDS atau setelah

transplantasi organ)

d. Patofisiologi

1). Diabetes melitus tipe 1

Diabetes tipe 1 diperkirakan kurang dari 5-10 % dari

keseluruhan penderita diabetes mellitus. Pada pendertia diabtes

mellitus tipe 1 terjadi karena adanya ganguan insulin yang

disebabkan kerusakan sel beta pulau lengerhans pada pancreas

yang ditimbulkan akibat adnya reaksi aotoimun. Reaksi aoutoimun

secara selektif dapat menghancurkan sel sel beta yang

mengakibatkan terjadinya defisiensi sekresi Insulin serta fungsi sel

alfa pada pancreas menjadi tidak normal (Depkes, 2005).

2). Diabetes tipe 2

Diabetes mellitus tipe 2 terjadi karena adanya resistensi

insulin dimana sel-sel sasaran insulin gagal atau tidak mampu

merespon insulin secara normal. Selain resistensi insulin dapat juga

disebabkan oleh gangguan sekresi insulin dan produksi glukosa

hepatic yang berlebihan. Namun defisiensi fungsi insulin pada

penderita DM tipe 2 hanya bersifat relative. Sekresi kelenjar beta

pancreas terjadi melalui 2 fase. Pada fase pertama sekresi insulin

terjadi segera setelah stimulus atau rangsangan glukosa yang

ditandai dengan meningkatnya kadar glukosa darah sedangkan fase

kedua terjadi 20 menit sesudahnya. Pada awal diabetes mellitus

tipe 2 sekresi insulin gagal mengkompensasi resistensi insulin

sehinga apabila tidak ditangani dengan baik maka dapat mengalami

Kepatuhan Pemakaian Insulin..., Evi Dwi Kusuma Putri, Fakultas Farmasi UMP, 2017

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Diabetes Mellitusrepository.ump.ac.id/4866/3/EVI DWI KUSUMA PUTRI BAB II.pdf · kurangnya pengetahuan dan pemahaman pasien tentang penggunaan

6

kerusakan sel-sel beta pancreas secara progressif yang

mengakibatkan defisiensi insulin sehingga penderita diabetes

memerlukan insulin eksogen untuk mengatasi defisiensi Insulin

(Depkes, 2005).

Diabetes melitus tipe 2 merupakan kondisi dimana terjadi

hiperglikemia persisten defek pada sekresi, aksi insulin atau

keduanya yang menghasilkan resistensi insulin dan defisiensi

insulin relative. Keseimbangan glukosa dalam tubuh tergantung

pada sekresi insulin oleh sel beta pancreas dan aktivitas insulin

didalam jaringan. Jika terjadi toleransi glukosa terganggu maka

dapat memperburuk resistensi insulin. (Konsensus, 2015).

3). Diabetes mellitus Gastasional

Pada diabetes gastasional merupaka diabetes yang terjadi

dengan adanya in toleransi glukosa yang timbul selama masa

kehamilan yang berlangsung sementara atau temporer. Diabetes

melitus pada ibu hamil dapat mengakibatkan dampuk buruk pada

bayi yaitu malformasi kongenital, peningkatan berat badan bayi

serta meningkatkan mortalitas perninatal. Sedangkan pada wanita

yang pernah mengaami diabetes gastisional dapat beresiko terkena

diabetes lagi dimasa depan. Sehingga untuk mencegah resiko

tersebut sebaiknya dilakukan control metabolisme yang ketat.

(Depkes, 2005).

e. Faktor Resiko

Berdasarkan Depkes (2005) faktor resiko diabetes mellitus tipe

2 diantaranya:

1) Faktor Riwayat seperti diabetes dalam keluarga, diabetes

gastasional, melahirkan bayi dengan BB >4kg, kista ovarium, IFG

(Impaired fasting Glucose), IGT (Impaired Glucose Toleranse).

2) Obesitas

Salah satu faktor resiko terjadinya Diabetes Mellitus Tipe 2 adalah

berat badan >120 % berat badan ideal.

Kepatuhan Pemakaian Insulin..., Evi Dwi Kusuma Putri, Fakultas Farmasi UMP, 2017

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Diabetes Mellitusrepository.ump.ac.id/4866/3/EVI DWI KUSUMA PUTRI BAB II.pdf · kurangnya pengetahuan dan pemahaman pasien tentang penggunaan

7

3) Umur

Pada umur 20-59 sekitar 8,7 % beresiko terjadi diabetes mellitus. >

65 tahun beresiko sekitar 18% beresiko terjadinya diabetes mellitus

4) Etnik/ Ras

5) Hipertensi

6) Hyperlipidemia

f. Penatalaksanaan Diabetes Mellitus

Penatalaksanaan diabetes melitus bertujuan untuk menjaga agar

kadar glukosa plasma berada dalam kisaran normal serta mencegah atau

meminimalkan kemungkinan terjadinya komplikasi diabetes (Depkes,

2005).

Penatalaksanaan terapi pada diabetes melitus dapat

dilakukan melalui dua pendekatan yaitu terapi non farmakologis dan

terapi farmakologis. Terapi non farmakologi dapat dilakukan dengan

penagturan pola makan dan olahraga sedangkan pada terapi

farmakologi dengan antitiabetik oral dan insulin ataupu kombinasi

keduanya. (Depkes, 2005)

2. Gula Darah

a. Kadar gula darah puasa adalah sebuah parameter yang

menggambarkan konsentrasi glukosa di dalam plasma darah yang

diukur pada subyek yang berpuasa selama 8-12 jam (Syauqy, 2015).

Rachmawati (2015) menyebutkan bahwa dengan melakukan control

kadar gula darah puasa secara teratur dapat mengurangi jumlah pasien

yang mempunyai nilai kadar gula darah buruk.

b. Kadar Diagnostik Gula darah

Berikut kadar glukosa darah sewaktu dan puasa sebagai patokan

penyaring dan diagnosis DM (mg/ml) (Konsesus, 2015)

Kepatuhan Pemakaian Insulin..., Evi Dwi Kusuma Putri, Fakultas Farmasi UMP, 2017

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Diabetes Mellitusrepository.ump.ac.id/4866/3/EVI DWI KUSUMA PUTRI BAB II.pdf · kurangnya pengetahuan dan pemahaman pasien tentang penggunaan

8

Tabel 1. Diagnostik DM

Bukan DM Belum pasti

DM

DM

Kadar glukosa

darah

sewaktu(mg/ml)

Plasma Vena

Darah Kapiler

<100

<90

100-199

90-199

≥200

≥200

Kadar glukosa

darah puasa

(mg/ml)

Plasma Vena

Darah Kapiler

<100

<90

100-125

90-99

≥126

≥100

Sumber: Konsesus, (2016)

c. Hipoglikemia

Hipoglikemia merupakan suatu kondisi dimana kadar glukosa darah pasien

<50mg/dL. Kadar gluosa yang rendah dapat mengakibatkan sel- sel otak

tidak mendapatkan pasokan energy sehingga tidak dapat menjalankan

fungsinya dan dapat rusak. Hipoglikemia sering terjadi pada penderita DM

tipe 1 yang dapat dialami 1-2 kali perminggu (Depkes, 2005)

d. Hipergilkemia

Hiperglikemia terjadi karena meningkatnya kadar gula darah secara tiba-

tiba. Hiperglikemia yang berlangsung lama dapat mengakibatkan

ketoasidosis diabetic. Untuk mencegah terjadinya hiperglikemia dapat

dilakukan dengan control kadar gula darah yang ketat (Depkes, 2005)

3. Kepatuhan

Kepatuhan merupakan suatu perilaku yang dilakukan oleh pasien

untuk menjaga dan mematuhi aturan dosis obat terhadap obat yang diberikan

oleh dokter dari suatu penyakit yang diderita (Wijaya dalam Hussar, 2015).

Salah satu penyebab yang menimbulkan kegagalan terapi pada pasien adalah

ketidakpatuhan pasien dalam menjalankan terapi yang diberikan. Faktor-

faktor yang menyebabkan ketidakpatuhan pada pasien biasanya dikarenakan

kurangnya pengetahuan dan pemahaman pasien tentang penggunaan obat

dalam menajalankan terapinya. Pengobatan pada pasien diabetes mellitus

dapat menyebabkan kejenuhan pada pasien karena penggunaan obat yang

banyak selain penggunaan obat antidiabetik karena terjadinya komplikasi

(Wijaya, 2015)

Kepatuhan Pemakaian Insulin..., Evi Dwi Kusuma Putri, Fakultas Farmasi UMP, 2017

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Diabetes Mellitusrepository.ump.ac.id/4866/3/EVI DWI KUSUMA PUTRI BAB II.pdf · kurangnya pengetahuan dan pemahaman pasien tentang penggunaan

9

Tabel 2. Metode pengukuran Kepatuhan

Test Kelebihan Kekurangan

Terapi Observasi Langsung Paling akurat Tidak praktis untuk penggunaan

rutin

Pengukuran kadar obat atau

hasil metabolisme dalam

darah

Objektif Variasi metabolisme & white

coat adherence dapat

memberikan kesan salah,

kurang ekonomis

Pengukuran tanda biologis

dalam darah

Objektif Membutuhkan pengujian

kuantitatif yang mahal

Metode tidak langsung

Kuesioner patient self report Sederhana,

ekonomis, metode

paling berguna pada

area klinik

Rentan terhadap kesalahan,

hasilnya mudah didistorsi oleh

pasien

Catatan harian pasien Membantu

mengatasi recaal

yang buruk

Mudah dipengaruhi oleh pasien

Bila pasien anak-anak

menggunakan kuesioner

pada orsng tua atau guru

Sederhana, objektif Rentan terhadap ditorsi data

Pengukuran tanda fisiologis Mudah untuk

dilaksanakan

Pertanda mungkin tidak

ditemukan karena sebab lain,

contohnya meningkatknya

metabolisme, absorbs yang

buruk dan kurangnya respon

Sumber: Osterberg (2005)

4. Insulin

Insulin merupakan suatu hormone dalam tubuh yang dikeluarkan oleh

pancreas yang berfungsi untuk mengubah glukosa menjadi energy yang

dibutuhkan oleh sel untuk menjalankan fungsinya. Pada penderita diabetes

mellitus tipe 1 pankreas tidak dapat memproduksi insulin sehingga pemberian

insulin dibutuhkan sedangkan pada penderita diabetes mellitus tipe 2 untuk

mengatasi resistensi insulin dapat dengan pemberian insulin. (Rismayanthi,

2010). Berdasarkan hasil penelitian (ejeta fikadu, 2015) alasan dalam

ketidakpatuhan penggunaan insulin adalah daerah pemakain, menyebabkan

sakit, beban saat sibuk bekerja, timbulnya reaksi obat yang merugikan.

Kepatuhan Pemakaian Insulin..., Evi Dwi Kusuma Putri, Fakultas Farmasi UMP, 2017

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Diabetes Mellitusrepository.ump.ac.id/4866/3/EVI DWI KUSUMA PUTRI BAB II.pdf · kurangnya pengetahuan dan pemahaman pasien tentang penggunaan

10

Tabel 3. Berikut Jenis Insulin dan Cara Kerjanya

Jenis Insulin Onset Puncak

kerja

Lama

kerja

(jam)

Aturan pengaturan gula darah

Kerja cepat

(rapid acting)

15-30 30-90 1-5 jam Digunakan bersamaan makan. Pada jenis ini

diguanakan bersamaan dengan jenis insulin longer-

acting

Short acting

½-1 jam 2-5 jam 2-8 jam Digunakan untuk mencukupi insulin setelah makan

30-60 menit.

Intermediate

acting

1-2 1/2

jam

3-12 jam 18-24

jam

Digunakan untuk mencukupi insulin selama setengah

hari atau sepanjang malam. Dapat dikombinasi

dengan rapid acting atau short acting

Long acting 1/2 – 3

jam

6-20 jam 20-36

jam

Digunakan untuk mencukupi insulin untuk seharian.

Dapat dikombinasi dengan rapid acting atau short

acting.

Pre-Mixed 10-30 1/2 – 12

jam

14-24

jam

Digunakan 2x sehari sebelum makan. Merupakan

proporsi kombinasi spesifik dari insulin intermediet

acting dan short insulin di satu botol atau insulin pen

Sumber (Rismayanthi, 2010)

Menurut AACE/ACE, (2009) Ketika tiga terapi kombinasi oral gagal mencapai

control glukosa maka terapi insulin diperlukan. Terapi insulin yang dapat

digunakan seperti insulin basal, premix, prandial, atau basal bolus insulin.

Tabel 4 Regimen and frequency Insulin

Regimen Insulin Komponen dan frekuensi administrasi Injeksi per

hari

Basal Glargir atau Determir (sehari atau 2x sehari) 1 atau 2

Premixed Novolog Mix atau Humalog Mix (biasanya 2x sehari,

occasionally digunakan sehari atau 3 kali sehari)

2

Prandial Novolog, Humalog or Aprida biasanya 3 kali sehari) 3

Basal- bolus

(Multiple daily

injection)

Novolog, Humalog or Aprida biasanya 3 kali sehari)

pada kombinasi dengan glargin atau detemir (daily)

4

Continous

subcutaneous insulin

infusion

Novolog, Humalog, or Apidra Berkelanju

tan

Sumber: AACE/ACE, 2009

5. Diet

Diet merupakan penatalaksanaan yang penting untuk pasien

Diabetes Mellitus. Makanan yang dikonsumsi harus dibagi merata

sepanjang hari, ini harus konsisiten dari hari ke hari.dan sangat penting

bagi pasien yang menerima insulin dikoordinasikan antara makanan yang

masuk dengan aktivitas insulin. Pada orang dengan DM tipe 2 yang

cenderung mengalami kegemukann, dimana ini berhubungan dengan

resistensi insulin dan hiperglikemia. Toleransi glukosa sering membaik

dengan penurunan berat badan (Courtney, 2012).

Kepatuhan Pemakaian Insulin..., Evi Dwi Kusuma Putri, Fakultas Farmasi UMP, 2017

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Diabetes Mellitusrepository.ump.ac.id/4866/3/EVI DWI KUSUMA PUTRI BAB II.pdf · kurangnya pengetahuan dan pemahaman pasien tentang penggunaan

11

Berdasarkan dari hasil penelitian Wofram (2011) menyebutkan

bahwa diet mewakili dalam perawatan dan management diabetes melitus

tipe 2. Diet dapat menimbulkan efek positif pada control kadar gula darah

serta kadar lemak dalam darah pada orang dengan prediabetes dan

diabetes. Dari hasil tersebut dilihat melalui penilaian terhadap peranan dan

efektivitas diet tinggi serat, diet rendah lemak, dan diet sayur pada

penanganan pasien diabetes tipe 2.

Salah satu kunci penatalaksanaan terapi diabetes mellitus adalah

dengan adanya terapi gizi medis (TGM). Dengan prinsip pengaturan pola

makan penderita diabetes mellitus dengan makanan yang seimbang dan

sesuai kebutuhan kalori serta zat gizi pada masing-masing individu. Pada

penderita diabetes mellitus perlu diperhatikan pengaturan makan dalam

jadwal makan, jenis serta jumlah makanan terutama bagi mereka yang

menggunakan obat-obatan penurun kadar gula dan insulin (PERKENI,

2006)

Prinsip dalam melakukan perencanaan makan anjuran makan

seimbang dengan makan sehat pada umumnya, membatasi makanan sesuai

dengan kebutuhan kalori (tidak berlebih), teratur dalam jadwal jumlah dan

jenis makan. Porsi makan diusahakan tersebar di sepanjang hari

disarankan porsi terbagi menjadi makan pagi, makan siang, makan malam

yang diselingi makanan selingan. (Depkes RI, 2008)

Tabel 5 Berikut jenis makanan penukar dan kandungan karbohidrat.

Kelompok makanan penukar Porsi KH G KH/item

Pati/tepung I unit 15 g KH

Buah 1 unit 15 g KH

Susu 1unit 12 g KH

KH lain(kudapan) 1unit 15 g KH

Sayur 1/3 unit 5 g KH

Daging 0 unit 0 g KH

Lemak 0 unit 0 g KH

Sumber: Brosur Kemenkes RI, 2011

Pasien harus mengkonsumsi makanan penukar dengan jumlah dan

waktu yang sama setiap harinya. Apabila pengobatan menggunakan

insulin makanan dan snack harus dikoordinasikan dengan mula kerja

aktivitas puncak, lama kerja insulin. Karbohidrat harus tersedia pada

Kepatuhan Pemakaian Insulin..., Evi Dwi Kusuma Putri, Fakultas Farmasi UMP, 2017

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Diabetes Mellitusrepository.ump.ac.id/4866/3/EVI DWI KUSUMA PUTRI BAB II.pdf · kurangnya pengetahuan dan pemahaman pasien tentang penggunaan

12

segala aktivitas insulin untuk mencegah terjadinya hipoglikemia

(Courtney, 2012).

Dalam menggunakan daftar penukar dapat dilakukan langkah

langkah sebagai berikut (Courtney, 2012):

a. Dengan menghitung kebutuhan Kkal setiap harinya

b. Bagi kkal yang diijinkan diantara protein, karbohidrat dan lemak

biasanya protein diberikan 12-20% (0,8g/kg BB) karbohidrat 50-60%

dan lemak 30 % dari total kkal.

c. Menentukan beberapa penukar dari daftar yang dapat memenuhi

jumlah karbohidrat, protein dan lemak yang diinginkan.

d. Buat penukar makanan dan snack didistribusikan sepanjang hari.

Pasien harus mengkonsumsi makanan penukar dalam jumlah yang

sama dan pada waku yang sama setiap harinya. Untuk memperlambat

pencernaan dan absorbs setiap kali makan harus mengandung

karbohidrat dengan lemak atau protein. Pada pasien yang

menggunakan insulin makanan dan snack harus di koordinasikan

dengan mula kerja, aktivitas puncak, dan lama kerja insulin.

Karbohidrat harus ada pada segala aktivitas insulin untuk mencegah

terjadinya hipoglikemia.

Pengaturan jenis makan berdasarkan KEMENKES RI:

1). Bahan makanan yang dianjurkan diantaranya:

a) Sumber protein hewani ayam tanpa kulit, ikan telur rendah

klesterol atau putih telur, daging tidak berlemak.

b) Sumber protein nabati seperti tempe tahu kacang hijau kacang

merah, kacang tanah, kacang kedelai.

c) Sayuran diantaranya sayur tinggi serat seperti kangkung, daun

kacang, oyong, ketimun, tomat, labu air, kembang kol, lobak, sawi,

salada, seledri, terong.

d) Buah-buahan seperti jeruk, apel, papaya, jambu air, salak,

belimbing (sesuai kebutuan).

Kepatuhan Pemakaian Insulin..., Evi Dwi Kusuma Putri, Fakultas Farmasi UMP, 2017

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Diabetes Mellitusrepository.ump.ac.id/4866/3/EVI DWI KUSUMA PUTRI BAB II.pdf · kurangnya pengetahuan dan pemahaman pasien tentang penggunaan

13

2). Bahan makanan yang dibatasi diantaranya

a) Semua sumber karbohidrat dibatasi seperti nasi, bubur, roti, mie,

kentang, singkong, ubi, sagu, gandum, pasta, jagung, talas,

havermout, sereal, ketan macaroni.

b) Sumber protein hewani seperti hewani tinggi lemak jenuh ( kornet,

sosis, sarden, otak, jeroan, kuning telur,)

c) Sayuran seperti bayam, buncis, daun melinjo, labu siam, daun

singkong, daun ketela, jagung muda, kapri, kacang panjang, pare,

wortel, daun katuk

d) Buah- buahan seperti nanas, anggur, manga, sirsak, pisang,

alpukat, sawo, semangka, nangka masak.

3).Makanan yang dihindari:

a. Sumber protein hewani seperti keju, abon, dendeng, susu full

cream

b. Buah- buahan yang manis dan diawetkan misalnya durian, nangka

alpukat, kurma, manisan buah.

c. Minuman yang mengandung alcohol, susu kental manis, soft drink,

es krim, yoghurt, susu.

6. Dukungan Keluarga

a. Definisi

Keluarga merupakan dua orang atau lebih yang disatukan oleh

kebersamaan dan kedekatan emosional serta yang mengidentifikasi

dirinya sebagai bagian dari kelurga. Selain itu keluarga merupakan

kelompok individu yang tinggal bersama atau tidak adanya hubungan

darah, pernikahan adopsi dan tidak hanya terbatas pada keanggotaan

dalam suatu rumah tangga. Dukungan keluarga merupakan suatu

proses yang terjadi selama hidup dengan sifat dan jenis dukungan yang

bervariasi pada masing- masing tahap kehidupannya yang

memungkinkan berfungsi secara optimal dan dapat meningkatkan

adaptasi dalam kesehatan keluarga (Friedman, 2010).

Kepatuhan Pemakaian Insulin..., Evi Dwi Kusuma Putri, Fakultas Farmasi UMP, 2017

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Diabetes Mellitusrepository.ump.ac.id/4866/3/EVI DWI KUSUMA PUTRI BAB II.pdf · kurangnya pengetahuan dan pemahaman pasien tentang penggunaan

14

Anggota keluarga merupakan sumber dukungan yang

berlangsung terus menerus dan merupakan bagian dari perjuangan

untuk membantu dalam melakukan perawatan kesehatan. Keterlibatan

anggota keluarga dalam proses DSME/S setidaknya dapat membantu

sebagai fasilitas pelayanan kesehatan yang positif (Powers, 2015)

Dukungan keluarga adalah salah satu sumber manajemen

diabetes mellitus yang intensive. Dengan adanya dorongan dari

keluarga dan teman diperlukan sebagai penegas komitmen dalam

perawatan diabetes secara intensive. Dan tim kesehatan keluarga dapat

memberikan bantuan teknis ketika menjawab pertanyaan yang muncul

sehingga pasien meyakinkan pasien untuk melakukan hal yang benar

dan memutuskan dengan bijak selain itu membantu dalam hal

keuangan pasien (ADA, 2011)

b. Keluarga sebagai system.

System merupakan suatu unit kesatuan atau bagian dari

fungsional untuk mencapai tujuan dengan cara berinteraksi dan

bergantung antara satu dengan lainnya yang dapat bertahan dalam

jangka waktu tertentu. System keluarga adalah suatu kelompok yang

memiliki hubungan erat satu sama lainnya yang saling berinteraksi

dengan saling tergantung sama lainnya yang tertata dalam unit tunggal

untuk mencapai suatu tujuan (Setyowati, 2008).

c. Fungsi keluarga menurut Friedman (2010) diantaranya:

1) Fungsi efektif

Fungsi mempertahankan kepribadian: memfasilitasi stabilisasi

kepribadian orang dewasa, memenuhi kebutuhan psikologis

anggota keluarga. Fungsi afektif membantu untuk mengurangi

ketegangan dan mempertahankan moral. Fungsi tersebut berkaitan

dengan persepsi keluarga dan kepedulian terrhadap sosioemosianal

pada semua anggota keluarganya.

2) Fungsi social berperan dalam memfasilitasi sosialisasi primer

anggota keluarga yang bertujuan untuk menjadikan anggota

Kepatuhan Pemakaian Insulin..., Evi Dwi Kusuma Putri, Fakultas Farmasi UMP, 2017

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Diabetes Mellitusrepository.ump.ac.id/4866/3/EVI DWI KUSUMA PUTRI BAB II.pdf · kurangnya pengetahuan dan pemahaman pasien tentang penggunaan

15

keluarga yang produktif serta memberikan status pada anggota

keluarga.

3) Fungsi reproduksi berperan dalam mempertahankan kontinuitas

keluarga selama beberapa generasi dan untuk kelangsungan hidup

masyarakat.

4) Fungsi ekonomi berperan dalam menyediakan sumber ekonomi

yang cukup dan alokasi efektifnya.

5) Fungsi perawatan kesehatan berperan dalam menyediakan

kebutuhan fisik, makanan, pakaian dan tempat tinggal serta

perawatan kseshatan.

d. Dimensi dukungan keluarga

Menurut Hensring (2009) dimensi dukungan keluarga diantaranya:

a) Dimensi emosional atau empati

Dukungan ini berkaitan dengan ekspresi, dan rasa empati serta

perhatian kepada seseorang sehingga membuatnya merasa lebih

baik dan mendapatkan lagi keyakinannya, merasa dimilik dan

dicintai pada saat stress. Pada dimensi emosional anggota yang

menderita DM mendapatkan adanya dukungan keluarga, serta

pengertian dari anggota kelurga yang lain. Pada dimensi ini diukur

dengan persepsi pasien tentang dukungan keluarga berupa

pengertian, serta kasih saying dari angota keluarga lain. (Yusra,

2010)

Pada penderita diabetes mellitus dapat memberika dampak

psikologis karena pada penyakit diabetes mellitus tidak dapat

disembuhkan dan mempunyai resiko untuk mengalami komplikasi.

Pada kondisi seperti ini dapat mempengaruhi seseorang dalam

mengendalikan emosi. Apabila terjadi depresi pada pasien diabetes

mellitus dukungan keluarga berperan untuk memberikan pasien

dorongan agar dapat mengendalikan emosi dan waspada terhadap

hal yang mungkin saja terjadi (Yusra, 2010)

Kepatuhan Pemakaian Insulin..., Evi Dwi Kusuma Putri, Fakultas Farmasi UMP, 2017

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Diabetes Mellitusrepository.ump.ac.id/4866/3/EVI DWI KUSUMA PUTRI BAB II.pdf · kurangnya pengetahuan dan pemahaman pasien tentang penggunaan

16

b) Dimensi Penghargaan

Dimensi penghargaan dapat diberikan dengan ekspresi berupa

sambutan yang positif dengan orang- orang disekitarnya dorongan

atau pernyataan setuju terhadap ide-ide atau perasaan individu.

Sehingga pada dukungan dimensi penghargaan dapat menjadikan

seseorang merasa berharga, kompeten dan dihargai. Bentuk

dukungan keluarga ini dapat dilakukan dengan pengakuan dan

penghargaan terhadap kemampuan dan prestasi yang dimiliki

seseorang. Serta dapat dengan penerimaan dan penghargaan

terhadap keberdaan seseorang secara total meliputi kelebihan dan

kekurangan yang dimilki (Yusra, 2010).

c) Dimensi Instrumental

Dukungan instrumentaf bersifat nyata, dimana pada dukungan ini

dilakukan dengan memberikan bantuan langsung. Serta dapat juga

melalui bantuan mengerjakan tugas tertentu pada saat stress

(Yusra, 2010)

d) Dukungan Informasi

Dukungan informasi diberikan melalui pemberian saran

percakapan atau umpan balik mengenai bagaimana seseorang

melakukan sesuatu, misalnya saat seseorang mengalami kesulitan

dalam pengambilan suatu keputusan, kemudian melalui dukungan

ini dia akan menerima saran serta umpan balik mengenai ide-ide

dari keluarganya. Pada pasien DM dibutuhkan dukungan keluarga

berupa dukungan informasi. Dukungan ini dapat diberikan melalui

informasi terkait dengan kondisi yang dialami dan bagaimana cara

perawatannya (Yusra, 2010)

7. Pengendalian Gula Darah

Dengan melakukan kontrol gula darah dengan baik maka dapat

mencegah resiko komplikasi pada pasien DM (Kurniawan, 2010). Kontrol

gula darah meliputi 4 aspek yaitu control diet, upaya pengobatan, olahraga,

dan kontrol gula darah. Kontrol kadar gula darah berperan untuk melihat

Kepatuhan Pemakaian Insulin..., Evi Dwi Kusuma Putri, Fakultas Farmasi UMP, 2017

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Diabetes Mellitusrepository.ump.ac.id/4866/3/EVI DWI KUSUMA PUTRI BAB II.pdf · kurangnya pengetahuan dan pemahaman pasien tentang penggunaan

17

pengaruh dari pola makan, olahraga, dan pengobatan yang telah dilakukan

sehingga jika gula darah pasien tinggi dan pasien melakukan kebiasaan

yang dapat membuat gula darah tinggi maka pasien dapat mengalami

komplikasi (Alfiah, 2015). Menurut Konsesus Nasional Pengelolaan

Diabetes Melitus Tipe 1, (2009) beberapa pemeriksaan untuk mengontrol

glikemik yang lebih baik yaitu pemeriksaan kadar gula darah, Glycated

hemoglobin (misalnya Hba1c) Glycated serum protein (missal

fruktosamin). Informasi yang didapat dari hasil glukosa darah dapat

dikaitkan dengan kadar Hba1c serta parameter klinis lainnya untuk

merubah dan memperbaiki tata laksana terapi DM untuk memperbaiki dan

menjaga control metabolic tetap normal).

Kepatuhan Pemakaian Insulin..., Evi Dwi Kusuma Putri, Fakultas Farmasi UMP, 2017