bab ii tinjauan pustaka a. landasan teorirepository.ump.ac.id › 9450 › 3 › lena ameliasari bab...

12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Terapi Intra Vena a. Pengertian terapi intravena Terapi intravena ( intravenous fluids infusion ) adalah pemberian sejumlah cairan kedalam tubuh melalui sebuah jarum kedalam sebuah pembuluh vena (pembuluh balik) untuk menggantikan kehilangan cairan atau zat-zat makanan dari tubuh (Nuryanto,2015) Alat infus adalah alat injeksi cairan kimia tertentu yang diberikan kepada pasien dalam rangka pengobatan berupa cairan nutrisi, tranfusi darah (Wadianto,2016). Infus adalah memasukan cairan dalam jumlah tertentu melalui vena penderita secara terus menerus dalam jangka waktu yang agak lama. Penggunaan infus cairan intravena (intravenous fluid infusion) membutuhkan peresepan yang tepat dan pengawasan (monitoring) ketat (Wadianto,2016). b. Jenis infus yang dipasang dapat berupa : 1) Infus set dengan tetesan mikro (untuk usia <1 tahun) (1 cc = 60 tetes mikro) 2) Infus set dengan tetesan makro (1 cc = 20 tetes makro) Pengembangan Alat Penghitung...,Lena Ameliasari,Fakultas Ilmu Kesehatan UMP,2019

Upload: others

Post on 25-Jun-2020

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Terapi Intra Vena

a. Pengertian terapi intravena

Terapi intravena ( intravenous fluids infusion ) adalah

pemberian sejumlah cairan kedalam tubuh melalui sebuah jarum

kedalam sebuah pembuluh vena (pembuluh balik) untuk

menggantikan kehilangan cairan atau zat-zat makanan dari tubuh

(Nuryanto,2015) Alat infus adalah alat injeksi cairan kimia tertentu

yang diberikan kepada pasien dalam rangka pengobatan berupa

cairan nutrisi, tranfusi darah (Wadianto,2016).

Infus adalah memasukan cairan dalam jumlah tertentu melalui

vena penderita secara terus menerus dalam jangka waktu yang agak

lama. Penggunaan infus cairan intravena (intravenous fluid infusion)

membutuhkan peresepan yang tepat dan pengawasan (monitoring)

ketat (Wadianto,2016).

b. Jenis infus yang dipasang dapat berupa :

1) Infus set dengan tetesan mikro (untuk usia <1 tahun) (1 cc = 60

tetes mikro)

2) Infus set dengan tetesan makro (1 cc = 20 tetes makro)

Pengembangan Alat Penghitung...,Lena Ameliasari,Fakultas Ilmu Kesehatan UMP,2019

c. Factor – factor tetesan infus

1) Blood set 1 cc = 15 tetes / menit

2) Makro / dewasa

a) Faktor tetes Otsuka – 1 cc = 15 tetes

b) Faktor tetes Terumo – 1 cc = 20 tetes

3) Mikro / Pediatric set 1 cc = 60 tetes / menit

d. Faktor yang mempengaruhi kesalahan dalam pengaturan tetesan infus

1) Pasien/Keluarga pasien, kesalahan tersebut biasanya dilakukan

oleh keluarga pasien dalam mengatur sendiri laju tetesan infus.

2) Peralatan, tinggi tiang dapat mempengaruhi laju tetesan infus,

termasuk juga viskositas cairan.

3) Vena, spasme vena dapat menurunkan laju tetesan infus. Hal

tersebut disebabkan oleh infus dengan suhu rendah, bisa juga

disebabkan oleh infus yang bersifat mengiritasi.

e. Efek mengatur tetesan infus makro atau mikro yang berlebihan

1) Dapat menyebabkan edema atau pembengkakan pada daerah

wajah, kaki atau pergelangan kaki. Selain itu juga dapat

menyebabkan edema serebral dan pembengkakan pada daerah

otak yang berakibat kematian.

2) Sesak nafas karena edema paru kelebihan cairan

3) Meningkatnya risiko tekanan darah tinggi

4) Perubahan mental yang ditandai dengan cemas, gelisah,

kelesuhan, menurunnya kesadaran hingga kejang-kejang.

Pengembangan Alat Penghitung...,Lena Ameliasari,Fakultas Ilmu Kesehatan UMP,2019

5) Output urine menurun drastic karena akumulasi cairan yang

terjadi di jaringan tanpa melalui penyaringan di ginjal.

f. Efek mengatur tetesan infus makro atau mikro yang terlalu sedikit

1) Pasien mengalami dehidrasi karena kurangnya cairan yang

masuk. Juga bias menyebabkan shock.

2) Jika cairan infuse mengandung obat, maka dosis yang masuk

menjadi tidak optimal.

3) Indikasi pemasangan infus melalui jalur pembuluh darah vena

(Pheriperal venous cannulation) yang dikemukakan oleh

Arifianto (2008) adalah sebagai berikut :

a) Pemberian cairan intravena (intravenous fluids)

b) Pemberian nutrisi parenteral (langsung masuk ke dalam

darah) dalam jumlah terbatas

c) Pemberian kantong darah dan produk darah

d) Pemberian obat yang terus- menerus

e) Upaya profilaksis (tindakan pencegahan) sebelum prosedur

(misalnya pada operasi besar dengan risiko perdarahan,

dipasang jalur infus intravena untuk persiapan jika terjadi

syok, jugua untuk memudahkan pemberian obat)

f) Upaya profilaksis pada pasien-pasien yang tidak stabil,

misalnya risiko dehidrasi (kekurangan cairan) dan syok

(mengancam nyawa), sebelum pembuluh darah kolaps

(tidak teraba), sehingga tidak dapat dipasang jalur infus.

Pengembangan Alat Penghitung...,Lena Ameliasari,Fakultas Ilmu Kesehatan UMP,2019

2. Unsur Kebutuhan Dasar Manusia

Teori Hierarki kebutuhan yang dikemukaan oleh Abraham Maslow

menyatakan bahwa setiap manusia memiliki lima dasar, yaitu ( Asmadi,

2008).

a. Kebutuhan fisiologi, yang merupakan kebutuhan paling dasar manusia.

Antara lain : pemenuhan kebutuhan oksigen dan pertukaran gas, cairan

(minuman), nutrisi (makanan), eliminasi BAB/BAK, istirahat dan

tidur, aktivitas, keseimbangan suhu tubuh, serta seksual.

b. Kebutuhan rasa aman dan perlindungan, dibagi menjadi perlindungan

fisik dan perlindungan psikologi. Perlindungan fisik, meliputi

perlindungan dari ancaman terhadap tubuh dan kehidupan seperti

kecelakaan, penyakit, bahaya linkungan, dll. Perlindungan psikologi,

perlindungan dari ancaman atau pengalaman baru atau asing yang

dapat mempengaruhi kondisi kejiwaan seseorang.

c. Kebutuhan rasa cinta, yaitu kebutuhan untuk memiliki dan dimiliki,

memberi dan menerima kasih sayang, kehangatan, persahabatan, dan

kekeluargaan.

d. Kebutuhan akan harga diri dan perasaan dihargai oleh orang lain serta

pengakuan dari orang lain.

e. Kebutuhan aktualisasi diri, ini merupakan kebutuhan tertinggi dalam

hieraki maslow, yang berupa kebutuhan untuk berkontribusi pada

orang lain atau lingkungan serta mencapai potensi diri sepenuhnya.

Pengembangan Alat Penghitung...,Lena Ameliasari,Fakultas Ilmu Kesehatan UMP,2019

3. Mikrokontroler

Mikrokontroler merupakan sebuah sistem komputer dimana

seluruh atau sebagian besar elemennya dikemas dalam satu chip IC

(Integrated Circuit), sehingga sering disebut single chip microcomputer.

Mikrokontroler ini juga merupakan sebuah system computer yang

memiliki satu atau beberapa tugas yang spesifik.

a. Mikrokontroler Arduino Nano

Arduino merupakan sebuah platform dari physical computing

yang bersifat open source. Pertama-tama perlu dipahami bahwa kata

“platform” di sini adalah sebuah pilihan kata yang tepat. Arduino tidak

hanya sekedar sebuah alat pengembangan, tetapi ia adalah kombinasi

dari hardware, bahasa pemrograman dan Integrated Development

Environment (IDE) yang canggih. IDE adalah sebuah software yang

sangat berperan untuk menulis program, meng-compile menjadi kode

biner dan meng-upload ke dalam memory microcontroller. Arduino

Nano adalah salah satu papan pengembangan mikrokontroler yang

berukuran kecil, lengkap dan mendukung penggunaan breadboard.

Arduino Nano diciptakan dengan basis mikrokontroler ATmega328

(untuk Arduino Nano versi 3.x) atau ATmega 168 (untuk Arduino

versi 2.x). Arduino Nano kurang lebih memiliki fungsi yang sama

dengan Arduino Duemilanove, tetapi dalam paket yang berbeda.

Arduino Nano tidak menyertakan colokan DC berjenis Barrel Jack,

dan dihubungkan ke komputer menggunakan port USB Mini-B.

Pengembangan Alat Penghitung...,Lena Ameliasari,Fakultas Ilmu Kesehatan UMP,2019

Arduino Nano dirancang dan diproduksi oleh perusahaan Gravitech

(Yuwono, 2015).

Gambar 2.1 Bagian Depan Gambar 2.2 Bagian Belakang Arduino Nano Arduino Nano

4. Sensor Infrared

Sensor infrared termasuk dalam kategori sensor biner yaitu sensor

yang menghasilkan output 1 atau 0 saja. Infra Red Sensor (IR Sensor)

dapat digunakan untuk berbagai keperluan misalnya sebagai sensor pada

robot line follower (Andrianto, 2013). Infra Merah / Infra Red merupakan

radiasi elektromagnetik yang panjang gelombangnya lebih panjang dari

cahaya yang nampak yaitu di antara 700 nm dan 1 mm, tetapi lebih pendek

dari radiasi gelombang radio. Namanya berarti "bawah merah" (dari

bahasa Latin infra, "bawah"), merah merupakan warna dari cahaya tampak

dengan gelombang terpanjang. Radiasi inframerah memiliki jangkauan.

(Andrianto, 2013).

Pengembangan Alat Penghitung...,Lena Ameliasari,Fakultas Ilmu Kesehatan UMP,2019

Gambar 2.3 Infrared

a. Infrared Receiver

Infrared receiver sebagai penerima cahaya infra merah

merupakan tranduser yang dapat mengubah energi cahaya infra merah

menjadi arus listrik. (Petruzella,Frank : 2001).

Prinsip kerja rangkaian sensor infrared berdasarkan pada

gambar 2.3. Adalah ketika cahaya infra merah diterima oleh infrared

receiver maka basis infrared receiver akan mengubah energi cahaya

infra merah menjadi arus listrik sehingga basis akan berubah seperti

saklar (swith closed) atau infrared receiver akan aktif (low)

(Taufiq,2014 ).

Ketika cahaya infra merah terhalangi oleh objek (air). Cahaya

infra merah tidak diterima oleh basis infrared receiver sehingga tidak

ada arus listrik pada basis maka basis akan berubah seperti saklar

(switch open) (Taufiq, 2014).

Pengembangan Alat Penghitung...,Lena Ameliasari,Fakultas Ilmu Kesehatan UMP,2019

Gambar 2.4 infrared receiver

Gambar 2.5 Prinsip kerja Sensor Tetesan infus

5. LCD Oled

SSD1306 adalah driver CMOS OLED / PLED chip tunggal dengan

pengontrol untuk sistem tampilan grafis dot-matrix dioda organik /

polimer. Ini terdiri dari 128 segmen dan 64common. IC ini dirancang

untuk panel OLED tipe Common Cathode (Petruzella,Frank : 2001).

SSD1306 disematkan dengan kontrol kontras, RAM display dan

osilator, yang mengurangi jumlah komponen eksternal dan konsumsi daya.

Ini memiliki kontrol kecerahan 256 langkah. Data / Perintah dikirim dari

MCU umum melalui perangkat keras yang dapat dipilih 6800/8000 seri

kompatibel Parallel Interface, antarmuka I2C atau Serial Peripheral

Pengembangan Alat Penghitung...,Lena Ameliasari,Fakultas Ilmu Kesehatan UMP,2019

Interface. Sangat cocok untuk banyak aplikasi portabel kompak, seperti

sub-display ponsel, pemutar MP3 dan kalkulator, dll (Petruzella,Frank :

2001).

Gambar 2.6 LCD Oled

6. Baterai Lithium polimer ( Lipo )

Baterai lipo tidak menggunakan cairan sebagai elektrolit melainkan

menggunakan elektrolit polimer kering yang berbentuk seperti lapisan

plastic film tipis. Lapisan film ini disusun berlapis – lapis diantara anoda

dan katoda yang mengakibatakan pertukaran ion. Metode ini baterai lipo

dapat dibuat dalam berbagai bentuk dan ukuran. Diluar dari kelebihan

arsitektur baterai lipo, terdapat juga kekurangan yaitu lemahnya aliran

pertukaran ion yang terjadi melalui elektrolit polimer kering. Hal ini

menyebabkan penurunan pada charging dan discharging rate. Masalah ini

sebenarnya bisa diatasi dengan memanaskan baterai sehingga

menyebabkan pertukaran ion menjadi lebih cepat, namun metode ini

dianggap tidak dapat untuk diaplikasikan pada keadaan sehari – hari

(Brian. 2012).

Pengembangan Alat Penghitung...,Lena Ameliasari,Fakultas Ilmu Kesehatan UMP,2019

Gambar 2.7 baterai Lippo

Baterai disini sebagai komponen yang menghasilkan energy listrik

dengan melalui proses kimia. Dimana baterai mempunyai 2 elektroda yaitu

elektoda positif dan elektroda negative. Suatu beban apabila terhubung

dengan elektroda-elektoda baterai, maka akan timbul reaksi elektro kimia

dan terjadilah aliran arus listrik dari kutub positif menuju negative (Brian,

2012).

a. Tegangan

Baterai lipo memiliki rating 3,7 volt per sel.Keuntungannya

adalah tegangan baterai yang tinggi dapat dicapai dengan

menggunakan jumlah sel yang lebih sedikit.

Pada setiap paket baterai lipo selain tegangan ada label yang

disimbolkan dengan “S” baterai sel yang dimiliki sebuah paket baterai

( battery pack ). Sementara bilangan yang berada di depan symbol

menandakan jumlah sel dan biasanya berkisar antara 2- 6S ( meskipun

kadang ada yang mencapai 10S ) (Brian, 2012)

Pengembangan Alat Penghitung...,Lena Ameliasari,Fakultas Ilmu Kesehatan UMP,2019

B. Kerangka Teori Penelitian

Faktor instrumentasi / faktor kendali

Gambar 2.8 kerangka teori peneitian

Faktor Human Eror

1. Kelalaian perawat 2. Jumlah pasien dan tenaga medis

start

Sensor infrared receiver deteksi tetesan

Mikrokontroler arduino nano menghitung selang waktu

t t

Selang waktu tetesan di proses dengan rumus :

Kecepatan tetesan = 60 detik

Selang waktu

Hasil di tampilkan di LCD Oled

Stop

Jika selang waktu berubah

Kejadian ketidaktepatan mengatur tetesan infus

1. Edema

2. kekurangan nutrisi parenteral

(Lee & Morgan, 2007)

Pengembangan Alat Penghitung...,Lena Ameliasari,Fakultas Ilmu Kesehatan UMP,2019

C. Kerangka Konsep Penelitian

Variabel Bebas Variabel Terikat

Gambar 2.9 kerangka konsep peneitian

D. Hipotesis Penelitian

Alat penghitung tetesan infus pada terapi intravena berbasis

mikrokontroler arduino nano dapat menghitung tetesan infus secara valid.

Alat penghitung tetesan infus pada

terapi intravena berbasis

mikrokontroler arduino nano

Validitas tetesan infus

Pengembangan Alat Penghitung...,Lena Ameliasari,Fakultas Ilmu Kesehatan UMP,2019