bab ii tinjauan pustaka a. karyawan atau pekerja 1...

29
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Karyawan atau Pekerja 1. Definisi Karyawan atau Pekerja Tenaga kerja, pekerja, karyawan, potensi manusiawi sebagai penggerak organisasi dalam mewujudkan eksistensinya atau potensi yang merupakan aset dan berfungsi sebagai modal non material dalam organisasi bisnis yang dapat diwujudkan menjadi potensi nyata secara fisik dan non fisik dalam mewujudkan eksistensi organisasi (Nawawi, 2011) Karyawan adalah setiap orang yang bekerja dengan menjual tenaganya (fisik dan pikiran) kepada suatu perusahaan dan memperoleh balas jasa yang sesuai dengan perjanjian (Hasibuan, 2009). 2. Shift Kerja Shift kerja adalah semua pengaturan jam kerja sebagai pengganti atau sebagai tambahan kerja pagi dan sore hari sebagaimana yang dilakukan (Lintje, 2010) Shift kerja adalah pola waktu kerja yang diberikan pada tenaga kerja untuk mengerjakan sesuatu oleh perusahaan dan biasanya dibagi atas kerja pagi, sore dan malam (Suma’mur, 2009). Shift kerja yaitu hadir pada suatu tempat kerja yang sama secara reguler pada waktu yang sama (shift tetap) atau dengan waktu yang berbeda-beda (shift rotasi). Shift tetap yaitu karyawan yang bekerja secara tetap pada shift tertentu, sedangkan shift rotasi yaitu sistem kerja dimana karyawan bekerja secara shift yang berputar, bekerja di pagi hari sementara waktu kemudian bertukar dengan shift siang lalu kadang bekerja pada shift malam. (Winarsunu dalam Marchelia, 2014)

Upload: others

Post on 31-Oct-2020

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Karyawan atau Pekerja 1 ...digilib.unimus.ac.id/.../166/jtptunimus-gdl-linadianro-8294-3-babii.pdf · Menurut Rivai (2011) kompensasi terbagi menjadi dua

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Karyawan atau Pekerja

1. Definisi Karyawan atau Pekerja

Tenaga kerja, pekerja, karyawan, potensi manusiawi sebagai

penggerak organisasi dalam mewujudkan eksistensinya atau potensi

yang merupakan aset dan berfungsi sebagai modal non material dalam

organisasi bisnis yang dapat diwujudkan menjadi potensi nyata secara

fisik dan non fisik dalam mewujudkan eksistensi organisasi (Nawawi,

2011)

Karyawan adalah setiap orang yang bekerja dengan menjual

tenaganya (fisik dan pikiran) kepada suatu perusahaan dan

memperoleh balas jasa yang sesuai dengan perjanjian (Hasibuan,

2009).

2. Shift Kerja

Shift kerja adalah semua pengaturan jam kerja sebagai pengganti

atau sebagai tambahan kerja pagi dan sore hari sebagaimana yang

dilakukan (Lintje, 2010)

Shift kerja adalah pola waktu kerja yang diberikan pada tenaga

kerja untuk mengerjakan sesuatu oleh perusahaan dan biasanya dibagi

atas kerja pagi, sore dan malam (Suma’mur, 2009).

Shift kerja yaitu hadir pada suatu tempat kerja yang sama secara

reguler pada waktu yang sama (shift tetap) atau dengan waktu yang

berbeda-beda (shift rotasi). Shift tetap yaitu karyawan yang bekerja

secara tetap pada shift tertentu, sedangkan shift rotasi yaitu sistem

kerja dimana karyawan bekerja secara shift yang berputar, bekerja di

pagi hari sementara waktu kemudian bertukar dengan shift siang lalu

kadang bekerja pada shift malam. (Winarsunu dalam Marchelia, 2014)

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Karyawan atau Pekerja 1 ...digilib.unimus.ac.id/.../166/jtptunimus-gdl-linadianro-8294-3-babii.pdf · Menurut Rivai (2011) kompensasi terbagi menjadi dua

Sistem shift kerja yang berlaku umum biasanya terbagi atas 3

periode, masing-masing selama 8 jam termasuk istirahat.

Pembagiannya adalah :

a. Shift pagi

Yaitu bekerja dari jam 08.00 – 16.00

b. Shift siang

Yaitu bekerja dari jam 16.00 – 24.00

c. Shift malam

Yaitu bekerja dari jam 24.00 – 08.00

3. Kompensasi

a. Pengertian

Kompensasi adalah semua bentuk pembayaran atau hadiah

yang diberikan kepada karyawan dan muncul dari pekerjaan

mereka. (Garry Dasler dalam Dewi, 2014)

Kompensasi adalah semua pendapatan yang berbentuk uang,

barang langsung atau tidak langsung yang diterima karyawan

sebagai imbalan atas jasa yang diberikan kepada perusahaan.

(Hasibuan, 2012)

b. Jenis Kompensasi

Menurut Rivai (2011) kompensasi terbagi menjadi dua yaitu

sebagai berikut :

1) Kompensasi Finansial

Kompensasi finansial terdiri atas dua yaitu kompensasi

langsung dan kompensasi tidak langsung (tunjangan).

a) Kompensasi finansial langsung terdiri dari pembayaran

karyawan dalam bentuk gaji, upah, komisi atau bonus.

b) Kompensasi finansial tidak langsung atau benefit, terdiri

dari semua pembayaran yang tidak tercakup dalam

kompensasi finansial langsung yang meliputi liburan,

berbagai macam asuransi, jasa seperti perawatan anak atau

kepedulian keagamaan, dan sebagainya.

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Karyawan atau Pekerja 1 ...digilib.unimus.ac.id/.../166/jtptunimus-gdl-linadianro-8294-3-babii.pdf · Menurut Rivai (2011) kompensasi terbagi menjadi dua

2) Penghargaan Non Finansial

Penghargaan non finansial terdiri dari pujian, menghargai diri

sendiri dan pengakuan.

Bentuk kompensasi menurut Slamet dalam Dewi (2014) dibedakan

menjadi :

1) Kompensasi langsung meliputi :

a) Gaji pokok

Merupakan kompensasi dasar yang diterima seorang

karyawan biasanya berupa upah aatau gaji. Sedangkan gaji

merupakan imbalan finansial langsung yang dibayarkan

kepada pegawai secara teratur.

b) Penghasilan tidak tetap

Merupakan jenis kompensasi yang dihubungkan dengan

kinerja individual, tim dengan organisasional.

Contoh :

(1) Bonus

merupakan pembayaran ekstra tepat waktu diakhir

sebuah periode dimana akan dilakukan penilaian kinerja

pekerjaan.

(2) Komisi

merupakan suatu kompensasi untuk mencapai target

penjualan tertentu.

(3) Opsi Saham

merupakan suatu bentuk kompensasi yang

memungkinkan karyawan membeli sebagian saham

instansi milik karyawan dengan harga khusus.

(4) Insentif

merupakan imbalan langsung yang dibayarkan kepada

pegawai karena kinerjanya melebihi standar yang telah

ditentukan.

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Karyawan atau Pekerja 1 ...digilib.unimus.ac.id/.../166/jtptunimus-gdl-linadianro-8294-3-babii.pdf · Menurut Rivai (2011) kompensasi terbagi menjadi dua

(5) Pembagian Keuntungan

merupakan bagian keuntungan instansi untuk

dibayarkan kepada karyawan.

2) Kompensasi tidak langsung meliputi :

a) Tunjangan Karyawan

Tambahan hak istimewa selain pembayaran kompensasi

seperti pembayaran tidak masuk kantor (pelatihan, cuti

kerja, sakit, liburan hari merah, acara pribadi, masa

istirahat, asuransi kesehatan dan program pensiun).

b) Tunjangan Jabatan

Tambahan hak istimewa selain pembayaran kompensasi

dan tunjangan karyawan.

c. Tujuan Pemberian Kompensasi

Menurut Samsudin (2009), tujuan pemberian kompensasi adalah

sebagai berikut :

1) Pemenuhan Kebutuhan ekonomi

Kompensasi yang diterima karyawan digunakan untuk

memenuhi kebutuhan hidup karyawan sehari-hari. Untuk itu,

diperlukan kepastian akan penerimaan upah atau gaji secara

tepat.

2) Meningkatkan produktivitas kerja

Karyawan dapat bekerja dengan produktif jika ada perhatian

dari perusahaan untuk memberikan kompensasi yang lebih

baik.

3) Memajukan organisasi atau perusahaan

Jika perusahaan memberikan kompensasi tinggi, dapat

mendorong karyawannya untuk bekerja lebih giat dan

memotivasi karyawan untuk memajukan perusahaan.

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Karyawan atau Pekerja 1 ...digilib.unimus.ac.id/.../166/jtptunimus-gdl-linadianro-8294-3-babii.pdf · Menurut Rivai (2011) kompensasi terbagi menjadi dua

4) Menciptakan keseimbangan dan keadilan

Keseimbangan dapat tercipta dari pemberian kompensasi

secara adil dan layak, namun karyawan harus memenuhi

persyaratan dalam jabatannya.

d. Indikator Kompensasi

Menurut Henry Simamora dalam Dewi (2014) indikator-indikator

kompensasi bagi karyawan antara lain :

1) Gaji yang adil sesuai dengan pekerjaan

2) Insentif yang sesuai dengan pengorbanan

3) Tunjangan yang sesuai dengan harapan

4) Fasilitas yang memadai

4. Hak-Hak dan Kewajiban Pekerja

a. Hak-hak Pekerja

Menurut Darwan Prints, yang dimaksud dengan hak di sini

adalah sesuatu yang harus diberikan kepada seseorang sebagai

akibat dari kedudukan atau status dari seseorang, sedangkan

kewajiban adalah suatu prestasi baik berupa benda atau jasa yang

harus dilakukan oleh seseorang karena kedudukan atau statusnya.

Mengenai hak-hak bagi pekerja adalah sebagai berikut :

1) Hak mendapat upah/gaji (Pasal 1602 KUH Perdata, Pasal 88

s/d 97 Undang-undang No. 13 Tahun 2003, Peraturan

Pemerintah No. 8 Tahun 1981 tentang Perlindungan Upah)

2) Hak atas pekerjaan dan penghasilan yang layak bagi

kemanusiaan (Pasal 4 Undang-undang No. 13 Tahun 2003)

3) Hak bebas memilih dan pindah pekerjaan sesuai bakat dan

kemampuannya (Pasal 5 Undang-undang No. 13 Tahun 2003)

4) Hak atas pembinaan keahlian kejuruan untuk memperoleh serta

menambah keahlian dan keterampilan lagi ( Pasal 9-30

Undang-undang No. 13 Tahun 2003)

5) Hak mendapatkan perlindungan atas keselamatan, kesehatan

serta perlakuan yang sesuai dengan martabat manusia dan

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Karyawan atau Pekerja 1 ...digilib.unimus.ac.id/.../166/jtptunimus-gdl-linadianro-8294-3-babii.pdf · Menurut Rivai (2011) kompensasi terbagi menjadi dua

moral agama (Pasal 3 Undang-undang No. 3 Tahun 1992

tentang Jamsostek)

6) Hak atas istirahat tahunan, tiap-tiap kali setelah ia mempunyai

masa kerja 12 (dua belas) bulan berturut-turut pada satu

majikan atau beberapa majikan dari satu organisasi majikan

(Pasal 79 Undang-undang No. 13 Tahun 2003)

7) Hak atas upah penuh selama istirahat tahunan ( Pasal 88 – 98

Undangundang No. 13 Tahun 2003)

8) Hak atas suatu pembayaran penggantian istirahat tahunan, bila

pada saat diputuskan hubungan kerja ia sudah mempunyai

masa kerja sedikitnya enam bulan terhitung dari saat ia berhak

atas istirahat tahunan yang terakhir; yaitu dalam hal bila

hubungan kerja diputuskan oleh majikan tanpa alasan-alasan

mendesak yang diberikan oleh buruh, atau oleh buruh karena

alasan-alasan mendesak yang diberikan oleh Majikan (Pasal

150 – 172 Undang-undang No. 13 Tahun 2003)

9) Hak untuk melakukan perundingan atau penyelesaian

perselisihan hubungan industrial melalui bipartit, mediasi,

konsiliasi, arbitrase dan penyelesaian melalui pengadilan

(Pasal 6 – 115 Undang-undang No. 2 Tahun 2004)

b. Kewajiban Pekerja

Selain memiliki hak, tenaga kerja juga mempunyai kewajiban

sebagai berikut :

1) Wajib melakukan prestasi atau pekerjaan bagi majikan

2) Wajib mematuhi peraturan perusahaan

3) Wajib mematuhi perjanjian kerja

4) Wajib mematuhi perjanjian perburuhan

5) Wajib menjaga rahasia perusahaan

6) Wajib mematuhi peraturan majikan

7) Wajib memenuhi segala kewajiban selama izin belum

diberikan dalam hal ada banding yang belum ada putusannya

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Karyawan atau Pekerja 1 ...digilib.unimus.ac.id/.../166/jtptunimus-gdl-linadianro-8294-3-babii.pdf · Menurut Rivai (2011) kompensasi terbagi menjadi dua

5. Perlindungan Upah Tenaga Kerja

Pasal 88 (1) Undang - undang No. 13 Tahun 2003 disebutkan bahwa

setiap pekerja/buruh berhak memperoleh penghasilan yang memenuhi

penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Dalam Peraturan

Pemerintah No. 8 Tahun 1981 tentang Perlindungan Upah disebutkan

bahwa upah adalah suatu penerimaan sebagai imbalan dari pengusaha

kepada buruh untuk suatu pekerjaan atau jasa yang telah atau akan

dilakukan, dinyatakan atau dinilai dalam bentuk uang yang ditetapkan

menurut persetujuan atau peraturan perundang-undangan yang berlaku

dan dibayarkan atas dasar suatu perjanjian kerja antara pengusaha

dengan buruh, termasuk tunjangan, baik untuk buruh itu sendiri

maupun keluarganya. Pasal 88 Ayat (1) Undang-undang No.13 Tahun

2003 Tentang Ketenagakerjaan disebutkan bahwa kebijakan

pengupahan meliputi:

1) Upah minimum

2) Upah kerja lembur

3) Upah tidak masuk kerja karena berhalangan

4) Upah tidak masuk kerja karena melakukan kegiatan lain di luar

pekerjaannya

5) Upah karena menjalankan hak waktu istirahat kerjanya

6) Bentuk dan cara pembayaran upah

7) Denda dan potongan upah

8) Hal-hal yang dapat diperhitungkan dengan upah

9) Struktur dan skala pengupahan yang proporsional

10) Upah untuk pembayaran pesangon dan

11) Upah untuk perhitungan pajak penghasilan

Pasal 93 Undang-undang No.13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan

disebutkan bahwa upah tidak dibayar apabila pekerja/ buruh tidak

melakukan pekerjaan, kecuali :

a) Pekerja/ buruh sakit sehingga tidak dapat melakukan pekerjaan

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Karyawan atau Pekerja 1 ...digilib.unimus.ac.id/.../166/jtptunimus-gdl-linadianro-8294-3-babii.pdf · Menurut Rivai (2011) kompensasi terbagi menjadi dua

b) Pekerja/ buruh perempuan yang sakit pada hari pertama dan

kedua masa haidnya sehingga tidak dapat melakukan pekerjaan

c) Pekerja atau buruh tidak masuk bekerja karena pekerja atau buruh

menikah, menikahkan, mengkhitankan, membaptiskan anaknya,

istri melahirkan atau keguguran kandungan, suami atau istri atau

anak atau menantu atau orang tua atau mertua atau anggota

keluarga dalam satu rumah meninggal dunia.

d) Pekerja/buruh tidak dapat melakukan pekerjaannya karena sedang

menjalankan kewajiban terhadap negara

e) Pekerja/buruh tidak dapat melakukan pekerjaannya karena

menjalankan ibadah yang diperintahkan agamanya

f) Pekerja/buruh bersedia melakukan pekerjaan yang telah

dijanjikan tetapi pengusaha tidak mempekerjakannya, baik karena

kesalahan sendiri maupun halangan yang seharusnya dapat

dihindari pengusaha

g) Pekerja/buruh melaksanakan hak istirahat

h) Pekerja/buruh melaksanakan tugas serikat pekerja/serikat buruh

atas persetujuan pengusaha dan

i) Pekerja/buruh melaksanakan tugas pendidikan dari perusahaan

B. Permasalahan Kesehatan Pada Karyawan

Persaingan dan tuntutan profesionalitas yang semakin tinggi menimbulkan

banyaknya permasalahan yang harus dihadapi karyawan dalam lingkungan

kerja, diantaranya adalah kelelahan dan stres kerja.

1. Kelelahan

a. Definisi

Kelelahan adalah ungkapan perasaan yang tidak enak secara

umum, suatu perasaan kurang menyenangkan, perasaan resah dan

capek yang menguras seluruh minat dan tenaga. (Anoraga, 2009)

Kelelahan adalah gejala berkurangnya manusia untuk

melakukan sesuatu. (Ahmadi, 2009)

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Karyawan atau Pekerja 1 ...digilib.unimus.ac.id/.../166/jtptunimus-gdl-linadianro-8294-3-babii.pdf · Menurut Rivai (2011) kompensasi terbagi menjadi dua

Kelelahan kerja adalah aneka keadaan yang disertai

penurunan efisiensi dan ketahanan dalam bekerja, yang dapat

disebabkan oleh:

1) Kelelahan yang sumber utamanya adalah mata (kelelahan

visual)

2) Kelelahan fisik umum

3) Kelelahan syaraf

4) Kelelahan oleh lingkungan yang monoton

5) Kelelahan oleh lingkungan kronis terus-menerus sebagai faktor

secara menetap (Suma’mur, 2009)

Kelelahan menurunkan kapasitas kerja dan ketahanan kerja

yang ditandai oleh sensasi lelah, motivasi menurun, aktivitas

menurun. Keadaan yang ditandai oleh adanya perasaan kelelahan

kerja dan penurunan kesiagaan keadaan pada saraf sentral sistimik

akibat aktivitas yang berkepanjangan dan secara fundamental

dikontrol oleh sistim aktivasi dan sistim inhibisi batang otak.

Merupakan fenomena kompleks yang disebabkan oleh faktor

biologi pada proses kerja dan dipengaruhi oleh faktor internal dan

eksternal. Pembebanan otot secara statis pun (static muscular

loading) jika dipertahankan dalam waktu yang cukup lama akan

mengakibatkan RSI (Repetition Strain Injuries), yaitu nyeri otot,

tulang, tendon, dan lain-lain yang diakibatkan oleh jenis pekerjaan

yang bersifat berulang (repetitive). Selain itu karakteristik

kelelahan akan meningkat dengan semakin lamanya pekerjaan

yang dilakukan, sedangkan menurunnya rasa lelah (recovery)

adalah didapat dengan memberikan istirahat yang cukup.

b. Jenis Kelelahan Kerja

Kelelahan dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu

berdasarkan proses dan waktu terjadinya kelelahan.

1) Berdasarkan proses, meliputi:

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Karyawan atau Pekerja 1 ...digilib.unimus.ac.id/.../166/jtptunimus-gdl-linadianro-8294-3-babii.pdf · Menurut Rivai (2011) kompensasi terbagi menjadi dua

a) Kelelahan otot (muscular fatigue)

Kelelahan otot adalah tremor pada otot atau perasaan

nyeri yang terdapat pada otot. Hasil percobaan yang

dilakukan para peneliti pada otot mamalia, menunjukkan

kinerja otot berkurang dengan meningkatnya ketegangan

otot sehingga stimulasi tidak lagi menghasilkan respon

tertentu. Manusiapun menunjukkan respon yang sama

dengan proses yang terjadi pada percobaan diatas. Irama

kontraksi otot akan terjadi setelah melalui suatu periode

aktivitas secara terus menerus. Fenomena berkurangnya

kinerja otot setelah terjadinya tekanan melalui fisik untuk

suatu waktu tertentu disebut kelelahan otot secara

fisiologis, dan gejala yang ditunjukkan tidak hanya berupa

berkurangnya tekanan fisik namun juga pada makin

rendahnya gerakan (Budiono dalam Widyasari, 2010).

b) Kelelahan Umum

Kelelahan umum ditandai dengan berkurangnya

kemauan untuk bekerja, yang sebabnya adalah pekerjaan

yang monoton, intensitas dan lamanya kerja fisik, keadaan

lingkungan, Sebab-sebab mental, status kesehatan dan

keadaan gizi. (Tarwaka dalam Widyasari, 2010)

Secara umum gejala kelelahan dapat dimulai dari

yang sangat ringan sampai perasaan yang sangat

melelahkan. Kelelahan subyektif biasanya terjadi pada

akhir jam kerja, apabila beban kerja melebihi 30-40% dari

tenaga aerobik. Pengaruh-pengaruh ini seperti berkumpul

didalam tubuh dan mengakibatkan perasaan lelah

(Suma’mur, 2009)

2) Berdasarkan waktu terjadi kelelahan

Berdasarkan waktu terjadi kelelahan, meliputi:

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Karyawan atau Pekerja 1 ...digilib.unimus.ac.id/.../166/jtptunimus-gdl-linadianro-8294-3-babii.pdf · Menurut Rivai (2011) kompensasi terbagi menjadi dua

a) Kelelahan akut

yaitu disebabkan oleh kerja suatu organ atau seluruh organ

tubuh secara berlebihan dan datangnya secara tiba-tiba.

b) Kelelahan kronis

merupakan kelelahan yang terjadi sepanjang hari dalam

jangka waktu yang lama dan kadang-kadang terjadi

sebelum melakukan pekerjaan, seperti perasaan

“kebencian” yang bersumber dari terganggunya emosi.

Selain itu timbulnya keluhan psikosomatis seperti

meningkatnya ketidakstabilan jiwa, kelesuan umum,

meningkatnya sejumlah penyakit fisik seperti sakit kepala,

perasaan pusing, sulit tidur, masalah pencernaan, detak

jantung yang tidak normal, dan lain-lain (Budiono dalam

Widyasari, 2010).

c. Penyebab Kelelahan

Menurut Suma’mur (2009) terdapat lima kelompok sebab

kelelahan yaitu:

1) Keadaan monoton

2) Beban dan lamanya pekerjaan baik fisik maupun mental

3) Keadaan lingkungan seperti cuaca kerja, penerangan dan

kebisingan

4) Keadaan kejiwaan seperti tanggung jawab, kekhawatiran atau

konflik

5) Penyakit, perasaan sakit dan keadaan gizi

2. Stres Kerja

a. Definisi

Stres kerja merupakan suatu bentuk tanggapan seseorang,

baik secara fisik maupun mental, terhadap suatu perubahan di

lingkungan kerja yang dirasakan mengakibatkan dirinya terancam

(Anoraga, 2009)

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Karyawan atau Pekerja 1 ...digilib.unimus.ac.id/.../166/jtptunimus-gdl-linadianro-8294-3-babii.pdf · Menurut Rivai (2011) kompensasi terbagi menjadi dua

Stres kerja adalah suatu perasaan tertekan yang dialami

karyawan dalam menghadapi perasaan (Mangkunegara, 2008)

Stres kerja adalah suatu kondisi ketegangan yang

menciptakan adanya ketidakseimbangan fisik dan psikis yang

mempengaruhi emosi, proses berfikir dan kondisi seorang

karyawan (Veitzal, 2009)

b. Penyebab Stres Kerja

Menurut Mangkunegara (2008) berpendapat bahwa penyebab stres

kerja, antara lain :

1) Beban kerja yang dirasakan terlalu berat

2) Waktu kerja yang mendesak

3) Kualitas pengawasan yang rendah

4) Iklim kerja yang tidak sehat

5) Otoritas kerja yang tidak memadai yang berhubungan dengan

tanggung jawab

6) Konflik kerja

7) Perbedaan nilai antar karyawan dengan pimpinan yang frustasi

dalam kerja

c. Dampak Stres Kerja

Dalam penelitian Dahlia Ragil Harnanik (2011) yang berjudul

“Analisa Hasil Pengukuran Kelelahan Tahun 2011 Berdasar Data

Overtime, Absensi Sakit dan Produktivitas Kerja Pada Tahun 2010

Pada Tenaga Kerja Produksi PT Dupont Agricultural Products

Indonesia Surabaya Plant Jawa Timur”, Terry Beehr dan John

Newman mengkaji ulang beberapa kasus stres pekerjaan dan

menyimpulkan tiga gejala dari

stres pada individu, yaitu:

1) Gejala psikologis

Berikut ini adalah gejala-gejala psikologis yang sering ditemui

pada hasil penelitian mengenai stres pekerjaan :

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Karyawan atau Pekerja 1 ...digilib.unimus.ac.id/.../166/jtptunimus-gdl-linadianro-8294-3-babii.pdf · Menurut Rivai (2011) kompensasi terbagi menjadi dua

a) Kecemasan, ketegangan, kebingungan dan mudah

tersinggung

b) Perasaan frustrasi, rasa marah, dan dendam (kebencian)

c) Sensitif dan hyperreactivity

d) Memendam perasaan, penarikan diri, dan depresi

e) Komunikasi yang tidak efektif

f) Perasaan terkucil dan terasing

g) Kebosanan dan ketidakpuasan kerja

h) Kelelahan mental, penurunan fungsi intelektual, dan

kehilangan konsentrasi

i) Kehilangan spontanitas dan kreativitas

j) Menurunnya rasa percaya diri

2) Gejala fisiologis

Gejala-gejala fisiologis yang utama dari stres kerja adalah:

a) Meningkatnya denyut jantung, tekanan darah, dan

kecenderungan mengalami penyakit kardiovaskular

b) Meningkatnya sekresi dari hormon stres (contoh: adrenalin

dan noradrenalin).

c) Gangguan gastrointestinal (misalnya gangguan lambung).

d) Meningkatnya frekuensi dari luka fisik dan kecelakaan.

e) Kelelahan secara fisik dan kemungkinan mengalami

sindrom kelelahan yang kronis (chronic fatigue syndrome).

f) Gangguan pernapasan.

g) Gangguan pada kulit.

h) Sakit kepala, sakit pada punggung bagian bawah,

ketegangan otot.

i) Gangguan tidur

j) Rusaknya fungsi imun tubuh, termasuk risiko tinggi

kemungkinan terkena kanker.

3) Gejala perilaku

Gejala-gejala perilaku yang utama dari stres kerja adalah:

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Karyawan atau Pekerja 1 ...digilib.unimus.ac.id/.../166/jtptunimus-gdl-linadianro-8294-3-babii.pdf · Menurut Rivai (2011) kompensasi terbagi menjadi dua

a) Menunda, menghindari pekerjaan, dan absen dari

pekerjaan.

b) Menurunnya prestasi (performance) dan produktivitas.

c) Meningkatnya penggunaan minuman keras dan obat-

obatan.

d. Pendekatan Stress Kerja

Menurut Rivai (2009) pendekatan stres kerja dapat dilakukan

dengan cara :

1) Pendekatan individu meliputi :

a) Meningkatnya keimanan kepada Tuhan

b) Melakukan meditasi pernapasan

c) Melakukan kegiatan olahraga

d) Melakukan relaksasi

e) Menghindari kebiasaan rutin yang membosankan

f) Berbincang-bincang dengan teman dekat

g) Melakukan kegiatan lain yang lebih menyenangkan

2) Pendekatan perusahaan meliputi :

a) Melakukan perbaikan iklim organisasi

b) Melakukan perbaikan terhadap lingkungan fisik

c) Menyediakan sarana olahraga

d) Melakukan analisis dan kejelasan tugas

e) Meningkatkan partisipasi dalam pengambilan keputusan

f) Melakukan rektrukturasi tugas

C. Penyakit Psikologis yang Sering Dialami Pekerja

Faktor psikologis memiliki pengaruh yang sangat besar karena

manusia bekerja bukan seperti mesin, manusia memiliki perasaan, pikiran

serta harapan dalam kehidupannya. Hal tersebut berpengaruh pula pada

keadaan dalam pekerjaan. Faktor ini dapat berupa sifat, motivasi, hadiah-

hadiah, jaminan keselamatan dan kesehatannya, upah dan lain-lain.

Penyakit dan kelelahan itu dapat timbul dari konflik mental yang terjadi di

lingkungan pekerjaan, akhirnya dapat mempengaruhi kondisi fisik pekerja.

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Karyawan atau Pekerja 1 ...digilib.unimus.ac.id/.../166/jtptunimus-gdl-linadianro-8294-3-babii.pdf · Menurut Rivai (2011) kompensasi terbagi menjadi dua

Masalah psikologis dan kesakitan-kesakitan lainnya amatlah mudah untuk

menimbulkan suatu bentuk kelelahan kronis dan sangatlah sulit

melepaskan keterkaitannya dengan masalah kejiwaan. (A.M. Sugeng

Budiono dalam Harnanik, 2011).

1. Depresi

a. Pengertian

Depresi merupakan satu masa terganggunya fungsi manusia

yang berkaitan dengan alam perasaan yang sedih dan gejala

penyertanya, termasuk perubahan pada pola tidur dan nafsu makan,

psikomotor, konsentrasi, anhedonia, kelelahan, rasa putus asa dan

tidak berdaya, serta bunuh diri (Kaplan, 2010).

Depresi dapat diartikan sebagai salah satu bentuk gangguan

alam perasaan yang ditandai dengan perasaan sedih yang berlebihan,

murung, tidak bersemangat, perasaan tidak berharga, merasa kosong,

putus harapan, selalu merasa dirinya gagal, tidak berminat pada ADL

sampai ada ide bunuh diri (Yosep, 2009).

Depresi adalah salah satu bentuk gangguan kejiwaan pada

alam perasaan (affective/ mood disorder) yang ditandai dengan

kemurungan, kelesuan, ketiadaan gairah hidup, perasaan tidak

berguna, putus asa dan lain sebagainya (Hawari, 2008).

b. Penyebab Depresi

Dasar penyebab depresi yang pasti tidak diketahui, banyak

usaha untuk mengetahui penyebab dari gangguan ini. Menurut

Kaplan, faktor-faktor yang dihubungkan dengan penyebab depresi

dapat dibagi atas: faktor biologi, faktor genetik dan faktor

psikososial. Dimana ketiga faktor tersebut juga dapat saling

mempengaruhi satu dengan yang lainnya (Sadock & Sadock, 2010).

Faktor psikososial yang mempengaruhi depresi meliputi:

peristiwa kehidupan dan stressor lingkungan, kepribadian,

psikodinamika, kegagalan yang berulang, teori kognitif dan dukungan

sosial. Peristiwa kehidupan yang menyebabkan stres, lebih sering

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Karyawan atau Pekerja 1 ...digilib.unimus.ac.id/.../166/jtptunimus-gdl-linadianro-8294-3-babii.pdf · Menurut Rivai (2011) kompensasi terbagi menjadi dua

mendahului episode pertama gangguan mood dari episode

selanjutnya. Para klinisi mempercayai bahwa peristiwa kehidupan

memegang peranan utama dalam depresi, klinisi lain menyatakan

bahwa peristiwa kehidupan hanya memiliki peranan terbatas dalam

onset depresi. Dalam percobaan binatang yang dipapari kejutan listrik

yang tidak bisa dihindari, secara berulang-ulang, binatang akhirnya

menyerah tidak melakukan usaha lagi untuk menghindari. Disini

terjadi proses belajar bahwa mereka tidak berdaya. Pada manusia

yang menderita depresi juga ditemukan ketidakberdayaan yang

mirip. Adanya interpretasi yang keliru terhadap sesuatu,

menyebabkan distorsi pikiran menjadi negatif tentang pengalaman

hidup, penilaian diri yang negatif, pesimisme dan keputusasaan.

Pandangan yang negatif tersebut menyebabkan perasaan depresi.

(Kaplan, 2010)

Menurut Prasetyono (2007), sumber-sumber yang umum

seseorang dapat menderita depresi, adalah sebagai berikut :

1) Disharmonis dalam pergaulan

2) Disfusi pada seksualitas

3) perceraian

4) Ditinggal anak-anak yang sudah dewasa dan berkeluarga

5) Gagal dalam pekerjaan atau tidak mendapat pekerjaan

6) Penyakit yang tak kunjung sembuh

7) Memasuki masa pensiun

8) Kematian dari orang yang dicintai

9) Hilangnya kekayaan

10) Kesulitan dalam keuangan

c. Gejala Depresi

Menurut Hawari (2008) gejala klinis depresi adalah sebagai berikut:

1) Afek disforik, yaitu perasaan murung, sedih, gairah hidup

menurun, tidak semangat, merasa tidak berdaya

2) Perasaan bersalah, berdosa, penyesalan

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Karyawan atau Pekerja 1 ...digilib.unimus.ac.id/.../166/jtptunimus-gdl-linadianro-8294-3-babii.pdf · Menurut Rivai (2011) kompensasi terbagi menjadi dua

3) Nafsu makan menurun

4) Berat badan menurun

5) Konsentrasi dan daya ingat menurun

6) Gangguan tidur : insomnia (sukar atau tidak dapat tidur) atau

sebaliknya hipersomnia (terlalu banyak tidur). Gangguan ini

sering kali disertai dengan mimpi-mimpi yang tidak

menyenangkan, misalnya mimpi orang yang telah meninggal

7) Agitasi atau retardasi psikomotor (gaduh gembira atau lemah

tak berdaya)

8) Hilangnya rasa senang, semangat dan minat, tidak suka lagi

melakukan hobi, kreativitas menurun, produktivitas juga

menurun

9) Gangguan seksual (libido menurun)

10) Pikiran-pikiran tentang kematian, buduh diri

2. Stres

a. Pengertian

Stres adalah situasi ketegangan/tekanan emosional yang

dialami seseorang yang sedang menghadapi tuntutan yang sangat

besar, hambatan‐hambatan, dan adanya kesempatan yang sangat

penting yang dapat mempengaruhi emosi, pikiran, dan kondisi fisik

seseorang (Hariandja dalam Ananta, 2011).

Stres adalah sekumpulan perubahan fisiologis akibat tubuh

terpapar terhadap bahaya ancaman. Stres memiliki dua komponen:

fisik yakni perubahan fisiologis dan psikogis yakni bagaimana

seseorang merasakan keadaan dalam hidupnya. Perubahan keadaan

fisik dan psikologis ini disebut sebagai stressor (pengalaman yang

menginduksi respon stres) (Pinel, 2009).

b. Tahapan Stres

Gejala-gejala stres pada diri seseorang seringkali tidak disadari

karena perjalanan awal tahapan stres timbul secara lambat dan baru

dirasakan bilamana tahapan gejala sudah lanjut dan mengganggu

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Karyawan atau Pekerja 1 ...digilib.unimus.ac.id/.../166/jtptunimus-gdl-linadianro-8294-3-babii.pdf · Menurut Rivai (2011) kompensasi terbagi menjadi dua

fungsi kehidupannya sehari-hari baik di rumah, di tempat kerja

ataupun di pergaulan lingkungan sosialnya. Menurut Amberg

(dalam Hawari, 2008) dalam penelitiannya membagi tahapan-

tahapan stres sebagai berikut:

1) Stres tahap I

Tahapan ini merupakan tahapan stres yang paling ringan dan

biasanya disertai dengan perasaan-perasaan sebagai berikut :

a) Semangat bekerja besar, berlebihan (over acting)

b) Penglihatan “tajam” sebagaimana biasanya

c) Merasa mampu menyelesaikan pekerjaan lebih dari

biasanya, namun tanpa disadari cadangan energi dihabiskan

(all out) disertai gugup yang berlebihan pula

d) Merasa senang dengan pekerjaannya dan semakin

bertambah semangat namun tanpa disadari cadangan energi

semakin menipis

2) Stres tahap II

Dalam tahapan ini dampak stres yang semula “menyenangkan”

seperti tahap I mulai menghilang dan timbul keluhan-keluhan

yang disebabkan karena cadangan energi tidak lagi cukup.

Keluhan-keluhan yang sering dikemukakan oleh seseorang

yang berada pada stres tahap II adalah sebagai berikut :

a) Merasa letih sewaktu bangun pagi yang seharusnya merasa

segar

b) Merasa mudah lelah sesudah makan siang

c) Lekas merasa capai menjelang sore hari

d) Sering mengeluh lambung atau perut tidak nyaman (bowel

discomfort)

e) Detakan jantung lebih keras dari biasanya (berdebar-debar)

f) Otot-otot punggung dan tengkuk terasa tegang

g) Tidak bisa santai

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Karyawan atau Pekerja 1 ...digilib.unimus.ac.id/.../166/jtptunimus-gdl-linadianro-8294-3-babii.pdf · Menurut Rivai (2011) kompensasi terbagi menjadi dua

3) Stres tahap III

Pada stres tahap III, seseorang tetap memaksakan diri dalam

pekerjaannya tanpa menghiraukan keluhan-keluhan seperti

stres tahap II, maka yang bersangkutan akan menunjukkan

keluhan-keluhan yang semakin nyata dan mengganggu yaitu:

a) Gangguan lambung dan usus semakin nyata : misalnya

keluhan maag, buang air besar tidak teratur

b) Ketegangan otot semakin terasa

c) Perasaan tidak tenang dan ketegangan emosional semakin

meningkat

d) Gangguan pola tidur (insomnia), misalnya sukar untuk

mulai tidur (early insomnia), atau terbangun tengah malam

dan sukar kembali tidur (middle insomnia), atau terbangun

terlalu pagi atau dini hari dan tidak dapat kembali tidur

(late insomnia)

e) Koordinasi tubuh terganggu (badan terasa oyong dan

serasa mau pingsan)

4) Stres tahap IV

Gejala stres yang muncul pada stres tahap IV yaitu :

a) Untuk bertahan sepanjang hari saja sudah terasa amat sulit

b) Aktivitas pekerjaan yang semula menyenangkan dan

mudah diselesaikan menjadi membosankan dan terasa lebih

sulit

c) Yang semula tanggap terhadap situasi menjadi kehilangan

kemampuan untuk merespon secara memadai

d) Ketidakmampuan untuk melaksanakan kegiatan rutin

sehari-hari

e) Gangguan pola tidur disertai dengan mimpi-mimpi yang

menegangkan

f) Seringkali menolak ajakan karena tidak semangat

g) Daya konsentrasi dan daya ingat menurun

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Karyawan atau Pekerja 1 ...digilib.unimus.ac.id/.../166/jtptunimus-gdl-linadianro-8294-3-babii.pdf · Menurut Rivai (2011) kompensasi terbagi menjadi dua

h) Timbul perasaan ketakutan dan kecemasan yang tidak

dapat dijelaskan apa penyebabnya

5) Stres tahap V

Tanda dari stres tahap V yaitu :

a) Kelelahan fisik dan mental yang semakin mendalam

b) Ketidakmampuan untuk menyelesaikan pekerjaan sehari-

hari yang ringan dan sederhana

c) Gangguan sistem pencernaan dan semakin berat

d) Timbul perasaan ketakutan dan kecemasan yang semakin

meningkat, mudah bingung dan panik

6) Stres tahap VI

Tahapan ini merupakan tahapan klimaks, seseorang mengalami

serangan panik dan perasaan takut mati. Gambaran stres tahap

VI adalah sebagai berikut:

a) Debaran jantung teramat keras

b) Susah bernafas

c) Sekujur badan terasa gemetar, dingin dan keringat

bercucuran

d) Ketiadaan tenaga untuk hal-hal yang ringan

e) Pingsan atau kolaps

Akibat adanya stres saat bekerja tersebut yaitu orang menjadi

nervous, merasakan kecemasan yang kronis, peningkatan ketegangan

pada emosi, proses beriikir dan kondisi fisik individu. Selain itu,

sebagai hasil dari adanya stres kerja karyawan mengalami beberapa

gejala stres yang dapat mengancam dan mengganggu pelaksanaan

kerja mereka, seperti : mudah marah dan agresif, tidak dapat relaks,

emosi yang tidak stabil, sikap tidak mau bekerja sama, perasaan tidak

mampu terlibat, dan kesulitan dalam masalah tidur.

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Karyawan atau Pekerja 1 ...digilib.unimus.ac.id/.../166/jtptunimus-gdl-linadianro-8294-3-babii.pdf · Menurut Rivai (2011) kompensasi terbagi menjadi dua

3. Kecemasan

a. Pengertian

Kecemasan merupakan suatu perasaan subjektif mengenai

ketegangan mental yang menggelisahkan sebagai reaksi umum dari

ketidakmampuan mengatasi suatu masalah atau tidak adanya rasa

aman. Perasaan yang tidak menentu tersebut pada umumnya tidak

menyenangkan yang nantinya akan menimbulkan atau disertai

perubahan fisiologis dan psikologis (Rochman, 2010).

Kecemasan adalah tanggapan dari sebuah ancaman nyata

ataupun khayal. Individu mengalami kecemasan karena adanya

ketidakpastian dimasa mendatang. Kecemasan dialami ketika berfikir

tentang sesuatu tidak menyenangkan yang akan terjadi (Lubis, 2009).

Kecemasan berasal dari perasaan tidak sadar yang berada

didalam kepribadian sendiri, dan tidak berhubungan dengan objek

yang nyata atau keadaan yang benar-benar ada. Gejala dari

kecemasan antara lain :

1) Ada saja hal-hal yang sangat mencemaskan hati, hampir setiap

kejadian menimbulkan rasa takut dan cemas. Kecemasan tersebut

merupakan bentuk ketidakberanian terhadap hal-hal yang tidak

jelas.

2) Adanya emosi-emosi yang kuat dan sangat tidak stabil. Suka

marah dan sering dalam keadaan exited (heboh) yang memuncak,

sangat irritable, akan tetapi sering juga dihinggapi depresi.

3) Diikuti oleh bermacam-macam fantasi, delusi, ilusi, dan delusion

of persecution (delusi yang dikejar-kejar).

4) Sering merasa mual dan muntah-muntah, badan terasa sangat

lelah, banyak berkeringat, gemetar, dan seringkali menderita diare.

5) Muncul ketegangan dan ketakutan yang kronis yang menyebabkan

tekanan jantung menjadi sangat cepat atau tekanan darah tinggi.

(Rohman, 2010)

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Karyawan atau Pekerja 1 ...digilib.unimus.ac.id/.../166/jtptunimus-gdl-linadianro-8294-3-babii.pdf · Menurut Rivai (2011) kompensasi terbagi menjadi dua

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecemasan

Faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan adalah :

1) Faktor fisik

Kelemahan fisik dapat melemahkan kondisi mental individu

sehingga memudahkan timbulnya kecemasan.

2) Trauma atau konflik

Munculnya gejala kecemasan sangat bergantung pada kondisi

individu, dalam arti bahwa pengalaman-pengalaman emosional

atau konflik mental yang terjadi pada individu akan

memudahkan timbulnya gejala-gejala kecemasan.

3) Lingkungan awal yang tidak baik

Lingkungan adalah faktor-faktor utama yang dapat

mempengaruhi kecemasan individu, jika faktor tersebut kurang

baik maka akan menghalangi pembentukan kepribadian sehingga

muncul gejala-gejala kecemasan. (Rufaidah, 2009)

c. Jenis-jenis Kecemasan

1) Kecemasan Rasional

Merupakan suatu ketakutan akibat adanya objek yang memang

mengancam, misalnya ketika menunggu hasil ujian.Ketakutan ini

dianggap sebagai suatu unsur pokok normal dari mekanisme

pertahanan dasariah kita.

2) Kecemasan Irrasional

Yang berarti bahwa mereka mengalami emosi ini dibawah

keadaankeadaan spesifik yang biasanya tidak dipandang

mengancam.

3) Kecemasan Fundamental

Kecemasan fundamental merupakan suatu pertanyaan tentang

siapa dirinya, untuk apa hidupnya, dan akan kemanakah kelak

hidupnya berlanjut. Kecemasan ini disebut sebagai kecemasan

eksistensial yang mempunyai peran fundamental bagi kehidupan

manusia (Pedak, 2009)

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Karyawan atau Pekerja 1 ...digilib.unimus.ac.id/.../166/jtptunimus-gdl-linadianro-8294-3-babii.pdf · Menurut Rivai (2011) kompensasi terbagi menjadi dua

d. Gangguan Kecemasan

1) Fobia Spesifik

Yaitu suatu ketakutan yang tidak diinginkan karena kehadiran

atau antisipasi terhadap obyek atau situasi yang spesifik.

2) Fobia Sosial

Merupakan suatu ketakutan yang tidak rasional dan menetap,

biasanya berhubungan dengan kehadiran orang lain. Individu

menghindari situasi dimana dirinya dievaluasi atau dikritik,

yang membuatnya merasa terhina atau dipermalukan, dan

menunjukkan tanda-tanda kecemasan atau menampilkan

perilaku lain yang memalukan.

3) Gangguan Panik

Gangguan panik memiliki karakteristik terjadinya serangan

panik yang spontan dan tidak terduga. Beberapa simtom yang

dapat muncul pada gangguan panik antara lain ; sulit bernafas,

jantung berdetak kencang, mual, rasa sakit didada, berkeringat

dingin, dan gemetar. Hal lain yang penting dalam diagnosa

gangguan panik adalah bahwa individu merasa setiap serangan

panik merupakan pertanda datangnya kematian atau kecacatan.

4) Gangguan Cemas Menyeluruh (Generalized Anxiety Disorder)

Generalized Anxiety Disorder (GAD) adalah kekhawatiran yang

berlebihan dan bersifat pervasif, disertai dengan berbagai

simtom somatik, yang menyebabkan gangguan signifikan dalam

kehidupan sosial atau pekerjaan pada penderita, atau

menimbulkan stres yang nyata.

4. Keputusasaan

a. Pengertian

Keputusasaan adalah keadaan subjektif dimana seorang

individu terlihat memiliki keterbatasan atau tidak ada alternatif

atau pilihan-pilihan pribadi yang tersedia dan tidak mampu

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Karyawan atau Pekerja 1 ...digilib.unimus.ac.id/.../166/jtptunimus-gdl-linadianro-8294-3-babii.pdf · Menurut Rivai (2011) kompensasi terbagi menjadi dua

menggerakkan energi atas nama sendiri (Rosernberg dan Smith,

2010).

Putus asa merupakan tanda dari individu yang mengalami

putus harapan yang akan menyebabkan seseorang bunuh diri jika

sudah dalam keadaan berat (Riyadi dan Purwanto, 2009).

Keputusasaan merupakan keadaan subjektif seorang

individu yang melihat keterbatasan atau tidak ada alternatif atau

pilihan pribadi yang bersedia dan tidak dapat memobilisasi energi

yang dimilikinya (NANDA, 2005).

b. Tanda dan Gejala

Adapun tanda dan gejala dari keputusasaan adalah :

1) Ungkapan klien tentang situasi kehidupan tanpa harapan dan

terasa hampa (“saya tidak dapat melakukan”)

2) Sering mengeluh dan tampak murung

3) Tampak kurang bicara atau tidak mau berbicara sama sekali

4) Menarik diri dari lingkungan

5) Kontak mata kurang

6) Mengangkat bahu tanda masa bodoh

7) Menurun atau tidak adanya selera makan

(Keliat, 2005)

Sedangkan menurut Keliat, dkk (2006) adalah :

1) Mayor (harus ada)

Mengungkapkan atau mengekspresikan sikap apatis yang

mendalam, berlebihan dan berkepanjangan dalam merespon

situasi yang dirasakan sebagai hal yang mustahil isyarat verbal

tentang kesedihan

a) Fisiologis

(1) Respon terhadap stimulus lambat

(2) Tidak ada energi

(3) Tidur bertambah

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Karyawan atau Pekerja 1 ...digilib.unimus.ac.id/.../166/jtptunimus-gdl-linadianro-8294-3-babii.pdf · Menurut Rivai (2011) kompensasi terbagi menjadi dua

b) Emosional

(1) Individu yang putus asa sering sekali kesulitan

mengungkapkan perasaannya tapi dapat merasakan

(2) Tidak memiliki makna atau tujuan dalam hidup

(3) Hampa dan letih

(4) Perasaan kehilangan dan tidak memiliki apa-apa

c) Individu memperlihatkan :

(1) Sikap pasif dan kurangnya keterlibatan dalam

perawatan

(2) Penurunan verbalisasi

(3) Penurunan afek

(4) Kurangnya ambisi, inisiatif serta minat

(5) Ketidakmampuan mencapai sesuatu

(6) Hubungan interpersonal yang terganggu

(7) Proses pikir yang lambat

(8) Kurangnya tanggung jawab terhadap keputusan dan

kehidupannya sendiri

d) Kognitif

(1) Penurunan kemampuan untuk memecahkan masalah

dan kemampuan membuat keputusan

(2) Mengurusi masalah yang telah lalu dan yang akan

datang bukan masalah yang dihadapi saat ini

(3) Kaku (memikirkan semuanya atau tidak sama sekali)

(4) Tidak mempunyai kemampuan untuk berimaginasi

atau berharap

(5) Tidak dapat mencapai target dan tujuan yang

ditetapkan

(6) Tidak dapat mengenali sumber harapan

2) Minor (mungkin ada)

a) Fisiologis

(1) Anoreksia

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Karyawan atau Pekerja 1 ...digilib.unimus.ac.id/.../166/jtptunimus-gdl-linadianro-8294-3-babii.pdf · Menurut Rivai (2011) kompensasi terbagi menjadi dua

(2) BB menurun

b) Emosional

(1) Individu merasa putus asa terhadap diri sendiri dan

orang lain

(2) Merasa berada di ujung tanduk

(3) Tegang

(4) Muak (merasa ia tidak bisa)

(5) Rapuh

c) Individu memperlihatkan :

(1) Kontak mata yang kurang, mengalihkan pandangan dari

pembicara

(2) Penurunan motivasi

(3) Keluh kesah

(4) Kemunduran

(5) Sikap pasrah

d) Kognitif

(1) Bingung

(2) Ketidakmampuan berkomunikasi secara efektif

(3) Penilaian yang tidak logis

d. Ketidakberdayaan

1) Pengertian

Ketidakberdayaan merupakan persepsi individu bahwa segala

tindakannya tidak akan mendapatkan hasil atau suatu keadaan

dimana individu kurang dapat mengendalikan kondisi tertentu atau

kegiatan yang baru dirasakan. (Suma’mur, 2009)

Ketidakberdayaan merupakan persepsi seseorang bahwa

tindakannya tidak akan mempengaruhi hasil secara bermakna,

kurang pengendalian yang dirasakan terhadap situasi terakhir atau

yang baru saja terjadi (Wilkinson, 2007).

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Karyawan atau Pekerja 1 ...digilib.unimus.ac.id/.../166/jtptunimus-gdl-linadianro-8294-3-babii.pdf · Menurut Rivai (2011) kompensasi terbagi menjadi dua

Ketidakberdayaan merupakan keadaan ketika seseorang

individu atau kelompok merasa kurang kontrol terhadap kejadian

atau situasi tertentu (Carpenito-Moyet, 2007).

2) Batasan Karakteristik Klien Dengan Ketidakberdayaan

Menurut NANDA (2011) dan Wilkinson (2007) ketidakberdayaan

yang dialami klien dapat terdiri dari tiga tingkatan antara lain:

a) Rendah

Klien mengungkapakan ketidakpastian tentang fluktuasi tingkat

energi dan bersikap pasif.

b) Sedang

Klien mengalami ketergantungan pada orang lain yang dapat

mengakibatkan ketidaksukaan, marah dan rasa bersalah. Klien

tidak melakukan praktik perawatan diri ketika ditantang, tidak

ikut memantau kemajuan pengobatan, menunjukkan ekspresi

ketidakpuasan terhadap ketidakmampuan melakukan aktivitas

atau tugas sebelumnya serta menujukkan ekspresi keraguan

tentang performa peran.

c) Berat

Klien menunjukkan sikap apatis, depresi terhadap perburukan

fisik yang terjadi dengan mengabaikan kepatuhan pasien

terhadap program pengobatan dan menyatakan tidak memiliki

kendali (terhadap perawatan diri, situasi, dan hasil).

3) Proses Terjadinya Masalah

Kebanyakan individu secara subyektif mengalami perasaan

ketidakberdayaan dalam berbagai tingkat dalam bermacam-macam

situasi. Individu sering menunjukkan respon apatis, marah atau

depresi terhadap kehilangan kontrol (Carpenito-Moyet, 2007). Pada

ketidakberdayaan klien mungkin mengetahui solusi terhadap

masalahnya, tetapi percaya bahwa hal tersebut di luar kendalinya

untuk mencapai solusi tersebut. Jika ketidakberdayaan berlangsung

lama, dapat mengarah ke keputusasaan (Wilkinson, 2007).

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Karyawan atau Pekerja 1 ...digilib.unimus.ac.id/.../166/jtptunimus-gdl-linadianro-8294-3-babii.pdf · Menurut Rivai (2011) kompensasi terbagi menjadi dua

D. Kerangka Teori

Penyebab Kelelahan

- Keadaan monoton

- Beban dan lamanya pekerjaan

- Keadaan lingkungan

- Keadaan kejiwaan

- Penyakit, perasaan sakit dan status gizi

Stres Kerja

Gejala Psikologis Gejala Fisiologis Gejala Perilaku

- Kebingungan - Gangguan lambung - Menunda pekerjaan

- Perasaan frustasi - Gangguan pernapasan - Menghindari

- Sensitif - Gangguan pada kulit pekerjaan

- Menarik diri - Sakit kepala - Absen dari

- Kebosanan - Ketegangan otot pekerjaan

- Menurunnya rasa - Gangguan tidur - Menurunnya

percaya diri produktivitas

Penyakit Psikologis

Sumber : Suma’mur (2009), Sitepoe dan Mangku (Harnanik, 2011), Tana L

(2009), Samara D (Rozana 2013), Kaplan (2010), Hariandja (Ananta, 2011)

Skema 2.1 kerangka teori

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Karyawan atau Pekerja 1 ...digilib.unimus.ac.id/.../166/jtptunimus-gdl-linadianro-8294-3-babii.pdf · Menurut Rivai (2011) kompensasi terbagi menjadi dua

E. Kerangka Konsep

Penyakit psikologis

Skema 2.2 kerangka konsep

F. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari

orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang

diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya (Sugiyono, 2012). Variabel yang terdapat dalam penelitian

ini adalah penyakit psikologis.