kerangka dan kurikulum ekonomi dan keuangan islam-veithzal rivai

16
 www.shariaeconomy.blogspot.com,www.jaharuddin.bl ogspot.com | 1 Kerangka Pengembangan Kurikulum Ekonomi dan Keuangan Islam di Indonesia Prof. Dr. Veithzal Rivai (Ketua MES-VR Consulting Business Management)  A. Pendahuluan Kita tahu bahwa Indonesi dengan penduduk muslim terbesar didunia sehingga memerlukan perhatia n khusus di bidang ekonomi, tetapi kenyataannya kita tidak menjadikan ekonomi Islam sebagai acuan utama untuk mensejahterakan umatnya. Kita tahu pula b ahwa kehadiran kegiatan ekonomi disebabkan karena ada kebutuhan dan keinginan manusia, namun cara memenuhi kebutuhan dan cara mendistribusikan kebutuhan selama ini didasari oleh filosofi yang berbeda, sehingga menimbulkan berbagai sistem dan praktik ekonomi yang berbeda, dan hingga saat ini tidak berhasil melepaskan dari keterpurukan dan keterbelakangan ekonomi. Perbedaan ini tidak terlepas dari pengaruh filsafat, agama, ideologi, dan kepentingan politik yang mendasari suatu negara menganut sistem tersebut. Untuk pemenuhan kebutuhan diperlukan Ilmu ekonomi. I lmu ekonomi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari perilaku manusia mencapai tujuan dan sarana yang memiliki kegunaan alternatif. Ilmu ekonomi sebagai studi yang mempelajari cara manusia mencapai kesejahteraan dan mendistr ibusikannya. Kesejahteraan yan g dimaksud adalah segala sesuatu yang memiliki nilai dan harga, mencakup barang dan jasa yang diproduksi dan dijual oleh pelaku bisnis. Kita tahu bahwa ekonomi Islam adalah sistem ekonomi yang dilandaskan pada al Quran dan Hadits, sehingga lebih menjamin akan akuntabilitasnya sepanjang para penyelenggarakan senantiasa berpegang teguh pada ajaran islam secara kaffah dan menjunjung tinggi kejujuran, amanah, transparan serta tetap dikelola secara profesional, sehingga dapat menjamin bahwa dengan mengterapkan secera sungguh-sungguh dapat dipastikan bahwa ekonomi islam adalah akan terjamin pula akan akuntabilitasnya. Jika disimak perjalanan Rasul di dalam membangun perekonomian Madinah, maka ada tiga hal mendasar yang harus mendapat perhatian dan jika ingin menerapkannya dalam konteks Indonesia kontemporer. Ketiga hal tersebut adalah landasan filosofis, prinsip operasional, dan tujuan yang ingin dicapai dalam sebuah sistem ekonomi. Secara filosofis, sistem ekonomi islam adalah sebuah sistem ekonomi yang dibangun di atas nilai-nilai Islam, dimana prinsip tauhid yang mengedepankan nilai- nilai Ilahiyyah menjadi „intidari sistem ini. Ekonomi bukanlah sebuah entitas yang berdiri sendiri, melainkan sebuah bagian kecil dari bingkai ibadah kepada Allah Subhanahuataala. Rasulull ah telah berhasil menanamkan secara kuat di dalam benak para sahabat bahwa berekonomi pada hakekatnya adalah beribadah kepada Allah. Sehingga, sebagai sebuah ibadah, ada rambu-rambu yang harus ditaati agar dapat diterima di sisi  Allah Subhanah uataala. Dan yang namany a ibadah, harus pula dikerjak an secara maksimal dan tidak asal-asalan. Wajarlah jika kemudian para pedagang Muslim mampu menyebar ke seluruh penjuru dunia untuk berdagang sekaligus berdakwah. Pantas pula jika Adam Smith, yang dianggap sebagai bapaknya ekonomi kapitalis, menganggap bahwa contoh terbaik masyarakat berperadaban tinggi yang kuat secara ekonomi dan politik adalah masyarakat Arab (Madinah) di bawah pimpinan Muhammad. Oleh karena itu, mengadopsi nilai-nilai moralitas Islam dalam sistem ekonomi kita merupakan syarat mutlak untuk membangun sistem ekonomi Indonesia yang kuat dan berkah. Kemudian selanjutnya, harus disadari bahwa salah satu prinsip utama berjalannya sistem ekonomi islam pada tataran operasional adalah prinsip keadilan (al- adl). Islam adalah adil dan adil itu adalah Islam. Diharamkannya bunga juga dalam bingkai keadilan. Kebijakan Rasul untuk membuka pasar baru juga dalam konteks keadilan. Jika mekanisme pasar berjalan dalam bingkai keadilan, maka intervensi pemerintah tidak diperlukan. Hal ini dapat dilihat ketika Rasulullah menolak permintaan para sahabat, sebagaimana diriwayatkan oleh Anas bin Malik ra, untuk menurunkan harga pada saat harga bergerak naik. Intervensi malah justru menciptakan ketidakadilan. Tetapi sebaliknya, jika terjadi kolusi antara oknum penguasa dan kalangan dunia

Upload: jaharuddinhannover

Post on 16-Jul-2015

991 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

dari lokakarya UIN syahid 28 feb 2012

TRANSCRIPT

Page 1: Kerangka dan Kurikulum Ekonomi Dan Keuangan Islam-Veithzal Rivai

5/13/2018 Kerangka dan Kurikulum Ekonomi Dan Keuangan Islam-Veithzal Rivai - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kerangka-dan-kurikulum-ekonomi-dan-keuangan-islam-veithzal-rivai 1/16

 

www.shariaeconomy.blogspot.com,www.jaharuddin.blogspot.com |

Kerangka Pengembangan Kurikulum Ekonomi dan Keuangan Islam di Indonesia

Prof. Dr. Veithzal Rivai(Ketua MES-VR Consulting Business Management)

 A.  PendahuluanKita tahu bahwa Indonesi dengan penduduk muslim terbesar didunia sehingga memerlukan

perhatian khusus di bidang ekonomi, tetapi kenyataannya kita tidak menjadikan ekonomi Islamsebagai acuan utama untuk mensejahterakan umatnya. Kita tahu pula bahwa kehadiran kegiatanekonomi disebabkan karena ada kebutuhan dan keinginan manusia, namun cara memenuhikebutuhan dan cara mendistribusikan kebutuhan selama ini didasari oleh filosofi yang berbeda,sehingga menimbulkan berbagai sistem dan praktik ekonomi yang berbeda, dan hingga saat ini tidak berhasil melepaskan dari keterpurukan dan keterbelakangan ekonomi. Perbedaan ini tidak terlepasdari pengaruh filsafat, agama, ideologi, dan kepentingan politik yang mendasari suatu negaramenganut sistem tersebut. Untuk pemenuhan kebutuhan diperlukan Ilmu ekonomi. Ilmu ekonomiadalah ilmu pengetahuan yang mempelajari perilaku manusia mencapai tujuan dan sarana yang

memiliki kegunaan alternatif. Ilmu ekonomi sebagai studi yang mempelajari cara manusia mencapaikesejahteraan dan mendistribusikannya. Kesejahteraan yang dimaksud adalah segala sesuatu yangmemiliki nilai dan harga, mencakup barang dan jasa yang diproduksi dan dijual oleh pelaku bisnis.

Kita tahu bahwa ekonomi Islam adalah sistem ekonomi yang dilandaskan pada al Qur‟an danHadits, sehingga lebih menjamin akan akuntabilitasnya sepanjang para penyelenggarakansenantiasa berpegang teguh pada ajaran islam secara kaffah dan menjunjung tinggi kejujuran,amanah, transparan serta tetap dikelola secara profesional, sehingga dapat menjamin bahwadengan mengterapkan secera sungguh-sungguh dapat dipastikan bahwa ekonomi islam adalah akanterjamin pula akan akuntabilitasnya.

Jika disimak perjalanan Rasul di dalam membangun perekonomian Madinah, maka ada tiga halmendasar yang harus mendapat perhatian dan jika ingin menerapkannya dalam konteks Indonesiakontemporer. Ketiga hal tersebut adalah landasan filosofis, prinsip operasional, dan tujuan yangingin dicapai dalam sebuah sistem ekonomi.

Secara filosofis, sistem ekonomi islam adalah sebuah sistem ekonomi yang dibangun di atasnilai-nilai Islam, dimana prinsip tauhid yang mengedepankan nilai-nilai Ilahiyyah menjadi „inti‟ darisistem ini. Ekonomi bukanlah sebuah entitas yang berdiri sendiri, melainkan sebuah bagian kecil daribingkai ibadah kepada Allah Subhanahuata‟ala. Rasulullah telah berhasil menanamkan secara kuat didalam benak para sahabat bahwa berekonomi pada hakekatnya adalah beribadah kepada Allah.Sehingga, sebagai sebuah ibadah, ada rambu-rambu yang harus ditaati agar dapat diterima di sisi  Allah Subhanahuata‟ala. Dan yang namanya ibadah, harus pula dikerjak an secara maksimal dantidak asal-asalan. Wajarlah jika kemudian para pedagang Muslim mampu menyebar ke seluruhpenjuru dunia untuk berdagang sekaligus berdakwah. Pantas pula jika Adam Smith, yang dianggapsebagai bapaknya ekonomi kapitalis, menganggap bahwa contoh terbaik masyarakat berperadabantinggi yang kuat secara ekonomi dan politik adalah masyarakat Arab (Madinah) di bawah pimpinanMuhammad. Oleh karena itu, mengadopsi nilai-nilai moralitas Islam dalam sistem ekonomi kitamerupakan syarat mutlak untuk membangun sistem ekonomi Indonesia yang kuat dan berkah.

Kemudian selanjutnya, harus disadari bahwa salah satu prinsip utama berjalannya sistemekonomi islam pada tataran operasional adalah prinsip keadilan (al-‟adl). Islam adalah adil dan adilitu adalah Islam. Diharamkannya bunga juga dalam bingkai keadilan. Kebijakan Rasul untuk membuka pasar baru juga dalam konteks keadilan. Jika mekanisme pasar berjalan dalam bingkaikeadilan, maka intervensi pemerintah tidak diperlukan. Hal ini dapat dilihat ketika Rasulullahmenolak permintaan para sahabat, sebagaimana diriwayatkan oleh Anas bin Malik ra, untuk menurunkan harga pada saat harga bergerak naik. Intervensi malah justru menciptakanketidakadilan. Tetapi sebaliknya, jika terjadi kolusi antara oknum penguasa dan kalangan dunia

Page 2: Kerangka dan Kurikulum Ekonomi Dan Keuangan Islam-Veithzal Rivai

5/13/2018 Kerangka dan Kurikulum Ekonomi Dan Keuangan Islam-Veithzal Rivai - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kerangka-dan-kurikulum-ekonomi-dan-keuangan-islam-veithzal-rivai 2/16

 

www.shariaeconomy.blogspot.com,www.jaharuddin.blogspot.com |

bisnis, maka akan terjadi ketidakseimbangan pasar yang akan menyebabkan kehancuranperekonomian. Untuk itu, intervensi negara menjadi sebuah kebutuhan. Jadi, tindakan pemerintahatau negara dalam mengintervensi perekonomian harus dilakukan dengan kacamata keadilan

Kehadiran ilmu ekonomi bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan kepada

umat, kesejahteraan yang dimaksud adalah segala sesuatu yang memiliki nilai dan harga yangmencakup barang dan jasa yang diproduksi dan kemudian dijual oleh pelaku bisnis, dan dalamperspektif Islam, ada beberapa pengertian tentang ekonomi Islam, yaitu:1.  Ilmu yang mempelajari perilaku muslim (yang beriman) dalam masyarakat Islam yang

mengikuti Al-Qur‟an, Al-Sunnah, Ijma dan Qias. al-Qur‟an dan al-Sunnah merupakan sumberutama agama Islam, sedangkan hadits, ijma dan qias merupakan pelengkap Al-Qur‟an danHadits.(Metwally:1995).

2.  Ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari masalah ekonomi rakyat yang dilhami oleh nilai-nilaiIslam. Sejauh mengenai masalah pokok kekurangan, hampir tidak terdapat perbedaan apapunantara ilmu ekonomi Islam dan ilmu ekonomi modern. Andaipun ada perbedaan itu terletak padasifat dan volumenya (Mannan: 1993).

3.  Menurut M. Akram Khan, bertujuan untuk mengkaji tentang kebahagian hidup manusia yang

dicapai dengan mengorganisasikan sumber daya alam atas dasar bekerja sama dan partisipasi.Definisi tersebut mencakup dimensi normatif (kebahagian hidup di dunia dan akhirat) sertadimensi positif (mengorganisir sumber daya alam). Sedangkan menurut Ash-Shidiqy ekonomiIslam adalah respon pemikir muslim terhadap tantangan ekonomi masa tertentu, untuk usahakeras ini mereka dibantu oleh al-Qur‟an dan al-Sunnah, akal (ijtihad) dan pengalaman.

4.  Menurut M. Umer Chapra, sebuah pengetahuan yang membahas upaya mewujudkankebahagian manusia melalui alokasi dan distribusi sumber daya yang terbatas yang beradadalam koridor yang mengacu pada pengajaran Islam tanpa memberikan kebebasan individuatau tanpa perilaku makro ekonomi yang berkesimbangunan dan tanpa ketidakseimbanganlingkungan (Budi Setyanto,et al: 2006).Dengan demikian ilmu ekonomi Islam merupakan ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari

masalah ekonomi rakyat yang dilhami oleh nilai-nilai Islam.Islam adalah agama yang universal dan komprehensif. Universal berarti bahwa Islam

diperuntukkan bagi seluruh ummat manusia di muka bumi dan dapat diterapkan dalam setiap waktudan tempat sampai akhir zaman. Komprehensif artinya bahwa Islam mempunyai ajaran yanglengkap dan sempurna (syumul) . Kesempurnaan ajaran Islam, dikarenakan Islam mengatur seluruhaspek kehidupan manusia, tidak saja aspek spiritual (ibadah murni), tetapi juga aspek mu‟amalahyang meliputi ekonomi, sosial, politik, hukum, dan sebagainya.

 Al-Qur‟an secara tegas mendeklarasikan kesempurnaan Islam tersebut. Ini dapat dilihat dalambeberapa ayat, seperti pada surah al An‟am (6: 38):

                                                                                                                

Dan tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua 

sayapnya, melainkan umat (juga) seperti kamu. tiadalah kami alpakan sesuatupun dalam Al- Kitab, Kemudian kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan.

Surah Al-Maidah (5: 3):

Page 3: Kerangka dan Kurikulum Ekonomi Dan Keuangan Islam-Veithzal Rivai

5/13/2018 Kerangka dan Kurikulum Ekonomi Dan Keuangan Islam-Veithzal Rivai - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kerangka-dan-kurikulum-ekonomi-dan-keuangan-islam-veithzal-rivai 3/16

 

www.shariaeconomy.blogspot.com,www.jaharuddin.blogspot.com |

                                                                                                                                                                                                                                                                                                                         

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi'ar-syi'ar Allah, dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram, jangan (mengganggu) binatang-binatang had-ya, dan binatang- binatang qalaa-id, dan jangan (pula) mengganggu orang-orang yang mengunjungi Baitullah sedang mereka mencari kurnia dan keredhaan dari Tuhannya dan apabila kamu Telah menyelesaikan ibadah haji, Maka bolehlah berburu. dan janganlah sekali-kali kebencian(mu) kepada sesuatu kaum Karena mereka menghalang-halangi kamu dari Masjidilharam, mendorongmu berbuat aniaya (kepada mereka). dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah,Sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.

Dalam surah lain surah an Nahl (16: 89):                                                                                                                                                  

(dan ingatlah) akan hari (ketika) kami bangkitkan pada tiap-tiap umat seorang saksi atas mereka dari mereka sendiri dan kami datangkan kamu (Muhammad) menjadi saksi atas seluruh umat manusia. dan  kami turunkan kepadamu Al Kitab (Al Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri.

Kesempurnaan Islam ini tidak saja disebutkan dalam Al Quran, namun juga dapat dirasakan baik itu oleh para ulama dan intelektual muslim sampai kepada non muslim. Seorang orientalis paling

terkemuka bernama H.A.R Gibb mengatakan, “Islam is much more than a system of theologi its a complete civilization” (Islam bukan sekedar sistem theologi, tetapi merupakan suatu peradaban yanglengkap), sehingga menjadi tidak relevan jika Islam dipandang sebagai agama ritual semata, apalagimenganggapnya sebagai sebuah penghambat kemajuan pembangunan (an obstacle to economic growth ). Pandangan yang demikian, disebabkan mereka belum memahami Islam secara utuh.

Sebagai ajaran yang komprehensif, Islam meliputi tiga pokok ajaran, yaitu Aqidah, Syari‟ah danakhlak, Hubungan antar aqidah, syari‟ah dan akhlak dalam sistem Islam terjalin sedemikian rupasehingga merupakan sebuah sistem yang komprehensif.

 Aqidah adalah ajaran yang berkaitan dengan keyakinan dan kepercayaan seseorang terhadapTuhan, Malaikat, Rasul, Kitab dan rukun iman lainnya. Akhlak adalah ajaran Islam tentang prilakubaik-buruk, etika dan moralitas. Sedangkan syariah adalah ajaran Islam tentang hukum-hukum yangmengatur tingkah laku manusia.

Syariah Islam terbagi kepada dua yaitu ibadah dan muamalah. Ibadah diperlukan untuk 

menjaga ketaatan dan keharmonisan hubungan manusia dengan khaliq-Nya. Muamalat dalampengertian umum dipahami sebagai aturan mengenai hubungan antar manusia.

Merupakan aspek penting yang terkait dengan hubungan antar manusia adalah ekonomi. Ajaran Islam tentang ekonomi memiliki prinsip-prinsip yang bersumber Alquran dan Hadits. Prinsip-prinsip umum tersebut bersifat abadi, seperti prinsip tauhif, adil, maslahat, kebebasan dan tangung jawab, persaudaraan, dan sebagainya.

Page 4: Kerangka dan Kurikulum Ekonomi Dan Keuangan Islam-Veithzal Rivai

5/13/2018 Kerangka dan Kurikulum Ekonomi Dan Keuangan Islam-Veithzal Rivai - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kerangka-dan-kurikulum-ekonomi-dan-keuangan-islam-veithzal-rivai 4/16

 

www.shariaeconomy.blogspot.com,www.jaharuddin.blogspot.com |

Prinsip-prinsip ini menjadi landasan kegiatan ekonomi di dalam Islam yang secara teknisoperasional selalu berkembang dan dapat berubah sesuai dengan perkembanga zaman danperadaban yang dihadapi manusia.

Perlu diingat bahwa mengapa Indonesia belum berhasil mensejahterakan rakyatnya?. Hal ini

tidak terlepas dari sistem ekonomi yang dianut, kita telah terbuai dengan ekonomi neoklasik, yangmenonjolkan individualisme dalam pola pikir, yang selanjutnya di-ejewantahkan dalam bentuk yanglebih ekstrim dan individualistik yang mempersulit upaya peningkatan efisiensi, karena efisiensimembutuhkan partisipasi semua pihak dalam berbagai dimensi kegiatan. Sementara itu bagimasyarakat yang beragama, yang dalam hal ini yang beragama Islam, pasti akan menolak pahamtersebut, seperti firman Allah SWT dalam surah al-Israa‟ (17: 85):

                                                                       

Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: "Roh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit".

dan surah Maryam (19: 17):

                                                                                 Maka ia mengadakan tabir (yang melindunginya) dari mereka; lalu kami mengutus roh Kami kepadanya, Maka ia menjelma di hadapannya (dalam bentuk) manusia yang sempurna .

Islam bukan hanya sekedar agama dalam pengertian yang sempit, akan tetapi merupakansebuah sistem kehidupan yang komprehensif dan sempurna, yang mengatur semua aspek kehidupan, baik asosial, ekonomi dan politik maupun kehidupan yang bersifat ritual, seperti firman Allah SWT dalam Surah an-Nahl (16:89)

Dalam Islam, kesejahteraan dapat dioptimalkan jika sumber daya ekonomi juga dialokasikandengan baik. Untuk ini, setidaknya ada 3 hal yang perlu diperhatikan dalam ekonomi Islam, yaitu:1.  Sumber (Epistimology), Sumber utama rujukan adalah al-Qur‟an dan al-Sunnah2.  Tujuan Kehidupan, Manusia sebagai khalifahTullah di muka bumi di mana segala bahan yang ada

di bumi dan langit diperuntukan bagi manusia, serta untuk beribadah kepada AllahSubhanahuata‟ala, sebagaimana FirmanNya dalam surah An-Nahl, (16:12-13):

                                                                                                                                                 

Dan dia menundukkan malam dan siang, matahari dan bulan untukmu. dan bintang-bintang itu ditundukkan (untukmu) dengan perintah-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar- benar ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memahami (nya), Dan dia (menundukkan pula) apa yang dia ciptakan untuk kamu di bumi Ini dengan berlain-lainan macamnya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kekuasaan  Allah) bagi kaum yang mengambil pelajaran.

dan surah Az-Dzariyaat, (51: 56)

                                 

Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku .

3.  Konsep Harta sebagai Wasilah. Harta bukanlah segala-galanya, krena Tujuan hidup manusiayang sebenarnya adalah seperti firman Allah SWT dalam Surah al- An‟am (6:162):

Page 5: Kerangka dan Kurikulum Ekonomi Dan Keuangan Islam-Veithzal Rivai

5/13/2018 Kerangka dan Kurikulum Ekonomi Dan Keuangan Islam-Veithzal Rivai - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kerangka-dan-kurikulum-ekonomi-dan-keuangan-islam-veithzal-rivai 5/16

 

www.shariaeconomy.blogspot.com,www.jaharuddin.blogspot.com |

                                                     

Katakanlah: Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah,Tuhan semesta alam.

Islam sebagai ad-din mengandung ajaran yang komprehensif dan sempurna yang mengaturseluruh kehidupan manusia, termasuk aspek muamalah, sebagaimana firman Allah SWT dalam: (1)Surah Al-Maa‟idah (5:3); (2) Surah Al- An‟am (6:38), dan (3) Surah An-Nahl (16:89) dan bahkan ayatyang terpanjang dalam al-Qur‟an justru tentang perekonomian, yaitu ayat 282 dalam surah al-Baqarah, yang menurut Ibnu Arabi ayat ini mengandung 52 hukum/masalah ekonomi).

Nabi Muhammad menyebut, ekonomi adalah pilar pembangunan dunia. Sebagaimana sabdanya:“Hendaklah kamu kuasai bisnis, karena 90 % pintu  rezeki ada dalam bisnis/perdagangan ”.(H.R.Ahmad) .

 Ash-Shiddiqy, meneliti 700 judul buku yang membahas ekonomi Islam, demikian pula AhmadKhan mengutip 1621 tulisan tentang Ekonomi Islam. Pada dasarnya, seluruh kitab fiqh Islammembahas masalah muamalah, contoh: Imam Syafi‟i, Imam Nawawi dan Ibnu Taimiyah. Sekitar 1/3

isi kitab tersebut berisi tentang kajian muamalah. Oleh karena itulah maka Umer Ibrahim Vadillomenyatakan, bahwa 1/3 ajaran Islam tentang muamalah.Tetapi disayangkan, dalam waktu sekitar 7 abad (abad 13 s/d pertengahan abad 20), ajaran

ekonomi Islam diabaikan oleh umat Islam sendiri. Akibatnya ekonomi Islam   terbenam danmengalami kebekuan, akibatnya ummat Islam tertinggal dan terpuruk dalam bidang ekonomi.Terutama sejak abad 18 sd abad 20. Proses ini berlangsung lama, sehingga paradigma dan sibghah  ummat Islam menjadi terbiasa dengan sistem kapitalisme yang akhirnya mengkristal dalampemikiran ummat Islam. Padahal ekonomi Islam adalah ajaran yang harus diikuti dan diamalkan,seperti firman Allah SWT dalam surah al-Jatsiyah (45:18):

                                                                               

Kemudian kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat (peraturan) dari urusan (agama itu), Maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak Mengetahui.

Dalam ekonomi Islam, etika agama sangat kuat melandasi hukumnya. Etika ekonomi Islammeliputi lebih dari seperlima ayat-ayat yang dalam Al-Qur‟an. Jika Kapitalisme menonjolkan sifatindividualisme dari manusia, dan Sosialisme pada kolektivisme, maka Islam menekankan empat  sifat sekaligus yaitu: (1) Kesatuan; (2) Keseimbangan; (3) Kebebasan; dan (4) Tanggungjawab.Manusia sebagai khalifatullah di dunia tidak mungkin bersifat individualistik karena semua kekayaanyang ada di bumi adalah milik Allah semata, dan manusia adalah kepercayaannya di bumi.

Sistem ekonomi Islam menentang eksploitasi oleh pemilik modal terhadap buruh yang miskin,dan melarang penumpukan kekayaan yang berlebihan, simak firman Allah SWT dalam surah al-Humazah (104: 2):

                   

Yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitung,

dan Islam menjunjung tinggi upaya pemerataan untuk mewujudkan keadilan sosial simak Firman Allah SWT dalam surah al-Hasyr (59: 7):

                                                                                                                                                                                               

Page 6: Kerangka dan Kurikulum Ekonomi Dan Keuangan Islam-Veithzal Rivai

5/13/2018 Kerangka dan Kurikulum Ekonomi Dan Keuangan Islam-Veithzal Rivai - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kerangka-dan-kurikulum-ekonomi-dan-keuangan-islam-veithzal-rivai 6/16

 

www.shariaeconomy.blogspot.com,www.jaharuddin.blogspot.com |

  Apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah kepada RasulNya (dari harta benda) yang berasal dari penduduk kota-kota Maka adalah untuk Allah, untuk rasul, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan, supaya harta itu jangan beredar di antara orang-orang Kaya saja di antara kamu. apa yang diberikan Rasul kepadamu, Maka 

terimalah. dan apa yang dilarangnya bagimu, Maka tinggalkanlah. dan bertakwalah kepada Allah.Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya.

Sebagai muslim, kita harus yakin bahwa al-Qur‟an dan as-Sunnah telah mengatur kehidupanekonomi dan Allah telah menyediakan semua kebutuhan manusia dan mempersilahkan manusiauntuk memanfaatkannya, seperti firman-Nya dalam surah Al Bagarah (2: 29):

                                                                                                    

Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. dan dia Maha mengetahui segala sesuatu.

Dan sebagai muslim dituntut untuk menerapkan keislamannya dalam seluruh aspek kehidupan,

termasuk ekonomi serta mempelajari ekonomi Islam mutlak, dan selanjutnya disosialisasikan sertaditerapkan.Ekonomi Islam bertujuan untuk mencapai al-falah di dunia dan akhirat, artinya untuk meraih

akhirat yang hanasah melalui dunia yang hasanah, seperti firman Allah SWT dalam syurah an-Nahl(16:12-13), sebagaimana dikemukakan di atas.

Bagi Islam, kesejahteraan sosial dapat dioptimalkan jika sumber daya ekonomi juga dialokasikandengan seadil-adilnya. Serta semua harta adalah milik Allah, sebagaimana Firman Allah SWT dalamsurah al-Baqarah (2: 284 ), dan  surah al-Hadid (57:7) , sebagaimana telah dikemukakan di atas.

Ekonomi Islam adalah ilmu yang multidimensi/interdisiplin, komprehensif dan saling terintegrasi,dan juga ilmu yang rasional, dengan ilmu ini manusia dapat mengatasi berbagai masalah untuk mencapai falah.

Falah yang dimaksud adalah mencakup keseluruhan aspek kehidupan manusia, yang meliputiaspek spiritualitas, moralitas, ekonomi, sosial, budaya, serta politik baik yang dicapai didunia

maupun di akhirat. Ekonomi Islam memiliki empat nilai utama, yaitu: Rabbaniyyah, Ahlaq, Kemanusian dan Pertengahan , di mana nilai-nilai ini menggambarkan kekhasan atau keunikanyang utama bagi ekonomi Islam, yaitu:1)   Ekonomi Ilahiah , meraih ridha Allah dengan cara yang tidak bertentangan dengan syari‟at 

Islam, seperti firman Allah SWT dalam surah al-Mulk (67:15): 

                                                                       

Dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, Maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezki-Nya. dan Hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan.

Seorang muslim tidak boleh menumpuk harta, seperti Firman Allah SWT dalam surah al-

Baqarah, (2: 188): 

                                                                                                        

Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang lain di antara kamu dengan   jalan yang bathil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya 

Page 7: Kerangka dan Kurikulum Ekonomi Dan Keuangan Islam-Veithzal Rivai

5/13/2018 Kerangka dan Kurikulum Ekonomi Dan Keuangan Islam-Veithzal Rivai - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kerangka-dan-kurikulum-ekonomi-dan-keuangan-islam-veithzal-rivai 7/16

 

www.shariaeconomy.blogspot.com,www.jaharuddin.blogspot.com |

kamu dapat memakan sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, padahal kamu Mengetahui.

2)  Ekonomi Ahlaq , ekonomi Islam memadukan antara ilmu dan ahlaq, sesuai sabda Rasulullah saw:“Sesungguhnya tiadalah aku diutus, melainkan hanya untuk menyempurnakan ahlaq”, (al-Hadits).

3)  Ekonomi Kemanusiaan , karena menghargai manusia adalah bagian dari prinsip Ilahiah, yangperlu hidup dengan pola yang Rabbani dan sekaligus manusiawi, sehingga ia mampumelaksanakan kewajibannya kepada Tuhannya, kepada dirinya, kepada keluarganya, dankepada sesama manusia, seperti Firman Allah SWT dalam surah al-Baqarah (2: 30):

                                                                                                                                                              

Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak 

menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." 

4)  Ekonomi Pertengahan , ekonomi Islam berlandaskan pada prinsip keseimbangan yang adilEkonomi Islam memiliki sifat ekonomi Rabbani dan Insani. Disebut ekonomi Rabbani karena

sarat dengan arahan dan nilai-nilai Ilahiah. Dikatakan ekonomi Insani karena sistem ekonomi inidilaksanakan dan ditujukan untuk kemakmuran manusia.

Seorang muslim, apakah ia sebagai pembeli, penjual, penerima upah, pembuat keuntungan dansebagainya, harus berpegang pada tuntunan Allah SWT seperti Firman NYA dalam surah an-Nisaa‟ (4: 29):

                                                

 Allah hendak memberikan keringanan kepadamu[286], dan manusia dijadikan bersifat lemah.Pemilikan kekayaan pribadi harus berperan sebagai investasi untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat, seperti firmanNYA dalam surah al Hasyr (59:7), sebagaimana telahdikemukakan di atas. 

Islam menolak penguasaan kekayaan hanya oleh beberapa orang saja. Seperti Sabda Rasulullah, "Masyarakat punya hak yang sama atas air, padang rumput dan api" (Al Hadits). Demikian pulafirman Allah SWT dalam surah al-Baqarah (2: 281):

                                                                              

Dan peliharalah dirimu dari (azab yang terjadi pada) hari yang pada waktu itu kamu semua dikembalikan kepada Allah. Kemudian masing-masing diri diberi balasan yang Sempurna terhadap 

apa yang Telah dikerjakannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan).

Munculnya peradaban Islam yang mandiri di masa yang akan datang tergantung pada cara umatIslam masa kini memandangnya. Islam sangat concern terhadap hak tenaga kerja, Rasulullahbersabda "Bayarlah upah pekerja sebelum keringatnya kering ," Sabda tersebut mengisyaratkanbetapa hak-hak pekerja harus mendapat jaminan yang cukup dan Islam melarang bekerja padabidang yang tidak diizinkan oleh syariat Islam.

Page 8: Kerangka dan Kurikulum Ekonomi Dan Keuangan Islam-Veithzal Rivai

5/13/2018 Kerangka dan Kurikulum Ekonomi Dan Keuangan Islam-Veithzal Rivai - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kerangka-dan-kurikulum-ekonomi-dan-keuangan-islam-veithzal-rivai 8/16

 

www.shariaeconomy.blogspot.com,www.jaharuddin.blogspot.com |

Ekonomi Islam memiliki komitmen yang sangat kuat pada pengentasan kemiskinan, penegakankeadilan; pertumbuhan ekonomi, penghapusan riba, dan pelarangan spekulasi mata uang sehinggadapat menciptakan stabilitas perekonomian, serta lebih adil, mengajarkan konsep yang ungguldalam menghadapi gejolak moneter dibanding sistem konvensional. Sistem ekonomi Islam telah

terbukti ampuh dan lebih resisten di masa krisis.Ekonomi Islam luar biasa tangguhnya, sehingga dalam mengamalkan tidak boleh sepotong-

potong, simak firman Allah SWT dalam surah al-Baqarah (2: 208):

                                                                               

Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.

dan surah al Baqarah (2: 85):

                                                                                                       

                                                                                                         

                                                                                           

Kemudian kamu (Bani Israil) membunuh dirimu (saudaramu sebangsa) dan mengusir segolongan daripada kamu dari kampung halamannya, kamu bantu membantu terhadap mereka dengan membuat dosa dan permusuhan; tetapi jika mereka datang kepadamu sebagai tawanan, kamu tebus mereka, padahal mengusir mereka itu (juga) terlarang bagimu. apakah kamu beriman kepada sebahagian Al Kitab (Taurat) dan ingkar terhadap sebahagian yang lain? tiadalah balasan bagi orang yang berbuat demikian daripadamu, melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari kiamat mereka dikembalikan kepada siksa yang sangat berat. Allah tidak lengah dari apa yang kamu perbuat.

Mengamalkan ekonomi Islam akan mendatangkan manfaat yang besar bagi umat Islam itusendiri, Pertama, mewujudkan integritas seorang muslim yang kaffah. Kedua, menerapkan danmengamalkan ekonomi Islam untuk meraih keuntungan duniawi dan ukhrawi. Ketiga, bernilaiibadah. Keempat, mengamalkan ekonomi Islam melalui lembaga yang Islami. Kelima, mengamalkanekonomi Islam melalui produk-produk yang islami, Keenam , mengamalkan ekonomi Islam berartimendukung gerakan amar ma‟ruf nahi munkar . B.  Faedah Mengamalkan Ekonomi Islam

Keberadaan ekonomi islam akan memberikan faedah yang besar bagi umat Islam itu sendiri,Pertama, mewujudkan integritas seorang muslim yang kaffah, sehingga Islamnya tidak lagi persial.Kedua, menerapkan dan mengamalkan ekonomi islam melalui bank, asuransi, reksadana, leasing,anjak piutang, pegadaian, atau bisnis lainnya yang Islami, akan memperoleh keuntungan duniawidan ukhrawi. Ketiga, praktek ekonomi berdasarkan Islam bernilai ibadah, karena telahmengamalkan syari‟ah Allah Swt.  Keempat, mengamalkan ekonomi Islam berarti mendukung

kemajuan lembaga ekonomi umat Islam sendiri. Kelima, mengamalkan ekonomi Islam denganmembuka tabungan, deposito atau menjadi nasabah Asuransi Islami, berarti mendukung upayapemberdayaan ekonomi umat Islam itu sendiri, sebab dana yang terkumpul di lembaga keuanganIslami itu dapat digunakan umat Islam untuk mengembangkan usaha-usaha kaum muslimin.Keenam , mengamalkan ekonomi Islam berarti mendukung gerakan amar ma‟ruf nahi munkar, sebabdana yang terkumpul tersebut hanya boleh dimanfaatkan untuk usaha-usaha atau proyek  –proyek halal.

Page 9: Kerangka dan Kurikulum Ekonomi Dan Keuangan Islam-Veithzal Rivai

5/13/2018 Kerangka dan Kurikulum Ekonomi Dan Keuangan Islam-Veithzal Rivai - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kerangka-dan-kurikulum-ekonomi-dan-keuangan-islam-veithzal-rivai 9/16

 

www.shariaeconomy.blogspot.com,www.jaharuddin.blogspot.com |

Merupakan solusi penting yang harus diperhatikan pemerintahan dalam merecovery  ekonomiIndonesia adalah penerapan ekonomi Islam. Ekonomi Islam memiliki komitmen yang kuat padapengentasan kemiskinan, penegakan keadilan pertumbuhan ekonomi, penghapusan riba, danpelarangan spekulasi mata uang sehingga menciptakan stabilitas perekonomian.

Ekonomi Islam lebih menekankan keadilan, mengajarkan konsep yang unggul dalammenghadapi gejolak moneter dibanding sistem konvensional. Fakta ini telah diakui oleh banyak pakar ekonomi global, seperti Rodney Shakespeare (United Kingdom), Volker Nienhaus (Jerman),dsb.

Pemerintah hendaknya memberikan perhatian besar kepada sistem ekonomi Islam yang telahterbukti ampuh dan lebih resisten di masa krisis. Sistem ekonomi Islam yang diwakili lembagaperbankan syari‟ah telah menunjukkan k etangguhannya bisa bertahan karena ia menggunakansistemi hasil sehingga tidak mengalami negative spread sebagaimana bank-bank konvensional.

Ekonomi Islam belum menjadi perhatian pemerintah. Sistem ini mempunyai banyak keunggulanuntuk diterapkan, Ekonomi Islam bagaikan pohon tumbuhan yang bagus dan potensial, tapidibiarkan saja, tidak dipupuk dan disiram. Akibatnya, pertumbuhannya sangat lambat, karenakurang mendapat dukungan penuh dari pemerintah dan pihak-pihak yang berkompeten, seperti

Menteri Keuangan, Menteri Perdagangan dan Industri, BAPENAS, DPR dan Menteri yang terkaitlainnya.Kita perlu belajar banyak pada keberhasilan Malaysia mengembangkan ekonomi Islam secara

signifikan dan menjadi teladan dunia internasional, adalah disebabkan karena kebijakan yangsecara serius mengembangkan ekonomi Islam. Mereka tampil sebagai pelopor kebangkitan ekonomiIslam, dengan kebijakan yang sungguh-sungguh membangun kekuatan ekonomi berdasarkanprinsip syari‟ah. Indonesia yang jauh lebih dulu merdeka dan menentuk an nasibnya sendiri, kinitertinggal jauh dari Malaysia.

Kebijakan Malaysia ketika dengan sistem ekonomi Islam, mampu mengangkat ekonomiMalaysia setara dengan Singapura. Tanpa kebijakan mereka, tentu tidak mungkin ekonomi Islamterangkat seperti sekarang, tanpa kebijakan mereka tidak mungkin terjadi perubahan pendapatanmasyarakat Islam secara signifikan. Mereka bukan saja berhasil membangun perbankan, asuransi,pasar modal, tabungan haji dan lembaga keuagan lainnya secara sistem syari‟ah, tetapi juga telah

mampu membangun peradaban ekonomi baik mikro maupun makro dengan didasari prinsip nilai-nilai Islami.

 Aplikasi ekonomi Islam bukanlah untuk kepentingan ummat Islam saja. Penilaian sektarianismebagi penerapan ekonomi Islam seperti itu sangat keliru, sebab ekonomi Islam yang konsen padapenegakan prinsip keadilan dan membawa rahmat untuk semua orang tidak diperuntukkan bagiummat Islam saja, dan karena itu ekonomi Islam bersifat inklusif.C.  Filsafah Ekonomi Islam

Filsafat ekonomi, merupakan dasar dari sebuah sistem ekonomi yang dibangun. Berdasarkanfilsafat ekonomi yang ada dapat diturunkan tujuan-tujuan yang hendak dicapai, misalnya tujuankegiatan ekonomi konsumsi, produksi, distribusi, pembangunan ekonomi, kebijakan moneter,kebijakan fiskal, dsb.

Filsafat ekonomi Islam didasarkan pada konsep triangle : yakni filsafat Tuhan, manusia dan alam.Kunci filsafat ekonomi Islam terletak pada manusia dengan Tuhan, alam dan manusia lainnya.Dimensi filsafat ekonomi Islam inilah yang membedakan ekonomi Islam dengan sistem ekonomilainnya kapitalisme dan sosialisme. Filsafat ekonomi yang Islami, memiliki paradigma yang relevandengan nilai-nilai logis, etis dan estetis yang Islami yang kemudian difungsionalkan ke tengahtingkah laku ekonomi manusia. Dari filsafat ekonomi ini diturunkan juga nilai-nilai instrumentalsebagai perangkat peraturan permainan (rule of game ) suatu kegiatan.

Dasar perbedaan antara sistem ekonomi Islam dengan sistem ekonomi lainnya adalah padafalsafahnya, yang terdiri dari nilai-nilai dan tujuan. Dalam ekonomi Islam, nilai-nilai ekonomibersumber Alquran dan hadits berupa prinsip-prinsip universal. Di saat sistem ekonomi lain hanya

Page 10: Kerangka dan Kurikulum Ekonomi Dan Keuangan Islam-Veithzal Rivai

5/13/2018 Kerangka dan Kurikulum Ekonomi Dan Keuangan Islam-Veithzal Rivai - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kerangka-dan-kurikulum-ekonomi-dan-keuangan-islam-veithzal-rivai 10/16

 

www.shariaeconomy.blogspot.com,www.jaharuddin.blogspot.com |

terfokus pada hukum dan sebab akibat dari suatu kegiatan ekonomi, Islam lebih jauh membahasnilai-nilai dan etika yang terkandung dalam setiap kegiatan ekonomi tersebut. Nilai-nilai inilah yangselalu mendasari setiap kegiatan ekonomi Islam.

Bangunan Ekonomi Islam didasarkan pada fondasi utama yaitu tauhid. Fondasi berikutnya,

adalah syariah dan akhlak. Pengamalan syariah dan akhlak merupakan refleksi dari tauhid. Landasantauhid yang tidak kokoh akan mengakibatkan implementasi syariah dan akhlak terganggu.

Dasar syariah membimbing aktivitas ekonomi, sehingga sesuai dengan kaidah-kaidah syariah.Sedangkan akhlak membimbing aktivitas ekonomi manusia agar senantiasa mengedepankanmoralitas dan etika untuk mencapai tujuan. Akhlah yang terpancar dari iman akan mebnentuk integritas yang membentuk good corporate governance dan market diciplin yang baik.

Dari fondasi ini muncul 10 prinsip derivatif sebagai pilar ekonomi Islam, yang meliputi: (1)Tauhid; (2) Maslahah; (3) adil; (4) Khlafah; (5) ukhuawah; (6) kerja dan produktivitas; (7)kepemilikan; (8) kebebasan dan tanggung jawab; (9) jaminan social; dan (10) Nubuwwah (siddiq;amanah; tabliq dan fathonah) D.  Standar Kurikulum Ekonomi Islam

Perkembangan Bisnis Islami yang sangat cepat saat ini membutuhkan SDM Islami (SD Insani)

profesional dan berkualitas yang mampu memenuhi kebutuhan pelaku bisnis/usaha. Sebagaimanadi atas telah dikemukakan, bahwa kebutuhan SDM Islami tersebut, sampai saat ini belum diimbangidengan supply yang memadai.

Pada tataran teoritis dan konseptual, kita masih merasakan sangat kekurangan pakar ilmuekonomi Islam yang sekaligus mendalami ilmu ushul fikh, fikih muamalah.

Ketika menjadi persoalan akademik, maka peran perguruan tinggi menjadi sangat penting dalampemecahannya. Untuk menghasilkan sumber daya insani yang berkualitas dan professional,perguruan tinggi tidak saja dituntut menyiapkan pengembangan kurikulum dan perumusan silabiyang tepat dan memadai, tetapi bagaimana output lulusannya memiliki basis kompetensi yang baik dan bermutu yang dibutuhkan pasar.

Dengan adanya perubahan yang serba cepat dalam Bisnis Islam yang merupakan bagianintegral dari sistem ekonomi Islam itu sendiri, sudah sepatutnya perguruan tinggi harusmempersiapkan output lulusan yang mampu menjawab tantangan ini. Lulusan perguruan tinggi

harus memiliki kualitas yang memenuhi kualifikasi sesuai dengan kebutuhan dan perkembanganindustri keuangan Islam saat ini.

Langkah yang dilakukan beberapa perguruan tinggi tersebut tentu saja merupakan hal yangsangat positif di tengah ketiadaan upaya secara sistematis dari pemerintah, khususnya yangmenangani pendidikan tinggi, baik Diknas maupun Depag Namun upaya pengembangan prodi ataukonsentrasi ekonomi Islam secara terpisah (masing-masing) oleh seluruh Perguruan Tinggitersebut menimbulkan perbedaan kurikulum antar satu perguruan tinggi dengan perguruan tinggilainnya untuk program studi yang sama.

Penyusunan kurikulum ekonomi Islam oleh masing-masing perguruan tinggi secara sendiri-sendiri didasarkan karena latar belakang akademik para pengajarnya yang berbeda danmengabaikan kebutuhan pasar dan lebih celakanya, kurikulum tersebut disusun oleh bukan ahlinya.Dampak negative dirasakan oleh lulusan dengan standar kompetensi yang tidak setara dan tidak berorientasi pada kompetensi, mutu dan kebutuhan pasar, dan jelas di sini yang dirugikan adalahlulusan sebagai pencari kerja.

Kesetaraan, kesamaan kurikulum dan silabus Program Studi Ekonomi Islam mutlak diperlukan,sehingga minimal akan diperoleh adanya standar kompetensi dan standar mutu lulusan sehinggaakan memudahkan bagi setiap lulusan untuk berkompetiti dan dunia kerja, yang akhirnya akanmelahirkan bisnis Islam yang bermutu karena dikelola/diurus oleh manusia yang bermutu yangdilahirkan dari lembaga pendidikan yang bermutu pula.

Tentu disadari pula bahwa lulusan yang bermutu ini adalah merupakan hasil dari prosespendidikan bermutu yang diberikan tenaga kependiidkan/guru/dosen yang bermutu pula.

Page 11: Kerangka dan Kurikulum Ekonomi Dan Keuangan Islam-Veithzal Rivai

5/13/2018 Kerangka dan Kurikulum Ekonomi Dan Keuangan Islam-Veithzal Rivai - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kerangka-dan-kurikulum-ekonomi-dan-keuangan-islam-veithzal-rivai 11/16

 

www.shariaeconomy.blogspot.com,www.jaharuddin.blogspot.com |

Konsekuensi negative dari kurikulum, perguruan tinggi, dosen, buku teks yang kurang bermutuniscaya harapan akan melahirkan SDM Islami bermutu jauh panggang dari api, hal ini berlaku pulabagi perguruan tinggi yang tertelat di kota-kota kecil, di sinilah peran pemerintah yang dalam hal iniDepertemen Pendidikan dan Kebudayaan diperlukan.E.  Permasalahan Mandasar Ekonomi Islam Indonesia dan SDM Islami

Permasalahan mendasar yang dihadapi oleh para pakar maupun praktisi ekonomi Islam adalahterbatasnya kualitas dan kuantitas sumberdaya manusia yang memiliki penguasaan ilmu ekonomiyang berbasis pada syariah Islamiyyah. Terbatasnya jumlah SDM yang memenuhi kualifikasitersebut mendorong berbagai pihak yang memiliki kepedulian yang tinggi terhadap ekonomi Islamuntuk mengambil langkah-langkah yang bersifat solutif. Diantara langkah-langkah tersebut,membangun institusi pendidikan ekonomi Islam yang berkualitas tentu menjadi pilihan yang tidak dapat ditawar lagi, kendatipun kendala yang dihadapi pun tidaklah mudah. Diperlukan kerja kerasdan perencanaan yang matang, agar output yang dihasilkan mampu menjawab berbagaipermasalahan yang ada.

Tingginya kebutuhan SDM ini menunjukkan bahwa sistem ekonomi syariah semakin dapatditerima oleh masyarakat. Kendatipun harus diakui bahwa ketika berbagai pemikiran dan konsep

ekonomi syariah ini pertama kali diperkenalkan, kemudian diimplementasikan dalam berbagaiinstitusi ekonomi, sementara itu masih ada sebagian dari umat Islam banyak yang ragu dan tidak percaya. Munculnya sikap semacam ini sebagai refleksi dari pemahaman bahwa ajaran agama Islamhanya mengatur pola hubungan yang bersifat individual antara manusia dengan Tuhannya saja, dantidak mengatur aspek-aspek lain yang berkaitan dengan mu`amalah yang berhubungan denganinteraksi dan pola kehidupan antar sesama manusia. sesungguhnya ajaran Islam adalah ajaran yangbersifat komprehensif dan universal, dimana tidak ada satu bidang pun yang luput dari perhatianIslam, termasuk bidang ekonomi tentunya. Berkembangnya wacana ekonomi Islam sebagai sistemalternatif perekonomian yang ada, tidak lepas dari kekeliruan sejumlah premis ekonomikonvensional, terutama dalam masalah rasionalitas dan moralitas. Ilmu ekonomi konvensional samasekali tidak mempertimbangkan aspek nilai dan moral dalam setiap aktivitas yang dilakukannya,sehingga tidak mampu menciptakan pemerataan dan kesejahteraan secara lebih adil. Yang terjadi justru ketimpangan dan kesenjangan yang luar biasa.

Landasan Filosofis Ekonomi Islam pada dasarnya, ada tiga yang melekat pada ekonomi Islam,yaitu: Pertama , inspirasi dan petunjuk pelaksanaan ekonomi Islam bersumber dari al-Quran danSunnah Nabi SAW, sehingga tidak boleh ada satu aktivitas perekonomian pun, baik produksi,distribusi, maupun konsumsi yang bertentangan dengan al-Quran dan Sunnah. Demikian pulaberbagai kebijakan dan regulasi yang dikeluarkan, sepatutnya selaras dan sejalan dengan keduasumber hukum tertinggi dalam ajaran Islam. Kedua , perspektif dan pandangan-pandangan ekonomisyariah mempertimbangkan peradaban Islam sebagai sumber, sehingga kondisi yang terjadi di masakejayaan peradaban Islam memmengaruhi terhadap pembentukan perspektif dan pandanganekonomi Islam, untuk kemudian dikomparasikan dengan sistem konvensional yang ada, yangselanjutnya diterapkan pada kondisi saat ini. Ketiga , bahwa ekonomi Islam bertujuan untuk menemukan dan menghidupkan kembali nilai-nilai, prioritas, dan etika ekonomi komunitas muslimpada periode awal perkembangan Islam (M Yasir Nasution, 2002).1.  Macam Bisnis Islami

Seperti dikemukakan di atas, bisnis Islami tidak semata dibidang Ekonomi, Keuangan danperbankan saja, akan tetapi lebih luas dari hal di atas, sehingga kehadiran Kurikulum Program StudiEkonomi Islam, juga untuk mengisi semua kebutuhan bisnis, seperti:

Bidang Usaha Bank & Keuangan Bidang Usaha Non Keuangan

1 Bank 1 Lermbaga Pendidikan2 Leasing 2 Konsultan

Page 12: Kerangka dan Kurikulum Ekonomi Dan Keuangan Islam-Veithzal Rivai

5/13/2018 Kerangka dan Kurikulum Ekonomi Dan Keuangan Islam-Veithzal Rivai - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kerangka-dan-kurikulum-ekonomi-dan-keuangan-islam-veithzal-rivai 12/16

 

www.shariaeconomy.blogspot.com,www.jaharuddin.blogspot.com |

3 Asuransi 3 Rumah Sakit4 Dana Pensiun 4 Rumah Makan5 Pegadaian 5 Yayasan social6 Anjak Piutang 6 Koperasi7 Pasar Modal 7 Notaris8 BMT 8 Penasihat Hukum9 Pasar Keuangan 9 Psikolog10 Dana Reksa 10 Kontraktor11 Lembaga keuangan Mikro 11 Perdagangan12 Lembaga Pembiayaan islami 12 Perindustrian

13 Perkebunan14 Kehutanan15 Pertanian16 Akuntan Publik 17 Hotel

dan lain-lain dan lain-lain

Diakui bahwa, dalam banyak kesempatan, ketika berbicara masalah ekonomi Islam lebih banyak menyoroti masalah perbankan saja, hal inipun tentu tidak salah mengingat demikian kuatnyadukungan Bank Indonesia dalam upaya mengatasi keterbatasan SDM berbasis Ekonomi Islam untuk memenuhi kebutuhan untuk bisnis Perbankan yang saat ini tidak kurang dari kisaran 40.000 orang.Di satu sisi pertumbuhan dan perkembangan Bank Islam sangat pesat, akan tetapi tidak diimbangidengan ketersediaan SDM yang memadai sesuai dengan kebutuhan, sehingga banyak bank yangmenempuh jalan pintas dengan membajak dari Bank Islam lainnya ataupun merekrut dari Bank Konvensional yang belum memiliki ruh bisnis islami.2.  Potret, Tantangan dan Harapan

a)  Potret dan Tantangan1)  Terbatasnya literatur berupa text books tentang ekonomi Islam*.

2)  Terbatasnya pakar ekonomi dan intelektual (guru) baik di perguruan tinggi maupun disekolah menengah yang memahami ilmu ekonomi Islam.3)  Unemployment Rate yang belum mencapai target4)  Kesenjangan Ekonomi (Wealth & Income Disparity)5)  Lack of Implementation of Ethics & Moral in Economic Activities6)  Lack of Knowledge Based Management7)  Optimizing Natural Resources8)  Optimizing Domestic Market Potential9)   Adanya standar mutu (modul/materi, pengajar, lembaga pendidikan/training provider,

lembaga sertifikasi).

10) Berbagai jenis bank islam memunculkan kebutuhan kualifikasi SDM yang beragam.

11) Investor di bidang pendidikan perbankan/keuangan Islam pengembangan lembaga

pendidikan yang ada dan penambahan lembaga pendidikan yg secara khusus memenuhikebutuhan Bisnis Islam.

12) Sosialisasi kepada masyarakat akan pilihan alternatif program pendidikan/karir di bidang

bisnis Islam.

13) Terbatasnya pakar ekonomi Islam Indonesia yang menulis tentang ilmu ekonomi Islam.14) Terbatasnya perguruan tinggi yang menawarkan program studi

ekonomi/keuangan/perbankan/bisnis islam pada semua strata S1/S2/S3

Page 13: Kerangka dan Kurikulum Ekonomi Dan Keuangan Islam-Veithzal Rivai

5/13/2018 Kerangka dan Kurikulum Ekonomi Dan Keuangan Islam-Veithzal Rivai - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kerangka-dan-kurikulum-ekonomi-dan-keuangan-islam-veithzal-rivai 13/16

 

www.shariaeconomy.blogspot.com,www.jaharuddin.blogspot.com |

15) Berbedanya kurikulum standard yang menggabungkan pembelajaran operational financial/business skill dan Islamic skill  

16) Jumlah dosen/pengajar yang kompeten dalam ekonomi/keuangan/ perbankan/bisnisislam masih terbatas

17) Kurangnya pemahaman pakar ekonomi pada nilai-nilai akidah dan akhlak serta hukumIslam, sehingga keberpihakan dan pengetahuan tentang ekonomi Islam belum begitubesar.

18) Terbaginya institusi induk dalam system pendidikan Indonesia, yaitu DepartemenPendidikan Nasional dan Kebudayaan (Diknasbud) dan Departemen Agama (Depag),sehingga untuk kasus ekonomi Islam ini masih belum focus dalam perencanaan dansinkronisasinya dengan dunia usaha.

b)  Harapan1)  Terlahir manusia yang berEtika, Moral yang Luhur, amanah2)  Tercipta Corporate Governance3)  Tercipta Transparency4)  Terarah pada Real Sector Development

5) 

Tahun 2020 porsi Ekonomi Islam mencapai 20%6)  Terbentuk Undang-undang dual economic system7)  Bersatunya semua potensi ekonomi Islam dalam satu wadah

3.  Problematika Yang Dihadapi Pencari Kerjaa)  Program Studi Ekonomi Syariah-Kementerian Agama

1)  Kalah berkompetisi dalam mengikuti seleksi dilingkungan Bank 2)  Unggul dari sisi fiqh Muamalah3)  Belum tersedianya konsentrasi sesuai kebutuhan dunia kerja/bisnis

b)  Program Studi Ekonomi Konvensional1)  Unggul dalam muatan keilmuan2)  Sangat lemah dalam muatan Bisnis Islami, akan tetapi dengan sedikit upaya masih

unggul dalam kompetisi seleksi dilingkungan dunia kerjac)  Program Studi Ekonomi Islam-Kemendiknas

1)  Lebih percara diri dalam berkompetisi2)  Memiliki kedalaman dalam muatan ilmu dan fiqh muamalah

4.  Kontroversi Kurukuluma)  Program Studi Ekonomi Syariah-Kementerian Agama

1)  Kurikulum dengan penekanan lebih pada Fiqh Muamalah2)  Kedalaman Materi yang belum setara dengan Prodi Ekonomi Islam3)  Kurikulum lebih bersifat umum dan relative belum tersedianya konsentrasi sesuai

kebutuhan dunia kerja/bisnisb)  Program Studi Ekonomi Konvensional

1)  Kurikulum tidak mendukung untuk kemajuan Ekonomi/bisnis islam2)  Kurikulum dan silabus banyak menyesatkan

c)  Program Studi Ekonomi Islam-Kemendiknasbud1)  Kurikulum dan Silabus dibangun sebagai perpaduan dari Program Studi Pembangunan

dan Program Studi Manajemen2)  Kurikulum dan silabus telah dikaji dalam berbagai seminar dan Lokakarya (Perguruan

Tinggi Muhammadyah se Indonesia 13-14 Februari 2009; Forum Rektor Indonesia;Forum Dekan Fakultas Ekonomi; Lokakarya dengan Praktisi dan akademisi 25 Me1 2009di FEB-UGM) serta yang menghadirkan pembicara dari beberapa Negara yang telahmemiliki Program Studi Ekonomi Islam

F.  Solusi1.  Single Kurikulum Untuk Program Studi Ekonomi Islam-Kemendiknasbud

Page 14: Kerangka dan Kurikulum Ekonomi Dan Keuangan Islam-Veithzal Rivai

5/13/2018 Kerangka dan Kurikulum Ekonomi Dan Keuangan Islam-Veithzal Rivai - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kerangka-dan-kurikulum-ekonomi-dan-keuangan-islam-veithzal-rivai 14/16

 

www.shariaeconomy.blogspot.com,www.jaharuddin.blogspot.com |

a)  Cukup satu Kurikulum dan Silabus Program Studi Ekonomi Islamb)  Lengkapi dengan beberapa konsentrasi sesuai dengan kebutuhan pasar, seperti:

1)  Perbankan Islam2)  Keuangan dan Investasi Islam

3)  Kepemimpinan Islam4)  Islamic Human Capital (SDM Islami)5)  Pemasaran Islami6)  Risiko Bisnis Islami7)  Jasa-Jasa Islami8)  Dan lain-lain

c)  Khusus untuk Program S1 dan S2, kepada Mahasiswa diberi peluang untuk memilih jalurpenyelesaian studi (skripsi/tesis; buniness plan, dll)

2.  Kurikulum Syariah -Kementerian Agamaa)  Penekanan kurikulum hendaknya lebih spesifik (mungkin dari sisi fiqh Muamalah)b)  Kurikulum yang ada dibuat lebih spesifik dengan konsentrasi yang spesifik pula untuk 

memenuhi kebutuhan pasar

3. 

Pendirian/pembukaan program studi baru dilingkungan Kemendiknasbud sudah merupakanlangkah baru, akan tetapi masih sangat kental dengan birokrasi yang menghambat4.  Perlu diperlakukan dengan kebijakan khusus untuk mempercepat penerbitan Program Studi baru5.  Perlu keadilan dalam pemberian kemudahan membuka kelas paralel, sebagaimana yang saat ini

telah dinikmati oleh beberapa Perguruan Tinggi Negeri dengan kelas jauh, seperti: UGM, UNAIR,UNPAD, ITB dan lain-lain

6.  memperbanyak riset, dan penelitian tentang ekonomi Islam, baik yang berskala mikro maupunmakro.

7.  mengembangkan networking yang lebih luas dengan berbagai institusi pendidikan ekonomiIslam lainnya, lembaga-lembaga keuangan dan non keuangan

8.  Perlu motivasi untuk akademisi dan praktisi menulis buku teks dengan subsidi khusus

Referensi:

 An Nabhani, Taqiyyudin. 1990. An Nizham Al Iqtishadi fi Al Islam. Beirut : Darul Ummah. CetakanIV.

 Ali Mutasowifin, 2003. “Menggagas Strategi Pengembangan Perbankan Islam di Pasar Non Muslim” dalam Jurnal Universitas Paramadina, Vol. 3 No. 1, September 2003: 25-39

 Abdul Azis Thaba,1996, Islam dan Negara dalam Politik Orde Baru , Jakarta: Gema Insani Press.Bahtiar Effendy,1998, Islam dan Negara Transformasi Pemikiran dan Praktik Politik   Islam di 

Indonesia , Jakarta: Penerbit Paramadina.Baihaqi Abd. Madjid ,2004, Kesadaran Baru Berekonomi Islam http://

www.bmtlink.web.id/newpage21.htm as retrieved on 11 Dec 2004 17:17:05 GMT. accessed,16 Desember 2004.

Chapra, Umer. 2000.  “The Future of Economics : An Islamic Perspektive”, The Islamic Foundation,UK.

Chapra, Umar. 2000. Sistim Moneter Islam. Terj. Ikhwan Abidin basri. Gema Insani Press. Jakarta.Deliarnov, 1997, Perkembangan Pemikiran Ekonomi, Raja Grafindo Perkasa, Jakarta.Direktorat Penelitian dan Pengaturan Perbankan - Bank Indonesia. 2000. Ringkasan   Pokok-Pokok 

Hasil Penelitian “Potensi, Preferensi dan Perilaku Masyarakat  terhadap Bank Islam di Pulau Jawa. Jakarta: Bank Indonesia.

Dixon, Rob. 1992. “Islamic Banking”. The International Journal of Bank Marketing. 10 Ekonomi Islamdi Indonesia, Bukan Alternatif tapi Keharusan “http://www.eramoslem.com/br/fo/4a/14171,1,v.html, accessed 17 Desember 2004.

Page 15: Kerangka dan Kurikulum Ekonomi Dan Keuangan Islam-Veithzal Rivai

5/13/2018 Kerangka dan Kurikulum Ekonomi Dan Keuangan Islam-Veithzal Rivai - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kerangka-dan-kurikulum-ekonomi-dan-keuangan-islam-veithzal-rivai 15/16

 

www.shariaeconomy.blogspot.com,www.jaharuddin.blogspot.com |

Erol, Cengiz, Erdener Kaynak, and El-Bdour Radi. 1990. “Conventional and Islamic  Banks: Patronage Behaviour of Jordanian Customers”. The International  Journal of Bank Marketing. 8 (4). 

Eldine, Achyar, Prinsip-Prinsip Ekonomi Islam, Jurnal Ilmiah, www.uika.bogor.ac.i Fuad Mohd Fachruddin, 1983, Riba Dalam Bank, Koperasi, Perseoran & Asuransi , Alma‟arif,

Bandung.Gerrard, Philip, and J. Barton Cunningham. 1997. “Islamic Banking: a Study in   Singapore”. The 

International Journal of Bank Marketing. 15 (6). Koesters, Paul Heinz, 1987, Tokoh-tokoh Ekonomi Mengubah Dunia – Pemikiran-pemikiran yang

Mempengaruhi Hidup Kita, Gramedia, Jakarta.Kahf, Monzer, Ekonomi Islam (Telaah analitik Terhadap Fungsi Sistem Ekonomi Islam). Yogyakarta :

Pustaka Pelajar, 1995.Lunati, M. Teresa, Ethical Issues in Economics, from Altruism to Cooperation to Equality, St. Marten‟s

Press, New York, 1997.Lewis, Mervyn K. 1999. “The Cross and the Crescent: Comparing Islamic and  Christian Attitudes to 

Usury”. Iqtisad: Journal of Islamic Economics. 1 (1). Metwally, Teori dan Model Ekonomi Islam. Jakarta : PT. Bangkit Daya Insana. 1995

Merzagamal,”Islam dan Ilmu Ekonomi”, PenulisLepas.com,07 September 2006 Pengenalan Ekslusif Ekonomi Islam, Mustafa Edwin Nasution, et al edisi I tahun 2006Muhammad Abdul Mannan, 1993, Teori dan Praktek Ekonomi Islam, PT. Dana Bhakti Wakaf .Nagvi, Syed Nawab Haider, Ethics and Economics, An Islamic Synthesis, The Islamic Foundation,

London, 1981.Page, H. 1985. In Restraint of Usury. The Lending of Money at Interest. London: Chartered Institute

of Public Finance and Accountancy.Quthub, Muhammad.2001.”Islam Agama Pembebas”,Mitra Pustaka,Yogyakarta Qardhawy, Yusuf. Peran Nilai dan Moral dalam Perekonomian Islam. Jakarta : Robbani Press, 2004Rivai, Veithzal. 2007. Bank and Financial Management (Jakarta: RajaGrafindo Persada)Rivai, Veithzal. 2008. Islamic Financial Management (Jakarta: RajaGrafindo Persada)Rivai, Veithzal. 2009. Islamic Economics (Jakarta: Bumi Aksara)Rivai, Veithzal 2009, Islamic Human Capital (Jakarta: RajaGrafindo Persada)

Rivai, Veithzal 2010, Islamic Financial Management, Jilid 1 (Jakarta: Ghalia)Rivai, Veithzal 2011, Islamic Transactiion Kaw in Business (Jakarta; Bumi Aksara)Robert L. Heilbroner, 1986, Tokoh-Tokoh Besar Pemikir Ekonomi , UI Press.Samuelson, Paul A. & Nordhaus, William D., 1999, Mikroekonomi, Alih Bahasa: Haris Munandar dkk.,

Erlangga, Jakarta.Swedberg, Richard, Max Weber and the Idea of Economic Sociology , Princeton UP, Princeton, 1998Triono, Dwi Condro. Mata Uang Negara Khilafah. Media Politik dan Dakwah Al Wai‟e. No. 70. Tahun

 VI. Juni 2006.Weber, Max, The Protestant Ethics and the Spirit of Capitalism , Charles Scribner‟s Sons, New York,

1958Zainul Arifin, Prinsip-prinsip Operasional Bank IslamWednesday, 22 November 2000

www.tazkiaonline.com Ziauddin sardar. 1987. Islamic Future: ”The Shape of Ideas to Come”. Edisi Indonesia: Masa Depan

Islam (Jakarta: Pustaka)

---------

Page 16: Kerangka dan Kurikulum Ekonomi Dan Keuangan Islam-Veithzal Rivai

5/13/2018 Kerangka dan Kurikulum Ekonomi Dan Keuangan Islam-Veithzal Rivai - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kerangka-dan-kurikulum-ekonomi-dan-keuangan-islam-veithzal-rivai 16/16

 

www.shariaeconomy.blogspot.com,www.jaharuddin.blogspot.com |

 Article ini disampaikan pada saat Workshop Arsitektur Ilmu Ekonomi Islam di Uin

Syarif Hidayatullah Jakarta. 28 Februari 2012.