bab ii tinjauan pustaka a. endodonticrepository.poltekkes-tjk.ac.id/145/3/6. bab ii fix.pdf ·...

15
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Endodontic Endodontic merupakan bagian dari ilmu kedokteran gigi yang menyangkut diagnosis perawatan atau cidera pada jaringan pulpa dan jaringan periapeksnya (Bance, 1990:1). Gigi yang memerlukan perawatan endodontic yaitu gigi yang memiliki karies mencapai jaringan pulpa (Gambar 2.1) (Wangidjaja, 2014:3). Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam perawatan endodontic yaitu keadaan mulut pasien, mahkota gigi, saluran akar, akar, jaringan periodontal, dan tulang penyangga gigi atau prosesus alveolaris (Tarigan, 2004:90-91). Gambar 2.1 Perawatan endodontic (Sumber : Wangidjaja, 2014:3) 1. Tujuan Perawatan Endodontic Tujuan perawatan endodontic yaitu mengembalikan keadaan gigi yang sakit agar dapat diterima oleh jaringan sekitarnya (Bence, 1990:1). Perawatan endodontic merupakan suatu perawatan yang dilakukan untuk mempertahankan jaringan pulpa sehingga gigi dapat berfungsi seperti semula (Tarigan, 2004:87).

Upload: others

Post on 25-Oct-2020

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Endodonticrepository.poltekkes-tjk.ac.id/145/3/6. BAB II fix.pdf · 2019. 11. 20. · 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Endodontic Endodontic merupakan bagian

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Endodontic

Endodontic merupakan bagian dari ilmu kedokteran gigi yang menyangkut

diagnosis perawatan atau cidera pada jaringan pulpa dan jaringan periapeksnya

(Bance, 1990:1). Gigi yang memerlukan perawatan endodontic yaitu gigi yang

memiliki karies mencapai jaringan pulpa (Gambar 2.1) (Wangidjaja, 2014:3). Ada

beberapa hal yang harus diperhatikan dalam perawatan endodontic yaitu keadaan

mulut pasien, mahkota gigi, saluran akar, akar, jaringan periodontal, dan tulang

penyangga gigi atau prosesus alveolaris (Tarigan, 2004:90-91).

Gambar 2.1

Perawatan endodontic

(Sumber : Wangidjaja, 2014:3)

1. Tujuan Perawatan Endodontic

Tujuan perawatan endodontic yaitu mengembalikan keadaan gigi yang

sakit agar dapat diterima oleh jaringan sekitarnya (Bence, 1990:1). Perawatan

endodontic merupakan suatu perawatan yang dilakukan untuk

mempertahankan jaringan pulpa sehingga gigi dapat berfungsi seperti semula

(Tarigan, 2004:87).

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Endodonticrepository.poltekkes-tjk.ac.id/145/3/6. BAB II fix.pdf · 2019. 11. 20. · 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Endodontic Endodontic merupakan bagian

5

2. Tahap Perawatan Endodontic

Tahap pertama yaitu tahap diagnosis, yang meliputi penentuan penyakit

dan perencanaan parawatan. Kedua tahap preparasi, pada tahap ini isi saluran

akar dikeluarkan dan saluran akar dipreparasi untuk menerima bahan pengisi.

Ketiga tahap pengisian saluran akar dengan bahan pengisi yang dapat menutup

saluran akar sampai batas dentin (Bence, 1990:1). Keempat tahap pembuatan

restorasi gigi setelah perawatan endodontic yang merupakan rangkaian dari

perawatan endodontic yang telah dilakukan untuk mengembalikan fungsi

fisiologis dan estetik gigi (Tarigan, 2004:195).

B. Restorasi

Restorasi adalah hasil akhir dari perawatan gigi yang memiliki tujuan

mengembalikan bentuk, fungsi, dan penampilan gigi (Harty dan Ogston,

1995:263).

1. Macam-Macam Restorasi

a. Restorasi direct

Restorasi direct adalah restorasi yang ditambalkan langsung ke dalam

kavitas gigi pasien yang telah dipreparasi, misalnya amalgam atau

komposit (Walton, 2008:304). Restorasi direct hanya diindikasikan pada

gigi yang mengalami lubang yang tidak terlalu besar, sehingga

memungkinkan dilakukan langsung di dalam mulut (Kidd; dkk, 2002:169).

b. Restorasi indirect

Restorasi indirect adalah restorasi yang proses pembuatannya

dilakukan di labolatorium teknik gigi dengan mencetak rahang pasien

(Istikharoh, 2018:46). Kemudian hasil cetakan dibuatkan model gigi

dengan die dan pembuatan pola malam pada die. Penyesuaian dan

penyelesaian dilakukan pada model di labolatorium. Dengan demikian

pada saat pemasangan restorasi pada pasien hanya sedikit untuk

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Endodonticrepository.poltekkes-tjk.ac.id/145/3/6. BAB II fix.pdf · 2019. 11. 20. · 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Endodontic Endodontic merupakan bagian

6

melakukan penyesuaian karena sebagian besar pekerjaanya telah dilakukan

pada model. Bahan yang digunakan untuk melakukan tambalan dalam

teknik ini adalah porcelain dan logam (Kidd; dkk, 2002:169).

2. Syarat Restorasi yang Optimal

Ada beberapa syarat diperlukan bagi restorasi yang optimal. Syarat-syarat

restorasi yang optimal yaitu dapat memberikan kerapatan pada bagian korona,

dapat melindungi struktur gigi yang masih tersisa, dapat menahan beban

kunyah, dapat memperbaiki fungsi, dan memberikan estetik yang baik

(Walton, 2008:302).

C. Onlay

Onlay adalah jenis restorasi dengan kehilangan gigi bagian proksimal dan

oklusal pada gigi posterior yang juga melibatkan seluruh cusp pada gigi

tersebut (Gambar 2.2) (Istikharoh, 2018:46). Onlay merupakan salah satu jenis

restorasi direct dan indirect yang memberikan proteksi oklusal yang paling

besar dan merupakan restorasi yang optimal jika kehilangan struktur giginya

sangat luas (Walton, 2008:304).

Gambar 2.2

Onlay

(Sumber : Istikharoh, 2018:47)

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Endodonticrepository.poltekkes-tjk.ac.id/145/3/6. BAB II fix.pdf · 2019. 11. 20. · 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Endodontic Endodontic merupakan bagian

7

1. Indikasi dan Kontra Indikasi Onlay

a. Indikasi

Indikasi yang sering ditemukan bagi onlay adalah menggantikan

restorasi amalgam yang rusak, restorasi dibutuhkan sebagai penghubung

bukal dan lingual, restorasi karies interproksimal gigi posterior, dan

restorasi gigi posterior yang menerima tekanan oklusal yang kuat. Ciri-ciri

utama dari restorasi ini adalah mempertahankan sebagian besar jaringan

gigi yang berhubungan dengan ginggival dan hal ini merupakan suatu

pertimbangan periodontal yang sangat membantu (Baum; dkk, 1997:544).

b. Kontra Indikasi

Kontra indikasi pembuatan restorasi onlay yaitu oral hygene yang

buruk, mahkota klinis yang pendek, dan kerusakan yang parah (Rosenstiel;

dkk, 2016:262).

D. Porcelain Lithium Disilicate

Porcelain lithium disilicate merupakan keramik monolitik yang dapat

digunakan sebagai keramik press atau CAD/CAM. Lithium disilicate adalah

bahan yang sangat estetik dan memiliki kekuatan tinggi (Goldstein; dkk,

2018:512). Lithium disilicate terdiri dari quartz, lithium dioxide, phosphor oxide,

alumina, potassium oxide, dan komponen lainnya (Hatrick dan Eakle, 2016:132).

Gambar 2.3

Lithium disilicate

(Sumber : Goldstein; dkk, 2018:513)

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Endodonticrepository.poltekkes-tjk.ac.id/145/3/6. BAB II fix.pdf · 2019. 11. 20. · 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Endodontic Endodontic merupakan bagian

8

1. Indikasi dan Kontra Indikasi

Indikasi bahan lithium disilicate yaitu digunakan untuk pembuatan inlay,

onlay, veneer, mahkota anterior atau posterior, dan bridge anterior atau

posterior (Shen dan Kosmac, 2014:259). Kontra indikasi penggunaan bahan

porcelain lithium disilicate yaitu pasien dengan kebersihan mulut yang buruk

atau karies aktif dan pasien dengan kebiasaan menggeretakkan gigi pada saat

tidur (Rosenstiel; dkk, 2016:268).

2. Keuntungan dan Kerugian

Keuntungan bahan porcelain lithium disilicate yaitu memiliki kekuatan

tinggi sehingga tidak mudah terkikis, biokompatibilitas, memiliki estetik yang

sangat baik karena daya tembusnya tinggi, dan memiliki kekuatan lentur

mencapai 300 MPa (Hatrick dan Eakle, 2016:132). Kerugian dari bahan

porcelain lithium disilicate yaitu restorasi gigi yang dihasilkan dapat berubah

bentuk pada saat proses pemanasan (El-Meliegy dan Noort, 2012:217).

3. Metode Pembuatan Restorasi Porcelain Lithium Disilicate

a. Heat press

Heat press adalah alat penekanan bahan keramik atau ingot ke dalam

molud space dengan suhu dan tekanan tinggi (Hatrick dan Eakle,

2016:130). Ingot lithium disilicate (Gambar 2.5) tersedia dalam empat

tingkat transparansi yaitu high translucency (HT), medium translucency

(MT), low translucency (LT), dan opacity high (OH) (Shen dan Kosmac,

2014:268).

Metode heat press digunakan untuk pembuatan all porcelain crown,

inlay, onlay, veener, dan bridge. Tekanan heat press mencapai 0,3 hingga

0,4 MPa. Proses penekanan metode heat press terjadi pada suhu

910℃ hingga 920℃ dengan jangka waktu antara 10 dan 20 menit

(Sakaguchi; dkk, 2019:216).

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Endodonticrepository.poltekkes-tjk.ac.id/145/3/6. BAB II fix.pdf · 2019. 11. 20. · 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Endodontic Endodontic merupakan bagian

9

Gambar 2.4

Heat press

(Sumber : Heymann; dkk, 2013:284)

Gambar 2.5

Ingot lithium disilicate

(Sumber : Heymann; dkk, 2013:284)

b. CAD/CAM

Computer-assisted design atau computer-assisted machining (Gambar

2.6) merupakan aplikasi teknologi menggunakan komputer untuk

mendesain dan perangkat penggilingan untuk memotong restorasi keramik

atau balok (Hatrick dan Eakle, 2016:130). Balok lithium disilicate

(Gambar 2.7) tersedia dalam empat tingkat transparansi yaitu high

translucency (HT), medium translucency (MT), low translucency (LT),

dan opacity high (OH) (Shen dan Kosmac, 2014:268). Bahan balok

berbasis kaca tersedia untuk pembuatan inlay, onlay, veener, dan crown

(Sakaguchi; dkk, 2019:218).

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Endodonticrepository.poltekkes-tjk.ac.id/145/3/6. BAB II fix.pdf · 2019. 11. 20. · 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Endodontic Endodontic merupakan bagian

10

Gambar 2.6

CAD/CAM

(Sumber : Sakaguchi; dkk, 2019:218)

Gambar 2.7

Balok lithium disilicate

(Sumber : Heymann; dkk, 2013:286)

4. Teknik Pembuatan Restorasi Porcelain Lithium Disilicate

a. Teknik layering yaitu teknik pelapisan coping. Seluruh bentuk anatomi

gigi dilapisi porcelain dengan menggunakan teknik sikat (Weinstein

dan Zientz, 2017:120).

Gambar 2.8

Teknik layering

(Sumber : Rangarajan dan Padmanabhana, 2017:657)

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Endodonticrepository.poltekkes-tjk.ac.id/145/3/6. BAB II fix.pdf · 2019. 11. 20. · 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Endodontic Endodontic merupakan bagian

11

b. Teknik cut-back yaitu teknik yang didesain full contour dan dilakukan

modifikasi yang akan dilengkapi oleh lapisan porcelain (Weinstein dan

Zientz, 2017:120).

Gambar 2.8

Teknik cut-back

(Sumber : Wassell; dkk, 2019:183)

c. Teknik staining yaitu teknik pewarnaan untuk memberikan

karakteristik pada restorasi porcelain (Weinstein dan Zientz,

2017:120).

Gambar 2.10

Teknik staining

(Sumber : Wassell; dkk, 2019:183)

E. Tahap Pembuatan Restorasi Porcelain Lithium Disilicate

1. Pembuatan Die

Die adalah suatu duplikasi sebagai hasil reproduksi gigi yang telah

dipreparasi, yang dapat dilepas dan dipasangkan pada model kerja

(Fehrenbach, 2014:229). Ada berbagai macam die yang dapat digunakan

diantaranya yaitu :

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Endodonticrepository.poltekkes-tjk.ac.id/145/3/6. BAB II fix.pdf · 2019. 11. 20. · 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Endodontic Endodontic merupakan bagian

12

a. Die pindex system

Die pindex system dibuat dengan menggunakan mesin pindex untuk

menempatkan dowel pin secara akurat di bagian tengah gigi yang telah

disiapkan. Lokasi pin yang diinginkan ditandai pada permukaan oklusal.

Mesin dihidupkan dan model kerja diletakkan di meja pindex (Rangarajan

dan Padmanabhana, 2017:597).

Gambar 2.11

Pindex system

(Sumber : Rangarajan dan Padmanabhana, 2017:598)

Model kerja yang disiapkan diposisikan di bawah titik lampu merah.

Mesin secara akurat mengebor lubang paralel dengan menekan meja kerja

bagian bawah cor cast. Setelah itu dowel pin disemen dengan semen

cyanoacrylate. Letakkan wax tipis di bagian ujung dowel pin. Dental stone

dituang sebagai basis. Setelah stone setting time dilakukan proses

pemotongan die (Prakash dan Gupta, 2017:405).

Gambar 2.12

Die pindex system

(Sumber : Rangarajan dan Padmanabhana, 2017:589)

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Endodonticrepository.poltekkes-tjk.ac.id/145/3/6. BAB II fix.pdf · 2019. 11. 20. · 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Endodontic Endodontic merupakan bagian

13

b. Die lok tray

Die lok tray dibuat dengan tray khusus yang digunakan untuk

memudahkan pemasangan kembali gips dengan tepat. Model kerja

ditanam pada die lok tray menggunakan dental stone dengan ketinggian 1

inci atau 2,5 cm (Prakash dan Gupta, 2017:405). Setelah setting time die

lok tray dilepas dan die dipotong dengan menggunakkan gergaji

(Rangarajan dan Padmanabhana, 2017:597).

Gambar 2.13

Die lock tray

(Rangarajan dan Padmanabhana, 2017:599)

2. Pembuatan Pola Malam

Pola malam yaitu suatu model dari retainer atau restorasi yang dibuat dari

malam yang direproduksi menjadi logam atau akrilik (Gambar 2.14). Tujuan

pembuatan pola malam yaitu mendapatkan retainer atau restorasi yang tepat,

pas, mempunyai adaptasi yang sempurna dengan gigi preparasi, memperoleh

bentuk anatomi, menghasilkan coran yang merupakan reproduksi yang tepat

dari pola malam dan mencapai hubungan yang tepat dengan gigi sebelahnya,

serta gigi antagonis (Martanto, 1981:141). Ketebalan pembuatan pola malam

untuk restorasi all porcelain yaitu 1,5 sampai 2,0 mm (Vailati; dkk, 2012:4).

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Endodonticrepository.poltekkes-tjk.ac.id/145/3/6. BAB II fix.pdf · 2019. 11. 20. · 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Endodontic Endodontic merupakan bagian

14

Gambar 2.14

Pembuatan pola malam

(Rangarajan dan Padmanabhana, 2017:657)

Pembuatan pola malam pada die dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu

sebagai berikut :

a. Menekankan pola malam lunak pada die yang telah diulas dengan

bahan pemisah (Martanto, 1981:145). Pola malam yang telah

dilunakkan ditekan masuk ke dalam kavitas dan preparasi gigi.

Penekanan ini dilakukan pada model kerja. Setelah pola malam

mengeras, angkat pola malam dari model untuk diperiksa permukaan

dalamnya. Permukaan dalam dari pola malam harus bebas dari

lekukan–lekukan atau cacat–cacat lain. Akhiran preparasi harus jelas

nampak pada pola malam secara lengkap dan menyeluruh (Martanto,

1981:146).

b. Mencelupkan die yang telah diseparasi ke dalam pola malam cair.

Pembentukan dengan cara ini menghasilkan pola malam yang

adaptasinya lebih baik. Pola malam yang dicairkan dalam suatu tempat

yang cukup dalam, untuk mencelupkan die sampai akhir preparasi

(Martanto, 1981:148).

c. Menambahkan lapis demi lapis. Pola malam cair dialirkan meliputi

permukaan die sisi demi sisi dengan pisau ukir dan setelah terbentuk

lapisan pola malam yang cukup tebal pola diperiksa bagian dalamnya

(Martanto, 1981:150).

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Endodonticrepository.poltekkes-tjk.ac.id/145/3/6. BAB II fix.pdf · 2019. 11. 20. · 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Endodontic Endodontic merupakan bagian

15

3. Pemasangan Sprue

Sprue merupakan saluran atau lubang sebagai keluar masuknya keramik

atau logam ke dalam mould space (Rangarjan dan Padmanabhana, 2017:608).

Pemasangan sprue ditempatkan pada bagian yang paling tebal dari pola

malam, sebaiknya tidak diletakkan pada area kritis seperti margin atau kontak

sentris.

Pemasangan sprue sebaiknya tidak diletakkan tegak lurus dengan bagian

yang rata karena dapat menyebabkan turbulensi oleh karena itu tidak boleh

dipasang pada permukaan proksimal (Rangarajan dan Padmanabhana,

2017:610). Diameter sprue yang digunakan yaitu 3 mm (Wang; dkk, 2015:3).

Gambar 2.15

Pemasangan sprue

(Sumber : Wassell, dkk. 2019:183)

4. Investing

Investing merupakan suatu proses penanaman pola malam dengan bahan

tanam (Gambar 2.16). Bahan tanam yang dapat digunakan yaitu gypsum dan

phospate bonded. Gypsum merupakan bahan tanam yang relatif rapuh dan

membutuhkan penggunaan ring logam pada saat pemanasan. Suhu yang

digunakan bahan tanam gypsum yaitu 650℃ hingga 700℃ (Anusavice,

2003:328). Phospate bonded merupakan bahan tanam yang jauh lebih kuat

dari pada gypsum dan digunakan untuk pembuatan restorasi keramik,

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Endodonticrepository.poltekkes-tjk.ac.id/145/3/6. BAB II fix.pdf · 2019. 11. 20. · 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Endodontic Endodontic merupakan bagian

16

substruktur implan, dan kerangka gigi tiruan parsial (Powers dan Wataha,

2013:153). Temperatur burn out bahan tanam phospate bonded berkisar antara

750℃ hingga 1030℃ (Anusavice, 2003:329).

Gambar 2.16

Investing

(Sumber : Rangarajan dan Padmanabhana, 2017:657)

5. Burn Out

Burn out merupakan suatu proses pembakaran yang bertujuan untuk

mengeringkan bahan tanam, mencairkan pola malam dan menguapkan bagian

malam atau plastik yang dapat menguap, dan menghilangkan sisa-sisa pola

malam (Gambar 2.17). Sebelum dilakukan proses pembakaran, bahan tanam

harus mengeras terlebih dahulu. Setelah bahan tanam mengeras masukkan ke

dalam burn out dengan menggunakan tang penjepit (Martanto, 1981:188).

Gambar 2.17

Burn out

(Sumber : Rangarajan dan Padmanabhana, 2017:617)

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Endodonticrepository.poltekkes-tjk.ac.id/145/3/6. BAB II fix.pdf · 2019. 11. 20. · 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Endodontic Endodontic merupakan bagian

17

6. Pressing

Pressing yaitu proses penekanan bahan keramik atau ingot ke dalam

mould space dengan suhu dan tekanan tinggi (Hatrick dan Eakle, 2016:130).

Proses pengepresan terjadi pada suhu 910℃ hingga 920℃ dengan jangka

waktu antara 10 sampai 20 menit (Sakaguchi; dkk, 2019:216).

Gambar 2.18

Pressing

(Sumber : Rangarajan dan Padmanabhana, 2017:657)

7. Correcting dan Contouring

Correcting dilakukan untuk memeriksa oklusi dan titik kontak gigi tiruan.

Correcting dapat dilakukan dengan menggunakan articulating paper.

Articulating paper merupakan kertas artikulasi yang dilapisi oleh pigmen yang

digunakan untuk menandai daerah yang berkontak pada gigi-gigi yang

berhadapan (Harty dan Ogston, 1995:28).

Contouring dilakukan untuk mendapatkan bentuk seperti gigi asli dan titik

kontak yang tepat. Contouring dapat dilakukan dengan menggunakan

instrumen diamond (Freedman, 2012:228). Batas ketebalan restorasi keramik

lithium disilicate minimal 0,5 sampai 0,6 mm (Vailati; dkk, 2012:6).

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Endodonticrepository.poltekkes-tjk.ac.id/145/3/6. BAB II fix.pdf · 2019. 11. 20. · 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Endodontic Endodontic merupakan bagian

18

Gambar 2.19

Contouring

(Sumber : Heymann; dkk, 2013:292)

8. Staining dan Glazing

Staining merupakan pewarna atau pigmen yang digunakan untuk

mewarnai restorasi porcelain (Harty dan Ogston, 1995:290). Staining dapat

diaplikasikan menggunakan kuas cat pada bagian permukaan luar restorasi

untuk memberi warna restorasi akhir (Bonsor dan Pearson, 2013:388).

Glazing bertujuan untuk menghasilkan restorasi dengan permukaan halus

dan mengkilap, serta dapat menutupi porositas pada permukaan (Harty dan

Ogston, 1995:290). Glazing dilakukan dengan mencampurkan glaze paste dan

glaze liquid menggunakan kuas cat. Glazing diaplikasikan dengan lapisan tipis

pada bagian permukaan luar restorasi secara hati-hati. Setelah itu, lakukan

tahap pembakaran dengan porcelain furnace (Bonsor dan Pearson, 2013:388).

Gambar 2.20

Staining dan glazing

(Sumber : Rangarajan dan Padmanabhana, 2017:658)