bab ii tinjauan pustaka a. adalah perubahan yang bersifat...

47
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Pertumbuhan dan Perkembangan 1. Pertumbuhan a. Definisi Pertumbuhan Pertumbuhan (growth) adalah perubahan yang bersifat kuantitatif, yaitu bertambahnya jumlah, ukuran, dimensi pada tingkat sel, organ, maupun individu. Anak tidak hanya bertambah besar secara fisik, melainkan juga ukuran dan struktur organ-organ tubuh dan otak. Pertumbuhan fisik dapat dinilai dengan ukuran berat (gram, pound, kilogram), ukuran panjang (Cm,meter), umur tulang, dan tanda-tanda seks sekunder. (Soetjiningsih, 2013) Pertumbuhan merupakan bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan interselular, berarti betambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian atau keseluruhan, sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat. (Kementerian Kesehatan RI,2012) b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan anak. Secara garis besar faktor-faktor tersebut dapat dibagi menjadi 2 golongan, yaitu faktor dalam (internal) dan faktor luar (eksternal/lingkungan). Pertumbuhan merupakan hasil interaksi dua faktor tersebut. (Kementerian kesehatan RI, 2012 : 6) Faktor internal terdiri dari perbedaan ras/etnik atau bangsa, keluarga, umur, jenis kelamin, kelainan genetik, dan kelainan kromosom. Anak yang terlahir dari suatu ras tertentu, misalnya ras Eropa mempunyai ukuran tungkai

Upload: others

Post on 27-Oct-2020

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA a. adalah perubahan yang bersifat ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/787/5/BAB II.pdf · hamil, pola makan bayi yang salah, dan penyakit infeksi. Faktor lain

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Pertumbuhan dan Perkembangan

1. Pertumbuhan

a. Definisi Pertumbuhan

Pertumbuhan (growth) adalah perubahan yang bersifat kuantitatif, yaitu

bertambahnya jumlah, ukuran, dimensi pada tingkat sel, organ, maupun individu.

Anak tidak hanya bertambah besar secara fisik, melainkan juga ukuran dan

struktur organ-organ tubuh dan otak. Pertumbuhan fisik dapat dinilai dengan

ukuran berat (gram, pound, kilogram), ukuran panjang (Cm,meter), umur tulang,

dan tanda-tanda seks sekunder. (Soetjiningsih, 2013)

Pertumbuhan merupakan bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta

jaringan interselular, berarti betambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh

sebagian atau keseluruhan, sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan

berat. (Kementerian Kesehatan RI,2012)

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan

Banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan anak. Secara garis besar

faktor-faktor tersebut dapat dibagi menjadi 2 golongan, yaitu faktor dalam

(internal) dan faktor luar (eksternal/lingkungan). Pertumbuhan merupakan hasil

interaksi dua faktor tersebut. (Kementerian kesehatan RI, 2012 : 6)

Faktor internal terdiri dari perbedaan ras/etnik atau bangsa, keluarga,

umur, jenis kelamin, kelainan genetik, dan kelainan kromosom. Anak yang

terlahir dari suatu ras tertentu, misalnya ras Eropa mempunyai ukuran tungkai

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA a. adalah perubahan yang bersifat ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/787/5/BAB II.pdf · hamil, pola makan bayi yang salah, dan penyakit infeksi. Faktor lain

8

yang lebih panjang daripada ras Mongol. Wanita lebih cepat dewasa dibanding

laki-laki. Pada masa pubertas wanita umumnya tumbuh lebih cepat daripada laki-

laki, kemudian setelah melewati masa pubertas sebalinya laki-laki akan tumbuh

lebih cepat. Adanya suatu kelainan genetik dan kromosom dapat mempengaruhi

pertumbuhan anak, seperti yang terlihat pada anak yang menderita Sindroma

Down. (Kementerian kesehatan RI, 2012 : 6)

Selain faktor internal, faktor eksternal/lingkungan juga mempengaruhi

pertumbuhan anak. Contoh faktor lingkungan yang banyak mempengaruhi

pertumbuhan dan perkembangan An. A. adalah gizi, stimulasi, psikologis, dan

sosial ekonomi.

Gizi merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap proses

tumbuh kembang anak. Sebelum lahir, anak tergantung pada zat gizi yang terdapat

dalam darah ibu. Setelah lahir, anak tergantung pada tersedianya bahan makanan

dan kemampuan saluran cerna. Hasil penelitian tentang pertumbuhan anak

Indonesia, menunjukkan bahwa kegagalan pertumbuhan paling gawat terjadi pada

usia 6-18 bulan. Penyebab gagal tumbuh tersebut adalah keadaan gizi ibu selama

hamil, pola makan bayi yang salah, dan penyakit infeksi.

Faktor lain yang tidak dapat dilepaskan dari pertumbuhan An. A. adalah

faktor sosial ekonomi. Kemiskinan selalu berkaitan dengan kekurangan makanan,

kesehatan lingkungan yang jelek, serta kurangnya pengetahuan.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Tumbuh Kembang Anak (Ni

Wayan Arimi, dkk.2017)

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA a. adalah perubahan yang bersifat ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/787/5/BAB II.pdf · hamil, pola makan bayi yang salah, dan penyakit infeksi. Faktor lain

9

1) Faktor dalam (internal) yang berpengaruh pada tumbuh kembang anak

a) Ras/etnik atau bangsa

b) Keluarga

c) Umur

Kecepatan pertumbuhan yang pesat adalah pada masa prenatal, tahun

pertama kehidupan dan masa remaja

d) Jenis kelamin

Fungsi reproduksi pada ank perempuan berkembang lebih cepat daripada

laki-laki. Tetapi setelah melewati masa pubertas, pertumbuhan anak laki-

laki akan lebih cepat.

e) Genetik

Genetik (heredokonstitusional) adalah bawaan anak yaitu potensi anak

yang akan menjadi cirri khasya.

f) Kelainan kromosom.

Kelainan kromoson umumnya disertai dengan kegagalan pertumbuhan

seperti sindrom down’s dan sindrom turner’s.

2) Faktor eksternal

a) Faktor Prenatal

(1) Gizi

Nutrrisi ibu hamil terutama dalam trimester akhir kehamilan akan

mempengaruhi pertumbuhan janin

(2) Mekanis

Posisi fetus yang abnormal bias menyebabkan kelainan congenital

seperti club foot.

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA a. adalah perubahan yang bersifat ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/787/5/BAB II.pdf · hamil, pola makan bayi yang salah, dan penyakit infeksi. Faktor lain

10

(3) Toksin/zat kimia

Beberapa obat-obatan seperti aminopterin, thalidomide dapat

menyebabkan kelainan congenital seperti palatoskisiz

(4) Endokrin

Diabetes melitus dapat menyebabkan makrosomia, kardiomegali,

hiperplasia, adrenal.

(5) Radiasi

Paparan radium dan sinar rontgen dapat mengakibatkan kelainan pada

janin seperti mikroseli, spina bifida, retardasi mental dan deformitas

anggota gerak, kelainan congenital mata, kelainan jantung.

(6) Infeksi

Infeksi pada trimester pertama dan kedua oleh TORCH (Toksoplasma,

Rubella, Sitomegalo virus, herpes simpleks) dapat menyebabkan

kelainan pada janin, katarak, bisu tuli, mikrosefali, retardasi mental

dan kelainan jantung congenital.

(7) Kelainan imunologi

Eritobaltosis fetalis timbul atas dasar perbedaan golongan darah antara

janin dan ibu sehingga ibu membentuk antibody terhadap sel darah

merah janin, kemudian melalui plasenta masuk dalam peredaran darah

anin dan akan menyebabkan hemolisis yang selanjutnya

mengakibatkan hierbilirubinemia dan kern ikterus yang akan

menyebabkan kerusakan jaringan otak.

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA a. adalah perubahan yang bersifat ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/787/5/BAB II.pdf · hamil, pola makan bayi yang salah, dan penyakit infeksi. Faktor lain

11

(8) Anoksia embrio

Anoksia embrio yang disebabkan oleh gangguan fungsi plasenta

menyebabkan pertumbuhan terganggu

(9) Psikologi ibu

Kehamilan yang tidak diinginkan, perlakuan salah/kekerasan mental

pada ibu hamil dan lain-lain.

b) Faktor persalinan

Komplikasi persalinan pada bayi seperti traumakepala, asfiksia dapat

menyebabkan kerusakan jaringan otak.

c) Faktor pascasalin

(1) Gizi

Untuk tumbuh kembang bayi, diperlukan zat makanan yang adekuat.

(2) Penyakit kronis/kelainan congenital

Tuberculosis, anemia, kelainan jantung bawaan mengakibatkan

retardasi pertumbuhan jasmani.

(3) Lingkungan fisik

Lingkungan sering disebut melieu adalah tempat anak tersebut hidup

yang berfungsi sebagai penyedia kebutuhan dasar anak (provider).

Sanitasi lingkungan yang krang baik, kurangnya sinar matahari,

paparan sinar radioaktif, zat kimia tertentu (Pb, Mercuri, rokok, dll)

mempunyai dampak yang negatif terhadap pertumbuhan anak.

(4) Psikologis

Hubungan anak dengan orang sekitarnya. Seorang anak yang tidak

dikehendaki orangtuanya atau anak yang selalu tertekan, akan

mengalami hambatan di dalam pertumbuhan dan perkembangannya.

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA a. adalah perubahan yang bersifat ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/787/5/BAB II.pdf · hamil, pola makan bayi yang salah, dan penyakit infeksi. Faktor lain

12

(5) Endokrin

Gangguan hormon, misalnya pada penyakit hipotiroid akan

menyebabkan anak mengalami hambatan pertumbuhan.

(6) Sosio-ekonomi

Kemiskinan selalu berkaitan dengan kekurangan makanan, kesehatan

lingkungan yan jelek dan ketidaktahuan akan menghambat

pertumbuhan anak.

(7) Lingkungan pengasuhan

Pada lingkungan pengasuhan, interaksi ibu-anak sanga mempengaruhi

tumbuh kembang anak

(8) Stimulasi

Perkembangan memerlukan rangsangan/stimulasi khususnya dalam

keluarga, misalnya penyediaan alat mainan, sosialisasi anak, ketertiban

ibu dan anggota keluarga lain terhadap kegiatan anak.

(9) Obat-obatan

Pemakaian kortikosteroid jangka lama akan menghambat

pertumbuhan, demikian halnya dengan pemakaian obat perangsang

terhadap susunan saraf yang menyebabkan terhambatnya produksi

hormone pertumbuhan.

c. Ciri-ciri tumbuh kembang anak juga melibatkan perubahan pada

pertumbuhan fisik (Soetjiningsih dan Gde Ranuh, 2013 : 4)

1) Terdapat perubahan ukuran tubuh. Contoh : An. A. akan

bertambah berat badan, tinggi badan, lingkar kepala, dan organ-

organ tubuh lainnya.

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA a. adalah perubahan yang bersifat ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/787/5/BAB II.pdf · hamil, pola makan bayi yang salah, dan penyakit infeksi. Faktor lain

13

a) Terdapat perubahan proporsi tubuh

Perubahan proporsi tubuh sesuai dengan bertambahnya umur anak. Pada bayi

baru lahir, titik pusat tubuhnya adalah umbilicus, sedangkan setelah dewasa

titik pusat adalah simfisis pubis. Keadaan ini merupakan akibat dari

pertumbuhan badan dan ekstermitas yang pesat, akibat dari arah pertumbuhan

yang berlangsung secara sefalokaudal dan proksimodistal.

b) Ciri-ciri lama hilang.

Contoh : kelenjar timus mengecil, gigi susu tanggal, rambut bayi rontok.

c) Timbul ciri-ciri baru.

Contoh : tumbuh gigi permanen, timbul tanda-tanda seks sekunder.

Tumbuh kembang anak yang sudah dimulai sejak konsepsi sampai dewasa itu

mempunyai ciri-ciri tersendiri (Ni Wayan Armini,dkk. 2017 : 45), yaitu :

(1) Tumbuh kembang adalah proses yang kontinu sejak dari konsepsi sampai

maturitas/dewasa, yang diengaruhi oleh faktor bawaan dan lingkungan.

(2) Dalam periode tertentu terdapat adanya masa percepatan atau masa

perlambatan, serta lanjut tumbuh kembang yang berlainan diantara organ-

organ. Terdapat 3 periode prtumbuhan cepat, yaitu pada masa janin, masa

bayi 0-1 tahun, dan masa pubertas. Sedangkan pertumbuhan organ-organ

mengiuti 4 pola, yaitu pola umum, limfoid, neural, dan reproduksi.

(3) Pola perkembangan An. A. adalah sama pada semua anak, tetapi

kecepatannya berbeda antara anak satu dengan yang lainnya.

(4) Perkembangan erat hubungaannya dengan maturasi system susunan saraf.

(5) Aktifitas seluruh tubuh diganti respons individu yang khas.

(6) Arah perkembangan An. A.dalah sefalokaudal.

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA a. adalah perubahan yang bersifat ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/787/5/BAB II.pdf · hamil, pola makan bayi yang salah, dan penyakit infeksi. Faktor lain

14

(7) Refleks primitif seperti refleks memegang dan berjalan akan menghilang

sebelum gerakan volunteer tercapai.

Kebutuhan dasar anak untuk tumbuh kembang, secara umum digolongkan

menjadi 3 kebutuhan dasar ( Soetjiningsih. 2013) :

a) Kebutuhan fisik biomedis (ASUH)

Kebutuhan fisik-biomedis meliputi pangan/gizi, perawatan kesehatan dasar

(imunisasi, pemberian ASi, penimbangan anak teratur, pengobatan kalau sakit),

papan/pemukiman yang layak, kebersihan perorangan, sanitasi lingkungan,

sandang, kebugaran jasmani, rekreasi, dan lain-lain.

b) Kebutuhan emosi/kasih sayang (ASIH)

Penting menimbulkan rasa aman (emotional security) dengan kontak fisik

dan psikis sedini mungkin dengan ibu. Kebutuhan An. A. akan kasih sayang,

diperhatikan dan dihargai, pengalaman baru, pujian, tanggung jawab untuk

kemandirian sangatlah penting untuk diberikan.

c) Kebutuhan akan stimulasi mental (ASAH)

Stimulasi mental merupakan cikal bakal untuk proses belajar (pendidik

dan pelatih) pada anak. Stimulasi mental (ASAH) ini merangsang perkembangan

mental psikososial : keserdasan, keterampilan, kemandirian, kreativitas, agama,

kepribadian, moral-etika, produktivitas dan sebagainya.

d. Parameter Pemantauan Pertumbuhan Fisik

1) Berat Badan (BB)

Berat badan merupakan ukuran antropometrik yang sangat penting dan

harus diukur pada setiap kesempatan memeriksa kesehatan anak pada semua

kelompok umur. Berat badan merupakan hasil peningkatan atau penurunan semua

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA a. adalah perubahan yang bersifat ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/787/5/BAB II.pdf · hamil, pola makan bayi yang salah, dan penyakit infeksi. Faktor lain

15

jaringan yang ada pada tubuh, atara lain tulang otot, lemak, cairan tubuh, dan lain-

lain. Pada saat ini berat badan merupakan indiktor yang sangat penting untuk

mengetahui keadaan gizi dan tumbuh kembang anak. Perlu diketahui bahwa

terdapat fluktuasi BB yang wajar dalam sehari, sebagai akibat dari asupan (intake)

makanan dan minuman dengan luaran (output) melalui urine, fases, keringat,

napas. Besarnya fluktuasi tergantung pada kelompok umur dan bersifat snagat

individual, yaitu berkisar antara 100-200 gram sampai 500-1000 gram, bahkan

lebih. Fluktuasi dapat mempengaruhi hasil penilaian. (Soetjiningsih dan Gde

Ranuh, 2013)

Indikator berat badan dimanfaatkan dalam klinik untuk:

a) Bahan informasi untuk menilai keadaan gizi baik yang akut maupun yang

kronis serta tumbuh kembang dan kesehatan anak.

b) Monitor keadaan kesehatan, misal pada pengobatan penyakit; dan

c) Dasar penghitungan dosis obat dan makanan yang diberikan.

Tabel 1 Cara pengukuran berat badan /tinggi badan

No Cara pengukuran 1 Menggunakan timbangan bayi

a. Timbangan bayi di gunakan untuk menimbang anak sampai umur 2 tahun atau selama anak masih bisa berbaring /duduk tenang `

b. Letakkan timbangan pada meja yang datar dan tidak mudah bergoyang

c. Lihat posisi jarum atau angka harus menunjuk ke angka o d. Bayi sebaiknya telanjang tanpa topi,kaos kaki sarung tangan e. Baringkan bayi dengan hati=hati di atas timbangan . f. Lihat jarum timbangan sampai berhenti. g. Baca angka yang di tunjukan oleh jarum timbangan atau angka

timbangan . h. Bila bayi terus menerus bergerak,perhatikan gerakan jarum,baca

tengah-tengah gerakan jarum ke kanan dan ke kiri 2 Menggunakan timbangan injak

a. Letakkan timbangan di lantai yang datar sehingga tidak mudah bergerak.

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA a. adalah perubahan yang bersifat ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/787/5/BAB II.pdf · hamil, pola makan bayi yang salah, dan penyakit infeksi. Faktor lain

16

b. Lihat posisi jarum atau angka harus menunjuk ke angka O. c. Anak sebaiknya memakai baju sehari-hari yang tipis, tidak memakai

alas kaki, jaket, topi, jam tangan, kalung, dan tidak memegang sesuatu.

d. Anak berdiri di atas timbangan tanpa dipegangi. e. Lihat jarum timbangan sampai berhenti. f. Baca angka yang ditunjukkan oleh jarum timbangan atau angka

timbangan. Sumber: (Kementerian Kesehatan RI, 2012)

2) Tinggi Badan (TB)

Tinggi badan merupakan ukuran antropometri kedua yang terpenting. Pada

masa pertumbuhan, ukuran tinggi badan meningkat terus sampai tinggi maksimal

tercapai. Kenaikan tinggi badan ini berfluktuasi, yaitu meningka pesat pada masa

bayi, kemudian melambat, dan selanjutnya menjadi pesat kembali pada masa

remaja (pacu tumbuh adolesen), kemudian melambat lagi dan akhrinya berhenti

pada umur 18-20 tahun. Tulang-tulang anggota gerak berhenti bertambah panjang,

tetapi ruas-ruas tulang belakang berlanjut tumbuh sampai umur 30tahun, dengan

pengisian tulang pada ujung atas dan bawah korpus ruas tulang belakang,

sehingga tinggi badan sedikit bertambah sekitar 3-5 mm. Antara umur 30-45

tahun, tinggi badan tetap statis, kemudia menyusut pada umur diatas 45 tahun.

(Soetjingsih dan Gde Ranuh,2013)

Selain itu, dibutuhkan 2 macam teknik pengukuran tinggi badan, pada

anak usia kurang dari 2 tahun dengan posisi tidur terlentang (panjang supinasi)

dan usia lebih dari 2 tahun dengan posisi berdiri. Pengukuran supinasi pada

umumnya lebih panjang 1 cm daripada pengukuran berdiri pada anak yang sama,

meskipun pengukuran dilakukan dengan teknik pengukuran yang terbaik dan

secara cermat.

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA a. adalah perubahan yang bersifat ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/787/5/BAB II.pdf · hamil, pola makan bayi yang salah, dan penyakit infeksi. Faktor lain

17

Peningkatan nilai rata-rata TB orang dewasa suatu bangsa merupakan

indikator untuk peningkatan kesejahteraan/kemakmuran (perbaikan gizi,

perawatan kesehatan, dan keadaan sosial ekonomi). (Soetjingsih dan Gde

Ranuh,2013)

Tabel 2 Cara pengukuran panjang badan (PB) atau tinggi badan (TB) sesuai tabel berikut.

No Cara pengukuran

1 2

Cara mengukur dengan posisi berbaring: a. Sebaiknya dilakukan oleh 2 orang. b. Bayi dibaringkan telentang pada alas yang datar. c. Kepala bayi menempel pada pembatas angka O. d. Petugas 1: kedua tangan memegang kepala bayi agar tetap menempel e. pada pembatas angka 0 (pembatas kepala). f. Petugas 2: tangan kiri menekan lutu bayi agar lurus, tangan kanan menekan batas kaki ke telapak kaki Petugas 2: membaca angka di tepi di luar pengukur Gara mengukur dengan posisi berdiri a. Anak tidak memakai sandal atau sepatu. b. Berdiri tegak menghadap kedepan. c. Punggung, pantat dan tumit menempel pada tiang pengukur. d. Turunkan batas atas pengukur sampai menempel di ubun-ubun. e. Baca angka pada batas tersebut.

Sumber : (Kementerian Kesehatan RI, 2012)

Gambar 1 Gambar 2

Pengukuran Panjang Badan Pengukuran Tinggi Badan

Sumber : (Kementerian Kesehatan RI, 2012)

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA a. adalah perubahan yang bersifat ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/787/5/BAB II.pdf · hamil, pola makan bayi yang salah, dan penyakit infeksi. Faktor lain

18

3) Lingkar Kepala

Lingkar kepala LK mencerminkan volume intrakranial, termasuk

pertumbuhan otak. Apabila otak tidak tumbuh normal, kapala akan kecil; atau

sebaliknya, bila kepala tida tumbuh, otak akan mengikuti. Karena itu, pada LK

yang lebih kecil dari normal (≤ -2 SD) atau mikrosefali, seringkali ada retedasi

mental. Sebaliknya jika ada penyumbatan aliran cairan serebrospinal pada

hidrosefalus, volume kepala akan meningkat, sehingga LK lebih besar daripada

normal. Pertumbuhan LK yang paling pesat adalah 6 bulan pertama kehidupan,

yaitu dari 34 cm pada waktu lahir menjadi 44 cm pada umur 6 bulan, jadi

meningkat 10 cm. Sementara itu, LK pada umur 1 tahun adalah 47 cm pada umur

6 bulan adalah 49 cm, dan dewasa 54 cm, (dari umur 6 bulan hingga dewasa

bertambahnya 10 cm). Pemantauan LK sebaiknya dilakukan setiap bulan selama 2

tahun pertama dan selanjutnya setiap 3 bulan sampai usia 5tahun. (Soetjingsih dan

Gde Ranuh, 2013)

Ukuran Lk yang kecil dapat disebabkan oleh:

a) Variasi normal

b) Bayi kecil

c) Keturunan

d) Retardasi mental/ mikrosefali

Ukuran LK yang besar dapat disebabkan oleh:

a) Variasi normal

b) Bayi besar

c) Keturunan

d) Tumor serebri

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA a. adalah perubahan yang bersifat ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/787/5/BAB II.pdf · hamil, pola makan bayi yang salah, dan penyakit infeksi. Faktor lain

19

e) Efusi subdural

f) Hidrosefalus

Cara mengukur lingkaran kepala

a) Alat pengukur dilingkarkan pada kepala anak melewati dahi, menutupi alis

mata, diatas kedua telinga, dan bagian belakang kepala yang menonjol, tarik

agak kencang.

b) Baca angka pada pertemuan dengan angka O.

c) Tanyakan tanggal lahir bayi/anak, hitung umur bayi/anak.

d) Hasil pengukuran dicatat pada grafik lingkaran kepala menurut umur dan jenis

kelamin anak.

e) Buat garis yang menghubungkan ukuran yang lalu dengan ukuran sekarang.

Gambar 3 Pengukuran lingkar kepala

Sumber: (Kementerian Kesehatan RI, 2012)

4) Penilaian Status Gizi

Untuk menentukkan status gizi seseorang atau kelompok populasi

dilakukan dengan interpretasi informasi dari hasil metode penilaian status gizi :

penilaian makanan, antropometri, laboratorium atau biokimia dan klinis (Gibson,

2005 dalam Marmi & Kukuh, 2015).

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA a. adalah perubahan yang bersifat ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/787/5/BAB II.pdf · hamil, pola makan bayi yang salah, dan penyakit infeksi. Faktor lain

20

Penentuan gizi menggunakan persen , secara umum klasifikasi status gizi

balita yang digunakan secara resmi adalah :

Tabel 3

Kategori dan Ambang Batas Status Gizi Anak Berdasarkan Indeks

Indeks Kategori

Status G

Ambang Batas (Z-Score)

Berat Badan menurut Umur (BB/U) Anak umur 0-60 bulan

Gizi Buruk < - 3 SD Gizi Kurang -3 SD sampai dengan < -2 SD

Gizi Baik -2 SD sampai dengan 2 SD Gizi Lebih > 2 SD

Panjang badan menurut Umur (PB/U) atau Tinggi badan menurut Umur (TB/U) Anak umur 0-60 bulan

Sangat Pendek

< - 3 SD

Pendek - 3 SD sampai dengan < -2 SD Normal - 2 SD sampai dengan 2 SD Tinggi > 2 SD

Berat Badan menurut Panjang Badan atau Berat Badan menurut Tinggi Badan (BB/TB) Anak umur 0-60 bulan

Sangat < -3 SD Kurus -3 SD sampai dengan < -2 SD Normal - 2 SD sampai dengan 2 SD Gemuk > 2 SD

Sumber: Kemenkes RI, 2012

a) Kebutuhan Nutrisi pada Bayi

(1) Nutrisi untuk bayi usia 0-6 bulan

ASI eksklusif, satu bentuk rangsang untuk mengoptimalkan pertumbuhan

dan perkembangan otak bayi adalah dengan menerapkan pola asah, asih dan asuh

dalam perawatannya sehari-hari dalam pemberian ASI juga perlu ditunjang

dengan pemenuhan zat-zat gizi yang tepat. (Marmi dan Kukuh,2012:383)

ASI eksklusif menurut WHO adalah pemberian ASI saja tanpa tambahan

cairan lain baik susu formula, air putih, air jeruk, ataupun makanan tambahan lain.

Sebelum mencapai usia 6 bulan sistem pencernaan bayi belum mampu berfungsi

dengan sempurna, sehingga ia belum mampu mencerna makanan selain ASI.

(Marmi dan Kukuh, 2012 : 383)

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA a. adalah perubahan yang bersifat ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/787/5/BAB II.pdf · hamil, pola makan bayi yang salah, dan penyakit infeksi. Faktor lain

21

(2) Makanan Bayi usia 6-12 bulan

Dalam usia ini bayi mampu berkomunikasi meski dalam bentuk sangat

sederhana. Berkat pemenuhan zat gizi yang diperolehnya dari ASI sejalan dengan

peningkatan proses tumbuh kembang yang sedang dijalani, kini ASI saja tidak

cukup untuk emmenuhi kebutuhan zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuhnya, maka

mulai usia ini perlu diperkenalkan beberapa jenis makanan padat yang disebut

Makanan Pendamping ASI (MP-ASI). (Marmi dan Kukuh,2012:383)

Status gizi balita dapat diketahui dengan cara mencocokkan umur anak

(dalam bulan) dengan berat badan standar dengan menggunakan pedoman WHO-

NCHS, bila berat badanya kurang, maka status gizinya kurang. (Marimbi, 2010).

Tabel 4 Angka Kecukupan Gizi Anak yang Dianjurkan (perorang perhari)

No Zar gizi

AKG kelompok umur 0-6

bulan

AKG kelompok umur 7-11

bulan

AKG kelompok

umur 12-36 bulan

1 Energi 550 kkal 725 kkal 1125 kkal 2 Protein 12 g 18 g 26 g 3 Lemak 34 g 36 g 44 g 4 Karbohidrat 58 g 82 g 155 g 5 Serat 0 g 10 g 16 g 6 Air - 800 mL 1200 mL 7 Vitamin A 375 mg 400 mg 400 mg 8 Vitamin D 5 mg 5 mg 15 mg 9 Vitamin E 4 mg 5 mg 6 mg

10 Vitamin K 5 mg 10 mg 15 mg 11 Vitamin B1 (Tiamin) 0,3 mg 0,4 mg 0,6 mg

12 Vitamin B2 (Riboflavin) 0,3 mg 0,4 mg 0,7 mg 13 Vitamin B3 (Niasin) 2 mg 4 mg 6 mg 14 Vitamin B5 (Pantotenat) 1,7 mg 1,8 mg 2,0 mg 15 Asam folat 65 mcg 80 mcg 160 mcg 16 Vitamin B6 (Piridoksin) 0,1 mg 0,3 mg 0,5 mg 17 Vitamin B12

(Kobalamin) 0,4 mcg 0,5 mcg 0,9 mcg

18 Biotin 5 mcg 6 mcg 8 mcg 19 Kolin 125 mg 150 mg 200 mg

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA a. adalah perubahan yang bersifat ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/787/5/BAB II.pdf · hamil, pola makan bayi yang salah, dan penyakit infeksi. Faktor lain

22

20 Vitamin C 40 mg 50 mg 40 mg 21 Kalsium 200 mg 250 mg 650 mg 22 Fosfor 100 mg 250 mg 500 mg 23 Magnesium 30 mg 55 mg 60 mg 24 Natrium 120 mg 200 mg 1000 mg 25 Kalium 500 mg 700 mg 3000 mg 26 Mangan - 0,6 mg 1,2 mg 27 Tembaga 200 mcg 220 mcg 340 mcg 28 Kromium - 6 mcg 11 mcg 29 Besi - 7 mg 8 mg 30 Flour - 0,4 mg 0,6 mg 31 Iodium 90 mcg 120 mcg 120 mcg 32 Seng - 3 mg 4 mg 33 Selenium 5 mcg 10 mcg 17 mcg

Sumber : Permenkes RI, 2013

(3) Makanan yang Dianjurkan untuk Bayi Usia 6 bulan atau Lebih (Marmi

dan Kukuh, 2012: 383)

(a) Bubur susu atau beras merah, dimasak dengan menggunakan cairan air

atau kaldu daging atau sayuran, susu formula (SGM), ASI atau air

(b) Pure buah atau buah yang dihaluskan, seperti pisang, pepaya, melon,

apel, avokado

(c) Pure sayuran, sayuran yang direbus kemudia dihaluskan menggunakan

blender. Sayuran yang dianjurkan, kacang polong, kacang merah,

wortel, tomat, kentang, labu kuning. Selama memblender sayuran

sebaiknya ditambah dengan kaldu atau air matang agar tekstur sayuran

dapat lembut.

(d) Pure kacang, kacang merah atau kacang hijau atau kacang polong yang

direbus dengan kaldu hingga empuk kemudian dihaluskan dengan

blender. Pastikan blender dan alat saji berlabel food grade agar aman

bagi bayi

(e) Daging, pilih daging yang tidak berlemak

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA a. adalah perubahan yang bersifat ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/787/5/BAB II.pdf · hamil, pola makan bayi yang salah, dan penyakit infeksi. Faktor lain

23

(f) Ayam , pilih daging ayam kampung muda tanpa tulang, dan kulit

(g) Ikan, pilih daging ikan tanpa duri seperti fillet salmon, fillet ikan

kakap, dan gindara

(4) Makanan yang Tidak Dianjurkan untuk Bayi usia 4-6 Bulan (Marmi dan

Kukuh, 2012: 383)

(a) Semua jenis makanan yang mengandung protein gluten, biasanya

terdapat di dalam tepung terigu, barley, biji kandum, cookies dari

tepung dan havermut. Protein gluten di dalam bahan pangan ini

seringkali menyebabkan reaksi gluten intolerance yang menyebabkan

perut kembung, mual dan diare pada bayi

(b) Hindari pemberian gula, garam, bumbu masak atau penyedap rasa

terhadap makanan bayi

(c) Makanan terlalu berlemak dan makanan keras

(d) Buah terlalu asam, seperti sirsak

(e) Makanan yang terllau pedas atau berbumbu tajam, hindari cabe, lada,

dan asam

(f) Buah-buahan yang mengandung gas, kol, kembang kol, lobak, pemicu

perut kembung

(g) Kacang tanah, bisa menyebabkan alergi atau pemicu anaphylactic

shock atau pembengkakan pada tenggorokan sehingga bayi susah

bernapas

(h) Seringkali telur memicu alergi, berikan bertahap dengan porsi kecil

dan lihat reaksinya. Jika tidak menimbulkan alergi telur bisa diberikan.

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA a. adalah perubahan yang bersifat ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/787/5/BAB II.pdf · hamil, pola makan bayi yang salah, dan penyakit infeksi. Faktor lain

24

(5) Jadwal Pemberian Makanan Pada Bayi

Pola makan bayi sebenarya tida ada acuan pastinya, karena waktu makan

bayi dan istirahat bayi belum teratur seperti orang dewasa, karenanya gunakan

pola makan sehari sebagai berikut. (Marmi dan Kukuh, 2012: 383)

Berikan ASI sekehendak atau semaunya bayi. Jika menggunakan susu

formula pengganti ASI, berikan 5 kali sehari dengan takaran 180-210 ml untuk

bayi usia 4-5 bulan. Untuk, bayi usia 5-6 bulan berikan 5 kali sehari dengan

takaran susu 210 ml -240 ml setiap kali minum. Tambahkan satu kali bubur susu

san satu kali bubur buah, atau satu kali bubur sayuran yang diolah sendiri. (Marmi

dan Kukuh, 2012: 383)

(6) Beberapa cara dalam menyiapkan makanan tambahan untuk bayi

Mengingat tubuh bayi rentan terhadap penyakit, maka setiap kali

mengolah makanan, lakukan hal-hal berikut: (Marmi dan Kukuh, 2012 : 383)

(a) Cuci semua bahan makanan seperti buah dan sayur sampai bersih

(b) Gunakan peralatan makan dan minum yang steril, yakni disuci bersih di air

mengalir dan direndam di air mendidih atau dimasukkan ke dalam alat steril

selama 5 menit

(c) Pastikan tangan sudah dicuci bersih. Apalagi jika sebelumnya sempat

menyentuh bagian-bagian tubuh atau benda-benda lain yang diduga terdapat

virus atau kuman seperti hidung. Bila tangan kita sempat terluka tutup

menggunakan plester.

(d) Gunakan sendok yang berbeda ketika kita ingin mencicipinya. Hal ini untuk

menghindari perpindahan virus atau kuman yang mungkin ada di mulut kita

ke mulut bayi.

(e) Cuci peralatan makan bayi setiap kali selesai dipakai. Buang sisa makanannya

karena ensim yang berasal dari ludah bayi akan menjamur.

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA a. adalah perubahan yang bersifat ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/787/5/BAB II.pdf · hamil, pola makan bayi yang salah, dan penyakit infeksi. Faktor lain

25

2. Perkembangan

a. Definisi Perkembangan

Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang

lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan

bahasa serta sosialisasi dan kemandirian. (Kementerian kesehatan RI,

2012 : 4)

b. Ciri-ciri Tumbuh Kembang Anak

1) Perkembangan menimbulkan perubahan

Perkembangan terjadi bersamaan dengan pertumbuhan. Setiap

petumbuhan disertai dengan perubahan fungsi. Misalnya

perkembangan intelegensia pada seorang An. A. akan menyertai

pertumbuhan otak dan serabut saraf (Kementerian kesehatan RI,

2012 : 4)

2) Pertumbuhan dan perkembangan pada tahap awal menentukan

perkembangan selanjutnya

Setiap anak tidak akan bisa melewati suatu tahap perkembangan

sebelum ia melewati tahapan sebelumnya. Sebagai contoh, seorang

anak tidak akan bisa berjalan sebelum ia bisa berdiri. Seorang anak

tidak akan bisa berdiri jika pertumbuhan kaki dan bagian tubuh lain

yang terkait dengan fungsi berdiri anak terhambat. Karena itu

perkembangan awal ini merupakan masa kritis karena akan

menentukan perkembangan selanjutnya.

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA a. adalah perubahan yang bersifat ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/787/5/BAB II.pdf · hamil, pola makan bayi yang salah, dan penyakit infeksi. Faktor lain

26

3) Pertumbuhan dan perkembangan memiliki kecepatan yang berbeda

Sebagaimana pertumbuhan, perkembangan mempunyai kecepatan

yang berbeda-beda, baik dalam pertumbuhan fisik maupun

perkembangan fungsi organ dan perkembangan pada masing-

masing anak

4) Perkembangan berkolerasi dengan pertumbuhan

Pada saat pertumbuhan berlansung cepat, perkembangan pun

demikian, terjadi peningkatan mental, memori, daya nalar, asosiasi

dan lain-lain. Anak sehat, bertambah umur, bertambah berat dan

tinggi badannya serta bertambah kepandaiannya.

5) Perkembangan mempunyai pola yang tetap

Perkembangan fungsi organ tubuh terjadi menurut dua hukum yang

tetap, yaitu:

a) Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah kepala, kemudian

menuju kearah kaudal/anggota tubuh (pola sefalokaudal)

b) Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah proksimal (gerak

kasar) lalu berkembang ke bagian distal seperti jari-jari yang

mempunyai kemampuan gerak halus (pola proksimodistal)

6) Perkembangan memiliki tahap yang berurutan

Tahap perkembangan seorang anak mengikuti pola yang teratur

dan berurutan. Tahap-tahap tersebut tidak bisa terjadi berbalik,

misalnya anak terlebih dahulu mampu membuat lingkaran sebelum

mampu membuat gambar kotak, anak mampu berdiri sebelum

berjalan dan sebagainya.

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA a. adalah perubahan yang bersifat ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/787/5/BAB II.pdf · hamil, pola makan bayi yang salah, dan penyakit infeksi. Faktor lain

27

c. Prinsip-prinsip Tumbuh kembang anak: (Kementerian kesehatan RI,

2012 : 5)

1) Perkembangan merupakan hasil proses kematangan dan belajar

Kematangan merupakan proses intrinsik yang terjadi dengan

sendirinya, sesuai dengan potensi yang ada pada individu. Belajar

merupakan perkembangan yang berasal dari latihan dan usaha yang

diwariskan dan potensi yang dimiliki anak.

2) Pola perkembangan dapat diramalkan

Terdapat persamaan pola perkembangan bagi semua anak. Dengan

demikian perkembangan seorang anak dapat diramalkan.

Perkembangan berlansung dari tahapan umum ke tahapan spesifik,

dan terjadi berkesinambungan.

d. Aspek-aspek perkembangan yang Dipantau

1) Gerak kasar atau motorik kasar adalah aspek yang berhubungan

dengan kemampuan anak melakukan pergerakkan dan sikap tubuh

yang melibatkan otot-otot besar seperti duduk, berdiri, dan

sebagainya.

2) Gerak halus atau motorik halus adalah aspek yang berhubungan

dengan kemampuan anak melakukan gerakan yang melibatkan

bagian bagian tubuh tertentu dan dilakukan oleh otot-otot kecil,

tetapi memerlukan koordinasi yang cermat seperti mengamati

sesuatu, menjimpit, menulis, dan sebagianya.

3) Kemampuan bicara dan bahasa adalah aspek yang berhubungan

dengan kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara,

berbicara, berkomunikasi, mengikuti perintah dan sebagainya.

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA a. adalah perubahan yang bersifat ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/787/5/BAB II.pdf · hamil, pola makan bayi yang salah, dan penyakit infeksi. Faktor lain

28

4) Sosialisasi dan kemandirian adalah aspek yang berhubungan

dengan kemampuan mandiri anak (makan sendiri, membereskan

mainan setelah bermain), berpisah dengan ibu/pengasuh anak,

bersosialisai dan berinteraksi dengan lingkungannya, dan

sebagainya

e. Peranan Gizi Bagi Perkembangan Otak dan Motorik Balita

1) Peranan Gizi terhadap Perkembangan Otak

Apabila asupan makanan balita tidak cukup mengandung zat-zat

gizi yang dibutuhkan dan keadaan ini berlangsung lama, akan

dapat mengakibatkan perubahan metabolisme dalam otak sehingga

otak tidak mampu berfungsi secara normal. Apabila kekurangan

gizi ini tetap berlanjut dam semakin berat maka akan menyebabkan

pertumbuhan badan balita terhambat, badan lebih kecil diikuti

dengan ukuran otak yang juga kecil sehingga jumlah sel dalam

otak berkurang. Keadaan ini yang dapat berpengaruh pada

kecerdasan anak. (Febry, 2013)

2) Peranan Gizi Terhadap Perkembangan Motorik

Kekurangan gizi pada balita dapat mengakibatkan keterlambatan

perkembangan motorik yang meliputi perkembangan emosi,

tingkah laku. Umumnya An. A. akan mengisolasi dirinya, apatis

(hilang kesadaran), pasif dan tidak mampu berkonsentrasi.

Akhirnya perkembangan kognitif An. A. akan terlambat. Perilaku

ini dapat dilihat pada anak-anak yang menderita KEP (Kurang

Energi Protein). (Febry, 2013)

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA a. adalah perubahan yang bersifat ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/787/5/BAB II.pdf · hamil, pola makan bayi yang salah, dan penyakit infeksi. Faktor lain

29

B. Bayi

Masa bayi 0 sampai 11 bulan, masa ini dibagi menjadi dua periode yaitu:

1. Masa neonatal, umur 0 sampai 28 hari.

Pada masa ini terjadi adaptasi terhadap lingkungan dan terjadi perubahan

sirkulasi darah, serta mulainya berfungsi organ-organ.

2. Masa Post Neonatal, umur 29 hari sampai 11 bulan.

Pada masa ini terjadi pertumbuhan yang pesat dan proses pematangan

berlangsung secara terus menerus terutaama meningkatnya fungsi sistem saraf.

Pada masa ini, kebutuhan akan pemeliharaan kesehatan bayi, mendapat ASI

ekslusif selama 6 bulan penuh, diperkenalkan kepada makanan pendamping ASI

sesuai umurnya, diberikan imunisasi sesuai jadwal, mendapat pola asuh yang

sesuai. (Kementerian Kesehatan RI,2012)

Anak balita (umur 0-5 tahun) adalah satu sasaran pelayanan kesehatan

yang dilakukan oleh bidan. Anak baru lahir (0-28 hari) dan bayi ( umur 1-12

bulan) termask anak balita. Masa ini sering juga disebut masa sebagai fase

“Golden Age”. Golden age merupakan masa yang sangat penting untuk

memperhatikan tumbuh kemban anak secara cermat agar sedini mungkin dapat

terdeteksi apabila ada kelainan (Marmi, 2012: 107)..

C. Gangguan Pertumbuhan dan Perkembangan

1. Definisi Gangguan Pertumbuhan

Ganggguan pertumbuhan dapat dilihat dari variabel pertumbuhan yaitu

berat badan, tinggi badan atau panjang badan, lingkar kepala, lingkar lengan atas,

dan panjang tungkai. Jika keseimbangan tadi terganggu, misalnya pengeluaran

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA a. adalah perubahan yang bersifat ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/787/5/BAB II.pdf · hamil, pola makan bayi yang salah, dan penyakit infeksi. Faktor lain

30

energi protein lebih banyak dibandingkan pemasukan maka akan terjadi gizi

kurang akibat kekurangan energi protein dan jika berlangsung lama akan timbul

masalah yang dikenal dengan gizi kurang. (Marmi, 2012).

Gangguan pertumbuhan merupakan suatu keadaan apabila pertumbuhan

anak secara bermakna lebih rendah atau pendek dibandingkan anak seusianya

yang berdasarkan indeks tinggi badan menurut umur (TB/U) berada dibawah – 2

SD kurva pertumbuhan WHO 2005 (Kemenkes RI, 2010).

Penilaian pertumbuhan dapat dilakukan melalui penilaian pertumbuhan

fisik salah satunya adalah melalui pemantauan tinggi badan anak. Dengan

mengukur tinggi badan anak, pertumbuhan anak dapat dinilai dan dibandingkan

dengan standar pertumbuhan yang bertujuan untuk menentukan apakah anak

tumbuh secara normal atau mempunyai masalah pertumbuhan atau ada

kecenderungan masalah pertumbuhan yang perlu ditangani (WHO, 2010).

Penilaian tersebut mempunyai parameter dan alat ukur tersendiri. Dasar

utama dalam menilai pertumbuhan fisik An. A. adalah penilaian menggunakan

alat baku (standar). Untuk menjamin ketepatan dan keakuratan penilaian harus

dilakukan dengan teliti dan rinci. Pengukuran perlu dilakukan dalam kurun waktu

tertentu untuk menilai kecepatan pertumbuhan.

a. Fakta Monitoring Gangguan Pertumbuhan

Pemantauan pertumbuhan anak sejak lahir sangat penting. Selain dapat

menentukan pola normal pertumbuhan pada anak, juga dapat menentukan

permasalahan dan factor yang mempengaruhi dan mengganggu pertumbuhan pada

anak sejak dini. (Marmi dan Kukuh, 2015:172)

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA a. adalah perubahan yang bersifat ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/787/5/BAB II.pdf · hamil, pola makan bayi yang salah, dan penyakit infeksi. Faktor lain

31

Bila diketahui gangguan pertumbuhan sejak dini maka pencegahan dan

penanganan gangguan pertumbuhan tersebut dapat diatasi sejak dini. Sayangnya,

hampir 85%, lebih buku kesehatan anak yang berobat ke dokter An. A. atau ke

dokter justru tidak pernah digambarkan grafik pertumbuhan berat badan. Justru

grafik pertumbuhan berat badan sering digambar oleh kader posyandu bagi bayi

yang menimbang di posyandu. Sehingga banyak kelainan dan gangguan kesehatan

sering terjadi keterlambatan deteksi dini dan penanganannya. (Marmi dan Kukuh,

2015: 172)

50% bayi mengalami gangguan kenaikan berat badan sejak usia 6 bulan

yang tidak pernah terdeteksi oleh orang tua dan dokter hanya karena dalam buku

kesehatannya tidak pernah tergambar grafik kenaikan berat badan. Gangguan

kenaikan berat badan sejak usia 6 bulan seringkali terjadi hanya karena timbulnya

reaksi simpang makanan (alergi makanan, intoleransi makanan dan seliak) pada

bayi yang dapat menggangu saluran cerna dan menggangu nafsu makan dan berat

badan bayi. Karena, saat usia 6 bulan mulai diberi makanan tambahan baru.

(Marmi dan Kukuh, 2015:172)

Bagaimana mengetahui pertumbuhan normal anak balita? Berikut ini

merupakan beberapa langkah prosedur yang dapat diikuti dalam rangka menilai

normalitas pertumbuhan seorang bayi dan balita; (Marmi dan Kukuh,2015:173)

1) Ukur berat badan dan tinggi badannya

2) Pertumbuhan fisik anak, diukur antara lain dengan Berat Badan (BB), Tinggi

Badan (TB) dan Lingkar Kepala (LK). Salah satu cara untuk memantau

pengukuran ke 3 parameter tersebut, adalah dengan menggunakan grafik

pertumbuhan (growth chart)

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA a. adalah perubahan yang bersifat ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/787/5/BAB II.pdf · hamil, pola makan bayi yang salah, dan penyakit infeksi. Faktor lain

32

3) Tentukan Berat Badan ideal anak, Juga bisa melihat Apakah anak tinggi atau

pendek, gemuk atau kurus.

4) Isi berat badan balita tentunya sesuai umur dan tarik garis grafik pertumbuhan.

Sebaiknya gunakan Teknik Pengukuran yang akurat dalam melakukan

langkah-langkah penilaian diatas, yaitu dengan;

1) BB (Berat Badan), Gunakan teknik yang tepat dan Gunakan selalu timbangan

yang sama

2) TB (Tinggi Badan) dan LK (Lingkar Kepala), gunakan teknik yang tepat dan

gunakan calibrated length board

b. Jenis Gangguan Pertumbuhan

1) Gangguan Pertumbuhan Fisik

Gangguan Pertumbuhan Fisik meliputi gangguan pertumbuhan di atas

normal dan gangguan pertumbuhan di bawah normal. Pemantauan Berat Badan

menggunakan KMS (Kartu Menuju Sehat) dapat dilakukan secara mudah untuk

mengetahui pola pertumbuhan anak. Bila grafik berat badan anak lebih dari 120%

kemungkinan anak mengalami obesitas atau kelainan hormonal. Sedangkan

apabila grafik berat badan dibawah normal kemungkinan anak mengalami kurang

gizi, menderita penyakit kronis, atau kelainan hormonal.

Lingkar kepala juga menjadi salah satu parameter yang penting dalam

mendeteksi gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak. Ukuran Lingkar

Kepala menggambarkan isi kepala termasuk otak dan cairan serebrospinal.

Lingkar kepala yang lebih dari normal dapat dijumpai pada anak yang menderita

hidrosefalus, Megaensefali, tumor otak ataupun hanya merupakan variasi normal.

Sedangkan apabila lingkar kepala kurang dari normal dapat diduga anak

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA a. adalah perubahan yang bersifat ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/787/5/BAB II.pdf · hamil, pola makan bayi yang salah, dan penyakit infeksi. Faktor lain

33

menderita retardasi mental, malnutrisi kronis ataupun hanya merupakan variasi

normal.

Deteksi dini gangguan penglihatan dan gangguan pendengaran juga perlu

dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya terjadinya gangguan yang lebih berat.

Jenis gangguan penglihatan yang dapat diderita oleh An. A. antara lain adalah

maturitas visual yang terlambat, gangguan refraksi juling, nistagmus, ambliopia,

buta warna, dan kebutaan akibat katarak, neuritis optic, glaucoma, dan lain

sebagainya.

Sedangkan ketulian pada anak dapat dibedakan menjadi tuli konduksi dan

tuli sensorineural, tuli pada anak dapat disebabkan karena factor prenatal dan

postnatal. Faktor prenatal antara lain adalah genetic dan infeksi TORCH yang

terjadi selama kehamilan. Sedangkan factor postnatal yang sering mengakibatkan

ketulian adalah infeksi bakteri atau virus yang terkait dengan otitis media.

2) Pemeriksaan Yang dilakukan

Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP). Masalah yang sering

timbul dalam pertumbuhan anak meliputi gangguan pertumbuhan fisik.

2. Macam-Macam Gangguan Pertumbuhan

a. Gizi Kurang

Pada umumnya kekurangan gizi sering diidentikkan dengan konsumsi

makanan yang tidak mencukupi kebutuhan atau anak sulit untuk makan.

Sebenarnya, ada berbagai penyebab yang menjadikan seorang anak dapat

mengalami kekurangan gizi. Berikut ini penyebab kekurangan gizi yang biasa

terjadi. (Widodo, 2009)

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA a. adalah perubahan yang bersifat ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/787/5/BAB II.pdf · hamil, pola makan bayi yang salah, dan penyakit infeksi. Faktor lain

34

1) Konsumsi makanan yang tidak mencukupi

2) Peningkatan penngeluaran gizi dari dalam tubuh

3) Kebutuhan gizi yang meningkat pada kondisi tertentu

4) Penyerapan makanan dalam sistim pencernaan yang mengalami gangguan

5) Gangguan penggunaan gizi setelah diserap

b. Gizi Buruk

Secara umum di Indonesia terdapat dua masalah gizi utama yaitu kurang

gizi mikro dan kurang gizi makro . Kurang gizi makro pada dasarnya merupakan

gangguan kesehatan yang disebabkan oleh kekurangan asupan energy dan protein.

Masalah gizi makro adalah masalah gizi yang utamanya disebabkan

ketidakseimbangan antara kebutuhan dan asupan energi dan protein. Kekurangan

gizi makro umumnya disertai dengan kekurangan zat gizi mikro .

c. Gizi Lebih

Gizi lebih disebabkan oleh kurangnya aktivitas yang mengidentifikasi

kelebihan lemak dengan nilai standar deviasi >+2 SD, gizi lebih pada balita akan

menyebabkan 1,8 kali gizi lebih pada dewasa. ASI Eksklusif adalah salah satu

cara yang dapat mencegah kejadian gizi lebih.

Status gizi dapat dilihat dari variabel pertumbuhan yaitu berat badan,

tinggin panjang badan, lingkar kepala, lingkar lengan atas, dan panjang tungkai.

Jika keseimbangan tadi terganggu, misalnya pengeluaran energi protein lebih

banyak dibandingkan pemasukan maka akan terjadi gizi kurang akibat kekurangan

energi protein dan jika berlangsung lama akan timbul masalah yang dikenal

dengan gizi kurang. (Marmi, 2012).

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA a. adalah perubahan yang bersifat ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/787/5/BAB II.pdf · hamil, pola makan bayi yang salah, dan penyakit infeksi. Faktor lain

35

3. Penyebab Gangguan Pertumbuhan

a. Faktor-faktor penyebab gizi kurang

1) Sikap Ibu Terhadap Makanan

Faktor risiko yang terbukti berpengaruh terhadap kejadian gizi kurang dan

gizi buruk adalah sikap ibu terhadap makanan yang buruk dengan OR 6,98,

artinya ibu yang mempunyai balita 12-59 bulan mempunyai risiko menderita gizi

kurang dan gizi buruk sebesar 6,98 kali lebih besar bila dibandingkan dengan ibu

yang mempunyai balita gizi baik.

Kejadian gizi kurang dan gizi buruk berkaitan dengan sikap ibu terhadap

makanan. Sikap terhadap makanan berarti juga berkaitan dengan kebiasaan

makan, kebudayaan masyarakat, kepercayaan dan pemilihan makanan. Budaya

adalah daya dari budi yang berupa cipta, karya dan karsa. Budaya berisi norma-

norma sosial yakni sendi-sendi masyarakat yang berisi sanksi dan hukuman-

hukumannya yang dijatuhkan kepada golongan bilamana yang dianggap baik

untuk menjaga kebutuhan dan keselamatan masyarakat itu dilanggar. Norma-

norma itu mengenai kebiasaan hidup, adat istiadat, atau tradisi-tradisi hidup yang

dipakai secara turun temurun (Yudi H, 2007).

2) Sanitasi Lingkungan

Sanitasi lingkungan buruk terbukti sebagai faktor risiko kejadian gizi

kurang dan gizi buruk pada balita dengan OR 5,03, artinya ibu yang mempunyai

balita gizi kurang dan gizi buruk mempunyai risiko 5,03 kali untuk menderita gizi

kurang dan gizi buruk bila dibandingkan dengan ibu yang mempunyai balita gizi

baik.

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA a. adalah perubahan yang bersifat ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/787/5/BAB II.pdf · hamil, pola makan bayi yang salah, dan penyakit infeksi. Faktor lain

36

Kesehatan lingkungan memiliki peran yang cukup dominan dalam

penyediaan lingkungan yang mendukung kesehatan anak dan proses tumbuh

kembangnya. Sanitasi lingkungan yang buruk akan menyebabkan anak balita akan

lebih muda terserang penyakit infeksi yang akhirnya dapat mempengaruhi status

gizi anak.

Sanitasi lingkungan erat kaitannya dengan ketersedian air bersih,

ketersedian jamban, jenis lantai rumah, serta kebersihan peralatan makanan,

kebersihan rumah, pencahayaan, ventilasi. Makin tersediannya air bersih untuk

betuhan sehari-hari, maka makin kecil risiko anak terkena penyakit kurang gizi

(Soekirman, 2000).

3) Pola Asuh Makan Terhadap Gizi Kurang

Pola asuh makan merupakan faktor risiko kejadian gizi kurang. Orangtua

memiliki tingkat kontrol yang tinggi terhadap lingkungan dan pengalaman anak-

anak mereka. Pengasuhan yang baik adalah ibu memperhatikan frekuensi dan

jenis makanan yang dikonsumsi oleh anaknya agar kebutuhan zat gizinya

terpenuhi. Setiap orangtua memiliki praktik pengasuhan yang berbeda tergantung

dari budaya masing-masing, sehingga pengasuhan makanan ini dianggap sebagai

strategi perilaku tertentu untuk mengontrol apa saja yang dikonsumsi anak dan

berapa banyak yang dikonsumsi anak ketika mereka makan.

Disamping itu, menu makanan yang disajikan dalam satu minggu

cenderung tidak bervariasi yang dapat menimbulkan kejenuhan pada balita dan

sifat pilih-pilih makanan. Balita yang tidak terbiasa dengan variasi makanan lokal

dapat menyebabkan balita menjadi pilih-pilih makanan sehingga pemenuhan zat

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA a. adalah perubahan yang bersifat ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/787/5/BAB II.pdf · hamil, pola makan bayi yang salah, dan penyakit infeksi. Faktor lain

37

gizi lainnya menjadi kurang. Kekurangan zat gizi yang berlangsung secara terus

menerus inilah yang dapat menyebabkan balita kehilangan beratnya.

Hal ini sejalan dengan penelitian Zulfita (2013) yang menyatakan bahwa

pola asuh makan merupakan faktor risiko gizi kurang, dimana balita dengan pola

asuh makan yang kurang, berisiko 4,297 kali menderita gizi kurang dibandingkan

dengan balita yang ibunya memberikan pola asuh yang baik (95% CI: 1,413 –

13,08) dengan nilai p<0,05. Disamping itu, hasil penelitian Syukriawati (2011)

menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang antara pola asuh makan dengan gizi

kurang pada balita dengan hasil uji statistik yaitu nilai p value sebesar 0,042

(p<0,05).

4) Penyakit Infeksi Terhadap Gizi Kurang

Penyakit infeksi dalam penelitian ini merupakan faktor risiko namun tidak

bermakna signifikan. Hal ini dikarenakan sebagian besar penyakit infeksi yang

pernah diderita oleh balita adalah ISPA dengan kategori bukan pneumonia yaitu

berupa demam, batuk mapun flu. Selain itu, ketika balitanya sakit, orangtua balita

langsung membawa balitanya berobat ke puskesmas terdekat untuk mendapatkan

pertolongan pertama sehingga balitanya cepat sembuh.

Infeksi memainkan peran utama dalam etiologi gizi karena infeksi

mengakibatkan peningkatan kebutuhan dan pengeluaran energi tinggi, nafsu

makan rendah, kehilangan unsur hara akibat muntah, diare, pencernaan yang

buruk, rendahnya penyerapan dan pemanfaatan zat gizi, serta gangguan

keseimbangan metabolisme.

Penelitian ini sejalan dengan, penelitian Glenn et al. (2014) dalam

penelitiannya mengemukakan bahwa risiko balita yang menderita infeksi adalah

Page 32: BAB II TINJAUAN PUSTAKA a. adalah perubahan yang bersifat ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/787/5/BAB II.pdf · hamil, pola makan bayi yang salah, dan penyakit infeksi. Faktor lain

38

2,81 kali lebih tinggi mengalami gizi kurang dan tidak memiliki makna yang

signifikan .

b. Beberapa Hal Lain Yang Mendorong Terjadinya Gangguan gizi

Penyebab langsung gangguan gizi, khususnya gangguan gizi pada bayi dan

anak usia dibawah lima tahun (balita) adalah tidak sesuainya jumlah gizi yang

mereka peroleh dari makanan dengan kebutuhan tubuh mereka. Faktor yang

secara tidak langsung mendorong terjadinya gangguan gizi terutama pada Bayi

dan Balita antara lain sebagai berikut:

1) Ketidaktahuan akan hubungan makanan dan kesehatan .

2) Prasangka buruk terhadap bahan makanan tertentu

3) Adanya kebiasaan atau pantangan yang merugikan

4) Kesukaan yang berlebihan terhadap jenis makanan tertentu

5) Sosial Ekonomi

c. Akibat Gizi Tidak Seimbang

1) Kekurangan Energi dan Protein

Berikut ini sebab-sebab kurangnya asupan energi dan protein adalah :

a) Makanan yang tersedia kurang mengandung energi

b) Nafsu makan anak terganggu sehingga tidak mau makan

c) Gangguan dalam saluran pencernaan sehingga penyerapan sari makanan

dalam usus terganggu

d) Kebutuhan yang meningkat, misalnya penyakit infeksi yang tidak

diimbangi dengan asupan yang memadai. (Proverawati, 2009)

e) Berdasarkan penampilan yang ditunjukkan, KEP akut derajat berat dapat

dibedakan menjadi 3 bentuk :

Page 33: BAB II TINJAUAN PUSTAKA a. adalah perubahan yang bersifat ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/787/5/BAB II.pdf · hamil, pola makan bayi yang salah, dan penyakit infeksi. Faktor lain

39

(1) Marasmus

Pada kasus marasmus, anak terlihat kurus kering sehingga wajahnya

seperti orang tua. Bentuk ini di karenakan kekurangan energi yang dominan.

Tanda-tanda :

(a) Muka

Muka seorang penderita marasmus menunjukkan wajah pucat seperti orang

tua. Anak terlihat sangat kurus karena hilangnya sebagian lemak dan otot-

ototnya.

(b) Kulit

Kulit keriput, kering, tipis, tidak lentur, dingin dan mengendor disebabkan

kehilangan banyak lemak dibawah kulit serta otot-ototnya.

(c) Kelainan pada rambut kepala

Walaupun tidak seperti pada penderita kwarshiorkor rambut berubah warna

kemerahan, marasmus adakalanya tampak rambut kering, tipis dan mudah

dicabut tanpa menyisakan rasa sakit.

(d) Perubahan mental

Anak menangis, rewel dan lesu, setelah mendapat makan oleh sebab masih

merasa lapar. Kesadaran yang menurun terdapat pada penderita marasmus

yang berat.

(e) Lemak dibawah kulit

Lemak subkutan menghilang hingga turgor kulit mengurang.

(f) Otot-otot

Otot-otot atrofis, hingga tulang-tulang terlihat lebih jelas

Page 34: BAB II TINJAUAN PUSTAKA a. adalah perubahan yang bersifat ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/787/5/BAB II.pdf · hamil, pola makan bayi yang salah, dan penyakit infeksi. Faktor lain

40

(g) Abdomen

Perut dapat kembung dan datar. Dinding perut menegang, sementara kelenjar

limfe mudah sekali diraba.

(h) Tanda-tanda vital

Detak jantung, tekanan darah dan suhu tubuh rendah, namun takikardi sering

terjadi.

(i) Berat badan

Berat badan penderita marasmus biasanya hanya sekitar 60% dari berat badan

yang seharusnya.

(j) Penyulit

Penyulit yang paling lazim terjadi adalah gastroentestinal akut, dehidrasi,

infeksi saluran nafas, diare dan kerusakan mata akibat kekurangan vitamin A.

Penyebab Maramus

(a) Masukan makanan yang kurang

Marasmus terjadi akibat masukan kalori yang sedikit, pemberian makanan

yang tidak sesuai dengan yang dianjurkan, akibat dari ketidaktahuan orang tua

si anak misalnya pemakaian secara luas susu kaleng yang terlalu encer.

(b) Infeksi

Infeksi yang berat dan lama menyebabkan marasmus, terutama infeksi enteral

misalnya infantil gastroenteritis, bronkhopneumonia, pielonephritis dan sifilis

kongenital.

Page 35: BAB II TINJAUAN PUSTAKA a. adalah perubahan yang bersifat ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/787/5/BAB II.pdf · hamil, pola makan bayi yang salah, dan penyakit infeksi. Faktor lain

41

(c) Kelainan struktur bawaan

Misalnya penyakit jantung bawaan, penyakit hirschprung, deformitas palatum,

palatoschizis, micrognathia, stenosispilorus, hiatus hernia, hidrosefalus, cystic

fibrosis pancreas.

(d) Prematuritas dan penyakit pada masa neonatus

Pada keadaan-keadaan tersebut pemberian ASI kurang akibat reflek mengisap

yang kurang kuat.

(e) Pemberian ASI

Pemberian ASI yang terlalu lama tanpa pemberian makanan tambahan yang

cukup.

(f) Gangguan metabolic

Misalnya renal asidosis, idiopathic hypercalcemia, galactosemia, lactose

intolerance.

(g) Penyapihan

Penyapihan yang terlalu dini disertai dengan pemberian makanan yang kurang

akan menimbulkan marasmus.

(2) Kwashiorkor

Anak terlihat gemuk semu akibat oedema, yaitu penumpukan cairan di

sela-sela sel dalam jaringan. Walaupun terlihat gemuk, tetapi otot-otot tubunya

mengalami pengurusan (Wasting). Wasting yaitu berat badan anak tidak

sebanding dengan tinggi badanya.

Tanda-tanda :

(a) Muka

Penderita tampak bulat dan pucat, ekpresi wajah tampak seperti susah dan

sedih, pandangan mata sayu.

Page 36: BAB II TINJAUAN PUSTAKA a. adalah perubahan yang bersifat ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/787/5/BAB II.pdf · hamil, pola makan bayi yang salah, dan penyakit infeksi. Faktor lain

42

(b) Kelainan pada kulit tubuh

Kulit kering dengan menunjukkan garis-garis kulit yang mendalam dan lebar,

terjadi persisikan dan hiperpigmentasi. Terdapat kelainan kulit berupa bercak

merah muda yang meluas dan berubah warna menjadi coklat kehitaman lalu

terkelupas (crazy pavement dermatosis)

(c) Kelainan pada rambut kepala

Rambut tipis kemerahan seperti warna rambut jagung dan mudah dicabut

tanpa rasa sakit dan mudah rontok.

(d) Perubahan mental

Terjadi perubahan mental menjadi apatis dan rewel

(e) Lemak bawah kulit

Lemak bawah kulit masih cukup baik namun jaringan otot tampak mengecil

(f) Otot-otot

Otot mengecil (hipotrofi), lebih nyata bila diperiksa pada posisi berdiri atau

duduk. Tonus dan kekuatan otot sangat berkurang.

(g) Abdomen

Perut tampak menonjol karena penegangan lambung dan usus terpuntir. Perut

anak membuncit karena pembesaran hati.

(h) Tanda-tanda vital

Takikardi jarang terjadi, sementara hipotermi dan hipoglikemi dapat terjadi.

(i) Berat badan

Kekurangan berat badan setelah dikurangi cairan edema biasanya tidak

separah marasmus.

Page 37: BAB II TINJAUAN PUSTAKA a. adalah perubahan yang bersifat ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/787/5/BAB II.pdf · hamil, pola makan bayi yang salah, dan penyakit infeksi. Faktor lain

43

(j) Penyulit

Penyulit yang biasanya terjadi sama dengan marasmus kecuali diare, infeksi

saluran nafas dan kulit yang berlangsung lebih parah.

Penyebab Kwasikor :

(a) Pola makan

Kurangnya pengetahuan ibu mengenai keseimbangan nutrisi anak berperan

penting terhadap terjadi kwashiorkhor, terutama pada masa peralihan ASI ke

makanan pengganti ASI.

(b) Faktor sosial

Hidup di negara dengan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi, keadaan

sosial dan politik tidak stabil, ataupun adanya pantangan untuk menggunakan

makanan tertentu dan sudah berlangsung turun-turun dapat menjadi hal yang

menyebabkan terjadinya kwashiorkor.

(c) Faktor ekonomi

Kemiskinan keluarga atau penghasilan yang rendah yang tidak dapat

memenuhi kebutuhan berakibat pada keseimbangan nutrisi anak tidak

terpenuhi, saat dimana ibunya pun tidak dapat mencukupi kebutuhan

proteinnya.

(d) Faktor infeksi dan penyakit lain

Telah lama diketahui bahwa adanya interaksi sinergis antara KEP dan infeksi.

Infeksi derajat apapun dapat memperburuk keadaan gizi. Dan sebaliknya KEP,

walaupun dalam derajat ringan akan menurunkan imunitas tubuh terhadap

infeksi.

Page 38: BAB II TINJAUAN PUSTAKA a. adalah perubahan yang bersifat ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/787/5/BAB II.pdf · hamil, pola makan bayi yang salah, dan penyakit infeksi. Faktor lain

44

(3) Marasmik-kwashiorkor

Bentuk ini merupakan kombinasi antara marasmus dan kwashiorkor yang

disertai oleh edema. Gambaran yang utama ialah kwashiorkor edema dengan atau

tanpa lesi kulit, pengecilan otot, dan pengurangan lemak bawah kulit seperti pada

marasmus. Jika edema dapat hilang pada awal pengobatan, penampakan penderita

akan menyerupai marasmus. Gambaran marasmus dan kwashiorkor muncul secara

bersamaan dan didominasi oleh kekurangan protein yang parah. Kejadian ini di

karenakan kebutuhan energi dan protein yang meningkat tidak dapat terpenuhi

dari asupanya. (Marimbi, 2010)

Gambar 4 Status gizi dan faktor-faktor yang mempengaruhi

(sumber: United Nation's Children's Fund (UNICEF), 1990).

Page 39: BAB II TINJAUAN PUSTAKA a. adalah perubahan yang bersifat ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/787/5/BAB II.pdf · hamil, pola makan bayi yang salah, dan penyakit infeksi. Faktor lain

45

4. Deteksi Pertumbuhan Anak Berdasarkan Antopometrik

a. Ukuran antropometrik

Antropometri adalah cara pengukuran status gizi yang paling sering

digunakan di masyarakat (Almatsier, 2004). Pengukuran antropometri ini

dimaksudkan untuk mengetahui ukuran-ukuran fisik seorang anak dengan

menggunakan alat ukur tertentu, seperti timbangan dan pita pengukur (meteran).

Ukuran antropometri ini untuk memantau pertumbuhan fisik anak,

digunakan ukuran-ukuran antropometrikyang dibedakan menjadi dua kelompok:

(Soetjiningsih dan Gde Ranuh.2013)

b. Ukuran yang tergantung umur (age dependece)

1) Berat badan (BB) terhadap umur

2) Tinggi atau panjang badan (TB) terhadap umur

3) Lingkar kepala (LKA) terhadap umur

4) Lingkar lengan atas (LLA) terhadap umur

Kesulitan penggunaan cara ini adalah menetapkan umur anak secara tepat,

karena tidak semua anak mempunyai catatan mengenai tanggal lahir.

c. Ukuran yang tidak tergantung umur,

1) BB terhadap TB

2) LLA terhadap TB (QUAC Stick = Quacker Arm Circumference

Measuring stick)

3) Lain-lain: LLA dibandingkan dengan standar atau baku, lipatan kulit

pada trisep, subskapular, abdominal dibandingkan dengan baku.

Selanjutnya, hasil pengukuran antropometrik tersebut dibandingkan

dengan suatu baku tertentu, misalnya baku harvard, NCHS (National Center for

Page 40: BAB II TINJAUAN PUSTAKA a. adalah perubahan yang bersifat ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/787/5/BAB II.pdf · hamil, pola makan bayi yang salah, dan penyakit infeksi. Faktor lain

46

Health Statistic), CDC, WHO, atau baku nasional. Selain itu, masih ada ukuran

antropometrik lain yang dipakai untuk keperluan khusus, seperti pada kasus-kasus

kelaianan bawaan atau untuk menentukan jenis perawakan, (Soetjiningsih dan

Gde Ranuh.2013)

1) Lingkar dada, lingkar perut, lingkar leher

2) Panjang jarakantara 2 titik tubuh, seperti bi-akromial untuk lebar bahu

bitrokanterik untuk lebar pinggul, bitemporal untuk lebar kepala

3) Kurva untuk palsi selebral

4) Kurva sindrom down

5) Kurva bayi prematur

5. Indeks Antropometrik

a. Berat Badan Menurut Umur (BB/U)

Berat badan merupakan salah satu parameter yang memberikan gambaran

massa tubuh. Massa tubuh sangat sensitive terhadap perubahan yang mendadak,

misalnya karena terserang penyakit infeksi, menurunnya nafsu makan atau

menurunnya jumlah makanan yang dikonsumsi. Berat badan adalah ukuran

antropometri yang sangat labil (Supariasa, 2001).

Dalam keadaan normal dimana kesehatan baik, keseimbangan antara

konsumsi dan kebutuhan gizi terjamin maka berat badan berkembang mengikuti

pertumbuhan umur. Sebaliknya dalam keadaan abnormal, terdapat dua

kemungkinan perkembangan, yaitu dapat berkembang cepat atau lebih lambat.

Berdasarkan karakteristik berat badan ini, maka indeks berat badan

menurut umur digunakan sebagai salah satu pengukuran status gizi. Mengingat

Page 41: BAB II TINJAUAN PUSTAKA a. adalah perubahan yang bersifat ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/787/5/BAB II.pdf · hamil, pola makan bayi yang salah, dan penyakit infeksi. Faktor lain

47

karakteristik berat badan, maka indeks BB/U menggambarkan status gizi

seseorang saat ini (Supariasa, 2001).

b. Berat Badan Menurut Tinggi Badan (BB/TB)

Berat badan mempunyai hubungan yang linier dengan tinggi badan. Dalam

keadaan normal, perkembangan berat badan akan searah dengan kecepatan

tertentu. Indeks BB/TB merupakan indikator yang baik untuk menilai status gizi

saat ini/sekarang (Supariasa, 2001).

Kelebihan indeks berat badan menurut tinggi badan (Supariasa, 2001) :

a. Tidak memerlukan data umur

b. Dapat membedakan proporsi badan (gemuk, normal, atau kurus).

Kelemahan indeks berat badan menurut tinggi badan (Supariasa, 2001) :

a. Tidak dapat memberikan gambaran apakah anak tersebut cukup tinggi atau

kelebihan tinggi badan menurut umurnya

b. Sering mengalami kesulitan pengukuran tinggi badan

c. Membutuhkan dua macam alat ukur

d. Pengukuran relatif lama

e. Membutuhkan dua orang melakukannya

f. Sering terjadi kesalahan dalam pembacaan hasil pengukuran terutama oleh

kelompok non-profesional

c. Berat Badan Menurut Umur (BB/U)

Kelebihan indeks berat badan menurut umur (BB/U) (Supariasa, 2001) :

1) Lebih mudah dan lebih cepat dimengerti oleh masyarakat umum

2) Baik untuk status gizi akut maupun kronis

3) Berat badan dapat berfluktuasi

Page 42: BAB II TINJAUAN PUSTAKA a. adalah perubahan yang bersifat ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/787/5/BAB II.pdf · hamil, pola makan bayi yang salah, dan penyakit infeksi. Faktor lain

48

4) Sangat sensitif terhadap perubahan-perubahan kecil

5) Dapat mendeteksi kegemukan

Kekurangan indeks berat badan menurut umur (BB/U) :

1) Interpretasi yang keliru jika terdapat edema atau esites

2) Umur sering sulit ditaksir dengan tepat

3) Sering terjadi kesalahan pengukuran seperti pengaruh pakaian atau gerakan

pada waktu penimbangan

4) Secara operasional sering mengalami hambatan karena masalah sosial budaya.

d. Tinggi Badan Menurut Umur (TB/U)

Pada keadaan normal, tinggi badan tumbuh seiring dengan pertambahan

umur. Pertumbuhan tinggi badan tidak seperti berat badan, relative kurang sensitif

terhadap masalah kekurangan gizi dalam waktu yang pendek. Pengaruh defisiensi

zat gizi terhadap tinggi badan akan tampak dalam waktu yang relatif lama

(Supariasa, 2001).

Kelebihan indeks tinggi badan menurut umur (TB/U) (Supariasa, 2001) :

1) Baik untuk menilai status gizi masa lampau

2) Ukuran panjang dapat dibuat sendiri, murah, dan mudah dibawa

Kelemahan indeks tinggi badan menurut umur (TB/U) (Supariasa, 2001) :

1) Tinggi badan tidak cepat naik

2) Pengukuran relatif sulit dilakukan karena anak harus berdiri tegak, sehingga

diperlukan dua orang untuk melakukannya

3) Ketepatan umur sulit didapati

Page 43: BAB II TINJAUAN PUSTAKA a. adalah perubahan yang bersifat ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/787/5/BAB II.pdf · hamil, pola makan bayi yang salah, dan penyakit infeksi. Faktor lain

49

e. Penatalaksanaan Terhadap Gangguan Pertumbuhan

1) Melakukan pengumpulan data subjektif dan objektif

2) Melakukan pemeriksaan fisik dan tanda-tanda vital

3) Memberikan Dukungan Asuhan Sayang Ibu

a) Memberikan informasi dan penjelasan sebanyak yang ibu inginkan

b) Memberikan asuhan sehingga ibu merasa aman dan percaya diri

c) Memberikan dukungan empati selama melakukan asuhan kepada anak

d) Permudah komunikasi yang baik antara pengasuh dan pelaksana

asuhan

4) Pemberian Terapi Pijat Bayi

Baby Massage atau pijat bayi adalah terapi setuhan kulit menggunakan

tangan. Penelitian “Cyntia Mersmann” membuktikan bila bayi dipijat

dipercaya dapat meningkatkan stimulus otaknya, membantu

pertumbuhannya, memperlancar sistem pencernaannya, bahkan membantu

sistem kekebalan tubuhnya. Juga dapat membina hubungan antar ibu

dengan bayinya. “Terdapat manfaat yang nyata dari pijat bayi yang

dilakukan terhadap anak berusia 0-12 bulan” ujar Spesialis Kedokteran

Fisik dan Rehabilitasi RSUD dr. Soetomo, dr. Noor Idha Handajani, SpK-

FR (detiksurabaya.com 11/5/2010) serta didukung Penelitian medis yang

telah membuktikan banyak manfaat dari pijat bayi dan balita.

Page 44: BAB II TINJAUAN PUSTAKA a. adalah perubahan yang bersifat ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/787/5/BAB II.pdf · hamil, pola makan bayi yang salah, dan penyakit infeksi. Faktor lain

50

a) Berikut ini beberapa manfaat pijat bayi atau balita menurut para ahli :

(1) Meningkatkan berat badan

Penelitian yang dilakukan oleh Prof. T. Field & Scafidi (1986 & 1990)

menunjukkan bahwa pada 20 bayi prematur (berat badan 1280 dan 1176

gram). Yang dipijat 3 x 15 menit selama 10 hari, mengalami kenaikan

berat badan per hari 20%-47% lebih banyak dari pada bayi yang tidak

dipijat.

(2) Meningkatkan pertumbuhan

(3) Meningkatkan daya tahan tubuh

Penelitian terhadap penderita HIV yang dipijat sebanyak 5 kali dalam

seminggu selama sebulan, menunjukkan terjadinya peningkatan jumlah

dan toksisitas sel pembuluh alami (natural killer cells). Hal tersebut dapat

mengurangi kemungkinan terjadinya infeksi sekunder pada penderita

AIDS.

(4) Meningkatkan konsentrasi bayi atau anak dan membuat tidur lebih lelap.

Anak yang dipijat tidurnya akan lebih lelap dan saat bangun

konsentrasinya akan lebih penuh. Di Touch Research Institut Amerika

dilakukan penelitian pada sekelompok anak dengan pemberian soal

matematika. Setelah itu dilakukan pemijatan pada anak-anak tersebut 2 x

15 menit setiap minggunya dalam jangka waktu 5 minggu. Selanjutnya

anak-anak tersebut diberi soal matematika yang lain. Ternyata mereka

hanya membutuhkan waktu penyelesaian setengah dari waktu yang

dipergunakan untuk menyelesaikan soal yang terdahulu. Dan tingkat

kesalahannya hanya 0,5% dari sebelum pijat.

Page 45: BAB II TINJAUAN PUSTAKA a. adalah perubahan yang bersifat ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/787/5/BAB II.pdf · hamil, pola makan bayi yang salah, dan penyakit infeksi. Faktor lain

51

(5) Membina kasih sayang antara orang tua dan anak

Bagi bayi prematur, pijat bayi terbukti memberikan dampak positif untuk

mempercepat kesiapannya hidup normal seperti bayi yang usianya sebulan

diatasnya pada tujuh hari pertama pemijatan. Hasil penelitian dari

University Of Miami Medical School menunjukkan bahwa bayi prematur

yang dipijat setiap hari akan mengalami pertambahan berat badan 47%

dari bayi yang tidak dipijat, meskipun mereka diberi asupan kalori yang

sama.

(6) Manfaat pijat bayi ditinjau dari berbagai segi, antara lain :

(a) Melancarkan sirkulasi darah

(b) Melancarkan ogsigenensial dalam tubuh

(c) Meningkatkan daya tahan tubuh

(d) Mengatasi gangguan tidur anak

(e) Pertumbuhan dan perkembangan menjadi lebih optimal.

(7) Langkah- langkah Baby Massage (Pijat Bayi)

(a) Kaki

Bagian ini merupakan bagian yang terbaik untuk memulai pijatan,

karena merupakan bagian yang paling tidak sensitif diantara bagian

tubuh bayi yang lain. Colek sedikit minyak, mulai pijat dengan kedua

tangan anda secara perlahan, mulai dari daerah paha, terus kebawah.

Buatlah pijatan secara bergantian antara tangan kanan dan kiri anda.

Gerakan pijatan harus selembut mungkin, meniru gerakan memerah

susu. Pindah ke kaki sebelahnya lagi dan lakukan pijatan yang sama.

Page 46: BAB II TINJAUAN PUSTAKA a. adalah perubahan yang bersifat ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/787/5/BAB II.pdf · hamil, pola makan bayi yang salah, dan penyakit infeksi. Faktor lain

52

(b) Telapak Kaki

Ambil salah satu telapak kakinya dan secara lembut putarlah beberapa

kali kearah kiri, lalu ulangi lagi kearah kanan. Setelah itu, pijatlah

punggung telapak kakinya mulai dari arah mata kaki kearah jari-jari

kaki. Pindahkan ketelapak kaki satunya dan ulangi seperti itu.

(c) Tumit

Ambil salah satu telapak kakinya dan secara lembut putarlah beberapa

kali kearah kiri, lalu ulangi lagi kearah kanan. Setelah itu, pijatlah

punggung telapak kakinya mulai dari arah mata kaki kearah jari-jari

kaki. Pindah ketelapak kaki satunya dan ulangi seperti itu.

(d) Jari Kaki

Bagian ini adalah penutup dari pijatan bagian kaki bayi. Peganglah jari

mungilnya satu persatu menggunakan ibu jari dan telunjuk anda

kemudian secara lembut tariklah searah dengan jarinya, sehingga jari-

jari anda terlepas diujung jari kaki bayi. Lakukan untuk kesepuluh

jarinya.

(e) Lengan

Ambil salah satu lengannya dan lakukan gerakan seperti yang anda

lakukan terhadap kakinya – gerakkan seperti memerah susu, mulai dari

ketiaknya, terus hingga kepergelangan tangan. Kemudian pegang

telapak tangannya, dan putar-putar secara perlahan beberapa kali,

kearah kanan dan kiri. Pindah ke lengan satunya lagi dan lakukan hal

yang sama.

Page 47: BAB II TINJAUAN PUSTAKA a. adalah perubahan yang bersifat ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/787/5/BAB II.pdf · hamil, pola makan bayi yang salah, dan penyakit infeksi. Faktor lain

53

(f) Telapak Tangan

Dengan menggunakan ibu jari anda, pijatlah telapak tangan bayi anda

dengan gerakan memutar.

(g) Jari Tangan

Sama seperti jari- jari kaki, secara lembut ambil satu persatu jari

tangannya, menggunakan ibu jari dan telunjuk anda, lalu tarik secara

perlahan.

(h) Dada

Katupkan kedua telapak tangan anda (seperti tapak budha), lalu

letakkan pada dadanya dalam keadaan seperti itu. Secara perlahan, buat

gerakkan kearah luar tubuh bayi, sehingga telapak tangan yang terkatup

secara perlahan terbuka menghadap kebawah, dan telapak tangan anda

akhirnya menempel dan berjalan diatas dadanya. Ulangi beberapa kali.

Masih pada bagian dada, kali ini letakkan salah satu telapak tangan

anda dengan menghadap kebawah, didaerah dada bayi, kemudian

buatlah pijatan lembut kebawah, kearah pahanya. Buatlah gerakkan ini

secara bergantian, dengan tangan kanan dan kiri anda.

(i) Punggung

Balikkan tubuh bayi anda secara perlahan, sehingga ia tengkurap. Posisi

anda berada disalah satu sisinya. Dengan menggunakan jari-jari tangan

anda buatlah pijatan lembut melingkar dengan kedua tangan, dimulai

dari bawah lehernya, sampai ke pantat si kecil. Pindahlah posisi anda

kesisi sebelahnya lagi dan lakukan gerakan yang sama.