repository.poltekkes-tjk.ac.idrepository.poltekkes-tjk.ac.id/682/6/bab ii.doc · web viewlingkar...

51
BAB II LANDASAN TEORI A. Tumbuh Kembang 1. Definisi Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan intraseluler, berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian atau keseluruhan, sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat. (Kemenkes RI, 2012). Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta sosialisasi dan kemandirian (Kemenkes RI, 2016) 2. Ciri-ciri dan Prinsip-prinsip Tumbuh Kembang Proses tumbuh kembang anak mempunyai beberapa ciri-ciri yang saling berkaitan. Ciri-ciri tersebut adalah sebagai berikut : a. Perkembangan menimbulkan perubahan 6

Upload: others

Post on 27-Nov-2020

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PAGE

35

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tumbuh Kembang

1. Definisi

Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan intraseluler, berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian atau keseluruhan, sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat. (Kemenkes RI, 2012). Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta sosialisasi dan kemandirian (Kemenkes RI, 2016)

2. Ciri-ciri dan Prinsip-prinsip Tumbuh Kembang

Proses tumbuh kembang anak mempunyai beberapa ciri-ciri yang saling berkaitan. Ciri-ciri tersebut adalah sebagai berikut :

a. Perkembangan menimbulkan perubahan

Perkembangan terjadi bersamaan dengan pertumbuhan. Setiap pertumbuhan disertai dengan perubahan fungsi. Misalnya perkembangan intelegensia pada seorang anak akan menyertai pertumbuhan otak dan serabut saraf.

b. Pertumbuhan dan perkembangan pada tahap awal menentukan perkembangan selanjutnya.

Setiap anak tidak akan bisa melewati satu tahap perkembangan sebelum ia melewati tahapan sebelumnya. Sebagai contoh, seorang anak tidak akan bisa berjalan sebelum ia bisa berdiri.

c. Pertumbuhan dan perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda.

Sebagaimana pertumbuhan, perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda-beda, baik dalam pertumbuhan fisik maupun perkembangan fungsi organ dan perkembangan pada masing-masing anak.

d. Perkembangan berkorelasi dengan pertumbuhan.

Pada saat pertumbuhan berlangsung cepat, perkembangan pun demikian, terjadi peningkatan mental, memori, daya nalar, asosiasi dan lain-lain. Perkembangan mempunyai pola yang tetap.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan

Menurut Kemenkes RI (2016), faktor-faktor yang menjadi penyebab tumbuh kembang anak adalah:

a. Faktor dalam (internal) yang berpengaruh pada anak.

1) Ras/etnik atau bangsa.

Anak yang dilahirkan dari ras/bangsa Amerika, maka ia tidak memiliki faktor herediteras/bangsa Indonesia atau sebaliknya.

2) Keluarga.

Ada kecenderungan keluarga yang memiliki postur tubuh tinggi, pendek, gemuk atau kurus.

3) Umur.

Kecepatan pertumbuhan yang pesat adalah pada masa prenatal, tahun pertama kehidupan dan masa remaja.

4) Jenis kelamin.

Fungsi reproduksi pada ank perempuan berkemban lebih cepat daripada laki-laki. Tetapi setelah melewati masa pubertas, pertumbuhan anak laki-laki akan lebih cepat.

5) Genetik.

Genetik (heredokonstitusional) adalah bawaan anak yaitu potensi anak yang akan menjadi cirri khasya.

6) Kelainan kromosom.

Kelainan kromosom umumnya disertai dengan kegagalan pertumbuhan seperti pada sindroma Down’s dan sindroma Turner’s.

b. Faktor luar (eksternal)

1) Faktor Prenatal

a) Gizi

Nutrrisi ibu hamil terutama dalam trimester akhir kehamilan akan mempengaruhi pertumbuhan janin.

b) Mekanis

Posisi fetus yang abnormal bisa menyebabkan kelainan kongenital seperti club foot.

c) Toksin/zat kimia

Beberapa obat-obatan seperti Aminopterin, Thalidomide dapat menyebabkan kelainan kongenital seperti palatoskisis.

d) Endokrin

Diabetes melitus dapat menyebabkan makrosomia, kardiomegali, hiperplasia, adrenal.

e) Radiasi

Paparan radium dan sinar rontgen dapat mengakibatkan kelainan pada janin seperti mikroseli, spina bifida, retardasi mental dan deformitas anggota gerak, kelainan kongenital mata, kelainan jantung.

f) Infeksi

Infeksi pada trimester pertama dan kedua oleh TORCH (Toksoplasma, Rubella, Sitomegalo virus, Herpes simpleks) dapat menyebabkan kelainan pada janin, katarak, bisu tuli, mikrosefali, retardasi mental dan kelainan jantung kongenital.

g) Kelainan imunologi.

Eritobaltosis fetalis timbul atas dasar perbedaan golongan darah antara janin dan ibu sehingga ibu membentuk antibody terhadap sel darah merah janin, kemudian melalui plasenta masuk dalam peredaran darah anin dan akan menyebabkan hemolisis yang selanjutnya mengakibatkan hierbilirubinemia dan kern ikterus yang akan menyebabkan kerusakan jaringan otak.

h) Anoksia embrio

Anoksia embrio yang disebabkan oleh gangguan fungsi plasenta menyebabkan pertumbuhan terganggu.

i) Psikologi ibu

Kehamilan yang tidak diinginkan, perlakuan salah/kekerasan mental pada ibu hamil dan lain-lain.

2) Faktor persalinan

Komplikasi persalinan pada bayi seperti traumakepala, asfiksia dapat menyebabkan kerusakan jaringan otak.

3) Faktor pascsalin

a) Gizi

Untuk tumbuh kembang bayi, diperlukan zat makanan yang adekuat.

b) Penyakit kronis/kelainan kongenital

Tuberculosis, anemia, kelainan jantung bawaan mengakibatkan retardasi pertumbuhan jasmani.

c) Lingkungan fisik dan kimia

Lingkungan sering disebut melieu adalah tempat anak tersebut hidup yang berfungsi sebagai penyedia kebutuhan dasar anak (provider). Sanitasi lingkungan yang krang baik, kurangnya sinar matahari, paparan sinar radioaktif, zat kimia tertentu (Pb, Mercuri, rokok, dan lain - lain) mempunyai dampak yang negatif terhadap pertumbuhan anak.

d) Psikologis

Hubungan anak dengan orang sekitarnya. Seorang anak yang tidak dikehendaki orangtuanya atau anak yang selalu tertekan, akan mengalami hambatan di dalam pertumbuhan dan perkembangannya.

e) Endokrin

Gangguan hormon, misalnya pada penyakit hipotiroid akan menyebabkan anak mengalami hambatan pertumbuhan.

f) Sosio-ekonomi

Kemiskinan selalu berkaitan dengan kekurangan makanan, kesehatan lingkungan yan jelek dan ketidaktahuan akan menghambat pertumbuhan anak.

g) Lingkungan pengasuhan

Pada lingkuna pengasuhan,nteraksi ibu-anak sanga mempengaruhi tumbuh kembang anak.

h) Stimulasi

Perkembangan memerlukan rangsangan/stimulasi khususnya dalam keluarga, misalnya penyediaan alat mainan, sosialisasi anak, ketertiban ibu dan anggota keluarga lain terhadap kegiatan anak.

i) Obat-obatan

Pemakaian kortikosteroid jangka lama akan menghambat pertumbuhan, demikian halnya dengan pemakaian obat perangsang terhadap susunan saraf yang menyebabkan terhambatnya produksi hormone pertumbuhan.

4. Deteksi Pertumbuhan Anak Berdasarkan Antopometri

Antropometri adalah cara pengukuran status gizi yang paling sering digunakan di masyarakat (Almatsier, 2002). Pengukuran antropometri ini dimaksudkan untuk mengetahui ukuran-ukuran fisik seorang anak dengan menggunakan alat ukur tertentu, seperti timbangan dan pita pengukur (meteran). Parameter Penilaian Pertumbuhan dan Perkembangan (Armini, Sriasih & Marhaeni, 2017)

a. Ukuran antropometrik

Untuk menilai pertumbuhan fisik anak, sering digunakan ukuran-ukuran antropometrik yang dibedakan menjadi 2 kelompok yang meliputi :

1) Tergantung umur

a) Berat Badan (BB) terhadap umur

b) Tinggi/panjang badan (TB) terhadap umur

c) Lingkar kepala (LK) terhadap umur

d) Lingkar lengan atas (LILA) terhadap umur

e) Kesulitan menggunakan cara ini adalah menetapkan umur anak yang tepat, karena tidak semua anak mempunyai catatan mengenai tanggal lahirnya.

2) Tidak tergantung umur

a) BB terhadap TB

b) LLA terhadap TB

c) Lain-lain: LL dibandingkan dengan standard /baku, lipatan kulit pada trisep, subscapular, abdominal dibandingkan dengan baku.

Kemudian dengan hasil pengukuran antropometrik tersebut dibandingkan dengan suatu baku tertentu, missal baku Harvard, NCHS, atau baku nasional.

b. Tahap Pertumbuhan

Penilaian tumbuh kembang anak dilakukan untuk menentukam apakah tumbuh kembang anak berjalan nirmal atau tidak, baik dilihat dari segi medis maupun statistik (Armini, Sriasih & Marhaeni, 2017). Pengukuran pertumbuhan anak dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :

1) Panjang Badan

Tinggi badan merupakan ukuran antropometrik kedua yang penting. Keistimewaanya adalah bahwa ukuran tinggi badan pada masa pertumbuhan meningkat terus sampai tinggi maksimal dicapai dimana tinggi badan meningkat pesat pada masa bayi, kemudian melambat dan menjadi pesat kembali, selanjutnya melambat lagi dan akhirny berhenti pada umur 18-20 tahun (Armini, Sriasih & Marhaeni, 2017)

a) Pengukuran panjang badan

Pengukuran ini digunakan untuk mengukur panjang badan bagi anak yang berusia < 2 tahun dan panjang badan ≤ 50 cm serta menggunakan alat ukur panjang badan. Menggunakan alat pengukur panjang badan yang terbuat dari papan kayu yang dikenal dengan nama Length Board.

b) Pengukuran tinggi badan

Pengukuran ini digunakan untuk mengukur tinggi badan anak yang telah dapat berdiri tanpa bantuan. Pengukuran tinggi badan di lakukan dengan alat pengukur tinggi mikro.

Tabel 1

Cara pengukuran panjang badan (PB) atau tinggi badan (TB)

sesuai tabel berikut.

No

Cara pengukuran

1

Cara mengukur dengan posisi berbaring:

a. Sebaiknya dilakukan oleh 2 orang.

b. Bayi dibaringkan telentang pada alas yang datar.

c. Kepala bayi menempel pada pembatas angka O.

d. Petugas 1: kedua tangan memegang kepala bayi agar tetap menempel

e. pada pembatas angka 0 (pembatas kepala).

f. Petugas 2: tangan kiri menekan lutu bayi agar lurus, tangan kanan menekan batas kaki ke telapak kaki

Petugas 2: membaca angka di tepi di luar pengukur

Gambar 1

Cara pengukuran panjang badan bayi

Sumber : Kementerian Kesehatan. 2012

2

Gara mengukur dengan posisi berdiri

1. Anak tidak memakai sandal atau sepatu.

2. Berdiri tegak menghadap kedepan.

3. Punggung, pantat dan tumit menempel pada tiang pengukur.

4. Turunkan batas atas pengukur sampai menempel di ubun-ubun.

5. Baca angka pada batas tersebut.

Gambar 2

Cara pengukuran tinggi badan pada anak-anak/dewasa

Sumber : Kementerian Kesehatan. 2012

Sumber : Kementerian Kesehatan RI, 2012

2) Berat Badan

Berat badan merupakan ukuran antropometrik yang terpenting, dipakai pada setiap kesempatan memeriksa kesehatan anak pada semua kelompok umur. Berat badan dipakai sebagai indicator yang terbia pada saat ini untuk mengetahui keadaan gizi dan tumbuh kembang anak, sensitif terhadap perubahan sedikir saja, pengukuran objektif dan dapat diulangi, dapat digunakan timbangaan apa saja yang relative murah, mudah, dan tidak memerlukan banyak waktu. Kerugianny, indikator berat badan ini tidak sensitive terhadap proporsi tubuh, misalnya pendek gemuk atau tinggi kurus (Armini, Sriasih & Marhaeni, 2017)

Indikator berat badan dimanfaatkan dalam klinik untuk :

a) Bahan informasi untuk menilai keadaan gizi, baik yang akut maupun kronis, tumbuh kembang dan kesehatan.

b) Memonitor keadaan kesehatan, misalnya pada pengobatan penyakit.

c) Dasar perhitungan dosis obat dan makan yang perlu diberikan.

Tabel 2

Cara pengukuran berat badan /tinggi badan

No

Cara pengukuran

1

Menggunakan timbangan bayi

a. Timbangan bayi di gunakan untuk menimbang anak sampai umur 2 tahun atau selama anak masih bisa berbaring /duduk tenang `

b. Letakkan timbangan pada meja yang datar dan tidak mudah bergoyang

c. Lihat posisi jarum atau angka harus menunjuk ke angka o

d. Bayi sebaiknya telanjang tanpa topi,kaos kaki sarung tangan

e. Baringkan bayi dengan hati=hati di atas timbangan .

f. Lihat jarum timbangan sampai berhenti.

g. Baca angka yang di tunjukan oleh jarum timbangan atau angka timbangan .

h. Bila bayi terus menerus bergerak,perhatikan gerakan jarum, baca tengah-tengah gerakan jarum ke kanan dan ke kiri

2.

Menggunakan timbangan injak

a. Letakkan timbangan di lantai yang datar sehingga tidak mudah bergerak.

b. Lihat posisi jarum atau angka harus menunjuk ke angka O.

c. Anak sebaiknya memakai baju sehari-hari yang tipis, tidak memakai alas kaki, jaket, topi, jam tangan, kalung, dan tidak memegang sesuatu.

d. Anak berdiri di atas timbangan tanpa dipegangi.

e. Lihat jarum timbangan sampai berhenti.

f. Baca angka yang ditunjukkan oleh jarum timbangan atau angka timbangan.

Sumber : kementerian kesehatan RI. 2012

B. Gambaran Kasus Gangguan Pertumbuhan (Gizi Kurang)

1. Gizi Kurang

Gizi kurang adalah keadaan tubuh yang mengalami kekurangan satu atau lebih zat-zat gizi yang penting (Almatsier, 2011). Gizi kurang adalah gangguan kesehatan akibat kekurangan atau ketidakseimbangan zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan, aktivitas berfikir dan semua hal yang berhubungan dengan kehidupan. Kekurangan zat gizi adaptif bersifat ringan sampai dengan berat. Gizi kurang banyak terjadi pada anak usia kurang dari 5 tahun (Afriyanto, 2010). Gangguan kesehatan yang disebabkan kekurangan dan ketidakseimbangan antara kebutuhan dengan asupan dan protein (Rahardjo, 2012).

2. Status Gizi Balita

Status gizi dapat dilihat dari variabel pertumbuhan yaitu berat badan, tinggi badan atau panjang badan, lingkar kepala, lingkar lengan atas, dan panjang tungkai. Jika keseimbangan tadi terganggu, misalnya pengeluaran energi protein lebih banyak dibandingkan pemasukan maka akan terjadi gizi kurang akibat kekurangan energi protein dan jika berlangsung lama akan timbul masalah yang dikenal dengan gizi kurang. (Marmi & Kukuh, 2012). Status gizi dipengaruhi oleh konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi di dalam tubuh. Bila tubuh memperoleh cukup zat-zat gizi dan digunakan secara efisien akan tercapai status gizi optimal yang memungkinkan pertumbuhan fisik, perkembangan otak, kemampuan kerja dan kesehatan secara umum (Almatsir, 2002).

3. Penilaian Status Gizi

Tabel 3

Kategori Ambang Batas Status Gizi Anak Berdasarkan Indeks

Sumber : (Kemenkes RI, 2012)

4. Penyebab Gizi Kurang

Beberapa hal penyebab terjadinya gangguan gizi, baik secara langsung maupun tidak langsung. Sebagai penyebab langsung gangguan gizi, khususnya gangguan gizi pada bayi dan anak usia dibawah lima tahun (balita) adalah tidak sesuainya jumlah gizi yang mereka peroleh dari makanan dengan kebutuhan tubuh mereka.

Berbagai faktor yang secara tidak langsung mendorong terjadinya gangguan gizi terutama pada anak Balita antara lain sebagai berikut :

a. Ketidaktahuan akan hubungan makanan dan kesehatan

Dalam kehidupan masyarakat sehari-hari sering terlihat keluarga yang sungguhpun berpenghasilan cukup akan tetapi makanan yang dihidangkan seadanya saja. Dengan demikian, kejadian gangguan gizi tidak hanya ditemukan pada keluarga yang berpenghasilan kurang akan tetapi juga pada keluarga yang berpenghasilan relatif baik (cukup). Keadaan ini menunjukkan bahwa ketidaktahuan akan faedah makanan bagi kesehatan tubuh mempunyai sebab buruknya mutu gizi makanan keluarga, khususnya makanan anak balita.

b. Prasangka buruk terhadap bahan makanan tertentu

Banyak bahan makanan yang sesungguhnya bernilai gizi tinggi tetapi tidak digunakan atau hanya digunakan secara terbatas akibat adanya prasangka yang tidak baik terhadap bahan makanan itu. Penggunaan bahan makanan itu dianggap dapae menurunkan harkat keluarga. Jenis sayuran seperti genjer, daun turi, bahkan daun ubi kayu yang kaya akan zat besi, vitamin A dan protein dibeberapa daerah masih dianggap sebagai makanan yang dapat menurunkan harkat keluarga.

c. Adanya kebiasaan atau pantangan yang merugikan

Berbagai kebiasaan yang bertalian dengan pantang makan makanan tertentu masih sering kita jumpai terutama di daerah pedesaan. Larangan terhadap anak untuk makan telur, ikan, ataupun daging hanya berdasarkan kebiasaan yang tidak ada datanya dan hanya diwarisi secara dogmatis turun temurun, padahal anak itu sendiri sangat memerlukan bahan makanan seperti itu guna keperluan pertumbuhan tubuhnya. Kadang-kadang kepercayaan orang akan sesuatu makanan anak kecil membuat anak sulit mendapat cukup protein. Beberapa orang tua beranggap ikan, telur, ayam, dan jenis makanan protein lainnya memberi pengaruh buruk untuk anak kecil. Anak yang terkena diare malah dipuasakan (tidak diberi makanan). Cara pengobatan seperti ini akan memperburuk gizi anak.

d. Kesukaan yang berlebihan terhadap jenis makanan tertentu

Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan tertentu atau disebut sebagai faddisme makanan akan mengakibatkan tubuh tidak memperoleh semua zat gizi yang diperlukan.

e. Jarak kelahiran yang terlalu rapat

Banyak hasil penelitian yang membuktikan bahwa banyak anak yang menderita gangguan gizi oleh karena ibunya sedang hamil lagi atau adiknya yang baru telah lahir, sehingga ibunya tidak dapat merawatnya secara baik. Anak yang dibawah usia 2 tahun masih sangat memerlukan perawatan ibunya, baik perawatan makanan maupun perawatan kesehatan dan kasih sayang, jika dalam masa 2 tahun itu ibu sudah hamil lagi, maka bukan saja perhatian ibu terhadap anak akan menjadi berkurang.akan tetapi air susu ibu ( ASI ) yang masih sangat dibutuhkan anak akan berhenti keluar. Anak yang belum dipersiapkan secara baik untuk menerima makanan pengganti ASI, yang kadang-kadang mutu gizi makanan tersebut juga sangat rendah, dengan penghentian pemberian ASI karena produksi ASI berhenti, akan lebih cepat mendorong anak ke jurang malapetaka yang menderita gizi buruk, yang apabila tidak segera diperbaiki maka akan menyebabkan kematian. Karena alasan inilah dalam usaha meningkatkan kesejahteraan keluarga, disamping memperbaiki gizi juga perlu dilakukan usaha untuk mengatur jarak kelahiran dan kehamilan.

f. Sosial Ekonomi

Keterbatasan penghasilan keluarga turut menentukan mutu makanan yang disajikan. Tidak dapat disangkal bahwa penghasilan keluarga akan turut menentukan hidangan yang disajikan untuk keluarga sehari-hari, baik kualitas maupun jumlah makanan.

g. Penyakit infeksi

Infeksi dapat menyebabkan anak tidak merasa lapar dan tidak mau makan. Penyakit ini juga menghabiskan sejumlah protein dan kalori yang seharusnya dipakai untuk pertumbuhan. Diare dan muntah dapat menghalangi penyerapan makanan. Penyakit-penyakit umum yang memperburuk keadaan gizi adalah: diare, infeksi saluran pernapasan atas, tuberculosis, campak, batuk rejan, malaria kronis, cacingan.

5. Akibat Gizi Tidak Seimbang

Kekurangan Energi dan Protein, berikut ini sebab-sebab kurangya asupan energi dan protein adalah :

a. Makanan yang tersedia kurang mengandung energi

b. Nafsu makan anak terganggu sehingga tidak mau makan

c. Gangguan dalam saluran pencernaan sehingga penyerapan sari makanan dalam usus terganggu

d. Kebutuhan yang meningkat, misalnya penyakit infeksi yang tidak diimbangi dengan asupan yang memadai. (Proverawati, 2009)

e. Berdasarkan penampilan yang ditunjukkan, KEP akut derajat berat dapat dibedakan menjadi beberapa bentuk :

1) Marasmus

Pada kasus marasmus, anak terlihat kurus kering sehingga wajahnya seperti orang tua. Bentuk ini di karenakan kekurangan energi yang dominan

Tanda-tanda :

a) Muka

Muka seorang penderita marasmus menunjukkan wajah pucat seperti orang tua. Anak terlihat sangat kurus karena hilangnya sebagian lemak dan otot-ototnya.

b) Kulit

Kulit keriput, kering, tipis, tidak lentur, dingin dan mengendor disebabkan kehilangan banyak lemak dibawah kulit serta otot-ototnya.

c) Kelainan pada rambut kepala

Walaupun tidak seperti pada penderita kwarshiorkor rambut berubah warna kemerahan, marasmus adakalanya tampak rambut kering, tipis dan mudah dicabut tanpa menyisakan rasa sakit.

d) Perubahan mental

Anak menangis, rewel dan lesu, setelah mendapat makan oleh sebab masih merasa lapar. Kesadaran yang menurun terdapat pada penderita marasmus yang berat.

e) Lemak dibawah kulit

Lemak subkutan menghilang hingga turgor kulit mengurang.

f) Otot-otot

Otot-otot atrofis, hingga tulang-tulang terlihat lebih jelas

g) Abdomen

Perut dapat kembung dan datar. Dinding perut menegang, sementara kelenjar limfe mudah sekali diraba.

h) Tanda-tanda vital

Detak jantung, tekanan darah dan suhu tubuh rendah, namun takikardi sering terjadi.

i) Berat badan

Berat badan penderita marasmus biasanya hanya sekitar 60% dari berat badan yang seharusnya.

j) Penyulit

Penyulit yang paling lazim terjadi adalah gastroentestinal akut, dehidrasi, infeksi saluran nafas, diare dan kerusakan mata akibat kekurangan vitamin A. (Arisman, 2007)

2) Penyebab Marasmus :

a) Masukan makanan yang kurang

Marasmus terjadi akibat masukan kalori yang sedikit, pemberian makanan yang tidak sesuai dengan yang dianjurkan, akibat dari ketidaktahuan orang tua si anak misalnya pemakaian secara luas susu kaleng yang terlalu encer.

b) Infeksi

Infeksi yang berat dan lama menyebabkan marasmus, terutama infeksi enteral misalnya infantil gastroenteritis, bronkhopneumonia, pielonephritis dan sifilis kongenital.

c) Kelainan struktur bawaan

Misalnya penyakit jantung bawaan, penyakit hirschprung, deformitas palatum, palatoschizis, micrognathia, stenosispilorus, hiatus hernia, hidrosefalus, cystic fibrosis pancreas.

d) Prematuritas dan penyakit pada masa neonatus

Pada keadaan-keadaan tersebut pemberian ASI kurang akibat reflek mengisap yang kurang kuat.

e) Pemberian ASI

Pemberian ASI yang terlalu lama tanpa pemberian makanan tambahan yang cukup.

f) Gangguan metabolic

Misalnya renal asidosis, idiopathic hypercalcemia, galactosemia, lactose intolerance.

g) Penyapihan

Penyapihan yang terlalu dini disertai dengan pemberian makanan yang kurang akan menimbulkan marasmus.

3) Kwashiorkor

Anak terlihat gemuk semu akibat oedema, yaitu penumpukan cairan di sela-sela sel dalam jaringan. Walaupun terlihat gemuk, tetapi otot-otot tubunya mengalami pengurusan (Wasting). Wasting yaitu berat badan anak tidak sebanding dengan tinggi badanya.

a) Tanda-tanda :

(1) Muka

Penderita tampak bulat dan pucat, ekpresi wajah tampak seperti susah dan sedih, pandangan mata sayu.

(2) Kelainan pada kulit tubuh

Kulit kering dengan menunjukkan garis-garis kulit yang mendalam dan lebar, terjadi persisikan dan hiperpigmentasi. Terdapat kelainan kulit berupa bercak merah muda yang meluas dan berubah warna menjadi coklat kehitaman lalu terkelupas (crazy pavement dermatosis)

(3) Kelainan pada rambut kepala

Rambut tipis kemerahan seperti warna rambut jagung dan mudah dicabut tanpa rasa sakit dan mudah rontok.

(4) Perubahan mental

Terjadi perubahan mental menjadi apatis dan rewel

(5) Lemak bawah kulit

Lemak bawah kulit masih cukup baik namun jaringan otot tampak mengecil

(6) Otot-otot

Otot mengecil (hipotrofi), lebih nyata bila diperiksa pada posisi berdiri atau duduk. Tonus dan kekuatan otot sangat berkurang.

(7) Abdomen

Perut tampak menonjol karena penegangan lambung dan usus terpuntir. Perut anak membuncit karena pembesaran hati.

(8) Tanda-tanda vital

Takikardi jarang terjadi, sementara hipotermi dan hipoglikemi dapat terjadi.

(9) 9.    Berat badan

Kekurangan berat badan setelah dikurangi cairan edema biasanya tidak separah marasmus.

(10) 10. Penyulit

Penyulit yang biasanya terjadi sama dengan marasmus kecuali diare, infeksi saluran nafas dan kulit yang berlangsung lebih parah. (Arisman, 2007)

4) Penyebab Kwashiorkor

a) Pola makan

Kurangnya pengetahuan ibu mengenai keseimbangan nutrisi anak berperan penting terhadap terjadi kwashiorkhor, terutama pada masa peralihan ASI ke makanan pengganti ASI.

b) Faktor sosial

Hidup di negara dengan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi, keadaan sosial dan politik tidak stabil, ataupun adanya pantangan untuk menggunakan makanan tertentu dan sudah berlangsung turun-turun dapat menjadi hal yang menyebabkan terjadinya kwashiorkor.

c) Faktor ekonomi

Kemiskinan keluarga atau penghasilan yang rendah yang tidak dapat memenuhi kebutuhan berakibat pada keseimbangan nutrisi anak tidak terpenuhi, saat dimana ibunya pun tidak dapat mencukupi kebutuhan proteinnya.

d) Faktor infeksi dan penyakit lain

Telah lama diketahui bahwa adanya interaksi sinergis antara KEP dan infeksi. Infeksi derajat apapun dapat memperburuk keadaan gizi. Dan sebaliknya

6. Penatalaksanaan Terhadap Gizi kurang

a. Kebutuhan Utama Proses Tumbuh Kembang

Kebutuhan utama itu dikenal pula dengan istilah triple A, yakni : 1. Kebutuhan gizi (asuh), 2. Kebutuhan emosi dan kasih sayang (asih), 3. Kebutuhan stimulasi dini (asah). Ketiganya harus menjadi perhatian serus para orang tua. Kemudian, diberikan secara tepat sesuai tahapan proses tumbuh kembangnya.

1) Pemenuhan Kebutuhan Gizi (Asuh)

Pemenuhan kebutuhan gizi dalam rangka menopang tumbuh kembang fisik dan biologis balita perlu diberikan secara tepat dan berimbang. Tepat, berarti makanan yang diberikan mengandung zat-zat gizi yang sesuai kebutuhannya, berdasarkan tingkat usia. Berimbang, berarti komposisi zat- zat gizinya menunjang proses tumbuh kembang sesuai usianya. Diberikan secara kontinu sejak masih dalam kandungan hingga ia dewasa kelak. Dengan terpenuhinya kebutuhan gizi secara baik, perkembangan otaknya akan berlangsung optimal. Keterampilan fisiknya pun akan berkembang, sebagai dampak perkembangan bagian otak yang mengatur sistem sensorik dan motoriknya. Pemenuhan kebutuhan fisik atau biologis yang baik, akan berdampak pada kesehatannya. Tubuhnya, akan lebih mampu “menolak” penyakit-penyakit tertentu yang berusaha menyerangnya. Sebab, sistem kekebalan tubuhnya yang terbentuk melalui zat-zat gizi yang dikonsumsinya, dapat bekerja lebih optimal.

2) Pemenuhan kebutuhan Emosi dan Kasih Sayang (Asih)

Kebutuhan ini meliputi upaya orang tua mengekspresikan perhatian dan kasih sayang, serta perlindungan yang aman dan nyaman, kepada si buah hati. Orang tua perlu menghargai segala keunikan-keunikan, begitu juga potensi-potensi-potensi anak. Pemenuhan yang tepat atas kebutuhan emosi atau kasih sayang akan menjadikan anak tumbuh cerdas secara emosi, terutama dalam kemampuannya mengelola emosi diri secara tepat. Kemampuan membina hubungan yang hangat dengan orang lain pun juga baik. Namun, sebaiknya orangtua tidak terlampau berlebihan memberi perlindungan dan kasih sayang terhadap anak. Sebab, dikhawatirkan dapat berdampak buruk bagi perkembangan emosi anak itu sendiri. Sikap malas, terlalu manja, tidak disiplin mudah marah jika keinginannya tidak dituruti, dan lain-lain. Sebaiknya, dalam mendidik anak, orangtua menempatkan diri sebagai teladan yang baik bagi anak-anaknya. Melalui keteladanan orangtua, anak lebih mudah meniru unsur-unsur positif. Jauhi pula kebiasaan memberi hukuman pada anak, selagi semuanya dapat diarahkan melalui metode pendekatan berlandaskan kasih sayang. (Evelin, dkk, 2010). Contohnya seperti : memberi rangsangan positif kepada balita. misalnya dengan belaian/sentuhan/pijatan-pijatan lembut, ucapan yang lembut, tanggap terhadap kebutuhan balita, ajak bermain yang dapat membuatnya gembira seperti memainkan boneka dengan suara-suara lucu atau menunjukkan wajah-wajah ganjil (memasang ekspresi lucu), sengaja meluangkan waktu bersama anak untuk dapat memberikan kualitas pengasuhan yang baik, jangan bersikap kasar, kesal dan menunjukkan kemarahan terhadap balita karena balita juga bisa merasakan ketidaknyamanan ini dan akan merekamnya dalam ingatannya, sehingga membuat orang tua menjadi jauh terhadap anak. (Armini, Sriasih & Marhaeni, 2017).

3) Pemenuhan kebutuhan stimulasi dini (Asah)

Stimulasi (rangsangan) dini merupakan kegiatan orangtua memberikan rangsangan tertentu pada bayi dan balitanya sedini mungkin. Bahkan, dianjurkan sejak masih dalam kandungan. Rangsangan itu bertujuan ke arah tumbuh kembang bayi dan balita secara optimal. Stimulasi dini meliputi kegiatan merangsang melalui sentuhan-sentuhan lembut penuh kasih sayang secara bervariasi dan berkelanjutan, kegiatan mengajari anak berkomunikasi, mengenalkan objek dan warna, serta mengenal huruf dan angka. Selain itu, stimulasi dini juga mendorong munculnya pikiran dan emosi-emosi positif, kemandirian, kreativitas, dan lain-lain. Lakukanlah stimulasi dini tiap ada kesempatan bersama anak anda. (Evelin,dkk. 2010). Contohnya seperti : memberi kesempatan agar anak dapat melakukan hal yang kira-kira mampu dia kerjakan, misalnya melompat dengan satu kaki, latihan cara memotong, menggunting gambar-gambar, mulai dengan gambar besar, latih anak mengancingkan baju, latih anak dalam sopan santun, misalnya berterima kasih , menerima tangan, dan sebagainya. (Armini, Sriasih & Marhaeni, 2017)

b. Pemberian Terapi Modisco

Modisco” adalah singkatan dari Modified Dried Skimmed Milk and Coconut Oil, merupakan minuman padat energi bernilai gizi tinggi, mudah dicerna, mudah dibuat sertadapat diolah dalam beraneka ragam resep makanan dan minuman, sangat bermanfaat untuk penderita kurang gizi. Modisco pertama kali ditemukan oleh May dan Whitehead pada tahun 1973. Modisco merupakan makanan atau minuman bergizi tinggi yang pertama kali dicobakan pada anak-anak yang mengalami gangguan gizi berat di Uganda (Afrika) dengan hasil yang sangat memuaskan. Tujuan dari Modisco ini adalah untuk membantu mempercepat peningkatan berat badan. Pertama kali dikenal di Indonesia dengan nama Modisco ½, Modisco I, Modisco II, dan Modisco III.

1) Keuntungan dari susu Modisco

a) Mengandung tinggi energi dan tinggi protein

b) Mudah dicerna

c) Dapat meningkatkan berat badan lebih cepat

d) Porsinya kecil sehingga memudahkan anak untuk menghabiskan

2) Cara Pembuatan Modisco

Modifikasi dilakukan dengan pertimbangan ketersediaan bahan local selera, daya cerna, kebutuhan kalori serta tingkat KEP sendiri. Modisto dibagi menjadi 4 macam yaitu Modisco 1∕2 , I, II, dan III.

Resepnya sebagai berikut :

MODISCO 1∕2

Bahan :

a) Susu bubuk (susu Full Cream/Skim) : 10 gr

b) Gula Pasir : 5 gr

c) Minyak biji kapas kelapa/jagung margarin : 2,3 gr

d) Kalori : 80 kalori

Cara membuat :

Susu Skim, gula dan minyak/margarin diaduk sampai rata, lalu ditambahkan dengan air sedikit demi sedikit sambil terus diaduk hingga cairan larut. Disaring dan dimasukkan dalam gelas kemudian diminum dalam keadaan hangat.

MODISCO I

Bahan :

Susu bubuk (susu full cream/skim) : 10 gr

a) Gula pasir : 5 gr

b) Minyak biji kapas kelapa/jagung/margarin : 4,6 gr

c) Kalori : 100 kalori

d) Cara membuat : sama dengan modisco 1∕2

MODISCO II

Bahan :

a) Susu bubuk (susu full cream/skim) : 10 gr

b) Gula pasir : 5 gr

c) Minyak biji kapas/kelapa/margarin : 5,6 gr

d) Kalori : 120 kalori

Cara membuat :

Susu skim, gula, dan 1∕2 bagianair dingin sampai rata, lalu terus diaduk hingga cairan rata dan ditambahkan minyak/margarine dan 1∕2bagian air panas dan diaduk sampai larut. Di saring dan dimasukkan dalam gelas, kemudian diminum dalam keadaan hangat.

MODISCO III

Bahan :

a) Susu bubuk (susu full cream/skim) : 12 gr

b) Gula pasir : 7 gr

c) Minyak biji kapas kelapa/jagung/margarine : 5,5 gr

d) Kalori : 140 kalori

e) Cara membuat : sama dengan Modisco II

c. Pemenuhan nutrisi pada 4-6 tahun

Anak usia prasekolah mengalami pertumbuhan sedikit lambat. Kebutuhan kalorinya adalah 85 kkal/kgBB. Penurunan normal adalah nafsu makan di usia ini sering menimbukan kecemasan tentang nutrisi. Sebagian besar, orang tua dapat diyakinkan bahwa jika pertumbuhan normal, masukan anak adalah cukup. Biasanya orang tua bertanggung jawab untuk memberi kesehatan makanan untuk usia yang cocok dan penentu waktu dan tempat, anak bertanggung jawab menentukan jumlah masukan makanannya untuk menyesuaikan kebutuhan tubuhnya menurut rasa lapar atau kenyang.

Gizi seimbang merupakan keadaan yang menjamin tubuh untuk memperoleh makanan yang cukup mengandung semua zat gizi dalam jumlah yang dibutuhkan. Gizi lengkap dan seimbang harus mengandung :

1) Bahan makanan sumber tenaga yang berfungsi untuk beraktivitas.

Contoh : beras, roti, kentang, dan mie.

2) Bahan makanan sumber zat pembangun, berfungsi untuk pembentukan, pertumbuhan dan pemeliharaan sel tubuh. Contoh : daging, ikan, telur, tempe, dan tahu.

3) Bahan makanan sumber zat pengatur berfungsi untuk mengatur proses metabolisme. Contoh : sayur bayam, buncis, wortel, tomat, pisang, papaya, jeruk, dan apel.

d. Masalah pada anak usia 4-6 tahun:

1) Napsu makan berkurang

2) Anak lebih tertarik pada aktivitas bermain dengan teman atau lingkunagnnya daripada makan.

3) Anak mulai senang mencoba jenis makanan baru.

4) Waktu makan merupakan kesempatan yang baik bagi anak untuk belajar.

5) Bersosialisasi dengan keluarga.

Cara mengatasi kesulitan makanan :

1) Berikan makan pada saat anak tidak lelah

2) Porsi disesuaikan dengan kebutuhan anak, kecil tapi sering

3) Jadwal disesuaikan

4) Tunggu anak lapar

5) Beri kasih sayang

6) Variasikan makanan

7) Berikan bersama makanan kesukaannya

8) Ajak makan dengan keluarga

9) Berikan makan sambil bermain

10) Berikan anak makan sendiri

11) Tempatkan makanan pada wadah yang menarik

12) Berikan pujian bila anak menghabiskan porsinya

13) Berikan sugesti bahwa makanan yang diberikan enak

14) Ibu harus rileks

15) Merayu anak untuk makan makanan yang sudah disediakan

e. Kebutuhan nutrisi anak bisa dipenuhi dengan memberikan makanan dari keempat kelompok makanan penting, yaitu :

1) Nasi dan alternatif

Makanan ini dapat memberikan energy yang baik, sedikit vitamin dan mineral. Pilihan lain misalnya bubur ayam, mie, atau bubur kacang hijau.

2) Buah-buahan

Buah-buahan adalah sumber serat yang baik, khususnya vitamin A, C dan mineral seperti kalium. Lebih sering memberikan buah-buahan yang mengandung citrun dan buah-buahan yang isinya berwarna kuning.

3) Sayur-sayuran

Merupakan sumber serat dan mineral yang baik,seperti kalium, juga memberikan vitamin A, C, dan asam folik. Berikan sayuran berwarna hijau atau sayuran berwarna kuning kehijauan.

4) Daging dan alternatif

Kelompok ini meliputi tempe, tahu, ikan, susu, telur yang memberikan protein penting, lemak, vitamin, dan mineral. Berikan ikan paling sedikit 3 kali dalam seminggu dan berikan sebanyak 5 telur dalam seminggu.

f. Tips memberi makan pada anak prasekolah :

1) Tetap memberikan susu

Anak perlu minum susu 2-3 cangkir sehari.

2) Menciptakan makanan yang diinginkan

Melibatkan anak dalam memilih makanan dan merencanakan menu.

3) Menyiapkan makanan yang menarik

Anak diberikan sayuran dengan warna dan bentuk yang berbed, seperti wortel, buncis, bayam, dan jagung.

4) Menghindari anak makan yang berlebihan

Menghindari memberikan makanan yang berlebihan untuk mencegah anak kegemukan.

5) Memberikan makanan kecilyang sesuai

Makanan kecil yang baik seperti sup kacang merah, kue yang berisi daging, buah-buahan segar, susu, jus buah, susu kedelai, roti, singkong rebus, dan bi rebus. (Armini, Sriasih & Marhaeni, 2017).

g. Angka kecukupan gizi rata-rata yang dianjurkan bagi anak dengan aktivitas fisik rata – rata sebagaimana anak pada umumnya

Tabel 4

Angka kecukupan gizi rata – rata yang dianjurkan bagi anak

Kelompok umur

Energi

(kkal)

Protein

(gram)

Vitamin A

(RE)

Besi (mg)

Kalsium (mg)

1 – 3 tahun

1.000

25

400

8,2

500

4 – 6 tahun

1.550

39

450

9

500

Bahan

Bayi 6 – 12 Bulan (900 kkal)

Anak 1 – 3 Tahun (1.200 kkal)

Anak 4 – 5 tahun (1.700 kkal)

Nasi

1 ½ gelas tim halus

2 ¼ gelas

3 gelas

Daging/ tempe/ telur/ ikan

1 potong

1 – 2 potong

2 – 4 potong

Sayuran

2 sendok makan

1 ½ gelas

2 gelas

Buah

1 buah/potong

3 buah/potong

3 buah/potong

ASI

Lanjutkan

Hingga 2 tahun

-

Susu

-

1 gelas

1 gelas

Minyak

1 sendok makan

1 ½ sendok makan

2 sendok makan

Gula

-

2 sendok makan

2 sendok makan

(Sumber : kemenkes RI, 2016)

6