bab ii tinjauan pustaka a. 1. -...
TRANSCRIPT
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tahu
1. Definisi Tahu
Tahu berasal dari negara Cina yangdisebut Taufi yang artinya
makanan yang terbuat dari kedelai yang dilumatkan, dihancurkan menjadi
bubur. Ditinjau dari segi kesehatan, tahu merupakan makanan yang
menyehatkan dan mengandung zat-zat yang dibutuhkan untuk menambah
gizi masyarakat. Zat-zat tersebut antara lain protein, karbohidrat, lemak,
dan mineral. Kandungan protein tahu cukup tinggi 12,9 gram untuk setiap
100 gram bahan, tetapi lebih rendah dari pada kandungan protein tempe
(Made Astawan, Wahyuni Astawan,1991). Tahu merupakan salah satu
sumber zat protein nabati.
2. Cara Membuat Tahu
Bahan baku untuk membuat tahu adalah kacang kedelai, vinegar
(cuka) warna putih, kain belacu (kain bekas karung tepung), blender,
wadah bambu atau plastik, wajan.
Cara membuat tahu yaitu kedelai yang bagus (tidak layu/kisut)
dicuci dan direndam dalam air (sampai kedelai tenggelam) selama 6 jam.
Kedelai digiling dengan menggunakan blender sampai halus. Ampas
kedelai direbus selama 15-20 menit dalam wajan.
Adonan ampas kedelai yang sudah direbus kemudian dituang
dalam kain blacu (yang sebelumnya sudah disiapkan diatas wadah besar
6
dan kain blacu harus diikat dengan wadah agar kuat menahan berat
adonan). Ampas kedelai diperas sampai tidak ada sari kedelai yang tersisa
diampas kedelai.
Air saringan yang berwarna putih/kuning tersebut dicampur
dengan asam cuka agar menggumpal, aduk sampai rata. Kemudian
dituang kedalam cetakan, ditunggu sampai menggumpal.
Adonan tahu diperas selama beberapa saat agar air yang tersisa
dalam adonan habis. Biasanya sebelum dipasarkan tahu dieramkan dan
direbus lagi.
Gambar 1. Skema cara pembuatan tahu
Kacang kedelai pilihan
Dicuci dan direndam dalam air selama
6 jam
Digiling sampai halus, ampas direbus
selama 15-20 menit dalam wajan
Dituang dalam kain belacu, ampas
diperas sampai tidak ada sari kedelai
Air saringan dicampur dengan asam
cuka diaduk sampai rata
Dituang dalam cetakan, ditunggu sampai
menggumpal
7
B. Bahan Tambahan Pangan
Bahan Tambahan Pangan didalam peraturan Menteri Kesehatan RI
No.722/Menkes/Per/IX/88 adalah bahan yang biasanya tidak digunakan
sebagai makanan dan biasanya bukan merupakan ingredient khas
makanan, mempunyai atau tidak mempunyai nilai gizi, yang sengaja
ditambahkan kedalam makanan dengan maksud teknologi (termasuk
organoleptis) pada pembuatan, pengolahan, penyiapan makanan untuk
menghasilkan atau diharapkan menghasilkan (langsung atau tidak
langsung) suatu komponen atau mempengaruhi sifat khas makanan
tersebut.
Macam-macam BTP menurut peraturan Menteri Kesehatan RI
No.722/Menkes/Per/IX/88 adalah sebagai berikut:
1. Diizinkan digunakan dalam makanan
a. Pewarna, yaitu BTP yang dapat memperbaiki atau memberi warna
pada makanan. Contoh pewarna sintetik adalah amaranth,
indigotine, dan nafthol yellow.
b. Pemanis buatan, yaitu BTP yang dapat menyebabkan rasa manis
pada makanan yang tidak atau hampir tidak memiliki nilai gizi.
Contohnya adalah Sakarin, Siklamat dan Aspartam.
c. Pengawet yaitu BTP yang dapat mencegah atau menghambat
terjadinya fermentasi, pengasaman atau penguraian lain pada
makanan yang disebabkan oleh pertumbuhan mikroba. Contohnya:
asam asetat, asam propionat dan asam benzoat.
8
d. Antioksidan yaitu BTP yang dapat memghambat atau mencegah
proses oksidasi lemak sehingga mencegah terjadinya ketengikan.
Contohnya adalah TBHQ (tertiary butylhydroquinon).
e. Antikempal, yaitu BTP yang dapat mencegah menggumpalnya
makanan serbuk, tepung atau bubuk. Contohnya adalah: kalium
silikat.
f. Penyedap rasa dan aroma, penguat rasa, yaitu BTP yang dapat
memberikan, menembah atau mempertegas rasa dan aroma.
Contohnya Monosodium Glutamate (MSG).
g. Pengatur keasaman (pengasam, penetral dan pendapar), yaitu BTP
yang dapat mengasamkan, menetralkan dan mempertahankan
derajat asam makanan. Contohnya agar, alginate, lesitin dan gum.
h. Pemutih dan pematang tepung, yaitu BTP yang dapat
mempercepat proses pemutihan atau pematangan tepung sehingga
memperbaiki mutu pemanggangan. Contohnya adalah asam
askorbat dan kalium bromat.
i. Pengemulsi, pemantap dan pengental, yaitu BTP yang dapat
membantu terbentuknya dan memantapkan system dispersi yang
homogen pada makanan.
j. Pengeras yaitu BTP yang dapat memperkeras atau mencegah
lunaknya makanan. Contohnya adalah kalsium sulfat, kalsium
klorida dan kalsium glukonat.
9
k. Sekuestram, yaitu BTP yang dapat mengikat ion logam yang
terdapat dalam makanan, sehingga memantapkan aroma, warna
dan tekstur. Contohnya asam fosfat dan EDTA (kalsium dinatrium
acetat).
l. BTP lain yang termasuk bahan tambahan pangan tapi tidak
termasuk golongan diatas. Contohnya: enzim, penambah gizi dan
humektan.
2. Dilarang untuk bahan tambahan makanan
a. Asam borat(boric Acid) dan senyawanya
b. Asam salisilat dan garamnya
c. Dietilpirokarbonat (DEPC)
d. Dulsin (Dulcin)
e. Kalsium Klorat (Potasium clorate)
f. Kloramfenikol (Chloramfenikol)
g. Minyak nabati yang dibromasi
h. Nitrofurazon
i. Formalin (formaldehyde)
C. Formalin
1. Definisi Formalin
Formalin adalah larutan yang tidak berwarna dan baunya
sangat menusuk. Didalam formalin mengandung sekitar 37%
formaldehid dalam air, biasanya ditambah methanol hingga 15%
sebagai pengawet. Formalin dikenal sebagai bahan pembunuh
10
hama (desinfektan) dan banyak digunakan dalam industri. Nama
lain dari formalin adalah Formol, Methylene aldehyde, Paraforin,
Morbicid, Oxomethane, Polyoxymethylene glycols, Methanal,
Formoform, Superlysoform, Formaldehyde, dan Formalith.
(Astawan, Made, 2006).
Berat Molekul Formalin adalah 30,03 dengan rumus
molekul HCOH. Karena kecilnya molekul ini memudahkan
absorpsi dan distribusinya kedalam sel tubuh. Gugus karbonil yang
dimilikinya sangat aktif, dapat bereaksi dengan gugus –NH2 dari
protein yang ada pada tubuh membentuk senyawa yang mengendap
(Harmita, 2006).
2. Penggunaan Formalin
Penggunaan formalin antara lain sebagai pembunuh kuman
sehingga digunakan sebagai pembersih lantai, gudang, pakaian dan
kapal, pembasmi lalat dan serangga lainnya, bahan pembuat sutra
buatan, zat pewarna, cermin kaca dan bahan peledak. Dalam dunia
fotografi biasanya digunakan untuk pengeras lapisan gelatin dan
kertas, bahan pembentuk pupuk berupa urea, bahan pembuatan
produk parfum, bahan pengawet produk kosmetik dan pengeras
kuku, pencegah korosi untuk sumur minyak, bahan untuk isolasi
busa, bahan perekat untuk produk kayu lapis (playwood), dalam
konsentrasi yang sangat kecil (< 1 %) digunakan sebagai pengawet,
11
pembersih rumah tangga, cairan pencuci piring, pelembut, perawat
sepatu, shampo mobil, lilin dan karpet (Astawan, Made, 2006).
3. Bahaya Formalin
a. Bahaya utama
Formalin sangat berbahaya bila tertelan dan akibat yang
ditimbulkan dapat berupa bahaya kanker pada manusia.
b. Bahaya jangka pendek (akut)
Apabila tertelan mulut, tenggorokan dan perut terasa
terbakar, sakit menelan, mual, muntah, dan diare, kemungkinan
terjadi pendarahan, sakit perut yang hebat, sakit kepala, hipotensi
(tekanan darah rendah), kejang, tidak sadar hingga koma. Selain itu
juga dapat terjadi kerusakan hati, jantung, otak, limpa, pancreas,
sistem susunan saraf pusat dan ginjal.
c. Bahaya jangka panjang (kronik)
Jika tertelan akan menimbulkan iritasi pada saluran
pernafasan, muntah-muntah dan kepala pusing, rasa terbakar pada
tenggorokan, penurunan suhu badan dan rasa gatal di dada.
4. Tindakan Pencegahan dan Pertolongan Pertama Bila Tertelan
Formalin
a. Untuk mencegah agar tidak terhirup gunakan alat pelindung
pernafasan, seperti masker, kain, atau alat lain yang dapat
mencegah terhirupnya formalin.
12
b. Untuk mencegah agar tidak terkena mata digunakan pelindung
mata atau kacamata pengaman yang tahan terhadap percikan
dan disediakan kran didekat tempat kerja untuk mencuci mata
apabila terkena percikan.
c. Hindari makan, minum dan merokok selama berkerja, serta
cuci tangan sebelum makan.Bila diperlukan segera hubungi
dokter atau dibawa ke rumah sakit.
5. Cara Penyimpanan formalin
a. Jangan disimpan di lingkungan bertemperatur di bawah 150C.
b. Tempat penyimpanan harus terbuat dari baja tahan karat,
alumunium murni, polietilen atau polyester yang dilapisi
fiberglass.
c. Tempat penyimpanan tidak boleh terbuat dari baja besi,
tembaga, nikel atau campuran seng dengan permukaan yang
tidak dilindungi / dilapisi.
d. Jangan menggunakan bahan alumunium bila temperatur
lingkungan berada di atas 60C (Astawan, Made, 2006).
6. Ciri-ciri Tahu Berformalin dan Tanpa Formalin
Tahu yang berformalin biasanya mempunyai ciri antara
lain: kencang, kenyal, dan teksturnya agak kasar, apabila lembek
tetap tidak hancur, baunya anyir seperti bau formalin, tidak
dihinggapi lalat, bertahan lebih dari 15 hari pada suhu lemari es
(10C) , dan tiga hari pada suhu kamar (25C).
13
Tahu yang bebas formalin mempunyai ciri antara lain:
secara tampilan justru tidak menarik karena lebih mudah hancur,
lebih lembek dan mudah sekali robek bila diangkat, permukaannya
lebih lembut, lebih halus, kalau diangkat mudah hancur.
7. Penurunan Kadar Formalin
Kandungan formalin didalam makanan tidak dapat 100%
dihilangkan, namun dapat dikurangi kadar formalin yang
terkandung didalam makanan. Penurunan kadar formalin dapat
dilakukan dengan direbus dalam air mendidih, dikukus, serta
proses penggorengan, direndam dalam air biasa, dalam air panas,
air garam, air leri, dan air cuka 5 persen. Perendaman dalam air
selama 60 menit mampu menurunkan kadar formalin sampai 61,25
persen dan dengan air leri mencapai 66,03 persen pada air garam
hingga 89,53 persen serta air cuka 5 persen selama 15 menit
mampu menurunkan kadar formalin sampai 98,53 persen pada ikan
segar (Sukesi, 2007).
D. Garam (NaCl)
Natrium klorida (NaCl) adalah garam yang dalam kehidupan
sehari-hari digunakan sebagai garam dapur yang terdiri dari unsur
Natrium (Na) dan unsur Chlorida (Cl-).
Larutan garam dalam air (misalnya natrium klorida dalam air)
merupakan larutan elektrolit, yaitu larutan yang dapat menghantarkan
arus listrik. Cairan dalam tubuh makhluk hidup mengandung larutan
14
garam, misalnya sitoplasma dan darah.Tetapi karena cairan dalam
tubuh ini juga mengandung banyak ion-ion lainnya, maka tidak akan
membentuk garam setelah airnya diuapkan.Air garam dapat digunakan
untuk menurunkan kadar formalin sampai 89,53 persen (Sukesi, 2007).
E. Metode Analisis Formalin
1. Uji Kualitatif
a. Uji dengan Asam Kromatopat
Formalin dengan penambahan asam kromatopat
0,5%membentuk warna ungu terang sampai ungu tua (Wisnu
Cahyadi, 2008).
b. Uji dengan Larutan Schiff
Formalin dengan penambahan H2SO4pekatdan larutan schiff
membentuk warna ungu (Farmakope Indonesia. Edisi ketiga,
1979).
Gambar 2. Reaksi pembentukan warna antara formalin dan
pereaksi Schiff
Warna Ungu
15
c. Uji dengan Fenilhidrazina
Formalin dengan penambahan Fenilhidrazina hidroklorida,
kalium haksasianoferat (III), dan HCl membentuk warna merah
terang (Farmakope Indonesia. Edisi ketiga, 1979).
2. Uji Kuantitatif
a. Metode Asidialkalimetri
Formalin bersifat asam dapat dititrasi dengan basa,
menggunakan larutan biru bromtimol P (Farmakope Indonesia.
Edisi ketiga, 1979).
b. Metode Spektrofotometri
Formalin bereaksi dengan larutan schiff membentuk warna
ungu. Warna yang terbentuk diukur secara spektrofotometri
pada 576 nm.(Farmakope Indonesia. Edisi ketiga, 1979).
F. Spektrofotometer
1. Pengertian
Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitan
atau absorbansuatu sampel sebagai fungsi panjang gelombang.
Sedangkan pengukuranmenggunakan spektrofotometer ini, metode
yang digunakan sering disebut dengan spektrofotometri.
Prinsip kerja spektrofotometer adalah bila cahaya
(monokromatik maupun campuran) jatuh pada suatu medium
homogen, sebagian dari sinar masuk akan dipantulkan, sebagian di
serap dalam medium itu, dan sisanya diteruskan. Nilai yang keluar
16
dari cahaya yang diteruskan dinyatakan dalam nilai absorbansi
karena memiliki hubungan dengan konsentrasi sampel.
2. Jenis Spektrofotometer
a. Single beam (berkas sinar tunggal) spektrofotometri
Spektrofotometer jenis ini banyak digunakan karena cukup
murah dan memberikan hasil yang lebih akurat.
Spektrofotometer ini terdiri hanya satu berkas sinar sehingga
dalam praktek pengukuran sample dan blanko atau standar
harus dilakukan bergantian dengan ruang rel (ruang kuvet)
yang sama.
b. Double beam (berkas sinar ganda) spektrofotometri
Spektrofotometrijenis ini biasa ditemui pada spektrofotometri
yang telah memakai automatis absorbansi (A) sebagai fungsi
panjang gelombang. Spektrofotometri jenis ini mempunyai dua
berkas sinar sehingga dalam pengukuran absorbansi tidak perlu
bergantian antara sample dan blanko, tetapi dapat dilakukan
secara pararel.
c. Gilford spektrofotometri
Spektrofotometri jenis ini banyak dipakai di laboratorium
biokimia yang mampu membaca tiga absorbansi (A) sample
dalam satu kali kerja. Spektrofotometri jenis ini relatif lebih
mahal dari spektrofotometri single beam dan double beam,
karena memakai tiga berkas sinar dalam absorbansi sample.
17
3. Metode Analisis Spektrofotometri
a. Metode Kurva Kalibrasi
Dalam metode ini dibuat suatu baku seri larutan standar dengan
berbagai konsentrasi selanjutnya absorbansi dari masing-
masing larutan tersebut diukur dengan spektrofotometri.
Kemudian dibuat grafik antar konsentrasi dengan absorbansi
yang merupakan garis lurus melewati suatu titik.
A Absorbansi total Y : Absorbansi
Y = bX + a X : Konsentrasi
a : Konstanta
b : Koefisien
C standar = C sampel
Gambar 3. Metode kurva kalibrasi
b. Metode Standar Tunggal
Metode ini sangat praktis karena menggunakan satu larutan
standar yang telah diketahui konsentrasinya, selanjutnya
absorbansi larutan standar dan absorbansi larutan sampel
diukur dengan spektrofotometri.
Rumus perhitungan kadar sampel :
Absorbansi sampel x C standar x P sampel = .......Mg/L (ppm)
Absorbansi baku
18
c. Metode Adisi Standar
Metode ini mampu meminimalisir kesalahan yang disebabkan
oleh perbedaan kondisi lingkaran (matriks) sampel dan standar.
Dalam metode ini dua atau lebih sejumlah volume tertentu dari
sampel dipindahkan ke labu takar. Satu larutan diencerkan
sampai volume tertentu dan diukur absorbansinya tanpa
ditambah dengan larutan standar, sedangkan larutan yang lain
sebelum diukur absorbansinya ditambah terlebih dahulu dengan
sejumlah tertentu larutan standar dan diencerkan seperti pada
larutan yang pertama.
4. Komponen Spektrofotometer
Komponen yang paling penting dari suatu spektrofotometer yang
secara skema adalah :
Gambar 4. Komponen Spektrofotometer
Sumber Monokromator Sampel
Detektor
Pengganda
Piranti Baca
19
Keterangan :
a. Sumber energi cahaya yang berkesinambungan yang meliputi
daerah spectrum.
b. Monokromator, yakni suatu piranti yang menghubungkan
dengan pita sempit panjang gelombang dari spectrum lebar
yang dipancarkan oleh sumber cahaya.
c. Wadah atau kuvet untuk sampel.
d. Detektor, yang berupa transduser yang mengubah energi
cahaya menjadi suatu isyarat listrik.
e. Pengganda (amplifier) dan rangkaian yang berkaitan yang
membuat isyarat listrik memadai untuk dibaca.
f. Piranti baca (monitor), bertindak dalam menampilkan hasil
yang diperoleh.