bab ii tinjauan pustaka 2.1 usaha mikro kecil dan...

22
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro Kecil dan Menengah Usaha Mikro Kecil dan Menengah atau lebih popular dengan singkatan UMKM memiliki peran yang cukup penting dalam hal penyedia lapangan pekerjaan. Menurut Keputusan Presiden no.99 tahun 1998 pengertian Usaha Kecil adalah: “Kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dengan bidang usaha yang secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi untuk mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.” 2.1.1 Jenis Usaha Mikro Kecil dan Menengah Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) : Pasal 1 Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian langsung maupun tidak langsung dari usaha

Upload: lamphuc

Post on 08-May-2018

218 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro Kecil dan …media.unpad.ac.id/thesis/120103/2010/120103100096_2_4143.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 13 Sedangkan menurut Carter dan Usry

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Usaha Mikro Kecil dan Menengah

Usaha Mikro Kecil dan Menengah atau lebih popular dengan singkatan

UMKM memiliki peran yang cukup penting dalam hal penyedia lapangan

pekerjaan. Menurut Keputusan Presiden no.99 tahun 1998 pengertian Usaha Kecil

adalah:

“Kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dengan bidang usaha yang

secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi untuk

mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.”

2.1.1 Jenis Usaha Mikro Kecil dan Menengah

Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha

Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) :

Pasal 1

Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau

badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro

sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.

Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang

dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan

anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai,

atau menjadi bagian langsung maupun tidak langsung dari usaha

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro Kecil dan …media.unpad.ac.id/thesis/120103/2010/120103100096_2_4143.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 13 Sedangkan menurut Carter dan Usry

9

menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil

sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini.

Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,

yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan

merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki,

dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung

dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar dengan jumlah kekayaan bersih atau

hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.

2.1.2 Kriteria Usaha Mikro Kecil dan Menengah

Kriteria UMKM sesuai dengan Undang-Undang Nomor. 20 tahun 2008

tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM):

Pasal 6

(1) Kriteria Usaha Mikro adalah sebagai berikut:

a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 50.000.000,00 (Lima

Puluh Juta Rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.

b. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 300.000.000,00

(Tiga Ratus Juta Rupiah).

(2) Kriteria Usaha Kecil adalah sebagai berikut:

a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 50.000.000,00 (Lima Puluh

Juta Rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 500.000.000,00 (Lima

Ratus Juta Rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro Kecil dan …media.unpad.ac.id/thesis/120103/2010/120103100096_2_4143.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 13 Sedangkan menurut Carter dan Usry

10

b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp. 300.000.000,00 (Tiga

Ratus Juta Rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 2.500.000.000,00

(Dua Milyar Lima Ratus Juta Rupiah).

(3) Kriteria Usaha Menengah adalah sebagai berikut:

a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 500.000.000,00 (Lima Ratus

Juta Rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 10.000.000.000,00

(Sepuluh Milyar Rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat

usaha.

b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp. 2.500.000.000,00 (Dua

Milyar Lima Ratus Juta Rupiah) sampai dengan paling banyak Rp.

50.000.000.000,00 (Lima Puluh Milyar Rupiah).

(4) Kriteria sebagaimana disebut pada ayat (1) huruf a, huruf b, dan ayat (2)

huruf a, huruf b, serta ayat (3) huruf a, huruf b, nilai nominalnya dapat

diubah sesuai perkembangan perekonomian yang diatur dalam Peraturan

Presiden.

2.2 Akuntansi Biaya

Akuntansi Biaya secara garis besar dapat dibagi dua tipe, yaitu akuntansi

keuangan dan akuntansi manajemen. Akuntansi biaya bukan merupakan tipe

tersendiri yang terpisah dari dua tipe akuntansi diatas, namun merupakan bagian

dari keduanya. Begitu juga menurut Mulyadi (2009:1) yang mengatakan bahwa

“Akuntansi merupakan bagian dari dua tipe akuntansi, yaitu akuntansi keuangan

dan akuntansi manajemen.”

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro Kecil dan …media.unpad.ac.id/thesis/120103/2010/120103100096_2_4143.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 13 Sedangkan menurut Carter dan Usry

11

Akuntansi biaya berfungsi sebagai sarana informasi bagi manajemen

dalam melaksanakan perencanaan dan pengendalian atas biaya produksi,

menentukan harga pokok hasil produksi serta mengambil keputusan yang terbaik

bagi perusahaan.

2.2.1 Pengertian Akuntansi Biaya

Pengertian akuntansi biaya menurut Bastian Bustami dan Nurlela (2009:3)

akuntansi biaya adalah:

“Bidang ilmu akuntansi yang mempelajari bagaimana cara

mencatat, mengukur dan pelaporan informasi biaya yang

digunakan. Disamping itu akuntansi biaya juga membahas tentang

penentuan harga pokok dari suatu produk yang diproduksi dan

dijual kepada pemesan maupun untuk pasar, serta untuk persediaan

produk yang akan dijual.”

Sedangkan Akuntansi Biaya menurut Mulyadi (2009;7) :

“Bahwa pengertian Akuntansi Biaya ialah proses pencatatan,

penggolongan, peringkasan dan penyajian biaya pembuatan dan

penjualan produk jasa dengan cara-cara tertentu serta penafsiran

terhadapnya”

Dalam hal ini, perusahaan manufaktur yang kegiatannya mengubah barang

mentah (bahan baku) menjadi produk jadi yang siap digunakan adalah pengguna

akuntansi biaya, karena perusahaan dapat mengendalikan dan memantau

penggunaan biaya yang terjadi dalam periode tertentu.

Berdasarkan definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa yang

dimaksud dengan akuntansi biaya adalah:

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro Kecil dan …media.unpad.ac.id/thesis/120103/2010/120103100096_2_4143.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 13 Sedangkan menurut Carter dan Usry

12

1. Suatu proses pencatatan hingga tahap pelaporan mengenai biaya-biaya

yang dikeluarkan oleh perusahaan.

2. Merupakan suatu alat manajemen untuk menyusun rencana dan

pengendalian atas biaya dan aktivitas suatu perusahaan.

3. Bahan pertimbangan bagi pihak manajemen untuk mengambil keputusan.

2.2.2 Tujuan Akuntansi Biaya

Menurut Mulyadi (2009:7-8), akuntansi biaya memiliki tiga tujuan pokok

yaitu:

1. Penentuan harga pokok produksi

Akuntansi biaya bertugas mencatat, menggolongkan, dan meringkas biaya-

biaya pembuatan produk atau penyerahan jasa.

2. Pengendalian biaya

Akuntansi biaya didahului dengan penentuan biaya yang seharusnya

dikeluarkan untuk memproduksi satu satuan produk. Akuntansi biaya

bertugas untuk memantau apakah pengeluaran biaya yang sesungguhnya

sesuai dengan biaya yang seharusnya tersebut.

3. Pengambilan keputusan khusus

Akuntansi biaya bertugas untuk mengembangkan berbagai konsep

informasi biaya untuk pengambilan keputusan seperti: biaya kesempatan

(oppoturnity cost), biaya hipotesis (hypothetical cost), biaya tambahan

(incremental cost), biaya terhindarkan (avoidable cost), dan pendapatan

yang hilang (forgone revenues).

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro Kecil dan …media.unpad.ac.id/thesis/120103/2010/120103100096_2_4143.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 13 Sedangkan menurut Carter dan Usry

13

Sedangkan menurut Carter dan Usry (2010:13) di dalam buku akuntansi

biaya yang diterjemahkan oleh Krista menyatakan bahwa akuntansi biaya

memiliki empat tujuan, yaitu:

1. Anggaran

2. Pengendalian biaya

3. Penetapan harga

4. Menetapkan laba

2.3 Biaya

Kegiatan operasional perusahaan tidak terlepas dari timbulnya biaya yang

dikeluarkan untuk memperoleh manfaat atas penggunaan sumber daya. Untuk

menjamin agar usaha perusahaan mampu menghasilkan laba, maka manajemen

perusahaan harus merencanakan dan mengendalikan dengan baik dua faktor

penentu laba, yaitu pendapatan dan biaya.

2.3.1 Pengertian Biaya

Pengertian biaya menurut Carter dan Usry (2010;29) diterjemahkan oleh

Krista menyatakan bahwa:

“Biaya sebagai nilai tukar, pengeluaran, dan pengorbanan untuk

memperoleh manfaat”.

Dalam suatu proses produksi diperlukan biaya yang memadai sebagai

bentuk pengorbanan untuk memperoleh kemakmuran bagi produsen. Pengorbanan

tersebut dapat berupa pembelian bahan baku, pengupahan dan penggajian

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro Kecil dan …media.unpad.ac.id/thesis/120103/2010/120103100096_2_4143.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 13 Sedangkan menurut Carter dan Usry

14

pegawai, dan lain-lain. Dapat disimpulkan bahwa biaya tidak dapat dipisahkan

dengan proses produksi. Namun, kebanyakan masyarakat yang menyamakan

definisi antara biaya dan beban. Hal tersebut merupakan kekeliruan yang bersifat

umum karena minimnya wawasan yang dimiliki masyarakat pada umumnya.

2.3.2 Klasifikasi Biaya

Pengertian klasifikasi biaya menurut Bastian Bustami dan Nurlela

(2009;12) adalah:

“Klasifikasi biaya atau penggolongan biaya adalah suatu proses

pengelompokkan biaya secara sistematis atas keseluruhan elemen

biaya yang ada ke dalam golongan-golongan tertentu yang lebih

ringkas untuk dapat memberikan informasi yang lebih ringkas dan

penting”.

Dibawah ini adalah beberapa cara penggolongan biaya yang umum menurut

Mulyadi (2009;13), biaya dapat digolongkan menurut:

1. Objek Pengeluaran

Dalam cara penggolongan ini, nama objek pengeluaran merupakan dasar

penggolongan biaya. Contoh penggolongan biaya atas dasar objek pengeluaran

dalam perusahaan kertas adalah sebagai berikut: biaya benang, biaya gaji dan

upah, biaya soda, biaya depresiasi mesin, biaya asuransi, biaya bunga, biaya zat

warna.

2. Fungsi Pokok dalam Perusahaan

Dalam perusahaan manufaktur ada tiga fungsi pokok, yaitu fungsi

produksi, fungsi pemasaran dan fungsi administrasi dan umum. Oleh karena itu

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro Kecil dan …media.unpad.ac.id/thesis/120103/2010/120103100096_2_4143.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 13 Sedangkan menurut Carter dan Usry

15

dalam perusahaan manufaktur, biaya dapat dikelompokkan menjadi tiga

kelompok, yaitu:

a. Biaya Produksi

Merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi

produk jadi yang siap dijual. Contohnya adalah biaya bahan baku.

b. Biaya Pemasaran

Merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk melaksankan kegiatan

pemasaran produk. Contohnya adalah biaya iklan, biaya promosi, biaya

angkut.

c. Biaya Administrasi dan umum

Merupakan biaya untuk mengkoordinasi kegiatan-kegiatan produksi dan

pemasaran produk. Contoh biaya ini adalah gaji karyawan bagian

keuangan, personalia dan bagian akuntansi.

3. Penggolongan Biaya Hubungan Biaya dengan Sesuatu yang Dibiayai

Sesuatu yang dibiayai dapat berupa produk atau departemen dalam

hubungannya dengan sesuatu yang dibiayai, biaya dapat dikelompokkan menjadi

dua golongan, yaitu :

a. Biaya langsung (Direct Cost)

Biaya langsung adalah biaya yang terjadi, yang penyebab satu-satunya

adalah karena adanya sesuatu yang dibiayai. Jika sesuatu yang dibiayai

tersebut tidak ada, maka biaya langsung ini tidak akan terjadi. Dengan

demikian biaya langsung akan mudah diidentifikasi dengan sesuatu yang

dibiayai.

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro Kecil dan …media.unpad.ac.id/thesis/120103/2010/120103100096_2_4143.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 13 Sedangkan menurut Carter dan Usry

16

Contoh: gaji dari supervisor suatu departemen, biaya bahan baku dan

tenaga kerja langsung.

b. Biaya tidak langsung (Indirect Cost)

Biaya tidak langsung adalah biaya yang terjadi tidak hanya disebabkan

oleh sesuatu yang dibiayai. Biaya tidak langsung dalam hubungannya

dengan produk disebut dengan istilah biaya produksi tidak langsung atau

biaya overhead pabrik (factory overhead cost). Biaya ini tidak mudah

diidentifikasikan dengan produk tertentu.

Contoh: sewa gedung dan gaji manajer pabrik.

4. Periode biaya dalam Hubungannya dengan Perubahan Volume

Kegiatan

Dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan, biaya dapat

digolongkan menjadi :

a. Biaya Variabel

Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya yang sebanding dengan

perubahan volume kegiatan.

Contoh: biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung.

b. Biaya Semivariabel

Biaya semivariabel adalah biaya yang berubah tidak sebanding dengan

perubahan volume kegiatan. Biaya semivariabel mengandung unsur biaya

tetap dan unsur biaya variabel.

Contoh: biaya asuransi kecelakaan dan kesehatan, dan perbaikan mesin-

mesin pabrik.

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro Kecil dan …media.unpad.ac.id/thesis/120103/2010/120103100096_2_4143.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 13 Sedangkan menurut Carter dan Usry

17

c. Biaya Semifixed

Biaya semifixed adalah biaya yang tetap untuk tingkat volume kegiatan

tertentu dan berubah dengan jumlah yang konstan pada volume produksi

tertentu.

Contoh: biaya tenaga kerja.

d. Biaya tetap

Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisar volume

kegiatan tertentu.

Contoh : gaji direktur produksi, penyusutan peralatan.

5. Jangka waktu manfaatnya

Atas dasar jangka waktu manfaatnya, biaya dapat dibagi menjadi dua,

yaitu:

a. Pengeluaran modal (Capital Expenditures)

Merupakan biaya yang mempunyai manfaat lebih dari satu periode

akuntansi (biasanya periode akuntansi adalah satu tahun kalender).

Contoh: pembelian aktiva tetap.

b. Pengeluaran pendapatan (Revenue Expenditures)

Merupakan biaya yang hanya mempunyai manfaat dalam periode

akuntansi terjadinya pengeluaran tersebut.

Contoh: pembayaran gaji karyawan.

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro Kecil dan …media.unpad.ac.id/thesis/120103/2010/120103100096_2_4143.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 13 Sedangkan menurut Carter dan Usry

18

2.4 Harga Pokok Produksi

2.4.1 Pengertian Harga Pokok Produksi

Menurut Mulyadi (2010:17) mendefinisikan harga pokok produksi adalah

sebagai berikut :

“Harga pokok produksi atau disebut juga harga pokok adalah

pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang yang

telah terjadi atau kemungkinan terjadi untuk memperoleh

penghasilan.“

Sedangkan menurut Hansen dan Mowen (2009:45) harga pokok produksi

adalah:

“Harga pokok produksi merupakan jumlah biaya barang yang

diselesaikan selama periode berjalan. Biaya yang hanya dibebankan

ke barang yang diselesaikan adalah biaya produksi dari bahan baku

langsung, tenaga kerja langsung dan biaya overhead”.

Berdasarkan definisi-definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa harga pokok

produksi merupakan biaya yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan untuk

menghasilkan produk, yang meliputi biaya bahan baku langsung, biaya tenaga

kerja langsung, dan biaya overhead pabrik.

2.4.2 Manfaat Informasi Harga Pokok Produksi

Menurut Mulyadi (2010:65) dalam perusahaan berproduksi umum,

informasi harga pokok produksi yang dihitung untuk jangka waktu tertentu

bermanfaat bagi manajemen untuk :

1. Menentukan harga jual produk.

2. Memantau realisasi produksi.

3. Menghitung laba atau rugi periodik.

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro Kecil dan …media.unpad.ac.id/thesis/120103/2010/120103100096_2_4143.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 13 Sedangkan menurut Carter dan Usry

19

4. Menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam

proses yang disajikan dalam neraca.

2.4.3 Unsur-unsur Harga Pokok Produksi

Yang termasuk kedalam unsur – unsur harga pokok produksi adalah sebagai

berikut:

1. Biaya Bahan Baku Langsung (Direct Material Cost)

Dalam melakukan proses produksi bahan baku merupakan unsur paling

dibutuhkan bahan baku adalah unsur pokok dalam melakukan proses

produksi.

Pengertian biaya bahan baku menurut Mulyadi (2010:14) adalah sebagai

berikut:

“Bahan baku atau bahan langsung merupakan bahan yang

membentuk bagian yang menyeluruh produk jadi dan dapat diolah

dalam perusahaan manufaktur dapat diperoleh dari pembelian

lokal, impor dari pengolahan sendiri”.

Sedangkan biaya bahan baku menurut Sunarto (2010:5) adalah:

“Biaya bahan baku adalah harga pokok bahan yang dipakai dalam

produksi untuk membuat barang. Biaya bahan baku merupakan

bagian dari harga pokok barang jadi yang akan dibuat”.

Selain bahan baku perusahaan juga menjadikan bahan penolong sebagai

bahan yang diolah menjadi bagian produk selesai yang pemakainya tidak

dapat dikuti jejak atau manfaatnya pada produk selesai tertentu.

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro Kecil dan …media.unpad.ac.id/thesis/120103/2010/120103100096_2_4143.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 13 Sedangkan menurut Carter dan Usry

20

2. Biaya Tenaga Kerja Langsung (Direct Labor Cost)

Tenaga kerja adalah usaha fisik atau mental yang dilakukan oleh

karyawan untuk mengolah bahan baku yang tersedia yang menjadi barang

jadi atau produk. Biaya tenaga kerja termasuk dalam perhitungan biaya

produksi digolongkan biaya tenaga kerja langsung dan biaya tenaga kerja

tidak langsung.

Pengertian biaya tenaga kerja langsung menurut Supriyono (2009:194)

adalah:

“Biaya tenaga kerja langsung adalah balas jasa yang diberikan oleh

perusahaan kepada tenaga kerja langsung dan jejak manfaatnya

dapat diidentifikasikan pada produk tertentu”.

Pengertian biaya tenaga kerja langsung menurut Bastian Bustami dan

Nurlela (2009:12) adalah sebagai berikut:

“Biaya tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang digunakan

dalam merubah atau mengkonversi bahan baku menjadi produk

selesai dan dapat ditelusuri secara langsung kepada produk selesai”.

Sedangkan pengertian biaya tenaga kerja langsung menurut Mulyadi

(2010:319) menyatakan bahwa:

“Tenaga kerja merupakan usaha fisik atau mental yang

dikeluarkan karyawan untuk mengolah produk. Biaya tenaga kerja

adalah harga yang dibebankan untuk penggunaan tenaga kerja

manusia tersebut”.

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro Kecil dan …media.unpad.ac.id/thesis/120103/2010/120103100096_2_4143.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 13 Sedangkan menurut Carter dan Usry

21

Berdasarkan pengertian biaya tenaga kerja langsung yang telah

dikemukakan di atas maka dapat disimpulkan bahwa biaya tenaga kerja

langsung adalah upah yang diberikan kepada para tenaga kerja yang secara

langsung mengolah bahan mentah menjadi barang lain.

3. Biaya Overhead (Overhead Cost)

Biaya overhead pabrik merupakan biaya langsung. Namun biaya

overhead pabrik merupakan suatu komponen dalam melaksanakan proses

produksi.

Menurut Firdaus Ahmad Dunia dan Wasilah Abdullah (2009:246)

pengertian biaya overhead pabrik adalah sebagai berikut:

“Biaya overhead pabrik adalah biaya-biaya yang harus terjadi

meksipun biaya tersebut secara langsung tidak mempunyai

hubungan yang dapat diukur dan diamati terhadap satuan-satuan

aktivitas tertentu”.

Menurut Bastian Bustami dan Nurlela (2009:13) biaya overhead dapat

dikelompokkan menjadi elemen:

a. Bahan Baku Tidak Langsung (Bahan Pembantu atau Penolong)

adalah bahan yang digunakan dalam penyelesaian produk tetapi

pemakaiannya relatif lebih kecil dan biaya ini tidak dapat ditelusuri

secara langsung kepada produk selesai. Contoh: amplas, pola kertas,

oli dan minyak pelumas, paku, sekrup dan mur,staples, asesoris

pakaian, vanili, garam, pelembut, pewarna.

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro Kecil dan …media.unpad.ac.id/thesis/120103/2010/120103100096_2_4143.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 13 Sedangkan menurut Carter dan Usry

22

b. Tenaga Kerja Tidak Langsung adalah tenaga kerja yang

membantu dalam pengolahan produk selesai, tetapi dapat ditelusuri

kepada produk selesai. Contoh: Gaji satpam pabrik, gaji pengawas

pabrik, pekerja bagian pemeliharaan, penyimpanan dokumen pabrik,

gaji operator telepon pabrik, pegawai pabrik, pegawai bagian gudang

pabrik, gaji resepsionis pabrik, pegawai yang menangani barang.

c. Biaya Tidak Langsung Lainnya adalah biaya selain bahan tidak

langsung dan tenaga kerja tidak langsung yang membantu dalam

pengolahan produk selesai, tetapi tidak dapat ditelusuri kepada

produk selesai. Contoh : Pajak bumi dan bangunan pabrik, listrik

pabrik, air, dan telepon pabrik, sewa pabrik, asuransi pabrik,

penyusutan pabrik, peralatan pabrik, pemeliharaan mesin dan pabrik,

gaji akuntan pabrik, reparasi mesin dan peralatan pabrik.

Untuk menghitung Biaya Overhead Pabrik per unit menggunakan

rumus sebagai berikut:

2.5 Metode Pengumpulan Harga Pokok Produksi

Menurut Mulyadi (2009:16-17), Dalam pembuatan produk terdapat dua

kelompok biaya, yaitu biaya produksi dan biaya non produksi. Biaya produksi

merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam pengolahan bahan baku menjadi

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro Kecil dan …media.unpad.ac.id/thesis/120103/2010/120103100096_2_4143.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 13 Sedangkan menurut Carter dan Usry

23

produk, sedangkan biaya non produksi merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan

untuk kegiatan non produksi, seperti kegiatan pemasaran dan kegiatan

administrasi dan umum.

2.5.1 Metode Harga Pokok Pesanan (job order cost method)

Metode harga pokok pesanan adalah metode pengumpulan harga pokok

produk dimana biaya dikumpulkan untuk setiap pesanan atau kontrak atau jasa

secara terpisah dan setiap pesanan atau kontrak dapat dipisahkan identitasnya.

Pengolahan produk akan dimulai setelah datangnya pesanan dari langganan atau

pembeli melalui dokumen pesanan penjualan (sales order), yang memuat jenis

dan jumlah produk yang dipesan, spesifikasi pesanan, tanggal pesanan diterima

dan harus diserahkan (Mulyadi, 2009).

2.5.1.1 Karakteristik Metode Harga Pokok Pesanan

Menurut Mulyadi (2010:38) karakteristik usaha perusahaan yang

produksinya berdasarkan pesanan tersebut diatas berpengaruh terhadap

pengumpulan biaya produksinya.

Metode pengumpulan biaya produksi dengan metode harga pokok pesanan

yang digunakan dalam perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan

memiliki karakteristik sebagai berikut :

1. Perusahaan memproduksi berbagai macam produk sesuai dengan

spesifikasi pemesan dan setiap jenis produk perlu dihitung harga pokok

produksinya secara individual.

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro Kecil dan …media.unpad.ac.id/thesis/120103/2010/120103100096_2_4143.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 13 Sedangkan menurut Carter dan Usry

24

2. Biaya produksi harus digolongkan berdasarkan hubungannya dengan

produk menjadi dua kelompok berikut ini : biaya produksi langsung dan

biaya produksi tidak langsung.

3. Biaya produksi langsung terdiri dan biaya bahan baku dan biaya tenaga

kerja langsung, sedangkan biaya produksi tidak langsung disebut dengan

istilah biaya overhead pabrik.

4. Biaya produksi langsung diperhitungkan sebagai harga pokok produksi

pesanan tertentu berdasarkan biaya yang sesungguhnya terjadi,

sedangkan biaya overhead pabrik diperhitungkan ke dalam harga pokok

pesanan berdasarkan tarif yang ditentukan di muka.

5. Harga pokok produksi per unit dihitung pada saat pesanan selesai

diproduksi dengan cara membagi jumlah biaya produksi yang

dikeluarkan untuk pesanan tersebut dengan jumlah unit produk yang

dihasilkan dalam pesanan yang bersangkutan.

2.5.1.2 Manfaat Informasi Harga Pokok Pesanan

Menurut Mulyadi (2009:39) dalam perusahaan yang produksinya

berdasarkan pesanan, informasi harga pokok produksi per pesanan bermanfaat

bagi manajemen untuk:

1. “Menentukan harga jual yang akan dibebankan kepada pemesan.

2. Mempertimbangkan penerimaan atau penolakan pesanan.

3. Memantau realisasi biaya produksi.

4. Menghitung laba atau rugi tiap pesanan.

5. Menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk

dalam proses yang disajikan dalam neraca”.

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro Kecil dan …media.unpad.ac.id/thesis/120103/2010/120103100096_2_4143.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 13 Sedangkan menurut Carter dan Usry

25

2.5.2 Metode Harga Pokok Proses

Menurut Mulyadi (2010:63) metode harga pokok proses adalah :

“Suatu metode dimana biaya produksi dikumpulkan untuk setiap

proses selama jangka waktu tertentu dan biaya produksi per satuan

dihitung dengan cara membagi total biaya produksi dalam proses

tertentu, selama periode tertentu, dengan jumlah satuan produk yang

dihasilkan dari proses tersebut selama jangka waktu yang

bersangkutan.”

2.5.2.1 Karakteristik Metode Harga Pokok Proses

Menurut Mulyadi (2010:63) metode pengumpulan produksi ditentukan

oleh karakteristik proses produk perusahaan. Dalam perusahaan yang berproduksi

massa, karakteristik produksinya adalah sebagai berikut :

1. Produk yang dihasilkan merupakan produk standar.

2. Produk yang dihasilkan dari bulan ke bulan adalah sama.

3. Kegiatan produksi dimulai dengan diterbitkannya perintah produksi yang

berisi rencana produksi produk standar untuk jangka waktu tertentu.

2.5.2.2 Manfaat Informasi Harga Pokok Proses

Menurut Mulyadi (2009:65) dalam perusahaan yang berproduksi massa,

informasi harga pokok produksi yang dihitung untuk jangka waktu tertentu

bermanfaat bagi manajemen untuk:

1. “Menentukan harga jual produk.

2. Memantau realisasi biaya produksi.

3. Menghitung laba atau rugi periodik.

4. Menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk

dalam proses yang disajikan dalam neraca”.

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro Kecil dan …media.unpad.ac.id/thesis/120103/2010/120103100096_2_4143.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 13 Sedangkan menurut Carter dan Usry

26

2.5.3 Perbedaan Metode Harga Pokok Pesanan dengan Metode Harga Pokok

Proses

Perbedaan diantara dua metode pengumpulan biaya produksi tersebut

menurut Mulyadi (2009:64) terletak pada:

1. Pengumpulan Biaya Produksi

Metode harga pokok pesanan mengumpulkan biaya produksi menurut

pesanan, sedangkan metode harga pokok proses mengumpulkan biaya

produksi per departemen produksi per periode akuntansi.

2. Perhitungan Harga Pokok Produksi Per Satuan

Metode harga pokok pesanan menghitung harga pokok produksi per

satuan dengan cara membagi total biaya yang dikeluarkan untuk pesanan

tertentu dengan jumlah satuan produk yang dihasilkan dalam pesanan

yang bersangkutan. Perhitungan ini dilakukan pada saat pesanan telah

selesai diproduksi. Metode harga pokok proses menghitung harga pokok

produksi per satuan dengan cara membagi total biaya produksi yang

dikeluarkan selama periode tertentu dengan jumlah satuan produk yang

dihasilkan selama periode yang bersangkutan. Perhitungan ini dilakukan

setiap akhir periode akuntansi (biasanya akhir bulan).

3. Penggolongan Biaya Produksi

Di dalam metode harga pokok pesanan, biaya produksi harus dipisahkan

menjadi biaya produksi langsung dan biaya produksi tidak langsung.

Biaya produksi langsung dibebankan kepada produk berdasar biaya yang

sesungguhnya terjadi, sedangkan biaya produksi tidak langsung

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro Kecil dan …media.unpad.ac.id/thesis/120103/2010/120103100096_2_4143.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 13 Sedangkan menurut Carter dan Usry

27

dibebankan kepada produk berdasarkan tarif yang ditentukan di muka. Di

dalam metode harga pokok proses, pembedaan biaya produksi langsung

dan biaya produksi tidak langsung seringkali tidak diperlukan, terutama

jika perusahaan hanya menghasilkan satu macam produk (seperti

perusahaan semen, pupuk, bumbu masak) karena harga pokok per satuan

produk dihitung setiap akhir bulan, maka umumnya biaya overhead

pabrik dibebankan kepada produk atas dasar biaya yang sesungguhnya

terjadi.

4. Unsur Biaya yang Dikelompokkan dalam Biaya Overhead Pabrik

Di dalam metode harga pokok pesanan, biaya overhead pabrik terdiri dari

biaya bahan penolong, biaya tenaga kerja tidak langsung dan biaya

produksi lain selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.

Dalam metode ini biaya overhead pabrik dibebankan kepada produk atas

dasar tarif yang ditentukan di muka. Di dalam metode harga pokok

proses, biaya overhead pabrik terdiri dari biaya produksi selain biaya

bahan baku, bahan penolong, dan biaya tenaga kerja (baik yang langsung

maupun yang tidak langsung). Dalam metode ini biaya overhead pabrik

dibebankan kepada produk sebesar biaya yang sesungguhnya terjadi

selama periode akuntansi tertentu.

2.6 Metode Penentuan Harga Pokok Produksi

Metode penentuan harga pokok produksi adalah cara memperhitungkan

unsur-unsur biaya ke dalam harga produksi. Menurut Mulyadi (2009:17), ada dua

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro Kecil dan …media.unpad.ac.id/thesis/120103/2010/120103100096_2_4143.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 13 Sedangkan menurut Carter dan Usry

28

cara dalam penentuan harga pokok produksi, yaitu dengan menggunakan full

costing dan variable costing. Agar mengetahui dimana letak perbedaan dari kedua

metode tersebut, maka kita harus pahami masing-masing dari kedua metode

tersebut.

2.6.1 Full Costing Method

Metode full costing merupakan metode penentuan kos produksi yang

memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam kos produksi yang terdiri

dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik,

baik yang berperilaku variabel maupun tetap. Dengan demikian, harga produksi

menurut metode full costing terdiri dari unsur biaya produksi berikut ini:

- Biaya bahan baku xx

- Biaya tenaga kerja langsung xx

- Biaya overhead pabrik variabel xx

- Biaya overhead pabrik tetap xx

- Total Harga Pokok Produksi xx

2.6.2 Variable Costing Method

Variable costing merupakan metode penentuan kos produksi yang hanya

memperhitungkan biaya produksi yang berperilaku variabel kedalam kos

produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan

biaya overhead pabrik variabel. Dengan demikian kos produksi menurut metode

variabel costing terdiri dari unsur biaya produksi berikut ini:

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro Kecil dan …media.unpad.ac.id/thesis/120103/2010/120103100096_2_4143.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 13 Sedangkan menurut Carter dan Usry

29

- Biaya bahan baku xx

- Biaya tenaga kerja langsung xx

- Biaya overhead pabrik variabel xx

- Total Harga Pokok Produksi xx

Setelah melakukan perhitungan Harga Pokok Produksi, maka disusun

jurnal guna mengetahui biaya produksi yang terjadi pada perusahaan tersebut.

Jurnal tersebut terdiri atas 5 macam, yaitu:

1. Jurnal untuk mencatat biaya bahan baku

2. Jurnal untuk mencata biaya tenaga kerja

3. Jurnal untuk mencatat biaya overhead pabrik

4. Jurnal untuk mencatat harga pokok produk jadi

5. Jurnal untuk mencatat harga pokok persediaan produk dalam proses.