bab ii tinjauan pustaka 2.1 usaha mikro, kecil, dan...

33
12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Berikut pengertian dari usaha mikro, kecil dan menengah berdasarkan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008: 2.1.1 Usaha Mikro Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Pasal 1 Ayat 1 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, pengertian dari usaha mikro adalah: usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini. Kriteria Usaha Mikro Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Pasal 6 Ayat 1 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah sebagai berikut: a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000,00 (Lima Puluh Juta Rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00 (Tiga Ratus Juta Rupiah).

Upload: vanque

Post on 13-Mar-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro, Kecil, dan ...media.unpad.ac.id/thesis/120103/2010/120103100192_2_3025.pdf · 2.1.3 Usaha Menengah ... menyelesaikan kewajiban masa kini dan

12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah

Berikut pengertian dari usaha mikro, kecil dan menengah berdasarkan Undang-

Undang Nomor 20 Tahun 2008:

2.1.1 Usaha Mikro

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Pasal 1 Ayat 1 Tahun 2008 tentang

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, pengertian dari usaha mikro adalah:

“usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang

memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini”.

Kriteria Usaha Mikro Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Pasal 6 Ayat 1

Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah sebagai berikut:

a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000,00 (Lima Puluh Juta

Rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau

b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00 (Tiga Ratus

Juta Rupiah).

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro, Kecil, dan ...media.unpad.ac.id/thesis/120103/2010/120103100192_2_3025.pdf · 2.1.3 Usaha Menengah ... menyelesaikan kewajiban masa kini dan

13

2.1.2 Usaha Kecil

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Pasal 1 Ayat 2 Tahun 2008 tentang

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, pengertian dari usaha kecil adalah:

“usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh perorangan

atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan

atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik

langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang

memenuhi kriteria usaha kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini”.

Kriteria Usaha Kecil sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 Pasal 6 Ayat 2

Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah sebagai berkut:

a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000,00 (Lima Puluh Juta

Rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 500.000.000,00 (Lima Ratus Juta

Rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau

b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300.000.000,00 (Tiga Ratus

Juta Rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 2.500.000.000,00 (Dua Milyar

Lima Ratus Juta Rupiah).

2.1.3 Usaha Menengah

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Pasal 1 Ayat 3 Tahun 2008 tentang

Usaha Mikro,Kecil, dan Menengah, pengertian usaha menengah adalah:

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro, Kecil, dan ...media.unpad.ac.id/thesis/120103/2010/120103100192_2_3025.pdf · 2.1.3 Usaha Menengah ... menyelesaikan kewajiban masa kini dan

14

“usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang

perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang

perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak

langsung dengan usaha kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau

hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini”.

Kriteria Usaha Menengah sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 Pasal 6

Ayat 3 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah sebagai berikut:

a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 500.000.000,00 (Lima Ratus Juta

Rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 10.000.000.000,00 (Sepuluh Milyar

Rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau

b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 2.500.000.000,00 (Dua Milyar

Lima Ratus Juta Rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 50.000.000.000,00

(Lima Puluh Milyar Rupiah).

2.1.4 Asas dan Tujuan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Bab II Pasal 2 dan 3 Tahun 2008

tentang Usaha Mikro,Kecil, dan Menengah, memiliki asas dan tujuan. Asas Usaha

Mikro, Kecil, dan Menengah terdiri dari:

a. Kekeluargaan

b. Demokrasi Ekonomi

c. Kebersamaan

d. Efisiensi Berkeadilan

e. Berkelanjutan

f. Berwawasan Lingkungan

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro, Kecil, dan ...media.unpad.ac.id/thesis/120103/2010/120103100192_2_3025.pdf · 2.1.3 Usaha Menengah ... menyelesaikan kewajiban masa kini dan

15

g. Kemandirian

h. Keseimbangan Kemajuan, dan

i. Kesatuan Ekonomi Nasional

Sedangkan tujuan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah adalah menumbuhkan dan

mengembangkan usahanya dalam rangka membangun perekonomian nasional

berdasarkan demokrasi ekonomi yang berkeadilan.

2.2 Akuntansi

2.2.1 Persamaan Akuntansi

Menurut Warren, Reeve, dkk (terjemahan Damayanti Dian, 2009:9-16)

menyatakan bahwa: akuntansi dapat diartikan sebagai sistem informasi yang

menyediakan laporan untuk para pemangku kepentingan mengenai aktivitas ekonomi

dan kondisi perusahaan.

Sumber daya yang dimiliki perusahaan disebut aset atau aktiva (assets). Hak atas

klaim aset biasanya berdasarkan 2 (dua) jenis pemilik: (1) hak kreditor, dan (2) hak

pemilik. Hak kreditor mencerminkan hutang perusahaan dan disebut kewajiban

(liabilities). Hak pemilik disebut ekuitas pemilik (owner equity). Hubungan antara

keduanya dapat membentuk persamaan sebagai berikut:

Aset = Kewajiban + Ekiutas Pemilik

Persamaan ini dikenal sebagai persamaan akuntansi (accounting equation).

Kewajiban biasanya disebutkan sebelum ekuitas pemilik dalam persamaan akuntansi,

karena kreditor memiliki hak pertama atas aset.

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro, Kecil, dan ...media.unpad.ac.id/thesis/120103/2010/120103100192_2_3025.pdf · 2.1.3 Usaha Menengah ... menyelesaikan kewajiban masa kini dan

16

2.2.2 Periode Akuntansi

Menurut Suradi (2009:90) menyatakan bahwa periode akuntansi merupakan

suatu jangka waktu tertentu yang digunakan oleh suatu entitas bisnis untuk

mengetahui kemajuan perusahaan dengan membuat laporan keuangan secara periodik

(umumnya satu tahun). Untuk mengetahui kinerja pada waktu tertentu, perusahaan

juga dapat membuat laporan keuangan sebelum akhir periode akuntansi, misalnya

setiap akhir bulan atau semesteran yang disebut laporan keuangan interim.

2.2.3 Siklus Akuntansi

Menurut Kieso, Weygandt, Warfield (terjemahan Emir Salim, 2008:77)

menyatakan bahwa: siklus akuntansi adalah prosedur akuntansi yang biasanya

digunakan oleh perusahaan untuk mencatat transaksi dan membuat laporan keuangan.

Berikut adalah siklus akuntansi yang dijelaskan dalam bentuk gambar:

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro, Kecil, dan ...media.unpad.ac.id/thesis/120103/2010/120103100192_2_3025.pdf · 2.1.3 Usaha Menengah ... menyelesaikan kewajiban masa kini dan

17

Gambar 2.1

Siklus Akuntansi

SIKLUS

AKUNTANSI

Sumber: Kieso, Weygandt, Warfield “Akuntansi Intermediate” terjemahan Emir

Salim (2008:77)

Pengidentifikasian dan

Pengukuran Transaksi

serta Kejadian Lainnya

Ayat Jurnal Pembalik

(opsional)

Jurnalisasi

Jurnal Umum

Jurnal Penerimaan Kas

Jurnal Pengeluaran Kas

Jurnal Pembelian

Jurnal Penjualan

Jurnal Khusus Lainnya

Neraca Saldo Pasca

Penutupan (opsional)

Penutupan

(akun nominal)

Pemindahbukuan

Buku besar umum (biasanya

bulanan)

Buku besar pembantu

(biasanya harian)

Pembuatan Laporan Keuangan

Laporan Laba Rugi

Laporan Laba Ditahan

Neraca

Arus Kas

Neraca Lajur

(opsional)

Pembuatan Neraca

Saldo

Penyesuian

Akrual

Pembayaran di muka

Item-item yang diestimasi

Neraca Saldo yang

Disesuaikan

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro, Kecil, dan ...media.unpad.ac.id/thesis/120103/2010/120103100192_2_3025.pdf · 2.1.3 Usaha Menengah ... menyelesaikan kewajiban masa kini dan

18

2.3 SAK ETAP

Berikut beberapa penjelasan SAK-ETAP, serta hal-hal yang dijelaskan dalam

SAK-ETAP:

2.3.1 Penyajian Mengenai SAK-ETAP

Berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

(SAK-ETAP) paragraf ke 1 (2009:1), Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas

Tanpa Akuntabilitas Publik dimaksudkan untuk digunakan entitas tanpa akuntabilitas

publik. Entitas tanpa akuntabilitas adalah entitas yang :

a. Tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan

b. Menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial

statement) bagi pengguna eksternal. Contoh pengguna eksternal adalah

pemilik yang terlibat langsung dalam pengelolaan usaha, kreditur, dan

lembaga pemeringkat kredit.

2.3.2 Penyajian Laporan Keuangan Berdasarkan SAK-ETAP

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyajian laporan keuangan

berdasarkan SAK-ETAP paragraf ke 2 (2009:14) adalah sebagai berikut:

1. Penyajian Wajar

Laporan keuangan menyajikan dengan wajar posisi keuangan, kinerja

keuangan dan arus kas suatu entitas. Penyajian wajar mensyaratkan penyajian

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro, Kecil, dan ...media.unpad.ac.id/thesis/120103/2010/120103100192_2_3025.pdf · 2.1.3 Usaha Menengah ... menyelesaikan kewajiban masa kini dan

19

jujur atas pengaruh transaksi, peristiwa, dan kondisi lain yang sesuai dengan

definisi dan kriteria pengakuan aset, kewajiban, penghasilan dan beban.

a. Aset

Aset diakui dalam neraca jika kemungkinan manfaat ekonominya di masa

depan akan mengalir ke entitas dan aset tersebut mempunyai nilai atau

biaya yang dapat diukur dengan andal. Aset tidak diakui dalam neraca jika

pengeluaran telah terjadi dan manfaat ekonominya dipandang tidak

mungkin mengalir ke dalam entitas setelah periode pelaporan berjalan.

Sebagai alternatif transaksi tersebut menimbulkan pengakuan beban dalam

laporan laba rugi.

b. Kewajiban

Kewajiban diakui dalam neraca jika kemungkinan pengeluaran sumber

daya yang mengandung manfaat ekonomi akan dilakukan untuk

menyelesaikan kewajiban masa kini dan jumlah yang harus diselesaikan

dapat diukur dengan andal.

c. Penghasilan

Pengakuan penghasilan merupakan akibat langsung dari pengakuan aset

dan kewajiban. Penghasilan diakui dalam laporan laba rugi jika kenaikan

manfaat ekonomi di masa depan yang berkaitan dengan peningkatan aset

atau penurunan kewajiban telah terjadi dan dapat diukur secara andal.

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro, Kecil, dan ...media.unpad.ac.id/thesis/120103/2010/120103100192_2_3025.pdf · 2.1.3 Usaha Menengah ... menyelesaikan kewajiban masa kini dan

20

d. Beban

Pengakuan beban merupakan akibat langsung dari pengakuan aset dan

kewajiban. Beban diakui dalam laporan laba rugi jika penurunan manfaat

ekonomi masa depan yang berkaitan dengan penurunan asset atau

peningkatan kewajiban telah terjadi dan dapat diukur secara andal.

2. Kepatuhan Terhadap SAK-ETAP

Berdasarkan SAK-ETAP paragraf ke 3 (2009:14), entitas yang laporan

keuangannya mematuhi SAK-ETAP harus membuat suatu pernyataan

eksplisit dan secara penuh (explicit and unreserved statement) atas kepatuhan

tersebut dalam catatan atas laporan keuangan. Laporan keuangan tidak boleh

menyatakan mematuhi SAK ETAP kecuali jika mematuhi semua persyaratan

dalam SAK ETAP.

3. Penyajian yang Konsisten

Berdasarkan SAK-ETAP paragraf ke 1 (2009:16), penyajian dan klasifikasi

pos-pos dalam laporan keuangan antar periode harus konsisten kecuali:

a. Terjadi perubahan yang signifikan atas sifat operasi entitas atau perubahan

penyajian atau pengklasifikasian bertujuan menghasilkan penyajian lebih

baik sesuai kriteria pemilihan dan penerapan kebijakan akuntansi

b. SAK ETAP mensyaratkan suatu perubahan penyajian.

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro, Kecil, dan ...media.unpad.ac.id/thesis/120103/2010/120103100192_2_3025.pdf · 2.1.3 Usaha Menengah ... menyelesaikan kewajiban masa kini dan

21

Jika penyajian atau pengklasifikasian pos-pos dalam laporan keuangan

diubah, maka entitas harus mereklasifikasikan jumlah komparatif kecuali jika

reklasifikasi tidak praktis. Entitas harus mengungkapkan hal-hal berikut jika

jumlah komparatif direklasifikasi:

a. Sifat reklasifikasi.

b. Jumlah setiap pos atau kelompok dari pos yang direklasifikasi.

c. Alasan reklasifikasi.

Jika reklasifikasi jumlah komparatif tidak praktis, maka entitas harus

mengungkapkan :

a. Alasan reklasifikasi jumlah komparatif tidak dilakukan.

b. Sifat penyesuaian yang telah dibuat jika jumlah komparatif direklasifikasi.

2.4 Laporan Keuangan (Financial Statement)

Berikut beberapa pengertian mengenai Laporan Keuangan menurut para ahli dan

sumber:

2.4.1 Pengertian Laporan Keuangan (Financial Statement)

Berdasarkan SAK-ETAP paragraf ke 2 (2009:174), laporan keuangan adalah

laporan yang menggambarkan posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas

entitas.

Menurut Kieso, Weygandt, dan Warfield (terjemahan Emil Salim, 2008:2)

menyatakan bahwa: Laporan Keuangan merupakan sarana pengkomunikasian

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro, Kecil, dan ...media.unpad.ac.id/thesis/120103/2010/120103100192_2_3025.pdf · 2.1.3 Usaha Menengah ... menyelesaikan kewajiban masa kini dan

22

informasi keuangan utama kepada pihak-pihak di luar perusahaan. Laporan ini

menampilkan sejarah perusahaan yang dikuantifikasi dalam nilai moneter. Laporan

Keuangan yang sering disajikan adalah (1) neraca, (2) Laporan Laba-Rugi, (3)

Laporan Arus Kas, dan (4) laporan ekuitas pemilik atau pemegang saham. Selain itu,

catatan atas laporan keuangan atau pengungkapan juga merupakan bagian integral

dari setiap laporan keuangan.

Berdasarkan pengertian yang dikemukakan oleh para ahli dan standar akuntansi

dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan merupakan hasil dari proses akuntansi

yang menyediakan informasi keuangan suatu badan usaha yang bermanfaat bagi

pihak-pihak yang berkepentingan sebagai bahan pertimbangan di dalam pengambilan

keputusan.

2.4.2 Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan

Berdasarkan SAK-ETAP Bab II paragraf ke 1 (2009:2), tujuan penyusunan

laporan keuangan adalah menyediakan informasi posisi keuangan, kinerja keuangan,

dan laporan arus kas suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna

dalam pengambilan keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat

meminta laporan keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu.

Menurut Kieso, Weygandt, dan Warfield (terjemahan Emil Salim, 2008:5)

menyatakan bahwa: dalam upaya membangun pondasi bagi akuntansi dan pelaporan

keuangan, profesi akuntansi telah mengidentifikasi sekelompok tujuan pelaporan

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro, Kecil, dan ...media.unpad.ac.id/thesis/120103/2010/120103100192_2_3025.pdf · 2.1.3 Usaha Menengah ... menyelesaikan kewajiban masa kini dan

23

keuanagan (objectives of financial reporting) oleh perusahaan bisnis. Pelaporan

keuangan harus menyediakan informasi yang:

1. Berguna bagi investor serta kreditor saat ini atau potensial dan para pemakai

lainnya untuk membuat keputusan investasi, kredit, dan keputusan serupa

secara rasional. Informasi yang disajikan harus komprehensif bagi mereka

yang memiliki pemahaman yang memadai tentang aktivitas-aktivitas ekonomi

dan bisnis serta ingin mempelajari informasi tersebut secara seksama.

2. Membantu investor secara kreditor saat ini atau potensial dan para pemakai

lainnya dalam menilai jumlah, penetapan waktu dan ketidakpastian

penerimaan kas prospektif dari dividen atau bunga dan hasil dari penjualan,

penebusan atau jatuh tempo sekuritas atau pinjaman. Karena arus kas investor

dan kreditor berhubungan dengan arus kas perusahaan, maka pelaporan

keuangan harus menyediakan informasi yang dapat membantu investor,

kreditor serta pemakai lainnya menilai jumlah, penetapan waktu dan

ketidakpastian arus masuk kas bersih prospektif pada perusahaan tersebut.

3. Dengan jelas menggambarkan sumber daya ekonomi dari sebuah perusahaan,

klaim terhadap sumber daya tersebut (kewajiban perusahaan untuk

mentransfer sumber daya ke entitas lainnya dan ekuitas pemilik), dan

pengaruh dari transaksi, kejadian serta situasi yang mengubah sumber daya

perusahaan dan klaim pihak lain terhadap sumber daya tersebut.

Secara garis besarnya, tujuan laporan keuangan adalah untuk menyediakan

informasi yang berguna bagi keputusan investasi dan kredit, informasi yang berguna

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro, Kecil, dan ...media.unpad.ac.id/thesis/120103/2010/120103100192_2_3025.pdf · 2.1.3 Usaha Menengah ... menyelesaikan kewajiban masa kini dan

24

dalam menilai arus kas masa depan, dan informasi mengenai sumber daya yang

dimiliki perusahaan.

2.4.3 Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan

Menurut SAK-ETAP Bab II paragraf ke 2 (2009:2), karakteristik kualitatif

informasi dalam laporan keuangan adalah terdiri dari :

1. Dapat Dipahami

Untuk memahami laporan keuangan diperlukan pengetahuan yang memadai

tentang aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi serta kemampuan untuk

mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar.

2. Relevan

Agar bermanfaat informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pemakai

dalam proses pengambilan keputusan. Informasi memiliki kualitas relevan

jika dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan membantu

mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini, atau masa depan dan

menegaskan atau mengoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu.

3. Material

Informasi dipandang material kalau kelalaian untuk mencantumkan atau

kesalahan dalam mencatat informasi tersebut dapat mempengaruhi keputusan

ekonomi pemakai yang diambil berdasarkan laporan keuangan.

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro, Kecil, dan ...media.unpad.ac.id/thesis/120103/2010/120103100192_2_3025.pdf · 2.1.3 Usaha Menengah ... menyelesaikan kewajiban masa kini dan

25

4. Andal

Andal berarti bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material,

dan dapat diandalkan pemakaiannya sebagai penyajian yang tulus dan jujur

dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat

disajikan.

5. Penyajian Jujur

Agar dapat diandalkan, informasi harus menggambarkan dengan jujur

transaksi serta peristiwa lainnya. Misalnya, neraca harus menggambarkan

secara jujur transaksi serta peristiwa lainnya dalam bentuk aktiva, kewajiban,

dan ekuitas perusahaan pada tanggal pelaporan.

6. Substansi Mengungguli Bentuk

Dalam melihat suatu transaksi tertentu yang diutamakan adalah substansi dari

transaksi atau peristiwa tersebut. Transaksi serta peristiwa lain tersebut perlu

dicatat dan disajikan sesuai dengan substansi dan realitas ekonomi dan bukan

hanya bentuk hukumnya.

7. Netralitas

Netralitas dimaksudkan pada informasi yang diarahkan pada kebutuhan umum

pemakai dan tidak bergantung pada kebutuhan dan keinginan pihak tertentu.

Tidak boleh ada usaha untuk menyajikan informasi yang menguntungkan

beberapa pihak, sementara hal tersebut akan merugikan pihak lain yang

mempunyai kepentingan yang sama.

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro, Kecil, dan ...media.unpad.ac.id/thesis/120103/2010/120103100192_2_3025.pdf · 2.1.3 Usaha Menengah ... menyelesaikan kewajiban masa kini dan

26

8. Pertimbangan Sehat

Penyusunan laporan keuangan adakalanya menghadapi ketidakpastian

peristiwa dan keadaan tertentu, seperti ketertagihan piutang yang diragukan.

Ketidakpastian seperti itu diakui dengan mengungkapkan kalimat serta

tingkatnya dengan menggunakan pertimbangan sehat dalam penyusunan

laporan keuangan.

9. Kelengkapan

Informasi dalam laporan keuangan harus lengkap dalam batasan materialitas

dan biaya.

10. Dapat Dibandingkan

Pemakai harus dapat memperbandingkan laporan keuangan perusahaan

antarperiode untuk mengidentifikasi kecenderungan posisi dan kinerja

keuangan.

2.5 Komponen Laporan Keuangan

Berikut pengertian mengenai komponen-komponen yang terdapat dalam laporan

keuangan, seperti Neraca, Laporan Laba Rugi, Laporan Perubahan Ekuitas, Laporan

Arus Kas, serta hal-hal yang tidak dapat dicantumkan dalam laporan tersebut,

dicantumkan dalam catatan atas laporan keuangan

2.5.1 Neraca (Balance Sheet)

Berikut beberapa pengertian mengenai Neraca menurut para ahli dan sumber:

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro, Kecil, dan ...media.unpad.ac.id/thesis/120103/2010/120103100192_2_3025.pdf · 2.1.3 Usaha Menengah ... menyelesaikan kewajiban masa kini dan

27

2.5.1.1 Pengertian Neraca (Balance Sheet)

Menurut SAK-ETAP paragraf ke 4 (2009:175), neraca adalah laporan keuangan

yang menyajikan hubungan aset, kewajiban dan ekuitas entitas pada waktu tertentu.

Menurut Kieso, Weygandt, dan Warfield (terjemahan Emil Salim, 2008:190),

menyatakan bahwa: neraca (balance sheet) yang kadang-kadang disebut juga sebagai

laporan posisi keuangan, melaporkan aktiva, kewajiban dan ekuitas pemegang saham

perusahaan bisnis pada suatu tanggal tertentu, laporan keuangan ini menyediakan

berbagai informasi mengenai sifat dan jumlah investasi dalam sumber daya

perusahaan, kewajiban kepada kreditor dan ekuitas pemilik dalam sumber daya

bersih.

Berdasarkan beberapa pengertian mengenai neraca dapat disimpulkan bahwa

neraca merupakan laporan keuangan suatu entitas yang terdiri dari aktiva, kewajiban,

dan ekuitas pada periode tertentu. Neraca menunjukkan posisi sumber kekayaan

entitas dan sumber pembiayaan untuk memperoleh kekayaan entitas tersebut dan

menunjukkan posisi keuangan perusahaan dalam suatu periode akuntansi.

2.5.1.2 Tujuan dan Kegunaan Neraca (Balance Sheet)

Tujuan neraca adalah untuk memberikan informasi yang dapat disajikan dineraca

antara lain posisi sumber kekayaan entitas dan sumber pembiayaan untuk

memperoleh kekayaan entitas tersebut dalam suatu periode akuntansi (triwulanan,

caturwulanan, atau tahunan) serta untuk menujukkan posisi keuangan suatu

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro, Kecil, dan ...media.unpad.ac.id/thesis/120103/2010/120103100192_2_3025.pdf · 2.1.3 Usaha Menengah ... menyelesaikan kewajiban masa kini dan

28

perusahaan pada tanggal tertentu yang terdiri dari aktiva, kewajiban, dan ekuitas

pemegang saham.

Kegunaan neraca menurut Kieso, Weygandt, dan Warfield (terjemahan Emil

Salim, 2008:190) yaitu dengan menyediakan informasi mengenai aktiva, kewajiban,

dan ekuitas pemegang saham, neraca merupakan dasar untuk menghitung tingkat

pengembalian dan mengevaluasi struktur modal.

2.5.1.3 Informasi yang Disajikan dalam Neraca (Balance Sheet)

Menurut SAK-ETAP paragraf ke 2 (2009:19), neraca minimal mencakup

pos-pos berikut:

(a) Kas dan setara kas;

(b)Piutang usaha dan piutang

lainnya;

(c) Persediaan;

(d)Property investasi;

(e) Aset tetap;

(f) Aset tidak berwujud;

(g)Hutang usaha dan hutang

lainnya;

(h)Aset dan kewajiban pajak;

(i) Kewajiban diestimasi;

(j) Ekuitas.

Dalam penyusunan neraca entitas harus menyajikan aset lancar dan aset tidak

lancar. Kewajiban jangka pendek, dan kewajiban jangka panjang, sebagai suatu

klasifikasi yang terpisah dalam neraca. Berikut adalah klasifikasi akun yang disajikan

dalam neraca:

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro, Kecil, dan ...media.unpad.ac.id/thesis/120103/2010/120103100192_2_3025.pdf · 2.1.3 Usaha Menengah ... menyelesaikan kewajiban masa kini dan

29

1. Aset

Menurut SAK-ETAP paragraf ke 7 (2009:167), aset adalah sumber daya yang

dikuasai oleh entitas sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari manfaat

ekonomi di masa depan diharapkan akan diperoleh entitas.

1) Klasifikasi Aset :

Berdasarkan SAK-ETAP paragraf 1 (2009:20) klasifikasi kewajiban adalah

terdiri dari:

a. Aset Lancar, entitas mengklasifikasikan aset sebagai aset lancar jika:

i. Diperkirakan akan direalisasi atau dimiliki untuk dijual atau

digunakan, dalam jangka waktu siklus operasi normal entitas;

ii. Dimiliki untuk diperdagangkan;

iii. Berupa kas atau setara kas, kecuali jika dibatasi penggunaannya dari

pertukaran atau digunakan untuk menyelesaikan kewaiban setidaknya

12 (dua belas) bulan setelah akhir pelaporan.

b. Aset tetap, entitas mengklasifikasikan semua aset lainnya sebagai aset

tidak lancar, jika siklus operasi normal entitas tidak dapat diidentifikasi

dengan jelas, maka siklus operasi diasumsikan lebih dari 12 (dua belas)

bulan.

Aset tetap merupakan aset berwujud yang: (a) dimiliki untuk digunakan

dalam produksi atau menyediakan barang atau jasa, untuk disewakan

kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif, dan (b) diharapkan

untuk digunakan selama lebih dari satu periode. Sedangkan aset tidak

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro, Kecil, dan ...media.unpad.ac.id/thesis/120103/2010/120103100192_2_3025.pdf · 2.1.3 Usaha Menengah ... menyelesaikan kewajiban masa kini dan

30

berwujud merupakan aset nonmoneter yang dapat diidentifikasikan

mempunyai substansi fisik, seperti hak cipta, hak paten, franchise,

goodwill, dan aset tak berwujud lainnya.

2. Kewajiban

Menurut SAK-ETAP paragraf ke 6 (2009:172), kewajiban adalah kewajiban

(obligation) kini entitas yang timbul dari peristiwa masa lalu, penyelesaiannya

diharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya entitas yang

mengandung manfaat ekonomi.

1) Klasifikasi kewajiban

Berdasarkan SAK-ETAP paragraf 3 (2009:20) klasifikasi kewajiban adalah

terdiri dari:

a. Kewajiban jangka pendek

Kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek jika: (a)

entitas mengharapkan akan menyelesaikan kewajiban tersebut dalam

siklus operasi normalnya; (b) entitas memiliki kewajiban tersebut untuk

tujuan diperdagangkan; (c)kewajiban tersebut jatuh tempo untuk

diselesaikan dalam jangka waktu 12 (duabelas) bulan setelah periode

pelaporan; (d) entitas tidak memiliki hak tanpa syarat untuk memenuhi

penyelesaian kewajiban selama sekurang-kurangnya 12 (duabelas) bulan

setelah periode pelaporan.

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro, Kecil, dan ...media.unpad.ac.id/thesis/120103/2010/120103100192_2_3025.pdf · 2.1.3 Usaha Menengah ... menyelesaikan kewajiban masa kini dan

31

b. Kewajiban jangka panjang

Entitas mengklasifikasikan kewajiban sebagai kewajiban jangka panjang

bila pemberi pinjaman menyetujui pada akhir periode pelaporan untuk

memberikan tenggang waktu pembayaran yang berakhir sekurang-

kurangnya 12 (duabelas) bulan setelah periode pelaporan, selama

periode dimana entitas dapat memperbaiki pelanggaran terhadap

persyaratan perjanjian dan pemberi pinjaman tidak dapat meminta

percepatan pembayaran segera.

Tabel 2.1

Format Laporan Posisi Keuangan (Neraca)

PERUSAHAAN XYZ

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA)

PER 31 DESEMBER 20XX

ASET

Aset Lancar

Kas dan setara kas Rp xxx

Piutang usaha Rp xxx

Persediaan Rp xxx

Aset lancar lainnya Rp xxx

Total Aset Lancar Rp xxx

Aset Tidak Lancar

Aset Tetap Rp xxx

Aset tak berwujud lainnya Rp xxx

Total Aset Tidak Lancar Rp xxx

Total Aset Rp xxx

LIABILITAS

Liabilitas Jangka Pendek

Utang usaha dan terutang lainnya Rp xxx

Pinjaman jangka pendek Rp xxx

Bagian pinjaman jangka panjang Rp xxx

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro, Kecil, dan ...media.unpad.ac.id/thesis/120103/2010/120103100192_2_3025.pdf · 2.1.3 Usaha Menengah ... menyelesaikan kewajiban masa kini dan

32

Utang jangka pendek Rp xxx

Provisi jangka pendek Rp xxx

Total Liabilitas Jangka Pendek Rp xxx

Liabilitas Jangka Panjang

Pinjaman Jangka Panjang

Pinjaman jangka panjang Rp xxx

Pajak tangguhan Rp xxx

Provisi jangka panjang Rp xxx

Total Liabilitas Jangka Panjang Rp xxx

Total Liabilitas

Rp xxx

EKUITAS

Ekuitas yang dapat didistribusikan

kepada pemilik entitas induk

Rp xxx

Modal saham Rp xxx

Saldo laba Rp xxx

Komponen ekuitas lainnya Rp xxx

Kepentingan non pengendali Rp xxx

Total Ekuitas

Rp xxx

Total Liabilitas dan Ekuitas Rp xxx

Sumber: Kieso, Weygandt, Warfield “Akuntansi Intermediate” terjemahan Emir

Salim (2008:204)

2.5.2 Laporan Laba Rugi (Income Statement)

Berikut beberapa pengertian mengenai Laporan Laba Rugi menurut para ahli dan

sumber:

2.5.2.1 Pengertian Laporan Laba Rugi (Income Statement)

Pengertian laporan laba rugi menurut Kieso, Weygandt, dan Warfield

(terjemahan Emil Salim, 2008:140), menyatakan bahwa: laporan laba rugi (income

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro, Kecil, dan ...media.unpad.ac.id/thesis/120103/2010/120103100192_2_3025.pdf · 2.1.3 Usaha Menengah ... menyelesaikan kewajiban masa kini dan

33

statement) yang juga sering disebut Statement of Income atau Statement of Earnings

adalah laporan yang mengukur keberhasilan operasi perusahaan selama periode

waktu tertentu.

Laporan Laba Rugi adalah laporan keuangan yang menyajikan informasi

mengenai kinerja entitas selama satu periode, yaitu hubungan penghasilan dengan

beban (SAK ETAP paragraf ke 4, 2009:174).

Berdasarkan pengertian di atas kesimpulan mengenai laporan laba rugi adalah

laporan yang meyajikan penghasilan serta beban selama periode waktu tertentu yang

dapat menjadi ukuran suatu keberhasilan perusahaan.

2.5.2.2 Unsur-Unsur Laporan Laba Rugi (Income Statement)

Menurut SAK ETAP paragraf ke 3 (2009:23) laporan laba rugi minimal

mencakup pos-pos sebagai berikut:

1. Pendapatan adalah kenaikan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi

dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktiva atau penurunan kewajiban

yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi

penanaman modal. Pendapatan timbul dalam pelaksanaan seperti penjualan

barang dagang, penghasilan jasa, pendapatan bunga dan lainnya.

2. Beban/Biaya adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode

akuntansi dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya nilai aktiva atau

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro, Kecil, dan ...media.unpad.ac.id/thesis/120103/2010/120103100192_2_3025.pdf · 2.1.3 Usaha Menengah ... menyelesaikan kewajiban masa kini dan

34

kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut

pembagian kepada penanam modal.

3. Bagian laba atau rugi yang berasal dari investasi yang menggunakan metode

ekuitas.

4. Beban pajak.

5. Laba atau rugi neto.

2.5.2.3 Format Laporan Laba Rugi (Income Statement)

Berdasarkan SAK-ETAP paragraf ke 4 (2009:24), terdapat dua analisis metode

dalam penyajian laporan laba rugi yaitu metode sifat beban dan metode fungsi beban

atau fungsi biaya.

1. Metode Sifat Beban

Berdasarkan metode ini, beban dikumpulkan dalam laporan laba rugi

berdasarkan sifatnya (contoh, penyusutan, pembelian bahan baku, biaya

transportasi, imbalan kerja dan biaya iklan) dan tidak dialokasikan kembali

antara berbagai fungsi dalam entitas.

Tabel 2.2

Format Laporan Laba Rugi dalam Metode Sifat Beban

PERUSAHAAN XYZ

LAPORAN LABA RUGI

PERIODE YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 20XX

Pendapatan lainnya

Rp xxx

Perubahan atas persediaan barang jadi dan barang dalam

proses Rp xxx

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro, Kecil, dan ...media.unpad.ac.id/thesis/120103/2010/120103100192_2_3025.pdf · 2.1.3 Usaha Menengah ... menyelesaikan kewajiban masa kini dan

35

Bahan baku yang digunakan Rp xxx

Beban pegawai Rp xxx

Beban penyusutan dan amortisasi Rp xxx

Beban operasi lainnya Rp xxx

Jumlah beban operasi

(Rp xxx)

Laba operasi

Rp xxx

Sumber: SAK ETAP (2009:24)

2. Metode Fungsi Beban atau Metode Fungsi Biaya

Berdasarkan metode ini, beban dikumpulkan sesuai fungsinya sebagai bagian

dari biaya penjualan atau sebagai contoh, biaya aktivitas distribusi atau

aktivitas administrasi. Sekurang-kurangnya, entitas harus mengungkapkan

biaya penjualannya sesuai metode ini terpisah dari beban lainnya.

Tabel 2.3

Format Laporan Laba Rugi dalam Metode Fungsi Biaya

PERUSAHAAN XYZ

LAPORAN LABA RUGI

PERIODE YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 20XX

Pendapatan Rp xxx

Beban pokok penjualan (Rp xxx)

Laba bruto

Rp xxx

Pendapatan operasi lainnya Rp xxx

Beban pemasaran (Rp xxx)

Beban umum dan administrasi (Rp xxx)

Beban operasi lain (Rp xxx)

(Rp xxx)

Laba operasi

Rp xxx

Sumber: SAK ETAP (2009:25)

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro, Kecil, dan ...media.unpad.ac.id/thesis/120103/2010/120103100192_2_3025.pdf · 2.1.3 Usaha Menengah ... menyelesaikan kewajiban masa kini dan

36

2.5.3 Laporan Perubahan Ekuitas (Owner’s Equity Statement)

Berikut pengertian serta penjelasan mengenai laporan perubahan ekuitas:

2.5.3.1 Pengertian Laporan Perubahan Ekuitas (Owner’s Equity Statement)

Pengertian laporan perubahan ekuitas berdasarkan SAK-ETAP paragraf ke 2,

(2009:26) adalah menyajikan laba atau rugi entitas untuk suatu periode, pos

pendapatan dan beban yang diakui secara langsung dalam ekuitas untuk periode

tersebut, pengaruh perubahan kebijakan akuntansi dan koreksi kesalahan yang diakui

dalam periode tersebut, dan (tergantung pada format laporan perubahan ekuitas yang

dipilih oleh entitas) jumlah investasi oleh, dan dividend dan distribusi lain ke, pemilik

ekuitas selama periode tersebut.

2.5.3.2 Informasi yang Disajikan dalam Laporan Perubahan Ekuitas (Owner’s

Equity Statement)

Berdasarkan SAK-ETAP paragraf ke 3, (2009:26) Entitas menyajikan laporan

perubahan ekuitas yang menunjukkan: (a) laba rugi untuk periode; (b) pendapatan

dan beban yang diakui langsung dalam ekuitas; (c) untuk setiap komponen ekuitas,

pengaruh perubahan kebijakan akuntansi dan koreksi kesalahan yang diakui sesuai

kebijkaan akuntansi, estimasi, dan kesalahan; (d) untuk setiap komponen ekuitas,

suatu rekonsiliasi antara jumlah tercatat awal dan akhir periode, diungkapkan secara

terpisah perubahan yang berasal dari:

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro, Kecil, dan ...media.unpad.ac.id/thesis/120103/2010/120103100192_2_3025.pdf · 2.1.3 Usaha Menengah ... menyelesaikan kewajiban masa kini dan

37

(i) laba atau rugi;

(ii)pendapatan dan beban yang diakui langsung dalam ekuiitas;

(iii) jumlah investasi, dividend dan distribusi lainnya ke pemilik ekuitas, yang

menunjukkan secara terpisah modal saham, transaksi saham treasury, dan

dividen serta distribusi lainnya ke pemilik ekuitas, dan perubahan

kepemilikan dalam entitas anak yang tidak mengakibatkan kehilangan

pengendalian.

Tabel 2.4

Format Laporan Perubahan Ekuitas

PERUSAHAAN XYZ

LAPORAN PERUBAHAN MODAL

PERIODE YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 20XX

Saldo Ekuitas (Awal Periode)

Rp xxx

Laba Bersih Setelah

Pajak

Rp xxx

Prive (Drawing)

Rp xxx

Penambahan Modal

Rp xxx

Saldo Ekuitas (Akhir Periode) (Rp xxx)

Sumber: Warren, Reeve, dkk “Pengantar Akuntansi” terjemahan Damayanti Dian

(2009:26)

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro, Kecil, dan ...media.unpad.ac.id/thesis/120103/2010/120103100192_2_3025.pdf · 2.1.3 Usaha Menengah ... menyelesaikan kewajiban masa kini dan

38

2.5.4 Laporan Arus Kas (Cash Flow Statetment)

Berikut pengertian serta penjelasan mengenai Laporan Arus Kas:

2.5.4.1 Pengertian Laporan Arus Kas (Cash Flow Statement)

Laporan arus kas adalah suatu laporan yang menunjukkan aliran uang diterima

dan digunakan perusahaan di dalam suatu periode akuntansi, beserta sumber-

sumbernya. Menurut SAK ETAP paragraf ke 1 (2009:28) laporan arus kas yaitu

laporan yang menyajikan informasi perubahan historis atas kas dan setara kas entitas,

yang menunjukkan secara terpisah perubahan yang terjadi selama satu periode dari

aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan.

2.5.4.2 Komponen Kas dan Setara Kas

Entitas mengungkapkan komponen kas dan setara kas dan menyajikan

rekonsiliasi jumlah yang dilaporkan dalam laporan arus kas dengan pos yang sama

yang disajikan dalam neraca.

Berdasarkan SAK-ETAP paragraf ke 2, (2009:28) Setara kas adalah investasi

jangka pendek dan sangat likuid yang dimiliki untuk memenuhi komitmen kas jangka

pendek, bukan untuk tujuan investasi atau lainnya. Oleh karena itu, investasi

umumnya diklasifikasikan sebagai setara kas hanya jika akan segera jatuh tempo

dalam waktu 3 (tiga) bulan atau kurang sejak tanggal perolehan. Cerukan bank pada

umumnya termasuk aktivitas pendanaan sejenis dengan pinjaman. Namun, jika

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro, Kecil, dan ...media.unpad.ac.id/thesis/120103/2010/120103100192_2_3025.pdf · 2.1.3 Usaha Menengah ... menyelesaikan kewajiban masa kini dan

39

cerukan bank dapat ditarik sewaktu-waktu dan merupakan bagian yang tak

terpisahkan dari pengelolaan kas entitas, maka cerukan tersebut termasuk komponen

kas dan setara kas.

2.5.4.3 Informasi yang Disajikan dalam Laporan Arus Kas Berdasarkan SAK

ETAP

Entitas menyajikan laporan arus kas yang melaporkan arus kas untuk suatu

periode dan mengklasifikasikan menurut aktivitas operasi, aktivitas investasi, dan

aktivitas pendanaan. Menurut SAK ETAP paragraf ke 4 (2009:28) penjelasan

aktivitas-aktivitas dalam Laporan Arus Kas adalah sebagai berikut:

1) Aktivitas Operasi

Arus kas dari aktivitas operasi terutama diperoleh dari aktivitas penghasil

utama pendapat entitas. Oleh karena itu, arus kas tersebut pada umumnya

berasal dari transaksi dan peristiwa dan kondisi lain yang mempengaruhi

penetapan laba atau rugi. Contoh arus kas dari aktivitas operasi adalah:

(a) Penerimaan kas dari penjualan barang dan jasa;

(b) Penerimaan kas dari royalti, fees, komisi, dan pendapatan lain;

(c) Pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa;

(d) Pembayaran kas kepada dan atas nama karyawan;

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro, Kecil, dan ...media.unpad.ac.id/thesis/120103/2010/120103100192_2_3025.pdf · 2.1.3 Usaha Menengah ... menyelesaikan kewajiban masa kini dan

40

(e) Pembayaran kas atau restitusi pajak penghasilan kecuali jika dapat

diidentifikasikan secara khusus sebagai bagian dari aktivitas pendanaan

dan investasi;

(f) Penerimaan dan pembayaran kas dari investasi, pinjaman, dan kontrak

lainnya yang dimiliki untuk tujuan perdagangan, yang sejenis dengan

persediaan yang dimaksudkan untuk dijual kembali.

Beberapa transaksi, seperti penjualan peralatan pabrik, dapat menimbulkan

keuntungan atau kerugian yang dimasukkan dalam perhitungan laba atau rugi.

Tetapi, arus kas yang menyangkut transaksi tersebut merupakan arus kas dari

aktivitas investasi.

2) Aktivitas Investasi

Arus kas dari aktivitas investasi mencerminkan pengeluaran kas sehubungan

dengan sumber daya yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan dan arus

kas masa depan. Contoh arus kas yang berasal dari aktivitas investasi adalah:

(a) Pembayaran kas untuk memperoleh aset tetap (termasuk aset tetap yang

dibangun sendiri), aset tidak berwujud dan aset jangka panjang lainnya;

(b) Penerimaan kas dari penjualan aset tetap, aset tidak berwujud, dan aset

jangka panjang lainnya;

(c) Pembayaran kas untuk perolehan efek ekuitas atau efek utang entitas lain

dan bunga dalam joint venture (selain pembayaran untuk efek yang

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro, Kecil, dan ...media.unpad.ac.id/thesis/120103/2010/120103100192_2_3025.pdf · 2.1.3 Usaha Menengah ... menyelesaikan kewajiban masa kini dan

41

diklasifikasikan sebagai kas atau setara kas atau dimiliki untuk

diperdagangkan);

(d) Penerimaan kas dari penjualan efek ekuitas atau efek utang dari entitas

lain dan bunga dari joint venture (selain penerimaan dari efek yang

diklasifikasikan sebagai setara kas atau dimiliki untuk diperdagangkan);

(e) Uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada pihak lain;

(f) Penerimaan kas dari pembayaran kembali uang muka dan pinjaman yang

diberikan kepada pihak lain;

3) Aktivitas Pendanaan

Contoh arus kas yang berasal dari aktivitas pendanaan adalah:

(a) Penerimaan kas dari penerbitan saham atau efek ekuitas lain;

(b) Pembayaran kas kepada para pemegang saham untuk menarik atau

menebus saham entitas;

(c) Penerimaan kas dari penerbitan pinjaman, wesel, dan pinjaman jangka

pendek atau jangka panjang lainnya;

(d) Pelunasan pinjaman;

(e) Pembayaran kas oleh lessee untuk mengurangi saldo kewajiban yang

berkaitan dengan sewa pembiayaan

Menurut SAK ETAP paragraf ke 2 (2009:30) pelaporan arus kas dari aktivitas

operasi adalah:

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro, Kecil, dan ...media.unpad.ac.id/thesis/120103/2010/120103100192_2_3025.pdf · 2.1.3 Usaha Menengah ... menyelesaikan kewajiban masa kini dan

42

“Entitas melaporkan arus kas dari aktivitas operasi dengan menggunakan metode

tidak langsung. Dalam metode ini laba atau rugi neto disesuaikan dengan mengoreksi

dampak dari transaksi non kas, penangguhan atau akrual dari penerimaan atau

pembayaran kas untuk operasi di masa lalu dan masa depan, dan unsur penghasilan

atau beban yang berkaitan dengan arus kas investasi atau pendanaan”.

Dalam metode tidak langsung, arus kas neto dari aktivitas operasi ditentukan

dengan menyesuaikan laba atau rugi dari dampak dari:

(a) perubahan persediaan dan piutang usaha serta utang usaha selama periode

berjalan;

(b) pos non kas seperti penyusutan, penyisihan, dan keuntungan dan kerugian

valuta asing yang belum direalisasi; dan

(c) semua pos lain yang berkaitan dengan arus kas investasi atau pendanaan.

Menurut SAK ETAP paragraf ke 1 (2009:31) pelaporan Arus Kas dari aktivitas

investasi dan pendanaan adalah:

“Entitas melaporkan secara terpisah kelompok utama penerimaan kas bruto dan

pengeluaran kas bruto yang berasal dari aktivitas investasi dan pendanaan. Jumlah

agregat arus kas yang berasal dari akuisisi dan pelepasan entitas anak atau unit usaha

lain disajikan secara terpisah dan diklasifikasikan sebagai arus kas dari aktivitas

operasi”.

Page 32: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro, Kecil, dan ...media.unpad.ac.id/thesis/120103/2010/120103100192_2_3025.pdf · 2.1.3 Usaha Menengah ... menyelesaikan kewajiban masa kini dan

43

Tabel 2.5

Format Laporan Arus Kas Metode Tidak Langsung

PERUSAHAAN XYZ

LAPORAN ARUS KAS

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 20XX

Arus Kas Dari Aktivitas Operasi

Laba Bersih Rp xxx

Penyesuaian untuk merekonsiliasi laba bersih ke kas

bersih yang disediakan oleh aktivitas operasi:

Beban Penyusutan Rp xxx

Amortisasi Aktiva Tak Berwujud Rp xxx

Keuntungan Atas Penjualan Aktiva Pabrik (Rp xxx)

Kenaikan Piutang Usaha (Rp xxx)

Penurunan Persediaan Rp xxx

Penurunan Piutang Usaha Rp xxx

Kas bersih yang disediakan oleh aktivitas operasi Rp xxx

Arus Kas Dari Aktivitas Investasi

Penjualan Aktiva Pabrik Rp xxx

Pembelian Peralatan (Rp xxx)

Pembelian Tanah (Rp xxx)

Kas bersih yang disediakan oleh aktivitas investasi (Rp xxx)

Arus Kas Dari Aktivitas

Pembiayaan

Pembayaran Dividen Tunai (Rp xxx)

Penerbitan Saham Biasa Rp xxx

Penebusan Obligasi (Rp xxx)

Kas bersih yang disediakan oleh aktivitas pembiayaan Rp xxx

Kenaikan Bersih Kas Rp xxx

Kas Pada Awal Tahun Rp xxx

Page 33: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro, Kecil, dan ...media.unpad.ac.id/thesis/120103/2010/120103100192_2_3025.pdf · 2.1.3 Usaha Menengah ... menyelesaikan kewajiban masa kini dan

44

Sumber: Kieso, Weygandt, Warfield “Akuntansi Intermediate” terjemahan Emir

Salim (2008:217).

Adapun hal-hal yang tidak dapat diungkapkan secara rinci, dijelaskan pada

catatan atas laporan keuangan. Catatan atas laporan keuanagan merupakan catatan

atas laporan keuangan yang berisi informasi tambahan terhadap pos-pos yang

disajikan dalam neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, dan laporan

arus kas. Catatan atas laporan keuangan memberikan uraian naratif atau pemisahan

pos-pos yang diungkapkan dalam laporan keuangan, serta informasi tentang pos-pos

yang tidak memenuhi persyaratan pengakuan dalam laporan keuangan tersebut.

Menurut SAK-ETAP paragraf ke 4 (2009:34), catatan atas laporan keuangan

harus:

1. Menyajikan informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan

kebijakan akuntansi akuntansi tertentu yang digunakan;

2. Mengungkapkan informasi yang disyaratkan dalam SAK ETAP tetapi tidak

disajikan dalam laporan keuangan; dan

3. Memberikan informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan

keuangan, tetapi relevan untuk memahami laporan keuangan.

Kas Pada Akhir Tahun Rp xxx