bab ii tinjauan pustaka 2.1 state of the art review … ii.pdf · 2.3.1 visi dan misi rumah sakit...

48
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan pustaka pada bab ini berisi bahasan tentang teori dasar yang berkaitan dengan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Modul Farmasi. 2.1 State of the Art Review Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Laboratorium Rumah Sakit Kanker Dharmais (RSKD) yang dilakukan oleh Michael Yoseph Ricky menggunakan metode penelitian yaitu metode analisis, metode perancangan menggunakan Total Architecture Synthesis (TAS), dan metode perancangan basis data. Metode analisis meliputi survei langsung ke RSKD dan wawancara dengan pengguna sistem yang sedang berjalan. Metode perancangan menggunakan TAS meliputi tahap-tahap perancangan sebagai berikut: 1. Menentukan initial scope. 2. Menentukan kebutuhan. 3. Mendesain arsitektur proses bisnis. 4. Mendesain arsitektur sistem. 5. Mengevaluasi arsitektur. Prinsip dasar dari TAS adalah apapun arsitektur yang dipilih untuk memenuhi kebutuhan yang ada, keterhubungan dari setiap layanan untuk mendukung kebutuhan bahkan kebutuhan yang paling tidak terduga sekalipun tetap harus dipersiapkan. TAS adalah sebuah metode perancangan yang menggunakan pendekatan iteratif dalam mengumpulkan kebutuhan, mendefinisikan proses bisnis, dan mendefinisikan arsitektur dari sebuah sistem. Metode ini berawal dari inisiasi semua proses bisnis yang terpengaruh oleh perkembangan proyek yang dibuat. Proses bisnis kemudian diurutkan sesuai dengan tingkat kesulitan dan kepentingan bisnisnya. Iterasi untuk proyek dimulai setelah proses ini selesai dilakukan. Iterasi terdiri atas pengumpulan kebutuhan, pendefinisian proses bisnis, pendefinisian arsitektur sistem, dan evaluasi. Iterasi pertama diawali dengan proses bisnis yang paling sulit dan banyak mengalami

Upload: duongthu

Post on 06-Feb-2018

229 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 State of the Art Review … II.pdf · 2.3.1 Visi dan Misi Rumah Sakit Perguruan Tinggi Negeri Unud ... x Radiologi x Gizi x CSSD x Laundry x T at Us h

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan pustaka pada bab ini berisi bahasan tentang teori dasar yang

berkaitan dengan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Modul Farmasi.

2.1 State of the Art Review Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit

Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Laboratorium Rumah Sakit

Kanker Dharmais (RSKD) yang dilakukan oleh Michael Yoseph Ricky

menggunakan metode penelitian yaitu metode analisis, metode perancangan

menggunakan Total Architecture Synthesis (TAS), dan metode perancangan basis

data. Metode analisis meliputi survei langsung ke RSKD dan wawancara dengan

pengguna sistem yang sedang berjalan. Metode perancangan menggunakan TAS

meliputi tahap-tahap perancangan sebagai berikut:

1. Menentukan initial scope.

2. Menentukan kebutuhan.

3. Mendesain arsitektur proses bisnis.

4. Mendesain arsitektur sistem.

5. Mengevaluasi arsitektur.

Prinsip dasar dari TAS adalah apapun arsitektur yang dipilih untuk

memenuhi kebutuhan yang ada, keterhubungan dari setiap layanan untuk

mendukung kebutuhan bahkan kebutuhan yang paling tidak terduga sekalipun

tetap harus dipersiapkan. TAS adalah sebuah metode perancangan yang

menggunakan pendekatan iteratif dalam mengumpulkan kebutuhan,

mendefinisikan proses bisnis, dan mendefinisikan arsitektur dari sebuah sistem.

Metode ini berawal dari inisiasi semua proses bisnis yang terpengaruh oleh

perkembangan proyek yang dibuat. Proses bisnis kemudian diurutkan sesuai

dengan tingkat kesulitan dan kepentingan bisnisnya. Iterasi untuk proyek dimulai

setelah proses ini selesai dilakukan. Iterasi terdiri atas pengumpulan kebutuhan,

pendefinisian proses bisnis, pendefinisian arsitektur sistem, dan evaluasi. Iterasi

pertama diawali dengan proses bisnis yang paling sulit dan banyak mengalami

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 State of the Art Review … II.pdf · 2.3.1 Visi dan Misi Rumah Sakit Perguruan Tinggi Negeri Unud ... x Radiologi x Gizi x CSSD x Laundry x T at Us h

6

perubahan. Semua aktivitas di atas secara iteratif akan saling berhubungan dan

mempengaruhi satu sama lainnya. Metode perancangan basis data meliputi

perancangan basis data konseptual logikal dan fisikal. Hasil dari penelitian ini

adalah dibuatnya suatu Aplikasi Sistem Informasi Rumah Sakit, dimana

komponen-komponen di dalamnya terintegrasi antara satu sistem dengan sistem

yang lain di RSKD (Michael, 2009).

Analisis Kebutuhan Pengembangan Sistem Informasi Rumah Sakit

Wahidin Sudirohusodo yang dilakukan oleh Nur Pratiwi Saud pada Tahun 2013

merupakan jenis penelitian kualitatif berdasarkan langkah-langkah Framework for

the Application of Systems Techniques (FAST) mulai dari studi pendahuluan,

analisis masalah, sampai analisis kebutuhan. Pemilihan sampel dilakukan secara

purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel sumber data dengan

pertimbangan tertentu yakni sumber data dianggap paling mengetahui tentang apa

yang diharapkan sehingga mempermudah peneliti menjelajahi objek atau situasi

sosial yang diteliti. Tujuan yang ingin diperoleh dalam pengambilan sampel

penelitian kualitatif adalah tuntasnya perolehan informasi dengan keragaman

variasi yang ada bukan pada banyak sampel sumber data.

Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dengan cara mengajukan

pertanyaan secara lisan pada bagian terkait untuk menggali informasi berdasarkan

kerangka Performance, Information, Economic, Control, Efficiency, Service

(PIECES). Observasi sistem informasi yang berjalan di rumah sakit dilakukan

dengan mengamati objek yang diteliti secara langsung dan melakukan telaah

dokumen yaitu mengumpulkan formulir atau dokumen sebagai masukan sistem

berjalan (input), proses, dan keluaran sistem berjalan (output). Proses analisis

dilakukan secara bertahap yaitu membuat transkrip hasil rekaman wawancara,

melakukan pengkodean berdasarkan jenis informasi, mencari, serta menemukan

tema dan hubungan hasil wawancara kemudian membuat interpretasi sesuai

dengan yang diteliti. Hasil penelitian ini disajikan dalam bentuk tabel dan narasi

(Nur, 2013).

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 State of the Art Review … II.pdf · 2.3.1 Visi dan Misi Rumah Sakit Perguruan Tinggi Negeri Unud ... x Radiologi x Gizi x CSSD x Laundry x T at Us h

7

Laporan Tugas Akhir dengan judul Rancang Bangun Sistem Informasi

Manajemen Apotek Berbasis Web yang dibuat oleh I Made Ngurah Budiartha dari

Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Udayana menggunakan

metode pengumpulan data berupa metode observasi, metode kuisioner, dan

metode studi literatur. Metode observasi dilakukan melalui penelitian atau

wawancara langsung di lapangan dan mengadakan pengamatan terhadap masalah

sistem yang ingin dirancang. Metode kuisioner yaitu metode dengan memberikan

beberapa pertanyaan yang bertujuan untuk mengetahui permasalahan yang selama

ini sering terjadi di lapangan serta sejauh mana penggunaan Sistem Informasi

Apotek telah digunakan. Metode studi literatur merupakan metode yang dilakukan

dengan cara mengumpulkan data dari berbagai buku yang menunjang dalam

perancangan dan pembuatan sistem.

Alur perancangan sistem dimulai dari pendefinisan masalah mengenai

Sistem Informasi Manajemen Apotek. Langkah selanjutnya adalah

mengumpulkan data di apotek. Pemodelan data dilakukan setelah data yang

diperlukan dirasa cukup, pemodelan dalam hal ini adalah normalisasi yang

didasarkan pada proses yang terjadi di apotek. Perancangan desain user interface,

coding, serta pengujian sistem kemudian dilakukan untuk mengetahui apakah

sistem berjalan sesuai dengan harapan atau tidak (Budiartha, 2007).

2.2 Rumah Sakit Pendidikan

Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan

fungsi pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan

pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat (Permenkes No 58 Tahun

2014). Pelayanan kesehatan yang diberikan mencakup upaya promotif,

pencegahan, pengobatan, dan rehabilitasi. Setiap rumah sakit wajib memberikan

pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, anti diskriminasi, dan efektif dengan

mengutamakan kepentingan pasien sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit.

Rumah sakit berdasarkan penyelenggaraan pendidikannya terdiri atas dua jenis,

yaitu Rumah Sakit Pendidikan dan Rumah Sakit Non-Pendidikan.

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 State of the Art Review … II.pdf · 2.3.1 Visi dan Misi Rumah Sakit Perguruan Tinggi Negeri Unud ... x Radiologi x Gizi x CSSD x Laundry x T at Us h

8

Rumah Sakit Pendidikan adalah rumah sakit yang mempunyai fungsi

sebagai tempat pendidikan, penelitian, dan pelayanan kesehatan secara terpadu

dalam Bidang Pendidikan Kedokteran, Pendidikan Berkelanjutan, dan Pendidikan

Kesehatan lainnya secara multiprofesi (Dikti, 2013). Residen (orang yang sedang

dalam periode pelatihan spesialisasi medis tertentu setelah lulus dari Fakultas

Kedokteran) melakukan pelayanan atau perawatan pasien di bawah pengawasan

Staff Medik Rumah Sakit. Rumah sakit ini diselenggarakan oleh pihak universitas

atau perguruan tinggi sebagai salah satu wujud pengabdian masyarakat atau Tri

Dharma Perguruan Tinggi. Rumah Sakit Pendidikan bertujuan untuk:

1. Menjamin terselenggaranya pelayanan kesehatan yang dapat digunakan

untuk penelitian kedokteran dan kesehatan lainnya dengan mengutamakan

kepentingan dan keselamatan pasien.

2. Memberi perlindungan dan kepastian hukum bagi pasien, pemberi

pelayanan, mahasiswa, dosen, subjek penelitian kedokteran dan kesehatan,

peneliti, penyelenggara Rumah Sakit Pendidikan, serta Institusi

Pendidikan.

3. Menjamin terselenggaranya pendidikan, pelayanan dan penelitian

kedokteran, serta kesehatan yang bermutu. (Dikti, 2013)

Rumah sakit yang tidak memiliki program pelatihan residensi dan tidak

ada kerja sama rumah sakit dengan universitas disebut Rumah Sakit Non-

Pendidikan.

2.3 Profil Rumah Sakit Perguruan Tinggi Negeri Unud

Rumah Sakit PTN Unud merupakan rumah sakit milik Universitas

Udayana yang berlokasi di Jimbaran, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten

Badung. Rumah sakit ini secara resmi dibuka pada Sabtu, 19 Oktober 2013.

Pendirian rumah sakit dilatarbelakangi UU Nomor 20 Tahun 2013 yang

mewajibkan setiap Fakultas Kedokteran Program Studi Pendidikan Dokter

mempunyai Rumah Sakit Pendidikan minimal Tipe B atau bekerja sama dengan

salah satu rumah sakit setempat. Pembangunannya sendiri digagas oleh Direktorat

Jendral Pendidikan Tinggi (Dikti) tanpa adanya campur tangan dari daerah dan

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 State of the Art Review … II.pdf · 2.3.1 Visi dan Misi Rumah Sakit Perguruan Tinggi Negeri Unud ... x Radiologi x Gizi x CSSD x Laundry x T at Us h

9

masih berada dibawah naungan Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah.

Bentuk pelayanan kesehatan yang diselenggarakan di rumah sakit salah satunya

adalah pelayanan farmasi. Layanan lain yang tersedia antara lain Poli Umum, Poli

Anak, Poli Interna, Poli Obgyn, Poli Bedah, Poli Rehab Medik, Poli Neuro, Poli

Geriatri, Poli Orthopedi, Poli Travel Medicine, Poli Penyakit Tropis, Poli Gigi,

Poli THT, Laboratorium, dan Radiologi.

Rumah Sakit Umum Pemerintah Pusat dan Daerah diklasifikasikan

menjadi Rumah Sakit Umum Kelas A, B, C dan Kelas D. Klasifikasi tersebut

didasarkan pada unsur pelayanan, ketenangan, fisik, dan peralatan. Rumah Sakit

Umum Kelas B adalah Rumah Sakit Umum yang mempunyai fasilitas dan

kemampuan pelayanan medik sekurang-kurangnya 11 spesialistik dan

subspesialistik terbatas. Rumah Sakit Pendidikan merupakan Rumah Sakit Umum

Pemerintah Kelas A dan B yang dipergunakan sebagai tempat pendidikan tenaga

medik oleh Fakultas Kedokteran.

2.3.1 Visi dan Misi Rumah Sakit Perguruan Tinggi Negeri Unud

Visi RS PTN Unud adalah “Menjadi Rumah Sakit Pendidikan utamanya

dokter dan tenaga kesehatan serta bidang terkait yang mampu menjadi pemuka

dalam pelayanan kesehatan dengan unggulan penyakit tropik dan travel medicine,

pendidikan dan penelitian di Indonesia dengan sumber daya manusia yang unggul,

mandiri, dan berbudaya untuk mewujudkan masyarakat sehat yang mandiri dan

berkeadilan”. Misi RS PTN Unud adalah sebagai berikut:

1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang paripurna, bermutu, dan

berkeadilan untuk seluruh lapisan masyarakat dengan unggulan penyakit

tropik dan travel medicine.

2. Menyelenggarakan pendidikan dokter utamanya dan tenaga kesehatan

serta bidang terkait yang mampu menghasilkan dokter dan tenaga

kesehatan serta bidang terkait yang profesional dan nasionalis.

3. Menyelenggarakan penelitian dalam bidang kedokteran dan kesehatan

serta bidang terkait yang bermanfaat bagi masyarakat dan lingkungan.

Seluruh corporate dan sumber daya manusia RS PTN Unud diharapkan

mampu melaksanakan kinerja yang mengacu pada visi dan misi organisasinya.

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 State of the Art Review … II.pdf · 2.3.1 Visi dan Misi Rumah Sakit Perguruan Tinggi Negeri Unud ... x Radiologi x Gizi x CSSD x Laundry x T at Us h

10

2.3.2 Struktur Organisasi Rumah Sakit PTN Unud

Struktur organisasi Rumah Sakit PTN Unud dapat dilihat pada Gambar 2.1.

RektorProf.Dr.dr.Ketut Suastika

SpPD KEMD FINASIM

Direktur UtamaDr.dr. RA Tuty Kuswardhani

SpPD KGer.MARS

Direktur Operasional dan Keuangan

DR.dr. AA. Wiradewi Lestari, SpPK

SPI

Dekan FK UnudProf.DR.dr. Putu Astawa,

SpOT

Direktur Pelayanan Medik dan Keperawatan

dr. Made Ayu Haryati MARS

Direktur Umum SDM Kerjasama Pendidikan dan Pelatihan

dr. I Wayan Wartawan MARS

Direktur Akademik Penelitian Pengembangan dan Pengabdian

dr. Ketut Suarjana, MPH

Bag. Pelayanan

Medik

Bag.

Pelayanan

Penunjang

Bag.Pelayanan

Keperawatan

Bag.

Akademik

· Rawat Jalan· Ka.Poli Umum : Dr. Luh Sudarmini· Ka. Poli Spesialis :Dr. Uttara, SpAn,MARS· Rawat Inap· UGD dan OK· ICU· Rehabilitasi Medik· Home Care· Nursing Home· Rekam Medik·

Bag

SDM

Bag. Pendidikan

dan Pelatihan

Bag. Pemasaran

dan Kerjasama

Bag.

Perencanaan

dan Evaluasi

Bag.

Keuangan

Bag. Penelitian dan

Pengembangan

· Medik· Dr Luh Sudiramini · Keperawatan Non Medik :·

Bid. PendidikanDr. Ida Ayu Kusumawardani, SpKJ,MARS

· Farmasi :

· IBN Maharjana S.Apt Farm

· Lab

· Radiologi

· Gizi

· CSSD

· Laundry

· Tata Usaha· Administrasi Umum · (Sarana, Rumah Tangga)· Hukum· IPAL

· Pemasaran dan · Kerjasama · (pelayanan Sarana)·

· Akuntansi· Verifikasi· Bendahara· Renumerasi

Koordinator Pendidikan S1 :Dr. Desak Indrasari Utami SpSDr. Pande Dwipayana SpPDKoordinator. PPDS:Dr. Lanang SpOTKoordinator Pendidikan Sp1:Dr. I Nyoman Semadi SpB SpBTKVDr. AA Mas Putrawati Triningrat SPMKoordinator HTADr. I Putu Eka Widyadharma Msc SpSKeperawatan dan AnalisisNs. Ni Putu Kusumayuni S.Kep Koordinator Ilmu Kesehatan Masyarakat (S2IKM)Ketut Hari Mulyawan, MPHKoordinator Ilmu FisioterapiKoordinator Pendidikan Kedoteran Gigi

· Bidang SDM

· Bidang Renumerasi

Dewan Pengawas1. PR.DR. Ir. Budi Susrusa

2. Prof. DR.dr. Wiryana, SpAn3. dr. Wayan Sutarga, MPH

Bag. Umum

· Bid. PenelitianDr.dr. Sri Budayanti

Bag. Pengabdian

· Bid. Pengabdian· Dr. Ni Nyoman· Metriani Nesa, SpA

Purchasing

Gambar 2.1 Struktur Organisasi Rumah Sakit PTN Unud (Sumber: Rumah Sakit PTN Unud)

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 State of the Art Review … II.pdf · 2.3.1 Visi dan Misi Rumah Sakit Perguruan Tinggi Negeri Unud ... x Radiologi x Gizi x CSSD x Laundry x T at Us h

11

Rumah Sakit PTN Unud dipimpin oleh seorang Direktur Utama yang

setara dengan Dekan Fakultas Kedokteran dan Satuan Pengawas Internal (SPI).

Direktur Utama berada langsung di bawah Rektor Universitas Udayana dan

diawasi oleh Dewan Pengawas. Bidang yang ada secara garis besar dibagi

menjadi empat bagian yang dikepalai oleh seorang direktur, meliputi Direktur

Pelayanan Medik dan Keperawatan, Direktur Umum SDM Kerjasama Pendidikan

dan Pelatihan, Direktur Operasional dan Keuangan, serta Direktur Akademik

Penelitian Pengembangan dan Pengabdian. Direktur Bagian mengepalai beberapa

subbagian dan bertanggungjawab langsung kepada Direktur Utama.

2.4 Pengertian Instalasi Farmasi Rumah Sakit

Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) adalah suatu departemen, unit atau

bagian rumah sakit di bawah pimpinan Apoteker dibantu oleh beberapa orang

Asisten Apoteker yang memenuhi persyaratan peraturan perundang-undangan

yang berlaku dan kompeten secara profesional, sebagai tempat atau fasilitas

penyelenggaraan yang bertanggung jawab atas seluruh pekerjaan serta pelayanan

kefarmasian untuk keperluan rumah sakit itu sendiri. Perencanaan, pemilihan,

penetapan spesifikasi, pengadaan, pengendalian mutu, penyimpanan, dispensing,

distribusi bagi pasien, pemantauan efek, pemberian informasi dan sebagainya

merupakan tugas, fungsi, dan tanggung jawab IFRS.

Pelayanan kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan bertanggung

jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan maksud

mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien. Sediaan

farmasi adalah obat, bahan obat, obat tradisional, dan kosmetik. Pekerjaan

kefarmasian yang dilakukan meliputi pembuatan termasuk pengendalian mutu

sediaan farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian atau

penyaluran obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan

informasi obat serta pengembangan obat, bahan obat, obat tradisional, dan

kosmetika. (Permenkes Nomor 58 Tahun 2014)

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 State of the Art Review … II.pdf · 2.3.1 Visi dan Misi Rumah Sakit Perguruan Tinggi Negeri Unud ... x Radiologi x Gizi x CSSD x Laundry x T at Us h

12

2.4.1 Tugas dan Fungsi Instalasi Farmasi Rumah Sakit

Instalasi Farmasi Rumah Sakit dalam melaksanakan tugasnya berdasarkan

pada standar pelayanan farmasi di rumah sakit yang dikeluarkan oleh Direktorat

Jendral Pelayanan Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2004 dan evaluasinya

mengacu pada Pedoman Survei Akreditasi Rumah Sakit yang digunakan secara

nasional di samping ketentuan di masing-masing rumah sakit. Tugas dari Instalasi

Farmasi Rumah Sakit diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Melangsungkan pelayanan farmasi yang optimal.

2. Menyelenggarakan kegiatan pelayanan farmasi yang profesional

berdasarkan prosedur kefarmasian dan etika profesi.

3. Melaksanakan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE).

4. Memberi pelayanan bermutu melalui analisa dan evaluasi untuk

meningkatkan mutu pelayanan farmasi.

5. Melakukan pengawasan berdasarkan aturan-aturan yang berlaku.

6. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan di bidang farmasi.

7. Mengadakan penelitian dan pengembangan di bidang farmasi.

8. Memfasilitasi dan mendorong tersusunnya standar pengobatan dan

formalium rumah sakit.

Instalasi Farmasi Rumah Sakit dalam melaksanakan tugas dan pelayanan

farmasi yang luas tersebut mempunyai berbagai fungsi, yaitu:

1. Pengelolaan Perbekalan Farmasi

Kegiatan pelayanan kefarmasian dalam hal pengelolaan perbekalan

farmasi diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Memilih perbekalan farmasi sesuai kebutuhan pelayanan rumah sakit

yang merupakan proses kegiatan sejak dari meninjau masalah

kesehatan yang terjadi di rumah sakit, identifikasi pemilihan terapi,

bentuk dan dosis, menentukan kriteria pemilihan dengan

memprioritaskan obat esensial, standarisasi sampai menjaga dan

memperbaharui standar obat.

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 State of the Art Review … II.pdf · 2.3.1 Visi dan Misi Rumah Sakit Perguruan Tinggi Negeri Unud ... x Radiologi x Gizi x CSSD x Laundry x T at Us h

13

b. Merencanakan kebutuhan perbekalan farmasi secara optimal yang

merupakan proses kegiatan dalam pemilihan jenis, jumlah, dan harga

perbekalan farmasi yang sesuai dengan kebutuhan dan anggaran untuk

menghindari kekosongan obat dengan menggunakan metode yang

dapat dipertanggungjawabkan dan dasar perencanaan yang telah

ditentukan.

c. Mengadakan perbekalan farmasi yang berpedoman pada perencanaan

yang telah dibuat sesuai kebutuhan yang berlaku melalui pembelian

(tender dan langsung), produksi sediaan farmasi (produksi steril dan

non-steril), serta sumbangan, droping, atau hibah.

d. Memproduksi perbekalan farmasi untuk memenuhi kebutuhan

pelayanan kesehatan di rumah sakit yang merupakan kegiatan

membuat, mengubah bentuk, dan pengemasan kembali sediaan farmasi

steril dan non-steril untuk memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan

di rumah sakit.

e. Menerima perbekalan farmasi sesuai dengan spesifikasi dan

persyaratan kefarmasian.

f. Menyimpan perbekalan farmasi ke Unit Pelayanan di rumah sakit yang

dibedakan menurut bentuk sediaan dan jenisnya, suhu, kestabilan,

mudah tidaknya terbakar, tahan atau tidaknya terhadap cahaya disertai

sistem informasi yang selalu menjamin ketersediaan perbekalan

farmasi sesuai kebutuhan.

g. Mendistribusikan perbekalan farmasi ke Unit Pelayanan di rumah sakit

untuk pasien rawat inap, pasien rawat jalan, dan untuk pendistribusian

perbekalan farmasi di luar jam kerja (ruang rawat yang menyediakan

perbekalan farmasi emergency).

2. Pelayanan Kefarmasian dalam Penggunaan Obat dan Alat Kesehatan

Kegiatan pelayanan kefarmasian dalam penggunaan obat dan alat

kesehatan diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Mengkaji instruksi pengobatan atau resep pasien meliputi seleksi

persyaratan administrasi, persyaratan farmasi, dan persyaratan klinis.

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 State of the Art Review … II.pdf · 2.3.1 Visi dan Misi Rumah Sakit Perguruan Tinggi Negeri Unud ... x Radiologi x Gizi x CSSD x Laundry x T at Us h

14

b. Mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan pengggunaan obat

dan alat kesehatan.

c. Mencegah dan mengatasi masalah yang berkaitan dengan obat dan alat

kesehatan.

d. Memantau efektivitas dan kemampuan penggunaan obat dan alat

kesehatan.

e. Memberikan informasi kepada petugas kesehatan, pasien, atau

keluarga.

f. Memberi konseling kepada pasien atau keluarga.

g. Melakukan pencampuran obat suntik.

h. Melakukan penyimpanan nutrisi parental.

i. Melakukan penanganan obat kanker.

j. Melakukan penentuan kadar obat dalam darah.

k. Melakukan pencatatan setiap kegiatan.

l. Melaporkan seluruh kegiatan.

Pelayanan informasi dan pelaporan tersebut wajib didasarkan pada

kepentingan masyarakat. Intalasi Farmasi Rumah Sakit merupakan satu-satunya

unit di rumah sakit yang bertanggung jawab sepenuhnya pada pengelolaan semua

aspek berkaitan dengan obat atau perbekalan kesehatan yang digunakan di rumah

sakit.

2.4.2 Peranan Apoteker Pengelola Instalasi Farmasi Rumah Sakit

Apoteker adalah Sarjana Farmasi yang telah lulus pendidikan profesi dan

telah mengucapkan sumpah berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku

serta berhak melakukan pekerjaan kefarmasian di Indonesia sebagai Apoteker

(Kepmenkes RI No. 1027/MenKes/SK/IX/2004). Apoteker merupakan tenaga

kesehatan profesional yang banyak berhubungan langsung dengan masyarakat

sebagai sumber informasi obat, oleh karena itu informasi obat yang diberikan

pada pasien haruslah berupa informasi yang lengkap dan mengarah pada orientasi

pasien bukan pada orientasi produk. Seorang Apoteker harus mampu memberi

informasi yang tepat dan benar sehingga pasien memahami dan yakin bahwa obat

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 State of the Art Review … II.pdf · 2.3.1 Visi dan Misi Rumah Sakit Perguruan Tinggi Negeri Unud ... x Radiologi x Gizi x CSSD x Laundry x T at Us h

15

yang digunakannya dapat mengobati penyakit yang dideritanya dan merasa aman

menggunakannya. Apoteker merupakan tenaga profesional kesehatan dalam

mengelola Instalasi Farmasi Rumah Sakit, oleh karena itu tidak hanya dituntut

keahliannya dari segi teknis kefarmasian saja tetapi juga dari segi manajemen.

2.5 Pengelolaan Perbekalan Farmasi

Pengelolaan perbekalan farmasi di suatu Instalasi Farmasi Rumah Sakit

dapat dibagi menjadi beberapa proses diantaranya adalah Proses Manajemen

Inventory Obat, Peracikan Obat, Harga Jual, Penjualan, dan Administrasi.

2.5.1 Proses Manajemen Inventory Obat

Pengadaan sediaan farmasi harus direncanakan dengan baik agar obat

tersedia dengan jenis dan jumlah yang tepat sesuai kebutuhan dan menghindari

terjadinya kekosongan obat. Sediaan farmasi yang fast moving (barang yang

sering dibeli) disediakan dalam jumlah yang lebih banyak sedangkan sediaan

farmasi yang slow moving (barang yang jarang dibeli) disediakan dalam jumlah

cukup sehingga setiap resep yang masuk dapat dilayani. Proses Manajemen

Inventory Obat secara garis besar terdiri atas tiga bagian penting yaitu Bagian

Penerimaan Barang (Receiving), Pembelian Barang (Purchasing), dan Gudang

(Store).

2.5.1.1 Proses Bagian Penerimaan Barang (Receiving)

Bagian Penerimaan Barang (Receiving) bertugas menerima barang dari

Distributor. Staff IFRS melakukan pengecekan barang berdasarkan Purchase

Order (PO) dan Delivery Order (DO) kemudian meng-input-kan data obat ke

sistem. Staff IFRS melakukan pengecekan terhadap barang yang dikirim oleh

Distributor, jika jumlah barang yang diterima sudah sesuai dengan jumlah barang

di formulir pemesanan maka staff dapat mem-posting data transaksi tersebut dan

membuat laporan penerimaan barang atau Receiving Report (RR) untuk

diserahkan ke Bagian Accounting khususnya Account Payable (AP). User di

Bagian Accounting akan memeriksa formulir pemesanan, invoice, dan laporan

penerimaan untuk memproses pencatatan hutang dan proses pengajuan

pembayaran.

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 State of the Art Review … II.pdf · 2.3.1 Visi dan Misi Rumah Sakit Perguruan Tinggi Negeri Unud ... x Radiologi x Gizi x CSSD x Laundry x T at Us h

16

Staff IFRS akan melakukan transaksi pengembalian barang (retur) ke

Distributor jika terjadi masalah misalnya barang yang datang dari Distributor

tidak sesuai dengan kualitas yang ditetapkan di Instalasi Farmasi Rumah Sakit,

barang sudah atau mendekati kadaluwarsa (expired) atau masalah lainnya.

2.5.1.2 Proses Bagian Pembelian Barang (Purchasing)

Bagian Pembelian Barang (Purchasing) bertugas melakukan pemesanan

atau order barang ke Distributor berdasarkan permintaan pembelian barang dari

Gudang atau Purchase Request (PR). Transaksi permintaan pembelian barang

akan diolah dengan mengelompokkan transaksi berdasarkan Distributor dan

meng-input-kan harga, diskon, pajak, serta informasi lain. Staff IFRS akan

melakukan konfirmasi dengan pihak Distributor mengenai harga, diskon, dan

informasi lainnya sehingga didapatkan kesepakatan mengenai harga, jumlah

barang dan lain-lain. Staff IFRS setelah itu membuat formulir pemesanan barang

ke Distributor atau yang disebut dengan Purchase Order (PO). Draft pemesanan

barang akan ditujukan ke Kepala Gudang Farmasi untuk dimintai persetujuan,

setelah disetujui formulir tersebut akan dikirim ke Distributor.

2.5.1.3 Proses Bagian Gudang (Store)

Transaksi permintaan barang ke gudang atau yang disebut dengan Store

Requisition (SR) dibuat oleh Bagian Layanan untuk tindakan medis pasien dan

memenuhi ketersediaan farmasi di masing-masing Unit Layanan. Data yang dapat

dilihat dalam permintaan ini adalah:

1. Item code (kode barang yang diminta).

2. Description (nama barang beserta spesifikasinya).

3. Unit (satuan barang, misal: botol, pepel dan sebagainya).

4. Qty requisition (jumlah barang yang diminta).

5. Qty issued (jumlah barang yang diberikan dan diisi oleh Staff IFRS).

Data Transaksi Pengiriman Barang (Delivery Request) untuk pemenuhan

SR diperiksa oleh Kepala Gudang Farmasi, jika telah sesuai maka Kepala Gudang

Farmasi akan memberikan persetujuan (approval). Staff IFRS melakukan

pengiriman barang dari Gudang dan dicatat ke kartu stok gudang farmasi. Staff

IFRS akan melakukan transaksi permintaan barang ke Bagian Pembelian atau

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 State of the Art Review … II.pdf · 2.3.1 Visi dan Misi Rumah Sakit Perguruan Tinggi Negeri Unud ... x Radiologi x Gizi x CSSD x Laundry x T at Us h

17

yang biasa disebut dengan Purchase Request (PR) apabila jumlah barang yang

dipesan tidak mencukupi atau menunjukkan jumlah stok minimum. Tiga bulan

sekali dilakukan penyesuaian stok fisik dengan stok pada sistem melalui transaksi

yang disebut stok opname, tujuannya adalah menyesuaikan atau menyamakan

stok barang pada sistem dengan stok fisik barang serta untuk mengetahui selisih

antara stok sistem dengan stok fisik.

Penyimpanan obat di Gudang Instalasi Farmasi menggunakan gabungan

antara Metode FIFO dan FEFO. Metode First in First Out (FIFO) merupakan

metode yang menempatkan obat-obatan yang baru masuk di belakang obat yang

terlebih dahulu datang sedangkan Metode First Expired First Out (FEFO)

merupakan metode dengan cara menempatkan obat-obatan yang mempunyai

expired date lebih lama diletakkan dibelakang obat-obatan yang mempunyai

expired date lebih pendek. Proses penyimpanannya memprioritaskan Metode

FEFO kemudian FIFO. Barang yang expired date-nya paling dekat diletakkan di

depan meskipun barang tersebut datangnya belakangan. Penyimpanan

dikelompokkan berdasarkan jenis dan macam sediaan, abjad, dan khasiat obat.

Obat yang karena sesuatu hal tidak dapat digunakan lagi atau dilarang

penggunaannya harus dimusnahkan dengan cara dibakar, ditanam atau cara lain

yang ditetapkan oleh Dirjen Pengawas Obat dan Makanan. Pemusnahan dilakukan

oleh Apoteker dibantu sekurang-kurangnya seorang Asisten Apoteker. Kegiatan

pemusnahan wajib dibuatkan Berita Acara Pemusnahan. Pemusnahan dilakukan

apabila produk tidak memenuhi persyaratan mutu, telah kadaluwarsa, tidak

memenuhi syarat untuk dipergunakan dalam pelayanan kesehatan atau

kepentingan ilmu pengetahuan, dan dicabut izin edarnya. Tahap pemusnahan obat

terdiri atas:

1. Membuat daftar sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis

pakai yang akan dimusnahkan.

2. Menyiapkan Berita Acara Pemusnahan.

3. Mengkoordinasikan jadwal, metode, dan tempat pemusnahan kepada pihak

terkait.

4. Menyiapkan tempat pemushanan.

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 State of the Art Review … II.pdf · 2.3.1 Visi dan Misi Rumah Sakit Perguruan Tinggi Negeri Unud ... x Radiologi x Gizi x CSSD x Laundry x T at Us h

18

5. Melakukan pemusnahan disesuaikan dengan jenis dan bentuk sediaan serta

peraturan yang berlaku.

Penarikan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai

dilakukan terhadap produk yang izin edarnya dicabut oleh Badan Pengawas Obat

dan Makanan (BPOM). Penarikan dilakukan oleh BPOM atau pabrikan asal.

Rumah sakit harus mempunyai sistem pencatatan terhadap kegiatan penarikan.

2.5.2 Peracikan Obat

Bagian Produksi Instalasi Farmasi bertugas untuk melakukan peracikan

obat berdasarkan resep yang telah dibuat oleh Dokter untuk penanganan medis

pasien. Peracikan merupakan kegiatan menyiapkan, menimbang, mencampur,

mengemas, dan memberikan etiket pada kemasan. Resep adalah permintaan

tertulis dari seorang Dokter kepada Apoteker baik dalam bentuk paper maupun

elektronik untuk menyediakan dan menyerahkan obat ke pasien sesuai peraturan

yang berlaku (Permenkes Nomor 58 Tahun 2014). Apoteker berkewajiban

menyediakan, menyimpan, dan menyerahkan perbekalan farmasi yang bermutu

baik dan keabsahannya terjamin.

Penerimaan resep dilakukan dengan memeriksa keabsahan, nomor resep,

dan ketersediaan obat. Apoteker mengecek ketersediaan obat, jika obat tersedia

maka dilakukan proses peracikan, jika obat tidak tersedia maka dicek ada atau

tidak pengganti obat atas persetujuan Dokter atau pasien. Instalasi Farmasi Rumah

Sakit akan mengusahakan obat dari sumber lain atau membuat permintaan

pembelian barang. Peracikan dilakukan dengan menyiapkan etiket atau penandaan

obat pada kemasan dan meracik obat berdasarkan ketentuan yang telah ditetapkan.

Pemeriksaan akhir dilakukan sebelum menyerahkan obat ke pasien meliputi

kesesuaian hasil peracikan dengan resep, keseuaian salinan resep dengan resep

asli, dan kebenaran kuitansi. Penyerahan obat disertai dengan pemberian

informasi mengenai obat tersebut agar tidak terjadi penyalahgunaan pemakaian

obat.

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 State of the Art Review … II.pdf · 2.3.1 Visi dan Misi Rumah Sakit Perguruan Tinggi Negeri Unud ... x Radiologi x Gizi x CSSD x Laundry x T at Us h

19

Peracikan obat dalam sistem mencakup Proses Insert, Edit, Delete, dan

Search daftar obat racikan. Insert resep obat racikan digunakan untuk

mendaftarkan obat racikan yang belum terdaftar pada sistem. Edit dan Delete

digunakan untuk memanipulasi data obat racikan yang telah didaftarkan pada

sistem. Search digunakan untuk melihat daftar obat racikan yang tersimpan di

sistem berdasarkan key tertentu.

2.5.3 Harga Jual

Komponen-komponen yang mempengaruhi harga jual suatu obat terdiri

dari harga bahan baku, harga produksi, biaya pemasaran, profit margin distributor,

profit margin pengecer (di apotek atau rumah sakit), dan pajak (pajak impor dan

PPN). Pabrik obat atau Pedagang Besar Farmasi (PBF) dalam menyalurkan obat

generik kepada pemerintah, rumah sakit, apotek, dan sarana pelayanan kesehatan

lainnya harus menggunakan Harga Netto Apotek (HNA) + Pajak Pertambahan

Nilai (PPN) sebagai harga patokan tertinggi.

Apotek, rumah sakit, dan sarana pelayanan kesehatan lainnya yang

melayani penyerahan obat generik harus menggunakan Harga Eceran Tertinggi

(HET) sebagai harga patokan tertinggi dan dilakukan sesuai dengan peraturan

perundang-undangan ditambah dengan jasa service sebesar Rp. 500,00 untuk

resep tunggal dan Rp. 1000,00 untuk resep racikan. Komponen tarif pelayanan

farmasi terdiri atas bahan dan jasa sarana, jasa pelayanan, dan jasa service.

Besarnya jasa pelayanan di Instalasi Farmasi adalah sebesar 100% dari profit

margin yang ditetapkan. Besarnya jasa service adalah sebesar 100% dari jasa

service yang ditetapkan. Penyerahan obat-obatan yang dilakukan oleh Instalasi

Farmasi terutang PPN sebesar 10% berdasarkan KMK-253/KMK.03/2002 dan

KMK-402/KMK.03/2002 tentang Pajak Pertambahan Nilai atas Penyerahan

Barang Dagangan oleh Pedagang Eceran selain yang menggunakan norma

perhitungan penghasilan netto sehingga atas penyerahan obat-obatan kepada

pasien rawat jalan akan terutang PPN sebesar 10%.

HET = HNA + PPN 10% + Margin 25%...........................................................(2.1)

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 State of the Art Review … II.pdf · 2.3.1 Visi dan Misi Rumah Sakit Perguruan Tinggi Negeri Unud ... x Radiologi x Gizi x CSSD x Laundry x T at Us h

20

Contoh perhitungannya misal nama obat Piroxicam dengan HNA dus

5x10 kapsul 10mg/Rp. 7.600,00 = Rp. 152/kapsul. HET = Rp. 152,00 x 1,1 x 1,25

= Rp.209,00/kapsul. Harga resep untuk 10 kapsul Piroxicam = (Rp. 209,00 x 10)

+ Rp. 500,00 = Rp. 2.590,00.

2.5.4 Penjualan

Penjualan sediaan farmasi dapat berupa pelayanan resep, penjualan obat

bebas, kosmetik, dan alat kesehatan. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam

memberikan pelayanan kepada konsumen adalah sebagai berikut:

1. Kelengkapan Obat

Obat-obat yang dibutuhkan oleh konsumen hendaknya tersedia dengan

lengkap baik obat bebas, obat bebas terbatas, maupun obat keras sehingga dapat

melayani dan memenuhi kebutuhan konsumen.

2. Harga Obat

Harga obat merupakan faktor yang mempengaruhi pelayanan kefarmasian

di Instalasi Farmasi Rumah Sakit. Obat disesuaikan dengan kemampuan

masyarakat sehingga masyarakat dapat memperoleh harga yang terjangkau dan

kualitas yang terjamin.

3. Pelayanan

Pelayanan yang baik dari Instalasi Farmasi Rumah Sakit terhadap

konsumen meliputi keramahan dalam pelayanan, keamanan, kenyamanan ruang

tunggu, dan kemudahan dalam memperoleh informasi tentang obat dapat

memberikan nilai tambah bagi Instalasi Farmasi Rumah Sakit.

Pendistribusian sediaan farmasi dilakukan atas dasar jenis perbekalannya

yang dibagi menjadi dua golongan yaitu perbekalan farmasi habis pakai serta obat

dan alat kesehatan. Setiap petugas di Nurse Station dapat langsung mengadakan

permintaan untuk jenis barang habis pakai ke gudang dengan menggunakan buku

permintaan. Buku tersebut berisi nomor, nama perbekalan, jumlah yang

dibutuhkan, jumlah yang diberikan oleh gudang, dan tanda tangan petugas dari

masing-masing depo.

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 State of the Art Review … II.pdf · 2.3.1 Visi dan Misi Rumah Sakit Perguruan Tinggi Negeri Unud ... x Radiologi x Gizi x CSSD x Laundry x T at Us h

21

Unit Dose Dispensing System (UDDS) merupakan metode pelayanan yang

diterapkan dimana sediaan farmasi obat oral dan injeksi pada pasien rawat inap

dalam bentuk dosis tunggal diserahkan untuk sekali pemakaian selama

pengobatan berlangsung. Sistem distribusi ini berlaku di Pelayanan Rawat Inap.

Setelah Staff IFRS menerima resep dan melakukan skrining resep, petugas lalu

mencatat obat-obat yang digunakan di dalam catatan penggunaan obat yang

berbeda di setiap pasien dan obat akan disiapkan sesuai jadwal pemberiannya.

Petugas mengatur jadwal minum obat sesuai dengan signa (aturan pakai obat)

yang tertulis pada resep. Obat oral diberikan langsung oleh Apoteker atau Asisten

Apoteker Rawat Inap sesuai jadwal sedangkan untuk obat-obat parenteral dikirim

ke Nurse Station menggunakan pneumatic tube dan diberikan oleh perawat. Obat

dan alat kesehatan yang dibayar pasien hanya yang telah digunakan dan hal ini

sangat menguntungkan bagi pasien terutama dari segi biaya.

Individual Prescription merupakan pelayanan sediaan farmasi obat dan

alat kesehatan kepada pasien secara individual dengan resep yang telah diberikan

oleh dokter kepada pasien tersebut. Sistem distribusi ini berlaku di Pelayanan

Farmasi Rawat Jalan serta pasien rawat inap yang mendapat resep saat pulang.

Instalasi Farmasi setelah menerima resep dan mengecek kelengkapannya, petugas

menghitung harga obat dan meminta persetujuan pasien. Petugas menyiapkan obat

kemudian memberikan obat tersebut dengan memberikan penjelasan penggunaan

obat serta informasi yang berkaitan dengan obat.

Floor Stock (FS) adalah stok obat yang ada di setiap Nurse Station yang

berisi bahan medis dan alat kesehatan habis pakai dan merupakan bagian dari

pelayanan keperawatan. Distribusi floor stock berasal dari logistik melalui Kepala

Layanan Keperawatan. Setiap Nurse Station mengirimkan permintaan floor stock

ke Instalasi Farmasi melalui pneumatic tube. Penggunaan Sistem Distribusi Floor

Stock dapat mengembalikan obat yang tidak terpakai serta mempercepat

pelayanan pada kondisi emergency.

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 State of the Art Review … II.pdf · 2.3.1 Visi dan Misi Rumah Sakit Perguruan Tinggi Negeri Unud ... x Radiologi x Gizi x CSSD x Laundry x T at Us h

22

2.5.5 Administrasi

Administrasi dan pelaporan merupakan kegiatan yang berkaitan dengan

pencatatan manajemen inventory serta penyusunan laporan yang berkaitan dengan

transaksi secara rutin atau tidak rutin dalam periode bulanan, triwulan, atau

tahunan. Kegiatan administrasi dan pelaporan dilakukan dengan tujuan untuk:

1. Menyediakan data yang akurat sebagai bahan evaluasi.

2. Menyediakan informasi yang akurat.

3. Menyediakan arsip yang memudahkan penelusuran surat dan laporan.

4. Mendapatkan data atau laporan yang lengkap untuk membuat

perencanaan.

5. Anggaran yang tersedia untuk pelayanan dan perbekalan farmasi dapat

dikelola secara efisien dan efektif.

Administrasi yang biasa dilakukan di Instalasi Farmasi Rumah Sakit

meliputi administrasi pembukuan, administrasi pelayanan, administrasi

pergudangan, administrasi pembelian, dan administrasi kepegawaian.

Administrasi yang teratur sangat dibutuhkan untuk menjamin terselenggaranya

sistem pembukuan yang baik, oleh karena itu tugas administrasi di Instalasi

Farmasi Rumah Sakit dikoordinir oleh koordinator yang bertanggung jawab

langsung kepada Kepala Instalasi Farmasi Rumah Sakit.

2.6 Deskripsi Obat

Obat adalah suatu bahan yang digunakan dalam menetapkan diagnosa,

mencegah, mengurangi, menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala

penyakit, luka, atau kelainan badaniah dan rohaniah pada manusia atau hewan

termasuk memperelok tubuh manusia (Anief, 1991). Istilah-istilah dalam

pendefinisian obat yang perlu diketahui adalah:

1. Obat tradisional adalah obat jadi atau obat berbungkus yang berasal dari

bahan tumbuh-tumbuhan, hewan, mineral, sediaan galenik, atau campuran

dari bahan-bahan tersebut yang usaha pengobatannya berdasarkan

pengalaman.

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 State of the Art Review … II.pdf · 2.3.1 Visi dan Misi Rumah Sakit Perguruan Tinggi Negeri Unud ... x Radiologi x Gizi x CSSD x Laundry x T at Us h

23

2. Obat jadi adalah obat dalam keadaan murni atau campuran dalam bentuk

serbuk, cairan, salep, tablet, pil, supositoria atau bentuk lain yang

mempunyai nama teknis sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

3. Obat paten adalah obat jadi dengan nama dagang yang terdaftar atas nama

si pembuat atau yang dikuasakannya dan dijual dalam bungkus asli dari

pabrik yang memproduksinya.

4. Obat baru adalah obat yang berisi suatu zat baik sebagai bagian yang

berkhasiat maupun yang tidak berkhasiat, misalnya lapisan, pengisi,

pelarut, bahan pembantu (vehiculum) atau komponen lain yang belum

dikenal.

5. Obat esensial adalah obat yang paling dibutuhkan untuk pelaksanaan

pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang meliputi diagnosa, profilaksi

terapi, dan rehabilitasi.

6. Obat generik berlogo adalah obat esensial yang tercantum dalam Daftar

Obat Esensial Nasional (DOEN) dan mutunya terjamin karena diproduksi

sesuai dengan persyaratan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dan

diuji ulang oleh Badan Pemeriksaan Obat dan Makanan Departemen

Kesehatan.

7. Obat wajib apotek adalah obat keras yang dapat diserahkan tanpa resep

Dokter oleh Apoteker di apotek.

Obat memiliki karakteristik atau ciri yang menandai identitas obat tersebut

diantaranya adalah sebagai berikut:

1. No Batch adalah nomor yang menandakan bahwa sejumlah produk obat

yang mempunyai sifat dan mutu yang seragam dihasilkan dalam satu

siklus pembuatan atas suatu perintah pembuatan tertentu. Esensi suatu

batch adalah homogenitasnya.

2. Expired Date adalah tanggal yang menyatakan bahwa sebelum tanggal

tersebut suatu obat atau produk tertentu masih memenuhi spesifikasi

standar mutu yang dipersyaratkan sehingga setelah tanggal yang tercantum

produk tersebut tidak layak pakai.

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 State of the Art Review … II.pdf · 2.3.1 Visi dan Misi Rumah Sakit Perguruan Tinggi Negeri Unud ... x Radiologi x Gizi x CSSD x Laundry x T at Us h

24

3. No ID atau nomor identitas terkecil setiap penerimaan suatu batch obat

yang harus dicantumkan oleh distributor.

4. Obat bebas dan obat bebas terbatas diwajibkan di dalam kemasannya

disertakan brosur yang menerangkan indikasi obat, cara pemakaian obat,

nama obat, dosis (jumlah takaran), kontra indikasi, cara penyimpanan obat,

kemungkinan adanya gangguan terhadap obat serta gejala-gejalanya. Obat

yang tidak disertai keterangan tersebut dinyatakan sebagai obat keras.

Istilah dalam brosur obat tersebut mengandung maksud:

a. Indikasi obat adalah petunjuk kegunaan obat dalam pengobatan

penyakit.

b. Kontra indikasi adalah petunjuk penggunaan obat yang tidak

diperbolehkan karena berlawanan dengan kondisi tubuh.

c. Efek samping adalah efek yang timbul dan bukan merupakan efek

yang diinginkan. Efek samping bersifat merugikan atau berbahaya.

d. Dosis obat adalah besarnya obat yang boleh digunakan untuk orang

dewasa atau anak-anak berdasarkan berat badan atau umur.

5. Tanda Obat adalah tanda yang dibuat untuk menggolongkan obat ke dalam

kategori tertentu sehingga mempermudah dalam pengelolaan obat-obatan

yang jumlahnya sangat banyak. Tanda obat misalnya tanda lingkaran hijau

untuk obat bebas, tanda lingkaran biru untuk obat bebas terbatas, dan tanda

lingkaran merah untuk obat keras.

6. No Registrasi adalah nomor izin edar yang menyatakan bahwa obat sudah

terdaftar dan sudah dievaluasi mengenai keamanan dan mutu obat tersebut.

Obat akan berfungsi apabila tepat digunakan dalam pengobatan suatu

penyakit dengan dosis dan waktu yang tepat, apabila obat salah digunakan dalam

pengobatan atau dengan dosis yang berlebih maka akan menimbulkan keracunan

dan bila dosisnya kecil tidak akan memperoleh penyembuhan.

2.6.1 Penggolongan Obat

Penggolongan obat dimaksudkan meningkatkan keamanan dan ketepatan

penggunaan serta pengamanan distribusi. Pemerintah menggolongkan obat

menjadi lima golongan untuk mengawasi penggunaan obat oleh rakyat

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 State of the Art Review … II.pdf · 2.3.1 Visi dan Misi Rumah Sakit Perguruan Tinggi Negeri Unud ... x Radiologi x Gizi x CSSD x Laundry x T at Us h

25

diantaranya adalah obat bebas, obat bebas terbatas, obat wajib apotek, obat keras,

psikotropika dan narkotika.

1. Obat Bebas

Obat bebas adalah obat yang boleh digunakan tanpa resep dokter disebut

juga obat OTC (Over The Counter). Penandaan obat bebas diatur berdasarkan

S.K. Menkes RI Nomor 2380/A/SKA/I/1983 tentang Tanda Khusus untuk Obat

Bebas dan Obat Bebas Terbatas.

Gambar 2.2 Lambang Obat Bebas

(sumber: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 1983)

Obat golongan ini di Indonesia ditandai dengan lingkaran berwarna hijau

dengan garis tepi berwarna hitam. Contoh obat yang termasuk obat bebas adalah

tablet multivitamin, bodrex, biogesic, panadol, entrostop dan sebagainya.

2. Obat Bebas Terbatas

Obat bebas terbatas adalah obat yang sebenarnya termasuk obat keras

tetapi masih dapat dijual bebas tanpa resep dokter dan disertai dengan tanda

peringatan.

Gambar 2.3 Lambang Obat Bebas Terbatas

(sumber: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 1983)

Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat bebas terbatas adalah

lingkaran biru dengan garis tepi berwarna hitam. Contoh obat yang termasuk obat

bebas terbatas adalah tinctura iodii (P3) = antiseptik.

3. Obat Wajib Apotek

Obat Wajib Apotek (OWA) merupakan obat keras yang dapat diberikan

oleh Apoteker Pengelola Apotek kepada pasien. Tujuan OWA adalah memperluas

keterjangkauan obat untuk masyarakat, maka obat-obatan yang digolongkan

dalam OWA adalah obat yang diperlukan bagi kebanyakan penyakit yang diderita

pasien.

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 State of the Art Review … II.pdf · 2.3.1 Visi dan Misi Rumah Sakit Perguruan Tinggi Negeri Unud ... x Radiologi x Gizi x CSSD x Laundry x T at Us h

26

4. Obat Keras

Obat keras (dulu disebut obat daftar G = gevaarlijk = berbahaya) yaitu

obat berkhasiat keras yang untuk memperolehnya harus dengan resep dokter,

berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor

02396/A/SKA/III/1986 penandaan obat keras dengan lingkaran bulat berwarna

merah dan garis tepi berwarna hitam serta huruf K yang menyentuh garis tepi.

Gambar 2.4 Lambang Obat Keras

(sumber: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 1986)

Contoh obat yang termasuk obat keras adalah semua obat injeksi, obat

antibiotik (chloramphenicol, penicillin, tetracyclin, ampicillin), obat antibakteri

(sulfadiazin, sulfasomidin) dan sebagainya.

5. Obat Psikotropika dan Narkotika

Psikotropika adalah zat atau obat yang dapat menurunkan aktivitas otak

atau merangsang susunan syaraf pusat dan menimbulkan kelainan perilaku disertai

dengan timbulnya halusinasi (mengkhayal), ilusi, gangguan cara berpikir,

perubahan alam perasaan, dan dapat menyebabkan ketergantungan serta

mempunyai efek stimulasi (merangsang) bagi para pemakainya. Logonya

berbentuk seperti palang (+).

Gambar 2.5 Lambang Obat Psikotropika

(sumber: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 1986)

Contoh obat psikotropika adalah ecstasy dan sabu-sabu. Obat psikotropika

dibagi menjadi empat golongan, yaitu:

a. Psikotropika Golongan I adalah psikotropika yang hanya dapat

digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam

terapi serta mempunyai potensi kuat yang mengakibatkan

ketergantungan.

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 State of the Art Review … II.pdf · 2.3.1 Visi dan Misi Rumah Sakit Perguruan Tinggi Negeri Unud ... x Radiologi x Gizi x CSSD x Laundry x T at Us h

27

b. Psikotropika Golongan II adalah psikotropika yang berkhasiat untuk

pengobatan dan digunakan dalam terapi atau untuk tujuan ilmu

pengetahuan serta mempunyai potensi kuat mengakibatkan

ketergantungan.

c. Psikotropika Golongan III adalah psikotropika yang berkhasiat untuk

pengobatan dan digunakan dalam terapi atau untuk tujuan ilmu

pengetahuan serta mempunyai potensi sedang mengakibatkan

ketergantungan.

d. Psikotropika Golongan IV adalah psikotropika yang berkhasiat untuk

pengobatan dan sangat luas digunakan dalam terapi atau untuk tujuan

ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan

ketergantungan.

Narkotika (dulu disebut daftar obat O = opiat) adalah zat atau obat yang

berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang

dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa,

mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri. Obat narkotika dibagi menjadi tiga

golongan yaitu Narkotika Golongan I, Narkotika Golongan II, dan Narkotika

Golongan III. Narkotika Golongan I hanya dapat digunakan untuk kepentingan

pengembangan ilmu pengetahuan dan dilarang digunakan untuk kepentingan

lainnya. Narkotika Golongan II dan III merupakan bahan baku baik alamiah

maupun sintetis dapat diedarkan tanpa wajib daftar pada Departemen Kesehatan.

Contoh obat narkotika adalah optium, morfin, kokain dan sebagainya.

2.6.2 Bentuk Sediaan Obat

Bentuk sediaan obat adalah obat yang diberikan pada pasien berbentuk

kapsul, serbuk, suspensi oral, salep dan sebagainya. Bentuk sediaan obat yang

diberikan akan mempengaruhi kecepatan dan besarnya obat yang diabsorbsi.

Absorbsi adalah proses yang terjadi dari waktu obat masuk ke dalam tubuh hingga

obat masuk ke dalam aliran darah untuk disirkulasikan. Bentuk sediaan obat

antara lain:

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 State of the Art Review … II.pdf · 2.3.1 Visi dan Misi Rumah Sakit Perguruan Tinggi Negeri Unud ... x Radiologi x Gizi x CSSD x Laundry x T at Us h

28

1. Tablet adalah bentuk obat padat yang biasanya berbentuk pipih dan

ditengah-tengah tablet biasanya terdapat garis pembagi. Tablet dibagi

menjadi empat macam, yaitu:

a. Tablet kempa merupakan tablet yang langsung ditelan, misalnya

procold dan konidin.

b. Tablet kunyah merupakan tablet yang tidak ditelan tetapi dikunyah

seperti contohnya antacid.

c. Tablet salut merupakan tablet yang dilapisi dengan lapisan gula agar

menghilangkan rasa pahit obat ketika ditelan atau tidak mudah rusak di

lambung.

d. Tablet efervesen merupakan tablet yang dilarutkan dalam segelas air,

misalnya tablet Calcium D. Redoxon (C.D.R).

2. Kapsul adalah suatu cangkang (shell) yang dibuat dari gelatin, CMC, atau

calsium alginate dan berisi obat racikan.

3. Serbuk adalah bentuk sediaan obat yang terdiri dari butiran-butiran padat

kecil dan sebelum digunakan dilarutkan dalam air.

4. Pil adalah bentuk sediaan padat yang berbetuk oval atau bulat. Permukaan

pil biasanya lebih halus daripada tablet dan tidak ada garis pembagi.

5. Larutan (injeksi) adalah campuran antara zat terlarut dan zat pelarut. Zat

pelarut misalnya air, gliserin, alkohol dan sebagainya sedangkan zat

terlarut adalah obat yang larut dalam zat pelarut. Contoh larutan yaitu

larutan oralit serta obat yang digunakan secara injeksi seperti infus.

6. Sirup adalah suatu larutan obat dalam larutan gula yang jenuh dan

biasanya diberi essence.

7. Suspensi adalah campuran obat berupa zat padat terbagi halus yang

terdispersi di dalam medium cairan. Cairan yang dipakai biasanya adalah

air dan harus dikocok terlebih dahulu sebelum digunakan. Suspensi dapat

berupa suspensi oral, mixture, magma, dan gel.

8. Salep adalah sediaan setengah padat untuk dipakai pada kulit.

9. Krim adalah sediaan lunak untuk dipakai pada kulit dan biasanya

digunakan sebagai pelumas atau pelindung.

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 State of the Art Review … II.pdf · 2.3.1 Visi dan Misi Rumah Sakit Perguruan Tinggi Negeri Unud ... x Radiologi x Gizi x CSSD x Laundry x T at Us h

29

10. Pasta adalah salep yang mengandung banyak serbuk seperti amilum dan

ZnO yang bersifat sebagai pengering dan melindungi kulit.

11. Aerosol adalah bentuk sediaan obat dalam bentuk cair atau semi cair

(busa) yang digunakan dengan cara disemprotkan.

Pembuatan bentuk obat didasarkan atas keperluan pasien dan rute

penggunaan obat yang akan dilalui. Bentuk sediaan obat dengan kemasan adalah

berbeda. Kemasan obat merupakan cara penyajian obat dari produsen, misalnya

bentuk sediaan tablet dikemas dalam botol atau pepel, vitamin dikemas dalam

bentuk tablet 250 mg atau sirup, obat cair dikemas dalam bentuk vial atau ampul,

serbuk dikemas dalam bentuk sachet dan lain sebagainya.

2.6.3 Rute Penggunaan Obat

Rute penggunaan obat dibedakan menjadi bentuk sediaan obat untuk

pemakaian luar dan untuk pemakaian dalam. Penggunaan dalam merupakan

penggunaan di mana obat melalui mulut, tenggorokan, masuk ke perut disebut

oral sedangkan cara penggunaan lainnya dianggap sebagai pemakaian luar.

1. Pemakaian melalui kulit dengan jalan merobek atau menembus kulit yaitu

per injeksi atau paramental. Obat yang melalui suntikan atau paramental

biasanya berbentuk larutan, suspensi, atau emulsi. Contoh obat yang

digunakan adalah injeksi Vit. C, injeksi luminal, cairan infus intravena.

2. Pemakaian secara inhalasi yaitu berupa gas yang kemdian dihirup melalui

hidung. Penggunaan obat secara inhalasi ini menyebabkan obat dalam

keadaan gas atau uap diabsorbsi sangat cepat melalui hidung, trakea, paru-

paru, dan selaput lendir pada jalan pernafasan.

3. Pemakaian melalui selaput lendir seperti melalui vagina, mata, telinga,

dubur dan sebagainya. Contoh pada selaput lendir mata dapat digunakan

larutan mata untuk pengobatan mata seperti obat tetes mata.

4. Penggunaan obat pada permukaan kulit (topical), dimaksudkan untuk

mendapatkan efek di luar atau di dalam kulit. Bentuk obat untuk topikal

dapat berupa padat, cair, dan semi padat misalnya salep, krim, dan larutan

untuk mengompres luka seperti revanol.

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 State of the Art Review … II.pdf · 2.3.1 Visi dan Misi Rumah Sakit Perguruan Tinggi Negeri Unud ... x Radiologi x Gizi x CSSD x Laundry x T at Us h

30

2.7 Pengertian Sistem

Menurut Jogiyanto H.M. (2006), sistem adalah suatu jaringan kerja dari

prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan

suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu. Menurut Djekky

R. Djoht, sistem adalah agregasi atau pengelompokan objek yang dipersatukan

oleh beberapa bentuk interaksi yang tetap atau saling bergantung, sekelompok unit

yang berbeda, yang dikombinasikan sedemikian rupa sehingga membentuk suatu

keseluruhan yang berfungsi, beroperasi, atau bergerak dalam satu kesatuan.

Menurut Umar Fahmi Achmadi, sistem adalah tatanan yang menggambarkan

adanya rangkaian berbagai komponen yang memiliki hubungan serta tujuan

bersama secara serasi, terkoordinasi yang bekerja atau berjalan dalam jangka

waktu tertentu dan terencana. Sebuah sistem umumnya tersusun atas sejumlah

sistem yang lebih kecil yang biasa disebut dengan subsistem. Elemen pembentuk

sebuah sistem yang baik diantaranya adalah:

1. Tujuan

Sistem memiliki tujuan (goal) yang menjadi pemotivasi mengarahkan

sistem. Sistem menjadi tidak terarah dan tidak terkendali tanpa adanya tujuan.

Tujuan utama yang umum ada tiga macam (Hall, 2001), yaitu:

a. mendukung fungsi kepengurusan manajemen,

b. mendukung pengambilan keputusan manajemen, dan

c. mendukung kegiatan operasi perusahaan.

Tujuan sistem informasi bergantung pada kegiatan yang ditangani, namun

kecenderungan penggunaan sistem informasi lebih ditujukan pada usaha yang

menuju keunggulan kompetitif artinya mampu bersaing dan mengungguli pesaing.

2. Masukan

Masukan (input) sistem adalah segala sesuatu yang masuk ke dalam sistem

dan selanjutnya menjadi bahan untuk diproses. Masukan dapat berupa data

transaksi dan data non-transaksi (misalnya surat pemberitahuan) serta instruksi.

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 State of the Art Review … II.pdf · 2.3.1 Visi dan Misi Rumah Sakit Perguruan Tinggi Negeri Unud ... x Radiologi x Gizi x CSSD x Laundry x T at Us h

31

3. Proses

Proses merupakan bagian yang melakukan transformasi dari masukan

menjadi keluaran yang berguna. Proses dapat berupa suatu tindakan yang

bermacam-macam seperti meringkas data, melakukan perhitungan, dan

mengurutkan data.

4. Keluaran

Keluaran (output) merupakan hasil dari pemrosesan. Keluaran dalam

sistem informasi dapat berupa suatu informasi, cetakan laporan dan sebagainya.

5. Mekanisme Pengendalian dan Umpan Balik

Mekanisme pengendalian (control mechanism) diwujudkan dengan

menggunakan umpan balik (feedback) dari keluaran. Umpan balik ini digunakan

untuk mengendalikan masukan maupun proses. Tujuannya adalah untuk mengatur

agar sistem berjalan sesuai dengan tujuan.

6. Batas

Batas (boundary) sistem adalah pemisah antara sistem dan daerah luar

sistem (lingkungan). Batas menentukan konfigurasi, ruang lingkup, atau

kemampuan sistem.

7. Lingkungan

Lingkungan adalah segala sesuatu di luar sistem yang dapat merugikan

atau menguntungkan sistem itu sendiri. Lingkungan bagi sebuah organisasi dapat

berupa vendor, pelanggan, pemilik, pemerintah, bank, dan pesaing.

2.8 Pengertian Informasi

McFadden (1999) mendefinisikan informasi sebagai data yang telah

diproses sedemikian rupa sehingga meningkatkan pengetahuan seseorang yang

menggunakan data tersebut. Menurut Davis (1999), informasi adalah data yang

telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat

dalam pengambilan keputusan saat ini atau saat mendatang. Data merupakan

deskripsi tentang benda, kejadian, aktivitas, dan transaksi yang tidak mempunyai

makna atau tidak berpengaruh secara langsung kepada pemakai sehingga perlu

diolah agar menghasilkan informasi yang berguna.

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 State of the Art Review … II.pdf · 2.3.1 Visi dan Misi Rumah Sakit Perguruan Tinggi Negeri Unud ... x Radiologi x Gizi x CSSD x Laundry x T at Us h

32

Gambar 2.6 Siklus Informasi

(Sumber: Pengenalan Sistem Informasi, 2003)

Gambar 2.6 memperlihatkan siklus informasi yang menggambarkan

pengolahan data dalam bentuk mentah yang belum mengandung informasi

sehingga perlu diolah lebih lanjut. Data dibaca sebagai input kemudian diproses

melalui suatu model membentuk informasi. User kemudian menerima informasi

tersebut sebagai landasan untuk membuat suatu keputusan dan melakukan

tindakan operasional yang akan membuat sejumlah data baru. Data baru tersebut

selanjutnya menjadi input pada proses berikutnya, begitu seterusnya sehingga

membentuk suatu siklus informasi atau information cycle. Informasi yang baik

harus memenuhi kriteria sebagai berikut:

1. Akurat (Acurate)

Informasi yang diperoleh harus bebas dari kesalahan dan mencerminkan

suatu maksud. Informasi diharuskan akurat karena informasi yang tidak akurat

akan banyak timbul gangguan (noise) yang dapat mengubah atau merusak

informasi tersebut.

2. Tepat Waktu (Time Lines)

Informasi sampai pada yang membutuhkan tidak boleh terlambat.

Penyampaian informasi yang terlambat tidak akan mempunyai nilai, hal ini

disebabkan karena informasi merupakan landasan dalam pengambilan keputusan

maka akan berakibat fatal untuk organisasi maupun perusahaan.

3. Sejalan (Relevan)

Informasi harus bermanfaat bagi yang membutuhkannya. Relevansi

informasi untuk setiap orang adalah berbeda. Informasi yang baik hanya akan

dihasilkan oleh data yang baik dengan pemrosesan data yang tepat.

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 State of the Art Review … II.pdf · 2.3.1 Visi dan Misi Rumah Sakit Perguruan Tinggi Negeri Unud ... x Radiologi x Gizi x CSSD x Laundry x T at Us h

33

4. Veribility

Informasi yang disajikan harus dapat membandingkan sesuatu agar

memberikan nilai tambah bagi pemakai informasi. Penyajian informasi yang

dilakukan harus efektif, apakah itu dalam bentuk format, desain dan sebagainya

untuk memenuhi prinsip tersebut.

Informasi yang baik harus memenuhi kriteria di atas untuk mendukung

pengambilan keputusan yang tepat agar dapat meningkatkan kualitas suatu

organisasi atau perusahaan.

2.9 Konsep Dasar Sistem Informasi

Menurut Jogiyanto H.M. (2005), sistem informasi adalah suatu sistem di

dalam organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi,

mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi,

serta menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan.

Hal-hal yang dikerjakan oleh sistem informasi terkait dengan kemampuan

yang dapat dilakukannya adalah sebagai berikut:

1. Melaksanakan komputasi numerik dan bervolume besar.

2. Menyediakan komunikasi dalam organisasi atau antar organisasi yang

cepat dan akurat.

3. Menyimpan informasi dalam jumlah yang sangat besar dalam ruang yang

kecil tetapi mudah diakses.

4. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi orang-orang yang bekerja dalam

kelompok di suatu tempat atau beberapa lokasi.

5. Menyajikan informasi dengan jelas.

6. Pembiayaan yang jauh lebih murah daripada pengerjaan secara manual.

Kemampuan ini mendukung sasaran bisnis yang mencakup peningkatan

produktivitas, pengurangan biaya, peningkatan pengambilan keputusan,

peningkatan layanan ke pelanggan, serta pengembangan aplikasi-aplikasi strategis

yang baru. Sistem informasi memberikan nilai tambah terhadap proses, produksi,

kualitas, manajemen, pengambilan keputusan, dan pemecahan masalah serta

keunggulan kompetitif yang sangat berguna bagi kegiatan bisnis (Kroenke, 1992).

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 State of the Art Review … II.pdf · 2.3.1 Visi dan Misi Rumah Sakit Perguruan Tinggi Negeri Unud ... x Radiologi x Gizi x CSSD x Laundry x T at Us h

34

Gambar 2.7 Interaksi Komponen Penting dalam Perusahaan

(Sumber: Pengenalan Sistem Informasi, 2003)

Perusahaan masa kini melibatkan komponen perilaku dan teknologi yang

berinteraksi di dalam lingkungan sosioteknologi (bidang kajian yang berusaha

melihat pengaruh evolusi teknologi dalam kehidupan sosial) (O‟Brien, 1996).

Gambar 2.7 memperlihatkan keadaan ini. Kelima komponen dasar tersebut saling

berinteraksi dan saling mempengaruhi. Itulah sebabnya para manajer harus

menjamin bahwa pengaturan terhadap setiap komponen tersebut dapat terlaksana

dengan baik sesuai dengan visi dan misi perusahaan.

Empat peranan penting sistem informasi dalam organisasi (Alter, 1992)

adalah sebagai berikut:

1. Berpartisipasi dalam pelaksanaan tugas-tugas.

2. Mengaitkan perencanaan, pengerjaan, pengendali dalam sebuah subsistem.

3. Mengkoordinasikan subsistem yang ada.

4. Mengintegrasikan subsistem.

Sistem informasi merupakan salah satu peranan penting dalam perusahaan,

oleh sebab itu diperlukan manajemen khusus yang mampu mengontrol sistem

informasi dengan baik sehingga dapat mendukung visi dan misi perusahaan.

Sistem informasi terdiri dari kompenen-komponen yang disebut dengan

istilah Blok Bangunan (Building Block), yaitu Blok Masukan (Input Blok), Blok

Model (Model Block), Blok Keluaran (Output Block), Blok Teknologi

(Technology Block), Blok Basis Data (Database Block), dan Blok Kendali

(Controls Block).

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 State of the Art Review … II.pdf · 2.3.1 Visi dan Misi Rumah Sakit Perguruan Tinggi Negeri Unud ... x Radiologi x Gizi x CSSD x Laundry x T at Us h

35

1. Blok Masukan (Input Block)

Masukan (input) mewakili data yang masuk kedalam sistem informasi.

Input merupakan metode dan media untuk menangkap data yang akan

dimasukkan berupa dokumen-dokumen dasar.

2. Blok Model (Model Block)

Blok Model terdiri dari kombinasi prosedur, logika, dan model matematik

yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data dengan

cara tertentu untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.

3. Blok Keluaran (Output Block)

Produk dari sistem informasi adalah keluaran berupa informasi yang

berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen

serta semua pemakai sistem.

4. Blok Teknologi (Technology Block)

Teknologi merupakan kotak alat (tool box) dalam sistem informasi.

Teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan

mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran, serta membantu

pengendalian dari sistem secara keseluruhan. Teknologi terdiri dari tiga bagian

utama, yaitu teknisi (humanware atau brainware), perangkat lunak (software), dan

perangkat keras (hardware).

5. Blok Basis Data (Database Block)

Blok Basis Data merupakan kumpulan data yang saling berhubungan satu

dengan yang lainnya, tersimpan dalam perangkat keras komputer, dan digunakan

perangkat lunak untuk memanipulasinya dengan menggunakan perangkat lunak

paket yang disebut dengan Database Management System (DBMS).

6. Blok Kendali (Controls Block)

Blok Kendali mengendalikan sistem agar terhindar dari hal-hal yang tidak

diinginkan (kesalahan-kesalahan, ketidakefesienan dan lain sebagainya) dengan

merancang pengendalian untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak

sistem dapat dicegah dan diatasi.

Page 32: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 State of the Art Review … II.pdf · 2.3.1 Visi dan Misi Rumah Sakit Perguruan Tinggi Negeri Unud ... x Radiologi x Gizi x CSSD x Laundry x T at Us h

36

2.10 Pengertian Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS)

Setiap rumah sakit wajib melakukan pencatatan dan pelaporan semua

kegiatan penyelenggaraan rumah sakit dalam bentuk Sistem Informasi

Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI

Nomor 82 Tahun 2013. Pembentukan SIMRS dilakukan dalam rangka

meningkatkan efesiensi dan efektifitas penyelenggaraan rumah sakit di Indonesia.

Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) adalah suatu sistem

teknologi informasi yang memproses dan mengintegrasikan seluruh alur proses

pelayanan rumah sakit dalam bentuk jaringan koordinasi, pelaporan, dan prosedur

administrasi untuk memperoleh informasi secara tepat dan akurat. Setiap rumah

sakit harus melaksanakan pengelolaan dan pengembangan SIMRS yang mampu

meningkatkan dan mendukung proses pelayanan kesehatan di rumah sakit,

meliputi:

1. Kecepatan akurasi, integrasi, peningkatan pelayanan, peningkatan

efisiensi, kemudahan pelaporan dalam pelaksanaan operasional.

2. Kecepatan pengambilan keputusan, akurasi dan identifikasi masalah, serta

kemudahan penyusunan strategi dalam pelaksanaan manajerial.

3. Budaya kerja, transparasi, koordinasi antar unit, pemahaman sistem, dan

pengurangan biaya administrasi dalam pelaksanaan organisasi.

Sebuah SIMRS idealnya mencakup integrasi fungsi-fungsi klinikal,

keuangan, serta manajemen yang nantinya menjadi subsistem dari SIMRS.

Subsistem ini merupakan unsur dari sistem informasi berdasarkan fungsi-fungsi

yang ada untuk menyederhanakan pelayanan pada rumah sakit seperti Subsistem

Modul Farmasi.

Sistem Informasi Farmasi adalah sebuah sistem untuk mengelola data atau

informasi tentang input data barang, transaksi, atau distribusi barang-barang

kebutuhan di Instalasi Farmasi Rumah Sakit sampai dengan pembuatan laporan.

Variabel yang ada secara garis besar dalam Sistem Informasi Farmasi adalah

transaksi pembelian barang ke distributor, penjualan obat ke pasien, retur obat,

laporan penjualan harian, laporan obat slow moving dan fast moving, laporan

analisis, dan grafik penjualan.

Page 33: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 State of the Art Review … II.pdf · 2.3.1 Visi dan Misi Rumah Sakit Perguruan Tinggi Negeri Unud ... x Radiologi x Gizi x CSSD x Laundry x T at Us h

37

2.11 Analisis dan Desain Sistem

Menurut H.M. Jogiyanto, analisis sistem adalah penguraian dari suatu

sistem informasi yang utuh dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud

untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan, kesempatan, hambatan

yang terjadi, dan kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan

perbaikannya. Analisis dengan teknik informasi fokus pada struktur data

tersimpan dalam sebuah sistem yang disebut dengan analisis data centered. Model

proses dalam teknik ini digambarkan dengan diagram aliran data yang disebut

dengan hubungan entitas. Langkah-langkah dasar analisis sistem adalah sebagai

berikut:

1. Identify, yaitu tahap mengidentifikasi masalah.

2. Understand, yaitu tahap memahami kerja dari sistem yang ada.

3. Analyze, yaitu tahap menganalisa sistem.

4. Report, yaitu tahap membuat laporan dari hasil analisis.

Desain dalam pembangunan perangkat lunak merupakan upaya untuk

mengkonstruksi sebuah sistem yang memberikan kepuasan akan spesifikasi

kebutuhan fungsional, memenuhi kebutuhan secara implisit atau eksplisit dari segi

performansi maupun penggunaan sumber daya, kepuasan pada proses desain dari

segi biaya, waktu, dan perangkat. Kualitas perangkat lunak biasanya dinilai dari

segi kepuasan pengguna perangkat lunak terhadap perangkat lunak yang

digunakan.

2.11.1 Perancangan Sistem dengan Metode TAS

Perancangan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Modul Farmasi

menggunakan metode Total Architecture Synthesis (TAS). Langkah-langkah

dalam metode perancangan menggunakan TAS adalah sebagai berikut:

1. Menentukan initial scope.

2. Menentukan kebutuhan.

3. Mendesain arsitektur proses bisnis.

4. Mendesain arsitektur sistem.

5. Mengevaluasi arsitektur.

Page 34: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 State of the Art Review … II.pdf · 2.3.1 Visi dan Misi Rumah Sakit Perguruan Tinggi Negeri Unud ... x Radiologi x Gizi x CSSD x Laundry x T at Us h

38

Prinsip dasar dari TAS adalah apapun arsitektur yang dipilih untuk

memenuhi kebutuhan yang ada, keterhubungan dari setiap layanan untuk

mendukung kebutuhan bahkan kebutuhan yang paling tidak terduga sekalipun

tetap harus dipersiapkan. TAS adalah sebuah metode perancangan yang

menggunakan pendekatan iteratif dalam mengumpulkan kebutuhan,

mendefinisikan proses bisnis, dan mendefinisikan arsitektur dari sebuah sistem.

Metode ini berawal dari inisiasi semua proses bisnis yang terpengaruh oleh

perkembangan proyek yang dibuat. Proses bisnis kemudian diurutkan sesuai

dengan tingkat kesulitan dan kepentingan bisnisnya. Iterasi untuk proyek dimulai

setelah proses ini selesai dilakukan. Iterasi terdiri dari pengumpulan kebutuhan,

pendefinisian proses bisnis, pendefinisian arsitektur sistem, dan evaluasi. Iterasi

pertama diawali dengan proses bisnis yang paling sulit dan banyak mengalami

perubahan. Penggunaan metode TAS menjadikan proses pengumpulan akan

kebutuhan informasi dari sebuah perusahaan bukan lagi menjadi sebuah aktivitas

yang terpisah dari proses bisnis dan arsitektur sistem.

2.11.2 Data Flow Diagram (DFD)

Perancangan Diagram Arus Data (DAD) atau dalam bahasa Inggris disebut

Data Flow Diagram (DFD) adalah suatu diagram yang menggunakan notasi-

notasi untuk menggambarkan arus dari data yang penggunaanya sangat membantu

untuk memahami sistem secara logika, terstruktur, dan jelas. DFD juga bisa

dikatakan sebagai suatu model logika data atau proses yang dibuat untuk

menggambarkan dari mana asal data dan kemana tujuan data yang keluar dari

sistem, dimana data disimpan, proses apa yang menghasilkan data tersebut dan

interaksi antara data yang tersimpan, serta proses yang dikenalkan pada data

tersebut. DFD merupakan alat perancangan sistem berorientasi alur data dengan

konsep dekomposisi yang digunakan untuk penggambaran analisa maupun

rancangan sistem yang mudah dikomunikasikan oleh profesional sistem kepada

pemakai maupun pembuat program.

Page 35: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 State of the Art Review … II.pdf · 2.3.1 Visi dan Misi Rumah Sakit Perguruan Tinggi Negeri Unud ... x Radiologi x Gizi x CSSD x Laundry x T at Us h

39

Simbol-simbol yang digunakan dalam DFD untuk mewakili entitas luar

atau batas sistem, alur data (data flow), proses, dan simpanan data (data store)

berdasarkan simbol Gane dan Sarson dapat dilihat pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1 Simbol DFD

No Lambang Nama Keterangan

1.

Terminator Mewakili entitas eksternal yang berkomunikasi

dengan sistem yang sedang dikembangkan, biasanya

terminator dikenal dengan nama entitas luar.

2.

Alur Data Menunjukkan arus dari data berupa masukan untuk

sistem atau hasil dari proses sistem.

3.

Proses Menggambarkan bagian dari sistem yang

mentransformasikan input menjadi output.

4.

Data Store Menggambarkan suatu penyimpanan data yang dapat

berupa file atau database di sistem komputer dan

arsip atau catatan manual.

(Sumber: Metode Desain dan Analisis Sistem Edisi 6, 2004)

DFD diperlukan dalam merancang software aplikasi. Perangkat ini

digunakan untuk menjelaskan software aplikasi sebagai jaringan kerja antar proses

yang berhubungan satu sama lain. Diagram ini menunjukkan bagaimana aliran

data dari suatu proses ke proses lain atau ke tempat penyimpanan data. DFD

dibuat secara bertingkat, dimana suatu proses akan dijelaskan secara rinci pada

DFD tingkat yang lebih tinggi (Jogiyanto, 1989). DFD dikembangkan secara

logika tanpa mempertimbangkan lingkungan fisik tempat data tersebut mangalir,

misalnya lewat telepon, surat dan sebagainya atau lingkungan fisik dimana data

tersebut akan disimpan, misalnya harddisk, tape, diskette dan lain sebagainya.

2.11.2.1 Konteks Diagram

Konteks diagram adalah Data Flow Diagram tingkat atas (DFD Top Level)

yang merupakan diagram tidak detail dari sebuah sistem informasi,

menggambarkan aliran data ke dalam dan ke luar sistem entitas eksternal. Konteks

diagram menggambarkan sistem dalam satu lingkaran dan hubungan dengan

entitas luar. Lingkaran tersebut menggambarkan keseluruhan proses dalam sistem.

Hal yang harus diperhatikan dalam menggambar konteks diagram, yaitu:

Page 36: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 State of the Art Review … II.pdf · 2.3.1 Visi dan Misi Rumah Sakit Perguruan Tinggi Negeri Unud ... x Radiologi x Gizi x CSSD x Laundry x T at Us h

40

1. Terminologi Sistem

Terminologi sistem terdiri atas beberapa bagian diantaranya adalah:

a. Batas sistem adalah batas antara daerah kepentingan sistem.

b. Lingkungan sistem adalah segala sesuatu yang berhubungan atau

mempengaruhi sistem tersebut.

c. Interface adalah aliran yang menghubungkan sebuah sistem dengan

lingkungan sistem tersebut.

2. Menggunakan Satu Simbol Proses

Simbol di dalam lingkaran konteks (simbol proses) adalah kegiatan

pemrosesan informasi (batas sistem). Kegiatan informasi adalah kegiatan

mengambil data dari file, mentransformasikan data, atau melakukan filling

data misalnya mempersiapkan dokumen, memasukkan, memeriksa,

mengklasifikasi, mengatur, menyortir, menghitung, dan meringkas data.

3. Entitas eksternal atau terminator dengan entitas lainnya tidak

diperbolehkan melakukan komunikasi langsung.

4. Terminator yang mempunyai banyak masukan dan keluaran diperbolehkan

untuk digambarkan lebih dari satu sehingga mencegah penggambaran

yang terlalu rumit dengan memberikan tanda asterik (*) atau garis silang

(#).

5. Terminator yang mewakili individu sebaiknya diwakili oleh peran yang

dipermainkan individu tersebut.

6. Aliran data ke proses dan keluar sebagai output keterangan aliran data

berbeda.

Pembuatan konteks diagram sangat penting dilakukan karena diagram ini

merupakan gambaran tentang keseluruan sistem yang akan dibuat.

2.11.2.2 Data Flow Diagram Level

DFD dapat digunakan untuk menggambarkan diagram fisik maupun

diagram logis, dimana DFD Level n merupakan hasil pengembangan dari konteks

diagram ke dalam komponen yang lebih detail yang disebut dengan top down

partitioning. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan DFD Level

n adalah:

Page 37: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 State of the Art Review … II.pdf · 2.3.1 Visi dan Misi Rumah Sakit Perguruan Tinggi Negeri Unud ... x Radiologi x Gizi x CSSD x Laundry x T at Us h

41

1. Pemberian nomor pada DFD Level n.

2. Penyimpanan dengan penyimpanan lainnya tidak dihubungkan langsung

dan harus melalui proses.

3. Tempat penyimpanan data dengan entitas eksternal atau terminator tidak

dihubungkan langsung (harus melalui proses) dan sebaliknya.

4. Dilarang membuat suatu proses menerima input tetapi tidak pernah

mengeluarkan output yang disebut dengan istilah “black hole”.

5. Dilarang membuat suatu tempat penyimpanan menerima input tetapi tidak

pernah digunakan untuk proses yang disebut istilah “gray hole”.

6. Dilarang membuat suatu hasil proses yang lengkap dengan data yang

terbatas, disebut dengan istilah “magic process”.

7. Terminator yang mempunyai banyak masukan dan keluaran diperbolehkan

untuk digambarkan lebih dari satu sehingga mencegah penggambaran yang

terlalu rumit dengan memberikan tanda asterik (*) atau garis silang (#),

begitu juga dengan bentuk penyimpanan.

8. Aliran data ke proses dan keluar sebagai output keterangan aliran data

berbeda.

DFD level mempermudah menggambarkan suatu proses agar lebih

terperinci. Beberapa hal harus diperhatikan dalam pembuatan DFD sehingga

menghasilkan DFD yang seimbang dan dapat menggambarkan proses tentang

sistem yang dibuat.

2.11.3 Standard Operating Procedure (SOP)

Standard Operating Procedure (SOP) adalah dokumen tertulis yang

memuat prosedur kerja secara rinci, tahap demi tahap, dan sistematis. SOP

memuat serangkaian instruksi secara tertulis tentang kegiatan rutin atau berulang-

ulang yang dilakukan oleh sebuah organisasi. SOP dilengkapi dengan referensi,

lampiran, formulir, diagram, dan alur kerja. SOP sering disebut sebagai manual

SOP yang digunakan sebagai pedoman untuk mengarahkan dan mengevaluasi

suatu pekerjaan.

Page 38: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 State of the Art Review … II.pdf · 2.3.1 Visi dan Misi Rumah Sakit Perguruan Tinggi Negeri Unud ... x Radiologi x Gizi x CSSD x Laundry x T at Us h

42

Fungsi dari SOP adalah untuk menjelaskan secara detail mengenai proses

kerja yang berlangsung secara rutin yang harus diikuti dalam suatu perusahaan

atau organisasi. Tujuan dari SOP adalah sebagai berikut:

1. Menjaga konsistensi dan tingkat kinerja petugas atau tim dalam organisasi

atau unit.

2. Mengetahui dengan jelas peran dan fungsi setiap posisi dalam organisasi.

3. Memperjelas alur tugas, wewenang, dan tanggung jawab dari petugas

terkait.

4. Melindungi organisasi dan staff dari malpraktek atau kesalahan

administrasi lainnya.

5. Menghindari kesalahan, keraguan, duplikasi, dan inefisiensi.

Bentuk simbol flowchart yang digunakan dalam pembuatan SOP dapat

dilihat pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2 Simbol SOP

No Lambang Nama Keterangan

1.

Terminal Menunjukkkan awal atau akhir

suatu proses

2.

Manual Operation Melakukan proses secara

manual

3.

Manual Input

Menunjukan proses masukan

data secara manual

4.

Display Menampilkan data

5.

Process Menunjukkan proses

pelaksanaan instruksi

6.

Decision

Menunjukkkan proses

pemilihan alternatif atau

pengecekan kondisi

7.

Predefined Process Menunjukkan proses yang

telah didefinisikan

Page 39: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 State of the Art Review … II.pdf · 2.3.1 Visi dan Misi Rumah Sakit Perguruan Tinggi Negeri Unud ... x Radiologi x Gizi x CSSD x Laundry x T at Us h

43

8.

On-page Connector Merupakan penghubung pada

satu halaman

9.

Off-page Connector

Merupakan penghubung pada

halaman lain

10.

Document

Merupakan dokumen (arsip)

dari hasil proses

11.

Arrow Merupakan arah aliran proses

(Sumber: Metode Desain dan Analisis Sistem Edisi 6, 2004)

Flowchart merupakan gambaran dengan menggunakan simbol.

Berdasarkan Tabel 2.2 setiap simbol menggambarkan proses tertentu. Flowchart

dapat memperjelas urutan poses suatu kegiatan, ketika ada penambahan proses

maka dapat dilakukan dengan lebih mudah.

2.11.4 Entity Relationship Diagram (ERD)

Entity Relationship Diagram (ERD) atau dalam bahasa Indonesia disebut

dengan Diagram Relasi Entitas merupakan model konseptual sebagai simbol

hubungan yang terjadi dalam database yang ada pada DFD. ERD menggunakan

sejumlah notasi dan simbol untuk menggambarkan struktur dan hubungan antar

data. Dasarnya ada tiga macam simbol yang digunakan, yaitu:

1. Entitas (Objek Data)

Entitas adalah objek sebagai perwakilan sesuatu yang nyata dan dapat

dibedakan dari sesuatu yang lain berada dalam lingkungan sistem. Entitas

dilambangkan dengan persegi panjang. Entitas ini akan menjadi tabel dalam

database.

Page 40: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 State of the Art Review … II.pdf · 2.3.1 Visi dan Misi Rumah Sakit Perguruan Tinggi Negeri Unud ... x Radiologi x Gizi x CSSD x Laundry x T at Us h

44

2. Atribut

Atribut adalah karakteristik dari entitas atau relationship yang

menyediakan penjelasan detail tentang entitas atau relationship tersebut. Simbol

yang digunakan untuk atribut ini berbentuk elips. Atribut akan menjadi kolom

dalam database.

Tabel 2.3 Notasi Atribut ERD

Nama Keterangan Diagram

Identifier Primary key dalam tabel

Descriptor Kolom dalam tabel

Multivalued

Descriptor

Memiliki sekelompok

nilai

Derived Nilainya dapat di

peroleh dari atribut lain

Complex atau

Composite

attribute

Memiliki nilai yang bisa

di kelompokkan lagi

menjadi nilai yang lebih

kecil

(Sumber: Metode Desain dan Analisis Sistem Edisi 6, 2004)

3. Relationship

Relationship merupakan hubungan yang terjadi antara satu entitas atau

lebih digambarkan dengan belah ketupat. Relasi terbagi menjadi tiga jenis, yaitu:

a. Hubungan Satu ke Satu (One to One Relation)

Entitas A dapat berhubungan paling banyak dengan satu entitas lainnya

misal Entitas B begitu juga sebaliknya.

Page 41: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 State of the Art Review … II.pdf · 2.3.1 Visi dan Misi Rumah Sakit Perguruan Tinggi Negeri Unud ... x Radiologi x Gizi x CSSD x Laundry x T at Us h

45

mengepalai JurusanDosen

Kode_Dosen

Nama_Dosen Nama_Jurusan Kode_Dosen

Kode_Jurusan

1 1

Gambar 2.8 Relasi Satu ke Satu

Gambar 2.8 menerangkan hubungan satu ke satu antara dosen dan

jurusan, artinya satu dosen hanya boleh mengepalai satu jurusan pada

universitas begitu juga sebaliknya.

b. Hubungan Satu ke Banyak atau Banyak ke Satu (One to Many Relation

or Many to One Relation)

Entitas A sebagai 1 (one) dapat berhubungan dengan banyak Entitas B

sebagai N (many) tetapi sebaliknya Entitas B berhubungan paling

banyak dengan satu entitas misal Entitas A.

mengajar Mata_kuliahDosen

Kode_Dosen

Nama_Dosen Kode_Dosen SKS

Kode_MK

1 N

Nama_MK

Semester

Gambar 2.9 Relasi Satu ke Banyak

Gambar 2.9 menerangkan hubungan satu ke banyak antara dosen

dengan mata kuliah, artinya satu dosen boleh mengajar banyak mata

kuliah tetapi satu mata kuliah hanya dapat diajar oleh satu dosen.

Page 42: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 State of the Art Review … II.pdf · 2.3.1 Visi dan Misi Rumah Sakit Perguruan Tinggi Negeri Unud ... x Radiologi x Gizi x CSSD x Laundry x T at Us h

46

c. Hubungan Banyak ke Banyak (Many to Many Relation)

Entitas A dapat berhubungan banyak dengan Entitas B dan demikian

juga sebaliknya dimana Entitas B dapat berhubungan banyak dengan

Entitas A.

mengikuti Mata_kuliahMahasiswa

NIM

Nama_Mhs Semester SKS

1 N

Kode_MK

Nama_MK

NIM

Nama_MK

1N

Gambar 2.10 Relasi Banyak ke Banyak

Gambar 2.10 menerangkan hubungan banyak ke banyak antara

mahasiswa dengan mata kuliah, artinya banyak mahasiswa dapat

mengkuti banyak mata kuliah begitu juga sebaliknya.

ERD dibuat untuk menggambarkan atau membuat model suatu database

dengan diagram yang sederhana sehingga memudahkan dalam membuat sebuah

database yang sederhana maupun kompleks. ERD juga akan memudahkan

pengguna, dalam hal ini adalah orang yang merancang database tersebut dalam

membuat perubahan database jika sewaktu-waktu terjadi.

2.11.5 Normalisasi Tabel

Proses normalisasi merupakan proses pengelompokan data elemen

menjadi tabel-tabel yang menunjukkan entitas dan relasinya. Proses normalisasi

selalu diuji pada beberapa kondisi, apakah terdapat kesulitan pada saat

menambah, menghapus, mengubah, dan membaca pada suatu database. Relasi

akan dipecah menjadi beberapa tabel lagi apabila terdapat kesulitan pada

pengujian tersebut. Tahapan dalam teknik normalisasi adalah sebagai berikut:

Page 43: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 State of the Art Review … II.pdf · 2.3.1 Visi dan Misi Rumah Sakit Perguruan Tinggi Negeri Unud ... x Radiologi x Gizi x CSSD x Laundry x T at Us h

47

1. Bentuk Tidak Normal (Unnormalized Form)

Bentuk ini merupakan kumpulan data yang akan direkam, tidak ada

keharusan mengikuti suatu format tertentu dan dapat saja data tidak lengkap atau

terduplikasi. Data dikumpulkan apa adanya sesuai dengan kedatangannya.

2. Bentuk Normal ke Satu (First Normal Form)

Bentuk normal ke satu memiliki ciri yaitu setiap data dibentuk dalam flat

tabel (tabel datar), data dibentuk dalam satu record demi satu record dan nilai dari

field-field berupa ”atomic value”, tidak ada set atribut yang berulang-ulang atau

bernilai ganda.

3. Bentuk Normal ke Dua (Second Normal Form)

Bentuk normal kedua memiliki syarat yaitu bentuk data telah memenuhi

kriteria bentuk normal kesatu. Atribut bukan kunci haruslah bergantung secara

fungsi pada kunci utama (primary key, atribut yang mengidentifikasi secara unik

suatu kejadian yang spesifik dan dapat mewakili setiap kejadian dari suatu

entitas). Pembentukan normal kedua haruslah sudah ditentukan field-field kunci

bersifat unik dan dapat mewakili atribut lain yang menjadi anggotanya.

4. Bentuk Normal Ketiga (Third Normal Form)

Pembentukan normal ketiga, relasi haruslah dalam bentuk normal kedua

dan semua atribut bukan primer tidak punya hubungan yang transitif. Setiap

atribut yang bukan merupakan kunci haruslah bergantung hanya pada primary key

secara menyeluruh.

5. Bentuk Normal Boyce-Codd (Boyce-Codd Normal Form)

Bentuk Normal Boyce-Codd merupakan bentuk paksaan yang lebih kuat

dari bentuk normal ketiga. Relasi harus dalam bentuk normal ke satu dan setiap

atribut harus bergantung fungsi pada super key (kunci super).

2.12 Konsep Database Management System (DBMS)

Perancangan sistem yang baik harus sesuai dengan beberapa komponen

konsep dalam Database Management System (DBMS).

Page 44: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 State of the Art Review … II.pdf · 2.3.1 Visi dan Misi Rumah Sakit Perguruan Tinggi Negeri Unud ... x Radiologi x Gizi x CSSD x Laundry x T at Us h

48

2.12.1 Definisi Database

Basis data (database) dapat diartikan sebagai kumpulan data yang terdiri

atas satu atau beberapa tabel yang terintegrasi satu sama lainnya, dimana setiap

pemakai (user) diberi wewenang (otoritas) untuk dapat mengakses (mengubah,

menambah, menghapus, menganalisis, memperbaiki) data dalam tabel-tabel

tersebut (Kok Yung, 2002). Database seperti yang dijelaskan lebih bersifat ke

database relational yaitu database yang mengorganisasikan data dalam bentuk

tabel. Database yang baik di dalamnya tidak ada kerangkapan data atau yang

sering disebut redudansi data. Database mempunyai beberapa kriteria penting,

yaitu:

1. Bersifat data oriented dan bukan program oriented. Database lebih

mengutamakan bagaimana mengelola data secara hemat dan tepat bukan

mengutamakan pembuatan program yang canggih.

2. Digunakan oleh beberapa program aplikasi tanpa perlu mengubah

database-nya, artinya database dapat di export atau di import ke dalam

bentuk database lain yang tidak sejenis sehingga tidak perlu membuat

database baru.

3. Berkembang dengan mudah, baik volume maupun strukturnya. Database

bersifat fleksibel terhadap perkembangan data sesuai prosedur, baik

volume atau struktur data yang digunakan.

4. Memenuhi sistem baru secara mudah. Database harus mendukung

terhadap sistem baru misalnya mendukung berbagai sistem operasi

sehingga mudah digunakan.

5. Digunakan dengan cara yang berbeda-beda. Database harus dapat

digunakan dengan berbagai cara untuk mempermudah pemakaian sistem.

6. Kerangkapan dapat diminimalkan. Hal yang paling utama adalah dengan

sistem basis data kerangkapan data harus dapat diminimalkan sehingga

penggunaan ruang (space) memori lebih sedikit.

Database digunakan untuk menyimpan informasi atau data yang

terintegrasi dengan baik di dalam komputer. Berapa istilah database yang perlu

diketahui dapat dilihat pada Tabel 2.4.

Page 45: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 State of the Art Review … II.pdf · 2.3.1 Visi dan Misi Rumah Sakit Perguruan Tinggi Negeri Unud ... x Radiologi x Gizi x CSSD x Laundry x T at Us h

49

Tabel 2.4 Istilah dalam Database

Istilah Pengertian

Tabel Kumpulan data (nilai) yang diorganisasikan ke dalam baris (record) dan kolom

(field).

Field Kolom dari sebuah tabel.

Record Kumpulan nilai yang saling terkait.

Key Field yang dapat dijadikan kunci dalam operasi tabel.

Data Value Data aktual atau informasi yang disimpan di setiap data elemen. Isi atribut

disebut nilai data.

Tuple Baris pada sebuah relasi atau kumpulan elemen yang saling berkaitan

menginformasikan tentang suatu entitas secara lengkap.

SQL Bahasa yang digunakan untuk mengakses database.

(Sumber: Metode Desain dan Analisis Sistem Edisi 6, 2004)

Istilah dalam database perlu diketahui karena dapat membantu dalam

pembuatan basis data. Konsep dasar database adalah kumpulan cerita atau

potongan dari pengetahuan. Sebuah database memiliki penjelasan terstruktur dari

jenis fakta yang tersimpan di dalam skema. Model yang umum digunakan adalah

model relasional yang mewakili semua informasi dalam bentuk tabel saling

berhubungan dimana setiap tabel terdiri atas baris dan kolom.

2.12.2 Definisi DBMS

Pengelolaan database memerlukan suatu perangkat lunak yang disebut

Database Management System (DBMS). DBMS merupakan suatu program sistem

perangkat lunak yang memungkinkan user untuk membuat, memelihara,

mengontrol, dan mengakses database secara praktis dan efisien. Basis data adalah

kumpulan datanya sedangkan program pengelolanya berdiri sendiri dalam suatu

paket program untuk membaca data, mengisi data, menghapus data, melaporkan

data dalam basis data sehingga user akan lebih mudah mengontrol dan

memanipulasi data yang ada.

Contoh perangkat lunak DBMS yang sering digunakan dalam aplikasi

program yaitu MySQL. MySQL adalah sebuah program database yang mampu

menerima dan mengirimkan datanya sangat cepat, multi user, serta menggunakan

perintah dasar Structured Query Language (SQL). MySQL merupakan dua bentuk

lisensi yaitu free software dan shareware. MySQL yang biasa digunakan adalah

MySQL Free Software yang berada di bawah lisensi GNU/GPL. MySQL adalah

Page 46: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 State of the Art Review … II.pdf · 2.3.1 Visi dan Misi Rumah Sakit Perguruan Tinggi Negeri Unud ... x Radiologi x Gizi x CSSD x Laundry x T at Us h

50

sebuah database yang dapat digunakan sebagai client maupun server. Tipe data

dalam MySQL dapat dilihat pada Tabel 2.5 sampai Tabel 2.7.

Tabel 2.5 Tipe Data String

Tipe Data Keterangan

CHAR(M) String dengan panjang tetap yaitu M karakter. String yang dimasukkan

panjangnya kurang dari M maka sisanya diisi dengan spasi. Nilai

terbesar untuk M adalah 255

CHAR Sinonim dengan CHAR(1)

VARCHAR(M) String dengan panjang variabel M merupakan jumlah maksimum

karakter yang bisa disimpan. Nilai terbesar untuk M yaitu 65535.

BINARY(M) Serupa dengan CHAR(M) tetapi disimpan dalam bentuk biner

VARBINARY(M) Serupa dengan VARCHAR(M) tetapi disimpan dalam bentuk biner

TINYBLOB BLOB dengan ukuran paling kecil

BLOB[(M)] BLOB dengan ukuran lebih besar daripada TINYBLOB

MEDIUMBLOB BLOB berukuran medium

LONGBLOB BLOB berukuran paling besar

TINYTEXT String text dengan ukuran paling kecil

TEXT[(M)] String text dengan ukuran lebih besar daripada TINYBLOB

MEDIUMTEXT String text berukuran medium

LONGTEXT String text berukuran paling besar

ENUM(‘nilai1’,

’nilai2’,…)

Tipe kolom yang kemungkinan nilai kolomnya berupa salah satu string

yang disebutkan pada ENUM. Jumlah elemen ENUM dapat mencapai

65535. Nilai untuk kolom dapat juga diisi dengan nomor indeks. Daftar

berikut menunjukkan nilai dan indeksnya:

· NULL (indeks NULL)

· „‟ (indeks 0)

· „nilai1‟ (indeks 1)

· „nilai2‟ (indeks 2), dan seterusnya.

SET(‘nilai1’,

’nilai2’,…)

Suatu objek string yang bisa berisi nol, satu, atau beberapa nilai. Sebuah

kolom bertipe SET maksimum berisi 64 elemen yang berbeda.

(Sumber: Metode Desain dan Analisis Sistem Edisi 6, 2004)

Tabel 2.6 Tipe Data Numerik

Tipe Data Keterangan

BIT Menyatakan tipe bit. Satu bit dapat berupa bilangan 0 atau 1.

· BIT identik dengan BIT(1), yang berarti 1 buah bit

· BIT(2) berarti terdapat 2 bit

Angka maksimal di dalam kurung yaitu 64, yang berarti 64 bit

TINYINT[(M)] Menyatakan data bilangan bulat yang berkisar antara -128 sampai 127.

Bila ditambahkan kata UNSIGNED (berarti bilangan tidak bertanda),

jangkauan berkisar dari 0 sampai 127

BOOL atau

BOOLEAN atau

TINYINT(1)

Nilai benar dan salah. Nilai 0 dianggap salah dan nilai selain nol

dianggap benar

SMALLINT[(M)] Data bilangan bulat yang berkisar antara -32768 sampai 32767. Bila

ditambahkan kata UNSIGNED (berarti bilangan tidak bertanda),

jangkauan bilangan berkisar dari 0 sampai 65535

MEDIUMINT[(M)] Data bilangan bulat yang berkisar antara -8388608 sampai 8388607. Bila

ditambahkan kata UNSIGNED (berarti bilangan tidak bertanda),

jangkauan berkisar dari 0 sampai dengan 16777215

Page 47: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 State of the Art Review … II.pdf · 2.3.1 Visi dan Misi Rumah Sakit Perguruan Tinggi Negeri Unud ... x Radiologi x Gizi x CSSD x Laundry x T at Us h

51

INT[(M)] atau

INTEGER[(M)]

Data bilangan bulat yang berkisar antara -2147683648 sampai

2147683647. Bila ditambahkan kata UNSIGNED (berarti bilangan tidak

bertanda), jangkauan bilangan berkisar dari 0 sampai 4294967295

BIGINT[(M)] Data bilangan bulat yang berkisar antara

-9223372036854775808 sampai 9223372036854775807. Bila

ditambahkan kata UNSIGNED (berarti bilangan tidak bertanda),

jangkauan bilangan berkisar dari 0 sampai 18446744073709551615

FLOAT[(M),(D)] Tipe bilangan pencacah antara -3.402823466E+38 sampai dengan

1.175494351E-38, 0, dan -1.175494351E-38 sampai 3.402823466E+38

· M, jumlah digit desimal

· D, jumlah digit desimal di belakang titik desimal

· Jika kata UNSIGNED disertakan dibelakangnya, nilai negatif tidak

diperkenankan

DOUBLE[(M),(D)]

atau DOUBLE

PRECISION[(M),

(D)]

Tipe bilangan pencacah antara

-1.7976931348623157E+308 sampai dengan

-2.2250738585072014E-308, 0, dan

-2.2250738585072014E-308 sampai3.402823466E+38

· M, jumlah digit desimal

· D, jumlah digit desimal di belakang titik desimal

· Jika kata UNSIGNED disertakan nilai negatif tidak diperkenankan

FLOAT(p) Tipe bilangan pecahan. Dalam hal ini, p adalah jumlah presisi dalam bit.

· Jika p berkisar antara 0 sampai dengan 24, tipe data identik FLOAT

tanpa nilai M ataupun D

· Jika p berkisar antara 25 sampai dengan 53, tipe data identik

DOUBLE tanpa nilai M ataupun D

DEC[(M[,D])]

atau DECILAM

[(M[,D])]

Bilangan dengan jumlah digit dibelakang titik desimal

· M, jumlah digit desimal

· D, jumlah digit dibelakang titik desimal

· Nilai terbesar untuk M adalah 65

· Jika D tidak disertakan, dianggap D bernilai 0 (yang berarti tidak ada

bagian pecahan)

· Cocok digunakan jika terdapat data yang butuh kakurasian tinggi,

misalnya uang

(Sumber: Metode Desain dan Analisis Sistem Edisi 6, 2004)

Tabel 2.7 Tipe Tanggal dan Waktu

Tipe Data Keterangan

DATE Tipe untuk data tanggal. Tanggal yang didukung berkisar antara „1000-

01-01‟ sampai dengan „999-12-31‟. Perlu diketahui, notasi tanggal biasa

ditulis dengan format tahun-bulan-tanggal

TIME Tipe untuk data waktu yang berformat: „jam:menit:detik‟

DATETIME Tipe data kombinasi tanggal dan waktu. Format „tahun-bulan-tanggal

jam:menit:detik‟

TIMESTAMP Tipe kolom yang nilainya akan diisi secara otomatis dengan tanggal dan

jam saat ada operasi INSERT atau UPDATE

YEAR[(2|4)] Tipe untuk tahun. Bila angka tidak disebutkan, tahun dianggap berformat

4 digit. Angka 2 berarti tahun dalam format 2 digit.

· Format 4 digit, tahun dapat berkisar 1901 sampai dengan 2155. Bisa

juga 000

· Format 2 digit, tahun dapat berkisar 70 sampai dengan 69. 70 berarti

1970 dan 69 berarti 2069

· Nilai untuk YEAR(4) dapat diisi berupa string ataupun bilangan

(Sumber: Metode Desain dan Analisis Sistem Edisi 6, 2004)

Page 48: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 State of the Art Review … II.pdf · 2.3.1 Visi dan Misi Rumah Sakit Perguruan Tinggi Negeri Unud ... x Radiologi x Gizi x CSSD x Laundry x T at Us h

52

2.12.3 Bahasa DBMS

DBMS merupakan perantara bagi pemakai dengan database dalam media

penyimpanan seperti harddisk maupun removable disk. Cara berinteraksi antara

pemakai dengan database tersebut diatur dalam suatu bahasa khusus yang

ditetapkan oleh perusahaan pembuat DBMS. Bahasa itu disebut sebagai bahasa

database atau database language yang terdiri atas sejumlah perintah (statement)

yang diformulasikan dan dapat dikenali oleh DBMS untuk melakukan suatu aksi

seperti permintaan (query) data tertentu. Contoh bahasa database seperti

Structured Query Language (SQL). Bahasa database biasanya dapat dibagi ke

dalam dua kategori, yaitu:

1. Data Definition Language (DDL)

DDL adalah bahasa yang dispesifikasikan untuk mendefinisikan data dan

objek database. Entri dibuat ke dalam kamus data jika perintah ini digunakan.

Beberapa perintah yang termasuk dalam DDL dapat dilihat pada Tabel 2.8.

Tabel 2.8 Perintah DDL

Perintah Fungsi

CREATE TABLE Membuat tabel baru

ALTER TABLE Menambah satu atau lebih kolom (field) pad tabel yang baru

dibuat

RENAME TABLE Mengubah nama tabel

DROP TABLE Menghapus suatu tabel

(Sumber: Metode Desain dan Analisis Sistem Edisi 6, 2004)

2. Data Manipulation Language (DML)

DML adalah bahasa yang dipergunakan user untuk mengakses atau

memanipulasi data yang telah diorganisasikan sebelumnya dalam model data yang

tepat. Beberapa perintah yang termasuk dalam DML dapat dilihat pada Tabel 2.9.

Tabel 2.9 Perintah DML

Perintah Fungsi

SELECT Menentukan data atau informasi yang akan keluar dari tabel

INSERT Menyisipkan suatu record

UPDATE Mengubah isi record pada suatu tabel

DELETE Menghapus sebuah field

(Sumber: Metode Desain dan Analisis Sistem Edisi 6, 2004)