bab ii tinjauan pustaka 2.1 state of the art · pdf fileberisikan sejarah perusahaan, visi ......

36
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pembahasan didalam bab ini antara lain latar belakang perusahaan dimana berisikan sejarah perusahaan, visi dan misi perusahaan, struktur organisasi, tujuan dan sasaran perusahaan. Dasar teori berisikan tentang penjelasan mengenai teori penunjang yang akan digunakan didalam penelitian yaitu mengenai COBIT secara rinci serta cara melakukan audit. 2.1 State of The Art State of the art ini diambil dari beberapa contoh penelitian terdahulu sebagai panduan ataupun contoh untuk penelitian yang digunakan. Contoh yang diambil berupa jurnal-jurnal mengenai audit menggunakan framework COBIT 5. Berikut ini merupakan contoh-contoh jurnal yang didapat: Jurnal berjudul “Measuring the Performance of IT Management in Financial Enterprise by Using COBIT ” oleh I Gusti Ayu Dian Sasmita Ratih, I Putu Agung Bayupati, I Made Sukarsa. Dimana penulis menggunakan framework COBIT 4.1 didalam mengaudit sebuah bank di Bali. Metode yang digunakan untuk mendapatkan informasi mengenai performa manajemen TI pada kasus ini adalah (1) memahami tatakelola TI pada Bank Indonesia. (2) Dilakukan tes menggunakan kuisioner yang diambil dari framework COBIT. (3) Dilakukan survey serta tanya jawab langsung yang nantinya akan dibandingkan dengan tingkat kematangan performa TI. (4) mendefinisikan Critical Success Factor (CSF), Key Goal Indicator (KGI), Key Performance Indicator (KPI). (5) Memberikan saran untuk meningkatkan performa sistem. Setelah melakukan pemetaan tujuan perusahaan terhadap tujuan bisnis dan tujuan TI maka didapat beberapa domain serta proses TI. Proses tersebut diantaranya : Plan and Organize (PO1 ,PO2 ,PO3 ,PO4 ,PO5 ,PO8 ,PO9 ,PO10). Acquire and Implement(AI1, AI2, AI4, AI5, AI6 ). Deliver and Support (DS1, DS2, DS3, DS4, DS7, DS8, DS10, DS13). Monitor and Evaluate(ME1, ME4).

Upload: hoangtuong

Post on 03-Feb-2018

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 State of The Art · PDF fileberisikan sejarah perusahaan, visi ... yang merupakan objek di PT Telekomunikasi Indonesia ... mencapai hasil yang optimal dalam

1

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Pembahasan didalam bab ini antara lain latar belakang perusahaan dimana

berisikan sejarah perusahaan, visi dan misi perusahaan, struktur organisasi, tujuan

dan sasaran perusahaan. Dasar teori berisikan tentang penjelasan mengenai teori

penunjang yang akan digunakan didalam penelitian yaitu mengenai COBIT secara

rinci serta cara melakukan audit.

2.1 State of The Art

State of the art ini diambil dari beberapa contoh penelitian terdahulu sebagai

panduan ataupun contoh untuk penelitian yang digunakan. Contoh yang diambil

berupa jurnal-jurnal mengenai audit menggunakan framework COBIT 5. Berikut

ini merupakan contoh-contoh jurnal yang didapat:

Jurnal berjudul “Measuring the Performance of IT Management in Financial

Enterprise by Using COBIT ” oleh I Gusti Ayu Dian Sasmita Ratih, I Putu Agung

Bayupati, I Made Sukarsa. Dimana penulis menggunakan framework COBIT 4.1

didalam mengaudit sebuah bank di Bali.

Metode yang digunakan untuk mendapatkan informasi mengenai performa

manajemen TI pada kasus ini adalah (1) memahami tatakelola TI pada Bank

Indonesia. (2) Dilakukan tes menggunakan kuisioner yang diambil dari framework

COBIT. (3) Dilakukan survey serta tanya jawab langsung yang nantinya akan

dibandingkan dengan tingkat kematangan performa TI. (4) mendefinisikan Critical

Success Factor (CSF), Key Goal Indicator (KGI), Key Performance Indicator

(KPI). (5) Memberikan saran untuk meningkatkan performa sistem.

Setelah melakukan pemetaan tujuan perusahaan terhadap tujuan bisnis dan

tujuan TI maka didapat beberapa domain serta proses TI. Proses tersebut

diantaranya : Plan and Organize (PO1 ,PO2 ,PO3 ,PO4 ,PO5 ,PO8 ,PO9 ,PO10).

Acquire and Implement(AI1, AI2, AI4, AI5, AI6 ). Deliver and Support (DS1, DS2,

DS3, DS4, DS7, DS8, DS10, DS13). Monitor and Evaluate(ME1, ME4).

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 State of The Art · PDF fileberisikan sejarah perusahaan, visi ... yang merupakan objek di PT Telekomunikasi Indonesia ... mencapai hasil yang optimal dalam

2

Tidak semua proses TI diatas dilakukan audit karena keterbasan waktu dari

auditor, maka dari itu dilakukan kuisioner tingkat kepentingan untuk mengetahui

proses mana saja yang benar-benar diperlukan didalam proses audit.

Setelah dilakukan pencarian tingkat kepentingan maka proses TI yang

dianggap benar-benar penting adalah proses PO1, PO2, AI04, DS07, ME01, dan

ME04. Proses selanjutnya adalah membuat kuisioner untuk menentukan tingkat

kematangan sistem dan menyebarkannya kepada pihak yang telah ditunjuk.

Setelah melakukan analisis terhadap hasil kuisioner maka didapatkan hasil

proses TI sebagai berikut (PO1=3,31), (PO2=2,55), (AI4=2,94), (DS7=3,34),

(ME1=3,13), (ME4=3,44), dan nilai rata-rata adalah 3,12.

Terdapat gap antara hasil akhir kuesiner dengan hasil yang diharapkan, hasil

yang dirapkan rata-rata proses TI memiliki tingkat kematangan 5, sedangkan hasil

kuisioner memiliki tingkat kematangan 3,12. Maka diberikanlah suatu saran

perbaikan agar dapat mengurangi gap yang dimiliki perusahaan.

Saran yang diberikan mengacu pada COBIT 4.1 High Level Control

Objective.saran diberikan perproses TI yang masih memiliki gap antara hasil akhir

kuisioner dengan yang diharapkan oleh petinggi perusahaan.

Jurnal berjudul “Governance Audit of Application Procurement using

COBIT Framework” karya Gusti Ayu Theresia Krisanthi, I Made Sukarsa, I Putu

Agung Bayupati. Dimana penulis melakukan audit terhadap pengadaan aplikasi

pada Universitas Udayana menggunakan framework COBIT 4.1

Metode atau langkah penelitian yang dilakukan diantaranya (1) Melakukan

studi literatur. (2) Melakukanpengambilan data pada Universitas. (3) Melakukan

proses pemilihan domain dimana didalamnya menentukan tujuan bisnis, tujuan TI,

serta identifikasi proses TI. (4) Mengambil data yang dapat dilakukan dengan tanya

jawab, memberikan kuisioner tingkat kepentingan, serta kuisioner tingkat

kematangan. (5) Mengolah data. (6) Analisis data. (7) Memberikan saran

berdasarkan ITIL.V3.p

Pemetaan misi universitas terhadap tujuan bisnis, dan tujuan TI dilakukan

agar mendapatkan proses TI yang meliputi Plan and Organize(PO 2,3,6,8,10),

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 State of The Art · PDF fileberisikan sejarah perusahaan, visi ... yang merupakan objek di PT Telekomunikasi Indonesia ... mencapai hasil yang optimal dalam

3

Acquire and Implementation(AI 1,2,5,7 ),dan Deliver, Service, and Support(DSS

3,4,7,8,11,13).

Hal selanjutnya yang dilakukan adalah pemilihan tingkat kepentingan dari

setiap proses TI yang didapatkan. Pemilihan tingkat kepentingan dilakukan agar

benar-benar menemukan proses TI yang sangat dibutuhkan. Maka dari itu

diberikan kuisioner kepada setiap unit manajemen yang mengerti tentang TI.

Hasil dari pemilihan tingkat kepentingan adalah proses TI yang benar-

benar penting diantaranya PO2, PO3, AI2, AI5, AI7, DS4, DS7, DS11. Proses

selanjutnya adalah pembuatan serta penyebaran kuisioner dari proses TI yang

didapatkan.

Hasil dari penyebaran kuisioner adalah sebagai berikut (PO2=2,86),

(PO3=2.79), (AI2=2,83), (AI5=2,75), (AI7=2,71), (DS4=2,83), (DS7=3,09),

(DS11=3.09), dan nilai rata-ratanya adalah 2.85

Dari hasil kuisioner maka diperoleh tingkat kematangan 3 untuk pengadaan

aplikasi pada Universitas Udayana maka dapat disimpulkan bahwa pengadaan

aplikasi sudah memiliki standar prosedurnya yang telah didokumentasikan. Namun

masih terdapat gap antara tingkat kematangan saat ini dengan tingkat kematangan

yang diharapkan. Tingkat kematangan saat ini yaitu 2.85 sedangkan tingkat tingkat

kematangan yang diharapkan adalah 5.

Saran agar dapat memperbaiki tingkat kematangan disini menggunakan

framework ITIL V3 yang telah dipetakan kedalam COBIT 4.1 dimana ITIL V3

memberikan rekomendasi untuk meningkatkan tingkat kematangan dengan cara

strategi servis.

Jurnal berjudul “IT Governance Analysis of XYZ Hospital Based on

COBIT 4.1” karya Dina Putri Ramadani, Angelina Prima Kurniati, Warih

Maharani. Dimana penulis melakukan audit terhadap tata kelola TI pada Rumah

Sakit XYZ daerah Bandung menggunakan framework COBIT 4.1.

Tahapan yang dilalui dalam melakukan proses audit antara lain (1) Studi

pustaka, (2)melakukan penelitian terhadap objek penelitian, (3) Pengumpulan data

dengan cara interview, (4)Pengumpulan data dengan cara kuisioner,

(5)Pengumpulan data dengan melihat dokumen, (6)Memetakan tujuan bisnis dan

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 State of The Art · PDF fileberisikan sejarah perusahaan, visi ... yang merupakan objek di PT Telekomunikasi Indonesia ... mencapai hasil yang optimal dalam

4

tujuan TI, (7)Pemilihan proses TI, (8) Melakukan analisis tingkat kematangan,

(9)Melakukan rekomendasi perbaikan.

Jurnal berjudul “Information Technology Governance Using COBIT 4.1

Framework for Supporting Service of Information Technology (Case Study: PT.

Pupuk Sriwidjaja Palembang)” karya Stenly Heryudo, Angelina Prima Kurniati,

Erda Guslinar Perdana. Melakukan audit terhadap perusahaan pupuk yang dinilai

memiliki masalah pada aplikasi ERP yang berhubungan dengan integritas data.

Maka dari itu dilakukan penelitian terhadap perusahaan pupuk menggunakan

framework COBIT 4.1.

Proses audit memiliki 5 tahapan didalam penyelesaiannya diantaranya

(1)Identifikasi masalah dimana didalamnya terdapat studi kepustakaan serta

identifikasi permasalahan utama, (2)Proses pengambilan serta analisa data,

(3)Proses analisa menggunakan COBIT, (4)Proses analisis COBIT , (5)Proses akhir

meliputi pemberian saran dan kesimpulan akhir.

Penelitian ini menggunakan data dari perusahaan. Proses TI didapatkan

menggunakan visi misi perusahaan, serta tujuan bisnis perusahaan. Penelitian ini

menggunakan manajemen resiko untuk menentukan tingkat kematangan

perusahaan.

Hasil akhir dari penelitian mendapatkan 6 atribut kematangan, yaitu

(1)awareness and communication = 2.8 , (2)Policies, Plan and Procedure = 2.76

,(3)Tools and Automation = 2.7 ,(4)Skill and Expertise = 2.7 ,(5)Responsibilities

and accountabilities = 2.7 ,(6)Goal Settings and Measurements = 2.5.

Jurnal berjudul “Audit TeNOSS Menggunakan COBIT 5 pada Domain

Deliver, Service, and Support (DSS)” karya Desepta Isna Ulumi, Eko Darwiyanto,

Yanuar Firdaus. Melakukan audit terhadap TeNOSS(Telkom National Operation

Supprot System) yang merupakan objek di PT Telekomunikasi Indonesia yang

berperan sebagai monitoring terhadap peningkatan layanan kepada pelanggan

dengan menggunakan framework COBIT 5.

Pemilihan domain pada proses audit TeNOSS auditor memilih langsung

menggunakan domain DSS. Dari 6 proses DSS didapatkan 3 proses setelah

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 State of The Art · PDF fileberisikan sejarah perusahaan, visi ... yang merupakan objek di PT Telekomunikasi Indonesia ... mencapai hasil yang optimal dalam

5

melewati proses pemetaan terhadap tujuan bisnis. Tiga proses yang dinilai

diantaranya DSS02, DSS05,DSS06.

Perancangan form assesment merupakan perancangan kuisioner yang

mengikuti standar COBIT 5 . untuk melaksanakan audit dengan form assesment

level 1-5 bestpractices serta work products tiap sub proses pada setiap domain.

Penilaian dilakukan setelah kuisioner disebar dan diisi oleh pihak yang

terkait. Hasil dari kuisioner dan analisa yang dilakukan kepada ketiga proses DSS

menunjukkan bahwa terdapat 2 proses yang berada pada level 3 yaitu DSS02 serta

DSS06, dan 1 proses berada pada level2 yaitu DSS05.

Target level yang diharapkan yaitu satu level lebih tinggi dari yang

didapatkan saat ini. Maka diberikanlah saran serta rekomendasi yang diharapkan

dapat membantu proses TI menjadi lebih baik lagi kedepannya. Untuk saran dan

perbaikan penulis menaruh pada bagian lampiran dan tidak disertakan didalam

jurnal.

Jurnal berjudul “Audit Teknologi Informasi menggunakan Framework

COBIT 5 Pada Domain DSS(Delivery, Service, Support)(Studi Kasus : iGracias

Telkom University)” hasil karya Rio Kurnia Candra, Imelda Atastina, Yanuar

Firdaus. Dilakukan audit pada iGracias (Integrated Academic Information System)

untuk mengetahui apakah teknologi informasi yang diimplementasikan sudah

sesuai dengan yang diharapkan dan mampu memudahkan proses bisnisdari Telkom

University.

Tahapan penelitian diawali dengan (1)Perencanaan yang meliputi studi

literatur, serta membuat daftar pertanyaan. (2)Pengumpulan data dengan cara

kuisioner, wawancara, serta melihat file atau dokumen. (3).Analisis data

berdasarkan COBIT 5 khususnya pada domain DSS. (4)Laporan yang berisi saran

dan rekomendasi atas gap yang terjadi.

Audit kali ini memfokuskan pada domain DSS, dimana hasil dari kuisioner

didapatkan bahwa level kapabilitas secara keseluruhan ada pada level 3. Lalu untuk

mengetahui apakah benar berada pada level 3 atau tidak maka dilakukan

pengumpulan evidence serta kondisi sebenarnya.

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 State of The Art · PDF fileberisikan sejarah perusahaan, visi ... yang merupakan objek di PT Telekomunikasi Indonesia ... mencapai hasil yang optimal dalam

6

Rekomendasi yang diberikan dapat dikategorikan menjadi dua bagian yaitu

rekomendasi secara umum yang diberikan untuk meningkatkan level kapabilitas

secara umum, dan rekomendasi per proses yang terjadi untuk lebih meningkatkan

suatu proses yang belum memenuhi target kapabilitas.

2.2 Latar Belakang Perusahaan

Latar belakang perusahaan menjelaskan tentang sejarah, visi, misi serta

struktur dari perusahan yang akan dilakukan proses audit.

2.2.1 Sejarah PT.X

Didirikan pada tahun 1988, PT.X merupakan salah satu penyedia jasa TI

dan komunikasi yang paling komprehensif dan terdepan di Indonesia, yang

menghubungkan bisnis di seluruh pelosok Nusantara, yang menyediakan

komunikasi data, layanan informasi bisnis dan internet bahkan ke daerah-daerah

terpencil.

PT.X memiliki keahlian dan pengalaman yang membuatnya mampu

menangani sebagian atau seluruh kegiatan informasi dan komunikasi pengguna jasa

secara bertanggung jawab, memungkinkan mereka untuk berkonsentrasi pada

bisnis inti.

PT.X dapat menyediakan aplikasi atau elemen pendukung lainnya sebagai

bagian dari solusi, atau bekerja sama dengan mitra yang dipilih berdasarkan

keahlian dan relevansi untuk menyediakan solusi turn key sesuai dengan kebutuhan

masing-masing perusahaan.

PT.X memiliki kemampuan beradaptasi, fleksibilitas, kecekatan dan dapat

menjaga kepercayaan para pengguna jasanya. Bebas dari birokrasi dan mentalitas

silo (terkotak-kotak), PT.X dapat bereaksi cepat, bekerja secara efisien dan

mencapai hasil yang optimal dalam waktu singkat.

Kini PT.X melayani lebih dari 1.700 mitra perusahaan, menghubungkan

lebih dari 19.000 jaringan, memanfaatkan infrastruktur canggih berbasis Platform

Next Generation Network (NGN), dengan local support di lebih dari 44 kota yang

tersebar di berbagai propinsi di Indonesia.

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 State of The Art · PDF fileberisikan sejarah perusahaan, visi ... yang merupakan objek di PT Telekomunikasi Indonesia ... mencapai hasil yang optimal dalam

7

2.2.2 Visi dan Misi Perusahaan

Visi dan misi dibutuhkan oleh setiap perusahaan agar dapat menyokong

kinerja perusahaan. Visi dan misi dari PT.X adalah sebagai berikut:

2.2.2.1 Visi

Visi dari PT.X adalah “untuk menjadi pemimpin dalam solusi informasi dan

komunikasi bisnis di Indonesia.”

2.2.2.2 Misi

Misi dari PT.X adalah “Untuk membuat bisnis lebih mudah bagi perusahaan

dan individu melalui solusi informasi dan komunikasi yang inovatif.”

2.2.3 Struktur Perusahaan

Setiap perusahaan tentunya memiliki struktur perusahaannya sendiri,

iStruktur organisasi menjelaskan bagaimana tugas kerja akan dibagi,

dikelompokkan dan dikoordinasikan secara formal. Suatu perusahaan ataupun

organisasi sangat dibutuhkan adanya suatu struktur organisasi.Berikut merupakan

struktur dari PT.X

Manager BNA

AM

Operation

AM

Commercial

Sales

Architect

AM

Account

Executive

Admin

Komersial

Engineer

Operational

Teknisi

Driver

Gudang

Office Boy

Admin

Keuangan

Satpam

Admin

Admin

Umum

CAR

HD

Gambar 2.1 Struktur Organisasi PT.X

Seperti yang dapat dilihat pada Gambar 2.1 Lintasarta cabang Bali

Nusatenggara Area diketuai oleh satu manajer BNA(Bali Nusatenggara Area) ,

yang memiliki dua asisten manajer(AM), satu Asisten Manager bagian komersial

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 State of The Art · PDF fileberisikan sejarah perusahaan, visi ... yang merupakan objek di PT Telekomunikasi Indonesia ... mencapai hasil yang optimal dalam

8

dan satu lagi asisten manajer bagian operasional. Asisten Manajer komersial

mengetuai Sales Architect(SA), Account Executive(AE), Account Manajer (AM),

CAR. CAR mengetuai bagian HD. Sedangkan Asisten manajer operasional

mengetuai bagian gudang serta Engineer Operational (EO) atau senior engineer,

dan EO memiliki beberapa teknisi yang harus diketuai. Manager juga memiliki

keterkaitan dengan admin umum yang tidak terikat langsung dengan manajer.

Admin umum bertanggung jawab terhadap admin komersial, admin, admin

keuangan, driver, satpam serta office boy (OB) yang ada di perusahaan.

2.2.4 Bisnis Proses PT.X

Setiap perusahaan tentunya mamiliki bisnis prosesnya masing-masing

untuk mengetahui proses apa saja yang terjadi didalam perusahaan, siapa yang

mengerjakan dan apa tujuannya. Gambar 2.2 merupakan bisnis proses PT.X dimana

bisnis proses dipengaruhi oleh 3 pihak, yaitu customer atau pelanggan, PT.X itu

sendiri, dan partner atau vendor yang bekerjasama dengan PT.X. Pertama-tama

akan dibahas terlebih dahulu bisnis proses PT.X yang terdiri dari 2 bagian, yaitu

Core Process yang merupakan proses utama dari proses bisnis pada dan Non Core

Process yang merupakan proses tambahan pada PT.X

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 State of The Art · PDF fileberisikan sejarah perusahaan, visi ... yang merupakan objek di PT Telekomunikasi Indonesia ... mencapai hasil yang optimal dalam

9

Diagram Proses Bisnis Level 0 LintasartaC

ust

om

er

Lin

tasa

rta

Pa

rtn

er

&

Ve

nd

or

1. Business

Planning

2. Business

Controling

3. Marketing

Planning

4. Product

Development

& Management

5. Sales 6. Production

7. Network

Operation &

Maintenance

8. Customer

Service

9. Financial

Planning

10. Financial

Controlong11. Accounting

12. Treasury

Management13. HCM & GA 14. Logistic 15. IT 16. PR & Legal

Payment

ProcessOrder Process Setup Process

Inquiry &

Complaint

Process

Payment Process

Partner

Acquisition

Process

Procurement

Process

Vendor Acquisition

Process

Core Process

Non Core Process

Gambar 2.2 Diagram Bisnis Proses PT.X

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 State of The Art · PDF fileberisikan sejarah perusahaan, visi ... yang merupakan objek di PT Telekomunikasi Indonesia ... mencapai hasil yang optimal dalam

10

Tabel 2.1 merupakan penjelasan lebih mendetail mengenai bisnis proses

yang terjadi pada PT.X

Tabel 2.1 Bisnis Proses pada Lintasarta

No Nama Proses

Bisnis

Tujuan Kegiatan

1 Business

Planning

1.Menyusun RKUP,

RKA, New Business

Planning

2.Evaluasi dan review

RKUP, RKA, dan new

business planning

Mengatur kegiatan penyusunan

rencana jangka panjang

perusahaan(RKUP), jangka

pendek perusahaan(RKA), dan

bisnis plan baru, mulai dari

analisa internal dan

ekternal(pasar, competitor,

teknologi, regulasi) sampai

dengan kegiatan evaluasi.

2 Business

Controlling

Menyusun evaluasi

performansi keuangan

dan performansi bisnis

Mengatur kegiatan evaluasi

performansi keuangan dan

operasional perusahaan mulai

dari menterjemahkan RKUP

sampai dengan evaluasi

performansi keuangan dan

review performansi bisnis

3 Marketing

Planning

Menyusun marketing

plan

Mengatur kegiatan penyusunan

marketing plan dari

menterjemahkan RKUP

kedalam marketing plan sampai

dengan melakukan evaluasi dan

review marketing plan

4 Product

Development

&

Management

Mengambangkan

produk baru,

management dan

evaluasi produk existing

Mengatur kegiatan

pengembangan produk dan

management produk existing

mulai dari menterjemahkan

RKUP, mengembangkan

produk, komersialisasi, sampai

dengan evaluasi performansi

produk

5 Sales Mengatur kegiatan

proses sales

Mengatur kegiatan sales dari

prospecting, negosiasi, sampai

denga permohonan pelanggan

terpenuhi.

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 State of The Art · PDF fileberisikan sejarah perusahaan, visi ... yang merupakan objek di PT Telekomunikasi Indonesia ... mencapai hasil yang optimal dalam

11

6 Production/

Delivery

Memenuhi permohonan

pelanggan untuk

menggunakan jasa

maupun produk

lintasarta sesuai dengan

SDT(Standard Delivery

Time) jasa dengan tertib

administrasi

Mengatur kegiatan produksi,

mulai dari verifikasi

permohonan pelanggan,

merencanakan proses produksi,

sampai dengan permohonan

terpenuhi.

7 Network

Operation &

Maintenance

Menjaga dan

emningkatkan

performansi

operasional jaringan

serta mencegah atau

meminimalkan

terjadinya gangguan

pada jaringan, sehingga

service level yang telah

ditetapkan dapat

tercapai.

Mengatur kegiatan network

operation, mulai dari serah

terima jaringan melalukan

verifikasi, melakukan

preventive maintenance,

sampai dengan review

performansi jaringan.

8 Customer

Service

Mengatur kegiatan

complain handling agar

dapat berlangsung

efektif guna menjaga

performansi

Mengatur kegiatan complain

handling mulai dari penerimaan

aduan, penanganan gangguan

sampai dengan penyelesaian

gangguan

9 Financial

Planning

Menyusun rencana

anggaran perusahaan

Mengatur kegiatan penyusunan

anggaran, mulai dari

menterjemahkan RKA,

menyusun rencana keuangan

atau anggaran sampai dengan

evalusasi serta analisa

performansi keuangan

perusahaan.

10 Financial

Controlling

Mengendalikan dan

mengawasi realisasi

rencana kerja dan

anggaran yang sudah

ditetapkan management

Mengatur kegiatan pengawasan

realisasi anggaran dari mulai

mengkompilasi anggaran

operasional masing-masing

department sampai dengan

membuat laporan realisasi

anggaran secara periodik.

11 Accounting Mengelola semua

transaksi keuangan

perusahaan

Mengatur kegitan pengelolaan

transaksi keuangan perusahaan

mulai dari verifikasi transaksi

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 State of The Art · PDF fileberisikan sejarah perusahaan, visi ... yang merupakan objek di PT Telekomunikasi Indonesia ... mencapai hasil yang optimal dalam

12

sampai dengan penyusunan

laporan keuangan secara akurat.

12 Treasury

Management

Mengelola perencanaan

keuangan baik

penerimaan maupun

pengeluaran perusahaan

Mengatur kegitan pengelolaan

rencana keuangan perusahaan

mulai dari penyusun rencana

kebutuhan dana, mengatur arus

kas dan kegitan penerimaan

pendapatan.

13 HRM & GA Mengelola sumberdaya

manusia, organisasi,

dan proses operasional

perkantoran

Mengetur kegiatan pengelolaan

sumber daya manusia mulai

dari recruitment, training, karir,

renumerasi, pengembangan

organisasi dan operasional

perkantoran

14 Logistic Mengatur kegiatan

proses pengadaan

barang dan jasa

Mengatur kegiatan proses

pengadaan barang dan jasa,

mulai dari menerima

permohonan, proses

pengadaan, pengujian, sampai

dengan mengatur proses

distribusi dan mutasinya.

15 IT Memenuhi kebutuhan

IT baik hardware

maupun software

Mengatur kegiatan IT Support,

mulai dari menerima

permintaan software,

hardware, evaluasi analisa

kebutuhan IT, perencanaan

pemenuhan sampai dengan

serah terima dan sosialisasi

kepada user serta evaluasi IT

Operation

16 PR & Legal Mengelola kegiatan

komunikasi perusahaan,

kesekretariatan

perusahaan dan

perlindungan hukum

terhadap operasional

perusahaan.

Memberikan perlindungan

hukum terhadap operasional

perusahaan.

2.2.5 Bisnis Proses Manajemen Produksi Komunikasi Data PT.X

Bisnis proses operasional komunikasi data bertujuan untuk menyusun

perencanaan serta pengawasan terhadap kegiatan proses produksi jasa komunikasi

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 State of The Art · PDF fileberisikan sejarah perusahaan, visi ... yang merupakan objek di PT Telekomunikasi Indonesia ... mencapai hasil yang optimal dalam

13

data regional pada PT.X. Bisnis proses ini mengatur kegiatan manajemen produksi,

mulai dari menerima order dari fungsi CAM support, verifikasi order sampai

dengan penentuan media akses atau perangkat yang digunakan.

Beberapa istilah yang ada pada bisnis proses manajemen produksi

komunikasi data adalah sebagai berikut:

1. ISDS(Integrated Service & Delivery System) merupakan aplikasi back

office berbasis struktur informasi workflow yang digunakan menjalankan

bisnis proses PT.X

2. IIPS (Integrated Inventory and Procurement System) merupakan sistem

aplikasi monitoring dan dokumentasi barang yang digunakan dalam proses

operasional PT.X

3. GIS PT.X, merupakan sistem informasi yang berisi data coverage PT.X

4. FPA(Formulir Permohonan Akses) aplikasi yang dipergunakan untuk

mengajukan dan monitoring permohonan jaringan atau akses kepihak ke 3

5. FPI (Formulir Permohonan Internal) merupakan aplikasi yang digunakan

untuk mengajukan dan monitoring permohonan jaringan ujicoba internal

6. SPK (Surat Perintah Kerja) Merupakan surat perintah kerja yang

dikeluarkan untuk melaksanakan suatu pekerjaan tertentu

7. RFS(Ready for Service) merupakan tanggal kesepakatan jasa selesai

terpasang antara pihak pelanggan dengan PT.X

8. VSAT Nomadic merupakan layanan komunikasi data dengan media satelit

dengan antena remote bersifat mobile namun hanya bisa digunakan ketika

dalam keadaan diam

9. VSAT Xpress merupakan layanan internet yang menggunakan satelit, yang

dapat menjangkau seluruh pelosok Indonesia.

Bisnis proses manajemen produksi komunikasi data PT.X dapat dilihat pada

gambar 2.2 .

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 State of The Art · PDF fileberisikan sejarah perusahaan, visi ... yang merupakan objek di PT Telekomunikasi Indonesia ... mencapai hasil yang optimal dalam

14

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 State of The Art · PDF fileberisikan sejarah perusahaan, visi ... yang merupakan objek di PT Telekomunikasi Indonesia ... mencapai hasil yang optimal dalam

15

Gambar 2.2 Bisnis Proses Manajemen Produksi Komunikasi PT.X

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 State of The Art · PDF fileberisikan sejarah perusahaan, visi ... yang merupakan objek di PT Telekomunikasi Indonesia ... mencapai hasil yang optimal dalam

16

Tabel 2.2 merupakan penjelasan lebih mendetail mengenai bisnis proses

operasional komunikasi data yang terjadi pada PT.X

Tabel 2.2 Bisnis Proses Komunikasi Data

No Kegiatan

1 Menjalankan prosedur Administrasi Pasang Baru dan Perubahan.

2 Melakukan verifikasi kelengkapan data order (kemasan, lokasi).

-Jika data order tidak lengkap, dikembalikan ke proses no 1

-Jika data order lengkap dan menggunakan media akses VSAT, dilanjukan

ke proses no.4

-Jika data order lengkap dan menggunakan media akses non SAT,

dilanjukan ke proses no.3

3 Melakukan verifikasi teknis dan melakukan booking kapasitas &

perangkat non VSAT.

-Jika ketersediaan kapasitas /perangkat habis dilanjutkan ke proses no.6

-Jika ketersediaan kapasitas / perangkat mencukupi dilanjutkan ke proses

no.8

4 Melakukan verifikasi teknis dan booking kapasitas perangkat dan B/W

Satelit.

-Jika kemasan jasa VSAT Nomadic , dilanjutkan ke proses no.5

-Jika VSAT Fix dan kapasitas tersedia, dilanjutkan ke proses no.8

-Jika VSAT Fix dan kapasitas tidak tersedia, dilanjutkan ke proses no.6

5 Melakukan permohonan pengadaan Mounting dan jasa instalasi (Input

FPBJ), dengan menjalankan prosedur pengadaan barang dan jasa.

6 Pengecekan kemungkinan pemenuhan kapasitas / perangkat.

-Jika mampu untuk dipenuhi, dilanjutkan ke proses no.7

-Jika tidak mampu untuk dipenuhi, dilanjutkan ke proses no.15

7 Proses pemenuhan kapasitas / perangkat.

8 Pengecekan kebutuhan jaringan.

-Jika kebutuhan Akses dilanjutkan ke proses no.9

-Jika kebutuhan CIR dilanjutkan ke proses no. 24

9 Pengecekan kebutuhan Infrastruktur.

-Jika menggunakan infrastruktur baru , dilanjutkan ke proses no.10

-Jika menggunakan infrastruktur lama, dilanjutkan ke proses no.9

10 Pengecekan kebutuhan survey di lokasi pelanggan.

-Jika perlu survey, dilanjutkan ke proses no.11

-Jika tidak memerlukan survey, dilanjutkan ke proses no.23

11 Melakukan penjadwalan survey dengan pelanggan

12 Melakukan survey di lokasi pelanggan

13 Melakukan evaluasi hasil survey dilokasi pelanggan.

-Jika hasil survey OK, dilanjutkan ke proses no.23

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 State of The Art · PDF fileberisikan sejarah perusahaan, visi ... yang merupakan objek di PT Telekomunikasi Indonesia ... mencapai hasil yang optimal dalam

17

-Jika hasil survey OK dan memerlukan infrastruktur pihak ke-3 atau Jasa

VSAT Xpress, dilanjutkan ke proses no.22

-Jika hasil survey tidak OK, dilanjutkan ke proses no.14

14 Mencari solusi alternatif.

-Jika memerlukan solusi percepatan dilanjutkan ke proses no.15

-Jika memerlukan solusi alternatif atau Mitra dilanjutkan ke proses no.16

15 Menjalankan prosedur solusi percepatan

16 Menetukan solusi alternatif atau Mitra dan meminta persetujuan CAM

17 Memberikan persetujuan solusi alternatif yang diajukan.

-Jika tidak setuju, dilanjutkan ke proses no 18

-Jika setuju menggunakan VSAT, dilanjutkan ke proses no 20,

-Jika setuju menggunakan Mitra, dilanjutkan ke proses no 22

18 Info PBM (Pelayanan Belum Memungkinkan).

19 Melakukan update status permohonan menjadi PBM.

20 Jika menggunakan solusi VSAT LA, dilanjutkan dengan mengupdate data

order (media akses)

21 Melakukan booking Bandwidth satelit yang akan dipergunakan untuk

proses instalasi

22 Jika menggunakan solusi Mitra, dilanjutkan dengan mengisi form

permohonan akses (FPA) pihak ke-3 (Menjalankan Prosedur Permohonan

Infrastruktur Pihak ke-3)

23 Memberikan informasi mengenai commited RFS / komitmen

mengenai waktu (tahapan) proses instalasi sampai dengan aktivasi kepada

pelanggan

24 Menjalankan prosedur-prosedur provisioning dan aktivasi data com

(sesuai media akses) Selesai

2.2.6 Bisnis Proses Aktivasi Komunikasi Data

Proses operasional selanjutnya adalah Provisioning & aktivasi

komunikasi data media VSAT Regional, dimana kegiatan ini Mengatur

provisioning & aktivasi mulai dari identifikasi kebutuhan akses, kegiatan instalasi,

provisioning, aktivasi, termasuk kegiatan isolir, bila dalam jangka waktu tertentu

pelanggan belum mengembalikan BAO, hingga online billing. Bisnis prosesnya

dapat dilihat pada gambar 2.4

Beberapa istilah yang ada pada bisnis proses aktivasi komunikasi data

adalah sebagai berikut:

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 State of The Art · PDF fileberisikan sejarah perusahaan, visi ... yang merupakan objek di PT Telekomunikasi Indonesia ... mencapai hasil yang optimal dalam

18

1. ISDS(Integrated Service & Delivery System) merupakan aplikasi yang

digunakan untuk input permintaan pasang baru atau perubahan sesuai yang

ada di formulir FPB atau FBB serta melakukan monitoring titik proses

produksi di unit kerja terkait

2. FPB(Formulir Permohonan Berlangganan) adalah formulir yang digunakan

sebagai dasar permintaan pelanggan untuk menggunakan jasa PT.X

3. SPK (Surat Perintah Kerja) Merupakan surat perintah kerja yang

dikeluarkan untuk melaksanakan suatu pekerjaan tertentu

4. UAT(User Acceptance Test) merupakan kegiatan yang dilakukan bersama

dengan pelanggan untuk membuktikan bahwa jasa yang digunakan oleh

pelanggan sudah berjalan sebagaimana mestinya.

5. BAA (Berita Acara Aktivasi) merupakan berita acara yang digunakan antara

PT.X dengan pelanggan sebagai bukti bahwa PT.X telah memenuhi layanan

yang telah dipilih oleh pelanggan sesuai standar jasa PT.X

6. BAO(Berita Acara Operasional) merupakan berita acara yang dikeluarkan

oleh PT.X dan ditandatangani oleh pelanggan yang menyatakan bahwa jasa

yang di-deliver oleh PT.X telah operasional.

7. Mitra merupakan sebuah institusi yang berbadan hukum, yang terikat

kontrak dengan PT.X didalam menunjang implementasi aktivasi jasa PT.X

8. VSAT (Very Small Aperture Terminal) merupakan media transmisi

telekomunikasi data yang menggunakan satelit.

9. VSAT Nomadic merupakan layanan komunikasi data menggunakan media

satelit dengan antena remote bersifat mobile, namun hanya dapat digunakan

ketika dalam keadaan diam

10. VSAT Xpress merupakan layanan internet menggunakan satelit, yang bisa

menjangkau seluruh pelosok indonesia.

11. VSAT Mobile merupakan layanan komunikasi data dengan media satelit

dengan antena remote yang bersifat mobile dan dapat digunakan baik dalam

keadaan diam maupun keadaan bergerak.

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 State of The Art · PDF fileberisikan sejarah perusahaan, visi ... yang merupakan objek di PT Telekomunikasi Indonesia ... mencapai hasil yang optimal dalam

19

Gambar 2.3 Bisnis Proses Aktivasi Komunikasi Data

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 State of The Art · PDF fileberisikan sejarah perusahaan, visi ... yang merupakan objek di PT Telekomunikasi Indonesia ... mencapai hasil yang optimal dalam

20

Tabel 2.3 merupakan penjelasan lebih mendetail mengenai bisnis proses

aktivasi komunikasi data yang terjadi pada PT.X

Tabel 2.3 Bisnis Proses Aktivasi Komunikasi Data

No Kegiatan

1 Menjalankan Prosedur Manajemen Produksi

2 Melakukan identifikasi jenis kebutuhan akses yang akan digunakan.

· Jika kebutuhan akses VSAT nya tanpa Internet, dilanjutkan ke proses

no.3

· Jika kebutuhan ada Internet, secara paralel mengerjakan proses no.5

3 Melakukan proses instalasi.

Jika Jasa VSAT LA lanjut ke proses no 4.

Jika Jasa VSAT Xpress lanjut ke proses 6.

4 Melakukan provisioning jaringan / network. Lanjut Point 9.

5 Melakukan provisioning jaringan / network & Setup Internet.Lanjut Point

9.

6 Menginformasikan kepada Mitra, bahwa pelaksanaan provisioning &

setup internet dapat segera dilakukan.

7 Informasi pelaksanaan pekerjaan diterima, dan kemudian melakukan

proses Provisioning network (VSAT) & setup internet dengan melakukan

koordinasi dengan team pasang baru Lintasarta.

8 Menginformasikan status penyelesaian pekerjaan provisioning & setup

internet telah selesai dilakukan.

9 Melakukan aktivasi

10 Melakukan proses BAO, menjalankan prosedur Berita Acara Operasional

/ BAO Data Com (LAPD2- PRO-012)

2.2.7 Bisnis Proses Preventive Maintenance

Proses aktivasi selesai, selanjutnya merupakan bisnis proses preventive

maintenance jaringan akses pelanggan. Dimana proses ini bertujuan untuk Untuk

menjaga, mempertahankan, dan meningkatkan kualitas layanan serta mencegah

atau meminimalkan terjadinya gangguan pada perangkat di remote site sesuai

dengan service level yang telah ditetapkan. Bisnis prosesnya dapat dilihat pada

gambar 2.5

Beberapa istilah yang ada pada bisnis proses aktivasi komunikasi data

adalah sebagai berikut:

1. Preventive Maintenance yang merupakan kegiatan inspeksi sistematis atau

rutin, deteksi, koreksi, dan pencegahan kegagalan awal sebelum terjadi

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 State of The Art · PDF fileberisikan sejarah perusahaan, visi ... yang merupakan objek di PT Telekomunikasi Indonesia ... mencapai hasil yang optimal dalam

21

aktual atau kegagalan utama, meminimalkan terjadinya gangguan dan

meningkatkan availabilitas jaringan.

2. IOSS(Integrated Operation and Support System) adalah aplikasi yang

digunakan untuk menjalankan proses penanganan gangguan di level fungsi

operasional. Di dalamnya termasuk proses pencatatan status penanganan

gangguan sampai dengan selesai

3. Corrective Maintenance adalah kegiatan yang dilakukan untuk mendeteksi,

mengisolasi dan memperbaiki kesalahan agar perangkat, peralatan atau

sistem dapat dikembalikan keoperasi normal

4. Jaringan akses pelanggan adalah jaringan komunikasi data yang digunakan

oleh pelanggan, baik berupa jaringan wireless maupun wireline.

5. NMS (Network Management System) merupakan suatu sistem yang berguna

untuk memantau, mengendalikan, dan mengkonfigurasi jaringan dan

perangkat, di sisi sentral maupun di sisi pelanggan

6. Service Interuption merupakan terhentinya layanan sambungan jaringan

komunikasi data yang digunakan oleh pelanggan.

7. Remote Site adalah ruangan operasional untuk penempatan perangkat lunak

milik perusahaan dilokasi pelanggan. Ruangan operasional ini didukung

oleh sarana penunjang yang dibutuhkan

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 State of The Art · PDF fileberisikan sejarah perusahaan, visi ... yang merupakan objek di PT Telekomunikasi Indonesia ... mencapai hasil yang optimal dalam

22

Gambar 2.4 Preventive Maintenance PT.X

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 State of The Art · PDF fileberisikan sejarah perusahaan, visi ... yang merupakan objek di PT Telekomunikasi Indonesia ... mencapai hasil yang optimal dalam

23

Tabel 2.4 merupakan penjelasan lebih mendetail mengenai bisnis proses

aktivasi komunikasi data yang terjadi pada PT.X

Tabel 2.4 Bisnis Proses Preventive Maintenance

No Kegiatan

1 Melakukan penjadual PM Jaringan Akses Pelanggan yang masuk jadual

PM di bulan N+1 yang muncul di menu PM Jaringan Akses Pelanggan

Periodik modul IOSS. Fungsi Admin akan memilih jaringan yang akan

dijadualkan di bulan depan di menu ini.

2 Melakukan pemeliharaan gangguan jaringan atas dasar analisa

gangguan atau permintaan dari Customer.

3 Jaringan akses Pelanggan yang akan diproses PM dicek validitas data

teknis maupun administrasinya untuk selanjutnya diinput di menu

Perencanaan PM jaringan Akses Pelanggan di modul IOSS.

4 Melakukan konfirmasi Jadwal PM ke Pelanggan melalui email untuk

mendapatkan persetujuan Pelanggan dengan tembusan ke Data Com

Operation & Maintenance.

5 Mengirim surat (atau dikirim via faksimili) ke Pelanggan yang berisi

informasi resmi tentang kegiatan PM dengan tembusan ke Data Com

Operation & Maintenance.

6 Memberikan konfirmasi kegiatan PM.

· Jika pelanggan setuju maka dilanjutkan ke proses no. 7.

· Jika pelanggan tidak setuju maka dilanjutkan ke proses no.18.

7 Mencatat dan/atau mengupdate Jadwal yang telah disetujui oleh

Pelanggan. Jika diperlukan konfirmasi ulang, Data Com Operation

Maintenance dapat langsung menghubungi Pelanggan sesuai dengan data

contact person dari Customer Care.

8 Melakukan persiapan pelaksanaan termasuk pembuatan FMB (Form

Mutasi Barang) jika perlu pengadaan perangkat baru, pengurusan

perijinan dan koordinasi dengan

pihak ke-3 atau Vendor PM (jika diperlukan).

9 Melakukan Cetak SPK (Surat Perintah Kerja) dan menyiapkan form PM

yang diperlukan.

10 Melakukan Pelaksanaan Kegiatan PM.

· Jika pelaksanaan berhasil maka dilanjutkan ke proses no. 11.

· Jika pelaksanaan tidak berhasil maka dilanjutkan ke proses no.18.

11 Mencatat hasil kegiatan di lapangan untuk selanjutnya diinput di aplikasi,

close SPK dan penanda tanganan Berita Acara (BA) antara Lintasarta

dengan pihak ke- 3/vendor PM jika pekerjaan dilakukan vendor PM.

12 Menganalisa dan verifikasi hasil PM Jaringan untuk menentukan ada

tidaknya tindak lanjut untuk jaringan hasil PM tersebut.

· Jika memerlukan tindak lanjut maka dilanjutkan ke proses no. 13

· Jika tidak memerlukan tindak lanjut maka dilanjutkan ke proses no. 14

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 State of The Art · PDF fileberisikan sejarah perusahaan, visi ... yang merupakan objek di PT Telekomunikasi Indonesia ... mencapai hasil yang optimal dalam

24

13 Melakukan Kegiatan PM Jaringan ini memerlukan proses tindak lanjut

dengan memanggil Prosedur Tindak Lanjut Pemeliharaan Jaringan Akses

Pelanggan. (LAP-D2-NOP-003)

14 Melakukan input kesimpulan dan close PM.

15 Membuat laporan atau surat rekomendasi hasil PM yang harus

ditindaklanjuti oleh Pelanggan. Hasilnya di upload ke aplikasi back office.

(Selesai)

16 Mengirim hasil PM ke pelanggan

17 Menerima hasil PM

18 Melakukan pembatalan proses PM secara sistem dan diinput ulang

sebagai proses baru jika diperlukan. (Selesai)

2.3 Metode Penelitian

Terdapat beberapa metode penelitian yang dapat digunakaan didalam

pembuatan tugas akhir maupun penelitian, menurut Yusuf didalam bukunya yang

berjudul metode penelitian kuantitatif, kualitatif, & penelitian gabungan,

mengemukakan tiga metode penelitian, yaitu kuantitatif, kualitatif, serta gabungan.

2.3.1 Metode Penelitian Kuantitatif

Pendekatan kuantitatif memandang tingkah laku manusia dapat diramal dan

realitas sosial, objektif dan dapat diukur. Oleh karena itu, penggunaan penelitian

kuantitatif dengan instrumen yang valid dan reliabel serta analisis statistik yang

sesuai dan tepat menyebabkan hasil penelitian yang dicapai tidak menyimpang dari

kondisi yang sesungguhnya. Hal itu ditopang oleh pemilihan masalah, identifikasi

masalah pembatasan dan perumusan masalah yang akurat, serta dibarengi dengan

penetapan populasi dan sampel yang benar (Yusuf 2013, h.58).

Jadi dapat disimpulkan bahwa penelitian kuantitatif merupakan suatu

metode penelitian yang dapat diukur dan memiliki alat ukur sehingga hasil

penelitian yang nantinya didapat selama melakukan penelitian tidak berbeda jauh

dengan keadaan yang sebenarnya dilapangan.

2.3.2 Metode Penelitian Kualitatif

Berbeda dengan penelitian kuantitatif, para peneliti kualitatif mencari

makna, pemahaman, pengertian, tentang suatu fenomena, kejadian, maupun

kehidupan manusia dengan terlibat langsung dan atau tidak langsung dalam setting

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 State of The Art · PDF fileberisikan sejarah perusahaan, visi ... yang merupakan objek di PT Telekomunikasi Indonesia ... mencapai hasil yang optimal dalam

25

yang diteliti, kontekstual, dan menyeluruh. Peneliti bukan mengumpulkan data

sekali jadi atau sekaligus dan kemudian mengolahnya, melainkan tahap demi tahap

dan makna disimpulkan selama proses berlangsung dari awal kegiatan hingga

kegiatan selesai(Yusuf 2013, h.58).

Jadi dapat disimpulkan bahwa penelitian kualitatif merupakan penelitian

mengenai kehidupan manusia didalam suatu fenomena yang terjadi, yang prosesnya

tidak bisa sekali jalan, melainkan melalui tahapan yang harus dilakukan agar

penelitian dapat berjalan dengan baik.

2.4 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data merupakan teknik atau cara-cara yang dapat

digunakan peneliti untuk mengumpulkan data. Metode (cara atau teknik) menunjuk

suatu kata yang abstrak dan tidak ditunjukkan dalam benda, tetapi hanya dapat

dilihat penggunaannya melalui angket, wawancara, pengamatan, ujian,

dokumentasi, dan lainnya. Peneliti dapat menggunakan salah satu atau gabungan

tergantung dari masalah yang dihadapi (Alma 2004, h.69)

Jadi metode pengumpulan data dapat disimpulkan sebagai suatu cara yang

digunakan oleh peneliti didalam penelitiannya untuk memperoleh data yang

dibutuhkan didalam penelitian dengan menggunakan satu atau beberapa metode

gabungan yang diperlukan tergantung dari penelitian yang dilakukannya.

2.4.1 Angket (Questionnare)

Angket merupakan daftar pernyataan yang diberikan kepada orang lain yang

bersedia memberikan respon sesuai dengan permintaan pengguna. Tujuan

penyebaran angket ialah mencari informasi lengkap mengenai suatu maslaah dan

responden tanpa merasa khawatir bila responden memberikan jawaban yang tidak

sesuai dengan kenyataan dalam pengisian daftar pertanyaan(Alma 2004, h.71). Di

samping itu, responden mengetahui informasi tertentu yang diminta. Angket dapat

dibagi menjadi beberapa jenis diantaranya:

1. Angket Terbuka atau angket tidak berstruktur merupakan angket yang

diberikan kepada responden dalam bentuk sederhana sehingga didalam

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 State of The Art · PDF fileberisikan sejarah perusahaan, visi ... yang merupakan objek di PT Telekomunikasi Indonesia ... mencapai hasil yang optimal dalam

26

pengisiannya dapat diisi sesuai dengan keadaan responden itu sendiri.

Keuntungan dari angket terbuka dari pihak responden ialah responden dapat

mengisi sesuai dengan keinginan serta keadaan yang dialaminya, bagi pihak

peniliti ialah peneliti mendapatkan data yang bervariasi.

2. Angket Tertutup atau angket berstruktur merupakan angket yang disediakan

dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden diminta unutk memilih

satu jawaban yang sesuai dengan karakteristik dirinya.

3. Daftar Cek merupakan suatu daftar yang berisi subjek dan aspek yang akan

diamati. Daftar cek dapat menjamin bahwa peneliti mencatat tiap-tiap

kegiatan sekecil apapun yang dianggap penting.

2.4.2 Wawancara(Interview)

Wawancara adalah suatu cara pengumpulan data yang digunakan untuk

memperoleh informasi langsung dari sumbernya . wawancara dapat dilakukan

apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden secara lebih mendalam

serta jumlah responden sedikit(Alma 2004, h.74). Ada beberapa jenis wawancara

apabila dibagi berdasarkan sifat pertanyaannya diantaranya:

1. Wawancara terpimpin yang merupakan wawancara dimana pertanyaan

yang diajukan kepada responden sudah menurut daftar pertanyaan yang

telah disusun

2. Wawancara bebas dimana terjadi tanya jawab bebas antara pewawancara

dengan responden, tetapi pewawancara tetap menggunakan tujuan

penelitian sebagai pedoman memberikan pertanyaan kepada responden.

3. Wawancara bebas terpimpiin yang merupakan perpaduan antara wawancara

terpimpin dengan wawancara bebas. Dalam melaksanakan wawancara ini,

pewawancara membawa pedoman yang hanya merupakan garis besar

tentang hal-hal yang akan ditanyakan.

2.4.3 Pengamatan (Obervation)

Observasi yaitu melakukan pengamatan secara alngsung ke objek penelitian

untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan. Apabila objek penelitian bersifat

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 State of The Art · PDF fileberisikan sejarah perusahaan, visi ... yang merupakan objek di PT Telekomunikasi Indonesia ... mencapai hasil yang optimal dalam

27

perilaku dan tindakan manusia, fenomena alam(kejadian-kejadian yang ada dialam

sekitar), proses kerja dan penggunaan responden kecil.

2.4.4 Ujian(Test)

Ujian atau tes merupakan cara pengumpulan data yang prosesnya

memberikan serangkaian pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur

keterampilan pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh

individu atau kelompok. Ada beberapa jenis tes yang dapat diberikan diantaranya:

1. Tes kepribadian yang merupakan tes yang digunakan untuk

mengungkapkan kepribadian seseorang

2. Tes bakat yang merupakan tes yang digunakan untuk mengukur bakat

seseorang terletak pada bidang mana.

3. Tes prestasi yang merupakan tes yang digunakan untuk mengukur

pencapaian seseorang setelah mempelajari sesuatu.

4. Tes intelegensi merupakan tes yang digunakan untuk membuat penaksiran

atau perkiraan terhadap tingkat intelektual seseorang dengan cara

memberikan berbagai tugas kepada oarang yang akan diukur

intelegensinya.

5. Tes sikap yang merupakan tes yang digunakan untuk mengadakan

pengukuran terhadap berbagai sikap seseorang.

2.4.5 Dokumentasi

Dokumentasi merupakan suatu cara yang ditujukan untuk memperoleh data

langsung dari tempat penelitian, meliputi buku yang relevan, peraturan-peraturan,

laporan kegiatan, foto-foto, film dokumenter, serta data yang relevan dengan

penelitian yang dilakukan.

2.5 Audit Sistem Informasi

Audit sistem informasi merupakan salah satu bentuk audit operasional,

tetapi kini audit SI sudah dikenal sebagai satu satuan jenis audit tersendiri yang

tujuan utamanya lebih untuk meningkatkan tatakelola TI (IT governance). Sebagai

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 State of The Art · PDF fileberisikan sejarah perusahaan, visi ... yang merupakan objek di PT Telekomunikasi Indonesia ... mencapai hasil yang optimal dalam

28

suatu audit operasional terhadap manajemen sumber daya informasi, yaitu

efektivitas, efisiensi dan ekonomis tidaknya unit fungsional sistem informasi pada

suatu organisasi atau pengelolaan sistem informasi pada suatu organisasi.

Pelaksanaan audit ini biasanya dilakukan oleh auditor intern dengan menerapkan

pengetahuan teknis audit dan sistem informasi maupun pengalamannya, untuk

mengevaluasi unit maupun departmen sistem informasi, pengelolaan sumberdaya

informasi, pengembangan sistem aplikasi, serta mengevaluasi sistem yang sudah

diimplementasikan.

Panduan yang dipergunakan dalam audit SI ini untuk di Indonesia adalah

Standar Atestasi, dan aturan-aturan yang dikeluarkan oleh organisasi profesi

akuntansi seperti IAI di Indonesia, AICPA di USA, atau CICA untuk Kanada,

maupun yang lebih khusus lagi, yaitu : dari ISACA atau IIA. Model referensi sistem

pengendalian intern lazimnya adalah CobIT

2.6 Model Framework TI

Ada beberapa framework yang dapat digunakan sebagai alat untuk

mengukur suatu perusahaan, diantaranya:

2.6.1 ITIL

ITIL dikembangkan oleh The Office of Government Commerce (OGC), yaitu

suatu badan di bawah pemerintah Inggris, yang bekerja sama dengan The IT Service

Management Forum (ITSMF), suatu organisasi independen mengenai manajemen

pelayanan TI dan British Standard Institute (BSI), suatu badan penetapan standar

pemerintah Inggris. ITIL merupakan suatu framework pengelolaan layanan TI (IT

Service Management – ITSM), yang sudah diadopsi sebagai standar industri

pengembangan industri perangkat lunak di dunia. ITIL dikembangkan pertama kali

pada pada akhir tahun 1980.

2.6.2 COSO

COSO merupakan kependekan dari Committee of Sponsoring Organization

of the Treadway Commission, sebuah organisasi di Amerika yang berdedikasi

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 State of The Art · PDF fileberisikan sejarah perusahaan, visi ... yang merupakan objek di PT Telekomunikasi Indonesia ... mencapai hasil yang optimal dalam

29

dalam meningkatkan kualitas pelaporan finansial mencakup etika bisnis, kontrol

internal dan corporate governance. Komite ini didirikan pada tahun 1985 untuk

mempelajari faktor-faktor yang menunjukkan ketidaksesuaian dalam laporan

finansial.

2.6.3 ISO

ISO/IEC 15504, atau dikenal juga dengan SPICE (Software Process

Improvement and Capability dEtermination) adalah suatu kerangka kerja untuk

penilaian proses yang dikembangkan bersama oleh ISO (International

Organization for Standardization) dan IEC (International Electrotechnical

Commission). ISO/IEC 15504 awalnya diturunkan dari standar siklus hidup

proses ISO12207 dan digunakan sebagai dasar pembuatan CMMI.

2.6.4 CMMI (Capability Maturity Model Integration)

Capability Maturity Model Integration (CMMI) merupakan suatu model

pendekatan dalam penilaian skala kematangan dan kemampuan sebuah organisasi

perangkat lunak. CMMI pada awalnya dikenal sebagai Capability Maturity Model

(CMM) yang dikembangkan oleh Software Enginnering Institute di Pittsburgh pada

tahun 1987. Namun perkembangan selanjutnya CMM menjadi CMMI. CMMI

mendukung proses penilaian secara bertingkat. Penilaiannya tersebut berdasarkan

kuisioner dan dikembangkan secara khusus untuk perangkat lunak yang juga

mendukung peningkatan proses.

CMMI adalah suatu pendekatan perbaikan proses yang memberikan unsur-

unsur penting proses efektif bagi organisasi. Praktik-praktik terbaik CMMI

dipublikasikan dalam dokumen-dokumen yang disebut model, yang masing-masing

ditujukan untuk berbagai bidang yang berbeda. Menurut CMMI for Development

Version 1.3 Maturity Level di CMMI ada 5, mulai dari yang terendah Maturity

Level 1 hingga Maturity Level 5.

Maturity level 1 (Initial.)Pada Maturity Level 1 ini proses biasanya ad hoc

dan kacau. Perusahaan biasanya tidak menyediakan lingkungan yang stabil untuk

mendukung proses yang akan dilakukan. Sukses dalam organisasi masih tergantung

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 State of The Art · PDF fileberisikan sejarah perusahaan, visi ... yang merupakan objek di PT Telekomunikasi Indonesia ... mencapai hasil yang optimal dalam

30

pada kemampuan individu orang-orang dalam organisasi dan bukan pada

penggunaan sistem.

Meskipun tingkat kematangan level 1 masih kacau, perusahaan tetap

menghasilkan produk dan jasa yang bekerja, namun produk dan jasa yang

dihasilkan sering melebihi anggaran dan jadwal yang ditentukan dalam rencana

mereka. Tingkat kematangan 1 organisasi juga biasanya ditandai dengan

kecenderungan untuk meninggalkan proses yang dikerjakan didalam waktu krisis,

dan tidak dapat mengulangi keberhasilan yang pernah dilakukan.

Maturity level 2 ( Managed). Tingkat kematangan 2 perusahaan telah

memastikan bahwa proses yang direncanakan telah dilaksanakan sesuai dengan

kebijakan perusahaan, didalam pelaksanaanya perusahaan mempekerjakan orang-

orang terampil yang memiliki sumber daya yang memadai untuk menghasilkan

output yang sesuai dengan rencana. Proses juga melibatkan pemangku kepentingan

yang relevan serta dilakukan monitoring didalam pengerjaannya. Proses yang

dilakukan pada tingkat kematangan level 2 memastikan bahwa proses yang

dikerjakan dipertahankan selama masa kritis berlangsung. Ketika proses sudah

mencapai level 2 kegiatan dilakukan dan dikelola sesuai dengan rencana mereka

didokumentasikan.

Pada tingkat kematangan level 2 proses yang dikerjakan terlihat manajemen

didalam pengerjaannya (misalnya kegiatan apa yang harus dilakukan pertama kali,

berapa waktu yang diperlukan didalam pengerjaan dan berapa biaya yang

dibutuhkan). Komitmen ditetapkan antara para pemangku kepentingan yang

relevan dan direvisi sesuai kebutuhan. produk kerja secara tepat dikendalikan.

Produk dan layanan pekerjaan memuaskan dan memiliki standar dan prosedur

sederhana didalam pengerjaannya.

Maturity level 3 (Defined) . Maturity level 3 ditandai dengan proses yang

terkarakterisasi serta dipahami dengan baik oleh personil yang terlibat didalamnya,

serta proses telah dideskripsikan didalam standar operasional prosedur serta metode

pengerjaannya yang terdapat didalam sistem informasi perusahaan. Perusahaan

telah memiliki standarnya sendiri didalam melakukan proses dan standar ini sudah

dilakukan peningkatan dari waktu ke waktu.pening

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 State of The Art · PDF fileberisikan sejarah perusahaan, visi ... yang merupakan objek di PT Telekomunikasi Indonesia ... mencapai hasil yang optimal dalam

31

Perbedaan lain yang penting adalah bahwa pada tingkat kematangan level

3, proses biasanya memiliki penjelesan lebih detail dari pada tingkat kematangan

level 2. Sebuah proses yang jelas menyatakan tujuan, masukan, kriteria masuk,

kegiatan, peran, langkah-langkah, langkah-langkah verifikasi, output, dan kriteria

outpot proses. Pada tingkat kematangan level 3, proses yang dikelola lebih proaktif

menggunakan pemahaman tentang hubungan timbal balik dari kegiatan proses dan

langkah-langkah rinci proses, produk kerja, dan layanannya.

Maturity level 4 (Managed). Pada tingkat kematangan 4, organisasi dan

proses memiliki tujuan kuantitatif untuk kualitas dan kinerja proses dan

menggunakannya sebagai kriteria dalam mengelola proyek. Tujuan kuantitatif

didasarkan pada kebutuhan pelanggan, pengguna akhir, organisasi, dan proses

pelaksana. Kualitas dan kinerja proses dipahami dalam hal statistik dan dikelola

sepanjang proses berjalan. Untuk subproses yang dipilih, langkah-langkah khusus

untuk mengerjakan proses dikumpulkan dan dianalisis secara statistik.

Ketika memilih subproses untuk analisis, sangat penting untuk memahami

hubungan antara berbagai subproses dan dampaknya terhadap pencapaian tujuan

untuk kualitas dan kinerja proses. Perbedaan penting antara tingkat kematangan 3

dan 4 adalah prediktabilitas kinerja proses. Pada tingkat kematangan 4, kinerja

proyek dan subproses dipilih dikendalikan menggunakan statistik dan teknik

kuantitatif lainnya, dan prediksi berdasarkan pada sistem analisis statistik yang

digunakan untuk mengolah data.

Maturity level 5 (Optimizing). Pada kematangan level 5, sebuah perusahaan

melakukan peningkatkan proses secara berkala berdasarkan pemahaman kuantitatif

tujuan bisnis dan kebutuhan perusahaan. Organisasi menggunakan pendekatan

kuantitatif untuk memahami perbedaan yang ada dalam proses dan hal yang

menyebabkan proses hasil. Kematangan level 5 berfokus pada terus meningkatkan

kinerja proses melalui proses bertahap dan inovatif dan teknologi perbaikan.

Kualitas dan proses kinerja organisasi tujuan ditetapkan, terus direvisi untuk

mencerminkan perubahan bisnis tujuan dan kinerja organisasi, dan digunakan

sebagai kriteria dalam mengelola proses perbaikan. Efek dari proses dikerahkan

perbaikan diukur dengan menggunakan statistik dan lainnya kuantitatif teknik dan

Page 32: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 State of The Art · PDF fileberisikan sejarah perusahaan, visi ... yang merupakan objek di PT Telekomunikasi Indonesia ... mencapai hasil yang optimal dalam

32

dibandingkan dengan tujuan kinerja kualitas dan proses. proses proyek

didefinisikan, set organisasi standar proses, dan teknologi pendukung adalah target

dari terukur kegiatan perbaikan.

Perbedaan penting antara tingkat kematangan 4 dan 5 adalah fokus pada

mengelola dan meningkatkan kinerja organisasi. Pada tingkat kematangan 4,

organisasi dan proyek fokus pada pemahaman dan mengendalikan kinerja di tingkat

sub proses dan menggunakan hasil untuk mengelola proyek. Pada tingkat

kematangan 5, organisasi yang bersangkutan dengan keseluruhan kinerja organisasi

menggunakan data yang dikumpulkan dari beberapa proyek. Analisis data

mengidentifikasi kekurangan atau kesenjangan dalam kinerja. kesenjangan ini

digunakan untuk mendorong perbaikan proses organisasi yang menghasilkan

peningkatan terukur dalam kinerja.

2.7 COBIT 5

COBIT 5 merupakan sebuah kerangka atau framework menyeluruh yang

dapat membantu perusahaan dalam mencapai tujuannya untuk tata kelola dan

manajemen TI perusahaan.

2.7.1 Sejarah Perkembangan COBIT

COBIT muncul pertama kali pada tahun 1996 yaitu COBIT versi 1 yang

menekankan pada audit, COBIT versi 2 pada tahun 1998 yang menekankan pada

tahap pengendalian, COBIT versi 3 pada tahun 2000 yang berorientasi kepada

manajemen, COBIT versi 4 pada bulan desember 2005 dan versi 4.1 pada bulan

mei 2007 lebih mengarah pada tata kelola TI, dan terakhir COBIT versi 5 pada

bulan juni 2012 yang menekankan tata kelola TI pada perusahaan.

2.7.2 Definisi COBIT 5

COBIT 5 merupakan sebuah kerangka menyeluruh yang dapat membantu

perusahaan dalam mencapai tejuannya untuk tata dan manajemen TI perusahaan.

Secara sederhana COBIT 5 membantu perusahaan menciptakan nilai optimal dari

TI dengan cara menjaga keseimbangan antara mendapatkan keuntungan dan

mengoptimalkan tingkat resiko dan penggunaan sumbar daya. COBIT 5

Page 33: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 State of The Art · PDF fileberisikan sejarah perusahaan, visi ... yang merupakan objek di PT Telekomunikasi Indonesia ... mencapai hasil yang optimal dalam

33

memungkinkan TI untuk dikelola dan diatur dalam cara yang lebih menyeluruh

untuk seluruh lingkup perusahaan, meliputi seluruh lingkup bisnis dan lingkup area

fungsional TI, dengan mempertimbangkan kepentingan para stakeholder internal

dan eksternal yang berhubungan dengan TI.

COBIT 5 bersifat umum dan berguna untuk segala jenis ukuran perusahaan,

baik itu sektor komersial, sektor non profit atau pada sektor pemerintahan atau

publik. COBIT 5 didasarkan pada lima prinsip kunci untuk tata kelola dan

manajemen TI perusahaan. Kelima prinsip ini memungkinkan perusahaan untuk

membangun sebuah kerangka tata kelola dan manajemen yang efektif, yang dapat

mengoptimalkan investasi dan penggunaan TI untuk mendapatkan keuntungan bagi

para stakeholder.

2.7.3 Lima Prinsip Dalam Cobit 5

Cobit 5 memiliki lima prinsip utama untuk tata kelola serta manajemen

perusahaan TI diantaranya :

1. Memenuhi Kebutuhan Stakeholder. Perusahaan menciptakan nilai bagi para

stakeholder-nya dengan menjaga keseimbangan antara realisasi keuntungan

dan optimasi risiko dan penggunaan sumber daya. COBIT 5 menyediakan

semua proses yang dibutuhkan dan pemicupemicu lainnya untuk

mendukung penciptaan nilai bisnis melalui penggunaan TI. Oleh karena itu

setiap perusahaan memiliki tujuan yang berbeda, sebuah perusahaan dapat

mengkustomisasi COBIT 5 agar sesuai dengan konteks perusahaan itu

sendiri melalui pengaliran tujuan (goal cascade), menerjemahkan tujuan

utama perusahaan menjadi tujuan yang dapat diatur, spesifik dan

berhubungan dengan TI, serta memetakan tujuan-tujuan tersebut menjadi

prosesproses dan praktik-praktik yang spesifik.

2. Melingkupi Seluruh Perusahaan

COBIT 5 mencakup semua fungsi dan proses dalam perusahaan. COBIT 5

tidak hanya fokus pada ‘fungsi TI’, namun memperlakukan informasi dan

teknologi yang berhubungan dengannya sebagai suatu aset yang perlu

ditangani oleh semua orang dalam perusahaan seperti juga aset-aset

Page 34: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 State of The Art · PDF fileberisikan sejarah perusahaan, visi ... yang merupakan objek di PT Telekomunikasi Indonesia ... mencapai hasil yang optimal dalam

34

perusahaan yang lain. COBIT 5 mempertimbangkan semua pemicu untuk

tata kelola dan manajemen yang berhubungan dengan TI agar dapat

digunakan secara menyeluruh dalam perusahaan, termasuk semua orang dan

semua hal internal dan eksternal yang berhubungan dengan tata kelola dan

manajemen informasi dan TI perusahaan.

3. Menerapkan Suatu Kerangka Tunggal yang Terintegrasi

Ada beberapa standar dan best practices yang berhubungan dengan TI,

masing-masing menyediakan panduan dalam sebuah bagian dari aktivitas

TI. COBIT 5 adalah sebuah kerangka tunggal dan terintegrasi karena

COBIT 5 selaras dengan standar dan kerangka kerja lain yang relevan dan

terbaru, dan hal tersebut memungkinkan perusahaan untuk menggunakan

COBIT 5 sebagai kerangka kerja untuk tata kelola dan manajemen secara

menyeluruh dan terintegrasi.

4. Menggunakan Pendekatan yang Menyeluruh

Tata kelola dan manajemen TI perusahaan yang efektif dan efisien

memerlukan suatu pendekatan yang menyeluruh, dan melibatkan beberapa

komponen yang saling berinteraksi. COBIT 5 mendefinisikan serangkaian

pemicu untuk mendukung implementasi sistem yang komprehensif tentang

tata kelola dan manajemen TI perusahaan. Pemicu adalah faktor yang secara

individual maupun kolektif mempengaruhi apakah sesuatu dapat berjalan

dengan baik, dalam kasus ini adalah apakah tata kelola dan manajemen TI

perusahaan dapat berjalan dengan baik.

5. Pemisahan Tata Kelola dari Manajemen

Kerangka COBIT 5 memuat suatu perbedaan yang jelas antara tata kelola

dan manajemen. Dua disiplin yang berbeda ini juga meliputi aktivitas yang

berbeda, memerlukan struktur organisasi yang berbeda dan melayani tujuan

yang berbeda pula.

2.7.4 Model Kapabilitas Dalam COBIT 5

Para pengguna COBIT 4.1, RiskIT, dan ValIT mungkin sudah mengenal

adanya model kematangan proses dalam kerangka-kerangka tersebut. Model

Page 35: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 State of The Art · PDF fileberisikan sejarah perusahaan, visi ... yang merupakan objek di PT Telekomunikasi Indonesia ... mencapai hasil yang optimal dalam

35

tersebut digunakan untuk mengukur tingkat kematangan proses yang berhubungan

dengan TI dalam suatu perusahaan, untuk mendefinisikan persyaratan tingkat

kematangan, dan untuk menentukan celah diantara tingkat-tingkat kematangan

serta bagaimana untuk meningkatkan proses dalam rangka untuk mencapai

tingkatan kematangan yang diinginkan.

Sedangkan pada COBIT 5, dikenalkan adanya model kapabilitas proses,

yang berdasarkan pada ISO/IEC 15504, standar mengenai Software Engineering

dan Process Assessment. Model ini mengukur performansi tiap-tiap proses tata

kelola (EDM-based) atau proses manajemen (PBRM based), dan dapat

mengidentifikasi area-area yang perlu untuk ditingkatkan performansinya. Model

ini berbeda dengan model proses maturity dalam COBIT 4.1, baik itu pada desain

maupun penggunaannya.

Keuntungan model kapabilitas proses COBIT 5 dibandingkan dengan

model kematangan proses dalam COBIT 4.1, diantaranya :

1. Meningkatkan fokus pada proses yang sedang dijalankan, untuk

meyakinkan apakah sudah berhasil mencapai tujuan dan memberikan

outcome yang diperlukan sesuai dengan yang diharapkan.

2. Konten yang lebih disederhanakan dengan mengeliminasi duplikasi, karena

penilaian model kematangan dalam COBIT 4.1 memerlukan penggunaan

sejumlah komponen spesifik, termasuk model kematangan umum, model

kematangan proses, tujuan pengendalian dan proses pengendalian untuk

mendukung proses penilaian model kematangan dalam COBIT 4.1.

3. Meningkatkan keandalan dan keberulangan dari aktivitas penggunaan

kapabilitas proses dan evaluasinya, mengurangi perbedaan pendapat

diantara stakeholder dan hasil penilaian.

4. Meningkatkan kegunaan dari hasil penilaian kapabilitas proses, karena

model baru ini memberikan sebuah dasar bagi penilaian yang lebih formal

dan teliti.

5. Sesuai dengan standar penilaian yang dapat diterima secara umum sehingga

memberikan dukungan yang kuat bagi pendekatan penilaian proses yang

ada dipasaran.

Page 36: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 State of The Art · PDF fileberisikan sejarah perusahaan, visi ... yang merupakan objek di PT Telekomunikasi Indonesia ... mencapai hasil yang optimal dalam

36