bab ii tinjauan pustaka 2.1. respon masyarakat 2.1.1 ... · manusia yang hidup bersama. di dalam...

21
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Respon Masyarakat 2.1.1. Pengertian Masyarakat Aguste Comte (dikutip dalam Abdulsyani, 2007:31) mengatakan bahwa masyarakat merupakan kelompok-kelompok makhluk hidup dengan realitas-realitas baru yang berkembang menurut hukum-hukumnya sendiridan berkembang menurut dengan polanya sendiri. Masyarakat dapat Membentuk kepribadian yang khas bagi manusia,sehingga tanpa adanya kelompok, manusia tidak akan mampu untuk berbuat banyak dalam kehidupannya.Sedangkan menurut Soejono Soekanto (dikutip dalam Abdulsyani,1987), menyatakan bahwa sebagai suatu pergaulan hidup atau suatu bentuk kehidupan bersama manusia, maka masyarakat itu mempunyai ciri-ciri pokok, yaitu : a. Manusia yang hidup bersama. Di dalam ilmu sosial tak ada ukuran yang mutlak atau angka yang pasti untuk mentukan berapa jumalh manusia yang harus ada. Akan tetapi secara teoritis, angka minimum ada dua orang yang hidup bersama. b. Bercampur untuk waktu yang cukup lama. Kumpulan dari manusia tidaklah sama dengan kumpulan benda-benda mati. Oleh karena berkumpulnya manusia, maka akan timbul manusia-manusia baru. Manusia itu juga dapat bercakap-cakap, merasa dan mengerti; mereka juga mempunyai keinginan untuk menyampaikan kesankesan atau perasaan-perasaannya. Sebagai akibat hidup bersama itu, timbullah sistem komunikasi dan timbullah peraturan- peraturan yang mengatur hubungan antar manusia dalam kelompok tersebut. c. Mereka sadar bahwa mereka merupakan satu kesatuan. d. Mereka merupakan suatu sistem hidup bersama. Sistem kehidupan bersama menimbulkan menimbulkan kebudayaan, oleh karena setiap anggota kelompok merasa dirinya terikat satu dengan yang lainnya.

Upload: others

Post on 08-Nov-2020

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Respon Masyarakat 2.1.1 ... · Manusia yang hidup bersama. Di dalam ilmu sosial tak ada ukuran yang mutlak atau angka yang pasti untuk mentukan berapa

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Respon Masyarakat

2.1.1. Pengertian Masyarakat

Aguste Comte (dikutip dalam Abdulsyani, 2007:31) mengatakan bahwa

masyarakat merupakan kelompok-kelompok makhluk hidup dengan realitas-realitas

baru yang berkembang menurut hukum-hukumnya sendiridan berkembang menurut

dengan polanya sendiri. Masyarakat dapat Membentuk kepribadian yang khas bagi

manusia,sehingga tanpa adanya kelompok, manusia tidak akan mampu untuk berbuat

banyak dalam kehidupannya.Sedangkan menurut Soejono Soekanto (dikutip dalam

Abdulsyani,1987), menyatakan bahwa sebagai suatu pergaulan hidup atau suatu

bentuk kehidupan bersama manusia, maka masyarakat itu mempunyai ciri-ciri pokok,

yaitu :

a. Manusia yang hidup bersama. Di dalam ilmu sosial tak ada ukuran yang

mutlak atau angka yang pasti untuk mentukan berapa jumalh manusia yang

harus ada. Akan tetapi secara teoritis, angka minimum ada dua orang yang

hidup bersama.

b. Bercampur untuk waktu yang cukup lama. Kumpulan dari manusia tidaklah

sama dengan kumpulan benda-benda mati. Oleh karena berkumpulnya

manusia, maka akan timbul manusia-manusia baru. Manusia itu juga dapat

bercakap-cakap, merasa dan mengerti; mereka juga mempunyai keinginan

untuk menyampaikan kesankesan atau perasaan-perasaannya. Sebagai akibat

hidup bersama itu, timbullah sistem komunikasi dan timbullah peraturan-

peraturan yang mengatur hubungan antar manusia dalam kelompok tersebut.

c. Mereka sadar bahwa mereka merupakan satu kesatuan.

d. Mereka merupakan suatu sistem hidup bersama. Sistem kehidupan bersama

menimbulkan menimbulkan kebudayaan, oleh karena setiap anggota

kelompok merasa dirinya terikat satu dengan yang lainnya.

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Respon Masyarakat 2.1.1 ... · Manusia yang hidup bersama. Di dalam ilmu sosial tak ada ukuran yang mutlak atau angka yang pasti untuk mentukan berapa

Menurut W.J.S. Poerwadarminta mengartikan masyarakat sebagai pergaulan

hidup manusia atau sehimpunan orang yang hidup bersama dalam sesuatu tempat

dengan ikatan-ikatan aturan yang tentu (dikutip dalam Abdulsyani,2006:3).Ciri-ciri

masyarakat di atas nampak selaras dengan definisi masyarakat sebagaimana telah di

kemukankan oleh J.L. Gilian dan J.P. Gilian, bahwa masyarakat adalah kelompok

manusia yang terbesar dan mempunyai kebiasaan, tradisisikap dan perasaan persatuan

yang sama. Masyarakat itu meliputi pengelompokkan-pengelompokkan yang lebih

kecil. (dikutip dalam Abdulsyani,2007:32).Berdasarkan beberapa teori tersebut

bahwa masyarakat adalah suatu kelompok manusia yang bekerja sama cukup lama

dan saling mempengaruhi serta menganggap diri sabagai satu kesatuan serta mampu

membentuk sebuah kebudayaan yang merupakan cerminan dari kebiasaan hidup

sehari-hari mereka.

Marzuki (2006:35) menjelaskan bahwa didalam penelitian hukum yang

merupakan suatu proses menemukan aturan hukum, prinsip-prinsip hukum, maupun

doktrin-doktrin hukum guna menjawab isu hukum yang dihadapi, diperlukan adanya

kerangka konseptual atau landasan teoritis sebagai suatu syarat penting. Teori adalah

untuk menerangkan dan menjelaskan gejala spesifik untuk proses tertentu, dan suatu

teori harus diuji dengan menghadapkannya pada fakta-fakta yang dapat menunjukan

ketidak benarannya.

2.1.2. Pengertian tentang respon

Menurut Soekanto (1993:48) respon sebagai perilaku yang merupakan

konsekuensi dari perilaku yang sebelumnya sebagai tanggapan atau jawabansuatu

persoalan atau masalah tertentu. Pengiyaan atau penolakan, serta sikap acuh tidak

acuh terhadapapa yang disampaikan oleh komunikator oleh pesannya. Respon dapat

dibedakan menjadi opini (pendapat) dan sikap, dimana pendapat atau opini adalah

jawaban terbuka (overt) terhadap suatu persolan dinyatakan dengan kata-kata yang

diucapkan atau tertulis.Sedangkan sikap merupakan reaksi positif atau negatif

terhadap orang-orang, objek atau situasi tertentu.

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Respon Masyarakat 2.1.1 ... · Manusia yang hidup bersama. Di dalam ilmu sosial tak ada ukuran yang mutlak atau angka yang pasti untuk mentukan berapa

Respon mempunyai dua bentuk, yaitu :

a. Respon positif

Yaitu apabila masyarakat mempunyai tanggapan atau reaksi positif dimana mereka

dengan antusias ikut berpartisipasi menjalankan program yang diselenggarakan

pribadi atau kelompok.

b. Respon negatif

Yaitu apabila masyarakat memberikan tanggapan yang negatif dan kurang antusias

ikut berpartisipasi menjalankan program yang diselenggarakan pribadi atau

kelompok, dimana mereka menanggapi dengan skeptis dan pragmatis. Menurut

Walgito (1980:16-17) respon adalah suatu perbuatan yang merupakan hasil akhir dari

adanya stimulus atau rangsangan dimana respon terbagi dua, yaitu :

a) Respon atau perbuatan yang reflektif (terjadi tanpa disadari individu)

merupakan reaksi dari stimulus yang diterima tidak sampai ke otak

sebagai pusat kesadaran.

b) Respon atau perbuatan yang disadari, yaitu perbuatan organisme atas

adanya motif dari individu yang bersangkutan, dan stimulus yang

diterima individu itu sampai ke otak dan benar-benar disadari oleh

individu yang bersangkutan.

Berlo berpendapat bahwa respon adalah segala sesuatu yang dilakukan

seseorang terhadap rangsangan. Jadi respon adalah reaksi yang dilakukanseseorang

terhadap rangsangan atau prilaku yang dihadirkan oleh rangsangan. Respon dibagi

menjadi dua kategori :

a) Over response, adalah respon yang dapat dilihat oleh orang lain.

b) Covert response, adalah respon yang tidak dapat dilihat oleh orang lain dan

sifatnya adalah pribadi.

Respon yang muncul pada diri manusia selalu dengan urutan yaitu sementara,

ragu-ragu, dan hati-hati yang dikenal dengan trial response, artinya terpelihara jika

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Respon Masyarakat 2.1.1 ... · Manusia yang hidup bersama. Di dalam ilmu sosial tak ada ukuran yang mutlak atau angka yang pasti untuk mentukan berapa

organisme merasakan manfaat dari rangsangan yang datang. Sementara itu, respon

dapat menjadi kebiasaan dengan urutan sebagai berikut:

a) Penyajian rangsangan.

b) Pandangan dari manusia akan rangsangan.

c) Interpretasi dari rangsangan.

d) Menanggapi rangsangan.

e) Pandangan akibat menanggung rangsangan.

f) Interpretasi akibat dan membuat tanggapan lebih lanjut.

g) Membangun hubungan rangsangan-rangsangan yang baik.

Respon atau tanggapan adalah kesan-kesan yang dialami jika perangsang

sudah tidak ada. jika proses pengamatan sudah berhenti, dan hanya tinggal kesan-

kesan saja, peristiwa sedemikian ini disebut tanggapan. Dalam hal ini untuk

mengetahui respon masyarakat dapat dilihat melalui persepsi, sikapdan partisipasi.

Respon pada prosesnya didahului sikap seseorang, karena sikap merupakan

kecenderungan atau kesediaan seseorang untuk bertingkah laku jikaia menghadapi

suatu ransangan tertentu.Perubahan sikap dapat menggambarkan bagaimana respon

seseorang atau sekelompok orang terhadap objek-objek tertentu seperti perubahan

lingkungan atau situasi lain. Sikap yang muncul dapat positif yakni cenderung

menyenangi, mendekati dan mengharapkan suatu objektif, seseorang disebut

mempunyai respon positif dilihat dari tahap kognisi, afeksi, dan psikomotorik.

Sebaliknya seseorang mempunyai respon negatif apabila informasi yang didengarkan

atau perubahan suatu objek tidak mempengaruhi tindakan atau malah menghindar dan

membenci objek tertentu.

Respon seseorang dapat dalam bentuk baik atau buruk, positif atau negative.

Apabila respon positif makaorang yang bersangkutan cenderung untuk menyukai atau

mendekati objek, sedangkan respon negatif cenderung untuk menjauhi objek tersebut.

Respon merupakan reaksi terhadap stimulus yang terbatas pada perhatian persepsi,

pengetahuan, kesadaran dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus

tersebut. Respon ada dua jenis yaitu respons aktif yang disertai oleh tindakan individu

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Respon Masyarakat 2.1.1 ... · Manusia yang hidup bersama. Di dalam ilmu sosial tak ada ukuran yang mutlak atau angka yang pasti untuk mentukan berapa

akibat adanya rangsangan, kedua adalah respons pasif yaitu rangsangan yang tidak

disertai oleh tindakan. Berdasarkan teori di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa yang

dimaksud respon dalam penelitian ini adalah suatu tanggapan atau reaksi yang

merupakan akibat adanya rangsangan baik positif maupun negatif yang disampaikan

oleh komunikator berupa opini, pesan, maupun sikap dalam diri manusia pribadi

maupun masyarakat umum.

Dengan demikian yang dimaksud respon masyarakat adalah suatu tanggapan

atau reaksi baik secara positif maupun negatif yang berasal dari sifat masyarakat

secara langsung maupun tidak langsung bertujuan untuk memenuhi kebutuhan

hidupnya, kebutuhan mempertahankan diri, dan memperjuangkan harapan-

harapannya.

2.2. Teori Pertukaran Sosial Petter M. Blau

Teori Pertukaran memiliki unsur dasar yang sama dalampertukaran, yaitu

aktor, sumber daya, struktur, dan proses (Ritzer,2011:516-518). Aktor sebutan bagi

partisipan pertukaran. Aktor dapatberupa individu atau kelompok perusahaan, atau

entitas lain yang spesifik.Meminjam konsep Teori Pilihan Rasional, aktor dipandang

sebagaimanusia yang tujuan dan tindakannya tertuju pada upaya mencapai tujuanitu

(Ritzer, 2004:357).Sementara sumber daya adalah kekayaan atau kecakapan perilaku

yang dimiliki seorang aktor dan dihargai oleh aktor-aktor lain. Aktor yang melakukan

tindakan akan menanggung biaya danmemberikan hasil pada aktor lain. Hasil yang

diberikan kepada aktor lainbisa bernilai positif atau negatif. Kepemilikan dan akses

sumber dayamenentukan tingkat daya tawar aktor (Ritzer, 2004:357).

Strukturmerupakan relasi ketergantungan timbal balik pertukaran yang bentuknyaada

beberapa macam, yaitu pertukaran langsung (direct exchange),pertukaran umum

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Respon Masyarakat 2.1.1 ... · Manusia yang hidup bersama. Di dalam ilmu sosial tak ada ukuran yang mutlak atau angka yang pasti untuk mentukan berapa

(generalize exchange), dan pertukaran produktif(productive exchange). Proses

merupakan gambaran terjadinya interaksidi dalam struktur pertukaran1.

Relasi pertukaran berkembang menurut struktur ketergantungantimbal balik.

Ada 3 bentuk yaitu, pertukaran langsung (direct exchange),pertukaran umum

(generalized exchange), dan pertukaran produktif(productive exchange) (Ritzer,

2011: 517-518). Dalam relasi pertukaranlangsung antara dua aktor, hasil tiap aktor

tergantung secara langsungterhadap perilaku aktor yang satunya. Misalnya, A

memberikan nilaikepada B, dan B memberikan nilai kepada A. Relasi yang terjadi

sepertigambar 2.2.a dan 2.2.b. :

A B

Gambar 2.2.a. Pertukaran Langsung Diadik

A

B C

Gambar 2.2.b.Pertukaran Langusung Jaringan

Dalam relasi pertukaran umum diantara tiga aktor atau lebih,ketergantungan

timbal balik bersifat tidak langsung: manfaat yang diterimaoleh B dari A tidak secara

langsung dikembalikan B kepada A, namundengan cara tidak langsung, lewat

pemberian B kepada aktor lain di dalamjaringan. Akhirnya, A menerima

pengembalian dari perukaran yang telahdilakukannya dari aktor terpilih dari sistem,

tetapi bukan dari B. Prosesnyaseperti gambar 2.2.c. Sementara, relasi pertukaran

umum, kedua aktor bersama - sama harus melakukan pemberian kepada orang lain

agar dapatmemperloeh manfaat. Bentuknya seperti gambar 2.2 d

A

B C

Gambar 2.2.c Pertukaran Umum

1 Teori Pertukaran Sosial Peter Blau,

https://www.researchgate.net/publication/320998624_Teori_Pertukaran_Sosial_Peter_Blau

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Respon Masyarakat 2.1.1 ... · Manusia yang hidup bersama. Di dalam ilmu sosial tak ada ukuran yang mutlak atau angka yang pasti untuk mentukan berapa

AB

B C

Gambar 2.2.d. Pertukaran Produktif

Proses pertukaran menggambarkan terjadinya interaksi di dalam struktur

pertukaran. Kesempatan pertukaran memberikan aktor peluanguntuk menginiasikan

pertukaran. Ketika inisiasi terbalas, pertukaran timbalbalik antara manfaat-manfaat

yang hasilkan disebut dengan transaksi.Serangkaian transaksi terus menerus diantara

aktor-aktor yang samamerupakan relasi pertukaran. Transaksi dalam relasi pertukaran

langsungmengambil dua bentuk, negosiasi dan timbal balik. Dalam

transaksinegosiasi, para aktor terlibat dalam proses keputusan bersama.

Dalamtransaksi timbal balik, sumbangan aktor kepada pertukaran dilakukan

secaraterpisah dan tanpa negosiasi. Para aktor menginisiasi pertukaran

tanpamengetahui apakah aktor lain akan memberikan balasan atau kapanbalasan itu

akan diberikan.

Buku Blau tahun 1964, Exchange dan Power in Social Life, memberikan

penjelasan sistematika Teori Pertukaran. Salah satu tujuanutamanya adalah untuk

menunjukkan bagaimana ketidakseimbangandalam transaksi pertukaran

menimbulkan perbedaan status dankekuasaan, dengan struktur kekuasaan

memberikan landasan (meso atau makro) tingkat struktur yang lebih besar. Blau

sebelumnya telahmengantisipasi beberapa prinsip dasar pendekatan dalam studi

kasustentang kekuasaan informal dan status yang berkembang antara agendalam

sebuah organisasi birokrasi. Secara singkat, individu yangmempunyai keahlian

berbagi keahlian dengan rekan-rekan yang kurangpengalaman, mereka

mengembangkan peringkat yang berbeda, denganmenggunakan perbedaan

pengetahuan yang dimiliki.Pada tingkat mikro, teori pertukaran Blau ini dimaksudkan

untukditerapkan pada perilaku dalam mengantisipasi penghargaan dari oranglain, dan

yang tidak berlanjut dengan tidak adanya respon menguntungkan.

Blau berusaha mengembangkan sebuah teori pertukaran yangmenggabungkan

tingkah laku sosial dasar manusia dengan struktur masyarakat yang lebih luas, yakni

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Respon Masyarakat 2.1.1 ... · Manusia yang hidup bersama. Di dalam ilmu sosial tak ada ukuran yang mutlak atau angka yang pasti untuk mentukan berapa

antara kelompok, organisasi atau negara.Dengan kata lain, Blau ingin memusatkan

perhatiannya pada pemahaman struktur sosial yang lebih luas berdasarkan analisa

proses-proses sosialyang terjadi pada relasi diantara individu. Menurut Blau, tujuan

dari studitentang interaksi dari muka ke muka adalah meletakkan dasar

untukpemahaman yang lebih mendalam tentang struktur sosial (Raho, 2007:176).

Berbeda dengan Homans yang tertarik pada pertukaran individu dikelompok kecil,

Blau memperhatikan organisasi-organisasi besar dan penekanan pada prinsip

kelahiran (emergency). Prinsip kelahiran (emergency) merujuk pada perubahan dalam

proses sosial yang terjadidalam struktur sosial yang sederhana menuju pada struktur

yang kompleks,dan pada kekuatan sosial baru yang tumbuh dan terakhir (Poloma,

2003:82-83).

Teori Pertukaran Sosial Homans dan Blau langkah yang dimaksud transaksi-

transaksi pertukaran pribadi diantaraorang-orang yang menimbulkan, deferensiasi

status dan kekuasaan yang mendorong, legitimasi dan organisasi yang menaburkan

benih-benih, dan perlawanan dan perubahan (Ritzer, 2012:726-727)Transaksi-

Transaksi Pertukaran Pribadi Diantara Orang-Orang yang menimbulkan orang

tertarik satu sama lain karena beragam alasan yang menyebabkan mereka

membangun asosisasi-asosiasi sosial. Sesekali ikatan-ikatan awal ditempa,

penghargaan-penghargaan yang mereka berikan satu sama lain membantu dan

memelihara ikatan-ikatan itu. Situasiyang berlawanan juga mungkin dengan

penghargaan yang tidak memadai,suatu asosiasi akan melemah dan pecah.

Penghargaan bisa bersifat intrinsik atau ekstrinsik (Ritzer, 2012:727). Teori ini

relevan dengan topic penelitan respon masyarakat terhdap konversi lahan pertanian

menjadi kawasan industry. Dalam hal ini terkait dengan tujuan utama teori ini yaitu,

menunjukkan bagaimana ketidakseimbangan dalam transaksi pertukaran

menimbulkan perbedaan status dankekuasaan, dengan struktur kekuasaan

memberikan landasan (meso atau makro) tingkat struktur yang lebih besar.

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Respon Masyarakat 2.1.1 ... · Manusia yang hidup bersama. Di dalam ilmu sosial tak ada ukuran yang mutlak atau angka yang pasti untuk mentukan berapa

2.3. Rencana Tata Ruang Wilayah

Menurut D.A. Tisnaadmidjaja, yang dimaksud dengan ruang adalah “wujud

fisik wilayah dalam dimensi geografis dan geometris yang merupakan wadah bagi

manusia dalam melaksanakan kegiatan kehidupannya dalam suatu kualitas kehidupan

yang layak” (Warlan, 1997:6).Tata ruang adalah wujud struktur ruang dan pola

ruang2. Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan

prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosiaekonomi

masyarakat yang secara hierarkis memiliki hubungan fungsional.

Penataan ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang,

pemanfaatan tata ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang. Hal tersebut

merupakan ruang lingkup penataan ruang sebagai objek Hukum Administrasi

Negara. Jadi, hukum penataan ruang menurut Undang-Undang Nomor 26 Tahun

2007 yaitu hukum yang berwujud struktur ruang (ialah sususnan pusat-pusat

pemukiman dan sistem jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai

pendukung kegiatan ekonomi masyarakat yang secara hierarkis memiliki hubungan

fungsional) dan pola ruang (ialah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah

yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk

fungsi budi daya).

Menurut Herman Hermit “sebagaimana asas hukum yang paling utama yaitu

keadilan, maka arah dan kerangka pemikiran serta pendekatan-pendekatan dalam

pengaturan (substansi peraturan perundang-undangan) apa pun, termasuk Undang-

Undang Penataan Ruang, wajib dijiwai oleh asas keadilan ”Berdasarkan Pasal 2

Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 ditegaskan bahwa penataan ruang

diselenggarakan berdasarkan asas :

2Pasal 1 Angka 2 Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Respon Masyarakat 2.1.1 ... · Manusia yang hidup bersama. Di dalam ilmu sosial tak ada ukuran yang mutlak atau angka yang pasti untuk mentukan berapa

1. Keterpaduan

Keterpaduan adalah bahwa penataan ruang diselenggarakan dengan

mengintegrasikan berbagai kepentingan yang bersifat lintas sektor, lintas

wilayah, dan lintas pemangku kepentingan. Pemangku kepentingan antara lain,

adalah pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat.

2. Keserasian, keselarasan, dan keseimbangan

Keserasian, keselarasan, dan keseimbangan adalah bahwa penataan ruang

diselenggarakan dengan mewujudkan keserasian antara struktur ruang dan pola

ruang, keselarasan antara kehidupan manusia dengan lingkungannya,

keseimbangan pertumbuhan dan perkembangan antar daerah serta antara

kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan.

3. Keberlanjutan

Keberlanjutan adalah bahwa penataan ruang diselenggarakan dengan menjamin

kelestarian dan kelangsungan daya dukung dan daya tampung lingkungan

dengan memperhatikan kepentingan generasi mendatang.

4. Keberdayagunaan dan keberhasilgunaan

Keberdayagunaan dan keberhasilgunaan adalah bahwa penataan ruang

diselenggarakan dengan mengoptimalkan manfaat ruang dan sumber daya yang

terkandung di dalamnya serta menjamin terwujudnya tata ruangyang

berkualitas.

5. Keterbukaan

Keterbukaan adalah bahwa penataan ruang diselenggarakan dengan

memberikan akses yang seluas-luasnya kepada masyarakat untuk mendapatkan

informasi yang berkaitan dengan penataan ruang.

6. Kebersamaan dan kemitraan

Kebersamaan dan kemitraan adalah bahwa penataan ruang diselenggarakan

dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan.

7. Perlindungan kepentingan umum

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Respon Masyarakat 2.1.1 ... · Manusia yang hidup bersama. Di dalam ilmu sosial tak ada ukuran yang mutlak atau angka yang pasti untuk mentukan berapa

Perlindungan kepentingan umum adalah bahwa penataan ruang diselenggarakan

dengan mengutamakan kepentingan masyarakat.

8. Kepastian hukum dan keadilan

Kepastian hukum dan keadilan adalah bahwa penataan ruang diselenggarakan

dengan berlandaskan hukum/ketentuan peraturan

9. Akuntabilitas

Akuntabilitas adalah bahwa penyelenggaraan penataan ruang dapat

dipertanggungjawabkan, baik prosesnya, pembiayaannya, maupun hasilnya.

Penataan ruang wilayah nasional, penataan ruang wilayah provinsi,dan penataan

ruang wilayah kabupaten/kota harus dilakukakn secara berjenjang dan komplementer.

Komplementer yang dimaksud disini adalah bahwa penataan ruang wilayah nasional,

penataan ruang wilayah provinsi, dan penataan ruang wilayah kabupaten/kota saling

melengkapi satu sama lain, bersinergi, dan dalam penyelenggaraannya tidak terjadi

tumpah tindih kewenangan.

2.4. Konversi Lahan.

Lahan merupakan sumber daya alam yang memiliki fungsi sangat luas dalam

memenuhi berbagai kebutuhan manusia dari sisi ekonomi lahan merupakan input

tetap yang utama bagi berbagai kegiatan produksi komoditas pertanian dan

nonpertanian. Banyaknya lahan yang digunakan untuk setiap kegiatan produksi

tersebut secara umum merupakan permintaan turunan dari kebutuhan dan permintaan

komoditas yang dihasilkan. Oleh karena itu perkembagan kebutuhan lahan untuk

setiap jenis kegiatan produksi akan ditentukan oleh perkembagan jumlah permintaan

setiap komoditas. Pada umumnya komoditas pangan kurang elastis terhadap

pendapatan dibandingkan permintaan komoditas nonpertanian, konsekuensinya

adalah pembangunan ekonomi yang membawa kepada peningkatan pendapatan

cenderung menyebabkan naiknya permintaan lahan untuk kegiatan di luar pertanian

dengan laju lebih cepat dibandingkan kenaikan permintaan lahan untuk kegiatan

pertanian (Syarif, 2008:17).

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Respon Masyarakat 2.1.1 ... · Manusia yang hidup bersama. Di dalam ilmu sosial tak ada ukuran yang mutlak atau angka yang pasti untuk mentukan berapa

Menurut Lestari (2009:47) mendefinisikan alih fungsi lahan atau lazimnya

disebut sebagai konversi lahan adalah perubahan fungsi sebagain atau seluruh

kawasan lahan dari fungsi semula (seperti yang direncanakan) menjadi fungsi lain

yang menjadi dampak negatif (masalah) terhadap lingkungan dan potensi lahan itu

sendiri. Dampak alih fungsi lahan juga mempengaruhi struktur sosial masyarakat,

terutama dalam struktur mata pencaharian.

Konversi lahan pertanian tersebut cenderung terjadi pada lahan pertanian

berproduktivitas tinggi seperti lahan sawah beririgasi. Kecenderungan demikian

sangat tidak menguntungkan kerja di pedesaan namun terkesan sulit dihindari. Dua

faktor utama yang dapat menjadi penyebabnya adalah:

1) Ketersediaan infrastruktur ekonomi merupakan faktor positif dominan yang

berpengaruh terhadap preferensi investor dalam memilih lokasi lahan yang

akan dibangun untuk kegiatan di luar pertanian. Infrastruktur tersebut secara

umum lebih tersedia di daerah pertanian yang sudah berkembang akibat

pembangunan masa lalu. Konsekuensinya adalah permintaan lahan oleh

investor cenderung lebih tinggi di daerah pertanian yang sudah berkembang,

utamanya yang mendekati sasaran konsumennya seperti di daerah pinggiran

kota.

2) Perlindungan pemerintah terhadap lahan pertanian produktif relatif lemah.

Kondisi demikian dapat terjadi akibat penilaian pasar terhadap lahan pertanian

yang cenderung under estimate karena lahan pertanian dianggap hanya

menghasilkan komoditas pertanian yang berharga murah dan bernilai tambah

rendah. Persepsi demikian melekat pada hampir seluruh lapisan masyarakat

termasuk para ekonom makropun persepsi demikian sangat dominan sehingga

pertumbuhan ekonomi. Yang direfleksikan dalam pertumbuhan GDP (gross

domestic product) hanya diukur dari nilai produksi pertanian secara fisik,

padahal lahan pertanian memiliki multifungsi yang sangat luas secara

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Respon Masyarakat 2.1.1 ... · Manusia yang hidup bersama. Di dalam ilmu sosial tak ada ukuran yang mutlak atau angka yang pasti untuk mentukan berapa

lingkungan dan sosial. Persepsi demikian pula yang menyebabkan konversi

lahan pertanian seringkali.

Undang-undang No 41 tahun 2009 tentang perlindungan lahan pertanian

berkelanjutan, sebagai sumber pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi

kemanusiaan, efisiesnsi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, dan

kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan, kemajuan, dan kesatuan ekonomi

nasional. Selain itu negara menjamin hak atas pangan sebagai hak asasi setiap warga

negara sehingga negara berkewajiban menjamin kemandirian, ketahanan, dan

kedaulatan pangan, serta mengantisipasi pertambahan jumlah penduduk dan

perkembagan ekonomi yang mengakibatkan terjadinya degradasi, alih fungsi, dan

fragmentasi lahan pertanian pangan yang telah mengancam daya dukung wilayah

secara nasional dalam menjaga kemandirian, ketahan, dan kedaulatan pangan.

Penetapan kawasan pertanian pangan berkelanjutan Kabupaten/Kota diatur dalam

peraturan Daerah mengenai rencana tata ruang wilayah Kabupaten/Kota.3

PP No 12 Tahun 2012 tentang Insentif Perlindungan Lahan Pertanian Pangan

Berkelanjutan, peraturan pemerintah ini adalah untuk memberikan dukungan kepada

petani yang tidak mengalih fungsikan lahannya dengan memberikan insentif berupa

peningkatan infrastruktur,bantuan keringanan pajak, serta penyediaan sarana produksi

pertanian dan penghargaan bagi petani berprestasi tinggi.4

PP No. 1 Tahun 2012 tentang Penetapan dan Alih Fungsi Lahan Pertanian

Pangan Berkelanjutan adalah bidang lahan pertanian yang ditetapkan untuk

dilindungi dan dikembangkan secara konsisten guna menghasilkan pangan pokok

bagi kemandirian, ketahanan dan kedaulatan pangan nasional, hal ini dimaksudkan

untuk melindungi lahan potensial agar pemanfaatannya, kesesuaian dan

3www.dpr.go.id/dokjdih/document/uu/UU_2009_41.pdf (di unduh 19 Maret 2018, Pukul 11.27 WIB) 4unnes.ac.id/wp-content/uploads/uu-12-2012.pdf (di unduh 19 Maret 2018, Pukul 11.32 WIB)

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Respon Masyarakat 2.1.1 ... · Manusia yang hidup bersama. Di dalam ilmu sosial tak ada ukuran yang mutlak atau angka yang pasti untuk mentukan berapa

ketersediaannya tetap terkendali untuk dimanfaatkan sebagai lahan pertanian pangan

berkelanjutan pada masa yang akan datang.5

UU No. 26 Tahun 2007 Tentang Penata Ruangan bahwa ruang Wilayah

Negara Kesatuan Republik Indonesia yang merupakan negara kepulauan berciri

Nusantara, baik sebagai kesatuan wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan

ruang udara termasuk ruang di dalam bumi, maupun sebagai sumber daya, perlu

ditingkatkan upaya pengelolaanmya secara bijaksana, berdaya guna dan berhasil guna

dengan berpedoman pada kaidah penataan ruang sehingga kualitas ruang wilayah

nasional dapat terjaga keberlanjutannya demi terwujudnya kesejahteraan umum dan

keadilan sosial sesuai dengan landasan Konstitusioan Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1995.6

Dalam UU dan PP yang ada diatas dapat dilihat bahwasannya pemerintah

memberi perhatian besar terhadap lahan sawah, dimana selain UU dan PP yang

menjabarkan tentang pentingnya lahan sawah bagi ketahanan pangan nasional

pemerintah juga memberi perhatian serius kepada petani pemilik lahan, guna

meminimalisir alih fungsi lahan pertanian. Tapi kurang tegasnya dalam penerapan

dilapangan, membuat UU dan PP yang ada tidak memberikan dampak yang besar,

petani masih tetap mengalih fungsikan lahannya dan lahan sawah akan terus

terancam.

2.5. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu ini menjadi salah satu acuan penulis dalam melakukan

penelitian sehingga penulis dapat memperkaya teori yang digunakan dalam mengkaji

penelitian yang dilakukan. Dari penelitian terdahulu, penulis tidak menemukan

penelitian dengan judul yang sama seperti judul penelitian penulis. Namun penulis

mengangkat beberapa penelitian sebagai referensi dalam memperkaya bahan kajian

5www.hukumonline.com/pusatdata/downloadfile/lt4d467fa097aad/.../lt4d46795fea065(di unduh 19

Maret 2018, Pukul 11.40 WIB) 6www.hukumonline.com/pusatdata/downloadfile/fl52198/parent/26897(di unduh 19 Maret 2018, Pukul 11.55 WIB)

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Respon Masyarakat 2.1.1 ... · Manusia yang hidup bersama. Di dalam ilmu sosial tak ada ukuran yang mutlak atau angka yang pasti untuk mentukan berapa

pada penelitian penulis. Berikut merupakan penelitian terdahulu berupa beberapa

jurnal terkait dengan penelitian yang dilakukan penulis.

Seperti penelitian Abdullah tahun 2010dengan judul tentang Pengaruh

Perkembangan Industry Terhadap Pola Pemanfaatan Lahan di Wilayah Kecamatan

Bergas Kabupaten Semarang dengan hasil analisis terhadap data statistik

memperlihatkan perkembangan industri terjadi di hampir semua wilayah dan

didominasi oleh industri pakaian jadi. Perkembangan industri juga mempengaruhi

pola pemanfaatan lahan, yang berubah dari pola berbentuk rantai terputus menjadi

rantai yang menyambung menyerupai gurita. Yang membedakan dengan penelitian

penulis adalah penelitian ini terfokus untuk mengkaji pengaruh perkembangan

industri terhadap pola pemanfaatan lahan di wilayah Kecamatan Bergas Kabupaten

Semarang.

Kemudian melihat penelitian Muhamad Dika Yudhistira dengan judul

Analisis Dampak Alih Fungsi LAhan Pertanian dengan hasil penelitian menunjukan

bahwa pola alih fungsi lahan pertanian yang terjadi adalah pola yang diawali dengan

alih kekuasaan lahan dari petani kepada pihak lain. Petani menjual lahan pertanian

kepada pemborong. Pihak pemborong nantinya menjual lahan tersebut kepada

investor untuk dialihfungsikan menjadi pemukiman atau industri pengolahan. Yang

membedakan adalah penelitian ini terfokus menganalisis dampak yang terjadi akibat

alih fungsi lahanterhadap ketahanan pangandi Kabupaten Bekasi

2.6.Kawasan Industri

Industri merupakan suatu bentuk kegiatan masyarakat sebagai bagian dari

sistem perekonomian atau sistem mata pencaharian dan merupakan suatu usaha

manusia dalam menggabungkan atau mengolah bahan-bahan dari sumber daya

lingkungan menjadi barang yang bermanfaat bagi manusia (Hendro, 2000:20-21).

Sumaatmadja (1981:179) memberikan batasan industri dari sudut pandang geografi

sebagai berikut, industri sebagai suatu sistem, merupakan perpaduan subsistem fisis

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Respon Masyarakat 2.1.1 ... · Manusia yang hidup bersama. Di dalam ilmu sosial tak ada ukuran yang mutlak atau angka yang pasti untuk mentukan berapa

dan subsistem manusia. Subsistem fisis yang mendukung pertumbuhan dan

perkembangan industri yaitu komponen-komponen lahan, bahan mentah atau bahan

baku, sumber daya energi, iklim dengan segala proses alamiahnya. Sedangkan

subsistem manusia yang mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan industri

meliputi komponen-komponen tenaga kerja, kemampuan teknologi, tradisi, keadaan

politik, keadaan pemerintahan, transportasi dan komunikasi, konsumen dan pasar.

Industri juga dapat didefinisikan sebagai suatu usaha untuk memproduksi

barang jadi, bahan baku, atau barang mentah melalui proses penggarapan dalam

jumlah besar sehingga barang tersebut dapat diperoleh dengan harga serendah

mungkin tetapi dengan mutu setinggi mungkin (Sandy,1985:148). Industri merupakan

bagian dari produksi dimana bagian itu tidak mengambil bahan-bahan yang langsung

dari alam yang kemudian diolah menjadi barang yang bernilai bagi masyarakat (

Bintarto,1997:88). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1988:330) Industri

didefinisikan sebagai perusahaan untuk membuat atau menghasilkan (memproduksi

barang-barang).

Menurut Biro Pusat Statistik (BPS) mendefinisikan industri pengolahan

(termasuk jasa industri) adalah suatu kegiatan pengubahan barang jadi/setengah jadi

atau dari yang kurang nilainya menjadi barang yang lebih tinggi nilainya dengan

maksud untuk dijual. Perusahaan industri adalah suatu unit (kesatuan) produksi yang

terletak pada suatu tempat tertentu yang melakukan kegiatan untuk mengubah

barang-barang (bahan baku) dengan mesin atau kimia atau dengan tangan menjadi

produk baru, atau mengubah barang-barang yang kurang nilainya menjadi barang

yang lebih tinggi nilainya, dengan maksud untuk mendekatkan produk tersebut

dengan konsumen akhir7.

Industri sebagai suatusistem terdiri dari unsur fisik dan unsur perilaku

manusia. Unsur fisik yang mendukung proses produksi adalah komponen tempat

7BPS : Industri Besar dan Sedanghttps://www.bps.go.id/news.html

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Respon Masyarakat 2.1.1 ... · Manusia yang hidup bersama. Di dalam ilmu sosial tak ada ukuran yang mutlak atau angka yang pasti untuk mentukan berapa

meliputi kondisinya, peralatan, bahan mentah/baku dan sumber energi. Sedangkan

unsur perilaku manusia meliputi komponen tenaga kerja, keterampilan, tradisi,

transportasi dan komunikasi, keadaan pasar dan politik. Perpaduan antara unsur fisik

dan manusia tersebut akan mengakibatkan terjadinya aktivitas industri yang

melibatkan berbagai faktor (Hendro, 2000: 21-22). Untuk mencapai pertumbuhan

ekonomi yang diinginkan pemerintah mengundang modal swasta asing dan dalam

negeri untuk terlibat dalam berbagai kegiatan pembangunan ekonomi di Indonesia,

termasuk kegiatan industri membutuhkan lahan yang luas. (Saragih, 1993: 2).

Perkembangan industri merupakan perkembangan kehidupan lebih lanjut dari

proses cara manusia memenuhi kebutuhan materi. Suatu masyarakat tradisional

sebelum dapat memasuki kehidupan industri lebih dulu menjalani pra kondisiuntuk

tinggal landas(precondition for take off) atau masa transisi, dan kemudian baru dapat

melakukan tahap tinggal landas (take off) kesuasana pembangunan industri.

Perkembangan industri pada masa transisi ini dapat dikatakan baru menjajagi kearah

pertumbuhan yang akan dimatangkan jika kondisi untuk tinggal landas itu telah

penuh. Pada saat ini pemindahan teknologi atau alih teknologi (transfer of

technology) telah mulai terjadi, untuk itu perlu adanya kehati-hatian supaya pada

masa yang akan datang tidak terjadi ketimpangan. Oleh karena itu perlu

diterapkannya konsep teknologi tepat yang biasa disebut dengan teknologi adaptif,

yaitu alih teknologi dari negara-negara maju yang disesuaikan dan diserasikan dengan

pertimbangan-pertimbangan keadaan lingkungan masyarakat yang menerapkannya.

Untuk menerapkan teknologi tepat inilah perlu adanya pengkajian

keruangan8.Berdasarkan penelaahan studi geografi, penerapan teknologi adaptif pada

sektor industri berarti:

a. Tepat sesuai dan serasi dengan kondisi fisis geografis wilayah yang akan

dikembangkan sektor industrinya

8 http://digilib.ump.ac.id/files/disk1/9/jhptump-a-hedwinpram-401-1-babi.pdf (diunduh tanggal 20

Januari 2019, pukul 07.16 WIB)

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Respon Masyarakat 2.1.1 ... · Manusia yang hidup bersama. Di dalam ilmu sosial tak ada ukuran yang mutlak atau angka yang pasti untuk mentukan berapa

b. Tepat sesuai dan serasi dengan kondisi ekonomi setempat

c. Tepat sesuai dan serasi dengan kondisi demografi setempat

d. Dapat memberikan lapangan usaha dan lapangan kerja baru bagi penduduk

setempat, terutama bagi para petani yang masih terikat oleh lapangan di sektor

pertanian yang sudah jenuh.

Berdasarkan apa yang dikemukakan diatas salah satu karakteristik industri

adalah menerapkan teknologi adaptif pada setiap sektor industri untukpengembangan

industri kearah yang lebih maju. Ciri lainnya adalah mampu menyediakan lapangan

kerja, menyerap angkatan kerja dalam jumlah besar, dapat menurunkan penggunaan

mata uang asing dan menghemat devisa (D. Seers dalam M Dawam Rahardjo, 1984:

83-84 ).Pada hakikatnya penentuan lokasi suatu industri tidak terlepas dari proses

produksi maupun lokasi pasar yang akan dilayani perusahaan. Proses produksi

mencakup penentuan jenis bahan baku dan faktor produksi lainnya maupun

perbandingan dalam mempergunakannya. Jumlah bahan baku ditentukan oleh skala

produksi yang ada pada dirinya. Banyaknya produksi dipengaruhi oleh luas pasar

yang akan dilayani (Wibowo, 2004: 85).

Penduduk yang relatif sedikit membuat pasar lekas jenuh. Daerah yang

memiliki pendapatan tinggi merupakan pasar yang efektif. Bila distribusi yang merata

terjadi bersamaan dengan pendapatan perkapita yang rendah maka kondisi demikian

bukanlah pasar potensial untuk memasarkan barang dan jasa yang relative mewah

atau setengah mewah. Jika variabel biaya angkutan cenderung semakin rendah, maka

industri akan semakin bebas dalam menentukan lokasinya.

Keadaan ini mengakibatkan daerah perkotaan dengan pasarnya yang luas

semakin menarik sebagai lokasi industri dan perusahaan. Pasar mempengaruhi lokasi

melalui tiga unsur, yaitu :

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Respon Masyarakat 2.1.1 ... · Manusia yang hidup bersama. Di dalam ilmu sosial tak ada ukuran yang mutlak atau angka yang pasti untuk mentukan berapa

(1) ciri pasar

(2) biaya distribusi

(3) harga yang terdapat di pasar bersangkutan.

Faktor lain yang menentukan penentuan lokasi industri adalah Aglomerasi,

yaitu adanya kecenderungan dalam memilih lokasi industri mendekati atau

berkelompok dengan industri- industri sejenis. Terkumpulnya berbagai jenis industri

mengakibatkan timbulnya penghematan ekstern (eksternal economies), yang dalam

hal ini merupakan penghematan aglomerasi. (Rudi Wibowo, 2004: 127). Malecki

(dalam Mudrajat, 2002; 23) menyebutkan bahwa industri cenderung beraglomerasi di

daerah-daerah dimana potensi dan kemampuan daerah tersebut memenuhi kebutuhan

mereka, dan mereka mendapatkan manfaat akibat lokasi perusahaan yang saling

berdekatan.

Kemudahan memperolehtanah bagi penanam modal dijamin oleh Peraturan

Menteri Dalam Negeri Nomor 5 tahun 1974 tentang Industrial Estate. Yang

dimaksud dengan Industrial Estate adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang

penyediaan, pengadaan dan pematangan tanah bagi keperluan usaha-usaha industri,

yang merupakan lingkungan pabrik yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana

umum yang diperlukan. Dalam perkembangan selanjutnya, sebagai pengembangan

dari peraturan penyediaan tanah untuk industri ditetapkan Keputusan Presiden Nomor

53 Tahun 1989 tentang Kawasan Industri. Dalam Keputusan Presiden tersebut,

pemberian lokasi untuk kawasan industri diberikan petunjuk sebagai berikut:

1) Sejauh mungkin harus dihindarkan pengurangan areal tanah yangsubur;

2) Sedapat mungkin dimanfaatkan tanah yang semula tidak ataukurang

produktif;

3) Dihindari pemindahan penduduk dari tempat kediamannya;

4) Diperhatikan persyaratan untuk mencegah terjadinya pengotoran/pencemaran

bagi lingkungan (Parlindungan, 1992: 37).

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Respon Masyarakat 2.1.1 ... · Manusia yang hidup bersama. Di dalam ilmu sosial tak ada ukuran yang mutlak atau angka yang pasti untuk mentukan berapa

2.7.Kerangka Teori

Bagan 2.1 Kerangka Pikir

Merujuk pada latar belakang dan rumusan masalah yang telah diuraikan pada

sub bab terdahulu, maka tahap awal dari penelitian ini adalah menganalisis terjadinya

konversi lahan pertanian menjadi kawasan industry di Bergas Kidul, Kecamatan

Bergas untuk dapat mengetahui perubahan pola pemanfaatan lahan, sosial – ekonomi

masyarakat dan masalah – masalah sosial yang ada d masyarakat. Selanjutnya

dilakukan analisis faktor penyebab berkembangnya industri di Bergas Kidul,

Kecamatan Bergas, dengan tujuan untuk mengetahui faktor- faktor apa saja yang

secara dominan menyebabkan berkembangnya industri tersebut. Tahap selanjutnya

dilakukan analisis bagaimana respon masyarakat terhadap adanya konversi lahan di

Lahan Pertanian

Respon

Masyarakat

Konversi Lahan

Pertanian menjadi

Industri

Perubahan

Pemanfaatan Pola

Ruang

Teori Pertukaran

Sosial

Petter M Blau

Sosial - ekonomi Masalah – masalah

sosial

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Respon Masyarakat 2.1.1 ... · Manusia yang hidup bersama. Di dalam ilmu sosial tak ada ukuran yang mutlak atau angka yang pasti untuk mentukan berapa

Desa Bergas Kidul..Hasil analisis ini adalah suatu kesimpulan yang menjelaskan

sejauhmana respon masyarakat terhadap konversi lahan pertanian menjadi industry

berlangsung di Bergas Kidul Kecamatan Bergas.