bab ii tinjauan pustaka 2.1 perilaku kasih sayang dalam ...eprints.umm.ac.id/49151/3/bab...

26
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Kasih Sayang dalam Perspektif Johnson Behavioral System Model 2.1.1 Teori Johnson Behavioral System Model Teori behavioral system dari Dorothy E. Johnson muncul dari keyakinan Nigthingale bahwa tujuan keperawatan adalah membantu individu mencegah atau memulihkan dari penyakit atau cedera (Alligood, 2017). Dorothy E. Johnson memandang individu sebagai sistem perilaku yang selalu ingin mencapai keseimbangan dan stabilitas, baik dilingkungan internal atau eksternal, juga memiliki keinginan dalam mengatur dan menyesuaikan dari pengaruh yang ditimbulkannya. Intervensi yang digunakan untuk merubah perilaku pasien dalam behavioral system Model yaitu regulasi eksternal, misalnya dengan cara membatasi perilaku dan menghambat respon perilaku yang tidak efektif, merubah elemen struktur dengan tujuan untuk memotivasi pasien dengan cara memberikan pendidikan kesehatan dan konseling dan memenuhi kebutuhan subsistem dengan cara nurture, protect dan stimulate (SolonMery, Putri, & Naing, 2018). Sistem tingkah laku atau sistem perilaku merupakan suatu sikap yang mencakup cara berperilaku yang berpola, repetitif, dan terarah. cara-cara berperilaku ini membentuk unit fungsional yang terorganisir dan terintegrasi yang menentukan dan membatasi interaksi antara orang dan lingkungannya dan menetapkan hubungan orang tersebut dengan objek, peristiwa, dan situasi dalam lingkungannya. Biasanya perilaku tersebut dapat dijelaskan dan dijelaskan. Manusia sebagai sistem perilaku mencoba untuk mencapai stabilitas dan keseimbangan dengan penyesuaian dan

Upload: others

Post on 01-Nov-2019

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Kasih Sayang dalam ...eprints.umm.ac.id/49151/3/BAB II.pdfkepala dan ekstremitas bayinya. Perabaan digunakan untuk membelai tubuh, dan mungkin

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perilaku Kasih Sayang dalam Perspektif Johnson Behavioral System Model 2.1.1 Teori Johnson Behavioral System Model

Teori behavioral system dari Dorothy E. Johnson muncul dari keyakinan

Nigthingale bahwa tujuan keperawatan adalah membantu individu mencegah

atau memulihkan dari penyakit atau cedera (Alligood, 2017). Dorothy E.

Johnson memandang individu sebagai sistem perilaku yang selalu ingin

mencapai keseimbangan dan stabilitas, baik dilingkungan internal atau

eksternal, juga memiliki keinginan dalam mengatur dan menyesuaikan dari

pengaruh yang ditimbulkannya. Intervensi yang digunakan untuk merubah

perilaku pasien dalam behavioral system Model yaitu regulasi eksternal,

misalnya dengan cara membatasi perilaku dan menghambat respon perilaku

yang tidak efektif, merubah elemen struktur dengan tujuan untuk memotivasi

pasien dengan cara memberikan pendidikan kesehatan dan konseling dan

memenuhi kebutuhan subsistem dengan cara nurture, protect dan stimulate

(SolonMery, Putri, & Naing, 2018).

Sistem tingkah laku atau sistem perilaku merupakan suatu sikap yang

mencakup cara berperilaku yang berpola, repetitif, dan terarah. cara-cara

berperilaku ini membentuk unit fungsional yang terorganisir dan terintegrasi

yang menentukan dan membatasi interaksi antara orang dan lingkungannya

dan menetapkan hubungan orang tersebut dengan objek, peristiwa, dan situasi

dalam lingkungannya. Biasanya perilaku tersebut dapat dijelaskan dan

dijelaskan. Manusia sebagai sistem perilaku mencoba untuk mencapai

stabilitas dan keseimbangan dengan penyesuaian dan

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Kasih Sayang dalam ...eprints.umm.ac.id/49151/3/BAB II.pdfkepala dan ekstremitas bayinya. Perabaan digunakan untuk membelai tubuh, dan mungkin

10

adaptasi yang berhasil sampai ke tingkat tertentu untuk fungsi yang efisien dan

afektif. Secara garis besar terdapat 3 faktor cross-culturally yang dikendalikan

oleh faktor psikologis, sosiologis, dan biologis dan di dalamnya terdapat 7

subsystem yang yang mencakup attachment-affiliative, dependency, ingestive,

eliminative, sexual, achievement, dan aggressive/protective. Attacment affiliative (kasih

sayang) merupakan salah satu dari 7 subsystem yang sangat dasar dan umum.

Selain itu attachment affiliative berperan penting dalam hal memberikan rasa

aman (Alligood, 2017)

Attacment affiliative (kasih sayang) menurut dorothy johnson sesuatu

yang paling dasar dalam membentuk suatu ikatan sosial baik antara ibu dan

anak maupun antar lingkungan sosial. Keintiman dalam memberikan kasih

kepada seseorang akan membentuk ikatan sosial yang kuat pada individu

tersebut (Alligood, 2014)

Gambar 2.1 Johnson’s Behavioral System Model

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Kasih Sayang dalam ...eprints.umm.ac.id/49151/3/BAB II.pdfkepala dan ekstremitas bayinya. Perabaan digunakan untuk membelai tubuh, dan mungkin

11

2.1.2 Definisi perilaku kasih sayang (attachment)

Attachment (kemelekatan) atau kasih sayang adalah ikatan emosional

abadi dan resiprokal antara bayi dan pengasuhnya, yangsama-sama

memberikan kontribusi terhadap kualitas hubungan pengasuh bayi atau anak

. Attacmment juga diartikan sebagai ikatan afeksi kuat yang hanya dirasakana

oleh orang tertentu dalam hidup kita sehingga membuat kita merasa senang

bila berinteraksi dengan orang tersebut dan menimbulkan rasa nyaman bila

berada di dekat kita di masa-masa tertekan/sulit (Nasution, 2017). Rasa

nyaman ini akan memunculkan keterikatan yang nantinya membentuk

attachment (kasih sayang )antara kedua individu (Yodatama, 2015)

Kasih sayang/attacment afiliative/ bounding attacment merupakan suatu

ikatan kasih sayang antara orang tua dan bayi atau anak yang ditunjukkan

melalui sikap perilaku pengasuh sebagai ibu terhadap bayinya (Yodatama,

2015). Kasih sayang memiliki peran penting untuk mendukung tumbuh

kembang anak. hal ini dikarenakn kasih sayang berkontribusi dalam

kelangsungan hidup jangka panjang dan kesuburan, maka orang tua harus

memberikan lebih banyak kasih sayang kepada anak-anaknya. Pendapat lain

mengatakan bahwa untuk menumbuhkan rasa kasih sayang pada anak di mulai

dari tahun awal dari kehidupan mereka. Kasih sayang tersebut didapatkan dari

hubungan dengan lingkungan dan keluarga hal ini sangat penting agar

terciptanya hubungan harmonis antara orang tua dan anak. rasa kasih sayang

juga di maknai dengan ditandai dengan cara aktif maupun pasif. Pendapat ini

lebih menekankan pada bentuk-bentuk kasih sayang baik secara lisan maupun

nonlisan. Ungkapan kasih sayang pada anak banyak caranya. Tinggal orang

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Kasih Sayang dalam ...eprints.umm.ac.id/49151/3/BAB II.pdfkepala dan ekstremitas bayinya. Perabaan digunakan untuk membelai tubuh, dan mungkin

12

tualah yang bijak untuk memilih wujud kasih sayang yang tepat, dan

disesuaikan dengan kondisi anak (Sumarni, 2014)

Wujud kasih sayang dari ibu yang dapat dirasakan oleh anak pada saat

bayi yaitu debengan beberapa aktifitas:

a. Sentuhan (touch)

Ibu memulai dengan sebuah ujung jarinya untuk memeriksa bagian

kepala dan ekstremitas bayinya. Perabaan digunakan untuk membelai tubuh,

dan mungkin bayi akan dipeluk oleh lengan ibunya, gerakan dilanjutkan

sebagai usapan lembut untuk menenangkan bayi, bayi akan merapat pada

payudara ibu, menggenggam satu jari atau seuntai rambut dan terjadilah ikatan

antara keduanya. (Anggraini, 2011)

b. Kontak mata (Eye to eye contact)

Kesadaran untuk membuat kontak mata dilakukan dengan segera.

Kontak mata mempunyai efek yang erat terhadap perkembangannya,

dimulainya hubungan dan rasa percaya sebagai faktor yang penting dalam

hubungan manusia pada umumnya. Bayi baru dapat memusatkan perhatian

kepada satu objek pada saat 1 jam setelah kelahiran dengan jarak 20-25 cm.

Beberapa ibu mengatakan, dengan melakukan kontak mata mereka merasa

lebih dekat dengan bayinya.

c. Bau badan (Odor)

Indera penciuman pada bayi baru lahir sudah berkembang dengan

baik dan masih memainkan peran dalam nalurinya untuk mempertahankan

hidup. Penelitian menunjukkan bahwa kegiatan seorang bayi, detak jantung

dan pola pernafasannya berubah setiap kali hadir bau yang baru. Tetapi

bersamaan dengan semakin dikenalnya bau itu, sibayi pun berhenti bereaksi.

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Kasih Sayang dalam ...eprints.umm.ac.id/49151/3/BAB II.pdfkepala dan ekstremitas bayinya. Perabaan digunakan untuk membelai tubuh, dan mungkin

13

Pada akhir minggu pertama, seorang bayi dapat mengenali ibunya dari bau

tubuh dan air susu ibunya. Indera penciuman bayi akan sangat kuat, jika

seorang ibu dapat memberikan bayinya ASI pada waktu tertentu.

d. Kehangatan tubuh (Body warm)

Jika tidak ada komplikasi yang serius, seorang ibu akan dapat

langsung meletakkan bayinya diatas perutnya, setelah tahap kedua dari proses

melahirkan atau sebelum tali pusat dipotong. Kontak yang segera ini

memberi banyak manfaat baik bagi ibu maupun sibayi yaitu terjadinya kontak

kulit yang membantu agar bayi tetap hangat.

e. Suara (voice)

Respon antara ibu dan bayi berupa suara masing-masing. Orang tua

akan menantikan tangisan pertama bayinya. Dari tangisan tersebut, ibu akan

menjadi tenang karena merasa bayinya baik-baik saja. Bayi dpaat mendengar

sejak dalam rahim, jadi tidak mengherankan jika ia dapat mendengar suara

suara dan membedakan nada kekuatan sejak lahir, meskipun suara-suara

tersebut terhalang selama beberapa hari oleh cairan amniotik dari rahim ang

melekat pada telinga. Banyak penelitian memperlihatkan bahwa bayi-bayi

yang baru lahir bukan hanya mendengar secara pasif meainkan mendengar

dengan sengaja, dan mereka nampaknya lebih dapat menyesuaikan dir dengan

suara-suara tertentu dari pada yang lain contohnya suara jantung.

f. Entraiment (gaya bahasa)

Bayi baru lahir bergerak-gerak sesuai dengan struktur pembicaraan

orang dewasa. Mereka menggoyang tangan, mengangkat kepala, menendang-

nendang kaki, seperti sedang berdansa mengikuti nada suara orang tuanya.

Entraiment terjadi saat anak sudah mulai berbicara. Irama ini berfungsi

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Kasih Sayang dalam ...eprints.umm.ac.id/49151/3/BAB II.pdfkepala dan ekstremitas bayinya. Perabaan digunakan untuk membelai tubuh, dan mungkin

14

memberi umpan balik positif kepada orang tua dan menegakan suatu pola

komunikasi efektif yang positif.

g. Bioritme

Anak yang belum lahir atau baru lahir dapat dikatakan senada

dengan ritme alamiah ibunya. Untuk itu salah satu tugas bayi bayu lahir adalah

bembentuk ritme personal (bioritme). Orang tua dapat membantu proses ini

dengan memberi kasih sayang yang konsisten dengan memanfaatkan waktu

saat bayi mengembangkan prilaku yang responsif. Hal ini dapat

meningkatkan iteraksi sosial dan kesempatan bayi untuk belajar.

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa perilku kasih

sayang merupakan ikatan emosional yang abadi antar ibu dan anak yang dapat

dilihat dari perilaku ibu dan anak serta pola interaksi antara pengasuh dan

anak. dengan cara memberikan aktifitas-aktifitas tertentu, yang oleh anak

sudah bisa merasakan sejak dia bayi dan pola perilaku ibu dalam membesarkan

anaknya akan mempengaruhi sikap anak. hal ini akan mempengaruhi

hubungan antara ibu dan anak, sehingga ibu kesulitan untuk merawat anak

karena tidak terdapat ikatan yang terjalin sebelumnya. Termasuk dalam hal

menangani anak sulit makan.

2.1.3 Faktor mempengaruhi kasih sayang

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi ibu dalam pemberian kasih

sayang yaitu pendidikan, informasi, umur Ayu, (2015) status emosional

(Hasanpoor, 2015), dan ibu bekerja (Ahsan, 2014). Pendidikan memiliki

peranan yang penting dalam menentukan kualitas manusia dengankata lain

bahwa pendidikan ibu yang lebih tinggi akan membuat pemahaman tentang

bounding attachment yang menjadi hal yang mendasar bagi ibu dan anak dalam

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Kasih Sayang dalam ...eprints.umm.ac.id/49151/3/BAB II.pdfkepala dan ekstremitas bayinya. Perabaan digunakan untuk membelai tubuh, dan mungkin

15

menumbuhkan iatan emosional antra ibu dan anak (Ayu, 2015)., menurut

(Kobrosly et al., 2011) juga berpendapat bahwa ada hubungan pendidikan

pengasuh pada pemberian kasih sayang yang berhubungan juga dengan

pemebentukan kognitif yang baik pada anak.

Informasi yang dimaksud antara lain berupa adanya penyuluhan

kesehatan, pendidikan kesehatan yang sering di dapatkan oleh ibu baik dalam

berupa buku serta informasi dari berbagai media. Ibu yang kurang

mendapatkan informasi tentang bounding attachment cenderung memiliki

pengetahuan yang rendah tentang bounding attachment. Hal ini dikarenakan

informasi yang dimiliki ibu sangat mempengaruhi pengetahuan ibu dalam

merawat bayinya seperti pengetahuan ibu tentang bounding attachment. Ibu yang

pernah mendapatkan informasi akan lebih mengetahui tentang suatu hal

dibandingkan dengan ibu yang tidak pernah mendapatkan informasi. Apabila

ibu telah mendapatkan informasi maka pengetahuan ibu terutama tentang

bounding attachment akan meningkat dan ibu akan melaksanakan bounding

attachment dengan benar kepada bayinya atau anaknya (Ayu, 2015).

Umur/ usia merupakan lamanya hidup individu yang terhitung mulai

saat dilahirkan sampai saat berulang tahun. ibu dengan dewasa awal (20-40)

tahun memiliki kematangan dalam berpikir dan mengetahui bounding

attachment. Ibu dengan usia dewasa akhir (40-60) tahun cendrung kurang

mengetahui tentang bounding attachment atau mulai menyepelekan bounding

attachment dan kemampuan dalam hal merawat anak tidak mkasiml di

karenakan tenaga atau kekuatan yang dimiliki ibu dangan dewasa akhir mulai

mengalami penurunan. Karena semakin bertambahnya umur ibu, maka hal-

hal seperti bounding attachment kurang di perhatikan bagi ibu dengan umur

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Kasih Sayang dalam ...eprints.umm.ac.id/49151/3/BAB II.pdfkepala dan ekstremitas bayinya. Perabaan digunakan untuk membelai tubuh, dan mungkin

16

dewasa akhir (Ayu, 2015). Namun ibu dengan umur di bawah 20 tahun juga

akan kurang kompeten dalam hal pemenuhan kasih sayang pada anaknya hal

ini dapat disebabkan kurangnya pengalaman. Ibu dengan umur di bawah 20

tahun memilki kurang sensitifitas pada anak sehingga akan mempengaruhi

hubungan antara ibu dan anak juga kurang maksimalnya pemberian kasih

sayang pada anak (Crugnola, 2016)

Menurut Hasanpoor (2015) Status emosional, ibu adalah role model bagi

anaknya, sikap yang diperlihatkan ibu pada anak akan mempengaruhi tingkah

laku anak. ibu/pengasuh dengan sataus emosional yang terganggu akan

mempengaruhi tumbuh kembang anak. salah satu hal yang kurang didapatkan

oleh anak dengan gangguan status emosional adalan kasih sayang. Dimana

anak dengan ibu yang mengalami gangguan status emosional akan jarang

untuk bertemu dan berinteraksi dengan anaknya (Hasanpoor, 2015). Status

emosional ibu yang kurang baik juga dikarenakan kualitas hubungan dengan

lingkungan sosial yang kurang. Adanya masalah pada status emosional pada

ibu ini akan mempengaruhi perkembangan sosial dan emosional anak ibu

dalam hal mengekspresikan emosional yang dirasakan seperti pada saat anak

merasa lapar, sakit, dan kesusahan yang sering kali dirasakan oleh anak, namun

dengan kondisi ibu dengan status emosional yang terganggu pesan

emosional tersebut kurang tersampaikan antara ibu dan anak sehingga

hubungan yang terjalin antara ibu dan anak tidak maksimal dan pengasuhan

pada anak tidak terpenuhi (Lee, 2017)

Ibu bekerja (Ahsan, 2014)Ibu bekerja Kasus dengan ibu bekerja

ataupun tidak masih menjadi pro dan kontra sebagai salah satu penyebab

dalam gangguan pertumbuhan anak dan pemberi pola asuh kasih dan sayang

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Kasih Sayang dalam ...eprints.umm.ac.id/49151/3/BAB II.pdfkepala dan ekstremitas bayinya. Perabaan digunakan untuk membelai tubuh, dan mungkin

17

pada anak. Penelitian sebelumnya mengatakan bahwa anak yang sering

ditinggalkan ibunya bekerja mengalami keterlambatan pertumbuhan,

sedangkan penelitian lainnya menyatakan bahwa anak dengan ibu bekerja

mengalami sikap moral yang kurang baik (Ahsan, 2014).

Kasus dengan ibu bekerja menjadi pro dan kontra sebagi salah satu

penyebab dalam gangguan pertumbuhan anak dan pemberi pola asuh kasih

dan sayang pada anak. Penelitian sebelumnya mengatakan bahwa anak yang

sering ditinggalkan ibunya bekerja mengalami keterlambatan pertumbuhan,

sedangkan penelitian lainnya menyatakan bahwa anak dengan ibu bekerja

mengalami sikap moral yang kurang baik (Ahsan, 2014).

Berdasarkan dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa faktor

perilaku ibu dapat disebabkan oleh pendidikan, informasi, umur, satus

emosional, ibu bekerja dapat mempengaruhi pemberian kasih sayang pada

anak. yang dapat menyebabkan anak mengalami sulit makan dari hal

pendidkan anak dengan ibu yang pendidikan rendah tidak mengetahui

bagaimana caranya merawat anak dengan baik dan tidak mengetahui nutrisi

apa saja yang baik utuk anaknya (ayu,2015). berhungan dengan pendidikan

yang tinggi, rata-rata ibu memilih untuk bekerja sehingga anak tidak mendapat

perhatian atau pola asuh yang cukup dan anak juga sering menghabiskan

waktu bermain dengan temannya dan mengkonsumsi jajanan yang kurang

baik tanpa dikontrol oleh ibuknya

(ahsan, 2014). Hal ini menjadikan anak lebih suka mengkonsumsi jajanan

diluar rumah yang tanpa kita ketahui kandungan dan kebersihannya. Sehingga

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Kasih Sayang dalam ...eprints.umm.ac.id/49151/3/BAB II.pdfkepala dan ekstremitas bayinya. Perabaan digunakan untuk membelai tubuh, dan mungkin

18

anak mengalami sulit makan karena hanya mau makan makanan yang disukai,

dan kecukupan nutrisi tidak tercapai.

2.1.4 Bentuk perilaku kasih sayang

Menurut Aznar & Tenenbaum (2016) perilaku kasih sayang pada anak

bisa dilakukan pada konteks pengasuhan dengan sentuhan positif. Sentuhan

positif

tersebut meliputi menyentuh anak dengan lembut, menepuk, membelai,

berpegangan tangan, menggelitik, memeluk, mencium, dan secara fisik

membimbing anak.

Rasa kasih sayang juga di maknai dengan ditandai dengan cara aktif

maupun pasif. Aktif (misalnya memeluk, mencium, menepuk-nepuk)

sedangkan secara pasif (misalnya tersenyum, duduk dipangkuan) ekspresi non

verbal kasih sayang, serta keterangan lisan mengungkapkan cinta, pujian atau

persahabatan. Pendapat ini lebih menekankan pada bentuk-bentuk kasih

sayang baik secara lisan maupun nonlisan. Ungkapan kasih sayang pada anak

dapat dilakukan dengan berbagai banyak cara. Tinggal orang tualah yang bijak

untuk memilih wujud kasih sayang yang tepat, dan disesuaikan dengan kondisi

anak (Sumarni, 2014).

Dari paparan diatas dapat disimpulkan bahwa perilaku pengasuh

dengan sentuhan positif, cara aktif dan pasif dapat memberikan rasa kasih

sayang pada anak dan diperlihatkan dengan berbagi macam ungkapan serta

tindakan ibu pada anak.

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Kasih Sayang dalam ...eprints.umm.ac.id/49151/3/BAB II.pdfkepala dan ekstremitas bayinya. Perabaan digunakan untuk membelai tubuh, dan mungkin

19

2.1.5 Indikator perilaku kasih sayang

Dalam pemberian kasih sayang ada beberapa indikator yang salah satunya

yitu perasaan aman, Individu dengan perasaan yang aman memiliki tingkat

kepercayaan dan kepuasan yang lebih tinggi dan tingkat kontradiksi yang lebih

rendah dalam hubungan interpersonal (Ebrahimi, 2017). Ketidakpercayaan

akan muncul akibat dari kekhawatiran ibu pada kondisi anak yang jauh dari

pengawasanya. Kekhawatiran juga dapat disebabkan akan perilaku anak atau

kondisi anak yang sebelumnya tidak baik atau dalam keadaan sakit

(Werdiningsih & Astarani, 2012).

Kondisi anak yang sakit akan memunculkan rasa kasihan ataupun empati

seorang ibu terhadap anaknya, perasaan kasihan ini yang nantinya akan

ditunjukan oleh seorang ibu dalam bentuk perilaku kasih sayang dengan

bersikap iba atau belas asih terhadap anaknya. Dalam perilaku anak sulit

makan seorang ibu sering berperilaku iba ataupun kasihan terhadap anaknya

yang mengalami sulit makan, namun sering kali sikap yang ditunjukan ibu

cenderung memaksa anaknya untuk memakan makanan yang telah disediakan,

padahal dalam hal ini diperlukan suatu sikap toleransi terhadap sikap anak,

khusunya dalam hal anak sulit makan.

Sikap toleransi penting dalam mengoptimalkan kasih sayang pada anak,

toleransi yang dimaksud yaitu sikap toleransi ibu dalam menghadapi dan

membesarkan anak yang memiliki sikap dan perilaku yang mebutuhkan

perhatian yang lebih (Simangunsong, 2013). Sikap toleransi juga bentuk dari

menahan perasaan atau keinginan dari seorang individu yang tidak bisa dia

paksa untuk berubah sesuai dengan keinginannya (Yunita & Lestari, 2017).

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Kasih Sayang dalam ...eprints.umm.ac.id/49151/3/BAB II.pdfkepala dan ekstremitas bayinya. Perabaan digunakan untuk membelai tubuh, dan mungkin

20

Untuk memehami keinginan anak yang sering kali ibu tidak memahaminya,

dibutuhkan komunikasi yang baik antara ibu dan anak.

komunikasi merupakan salah satu faktor yang penting dalam hal

menumbuhkan rasa sayang serta dapat membantu dalam hal menyelesaikan

masalah yang apabila muncul dalam suatu keluarga dan akan meningkat

kualitas hubungan dalam keluarga (Gani & Lestari, 2018). Frekuensi

komunikas dan perhatian saat berkomunikasi dapat menentukan kuantitas

dan kualitas komunikasi, frekuensi komunikasi sendiri merupakan seberapa

sering ibu, kelurga dan anak sering mengobrol dengan masing-masing anggota

keluarga sehingga hubungan dalam hal komunikasi antara pengasuh atau

orang tua dapat terjalin dengan baik (Cinantya, 2014). Meningkatkan intesitas

komunikasi antara ibu dan anak tidak akan berjalan lancar tanpa adanya

bantuan anggota keluarga lainnya. Hal ini diperlukan quality time atau waktu

bersama keluarga sehingga akan meningkatkan kualitas hubungan dan

komunikasi antar kelurga dengan menyisihkan waktu luang bersama kelurga

(Lesmana, 2017). Ibu atau pengasuh yang sering mengahabiskan waktu

bersama keluarga akan mempererat hubungan antara ibu dan anak, hal ini juga

berlaku bagi ayah serta anggota keluarga yang lain dengan latar belakang

keluarga yang pekerja ataupun sibuk (Anggarwati, Kusumawati, & Werdani,

2018)

Dari paparan diatas dapat disimpulkan bahwa perasaan aman, perasaan

kasihan, toleransi terhadap sikap anak, komunikasi, dan waktu bersama

keluarga atau quality time dapat menimbulkan perilaku kasih sayang sehingga

dapat membantu anak dengan sulit makan.

2.2 Perilaku ibu

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Kasih Sayang dalam ...eprints.umm.ac.id/49151/3/BAB II.pdfkepala dan ekstremitas bayinya. Perabaan digunakan untuk membelai tubuh, dan mungkin

21

2.2.1 definisi perilaku ibu dalam mengelola anak sulit makan

Perilaku ibu merupakan suatu kegiatan kompleks yang mencakup

banyak tindakan spesifik guna mempengaruhi perkembangan kepribadian,

karakter, serta kompetensi anak. Perilaku ibu yang ideal ini akan menjadi

suatu yang penting bagi anak. perilaku ibu yang ideal dapat dilihat dari

beberapa cara yang ditunjukkan oleh ibu kepada anaknya, seperti

menampilkan unsur penerimaan, kehangatan, keterlibatan, kesensitifan,

responsif, serta pemberian kesempatan bagi anak untuk berlatih secara

konsisten. Untuk memberikan perilaku yang baik dan maksimal ibu harus

memberikan pola asuh yang sesuia kebutuhan anak. Perilaku ibu pada anak

harus disertakan dengan afeksi yaitu kebutuhan kasih sayang dalam

membesarkannya karena akan membuat anak merasa nyaman, aman,

menghilangkan kecemasan dan membangun harga diri anak (Rishanty &

Pandia, 2018).

Perilaku ibu juga merupakan upaya yang dilakukan ibu untuk

mengembangkan potensi anak dan membahagiakannya (Asilah, 2014). Ibu

sebagai salah satu faktor lingkungan keluarga yang berpengaruh pada tumbuh

kembang, memainkan peran di dalam mendidik anak, terutama pada masa

balita. Peranan ibu tersebut dibedakan menjadi tiga tugas penting, yaitu ibu

sebagai pemuas kebutuhan anak, ibu sebagai teladan atau “model” peniruan

anak dan sebagai pemberi stimulasi bagi perkembangan anak. Peran lain ibu

dalam menunjang pertumbuhan anak adalah memberikan pola asuh makan

yang baik. Praktek pola asuh makan terdiri dari pemberian makan yang sesuai

umur dan kemampuan anak, kepekaan ibu atau pengasuh mengetahui saat

anak perlu makan, upaya menumbuhkan nafsu makan anak, dan menciptakan

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Kasih Sayang dalam ...eprints.umm.ac.id/49151/3/BAB II.pdfkepala dan ekstremitas bayinya. Perabaan digunakan untuk membelai tubuh, dan mungkin

22

situasi makan yang baik seperti memberi rasa nyaman saat makan. Selain pola

asuh makan, pemberian stimulus oleh ibu juga tidak kalah penting.

Rangsangan stimulus sangat berguna dalam pertumbuhan dan perkembangan

organ-organ yang belum lengkap pada waktu lahir, khususnya rangsangan

yang diberikan oleh ibu. Selain itu pula perilaku pengasuhan oleh ibu mampu

memberikan rangsangan yang akan memperkaya pengalaman dan mempunyai

pengaruh yang besar bagi perkembangan kognitif, visual, verbal serta mental

anak. Anak juga membutuhkan interaksi positif dengan ibunya atau

pengasuhnya untuk menumbuhkan rasa saling menyayangi antara ibu dan

anak maupun keluarga (Febrianita & Pratama, 2012).

2.2.2 Tujuan Dari Perilaku Ibu

Salah satu tujuan dalam perilaku ibu ialah memastikan kompetensi

intelektual dan sosial anak berkembang dengan baik. Kompetensi intelektual

dan sosial anak dapat dilihat pada perkembangan kognitif dan kemandirian

anak yang menjadi tolak ukur yang digunakan untuk melihat kesiapan anak

untuk masuk sekolah. Pada masa anak-anak, dengan kompetensi yang

muncul, mereka berusaha untuk membangun rasa kontrol diri, kecukupan,

dan kebanggaan dalam prestasi merekaselain itu dapat mengembangkan

kemampuan kognitif sehingga mampu melakukan proses kumulatif yang

komplikatif dari interpretasi suatu hubungan. Anak usia prasekolah

mengembangkan kemampuan kognitif dan emosinya untuk mempersiapkan

diri mereka dalam menguasai materi dan bertransisi ke (Latifah, 2016)tahap

usia sekolah. Sejumlah studi menunjukkan bahwa gaya pengasuhan dan

attachment memiliki pengaruh terhadap perkembangan kemandirian dan

kognitif anak. Selain itu pengasuhan akan mampu mengembangkan

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Kasih Sayang dalam ...eprints.umm.ac.id/49151/3/BAB II.pdfkepala dan ekstremitas bayinya. Perabaan digunakan untuk membelai tubuh, dan mungkin

23

kemandirian, yang di dukung dengan hubungan antara ibu dengan anak

(Latifah, 2016).

2.2.3 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Ibu Dalam Merawat/Mengasuh Anak

1). Usia ibu

Rentang usia ibu sangat mempengaruhi bentuk perilaku ibu. Apabila

terlalu muda dan terlalu tua mungkin tidak dapat menjalankan peran secara

optimal karena dalam memberikan pengasuhan diperlukan kekuatan fisik atau

psikososial.

2). Keterlibatan ibu dan ayah

Kedekatan hubungan antara ibu dan anak sama pentingnya dengan

ayah. Walaupun secara kodrat ada perbedaan. Didalam sebuah rumah

tangga ayah dapat melibatkan dirinya dalam melakukan peran

pengasuhan kepada anaknya. Seorang ayah tidah hanya bertanggung

jawab dalam memberikan nafkah akan tetapi dapat pula bekerja sama

dengan ibu dalam melakukan perawatan kepada anak.

3). Pendidikan ibu

Membesarkan anak dipengaruhi oleh tingkat pendidikan orang tua.

Orang tua yang berpendidikan tinggi dengan orang tua yang

berpendidikan rendah sangat berbeda. Karena orang tua yang

berpendidikan tinggi lebih mengetahui cara mengasuh anak dengan baik.

4). Pengalaman Sebelumnya dalam Mengasuh Anak

Ibu yang mempunyai pengalaman sebelumnya dalam merawat anak

akan lebih siap untuk menjalankan pengasuhan yang lebih rileks

(Hidayah, 2017).

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Kasih Sayang dalam ...eprints.umm.ac.id/49151/3/BAB II.pdfkepala dan ekstremitas bayinya. Perabaan digunakan untuk membelai tubuh, dan mungkin

24

Dari beberapa literatur tentang pengasuhan orang tua dalam mengelola eating

disorder maka dapat disimpulkan beberapa indikator dalam penelitian ini yaitu

orang tua dapat bekerjasama dengan tim kesehatan atau keluarga dalam

mengembangkan rencana untuk menyelesaikan masalah sulit makan pada anak,

orang tua dapat mengembangkan hubungan yang suportif dengan anak,

monitor tanda-tanda vital seperti BB dan TB anak, monitor jumlah cairan yang

masuk dan keluar pada anak, menetapkan harapan yang sesuai dari perilaku

makan seperti asupan makanan atau cairan, orang tua dapat memodifikasi

perilaku dalam meningkatkan perilaku makan yang sehat, orang tua dapat

berdiskusi dengan tim kesehatan terhadap kemajuan kondisi anak, dan orang

tua mengambil tanggungjawab penuh terkait dengan aktifitas fisik dan

kebutuhan makan anak. Sehingga anak tumbuh dan berkembang dengan baik

sesuai dengan harapan orang tua.

2.3 Sulit makan pada anak

2.3.1 Definisi sulit makan pada anak

Perilaku sulit makan merupakan bentuk perilaku anak yang menolak

untuk makan, hanya makan makanan tertentu saja, dan menghabiskan porsi

makan dengan lambat bahkan sering tidak menghabiskan porsi makan setiap

jam makan. Kesulitan makan merupakan ketidakmampuan untuk makan dan

menolak makanan tertentu. Pada kesulitan makan mempunyai gejala berupa

memenuhkan atau menyembur- nyemburkan makanan yang sudah masuk

didalam mulut, sama sekali tidak mau memasukkan makanan ke dalam mulut,

makan berlama-lama dan memainkan makanan, tidak mengunyah tetapi

langsung menelan makanan dan kesulitan (Hadi, 2017)

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Kasih Sayang dalam ...eprints.umm.ac.id/49151/3/BAB II.pdfkepala dan ekstremitas bayinya. Perabaan digunakan untuk membelai tubuh, dan mungkin

25

Anak sulit makan merupakan salah satu risiko anak dapat mengalami

kurang gizi, karena anak sulit makan cenderung memiliki asupan energi,

protein, karbohidrat, vitamin dan mineral lebih rendah dibandingkan anak

normal lainnya. Anak yang mengalami sulit makan memiliki permasalahan

mengonsumsi asupan makan yang kurang bervariasi dan biasanya rendah

sayuran, buah, makanan kaya protein dan serat karena penolakan terhadap

makanan. Makanan yang disukai dan tidak disukai memiliki peran penting

dalam pemilihan makan, dimana anak sulit makan dapat menunjukkan adanya

preferensi kuat terhadap makanan. Anak sulit makan merupakan fase

perkembangan normal. Namun, hasil penelitian menyebutkan tiga perempat

anak dengan sulit makan akan mengalami berat badan yang kurang apabila

terus berlanjut.

Dari paparan diatas dapat disimpulkan bahwa anak sulit makan perilaku

anak yang menolak untuk makan, hanya makan makanan tertentu saja, dan

menghabiskan porsi makan dengan lambat bahkan sering tidak menghabiskan

porsi makan. selain itu dapat menimbulkan kuraang gizi karena asupan

makanan yang dikonsumsi tidak bervariasi sehingga kebutuhan untuk

pertumbuhannya pun tidak tercukupi.

2.3.2 Faktor penyebab sulit makan

Perilaku sulit makan disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu kebiasaan makan,

psikologis, dan organik. Faktor lain penyebab sulit makan adalah, faktor

lingkungan, faktor psikologis, faktor organik. Faktor lingkungan, seperti

mengikuti perilaku makan teman sebaya atau orang-orang sekitar rumah dan

lingkungan tempat tinggal, mengiyakain dan menolak jenis makanan yang

sama pada waktu yang berbeda, atau suka mengkonsumsi makanan yang tidak

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Kasih Sayang dalam ...eprints.umm.ac.id/49151/3/BAB II.pdfkepala dan ekstremitas bayinya. Perabaan digunakan untuk membelai tubuh, dan mungkin

26

seharusnya di konsumsi diusianya. Faktor psikologis, pada faktor psikologis

ini masih ada hubungan dengan pola asuh keluarga karena psikologis anak

dapat diketahui dari cara pengasuhan, lingkungan dan hubungan didalam

keluarga, semakin baik hubungan dalam keluarga maka semakin kecil

kemungkinan untuk anak mengalami anoreksia psikogenik atau kesulitan

makan karena gangguan psikologis. Faktor organik terjadi akibat adanya suatu

penyakit, infeksi atau kelainan (Hadi, 2017).

Menurut Aizah, (2013) terdapat dua faktor penyebab sulit makan pada

anak, diantaranya faktor internal dan faktor eksternal. Penyebab kesulitan

makan karena faktor internal adalah gangguaan pencernaan berupa gangguan

gigi dan rongga mulut (seperti sariawan, gigi berlubang, karies,tonsilitis).

Selain itu gangguan psikologis juga menjadi penyebab anak sulit makan.

Beberapa gangguan psikologis yang dapat menyebabkab sulit makan pada

anak yaitu seperti aturan makan yang ketat atau berlebihan, ibu sebgai

pengasuh suka memaksa kehendak terhadap anak, hubungan anggota

keluarga tidak harmonis dan anak mengalami alergi pada makanan.

Penyabab kasulitan makan pada anak dari faktor eksternal dibagi

menjadi 3 faktor yaitu faktor makanan kesukaan, faktor kebiasaan makan dan

faktor lingkungan. Faktor makanan kesukaan merupakan faktor yang sering

di jumpai dimana anak akan mengonsumsi makanan yang hanya di sukain (

chiki, cokelat, potato chip,keripik, permen dan lain-lain ), selain itu sering kali

anak beralasan merasa kenyang pada ibunya sehingga anak tersebut tidak ingin

makan. Faktor yang kedua yaitu faktor kebiasaan makan, pada faktor

kebiasaan anak ini sering kali anak bosan dengan menu masakan yang

disajikan oleh ibu atau pengasuh. Anak lebih menyukai menu makanan yang

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Kasih Sayang dalam ...eprints.umm.ac.id/49151/3/BAB II.pdfkepala dan ekstremitas bayinya. Perabaan digunakan untuk membelai tubuh, dan mungkin

27

beragam atau berubah-ubah sehingga manambah nafsu makan pada anak dan

meningkatkan nafsu makan pada anak. faktor ketiga yaitu faktor lingkungan,

contoh faktor faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi sulit makan pada

anak adalah perilaku ibu sebagai pengasuh yang terkadang malas untuk makan

dan secara tidak langsung akan berdampak pada anaknya, karena anak akan

mengikuti perilaku ibuknya. Contoh yang lain dari faktor lingkungan adalah

anak akan lupa untuk makan apabila sudah asik dengan permainan yang

sedang dia mainkan.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulakan bahwa ada bebrapa faktor

penyebab anak sulit makan yaitu faktor lingkungan, faktor psikologis, faktor

organik, faktor internal dan faktor eksternal. Beberapa faktor diatas dapat

menyebabkab anak sulit makan.

2.3.3 Dampak dari sulit makan

Sulit makan yang berat dan berlangsung lama berdampak negatif pada

keadaan kesehatan anak, keadaan tumbuh kembang dan aktifitas sehari-

harinya. Dampak jangka

pendek untuk anak berperilaku sulit makan adalah anak menjadi apatis,

mengalami gangguan bicara dan perkembangan. Sedangkan dampak jangka

panjang adalah. Apabila perilaku sulit makan dibiarkan begitu sajamaka akan

menimbulkan permasalan yang cukup besar yaitu kurang gizi ataupun

menimbulkan gizi buruk (Hadi, 2017)

Berdasarkan paparan diatas dapat disimpulkan bahwa sulit makan akan

memberikan dampak jangka pendek dan panjang. Dampak jangka pendek

yaitu pada kesehatan anak, keadaan tumbuh kembang, aktivitas sehari-hari,

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Kasih Sayang dalam ...eprints.umm.ac.id/49151/3/BAB II.pdfkepala dan ekstremitas bayinya. Perabaan digunakan untuk membelai tubuh, dan mungkin

28

apatis, gangguan bicara sedangkan dampak jangka panjang yaitu faktor

internal dan faktor eksternal serta anak dapat megalami kekurangan gizi.

2.4 Perilaku pengasuh dalam mengelola sulit makan pada anak

Menurut simangunsong (2013) anak-anak sering mengalami kesulitan

atau tidak mau makan meskipun orang tua sudah menyiapkan makanan

terbaik. Hal tersebut dapat diatasi dengan berbagai upaya, antara lain:

a. Porsi

Berikan makanan dalam porsi secukupnya (jangan banyak sekaligus),

karena anak akan bangga jika berhasil menghabiskan porsi makannya. Beri

makan saat lapar Apabila hendak menyajikan jenis makanan baru yang belum

dikenal anak, sebaiknya diberikan pada saat anak lapar.

b. Pujian atau reward

Beri pujian apabila anak mampu menghabiskan porsi makannya, berilah

pujian sehingga menyenangkan hati anak. Biarkan anak mengambil porsinya

sendiri berikan kebebasan kepada anak untuk mengambil makanannya sendiri

sebab anak akan merasa dihormati dan bertanggung jawab terhadap habisnya

makanan tersebut. Memberi hadiah jika anak dijanjikan akan diberi hadiah jika

dapat menghabiskan makanannya, ini dapat memberi motivasi kepada anak

untuk menghabiskan makanannya.

c. Hindari rasa bersalah

Apabila anak memecahkan peralatan makan, jangan dimarahi. Berikan

kata-kata atau kalimat yang tidak meyakiti persaan anakk. Untuk itu, gunakan

peralatan yang terbuat dari plastik.

d. Sajian makanan

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Kasih Sayang dalam ...eprints.umm.ac.id/49151/3/BAB II.pdfkepala dan ekstremitas bayinya. Perabaan digunakan untuk membelai tubuh, dan mungkin

29

Sajikan makanan terbaik berikan yang padat kalori seperti daging, ikan,

selai kacang, keju, pisang, kacang-kacangan. Dengan menu yang berbeda-beda

untuk tiap harinya.

e. Suasana lingkungan makan

Ciptakan suasana makan yang menyenangkan biarkan anak makan

sambil bermain-main atau apa saja yang disukainya. Kurangi hal-hal yang

dapat mengalihkan

f. Suasana lingkungan makan

Ciptakan suasana makan yang menyenangkan biarkan anak makan

sambil bermain-main atau apa saja yang disukainya. Kurangi hal-hal yang

dapat mengalihkan perhatian Telivisi sering mengganggu perhatian anak pada

waktu makan meskipun anak tidak sungguh-sungguh menonton. Demikian

juga halnya kehadiran kakak atau anak lain juga menyebabkan anak kurang

perhatian pada makanannya.

g. menyajikan makanan yang disukai anak

Turuti keinginan anak pada umumnya anak menolak makanan

campuran dalam satu piring, misalnya nasi, sayur dan lauk jadi satu. Turuti

keinginan anak dengan menyajikan berbagai jenis makanan yang terpisah.

h. Toleransi terhadap sikap anak

Jangan memaksa rapi anak lebih menyukai makan dengan caranya

sendiri yang terkadang menjadi berantakan. Untuk itu, diperlukan toleransi

orang tua untuk tidak memaksa anak makan dengan rapi sebab dengan cara

tersebut anak akan lebih banyak menghabiskan makananya.

i. Tidak memaksa

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Kasih Sayang dalam ...eprints.umm.ac.id/49151/3/BAB II.pdfkepala dan ekstremitas bayinya. Perabaan digunakan untuk membelai tubuh, dan mungkin

30

Mau menerima jawaban tidak apabila anak mengatakan “Sudah

Kenyang” dan tidak mau makan lagi, jangan paksa untuk makan mesti hanya

satu suap lagi.

j. Rasa sabar

Bersabar selera makan anak cepat berubah sehingga jenis makanan yang

kemarin digemari, sekarang bisa saja dihindari. Untuk itu, dituntut kesabaran

dari orang tua.

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa perilaku yang

memperhatikan porsi makan, perlaku anak saat makan, sikap ibu menyikapi

anak pada saat tidak ingin makan, dukungan kakak ataupun keluarga,

menjauhi tontonan TV pada saat mekan serta memberikan hadiah atau

achievment (apabila sebelumnya sudah dijanjikan) dapat mmeberi motivasi

pada anak yang mengalami sulit makan, dan dalam jangka panjang akan

mampu memperbaiki pola makan anak sulit makan.

2.5 Konsep asuhan keperawatan dalam mengelola anak sulit makan

Perencanan asuhan keperawatan merupakan proses penyusunan

stategi Yang diperlukan untuk mencegah,mengurangi, dan mengatasi suatu

masalah kesehatan dalam bekerjasama dalam tim kesehatan (Sahar, 2017).

Strategi dalam membentuk suatu intervensi keperawatan yang ditunjuk untuk

mencapai hasil yang di harapkan berikut ini pada

Tabel 2.5 akan menguraikan intervensi keperawatan yang perlukan

oleh Keluarga dengan mengelola anak sulit makan bedasarkan nursing outcome

classification (NOC) dan nursing interventions classification (NIC)

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Kasih Sayang dalam ...eprints.umm.ac.id/49151/3/BAB II.pdfkepala dan ekstremitas bayinya. Perabaan digunakan untuk membelai tubuh, dan mungkin

31

ketidak Efektifan pola makan pada anak (00107)

Status nutrisi intake makan dan minum (1004)

No Indikator

1 Asupan gizi

2 Asupan makanan

3 Asupan cairan

4 Energi

5 Rasio berat badan

6 Hidrasi

Keterangan : 1.Sangat menyimpang dari rentang normal 2.Banyak menyimpang dari rentang normal 3. cukup menyimpang dari rentang normal 4. Sedikit menyimpang dari rentang normal

5. Tidak menyimpang dari normal

anajemen gangguan makan(1030)

1. Kalaborasi dengan tim kesehatan lain untuk mengembangkan rencana keperawatan dengan melibatkan psien dan orang-orang terdekatnya dengan tepat

2. Rundingkan dengan ahli gizi

dalam menentukan asupan klori

harian yang diperlukan untuk

mempertahankan berat badan

yang sudah di tentukan 3. Ajarkan dan dukung konsep

nutrisi baik dengan psien (dan orang terdekat psien dengan tepat)

4. Monitor tanda- tanda psiologis (tanda-tanda vital, elektrolit) jika diperlukan

5. Timbang berat badan psien

secara rutin (pada hari yang

sama dan setelah BAB/BAK)

6. Berikan dukungan terhadap peningkatan berat badan dan prilaku yang meningkatkan berat badan

7. Bantu psien (dan orang-orang terdekat pasien dengan tepat) untuk mengkaji dan memecehkan persalah personal berkontribusi terhadap terjadinya gangguan makan.

8. Rundingkan dengan tim kesehatan lainnya setiap hari terkai perembangan pasien

9. Monitor berat badan pasien dengan rutin.

2.6 Hubungan antara kasih sayang dengan perilaku pengasuhan ibu dalam mengelola anak sulit makan.

Attachment (kemelekatan) atau kasih sayang adalah ikatan emosional

abadi dan resiprokal antara bayi dan pengasuhnya, yang sama-sama

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Kasih Sayang dalam ...eprints.umm.ac.id/49151/3/BAB II.pdfkepala dan ekstremitas bayinya. Perabaan digunakan untuk membelai tubuh, dan mungkin

32

memberikan kontribusi terhadap kualitas hubungan pengasuh bayi atau anak

(Nasution, 2017).

Atacmment juga diartikan sebagai ikatan afeksi kuat yang hanya

dirasakana oleh orang tertentu dalam hidup kita sehingga membuat kita

merasa senang bila berinteraksi dengan orang tersebut dan menimbulkan rasa

nyaman bila berada di dekat kitadi masa-masa tertekan/sulit (Nasution, 2017).

Rasa nyaman ini akan memunculkan keterikatan yang nantinya membentuk

attachment (kasih sayang) antara kedua individu (Yodatama et al., 2015)

Mebentuk perilaku kasih sayang pada anak dapat di pengaruhi oleh

beberapa Faktor yaitu pendidikan, informasi dan umur. Ketiga faktor tersebut

menjadi hal yang penting dalam mewujudkan perilaku kasih sayang (Ayu,

2015). Peneliti Hasanpoor (2015) dan Ahsan (2014) mengemukakan bahwa

status emosional dan ibu bekerja dapat mempengaruhi kasih sayang ibu

terhadap anak, hal ini dikarenakan ibu yang bekerja sering kali tidak memilik

waktu luang terhadap anaknya sehingga pemberian kasih sayang pada anak

tidak maksimal. Faktor status emosional juga mempengaruhi kasih sayang

pada anak, dikarenakan status emosional ibu yang terganggu sehingga

mempengaruhi sikap ibu dalam respon emosional dalam mengekspresikan

meosional dalam hal ini ibu sebagai pengasuh tidak peka terhadap anak,

sehingga pemberian kasih sayang yang seharusnya menunjukan sifat-sifat yang

positif tidak terlaksanakan dengan baik. Sifat-sifat perilaku yang positif

tersebut dapat membantu ibu atau pengasuh dalam meningktkan hubungan

antara ibu dan anak dan dapat membantu pengasuhan ibu terhadap anaknya

salah satunya yaitu pemenuhan nutrisi dengan perilaku kasih sayang pada ibu

kepada anak yang mengalami sulit makan.

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Kasih Sayang dalam ...eprints.umm.ac.id/49151/3/BAB II.pdfkepala dan ekstremitas bayinya. Perabaan digunakan untuk membelai tubuh, dan mungkin

33

Anak sulit makan Perilaku sulit makan merupakan bentuk perilaku anak

yang menolak untuk makan, hanya makan makanan tertentu saja, dan

menghabiskan porsi makan dengan lambat bahkan sering tidak menghabiskan

porsi makan setiap jam makan. Kesulitan makan merupakan ketidakmampuan

untuk makan dan menolak makanan tertentu. Pada kesulitan makan

mempunyai gejala berupa memenuhkan atau menyembur- nyemburkan

makanan yang sudah masuk didalam mulut, sama sekali tidak mau

memasukkan makanan ke dalam mulut, makan berlama-lama dan memainkan

makanan, tidak mengunyah tetapi langsung menelan makanan dan kesulitan

(Hadi, 2017)

Faktor yang mempengaruhi anak sulit makan ialah faktor eksternal

dan internal. Faktor eksternal ialah faktor yang di akibatkan dari 3 aspek yaitu

makanan keesukaan, faktor kebiasaan makanan dan faktor lingkungan. Faktor

internal adalah faktor yang diakibatkan oleh gangguan pencernaan (gigi atau

mulut), selain itu gangguan psikologis juga dapat mempengaruhi sulit makan

pada anak Aizah (2013). Menurut (Hadi, 2017) terdapat 3 faktor yaitu faktor

lingkungan, faktor psikologis, faktor organik. Faktor lingkungan yang di

maksud Faktor lingkungan, seperti mengikuti perilaku makan teman sebaya

atau orang-orang sekitar rumah dan lingkungan tempat tinggal, mengiyakain

dan menolak jenis makanan yang sama pada waktu yang berbeda, atau suka

mengkonsumsi makanan yang tidak seharusnya di konsumsi diusianya. Faktor

psikologis sendiri yaitu diakibatkan dari adanya kesalahan pada pola asuh ibu

atau orang tua, karena psikologis anak dapat diketahui dari pola asuh orang

tua. Faktor organik pada faktor ini yang menjadi penyeabab adalah adanya

gangguan pada fisik anak, akibat dari adanya infeksi ataupun kecacatan.

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Kasih Sayang dalam ...eprints.umm.ac.id/49151/3/BAB II.pdfkepala dan ekstremitas bayinya. Perabaan digunakan untuk membelai tubuh, dan mungkin

34

Apabila faktor penyebab diatas tidak dapat diselesaikan maka anak akan

mengalami kurang gizi atau yang lebih fatal yaitu gizi buruk.

Dari kesimpulan di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan

antara sistem perilaku kasih sayang dengan perilaku pengasuhan ibu dalam

mengelola sulit makan.