bab ii tinjauan pustaka 2.1 penelitian...

21
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Rizal (2012) dalam penelitiannya yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh pertumbuhan ekonomi , upah minimum dan investasi terhadap penyerapan tenaga kerja di Kota Malang dengan hasil variabel pertumbuhan ekonomi dan investasi berpengaruh siqnifikan terhadap penyerapan tenaga kerja. Endarwati (2014) dalam penelitiannya yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh investasi, inflasi dan PDRB terhadap penyerapan tenaga kerja sector perdagangan di Kabupaten Jember dengan hasil variable investasi dan PDRB mempunyai pengaruh positif siqnifikan terhadap penyerapan tenaga kerja sedangkan inflasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja. Ariani (2013) dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh Variabel Jumlah Usaha, Nilai Investasi dan Upah Minimum Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja pada Industri Kecil dan Menengah dengan hasil variabel Jumlah Usaha, Nilai Investasi dan Upah Minimum berpengaruh secara siqnifikan terhadapPenyerapanTenagaKerja.

Upload: others

Post on 28-Dec-2019

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/35453/3/jiptummpp-gdl-kafienazar-49686-3-bab2.pdf · Sistem pengupahan merupakan kerangka bagaimana upah diatur dan

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Rizal (2012) dalam penelitiannya yang bertujuan untuk mengetahui

bagaimana pengaruh pertumbuhan ekonomi , upah minimum dan investasi terhadap

penyerapan tenaga kerja di Kota Malang dengan hasil variabel pertumbuhan ekonomi

dan investasi berpengaruh siqnifikan terhadap penyerapan tenaga kerja.

Endarwati (2014) dalam penelitiannya yang bertujuan untuk mengetahui

bagaimana pengaruh investasi, inflasi dan PDRB terhadap penyerapan tenaga kerja

sector perdagangan di Kabupaten Jember dengan hasil variable investasi dan PDRB

mempunyai pengaruh positif siqnifikan terhadap penyerapan tenaga kerja sedangkan

inflasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja.

Ariani (2013) dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

pengaruh Variabel Jumlah Usaha, Nilai Investasi dan Upah Minimum Terhadap

Penyerapan Tenaga Kerja pada Industri Kecil dan Menengah dengan hasil variabel

Jumlah Usaha, Nilai Investasi dan Upah Minimum berpengaruh secara siqnifikan

terhadapPenyerapanTenagaKerja.

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/35453/3/jiptummpp-gdl-kafienazar-49686-3-bab2.pdf · Sistem pengupahan merupakan kerangka bagaimana upah diatur dan

9

Perbedaan penelitian yang sekarang dengan penelitian terdahulu, objek

penelitian yang sekarang adalah Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur dengan

variabel yang makroekonomi yang berpengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja

sedangkan penelitian yang terdahulu lebih berfokus pada usaha penyerapan tenaga

kerja sector Usaha Kecil dan Menengah.

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Difinisi Tenaga Kerja

Menurut BPS, pekerja atau tenaga kerja adalah semua orang yang bekerja di

perusahaan atau usaha tersebut. Tenaga kerja merupakan bagian penting dalam

sebuah proses produksi suatu perusahaan. Menurut UU No. 13 tahun 2003 tentang

ketenagakerjaan, tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan

guna menghasilkan barang atau jasa, baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri

maupun untuk masyarakat dan merupakan modal bagi bergeraknya perekonomian

negara.

Menurut UU No. 20 tahun 1999 pasal 2 ayat 2, yang termasuk angkatan kerja

adalah penduduk dalam usia kerja (15 tahun ke atas). Sedangkan menurut Bank

Dunia angkatan kerja adalah penduduk dalam usia 15 - 64 tahun. Dari segi keahlian

dan pendidikannya, tenaga kerja dibedakan menjadi tiga golongan, yaitu tenaga kerja

kasar, tenaga kerja terampil, dan tenaga kerja terdidik. Tenaga kerja kasar adalah

tenaga kerja yang tidak berpendidikan atau rendah pendidikan dan tidak memiliki

keahlian dalam suatu bidang pekerjaan. Tenaga kerja terampil adalah tenaga kerja

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/35453/3/jiptummpp-gdl-kafienazar-49686-3-bab2.pdf · Sistem pengupahan merupakan kerangka bagaimana upah diatur dan

10

yang memiliki keahlian dari pelatihan atau pengalaman kerja. Sedangkan tenaga kerja

terdidik adalah tenaga kerja yang memiliki pendidikan cukup tinggi dan ahli dalam

bidang tertentu.

Menurut Suparmoko (2002:48), penduduk dalam usia kerja dapat digolongkan

menjadi dua, yaitu angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Angkatan kerja adalah

penduduk yang belum bekerja namun siap untuk bekerja atau sedang mencari

pekerjaan pada tingkat upah yang berlaku. Angkatan kerja terdiri atas golongan yang

bekerja, golongan yang menganggur dan mencari pekerjaan. Sedangkan yang

dimaksud bukan angkatan kerja adalah mereka yang masih sekolah, mengurus rumah

tangga, dan penerima pendapatan.

Sektor industri telah memainkan peranan penting dalam menyerap tenaga

kerja, meningkatkan jumlah unit usaha dan mendukung pendapatan rumah tangga

(Subri, 2003:56). Permintaan dan kesempatan tenaga kerja tidak hanya menyangkut

permasalahan bidang ekonomi, melainkan permasalahan dibidang sosial, terutama

inflasi dimasa-masa krisis ekonomi beberapa waktu lalu. Permasalahan kesempatan

kerja sebenarnya bukan hanya menyangkut bagaimana ketersediaan investasi dan

jumlah industri lapangan kerja, akan tetapi mempertanyakan apakah lapangan kerja

yang ada cukup mampu memberi imbal jasa yang layak bagi pekerja.

2.2.2 Pengertian Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja

Menurut BPS, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja merupakan ukuran yang

menggambarkan jumlah angkatan kerja untuk setiap 100 tenaga kerja. Angkatan kerja

merupakan salah satu faktor positif dalam upaya peningkatan pertumbuhan ekonomi.

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/35453/3/jiptummpp-gdl-kafienazar-49686-3-bab2.pdf · Sistem pengupahan merupakan kerangka bagaimana upah diatur dan

11

Hal ini dapat dijelaskan dengan pengertian bahwa semakin banyak partisipasi

angkatan kerja yang bekerja, akan meningkatkan tingkat produksi yang akhirnya akan

berimbas pada naiknya pertumbuhan ekonomi.

2.2.3 Upah Minimum

Tingkat upah dalam bentuk sejumlah uang dalam kenyataannya tidak pernah

fleksibel dan cenderung terus-menerus turun karena lebih sering dan lebih banyak

dipengaruhi oleh berbagai macam kekuatan institusional seperti tekanan serikat

dagang atau serikat buruh. (Todaro 2000;327). Kemerosotan ekonomi selama dekade

1980-an yang melanda negara – negara Afrika-Amerika Latin mengakibatkan

merosotnya upah dan gaji riil di segenap instansi pemerintah, namun ternyata masih

banyak calon pekerja yang memburu posisi kerja di sektor formal meskipun mereka

tahu gajinya semakin lama semakin tidak memadai untuk membiayai kehidupan

mereka sehari-hari. Tingkat pengangguran (terutama pengangguran terselubung)

sangat parah dan bertambah buruk

Pembayaran kepada tenaga kerja dapat dibedakan dalam 2 pengertian yaitu

gaji dan upah. Gaji dalam pengertian sehari-hari diartikan sebagai pembayaran

kepada pekerja tetap dan tenaga kerja profesional seperti pegawai pemerintah, dosen,

guru, manajer dan akuntan. Pembayaran tersebut biasanya sebulan sekali. Upah

dimaksudkan sebagai pembayaran kepada pekerja kasar yang pekerjaannya selalu

berpindah-pindah, seperti misalnya pekerja pertanian, tukang kayu, buruh kasar dan

lain sebagainya. Teori ekonomi mengartikan upah sebagai pembayaran keatas jasa-

jasa fisik maupun mental yang disediakan oleh tenaga kerja kepada pengusaha,

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/35453/3/jiptummpp-gdl-kafienazar-49686-3-bab2.pdf · Sistem pengupahan merupakan kerangka bagaimana upah diatur dan

12

dengan demikian dalam teori ekonomi tidak dibedakan antara pembayaran kepada

pegawai tetap dan pembayaran kepada pegawai tidak tetap. (Sukirno, 2008:350-351)

Upah adalah Hak Pekerja/Buruh atas Upah timbul pada saat terjadi Hubungan

Kerja antara Pekerja/Buruh dengan Pengusaha dan berakhir pada saat putusnya

Hubungan Kerja. (Undang-Undang Tenaga Kerja No.78 Tahun 2015, Bab 1, pasal 2,

Ayat 4)

Pemberian upah kepada tenaga kerja dalam suatu kegiatan produksi pada

dasarnya merupakan imbalan/balas jasa dari para produsen kepada tenaga kerja atas

prestasinya yang telah disumbangkan dalam kegiatan produksi. Upah yang diberikan

tergantung pada:

a. Biaya keperluan hidup minimum pekerja dan keluarganya;

b. Peraturan undang-undang yang mengikat tentang upah minimum pekerja;

c. Produktivitas marginal tenaga kerja;

d. Tekanan yang dapat diberikan oleh serikat buruh dan serikat pengusaha; dan

e. Perbedaan jenis pekerjaan.

Upah yang diberikan oleh para pengusaha secara teoritis dianggap sebagai

harga dari tenaga yang dikorbankan pekerja untuk kepentingan produksi, sehubungan

dengan hal itu maka upah yang diterima pekerja dapat dibedakan dua macam yaitu:

a. Upah Nominal, yaitu sejumlah upah yang dinyatakan dalam bentuk uang yang

diterima secara rutin oleh para pekerja;

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/35453/3/jiptummpp-gdl-kafienazar-49686-3-bab2.pdf · Sistem pengupahan merupakan kerangka bagaimana upah diatur dan

13

b. Upah Riil adalah kemampuan upah nominal yang diterima oleh para pekerja jika

ditukarkan dengan barang dan jasa, yang diukur berdasarkan banyaknya barang

dan jasa yang bisa didapatkan dari pertukaran tersebut (Sukirno, 2008:351).

Kebijakan upah di Indonesia merujuk pada standar kelayakan hidup bagi para

pekerja. Undang Undang Repubik Indonesia No. 13/2003 tentang Tenaga Kerja

menetapkan bahwa upah minimum harus didasarkan pada standar kebutuhan hidup

layak (KHL). Pasal 1 Ayat 1 dari Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 1/1999,

mendefinisikan upah minimum sebagai ”Upah bulanan terendah yang meliputi gaji

pokok dan tunjangan tetap”. Sebagai imbalan dari pengusaha kepada pekerja, upah

yang diberikan dalam bentuk tunai harus ditetapkan atas dasar suatu persetujuan atau

peraturan perundang-undangan serta dibayarkan atas dasar suatu perjanjian kerja

antara pengusaha dengan pekerja, termasuk tunjangan, baik untuk pekerja itu sendiri

maupun keluarganya. Upah minimum adalah upah pokok dan tunjangan yang

ditetapkan secara regional, sektoral maupun subsektoral. Peraturan Menteri tersebut

lebih jauh juga menetapkan upah minimum sektoral pada tingkat provinsi harus lebih

tinggi sedikitnya lima persen dari standar upah minimum yang ditetapkan untuk

tingkat provinsi. Demikian juga, upah minimum sektoral di tingkat kabupaten/kota

harus lebih tinggi lima persen dari standar upah minimum kabupaten/kota tersebut.

Melalui suatu kebijakan pengupahan, pemerintah Indonesia berusaha untuk

menetapkan upah minimum yang sesuai dengan standar kelayakan hidup. Upah

minimum yang ditetapkan pada masa lalu didasarkan pada Kebutuhan Fisik

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/35453/3/jiptummpp-gdl-kafienazar-49686-3-bab2.pdf · Sistem pengupahan merupakan kerangka bagaimana upah diatur dan

14

Minimum, dan selanjutnya didasarkan pada Kebutuhan Hidup Minimum (KHM).

KHM ini adalah 20 persen lebih tinggi dalam hitungan rupiah jika dibandingkan

dengan Kebutuhan Fisik Minimum. Peraturan perundangan terbaru, UU No. 13/2015,

menyatakan bahwa upah minimum harus didasarkan pada Kebutuhan Hidup Layak,

akan tetapi perundangan ini belum sepenuhnya diterapkan, sehingga penetapan upah

minimum tetap didasarkan pada KHM. Pada masa sekarang, kelayakan suatu standar

upah minimum didasarkan pada kebutuhan para pekerja sesuai dengan kriteria di

bawah ini:

1. Kebutuhan hidup minimum (KHM);

2. Index Harga Konsumen (IHK);

3. Kemampuan perusahaan, pertumbuhannya dan kelangsungannya;

4. Standar upah minimum di daerah sekitar;

5. Kondisi pasar kerja; dan

6. Pertumbuhan ekonomi dan pendapatan per kapita.

Masalah dalam penetapan upah minimum regional adalah pada metode

perhitungannya (Iksan, 2010). Ada perbedaan nyata dari produktivitas antar sektor.

Sektor-sektor yang menggunakan buruh terdidik umumnya telah membayar upah

jauh di atas upah minimum karena hal ini mencerminkan produktivitas, tetapi banyak

sektor lain yang produktivitasnya ada di bawah upah minimum sehingga kebijakan

upah minimum akan memukul sektor ini yang umumnya sektor padat karya

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/35453/3/jiptummpp-gdl-kafienazar-49686-3-bab2.pdf · Sistem pengupahan merupakan kerangka bagaimana upah diatur dan

15

Sistem pengupahan merupakan kerangka bagaimana upah diatur dan

ditetapkan agar dapat meningkatkan kesejahteraan pekerja. Pengupahan di Indonesia

pada umumnya didasarkan kepada tiga fungsi upah, yaitu : a) menjamin kehidupan

yang layak bagi pekerja dan keluarganya; b) mencerminkan imbalan atas hasil kerja

seseorang; c) menyediakan insentip untuk mendorong peningkatan produktivitas

pekerja (Sumarsono 2009:151). Beberapa ekonom melihat bahwa penetapan upah

minimum akan menghambat penciptaan lapangan kerja. Kelompok ekonom lainnya

dengan bukti empirik menunjukkan bahwa penerapan upah minimum tidak selalu

identik dengan pengurangan kesempatan kerja, bahkan akan mampu mendorong

proses pemulihan ekonomi (Sumarsono 2009:201)

Adam Smith (1776) dalam Pressman (2002:28-30), melalui The Wealth of

Nations menganalisis apa yang menyebabkan standar hidup meningkat dan

menunjukkan bagaimana kepentingan diri dan persaingan berperan dalam

pertumbuhan ekonomi (dan pada akhirnya menciptakan kesejahteraan). Pertumbuhan

ekonomi bisa berjalan karena adanya proses mekanisasi dan pembagian kerja,

selanjutnya pembagian kerja akan membuat produktivitas pekerja meningkat. Visi

dari The Wealth of Nations adalah : ”--- dari kepentingan pribadi dan kepentingan

nasional dalam harmoni yang sempurna akan menghasilkan pertumbuhan ekonomi

dan kemakmuran yang terus menerus”.

Pemerintah memiliki tanggung jawab untuk membantu meningkatkan

kesejahteraan warganya antara melalui berbagai kebijakan di bidang ekonomi dan

sosial (Bentham, 1948 dalam Pressman, 2002:37-39), Marshall (1923) dalam

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/35453/3/jiptummpp-gdl-kafienazar-49686-3-bab2.pdf · Sistem pengupahan merupakan kerangka bagaimana upah diatur dan

16

Pressman (2002: 92-97) juga melihat ekonomi dari pertimbangan moral untuk

membantu yang miskin, selain pertimbangan pasar, karena itu ia secara khusus

memperhatikan masalah distribusi pendapatan dan kemiskinan melalui pasar tenaga

kerja. Menururt Marshall, persediaan tenaga kerja yang tidak terlatih ditentukan oleh

prinsip populasi Malthusian. Sebagai reaksi terhadap upah yang tinggi, populasi akan

meningkat dan persediaan tenaga kerja juga akan meningkat.

2.2.4 Inflasi

Inflasi dapat didefinisikan sebagai suatu proses dimana terjadi kenaikan

harga-harga yang berlaku dalam suatu perekonomian. Inflasi memiliki tingkat yang

berbeda dari satu periode ke periode lainnya dan berbeda pula dari satu negara ke

negara lainnya (Sadono Sukirno, 2001:15). Boediono (2008:155) juga mendefinisikan

inflasi merupakan kecendrungan dari harga-harga untuk naik secara umum dan terus

menerus, akan tetapi kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut

sebagai inflasi, kecuali bila kenaikan tersebut meluas atau mengakibatkan kenaikan

kepada sebagian besar dari harga-harga barang lainnya.

inflasi yang terjadi pada perekonomian disuatu daerah memiliki beberapa

dampak dan akibat yang diantaranya adalah inflasi dapat menyebabkan perubahan-

perubahan output dan tenaga kerja, dengan cara memotivasi perusahaan untuk

memproduksi lebih atau kurang dari yang telah dilakukannya tergantung intensitasi

inflasi yang terjadi. Apabila inflasi yang terjadi dalam perekonomian masih tergolong

ringan, perusahaaan berusaha akan menambah jumlah output atau produksi karena

inflasi yang ringan dapat mendorong semangat kerja produsen dari naiknya harga

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/35453/3/jiptummpp-gdl-kafienazar-49686-3-bab2.pdf · Sistem pengupahan merupakan kerangka bagaimana upah diatur dan

17

yang mana masih dapat dijangkau oleh produsen. Keinginan perusahaan untuk

menambah output tentu juga dibarengi oleh pertambahan faktor-faktor produksi

seperti tenaga kerja. Pada kondisi tersebut permintaan tenaga kerja akan meningkat,

yang selanjutnya meningkatkan penyerapan tenaga kerja yang ada dan pada akhirnya

mendorong laju perekonomian melalui peningkatan pendapatan nasional. Sebaliknya,

apabila inflasi yang terjadi tergolong berat (hyper inflation) maka perusahaan akan

mengurangi jumlah ouput akibat tidak terbelinya faktor-faktor produksi dan

perusahaan juga akan mengurangi jumlah penggunaan tenaga kerja sehingga

penyerapan tenaga kerja semakin berkurang dan pengangguran bertambah. (Nanga

2005:248)

"Penularan" inflasi dari luar negeri ke dalam negeri bisa pula lewat kenaikan

harga barang ekspor, dan saluran-salurannya hanya sedikit berbeda dengan penularan

lewat kenaikan harga barang-barang impor. Bila harga barang-barang ekspor (seperti

kayu, karet timah dan sebagainya) naik, maka ongkos produksi dari barang-barang

yang menggunakan barang-barang tersebut dalam produksinya (perumahan, sepatu,

kaleng dan sebagainya) akan naik, dan kemudian harga jualnya akan naik pula

(Boediono, 1999:170).

Berdasarkan dari sebab inflasi dibedakan menjadi yaitu Inflasi tarikan

permintaan (Demand Pull Inflation) merupakan perubahan pada permintaan agregat.

Timbul apabila permintaan agregat meningkat lebih cepat dibandingkan dengan

potensi produktif perekonomian, menarik hingga keatas untuk menyeimbangkan

penawaran dan permintaan agregat. Salah satu teori inflasi tarikan-permintaan yang

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/35453/3/jiptummpp-gdl-kafienazar-49686-3-bab2.pdf · Sistem pengupahan merupakan kerangka bagaimana upah diatur dan

18

berpengaruh menyatakan bahwa jumlah uang beredar adalah determinan utama inflasi

Alasan dibalik pendekatan ini adalah bahwa pertumbuhan jumlah uang beredar

meningkatkan permintaan agregatif, yang pada gilirannya meningkatkan tingkat

harga. Inflasi Dorongan Biaya (Cost Push Inflation) yang diakibatkan oleh adanya

kenaikan terhadap biaya produksi. Penambahan biaya produksi mendorong

peningkatan harga walaupun menghadapi resiko pengurangan terhadap permintaan

barang yang diproduksinya yang dapat menimbulkan adanya resesi.

Menurut Sadono Sukirno (1994:303) berdasarkan faktor-faktor yang

menimbulkanya, inflasi dapat dibedakan menjadi dua jenis:

1. Inflasi Tarikan Permintaan (Demand Pull Inflation)

Inflasi yang terjadi sebagai akibat dari tingkat perekonomian yang mencapai

tingkat pengangguran tenaga kerja penuh dan pertumbuhan ekonomi berjalan pesat.

Hal ini mengakibatkan permintaan masyarakat akan bertambah dengan pesat dan

perusahaan-perusahaan pada umumnya akan beroperasi pada kapasitas yang

maksimal. Kelebihan-kelebihan permintaan yang terwujud akan menimbulkan

kenaikan pada harga-harga.

2. Inflasi Desakan Biaya (Cost Push Inflation)

Inflasi yang terjadi sebagai akibat dari adanya kenaikan terhadap biaya

produksi. Kenaikan biaya produksi akan mendorong peningkatan harga walaupun

akan menghadapi resiko pengurangan terhadap permintaan barang yang

diproduksinya. Inflasi ini akan berkaitan pada kenaikan harga serta turunnya produksi

yang akan menimbulkan adanya resesi perekonomian.

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/35453/3/jiptummpp-gdl-kafienazar-49686-3-bab2.pdf · Sistem pengupahan merupakan kerangka bagaimana upah diatur dan

19

Inflasi dan pengangguran dapat memiliki hubungan positif ataupun negatif.

Hubungan positif terjadi apabila tingkat inflasi yang dihitung adalah inflasi pada

harga-harga secara umum, maka tingginya tingkat inflasi akan berakibat pada

peningkatan tingkat bunga simpanan dan pinjaman. Oleh karena itu, dengan tingkat

bunga yang tinggi akan mengurangi investasi untuk mengembangkan sektor-sektor

yang produktif. Hal ini akan berpengaruh pada jumlah pengangguran yang tinggi

karena rendahnya kesempatan kerja sebagai akibat dari rendahnya investasi (Sukirno

2008:152).

Hubungan negatif antara inflasi dan pengangguran diperkenalkan oleh AW

Philips melalui kurva Philips. Kurva Philips menggambarkan adanya hubungan

negatif antara inflasi dan pengangguran.

Inflasi

Pengangguran

Gambar 1. Kurva Philips (Samuelson, 2011)

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/35453/3/jiptummpp-gdl-kafienazar-49686-3-bab2.pdf · Sistem pengupahan merupakan kerangka bagaimana upah diatur dan

20

Dalam teori ini diasumsikan bahwa kenaikan inflasi terjadi karena adanya

kenaikan permintaan agregat. Tingginya permintaan akan mendorong tingginya harga

barang yang diikuti dengan berkurangnya stok barang perusahaan. Untuk memenuhi

permintaan pasar tersebut produsen akan melakukan penambahan kapasitas produksi

dengan melakukan penambahan jumlah tenaga kerja. Semakin tinggi permintaan akan

tenaga kerja, pengangguran cenderung semakin rendah.

2.2.5 Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi merupakan perkembangan kegiatan dalam

perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam masyarakat

bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat (Sadono Sukirno, 1999).

Pertumbuhan ekonomi suatu negara didefinisikan sebagai kenaikan kapasitas dalam

jangka panjang dari negara yang bersangkutan untuk menyediakan berbagai barang

dan jasa ekonomi kepada penduduknya. Kenaikan kapasitas tersebut ditentukan oleh

adanya kemajuan teknologi, institusional (kelembagaan) dan ideologis terhadap

berbagai keadaan yang ada (Todaro, 2000:211).

2.2.6 Teori Pertumbuhan Ekonomi

a. Teori Klasik

Menurut pandangan ahli-ahli ekonomi ada empat faktor yang mempengaruhi

pertumbuhan ekonomi yaitu: jumlah penduduk, jumlah stok barang-barang modal,

luas tanah dan kekayaan alam serta tingkat teknologi yang digunakan. Walaupun

menyadari bahwa pertumbuhan ekonomi tergantung pada banyak faktor, ekonom

klasik terutama mencurahkan perhatiannya kepada pengaruh pertambahan penduduk

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/35453/3/jiptummpp-gdl-kafienazar-49686-3-bab2.pdf · Sistem pengupahan merupakan kerangka bagaimana upah diatur dan

21

terhadap pertumbuhan ekonomi. Dalam teori pertumbuhan, dimisalkan luas tanah dan

kekayaan alam adalah tetap jumlahnya dan tingkat teknologi tidak mengalami

perubahan.

Sedang berdasarkan kepada teori pertumbuhan klasik, dikemukakan suatu

teori yang menjelaskan hubungan antara pendapatan per kapita dan jumlah penduduk.

Teori tersebut dinamakan Teori Penduduk Optimal. Dari teori pertumbuhan klasik

dapat dilihat bahwa apabila terdapat kekurangan penduduk, produksi marginal adalah

lebih tinggi daripada pendapatan per kapita. Maka pertambahan penduduk akan

menaikkan pendapatan per kapita. Akan tetapi apabila pertambahan penduduk sudah

semakin tinggi, akan mempengaruhi fungsi produksi, yaitu produksi marginal akan

mulai mengalami penurunan. Oleh karena itu pertumbuhan pendapatan nasional dan

pendapatan per kapita menjadi semakin lambat. Penduduk yang bertambah terus akan

menyebabkan produksi marginal menjadi sama dengan pendapatan per kapita pada

suatu jumlah penduduk tertentu. Pada keadaan ini pendapata per kapita mencapai

nilai optimal. Jumlah penduduk pada waktu itu dinamakan penduduk optimal

(Sukirno, 1999:187).

b. Teori Neo-klasik

Teori pertumbuhan neo-klasik melihat dari segi penawaran. Menurut teori

yang dikembangkan Abramovits dan Solow, pertumbuhan ekonomi bergantung pada

perkembangan faktor-faktor produksi Dalam persamaan, pandangan ini dapat

dinyatakan dengan persamaan ∆𝑌𝑌 = 𝑓𝑓 (∆𝐾𝐾, ∆𝐿𝐿, ∆𝑇𝑇) dimana : ∆𝑌𝑌 : tingkat

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/35453/3/jiptummpp-gdl-kafienazar-49686-3-bab2.pdf · Sistem pengupahan merupakan kerangka bagaimana upah diatur dan

22

pertumbuhan ekonomi ∆𝐾𝐾 : tingkat pertumbuhan barang modal ∆𝐿𝐿 : tingkat

pertumbuhan tenaga kerja ∆𝑇𝑇 : tingkat pertumbuhan teknologi (Sukirno, 1999:187).

Analisis Solow selanjutnya membentuk formula matematik untuk persamaan itu dan

seterusnya membuat pembuktian secara matematik untuk menunjukkan kesimpulan

sebagai berikut: 𝑔𝑔 = 𝑚𝑚. ∆𝐾𝐾 + 𝑡𝑡. ∆𝐿𝐿 + 𝑐𝑐. ∆𝑇𝑇 Keterangan: : tingkat

persentase pertumbuhan ekonomi 𝑚𝑚 : produktivitas modal marginal 𝑡𝑡 :

produktivitas marginal tenaga kerja Persamaan di atas pada hakekatnya menyatakan

tingkat pertumbuhan dan pembangunan ekonomi bergantung pada: (1). Pertambahan

modal dan produktifitas modal marginal (2). Pertambahan tenaga kerja dan

produktifitas tenaga kerja marginal (3). Perkembangan teknologi Sumbangan

terpenting dari teori neo-klasik bukan dalam hal menunjukkan faktor-faktor yang

mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, tetapi kemungkinan menggunakan teori

tersebut untuk mengadakan penelitian empiris untuk menentukan peranan sebenarnya

dari berbagai faktor dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi.

c. Teori Keynes

Menurut Keynes semakin besar pendapatan nasional, maka semakin besar

jumlah pekerjaan yang dihasilkan, demikian juga sebaliknya. Jumlah pekerjaan

bergantung pada permintaan efektif. Permintaan efektif menentukan tingkat

keseimbangan pekerjaan dan pendapatan. Permintaan efektif adalah permintaan yang

disertai oleh kemampuan untuk membayar barang-barang dan jasa-jasa yang diminta

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/35453/3/jiptummpp-gdl-kafienazar-49686-3-bab2.pdf · Sistem pengupahan merupakan kerangka bagaimana upah diatur dan

23

tersebut, yang ada dalam perekonomian. Permintaan efektif terdiri dari permintaan

konsumsi dan permintaan investasi.

Investasi dapat menengahi antara pendapatan dan konsumsi. Jika jumlah

investasi yang dibutuhkan tidak terpenuhi maka harga permintaan akan turun lebih

rendah daripada harga penawaran agregat. Akibatnya pendapatan dan konsumsi akan

turun sampai ditengahi oleh investasi. Jumlah investasi bergantung pada efisiensi

marginal dari modal dan suku bunga.

d. Teori Harrod-Domar

Teori ini pada hakekatnya berusaha menerangkan syarat yang diperlukan agar

suatu perekonomian mencapai pertumbuhan yang kuat (steady growth) yaitu

pertumbuhan yang akan selalu menciptakan penggunaan alat-alat modal dan akan

selalu berlaku dalam perekonomian.

Dalam teori ini pembentukan modal dipandang sebagai suatu pengeluaran

yang akan menambah kemampuan suatu perekonomian dalam menghasilkan barang-

barang maupun sebagai pengeluaran yang akan menambah permintaan efektif

masyarakat (menaikkan pendapatan nasional). Menurut Harrod-Domar ada hubungan

ekonomi yang langsung antara besarnya stok modal (𝐾𝐾) dan jumlah produksi

nasional (𝑌𝑌). Hal ini dapat disusun dari model sederhana (Suryana, 2000:125)

Tabungan (𝑆) adalah beberapa proporsi (𝑠𝑠) dari pendapatan nasional (𝑌𝑌),

sehingga 𝑆𝑆 = 𝑠𝑠. 𝑌𝑌 2. Investasi (𝐼𝐼) sebagai perubahan stok modal (∆𝐾𝐾) maka 𝐼𝐼

= ∆𝐾𝐾 3. Stok modal membawa hubungan langsung dengan pendapatan nasional

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/35453/3/jiptummpp-gdl-kafienazar-49686-3-bab2.pdf · Sistem pengupahan merupakan kerangka bagaimana upah diatur dan

24

(𝑌𝑌), maka ∆𝐾 = 𝐾. ∆ sedangkan 𝑆 harus sama dengan 𝐼, maka 𝑆 = 𝐼, maka 𝑆=𝑠.𝑌 =

𝐾.∆𝑌=∆𝐾=𝐼, disederhanakan menjadi: 𝑠.𝑌=𝐾.∆𝑌 dibagi dengan 𝑌 dan 𝐾, sehingga:

𝑠.𝑘=∆𝑌/𝑌, dimana ∆𝑌/𝑌 adalah tingkat pertumbuhan ekonomi. Persamaan

pertumbuhan ekonomi sederhana di atas dapat digunakan untuk memprediksi dan

merencanakan perekonomian di negara-negara berkembang. Logika ekonomi yang

terkandung dalam persamaan di atas bahwa agar suatu negara bisa tumbuh pesat

maka perekonomian harus menabung dan menginvestasikan sebanyak mungkin dari

proporsi output total (𝑌) atau PDB. Semakin banyak yang ditabung dan kemudian

diinvestasikan maka laju pertumbuhan ekonomi akan semakin cepat. Tetapi tingkat

pertumbuhan ekonomi yang nyata seharusnya pada produktivitas dan investasi

(Ariyanto, 2010:97).

2.2.7 Hubungan Upah Minimum Dengan Penyerapan Tenaga Kerja

Upah juga mempunyai pengaruh terhadap kesempatan kerja. Jika semakin

tinggi tingkat upah yang ditetapkan, maka berpengaruh pada meningkatnya biaya

produksi, akibatnya untuk melakukan efisiensi, perusahaan terpaksa melakukan

pengurangan tenaga kerja, yang berakibat pada rendahnya tingkat kesempatan kerja.

Sehingga diduga tingkat upah mempunyai pengaruh yang negatif terhadap

kesempatan kerja (Simanjuntak, 2002:87).

Kuantitas tenaga kerja yang dimintaakan menurun sebagai akibat dari

kenaikan upah. Apabila tingkat upah naik sedangkan harga input lain tetap, berarti

harga tenaga kerja relatif lebih mahal dari input lain. Situasi ini mendorong

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/35453/3/jiptummpp-gdl-kafienazar-49686-3-bab2.pdf · Sistem pengupahan merupakan kerangka bagaimana upah diatur dan

25

pengusaha untuk mengurangi penggunaan tenaga kerja yang relatif mahal dengan

input-input lain yang harga relatifnya lebih murah guna mempertahankan keuntungan

yang maksimum. (Haryo, 2001).

2.2.8 Hubungan Inflasi dengan Penyerapan Tenaga Kerja

Dengan naiknya permintaan agregat, berdasarkan teori permintaan,

permintaan akan naik, kemudian harga akan naik pula. Dengan tingginya harga

(inflasi) maka untuk memenuhi permintaan tersebut produsen meningkatkan

kapasitas produksinya dengan menambah tenaga kerja (tenaga kerja merupakan satu-

satunya input yang dapat meningkatkan output) (Sukirno, 2004). Tingkat inflasi

mempunyai hubungan positif atau negatif terhadap kesempatan kerja. Apabila tingkat

inflasi yang dihitung adalah inflasi yang terjadi pada harga-harga secara umum, maka

tingginya tingkat inflasi yang terjadi akan berakibat pada peningkatan pada tingkat

bunga (pinjaman). Oleh karena itu, dengan tingkat bunga yang tinggi akan

mengurangi investasi untuk mengembangkan sektor-sektor yang produktif. Hal ini

akan berpengaruh pada rendahnya kesempatan kerja sebagai akibat dari rendahnya

investasi. Dengan adanya kecenderungan bahwa tingkat inflasi dan pengangguran

kedudukannya naik (tidak ada trade off) maka menunjukkan bahwa adanya perbedaan

dengan kurva philips dimana terjadi trade off antara inflasi yang rendah atau

pengangguran yang rendah. Jika tingkat inflasi yang diinginkan adalah rendah, maka

akan terjadi tingkat pengangguran yang sangat tinggi. Sebaliknya, jika tingkat inflasi

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/35453/3/jiptummpp-gdl-kafienazar-49686-3-bab2.pdf · Sistem pengupahan merupakan kerangka bagaimana upah diatur dan

26

yang diinginkan tinggi, maka akan terjadi tingkat pengangguran yang relatif rendah.

Hutagalung & Sentosa (2013).

2.2.9 Hubungan Pertumbuhan Ekonomi dengan Penyerapan Tenaga Kerja

Secara makro laju pertumbuhan kesempatan kerja dapat dikaitkan dengan

laju pertumbuhan ekonomi. Dengan kata lain pertumbuhan ekonomi akan

mempengaruhi laju pertumbuhan kesempatan kerja (Widodo, 1990:80). Upaya

meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang mampu menciptakan lapangan kerja yang

optimal dari segi jumlah, produktivitas dan efisiensi memerlukan kebijakan yang

memperhitungkan kondisi internal maupun perkembangan eksternal. Kondisi tersebut

merunpakan input bagi pengambil keputusan (Asaddin, 2001).

Dalam lapangan pekerjaan yang masih lowong ada suatu kebutuhan terhadap

tenaga kerja, misalnya dari perusahaan swasta atau BUMN dan kementerian-

kementerian pemerintah. Adapun kebutuhan tersebut berarti ada kesempatan kerja

bagi orang yang menganggur. Besarnya lapangan kerja yang masih lowong atau

kebutuhan tenaga kerja yang secara riil dibutuhkan oleh suatu perusahaan tergantung

pada banyak faktor, diantaranya paling utama adalah prospek usaha atau

pertumbuhan output dari perusahaan tersebut, ongkos tenaga kerja atau gaji yang

harus dibayar dan faktor produksi lainnya yang bisa menggantikan fungsi tenaga

kerja.

Permintaan atau konsumsi rumah tangga di pasar barang akan meningkat

jika produksi dari sisi penawaran di pasar barang meningkat dan terjadilah

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/35453/3/jiptummpp-gdl-kafienazar-49686-3-bab2.pdf · Sistem pengupahan merupakan kerangka bagaimana upah diatur dan

27

pertumbuhan output. Apabila di semua pasar terjadi peningkatan output maka secara

agregat terjadi pertumbuhan ekonomi. Dengan dimisalkan rasio harga produksi

konstan dan teknologi tidak berubah untuk memenuhi permintaan rumah tangga yang

meningkat di pasar barang, perusahaan tersebut akan memerlukan ekstra tenaga kerja

dan mungkin juga ekstra barang modal arau mesin untuk bisa memproduksi ekstra

output yang diminta tersebut. Ini berarti permintaan atas tenaga kerja di dalam pasar

tenaga kerja bertambah.

2.2.10 Kerangka Pemikiran

2.2.11 Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan penelitian

masalah, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat

pernyataan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan

pada teori yang relevan, belum didasrakan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh

melalui pengumpulan data (Sugiyono, 2014)

UPAH MINIMUM

INFLASI PENYERAPAN

TENAGA KERJA

PERTUMBUHAN

EKONOMI

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/35453/3/jiptummpp-gdl-kafienazar-49686-3-bab2.pdf · Sistem pengupahan merupakan kerangka bagaimana upah diatur dan

28

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas maka hipotesis penelitian adalah

diduga variabel Upah Minimum, Inflasi, Pertumbuhan Ekonomi berpengaruh

signifikan Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja.