bab ii tinjauan pustaka 2.1 penelitian terdahulueprints.perbanas.ac.id/3494/3/bab 2.pdfbahwa ic,...

29
11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian – penelitian terdahulu mengenai Produktivitas diantaranya yaitu : 1. Chen et.al (2014) Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menguji dampak Intellectual Capital terhadap perubahan produktivitas pada perusahaan asuransi umum di Malaysia. Sampel dan populasi yang digunakan oleh peneliti yaitu perusahaan asuransi umum berlisensi yang terdaftar di situs Bank Sentral Malaysia periode 2008– 2011. Penelitian ini menggunakan pendekatan dua tahap. Pada tahap pertama, peneliti memperkirakan perubahan produktivitas perusahaan asuransi umum Malaysia menggunakan DEA dan Malmquist Productivity Index (MPI). Tahap kedua melibatkan penggunaan regresi OLS dan Tobit untuk menguji hubungan antara IC dan perubahan produktivitas. Hasil penelitian tersebut yaitu hasil MPI menunjukkan bahwa hampir semua sampel perusahaan asuransi umum mengalami kenaikan produktivitas. Berdasarkan analisis regresi, kedua hasil regresi OLS dan Tobit menunjukkan bahwa IC, yaitu VAIC ™ dan komponen masing-masing (VAHC, SCVA, dan VACA), secara positif dan signifikan terkait dengan perubahan produktivitas. Persamaan peneliti sekarang dengan terdahulu yaitu menguji pengaruh Intellectual Capital terhadap produktivitas perusahaan. Selain itu persamaan peneliti terdapat pada pengukuran produktivitas perusahaan yaitu menggunakan

Upload: trinhkhanh

Post on 01-May-2019

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Penelitian – penelitian terdahulu mengenai Produktivitas diantaranya yaitu :

1. Chen et.al (2014)

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menguji dampak Intellectual Capital

terhadap perubahan produktivitas pada perusahaan asuransi umum di Malaysia.

Sampel dan populasi yang digunakan oleh peneliti yaitu perusahaan asuransi

umum berlisensi yang terdaftar di situs Bank Sentral Malaysia periode 2008–

2011. Penelitian ini menggunakan pendekatan dua tahap. Pada tahap pertama,

peneliti memperkirakan perubahan produktivitas perusahaan asuransi umum

Malaysia menggunakan DEA dan Malmquist Productivity Index (MPI). Tahap

kedua melibatkan penggunaan regresi OLS dan Tobit untuk menguji hubungan

antara IC dan perubahan produktivitas.

Hasil penelitian tersebut yaitu hasil MPI menunjukkan bahwa hampir

semua sampel perusahaan asuransi umum mengalami kenaikan produktivitas.

Berdasarkan analisis regresi, kedua hasil regresi OLS dan Tobit menunjukkan

bahwa IC, yaitu VAIC ™ dan komponen masing-masing (VAHC, SCVA, dan

VACA), secara positif dan signifikan terkait dengan perubahan produktivitas.

Persamaan peneliti sekarang dengan terdahulu yaitu menguji pengaruh

Intellectual Capital terhadap produktivitas perusahaan. Selain itu persamaan

peneliti terdapat pada pengukuran produktivitas perusahaan yaitu menggunakan

12

DEA dan MPI. Perbedaan peneliti sekarang dengan terdahulu yaitu pada sampel

dan populasi yang digunakan peneliti terdahulu pada perusahaan asuransi umum

berlisensi pada Bank Sentral Malaysia periode 2008-2011, sedangkan peneliti

sekarang menggunakan sampel dan populasi pada perusahaan sektor perbankan

yang terdaftar di BEI periode 2009-2016.

2. Marfuah & Maricha (2014)

Tujuan penelitian tersebut yaitu untuk mengetahui pengaruh Intellectual

Capital terhadap profitabilitas, produktivitas dan pertumbuhan perusahaan

perbankan. Sampel dan populasi dari penelitian ini adalah perusahaan perbankan

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009 - 2011. Teknik analisis data

yang digunakan adalah anlisis statistik deskriptif, teknik analisis regresi berganda,

dan uji asumsi klasik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa intellectual capital

berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas dan produktivitas, namun

tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan perusahaan. Persamaan

penelitian sekarang dengan penelitian terdahulu yaitu menggunakan intellectual

capital sebagai variabel independen, selain itu persamaan pada sampel yang

digunakan yaitu perusahaan sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI). Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang yaitu

peneliti sekarang tidak menggunakan variabel profitabilitas dan pertumbuhan

perusahaan sebagai variabel dependen, tetapi hanya menggunakan variabel

produktivitas dengan pendekatan pengukuran berupa Malmquist Productivity

Index (MPI). Selain itu peneliti sekarang menggunakan Employee Stock Option

Plan sebagai variabel moderasi. Perbedaan pada periode laporan keuangan yang

13

digunakan yaitu penelitian terdahulu menggunakan periode 2009-2011, sedangkan

peneliti sekarang menggunakan periode 2009-2016.

3. Tridya, dkk (2016)

Tujuan dari penelitian tersebut yaitu untuk mengetahui pengaruh

Intellectual Capital terhadap produktivitas dengan Employee Stock Option Plan

sebagai variabel moderasi. Dalam penelitian ini dilakukan lima tahun pengamatan

berdasarkan laporan keuangan tahunan perusahaan perbankan dengan periode

2010-2014 dari Indonesia Capital Exchange (IDX). Pemilihan objek sampel

penelitian dilakukan secara purposive sampling method.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik regresi

linear berganda dengan menggunakan SPSS dan data yang sebelumnya telah

diuji asumsi klasik dan semuanya telah memenuhi syarat uji nomralitas,

multikoloniearitas, dan heteroskedesitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

Intellectual Capital dapat berpengaruh terhadap produktivitas, sedangkan ESOP

yang digunakan sebagai variabel moderasi penelitian tersebut masih belum

terbukti dapat memoderasi atau memperkuat hubungan intellectual capital dengan

produktivitas perusahaan.

Persamaan penelitian sekarang dengan penelitian terdahulu yaitu

menggunakan Intellectual Capital sebagai variabel yang mempengaruhi

produktivitas, dan Employee Stock Option Plan sebagai variabel moderasi. Selain

itu persamaan yaitu untuk sampel yang digunakan laporan keuangan perusahaan

sektor perbankan di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perbedaan penelitian terdahulu

dengan penelitian sekarang yaitu sampel yang digunakan oleh penelitian terdahulu

14

menggunakan laporan keuangan periode 2010-2014, sedangkan penelitian

sekarang menggunakan periode 2009-2016.

4. Noorlailie (2011)

Tujuan penelitian tersebut yaitu untuk mengetahui pengaruh Intellectual

Capital terhadap kinerja keuangan perusahaan dengan ukuran, jenis industri dan

leverage sebagi variabel moderasi. Sampel yang digunakan dalam penelitian

tersebut yaitu seluruh perusahaan terbuka di Indonesia yang listing di Bursa Efek

Indonesia (BEI) yang telah menerbitkan laporan keuangan setalah diaudit maupun

telah menerbitkan laporan tahunan dan dapat di akses di www.idx.co.id yang

memiliki Indeks Intellectual Capital (VAIC) poistif. Teknik analisis data yang

digunakan dalam penelitian tersebut yaitu menggunakan analisis statistik

inferensial.

Hasil penelitian tersebut menunjukkan Intellectual Capital tidak

berpengaruh terhadap produktivitas perusahaan, sedangkan ukuran perusahaan

tidak dapat memoderasi hubungan antara Intellectual Capital (IC) terhadap

kinerja keuangan (ROA, MB, dan ATO). Jenis industri dan Leverage hanya dapat

memoderasi hubungan antara IC terhadap kinerja keuangan (ROA dan MB) saja.

Persamaan peneliti sekarang dengan peneliti terdahulu yaitu meniliti pengaruh

mengenai intellectual capital. Perbedaan penelitian yaitu peneliti terdahulu

menguji pengaruh terhadap ROA, Market to Book Value, dan produktibitas,

sedangkan peneliti sekarang hanya meneliti pengaruh terhadap produktivitas.

Sampel yang digunakan oleh peneliti terdahulu adalah seluruh perusahaan yang

terdaftar di BEI, sedangkan peneliti sekarang menggunakan perusahaan perbankan

15

yang terdaftar di BEI untuk tahun 2009-2016. Selain itu perbedaan peneliti

terletak pada variabel moderasi yang digunakan oleh peneliti terdahulu yaitu

ukuran, jenis industri, dan leverage, sedangkan peneiliti sekarang menggunakan

Employee Stock Option Plan (ESOP) sebagai variabel moderasi. Perbedaan yang

terakhir yaitu pengukuran produktivitas yang digunakan oleh peneliti terdahulu

yaitu menggunakan Assets Turnonver Over (TOA) sedangkan peneiliti sekarang

menggunakan pengukuran produktivitas dengan pendekatakan Malmquist

Prouctivity Index (MPI).

5. Costa (2012)

Tujuan penelitian tersebut yaitu untuk mengevaluasi efesiensi dan

produktivitas dari Intellectual Capital melalui penelitian dengan praktik terbaik

yang telah berhasil menerapkan strategi pengelolaan Intellectual Capital. Sampel

yang digunakan yaitu pada perusahaan produsen kapal pesiar di Italia pada

periode 2005-2008, dikarenakan perkembangan sektor kapal pesiar di Italia

merupakan salah satu yang paling kompetitif di industri Italia dan sebagian besar

dibentuk oleh UKM dengan didukung pengetahuan khusus yang tinggi.

Teknik yang digunakan peneliti dalam menilai produktivitas dari aset

tidak berwujud yaitu Data Envelopment Analysis (DEA) dan Malmquist

Productivity Index (MPI). Pendekatan tersebut digunakan oleh peneliti

dikarenakan dapat memungkinkan untuk membandingkan secara langsung antara

perusahaan dari industry yang sama dalam prespektif perbaikan melalui

benchmarking.

16

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Intellectual Capital masih belum

dapat mempengaruhi produktivitas perusahaan. Penerapan MPI menunjukkan

bahwa kurang dari separuh perusahaan sampel dapat meningkatkan efisiensinya

dalam periode waktu yang dipertimbangkan dan perbandingan dengan hasil DEA

dapat memungkinkan untuk memperdalam kesimpulan mengenai pengelolaan

Modal Intelektual.

Persamaan peneliti sekarang dengan peneliti terdahulu yaitu meniliti

mengenai Intellectual Cpaital dan pengukuran efesiensi produktivitas perusahaan

dengan pendekatan DEA dan MPI yang merupakan alat analisis terbaik untuk

mempelajari efesiensi dan produktivitas perusahaan. Perbedaan penelitian

sekarang dengan terdahulu yaitu penelitian terdahulu menggunakan sampel

perusahaan produsen kapal pesiar di Italia pada periode 2005-2008, sedangkan

pada penilitian sekarang menggunakan sampel perusahaan sektor perbakan pada

periode 2009-2016. Selain itu perbedaan penelitian sekarang menggunakan ESOP

sebagai variabel moderasi dari Intellectual Capital terhadap produktivitas

perusahaan.

6. Indah & Riza (2012)

Tujuan penelitian tersebut untuk mengetahui bagaimana pengaruh

Intellectual Capital terhadap kinerja keuangan pada perusahaan yang terdaftar di

LQ 45. Sampel yang digunakan yaitu pada semua perusahaan yang tercatat (Go

Public) di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan termasuk kedalam Indeks LQ 45 antara

periode 2005-2007. Teknik pengambilan sampel yaitu dengan cara purposive

sampling. Teknik analisis data yaitu menggunakan teknik startegi deskriptif dan

17

PLS. Hasil penelitian secara statistik membuktikan bahwa terdapat pengaruh

signifikan antara IC (VAIC) terhadap kinerja keuangan perusahaan (proksi

pengukuran produktivitas) LQ 45 di Indonesia untuk tahun 2005, 2006, dan 2007.

Persamaan penelitian sekarang dengan penelitian terdahulu yaitu

menggunakan Intellectual Capital sebagai variabel independen. Perbedaan

penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang yaitu variabel dependen dari

kinerja keuangan yang digunakan oleh peneliti sekarang hanya menggunakan

variabel produktivitas dengan pengukuran Malmquist Productivity Index,

sedangkan untuk variabel dependen berupa nilai perusahaan dan profitabilitas

tidak digunakan dalam penelitian sekarang. Selain itu perbedaan penelitian yaitu

peniliti sekarang menggunakan Employee Stock Option Plan (ESOP) sebagai

variabel moderasi sedangkan penelitian terdahulu tidak menggunakan varibel

moderasi.

Perbedaan penelitian terakhir yaitu terdapat pada sampel yang digunakan,

dimana peniliti sekarang menggunakan sampel perusahaan sektor perbankan yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2009-2016, sedangkan peneliti

sebelumnya menggunakan sampel semua perusahaan yang terdaftar di LQ 45

periode 2005-2007.

7. Rousilita (2012)

Tujuan dari penelitian tersebut yaitu untuk mengetahui pengaruh

Intellectual Capital terhadap profitabilitas, produktivitas, dan penilaian pasar pada

perusahaan yang go public di Indonesia pada tahun 2005-2007. Populasi dan

sampel dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa

18

Efek Indonesia (BEI) tahun 2005-2007 dengan teknik pengambilan sampel yaitu

dengan purposive sampling.

Metode analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis statistik

deskriptif, uji asumsi klasik berupa normalitas, autokorelasi, multikolinieritas, dan

heteroskedastisitas, kemudian menggunakan uji regresi linear berganda. Hasil

penelitian tersebut yaitu intellectual capital berpengaruh signifikan terhadap

profitabilitas (positif) dan produktivitas (negatif), namun tidak berpengaruh

signifikan terhadap penilaian pasar.

Persamaan penelitian sekarang dengan penelitian terdahulu yaitu

menggunakan intellectual capital yang berpengaruh terhadap produktivitas.

Perbedaan penelitian yaitu Rousilita (2012) menggunakan penelitian untuk

variabel dependen berupa profitabilitas, penilaian pasar, dan produktivitas,

sedangkan peneliti sekarang hanya menggunakan produktivitas sebagai variabel

dependen dengan pendekatan pengukuran berupa Malmquist Productivity Index.

Selain itu perbedaan terdapat pada sampel yang digunakan oleh penelitian

terdahulu menggunakan seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI) periode 2005-2007, sedangkan penelitian sekarang menggunakan

laporan keuangan perusahaan sektor perbankan di BEI periode 2009-2016.

19

TABEL 2.1 PERSAMAAN DAN PERBEDAAN PENELITIAN TERDAHULU

No. Judul/Peneliti/Tahun Hasil Penelitian Perbedaan Persamaan

1.

Intellectual capital and productivity of Malaysian general insurersPeneliti : Fu-Chiang Chen, Z-John Liu, dan Qian Long Kweh (2014)

Intellectual Capital berpengaruh positif dan signifikan terhadap produktivitas perusahaan.

a. Peneliti terdahulu menggunakan sempel perusahaan asuransi umum berlisensi pada Bank Sentrak Malaysia periode 2008-2011. Peneliti sekarang menggunakan sempel perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI untuk tahun 2009-2016.

b. Peneliti sekarang menggunakan variabel moderasi berupa Employee Stock Option Plan (ESOP).

Sama-sama meniliti mengenai pengaruh mengenai intellectual capital terhadap produktivitas perusahaan dengan pendekatan pengukuran DEA dan MPI.

2.

Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Profitabilitas, Produktivitas dan Pertumbuhan Perusahaan PerbankanPeneliti : Marfuah dan Maricha Ulfa (2014)

Intellectual capitalberpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas dan produktivitas, namun tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan perusahaan.

a. Penelitian sekarang yaitu tidak menggunakan variabel profitabilitas dan pertumbuhan perusahaan sebagai variabel dependen, tetapi hanya menggunakan variabel produktivitas.

b. Pengukuran produktivitas dalam penelitian terdahulu menggunakan Asset Turn Over (ATO), sedangkan peneliti sekarang menggunakan pendekatan

Sama-sama meniliti mengenai pengaruh mengenai intellectual capital terhadap produktivitas perusahaan. sampel yang digunakan sama yaitu perusahaan perbankan.

19

20

No. Judul/Peneliti/Tahun Hasil Penelitian Perbedaan PersamaanMalmquist Productivity Index (MPI).

c. Peneliti sekarang menggunakan employee stock option plan(ESOP) sebagai variabel moderasi.

d. Perbedaan pada periode laporan keuangan yang digunakan yaitu penelitian terdahulu menggunakan periode 2009-2011, sedangkan peneliti sekarang menggunakan periode 2009-2016.

3.

Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Produktivitas dengan Employee Stock Option Plan sebagai Variabel ModerasiPeneliti : Tridya Fitrisah Jafar, Abdul Hamid Habbe, dan Mediaty (2016)

a. Intellectual Capital berpengaruh signifikan terhadap produktivitas perusahaan.

b. Employee Stock Option Plan belum dapat sebagai moderasi atau memperkuat variabel Intellectual Capital terhadap produktivitas.

Sampel yang digunakan oleh penelitian terdahulu menggunakan laporan keuangan periode 2010-2014, sedangkan penelitian sekarang menggunakan periode 2009-2016.

Menggunakan Intellectual Capital sebagai variabel yang mempengaruhi produktivitas dengan pendekatan pengukuran Malmquist Productivity Index (MPI), dan Employee Stock Option Plan sebagai variabel moderasi. Selain itu persamaan yaitu untuk sampel yang digunakan laporan keuangan perusahaan sektor perbankan di Bursa Efek Indonesia (BEI).

20

21

No. Judul/Peneliti/Tahun Hasil Penelitian Perbedaan Persamaan

4.

Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan Dengan Ukuran, Jenis Industri, dan Leverage Sebagai Variabel Moderating. Peneliti : Noorlailie Soewarno (2011)

a. Intellectual Capitaltidak dapat berpengaruh terhadap produktivitas.

b. Ukuran perusahaan tidak dapat memoderasi hubungan antara Intellectual Capital(IC) terhadap kinerja keuangan (ROA, MB, dan ATO). Jenis industri dan Leveragehanya dapat memoderasi hubungan antara IC terhadap kinerja keuangan (ROA dan MB) saja.

a. Peneliti terdahulu menggunakan seluruh perusahaan yang terdaftar di BEI. Peneliti sekarang menggunakan sempel perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI untuk tahun 2009-2016.

b. Pengukuran produktivitas dalam penelitian terdahulu menggunakan Asset Turn Over (ATO), sedangkan peneliti sekarang menggunakan pendekatan Malmquist Productivity Index (MPI).

c. Variabel moderasi yang digunakan oleh penelitian terdahulu yaitu ukuran, jenis industri, dan leverage, sedangkan peneliti sekarang menggunakan variabel moderasi berupa Employee Stock Option Plan (ESOP).

Sama-sama meniliti mengenai pengaruh mengenai intellectual capital terhadap produktivitas perusahaan.

5.

Assessing Intellectual Capital efficiency and productivity: An application to theItalian yacht manufacturing sector.Peneliti : Roberta Costa

Intellectual Capital tidak dapat berpengaruh terhadap produktivitas.

a. Peneliti terdahulu menggunakan sempel perusahaan produsen kapal pesiar di Italia periode 2005-2008. Peneliti sekarang menggunakan sempel perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI untuk tahun 2009-2016.

meniliti mengenai Intellectual Cpaital dan pengukuran efesiensi produktivitas perusahaan dengan pendekatan DEA dan MPI yang merupakan alat analisis terbaik untuk mempelajari efesiensi dan

21

22

No. Judul/Peneliti/Tahun Hasil Penelitian Perbedaan Persamaan(2012) b. Menggunakan variabel moderasi

berupa Employee Stock Option Plan (ESOP).

produktivitas perusahaan

6. Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan (Studi Empiris Perusahaan Lq 45) Peneliti : Indah Fajrini S.W. Dan Riza Firmansyah (2012)

Hasil berpengaruh signifikan antara IC (VAIC) terhadap kinerja keuangan perusahaan LQ 45 (pengukuran produktivitas) di Indonesia untuk tahun 2005, 2006, dan 2007.

a. Peneliti terdahulu menggunakan sempel semua perusahaan yang terdaftar di LQ 45 periode 2005-2007. Peneliti sekarang menggunakan sempel perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI untuk tahun 2009-2016.

b. Peneliti sekarang hanya mengukur Produktivitas sebagai variabel dependen.Pengukuran produktivitas dalam penelitian terdahulu menggunakan Asset Turn Over (ATO), sedangkan peneliti sekarang menggunakan pendekatan Malmquist Productivity Index(MPI).

c. Peneliti sekarang menggunakan variabel moderasi berupa Employee Stock Option Plan (ESOP).

Sama-sama meniliti mengenai pengaruh mengenai intellectual capital terhadap produktivitas perusahaan.

22

23

No. Judul/Peneliti/Tahun Hasil Penelitian Perbedaan Persamaan7. Pengaruh Intellectual

Capital Terhadap Profitabilitas, Produktivitas, Dan Penilaian Pasar Pada Perusahaan Yang Go Public Di Indonesia Pada Tahun 2005-2007Peneliti : Rousilita Suhendah (2012)

Intellectual capitalberpengaruh signifikan terhadap profitabilitas (positif) dan produktivitas (negatif), namun tidak berpengaruh signifikan terhadap penilaian pasar.

a. Peneliti terdahulu menggunakan sempel seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2005-2007. Peneliti sekarang menggunakan sempel perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI untuk tahun 2009-2016.

b. Peneliti sekarang hanya mengukur Produktivitas sebagai variabel dependen.

c. Pengukuran produktivitas dalam penelitian terdahulu menggunakan Asset Turn Over (ATO), sedangkan peneliti sekarang menggunakan pendekatan Malmquist Productivity Index (MPI).

d. Peneliti sekarang menggunakan variabel moderasi berupa Employee Stock Option Plan (ESOP).

Sama-sama meniliti mengenai pengaruh mengenai intellectual capital terhadap produktivitas perusahaan.

23

24

TABEL 2.2 TABEL MATRIKS INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP PRODUKTIVITAS

No Nama Peneliti Hasil Penelitian1. Fu-Chiang Chen, Z-John Liu, dan Qian Long Kweh (2014) S(+)2. Marfuah dan Maricha Ulfa (2014) S(+)3. Tridya Fitrisah Jafar, Abdul Hamid Habbe, dan Mediaty (2016) S4. Noorlailie Soewarno (2011) TS5. Roberta Costa (2012) TS6. Indah Fajrini S.W. Dan Riza Firmansyah (2012) S7. Rousilita Suhendah (2012) S(-)

24

25

2.2 Landasan Teori

Berikut merupakan penjelasan mengenai teori – teori yang akan digunakan

peneliti sebagai bahan penelitian :

2.2.1 Resource Based Theory

Resource-Based Theory menjelaskan bahwa perusahaan dapat

mencapai dan mempertahankan keunggulan kompetitif melalui implementasi

pengolahan sumber daya yang dimiliki untuk penciptaan nilai. Sumber daya

yang dimiliki suatu organisasi atau perusahaan hakekatnya bersifat heterogen

dan memiliki karakteristik yang berbeda di setiap perusahaan (Marfuah &

Maricha, 2014).

Barney (1991) menjelaskan mengenai Resource-Based Theory yang

berasumsi bahwa perusahaan dapat berhasil bila perusahaan dapat mencapai

dan mempertahankan keunggulan kompetitif melalui implementasi yang

bersifat strategik dalam proses penciptaan nilai yang tidak mudah ditiru oleh

perusahaan lain dan tidak ada penggantinya. Resources yang berharga dan

langka dapat diarahkan untuk menciptakan atau menghasilkan keunggulan

kompetitif, sehingga resources yang dimiliki mampu bertahan lama dan tidak

mudah ditiru, ditransfer, maupun digantikan (Tridya, dkk. 2016). Hubungan

Resource-Based Theory dengan peneiliti yaitu dimana dalam meningkatkan

produktivitas maka perusahaan dapat memanfaatkan sumber daya yang ada di

dalam perusahaan, yaitu berupa Intellectual Capital yang terdiri dari

structural capital, human capital, dan physical capital atau capital employed.

26

2.2.2 Agency Theory

Teori keagenan dicetuskan oleh Jensen dan Meckling (1976). Teori

keagenan menggambarkan hubungan antara prinsipal atau pemegang saham

(shareholders) dan agen atau sebagai manajemen. Agency Theory merupakan

suatu kontrak antara prinsipal dengan agen dalam melakukan suatu aktivitas

perusahaan dimana prinsipal memberi wewenang kepada agen untuk membuat

keputusan yang terbaik bagi prinsipal. Teori keagenan memiliki beberapa

masalah yang dapat timbul dikarenakan adanya perbedaan tujuan antara

prinsipal dengan agen (Jensen dan Meckling, 1976). Masalah tersebut adalah:

a. Masalah keagenan yang timbul ketika (i) terdapat konflik antara keinginan

atau tujuan dari prinsipal dan agen dan (ii) Sangat sulit atau mahal

bagi prinsipal untuk memverifikasi apa yang benar-benar dilakukan

agen. Masalahnya di sini adalah bahwa prinsipal tidak dapat

memverifikasi bahwa agen telah berperilaku sesuai dengan yang

diinginkan.

b. Masalah pembagian risiko yang timbul ketika prinsipal dan agen memiliki

sikap yang berbeda terhadap risiko. Masalahnya di sini adalah bahwa

prinsip dan agen dapat memilih tindakan yang berbeda karena preferensi

risiko yang berbeda (Tridya dkk, 2016).

Berdasarkan konflik yang dimiliki prinsipal dengan agen tersebut

maka menurut agency theory yaitu dapat dilakukan dengan menyamakan

kepentingan antara prinsipal dengan agen. Selain itu dapat dilakukan dengan

mengurangi adanya agency cost yaitu sejumlah biaya yang akan dikeluarkan

27

prinsipal untuk melakukan pengawasan terhadap agen, maka hubungan agency

theory dengan peneiliti yaitu dimana salah satu bentuk dalam mengurangi

agency cost adalah dengan adanya kepemilikan saham oleh manajerial atau

dengan adanya melakukan program Employee Stock Option Plan (ESOP).

Dengan adanya program ESOP tersebut maka manajer atau karyawan dapat

merasakan langsung atas manfaat yang akan diambil dalam mengambil suatu

keputusan dan dapat meningkatkan motivasi karyawan yang secara tidak

langsung dapat meningkatkan produktivitas perusahaan.

2.2.3 Intellectual Capital

Ding dan Guanzhong (2010) menjelaskan bahwa istilah "modal

intelektual" pertama kali diperkenalkan oleh John Kenneth Galbraith

pada tahun 1969 yang digambarkan sebagai kontribusi intelektual yang

dimiliki oleh individu. Memanfaatkan modal intelektual sangatlah penting

di dalam perusahaan, maka perusahaan hendaknya dapat memahami makna

atau arti dari modal intelektual bagi perusahaan. Modal intelektual

merupakan kombinasi dari aset tidak berwujud atau sumber daya, seperti

pengetahuan, kemampuan teknik, keterampilan profesional dan keahlian,

hubungan pelanggan, informasi, database, struktur organisasi, inovasi, nilai-

nilai sosial, keimanan dan kejujuran. Hal-hal tersebut dapat digunakan untuk

menciptakan nilai organisasi dan memberikan keunggulan kompetitif bagi

suatu organisasi (Khalique et al. 2015 dalam Tridya dkk, 2016). Oleh karena

itu, Intellectual Capital dapat diartikan sebagai aset tidak berwujud yang

28

dimiliki perusahaan dan digunakan sebagai peningkatan kesejahteraan dan

bermanfaat untuk karyawan, maupun perusahaan.

Pengukuran Intellectual Capital telah banyak dilakukan oleh

beberapa peneiliti yaitu menggunakan Value Added Intellectual Coefficient

(VAICTM) yang dikembangkan oleh Pulic (1998). Metode VAICTM dirancang

untuk menyediakan informasi mengenai efesiensi nilai (value creation) dan

aset berwujud (capital employed) dan aset tidak berwujud (structural capital

dan human capital) suatu perusahaan (Siti, 2017). Metode pendekatan ini

dapat dikatakan sebagai pendekatan yang paling mudah dikarenakan data

yang digunakan untuk menghitung VAICTM terdapat pada akun-akun laporan

keuangan yaitu neraca dan laba rugi (Ulfah & Muhammad, 2017).

Value Added Intellectual Coefficient (VAICTM) dianggap sebagai

metode pengukuran intellectual capital yang memiliki kesederhanaan,

subjektivitas, keandalan dan komparabilitas yang membuat model ini sangat

ideal (Maditinos et al, 2011 dalam Tridya dkk, 2016). Komponen utama dari

VAICTM yaitu terdiri dari capital employed yang merupakan indikator untuk

value added yang diciptakan oleh satu unit dari physical capital, kemudian

adanya human capital yang menunjukkan berapa banyak value added yang

dihasilkan dengan dana yang dikeluarkan untuk tenaga kerja, kemudian yang

terakhir yaitu structural capital yang menunjukkan kontribusi structural

capital dalam value added (Abdul & Hasan, 2016).

Pada umumnya Intellectual Capital dapat dibagi menjadi tiga

komponen utama yaitu modal struktural, modal manusia, dan modal fisik.

29

a. Structural Capital Value Added (SCVA)

Structural Capital merupakan modal yang dimiliki perusahaan

seperti rutinitas, prosedur, sistem, budaya, dan database yang pasti dan

selalu ada dalam perusahaan untuk meningkatkan kinerja perusahaan.

Menurut Yuskar & Dhia (2014) Structural Capital merupakan

kemampuan perusahaan dalam memenuhi proses rutinitas dan struktur

perusahaan yang mendukung usaha karyawan untuk menghasilkan kinerja

intelektual yang optimal serta kerja bisnis secara keseluruhan, seperti pada

sistem operasional perusahaan, proses manufacturing, budaya organisasi,

filosofi manajemen dan semua bentuk intellectual property yang dimiliki

perusahaan.

b. Value Added Human Capital (VAHC)

Human Capital merupakan lifeblood dalam modal intelektual,

dimana merupakan sumber innovation and improvement, yang sulit untuk

diukur (Yuskar & Dhia, 2014). Menurut Siti (2017) Human Capital

merupakan modal terkait pengembangan sumber daya manusia perusahaan

seperti dalam kompetisi, komitmen, motivasi, dan loyalitas karyawan.

Dengan hal tersebut maka didalam modal intelektual, human capital

dianggap sebagai aset perusahaam yang sangat penting dan bernilai

dikarena kemampuan dan pengatuhan yang dimiliki oleh manusia dalam

meningkatkan mutu atau kualitas kinerja perusahaan.

30

c. Physical Capital atau Value Added Cappital Employed (VACA)

Physical Capital merupakan modal yang dimiliki perusahaan

berupa hubungan yang harmonis dengan mitranya, baik dari pemasok

pelanggan, pemerintah, dan masyarakat sekitar. Modal fisik dalam model

Pulic juga disebut dengan capital employed (Siti, 2017). Sehingga Capital

employed yang menjadi variabel penyusun intellectual capital,

merupakan sumber daya perusahaan yang sangat dibutuhkan dalam

mendorong aktivitas operasi atau produktivitas perusahaan.

2.2.4 Produktivitas

Produktivitas merupakan suatu ukuran kegiatan yang dilakukan

perusahaan dengan membandingkan antara output dan input yang dimiliki

perusahaan. Produktivitas juga dapat disebut dengan kegiatan perusahaan yang

memanfaatkan sumber daya yang dimiliki untuk menghasilkan pendapatan

atau kualitas mutu kinerja perusahaan yang baik. Produktivas merupakan

kegiatan atau aktivitas operasi, maka perusahaan membutuhkan investasi, baik

untuk aset yang bersifat jangka pendek (inventory and account receivable)

maupun jangka panjang (property, plan, and equipment) (Rousilita, 2012).

Secara teknis produktivitas merupakan perbandingan antara hasil yang dicapai

dan kesuluruhan sumber daya yang telah digunakan, yaitu dengan

membandingkan jumlah yang dihasilkan dengan setiap sumber yang

digunakan, atau produktivitas dapat disebut dengan ukuran yang menunjukkan

pertimbangan antara input dan output yang dikeluarkan (Danang, 2012:41).

31

Pengukuran produktivitas pada beberapa peniliti biasanya

menggunakan rasio aktivitas yang dapat diukur dengan total asset turnover

(ATO) yaitu membagi total pendapatan atau penjualan dengan total aset atau

aktiva perusahaan. Pada penilitian ini menggunakan indeks Malmquist

Productivity Index (MPI), yang pertama kali dikembangkan pada tahun 1953

yang kemudian dikembangkan oleh Caves et al. (1982) dan Nishimizu dan

Page (1982) dalam Tridya dkk (2016) dimana indeks Malmquist diterapkan

dalam mengukur perubahan produktivitas. Indeks produktivitas Malmquits

juga dapat disebut atau diartikan sebagai ukuran pertumbuhuan total factor

productivity (TFP). Total Factor Productivity (TFP) yaitu dimana dalam

pengukuran produktivitas, melibatkan semua faktor produksi yang merupakan

bagian dari Data Envelopment Analysis (DEA). DEA merupakan sebuah

metode non-parametik yang menggunakan model program linear dalam

menghitung perbandingan rasio input dan output untuk semua unit yang

dibandingkan. DEA sendiri bertujuan untuk mengukur tingkat efisiensi dari

decision-making unit (DMU) atau disebut sebagai unit pengambil keputusan

dalam mengelola sumber daya (input) sehingga bisa menjadi sebuah hasil

(output).

Peneliti memilih menggunakan pengukuran DEA dengan pendekatan

Malmquist Productivity Index (MPI) karena menurut Costa (2012) DEA dan

MPI telah lama digunakan dan merupakan analitis yang sangat baik yaitu

dimana alat untuk mempelajari efisiensi produktivitas organisasi laba dan

nirlaba, tetapi sedikit mengenai penerapannya pada perusahaan berbasis

32

pengetahuan untuk mengevaluasi efisiensi manajemen intellectual capital.

Selain itu pada hasil penelitian Chen et.al (2014) juga menyebutkan bahwa

melalui pengukuran MPI menunjukkan hasil bahwa produktivitas dapat

ditingkatkan melalui Intellectual Capital perusahaan. Menurut Kumar et al

(2010) dalam Tridya dkk (2016) mengungkapkan bahwa indeks TFP

menggunakan semua faktor produksi untuk mengukur perubahan

produktivitas yaitu diantaranya seperti dari teknologi, organisasi, managerial

skill, dll. Berbeda dengan total asset turnover (TOA) yang sebenarnya hanya

tepat untuk mengukur efisiensi bukan produktivitas. Konsep produktivitas dan

efisiensi seringkali digunakan secara bergantian, padahal efisiensi dan

produktivitas memiliki perbedaan, dimana produktivitas mengacu pada rasio

output terhadap input, sementara efisiensi hanya salah satu komponen dari tiga

alasan perubahan produktivitas perusahaan.

2.2.5 Employee Stock Option Plan (ESOP)

Employee Stock Option Plan (ESOP) merupakan suatu program dalam

memajukan kesuksesan bisnis perusahaan yaitu dengan memberikan

kepemilikan saham bagi karyawan dari bisnis tersebut, dimana perusahaan

yang menerapkan ESOP maka akan lebih produktif, lebih menguntungkan

dan memiliki survical rate yang lebih tinggi (Bergstein dan Williams, 2013).

Opsi saham diberikan kepada karyawan kunci atau karyawan yang memiliki

kinerja baik untuk membeli saham biasa pada harga tertentu dan periode

waktu yang diperpanjang (Kieso, 2014:762). Otoritas Jasa Keuangan Republik

Indonesia (2013) telah menjelaskan mengenai program kepemilikan saham

33

oleh karyawan bahwa Employee Stock Option Plan (ESOP) adalah suatu

program perusahaan yang memungkinkan para karyawan untuk turut serta

memiliki saham dari perusahaan, dimana dengan tujuan dari program tersebut

selain sebagai sarana bagi perusahaan dalam memberikan penghargaan kepada

karyawan, tetapi diharapkan juga dapat menciptakan keselarasan kepentingan

antara pemegang saham perusahaan dengan manajemen dan karyawan

perusahaan.

Menurut Tridya dkk (2016) ESOP adalah program opsi saham

karyawan berbasis ekuitas yang diberikan oleh perusahaan, dimana digunakan

sebagai alternatif yang diharapkan dapat meredam konflik keagenan. Program

ESOP dalam hal keuangan dapat menekan adanya agency cost, dimana biaya

tersebut muncul akibat prinsipal memberikan wewenang dan otoritasnya

kepada agen. Program ESOP juga dapat memberikan dampak positif bagi

karyawan seperti motivasi dan komitmen agen serta mengurangi arus keluar

dan masuknya karyawan dalam perusahaan atau meningkatkan loyalitas

karyawan terhadap perusahaan.

Program kompensasi berupa opsi saham yang diberikan karyawan

merupakan hal yang efektif dalam melakukan hal sebagai berikut (Kieso,

2014:763) :

1. Dasar kompensasi yang diberikan kepada karyawan dalam meningkatkan

kinerja perusahaan.

2. Memotivasi karyawan untuk peningkatan kinerja yang tinggi.

34

3. Membantu atasan dalam mempertahankan tingkat kinerja yang baik dan

memungkinkan untuk perekrutan bakat baru.

4. Maksimalkan manfaat setelah pajak karyawan dan meminimalkan biaya

setelah pajak.

5. Menggunakan kriteria kinerja yang dikontrol oleh karyawan.

Secara umum tujuan diterapkannya ESOP menurut Bapepam (2002)

adalah sebagai berikut :

(a) Memberikan penghargaan (reward) kepada seluruh pegawai, direksi dan pihak-pihak tertentu atas kontribusinya terhadap meningkatnya kinerja perusahaan;

(b) Menciptakan keselarasan kepentingan serta misi dari pegawai dan pejabat eksekutif dengan kepentingan dan misi pemegang saham, sehingga tidak ada benturan kepentingan antara pemegang saham dan pihak-pihak yang menjalankan kegiatan usaha perusahaan;

(c) Meningkatkan motivasi dan komitmen karyawan terhadap perusahaan karena mereka juga merupakan pemilik perusahaan, sehingga diharapkan akan meningkatkan produktivitas dan kinerja perusahaan;

(d) Menarik, mempertahankan dan memotivasi (attract, retain, and motivate) pegawai kunci perusahaan dalam rangka peningkatan shareholders’ value;

(e) Sebagai sarana program sumber daya manusia untuk mendukung keberhasilan strategi bisnis perusahaan jangka panjang, karena ESOP pada dasarnya merupakan bentuk kompensasi yang didasarkan atas prinsip insentif, yaitu ditujukan untuk memberikan pegawai suatu penghargaan yang besarnya dikaitkan dengan ukuran kinerja perusahaan atau shareholders’ value.

Terdapat beberapa pendekatan yang dapat dilakukan dalam program

ESOP , yaitu :

1. Pemberian Saham (Stock Grants) yaitu pemberian saham yang

bersifat hibah dari perusahaan kepada karyawan sebagai bentuk

35

penghargaan. Pendekatan pemberian saham ini merupakan

pendekatan yang paling sederhana dalam ESOP.

2. Program Pembelian Saham oleh Karyawan (Direct Employee Stock

Purchase Plans) yaitu memungkinkan karyawan untuk membeli

saham perusahaan dengan keuntungan-keuntungan tertentu, misalnya

dengan harga yang lebih murah. Selain itu karyawan dapat membayar

sahamya melalui pemotongan gaji. Karyawan diperbolehkan untuk

menolak program pembelian saham jika dirasa tidak menguntungkan

atau berisifat sukarela.

3. Program Opsi Saham (Stock Option Plans) yaitu perusahaan akan

memberikan pilihan kepada karyawan untuk membeli saham

perusahaan dengan harga tertentu dan pada periode tertentu. Program

ini merupakan hak karyawan bukan suatu kewajiban bagi karyawan.

Konsep dari opsi saham adalah jika harga saham perusahaan

meningkat dalam tahun-tahun setelah pemberian, karyawan

mendapatkan keuntungan dengan membeli saham pada harga lebih

rendah yaitu harga yang berlaku pada waktu pemberian dan kemudian

menjualnya dengan harga yang lebih tinggi, setelah harga meningkat.

4. Employee Stock Ownership Plans (ESOPS) yaitu slah satu program

dari bentuk program pensiun, dimana perusahaan akan meminta

manajer investasi atau pengelola dana profesional untuk berinvestasi

pada saham perusahaan, kemudian keuntungannya akan diberikan

kepada karyawan.

36

5. Phantom Stock and Stock Appreciation Rights (SARs) yaitu dalam

program ini memungkinkan karyawan untuk mendapat keuntungan

ekonomis atas kepemilikan saham tanpa diikuti transfer (pemindahan)

saham sesungguhnya. Program SARs bersifat hibah dari perusahaan

kepada karyawan untuk menerima kas sebesar kenaikan harga tertentu

dari saham perusahaan yang akan datang.

2.2.6 Pengaruh Intellectual Capital terhadap Produktivitas

Intellectual Capital merupakan modal yang dimiliki perusahaan

dengan memanfaatkan sumber daya yang dimiliki perusaahaan dengan tujuan

untuk meningkatkan suatu kualitas kinerja perusahaan. Peningkatan kualitas

kinerja perusahaan yang dilakukan dengan memanfaatkan sumber daya

tersebut, maka sesuai dengan resource based theory dimana dalam mencapai

keunggulan kompetitif perusahaan dapat semaksimal mungkin memperhatikan

dan mengimplementasikan pengetahuan, ketrampilan, inovasi, dan lain

sebagainya dari sumber daya manusia yang dimiliki. Semakin tinggi nilai

intellectual yang dimiliki perusahaan maka semakin besar peluang perusahaan

tersebut dalam mencapai keunggulan kompetitif atau produktivitas yang

dimiliki perusahaan. Sumber daya didalam intellectual capital yaitu terdapat

structural capital, human capital, and capital employed yang dapat

berpengaruh terhadap produktivitas perusahaan.

Hal tersebut didukung dengan penelitian terdahulu yaitu Indah & Riza

(2012), Rousilita (2012), Chen et,al (2014), Marfuah & Maricha (2014), dan

Tridya, dkk (2016) yang mendapatkan hasil bahwa Intellectual Capital

37

berpengaruh signifikan terhadap produktivitas. Berdasarkan uraian diatas

maka peneliti akan menguji kembali dengan membangun hipotesis sebagai

berikut :

H1 : Intellectual Capital berpengaruh terhadap produktivitas perbankan.

2.2.7 Pengaruh Intellectual Capital terhadap Produktivitas dengan

ESOP sebagai Moderasi

Teori yang mendasari pengaruh intellectual capital terhadap

produktivitas dengan employee stock option plan sebagai moderasi yaitu

agency theory. Agency Theory timbul dikarekanan adanya hubungan antara

prinsipal dan agen dimana terdapat beberapa konflik yang disebabkan oleh

perbedaan tujuan atau keinginan. Untuk mengatasi konflik tersebut maka

perusahaan dapat melakukan adanya program ESOP, sehingga kinerja

perusahaan dengan memanfaatkan sumber daya yang dimiliki (agen) tidak

terganggu dan tidak berdampak terhadap produktivitas perusahaan. Selain itu

program ESOP diharapkan dapat sebagai alternatif dalam mengurangi agency

cost yaitu dengan meningkatkan saham perusahaan oleh manajemen.

Program Employee Stock Option Plan (ESOP) merupakan cara

perusahaan dalam meningkatkan rasa kepemilikan karyawan terhadap

perusahaan dengan memberikan kompensasi atau opsi saham perusahaan atas

kinerja karyawan yang telah diberikan secara maksimal. Mempertahankan

sumber daya perusahaan yang baik maka dengan adanya melakukan program

Employee Stock Option Plan (ESOP) maka dapat meningkatkan motivasi

karyawan dalam meningkatkan produktivitas perusahaan.

38

Pada peneliti sebelumnya yaitu Tridya dkk (2016) dimana meneniliti

pengaruh intellectual capital terhadap produktivitas dengan ESOP sebagai

moderasi mendapatkan hasil bahwa ESOP masih belum dapat memperkuat

hubungan intellectual capital terhadap produktivitas dimana dengan

memberikan kompensasi untuk meningkatkan produktivitas dan teori agensi

juga tidak terbukti. Peneliti akan menguji kembali apakah benar ESOP dapat

berperan sebagai moderasi antara intellectual capital terhadap produktivitas.

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dibangung hipostesis sebagai berikut :

H2 : Intellectual Capital berpengaruh terhadap produktivitas perbankan

dengan Employee Stock Option Plan (ESOP) sebagai moderasi.

39

2.3 Kerangka Pemikiran

Berdasarkan hasil dari penjelasan hubungan antar variabel yang telah

dikemukakan, maka dapat dibuat sebuah kerangka pemikiran mengenai pengaruh

Intellectual Capital terhadap Produktivitas dengan ESOP sebagai variabel

moderasi.

GAMBAR 2.1 KERANGKA PEMIKIRAN

2.4 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka pemikiran diatas maka didapat hipotesis yang didapat

oleh peneliti yaitu :

H1 : Intellectual Capital berpengaruh terhadap produktivitas perbankan.

H2 : Intellectual Capital berpengaruh terhadap produktivitas perbankan

dengan Employee Stock Option Plan (ESOP) sebagai moderasi.

VARIABEL INDEPENDEN

VARIABEL MODERASI

VARIABEL DEPENDEN

Intellectual Capital(X)

Produktivitas(Y)

Employee Stock Option Plan (ESOP) (Z)