bab ii tinjauan pustaka 2.1 penelitian terdahulueprints.perbanas.ac.id/3494/3/bab 2.pdfbahwa ic,...
TRANSCRIPT
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu
Penelitian – penelitian terdahulu mengenai Produktivitas diantaranya yaitu :
1. Chen et.al (2014)
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menguji dampak Intellectual Capital
terhadap perubahan produktivitas pada perusahaan asuransi umum di Malaysia.
Sampel dan populasi yang digunakan oleh peneliti yaitu perusahaan asuransi
umum berlisensi yang terdaftar di situs Bank Sentral Malaysia periode 2008–
2011. Penelitian ini menggunakan pendekatan dua tahap. Pada tahap pertama,
peneliti memperkirakan perubahan produktivitas perusahaan asuransi umum
Malaysia menggunakan DEA dan Malmquist Productivity Index (MPI). Tahap
kedua melibatkan penggunaan regresi OLS dan Tobit untuk menguji hubungan
antara IC dan perubahan produktivitas.
Hasil penelitian tersebut yaitu hasil MPI menunjukkan bahwa hampir
semua sampel perusahaan asuransi umum mengalami kenaikan produktivitas.
Berdasarkan analisis regresi, kedua hasil regresi OLS dan Tobit menunjukkan
bahwa IC, yaitu VAIC ™ dan komponen masing-masing (VAHC, SCVA, dan
VACA), secara positif dan signifikan terkait dengan perubahan produktivitas.
Persamaan peneliti sekarang dengan terdahulu yaitu menguji pengaruh
Intellectual Capital terhadap produktivitas perusahaan. Selain itu persamaan
peneliti terdapat pada pengukuran produktivitas perusahaan yaitu menggunakan
12
DEA dan MPI. Perbedaan peneliti sekarang dengan terdahulu yaitu pada sampel
dan populasi yang digunakan peneliti terdahulu pada perusahaan asuransi umum
berlisensi pada Bank Sentral Malaysia periode 2008-2011, sedangkan peneliti
sekarang menggunakan sampel dan populasi pada perusahaan sektor perbankan
yang terdaftar di BEI periode 2009-2016.
2. Marfuah & Maricha (2014)
Tujuan penelitian tersebut yaitu untuk mengetahui pengaruh Intellectual
Capital terhadap profitabilitas, produktivitas dan pertumbuhan perusahaan
perbankan. Sampel dan populasi dari penelitian ini adalah perusahaan perbankan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009 - 2011. Teknik analisis data
yang digunakan adalah anlisis statistik deskriptif, teknik analisis regresi berganda,
dan uji asumsi klasik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa intellectual capital
berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas dan produktivitas, namun
tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan perusahaan. Persamaan
penelitian sekarang dengan penelitian terdahulu yaitu menggunakan intellectual
capital sebagai variabel independen, selain itu persamaan pada sampel yang
digunakan yaitu perusahaan sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI). Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang yaitu
peneliti sekarang tidak menggunakan variabel profitabilitas dan pertumbuhan
perusahaan sebagai variabel dependen, tetapi hanya menggunakan variabel
produktivitas dengan pendekatan pengukuran berupa Malmquist Productivity
Index (MPI). Selain itu peneliti sekarang menggunakan Employee Stock Option
Plan sebagai variabel moderasi. Perbedaan pada periode laporan keuangan yang
13
digunakan yaitu penelitian terdahulu menggunakan periode 2009-2011, sedangkan
peneliti sekarang menggunakan periode 2009-2016.
3. Tridya, dkk (2016)
Tujuan dari penelitian tersebut yaitu untuk mengetahui pengaruh
Intellectual Capital terhadap produktivitas dengan Employee Stock Option Plan
sebagai variabel moderasi. Dalam penelitian ini dilakukan lima tahun pengamatan
berdasarkan laporan keuangan tahunan perusahaan perbankan dengan periode
2010-2014 dari Indonesia Capital Exchange (IDX). Pemilihan objek sampel
penelitian dilakukan secara purposive sampling method.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik regresi
linear berganda dengan menggunakan SPSS dan data yang sebelumnya telah
diuji asumsi klasik dan semuanya telah memenuhi syarat uji nomralitas,
multikoloniearitas, dan heteroskedesitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Intellectual Capital dapat berpengaruh terhadap produktivitas, sedangkan ESOP
yang digunakan sebagai variabel moderasi penelitian tersebut masih belum
terbukti dapat memoderasi atau memperkuat hubungan intellectual capital dengan
produktivitas perusahaan.
Persamaan penelitian sekarang dengan penelitian terdahulu yaitu
menggunakan Intellectual Capital sebagai variabel yang mempengaruhi
produktivitas, dan Employee Stock Option Plan sebagai variabel moderasi. Selain
itu persamaan yaitu untuk sampel yang digunakan laporan keuangan perusahaan
sektor perbankan di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perbedaan penelitian terdahulu
dengan penelitian sekarang yaitu sampel yang digunakan oleh penelitian terdahulu
14
menggunakan laporan keuangan periode 2010-2014, sedangkan penelitian
sekarang menggunakan periode 2009-2016.
4. Noorlailie (2011)
Tujuan penelitian tersebut yaitu untuk mengetahui pengaruh Intellectual
Capital terhadap kinerja keuangan perusahaan dengan ukuran, jenis industri dan
leverage sebagi variabel moderasi. Sampel yang digunakan dalam penelitian
tersebut yaitu seluruh perusahaan terbuka di Indonesia yang listing di Bursa Efek
Indonesia (BEI) yang telah menerbitkan laporan keuangan setalah diaudit maupun
telah menerbitkan laporan tahunan dan dapat di akses di www.idx.co.id yang
memiliki Indeks Intellectual Capital (VAIC) poistif. Teknik analisis data yang
digunakan dalam penelitian tersebut yaitu menggunakan analisis statistik
inferensial.
Hasil penelitian tersebut menunjukkan Intellectual Capital tidak
berpengaruh terhadap produktivitas perusahaan, sedangkan ukuran perusahaan
tidak dapat memoderasi hubungan antara Intellectual Capital (IC) terhadap
kinerja keuangan (ROA, MB, dan ATO). Jenis industri dan Leverage hanya dapat
memoderasi hubungan antara IC terhadap kinerja keuangan (ROA dan MB) saja.
Persamaan peneliti sekarang dengan peneliti terdahulu yaitu meniliti pengaruh
mengenai intellectual capital. Perbedaan penelitian yaitu peneliti terdahulu
menguji pengaruh terhadap ROA, Market to Book Value, dan produktibitas,
sedangkan peneliti sekarang hanya meneliti pengaruh terhadap produktivitas.
Sampel yang digunakan oleh peneliti terdahulu adalah seluruh perusahaan yang
terdaftar di BEI, sedangkan peneliti sekarang menggunakan perusahaan perbankan
15
yang terdaftar di BEI untuk tahun 2009-2016. Selain itu perbedaan peneliti
terletak pada variabel moderasi yang digunakan oleh peneliti terdahulu yaitu
ukuran, jenis industri, dan leverage, sedangkan peneiliti sekarang menggunakan
Employee Stock Option Plan (ESOP) sebagai variabel moderasi. Perbedaan yang
terakhir yaitu pengukuran produktivitas yang digunakan oleh peneliti terdahulu
yaitu menggunakan Assets Turnonver Over (TOA) sedangkan peneiliti sekarang
menggunakan pengukuran produktivitas dengan pendekatakan Malmquist
Prouctivity Index (MPI).
5. Costa (2012)
Tujuan penelitian tersebut yaitu untuk mengevaluasi efesiensi dan
produktivitas dari Intellectual Capital melalui penelitian dengan praktik terbaik
yang telah berhasil menerapkan strategi pengelolaan Intellectual Capital. Sampel
yang digunakan yaitu pada perusahaan produsen kapal pesiar di Italia pada
periode 2005-2008, dikarenakan perkembangan sektor kapal pesiar di Italia
merupakan salah satu yang paling kompetitif di industri Italia dan sebagian besar
dibentuk oleh UKM dengan didukung pengetahuan khusus yang tinggi.
Teknik yang digunakan peneliti dalam menilai produktivitas dari aset
tidak berwujud yaitu Data Envelopment Analysis (DEA) dan Malmquist
Productivity Index (MPI). Pendekatan tersebut digunakan oleh peneliti
dikarenakan dapat memungkinkan untuk membandingkan secara langsung antara
perusahaan dari industry yang sama dalam prespektif perbaikan melalui
benchmarking.
16
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Intellectual Capital masih belum
dapat mempengaruhi produktivitas perusahaan. Penerapan MPI menunjukkan
bahwa kurang dari separuh perusahaan sampel dapat meningkatkan efisiensinya
dalam periode waktu yang dipertimbangkan dan perbandingan dengan hasil DEA
dapat memungkinkan untuk memperdalam kesimpulan mengenai pengelolaan
Modal Intelektual.
Persamaan peneliti sekarang dengan peneliti terdahulu yaitu meniliti
mengenai Intellectual Cpaital dan pengukuran efesiensi produktivitas perusahaan
dengan pendekatan DEA dan MPI yang merupakan alat analisis terbaik untuk
mempelajari efesiensi dan produktivitas perusahaan. Perbedaan penelitian
sekarang dengan terdahulu yaitu penelitian terdahulu menggunakan sampel
perusahaan produsen kapal pesiar di Italia pada periode 2005-2008, sedangkan
pada penilitian sekarang menggunakan sampel perusahaan sektor perbakan pada
periode 2009-2016. Selain itu perbedaan penelitian sekarang menggunakan ESOP
sebagai variabel moderasi dari Intellectual Capital terhadap produktivitas
perusahaan.
6. Indah & Riza (2012)
Tujuan penelitian tersebut untuk mengetahui bagaimana pengaruh
Intellectual Capital terhadap kinerja keuangan pada perusahaan yang terdaftar di
LQ 45. Sampel yang digunakan yaitu pada semua perusahaan yang tercatat (Go
Public) di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan termasuk kedalam Indeks LQ 45 antara
periode 2005-2007. Teknik pengambilan sampel yaitu dengan cara purposive
sampling. Teknik analisis data yaitu menggunakan teknik startegi deskriptif dan
17
PLS. Hasil penelitian secara statistik membuktikan bahwa terdapat pengaruh
signifikan antara IC (VAIC) terhadap kinerja keuangan perusahaan (proksi
pengukuran produktivitas) LQ 45 di Indonesia untuk tahun 2005, 2006, dan 2007.
Persamaan penelitian sekarang dengan penelitian terdahulu yaitu
menggunakan Intellectual Capital sebagai variabel independen. Perbedaan
penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang yaitu variabel dependen dari
kinerja keuangan yang digunakan oleh peneliti sekarang hanya menggunakan
variabel produktivitas dengan pengukuran Malmquist Productivity Index,
sedangkan untuk variabel dependen berupa nilai perusahaan dan profitabilitas
tidak digunakan dalam penelitian sekarang. Selain itu perbedaan penelitian yaitu
peniliti sekarang menggunakan Employee Stock Option Plan (ESOP) sebagai
variabel moderasi sedangkan penelitian terdahulu tidak menggunakan varibel
moderasi.
Perbedaan penelitian terakhir yaitu terdapat pada sampel yang digunakan,
dimana peniliti sekarang menggunakan sampel perusahaan sektor perbankan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2009-2016, sedangkan peneliti
sebelumnya menggunakan sampel semua perusahaan yang terdaftar di LQ 45
periode 2005-2007.
7. Rousilita (2012)
Tujuan dari penelitian tersebut yaitu untuk mengetahui pengaruh
Intellectual Capital terhadap profitabilitas, produktivitas, dan penilaian pasar pada
perusahaan yang go public di Indonesia pada tahun 2005-2007. Populasi dan
sampel dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa
18
Efek Indonesia (BEI) tahun 2005-2007 dengan teknik pengambilan sampel yaitu
dengan purposive sampling.
Metode analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis statistik
deskriptif, uji asumsi klasik berupa normalitas, autokorelasi, multikolinieritas, dan
heteroskedastisitas, kemudian menggunakan uji regresi linear berganda. Hasil
penelitian tersebut yaitu intellectual capital berpengaruh signifikan terhadap
profitabilitas (positif) dan produktivitas (negatif), namun tidak berpengaruh
signifikan terhadap penilaian pasar.
Persamaan penelitian sekarang dengan penelitian terdahulu yaitu
menggunakan intellectual capital yang berpengaruh terhadap produktivitas.
Perbedaan penelitian yaitu Rousilita (2012) menggunakan penelitian untuk
variabel dependen berupa profitabilitas, penilaian pasar, dan produktivitas,
sedangkan peneliti sekarang hanya menggunakan produktivitas sebagai variabel
dependen dengan pendekatan pengukuran berupa Malmquist Productivity Index.
Selain itu perbedaan terdapat pada sampel yang digunakan oleh penelitian
terdahulu menggunakan seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) periode 2005-2007, sedangkan penelitian sekarang menggunakan
laporan keuangan perusahaan sektor perbankan di BEI periode 2009-2016.
19
TABEL 2.1 PERSAMAAN DAN PERBEDAAN PENELITIAN TERDAHULU
No. Judul/Peneliti/Tahun Hasil Penelitian Perbedaan Persamaan
1.
Intellectual capital and productivity of Malaysian general insurersPeneliti : Fu-Chiang Chen, Z-John Liu, dan Qian Long Kweh (2014)
Intellectual Capital berpengaruh positif dan signifikan terhadap produktivitas perusahaan.
a. Peneliti terdahulu menggunakan sempel perusahaan asuransi umum berlisensi pada Bank Sentrak Malaysia periode 2008-2011. Peneliti sekarang menggunakan sempel perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI untuk tahun 2009-2016.
b. Peneliti sekarang menggunakan variabel moderasi berupa Employee Stock Option Plan (ESOP).
Sama-sama meniliti mengenai pengaruh mengenai intellectual capital terhadap produktivitas perusahaan dengan pendekatan pengukuran DEA dan MPI.
2.
Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Profitabilitas, Produktivitas dan Pertumbuhan Perusahaan PerbankanPeneliti : Marfuah dan Maricha Ulfa (2014)
Intellectual capitalberpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas dan produktivitas, namun tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan perusahaan.
a. Penelitian sekarang yaitu tidak menggunakan variabel profitabilitas dan pertumbuhan perusahaan sebagai variabel dependen, tetapi hanya menggunakan variabel produktivitas.
b. Pengukuran produktivitas dalam penelitian terdahulu menggunakan Asset Turn Over (ATO), sedangkan peneliti sekarang menggunakan pendekatan
Sama-sama meniliti mengenai pengaruh mengenai intellectual capital terhadap produktivitas perusahaan. sampel yang digunakan sama yaitu perusahaan perbankan.
19
20
No. Judul/Peneliti/Tahun Hasil Penelitian Perbedaan PersamaanMalmquist Productivity Index (MPI).
c. Peneliti sekarang menggunakan employee stock option plan(ESOP) sebagai variabel moderasi.
d. Perbedaan pada periode laporan keuangan yang digunakan yaitu penelitian terdahulu menggunakan periode 2009-2011, sedangkan peneliti sekarang menggunakan periode 2009-2016.
3.
Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Produktivitas dengan Employee Stock Option Plan sebagai Variabel ModerasiPeneliti : Tridya Fitrisah Jafar, Abdul Hamid Habbe, dan Mediaty (2016)
a. Intellectual Capital berpengaruh signifikan terhadap produktivitas perusahaan.
b. Employee Stock Option Plan belum dapat sebagai moderasi atau memperkuat variabel Intellectual Capital terhadap produktivitas.
Sampel yang digunakan oleh penelitian terdahulu menggunakan laporan keuangan periode 2010-2014, sedangkan penelitian sekarang menggunakan periode 2009-2016.
Menggunakan Intellectual Capital sebagai variabel yang mempengaruhi produktivitas dengan pendekatan pengukuran Malmquist Productivity Index (MPI), dan Employee Stock Option Plan sebagai variabel moderasi. Selain itu persamaan yaitu untuk sampel yang digunakan laporan keuangan perusahaan sektor perbankan di Bursa Efek Indonesia (BEI).
20
21
No. Judul/Peneliti/Tahun Hasil Penelitian Perbedaan Persamaan
4.
Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan Dengan Ukuran, Jenis Industri, dan Leverage Sebagai Variabel Moderating. Peneliti : Noorlailie Soewarno (2011)
a. Intellectual Capitaltidak dapat berpengaruh terhadap produktivitas.
b. Ukuran perusahaan tidak dapat memoderasi hubungan antara Intellectual Capital(IC) terhadap kinerja keuangan (ROA, MB, dan ATO). Jenis industri dan Leveragehanya dapat memoderasi hubungan antara IC terhadap kinerja keuangan (ROA dan MB) saja.
a. Peneliti terdahulu menggunakan seluruh perusahaan yang terdaftar di BEI. Peneliti sekarang menggunakan sempel perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI untuk tahun 2009-2016.
b. Pengukuran produktivitas dalam penelitian terdahulu menggunakan Asset Turn Over (ATO), sedangkan peneliti sekarang menggunakan pendekatan Malmquist Productivity Index (MPI).
c. Variabel moderasi yang digunakan oleh penelitian terdahulu yaitu ukuran, jenis industri, dan leverage, sedangkan peneliti sekarang menggunakan variabel moderasi berupa Employee Stock Option Plan (ESOP).
Sama-sama meniliti mengenai pengaruh mengenai intellectual capital terhadap produktivitas perusahaan.
5.
Assessing Intellectual Capital efficiency and productivity: An application to theItalian yacht manufacturing sector.Peneliti : Roberta Costa
Intellectual Capital tidak dapat berpengaruh terhadap produktivitas.
a. Peneliti terdahulu menggunakan sempel perusahaan produsen kapal pesiar di Italia periode 2005-2008. Peneliti sekarang menggunakan sempel perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI untuk tahun 2009-2016.
meniliti mengenai Intellectual Cpaital dan pengukuran efesiensi produktivitas perusahaan dengan pendekatan DEA dan MPI yang merupakan alat analisis terbaik untuk mempelajari efesiensi dan
21
22
No. Judul/Peneliti/Tahun Hasil Penelitian Perbedaan Persamaan(2012) b. Menggunakan variabel moderasi
berupa Employee Stock Option Plan (ESOP).
produktivitas perusahaan
6. Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan (Studi Empiris Perusahaan Lq 45) Peneliti : Indah Fajrini S.W. Dan Riza Firmansyah (2012)
Hasil berpengaruh signifikan antara IC (VAIC) terhadap kinerja keuangan perusahaan LQ 45 (pengukuran produktivitas) di Indonesia untuk tahun 2005, 2006, dan 2007.
a. Peneliti terdahulu menggunakan sempel semua perusahaan yang terdaftar di LQ 45 periode 2005-2007. Peneliti sekarang menggunakan sempel perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI untuk tahun 2009-2016.
b. Peneliti sekarang hanya mengukur Produktivitas sebagai variabel dependen.Pengukuran produktivitas dalam penelitian terdahulu menggunakan Asset Turn Over (ATO), sedangkan peneliti sekarang menggunakan pendekatan Malmquist Productivity Index(MPI).
c. Peneliti sekarang menggunakan variabel moderasi berupa Employee Stock Option Plan (ESOP).
Sama-sama meniliti mengenai pengaruh mengenai intellectual capital terhadap produktivitas perusahaan.
22
23
No. Judul/Peneliti/Tahun Hasil Penelitian Perbedaan Persamaan7. Pengaruh Intellectual
Capital Terhadap Profitabilitas, Produktivitas, Dan Penilaian Pasar Pada Perusahaan Yang Go Public Di Indonesia Pada Tahun 2005-2007Peneliti : Rousilita Suhendah (2012)
Intellectual capitalberpengaruh signifikan terhadap profitabilitas (positif) dan produktivitas (negatif), namun tidak berpengaruh signifikan terhadap penilaian pasar.
a. Peneliti terdahulu menggunakan sempel seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2005-2007. Peneliti sekarang menggunakan sempel perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI untuk tahun 2009-2016.
b. Peneliti sekarang hanya mengukur Produktivitas sebagai variabel dependen.
c. Pengukuran produktivitas dalam penelitian terdahulu menggunakan Asset Turn Over (ATO), sedangkan peneliti sekarang menggunakan pendekatan Malmquist Productivity Index (MPI).
d. Peneliti sekarang menggunakan variabel moderasi berupa Employee Stock Option Plan (ESOP).
Sama-sama meniliti mengenai pengaruh mengenai intellectual capital terhadap produktivitas perusahaan.
23
24
TABEL 2.2 TABEL MATRIKS INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP PRODUKTIVITAS
No Nama Peneliti Hasil Penelitian1. Fu-Chiang Chen, Z-John Liu, dan Qian Long Kweh (2014) S(+)2. Marfuah dan Maricha Ulfa (2014) S(+)3. Tridya Fitrisah Jafar, Abdul Hamid Habbe, dan Mediaty (2016) S4. Noorlailie Soewarno (2011) TS5. Roberta Costa (2012) TS6. Indah Fajrini S.W. Dan Riza Firmansyah (2012) S7. Rousilita Suhendah (2012) S(-)
24
25
2.2 Landasan Teori
Berikut merupakan penjelasan mengenai teori – teori yang akan digunakan
peneliti sebagai bahan penelitian :
2.2.1 Resource Based Theory
Resource-Based Theory menjelaskan bahwa perusahaan dapat
mencapai dan mempertahankan keunggulan kompetitif melalui implementasi
pengolahan sumber daya yang dimiliki untuk penciptaan nilai. Sumber daya
yang dimiliki suatu organisasi atau perusahaan hakekatnya bersifat heterogen
dan memiliki karakteristik yang berbeda di setiap perusahaan (Marfuah &
Maricha, 2014).
Barney (1991) menjelaskan mengenai Resource-Based Theory yang
berasumsi bahwa perusahaan dapat berhasil bila perusahaan dapat mencapai
dan mempertahankan keunggulan kompetitif melalui implementasi yang
bersifat strategik dalam proses penciptaan nilai yang tidak mudah ditiru oleh
perusahaan lain dan tidak ada penggantinya. Resources yang berharga dan
langka dapat diarahkan untuk menciptakan atau menghasilkan keunggulan
kompetitif, sehingga resources yang dimiliki mampu bertahan lama dan tidak
mudah ditiru, ditransfer, maupun digantikan (Tridya, dkk. 2016). Hubungan
Resource-Based Theory dengan peneiliti yaitu dimana dalam meningkatkan
produktivitas maka perusahaan dapat memanfaatkan sumber daya yang ada di
dalam perusahaan, yaitu berupa Intellectual Capital yang terdiri dari
structural capital, human capital, dan physical capital atau capital employed.
26
2.2.2 Agency Theory
Teori keagenan dicetuskan oleh Jensen dan Meckling (1976). Teori
keagenan menggambarkan hubungan antara prinsipal atau pemegang saham
(shareholders) dan agen atau sebagai manajemen. Agency Theory merupakan
suatu kontrak antara prinsipal dengan agen dalam melakukan suatu aktivitas
perusahaan dimana prinsipal memberi wewenang kepada agen untuk membuat
keputusan yang terbaik bagi prinsipal. Teori keagenan memiliki beberapa
masalah yang dapat timbul dikarenakan adanya perbedaan tujuan antara
prinsipal dengan agen (Jensen dan Meckling, 1976). Masalah tersebut adalah:
a. Masalah keagenan yang timbul ketika (i) terdapat konflik antara keinginan
atau tujuan dari prinsipal dan agen dan (ii) Sangat sulit atau mahal
bagi prinsipal untuk memverifikasi apa yang benar-benar dilakukan
agen. Masalahnya di sini adalah bahwa prinsipal tidak dapat
memverifikasi bahwa agen telah berperilaku sesuai dengan yang
diinginkan.
b. Masalah pembagian risiko yang timbul ketika prinsipal dan agen memiliki
sikap yang berbeda terhadap risiko. Masalahnya di sini adalah bahwa
prinsip dan agen dapat memilih tindakan yang berbeda karena preferensi
risiko yang berbeda (Tridya dkk, 2016).
Berdasarkan konflik yang dimiliki prinsipal dengan agen tersebut
maka menurut agency theory yaitu dapat dilakukan dengan menyamakan
kepentingan antara prinsipal dengan agen. Selain itu dapat dilakukan dengan
mengurangi adanya agency cost yaitu sejumlah biaya yang akan dikeluarkan
27
prinsipal untuk melakukan pengawasan terhadap agen, maka hubungan agency
theory dengan peneiliti yaitu dimana salah satu bentuk dalam mengurangi
agency cost adalah dengan adanya kepemilikan saham oleh manajerial atau
dengan adanya melakukan program Employee Stock Option Plan (ESOP).
Dengan adanya program ESOP tersebut maka manajer atau karyawan dapat
merasakan langsung atas manfaat yang akan diambil dalam mengambil suatu
keputusan dan dapat meningkatkan motivasi karyawan yang secara tidak
langsung dapat meningkatkan produktivitas perusahaan.
2.2.3 Intellectual Capital
Ding dan Guanzhong (2010) menjelaskan bahwa istilah "modal
intelektual" pertama kali diperkenalkan oleh John Kenneth Galbraith
pada tahun 1969 yang digambarkan sebagai kontribusi intelektual yang
dimiliki oleh individu. Memanfaatkan modal intelektual sangatlah penting
di dalam perusahaan, maka perusahaan hendaknya dapat memahami makna
atau arti dari modal intelektual bagi perusahaan. Modal intelektual
merupakan kombinasi dari aset tidak berwujud atau sumber daya, seperti
pengetahuan, kemampuan teknik, keterampilan profesional dan keahlian,
hubungan pelanggan, informasi, database, struktur organisasi, inovasi, nilai-
nilai sosial, keimanan dan kejujuran. Hal-hal tersebut dapat digunakan untuk
menciptakan nilai organisasi dan memberikan keunggulan kompetitif bagi
suatu organisasi (Khalique et al. 2015 dalam Tridya dkk, 2016). Oleh karena
itu, Intellectual Capital dapat diartikan sebagai aset tidak berwujud yang
28
dimiliki perusahaan dan digunakan sebagai peningkatan kesejahteraan dan
bermanfaat untuk karyawan, maupun perusahaan.
Pengukuran Intellectual Capital telah banyak dilakukan oleh
beberapa peneiliti yaitu menggunakan Value Added Intellectual Coefficient
(VAICTM) yang dikembangkan oleh Pulic (1998). Metode VAICTM dirancang
untuk menyediakan informasi mengenai efesiensi nilai (value creation) dan
aset berwujud (capital employed) dan aset tidak berwujud (structural capital
dan human capital) suatu perusahaan (Siti, 2017). Metode pendekatan ini
dapat dikatakan sebagai pendekatan yang paling mudah dikarenakan data
yang digunakan untuk menghitung VAICTM terdapat pada akun-akun laporan
keuangan yaitu neraca dan laba rugi (Ulfah & Muhammad, 2017).
Value Added Intellectual Coefficient (VAICTM) dianggap sebagai
metode pengukuran intellectual capital yang memiliki kesederhanaan,
subjektivitas, keandalan dan komparabilitas yang membuat model ini sangat
ideal (Maditinos et al, 2011 dalam Tridya dkk, 2016). Komponen utama dari
VAICTM yaitu terdiri dari capital employed yang merupakan indikator untuk
value added yang diciptakan oleh satu unit dari physical capital, kemudian
adanya human capital yang menunjukkan berapa banyak value added yang
dihasilkan dengan dana yang dikeluarkan untuk tenaga kerja, kemudian yang
terakhir yaitu structural capital yang menunjukkan kontribusi structural
capital dalam value added (Abdul & Hasan, 2016).
Pada umumnya Intellectual Capital dapat dibagi menjadi tiga
komponen utama yaitu modal struktural, modal manusia, dan modal fisik.
29
a. Structural Capital Value Added (SCVA)
Structural Capital merupakan modal yang dimiliki perusahaan
seperti rutinitas, prosedur, sistem, budaya, dan database yang pasti dan
selalu ada dalam perusahaan untuk meningkatkan kinerja perusahaan.
Menurut Yuskar & Dhia (2014) Structural Capital merupakan
kemampuan perusahaan dalam memenuhi proses rutinitas dan struktur
perusahaan yang mendukung usaha karyawan untuk menghasilkan kinerja
intelektual yang optimal serta kerja bisnis secara keseluruhan, seperti pada
sistem operasional perusahaan, proses manufacturing, budaya organisasi,
filosofi manajemen dan semua bentuk intellectual property yang dimiliki
perusahaan.
b. Value Added Human Capital (VAHC)
Human Capital merupakan lifeblood dalam modal intelektual,
dimana merupakan sumber innovation and improvement, yang sulit untuk
diukur (Yuskar & Dhia, 2014). Menurut Siti (2017) Human Capital
merupakan modal terkait pengembangan sumber daya manusia perusahaan
seperti dalam kompetisi, komitmen, motivasi, dan loyalitas karyawan.
Dengan hal tersebut maka didalam modal intelektual, human capital
dianggap sebagai aset perusahaam yang sangat penting dan bernilai
dikarena kemampuan dan pengatuhan yang dimiliki oleh manusia dalam
meningkatkan mutu atau kualitas kinerja perusahaan.
30
c. Physical Capital atau Value Added Cappital Employed (VACA)
Physical Capital merupakan modal yang dimiliki perusahaan
berupa hubungan yang harmonis dengan mitranya, baik dari pemasok
pelanggan, pemerintah, dan masyarakat sekitar. Modal fisik dalam model
Pulic juga disebut dengan capital employed (Siti, 2017). Sehingga Capital
employed yang menjadi variabel penyusun intellectual capital,
merupakan sumber daya perusahaan yang sangat dibutuhkan dalam
mendorong aktivitas operasi atau produktivitas perusahaan.
2.2.4 Produktivitas
Produktivitas merupakan suatu ukuran kegiatan yang dilakukan
perusahaan dengan membandingkan antara output dan input yang dimiliki
perusahaan. Produktivitas juga dapat disebut dengan kegiatan perusahaan yang
memanfaatkan sumber daya yang dimiliki untuk menghasilkan pendapatan
atau kualitas mutu kinerja perusahaan yang baik. Produktivas merupakan
kegiatan atau aktivitas operasi, maka perusahaan membutuhkan investasi, baik
untuk aset yang bersifat jangka pendek (inventory and account receivable)
maupun jangka panjang (property, plan, and equipment) (Rousilita, 2012).
Secara teknis produktivitas merupakan perbandingan antara hasil yang dicapai
dan kesuluruhan sumber daya yang telah digunakan, yaitu dengan
membandingkan jumlah yang dihasilkan dengan setiap sumber yang
digunakan, atau produktivitas dapat disebut dengan ukuran yang menunjukkan
pertimbangan antara input dan output yang dikeluarkan (Danang, 2012:41).
31
Pengukuran produktivitas pada beberapa peniliti biasanya
menggunakan rasio aktivitas yang dapat diukur dengan total asset turnover
(ATO) yaitu membagi total pendapatan atau penjualan dengan total aset atau
aktiva perusahaan. Pada penilitian ini menggunakan indeks Malmquist
Productivity Index (MPI), yang pertama kali dikembangkan pada tahun 1953
yang kemudian dikembangkan oleh Caves et al. (1982) dan Nishimizu dan
Page (1982) dalam Tridya dkk (2016) dimana indeks Malmquist diterapkan
dalam mengukur perubahan produktivitas. Indeks produktivitas Malmquits
juga dapat disebut atau diartikan sebagai ukuran pertumbuhuan total factor
productivity (TFP). Total Factor Productivity (TFP) yaitu dimana dalam
pengukuran produktivitas, melibatkan semua faktor produksi yang merupakan
bagian dari Data Envelopment Analysis (DEA). DEA merupakan sebuah
metode non-parametik yang menggunakan model program linear dalam
menghitung perbandingan rasio input dan output untuk semua unit yang
dibandingkan. DEA sendiri bertujuan untuk mengukur tingkat efisiensi dari
decision-making unit (DMU) atau disebut sebagai unit pengambil keputusan
dalam mengelola sumber daya (input) sehingga bisa menjadi sebuah hasil
(output).
Peneliti memilih menggunakan pengukuran DEA dengan pendekatan
Malmquist Productivity Index (MPI) karena menurut Costa (2012) DEA dan
MPI telah lama digunakan dan merupakan analitis yang sangat baik yaitu
dimana alat untuk mempelajari efisiensi produktivitas organisasi laba dan
nirlaba, tetapi sedikit mengenai penerapannya pada perusahaan berbasis
32
pengetahuan untuk mengevaluasi efisiensi manajemen intellectual capital.
Selain itu pada hasil penelitian Chen et.al (2014) juga menyebutkan bahwa
melalui pengukuran MPI menunjukkan hasil bahwa produktivitas dapat
ditingkatkan melalui Intellectual Capital perusahaan. Menurut Kumar et al
(2010) dalam Tridya dkk (2016) mengungkapkan bahwa indeks TFP
menggunakan semua faktor produksi untuk mengukur perubahan
produktivitas yaitu diantaranya seperti dari teknologi, organisasi, managerial
skill, dll. Berbeda dengan total asset turnover (TOA) yang sebenarnya hanya
tepat untuk mengukur efisiensi bukan produktivitas. Konsep produktivitas dan
efisiensi seringkali digunakan secara bergantian, padahal efisiensi dan
produktivitas memiliki perbedaan, dimana produktivitas mengacu pada rasio
output terhadap input, sementara efisiensi hanya salah satu komponen dari tiga
alasan perubahan produktivitas perusahaan.
2.2.5 Employee Stock Option Plan (ESOP)
Employee Stock Option Plan (ESOP) merupakan suatu program dalam
memajukan kesuksesan bisnis perusahaan yaitu dengan memberikan
kepemilikan saham bagi karyawan dari bisnis tersebut, dimana perusahaan
yang menerapkan ESOP maka akan lebih produktif, lebih menguntungkan
dan memiliki survical rate yang lebih tinggi (Bergstein dan Williams, 2013).
Opsi saham diberikan kepada karyawan kunci atau karyawan yang memiliki
kinerja baik untuk membeli saham biasa pada harga tertentu dan periode
waktu yang diperpanjang (Kieso, 2014:762). Otoritas Jasa Keuangan Republik
Indonesia (2013) telah menjelaskan mengenai program kepemilikan saham
33
oleh karyawan bahwa Employee Stock Option Plan (ESOP) adalah suatu
program perusahaan yang memungkinkan para karyawan untuk turut serta
memiliki saham dari perusahaan, dimana dengan tujuan dari program tersebut
selain sebagai sarana bagi perusahaan dalam memberikan penghargaan kepada
karyawan, tetapi diharapkan juga dapat menciptakan keselarasan kepentingan
antara pemegang saham perusahaan dengan manajemen dan karyawan
perusahaan.
Menurut Tridya dkk (2016) ESOP adalah program opsi saham
karyawan berbasis ekuitas yang diberikan oleh perusahaan, dimana digunakan
sebagai alternatif yang diharapkan dapat meredam konflik keagenan. Program
ESOP dalam hal keuangan dapat menekan adanya agency cost, dimana biaya
tersebut muncul akibat prinsipal memberikan wewenang dan otoritasnya
kepada agen. Program ESOP juga dapat memberikan dampak positif bagi
karyawan seperti motivasi dan komitmen agen serta mengurangi arus keluar
dan masuknya karyawan dalam perusahaan atau meningkatkan loyalitas
karyawan terhadap perusahaan.
Program kompensasi berupa opsi saham yang diberikan karyawan
merupakan hal yang efektif dalam melakukan hal sebagai berikut (Kieso,
2014:763) :
1. Dasar kompensasi yang diberikan kepada karyawan dalam meningkatkan
kinerja perusahaan.
2. Memotivasi karyawan untuk peningkatan kinerja yang tinggi.
34
3. Membantu atasan dalam mempertahankan tingkat kinerja yang baik dan
memungkinkan untuk perekrutan bakat baru.
4. Maksimalkan manfaat setelah pajak karyawan dan meminimalkan biaya
setelah pajak.
5. Menggunakan kriteria kinerja yang dikontrol oleh karyawan.
Secara umum tujuan diterapkannya ESOP menurut Bapepam (2002)
adalah sebagai berikut :
(a) Memberikan penghargaan (reward) kepada seluruh pegawai, direksi dan pihak-pihak tertentu atas kontribusinya terhadap meningkatnya kinerja perusahaan;
(b) Menciptakan keselarasan kepentingan serta misi dari pegawai dan pejabat eksekutif dengan kepentingan dan misi pemegang saham, sehingga tidak ada benturan kepentingan antara pemegang saham dan pihak-pihak yang menjalankan kegiatan usaha perusahaan;
(c) Meningkatkan motivasi dan komitmen karyawan terhadap perusahaan karena mereka juga merupakan pemilik perusahaan, sehingga diharapkan akan meningkatkan produktivitas dan kinerja perusahaan;
(d) Menarik, mempertahankan dan memotivasi (attract, retain, and motivate) pegawai kunci perusahaan dalam rangka peningkatan shareholders’ value;
(e) Sebagai sarana program sumber daya manusia untuk mendukung keberhasilan strategi bisnis perusahaan jangka panjang, karena ESOP pada dasarnya merupakan bentuk kompensasi yang didasarkan atas prinsip insentif, yaitu ditujukan untuk memberikan pegawai suatu penghargaan yang besarnya dikaitkan dengan ukuran kinerja perusahaan atau shareholders’ value.
Terdapat beberapa pendekatan yang dapat dilakukan dalam program
ESOP , yaitu :
1. Pemberian Saham (Stock Grants) yaitu pemberian saham yang
bersifat hibah dari perusahaan kepada karyawan sebagai bentuk
35
penghargaan. Pendekatan pemberian saham ini merupakan
pendekatan yang paling sederhana dalam ESOP.
2. Program Pembelian Saham oleh Karyawan (Direct Employee Stock
Purchase Plans) yaitu memungkinkan karyawan untuk membeli
saham perusahaan dengan keuntungan-keuntungan tertentu, misalnya
dengan harga yang lebih murah. Selain itu karyawan dapat membayar
sahamya melalui pemotongan gaji. Karyawan diperbolehkan untuk
menolak program pembelian saham jika dirasa tidak menguntungkan
atau berisifat sukarela.
3. Program Opsi Saham (Stock Option Plans) yaitu perusahaan akan
memberikan pilihan kepada karyawan untuk membeli saham
perusahaan dengan harga tertentu dan pada periode tertentu. Program
ini merupakan hak karyawan bukan suatu kewajiban bagi karyawan.
Konsep dari opsi saham adalah jika harga saham perusahaan
meningkat dalam tahun-tahun setelah pemberian, karyawan
mendapatkan keuntungan dengan membeli saham pada harga lebih
rendah yaitu harga yang berlaku pada waktu pemberian dan kemudian
menjualnya dengan harga yang lebih tinggi, setelah harga meningkat.
4. Employee Stock Ownership Plans (ESOPS) yaitu slah satu program
dari bentuk program pensiun, dimana perusahaan akan meminta
manajer investasi atau pengelola dana profesional untuk berinvestasi
pada saham perusahaan, kemudian keuntungannya akan diberikan
kepada karyawan.
36
5. Phantom Stock and Stock Appreciation Rights (SARs) yaitu dalam
program ini memungkinkan karyawan untuk mendapat keuntungan
ekonomis atas kepemilikan saham tanpa diikuti transfer (pemindahan)
saham sesungguhnya. Program SARs bersifat hibah dari perusahaan
kepada karyawan untuk menerima kas sebesar kenaikan harga tertentu
dari saham perusahaan yang akan datang.
2.2.6 Pengaruh Intellectual Capital terhadap Produktivitas
Intellectual Capital merupakan modal yang dimiliki perusahaan
dengan memanfaatkan sumber daya yang dimiliki perusaahaan dengan tujuan
untuk meningkatkan suatu kualitas kinerja perusahaan. Peningkatan kualitas
kinerja perusahaan yang dilakukan dengan memanfaatkan sumber daya
tersebut, maka sesuai dengan resource based theory dimana dalam mencapai
keunggulan kompetitif perusahaan dapat semaksimal mungkin memperhatikan
dan mengimplementasikan pengetahuan, ketrampilan, inovasi, dan lain
sebagainya dari sumber daya manusia yang dimiliki. Semakin tinggi nilai
intellectual yang dimiliki perusahaan maka semakin besar peluang perusahaan
tersebut dalam mencapai keunggulan kompetitif atau produktivitas yang
dimiliki perusahaan. Sumber daya didalam intellectual capital yaitu terdapat
structural capital, human capital, and capital employed yang dapat
berpengaruh terhadap produktivitas perusahaan.
Hal tersebut didukung dengan penelitian terdahulu yaitu Indah & Riza
(2012), Rousilita (2012), Chen et,al (2014), Marfuah & Maricha (2014), dan
Tridya, dkk (2016) yang mendapatkan hasil bahwa Intellectual Capital
37
berpengaruh signifikan terhadap produktivitas. Berdasarkan uraian diatas
maka peneliti akan menguji kembali dengan membangun hipotesis sebagai
berikut :
H1 : Intellectual Capital berpengaruh terhadap produktivitas perbankan.
2.2.7 Pengaruh Intellectual Capital terhadap Produktivitas dengan
ESOP sebagai Moderasi
Teori yang mendasari pengaruh intellectual capital terhadap
produktivitas dengan employee stock option plan sebagai moderasi yaitu
agency theory. Agency Theory timbul dikarekanan adanya hubungan antara
prinsipal dan agen dimana terdapat beberapa konflik yang disebabkan oleh
perbedaan tujuan atau keinginan. Untuk mengatasi konflik tersebut maka
perusahaan dapat melakukan adanya program ESOP, sehingga kinerja
perusahaan dengan memanfaatkan sumber daya yang dimiliki (agen) tidak
terganggu dan tidak berdampak terhadap produktivitas perusahaan. Selain itu
program ESOP diharapkan dapat sebagai alternatif dalam mengurangi agency
cost yaitu dengan meningkatkan saham perusahaan oleh manajemen.
Program Employee Stock Option Plan (ESOP) merupakan cara
perusahaan dalam meningkatkan rasa kepemilikan karyawan terhadap
perusahaan dengan memberikan kompensasi atau opsi saham perusahaan atas
kinerja karyawan yang telah diberikan secara maksimal. Mempertahankan
sumber daya perusahaan yang baik maka dengan adanya melakukan program
Employee Stock Option Plan (ESOP) maka dapat meningkatkan motivasi
karyawan dalam meningkatkan produktivitas perusahaan.
38
Pada peneliti sebelumnya yaitu Tridya dkk (2016) dimana meneniliti
pengaruh intellectual capital terhadap produktivitas dengan ESOP sebagai
moderasi mendapatkan hasil bahwa ESOP masih belum dapat memperkuat
hubungan intellectual capital terhadap produktivitas dimana dengan
memberikan kompensasi untuk meningkatkan produktivitas dan teori agensi
juga tidak terbukti. Peneliti akan menguji kembali apakah benar ESOP dapat
berperan sebagai moderasi antara intellectual capital terhadap produktivitas.
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dibangung hipostesis sebagai berikut :
H2 : Intellectual Capital berpengaruh terhadap produktivitas perbankan
dengan Employee Stock Option Plan (ESOP) sebagai moderasi.
39
2.3 Kerangka Pemikiran
Berdasarkan hasil dari penjelasan hubungan antar variabel yang telah
dikemukakan, maka dapat dibuat sebuah kerangka pemikiran mengenai pengaruh
Intellectual Capital terhadap Produktivitas dengan ESOP sebagai variabel
moderasi.
GAMBAR 2.1 KERANGKA PEMIKIRAN
2.4 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka pemikiran diatas maka didapat hipotesis yang didapat
oleh peneliti yaitu :
H1 : Intellectual Capital berpengaruh terhadap produktivitas perbankan.
H2 : Intellectual Capital berpengaruh terhadap produktivitas perbankan
dengan Employee Stock Option Plan (ESOP) sebagai moderasi.
VARIABEL INDEPENDEN
VARIABEL MODERASI
VARIABEL DEPENDEN
Intellectual Capital(X)
Produktivitas(Y)
Employee Stock Option Plan (ESOP) (Z)